Upload
karafay
View
8
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Tugas Akhir Matakuliah Ekopol Global
Citation preview
5/27/2018 Krisis dalam kacamata realis
1/3
Kr isisi dalam kacamata Realism
Krisis perekonomian adalah sebuah masalah yang menjadi momok bagi tiap
negara yang mengalaminya. Banyak hal yang menjadikan faktor terjadinya krisisekonomi. Mulai dari sektor internal hingga sektor eksternal. Dalam kajian ilmu
hubungan internasional, permasalahan ini menjadi sebuah konsen utama karena ranah
ekonomi politik internasional menjadi sebuah sub kajian yang dibahas. Ekonomi politik
internasional membahas mengenai bagaimana permasalahan ekonomi yang terintegrasi
ke sektor politik atau pun sebaliknya saling mempengaruhi dalam sebuah proses
kerjasama antar negara baik dalam ruang lingkup bilateral maupun multilateral.
Kajian mengenai krisis perekonomian dalam ekonomi politik internasional akan
coba dijelaskan oleh penulis dengan menggunakan kaca mata realism. Penulis melihat
bahwa pendekatan realism mampu untuk menjabarkan mengapa terjadinya krisis di
dunia hari ini. Realism beranggapan bahwa sistem internasional dalam hal ekonomi hari
ini sangat melepaskan unsur dominasi negara di dalamnya. Bisa dilihat bahwa sistem
ekonomi internasional hari ini sangat melepaskan semua hal yang berkaitan dengan
perdagangan dan perekonomian pada pasar secara menyeluruh. Dominasi negara sanagt
minim dan mampu dikatakan tidak ada lagi.
Realism melihat bahwa kondisi inilah yang menjadi sebab utama dimana krisis
perekonomian dunia terjadi. Dalam kaca mata realism, menjalankan sistem ekonomi
haruslah melibatkan pemerintah dalam hal ini negara dalam regulasi pelaksanaannya.
Sebelum krisis terjadi, dominasi negara sanagt dicoba untuk diminimalisir hingga benar
benar menghilangkan komoponen negara sebagai unsur terpenting. Semua hal yang
menyangkut permasalahan ekonomi diserahkan pada pasar serta pasar yang mengatur
semua apa yang terjadi didalamnya.
Kebebasan ini yang berakibat pada sistem yang melampaui batas. Sistem yang
ada coba untuk digantikan dengan sistem yang dibuat oleh para pemain dan penggerak
pasar. Sistem yang dibuat berujung pada ketimpangan dan krisis. Orang orang realism
berasumsi bahwa sebenarnya peran negara haruslah dimasukkan dalam proses regulasi
pasar karena realism beranggapan bahwa negara adalah komponen tertinggi dalam
5/27/2018 Krisis dalam kacamata realis
2/3
sebuat tatanan internasional serta keputusan untuk kerjasama internasional dipegang
oleh negara bukan oleh pemilik pemilik modal.
Akan tetapi penulis mencoba untuk mengkritisi mengenai padangan realismyang begitu state centric dimana negara sangat dijadikan acuan dalam pengambilan
keputusan dan pengatur regulasi pasar yang ada. Penulis mencoba untuk menganalisis
apabila negara sangat mendominasi sistem yang ada, dalam hal ini sistem
perekonomian, maka negara akan menjadi otoriter dan semakin egois untuk memikirkan
apa yang menjadi kebutuhan tanpa berfikir mengenai keseimbangan dalam kerjasama
ataupun hubungan dengan negara lain.
Peran pemerintah dalam regulasi pasar bukanlah untuk mendominasi pasar yang
ada. Penulis beasumsi bahwa peran pemerintah dalam pasar adalah sebagai pengawas
jalannya pasar itu sendiri. Dengan mengontrol jalannya pasar maka dominasi
pemerintah atau dalam hal ini negara masih mampu terlihat dan hegemoni pasar itu
sendiri tidak terlalu mencolok karena memiliki counter hegemoni pendamping yang
menjadi saling penyeimbang dalam perjalanan regulasinya.
Pasar yang dibebaskan akan membentuk sebuah regulasi sendiri yang biasanya
di dasarkan pada egoitas pemilik pasar (pemilik modal) sedangkan pasar yang
sepenuhnya diserahkan pada negara atau pemerintah akan membuat sebuah sistem yang
kaku karena terkekang pada sebuah aturan yang tidak mampu meleluasakan pasar. Akan
tetapi dengan sistem yang bebas terkontrol pasar akan menjadi jauh lebih lues dengan
control yang nyata yang diberikan oleh pemerintah.
Pengawasan pemerintah dapat berupa pengawasan terhadap jalannya pasar
hingga pengawasan terhadap pelanggaran pelanggara yang ada di pasar. Hinggapelanggaran pelanggaran yang terjadi dipasar mampu untuk di minimalisir hingga
menyebakan krisis semakin sulit untuk terealisasi. Dalam konsep krisis, kecuarangan
dalam pasar menjadi sebuah penyebab yang mendasar dalam terjadinya krisis ekonomi.
Penulis juga mencoba mengajak kita semua untuk melihat bahwa sebenarnya
krisis ekonomi, bukanlah menjadi permasalahan bagi satu negara yang mengalaminya
melainkan menjadi sebuah tanggung jawab bagi semua masyarakat internasional karena
krisis ekonomi memiliki efek domino yang mempengaruhi stabilitas negara lain. Bisa
5/27/2018 Krisis dalam kacamata realis
3/3
dilihat secara jelas bahwa krisis amerika empat tahun terakhir berimbas pada
perekonomian negara yang memiliki hubungan erat dalam aspek perdanganan dengan
amerika. Contohnya saja singapura, walaupun dengan jarak yang bisa dikatakan cukup
juah dari tetapi kekariban akan hubungan kerjasama kedua negara sangat tinggi yang
berimbas pada ikut terserangnya krisis ekonomi di negara tersebut.
Hal ini mampu di artikan bahwa krisis ekonomi membentuk sebuah efek
domino. Satu aspek yang terkena krisis maka aspek lain akan ikut tertular dan begitu
juga hubungan dengan negara lain. Satu negara yang menjadi penyebaba krisis maka
negara yang memiliki kedekatan dan hubungan juga akan mendapatkan efek yang sama
dari krisis yang terjadi.
Krisis juga dilihat oleh orang orang realism sebagai sebuah ketidak mampuan
negara untuk memenuhi kepentingan nasionalnya sendiri. Menurut anggapan realism,
kepentingan nasional suatu negara haruslah mampu diraih oleh negara itu sendiri bukan
oleh pihak swasta. Maka dari itu realism beranggapan bahwa tiap negara haruslah
mampu untuk memenuhi segara kepentingan nasionalnya agar krisis tidak terjadi. Krisis
terjadi sebenarnya karena rasa yang terlalu percaya pada pihak asing dan swasta serta
menyerahkan kekuasaan penuh terhadap dua komponen tersebut.
Meminimalisir krisis bisa dilakukan asalkan kerjasama antar dua negara atau
lebih memang benar benar mampu untuk menguntungkan negara tersebut. Artiny dalam
kerjasama, bukanlah hanya menguntungkan satu pihak saja. Dan kontrak kerjasama
memang haruslah dilegitimasi oleh negara dengan aturan yang jelas. Dalam hal nini
negara adalah aktor yang terpenting dalam menentukan sebuah kerangka kerjasama
internasional baik dalam ruang lingkup bilateral maupun multilateral.