Upload
ffirmansari
View
13
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
KONSEP SUSTAINABILITY DALAM PELAPORAN CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY
Disusun Guna Memenuhi Tugas UTS Mata Kuliah
Social Responsibility Accounting
Oleh :
Fica Firmansari 140820301007
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS EKONOMI MAGISTER AKUNTANSI
2015
KONSEP SUSTAINABILITY DALAM PELAPORAN CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY
-Fica Firmansari-
ABSTRACT
Sustainability adalah bagaimana membangun masyarakat dimana ekonomi, social
dan tujuan ekologi harus seimbang. Untuk mengetahui apa saja yg dilakukan
perusahaan dalam perbaikan kinerja lingkungan maupun sosial, para pemangku
kepentingan membutuhkan sustainable reporting perusahaan yg berpedoman pada
standar GRI. Tulisan ini bertujuan untuk melakukan eksplorasi melalui kajian
literatur guna mendapatkan gambaran secara lebih komprehensif mengenai
konsep sustainability, pedoman dan penerapannya di Indonesia. Metode penelitian
yang digunakan merupakan penelitian dengan metode kualitatif dimana
pendekatannya adalah penelitian pustaka. Data dikumpulkan melalui proses
review dari berbagai sumber literatur yang meliputi jurnal, buku,paper series, dan
publikasi lainnya baik secara online maupun offline. Hasil penelitian menunjukan
bahwa konsep sustainability merupakan konsep yang diinterpretasikan melalui
tiga dimensi yakni economic sustainability, environmental sustainability, dan
social sustainability. Mengingat konsep ini memberikan banyak manfaat bagi
perusahaan, diharapkan perusahaan perusahaan di Indonesia wajib menerapkan
sustainable reporting untuk menambah nilai perusahaan.
Keywords : Sustainability, Sustainable Reporting, Sustainability Development.
PENDAHULUAN Sustainability merupakan issue yang menarik yang sekarang sedang gencar
dikembangkan dan diperbincangkan di Indonesia maupun di luar negeri. Konsep
sustainability bukan hanya berkembang pada level makro saja namun sekarang
sudah merambah ke level mikro perusahaan. Sekarang perusahaan dan organisasi
sudah mulai sadar akan pentingnya prinsip berkelanjutan ini, mereka mulai
berbondong bondong untuk menerapkan konsep ini di perusahaannya. Disamping
itu, pemerintah, pasar, investor, bursa efek mulai meminta hingga menuntut untuk
transparansi perusahaan dalam tujuan, kinerja bahkan sustainable reporting
perusahaan.
Adapun standar pelaporan keberlanjutan yang paling banyak digunakan di
dunia yaitu Pedoman sustainable reporting GRI - yang menyediakan alat bagi
organisasi untuk menghadapi tantangan para pemangku kepentingan ini. Dan
yang paling penting saat ini adalah bagaimana ekonomi, sosial dan tujuan ekologi
harus seimbang. Pembangunan ekonomi yang tidak memperhatikan aspek
kelestarian lingkungan, otomatis akan memberikan dampak negatif bagi
lingkungan dan sosial disekitar.
Sustainability sedang marak diperbincangkan serta disosialisasikan
ditengah masyarakat saat ini dan merupakan salah satu focus utama sebagai upaya
manusia untuk memperbaiki mutu kehidupan dengan tetap berusaha tidak
melampaui ekosistem yang mendukung kehidupannya. Oleh karena itu penulis
merasa tertarik untuk mendalami konsep sustainability, bagaimana pelaporannya,
dan penerapannya di Indonesia dengan mereview beberapa sumber literatur baik
online maupun offline
PENGERTIAN SUSTAINABILITY Sustainability mempunyai pengertian yang luas dan sampai saat ini tidak
ada. Apabila diterjemahkan, sustainability ini mempunyai arti berkelanjutan.
Namun banyak para ahli menyatakan bahwa adanya persamaan persepsi antara
pengertian sustainability dengan sustainability development. Para ahli
mendefinisikan sustainability dengan persepsi yang berbeda-beda. Pengertian
sustainability development menurut Bruntland Report (1987) dalam :
"Sustainable development is development that meets the needs of the present
without compromising the ability of future generations to meet their own needs"
Atau bila diterjemahkan, pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang
dapat memenuhi kebutuhan saat ini tanpa harus mengorbankan kemampuan
generasi masa depan dalam memenuhi kebutuhannya.
