15
JOURNAL OF PLANNING AND POLICY DEVELOPMENT ISSN 0853-xxxx print/ 2442-xxxx online © 20XX ITERA, ASPI dan IAP KONSEP PERANCANGAN RUANG TERBUKA HIJAU YANG TERINTEGRASI DENGAN SARANA OLAHRAGA DAN BUDAYA DI PKOR WAY HALIM PROVINSI LAMPUNG Phalla Exista Niny Napoleon Institut Teknologi Sumatera, Jl. Terusan Rycudu, Way Huwi, Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan Email : [email protected] ABSTRAK Area kawasan PKOR Way Halim Provinsi Lampung merupakan salah satu sarana olahraga dan budaya yang memiliki Ruang Terbuka Hijau di Kota Bandar Lampung. Salah satu permasalahan yang kini dihadapi DI PKOR Way Halim Provinsi Lampung adalah belum optimalnya fungsi kawasan sebagai kawasan olahraga dan budaya serta ruang terbuka hijau. Oleh karena itu, untuk pemanfaatan dan memaksimalkan kawasan PKOR Way Halim Provinsi Lampung maka diperlukan adanya konsep rancangan penataan ruang terbuka hijau yang terintegrasi dengan fungsi olahraga dan budaya yang dapat menunjang dan mendukung proses keolahragaan di kawasan ini, baik bagi kepentingan pengunjung maupun para atlet dan menjadi wadah interaksi sosial masyarakat. Sehingga dapat menjadi acuan pengembangan kawasan bagi pemerintah daerah.Tujuan dari penelitian ini adalah menyusun konsep perancangan Ruang Terbuka Hijau yang terintegrasi dengan sarana olahraga dan budaya di PKOR Way Halim Provinsi Lampung. Metode pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data primer (observasi lapangan dan penyebaran kuesioner secara online) dan pengumpulan data sekunder (studi literatur dan survey instansional). Dalam metode pengambilan sampel penulis menggunakan metode non probability sampling. Untuk metode analisis data menggunakan teknik analisis isi, analisis deskriptif kuantitatif dengan metode skoring skala likert, dan analisis deskriptif hasil rancangan yang telah dibuat oleh penulis. Dilihat dari hasil wawancara, kuesioner, observasi, dan RTRW Kota Bandar Lampung tentunya perlu mempertimbangkan landasan obyektif mengenai kebutuhan prasarana tersebut untuk merencanakan pembangunan ruang terbuka hijau di kawasan olahraga dan budaya di PKOR Way Halim Provinsi Lampung. Kata Kunci : Konsep Perancangan Kawasan Perkotaan, Ruang Terbuka Hijau, PKOR Way Halim A. PENDAHULUAN Salah satu permasalahan yang kini dihadapi yaitu permasalahan di PKOR Way Halim Provinsi Lampung adalah belum optimalnya fungsi kawasan sebagai kawasan olahraga dan budaya serta ruang terbuka hijau. Area kawasan PKOR Way Halim Provinsi Lampung merupakan salah satu sarana olahraga dan budaya yang memiliki Ruang Terbuka Hijau di Kota Bandar Lampung. Namun kondisi eksisting saat ini fungsi utama tidak optimal sesuai perencanaan yang ada dan rendahnya minat pengunjung kawasan PKOR Way

KONSEP PERANCANGAN RUANG TERBUKA HIJAU YANG …

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KONSEP PERANCANGAN RUANG TERBUKA HIJAU YANG …

JOURNAL OF PLANNING AND POLICY DEVELOPMENT

ISSN 0853-xxxx print/ 2442-xxxx online © 20XX ITERA, ASPI dan IAP

KONSEP PERANCANGAN RUANG TERBUKA HIJAU YANG

TERINTEGRASI DENGAN SARANA OLAHRAGA DAN BUDAYA DI

PKOR WAY HALIM PROVINSI LAMPUNG

Phalla Exista Niny Napoleon Institut Teknologi Sumatera, Jl. Terusan Rycudu, Way Huwi, Jati Agung, Kabupaten Lampung

Selatan

Email : [email protected]

ABSTRAK

Area kawasan PKOR Way Halim Provinsi Lampung merupakan salah satu sarana

olahraga dan budaya yang memiliki Ruang Terbuka Hijau di Kota Bandar Lampung.

