98
KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG RAHARJO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR (Studi pada Objek Wisata Taman Purbakala Pugung Raharjo ) (Skripsi) Oleh ELANIA SUKMA NABILLA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG

RAHARJO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

(Studi pada Objek Wisata Taman Purbakala Pugung Raharjo )

(Skripsi)

Oleh

ELANIA SUKMA NABILLA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

ABSTRAK

KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG

RAHARJO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

(Studi pada Objek Wisata Taman Purbakala Pugung Raharjo)

Oleh

ELANIA SUKMA NABILLA

Taman Purbakala Pugung Raharjo merupakan salah satu cagar budaya yang

sangat penting untuk dilestarikan di Kabupaten Lampung Timur dan merupakan

dasar filosofi yang digunakan sebagai warisan budaya untuk jati diri dan

dikaitkan dengan fungsi pendidikan, manfaat ekonomis melalui kepariwisataan,

dan fungsi akademis untuk menjaga dan menyelamatkan basis data tentang cagar

budaya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengembangan dan pelestarian

Taman Purbakala Pugung Raharjo menggunakan manajemen pariwisata, teori

pengembangan wisata, dan upaya konservasi dan revitalisasi yang telah

dilakukan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif dengan mengambil lokasi penelitian di Dinas Pariwisata Kabupaten

Lampung Timur. Hasil penelitian dari aspek daya tarik yang terdapat pada

Taman Purbakala tidak ada daya tarik yang unik yang mampu menjadi ciri khas.

Akses jalan kabupaten menuju Taman Purbakala sudah beraspal serta mudah

untuk dilalui, tetapi justru akses jalan di area Taman Purbakala masih berupa

jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih terbatas dan

tidak ada perbaikan. Lembaga pariwisata hanya mampu berperan dalam

membuat Taman Gautama dan belum mampu membantu masyarakat sekitar

dalam meningkatkan kreativitas sebagai ciri khas dari Taman Purbakala Pugung

Raharjo. Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur tidak mengetahui rencana

strategis untuk mengembangkan Taman Purbakala Pugung Raharjo. Konservasi

hanya dilakukan satu kali pada tahun 2015 dengan cara yang tradisional.

Revitalisasi belum pernah dilakukan oleh BPCB Banten. BPCB Banten terfokus

pada cagar budaya di Pulau Jawa.

Kata Kunci: Cagar Budaya, Manajemen Pariwisata, Taman Purbakala,

Konservasi, Revitalisasi

Page 3: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

ABSTRACT

CONSERVATION AND REVITALIZATION OF PUGUNG RAHARJO

CULTURAL HERITAGE EAST LAMPUNG REGENCY

(Study of Tourism Object Purbakala Pugung Raharjo Park)

By

ELANIA SUKMA NABILLA

Purbakala Pugung Raharjo Park is one of the important cultural heritage to be

preserved in East Lampung Regency and is a philosophical basis that is used as a

cultural heritage for identity and is associated with the function of education,

economic benefits through tourism, and academic function to maintain and save

the database about cultural heritage. The research aims to analyze and describe the

development of the Purbakala Pugung Raharjo Park using tourism management,

tourism development theory, and conservation and revitalization efforts that have

been carried out. This type of research is a descriptive study with a qualitative

approach by taking the location of research in the East Lampung Regency

Tourism Department. The results of the research on the aspects of attraction found

in the Purbakala Park has no unique appeal that is able to become a characteristic.

Access to the district road to the Purbakala Park has been paved and easy to pass

through, but instead the access road in the Purbakala Park area is still a damaged

road. The existing amenities are still limited and there are no improvement. The

ancillary is only able to play a role in making Taman Gautama and have not been

able to help the surrounding community in increasing creativity as a distinctive

feature of Purbakala Pugung Raharjo Park. The East Lampung Regency Tourism

Department does not know of a strategic plan to develop Purbakala Pugung

Raharjo Park. Conservation is only done once in 2015 in a traditional way.

Revitalization has never been done by BPCB Banten. BPCB Banten only focuses

on cultural heritage on Java.

Keywords: Cultural Heritage, Tourism Management, Purbakala Park,

Conservation, Revitalization

Page 4: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG

RAHARJO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

(Studi pada Objek Wisata Taman Purbakala Pugung Raharjo )

Oleh

ELANIA SUKMA NABILLA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA ILMU PEMERINTAHAN

Pada

Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 5: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih
Page 6: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih
Page 7: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih
Page 8: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

RIWAYAT HIDUP

Peneliti memiliki nama lengkap Elania Sukma Nabilla.

Peneliti dilahirkan di Kabupaten Lampung Timur pada

tanggal 20 Juli 1997 sebagai putri pertama dari pasangan

Bapak Amlani Ahmad dan Ibu Sri Wahyuningsih. Peneliti

memiliki dua orang adik perempuan bernama Elsa Rizqika

Sukma Nabilla dan Elycia Asri Sukma Nabilla.

Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) Masyariqul Anwar Pugung Raharjo

diselesaikan pada tahun 2003, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Negeri 1

Pugung Raharjo pada tahun 2009, Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di

SMP Negeri 1 Sekampung Udik pada tahun 2012, dan Sekolah Menengah Atas

(SMA) diselesaikan di SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada tahun 2015.

Pada tahun 2015 Peneliti terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN.

Pada periode pertama Januari sampai Maret 2018 (selama 40 hari), Peneliti mengikuti

kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang bertempat di Pekon Umbul Buah,

Kecamatan Kotaagung Timur, Kabupaten Tanggamus.

Page 9: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

Selama menjadi mahasiswa, Peneliti juga aktif berorganisasi. Peneliti pernah menjadi

wakil ketua umum Unit Kegiatan Mahasiswa Social and Political English Club

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung periode tahun 2017-2018,

anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Beladiri Taekwondo, dan Staff Minat Bakat Badan

Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

periode tahun 2016-2017.

Peneliti juga pernah mengikuti beberapa kegiatan, yaitu Peneliti pernah mejadi

volunteer dalam kegiatan Socialize The Education (STE) yang diselenggarakan oleh

UKM-F SPEC FISIP Unila, menjadi volunteer dalam kegiatan Pelatihan dan

Pendampingan Bahasa Inggris Lanjutan di Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten

Tanggamus yang diselenggarakan oleh LPPM Universitas Lampung, dan pernah

menjadi volunteer dalam kegiatan Seminar ASEAN yang diselenggarakan oleh

Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI.

Page 10: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

MOTTO

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya

sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari

suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain, dan

hanya Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

(QS. Al-Insyrah: 6-8)

Orang yang bersungguh-sungguh akan terlihat hasilnya. Kesalahan-kesalahan

teknis hanyalah keterbatasan.

(Dr. R. Pitojo Budiono, M.Si)

You Never Walk Alone.

(BTS)

Jangan pernah takut dengan bayangan, karena itu menandakan ada cahaya di

sekitarmu.

(Elania Sukma Nabilla)

Page 11: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya sederhana ini kepada

Ibundaku tercinta Sri Wahyuningsih dan Ayahandaku tercinta Amlani Ahmad

sebagai tanda bakti, hormat dan cintaku

Terimakasih atas doa, restu, dan dukungan yang telah kalian berikan

Ijinkan aku untuk bisa menjadi kebanggaan dan bisa membahagiakan kita semua

Adik-adikku tersayang Elsa Rizqika Sukma Nabilla dan Elycia Asri Sukma

Nabilla serta seluruh keluarga besar yang telah mendukungku selama proses

perkuliahan

Almamater Tercinta Universitas Lampung

Page 12: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

SANWACANA

Assalamuala’ikum Wr. Wb

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan

karunia dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian dan

penyusunan Skripsi dengan judul “KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR

BUDAYA PUGUNG RAHARJO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR (Studi

pada Objek Wisata Taman Purbakala Pugung Raharjo )”. Penyusunan Skripsi

ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ilmu Pemerintahan di Universitas Lampung.

Peneliti menyadari bahwa proses penelitian dan penyusunan skripsi ini dapat

diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, khususnya yang berada pada Jurusan

Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Maka dari itu, peneliti mengucapkan rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-

besarnya, khususnya kepada :

1. Allah SWT yang senantiasa memberikan karunia dan ridho-Nya, sehingga

peneliti dapat menyelesaikan proses pendidikan dan penyusunan skripsi ini

dengan baik dan Rasulullah Muhammad SAW, seorang suri tauladan bagi umat

Islam yang senantiasa dinantikan syafa’atnya di Yaumul Akhir kelak.

Page 13: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

2. Untuk ibuku tersayang Sri Wahyuningsih, sosok perempuan luar biasa yang

mempersembahkan seluruh hidupnya untuk keluarga, tanpa mengeluh tentang

luka dan nyaris tak pernah mendahulukan kebutuhannya sebelum kebutuhan

kami terpenuhi. Betapa bangga kami terlahir dari rahim malaikat tanpa sayap

yang Allah ciptakan. Terima kasih untuk setiap cinta, kasih sayang sayang, dan

kepercayaan yang telah ibu berikan kepadaku. Untuk ayahku tercinta Amlani

Ahmad, terima kasih telah mencintaiku dengan cara ayah sendiri. Terima kasih

atas segala pelajaran hidup yang selalu kau berikan, semangat dan keikhlasan

yang selalu menjadi panutan. Terima kasih telah menjadi kebanggaanku, atas

peluh yang tercurah dan punggung yang tak pernah lelah. Tiada semangat dan

motivasi terbesarku selain Ayah dan Ibu. Doakan aku agar mampu

membahagiakan dan membanggakan Ayah dan Ibu selalu. Semoga kita selalu

bahagia. Aamiin

3. Adik-adikku tersayang Elsa Rizqika Sukma Nabilla dan Elycia Asri Sukma

Nabilla, terima kasih telah memberikan motivasi serta doa dalam proses

menyelesaikan studi ini. Tetap semangat dan terus gapai impian kalian sesulit

apapun jalan yang harus dilewati. Doakan cak semoga selalu menjadi panutan

yang baik untuk kalian. Semoga adik-adikku tersayang menjadi orang yang

sukses di dunia dan akhirat. Aamiin

4. Bapak Dr. Syarief Makhya selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. R. Sigit Krisbintoro, M.IP. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung sekaligus sebagai

Page 14: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

Dosen Pembimbing Akademik peneliti. Terima kasih atas bimbingan, saran,

kritik yang telah Bapak berikan dalam masa perkuliahan sehingga peneliti dapat

menyelesaikan perkuliahan dengan baik.

6. Ibu Dr. Feni Rosalia, M.Si selaku Pembimbing Utama yang telah banyak

memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti serta bersedia meluangkan

waktu untuk peneliti, tenaga, dan pikiran dalam proses penyusunan skripsi ini.

Terima kasih Ibu telah sangat berjasa dan memberikan banyak pelajaran kepada

peneliti, sejak awal bimbingan sampai selesainya skripsi ini dengan penuh

kesabaran dan perhatian. Peneliti sungguh merasa sangat beruntung memiliki ibu

sebagai dosen pembimbing. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan berkah

kepada Ibu dan keluarga. Aamiin

7. Bapak Dr. R. Pitojo Budiono, M.Si selaku Dosen penguji yang telah banyak

memberikan arahan, saran, dan motivasi sehingga peneliti dapat mengerjakan

Skripsi ini dengan baik sampai selesai. Terima Kasih Bapak telah begitu sabar

memahami kesulitan yang saya hadapi dan dengan sabar menjelaskan kembali

apa yang sebaiknya tertulis dalam skripsi saya. Semoga Allah SWT selalu

melimpahkan berkah kepada Bapak dan keluarga. Aamiin

8. Bapak Budi Harjo, S.Sos., M.IP selaku Pembimbing Pembantu yang telah

banyak memberikan arahan dan bimbingan dengan kesabaran meluangkan waktu

dan pikiran kepada peneliti dalam proses penyusunan skripsi ini. Terima kasih

sekali Bapak telah sangat berjasa dan memberikan banyak pelajaran kepada

peneliti. Tetap jadi dosen terfavorit bagi semua mahasiswa Jurusan Ilmu

Page 15: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

Pemerintahan ya Pak. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan berkah kepada

Bapak dan keluarga. Aamiin

9. Seluruh Dosen dan Staff Ilmu Pemerintahan FISIP Unila, terima kasih atas ilmu

dan waktu yang telah diberikan kepada peneliti selama ini di Jurusan Ilmu

Pemerintahan.

10. Staff Magister Ilmu Pemerintahan FISIP Unila Mba Yeri dan Mas Andi, terima

kasih telah banyak sekali membantu peneliti mengatasi kesepian saat sedang

menunggu giliran bimbingan di gedung f, terima kasih telah menyumbangkan

snack dan buah-buahan saat peneliti kelaparan, terima kasih telah meminjamkan

ruang dan meminjamkan printer saat peneliti sedang mendadak membutuhkan.

11. Terima kasih kepada Abang dan Mbak Ilmu Pemerintahan 2012, 2013, 2014 atas

kritik, saran dan bantuannya selama peneliti menempuh studi. Sukses untuk kita

semua. Aamiin.

12. Sahabat-sahabat kampusku tersayang Dara, Aca, Iga, Puput, Feygy, Uwo Sapi,

Intan, Ikhsan, Yopi, Pascal, dan Rahmad. Terima kasih atas segala bantuan dan

kenangan selama perkuliahan. Terima kasih selalu ada dari awal hingga akhir.

Terima kasih selalu menjadi pendengar yang terbaik. Terima kasih selalu

mengingatkan saat peneliti sedang lupa. Terima kasih telah hadir di dalam hidup

peneliti. Terima kasih telah menjadi saksi kegembiraan, kesedihan, air mata, dan

tawa bahagia peneliti. Maaf belum banyak memberi. Kalian tidak akan pernah

terlupakan. Semoga dikemudian hari kita bertemu dengan kesuksesan kita

masing-masing. Aamin

Page 16: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

13. Sahabat-sahabatku sedari di bangku sekolah Asti, Alfi, Meilinda, Dwi, Suci,

Azizah, Zahra, Edo, Arip, Doan, Wildan, dan teman-teman lainnya yang tidak

dapat peneliti sebutkan satu persatu. Terima kasih atas segala dukungan yang

selalu diberikan. Terima kasih atas silaturahim yang selalu terjaga. Sukses untuk

kita semua.

14. Teman-teman seperjuangan Ilmu Pemerintahan angkatan 2015 Dila, Santini,

Silvi, Bibil, Ica, Nay, Rizki, Aviv, Fadel, Merita, Untsa, Mba Fani, Amelisa,

Ayuni, Anriz, dan teman-teman lainnya yang tidak dapat peneliti sebutkan satu

persatu, karena kebersamaan kita yang sangat berkesan, selalu menghibur di

setiap macam aktivitas. Tidak terasa menghabiskan waktu, meluangkan waktu,

memberikan motivasi dan selalu memberikan semangat di bangku perkuliahan.

Semoga dikemudian hari kita bertemu dengan kesuksesan kita masing-masing.

15. Teman-teman lintas jurusan Hana, Cahyo, Male, Pio, Wando, Kak Nisrina, Tria,

Nabila, Yesi, Eggy, Aisyah dan teman-teman lainnya yang tidak dapat peneliti

sebutkan satu persatu. Terima kasih untuk kenangan yang diberikan. Untuk

segala pembelajaran dan perhatian yang peneliti terima. Kalian tidak akan

terlupakan. Semoga kita tetap menjadi teman dan semoga dikemudian hari kita

bertemu dengan kesuksesan kita masing-masing. Aamiin

16. Teman-teman di BEM FISIP Mba Deya, Bang Eja, Mba Sisil, Bang Bani, Mba

Yuni, Bang Juanda, Bang Nick, Vika, Bobby, Shelsa, Ana, Ria, Rika, Cindy, dan

teman-teman lainnya yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Terimakasih untuk kerjasama, bantuan dan semangat yang tercipta. Begitu

Page 17: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

berkesan, begitu indah,dan penuh dengan drama. Semoga pengabdian yang

dilalui bisa menjadi pembelajaran berharga.