Szekely (2005) menyatakan bahwa sustainability adalah bagaimana
membangun masyarakat dimana ekonomi, social dan tujuan ekologi harus
seimbang. Salah satu pendekatan yang paling sering digunakan untuk mengukur
corporate sustainability adalah pendekatan triple bottom line. Pendekatan tersebut
melibatkan tiga dimensi yakni :
1. Environmental (lingkungan); mengukur dampak pada sumber daya
seperti udara, air, emisi limbah.
2. Social (sosial); berhubungan dengan corporate governance, motivasi,
insentif, keamanan dan kesehatan, pengembangan sumber daya manusia,
hak asasi manusia dan perilaku etis.
3. Economic (ekonomi); mengacu pada pengukuran pemeliharaan atau
peningkatan keberhasilan perusahaan sebagai contoh, teknologi dan
inovasi, kolaborasi, manajemen pengetahuan, pembelian, proses dan
pelaporan sustainability.
Dalam berbagai definisi ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
konsep sustainability ini yang paling terpenting adalah bagaimana kita
memanfaatkan sumber daya lingkungan yang ada dengan efektif, efisien dan
ekonomis. Selain itu kita juga harus menghindari hal atau pengeluaran,resiko yang
tidak perlu serta menghindari limbah sehingga tidak menghabiskan cadangan
sumber daya lingkungan, meningkatkan material dan efisiensi energi untuk
generasi masa depan.
SUSTAINABLE REPORTING DAN PERANANNYA Di dalam konsep sustainability, maka tiap perusahaan wajib menyusun
laporan. Pelaporan tersebut bisa disebut dengan Laporan berkelanjutan
(Sustainable Reporting) yang merupakan pengungkapan dari tiga aspek kerja
perusahaan , yakni lingkungan, sosial dan ekonomi. Pelaporan tersebut diharapkan
menjadi alat komunikasi atau bukti untuk pemangku kepentingan untuk
mengetahui apa saja yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang berhubungan
dengan perbaikan kinerja lingkungan maupun sosialnya.
Adapun pedoman penyusunan pelaporan sustainability untuk perusahaan
yang dibuat oleh Global Reporting Initiative. Di dalam pedoman tersebut
disebutkan bahwa Global Reporting Initiative (GRI) bertujuan untuk mendorong
penerapan pelaporan keberlanjutan sebagai cara bagi perusahaan dan organisasi
agar menjadi lebih berkelanjutan dan berkontribusi terhadap ekonomi global yang
berkelanjutan.
Misi GRI adalah untuk membuat pelaporan keberlanjutan menjadi
praktik standar. Agar semua perusahaan dan organisasi dapat melaporkan kinerja
dan dampak ekonomi, lingkungan, sosial, serta tata kelola mereka, GRI membuat
Pedoman Pelaporan Keberlanjutan tidak berbayar. Menurut GRI sendiri
menyebutkan bahwa "A sustainability report is a type of corporate or
organizational report. A sustainability report conveys sustainability-related
information in a way that is comparable with financial reporting". Berdasarkan
pedoman G4 Sustainability Reporting (2013), ada beberapa prinsip-prinsip yang
dianut untuk mendefinisikan isi reportnya, antara lain:
Inclusivity: The reporting organization should identify its stakeholders and
explain how it has responded to their issues in the report
Relevance and Materiality: The informatiion in a report should cover
issues and indicators that would substantively influence the decisions of
the stakeholders using the report.
Sustainability Context: The reporting organization should present its
performance in the wider context of sustainability, where such context has
significant interpretative value.
Completeness: coverage of the releant and material issues and indicator,
and definition of the report boundary should be sufficicent to enable
stakeholders to assess the reporting organization's economic,
environmental, and social performance in the reported period
Pedoman GRI Guidelines juga menyebutkan prinsip-prinsip yang
menjamin kualitas dari informasi yang dilaporkan , antara lain:
Balance: The report should provide a balanced and reasonable
presentation of the reporting organization's performance
Comparability: The information reported should remain consistent and be
compiled and presented in a manner that enables stakeholders using the
report to analyze changes in the organization's performance over time as
well as relative to other organizations.
