Upload
siti-maryam
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Pikz MuhammedZ
Senin, 21 Juni 2010
TEORI PSIKOLOGI ALLPORT STRUKTUR DAN DINAMIKA KEPRIBADIAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, yang telah banyak memberi banyak
kenikmatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini setelah melewati beberapa kesulitan.
makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Teori kepribadian”
Tidak lupa ucapan terima kasih yang setulusnya, penulis sampaikan kepada pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulis yakin tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak
yang terkait, makalah ini tidak akan terselesaikan dengan baik.
Penulis berharap meskipun sedikit yang dapat penulis susun, akan banyak manfaatnya dalam dunia
pendidikan. Tidak menutup kemungkinan masih ada terdapat beberapa kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, sehingga kritik dan saran membangun penulis untuk kesempurnaan dalam
penyusunan makalah berikutnya.
Tegal, April 2010
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan judul...................................................................................1
B. Tujuan Penulisan............................................................................................1
C. Problematika...................................................................................................1
D. Metode Penelitian.......................................................................................... 1
BAB II TEORI KEPRIBADIAN
STRUKTUR DAN DINAMIKA KEPRIBADIAN............................................2
A. Kepribadian,Watak dan Temprament...........................................................2
B. Sifat, Sikap dan Type....................................................................................4
C. Orang yang matang model Allport...............................................................6
D. Perkembangan Kepribadian..........................................................................6
E. Pemahaman kriteria Kepribadian yang matang ( sehat )..............................9
F. Aplikasi Teori Allport dalam Bk.................................................................11
BAB III PENUTUP.................................................................................................13
Simpulan......................................................................................................13
Pesan dan Saran...........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan Judul
Untuk judul yang dibahas dalam makalah ini adalah tentang “Teori Allport” dengan alasan karena
judul makalah atau pembahasan tersebut sudah ditentukan oleh dosen mata kuliah Teori
Kepribadian.
Namun judul pembahasan tersebut juga metrupakan kesepakatan anggota kelompok dengan
harapan bisa memberikan pengetahuan mengenai teori kepribadian khususnya teori allport.
B. Tujuan penulisan
1. Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Teori Kepribadian.
2. Untuk melatih daya pikir mengembangkan kreatifitas dan potensi yang kami miliki.
3. Agar mahasiswa bisa menganalisis, mengetahui tentang apa kepribadian yang sebenarnya dalam
pendidikan dan bimbingan konseling.
4. Untuk memacu mahasiswa lewat pengetahuan tersebut agar mahasiswa bisa memberikan
kontribusi lebih terhadap perkembangan Bk
C. Problematika
1. Apa pengertian Kepribadian?
2. Bagaimana memahami teori Allport dengan kepribadian?
3. Bagaiman mengaplikasikan teori Allport dengan kepribadian dalam konseling?
D. Merode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menggunakan metode Pengumpulan data dengan
menggunakan metode studi pustaka yaitu dengan menggunakan buku yang didukung dengan
pengumpulan informasi dengan mengakses internet
BAB II
TEORI ALLPORT
STRUKTUR DAN DINAMIKA KEPRIBADIAN
Pada dasarnya setiap manusia memilki kepribadian yang berbeda anatara yang satu dengan yang
lain. Pngertian kepribadian secara umum ini adalah tentang perilaku yang ada dalam diri seseorang
dan mempunyai karakteristik / watak tersendiri dalam kehidupannya. Dalam ilmu Ilmu Psikologi,
kepribadian dapat diartikan sebagai suatu studi empiris yang terus-menerus, dengan maksud
bagaimana kita mengerti pola tingkah laku manusia, bukan untuk digeneralisasi, tapi untuk
mengetahui sejauh mana orang itu berbeda satu dengan yang lain.
Kepribadian itu memiliki banyak arti, bahkan dengan banyaknya boleh dikatakan jumlah definisi dan
arti dari kepribadian adalah sejumlah orang yang menafsirkannya. Hal ini terjadi karena adanya
perbedaan dalam penyusunan teori, penelitian dan pengukurannya. Dalam pembahasan kajian /
materi tentang teori kepribadian ( Goldon Allport 1897-1967 ) dapat dipelajari sebagai berikut.
