13
KONSEP SUSTAINABILITY DALAM PELAPORAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY Disusun Guna Memenuhi Tugas UTS Mata Kuliah Social Responsibility Accounting Oleh : Fica Firmansari 140820301007 UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS EKONOMI – MAGISTER AKUNTANSI 2015

KONSEP SUSTAINABILITY DALAM PELAPORAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • KONSEP SUSTAINABILITY DALAM PELAPORAN CORPORATE

    SOCIAL RESPONSIBILITY

    Disusun Guna Memenuhi Tugas UTS Mata Kuliah

    Social Responsibility Accounting

    Oleh :

    Fica Firmansari 140820301007

    UNIVERSITAS JEMBER

    FAKULTAS EKONOMI MAGISTER AKUNTANSI

    2015

  • KONSEP SUSTAINABILITY DALAM PELAPORAN CORPORATE

    SOCIAL RESPONSIBILITY

    -Fica Firmansari-

    ABSTRACT

    Sustainability adalah bagaimana membangun masyarakat dimana ekonomi, social

    dan tujuan ekologi harus seimbang. Untuk mengetahui apa saja yg dilakukan

    perusahaan dalam perbaikan kinerja lingkungan maupun sosial, para pemangku

    kepentingan membutuhkan sustainable reporting perusahaan yg berpedoman pada

    standar GRI. Tulisan ini bertujuan untuk melakukan eksplorasi melalui kajian

    literatur guna mendapatkan gambaran secara lebih komprehensif mengenai

    konsep sustainability, pedoman dan penerapannya di Indonesia. Metode penelitian

    yang digunakan merupakan penelitian dengan metode kualitatif dimana

    pendekatannya adalah penelitian pustaka. Data dikumpulkan melalui proses

    review dari berbagai sumber literatur yang meliputi jurnal, buku,paper series, dan

    publikasi lainnya baik secara online maupun offline. Hasil penelitian menunjukan

    bahwa konsep sustainability merupakan konsep yang diinterpretasikan melalui

    tiga dimensi yakni economic sustainability, environmental sustainability, dan

    social sustainability. Mengingat konsep ini memberikan banyak manfaat bagi

    perusahaan, diharapkan perusahaan perusahaan di Indonesia wajib menerapkan

    sustainable reporting untuk menambah nilai perusahaan.

    Keywords : Sustainability, Sustainable Reporting, Sustainability Development.

    PENDAHULUAN Sustainability merupakan issue yang menarik yang sekarang sedang gencar

    dikembangkan dan diperbincangkan di Indonesia maupun di luar negeri. Konsep

    sustainability bukan hanya berkembang pada level makro saja namun sekarang

    sudah merambah ke level mikro perusahaan. Sekarang perusahaan dan organisasi

    sudah mulai sadar akan pentingnya prinsip berkelanjutan ini, mereka mulai

  • berbondong bondong untuk menerapkan konsep ini di perusahaannya. Disamping

    itu, pemerintah, pasar, investor, bursa efek mulai meminta hingga menuntut untuk

    transparansi perusahaan dalam tujuan, kinerja bahkan sustainable reporting

    perusahaan.

    Adapun standar pelaporan keberlanjutan yang paling banyak digunakan di

    dunia yaitu Pedoman sustainable reporting GRI - yang menyediakan alat bagi

    organisasi untuk menghadapi tantangan para pemangku kepentingan ini. Dan

    yang paling penting saat ini adalah bagaimana ekonomi, sosial dan tujuan ekologi

    harus seimbang. Pembangunan ekonomi yang tidak memperhatikan aspek

    kelestarian lingkungan, otomatis akan memberikan dampak negatif bagi

    lingkungan dan sosial disekitar.

    Sustainability sedang marak diperbincangkan serta disosialisasikan

    ditengah masyarakat saat ini dan merupakan salah satu focus utama sebagai upaya

    manusia untuk memperbaiki mutu kehidupan dengan tetap berusaha tidak

    melampaui ekosistem yang mendukung kehidupannya. Oleh karena itu penulis

    merasa tertarik untuk mendalami konsep sustainability, bagaimana pelaporannya,

    dan penerapannya di Indonesia dengan mereview beberapa sumber literatur baik

    online maupun offline

    PENGERTIAN SUSTAINABILITY Sustainability mempunyai pengertian yang luas dan sampai saat ini tidak

    ada. Apabila diterjemahkan, sustainability ini mempunyai arti berkelanjutan.