Accuracy: The reported information should be accurate and sufficiently
detailed for stakeholders using the report to make decisions with a high
degree of confidence
Timeliness: The information is presented in time, and on a regular
schedule, for stakeholders using the report to be able to make informed
decisions.
Clarity: Information should be made available in a manner that is
understandable by and accesssible to stakeholders using the report
Assurability: Information and processes used in the preparation of a report
should be recorded, compiled, analyzed and disclosed in a way that could
be subject to review and assurance.
Ruang lingkup reporting meliputi hal-hal sebagai berikut:
Strategy and Analysis, yang digambarkan dari statement CEO dan
Preskom atau ketua organisasi independen terhadap organisasi pembuat
laporan yang memaparkan risiko dan peluang penting secara ringkas.
Organization Profile, meliputi nama organisasi, produk-produknya, struktur operasional, negara-negara di mana perusahaan beroperasi,
kondisi kepemilikan dan badan hukumnya, pasar, skala organisasi, serta
keputusan-keputusan penting selama periode pelaporan
Reporting Parameters: lingkup atau profilnya, keterangan mengenai
prosesnya, dan batasan pelaporan, daftar isi dan assurance yang
menerangkan lingkup dan dasar penilaian dari pihak independen yang
digunakan ketika melakukan penilaian dan melaporkannya.
Governance (struktur organisasi dan tata kepemimpinan dalam organisasi
tersebut), Commitments to External Initiatives (keterangan mengenai
apakah dan bagaimana pendekatan tertentu diambil oleh perusahaan
dengan mengacu pada prinsip-prinsip/ perjanjian/ kesepakatan dalam hal
sosial dan lingkungan yang dikembangkan secara eksternal dan diterapkan
secara sukarela) dan Engagement (sebagai gambaran luasnya pemangku
kepentingan yang didefinisikan oleh organisasi dan relasi dengan para
pemangku kepentingan tersebut)
GRI juga menyebutkan beberapa indicator kinerja yang digunakan untuk
membantu organisasi-organisasi pelapor mengetahui lingkup dan aspek yang
dibahas dalam laporannya antara lain:
Kinerja perekonomian, meliputi: pencipataan dan pendistribusian nilai
ekonomi, kehadiran di pasar serta dampak ekonomi secara tak langsung.
Kinerja lingkungan, meliputi: bahan yang digunakan, energi dan
konsumsinya, air dan konsumsinya, pembuangan - emisi - pelepasan
limbah (cair, padat dan gas), produk dan jasa, kepatuhan, transport, dan
penilaian aspek-aspek itu secara keseluruhan
Kinerja sosial dalam praktek perburuhan dan pemenuhan aturan-aturan hubungan industrial, meliputi: kondisi pekerja (jumlah,
komposisi gender, pekerja purna waktu dan paruh waktu), relasi buruh
dengan manajemen, keselamatan dan kesehatan kerja, pelatihan -
pendidikan - pengembangan karyawan, serta keberagaman dan peluang.
Kinerja sosial dalam aspek HAM, meliputi: praktek manajemen,
penerapan prinsip non-diskriminasi, kebebasan untuk mengikuti
perkumpulan, tenaga kerja anak, pemaksaan untuk bekerja, praktek
pendisiplinan, praktek pengamanan, dan hak-hak masyarakat adat.
Kinerja sosial terhadap masyarakat, meliputi bebagai kepedulian dan
langkah perusahaan mengantisipasi atau mengelola isu-isu: komunitas,
korupsi, kebijakan publik, serta perilaku anti-kompetitif seperti anti-trust
dan monopoli.
Kinerja sosial dalam aspek product responsibility, yaitu mencakup
beberapa aspek: kesehatan dan keselamatan dari pengguna produk dan
pelanggan pada umumnya, produk dan jasa, komunikasi untuk pemasaran,
serta customer privacy.
