15
Konsep Sentral Orem’s Theory Orem memberi label teorinya (self care deficit theory of nursing) sebagai teori umum. Teori umum ini disusun atas tiga teori yang berhubungan: a. Self care theory, menggambarkan dan menjelaskan perawatan diri b. Self care deficit theory, menjelaskan dan menggambarkan manusia bisa dibantu melalui ilmu keperawatan c. Nursing system theory, menjelaskan hubungan yang harus dipertahankan bagi hasil keperawatan. (Fawcett, 2006) 2.3.1 Self care theory Menggambarkan kematangan seseorang untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki agar dapat digunakan secara tepat, nyata dan valid dan dapat diukur untuk mengatur fungsi dan perkembangan terhadap perubahan lingkungan. Teori ini juga menjelaskan tentang aktifitas individu untuk menjaga keseimbangan hidup, kesehatan dan kesejahteraan. Teori self care ini dibagi menjadi tiga teori yaitu: a. Self care requisites Suatu tindakan yang ditujukan pada penyediaan perawatan diri sendiri yangbersifat umum dan berhubungan dengan proses kehidupan manusia dalam upaya mempertahankan fungsi tubuh. Teori Self care requisites ini terdiri dari tiga komponen yaitu: Universal self-care requisites Merupakan kebutuhan universal manusia yaitu berupa kebuhan dasar. Orem membagi kebutuhan dasar ini menjadi 8 bagian yaitu: pemeliharaan udara, air, makanan (nutrisi), eliminasi,

Konsep Sentral Teori Orem

  • Upload
    indddri

  • View
    76

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Teori Keperawatan OremKonsep DasarAplikasi Teori Keperawatan di rumah sakit

Citation preview

Page 1: Konsep Sentral Teori Orem

Konsep Sentral Orem’s Theory

Orem memberi label teorinya (self care deficit theory of nursing) sebagai teori umum.

Teori umum ini disusun atas tiga teori yang berhubungan:

a. Self care theory, menggambarkan dan menjelaskan perawatan diri

b. Self care deficit theory, menjelaskan dan menggambarkan manusia bisa dibantu melalui ilmu

keperawatan

c. Nursing system theory, menjelaskan hubungan yang harus dipertahankan bagi hasil

keperawatan. (Fawcett, 2006)

2.3.1 Self care theory

Menggambarkan kematangan seseorang untuk mengembangkan kemampuan yang

dimiliki agar dapat digunakan secara tepat, nyata dan valid dan dapat diukur untuk mengatur

fungsi dan perkembangan terhadap perubahan lingkungan. Teori ini juga menjelaskan tentang

aktifitas individu untuk menjaga keseimbangan hidup, kesehatan dan kesejahteraan.

Teori self care ini dibagi menjadi tiga teori yaitu:

a. Self care requisites

Suatu tindakan yang ditujukan pada penyediaan perawatan diri sendiri yangbersifat umum

dan berhubungan dengan proses kehidupan manusia dalam upaya mempertahankan fungsi tubuh.

Teori Self care requisites ini terdiri dari tiga komponen yaitu:

Universal self-care requisites

Merupakan kebutuhan universal manusia yaitu berupa kebuhan dasar. Orem membagi

kebutuhan dasar ini menjadi 8 bagian yaitu: pemeliharaan udara, air, makanan (nutrisi),

eliminasi, aktifitas dan istirahat, menyendiri dan interaksi sosial, pencegahan bahaya serta

pengenalan fungsi makhluk hidup dan perkembangannya dalam kelompok sosial.

Developmental self care requisites

Merupakan proses perkembangan hidup manusia diberbagai kondisi atau peristiwa yang

terjadi dalam berbagai tingkat usia dalam proses kehidupan dan bisa merugikan bagi

perkembangan manusia itu sendiri.