    Namun banyak para ahli menyatakan bahwa adanya persamaan persepsi antara

    pengertian sustainability dengan sustainability development. Para ahli

    mendefinisikan sustainability dengan persepsi yang berbeda-beda. Pengertian

    sustainability development menurut Bruntland Report (1987) dalam :

    "Sustainable development is development that meets the needs of the present

    without compromising the ability of future generations to meet their own needs"

    Atau bila diterjemahkan, pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang

    dapat memenuhi kebutuhan saat ini tanpa harus mengorbankan kemampuan

    generasi masa depan dalam memenuhi kebutuhannya.

  • Szekely (2005) menyatakan bahwa sustainability adalah bagaimana

    membangun masyarakat dimana ekonomi, social dan tujuan ekologi harus

    seimbang. Salah satu pendekatan yang paling sering digunakan untuk mengukur

    corporate sustainability adalah pendekatan triple bottom line. Pendekatan tersebut

    melibatkan tiga dimensi yakni :

    1. Environmental (lingkungan); mengukur dampak pada sumber daya

    seperti udara, air, emisi limbah.

    2. Social (sosial); berhubungan dengan corporate governance, motivasi,

    insentif, keamanan dan kesehatan, pengembangan sumber daya manusia,

    hak asasi manusia dan perilaku etis.

    3. Economic (ekonomi); mengacu pada pengukuran pemeliharaan atau

    peningkatan keberhasilan perusahaan sebagai contoh, teknologi dan

    inovasi, kolaborasi, manajemen pengetahuan, pembelian, proses dan

    pelaporan sustainability.

    Dalam berbagai definisi ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam

    konsep sustainability ini yang paling terpenting adalah bagaimana kita

    memanfaatkan sumber daya lingkungan yang ada dengan efektif, efisien dan

    ekonomis. Selain itu kita juga harus menghindari hal atau pengeluaran,resiko yang

    tidak perlu serta menghindari limbah sehingga tidak menghabiskan cadangan

    sumber daya lingkungan, meningkatkan material dan efisiensi energi untuk

    generasi masa depan.

    SUSTAINABLE REPORTING DAN PERANANNYA Di dalam konsep sustainability, maka tiap perusahaan wajib menyusun

    laporan. Pelaporan tersebut bisa disebut dengan Laporan berkelanjutan

    (Sustainable Reporting) yang merupakan pengungkapan dari tiga aspek kerja

    perusahaan , yakni lingkungan, sosial dan ekonomi. Pelaporan tersebut diharapkan

    menjadi alat komunikasi atau bukti untuk pemangku kepentingan untuk

    mengetahui apa saja yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang berhubungan

    dengan perbaikan kinerja lingkungan maupun sosialnya.

  • Adapun pedoman penyusunan pelaporan sustainability untuk perusahaan

    yang dibuat oleh Global Reporting Initiative. Di dalam pedoman tersebut

    disebutkan bahwa Global Reporting Initiative (GRI) bertujuan untuk mendorong

    penerapan pelaporan keberlanjutan sebagai cara bagi perusahaan dan organisasi

    agar menjadi lebih berkelanjutan dan berkontribusi terhadap ekonomi global yang

    berkelanjutan.

    Misi GRI adalah untuk membuat pelaporan keberlanjutan menjadi

    praktik standar. Agar semua perusahaan dan organisasi dapat melaporkan kinerja

    dan dampak ekonomi, lingkungan, sosial, serta tata kelola mereka, GRI membuat

    Pedoman Pelaporan Keberlanjutan tidak berbayar. Menurut GRI sendiri

    menyebutkan bahwa "A sustainability report is a type of corporate or

    organizational report. A sustainability report conveys sustainability-related

    information in a way that is comparable with financial reporting". Berdasarkan

    pedoman G4 Sustainability Reporting (2013), ada beberapa prinsip-prinsip yang

    dianut untuk mendefinisikan isi reportnya, antara lain:

    Inclusivity: The reporting organization should identify its stakeholders and

    explain how it has responded to their issues in the report

    Relevance and Materiality: The informatiion in a report should cover

    issues and indicators that would substantively influence the decisions of

    the stakeholders using the report.

    Sustainability Context: The reporting organization should present its

    performance in the wider context of sustainability, where such context has

    significant interpretative value.