Perusahaan perusahaan yang menerapkan konsep sustainability
menggunakan Global Reporting Initiative sebagai acuan dan pedoman pembuatan
pelaporan. Pelaporan ini digunakan pemangku kepentingan untuk menilai aspek-
aspek yang diperlukan. Sustainability reporting pada prinsipnya merupakan
inisiatif bersama dari berbagai pihak dalam membangun kepedulian untuk
peningkatan kinerja bisnis terhadap lingkungan dan masyarakat.
PENGAPLIKASIAN KONSEP SUSTAINABILITY di INDONESIA Pengaplikasian dan penerapan konsep sustainability yaitu sustainable
reporting sebagai pendamping laporan keuangan di Indonesia masih sedikit sekali.
Di Indonesia sendiri Sustainable Reporting baru masuk pada tahap pengenalan.
Sejauh ini hanya beberapa perusahaan saja yang sudah menerapkan sustainable
reporting antara lain PT. Aneka Tambang Tbk.(www.antam.co.id), Astra
International Tbk (www.astra.co.id), PT. Panasonic Manufacturing Indonesia
(www.panasonic.co.id), PT. Bukit Asam, PT. Unilever, PT. Pembangunan Jaya,
PT. Telkom. Perusahaan Indonesia yang tertarik menerapkan sustainable reporting
rata rata adalah perusahaan perusahaan yang mempunyai kegiatan secara global
atau merupakan langkah pelaporan dalam kaitan dengan pelaporan di tingkat
kantor pusat dari suatu perusahaan multinasional.
Sangat miris sekali bila dilihat dari sedikitnya perusahaan di Indonesia
yang menerapkan konsep ini. Menurut pengamatan, ini dikarenakan karena belum
adanya standar laporan yang diterima secara umum. Walaupun di luar negeri
sudah ada pedoman penyusunan laporan berkelanjutan yang dikeluarkan oleh
Global Reporting Initiative (GRI) sebuah organisasi nirlaba yang mempromosikan
keberlanjutan ekonomi, kinerja lingkungan, sosial dan pemerintahan. Di berbagai
Negara seperti Jepang, Perancis, dan Belanda, pemerintahnya sudah mewajibkan
perusahaan mengeluarkan laporan berkelanjutan, khususnya perusahaan public
dan perusahaan yang dinilai punya kegiatan berdampak besar bagi lingkungan.
Penyusunan sustainable reporting dinilai sangat penting untuk berbagai
pemangku kepentingan. Di Eropa dan Amerika contohnya, disana investor dan
pembeli produk akan meminta kelengkapan dokumen yang berkaitan tentang
kelestarian lingkungan dan sumberdaya alam sebagai pertimbangannya. Mengapa
demikian? Ini dikarenakan Sustainable Reporting mengandung unsur transparansi
dan akuntabilitas yakin ekonomi, sosial dan lingkungan. Penyusunan laporan ini
harusnya dilakukan di setiap perusahaan untuk meningkatkan performa
perusahaan yang nantinya akan meningkatkan laba perusahaan dalam jangka
panjang. Selain itu laporan tersebut akan menjadi sebuah panduan penilaian
kinerja perusahaan untuk menjamin berjalannya perbaikan kinerja perusahaan
dalam hal sosial dan lingkungan
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelaporan
dan mendorong kualitas dunia usaha di Indonesia. Diantaranya pada tanggal 7
September 2004 diadakan pengenalan tentang konsep sustainability yang telah
disusun secara jelas yang disusun dan menghasilkan suatu panduan yang berjudul
Introduction to Sustainability Reporting for Organisations in Indonesia yang
disusun oleh KLH dengan bantuan dari ACCA (Association of Chartered Certified
Accountants) London. Pada panduan tersebut dijelaskan secara mendasar
mengenai meningkatnya kebutuhan untuk melaporkan lingkungan dan aspek
sustainability dari suatu bisnis yang akan membantu perusahaan dalam mencapai
keberlanjutan usahanya . Sebagai acuan dari pelaporan, digunakan GRI
Guidelines tahun 2002 yang disajikan secara ringkas.