17. Teman-teman di SPEC FISIP Nova, Irma, Intan, Donna, Didit, teman-teman

lainnya yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Terimakasih untuk

kerjasama, bantuan dan semangat yang tercipta. Begitu berkesan, begitu

indah,dan penuh dengan drama. Semoga pengabdian yang dilalui bisa menjadi

pembelajaran berharga.

18. Teman-teman KKN Periode 1 Unila 2018 Pekon Umbul Buah Tanggamus Kak

Puwala, Elsi, Kak Aulia, Kak Jerry, Fajar, dan Kak Aldi. Terima kasih atas cerita

dan pengalaman selama KKN. Untuk semua drama, bahagia, dan air mata yang

tidak akan terlupakan. Sukses selalu untuk kita semua. Aamiin

19. Seluruh pihak yang sudah membantu peneliti dalam mengumpulkan data-data

penelitian dan menyelesaikan skripsi ini Bapak Almaturidi, Bapak Turwidi,

Bapak Adianto, Mas Rahmad, dan seluruh pihak yang terlibat. Terima kasih

tanpa bantuan kalian peneliti tidak akan bisa menyelesaikan skripsi ini tepat pada

waktunya.

Bandar Lampung, 26 Februari 2019

Peneliti,

Elania Sukma Nabilla

Page 18: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ......................................................................................... i

DAFTAR TABEL ................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ iv

I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 15

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 15

D. Kegunaan Penelitian ................................................................. 16

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 17

A. Kajian Kepariwisataan .............................................................. 17

1. Objek Wisata ....................................................................... 19

B. Manajemen Pariwisata .............................................................. 21

C. Kajian Ilmu Arkeologi .............................................................. 29

D. Kerangka Berpikir …………………………………………… 36

III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 40

A. Tipe Penelitian .......................................................................... 40

B. Fokus Penelitian ........................................................................ 42

C. Lokasi Penelitian ……………………………………………. . 43

D. Jenis dan Sumber Data ............................................................. 43

1. Jenis Data ............................................................................. 43

2. Sumber Data......................................................................... 46

E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 50

F. Teknik Pengolahan Data .......................................................... 53

G. Teknik Analisis Data................................................................. 54

H. Teknik Keabsahan Data ............................................................ 56

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN ........................................ 58

A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Timur ........................ 58

1. Profil Wilayah Lampung Timur.......................................... 58

Page 19: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

2. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kabupaten

Lampung Timur .................................................................. 60

3. Pariwisata Kabupaten Lampung Timur .............................. 61

B. Gambaran Umum Dinas Pariwisata Kabupaten

Lampung Timur ........................................................................ 62

1. Visi dan Misi Dinas Pariwisata Kabupaten

Lampung Timur .................................................................. 62

2. Tugas dan Fungsi Dinas Pariwisata Kabupaten

Lampung Timur .................................................................. 63

3. Struktur Kepengurusan Dinas Pariwisata Kabupaten

Lampung Timur .................................................................. 64

C. Gambaran Umum Taman Purbakala Pugung Raharjo .............. 67

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 70

A. Aspek-Aspek Pengembangan Pariwisata .................................. 70

1. Daya Tarik (Attraction)....................................................... 70

2. Mudah Dicapai (Accesable) ................................................ 77

3. Fasilitas (Amenities) ............................................................ 82

4. Lembaga Pariwisata (Ancillary) ......................................... 87

B. Manajemen Pariwisata oleh Dinas Pariwisata Kabupaten

Lampung Timur ........................................................................ 92

C. Upaya Konservasi dan Revitalisasi Cagar Budaya ................... 95

VI. SIMPULAN DAN SARAN…………………………………….. 107

A. Simpulan ………………………………………………... 107

B. Saran ……………………………………………………. 110

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 20: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jenis Wisata Strategis di Kabupaten Lampung Timur

Tahun 2018 …………………………………………………………. 4

2. Jumlah Kunjungan Wisatawan Kawasan Wisata Unggulan

(KWU) Tahun 2012-2017 ……………………………………. ……. 5

3. Jumlah Kunjungan Wisatawan Objek Wisata Taman Purbakala

Pugung Raharjo Tahun 2012-2017 …………………………............ 8

4. Jumlah Kunjungan Wisatawan Objek Wisata Taman Purbakala

Pugung Raharjo Tahun 2017...................................................... …….. 9

5. Penelitian Terdahulu …………................................................. …….. 12

6. Keterangan Pengambilan Data Primer Penelitian …………………... 44

7. Keterangan Pengambilan Data Sekunder …………………………… 46

8. Informan Penelitian …………………………………………………. 49

9. Nama Kecamatan, Jumlah Desa, dan Luas Wilayah

Per-Kecamatan ……………………………………………………… 59

10. Jumlah Wisatawan Study Tour dan Penelitian Tahun 2018………… 99

11. Triangulasi Data ……………………………………………………. 102

Page 21: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Kerangka Berpikir...................................................... 36

2. Peta Kabupaten Lampung Timur ………………………….. 60

3. Struktur Organisasi Dinas Pariwisata Kabupaten

Lampung Timur ……………………………………………. 66

4. Peta Temuan Peninggalan Taman Purbakala ……………... 68

Page 22: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pariwisata merupakan salah satu faktor penentu pengembangan dan

pembangunan yang dapat berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan,

seperti aspek ekonomi, aspek sosial, aspek politik, dan aspek budaya di

suatu negara. Muljadi (2010:35) mengemukakan bahwa pembangunan

pariwisata nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang

berkesinambungan. Pariwisata sebagai salah satu faktor penentu

pengembangan yang paling potensial, senantiasa berkembang secara

dinamis sesuai dengan keadaan lingkungan yang strategis didukung oleh

peningkatan penghasilan, maka aktivitas kepariwisataan akan semakin

meningkat ke arah yang lebih baik.

Suatu daerah yang mempunyai potensi kepariwisataan, baik wisata alam,

wisata budaya, maupun wisata bahari dapat dikelola dan dikembangkan

menjadi suatu daerah wisata. Pasal 4 Undang-Undang Nomor 10 Tahun

2009 tentang Kepariwisataan menyebutkan bahwa terdapat sepuluh tujuan

penyelenggaraan kepariwisataan Indonesia, yakni: (1) meningkatkan

pertumbuhan ekonomi, (2) meningkatkan kesejahteraan rakyat, (3)

Page 23: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

2

menghapus kemiskinan, (4) mengatasi pengangguran, (5) melestarikan

alam, lingkungan , dan sumber daya, (6) memajukan kebudayaan, (7)

mengangkat citra bangsa, (8) memupuk rasa cinta tanah air, (9)

memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa, (10) mempererat persahabatan

antar bangsa.

Attar (2013: 76) menyatakan bahwa banyak wisatawan lokal maupun

wisatawan asing datang berkunjung dengan maksud tidak hanya untuk

melihat keindahan alamnya saja, tetapi juga ingin melihat dan mempelajari

budaya lokal yang terdapat di daerah sekitar tempat pariwisata tersebut.

Suatu budaya di setiap daerah akan muncul dan berbeda-beda dikarenakan

oleh kebiasaan sehari-hari yang dilakukan oleh penduduk lokal. Masyarakat

di setiap daerah harus diberdayakan semaksimal mungkin, karena hal itu

yang akan menjadi salah satu daya tarik wisatawan lokal maupun wisatawan

asing untuk datang berkunjung.

Indonesia sebagai negara dengan ribuan pulau beraneka ragam keindahan

alam dan penduduknya terdiri dari ratusan suku bangsa yang memiliki

potensi wisata alam, sosial, dan budaya yang besar. Potensi dan sumber

daya yang ada harus dikembangkan dan dimanfaatkan untuk menjadi objek

wisata yang menarik. Daya tarik utama wisatawan yang berkunjung ke

Indonesia adalah karena keindahan alam dan kekayaan seni budaya yang

sangat menarik untuk dikembangkan.

Yoeti (2008:4) menyatakan bahwa Indonesia adalah Negara Tujuan Wisata

(Tourist Destination Country), hal ini berarti Indonesia akan semakin

Page 24: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

3

dituntut kesiapan sumber daya manusia pariwisata yang kompeten dan

profesional untuk mengantisipasi pertumbuhan pariwisata yang lebih cepat

dari pertumbuhan ekonomi. Pariwisata yang baik akan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan pembangunan nasional. Salah

satu wilayah yang memiliki potensi sumber daya baik alam maupun budaya

yang beraneka ragam yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat adalah Provinsi Lampung.

Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang menjadi

daerah tujuan wisata dan menikmati maraknya perkembangan industri

wisata di Indonesia. Provinsi Lampung telah melakukan berbagai macam

aktivitas untuk membangun dan mengembangkan pariwisatanya dalam

rangka untuk mendukung tercapainya tujuan pariwisata Indonesia.

Pengembangan pariwisata erat kaitannya dengan pelestarian nilai-nilai

kebudayaan dan kepribadian bangsa dengan mengelola dan memanfaatkan

sumber daya dan potensi yang ada.

Kegiatan kepariwisataan di Provinsi Lampung cukup berkembang dengan

baik, terutama di Kabupaten Lampung Timur yang memiliki beraneka

ragam jenis wisata, seperti : wisata budaya dengan objek berupa

peninggalan ragam budaya dan tradisi, peninggalan sejarah dan purbakala,

wisata alam bahari maupun suaka margasatwa, dan berbagai jenis wisata

buatan yang sangat menarik untuk dikunjungi.

Page 25: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

4

Tabel 1. Jenis Wisata Strategis di Kabupaten Lampung Timur

No Objek Wisata Jenis Wisata

1. Taman Nasional Way

Kambas Wisata Alam

2. Pantai Mangrove Center Wisata Alam

3. Danau Beringin Indah Wisata Alam

4. Pesanggrahan Way Curup Wisata Alam

5. Danau Way Jepara Wisata Alam

6. Taman Purbakala Pugung

Raharjo Wisata Budaya

7. Desa Tradisonal Wana Wisata Budaya

8. Museum Budaya Wisata Budaya

9. Agrowisata Balai Benih

Induk Wisata Buatan

10 Agrowisata Labuhan Ratu Wisata Buatan

Sumber : Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur No. 4 Tahun 2012 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Timur Tahun 2011-

2031

Tabel 1. tentang Jenis Wisata Strategis di Kabupaten Lampung Timur

menyebutkan bahwa terdapat tiga jenis objek wisata yang menjadi objek

wisata strategis di Kabupaten Lampung Timur, yakni wisata alam, wisata

budaya, dan wisata buatan. Taman Purbakala Pugung Raharjo merupakan

salah satu objek wisata budaya yang cukup strategis dan menarik untuk

dikembangkan. Keunggulan yang dimiliki meliputi keindahan alam yang

masih asri, adanya punden-punden dan arca-arca peninggalan sejarah, serta

keramahan masyarakat sekitar objek wisata yang mampu menambah daya

tarik wisatawan.

Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2016 tentang Rencana Induk Pengembangan

Pariwisata Daerah Kabupaten Lampung Timur Tahun 2016-2030

menyebutkan bahwa terdapat tiga objek wisata yang ditetapkan menjadi

Page 26: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

5

Kawasan Wisata Unggulan (KWU), yaitu Taman Nasional Way Kambas,

Taman Purbakala Pugung Raharjo, dan Pantai Kerang Mas. Objek-objek

wisata tersebut dijadikan sebagai Kawasan Wisata Unggulan dengan

pertimbangan-pertimbangan penting, seperti mampu meningkatkan

kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara, mampu meningkatkan

kualitas kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar, dan mampu

menunjang program pembangunan pariwisata berkelanjutan di Kabupaten

lampung Timur.

Tabel 2. Jumlah Kunjungan Wisatawan Kawasan Wisata Unggulan (KWU)

Tahun 2012-2017

Sumber : Data Kepariwisataan Kabupaten Lampung Timur, Tahun 2018

Tabel 2. tentang Jumlah Kunjungan Wisatawan Kawasan Wisata Unggulan

(KWU) Tahun 2012-2017 menyebutkan bahwa Taman Purbakala Pugung

Raharjo adalah Kawasan Wisata Unggulan (KWU) yang memiliki jumlah

wisatawan paling sedikit dibandingkan dengan Taman Nasional Way

Kambas dan Pantai Kerang Mas. Hal ini tentunya menjadi catatan dari

Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Timur untuk mencari tahu

penyebab rendahnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Taman

No Objek

Wisata

Tahun

2012 2013 2014 2015 2016 2017

1. Taman

Nasional

Way

Kambas

23.863

jiwa

19.908

jiwa

22.763

jiwa

72.033

jiwa

168.783

jiwa

77.550

jiwa

2. Taman

Purbakala

Pugung

Raharjo

6.194

jiwa

3.401

jiwa

4.923

jiwa

4.757

jiwa

8.517

jiwa

13.257

jiwa

3. Pantai

Kerang

Mas

24.592

jiwa

21.604

jiwa

32.531

jiwa

(tidak

ada

data)

112.335

jiwa

38.600

jiwa

Page 27: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

6

Purbakala Pugung Raharjo. Pemanfaatan dan pengelolaan objek wisata yang

belum maksimal dapat menjadi penyebab rendahnya jumlah wisatawan yang

berkunjung.

Nugroho (2014:657) mengemukakan bahwa pemerintah daerah memiliki

kewenangan untuk mengelola kekayaan daerah yang secara nyata ada dan

berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai kekhasan,

kondisi, dan potensi unggulan daerah yang sesuai dengan karakteristik

daerah masing-masing. Strategi pengembangan objek wisata harus

dituangkan dalam produk formal agar dapat diimplementasikan dan juga

dievaluasi. Pemerintah dalam hal ini memiliki tanggung jawab mengatur,

membina, menyelenggarakan, dan mengendalikan pariwisata. Hal ini sesuai

dengan apa yang tertuang dalam Pasal 2 Peraturan Daerah Provinsi

Lampung No. 6 tahun 2012 tentang Kepariwisataan.

Hal inilah yang menjadi fokus dari Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung

Timur untuk terus mengembangkan Taman Purbakala Pugung Raharjo dan

dapat memperbaiki masalah-masalah yang ada. Berbagai cara telah

dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan nilai jual Taman Purbakala

agar menarik minat wisatawan. Salah satunya dengan mengeluarkan

kebijakan tentang memugar dan konservasi situs purbakala, menetapkan

situs purbakala sebagai kawasan strategis kabupaten dari sudut kepentingan

sosial budaya serta menyusun rencana rinci untuk pengembangan kawasan

Taman Purbakala Pugung Raharjo yang diatur dalam Peraturan Daerah

Page 28: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

7

Kabupaten Lampung Timur No. 4 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Lampung Timur Tahun 2011-2031.

Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur memiliki beberapa langkah

strategis demi memaksimalkan potensi daerah yang dimiliki oleh Kabupaten

Lampung Timur yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten

Lampung Timur No. 3 Tahun 2016 tentang Rencana Induk Pengembangan

Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Lampung Timur Tahun 2016-

2030. Taman Purbakala Pugung Raharjo sebagai objek kawasan wisata

budaya memiliki arahan pengembangan yang tercantum di dalam RIPPDA,

yaitu:

1. Memperbaiki aksesibilitas jalan di dalam kawasan objek wisata yang

aman bagi wisatawan

2. Penyediaan sarana informasi budaya yang di dalamnya termuat

sejarah/historis dari objek wisata

3. Perbaikan sarana dan infrastruktur yang mendukung kegiatan wisata di

objek wisata tersebut

4. Pengemasan potensi alam, lingkungan desa dan budaya sebagai daya

tarik wisata.