Health deviation self care requisites

Yaitu kebutuhan yang timbul akibat kondisi pasien. Contoh seseorang yang sedang sakit atau

mengalami injury menunjukkan kebutuhan akibat penyakit yang dialaminya.

b. Self care agency

Page 2: Konsep Sentral Teori Orem

Merupakan suatu kemampuan individu melakukan perawatan diri sendiri dalam rangka

melanjutkan kehidupan, menjaga keseimbangan fungsi dan perkembangan serta meningkatkan

kesejahteraan. Istilah yang berhubungan dengan self care agency yaitu:

Agent, yaitu orang yang mengambil tindakan

Self care agent adalah penyedia perawatan mandiri

Dependent-care agent adalah penyelenggara perawatan bayi, perawatan anak atau orang

dewasa yang tidak bisa mandiri

c. Therapeutic self care demand

Upaya perawatan sendiri yang ditampilkan beberapa waktu agar menemukan syarat-syarat

perawatan mandiri dengan menggunakan metode-metode tertentu. (Marinner, 2001)

2.3.2 Self care deficit theory

Teori ini menjelaskan hubungan antar kemampuan seseorang dalam melakukan

perawatan sendiri dengan tuntutan kebutuhan perawatan sendiri. Apabila tuntutan lebih besar

dari kemampuan maka seseorang akan mengalami deficit perawatan sendiri. Dalam kondisi ini

keperawatan dibutuhkan untuk membantu seseorang yang tidak bisa melakukan perawatan

sendiri (Marinner, 2001)

2.3.3 Nursing system theory

Teori Nursing System

Sistem keperawatan, ketika perawat menentukan, mendesain dan menyediakan perawatan yang

mengatur kemampuan individu dan mencapai pemenuhan kebutuhan perawatan diri (Kozier,

Erb, & Blais, 1997 dalam Jean Bridge, Sally Cabell, and Brenda Herring, 2006).

Sistem pelayanan yang memfasilitasi pemenuhan kebutuhan self care individu dan

memberikannya secara terapeutik sesuai dengan tiga tingkatan kemampuan :

1. Wholly compensatory nursing system

Diberikan pada klien dengan ketergantungan tinggi, jika :

a. tidak mampu melakukan aktivitas, contoh : klien tak sadar

b. tahu melakukan gerakan tapi tidak boleh ada gerakan, contoh pada klien fraktur tulang

belakang

c. tidak mampu memberi alasan tindakan self care tapi bisa dengan bimbingan,contoh pada :

retardasi mental

Page 3: Konsep Sentral Teori Orem

2. Partly comensatory nursing system

Diberikan pada klien dengan tingkat ketergantungan sebagian/parsial. Biasanya

perawat mengambil alih beberapa aktifitas yang tidak dapat dilakukan sendiri oleh

klien, misalnya pada lansia.

3. Supportive educative nursing system

Diberikan dengan pemulihan/ketergantungan ringan. Memberikan pendidikan

kesehatan atau penjelasan untuk memotivasi klien untuk melakukan self care.

Page 4: Konsep Sentral Teori Orem

Basic Nursing System. Sumber: Ann M. Tomey & Martha R. Alligood (2002). Nursing Theorist

and Their Work. United State of America : Mosby Elsevier

4. Kebutuhan self care menurut Orem

Terdapat tiga tipe kebutuhan self care menurut Orem yaitu kebutuhan universal dan

perkembangan perawatan diri/self care serta penyimpangan kesehatan.

Kebutuhan universal self care

· Menyeimbangkan pemasukan udara, air, dan makanan.

· Pembekalan perawatan berhubungan dengan proses eliminasi dan eksresi.

· Mencapai keseimbangan antara aktivitas dan istirahat

· Menghindari risiko-risiko yang membahayakan bagi kehidupan, peran dan tercapainya

kesejahteraan.

· Meningkatkan fungsi/peran dan perkembangan dalam kelompok sosial berdasarkan

potensi manusia, batasan-batasan, dan keinginan manusia untuk menjadi normal

(Orem, 1985 dalam Meleis, 1997).

