Upload
italiandude604
View
63
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ppt
Citation preview
Laporan Praktikum
Nama / NPM : Angela Susanti / 1206247303
Grup & Anggota Grup : B6
1. Adi Putra
2. Amrina Roosyada
3. Alif Nuzulul Hidayat
4. Ahmad Shoheh Dwi Ristono
5. Ahmad Salaam Mirfananda
6. Ahmad Fauzi Arief
7. Angela Pinkan Pustika Rini
Nomor & Nama Percobaan : KR01 - Disipasi Kalor Hot Wire
Minggu Percobaan : Minggu I
Tanggal Percobaan : Kamis, 28 Februari 2013
Koordinator Asisten : Haryo Sokoidanto Haryo
Laboratorium Fisika Dasar
UPP – IPD
Universitas Indonesia
Disipasi Kalor Hot Wire
I. Tujuan Percobaan
Menggunakan hot wire sebagai sensor kecepatan aliran udara
II. Alat Percobaan
1. Kawat pijar (hotwire)
2. Fan
3. Voltmeter dan Amperemeter
4. Adjustable Power Supply
5. Camcorder
6. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis
III. Teori Dasar
Sebuah interaksi antara dua benda berbeda dapat mengakibatkan perubahan suhu.
Pada dasarnya, selama proses interaksi tersebut, terjadi proses transfer energi antara satu
benda ke benda lain. Proses transfer energi yang terjadi akibat adanya perbedaan
temperatur antara dua atau lebih zat disebut heat flow atau perpindahan kalor. Energi
yang mengalami proses perpindahan tersebut yang disebut sebagai kalor.
Pada abad ke-18, seorang pria bernama Sir James Joule menemukan bahwa jika kita
mengaduk air dengan kuat secara terus menerus, suhu air dapat mengalami peningkatan.
Dengan mengaduk air dengan menggunakan pengaduk, kita dapat menambahkan energi
pada air, karena pengaduk melakukan usaha pada air. Sir Joule juga menemukan bahwa
besarnya peningkatan temperatur sebanding dengan besarnya usaha yang dilakukan.
Dalam kehidupan sehari – hari, kalor dapat mengalami proses disipasi. Disipasi kalor
berarti energi yang hilang dari suatu sistem, masuk ke dalam lingkungan karena adanya
gesekan, viskositas, hambatan listrik, dan lain – lain.
Prinsip disipasi kalor sering dimanfaatkan dalam hotwire anemometer. Hotwire
anemometer merupakan salah satu alat pengukuran yang masih sering digunakan hingga
saat ini. Prinsip kerja hotwire anemometer adalah perpindahan panas dari kawat yang
dipanaskan menuju cairan yang bersuhu lebih rendah. Dengan demikian, hubungan
antara kecepatan aliran dan output listrik dapat dihubungkan.
Single normal probe adalah suatu tipe hotwire yang paling banyak digunakan
sebagai sensor untuk memberikan informasi kecepatan aliran dalam arah axial saja.
Probe seperti ini terdiri dari sebuah kawat logam pendek yang halus yang disatukan pada
dua kawat baja. Masing – masing ujung probe dihubungkan dengan sebuah sumber
tegangan. Energi listrik yang mengalir pada probe tersebut akan didisipasi oleh kawat
menjadi energi kalor. Besarnya energi listrik yang terdisipasi sebanding dengan
tegangan, arus listrik yang mengalir di probe tersebut dan lamanya waktu arus listrik
mengalir.
P = v i Δ t .........( 1 )
Bila probe dihembuskan udara maka akan merubah nilai resistansi kawat sehingga
mengubah besarnya arus listrik yang mengalir. Semakin cepat udara yang mengalir,
maka perubahan nilai resistansi juga semakin besar dan arus listrik yang mengalir juga
berubah.
Jumlah perpindahan panas yang diterima probe dinyatakan oleh overheat ratio yang
dirumuskan sebagai :
Overheat ratio =
....... (2)
Rw = resistansi kawat pada temperatur pengoperasian (dihembuskan udara).
Ra = resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan).
Hot wire probe harus dikalibrasi untuk menentukan persamaan yang menyatakan
hubungan antara tegangan kawat (wire voltage, E) dengan kecepatan referensi (reference
velocity, U) setelah persamaan diperoleh, kemudian informasi kecepatan dalam setiap
percobaan dapat dievaluasi menggunakan persamaan tersebut.
Persamaan yang didapat berbentuk persamaan linier atau persamaan polinomial.
