Upload
alvan-aresto-djari
View
216
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
agetrrrgf
Citation preview
Slide 1
Korioamnionitis
Edison
Identitas (umur, alamat, pekerjaan)
Keluhan Utama (sudah berapa lama terjadinya)
Riwayat kehamilan (sudah pernah melahirkan atau melahirkan pertama kali)
Riwayat penyakit dahulu (pernah terkena penyakit infeksi saluran kemih, ada riwayat keputihan?)
Riwayat sosial (bagaimana dengan lingkungan tempat tinggal)
Anamnesis
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
Pemeriksaan Fisik
DemamTemperatur > 38 CMaternal Takikardi>100/menitFetal Takikardi>160 / menitNyeri tekan pada fundusNyeri pada palpasiLocheaLochea yang bau.Bisa dilakukan amniosentesis, dengan hasil:
Pemeriksaan Penunjang
KulturPertumbuhan mikrobaPewarnaan gramBakteri atau leukosit Kadar glukosa7,9 mg/mlMatrix metalloproteinaseHasilnya positifJumlah leukosit>30/mmLeukosit esterasePositif (dipstick)Working DiagnosisKorioamnionitis adalah keadaan pada perempuan hamil dimana korion, amnion, dan cairan ketuban terkena infeksi bakteri.
Diagnosis
Differential diagnosis
Premature Rupture of Membranes (PROM) atau Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya ketuban atau kantung ketuban sebelum persalinan dimulai.
Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina, aroma air ketuban berbau amis, mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan bergaris warna darah
Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran.
Penyebab korioamnionitis adalah infeksi bakteri yang terutama berasal dari traktus urogenitalis ibu. Secara spesifik permulaan infeksi berasal dari vagina, anus, atau rektum dan menjalar ke uterus
Angka kejadian korioamnionitis 1-2 % Faktor resiko terjadinya korioamninitis adalah kelahiran prematur atau ketuban pecah lama.
Bakteri anaerob lainnya yang dapat menyebabkan korioamnionitis seperti Gardnerella vaginalis dan bacteroides, bakteri aerob lainnya termasuk Group B Streptococcus (GBS 15 %) dan bakteri gram negatif termasuk Escherichia coli.
Etiologi
Patofisiologi
Korioamnionitis merupakan infeksi jaringan membarana fetalis beserta cairan amnion yang terjadi sebelum partus sampai 24 jam post partum. Insidensi dari chorioamnionitis adalah 1 5% dari kehamilam aterm dan sekitar 25% dari partus preterm
Epidemiologi
Bisa diberikan antimikroba, antipiretik, dan pelahiran janin, sebaiknya melalui vagina.
Ampicilin 2g IV setiap 6 jam
Gentamisin 2mg/kg dosis awal serta selanjutnya 1,5 mg/kg intravena setiap 8 jam
Klindamisin, 900 mg setiap 8 jam
Antibiotik biasanya dilanjutkan setelah persalinan sampai wanita yang bersangkutan tidak demam dan asimptomatik selama 24 48 jam post partum.
Penatalaksanaan
Komplikasi maternal:
persalinan secara perabdominal
endomyometritis
infeksi perlukaan
abses pelvik
bakteremia
post partum hemorragic
Komplikasi
Komplikasi fetus:
Fetal Inflammatory Response Syndrome (FIRS) dapat menyebabkan komplikasi seperti kematian fetus dan sepsis neonatus
Komplikasi neonatus:
Kematian perinatal, asfiksi, sepsis neonatus dini, septic shock, pneumonia, intraventrikular hemorrhagic (IVH), kerusakan serebral di white matter, dan kelumpuhan jangka panjang termasuk cerebral palsy
Bila kelahiran prematur, keadaan ini akan memperburuk prognosa janin.Korioamnionitis tampaknya membuat bayi berat lahir sangat rendah sangat rentan terhadap kerusakan neurologis
Prognosis
Pemberian antibiotik profilaksis atau latency, biasanya ampicillin dan eritromisin telah diuji dalam menurunkan angka kematian neonatus, penyakit paru kronis,atau hasil ultrasound cerebral yang abnormal. Antibiotic telah menunjukkan menurunkan insiden korioamnionitis dan sepsis neonatus dan pada persalinan dengan partus lama dengan ketuban pecah dini
Pencegahan
Korioamnionitis adalah infeksi yang biasa pada kehamilan
Korioamnionitis dapat didiagnosis berdasarkan gejala klinis
memunculkan komplikasi fetal seperti kelahiran prematur, neonatal sepsis dan cerebral palsy
Pencegahan utama adalah memberikan antibiotik
Penatalaksanaan optimal korioamnionitis adalah terapi antibiotik dan melahirkan
Kesimpulan