Salah satu permasalahan yang kini dihadapi DI PKOR Way Halim Provinsi Lampung

adalah belum optimalnya fungsi kawasan sebagai kawasan olahraga dan budaya serta

ruang terbuka hijau. Oleh karena itu, untuk pemanfaatan dan memaksimalkan kawasan

PKOR Way Halim Provinsi Lampung maka diperlukan adanya konsep rancangan

penataan ruang terbuka hijau yang terintegrasi dengan fungsi olahraga dan budaya yang

dapat menunjang dan mendukung proses keolahragaan di kawasan ini, baik bagi

kepentingan pengunjung maupun para atlet dan menjadi wadah interaksi sosial

masyarakat. Sehingga dapat menjadi acuan pengembangan kawasan bagi pemerintah

daerah.Tujuan dari penelitian ini adalah menyusun konsep perancangan Ruang Terbuka

Hijau yang terintegrasi dengan sarana olahraga dan budaya di PKOR Way Halim

Provinsi Lampung. Metode pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kuantitatif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi pengumpulan

data primer (observasi lapangan dan penyebaran kuesioner secara online) dan

pengumpulan data sekunder (studi literatur dan survey instansional). Dalam metode

pengambilan sampel penulis menggunakan metode non probability sampling. Untuk

metode analisis data menggunakan teknik analisis isi, analisis deskriptif kuantitatif

dengan metode skoring skala likert, dan analisis deskriptif hasil rancangan yang telah

dibuat oleh penulis. Dilihat dari hasil wawancara, kuesioner, observasi, dan RTRW Kota

Bandar Lampung tentunya perlu mempertimbangkan landasan obyektif mengenai

kebutuhan prasarana tersebut untuk merencanakan pembangunan ruang terbuka hijau di

kawasan olahraga dan budaya di PKOR Way Halim Provinsi Lampung.

Kata Kunci : Konsep Perancangan Kawasan Perkotaan, Ruang Terbuka Hijau, PKOR

Way Halim

A. PENDAHULUAN

Salah satu permasalahan yang kini dihadapi yaitu permasalahan di PKOR

Way Halim Provinsi Lampung adalah belum optimalnya fungsi kawasan sebagai

kawasan olahraga dan budaya serta ruang terbuka hijau. Area kawasan PKOR

Way Halim Provinsi Lampung merupakan salah satu sarana olahraga dan budaya

yang memiliki Ruang Terbuka Hijau di Kota Bandar Lampung.

Namun kondisi eksisting saat ini fungsi utama tidak optimal sesuai

perencanaan yang ada dan rendahnya minat pengunjung kawasan PKOR Way

Page 2: KONSEP PERANCANGAN RUANG TERBUKA HIJAU YANG …

Phalla Exista Niny Napoleon, Konsep Perancangan Ruang Terbuka Hijau Yang Terintegrasi

Dengan Sarana Olahraga Dan Budaya Di PKOR Way Halim

104 Volume 0Nomor0 -Bulan1111-pISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973

Halim karena ketersediaan fasilitas belum lengkap dan tidak terawat untuk

mewadahi olahraga menjadi masalah tersendiri bagi pengunjung.

Oleh karena itu, untuk pemanfaatan dan memaksimalkan kawasan PKOR

Way Halim Provinsi Lampung maka diperlukan adanya konsep rancangan

penataan ruang terbuka hijau yang terintegrasi dengan fungsi olahraga dan budaya

yang dapat menunjang dan mendukung proses keolahragaan di kawasan ini, baik

bagi kepentingan pengunjung maupun para atlet dan menjadi wadah interaksi

sosial masyarakat. Sehingga dapat menjadi acuan pengembangan kawasan bagi

pemerintah daerah.

Tujuan dari penelitian ini adalah menyusun konsep perancangan Ruang

Terbuka Hijau yang terintegrasi dengan sarana olahraga dan budaya di PKOR

Way Halim Provinsi Lampung.

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Kawasan Perkotaan

Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama

bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman

perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan pemerintahan, pelayanan sosial

dan kegiatan ekonomi. Kriteria kawasan perkotaan meliputi:

1. Memiliki karakteristik kegiatan utama budidaya bukan pertanian atau mata

pencaharian penduduknya terutama di bidang industri, perdagangan dan jasa

2. Memiliki karakteristik sebagai pemusatan dan distribusi pelayanan barang dan

jasa didukung prasarana dan sarana termasuk pergantian moda transportasi

dengan pelayanan skala kabupaten atau beberapa kecamatan.

Adapun standar prasarana dan sarana yang dipergunakan di dalam

penyusunan laporan ini sesuai dengan konsep pedoman Perencanaan Lingkungan

Permukiman Kota Departemen PU (1979), serta disesuaikan keinginan

masyarakat lokasi studi dan tidak terlepas dari arahan Rencana Tata Ruang Kota.

Untuk menunjang kehidupan sehari-hari dan guna menciptakan suatu lingkungan

permukiman yang baik diperkotaan, maka perlu ditunjang dengan berbagai

sarana. Dalam perencanaan permukiman asumsi dasar dalam permukiman

diperlukan dalam menghitung kebutuhan fasilitas yang didasarkan pada pola

penduduk (Sinulingga, 1990).

2. Perancangan Perancangan adalah penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa

atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang

utuh dan berfungsi (Syifaun Nafisah, 2003).