A. KEPRIBADIAN, WATAK DAN TEMPERAMENT
a. Kepribadian
Goldon Allport adalah ahli teori kepribadian pertama yang mempelajari orang-orang dewasa yang
matang dan normal dan bukan orang-orang yang neurotis, sehingga dia mengembangkan suatu teori
yang hampir seluruhnya mengenai kepribadian yang sehat. Allport mengemukakan adanya
pemisahan fungsional antara anak dan orang dewasa yang sehat. Menurutnya pengaruh masa
kanak-kanak dapat menyebabkan perbedaan antara neurosis dan kesehatan psikologis yakni
kepribadian yang sehat yang segera setelah terbentuk, bebas dari masa lampau.
Jadi kesehatan psikilogis adalah melihat ke depan, tidak melihat ke belakang. Pandangannya adalah
kepada apa yang diharapkan orang itu untuk menjadi, dan bukan kepada apa yang sudah terjadi dan
tidak dapat diubah. Allport juga mengungkapkan pentingnya peningkatan dan bukan pengurangan
tingkat tegangan.
Untuk definisi kepribadian yang detail menurut Allport adalah suatu organisasi dinamis dari sistem
psikofisis individu yang menentukan tingkah lau dan pikiran individu secara khas.
Ø Dalam teori Allport antisipasi-antisipasi adalah penting dalam membantu kita untuk menentukan
siapa dan apakah kita ini, dalam membentuk identitas diri kita. Selain tentang kesehatan mental
Allport berpendapat bahwa kepribadian-kepribadian sehat terarah kepada orang lain, jadi orang
yang matang terlibat secara aktif dan terikat pada sesuatu atau seseorang diluar diri.
Ø Allport juga mengungkapkan bahwa orang yang sehat dapat mencintai dan memperluas dirinya
kedalam hubungan yang penuh perhatian dengan orang-orang lain, pertumbuhan dan pemenuhan
orang lain sama pentingnya dengan pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri. Inilah orang-
orang yang sangat realistis, mereka mengetahui diri mereka dan menerima keterbatasan-
keterbatasan mereka dan tidak terpukul oleh keterbatasan-keterbatasan itu. Jadi, orang-orang yang
matang mengetahui diri mereka siapadan karena itu mereka aman dalam hubungan mereka dengan
diri mereka dan dengan dunia sekitar mereka.
b. Watak ( character )
Walaupun istilah kepribadian dan watak sering digunakan secara bertukar-tukar, namun Allport
menunjukkan, bahwa biasanya kata watak menunjukkan arti normatif, serta menyatakan bahwa
watak adalah pengertian ethis dan menyatakan, bahwa ”character is personality evaluated, and
personality is character devaluated”. (Watak adalah kepribadian dinilai, dan kepribadian adalah
watak tak dinilai).
c. Tempramen
Bagi allport temperament adalah bagian khusus dari kepribadian dengan maksud yaitu suatu gejala
karakteristik daripada sifat emosi individu, termasuk juga mudah tidaknya kena rangsangan emosi,
kekuatan serta kecepatannya bereaksi, kwalitet kekuatan suasana hatinya, dan gejala ini tergantung
kepada faktor konstitusional, dan karenanya terutama berasal dari keturunan.
B. SIFAT, SIKAP DAN TYPE
a. Sifat ( Trait )
Pengertian sifat dapat diartikan sebagai sistem neurophysis yang digeneralisasikan dan diarahkan,
dengan kemampuan untuk menghadapi bermacam-macam perangsang secara sama, dan memulia
serta membimbing tingkah laku adaptif dan ekspresi secara sama. Yang dicatat mengenai definisi ini
ialah tekanan terhadap individual dan kesimpulan bahwa kecendrungan itu tidak hanya terikat
kepada sejumlah kecil perangsang atau reaksi, melainkan dengan seluruh pribadi manusia.
Pernyataan “neurophychic system” menunjukkan jawaban affirmatif yang diberikan oleh Allport
terhadap pertanyaan apakah “trait” itu benar-benar ada pada individu.
b. Sikap ( atitudes )
Bagi Allport sifat dan sikap adalah predisposisi untuk berespond, kedua-duanya khas, kedua-duanya
memulai dan membimbing tingkah laku. Keduanya adalah hasil dari faktor genetis dan belajar.