Pada percobaan yang akan dilakukan yaitu mengukur tegangan kawat pada
temperatur ambient dan mengukur tegangan kawat bila dialiri arus udara dengan
kecepatan yang dihasilkan oleh fan. Kecepatan aliran udara oleh fan akan divariasikan
melalui daya yang diberikan ke fan, yaitu 70, 110, 150, dan 190 dari daya maksimal
230m/s.
IV. Cara Kerja
Eksperimen dilakukan setelah mengakses rLab
1. Mengaktifkan webcam dan mengklik icon video pada halaman web rLab
2. Memberikan aliran udara dengan kecepatan 0m/s dengan meng-klik pilihan drop
down pada icon “atur kecepatan aliran”
3. Menghidupkan motor penggerak kipas dengan meng-klik radio button pada icon
“menghidupkan power supply kipas”
4. Mengukur tegangan dan arus listrik di kawat hot wire dengan cara mengklik icon
“ukur”
5. Mengulangi langkah kedua hingga keempat untuk kecepatan yang berbeda, yaitu 70,
110, 150, 190, dan 230 m/s.
V. Data Pengamatan
Data dan hasil percobaan :
Dalam percobaan ini mengambil data dari hasil percobaan ketiga.
Tabel 1 – Hasil Percobaan 1 dengan Kecepatan Aliran Udara 0 m/s
Waktu
(sekon)
Kecepatan Angin
(m/s) V-HW I-HW
1 0 2,112 54,2
2 0 2,112 55,1
3 0 2,113 54,9
4 0 2,113 54,0
5 0 2,113 53,9
6 0 2,112 54,0
7 0 2,112 54,8
8 0 2,112 55,2
9 0 2,112 54,3
10 0 2,112 53,9
(Tegangan) 2,1123
Tabel 2 – Hasil Percobaan 2 dengan Kecepatan Aliran Udara 70 m/s
Waktu
(sekon)
Kecepatan Angin
(m/s) V-HW I-HW
1 70 2,067 56,2
2 70 2,067 55,6
3 70 2,066 54,4
4 70 2,066 54,0
5 70 2,065 54,6
6 70 2,066 55,9
7 70 2,065 55,9
8 70 2,064 54,6
9 70 2,066 54,1
10 70 2,067 54,3
(Tegangan) 2,0659
Tabel 3 – Hasil Percobaan 3 dengan Kecepatan Aliran Udara 110 m/s
Waktu
(sekon)
Kecepatan Angin
(m/s) V-HW I-HW
1 110 2,048 56,9
2 110 2,047 55,6
3 110 2,048 54,4
4 110 2,047 54,3
5 110 2,047 55,2
6 110 2,048 56,5
7 110 2,047 56,3
8 110 2,046 55,0
9 110 2,047 54,3
10 110 2,047 54,3
(Tegangan) 2,0472
Tabel 4 – Hasil Percobaan 4 dengan Kecepatan Aliran Udara 150 m/s
Waktu
(sekon)
Kecepatan Angin
(m/s) V-HW I-HW
1 150 2,040 54,3
2 150 2,040 54,8
3 150 2,039 56,1
4 150 2,039 56,9
5 150 2,040 56,3
6 150 2,039 55,2
7 150 2,039 54,5
8 150 2,039 54,3
9 150 2,039 54,7
10 150 2,039 55,8
(Tegangan) 2,0393
Tabel 5 – Hasil Percobaan 5 dengan Kecepatan Aliran Udara 190 m/s
Waktu
(sekon)
Kecepatan Angin
(m/s) V-HW I-HW
1 190 2,035 56,3
2 190 2,035 55,0
3 190 2,036 54,3
4 190 2,035 54,6
5 190 2,035 55,5
6 190 2,035 56,8
7 190 2,035 56,7
8 190 2,035 55,3
9 190 2,034 54,4
10 190 2,035 54,5
(Tegangan) 2,035
Tabel 6 – Hasil Percobaan 6 dengan Kecepatan Aliran Udara 230 m/s
Waktu
(sekon)
Kecepatan Angin
(m/s) V-HW I-HW
1 230 2,031 57,0
2 230 2,031 57,1
3 230 2,031 56,0
4 230 2,031 54,9
5 230 2,031 54,4
6 230 2,031 54,5
7 230 2,031 55,2
8 230 2,031 56,4
9 230 2,031 57,2
10 230 2,031 56,7
(Tegangan) 2,031
VI. Pengolahan Data
Dalam proses percobaan, perbedaan kecepatan aliran angin dapat menghasilkan tegangan
hotwire yang berbeda setiap detiknya. Oleh karena itu, dapat dilihat hubungan antara waktu
dengan tegangan hotwire yang dihasilkan tiap detiknya serta hubungan antara tegangan
hotwire dengan kecepatan aliran angin.