Dalam membuat suatu perancangan produk atau alat, perlu mengetahui

karakteristik perancangan dan perancangnya. Beberapa karakteristik perancangan

adalah sebagai berikut:

1. Berorientasi pada tujuan

2. Variform

Suatu anggapan bahwa terdapat sekumpulan solusi yang mungkin terbatas,

tetapi harus dapat memilih salah satu ide yang diambil.

3. Pembatas

Dimana pembatas ini membatasi jumlah solusi pemecahan diantaranya:

Page 3: KONSEP PERANCANGAN RUANG TERBUKA HIJAU YANG …

Nama PenulisPertama dan Nama PenulisKedua, JudulTulisanMaksimal 15 Kata Diketik

Bold 10 pt

Volume 0Nomor0 -Bulan0000 - pISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973 105

- Hukum alam seperti ilmu fisika, ilmu kimia dan seterusnya.

- Ekonomis; pembiayaan atau ongkos dalam meralisir rancangan yang telah

dibuat

- Perimbangan manusia; sifat, keterbatasan dan kemampuan manusia dalam

merancang dan memakainya.

- Faktor-faktor legalisasi: mulai dari model, bentuk sampai hak cipta.

- Fasilitas produksi: sarana dan prasarana yang dibtuhkan untuk

menciptakan rancangan yang telah dibuat.

- Evolutif; berkembang terus/ mampu mengikuti perkembangan zaman.

- Perbandingan nilai: membandingkan dengan tatanan nilai yang telah ada.

Dalam kaitan perencanaan dilihat sebagai bagian dari proses perancangan,

Maka terdapat 3 (tiga) alternatif hubungan meliputi :

1. Hubungan terpadu (integrated), dimana proses perencanaan berjalan

bersamaan dengen proses perancangan

2. Hubungan terpisah (segregated), proses perancangan baru bisa

dilaksanakan dan selesai bila proses perencanaan sudah dilakukan.

3. Hubungan interaktif (interactive), sebuah proses berkelanjutan, proses

perencanaan dan perancangan dilihat sebagai suatu siklus satu kesatuan

yang selalu memberika feedback satu dengan yang lain.

3. Desain Menurut ICSID (International Council of Sociesties of Industrial Design),

desain merupakan suatu kegiatan kreatif yang menggambarkan keaneka ragaman

dari bentuk kualitas, proses, pelayanan dan sistem, seperti pada sebuah lingkaran

yang saling berhubungan. Tak hanya itu, desain bisa di sebut juga sebagai faktor

yang membentuk kegiatan inovasi pemanusiaan teknologi, dinamika budaya dan

perubahan ekonomi.

Menurut berbagai teori mengenai desain, terdapat beberapa tujuan yang

hendak dicapai dari pembuatan desain. Beberapa tujuan itu diantaranya adalah

sebagai berikut:

- Desain memiliki tujuan untuk menyesuaikan antara hasil desain dengan

manusia sebagai penggunanya dengan menyadari tentang kelebihan

keterbatasan dan juga kemampuan yang dimilikinya.

- Desain yang dipadu padankan dengan unsur-unsur seni dan teknologi yang

bertujuan untuk meraih keamanan, kenyamanan dan keindahan.

- Desain dibuat dengan bertujuan supaya bisa meningkatkan efisiensi,

produktivitas dan kualitas hidup manusia.

Terdapat dua jenis desain yakni:

- Pertama adalah desain struktur yang adalah suatu wujud dari sebuah benda

yang terdiri dari unsur-unsur desain antara susunana garis, bentuk, ukuran,

warna tekstur dan nilai gelap terangnya.

- Kedua adalah desain hiasan yang memiliki tujuan untuk menghias desain

struktur sebuah benda atau busana.

Metode desain yaitu sebuah cara yang dilakukan oleh desainer untuk

menghasilkan sebuah karya desain. Beberapa metode yang sering digunakan

diantaranya:

Page 4: KONSEP PERANCANGAN RUANG TERBUKA HIJAU YANG …

Phalla Exista Niny Napoleon, Konsep Perancangan Ruang Terbuka Hijau Yang Terintegrasi

Dengan Sarana Olahraga Dan Budaya Di PKOR Way Halim

106 Volume 0Nomor0 -Bulan1111-pISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973

- Explosing, adalah mencari inspirasi dengan berpikir dengan kritis

untuk mendapatkan sebuah desain yang belum pernah dibuat.

- Redefining, adalah mengolah kembali sebuah desain supaya menjadi

bentuk yang lebih baik dan berbeda.

- Managing, adalah menciptakan desain dengan berkelanjutan dan terus

menerus.

- Phototyping, adalah memperbaiki dan atau memodifikasi desain

warisan nenek moyang.

- Trendspotting, adalah membuat sebuah desain menurut tren yang

sedang berkembang.