Taman Purbakala Pugung Raharjo sebagai salah satu destinasi wisata

budaya di Kabupaten Lampung Timur memiliki program unggulan yang

dilakukan setiap tanggal 28 Oktober, yaitu Festival Napak Tilas Taman

Purbakala yang memiliki berbagai rangkaian kegiatan, seperti lomba tari

tradisional, kegiatan pramuka, lomba mewarnai, tour sejarah napak tilas dan

Page 29: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

8

lain sebagainya untuk menarik wisatawan yang datang. Lomba fotografi

dengan latar belakang Taman Purbakala Pugung Raharjo pun kerap

dilakukan dengan hadiah menarik yang ditawarkan. Hal ini berdampak

langsung terhadap jumlah wisatawan yang berkunjung ke Taman Purbakala

Pugung Raharjo seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Jumlah Kunjungan Wisatawan Objek Wisata Taman Purbakala

Pugung Raharjo Tahun 2012-2017

Tahun Jumlah Wisatawan

2012 6.194 jiwa

2013 3.401 jiwa

2014 4.923 jiwa

2015 4.757 jiwa

2016 8.517 jiwa

2017 13.257 jiwa

Sumber : Data dari Koord. Juru Pelihara Taman Purbakala Pugung Raharjo, Tahun

2018

Tabel 3. tentang Jumlah Kunjungan Wisatawan Objek Wisata Taman

Purbakala Pugung Raharjo Tahun 2012-2017 menyebutkan bahwa jumlah

pengunjung pada tahun 2013 mengalami penurunan sebanyak 45% dari

jumlah wisatawan pada tahun 2012. Tahun 2014, jumlah pengunjung

mengalami kenaikan sebanyak 44,7% dan pada tahun 2015 jumlah

pengunjung Taman Purbakala kembali mengalami penurunan sebanyak

3,4%. Hal ini menjadi koreksi dari berbagai pihak yang secara langsung atau

tidak langsung ikut berperan aktif dalam pengelolaan dan pengembangan

Taman Purbakala Pugung Raharjo, sehingga pada tahun 2016, jumlah

pengunjung Taman Purbakala Pugung Raharjo berhasil mengalami kenaikan

yang cukup signifikan, yaitu sebanyak 79% dibandingkan tahun 2015 dan

Page 30: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

9

kemudian pada tahun 2017, jumlah pengunjung kembali mengalami

kenaikan yaitu sebesar 55,7% dari jumlah pengunjung tahun 2016.

Berdasarkan data tersebut, dapat terlihat bahwa pada tahun 2012 hingga

tahun 2015, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Taman Purbakala

Pugung Raharjo mengalami ketidakseimbangan ditandai dengan kenaikan

lalu diikuti penurunan jumlah pengunjung dan begitu juga sebaliknya. Dua

tahun selanjutnya, yaitu tahun 2016 dan 2017 pemerintah daerah berhasil

mengembangkan upaya untuk meningkatkan jumlah pengunjung, hal ini

ditandai dengan meningkatnya jumlah pengunjung pada tahun 2016 dan

kembali meningkat pada tahun 2017.

Tabel 4. Jumlah Kunjungan Wisatawan Objek Wisata Taman Purbakala

Pugung Raharjo Kabupaten Lampung Timur Tahun 2017

Bulan Jumlah

Wisatawan Lokal

Jumlah

Wisatawan Asing

Januari 1.269 -

Februari 1.147 -

Maret 1.231 -

April 1.496 -

Mei 706 -

Juni 983 3

Juli 1.176 5

Agustus 211 1

September 198 2

Oktober 3.585 -

November 341 1

Desember 914 2

JUMLAH 13.257 14

Sumber : Data dari Koord. Juru Pelihara Taman Purbakala Pugung Raharjo, Tahun

2018

Page 31: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

10

Tabel 4. tentang Jumlah Kunjungan Wisatawan Objek Wisata Taman

Purbakala Pugung Raharjo Kabupaten Lampung Timur Tahun 2017

menyebutkan bahwa wisatawan banyak berkunjung pada saat musim liburan

dan saat diadakannya event-event khusus di Taman Purbakala Pugung

Raharjo. Jumlah pengunjung paling banyak terjadi pada Bulan Oktober,

dimana pada bulan tersebut Bupati Lampung Timur mengadakan sebuah

festival yang dinamakan Festival Napak Tilas Taman Purbakala yang

diadakan di Taman Purbakala Pugung Raharjo. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa, banyak wisatawan akan berkunjung pada saat diadakannya festival

atau event-event khusus untuk menarik minat serta nilai jual objek wisata

Taman Purbakala Pugung Raharjo tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Primadany (2013) menyatakan bahwa

perkembangan dan kemajuan suatu objek wisata dipengaruhi oleh upaya

pemerintah daerah dalam mempromosikan dan membuat kebijakan yang

tepat dan efisien. Objek wisata memerlukan suatu strategi yang terencana

dan tersusun agar objek wisata tersebut dapat berkembang secara optimal.

Peran pemerintah daerah adalah sebagai motor penggerak yang memiliki

kewenangan dalam pengembangan objek wisata.

Pengembangan dan pengelolaan objek Taman Purbakala Pugung Raharjo

hendaknya dilakukan dengan cara yang lebih fokus dan mendalam karena

Taman Purbakala Pugung Raharjo merupakan salah satu cagar budaya yang

sangat penting untuk untuk dilestarikan serta merupakan dasar filosofi yang

digunakan sebagai warisan budaya untuk jati diri dan dikaitkan dengan

Page 32: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

11

fungsi pendidikan, manfaat ekonomis melalui kepariwisataan, dan fungsi

akademis untuk menjaga dan menyelamatkan basis data tentang sumber

daya tersebut.

Bentuk pelestarian cagar budaya berbeda dengan pelestarian objek wisata

lainnya. Diperlukan perlakuan khusus untuk tetap mempertahankan keaslian

objek dan menjaganya agar tidak punah. Undang-Undang No. 11 Tahun

2010 Tentang Cagar Budaya menjelaskan pelestarian diperlukan sebagai

upaya untuk mempertahankan keberadaan cagar budaya dan nilainya dengan

cara melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkannya.

Bangunan bersejarah dikategorikan sebagai bangunan cagar budaya juga

digunakan sebagai upaya pemerintah dalam melindungi dan melestarikan

kekhasan suatu wilayah. Perlindungan terhadap benda cagar budaya yang

termuat dalam Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 dalam pasal 3

menjelaskan bahwa pelestarian terhadap cagar budaya bertujuan untuk:

a. Melestarikan warisan budaya bangsa dan warisan umat manusia

b. Meningkatkan harkat dan martabat bangsa melalui cagar budaya

c. Memperkuat kepribadian bangsa

d. Meningkatkan kesejahteraan rakyat

e. Mempromosikan warisan budaya bangsa kepada masyarakat

internasional.

Hal itu tidaklah mudah untuk dilakukan dan diperlukan usaha yang

maksimal dari Pemerintah Kabupaten Lampung Timur, masyarakat serta

berbagai pihak yang secara langsung maupun tidak langsung berkaitan

Page 33: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

12

dengan pelestarian serta pengembangan pariwisata agar upaya tersebut

dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Berdasarkan penelusuran, peneliti

menemukan sejumlah penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian

yang akan diteliti. Berikut ini adalah penelitian terdahulu yang peneliti

sajikan dalam bentuk tabel.

Tabel 5. Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Tahun Judul Penelitian

1. Lusita Intan 2017

Implementasi Kebijakan

Pengembangan Objek Wisata

Pantai Tanjung Setia Kecamatan

Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir

Barat

2. Intan Anggraeni 2017

Implementasi Kebijakan

Pengelolaan Taman Nasional Way

Kambas Terhadap Status Sosial

Ekonomi Masyarakat Sekitar

Kawasan

(Studi pada Taman Nasional Way

Kambas, Lampung Timur,

Lampung)

3.

Superda A.

Masyono

Bambang Suhada

2015

Strategi Pengembangan Sektor

Kepariwisataan di Kabupaten

Lampung Timur

4. Hermawan

Pratidina 2015

Model Implementasi Kebijakan

Pengembangan Pariwisata dalam

Meningkatkan Destinasi

Pariwisata di Kabupaten Bogor

5. Nanang Saptono 2012

Situs Pugung Raharjo dalam

Konteks Pengembangan

Pariwisata Sumber : Diolah Peneliti, Tahun 2018

Perbedaan penelitian yang akan peneliti lakukan dengan penelitian-

penelitian terdahulu adalah pada penelitian yang dilakukan oleh Intan

(2017) hanya menganalisis masalah dan hambatan dalam implementasi

kebijakan Objek Wisata Tanjung Setia yang dipengaruhi oleh faktor sumber

daya, baik sumber daya manusia maupun sumber daya finansial sehingga

Page 34: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

13

membuat implementasi kebijakan tidak berjalan dengan sebagaimana

mestinya. Penelitian yang dilakukan oleh Intan (2017) mengambil

kesimpulan bahwa implementasi kebijakan objek wisata Tanjung Setia

masih memiliki hambatan dalam faktor sumber daya dan komunikasi antar

agen pelaksana.

Penelitian kedua dilakukan oleh Anggraeni (2017) dengan mengambil

lokasi pada Taman Nasional Way Kambas. Penelitian tersebut

menggunakan model implementasi kebijakan milik George C. Edward III

dengan beberapa variabel yang digunakan sebagai acuan penelitian.

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian eksplanatori dan menggunakan

pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk menganalisis hubungan-

hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya yang saling

mempengaruhi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh positif antara implementasi kebijakan pengelolaan Taman

Nasional Way Kambas terhadap status sosial ekonomi masyarakat di sekitar

kawasan.

Penelitian ketiga merupakan jurnal yang ditulis oleh Masyono dan Bambang

Suhada (2015) dengan mengambil fokus pada penataan dan pengembangan

berbagai objek wisata yang ada di Kabupaten Lampung Timur secara

gradual dan sistematis dengan melengkapi segala fasilitas pendukungnya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menetapkan objek

pariwisata yang perlu mendapatkan skala prioritas sebagai wisata unggulan

Page 35: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

14

yang akan dikembangkan serta mendapat rumusan strategi dalam rangka

pengembangan objek wisata di Kabupaten Lampung Timur.

Penelitian keempat merupakan jurnal yang ditulis oleh Hermawan dan

Pratidina (2015) dimana membahas mengenai pelaksanaan pembangunan

bidang kepariwisataan di Indonesia selama ini secara umum selalu

menghadapi masalah pokok, yaitu: keterbatasan SDM kepariwisataan, baik

secara kuantitas maupun kualitas (kompeten dan professional); belum

baiknya infrastruktur (sarana dan prasarana), khususnya akses jalan dan

jaringan transportasi, menuju destinasi sehingga berpengaruh terhadap

kinerja sektor kepariwisatan; serta koordinasi lintas-instansi dan lintas-

pelaku yang belum optimal.

Penelitian kelima merupakan jurnal yang ditulis oleh Saptono (2012) yang

memfokuskan pada persepsi masyarakat terhadap kawasan Taman

Purbakala Pugung Raharjo. Peneliti mengemukakan bahwa untuk

mengembangkan wisata diperlukan adanya potensi dan persepsi masyarakat.

Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah deskriptif

khususnya metode rapid rural appraisal (RRA), participstory rural

appraisal (PRA) atau partisipasi penilaian masyarakat dan metode

participatory learning actions (PLA) atau partisipari tindakan pembelajaran.

berdasarkan potensi, persepsi, serta berbagai peluang, pengembangan

pariwisata di Pugung Raharjo agar bersifat berkelanjutan dilakukan secara

terpadu dengan melibatkan peran masyarakat.

Page 36: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

15

Berdasarkan pemaparan masalah tersebut, peneliti menganggap penting

untuk melakukan penelitian untuk mengetahui pengembangan objek wisata

Taman Purbakala Pugung Raharjo. Peneliti tertarik ingin melakukan

penelitian dengan judul “Konservasi dan Revitalisasi Cagar Budaya

Pugung Raharjo Kabupaten Lampung Timur (Studi pada Objek

Wisata Taman Purbakala Pugung Raharjo)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti mengambil

rumusan masalah yaitu “Bagaimanakah pengembangan dan pelestarian yang

dilakukan oleh pemerintah daerah terhadap cagar budaya Taman Purbakala

Pugung Raharjo?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diangkat, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui pengembangan dan pelestarian Taman Purbakala Pugung

Raharjo, Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur dengan

menggunakan aspek-aspek pengembangan pariwisata menurut Medlik,

manajemen pariwisata yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten

Lampung Timur, dan upaya konservasi dan revitalisasi cagar budaya yang

dilakukan.

Page 37: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

16

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah :

1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan

kontribusi terhadap pemikiran dan menambah ilmu pengetahuan dalam

kajian Ilmu Pemerintahan, khususnya dalam lingkup pelestarian cagar

budaya.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

sebagai masukan dan sumbangan pemikiran oleh Dinas Pariwisata

Kabupaten Lampung Timur atau bagi pembuat kebijakan (stakeholder)

untuk dapat memberikan alternatif dalam mengembangkan wisata

Taman Purbakala Pugung Raharjo dengan memperhatikan berbagai hal

yang dapat menjadi suatu penghalang di masa yang akan datang.

Penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan

masyarakat untuk ikut serta mengembangkan dan mengelola objek

wisata Taman Purbakala agar dapat memberikan keuntungan untuk

masyarakat dan lingkungan sekitar objek wisata.

Page 38: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

17

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Kepariwisataan

Pariwisata adalah suatu kegiatan yang bersifat sementara dimana seseorang

bepergian ke suatu tempat dengan alasan tertentu. Hal ini sesuai dengan

pendapat Suwantoro (2004:3) yang mengungkapkan bahwa pengertian

pariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau

lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya

adalah karena berbagai kepentingan baik karena kepentingan ekonomi,

kepentingan politik, sosial, agama, maupun kepentingan lain seperti untuk

menambah pengetahuan atau hanya sekedar untuk menambah pengalaman

hidup.

Kata pariwisata berasal dari kata “pari” dan “wisata”. Pari artinya banyak,

berkali-kali, dan berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau

bepergian. Istilah pariwisata juga berhubungan erat dengan pengertian

perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara

seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk

melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Jadi, pengembangan

pariwisata merupakan suatu rangkaian upaya untuk mewujudkan kesesuaian

dalam penggunaan berbagai sumber daya pariwisata yang memanfaatkan

Page 39: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

18

berbagai aspek yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung

dengan kelangsungan pengembangan pariwisata.

Strategi pengembangan pariwisata bertujuan untuk mengembangkan produk

dan pelayanan yang berkualitas, seimbang dan bertahap. Interaksi sosiologis

dalam pengembangan pariwisata mengakibatkan timbulnya eksternalitas

positif maupun negatif. Pendekatan multidisiplin harus diberlakukan dalam

pembangunan dan pengembangan pariwisata yang semakin kompleks.

Berkaitan dengan hal ini, maka pendidikan pariwisata diharapkan mampu

memberikan kontribusi yang berarti, yang berupa sumbangan-sumbangan

pemikiran maupun tindakan nyata yang dibutuhkan untuk pengembangan

kepariwisataan.

Ada dua pedoman umum untuk suatu organisasi pariwisata yang baik, yaitu

harus terjalinnya kerjasama dan koordinasi diantara :

a. Para pejabat yang duduk dalam organisasi baik tingkat nasional,

provinsi, maupun lokal

b. Para pengusaha yang bergerak dalam industry pariwisata seperti usaha

perjalanan, usaha penginapan, usaha angkutan, usaha rekreasi dan

sektor hiburan, lembaga keuangan pariwisata, usaha cinderamata, dan

pedagang umum.

c. Organisasi yang tidak mencari untung yang erat kaitannya dengan

pariwisata

d. Asosiasi profesi dalam pariwisata.

Page 40: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

19

Pengembangan pariwisata memerlukan dukungan kebijakan pariwisata yang

tepat serta mampu menjadi pijakan dan panduan bagi tindakan strategis di

masa mendatang. Hal ini penting bagi pengembangan pariwisata yang

berkelanjutan. Suwantoro (2004:57) mengatakan bahwa untuk

mengembangkan objek pariwisata di Indonesia, terdapat beberapa pola

kebijakan yang harus diperhatikan agar mampu mengembangkannya secara

maksimal. Pola kebijakan objek wisata tersebut meliputi :

a. Prioritas pengembangan objek

b. Pengembangan pusat-pusat penyebaran kegiatan wisatawan

c. Meningkatkan kegiatan penunjang pengembangan objek wisata.