a. Grafik Hubungan antara Tegangan Hotwire dengan Waktu
Grafik Hubungan antara Tegangan Hotwire dengan Waktu pada Kecepatan 0 m/s
Dengan membuat sebuah garis linear, dapat dilihat hubungan antara waktu dengan
tegangan hotwire berupa persamaan linear y = -0,00005 x + 2,1126 di mana besarnya
tegangan (y) dapat berubah – ubah sesuai dengan besarnya waktu (x)
Grafik Hubungan antara Tegangan Hotwire dengan Waktu pada Kecepatan 70 m/s
Dengan membuat sebuah garis linear, dapat dilihat hubungan antara waktu dengan
tegangan hotwire berupa persamaan linear y = -0,0001 x + 2,0665 di mana besarnya
tegangan (y) dapat berubah – ubah sesuai dengan besarnya waktu (x)
Grafik Hubungan antara Tegangan Hotwire dengan Waktu pada Kecepatan 110 m/s
Dengan membuat sebuah garis linear, dapat dilihat hubungan antara waktu dengan
tegangan hotwire berupa persamaan linear y = -0,0001 x + 2,0478 di mana besarnya
tegangan (y) dapat berubah – ubah sesuai dengan besarnya waktu (x)
Grafik Hubungan antara Tegangan Hotwire dengan Waktu pada Kecepatan 150 m/s
Dengan membuat sebuah garis linear, dapat dilihat hubungan antara waktu dengan
tegangan hotwire berupa persamaan linear y = -0,0001 x + 2,0399 di mana besarnya
tegangan (y) dapat berubah – ubah sesuai dengan besarnya waktu (x)
Grafik Hubungan antara Tegangan Hotwire dengan Waktu pada Kecepatan 190 m/s
Dengan membuat sebuah garis linear, dapat dilihat hubungan antara waktu dengan
tegangan hotwire berupa persamaan linear y = -0,00007x + 2,0354 di mana
besarnya tegangan (y) dapat berubah – ubah sesuai dengan besarnya waktu (x)
Grafik Hubungan antara Tegangan Hotwire dengan Waktu pada Kecepatan 230 m/s
Dengan membuat sebuah garis linear, dapat dilihat hubungan antara waktu dengan
tegangan hotwire berupa persamaan linear y = 2,031 di mana besarnya tegangan (y)
dapat berubah – ubah sesuai dengan besarnya waktu (x)
b. Grafik Hubungan antara Kecepatan Aliran Angin dengan Tegangan Hotwire
Untuk membuat hubungan antara kecepatan aliran angin dan tegangan hotwire,
praktikan mengambil lima sampel waktu (detik ke-2, ke-4, ke-6, ke-8, dan ke-10) dari
total 10 detik per percobaan (dengan kecepatan aliran udara yang berbeda).