4. Ruang Terbuka Hijau Stephen Carr dalam bukunya Public Space menyatakan ruang publik

sebagai suatu fasilitas/wadah tempat berlangsungnya kehidupan komunal sebuah

kawasan. Dilihat dari perkembangannya, ruang publik telah mengalami revolusi

dari zaman ke zaman dan memberikan manfaat besar bagi kehidupan komunal

sebuah kawasan.

Dalam mencapai suatu lingkungan publik yang responsif terhadap

penggunanya, terdapat lima kebutuhan utama yang dicari seorang dalam mencapai

kepuasannya di ruang publik (Carr 1992), yaitu:

1. Comfort

Merupakan kebutuhan utama yang mendorong seorang untuk mau

menggunakan atau berdiam dalam sebuah ruang publik. Indikator

kenyamanan dapat dilihat dari seberapa lama orang menggunakan tempat

tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kenyamanan

seorang dalam sebuah tempat adalah faktor lingkungan (cuaca, angin,

sinar matahari), kenyamanan fisik (penyediaan fasilitas yang memadai),

dan kenyamanan sosial-psikologis (suasana tempat yang tenang dan

aman).

2. Relaxation

Merupakan pemenuhan kebutuhan yang mencakup kenyamanan secara

psikis (pikiran). Untuk mencapai kebutuhan ini di lingkup kota, elemen

ekologis seperti pepohonan, tumbuh-tumbuhan, fitur air dapat menjadi

faktor kontras yang dapat memudahkan seorang untuk bersantai.

3. Passive Engagement

Merupakan kebutuhan seorang untuk menikmati lingkungan sekitar tanpa

terlibat interaksi langsung dengan user lainnya. Elemen yang dapat

mendukung terciptanya passive engagement dapat berupa pertunjukan,

view yang menarik, aktivitas orang sekitar dan lain-lain.

4. Active Engagement

Merupakan kebutuhan seorang yang melibatkan pengalaman langsung

dengan tempat dan orang didalamnya. Bentuk kebutuhan ini berupa

interaksi sosial yang mana melibatkan kontak langsung, baik dengan

teman, keluarga, maupun orang asing. Pengaturan tempat duduk, patung,

air mancur dapat mempengaruhi terciptanya situasi kondusif untuk

interaksi sosial.

Page 5: KONSEP PERANCANGAN RUANG TERBUKA HIJAU YANG …

Nama PenulisPertama dan Nama PenulisKedua, JudulTulisanMaksimal 15 Kata Diketik

Bold 10 pt

Volume 0Nomor0 -Bulan0000 - pISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973 107

5. Discovery

Merupakan keinginan akan mencoba pengalaman baru yang disediakan dalam

sebuah tempat. Bentuk kebutuhan seperti ini dapat berupa konser, festival,

pameran seni, teater, pasar, aktivitas kemasyarakatan,dll yang biasanya bersifat

musiman.

Ruang terbuka publik merupakan salah satu bagian dari perkotaan,

sehingga dalam setiap perancangan ruang terbuka publik harus memperhatikan

elemen pembentuk ruang kota agar dapat memberikan karakteristik yang baik

bagi kota tersebut. Adapun elemen pembentuk ruang kota menurut Shirvani

(1985) antara lain:

1. Tata Guna lahan (Land Use)

Tata guna lahan dapat diartikan sebagai pengaturan penggunaan lahan untuk

menentukan pilihan yang terbaik dalam mengalokasikan fungsi tertentu, sehingga

secara umum dapat memberikan gambaran keseluruhan bagaimana daerah-daerah

pada suatu kawasan tersebut seharusnya berfungsi.

2. Bentuk dan Massa Bangunan (Building Form and Massing)

Bentuk dan massa bangunan ditentukan oleh ketinggian atau besarnya bangunan,

penampilan maupun konfigurasi dari massa bangunannya. Dalam bentuk dan

massa bangunan seharusnya diperhatikan berbagai aspek meliputi ketinggian

bangunan, kepejalan gedung, koefisien lantai bangunan, koefisien dasar

bangunan, garis sempadan bangunan, langgam, skala, material, tekstur dan warna.

3. Sirkulasi dan Parkir (Circulation and Parking)

Penataan sirkulasi dan parkir perlu diperhatikan karena menjadi salah satu

pembentuk struktur lingkungan perkotaan yang dapat mengontrol aktivitas

kawasan.

4. Ruang Terbuka (Open Space)

Ruang terbuka merupakan elemen yang sangat esensial dalam perancangan kota

demi tercapainya kenyamanan bagi pengguna ruang. Desain ruang terbuka harus

dipertimbangkan secara terintegral terhadap bagian dari perancangan kota.