Kebutuhan perkembangan/kemajuan self care

· Menyeimbangkan kondisi kehidupan yang mendukung proses kehidupan dan

perkembangan, dimana manusia berproses menuju tingkat yang lebih tinggi dan

menjadi matang.

· Pembekalan keperawatan ditujukan untuk mencegah terjadinya kehilangan

kondisi/faktor yang mendukung perkembangan manusia.

Kebutuhan self care deviasi/penyimpangan kesehatan

· Menjaga individu dari kondisi lingkungan fisik maupun biologis yang dapat

menyebabkan terjadinya penyakit dan menimbulkan kesadaran terhadap efek dari

kondisi patologik.

· Secara efektif mengembalikan individu dari kondisi patologis seperti deformitas atau

abnormalitas dimanai perawat berupaya mengkompensasi gangguan yang terjadi.

· Memodifikasi konsep diri dan gambaran diri pada seseorang dalam menerima

kesehatan dan perawatan kesehatan.

· Mempelajari efek dari kondisi patologik dan penangan yang mungkin digunakan untuk

mengembangkan kemampuan individu.

Page 5: Konsep Sentral Teori Orem

Method helping barupa tindakan yang dipilih dan dilakukan oleh perawat kepada pasien.

(Marinner, 2001)

Asuhan Keperawatan

2.5.1 Asuhan Keperawatan menurut Teori Orem

Proses keperawatan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan tidak terputus-

putus.

Proses Keperawatan Menurut Teori Orem

Konsep ini mempunyai 3 fase/ langkah yaitu :

a. Merencanakan (phase of planning)

b. Melakukan (phase of doing)

c. Memeriksa dan melihat kembali (phase of seeing or checking)

Sebagai panduan/arah membuat "kompleksitas terorganisir",ada beberapa langkah keperawatan

yang telah diidentifikasi oleh perawat dalam memahami kegiatan yang kompleks itu , tetapi

semua tetap sesuai dengan skema plan, do dan see.

Langkah I , Mengidentifikasi ;

Page 6: Konsep Sentral Teori Orem

a. Syarat perlunya self care

b. Hubungan self care untuk mencapai hasil kesehatan dan hidup efektif

c. Kemampuan untuk mencapai hasil kesehatan

d. Keterbatasan dalam self care

e. Kemungkinan terjadi perubahan dalam kemampuan self care dan keterbatasan

f. Kemungkinan memerlukan self care

g. Hubungan antara terapi self care dengan kemampuan perawatan sendiri dan keterbatasan

melakukan kegiatan.

Langkah II,

a. Tentukan sistem yang akan digunakan untuk membantu riwayat kesehatan pasien sekarang ;

Peran pasien dalam self care

Peran pasien dalam mengatasi keterbatasan sendiri

Peran perawat dalam pelaksanaan self care pasien

Peran perawat dalam mengatasi keterbatasan diri pasien

Peran orang lain, selain perawat dan pasien

b. Tentukan sistem yang akan digunakan selanjutnya pada pasien

Langkah III,

a. Mempersiapkan cara pasien dirawat sesuai desain sistem

b. Memberikan keperawatan sesuai dengan sistem bantuan yang telah dirancang (berdasarkan

pertimbangan dari pasien,perawat,dokter dan lainnya)

c. Kumpulkan informasi yang akan digunakan dalam menilai ;

Perubahan yang terjadi (pada pasien sebagai organisme dan sebagai agent)

Hasil yang dicapai (pada pasien sebagai organisme dan sebagai agent)

Faktor faktor yang mengindikasikan dibuatnya penyesuaian dalam sistem atau diubah

dalam sistem baru (self-care requirements, self-care agency, self-care limitations)

d. Membuat penilaian dan memutuskan tentang perubahan yang dibutuhkan

e. Membuat penyesuaian dengan tindakan keperawatan pada sistem sekarang atau membuat dan

memperkenalkan sistem baru. (Renpenning K.M & Taylor S.G, 2003)

2.5.2 Proses Keperawatan dengan fokus pada pengumpulan data

Page 7: Konsep Sentral Teori Orem

Setiap tahap dalam proses keperawatan membutuhkan :

a. Data yang dikumpulkan menggambarkan realitas situasi keperawatan yang benar-benar ada.

b. Pengetahuan dari ilmu pengetahuan dan teknologi diperlukan untuk memahami faktor-

faktor yang menggambarkan situasi dari sudut keperawatan.

c. Pengetahuan itu dibutuhkan untuk :

Mengenali adanya faktor-faktor.