1. Detik ke – 2
Kecepatan
Aliran Angin Tegangan HW x
2 y
2 xy
0 m/s 2,112 0 4,460544 0
70 m/s 2,067 4900 4,272489 144,69
110 m/s 2,047 12100 4,190209 225,17
150 m/s 2,040 22500 4,1616 306
190 m/s 2,035 36100 4,141225 386,65
230 m/s 2,031 52900 4,124961 467,13
∑ = 750 ∑ = 12,332 ∑ = 128500 ∑ = 25,35103 ∑ = 1529,64
y = mx + b
m = ∑ ∑ ∑
∑ ∑ =
=
b = ∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑ =
=
y = -0,00034 x + 2,097995
2. Detik ke – 4
Kecepatan
Aliran Angin Tegangan HW x
2 y
2 xy
0 m/s 2,113 0 4,464769 0
70 m/s 2,066 4900 4,268356 144,62
110 m/s 2,047 12100 4,190209 225,17
150 m/s 2,039 22500 4,157521 305,85
190 m/s 2,035 36100 4,141225 386,65
230 m/s 2,031 52900 4,124961 467,13
∑ = 750 ∑ = 12,331 ∑ = 128500 ∑ = 25,34704 ∑ = 1529,42
y = mx + b
m = ∑ ∑ ∑
∑ ∑ =
=
b = ∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑ =
=
y = -0,00034 x + 2,09817
3. Detik ke – 6
Kecepatan
Aliran Angin Tegangan HW x
2 y
2 xy
0 m/s 2,112 0 4,460544 0
70 m/s 2,066 4900 4,268356 144,62
110 m/s 2,048 12100 4,194304 225,28
150 m/s 2,039 22500 4,157521 305,85
190 m/s 2,035 36100 4,141225 386,65
230 m/s 2,031 52900 4,124961 467,13
∑ = 750 ∑ = 12,331 ∑ = 128500 ∑ = 25,34691 ∑ = 1529,53
y = mx + b
m = ∑ ∑ ∑
∑ ∑ =
=
b = ∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑ =
=
y = -0,00034 x + 2,09777
4. Detik ke – 8
Kecepatan
Aliran Angin Tegangan HW x
2 y
2 xy
0 m/s 2,112 0 4,460544 0
70 m/s 2,064 4900 4,260096 144,48
110 m/s 2,046 12100 4,186116 225,06
150 m/s 2,039 22500 4,157521 305,85
190 m/s 2,035 36100 4,141225 386,65
230 m/s 2,031 52900 4,124961 467,13
∑ = 750 ∑ = 12,327 ∑ = 128500 ∑ = 25,33046 ∑ = 1529,17
y = mx + b
m = ∑ ∑ ∑
∑ ∑ =
=
b = ∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑ =
=
y = -0,00034 x + 2,0966
5. Detik ke – 10
Kecepatan
Aliran Angin Tegangan HW x
2 y
2 xy
0 m/s 2,112 0 4,460544 0
70 m/s 2,067 4900 4,272489 144,69
110 m/s 2,047 12100 4,190209 225,17
150 m/s 2,039 22500 4,157521 305,85
190 m/s 2,035 36100 4,141225 386,65
230 m/s 2,031 52900 4,124961 467,13
∑ = 750 ∑ = 12,331 ∑ = 128500 ∑ = 25,34695 ∑ = 1529,49
y = mx + b
m = ∑ ∑ ∑
∑ ∑ =
=
b = ∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑ =
=
y = -0,00034 x + 2,09792
Jika dilakukan perhitungan secara menyeluruh (menggunakan rata – rata setiap percobaan
dari total 10 detik), maka hubungan antara tegangan dan kecepatan angin dapat dinyatakan
sebagai berikut :
Kecepatan
Angin
Tegangan
Hotwire x
2 y
2 x.y
0 m/s 2,1123 0 4,4618 0
70 m/s 2,0659 4900 4,2679 144,613
110 m/s 2,0472 12100 4,1910 225,192
150 m/s 2,0393 22500 4,1587 305,895
190 m/s 2,035 36100 4,141 386,65
230 m/s 2,031 52900 4,125 467,13
∑ = 750 ∑ = 12,3307 ∑ = 128500 ∑ = 25,3454 ∑ = 1529,48
y = mx + b
m = ∑ ∑ ∑
∑ ∑ =
=
b = ∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑ =
=
y = - 0.00034 x + 2.0978
Persamaan di atas merupakan persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari hotwire dimana
y merupakan tegangan hotwire dan x adalah kecepatan angin.
Dari hasil percobaan, kawat dapat digunakan sebagai alat pengukur kecepatan angin. Hotwire
akan menghasilkan energi listrik yang didisipasi menjadi energi kalor. Daya yang dihasilkan
pada kawat berbanding lurus dengan besar tegangan, arus, dan perubahan suhu. Kecepatan
udara yang besar mengakibatkan besarnya nilai resistansi, sehingga besarnya tegangan dan
arus pun berubah.
VII. Analisis
a. Analisa Percobaan
Percobaan disipasi kalor hotwire bertujuan untuk memanfaatkan hotwire sebagai alat
sensor kecepatan aliran udara. Percobaan kali ini tidak dilakukan secara manual,
melainkan dilakukan secara online. Untuk dapat melakukan percobaan ini, praktikan
diberikan fasilitas berupa remote laboratory, yang memampukan praktikan untuk dapat
melakukan percobaan secara online, tanpa perlu datang langsung ke laboratorium fisika.
Untuk dapat melaksanakan praktikum, praktikan harus melakukan log in terlebih
dahulu di website sitrampil.ui.ac.id. Setelah melakukan log in ke dalam RLAB, susunan
peralatan percobaan akan tampak. Namun, sebelum melakukan percobaan, link video
webcam harus diaktifkan terlebih dahulu.