Namun ada juga perbedaan diantara keduanya :
1.Sikap (aatitude) itu berhubungan dengan sesuatu obyek atau sekelompok obyek, sedangkan sifat
tidak. Jadi sifat umum daripada trait hampir selalu lebih besar/luas dari pada sikap, dalam
kenyataannya makin besar jumlah obyek yang dikenai sikap itu, maka sikap makin mirip kepada
sikap dapat berbeda-beda dari yang lebih khusus kelebih umum, tetapi kalau sifat selalu umum.
2.Sikap biasanya memberikan penilaian (menerima atau menolak) terhadap obyek yang diahadi,
sedangkap sifat tidak.
c. Type
Alport membedakan antara sifat dan type. Menurut Allport orang dapat memiliki sifat tetapi tidak
semua type. Type adalah konstruksi ideal si pengamat dan seseorang dapat disesuaikan dengan type
itu tetapi dengan konsekwensi diabaikan sifat-sifat khas individualinya. Sifat dapat mencerminkan
sifat khas pribadi sedangkan type malah menyembunyikannya. Jadi bagi Allport, type menunjukkan
perbedaan-perbedaan buatan yang begitu sama dengan kenyataan, sedangkan sifat adalah refleksi
sebenarnya daripada yang benar-benar ada.
Sifat-sifat umum dan sifat-sifat individual
Suatu hal yang amat penting dalam mempelajari teori Allport ini ialah berusaha mengerti mengenai
perbedaan antara sifat-sifat umum dan sifat-sifat individual. Dia menyatakan, bahwa di dalam
kenyataan tidak pernah ada dua individu mempunyai sifat yang benar-benar sama.
d) Sifat pokok, sifat sentral dan sifat sekunder
Bahwa suatu sifat-sifat itu merupakan predisposisi-predisposisi umum bagi tingkah laku. Ada satu
soal lagi mengenai hal ini, yaitu apakah semua sifat itu pada pokoknya mempunyai taraf keumuman
yang sama, dan apabila tidak bagaimanakah cara membeda-bedakan taraf itu. Allport membeda-
bedakan antara sifat pokok, sifat sentral dan sifat sekunder :
(1) Sifat Pokok
Sifat pokok ini demikian menonjolnya sehingga hanya sedikit saja kegiatan-kegiatan yang tak dapat
dicari baik secara langsung maupun tidak langsung bahwa kegiatan itu berlangsung karena
pengaruhnya. Tidak ada sifat semacam itu yang lama tersembunyi, individu dikenal dengan sifat itu,
dan bahkan mungkin menjadi terkenal dalam sifat itu. Kualitas yang demikian dominan pada individu
itu sering disebut the intesif trait, the ruling passion, atau the radix of live. Maka sifat ini relatif
kurang biasa dan kurang menampak pada tiap orang. Contohnya Orang Narsistik adalah orang yang
memberikan perhatian kuat dan terus-menerus pada kebutuhan dan ketertarukannya.
(2) Sifat Sentral ( central trait )
Sifat sentral ini lebih khas, dan yang merupakan kecendrungan-kecendrungan individu yang sangat
khas/karakteristik, sering berfungsi dan mudah ditandai.misalkan orang introspektif, obsesif,
melankolis, dramatik.
(3) Sifat Sekunder ( secundary trait )
Sifat sekunder ini nampaknya berfungsi lebih terbatas, kurang menentukan didalam deskripsi
kepribadian, dan lebih terpusat (khusus) response-response yang didasarinya serta perangsang-
perangsang yang dicocokinya. Misalnya Seseorang yang menyenangkan, mungkin meledak marah
ketika seseorang menghina kelompoknya.
C. ORANG YANG MATANG MODEL ALLPORT
Salah satu pendekatan yanng berguna terhadap terhadap pemahaman psikologis Allport
mengemukakan tema–tema pokok dari teori kepribadian dan menunjukkan bagaimana tema–tema
itu berbeda dari apa yang didapat pada Freud. Tema–tema tersebut adalah :
a) Allport tidak percaya bahwa orang yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh kekuatan–
kekuatan tak sadar yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi, tidak didorong oleh konflik tak sadar.