Ada 10 faktor yang merupakan kondisi dasar yang berhubungan dengan kebutuhan self

care, yaitu : umur, jenis kelamin, tahap perkembangan, status kesehatan, gaya hidup,

sistem pemeliharaan kesehatan, sistem keluarga, sosial budaya, tersedianya sumber

penghasilan, lingkungan eksternal ( Alligood & Tomey, 2010)

Mengumpulkan dan gambarkan data tersebut.

Membuat penilaian hubungan dan tingkat kepentingan

Buat keputusan tentang tindakan keperawatan yang diambil berdasarkan perubahan yang

terjadi.

Mengenali fakta-fakta perubahan

Menilai perubahan yang diinginkan dan yang tidak diinginkan

Menilai perubahan tertentu yang merupakan hasil yang diinginkan.

Pengumpulan data itu sendiri merupakan proses yang kompleks, meliputi :

a. Memperkenalkan pada seseorang tentang fenomena pengetahuan yang akan diamati

b. Mengenali faktor-faktor

c. Menggambarkan sifat-sifat dari faktor-faktor tersebut.

(Renpenning K.M & Taylor S.G, 2003)

2.5 Evidence Based Self Care Theory

a. Self care behaviour pada anak usia sekolah dengan thalasemia mayor

Self care behaviour merupakan strategi koping, pembelajaran fungsi regulator seseorang

terhadap kejadian yang menimbulkan stress serta suatu bentuk aktivitas nyata dari seseorang

untuk berpartisipasi aktif terlibat dalam upaya mempertahankan status kesehatannya dan

menunjukkan fungsi perawatan dirinya. (Orem, 2001; Chen & Wang, 2007). Dengan self care

behaviour yang efektif maka komplikasi yang terjadi karena perjalanan penyakit dapat

diminimalkan, meningkatkan kepuasaan pasien dalam menjalani hidup, menurunkan biaya

Page 8: Konsep Sentral Teori Orem

perawatan, meningkatkan rasa percaya diri dan kemandirian pasien serta meningkatkan kualitas

hidup pasien karena self care behaviour merupakan faktor utama dalam upaya peningkatan

kesehatan (Slusher, 1999; Lenoci, et.al, 2002; Lee, Lin & Tsai, 2008).

Fan (2008) mengungkapkan bahwa self care pada anak dengan penyakit jantung

dipengaruhi oleh kondisi fisik yang terjadi seperti kelelahan, palpitasi, dyspneu, nyeri dada, serta

intoleran aktivitas. Kondisi tersebut hampir sama dengan yang dialami oleh anak dengan

thalasemia, anak dengan thalasemia juga mengalami sesak napas, kelelahan, palpitasi, nyeri dada

dan intoleran aktivitas karena dampak dari anemi yang dialami (Hockenberry & Wilson, 2007).

Self care behaviour pada pasien thalasemia merupakan bentuk aktivitas nyata pasien thalasemia

untuk berpartisipasi aktif terlibat dalam upaya mempertahankan status kesehatannya yaitu

keterlibatan dalam program terapi. Ketaatan dalam menjalankan program terapi merupakan salah

satu bentuk self care behaviour yang efektif, hal tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan pasien

tentang penyakitnya dan dukungan keluarga (Lie, Lin & Tsai, 2008).