Dan sebagai tindak lanjutnya tanggal 19 Januari 2005 telah
diselenggarakan Diskusi Terbatas mengenai Penerapan Sustainability Reporting di
Indonesia bertempat di Gedung C Kementerian Lingkungan Hidup yang dihadiri
oleh 40 peserta dari perusahaan dan asosiasi dari sektor manufaktur, pertanian dan
perkebunan serta pertambangan. Dalam kegiatan ini diungkapkan dan
dikomunikasikan aspek lingkungan yang terkait dengan usahanya sebagai bagian
dari non financial reporting yang tidak terpisahkan dari penerapan triple bottom
line (aspek ekonomi, sosial dan lingkungan). Hal ini sesuai dengan tuntutan
stakeholders agar korporasi lebih transparan dan accountable dalam menerapkan
CSR (Corporate Social Responsibility).
Lalu pada tahun 2005 diadakan Indonesian Sustainability Reporting
Award yang diselenggarakan oleh IAI, KLH, BEJ, National Committee on
Governance (NCG), Indonesian-Netherlands Association (INA) dan Forum for
Corporate Governance in Indonesia (FCGI). Ada tiga kategori award yang
diberikan yaitu Environmental Reporting Award, Social Reporting Award dan
Social and Environmental Reporting Award. Kriteria penilaian yang digunakan
mengacu pada kriteria internasional yang diterapkan ACCA (The Association of
Chartered Certified Accountants) di berbagai negara dengan melakukan
modifikasi sesuai kondisi Indonesia.
Dalam artikel Komunitas Pengelola Keuangan Organisasi Nirlaba (2013)
disebutkan untuk Indonesian Sustainability Awards 2005 tersebut, kriteria-kriteria
yang dipakai ialah sebagai berikut:
Kelengkapan (completeness), meliputi: profil perusahaan, dampak
penting, kebijakan sosial/lingkungan, komitmen manajemen, target dan
tujuan kebijakan sosial/lingkungan, layanan produk dan jasa, kebijakan
pengadaan bahan baku dan isu-isu yang terkait dengannya, kebijakan
pelaporan dan pembukuan, serta hubungan antara pelaporan
sosial/lingkungan dengan masalah pembangunan yang berkelanjutan.
Kepercayaan (Credibility), meliputi: pencapaian utama saat ini,
penyebutan anggota tim yang bertanggung jawab untuk isu
sosial/ekonomi, sistem manajemen dan integrasinya ke kegiatan usaha,
perencanaan ketidakpastian dan manajemen risiko, proses audit internal,
ketaatan atau ketidaktaatan terhadap peraturan, data-data mengenai
dampak sosial/ekonomi, data-data keuangan konvensional yang
berhubungan, laporan keuangan sosial/lingkungan dan full cost
accounting, akreditasi atau sertifikasi ISO, penjabaran mengenai interaksi
dengan pihak terkait atau proses dialog, pemanfaatan masukan dari pihak-
pihak yang terkait, serta pernyataan dari pihak ketiga
Komunikasi, meliputi: tata letak dan penampilan, kemudahan dipahami,
dibaca dan proporsional uraian tiap bagian, mekanisme komunikasi dan
umpan balik, ringkasan pelaporan atau executive summary, tersedia
petunjuk kemudahan untuk membaca laporan, pemanfaatan sarana
internet, acuan bagi website dan pelaporan lain, dan hubungan antar
pelaporan, kesesuaian grafik, gambar dan foto dengan narasi, dan integrasi
dengan laporan keuangan
Berbagai usaha pemerintah banyak dilakukan untuk mengembangkan
konsep sustainability di Indonesia. Karena banyak hal yang perlu diperbaiki
dengan system pelaporan yang selama ini dianut oleh perusahaan yang dinilai
kurang mempunyai nilai tambah untuk persaingan secara global. Salah satu
bentuk untuk mengembangkan konsep sustainability adalah dengan dibentuknya
IBCSD bulan April 2011 yaitu Indonesia Business Council for Sustainable
Development. Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD)
yang merupakan asosiasi dari beberapa perusahaan yang beroperasi di Indonesia
yang dipimpin oleh CEO, yang berbagi komitmen dalam mendorong
pembangunan berkelanjutan melalui pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,
keseimbangan ekologi dan pertumbuhan sosial. Anggota pendiri IBCSD adalah 6
dari perusahaan besar Indonesia yaitu: Bakrie Telecom, Bank Negara Indonesia,
Medco Power Indonesia, Holcim Indonesia, Garuda Indonesia dan PT Riau
Andalan Pulp Paper.