Begitu pula dengan tingkah laku mereka, tidak ditentukan oleh hal atau kejadian yang ada di jauh
dalam pandangan. Kekuatan-kekutan tak sadar itu hanya memepengaruhi orang yang neurotis.
Individu yang sehat dan yang berfungsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari sepenuhnya
kekuatan yang membimbing mereka, serta dapat mengontrol kekuatan–kekuatan itu
b) Kepribadian yan matang tidak dikontrol oleh taruma dan konflik masa kanak– kanak. Orang yang
sehat dibimbing dan diarahkan pada masa sekarang, oleh intensi dan aspirasi – aspirasi masa depan,
berpandangan optimis, tidak kembali pada msa lalu.
c) Antara orang yang sehat dan orang neurotis tidak ada kesamaan secara fungsional. Dalam
pandangan Allport orang yang neurotis berada pada kehidupan konflik dan pengalaman anak–anak,
sedangakan ornag yang sehat befungsi pada suatu taraf yang berbeda dan lebh tinggi.
d) Allport lebih memfokuskan mempelajari orang dewasa yang matang (berlawanan dengan tokoh
psikologi yang lain) yang lebih fokus pada orang neurotis. Karena itu dapat dikatakan bahwa sistem
dari Allport hanya berorientasi pada kesehatan.
D. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Allport mengakui bahwa masa kanak-kanak mempunyai andil dalam mewujudkan pribadi yang
sehat, hanya saja hubungan itu tidak bersifat fungsional yang berkesinambungan. Menurut Allport
peranan orang tua (ibu) mempengaruhi perkembangan proprium anak. Jika seorang anak mendapat
kasih sayang yang cukup, perasaan aman, akan menumbuhkan identitas diri dan diri akan meluas.
Demikian pula jika seorang anak yang dibesarkan dalam kondisi tidak aman, agresif, penuh tuntutan,
egosentris, pertumbuhan psikologisnya berkurang. Sebagai seorang dewasa, orang itu akan dikontrol
oleh dorongan masa kanak – kanak dan oleh keinginan dan konflik dan mungkin mengembangakan
suatu bentuk sakit jiwa.
Dalam Perkembangan kepribadian / Proprium Allport membagi dalam beberapa tahap, yaitu sebagai
berikut:
Proprium adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan ego. Proprium menggambarkan ego
sebagai sesuatu yang dengan segera dapat kita sadari meliputi perasaan jasmaniah, identitas diri,
harga diri, rasa keakuan, gambaran diri. Proprium tidak dibawa sejak lahir melainkan berkembang
karena perkembangan individu. Allport menghindari ego sebagai penggerak utama kepribadian.
1. Pada tiga tahun pertama ( 0-3 tahun ) terdapat tiga aspek, yaitu ;
a) Sense of bodily self (diri fisik / jasmaniah).
Kita dilahirkan dengan suatu perasaan tentang diri, ; perasaan tentang diri bukan merupakan bagian
dari warisan keturunan. Seiring bertambahnya kompleksnya beajar dan pengalam maka
berkembanag suatu perbedaan yang kabur antara benda yanga ada pada diri sendiri denga hal lain
b) Sense of continuing self identity (identitas diri yang berkesinambungan).
Pada tahap ini seorang anak mulai menyadari akan identitasnya sebagai sesuatu terpisah dengan
yang lain. Anak mengenal nama, dan menyadari bahwa hari ini merupakan bayangan kita di hari
sebelumnya. Menurut Allport nama seseorang memegang peranan penting dalam identitas diri,
karena merupakan lambangdari kehidupan seseorang yang mengenal dirinya dan memebedakan
dirinya dengan orang lain
c) Self esteem atau pride (bangga).