Percobaan dimulai dengan cara mengatur kecepatan angin yang akan dialirkan menuju
kawat hotwire. Dengan adanya perbedaan kecepatan angin tersebut, kita dapat
menganalisa kemampuan hotwire sebagai alat sensor kecepatan aliran udara. Untuk
mengatur kecepatan angin, terdapat menu drop down yang memberikan pilihan besarnya
kecepatan angin. Setelah mengatur kecepatan angin, motor penggerak kipas harus
dihidupkan terlebih dahulu dengan cara mengaktifkan radio button.
Setelah kipas penghasil angin dinyalakan, pengukuran tegangan hotwire dapat
dilakukan dengan menekan tombol ukur. Data yang dihasilkan merupakan data tegangan
hotwire selama 10 detik pertama. Ketika hotwire mendapat aliran udara, nilai resistansi
kawat akan berubah, sehingga mengubah besarnya arus listrik yang mengalir. Hal
tersebut juga akan berpengaruh pada besarnya tegangan yang mengalir pada kawat
hotwire. Besarnya tegangan dan arus listrik yang dihasilkan dalam percobaan memiliki
relasi dengan daya listrik yang sebanding dengan besarnya energi kalor yang akan
didisipasi. Peningkatan kecepatan udara tidak diimbangi dengan peningkatan besar
tegangan sebab peningkatan kecepatan udara akan meningkatkan resistansi, yang
berakibat pada penurunan daya maupun energi kalor yang akan didisipasi.
Proses percobaan dilakukan sebanyak enam kali, dengan variasi kecepatan udara yang
berbeda – beda. Variasi kecepatan yang digunakan adalah 0 m/s, 70 m/s, 110 m/s, 150
m/s, 190 m/s, 230 m/s. Setelah melakukan percobaan secara online, praktikan dapat
mengunduh data percobaannya dalam format file Microsoft Excel.
b. Analisa Hasil Percobaan
Dari data hasil percobaan dengan kecepatan aliran udara 0 m/s, diperoleh tegangan
rata – rata yang dihasilkan oleh kawat hotwire adalah 2,1123 volt dan arus listrik yang
dihasilkan sebesar 54,43 ampere dalam selang waktu selama 10 detik.
Untuk hasil percobaan dengan kecepatan aliran udara sebesar 70 m/s, diperoleh
tegangan rata – rata yang dihasilkan oleh kawat hotwire sebesar 2,0659 volt dan arus
listrik rata – rata yang dihasilkan sebesar 54,96 ampere dalam selang waktu sebesar 10
detik. Data yang diperoleh menunjukkan adanya penurunan besar tegangan rata – rata
akibat adanya peningkatan kecepatan udara yang mengakibatkan peningkatan resistansi.
Dalam percobaan yang dilakukan dengan variasi kecepatan sebesar 110 m/s, diperoleh
hasil tegangan rata – rata yang dihasilkan oleh kawat hotwire sebesar 2,0472 dan
besarnya arus listrik rata – rata yang dihasilkan adalah 55,28 ampere. Akibat dilakukan
peningkatan besarnya kecepatan dalam variasi percobaan ini, rata – rata tegangan yang
dihasilkan pun kembali menurun dari 2,0659 volt menjadi 2,0472 volt.
Pada percobaan keempat, besarnya kecepatan aliran udara diatur menjadi 150 m/s,
sehingga diperoleh besarnya tegangan rata – rata yang dihasilkan oleh kawat hotwire
sebesar 2,0393 volt dan besarnya arus rata – rata yang dihasilkan adalah 55,29 ampere.
Penurunan besarnya tegangan yang dihasilkan juga terjadi dalam percobaan yang
dilaksanakan selama 10 detik ini. Tegangan berkurang dari 2,0472 volt menjadi 2,0393
volt.
Percobaan kelima dilakukan dengan kecepatan aliran udara sebesar 190 m/s, sehingga
dihasilkan besarnya tegangan rata – rata sebesar 2,035 volt dan besarnya arus rata – rata
yang dihasilkan adalah 55,34 ampere dalam selang waktu sebesar 10 detik. Data yang
diperoleh menunjukkan adanya penurunan besarnya tegangan kawat akibat peningkatan
besarnya resistensi.
