Upload
nizwan-sham
View
48
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
as
Citation preview
KONTRASEPSI MANTAP
Oleh:
Nurul Muchliza
C 111 08 147
Pembimbing:
dr. St. Arafah
Konsulen:
Prof. Dr. dr. John Rambulangi, Sp. OG (K)
DEFENISI
Kontrasepsi mantap, terdiri dari tubektomi dan vasektomi.
Tubektomi merupakan suatu pembedahan dengan cara minilaparatomi yaitu tindakan melakukan insisi pada tuba fallopii wanita melalui irisan kecil di dinding perut ± 2-3 cm sehingga wanita tersebut tidak dapat hamil.
Vasektomi merupakan kontrasepsi permanen bagi pria dengan cara melakukan insisi pada vas deferens.
EPIDEMIOLOGI
Angka akseptor Kontap pada wanita hanya 3,75% dari total penggunaan KB seluruh Indonesia.
The national Survey of Men melaporkan bahwa 12% dari pria usia 20-39 tahun yang telah menikah telah menjalani vasektomi, dengan proporsi terbesar pada usia 35-39 tahun (21,6%)
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI TUBEKTOMI
Kontraindikasi
Indikasi: -Wanita yang dapat membahayakan dirinya dari segi medis jika dia hamil.
-Wanita yang tidak ingin punya anak lagi.
Kontraindikasi:-Terjadi perdarahan, infeksi, hipertensi yang tidak terkontrol, HELLP syndrome.
-Pasien tidak ingin atau ragu-ragu menjalani prosedur tersebut.
-Terdapat abnormalitas pada uterus, tuba fallopi, atau cavum intraabdominal.
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI VASEKTOMI
Kontraindikasi
Indikasi: -Pria yang tidak ingin punya anak lagi dan bersedia dilakukan tindakan sterilisasi.
Kontraindikasi:-Kelainan anatomis, seperti vas deferens yang tidak dapat dipalpasi, terdapatnya hidrokel atau varikokel yang besar.
-Terdapat skar pada skotum, atau post trauma pada skrotum
-Infeksi lokal pada kulit skrotum
KEUNTUNGAN DAN KETERBATASAN TUBEKTOMI
Kontraindikasi
Keuntungan:-Efektivitasnya tinggi (99,5%)
-Tidak mempengaruhi proses menyusui.
-Tidak ada efek samping jangka panjang.
-Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual.
-Berkurangnya resiko kanker ovarium.
Keterbatasan:-Tubektomi bersifat permanen sehingga tidak dapat dipulihkan kembali.
KEUNTUNGAN DAN KETERBATASAN VASEKTOMI
Kontraindikasi
Keuntungan:-Efektivitasnya tinggi (99,6-99,8%)
-Aman-Efektif dalam jangka panjang.
Keterbatasan:-Perlu kontrasepsi tambahan selama 3 bulan setelah prosedur.
-Tingkat kegagalan vasektomi kurang lebih 0,1%.
PROSEDUR TUBEKTOMI Persiapan pasien konseling, informed consent Persiapan alat
hemostats; klem Kelly, Kocher, dan Allis; gunting Metzenbaum dan Mayo; needle driver dan forsep jaringan; skalpel. Peralatan lain meliputi klem Babcock, forsep Singley, catcgut plain atau klip Fishie dan aplikator, retraktor kecil (Army-Navy atau S-shaped), catgut untuk fascia dan kulit, skin drapping, dan beberapa peralatan lainnya
buli-buli dikosongkan, dan pasien sudah berada di bawah pengaruh anestesi
insisi semilunar atau insisi vertikal dilakukan pada 2-3 cm infraumbilikal
Kemudian, lakukan oklusi tuba (tubektomi). Ada beberapa metode dalam melakukan tubektomi, diantaranya: Pomeroy Parkland Madlener Irving Uchida Kroener Fimbriektomi Aldridge
METODE POMEROY
Angka kegagalan sebesar 0 – 0,4%. Identifikasi tuba fallopi, angkat bagian proksimal tuba dengan
menggunakan klem Babcock, bebaskan dari vaskuler yang berasal dari mesosalping
Pastikan bahwa tuba fallopi yang diklem (bukan ligamen) dengan menelusuri tuba sampai ke fimbriae. Benang yang dapat diabsorpsi (plain catgut atau catgut 1-0) ditempatkan di sekeliling tuba kemudian diikat dengan kuat, dengan demikian aliran darah terhenti secara spontan
Sebuah hemostat ditempatkan pada jahitan untuk mencegah tuba tertarik ke perut. Gunting Metzenbaum digunakan untuk menggunting tuba, menembus mesosaping sekitar 1 cm dari batas ikatan.
Hasil akhirnya, benang akan diserap dan tuba fallopi akan kembali ke posisi anatomis semula dengan bagian proksimal dan distal.
METODE PARKLAND
Metode ini hampir sama dengan metode Pomeroy. Pertama-tama, identifikasi bagian avaskuler dari mesosalping.
Buat lubang di daerah tersebut dengan menggunakan gunting Metzenbaum sambil mengangkat tuba dengan menggunakan klem Babcock.
Bagian tengah dari tuba sekitar 2 cm, diikat pada bagian proksimal dan distal dengan menggunakan catgut plain.