Harga diri ini mencakup perasaan bangga anak sebagau suatu hasil dari belajar dan mengerjakan
tugan atas usahanya sendiri. Pada tahap in i minat anak untuk mengeksplor dunia cenderungn
meningkat, sense of knowledge yang tinggi. Allport myakini bahawa masa ini merupakan masa
penentu, jika orang tua terlalau menghalangi kebutuhan anak, maka perasaan harga diri yang timbul
dapat dirusakkan. Inti dari harga diri ini ialah hak untuk otonom.
2. Perkembangan proprium pada usia 4- 6 tahun mencakup ;
a) Extension of self (perluasan diri).
Pada tahap ini anak mulai menyadari orang laian dalam lingkungan serta fakta bahwa beberapa
diantaranya adalah miliknya. Anak mempelajari arti dan nilai dari milik seperti terungkap dalam kata
” bagus sekali punyaku ”. Tahap ini merupakan permulaan dari kemampuan seseorang untuk
memperpanjang dan memperluas dirinya, untuk memasukkan tidak hanya benda tapi juga abstraksi,
nilai, dan kepercayaan.
b) Self image (gambaran diri).
Tahap ini menunjukkan bagaimana seorang anak melihat dirinya dan pendapatnya tentang dirinya.
Gambaran ini berkembang dari interaksi antara orang tua dan anak. Melalaui pujian dan hukuman
anak belajar bahwa orang tuanya mengharapkan untuk melakukan perbuatan atau tingkah laku
tertentu. Dengan mempelajari harapan orang tua, anak mengembangkan dasar perasaan tanggung
jawab moral serta untuk perumusan tentang tujuan hidup dan intensi
3. Perkembangan proprium usia 6-12 tahun meliputi ;
a) Self as rational coper (penguasaan rasional).
Tahap ini muncul ketika anak mulai bersekolah. Segala aturan dan harapan baru dipelajari dari guru,
teman sekolah serta aktivitas yang diberikan dan tantangan intelektual. Anak belajar bahwa dia
dapat memecahkan masalah dengan menggunakan proses yang logis dan rasional
b) Propriate striving (berusaha memilki).
Tahap ini ada ketika berada dalam masa adolensi. Allport percaa bahwa masa adolensi merupakan
masa yanga sangat menentukan. Pertanyaan ” who am I ”, adalah pertanyaan yang biasanya muncul.
Karena didorong dan ditarik dalam arah-arah berbeda oleh orang tua dan teman sebaya, anak
remaja itu mengadakan percobaan dengan kedok dan peranan, menguji gambaran diri, berusaha
menemukan suatu kepribadian orang dewasa. Segi yang sangat penting dari pencarian identitas diri
adalah definisi tujuan hidup.
Tahap – tahap perkembangan proprium di atas berkembang dari masa bayi sampai masa adolensi.
Kegagalan atau kekecewaan yang terjadi pada salah satu tahap akan berakibat pada tahap yang
selanjutnya. Dengan demikian pengalaman masa kanak-kanak mempunyai peranan penting dalam
mewujudkan pribadi sehat
E. PEMAHAMAN KRITERIA KEPRIBADIAN YANG MATANG ( SEHAT )
1. Perluasan Perasaan Diri.
Orang yang matang adalah mereka yang mengembangakan perhatian di luar dirinya. Tidak hanya
sekedar berinteraksi dengan sesuatu di luar dirinya, namun ia akan berpartisipasi penuh dan total ”
partisipasi otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang penting dari usaha
manusia ”.
Aktivitas yang dimaksud oleh Allpport adalah yang relevan bagi diri, meningkatkan kemampuan, dan
membuat kita enjoy melakukannya. Kesehatan psikologis seseorang berbanding lurus dengan
peranannya terhadap aktivitas yang dilakukkan.
2. Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang Lain
Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan cinta terhadap orang tua, teman, dan
anak . Terdapat perbedaan antara cinta orang yang neurosis dan cinta dari pribadi yang sehat. Orang
yang neurosis harus menerima cinta lebih banyak daripada kemampuan mereka untuk memberinya,
dan syarat akan kewajiban. Sedangkan cinta dari pribadi yang sehat adalah tanpa syarat, tidak
melumpuhkan, sabar terhadap tingkah laku orang lain, serta tidak mengadili atau menghukumnya
3. Keamanan Emosional
Kepribadian yang sehat mampu menerima semua segi yang terdapat pada mereka, termasuk segala
kelemahan dan kekurangan tanpa menyerah secara pasif. Orang yang sehat mampu hidup dengan
segi lain dalam kodratnya, dengan memilki sedikit konflik, baik dengan diri sendiri terlebih dengan
masyarakat.