    Completeness: coverage of the releant and material issues and indicator,

    and definition of the report boundary should be sufficicent to enable

    stakeholders to assess the reporting organization's economic,

    environmental, and social performance in the reported period

    Pedoman GRI Guidelines juga menyebutkan prinsip-prinsip yang

    menjamin kualitas dari informasi yang dilaporkan , antara lain:

    Balance: The report should provide a balanced and reasonable

    presentation of the reporting organization's performance

  • Comparability: The information reported should remain consistent and be

    compiled and presented in a manner that enables stakeholders using the

    report to analyze changes in the organization's performance over time as

    well as relative to other organizations.

    Accuracy: The reported information should be accurate and sufficiently

    detailed for stakeholders using the report to make decisions with a high

    degree of confidence

    Timeliness: The information is presented in time, and on a regular

    schedule, for stakeholders using the report to be able to make informed

    decisions.

    Clarity: Information should be made available in a manner that is

    understandable by and accesssible to stakeholders using the report

    Assurability: Information and processes used in the preparation of a report

    should be recorded, compiled, analyzed and disclosed in a way that could

    be subject to review and assurance.

    Ruang lingkup reporting meliputi hal-hal sebagai berikut:

    Strategy and Analysis, yang digambarkan dari statement CEO dan

    Preskom atau ketua organisasi independen terhadap organisasi pembuat

    laporan yang memaparkan risiko dan peluang penting secara ringkas.

    Organization Profile, meliputi nama organisasi, produk-produknya, struktur operasional, negara-negara di mana perusahaan beroperasi,

    kondisi kepemilikan dan badan hukumnya, pasar, skala organisasi, serta

    keputusan-keputusan penting selama periode pelaporan

    Reporting Parameters: lingkup atau profilnya, keterangan mengenai

    prosesnya, dan batasan pelaporan, daftar isi dan assurance yang

    menerangkan lingkup dan dasar penilaian dari pihak independen yang

    digunakan ketika melakukan penilaian dan melaporkannya.

    Governance (struktur organisasi dan tata kepemimpinan dalam organisasi

    tersebut), Commitments to External Initiatives (keterangan mengenai

    apakah dan bagaimana pendekatan tertentu diambil oleh perusahaan

    dengan mengacu pada prinsip-prinsip/ perjanjian/ kesepakatan dalam hal

  • sosial dan lingkungan yang dikembangkan secara eksternal dan diterapkan

    secara sukarela) dan Engagement (sebagai gambaran luasnya pemangku

    kepentingan yang didefinisikan oleh organisasi dan relasi dengan para

    pemangku kepentingan tersebut)

    GRI juga menyebutkan beberapa indicator kinerja yang digunakan untuk

    membantu organisasi-organisasi pelapor mengetahui lingkup dan aspek yang

    dibahas dalam laporannya antara lain:

    Kinerja perekonomian, meliputi: pencipataan dan pendistribusian nilai

    ekonomi, kehadiran di pasar serta dampak ekonomi secara tak langsung.

    Kinerja lingkungan, meliputi: bahan yang digunakan, energi dan

    konsumsinya, air dan konsumsinya, pembuangan - emisi - pelepasan

    limbah (cair, padat dan gas), produk dan jasa, kepatuhan, transport, dan

    penilaian aspek-aspek itu secara keseluruhan

    Kinerja sosial dalam praktek perburuhan dan pemenuhan aturan-aturan hubungan industrial, meliputi: kondisi pekerja (jumlah,

    komposisi gender, pekerja purna waktu dan paruh waktu), relasi buruh

    dengan manajemen, keselamatan dan kesehatan kerja, pelatihan -

    pendidikan - pengembangan karyawan, serta keberagaman dan peluang.

    Kinerja sosial dalam aspek HAM, meliputi: praktek manajemen,

    penerapan prinsip non-diskriminasi, kebebasan untuk mengikuti

    perkumpulan, tenaga kerja anak, pemaksaan untuk bekerja, praktek

    pendisiplinan, praktek pengamanan, dan hak-hak masyarakat adat.

    Kinerja sosial terhadap masyarakat, meliputi bebagai kepedulian dan

    langkah perusahaan mengantisipasi atau mengelola isu-isu: komunitas,

    korupsi, kebijakan publik, serta perilaku anti-kompetitif seperti anti-trust

    dan monopoli.