5. Jalur Pedestrian (Pedestrian Ways)

Jalur pedestrian merupakan elemen penting dalam perancangan kota, karena tidak

lagi hanya berorientasi pada keindahan semata, akan tetapi juga masalah

kenyamanan dengan didukung oleh kegiatan pedagang kaki lima yang dapat

memperkuat kehidupan ruang kota tersebut. Strategi dalam perancangan jalur

pedestrian adalah menjaga keseimbangan antara penggunaan jalur pedestrian dan

fasilitas untuk kendaraan bermotor. Hal ini untuk mendukung suasana kota

menjadi hidup dengan ruang publik yang atraktif, juga dapat terjalin hubungan

yang harmonis antara kegiatan di jalur pedestrian dengan kegiatan pelayanan

umum dan fasilitas yang dimiliki oleh masyarakat secara individual.

6. Penanda (Signages)

Penanda dapat berupa suatu tulisan, gambar, lambang ataupun bendera yang

memiliki fungsi sebagai penunjuk, pemberi keterangan, pengenal dan pengaturan

(Chiara & Koppelman, 1997).

Page 6: KONSEP PERANCANGAN RUANG TERBUKA HIJAU YANG …

Phalla Exista Niny Napoleon, Konsep Perancangan Ruang Terbuka Hijau Yang Terintegrasi

Dengan Sarana Olahraga Dan Budaya Di PKOR Way Halim

108 Volume 0Nomor0 -Bulan1111-pISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973

7. Kegiatan Pendukung (Activity Support)

Pendukung kegiatan adalah semua fungsi bangunan dan kegiatan yang

mendukung ruang publik di suatu kawasan kota.

8. Konservasi (Conservation)

Konservasi merupakan strategi untuk menangani secara preventif terhadap

kehancuran bangunan kuno, memperbaikinya agar dapat bertahan lebih

lama dengan mengganti beberapa elemen yang sudah rusak dengan elemen

baru seperti aslinya.

5. Revitalisasi Revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau

bagian kota yang dulunya pernah vital hidup akan tetapi mengalami

kemunduran dan degradasi.

Proses revitalisasi sebuah kawasan atau bagian kota mencakup perbaikan

aspek fisik dan aspek ekonomi dari bangunan maupun ruang kota. Revitalisasi

fisik merupakan strategi jangka pendek yang dimaksudkan untuk mendorong

terjadinya peningkatan kegiatan ekonomi jangka panjang. Revitalisasi fisik

diyakini dapat meningkatkan kondisi fisik (termasuk juga ruang ruang publik)

kota, namun tidak untuk jangka panjang. Untuk itu, tetap diperlukan perbaikan

dan peningkatan aktivitas ekonomi (economic revitalization) yang merujuk

kepada aspek sosial budaya serta aspek lingkungan (environmental

objectives).

6. Preseden

1. Stadion Glora Bung Karno Jakarta

Stadion Gelora Bung Karno (GBK) dibangun untuk membangun fasilias

olahraga terbesar, paru-paru kota dan tempat warga berkumpul milik Indonesia.

Stadion Gelora Bung Karno (GBK) dirancang suatu kompleks pusat olahraga

moderen dan terlengkap sekaligus sebagai taman publik dan ruang terbuka hijau.

Pihak Pengelola Komplek Gelora Bung telah berkerja sama dengan beberapa

mitra untuk menyediakan fasilitas bagi masyarakat umum yang ingin melakukan

kegiatan olahraga atau rekreasi di sekitarnya. Berbagai macam fasilitas untuk

kegiatan olahraga sebanyak 36 Venues, Politik, Bisnis, Rekreasi dan Pariwisata.

Fungsi lain Kawasan Gelora Bung Karno adalah memiliki 84% Kawasan

Terbuka Hijau yang merupakan daerah resapan air.

Sumber: Observasi, 2019

GAMBAR Stadion Gelora Bung Karno Jakarta

Page 7: KONSEP PERANCANGAN RUANG TERBUKA HIJAU YANG …

Nama PenulisPertama dan Nama PenulisKedua, JudulTulisanMaksimal 15 Kata Diketik

Bold 10 pt

Volume 0Nomor0 -Bulan0000 - pISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973 109

2. Stadion Jakabaring Palembang

Jakabaring Sport City (JSC) atau Kompleks Olahraga Jakabaring adalah

kompleks dari berbagai fasilitas olahraga di Palembang. Kompleks olahraga ini

juga menjadi tempat sekunder untuk penyelenggaraan Asian Games 2018. Saat

ini, Jakabaring Sport City (JSC) menjadi salah satu kompleks olahraga besar di

Indonesia dimana didalamnya terdapat berbagai venue beberapa cabang olahraga.

Sumber: https://jakabaringsportcity.id

GAMBAR Stadion Jakabaring Palembang

3. Taman Mini Indonesia Indah Jakarta

Taman Mini Indoesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan taman wisata

bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur. Bangunan atau arsitektur tradisional

yang mereka buat selalu dilatarbetakangi oleh kondisi lingkungan dan kebudayaan

yang dimiliki. Di TMII, gambaran tersebut diwujudkan melalui Anjungan Daerah,

yang mewakili suku-suku bangsa yang berada di 33 Provinsi Indonesia dengan

menampilkan bangunan khas setempat. Melalui miniatur ini diharapkan dapat

membangkitkan rasa bangga dan rasa cinta tanah air pada seluruh bangsa

Indonesia.