1. Objek Wisata

Objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu unsur penting dalam

dunia kepariwisataan. Objek dan daya tarik wisata dapat mensukseskan

program pemerintahan dalam melestarikan adat dan budaya bangsa

sebagai asset yang dapat dijual kepada wisatawan. Pendit (1999: 11)

mengemukakan bahwa jenis-jenis pariwisata tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Wisata Budaya

Perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas

pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan

atau peninjauan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari

keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat mereka, cara hidup mereka,

budaya dan seni mereka. Seiring perjalanan serupa ini disatukan

Page 41: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

20

dengan kesempatan-kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan

budaya, seperti eksposisi seni (seni tari, seni drama, seni musik, dan

seni suara), atau kegiatan yang bermotif kesejarahan dan sebagainya.

b. Wisata Cagar Alam (Taman Konservasi)

Jenis wisata ini biasanya diselenggarakan oleh agen atau biro

perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha dengan jalan mengatur

wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan

daerah pegunugan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi

oleh undang-undang.

c. Wisata Maritim atau Bahari

Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olahraga di air,

lebih-lebih di danau, pantai, teluk, atau laut seperti memancing,

berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi

berselancar serta berbagai rekreasi perairan yang banyak dilakukan

di daerah-daerah maritim.

d. Wisata Konvensi

Berbagai negara membangun wisata konvensi dengan menyediakan

fasilitas bangunan dengan ruangan-ruangan tempat bersidang bagi

para peserta suatu konferensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan

lainnya baik yang bersifat nasional maupun internasional.

Page 42: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

21

e. Wisata Pertanian (Agrowisata)

Jenis wisata ini biasanya digunakan untuk tujuan studi maupun

melihat–lihat keliling sambil menikmati segarnya tanaman beraneka

warna dan suburnya pembibitan berbagai jenis sayur–mayur dan

palawija di sekitar perkebunan yang dikunjungi.

f. Wisata Buru

Jenis wisata ini banyak dilakukan di negera-negara yang memang

memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh

pemerintah dan digalakkan oleh berbagai agen atau biro perjalanan.

Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah atau hutan

yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang bersangkutan.

g. Wisata Ziarah

Jenis wisata ini dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat, dan

kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata ziarah

banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat-tempat

suci, ke makam-makam orang besar atau pemimpin yang

diagungkan.

B. Manajemen Pariwisata

Suwantoro (2004:3) mengungkapkan bahwa pengertian pariwisata adalah

suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat

lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena

berbagai kepentingan baik karena kepentingan ekonomi, kepentingan

politik, sosial, agama, maupun kepentingan lain seperti untuk menambah

Page 43: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

22

pengetahuan atau hanya sekedar untuk menambah pengalaman. Yoeti

(2008:21) menjelaskan bahwa suatu perjalanan dianggap sebagai perjalanan

wisata bila memenuhi tiga persyaratan yang diperlukan, yaitu:

1. Harus bersifat sementara.

2. Harus bersifat sukarela (voluntary) dalam arti tidak terjadi karena

dipaksa.

3. Tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah atau bayaran.

Sedangkan istilah manajemen sering diidentikkan dengan istilah

pengelolaan. Tidak sedikit orang yang mengartikan pengelolaan sama

dengan arti manajemen. Antara manajemen dan pengelolaan memiliki

tujuan yang sama, yaitu tercapainya tujuan organisasi lembaga. G. R. Terry

(Hasibuan, 2001: 12) mengartikan bahwa manajemen adalah suatu proses

yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk

menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.

Pada dasarnya, pembahasan tentang manajemen adalah pembahasan tentang

beberapa fungsi fundamental yang harus dilaksanakan untuk memperoleh

gambaran utuh tentang apa yang mesti dilakukan demi tercapainya tujuan

bersama. G. R. Terry (Hasibuan, 2001: 14) memberikan gambaran yang

lebih jelas tentang fungsi manajemen, yaitu:

1. Perencanaan (planning)

2. Pengorganisasian (organizing)

Page 44: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

23

3. Penggerakan (actuating)

4. Pengawasan (controlling)

Berikut ini adalah penjelasan dari keempat fungsi manajemen tersebut:

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah fungsi yang sangat vital yang bukan hanya tugas

seorang pemimpin tetapi juga harus melibatkan setiap orang dalam

sebuah organisasi guna menentukan apa yang harus dikerjakan dan

bagaimana cara mencapainya.

b. Pengorganisasian (Oragnizing)

Pengorganisasian adalah mengalokasikan seluruh pekerjaan yang harus

dilaksanakan antara kelompok kerja, menetapkan wewenang relative

serta tanggung jawab masing-masing individu atas komponen kerja, dan

menyediakan lingkngan kerja yang tepat dan sesuai. Dengan kata lain,

pengorganisasian adalah kegiatan yang berhubungan dengan mengatur

manusia atau pegawai sebuah lembaga.

c. Penggerakan (Actuating)

Pergerakan adalah tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota

suka berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran agar sesuai dengan

perencanaan dan usaha-usaha organisasi. Penggerkan atau pelaksanaan

dilakukan setelah fungsi perencanaan, agar pelaksanaan berjalan sesuai

dengan perencanaan maka sangat ditekankan pada bagaimana cara atau

strategi seorang pemimpin dalam menggerakan pegawainya. Hal ini

sangat penting untuk menghindari agar bawahan tidak melaksanakan

Page 45: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

24

tugasnya di bawah tekanan atau paksaan tetapi atas dasar pilihan sadar

dengan penuh tanggung jawab.

d. Pengawasan (Controlling)

Tanpa adanya fungsi pengawasan maka fungsi-fungsi yang lainnya tidak

akan berjalan efektif dan efisien karena pengawasan tidak hanya

berlangsung pada saat pelaksanaan tetapi juga pada saat perencanaan

dan pengorganisasian. Pada dasarnya dalam fungsi pengawasan juga

terdapat proses pengevaluasian untuk menjaga agar seluruh kegiatan

tidak melenceng dari tujuan yang ingin dicapai.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen pariwisata

adalah suatu tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta

mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya

manusia dan sumber daya lainnya dalam bidang pariwisata. Manajemen

pariwisata memerlukan aspek potensi yang dimiliki oleh objek wisata

tersebut sebagai input awal penawaran wisata agar dapat dilakukan proses

manajemen. Konsep manajemen dan pariwisata terlebih dahulu akan

dijelaskan dengan konsep-konsep sebagai berikut:

a. Aspek Penawaran Pariwisata

Medlik (Ariyanto,2005:45) mengatakan bahwa terdapat empat aspek

yang harus diperhatikan dalam penawaran pariwisata. Aspek-aspek

tersebut adalah:

Page 46: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

25

4. Attraction (daya tarik), dimana daerah tujuan wisata dalam menarik

wisatawan hendaknya memiliki daya tarik baik daya tarik berupa

alam maupun masyarakat dan budayanya .

5. Accesable (bisa dicapai), hal ini dimaksudkan agar wisata domestik

dan mancanegara dapat dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke

tempat wisata.

6. Fasilitas (Amenities), syarat yang ketiga ini memang menjadi salah

satu syarat Daerah Tujuan Wisata (DTW) dimana wisatawan dapat

dengan kerasan tinggal lebih lama di daerah tersebut.

4. Adanya Lembaga Pariwisata (Ancillary), wisatawan akan semakin

sering mengunjungi dan mencari DTW (Daerah Tujuan Wisata)

apabila di daerah tersebut wisatawan dapat merasakan keamanan,

(Protection of Tourism) dan terlindungi baik melaporkan maupun

mengajukan suatu kritik dan saran mengenai keberadaan mereka

selaku pengunjung / orang bepergian.

b. Aspek Permintaan Pariwisata

Lebih lanjut Medlik (Ariyanto,2005:48) menjelaskan terdapat tiga

pendekatan yang digunakan untuk menggambarkan permintaan

pariwisata, tiga pendekatan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan ekonomi, pendapat para ekonom mengatakan dimana

permintaan pariwisata menggunakan pendekatan elastisitas

permintaan/pendapatan dalam menggambarkan hubungan antara

Page 47: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

26

permintaan dengan tingkat harap ataukah permintaan dengan

variabel lainnya.

2. Pendekatan geografi, para ahli geografi berpendapat bahwa untuk

menafsirkan permintaan harus berpikir lebih luas dari sekedar

penaruh harga, sebagai penentu permintaan karena termasuk yang

telah melakukan perjalanan maupun yang karena suatu hal belum

mampu melakukan wisata karena suatu alasan tertentu.

3. Pendekatan psikologi, para ahli psikologi berpikir lebih dalam

melihat permintaan pariwisata, termasuk interaksi antara kepribadian

calon wisatawan, lingkungan dan dorongan dari dalam jiwanya

untuk melakukan kepariwisataan.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pariwisata

Medlik (Ariyanto,2005:51) mengungkapkan bahwa faktor utama dan

faktor lain yang mempengaruhi permintaan pariwisata dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Harga, harga yang tinggi pada suatu daerah tujuan wisata maka

akan memberikan imbas/timbal balik pada wisatawan yang akan

bepergian/calon wisata, sehingga permintaan wisatapun akan

berkurang begitupula sebaliknya.

2. Pendapatan, apabila pendapatan suatu negara tinggi maka

kecendrungan untuk memilih daerah tujuan wisata sebagai tempat

berlibur akan semakin tinggi dan bisa jadi mereka membuat sebuah

Page 48: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

27

usaha pada Daerah Tujuan Wisata (DTW) jika dianggap

menguntungkan.

3. Sosial Budaya, dengan adanya sosial budaya yang unik dan

bercirikan atau dengan kata lain berbeda dari apa yang ada di negara

calon wisata berasal maka, peningkatan permintaan terhadap wisata

akan tinggi hal ini akan membuat sebuah keingintahuan dan

penggalian pengetahuan sebagai khasanah kekayaan pola pikir

budaya mereka.

4. Sospol (Sosial Politik), dampak sosial politik belum terlihat apabila

keadaan Daerah Tujuan Wisata (DTW) dalam situasi aman dan

tenteram, tetapi apabila hal tersebut berseberangan dengan

kenyataan, maka sospol akan sangat terasa dampak atau

pengaruhnya dalam terjadinya permintaan.

5. Intensitas keluarga, banyak atau sedikitnya keluarga juga berperan

serta dalam permintaan wisata hal ini dapat diratifikasi bahwa

jumlah keluarga yang banyak maka keinginan untuk berlibur dari

salah satu keluarga tersebut akan semakin besar, hal ini dapat dilihat

dari kepentingan wisata itu sendiri.

6. Harga barang substitusi, harga barang pengganti juga termasuk

dalam aspek permintaan. Barang-barang pengganti dimisalkan

sebagai pengganti Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang dijadikan

cadangan dalam berwisata seperti : Bali sebagai tujuan wisata utama

Page 49: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

28

di Indonesia, akibat suatu dan lain hal Bali tidak dapat memberikan

kemampuan dalam memenuhi syarat-syarat Daerah Tujuan Wisata

(DTW), sehingga secara tidak langsung wisatawan akan mengubah

tujuannya kedaerah terdekat seperti Malaysia dan Singapura.

7. Harga barang komplementer, barang yang saling membantu atau

dengan kata lain barang komplementer adalah barang yang saling

melengkapi, dimana apabila dikaitkan dengan pariwisata barang

komplementer ini sebagai obyek wisata yang saling melengkapi

dengan obyek wisata lainnya.

d. Prinsip-Prinsip Dasar Pengelolaan Pariwisata

Pengelolaan pariwisata haruslah mengacu pada prinsip-prinsip

pengelolaan yang menekankan nilai-nilai kelestarian lingkungan alam,

komunitas, dan nilai sosial yang memungkinkan wisatawan menikmati

kegiatan wisatanya serta bermanfaat bagi kesejahteraan komunitas

lokal. Pengelolaan pariwisata harus memperhatikan prinsip-prinsip

berikut:

1. Pembangunan dan pengemabangan pariwisata haruslah didasarkan

pada kearifan lokal yang merefleksikan keunikan peninggalan

bdaya dan keunikan lingkungan.

2. Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya yang

menjadi basis pengembangan kawasan pariwisata,

3. Pengembangan atraksi wisata ditambah yang mengakar pada

khasanah budaya lokal.

Page 50: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

29

4. Pelayanan kepada wisatawan yang berbasis keunikan budaya dan

lingkungan lokal.

5. Memberikan dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan

pengembangan pariwisata jika terbukti memberikan manfaat

positif, tetapi sebaliknya mengendalikan atau menghentikan

aktivitas pariwisata tersebut jika melampaui ambang batas

(carrying capacity) lingkungan alam atau akseptabilitas sosial

walaupun di sisi lain mampu meningkatkan pendapatan masyarakat

sekitar.

C. Kajian Ilmu Arkeologi

Arkeologi adalah salah satu ilmu penting dalam dunia pengetahuan.

Sedyawati (2012:18) mengemukakan bahwa arkeologi adalah disiplin ilmu

yang tujuannya untuk mengungkapkan kehidupan manusia masa lalu

melalui kajian-kajian atas tinggalan-tinggalan kebendaannya. Tanudirjo

(2000:17) menjelaskan bahwa dalam studi arkeologi terdapat temuan-

temuan berupa benda, bisa juga disebut dengan material resource atau

cultural resource yang memiliki nilai penting sejarah, ilmu pengetahuan dan

kebudayaan yang sangat memungkinkan untuk dilindungi serta dilestarikan.

Tanudirjo (2000:19) menjelaskan bahwa sumber daya arkeologi merupakan

dasar filosofi yang kegunaannya sebagai warisan budaya untuk jati diri

(cultural identity) dikaitkan dengan fungsi pendidikan, manfaat ekonomis

melalui kepariwisataan, dan fungsi akademis untuk menjaga dan

menyelamatkan basis data tentang sumber daya tersebut. Objek arkeologi

Page 51: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

30

merupakan objek yang tidak dapat dipindahkan (non moveable) dengan

pengertian bahwa konteks ruang sedapat mungkin dipertahankan, maka

untuk melestarikan serta melindungi suatu objek arkeologi memerlukan

bantuan bidang ilmu lainnya seperti bidang ilmu konservasi.

Upaya penanganan objek arkeologi yang memiliki sifat terbatas, tidak dapat

diperbaharui, sangat rapuh dan kemampuan bertahan pada bahan sangat

rentan akan kerusakan, oleh karena itu membutuhkan penerapan ilmu bantu

yaitu ilmu konservasi. Konservasi merupakan ilmu yang bertujuan untuk

menjaga kelangsungan keanekaragaman seperti makhluk hidup maupun

benda mati dan memeliharanya agar tidak punah. Tjandrasasmita (1995: 65)

mengemukakan bahwa upaya pelestarian dilakukan dengan tetap

memperhatikan bentuk aslinya, sehingga perlu diadakan studi konservasi.

Tjandrasasmita (1995:29) mengemukakan bahwa konservasi dalam

pengertian yang sederhana adalah kegiatan perawatan dengan cara

pengawetan terhadap benda cagar budaya yang telah mengalami pelapukan

dan kerusakan baik secara mekanis, fisis, kimia, maupun biologi.

Konservasi memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya perbaikan,

pemeliharaan, penyusunan kembali komponen suatu bangunan pada bentuk

aslinya tanpa mengabaikan nilai sejarah, arkeologi, arsitektur, dan

sebagainya.

Konservasi pada dasarnya merupakan kajian ilmu yang bersifat memelihara

dan melestarikan suatu objek agar tetap ada hingga dimasa yang akan

datang. Upaya yang dilakukan untuk memelihara untuk memelihara dan

Page 52: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

31

melestarikan sumber daya arkeologi semaksimal mungkin tanpa

menghilangkan nilai yang ada pada objek arkeologi tersebut, oleh karena itu,

dalam pelaksanaannya harus melalui pedoman-pedoman yang berlaku secara

hukum. Cara merawat cagar budaya untuk mencegah dan menanggulagi

kerusakan telah diatur dalam Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 Tentang

Cagar Budaya.