    Kinerja sosial dalam aspek product responsibility, yaitu mencakup

    beberapa aspek: kesehatan dan keselamatan dari pengguna produk dan

    pelanggan pada umumnya, produk dan jasa, komunikasi untuk pemasaran,

    serta customer privacy.

  • Perusahaan perusahaan yang menerapkan konsep sustainability

    menggunakan Global Reporting Initiative sebagai acuan dan pedoman pembuatan

    pelaporan. Pelaporan ini digunakan pemangku kepentingan untuk menilai aspek-

    aspek yang diperlukan. Sustainability reporting pada prinsipnya merupakan

    inisiatif bersama dari berbagai pihak dalam membangun kepedulian untuk

    peningkatan kinerja bisnis terhadap lingkungan dan masyarakat.

    PENGAPLIKASIAN KONSEP SUSTAINABILITY di INDONESIA Pengaplikasian dan penerapan konsep sustainability yaitu sustainable

    reporting sebagai pendamping laporan keuangan di Indonesia masih sedikit sekali.

    Di Indonesia sendiri Sustainable Reporting baru masuk pada tahap pengenalan.

    Sejauh ini hanya beberapa perusahaan saja yang sudah menerapkan sustainable

    reporting antara lain PT. Aneka Tambang Tbk.(www.antam.co.id), Astra

    International Tbk (www.astra.co.id), PT. Panasonic Manufacturing Indonesia

    (www.panasonic.co.id), PT. Bukit Asam, PT. Unilever, PT. Pembangunan Jaya,

    PT. Telkom. Perusahaan Indonesia yang tertarik menerapkan sustainable reporting

    rata rata adalah perusahaan perusahaan yang mempunyai kegiatan secara global

    atau merupakan langkah pelaporan dalam kaitan dengan pelaporan di tingkat

    kantor pusat dari suatu perusahaan multinasional.

    Sangat miris sekali bila dilihat dari sedikitnya perusahaan di Indonesia

    yang menerapkan konsep ini. Menurut pengamatan, ini dikarenakan karena belum

    adanya standar laporan yang diterima secara umum. Walaupun di luar negeri

    sudah ada pedoman penyusunan laporan berkelanjutan yang dikeluarkan oleh

    Global Reporting Initiative (GRI) sebuah organisasi nirlaba yang mempromosikan

    keberlanjutan ekonomi, kinerja lingkungan, sosial dan pemerintahan. Di berbagai

    Negara seperti Jepang, Perancis, dan Belanda, pemerintahnya sudah mewajibkan

    perusahaan mengeluarkan laporan berkelanjutan, khususnya perusahaan public

    dan perusahaan yang dinilai punya kegiatan berdampak besar bagi lingkungan.

    Penyusunan sustainable reporting dinilai sangat penting untuk berbagai

    pemangku kepentingan. Di Eropa dan Amerika contohnya, disana investor dan

    pembeli produk akan meminta kelengkapan dokumen yang berkaitan tentang

  • kelestarian lingkungan dan sumberdaya alam sebagai pertimbangannya. Mengapa

    demikian? Ini dikarenakan Sustainable Reporting mengandung unsur transparansi

    dan akuntabilitas yakin ekonomi, sosial dan lingkungan. Penyusunan laporan ini

    harusnya dilakukan di setiap perusahaan untuk meningkatkan performa

    perusahaan yang nantinya akan meningkatkan laba perusahaan dalam jangka

    panjang. Selain itu laporan tersebut akan menjadi sebuah panduan penilaian

    kinerja perusahaan untuk menjamin berjalannya perbaikan kinerja perusahaan

    dalam hal sosial dan lingkungan

    Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelaporan

    dan mendorong kualitas dunia usaha di Indonesia. Diantaranya pada tanggal 7

    September 2004 diadakan pengenalan tentang konsep sustainability yang telah

    disusun secara jelas yang disusun dan menghasilkan suatu panduan yang berjudul

    Introduction to Sustainability Reporting for Organisations in Indonesia yang

    disusun oleh KLH dengan bantuan dari ACCA (Association of Chartered Certified

    Accountants) London. Pada panduan tersebut dijelaskan secara mendasar

    mengenai meningkatnya kebutuhan untuk melaporkan lingkungan dan aspek

    sustainability dari suatu bisnis yang akan membantu perusahaan dalam mencapai

    keberlanjutan usahanya . Sebagai acuan dari pelaporan, digunakan GRI

    Guidelines tahun 2002 yang disajikan secara ringkas.