Sumber: www.tamanmini.com

GAMBAR Bagian – Bagian Taman Mini Indonesia Indah Jakarta

Page 8: KONSEP PERANCANGAN RUANG TERBUKA HIJAU YANG …

Phalla Exista Niny Napoleon, Konsep Perancangan Ruang Terbuka Hijau Yang Terintegrasi

Dengan Sarana Olahraga Dan Budaya Di PKOR Way Halim

110 Volume 0Nomor0 -Bulan1111-pISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973

C. METODE PENELITIAN

1. Variabel

Adapun variabel dan sub variabel yang digunakan dalam penelitian

berdasarkan hasil sintesa variabel adalah sebagai berikut:

TABEL Variabel – Sub Variabel Peningkatan RTH dan Ruang Publik

Variabel Sub Variabel

Aksesibilitas

Kondisi Jalan

Kemudahan Aksesibilitas

Kondisi Penghubung (Akses)

Penunjuk Arah

Fasilitas Olahraga dan

Budaya

Fasilitas Olahraga ( Lapangan, Masjid, Toilet,

Cafetaria, Gym Center )

Fasilitas Budaya ( Anjungan, Museum)

Fasilitas Ruang Terbuka

Hijau

Hard Space (Sirkulasi, Gazebo, Air Mancur, Bangku

(Tempat Duduk), Tempat Sampah, Jalur Pedestrian)

Soft Space (Pohon atau Vegetasi, Aktivitas)

Aktivitas

Jogging Track

Rekreasi

Perdagangan

Expo

Kualitas Lingkungan

Estetika

Keamanan

Kenyamanan

Keterawatan

Sumber: Hasil Analisis Peneliti, 2020

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi pengumpulan

data primer dan pengumpulan data sekunder. Pengumpulan data primer

melalui wawancara, observasi lapangan, dan penyebaran kuesioner secara

online melalui google form ke pengunjung PKOR Way Halim serta

wawancara dengan berbagai pihak instansi terkait penelitian. Sedangkan

pengumpulan data sekunder melalui studi literatur dan survey instansional.

3. Metode Analisis

Analisis yang digunakan untuk sasaran pertama mengkaji arahan dan

kebijakan pengembangan Ruang Terbuka Hijau dan sarana olahraga dan

budaya di PKOR Way Halim, menggunakan analisis isi yang mencakup

prosedur-prosedur khusus untuk pemerosesan dalam data ilmiah dengan

tujuan memberikan pengetahuan, membuka wawasan baru, dan menyajikan

fakta (Subrayogo, 2001).

Selain itu untuk mengidentifikasi potensi dan kendala (Fisik dan Non-

Fisik) Ruang Terbuka Hijau di PKOR Way Halim Provinsi Lampung,

menggunakan metode purposive sampling melalui analisis statistik deskriptif

yang menggunakan metode teknik pembobotan skoring untuk menghitung jumlah

skor dari semua kategori dengan skala pengukuran yang digunakan adalah skala

Likert. Selanjutnya, untuk menentukan konsep perancangan menggunakan analisis

Page 9: KONSEP PERANCANGAN RUANG TERBUKA HIJAU YANG …

Nama PenulisPertama dan Nama PenulisKedua, JudulTulisanMaksimal 15 Kata Diketik

Bold 10 pt

Volume 0Nomor0 -Bulan0000 - pISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973 111

deskriptif dengan pengumpulan data yang diperoleh melalui observasi lapangan

dan hasil dari sasaran satu dan sasaran kedua.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Arahan Kebijakan PKOR Way Halim

Dalam penelitian ini menggunakan sudut pandang pemerintah yang dapat

berupa arahan kebijakan, rencana pemerintah terkait pengembangan kawasan

PKOR Way Halim. Dari hasil dokumen dan wawancara, pemerintah Provinsi

Lampung belum memiliki arahan kebijakan untuk mengembangkan kawasan

PKOR Way Halim sebagai kawasan ruang terbuka publik di Provinsi Lampung.

2. Analisis Fisik PKOR Way Halim

PKOR Way Halim belum cukup ramah untuk pejalan kaki dan hanya

untuk pengunjung yang memiliki kendaraan saja akses masuknya karena belum

tersedianya area pedestrian untuk pejalan kaki sedangkan area PKOR Way Halim

luas.

Keberadaan PKOR Way Halim yang dikelilingi oleh perumahan,

perdagangan dan jasa, sarana pelayanan umum dapat meningkatkan jumlah

pengunjung PKOR Way Halim.

Perlu peningkatan kembali fungsi PKOR Way Halim setelah dilakukan

revitalisasi belum dapat dikatakan maksimal karena fasilitas yang ada kurang

perawatan dan kurang terjaga.