Pelestarian dan perawatan cagar budaya yang telah diatur dalam Undang-

Undang No. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya dilakukan dengan

pembersihan, pengawetan, dan perbaikan atas kerusakan dengan

memperhatikan keaslian bentuk, tata letak, gaya, bahan, dan / atau teknologi

cagar budaya. Dalam melakukan pelestarian, pemerintah daerah juga

melakukan konservasi dan revitalisasi terhadap objek cagar budaya agar

tidak punah di zaman modern ini.

Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya menjelaskan

bahwa konservasi adalah tindakan untuk melakukan perlindungan atau

pengawetan atau sebuah kegiatan untuk melestarikan sesuatu dari kerusakan,

kehancuran, kehilangan, dan sebagainya. Secara umum pengertian

konservasi adalah suatu usaha pemeliharaan, pengelolaan, dan perlindungan

secara berkesinambungan yang dilakukan terhadap sesuatu untuk

menghindari kepunahan dan kerusakannya dengan cara mengawetkan,

melestarikan, atau mengefiensikan penggunaannya. Konservasi bukan berarti

menghentikan sama sekali pemanfaatan lingkungan, hanya saja

Page 53: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

32

pemanfaatannya harus diperhatikan dengan bijaksana. Konservasi meliputi

tiga hal, yaitu:

1. Perlindungan, berarti melindungi proses ekologis dan sistem penyangga

kehidupan.

2. Pelestarian, berarti melestarikan sumber daya alam dan keanekaragaman

hayati.

3. Pemanfaatan, berarti memanfaatkan secara bijaksana sumber daya alam

dan lingkungannya.

Tujuan dari dilakukannya kegiatan konservasi terhadap objek-objek cagar

budaya adalah sebagai berikut:

a. Untuk memelihara maupun melindungi tempat-tempat yang dianggap

bernilai supaya tidak hancur, beralih, berganti, bersalin, bertukar atau

punah.

b. Untuk menekankan kembali pada pemakaian bangunan lama supaya

tidak terlantar, disini maksudnya apakah dengan cara menghidupkan

kembali guna yang sebelumnya dari bangunan tersebut atau mengganti

fungsi lama dengan fungsi baru yang memang diperlukan.

c. Untuk melindungi benda-benda sejarah ataupun benda jaman purbakala

dari kehancuran atau kerusakan yang diakibatkan oleh faktor alam,

mikro organism, dan kimiawi.

d. Untuk melindungi benda-benda remover alam yang dilakukan langsung

yaitu dengan teknik membersihkan, memelihara, dan membaguskan baik

itu secara fisik maupun secara langsung dari pengaruh berbagai macam

Page 54: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

33

aspek, misalnya seperti faktor kawasan yang bisa merusak benda-benda

tersebut.

Pengertian revitalisasi yang tercantum dalam Undang No. 11 Tahun 2010

Tentang Cagar Budaya adalah kegiatan pengembangan yang ditujukan

untuk menumbuhkan kembali nilai-nilai penting cagar budaya dengan

penyesuaian fungsi ruang baru yang tidak bertentangan dengan prinsip

pelestarian dan nilai budaya masyarakat. Proses revitalisasi sebuah kawasan

mencakup perbaikan aspek fisik, aspek ekonomi, dan aspek sosial.

Pendekatan revitalisasi harus mampu mengenali dan memanfaatkan potensi

lingkungan (sejarah, makna, keunikan lokasi, dan citra tempat). Untuk

melaksanakan revitalisasi perlu adanya keterlibatan masyarakat.

Keterlibatan yang dimaksud bukan sekedar ikut serta untuk mendukung

aspek formalitas yang memerlukan adanya partisipasi masyarakat, selain itu

masyarakat yang terlibat tidak hanya masyarakat di lingkungan itu saja,

tetapi masyarakat dalam arti luas.

Tujuan dari revitalisasi kawasan adalah untuk meningkatkan vitalitas

kawasan terbangun melalui intervensi perkotaan yang mampu menciptakan

pertumbuhan dan stabilitas ekonomi lokal, terintegrasi dengan sistem kota,

layak huni, berkeadilan sosial, berwawasan budaya dan lingkungan. Sasaran

dalam revitalisasi ini adalah:

Page 55: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

34

1. Meningkatnya stabilitas ekonomi kawasan melalui ntervensi untuk:

a. Meningkatkan kegiatan yang mampu mengembangkan penciptaan

lapangan kerja, peningkatan jumlah usaha dan variasi usaha serta

produktivitas kawasan.

b. Menstimulasi faktor-faktor yang mendorong peningkatan

produktivitas kawasan.

c. Mengurangi jumlah kapital bergerak keluar kawasan dan

meningkatkan investasi yang masuk ke dalam kawasan.

2. Mengembangkan penciptaan iklim yang kondusif bagi kontinuitas dan

kepastian usaha.

3. Meningkatnya nilai properti kawasan dengan mereduksi berbagai faktor

eksternal yang menghambat sebuah kawasan sehingga nilai properti

kawasan sesuai dengan niai pasar dan kondusif bagi investasi jangka

panjang.

4. Terintegrasinya kantong-kantong kawasan kumuh yang terisolir dengan

sistem kota dari segi spasial, prasaranan, sarana serta kegiatan ekonomi,

sosial, dan budaya.

5. Meningkatnya kuantitas dan kualitas prasarana lingkungan seperti jalan

dan jembatan, air bersih, drainase,sanitasi dan persampahan, serta sarana

kawasan seperti pasar, ruang untuk indurstri, ruang ekonomi informal,

dan formal, fasilitas sosial dan budaya, dan sarana transportasi.

6. Meningkatnya kelengkapan fasilitas kenyamanan (amenities) kawasan

guna mencegah proses kerusakan ekologi lingkungan.

Page 56: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

35

7. Terciptanya pelestarian asset warisan budaya perkotaan dengan

mencegah terjadinya perusakan diri sendiri (self-destruction) dan

perusakan akibat kreasi baru (creative-destruction), melestarikan tipe

dan bentuk kawasan, serta mendorong kesinambungan dan tumbuhnya

tradisi sosial dan budaya lokal.

8. Penguatan kelembagaan yang mampu mengelola, memelihara, dan

merawat kawasan revitalisasi.

9. Penguatan kelembagaan yang meliputi pengembangan sumber daya

manusia, kelembagaan dan peraturan / ketentuan perundang-undangan.

10. Membangun kesadaran dan meningkatkan kompetensi pemerintah

daerah agar tidak hanya fokus membangun kawasan baru.

Page 57: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

36

D. Kerangka Berpikir

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir

Sumber : Peneliti, Tahun 2019

Objek Cagar Budaya Taman Purbakala Pugung Raharjo

Tujuan Pelestarian Cagar Budaya :

1. Melestarikan warisan budaya bangsa

dan warisan umat manusia

2. Meningkatkan harkat dan martabat

bangsa melalui cagar budaya

3. Memperkat kepribadian bangsa

4. Meningkatkan kesejahteraan rakyat

5. Mempromosikan warisan budaya

bangsa kepada masyarakat

internasional.

Aspek-Aspek

Pengembangan Pariwisata :

1. Daya Tarik (Attraction)

2. Mudah Dicapai

(Accesable)

3. Fasilitas (Amenities)

4. Lembaga Pariwisata

(Ancillary)

Pengembangan dan Pelestarian Cagar Budaya Taman

Purbakala Pugung Raharjo

Undang-Undang No. 11 Tahun 2010

tentang Cagar Budaya

Manajemen

Pariwisata oleh

Dinas

Pariwisata

Kabupaten

Lampung

Timur

Upaya

Konservasi dan

Revitalisasi

Cagar Budaya

Page 58: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

37

Adapun kerangka berpikir tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

Taman Purbakala Pugung Raharjo merupakan sastu-satunya objek cagar

budaya yang ada di Kabupaten Lampung Timur. Sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, maka yang dimaksud

dengan cagar budaya adalah warisan budaya yang bersifat kebendaan

berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya,

dan Kawasan Cagar Budaya yang perlu dilestarikan keberadaannya karena

memiliki nilai sejarah, pengetahuan, pendidikan, agama, dan kebudayaan

melalui proses-proses penetapan cagar budaya yang kemudian dilakukan

upaya-upaya untuk pelestarian.

Tujuan dari pelestarian cagar budaya menurut Undang-Undang Nomor 11

tahun 2010 adalah untuk melestarikanwarisan budaya bangsa dan warisan

umat manusia, meningkatkan harkat dan martabat bangsa melalui cagar

budaya, memperkuat kepribadian bangsa, meningkatkan kesejahteraan

rakyat, mempromosikan warisan budaya bangsa kepada masyarakat

internasional. Tujuan-tujuan tersebut dirasa penting untuk diwujudkan

karena merupakan dasar filosofi yang digunakan sebagai warisan budaya

untuk jati diri dan dikaitkan dengan fungsi pendidikan, manfaat ekonomis

melalui kepariwisataan, dan fungsi akademis untuk menjaga dan

menyelamatkan basis data tentang sumber daya tersebut.

Page 59: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

38

Medlik (Ariyanto,2005:45) menjelaskan bahwa terdapat empat aspek yang

harus diperhatikan dalam pengembangan pariwisata. Aspek-aspek tersebut

adalah:

1. Daya Tarik (Attraction), daerah tujuan wisata dalam menarik wisatawan

hendaknya memiliki daya tarik baik daya tarik berupa alam maupun

masyarakat dan budayanya .

2. Mudah Dicapai (Accesable), hal ini dimaksudkan agar wisata domestik

dan mancanegara dapat dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke

tempat wisata.

3. Fasilitas (Amenities), syarat yang ketiga ini memang menjadi salah satu

syarat Daerah Tujuan Wisata (DTW) dimana wisatawan dapat dengan

kerasan tinggal lebih lama di daerah tersebut.

4. Adanya Lembaga Pariwisata (Ancillary), wisatawan akan semakin

sering mengunjungi dan mencari Daerah Tujuan Wisata (DTW) apabila

di daerah tersebut wisatawan dapat merasakan keamanan (Protection of

Tourism) dan terlindungi baik melaporkan maupun mengajukan suatu

kritik dan saran mengenai keberadaan mereka selaku pengunjung /

orang bepergian.

Selain memperhatikan aspek-aspek pengembangan wisata, pelestarian

Taman Purbakala Pugung Raharjo juga perlu memperhatikan

manajemen yang dilakukan oleh pihak Dinas Pariwisata Kabupaten

Lampung Timur dalam upaya pengembangan yang dilakukan serta

Page 60: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

39

upaya konservasi dan revitalisasi terhadap cagar budaya Taman

Purbakala Pugung Raharjo agar tidak punah dan tetap dilestarikan

keberadaannya. Kemudian akan diketahui bagaimana pengembangan

dan pelestarian cagar budaya Taman Purbakala Pugung Raharjo.

Page 61: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

40

III. METODOLOGI PENELITIAN

Penulis akan memaparkan metode penelitian yang digunakan sebagai alat

penelitian. Pemaparan ini terdiri dari tipe penelitian, fokus penelitian, lokasi

penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan

data, teknik analisis data dan teknik keabsahan data.

A. Tipe Penelitian

Pengembangan yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung

Timur yang berkaitan dengan hal pelaksanaan pengembangan dan

pelestarian cagar budaya Taman Purbakala Pugung Raharjo di Kabupaten

Lampung Timur akan dijelaskan dengan menggunakan tipe penelitian

deskriptif yang artinya menggambarkan suatu keadaan dengan

menggunakan pendekatan kualitatif.

Kirk dan Miller (Sudarto,1995:62) menyebutkan bahwa metode penelitian

kualitatif adalah metode yang digunakan dalam ilmu pengetahuan sosial

yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia serta

pembahasan penelitian berhubungan dengan orang-orang tersebut. Argumen

peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yaitu pertama, pengembangan

pariwisata sangat membutuhkan masukan serta saran yang dapat

diwawancara.

Page 62: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

41

Kedua, pelestarian cagar budaya budaya Taman Purbakala Pugung Raharjo

ini membutuhkan sejumlah data lapangan yang sifatnya publik dan

konseptual.

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian

deskriptif. Nazir (2003: 16) menjelaskan bahwa metode deskriptif

merupakan metode yang menggambarkan fenomena yang sedang terjadi

berdasarkan data-data yang telah didapatkan, sehingga peneliti dapat

mengidentifikasi fenomena dan menentukan tahap berikutnya untuk

menarik suatu kesimpulan.

Peneliti berpendapat bahwa penelitian deskriptif kualitatif dapat lebih

menjelaskan dengan bahasa-bahasa yang dapat menggambarkan suatu

fenomena sehingga lebih sistematis. Fenomena tersebut baik berupa

aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, dan perbedaan antara

fenomena yang satu dengan fenomena yang lainnya. Jenis penelitian

kualitatif lebih kepada penelitian mendalam dan akurat serta hasil penelitian

akan lebih banyak berupa uraian deskriptif serta analisis sehingga

pertanyaan dalam penelitian dapat terjawab.

Tipe penelitian ini meneliti tentang pengembangan dan pelestarian yang

dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur terhadap cagar

budaya Taman Purbakala Pugung Raharjo dengan menggunakan aspek-

aspek pengembangan pariwisata menurut Medlik, manajemen pariwisata

yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur, dan

upaya-upaya konservasi dan revitalisasi cagar budaya yang telah dilakukan,

Page 63: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

42

sehingga akan didapatkan bagaimana pengembangan dan pelestarian Taman

Purbakala Pugung Raharjo yang tepat dan sesuai dengan permasalahan yang

ada.

B. Fokus Penelitian

Moleong (2004:237) menjelaskan bahwa fokus penelitian bertujuan untuk

membatasi penelitian kualitatif agar penulis tidak terjebak dalam beragam

data yang didapatkan. Fokus penelitian dapat membantu penulis dalam

menyaring data-data yang relevan dengan pertanyaan penelitian dalam

rumusan masalah. Fokus peneliti pada penelitian ini adalah pengembangan

dan pelestarian yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung

Timur dalam mengembangkan Taman Purbakala Pugung Raharjo sesuai

dengan aspek-aspek pengembangan pariwisata, manajemen pariwisata yang

dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur, dan upaya-

upaya konservasi dan revitalisasi cagar budaya yang telah dilakukan.

Medlik (Ariyanto,2005:45) menjelaskan terdapat empat aspek yang harus

diperhatikan dalam pengembangan pariwisata. Aspek-aspek tersebut adalah:

1. Daya tarik (Attraction), daerah tujuan wisata dalam menarik wisatawan

hendaknya memiliki daya tarik baik daya tarik berupa alam maupun

masyarakat dan budayanya .

2. Bisa dicapai (Accesable), hal ini dimaksudkan agar wisata domestik

dan mancanegara dapat dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke

tempat wisata.

Page 64: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

43

3. Fasilitas (Amenities), syarat yang ketiga ini memang menjadi salah satu

syarat Daerah Tujuan Wisata (DTW) dimana wisatawan dapat tinggal

lebih lama di daerah tersebut.

4. Adanya Lembaga Pariwisata (Ancillary), wisatawan akan semakin

sering mengunjungi dan mencari Daerah Tujuan Wisata (DTW) apabila

di daerah tersebut wisatawan dapat merasakan keamanan (Protection of

Tourism) dan terlindungi baik melaporkan maupun mengajukan suatu

kritik dan saran mengenai keberadaan mereka selaku pengunjung/orang

bepergian.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah wilayah objek wisata Taman

Purbakala Pugung Raharjo dan rumah informasi Taman Purbakala Pugung

Raharjo yang beralamat di Desa Pugung Raharjo, Kecamatan Sekampung

Udik, Kabupaten Lampung Timur sebagai tempat objek wisata yang akan

diteliti dan juga wilayah kerja pemerintahan Kabupaten Lampung Timur

untuk melengkapi informasi penelitian dengan mengambil fokus pada Dinas

Pariwisata Kabupaten Lampung Timur yang beralamat di Sukadana Ilir,

Kecamatan Sukadana, Kabupaten Lampung Timur.