    Dan sebagai tindak lanjutnya tanggal 19 Januari 2005 telah

    diselenggarakan Diskusi Terbatas mengenai Penerapan Sustainability Reporting di

    Indonesia bertempat di Gedung C Kementerian Lingkungan Hidup yang dihadiri

    oleh 40 peserta dari perusahaan dan asosiasi dari sektor manufaktur, pertanian dan

    perkebunan serta pertambangan. Dalam kegiatan ini diungkapkan dan

    dikomunikasikan aspek lingkungan yang terkait dengan usahanya sebagai bagian

    dari non financial reporting yang tidak terpisahkan dari penerapan triple bottom

    line (aspek ekonomi, sosial dan lingkungan). Hal ini sesuai dengan tuntutan

    stakeholders agar korporasi lebih transparan dan accountable dalam menerapkan

    CSR (Corporate Social Responsibility).

    Lalu pada tahun 2005 diadakan Indonesian Sustainability Reporting

    Award yang diselenggarakan oleh IAI, KLH, BEJ, National Committee on

  • Governance (NCG), Indonesian-Netherlands Association (INA) dan Forum for

    Corporate Governance in Indonesia (FCGI). Ada tiga kategori award yang

    diberikan yaitu Environmental Reporting Award, Social Reporting Award dan

    Social and Environmental Reporting Award. Kriteria penilaian yang digunakan

    mengacu pada kriteria internasional yang diterapkan ACCA (The Association of

    Chartered Certified Accountants) di berbagai negara dengan melakukan

    modifikasi sesuai kondisi Indonesia.

    Dalam artikel Komunitas Pengelola Keuangan Organisasi Nirlaba (2013)

    disebutkan untuk Indonesian Sustainability Awards 2005 tersebut, kriteria-kriteria

    yang dipakai ialah sebagai berikut:

    Kelengkapan (completeness), meliputi: profil perusahaan, dampak

    penting, kebijakan sosial/lingkungan, komitmen manajemen, target dan

    tujuan kebijakan sosial/lingkungan, layanan produk dan jasa, kebijakan

    pengadaan bahan baku dan isu-isu yang terkait dengannya, kebijakan

    pelaporan dan pembukuan, serta hubungan antara pelaporan

    sosial/lingkungan dengan masalah pembangunan yang berkelanjutan.

    Kepercayaan (Credibility), meliputi: pencapaian utama saat ini,

    penyebutan anggota tim yang bertanggung jawab untuk isu

    sosial/ekonomi, sistem manajemen dan integrasinya ke kegiatan usaha,

    perencanaan ketidakpastian dan manajemen risiko, proses audit internal,

    ketaatan atau ketidaktaatan terhadap peraturan, data-data mengenai

    dampak sosial/ekonomi, data-data keuangan konvensional yang

    berhubungan, laporan keuangan sosial/lingkungan dan full cost

    accounting, akreditasi atau sertifikasi ISO, penjabaran mengenai interaksi

    dengan pihak terkait atau proses dialog, pemanfaatan masukan dari pihak-

    pihak yang terkait, serta pernyataan dari pihak ketiga

    Komunikasi, meliputi: tata letak dan penampilan, kemudahan dipahami,

    dibaca dan proporsional uraian tiap bagian, mekanisme komunikasi dan

    umpan balik, ringkasan pelaporan atau executive summary, tersedia

    petunjuk kemudahan untuk membaca laporan, pemanfaatan sarana

    internet, acuan bagi website dan pelaporan lain, dan hubungan antar

  • pelaporan, kesesuaian grafik, gambar dan foto dengan narasi, dan integrasi

    dengan laporan keuangan

    Berbagai usaha pemerintah banyak dilakukan untuk mengembangkan

    konsep sustainability di Indonesia. Karena banyak hal yang perlu diperbaiki

    dengan system pelaporan yang selama ini dianut oleh perusahaan yang dinilai

    kurang mempunyai nilai tambah untuk persaingan secara global. Salah satu

    bentuk untuk mengembangkan konsep sustainability adalah dengan dibentuknya

    IBCSD bulan April 2011 yaitu Indonesia Business Council for Sustainable

    Development. Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD)

    yang merupakan asosiasi dari beberapa perusahaan yang beroperasi di Indonesia

    yang dipimpin oleh CEO, yang berbagi komitmen dalam mendorong

    pembangunan berkelanjutan melalui pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,

    keseimbangan ekologi dan pertumbuhan sosial. Anggota pendiri IBCSD adalah 6

    dari perusahaan besar Indonesia yaitu: Bakrie Telecom, Bank Negara Indonesia,

    Medco Power Indonesia, Holcim Indonesia, Garuda Indonesia dan PT Riau

    Andalan Pulp Paper.