Kepribadian yang sehat juga mampu menerima emosi – memosi manusia; bukan tawanan dari rasa
emosinya. Mereka juga mampu mengontrol emosi, sehingga tidak mengganggu aktivitas antar
pribadi.
Kualitas lain dari keamana emosional adalah ” sabar terhadap kekecewaan ”. Orang yang sehat akan
sabar dalam menghadapi kemunduran, tidak menyerah pada kekecewaan, melainkan mampu
memikirkan jalan keluar untuk mencapai tujuan.
4. Persepsi realistis
Orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Mereka tidak memepercaYai bahwa
orang di luar dirinya dan lingkungan bersikap kurang bersahabat atau semuanya baik menurut
prasangka pribadi terhadap realitas.
5. Keterampilan dan Tugas
Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukkan keterampilan dan bakat tertentu. Menurt Allport orang
yang sehat tidak akan tidak mengarahkan keterampilan pada pekerjaan. Komitmen pada orang sehat
begitu kuat sehingga mengantarkan mereka pada kesanggupan menenggelamkan semua pertahanan
yang berhubungan dengan ego dan dorongan ketika terbenamdalam pekerjaan
Pekerjaan dan tanggung jawab memberikan arti dan perasaan kontinuitas hidup. Kematangan dan
kesehatan psikologis tidak akan tercapai tanpa melakaukan aktivitas yang penting dan melakukannya
dengan penuh dedikasi, komitmen, dan keterampilan – keterampilan
6. Pemahaman Diri
Usaha untuk memahami diri secara obyektif mulai pada awal kehidupan dan tidak akan pernah
berhenti, tetapi ada kemungkinan mencapai suatu tingkat pemahaman diri (self-objectification)
tertentu yang berguna dalam setiap usia. Tentunya kepribadian yang sehat akan mencapai suatu
tingkat pemahaman diri yang lebih tinggi daripada orang-orang yang neurotis.
Orang yang memiliki tingkat pemahaman diri yang tinggi atau wawasan diri tidak mungkin
memproyeksikan kualitas-kualitas pribadinya yang negatif kepada orang lain. Biasanya orang seperti
ini akan diterima dengan lebih baik oleh orang lain. Allport mengatakan bahwa orang yang memiliki
wawasan diri yang lebih baik adalah lebih cerdas daripada orang yang memiliki wawasan diri yang
kurang.
7. Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Orang yang sehat tentunya akan melihat ke depan, yang didorong oleh tujuan-tujuan dan rencana-
rencana jangka panjang. Menurut Allport, dorongan yang mempersatukan adalah arah (directness),
dan lebih terlihat pada kepribadian yang sehat daripada orang yang neorotis. Arah akan
membimbing semua segi kehidupan seseorang menuju suatu tujuan serta memberikan seseorang
alasan untuk hidup.
Kerangka untuk tujuan khusus itu adalah ide tentang nilai-nilai. Menurut Allport nilai-nilai sangat
penting bagi perkembangan suatu filsafah hidup yang mempersatukan. Suara hati juga ikut berperan
dalam suatu filsafah hidup yang mempersatukan. Allport berpendapat bahwa, terdapat perbedaan
antara suara hati yang matang dan suara hati yang tida matang atau neurotis. Suara hati yang
matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung jawab terhadao diri sendiri dan kepada
orang lain, dan mungkin berakar dalam nilai-nilai agama atau etis, sedangkan suara hati yang tidak
matang sama seperti sura hati kanak-kanak yang patuh dan membudak, penuh dengan pembatasan
dan larangan yang dibawa dari masa kanak-kanak kedalam masa dewasa.
F. APLIKASI TEORI ALLPORT DALAM BK
Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider dalam Syamsu Yusuf
(2003) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat
behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri,
ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan
kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.