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan gabungan dari

dua jenis data, yaitu:

Page 65: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

44

a. Data primer

Arikunto (2010:22) menjelaskan bahwa data primer merupakan data

dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan,

gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat

dipercaya, yakni subjek penelitian atau informan yang berkenaan

dengan variabel yang diteliti atau data yang diperoleh dari responden

secara langsung. Keterangan pengambilan data primer peneliti sajikan

dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 6. Keterangan Pengambilan Data Primer Penelitian

Kelompok

Informan No. Nama Instrumen

Waktu

Pengambilan Data

Primer

Dinas

Pariwisata

Kabupaten

Lampung

Timur

1 Almaturidi, S.E. Wawancara 22 November 2018,

Pukul 14.00 WIB

2 Adianto, S.Sos.,

M.M Wawancara

10 Desember 2018

Pukul 10.15 WIB

Juru pelihara

Taman

Purbakala

Pugung

Raharjo

1 Turwidi Wawancara 1 Desember 2018

Pukul 10.00 WIB

Perangkat

Desa Pugung

Raharjo

1 Sumarlan Wawancara 10 Desember 2018

Pukul 15.45 WIB

Pokdarwis

Taman

Gautama

1 Sumiyanto Wawancara 1 Desember 2018

Pukul 16.08 WIB

Pengunjung

1 Asti Wahyu

Astari Wawancara

2 Desember 2018

Pukul 10.28 WIB

2 Sahril Anwar Wawancara 2 Desember 2018

Pukul 11.00 WIB

Masyarakat

Desa Pugung

Raharjo

1 Galih Suryo

Prayogo Wawancara

1 Desember 2018

Pukul 11.28 WIB

2 Widi Prasetyo Wawancara 1 Desember 2018

Pukul 12.07 WIB

Sumber: Data hasil Penelitian, Tahun 2018

Page 66: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

45

b. Data Sekunder,

Data sekunder merupakan data-data tertulis yang digunakan sebagai

informan pendukung dalam analisis data primer. Data ini pada

umumnya berupa dokumen-dokumen tertulis yang terkait dengan

proses pengelolaan dan pengembangan objek wisata oleh Dinas

Pariwisata Kabupaten Lampung Timur.

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui dokumen-

dokumen yang berkaitan dengan penelitian, yaitu gambaran umum

mengenai objek wisata Taman Purbakala Pugung Raharjo, Rencana

Strategis pengembangan pariwisata Lampung Timur, foto-foto

dokumentasi, dan data-data terkait informasi Taman Purbakala

Pugung Raharjo, serta buku dan peraturan terkait kepariwisataan,

Tupoksi Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur, katalog

destinasi wisata Kabupaten Lampung Timur, serta jumlah pengunjung

objek wisata Taman Purbakala Pugung Raharjo. Keterangan informasi

pengambilan data sekunder peneliti sajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut:

Page 67: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

46

Tabel 7. Keterangan Pengambilan Data Sekunder Penelitian

No Keterangan Informasi Data

Sekunder Penelitian Sumber Data

Waktu Pengambilan

Data Sekunder

1. Rencana Induk

Pengembangan Pariwisata

Daerah (RIPPDA)

Dinas Pariwisata

24 Agustus 2018,

Pukul 10.00 WIB

2. Data Kunjungan Wisata Dinas Pariwisata

24 Agustus 2018,

Pukul 10.00 WIB

3. Gambaran Umum Taman

Purbakala Pugung Raharjo

Rumah Informasi

Taman Purbakala

13 Oktober 2018,

Pukul 13.30 WIB

4. Data Kunjungan Taman

Purbakala Pugung Raharjo

Rumah Informasi

Taman Purbakala

13 Oktober 2018,

Pukul 13.30 WIB

5. Katalog Objek Pariwisata

Kabupaten Lampung Timur Dinas Pariwisata

26 November 2018,

Pukul 09.30 WIB 6. Data Kepariwisataan

Kabupaten Lampung Timur Dinas Pariwisata

26 November 2018,

Pukul 09.30 WIB

7. Tupoksi Dinas Pariwisata

Kabupaten Lampung Timur Dinas Pariwisata

10 Desember 2018

Pukul 10.15 WIB

8. Struktur Organisasi Dinas

Pariwisata Kabupaten

Lampung Timur

Dinas Pariwisata

10 Desember 2018

Pukul 10.15 WIB

9. Kabupaten Lampung Timur

Dalam Angka 2018 Dinas Pariwisata

10 Desember 2018

Pukul 10.15 WIB

Sumber: Data hasil penelitian, Tahun 2018

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini antara lain :

a. Informan

Informan adalah pihak yang terkait dan dinilai memiliki informasi

yang terkait dan dinilai memiliki informasi tentang pelaksanaan

pengembangan pariwisata di Taman Purbakala Pugung Raharjo.

Informan sebagai sumber data dalam penelitian ini ditentukan

dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Sugiyono (2014:85) menjelaskan bahwa teknik purposive sampling

adalah teknik pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri

khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian. Penentuan teknik ini

agar didapati informasi dengan tingkat validitas dan reabilitas yang

Page 68: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

47

tinggi. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka peneliti

menetapkan beberapa kelompok informan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur

Argumen peneliti memilih Dinas Pariwisata adalah karena Dinas

Pariwisata Kabupaten Lampung Timur merupakan instansi yang

terlibat langsung dalam pengelolaan pariwisata di Kabupaten

Lampung Timur dan sebagai instansi yang merumuskan

kebijakan dalam pengelolaan pariwisata. Informan yang akan

dipilih yaitu Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung

Timur dan Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas

Pariwisata Kabupaten Lampung Timur.

2. Perangkat Desa

Perangkat Desa Pugung Raharjo merupakan pemerintahan yang

memiliki wewenang secara langsung dalam pengelolaan objek

wisata Taman Purbakala Pugung Raharjo. Informan yang akan

dipilih dalam penelitian ini yaitu Kepala Desa Pugung Raharjo.

3. Kelompok Sadar Wisata Taman Gautama (Pokdarwis)

Pokdarwis adalah suatu lembaga yang berfungsi sebagai sarana

penyaluran aspirasi pengembangan pariwisata Taman Purbakala

Pugung Raharjo. Informan yang akan dipilih dalam penelitian

ini yaitu Ketua Pokdarwis Taman Gautama.

Page 69: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

48

4. Koordinator Juru Pelihara Taman Purbakala Pugung Raharjo

Koordinator juru pelihara merupakan orang yang bertugas

secara langsung terhadap pemeliharaan dan penjagaan Taman

Purbakala Pugung Raharjo dan juga sebagai penjaga rumah

informasi Taman Purbakala Pugung Raharjo.

5. Masyarakat Desa Pugung Raharjo

Masyarakat yang diprioritaskan adalah masyarakat yang berada

di sekitar Taman Purbakala Pugung Raharjo yang secara

langsung mendapatkan dampak dari pengembangan pariwisata.

6. Pengunjung/Wisatawan Objek Wisata Taman Purbakala Pugung

Raharjo

Pengunjung objek wisata Taman Purbakala Pugung Raharjo

merupakan meraka yang menjadi tujuan dari pengembangan

pariwisata. Dengan adanya pengunjung maka akan terlihat

bagaimana keberhasilan pengembangan pariwisata, hal ini juga

dapat menjadi tolak ukur penilaian pengembangan pariwisata di

Taman Purbakala Pugung Raharjo.

Page 70: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

49

Tabel 8. Informan Penelitian

Kelompok

Informan No. Nama

Jenis

Kelamin Jabatan/Pekerjaan

Dinas

Pariwisata

Kabupaten

Lampung

Timur

1 Almaturidi, S.E. Pria

Kepala Dinas Pariwisata

Kabupaten Lampung

Timur

2 Adianto, S.Sos.,

M.M Pria

Kepala Bidang

Pemasaran Pariwisata

Dinas Pariwisata

Kabupaten Lampung

Timur

Juru pelihara

Taman

Purbakala

Pugung

Raharjo

1 Turwidi Pria

Koordinator Juru

Pelihara Taman

Purbakala Pugung

Raharjo

Perangkat

Desa Pugung

Raharjo

1 Sumarlan Pria Kepala Desa Pugung

Raharjo

Pokdarwis

Taman

Gautama

1 Sumiyanto Pria Ketua Pokdarwis Taman

Gautama

Pengunjung

1 Asti Wahyu

Astari Wanita Mahasiswi

2 Sahril Anwar Pria Guru

Masyarakat

Desa Pugung

Raharjo

1 Galih Suryo

Prayogo Pria Wiraswasta

2 Widi Prasetyo Pria Buruh/Pekerja

Sumber: Data hasil penelitian, Tahun 2018

b. Peristiwa atau kejadian

Peristiwa atau kejadian merupakan suatu peristiwa-peristiwa yang

terjadi atau pernah terjadi pada proses pengelolaan dan

pengembangan objek wisata Taman Purbakala yang dilakukan oleh

Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur.

c. Dokumen-Dokumen

Dokumen yang dimaksud adalah dokumen-dokumen yang

berkaitan dengan proses pengelolaan dan pengembangan objek

Page 71: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

50

wisata Taman Purbakala yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata

Kabupaten Lampung Timur.

E. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Wawancara

Silaen dan Widiyono (2013:153) menjelaskan bahwa wawancara adalah

alat pengumpulan data yang digunakan dalam komunikasi langsung yang

berbentuk sejumlah pertanyaan lisan yang diajukan. Wawancara

dilakukan secara langsung untuk memperoleh data dari informan terkait

dengan fokus penelitian, sehingga sasaran yang akan diwawancarai

adalah pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan yang dijadikan

sumber data.

Wawancara tersebut dilakukan dengan cara bertemu secara langsung

dengan Bapak Almaturidi, S.E. selaku Kepala Dinas Pariwisata

Kabupaten Lampung Timur yang didampingi oleh Bapak Adianto,

S.Sos., M.M selaku Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas

Pariwisata Kabupaten Lampung Timur. Berdasarkan petunjuk dari Bapak

Adianto, S.Sos., M.M peneliti dirasa perlu untuk mendatangi Rumah

Informasi Taman Purbakala Pugung Raharjo yang merupakan pihak

pengelola dan pusat informasi Taman Purbakala Pugung Raharjo. Maka

peneliti mewawancarai Bapak Turwidi selaku koordinator Juru Pelihara

Taman Purbakala Pugung Raharjo.

Page 72: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

51

Selain mewawancarai pihak instansi yang saling berkoordinasi dalam

pengembangan objek wisata Taman Purbakala Pugung Raharjo, peneliti

juga mewawancara pihak pemerintah Desa Pugung Raharjo yang

memiliki wewenang secara legal untuk menjalankan pengembangan

objek wisata Taman Purbakala Pugung Raharjo. Peneliti mewawancarai

Bapak Sumarlan selaku Kepala Desa Pugung Raharjo.

Agar mendapatkan data yang valid, maka peneliti juga melakukan

wawancara kepada masyarakat Desa Pugung Raharjo (terutama

masyarakat yang tinggal di sekitar objek wisata Taman Purbakala

Pugung Raharjo), dan wisatawan selaku pihak yang langsung ikut

merasakan kondisi yang terjadi di dalam objek wisata Taman Purbakala

Pugung Raharjo.

Selain itu, untuk melengkapi informasi, peneliti juga mendatangi

masyarakat yang tergabung dalam kelompok sadar wisata (Pokdarwis)

yang ada di Desa Pugung Raharjo yaitu Pokdarwis Taman Gautama.

Peneliti mewawancarai Bapak Sumiyanto selaku ketua Pokdarwis Taman

Gautama.

2. Studi Dokumentasi

Silaen dan Widiyono (2013:163) mengungkakan bahwa studi

dokumentasi adalah peninggalan tertulis mengenai data berbagai kegiatan

atau kejadian dari suatu organisasi yang dari segi waktu belum lama

terjadi. Dokumentasi dapat diasumsikan sebagai sumber data tertulis

yang terbagi dalam dua kategori, yaitu sumber data resmi dan sumber

Page 73: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

52

data tidak resmi. Sumber data resmi merupakan dokumen yang

dikeluarkan oleh lembaga atau perorangan atas nama lembaga. Sumber

tidak resmi adalah dokumen yang dikeluarkan oleh individu tidak atas

nama lembaga.

Dokumen yang digunakan dapat berupa dokumen yang diperoleh dari

Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur, serta dokumen-dokumen

lainnya yang dapat berupa lampiran skripsi, melalui peraturan dan

kebijakan atau peraturan terkait, transkrip wawancara, dan foto-foto

dokumentasi terkait objek yang akan diteliti.

3. Observasi

Selain melakukan wawancara secara langsung kepada informan yang

dianggap dapat memberikan informasi yang diperlukan, untuk

memperoleh data tambahan serta mencocokkan data yang ada, maka

diperlukan adanya observasi. Silaen dan Widiyono (2013:155)

menjelaskan bahwa observasi adalah kegiatan yang meliputi pemusatan

perhatian terhadap suatu objek penelitian dengan menggunakan seluruh

indra. Kegiatan observasi dilakukan dengan melakukan pencatatan yang

sistematis terhadap unsur-unsur yang dirasakan oleh indra mengenai

gejala-gejala yang muncul pada objek penelitian.

Observasi atau pengamatan langsung dilakukan dengan cara, peneliti

secara langsung berkunjung dan beraktivitas di objek wisata Taman

Purbakala Pugung Raharjo yang terletas di Desa Pugung Raharjo,

Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur. Observasi

Page 74: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

53

sudah mulai dilakukan sejak tanggal 31 Maret 2018. Selanjutnya, dalam

rangka memperdalam informasi yang dibutuhkan selama penelitian,

observasi dilakukan secara intensif mulai tanggal 24 Agustus 2018.

Melalui observasi, peneliti mencari informasi lebih banyak dengan

melihat dan merasakan sendiri kondisi objek wisata Taman Purbakala

Pugung Raharjo sebagai objek yang sedang diteliti. Ketika melakukan

observasi peneliti juga mencocokkan informasi yang telah didapat

dengan informan setelah dilakukan wawancara. Observasi dilakukan

dengan cara berkeliling, mengamati, dan mendokumentasikan area

Taman Purbakala Pugung Raharjo sehingga peneliti dapat memberikan

gambaran yang jelas mengenai kondisi objek yang sedang diteliti.

F. Teknik Pengolahan Data

Peneliti dalam penelitian ini memperoleh data dari lapangan, sehingga

peneliti dituntut untuk melakukan pengolahan data yang telah terkumpul

dengan proses sebagai berikut :

1. Editing Data

Tahapan editing data ini merupakan sebuah proses yang memiliki tujuan

agar data yang dikumpulkan dapat memberikan kejelasan, sehingga dapat

mudah untuk dibaca dan bersifat konsisten. Peneliti melakukan

pemilahan terhadap hasil wawancara yang relevan dimana data yang

relevan ini akan diolah dalam bentuk bahasa yang lebih baik sesuai

dengan kaidah yang sebenarnya. Kata-kata yang tidak baku atau tidak

Page 75: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

54

sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) dan diluar konteks

akan peneliti pilah dan sesuaikan dengan kebutuhan penelitian.

2. Interpretasi Data

Interpretasi data pada penelitian ini tidak hanya menjelaskan atau

menganalisis data yang ada, tetapi data juga diinterprestasikan secara

baik untuk mendapatkan sebuah kesimpulan hasil penelitian. Peneliti

memberikan penjabaran serta penjelasan dari berbagai data yang telah

masuk dan melewati tahap editing. Interpretasi penulisan dilakukan oleh

peneliti untuk menampilkan data yang diperoleh dari hal-hal yang

bersifat rahasia, sehingga penulis memilah kata yang terbaik agar tidak

menimbulkan kesan yang dapat menimbulkan kerugian oleh berbagai

pihak.

G. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2014:246) menjelaskan bahwa teknik analisis data dalam

penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berangsung, dan

setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Penelitian ini

menggunakan tiga kegiatan analisis data yang terdapat dalam model Miles

dan Huberman, yaitu :

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data awal yang

muncul dari catatan tertulis. Reduksi data merupakan suatu analisis yang

mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, serta menyusun data

Page 76: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

55

dengan suatu cara untuk dapat menarik kesimpulan atau digambarkan

dan diverifikasi.

Tahap reduksi data merupakan proses berpikir yang sensitif serta

memerlukan kecerdasan dan keluasan serta kedalaman seorang peneliti.

