Kopi Tanpa Gula.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • Kopi Tanpa Gula

    Kopi sajian minuman penambah semangat saya setiap harinya. Aktifitas saya

    yang sedikit banyak dibelakang layar menuntut saya untuk selalu aktif dan teliti,

    hal ini mendorong saya untuk selalu mengkonsumsi kopi tiap harinya. Apakah

    kopi membuat saya tidak

    mengantuk? gak kok, hal ini yang membuat mata saya selalu terjaga.

    Saya tipe orang yang memeng

    kalau ngantuk yah tidur, dan gak

    bisa disogok dengan kopi. Saya

    suka seruput kopi memang sudah

    dari kecil. Kedua orang tua saya

    paling hobi minum kopi, jadi dulu

    sewaktu mama saya seduh kopi

    saya sering sekali seruput kopi

    yang terlihat masih nganggur

    dimeja kerja mama saya.

    Kopi Sidikalang menjadi kopi

    andalan mama saya. Saya ingat

    betul mama selalu seduh kopi

    segelas penuh. Ada kebiasaan dari

    orang batak adalah penyajian kopi

    bukan di cangkir kopi yang berukuran kecil, tetapi seukuran gelas duralex/gelas

    susu, agak mengherankan memang, saya sendiri sempat cari tahu akan hal ini.

    Usut punya usut, orang batak yang pantang untuk memberikan gelas dengan

    cangkir kecil kepada tamu mereka karna, ini bermaknakan mengusir tamu.

    Well,ini menjadi pelajaran yang cukup unik memang bagi saya.

    Kebiasaan untuk menyeduh kopi mulai selagi duduk di bangku SMA, ini menjadi

    kebiasaan semua anggota keluarga. Kekurangannya adalah kami tidak

    mengkonsumsi kopi sidikalang yang Bapak dan Mama saya seduh. Menurut kami

    kopi dengan ampas terlalu merepotkan, kami memulai mengkonsumsi kopi instan

    yang di jual dengan harga justru relatif lebih murah dan praktis.

    Juli 2014 kejadian mengharukan terjadi dikeluarga kami,

    hampir saja kami kehilangan anggota keluarga kami untuk

    kedua kalinya. 2013 lalu kami kehilangan sosok Bapak

    yang meninggal karena darah tinggi dan serangan stroke

  • kedua yang mematikan. Kali ini mama kembali jatuh sakit, dengan penyakit yang

    sama dengan Bapak, akan tetapi penyebabnya yang berbeda. Kali ini serangan

    stroke kembali hadir dalam keluarga kami dengan sumber penyebab utama

    adalah gula. Konsumsi gula yang berlebih dari mama saya yang masih sangat

    aktif mengkonsumsi kopi terutama kopi instan membawa mama saya menderita

    penyakit stroke yang mengakibatkan setengah bagian fungsi tubuhnya kaku

    terutama sebelah kanan, ini diakibatkan dari penyumbatan yang terjadi di otak

    bagian kiri.

    Mulai dari peristiwa mama stroke, kami membuat pola makan sehat di rumah

    untuk mendukung kesembuhan mama. Kami stop konsumsi kopi instan selama 1

    tahun. Tahun kedua kami kembali konsumsi kopi, hanya saja kopinya diganti

    dengan kopi hitam / manual grill dengan gula jagung, bahkan lebih sering tidak

    menggunakan gula sama sekali. Konsumsi kopi seperti ini membuat konsumsi

    kopi kami menjadi jauh berkurang. Sebelumnya kami menghabiskan 200 sachet

    kopi/bulan sekarang hanya 500gr bubuk kopi. dulu 3-4 cangkir/hari sekarang 1-

    2 cangkir/hari.

    Bagi keluarga saya, penyakit yang datang bukanlah musibah, tapi peringatan dari

    Yang Maha Kuasa bahwa menikmati sesuatu dari-Nya cukuplah hanya dengan

    batas takarannya, tidak berlebihan atau kekurangan. Penyakit ini justru

    membawa berkat lebih kepada keluarga besar kami, bahwa sehat itu benar-benar

    mahal, dan melakukan pola hidup sehat itu jauh lebih penting disbanding harus

    minum obat.