    IBCSD menyediakan landasan bagi dunia usaha untuk berbagi dan

    mempromosikan best practicedan mengambil keuntungan dari berbagai peluang

    yang berhubungan dengan pembangunan berkelanjutan. IBCSD juga akan berlaku

    sebagai mitra utama bagi pemerintah dan masyarakat, menyediakan masukan

    bisnis dan solusi bagi kebijakan Indonesia dalam masalah sustainability. Tujuan

    utama dari IBCSD adalah:

    Memberikan kepemimpinan bisnis sebagai katalis perubahan menuju

    pembangunan berkelanjutan

    Memberi dukungan perijinan bisnis dalam beroperasi, inovasi dan

    bertumbuh di dalam dunia yang semakin terbentuk dari masalah

    pembangunan berkelanjutan.

    Mengejar pembangunan berkelanjutan menjadikan dunia usaha lebih

    kompetitif, lebih teruji dan lebih mampu beradaptasi dalam dunia yang

    cepat berubah, dan menjadi lebih siap menghadapi masa depan. Selain

    itu juga dapat mempertahankan sumber daya manusia yang terbaik,

  • menjadikan mereka lebih menarik terhadap para investor dan asuransi,

    sementara mengurangi paparan resiko kebijakan dan liabilitas lainnya.

    IBCSD merupakan hasil dari usaha kerjasama antara WBCSD dan

    KADIN Indonesia. KADIN Indonesia adalah organisasi perusahaan yang

    beroprasi secara nasional atau perwakilan yang tersebar di berbagai propinsi. Oleh

    karena itu KADIN mengerti potensi ekonomis Indonesia dan bagaimana

    pendekatan inovatif dan berkelanjutan penting untuk mendorong pertumbuhan

    jangka panjang, pemanfaatan sumber daya yang bertanggung jawab, dan

    keberlanjutan lingkungan.

    KESIMPULAN Konsep sustainability merupakan konsep yang diinterpretasikan melalui

    tiga dimensi yakni economic sustainability, environmental sustainability, dan

    social sustainability. Mengingat konsep ini memberikan banyak manfaat bagi

    perusahaan, diharapkan perusahaan perusahaan di Indonesia wajib menerapkan

    sustainable reporting untuk menambah nilai perusahaan. Karena semakin

    pentingnya laporan ini selayaknya mendapatkan perhatian dari regulator. Selama

    ini belum banyak pengaturan yang dilakukan oleh regulator. Pengaturan yang

    dilakukan hanya bersifat persuasif.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Global Reporting Initiative . 2013. G4 Sustainabiliy Reporting Guidelines.

    www.globalreporting.org

    Global Reporting Initiative . 2014. Siap untuk melaporkan?Memperkenalkan

    pelaporan berkelanjutan untuk UKM . www.globalreporting.org

    Komunitas Pengelola Keuangan Organisasi Nirlaba . 2013 . Ekonomi &

    Lingkungan: Tentang Sustainability Reporting at:

    http://keuanganlsm.com/tentang-sustainability reporting/ Senin 6 Mei

    2013

    Pohle, George and Hittner, Jeff .2008. Attaining Sustainable Growth through

    Corporate Social Responsibility. IBM Global Business Services

    Suaryana, A. 2011. Implementasi Akuntansi Sosial dan Lingkungan di Indonesia.

    Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 6, No. 1:1-26.

    Supriyadi. 2013. Konsep dan Model Pengukuran Corporate Sustainability :

    Sebuah Kajian Literatur STAR Study & Accounting Reseach | Vol X,

    No. 3 - 2013

    Szekly, Fransisco & Knirsch, Marianna .(2005). " Responsible Leadership and

    Corporate Social Responsibility : Metrics for Sustainable Performance",

    European Management Journal Vol. 23, No. 6, pp. 628-647.

    www.ibcsd.or.id/