Untuk kepentingan layanan bimbingan dan konseling dan dalam upaya memahami dan
mengembangkan perilaku individu yang dilayani maka konselor harus dapat memahami dan
mengembangkan setiap motif dan motivasi yang melatarbelakangi perilaku individu yang dilayaninya
( konselee ). Selain itu, seorang konselor juga harus dapat mengidentifikasi aspek-aspek potensi
bawaan dan menjadikannya sebagai modal untuk memperoleh kesuksesan dan kebahagian hidup
konseleenya. Begitu pula, konselor sedapat mungkin mampu menyediakan lingkungan yang kondusif
bagi pengembangan segenap potensi bawaan konseleenya.
Terkait dengan upaya pengembangan belajar klien, konselor dituntut untuk memahami tentang
aspek-aspek dalam belajar serta berbagai teori belajar yang mendasarinya. Berkenaan dengan upaya
pengembangan kepribadian individu, konselor kiranya perlu memahami tentang karakteristik dan
keunikan kepribadian konseleenya. Oleh karena itu, agar konselor benar-benar dapat menguasai
landasan psikologis, setidaknya terdapat empat bidang psikologi yang harus dikuasai dengan baik,
yaitu bidang psikologi umum, psikologi perkembangan, psikologi belajar atau psikologi pendidikan
dan psikologi kepribadian.
G. BEBERAPA CATATAN MENGENAI ALLPORT
Untuk beberapa catatan atau kekurangan dalam teori Allport, yaitu :
Ø Kekurangan Allport pada persamaan formal sehingga tidak memadai untuk banyak penelitian.
Ø Gagal menunjukkan konsep pokok yaitu fungsi otonomi, mengasumsikan adanya diskontinuitas
antara hewan-manusia, masa kanak-kanak dan dewasa, normal dan abnormal, menekankan
keunikan kepribadian, memberikan perhatian yang terlalu sedikit pada pengaruh sosial, dan faktor
situasioanal.
Ø Selalu menggambarkan manusia pada gambaran terlalu positif.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah penulis menyelesaikan penyusunan makalah ini penulis dapat mengambil kesimpulan,
diantaranya:
Bahwa kepribadian itu pada dasarnya merupakan suatu keterkaitan antara psikis dan fisik yang di
miliki oleh individu yang akan menentukan perilaku dan karakter yang dimliki oleh individu tersebut.
Namun dalam pembentukan kepribadian itu sendiri selain dipengaruhi oleh faktor hereditas
ternyata faktor lingkungan juga bisa berpengaruh khususnya keluarga. Sehingga dalam hal ini
individu harus memiliki kemampuan untuk memilih dan menentukan hal-hal yang bersifat positif
dari lingkungan karena setiap individu itu unik agar individu bisa membentuk kepribadian yang baik
dalam dirinya kepribadian itu mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku yang diwujudkannya dan
dalam pencapaian kepribadian yang matang dan sehat dalam hidupnya.
B. Saran
Sebagai ungkapan akhir dari penyusunan makalah, ada beberapa pesan dan kami sarankan
mengenai teori kepribadian Allport :
1. Pengetahuan mengenai teori kepribadian Allport memang perlu diketahui oleh para mahasiswa
sebab dengan mengetahui tentang kepribadian, maka kita bisa mengahadapi setiap individu sesuai
dengan yang seharusnya atau dengan poersinya masing-masing.
2. Usahakan lingkungan yang ada disekitar kita adalah lingkungan yang bisa membantu kita dalam
pembentukan kepribadian yang sehat dan matang.
3. Jangan gunakan ego kita semata pada saat melakukan interaksi dengan individu lain yang bisa
menyebabkan suatu konflik. Karena pada dasarnya setiap individu itu unik sebab tidak ada satupun
individu yang memiliki kepribadian yang sama dengan ividu lain.
DAFTAR PUSTAKA
Simanjuntak pelikan ,Julianto.2007.Psikolog kepribadian (bagian 1)
http://treseent.wordpress.com /category/psikolog-kepribadian/
Egi.2009.ciri kepribadian yang matang
http://regiamanah.blogspo.com /... /ciri-kepribadian-yang-matang-oleh.html