Untuk percobaan terakhir, besarnya kecepatan yang digunakan adalah 230 m/s,
sehingga dihasilkan besarnya tegangan rata – rata sebesar 2,031 volt dan besarnya arus
rata – rata sebesar 55,94 ampere. Pada percobaan terakhir dengan kecepatan aliran udara
yang paling besar diperoleh tegangan yang paling kecil yaitu 2,031 volt.
c. Analisa Perhitungan
Setelah melakukan percobaan, praktikan diminta untuk melakukan proses pengolahan
data dari hasil percobaan yang telah diperoleh. Praktikan diminta untuk mencari sebuah
persamaan kecepatan udara yang merupakan fungsi dari tegangan hotwire. Karena ada
banyak data yang diperoleh dalam percobaan (60 data), metode yang digunakan untuk
membuat persamaan adalah metode kuadrat terkecil. Dalam metode tersebut, nilai – nilai
yang harus dicari adalah x2, y
2, dan xy.
Hasil pengolahan data percobaan menunjukkan bahwa persamaan yang
menggambarkan hubungan antara kecepatan aliran udara dan tegangan hotwire secara
umum dapat dirumuskan sebagai berikut :
y = - 0.00034 x + 2.0978
dimana y merupakan besarnya tegangan hotwire dan x merupakan besarnya kecepatan
udara.
d. Analisa Grafik
Untuk grafik yang menggambarkan hubungan antara tegangan dan waktu, digunakan
persamaan umum linear berupa y = mx + b, dimana m menyatakan gradien atau
kemiringan garis. Dari keenam data dan grafik yang diperoleh, terlihat bahwa seluruh
nilai gradien bernilai negatif. Gradien yang bernilai negatif menandakan garis bergerak
menuju kanan bawah. Hal ini juga berarti peningkatan besar variabel bebas x akan
mengurangi besarnya variabel terikatnya yaitu variabel y.
Semakin lama kipas dinyalakan, maka semakin sedikit energi kalor. Penurunan
besarnya energi kalor akan mempengaruhi besarnya energi listrik yang nantinya akan
berdampak pula pada besarnya tegangan yang dihasilkan.
Untuk grafik yang menggambarkan hubungan antara tegangan dan kecepatan, aliran
udara, digunakan persamaan umum linear yang serupa dengan grafik sebelumnya, yaitu y
= mx + b, dimana m menyatakan gradien atau kemiringan garis. Gradien yang dihasilkan
selalu bernilai negatif, baik pada detik ke-2, ke-4, ke-6, ke-8, maupun detik ke-10. Hal ini
menunjukkan bahwa pada detik mana pun, peningkatan kecepatan dapat mengakibatkan
penurunan besarnya tegangan yang dihasilkan. Peningkatan kecepatan aliran udara dapat
mengakibatkan peningkatan besarnya resistensi yang dapat mempengaruhi besarnya
tegangan yang dihasilkan.
e. Analisa Kesalahan
Selama melaksanakan percobaan, terdapat beberapa faktor kesalahan yang dapat
mempengaruhi hasil percobaan yang diperoleh. Faktor – faktor tersebut adalah :
1. Peralatan yang tidak mengalami proses kalibrasi terlebih dahulu. Akibat dari
kesalahan ini adalah munculnya variasi data / data yang selalu berubah – ubah
dalam setiap percobaan.
2. Kesalahan dalam proses penghitungan akibat kesalahan pembulatan maupun
penggunaan aturan angka penting.
3. Percobaan dilakukan secara online, sehingga sulit bagi praktikan untuk
menentukan faktor kesalahan lain secara menyeluruh.
VIII. Kesimpulan
Hotwire dapat digunakan sebagai alat sensor kecepatan aliran udara
Peningkatan besarnya kecepatan aliran udara dapat mengakibatkan penurunan
besarnya tegangan yang dihasilkan
Peningkatan besarnya kecepatan aliran udara dapat memberikan dampak berebeda
pada besarnya arus. Arus akan meningkat seiring dengan peningkatan besar
kecepatan aliran udara
Persamaan linear yang menggambarkan hubungan antara kecepatan aliran udara
dan tegangan hotwire adalah :
y = - 0.00034 x + 2.0978
IX. Referensi
Giancoli, D.C. 2000. Physics for Scientists & Engineers 5th
Edition. Jakarta :Erlangga.
Halliday, Resnick, Walker. 2005. Fundamentals of Physics 7th
Edition. Jakarta:
Erlangga.
Hendricks, Alphonso. 2010. Physics for Engineering. New York :Gazelle Distribution
Nls.