Reduksi data ini dilakukan dengan mendiskusikannya dengan teman atau

orang dipandang ahli. Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan

berkembang, sehingga hasil data yang dihasilkan merupakan temuan dan

pengembangan teori yang signifikan. Tahap ini dilakukan peneliti pada

saat proses bimbingan skripsi terhadap dosen pembimbing peneliti

maupun kepada dosen pembahas.

2. Penyajian Data (Data Display)

Peneliti menyajikan data yang dapat berupa asumsi, konsep, definisi,

maupun sebuah deksripsi informasi yang tersusun untuk menarik

kesimpulan dan pengambilan tindakan selanjutnya. Peneliti

mendeskripsikan informasi yang telah diklasifikasikan sebelumnya

kemudian diolah dan yang disajikan dalam bentuk teks naratif yang

disajikan dengan sistematis untuk memberikan gambaran secara jelas

kepada pembaca. Setelah data diperoleh, maka data tersebut akan

disajikan dalam bentuk informasi yang kemudia akan dikaitkan dengan

dokumen yang ada ataupun erangka pemikiran yang menjadi panduan

serta teori yang digunakan, sehingga semua informasi yang ditampilkan

mempunyai makna dan arti.

Page 77: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

56

3. Verifikasi Data

Peneliti berusaha menarik kesimpulan dan melakukan verifikasi melalui

uji kebenaran makna dari setiap data yang digunakan. Peneliti akan

menarik kesimpulan dari data-data yang telah di telaah untuk menjawab

pertanyaan dari rumusan masalah. Kesimpulan ini akan memperlihatkan

kecocokan catatan atau hipotesis yang telah diangkat dengan hasil yang

telah dianalisis. Penarikan kesimpulan juga dilakukan untuk memberi

deskripsi singkat dari banyaknya informasi yang diperoleh serta

mendapatkan informasi akhir.

H. Teknik Keabsahan Data

Teknik keabsahan data adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi

pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti.

Penelitian ini menggunakan teknik keabsahan data dengan cara uji

kredibilitas melalui proses triangulasi. Moloeng (2004:178) menjelaskan

bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

pengecekkan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.

Triangulasi data dilakukan untuk menguji kebenaran dan keabsahan data.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi metode yang

dilakukan dengan cara mencocokkan data yang didapat melalui teknik

wawancara, observasi dan studi dokumentasi.

Page 78: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

57

Data yang didapat dari hasil wawancara dengan pihak Dinas Pariwisata

Kabupaten Lampung Timur kemudian dianalisis dan dicocokkan dengan

data-data yang didapat melalui studi dokumentasi. Langkah berikutnya

adalah peneliti mengkonfirmasi kebenaran data dengan cara melakukan

observasi di lapangan guna memperoleh kecocokan dengan data lain. Data

lain yang dimaksud adalah keterangan dari informan penelitian di lapangan

yang meliputi keterangan dari aparat Desa Pugung Raharjo, keterangan

pengunjung serta keterangan dari masyarakat, kelompok sadar wisata dan

koordinator juru pelihara Taman Purbakala Pugung Raharjo. (Matrik

Trianggulasi terlampir)

Melalui Triangulasi data, maka diperoleh informasi yang valid dan jelas

mengenai pengembangan dan pelestarian cagar budaya Taman Purbakala

Pugung Raharjo Kabupaten Lampung Timur. Melalui hasil triangulasi,

dapat terlihat apakah rumusan masalah penelitian sudah terjawab, dan tujuan

penelitian sudah tercapai.

Page 79: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

58

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Timur

1. Profil Wilayah Kabupaten Lampung Timur

Kabupaten Lampung Timur merupakan salah satu kabupaten di

Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Timur kurang

lebih 5.325,03 km2

atau 532.503,00 hektar atau sekitar 15% dari total

wilayah Provinsi Lampung (total wilayah Provinsi Lampung seluas

25.376 km2) dengan batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

1. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bantul dan Metro

Raya Kota Metro, serta Kecamatan Seputih Raman Kabupaten

Lampung Tengah.

2. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Rumbia, Seputih

Surabaya, dan Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah, serta

Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang.

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa, Provinsi Banten, dan

DKI Jakarta.

4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang,

Ketibung, Palas, dan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan.

Page 80: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

59

Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang-Undang

No. 12 Tahun 1999 yang secara resmi menjadi kabupaten pada

tanggal 27 April 1999. Kabupaten Lampung Timur yang beribukota di

Sukadana memiliki luas 433.789 km2 yang terbagi dalam 264

desa/kelurahan dan 24 kecamatan.

Tabel 9. Nama Kecamatan, Jumlah Desa, dan Luas Wilayah Per-

Kecamatan

No. Nama

Kecamatan

Ibukota

Kecamatan

Jumlah

Desa

Luas Wilayah

Ha (%)

Total

1. Sukadana Sukadana 20 75.675,50 14,21

2. Batanghari Banar Joyo 17 14.887,95 2,80

3. Sekampung Sumber Gede 17 14.834,39 2,79

4. Marga Tiga Tanjung

Harapan 13 25.072,94 4,71

5. Sekampung

Udik

Pugung

Raharjo 15 33.912,45 6,37

6. Jabung Negara Batin 15 26.784,54 6,37

7. Pasir Sakti Mulyo Sari 8 19.393,83 3,64

8. Waway Karya Sumberejo 11 21.107,32 3,96

9. Marga

Sekampung Peniangan 8 17.732,34 3,33

10. Labuhan

Maringgai

Labuhan

Maringgai 11 19.498,73 3,66

11. Mataram Baru Mataram Baru 7 7.956,11 1,42

12. Bandar

Sribhawono Saribhawono 7 18.570,67 3,49

13. Melinting Wana 6 13.929,74 2,62

14. Gunung

Pelindung Negeri Agung 5 7.852,25 1,47

15. Way Jepara Braja Sakti 15 22.926,92 4,31

16. Braja Selebah Braja Hajosari 7 24.760,68 4,65

17. Labuhan Ratu Labuhan Ratu 11 48.551,22 9,12

18. Metro Kibang Margototo 7 7.677,83 1,44

19. Bumi Agung Donomulyo 8 7.317,47 1,37

20. Batanghari

Nuban

Sukaraja

Nuban 13 18.068,84 3,40

21. Pekalongan Pekalongan 12 10.012,81 1,88

22. Raman Utara Kota Raman 11 16.136,91 3,03

23. Purbolinggo Taman Fajar 12 22.203,37 4,17

24. Way Bungur Tambah Subur 8 37.638,19 7,07

Sumber: Kabupaten Lampung Timur Dalam Angka 2018

Page 81: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

60

Gambar 2. Peta Kabupaten Lampung Timur

2. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Lampung Timur

Salah satu ciri pokok penduduk di negara berkembang seperti

Indonesia, selain jumlahnya besar, secara geografis penyebarannya juga

tidak merata. Kabupaten Lampung Timur dengan luas wilayah sekitar

15% dari total wilayah Provinsi Lampung memiliki ciri yang sama.

Persebaran penduduk yang tidak merata, tidak terlepas dari adanya

pengaruh geografis yaitu aspek kultur, historis, dan ekologi, serta

dukungan kualitas dan kuantitas infrastruktur. Persebaran penduduk

berorientasi pada potensi pertanian dan bergeser ke argoindustri,

sehingga terjadi pola pergeseran yang kurang ideal dengan kepadatan

tertinggi pada daerah sentral daerah industri dan akses yang lebih baik.

Kabupaten Lampung Timur Dalam Angka tahun 2018 menunjukkan

bahwa jumlah penduduk Kabupaten Lampung Timur tahun 2017 adalah

1.027.476 jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari laki-laki berjumlah 525.169

jiwa dan perempuan sebanyak 502.307 jiwa dengan sex ratio sebesar

105. Kecamatan dengan populasi penduduk terpadat adalah Kecamatan

Page 82: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

61

Pekalongan, yaitu sebanyak 498 jiwa per kilometer persegi, sedangkan

kecamatan dengan populasi penduduk terendah adalah Kecamatan Way

Bungur dengan kepadatan 65 jiwa per kilometer persegi.

3. Pariwisata Kabupaten Lampung Timur

Kabupaten Lampung Timur dalam Angka 2018 menjelaskan bahwa

hotel atau akomodasi lainnya di Kabupaten Lampung Timur tersedia

sebanyak 13 unit dengan 200 kamar dan 243 tempat tidur. Akomodasi-

akomodasi ini tersebar pada 8 kecamatan dari total 24 kecamatan yang

ada di Kabupaten Lampung Timur. Jumlah wisatawan di Kabupaten

Lampung Timur terus meningkat dari tahun 2012-2016. Akan tetapi,

pada tahun 2017 jumlah wisatawan menurun dibandingkan dengan

tahun sebelumnya yang hanya mencapai 188.742 wisatawan.

Kabupaten Lampung Timur setidaknya memiliki 20 tempat wisata yang

menjadi daya tarik wisatawan. Jenis tempat wisata tersebut terbagi

dalam jenis wisata alam atau konservasi, wisata budaya, agrowisata,

dan wisata edukasi. Tempat wisata tersebut tersebar dalam 14

kecamatan dari total 24 kecamatan yang terdapat pada Kabupaten

Lampung Timur.

Page 83: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

62

B. Gambaran Umum Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur

1. Visi dan Misi Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur

Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur dalam mengakomodasi

dinamika dan aspirasi yang berkembang telah menetapkan visi, yaitu

“Menjadikan Sektor Pariwisata sebagai Salah Satu Andalan

Pembangunan Lampung Timur”. Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung

Timur juga telah menetapkan beberapa misi untuk mewujudkan visi

yang telah dibuat tersebut. Beberapa misi Dinas Pariwisata Kabupaten

Lampung Timur adalah:

1. Pelestarian dan perkembangan terhadap potensi alam dan budaya

masyarakat Kabupaten Lampung Timur sebagai jati diri

kepariwisataan Lampung Timur.

2. Peningkatan pengembangan kepariwisataan untuk menarik minat

wisatawan berkunjung ke Kabupaten Lampung Timur.

3. Menarik investor berkunjung dan menanamkan modal di bidang

kebudayaan dan pariwisata.

4. Peningkatan, pembangunan dan pengembangan objek wisata

unggulan.

5. Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan dan seni daerah

dalam pembangunan daerah Kabupaten Lampung Timur.

6. Meningkatkan keterpaduan dan keharmonisan pembangunan

kebudayaan dan pariwisata antar sektor, antar pusat dan daerah.

7. Meningkatkan sumber daya manusia di bidang kepariwisataan dan

menguasai ilmu pengetahuan serta teknologi.

Page 84: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

63

8. Mewujudkan kelembagaan dan pelayanan masyarakat.

2. Tugas dan Fungsi Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur

Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur mempunyai tugas

menyelenggarakan sebagian urusan rumah tangga daerah di bidang

pariwisata berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh kepala daerah

dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dinas

Pariwisata Kabupaten Lampung Timur memiliki beberapa fungsi untuk

menyelenggarakan tugas-tugasnya. Fungsi Dinas Pariwisata Kabupaten

Lampung Timur adalah sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan perumusan dan penetapan kebijakan teknis

kepariwisataan.

2. Penyelenggaraan perumusan dan penetapan kebijakan di bidang

pengembangan ekonomi kreatif, destinasi, usaha pariwisata, bidang

pemasaran pariwisata, bidang kelembagaan dan pemberdayaan

sumber daya manusia pariwisata.

3. Penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan

di bidang pengembangan destinasi dan usaha pariwisata, bidang

pemasaran pariwisata, bidang kelembagaan dan pemberdayaan

sumber daya manusia pariwisata.

4. Pelaksanaan kebijakan di bidang pembangunan dan perintisan daya

tarik wisata dalam rangka pertumbuhan destinasi pariwisata dan

pembangunan daerah serta peningkatan kualitas dan daya saing

pariwisata.

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

Page 85: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

64

3. Struktur Kepengurusan Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung

Timur

Pegawai Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur dibagi dalam

beberapa bagian tugas untuk mempermudah pelaksanaan tugas yang

telah diberikan. Struktur organisasi Dinas Pariwisata Kabupaten

Lampung Timur dibuat berdasarkan Peraturan Bupati Lampung Timur

Nomor 65 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas

dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung

Timur. Struktur organisasi Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur

terdiri dari:

A. Kepala Dinas

B. Sekretariat, terdiri dari:

- Subbag Umum dan Kepegawaian

- Subbag Perencanaan dan Keuangan

C. Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif, Destinasi, Usaha

Pariwisata, terdiri dari:

- Seksi Pengembangan Sarana Pariwisata

- Seksi Pengelolaan Objek dan Daya Tarik Wisata

- Seksi Ekonomi Kreatif dan Usaha Pariwisata

D. Bidang Pemasaran Pariwisata, terdiri dari:

- Seksi Promosi Pariwisata

- Seksi Atraksi Wisata

- Seksi Pelayanan Informasi Wisata

Page 86: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

65

E. Bidang Kelembagaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pariwisata, terdiri dari:

- Seksi Penyuluhan Pariwisata

- Seksi Kelembagaan dan Pengembangan Sumber Daya

Manusia Pariwisata

- Seksi Kerjasama dan Kemitraan Pariwisata

F. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

G. Kelompok Jabatan Fungsional, terdiri dari sejumlah jabatan

fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan

keahlian dan keterampilannya.

Struktur organisasi Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur dapat

digambarkan sebagai berikut:

Page 87: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

66

Gambar 3. Struktur Organisasi Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur

KEPALA DINAS

ALMATURIDI, S.E.

NIP. 19640404 199203 1 011

SEKRETARIS

Dra. ESTUNING WARIANI T., M.Pd.

NIP. 19660202 199412 2 002 UPTD

KELOMPOK

JABATAN

Kepala Sub Bagian Umum

dan Kepegawaian

SRI SUNDARI, S.E.

NIP. 19640922 199901 2 001

Kepala Sub Bagian

Perencanaan dan Keuangan

MARDIYANI, S.E., M.M

NIP. 19770915 200212 2 005

Pelaksana

SITI RUKIYAH, S.Sos., M.M

NIP. 19741009 200212 2 001

Pelaksana

BAKHRIN

NIP. 19660511 200701 1 026

Pelaksana

WINARNI, S.I.P

NIP. 19760419 200701 2 016

Pelaksana

TIAH SUSANTI

NIP. 19670804 198603 2 001

Pelaksana

ICKE YOANITA

NIP. 19830625 200801 2 005

Plt. KEPALA BIDANG

PENGEMBANGAN EKONOMI

KREATIF DAN DESTINASI

USAHA

RIFIAN HADI, S.Pd., M.Pd.

NIP. 19721110 199303 1 005

KEPALA BIDANG

PEMASARAN PARIWISATA

ADIANTO, S.Sos., M.M

NIP. 19771206 200604 1 012

KEPALA BIDANG KELEMBAGAAN

DAN PENGEMBANGAN SUMBER

DAYA PARIWISATA

YEMI HASTARITA, S. Sos.

NIP. 19780605 200212 2 009

Kepala Seksi Pengembangan

Sarana Pariwisata

RIFIAN HADI, S.Pd., M.Pd.

NIP. 19721110 199303 1 005

Kepala Seksi Pengelolaan Objek

dan Daya Tarik Wisata

DEXA APRIYANTI, S. Si. T.

NIP. 19850410 200804 2 002

Kepala Seksi Ekonomi Kreatif

dan Usaha Pariwisata

LINDA SULFA, S.S., M.M.

NIP. 19730407 200003 2 002

Kepala Seksi Promosi

Pariwisata

ZURIAH, S.E., M.M.

NIP. 19740711 200604 2 013

Kepala Seksi Atraksi Wisata

SUSILO WARDHANI, M.M.

NIP. 19660205 198903 2 008

Plt. Kepala Seksi Pelayanan

Informasi Pariwisata

TITIS SANTI, S.T., M.M.

NIP. 19830303 200501 2 011

Kepala Seksi Penyuluhan

Pariwisata

I KETUT S., S. Sn.

NIP. 19671231 199603 1 016

Kepala Seksi Kelembagaan Dan

Pengembangan Sumber Daya

Pariwisata

TATIANA, S.Pd.