Bagian tuba yang berada di antara benang, kemudian dipotong.
METODE MADLENER
Angka kegagalan sebesar 1,2% Bagian ampulla dari tuba diangkat dan kedua
segmen dijepit dengan menggunakan hemostat Sebuah benang yang tidak dapat diabsorpsi
digunakan untuk mengikat tuba yang telah dijepit. Tidak ada jaringan yang dibuang. Bagian yang telah diikat lama-kelamaan akan nekrosis
METODE IRVING
Tuba fallopi dibagi pada pertemuan isthmus dan ampulla, dan pada akhir jahitan, benang tetap dibiarkan panjang untuk menarik tuba dan untuk langkah selanjutnya
Dengan menggunakan alat yang tumpul, sebuah terowongan dibuat pada miometrium uteri dan bagian proksimal dari tuba ditarik ke dalam terowongan tersebut dan dijahit
Bagian distal tuba kemudian disatukan dengan ligamnetum latum. Jahitan tambahan mungkin diperlukan untuk menutup luka akibat insisi yang telah dibuat
METODE UCHIDA
Teknik yang berasal dari Jepang ini memiliki angka kegagalan yang kecil sekali bahkan mungkin tidak pernah gagal.8
Larutan saline-epinefrin diinjeksi ke dalam subserosa pada bagian ampulla tuba
Bagian serosa kemudian diinsisi dengan menggunakan gunting, sehingga bagian muskular dari tuba terlihat. Lapisan muskular dari bagian yang dipotong menjadi lebih tinggi sementara bagian serosa secara simultan kembali ke bagian proksimal dan distal tuba
Bagian proksimal dari lapisan muskular tuba diikat dan dipotong. Bagian proksimal tuba yang diikat kemudian dikembalikan di dalam bagian serosa.11 Sebuah jahitan dibuat pada bagian distal tuba dan disimpul. Jahitan tambahan mungkin diperlukan untuk menutup luka pada mesosalping
METODE KROENER FIMBRIEKTOMI
Angka kegagalan 0,19% Sebuah jahitan melewati mesosalping dan
ditempatkan pada bagian distal dari ampulla tuba. Jahitan kedua ditempatkan berdekatan dengan jahitan pertama, kemudian potong infundibulum
Setelah bagian distal tuba dibuang, tampaklah tuba fallopi seperti di gambar
METODE ALDRIDGE
Metode ini angka kegagalan sangat kecil sekali dan mungkin suatu saat fimbria yang sudah ditanam dapat dibuka kembali (reversibel) jika ibu ingin mendapatkan kesuburannya
Dengan diseksi tumpul, sebuah lubang dibuat dalam ligamentum latum. Jahitan traksi ditempatkan dalam lapisan muskular dari bagian distal tuba dan digunakan untuk menarik infundibulum ke dalam peritoneum.
Beberapa jahitan dengan menggunakan benang yang tidak dapat diabsorpsi digunakan untuk memancung infundibulum ke subperitoneal. Harus dipastikan bahwa fimbriae tuba harus benar-benar tertanam di bawah peritoneum.
PROSEDUR VASEKTOMI Asepsis pada daerah skrotum dan sekitarnya drapping dengan memperlihatkan areaa skrotum, Fiksasi vas deferens dengan menggunakan 3 jari
dilakukan Lakukan anestesi perivasal dengan menggunakan
lidocain 1-2% tanpa epinefrine.
Sebuah forsep diseksi kemudian dibuka dan digunakan untuk menjepit vas deferens dengan sudut 45o, dan kedalaman sebesar 3-4 mm, lalu tarik sampai vas deferens terlihat
Setelah vas deferens terlihat, lepaskan ring clamp, tarik vas deferens dengan lembut menggunakan forsep diseksi
Gunakan ring clamp untuk menjepit vas deferens searah vertikal, gunakan sebuah aplikator tumpul untuk menarik vas deferens dan memisahkannya dari fascia yang mengelilinginya
KOMPLIKASI TINDAKAN TUBEKTOMI
Komplikasi pada waktu pembedahan: Perforasi rahim karena pemasangan atau sewaktu
memutar elevator rahim Perlukaan kandung kemih jika irisan supra pubik terlalu
rendah Perlukaan usus (sangat jarang) Perdarahan biasanya akibat robeknya mesosalping
komplikasi anestesi; dan syok;
Komplikasi pasca pembedahan tubektomi: Rasa nyeri Hematoma subkutan Infeksi pada luka irisan atau abses Luka pembedahan terbuka Perdarahan intra abdominal
KOMPLIKASI TINDAKAN VASEKTOMI Komplikasi jangka pendek
Luka memar pada skrotum terjadi pada hampir semua kasus, sedangkan hematoma (1-2%) dan infeksi (<5%) adalah komplikasi minor yang tersering.
Komplikasi jangka panjang Timbulnya antibodi antisperma (diduga terjadi karena
respon dari bocornya sperma) Granulomata inflamasi yang kecil dapat terbentuk pada
bagian akhir vas deferens yang dipotong. Granuloma sperma bersifat nyeri dan persisten tetapi dapat dihilangkan dengan mudah.
Nyeri testikular yang kronik dengan etiologi yang tidak diketahui, dapat terjadi pada beberapa pria yang menjalani tindakan vasektomi.