3. Analisis Non Fisik PKOR Way Halim

a. Sosial

PKOR Way Halim yang sudah memenuhi fungsinya sebagai sarana

olahraga dan sarana budaya juga dapat memenuhi sebagai fungsi sosial budaya

yang dapat memfasilitasi warga Kota Bandar Lampung untuk melakukan interaksi

sosial.Dengan adanya fasilitas yang sudah tersedia saat ini masih belum

memenuhi kebutuhan pengunjung yang datang, karena beberapa dari fasilitas

yang tersedia ada yang tidak terawat dengan baik dan tidak berfungsi.

1. Jenis Pekerjaan

Berdasarkan karakteristik jenis pekerjaan responden pengunjung PKOR

Way Halim menunjukkan bahwa pekerjaan responden pengunjung didominasi

oleh responden yang masih berstatus sebagai pelajar/mahasiswa sebesar 84

persen. Hal tersebut dikarenakan lokasi yang menjadi studi kasus berdekatan

dengan sekolah dan kampus, sehingga sebagian besar responden adalah masih

berstatus sebagai pelajar/mahasiswa.

2. Aktivitas Pengunjung

Berdasarkan karakteristik aktivitas responden menunjukan bahwa

responden dengan aktivitas didominasi oleh responden dengan aktivitas expo

(kegiatan festival) sebesar 40 persen. Hal tersebut dikarenakan lokasi yang

menjadi studi kasus dikenal sebagai tempat olahraga dan expo (kegiatan festival),

sehingga didapatkan hasil responden yang lebih banyak yaitu aktivitas expo

(kegiatan festival). PKOR Way Halim berpotensi untuk dikembangkan menjadi

ruang publik bagi masyarakat Lampung untuk menjalankan berbagai macam

Page 10: KONSEP PERANCANGAN RUANG TERBUKA HIJAU YANG …

Phalla Exista Niny Napoleon, Konsep Perancangan Ruang Terbuka Hijau Yang Terintegrasi

Dengan Sarana Olahraga Dan Budaya Di PKOR Way Halim

112 Volume 0Nomor0 -Bulan1111-pISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973

aktivitas, sehingga dapat memenuhi fungsi sosial budaya dan menjadikan PKOR

semakin ramai dikunjungi. Berbagai macam aktivitas yang ada di PKOR Way

Halim yaitu Jogging Track, rekreasi, Expo, dan perdagangan.

3. Usia

Berdasarkan karakteristik usia responden pengunjung PKOR Way Halim

menunjukan bahwa usia responden pengunjung PKOR Way Halim didominasi

oleh responden berusia 16 - 25 tahun sebesar 90 persen. Hal tersebut dikarenakan

lokasi yang menjadi studi kasus adalah dekat dengan sekolah, kampus dan PKOR

Way Halim sebagai tempat olahraga, budaya dan rekreasi, sehingga sebagian

besar responden adalah berusia 16 – 25 tahun.

4. Konsep Perancangan Ruang Terbuka Hijau

Kawasan PKOR Way Halim memiliki dua fungsi yaitu sebagai sarana

olahraga dan budaya.Konsep sporty didasari pada fungsi kawasan PKOR Way

Halim yang terdiri dari beberapa cabang olahraga ( stadion, softball, panjat tebing,

skatepark, panahan, dan bulu tangkis). Hal ini dapat mengembangkan kawasan

PKOR Way Halim dikenal kawsan olahraga.Tetapi kawasan PKOR Way Halim

juga memiliki beberapa anjungan-anjungan rumah adat Provinsi Lampung yang

menjadi ciri khas ruang publik di Kota Bandar Lampung.Dalam rangka upaya

mengurangi dampak pemanasan global perlu menggunakan konsep ramah

lingkungan (eco-friendly), terlebih di dalam kawasan PKOR Way Halim masih

sedikit pepohonan.Dengan adanya pendekatan ekologi ini dapat mendukung

kondisi di PKOR Way Halim menjadi nyaman bagi pengunjung.

a. Visi dan Misi

Adapun visi yang akan dicapai dengan perancangan ini yaitu “Menjadikan

Kawasan PKOR Way Halim sebagai pusat ruang terbuka hijau yang aestethic

dengan konsep sporty dan eco-friendly guna meningkatkan kearifan lokal Provinsi

Lampung.” Dalam mewujudkan visi tersebut, maka misi-misi yang dapat

dilakukan adalah, sebagai berikut:

1. Membangun sarana olahraga, sarana budaya, dan sarana ruang terbuka

hijau yang terintegrasi untuk meningkatkan penampilan suatu kawasan

yang berkarakter Provinsi Lampung.

2. Meningkatkan kualitas lingkungan kawasan sebagai unsur penting dalam

memenuhi aspek estetika, aspek keamanan, aspek kenyamanan, dan aspek

keterawatan.

3. Mempertahankan kearifan lokal dan memperkenalkan adat budaya

Provinsi Lampung.