Self care pada pasien thalasemia merupakan bentuk aktivitas nyata untuk berpartisipasi

aktif terlibat dalam upaya mempertahankan status kesehatannya yaitu keterlibatan dalam

program terapi, diet, latihan, kemampuan dalam menyelesaikan masalah dan mekanisme koping

dalam menghadapi penyakit talasemia (Yang, Chen, Mao & Lin, 2001; Chen & Wang, 2007;

Jaarsma, Abu Saad, Dracup & Haflens, 2000 dalam Fan Ling, 2008). Pada pasien thalasemia,

aspek self care yang berkaitan dengan perubahan status kesehatan dapat dilihat dari bagaimana

self care behaviour ditunjukkan, meliputi kepatuhan pasien dalam program terapi, pengaturan

diet yang mampu meningkatkan status kesehatan, mekanisme koping yang digunakan serta

latihan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi self care behaviour pada pasien thalasemia dalam hal

ini mengacu pada faktor yang mempengaruhi self care dari Orem (2001) yaitu usia, jenis

kelamin, status perkembangan, status kesehatan, keadaan sosial budaya, sistem pelayanan

kesehatan, sistem keluarga, keterlibatan dalam aktivitas sehari-hari, lingkungan dan sumber daya

yang mendukung.

b. Self care behaviour pada pasien diabetes mellitus

Menurut teori self care deficit Orem, orangtua yang mengalami diabetes terbukti

memiliki self care deficit dalam perkembangan atau faktor social. Usia berhubungan dengan

defisit perkembangan (faktor personal) seperti perubahan kognitif, keterampilan manual yang

Page 9: Konsep Sentral Teori Orem

menurun, penurunan visi, yang mungkin mempengaruhi manajemen self care diabetes dalam

mengurangi kemampuan orangtua untuk memenuhi kebutuhan self care mereka dengan

keterbatasan informasi self care dan materi yang digunakan (Bernbaum, et al, 2000).

Pusat dari self care diabetes adalah pengetahuan khusus tentang penyakit. Pengetahuan

khusus tentang penyakit adalah tingkatan dan sejumlah informasi yang berkaitan dengan kondisi

dan jalannya penyakit. Tujuan penting dari program pendidikan diabetes adalah menyiapkan

individu melalui teknik self care, memaparkan beberapa faktor predisposisi yang mempengaruhi

langsung keefektifan hasil program pendidikan (Bernbaum, et al, 2000).

c. Instrumen penelitian dan praktik yang berasal dari kerangka kerja self care

Instrumen Deskripsi

1. Kuesioner persepsi self care agent

(Hanson, 1981; Bickel, 1982; Hanson &

Bickel, 1985; Weaver, 1987; Bottorff,

1988; Cleveland, 1989; McBride, 1991;

Young et al, 2001)

Mengukur persepsi orang dewasa

terhadap agen self care mereka. Item

menunjukkan ada 10 komponen kekuatan.

Ini tidak cocok digunakan pada orangtua

2. Kuesioner self care anak-anak (Mosher

& Moore, 1998; Young et al, 2001)

Mengukur aktivitas self care pada area

yang umum, perkembangan, dan

kebutuhan self care kesehatan yang

menyimpang dari anak-anak dengan

kanker

3. Kuesioner penerapan self care pada anak

dan remaja (Moore, 1995; Moore &

Mosher, 1997; Young et al, 2001)

Mengukur aktivitas self care pada area

yang umum, perkembangan, dan

kebutuhan self care kesehatan yang

menyimpang

4. Kuesioner agen self care dependen

(Moore & Gaffney, 1989; Young et al,

2001)

Pengukuran aktivitas self care pada ibu

dan anak mereka

5. Skala self care agen yang berhubungan

dengan kesehatan jiwa (West &

Isenberg, 1997; Young et al, 2001)

Mengukur kemampuan individu akan

kesehatan jiwa mereka yang berhubungan

dengan self care

6. Instrument self care pada anak-anak Mengukur angka prilaku self care

Page 10: Konsep Sentral Teori Orem

(Rew, 1987) orangtua yang memliki anak dengan

penyakit kronis termasuk kepada prilaku

kesehatan sehari-hari yang umum dan

prilaku khusus sepanjang waktu yang

menunjukkan koping