NIP. 19630719 198807 2 001

Kepala Seksi Kerjasama dan

Kemitraan Pariwisata

RUDI HARTONO

NIP. 19650313 199003 1 011

Page 88: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

67

C. Gambaran Umum Taman Purbakala Pugung Raharjo

Taman Purbakala Pugung Raharjo adalah salah satu situs kepurbakalaan

yang terletak di Desa Pugung Raharjo, Kecamatan Sekampung Udik,

Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, berjarak kurang lebih 52

km dari Kota Bandar Lampung jika ditempuh melalui Kecamatan Tanjung

Bintang dan berjarak kurang lebih 125 km jika ditempuh melalui Kota

Sukadana. Taman Purbakala Pugung Raharjo terletak pada wilayah datar

dengan ketinggian sekitar 80 meter dan secara astronomis Taman Purbakala

Pugung Raharjo terletak pada 05018’04” LS dan 105033’41” BT. Taman

Purbakala merupakan sebuah situs peninggalan Zaman Megalitikum, Zaman

Klasik, dan Zaman Perkembangan Islam.

Daya tarik Taman Purbakala Pugung Raharjo adalah situs dan peninggalan-

peninggalan yang ada di tempat penemuan serta di dalam museum.

Peninggalan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Penemuan yang berasal dari Zaman Megalitikum:

1. Benteng Tanah: Ukuran tinggi 2 sampai 3,5 meter dengan parit 3

sampai 4 meter dengan panjang benteng mencapai 1.200 meter

2. Punden Berundak: Punden yang ditemukan sebanyak 13 buah baik

yang berukuran besar maupun berukuran kecil.

3. Tumpang Ratu (Ratu Berlubang): Tempat pemujaan arwah nenek

moyang

4. Kompleks Batu Mayat: Batu tegak berukuran tinggi 205 meter dan

diameter 40 cm.

Page 89: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

68

5. Batu Bergores: Batu yang pada zaman dahulu digunakan untuk

mengasah kekuatan.

6. Patung Tipe Polinesia

7. Manik-manik dan Peralatan Rumah Tangga Zaman Primitif

8. Kolam Megalitik

b. Penemuan yang berasal dari Zaman Klasik:

1. Patung Putri Badhariah

2. Prasasti Bungkuk

3. Keramik Asing

4. Punden Batu Bata

c. Penemuan yang berasal dari Zaman Perkembangan Islam:

1. Prasasti Dalung

2. Batu Nisan

Gambar 4. Peta Temuan Peninggalan Taman Purbakala

Pada awalnya kompleks Taman Purbakala Pugung Raharjo adalah wilayah

yang dianggap angker oleh masyarakat di sekitarnya, sehingga wilayah

tersebut dibiarkan menjadi kawasan hutan belantara dengan berbagai macam

Page 90: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

69

pepohonan besar yang tumbuh dengan liar di sekitarnya yang menambah

kesan seram. Tahun 1954, datanglah transmigran dari wilayah Sekampung,

Batanghari, dan Metro. Transmigran tersebut mulai membuka lahan di hutan

Pugung untuk tempat permukiman dan daerah ladang pertanian. Pada saat

itulah mereka menemukan susunan batu-batu besar, gundukan tanah yang

berbentuk bujur sangkar dan sebuah arca batu.

Taman Purbakala Pugung Raharjo memiliki delapan sumber mata air yang

sangat jernih yang keluar dari sela-sela pepohonan. Masyarakat sekitar

percaya bahwa kolam mata air ini memiliki kekuatan magis untuk

menyembuhkan segala macam penyakit dan dapat membuat seseorang awet

muda apabila mandi dan meminum air dari kolam tersebut. Kolam mata air

ini digunakan airnya oleh masyarakat untuk upacara ritual dan dianggap suci

karena air jernih dari kolam mata air ini tidak pernah kering walaupun

dilanda musim kemarau.

Taman Purbakala Pugung Raharjo juga memiliki sebuah rumah informasi

yang biasanya disebut dengan Museum Taman Purbakala Pugung Raharjo.

Museum ini menyimpan berbagai peninggalan yang ditemukan di lokasi

Taman Purbakala Pugung Raharjo agar tidak rusak dan hancur. Selain untuk

menyimpan berbagai peninggalan purbakala, museum ini juga berfungsi

sebagai pusat informasi Taman Purbakala Pugung Raharjo. Pengunjung

yang datang biasanya akan mengunjungi museum terlebih dahulu, kemudian

pengunjung akan diantarkan menuju Taman Purbakala Pugung Raharjo oleh

penjaga yang sedang bertugas untuk menjamin keamanan pengunjung.

Page 91: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

107

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Hasil pembahasan mengenai konservasi dan revitalisasi cagar budaya

Pugung Raharjo Kabupaten Lampung Timur (studi pada objek wisata

Taman Purbakala Pugung Raharjo) yang dianalisis menggunakan aspek-

aspek pengembangan pariwisata menurut Medlik, manajemen pariwisata

yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur, dan

upaya-upaya konservasi dan revitalisasi yang telah dilakukan, maka dapat

diambil kesimpulan secara umum bahwa pengembangan dan pelestarian

Taman Purbakala Pugung Raharjo belum sesuai dengan aspek-aspek

pengembangan pariwisata, manajemen pariwisata, dan upaya-upaya

konservasi dan revitalisasi cagar budaya. Penjelasan mengenai kesimpulan

penelitian akan peneliti uraikan sebagai berikut:

1. Aspek daya tarik atau attraction dalam Taman Purbakala Pugung

Raharjo belum sesuai dengan aspek-aspek pengembangan pariwisata

karena daya tarik yang terdapat pada Taman Purbakala Pugung Raharjo

kurang menarik untuk dikunjungi. Daya tarik yang ada di Taman

Purbakala Pugung Raharjo hanya terbatas pada daya tarik alam yang ada

di lokasi objek wisata tersebut. Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung

Page 92: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

108

Timur belum mampu mengembangkan daya tarik budaya dan daya tarik

buatan yang seharusnya ada pada setiap objek wisata budaya. Tidak ada

atraksi-atraksi unik yang mampu menjadi cirri khas Taman Purbakala

Pugung Raharjo yang membuat wisatawan merasa tertarik untuk selalu

mengunjungi Taman Purbakala Pugung Raharjo.

2. Aspek mudah dicapai atau accesable berdasarkan Peraturan Daerah

Kabupaten Lampung Timur No. 3 Tahun 2016 tentang Rencana Induk

Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Lampung

Timur Tahun 2016-2030 belum sesuai dengan aspek-aspek

pengembangan pariwisata. Akses jalan dari Kota Bandar Lampung

menuju Taman Purbakala Pugung Raharjo sudah beraspal dan aman

serta mudah untuk dilalui, akan tetapi justru keadaan jalan setapak yang

berada di dalam area Taman Purbakala Pugung Raharjo masih

mengalami kerusakan dan belum ada perbaikan dalam beberapa tahun

belakangan. Hal itu menyebabkan ketidaknyamanan wisatawan yang

datang berkunjung.

3. Aspek fasilitas atau amenities dalam pengembangan Taman Purbakala

Pugung Raharjo belum sesuai dengan aspek-aspek pengembangan

pariwisata. Fasilitas yang masih terbatas dan kurang memadainya

perawatan yang dilakukan serta tidak adanya lokasi penjualan souvenir

khas Taman Purbakala Pugung Raharjo mengurangi minat pengunjung

yang datang. Media sosial yang digunakan untuk lebih mengenalkan

objek wisata Taman Purbakala Pugung Raharjo juga belum mampu

meningkatkan jumlah pengunjung di luar Kabupaten Lampung Timur.

Page 93: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

109

4. Aspek lembaga pariwisata atau ancillary dalam pengembangan

pariwisata Taman Purbakala Pugung Raharjo belum sesuai dengan

aspek-aspek pengembangan pariwisata. Keberadaan Pokdarwis Taman

Gautama yang terbentuk sejak tahun 2015 hanya mampu membuat area

bermain Taman Gautama pada akhir tahun 2018 dan belum mampu

membantu masyarakat sekitar dalam meningkatkan kreatifitas untuk

membuat souvenir sebagai ciri khas dari Taman Purbakala Pugung

Raharjo seperti yang telah dijelaskan pada Peraturan Daerah Kabupaten

Lampung Timur No. 3 Tahun 2016 tentang Rencana Induk

Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Lampung

Timur Tahun 2016-2030

5. Pada indikator manajemen pariwisata yang dilakukan oleh Dinas

Pariwisata Kabupaten Lampung Timur belum berhasil dilakukan. Dinas

Pariwisata Kabupaten Lampung Timur belum melakukan manajemen

yang baik untuk pengembangan Taman Purbakala Pugung Raharjo.

Pihak Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur mengatakan bahwa

tidak ada strategi yang dibuat dan hanya mengandalkan festival-festival

yang dilakukan serta keadaan objek wisata saja. Dinas Pariwisata

Kabupaten Lampung Timur mengatakan bahwa pihaknya tidak

mengetahui perihal strategi pengembangan pariwisata.

6. Upaya konservasi dan revitalisasi belum berhasil dilakukan secara

maksimal. Konservasi hanya dilakukan satu kali pada tahun 2015 dan

belum pernah dilakukan konservasi lanjutan terhadap situs Taman

Purbakala Pugung Raharjo. Upaya revitalisasi cagar budaya belum

Page 94: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

110

pernah dilakukan. Pihak BPCB Banten masih memfokuskan kegiatan

revitalisasi cagar budaya di Pulau Jawa.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka peneliti memberikan saran terhadap

konservasi dan revitalisasi cagar budaya Pugung Raharjo Kabupaten

Lampung Timur (studi pada objek wisata Taman Purbakala Pugung

Raharjo) sebagai berikut:

1. Membuat suatu lokasi yang digunakan sebagai kantin atau tempat

berdagang masyarakat, sehingga masyarakat tidak hanya berdagang saat

diadakannya festival di Taman Purbakala Pugung Raharjo dan

masyarakat dapat memperjual belikan hasil kreatifitas sebagai souvenir

ciri khas Taman Purbakala Pugung Raharjo.

2. Memprioritaskan penganggaran untuk perbaikan infrastuktur jalan guna

mengantisipasi kondisi dan permasalahan yang muncul. Pemerintah

Kabupaten Lampung Timur seharusnya dapat menggunakan APBD

secara efektif dan maksimal untuk sektor pariwisata dan mengurangi

ketergantungan dana yang berasal dari Balai Pelestarian Cagar Budaya

(BPCB) Banten.

3. Perlu adanya peningkatan koordinasi dan keterpaduan program antar

pihak yang terkait dalam pengembangan Taman Purbakala Pugung

Raharjo dengan mengadakan forum-forum dan pembuatan laporan

secara rutin untuk memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan

pengembangan pariwisata di Taman Purbakala Pugung Raharjo.

Page 95: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

111

4. Mengadakan pemberdayaan dan pelatihan secara rutin dengan

masyarakat agar mampu meningkatkan kreatifitas dan kemampuan

masyarakat sekitar.

5. Memanfaatkan media sosial facebook, twitter, instagram, dan youtube

secara lebil optimal sebagai upaya untuk mengenalkan dan memberikan

informasi terbaru mengenai objek wisata Taman Purbakala Pugung

Raharjo.

6. Memperbaiki pengelolaan dan manajemen pariwisata agar sesuai dengan

pengembangan wisata budaya, sehingga objek wisata yang ada dapat

berkembang dengan maksimaldengan menonjolkan ciri khas yang unik

dan langka yang membuat wisatawan merasa penasaran dan berminat

untuk terus mengunjungi Taman Purbakala Pugung Raharjo.

7. Memfokuskan upaya konservasi dan revitalisasi agar dapat dilakukan

secara berkala di Taman Purbakala Pugung Raharjo untuk

menghidupkan kembali nilai-nilai yang terkandung dalam bangunan

cagar budaya.

8. Memperbanyak program-program yang berkaitan dengan fungsi

pendidikan sebagai sarana edukasi bagi masyarakat.

Page 96: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

112

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Agustino, Leo. 2008. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Ariyanto. 2005. Ekonomi Pariwisata. Jakarta: Rineka Cipta

Hasibuan, Malayu S.P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi

Aksara

Indiahono, Dwiyanto. 2017. Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Policy

Analysis (Edisi Ke-2 Revisi). Yogyakarta: Gava Media.

Moelong, Lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Muljadi, A.J. 2010. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: Rajawali Pers.

Nazir, Moh. 2003.Metode Penelitian. Jakarta: PT Ghalia Indonesia.

Nugroho, Riant. 2014. Publik Policy. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Pendit, I Nyoman S. 1999. Ilmu Pariwisata: Sebuah Pengantar Perdana.

Jakarta: PT Pradnya Paramita

Sedyawati, Edi. 2012. Budaya Indonesia: Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Silaen, Sofar dan Widiyono. 2013. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: In

Media.

Sudarto. 1995. Metodologi Penelitian Filsafat. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Page 97: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

113

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suryadana, M. Liga. 2015. Pengantar Pemasaran Pariwisata. Bandung:

Alfabeta

Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Tjandrasasmita, Uka. 1995. Arkeologi Islam Nusantara. Jakarta: KPG

Wahab, Solichin Abdul. 2016. Analisis Kebijakan : dari Formulasi ke

Penyusunan Model-Model Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta: Bumi

Aksara.

Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik (Teori, Proses, dan Studi Kasus).

Yogyakarta: CAPS.

Yoeti, Oka A. 2008. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta:

Pradaya Pratama

-------------------. 2008. Manajemen Pariwisata. Jakarta: Kompas

Sumber Skripsi :

Intan, Lusita. 2017. Implementasi Kebijakan Pengembangan Objek Wisata

Pantai Tanjung Setia Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat.

Skripsi.

Anggraeni, Intan. 2017. Implementasi Kebijakan Pengelolaan Taman Nasional

Way Kambas Terhadap Status Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Kawasan

(Studi pada Taman Nasional Way Kambas, Lampung timur, Lampung).

Skripsi.

Sumber Jurnal:

Attar, Muhammad. 2013. Analisis Potensi dan Arahan Strategi Kebijakan

Pengembangan Desa Ekowisata. Dalam Journal of Indonesian

Tourism and Development Studies. Vol. 1. No. 2. Hlm. 68-78.

Page 98: KONSERVASI DAN REVITALISASI CAGAR BUDAYA PUGUNG …digilib.unila.ac.id/56317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · jalan setapak yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang ada masih

114

Hermawan dan Pratidina. 2015. Model Implementasi Kebijakan Pengembangan

Pariwisata Dalam meningkatkan Destinasi Pariwisata di abupaten Bogor.

Dalam Jurnal Sosial Humaniora. Vol. 6. No. 2. Hlm. 94-103.

Masyono, Superda A. dan Bambang Suhada. 2015. Strategi Pengembangan

Sektor Kepariwisataan di Kabupaten Lampung Timur. Dalam Jurnal

Derivatif. Vol.9. No.1. Hlm.129-139.

Primadany, Sefira Ryalita. 2013. Analisis Strategi Pengembangan Pariwisata

Daerah. Dalam Jurnal Administrasi Publik. Vol. 1. No. 4. Hlm. 135-143.

Saptono, Nanang. 2012. Situs Pugung Raharjo dalam Konteks Pengembangan

Pariwisata. Dalam Jurnal Balai Arkeologi Bandung. Vol.1. No.2. Hlm.290-

308.

Tanudirjo, Daud A. 2000. Reposisi Arkelogi dalam Era Global. Buletin Cagar

Budaya. Vol. 1. No. 2. Hlm. 11-26

Sumber Dokumen :

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah

Peraturan Daerah Provinsi Lampung No. 6 Tahun 2012 Tentang Rencana Induk

Pembangunan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Provinsi Lampung

Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur No. 4 Tahun 2012 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Timur Tahun 2011-2031

Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur No. 3 Tahun 2016 tentang

Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Lampung

Timur Tahun 2016-2030

Data Kepariwisataan Kabupaten Lampung Timur

Kabupaten Lampung Timur Dalam Angka 2018