IBCSD menyediakan landasan bagi dunia usaha untuk berbagi dan
mempromosikan best practicedan mengambil keuntungan dari berbagai peluang
yang berhubungan dengan pembangunan berkelanjutan. IBCSD juga akan berlaku
sebagai mitra utama bagi pemerintah dan masyarakat, menyediakan masukan
bisnis dan solusi bagi kebijakan Indonesia dalam masalah sustainability. Tujuan
utama dari IBCSD adalah:
Memberikan kepemimpinan bisnis sebagai katalis perubahan menuju
pembangunan berkelanjutan
Memberi dukungan perijinan bisnis dalam beroperasi, inovasi dan
bertumbuh di dalam dunia yang semakin terbentuk dari masalah
pembangunan berkelanjutan.
Mengejar pembangunan berkelanjutan menjadikan dunia usaha lebih
kompetitif, lebih teruji dan lebih mampu beradaptasi dalam dunia yang
cepat berubah, dan menjadi lebih siap menghadapi masa depan. Selain
itu juga dapat mempertahankan sumber daya manusia yang terbaik,
menjadikan mereka lebih menarik terhadap para investor dan asuransi,
sementara mengurangi paparan resiko kebijakan dan liabilitas lainnya.
IBCSD merupakan hasil dari usaha kerjasama antara WBCSD dan
KADIN Indonesia. KADIN Indonesia adalah organisasi perusahaan yang
beroprasi secara nasional atau perwakilan yang tersebar di berbagai propinsi. Oleh
karena itu KADIN mengerti potensi ekonomis Indonesia dan bagaimana
pendekatan inovatif dan berkelanjutan penting untuk mendorong pertumbuhan
jangka panjang, pemanfaatan sumber daya yang bertanggung jawab, dan
keberlanjutan lingkungan.
KESIMPULAN Konsep sustainability merupakan konsep yang diinterpretasikan melalui
tiga dimensi yakni economic sustainability, environmental sustainability, dan
social sustainability. Mengingat konsep ini memberikan banyak manfaat bagi
perusahaan, diharapkan perusahaan perusahaan di Indonesia wajib menerapkan
sustainable reporting untuk menambah nilai perusahaan. Karena semakin
pentingnya laporan ini selayaknya mendapatkan perhatian dari regulator. Selama
ini belum banyak pengaturan yang dilakukan oleh regulator. Pengaturan yang
dilakukan hanya bersifat persuasif.
DAFTAR PUSTAKA
Global Reporting Initiative . 2013. G4 Sustainabiliy Reporting Guidelines.
www.globalreporting.org
Global Reporting Initiative . 2014. Siap untuk melaporkan?Memperkenalkan
pelaporan berkelanjutan untuk UKM . www.globalreporting.org
Komunitas Pengelola Keuangan Organisasi Nirlaba . 2013 . Ekonomi &
Lingkungan: Tentang Sustainability Reporting at:
http://keuanganlsm.com/tentang-sustainability reporting/ Senin 6 Mei
2013
Pohle, George and Hittner, Jeff .2008. Attaining Sustainable Growth through
Corporate Social Responsibility. IBM Global Business Services
Suaryana, A. 2011. Implementasi Akuntansi Sosial dan Lingkungan di Indonesia.
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 6, No. 1:1-26.
Supriyadi. 2013. Konsep dan Model Pengukuran Corporate Sustainability :
Sebuah Kajian Literatur STAR Study & Accounting Reseach | Vol X,
No. 3 - 2013
Szekly, Fransisco & Knirsch, Marianna .(2005). " Responsible Leadership and
Corporate Social Responsibility : Metrics for Sustainable Performance",
European Management Journal Vol. 23, No. 6, pp. 628-647.
www.ibcsd.or.id/