Page 11: KONSEP PERANCANGAN RUANG TERBUKA HIJAU YANG …

Nama PenulisPertama dan Nama PenulisKedua, JudulTulisanMaksimal 15 Kata Diketik

Bold 10 pt

Volume 0Nomor0 -Bulan0000 - pISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973 113

b. Program dan Kebutuhan Ruang

TABEL IV. 1 Kebutuhan Ruang PKOR Way Halim

Kegiatan Kebutuhan Ruang Sifat Kegiatan

Kegiatan Utama

Olahraga

Lapangan (Stadion) Semi Publik

Gymnastic Publik

Softball Semi Publik

Panjat Tebing Publik

Skatepark Publik

GOR Sumpah Pemuda Semi Publik

Panahan Semi Publik

Kegiatan

Pendukung

Food Court Publik

ATM Center Publik

Parkir Motor dan Mobil Publik

Kegiatan Utama

Budaya

14 Anjungan Rumah Adat

Kota / Kabupaten

Lampung

Privat

Area Theater Terbuka Semi Publik

Pasar Seni Publik

Kegiatan

Pendukung

Koperasi Publik

Parkir Motor dan Mobil Publik

Kegiatan Utama

Ruang Terbuka Hijau

Taman Labirin

Publik Taman Bunga

Taman Gajah

Taman Keluarga

Kegiatan

Pendukung

Air Mancur Publik

Kids Playground Publik

Penyewaan Sepeda Publik

Masjid Publik

Toilet Umum Publik

Kegiatan

Pendukung Pelayanan Umum

Ruang Informasi

Privat Kantor Keamanan

Kantor Pengelola PKOR

Page 12: KONSEP PERANCANGAN RUANG TERBUKA HIJAU YANG …

Phalla Exista Niny Napoleon, Konsep Perancangan Ruang Terbuka Hijau Yang Terintegrasi

Dengan Sarana Olahraga Dan Budaya Di PKOR Way Halim

114 Volume 0Nomor0 -Bulan1111-pISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973

c. Hubungan Ruang, Zoning, dan Black Plan

Sumber: Hasil Analisis, 2020

GAMBAR 4.1 Matriks Hubungan Funsgional, Zoning dan Block Plan

PKOR Way Halim

d. Site Plan

Sumber: Hasil Analisis, 2020

GAMBAR 4.2 Siteplan PKOR Way Halim

Page 13: KONSEP PERANCANGAN RUANG TERBUKA HIJAU YANG …

Nama PenulisPertama dan Nama PenulisKedua, JudulTulisanMaksimal 15 Kata Diketik

Bold 10 pt

Volume 0Nomor0 -Bulan0000 - pISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973 115

Dari gambar 4.33 didapatkan hasil rancangan yang telah dibuat view

PKOR Way Halim yaitu pinggiran kota karena letak kawasan PKOR Way Halim

yang berada di Jl. Lintas Sumatera Soekarno Hatta dan view akses menuju pintu

utama PKOR Way Halim perdagangan dan jasa yang berada di Jl. Sultan Agung.

Hasil rancangan siteplan PKOR Way Halim tidak merubah fungsi yang ada di

PKOR Way Halim yaitu sebagai sarana olahraga dan sarana budaya dan juga

tidak merubah kondisi eksisting yang sebelumnya hanya beberapa saja fasilitas

ditambahkan oleh beberapa instansi dari hasil wawancara dan penambahan ide

fasilitas baru dari peneliti yaitu Area Theater Terbuka, Playground, ATM, Taman

Bunga, Kantor Keamanan, Ruang Informasi, Taman Labirin, GYM Center,

Koperasi, Penyewaan Sepeda.

Sumber: Hasil Analisis, 2020

GAMBAR 4.3 Anjungan Rumah Adat dan Taman Bunga PKOR Way

Halim

Sumber: Hasil Analisis, 2020

GAMBAR 4.4 GOR Sumpah Pemuda dan Pintu Masuk dan Pintu

Keluar PKOR Way Halim Sumber: Hasil Analisis, 2020

Sumber: Hasil Analisis, 2020

GAMBAR 4.5 Stadion dan Softball PKOR Way Halim

Page 14: KONSEP PERANCANGAN RUANG TERBUKA HIJAU YANG …

Phalla Exista Niny Napoleon, Konsep Perancangan Ruang Terbuka Hijau Yang Terintegrasi

Dengan Sarana Olahraga Dan Budaya Di PKOR Way Halim

116 Volume 0Nomor0 -Bulan1111-pISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973

E. KESIMPULAN

Penelitian ini dilakukan untuk menjawab tujuan yang telah ditetapkan,

yaitu menyusun konsep perancangan Ruang Terbuka Hijau yang terintegrasi

dengan sarana olahraga dan budaya di PKOR Way Halim Provinsi Lampung.

PKOR Way Halim memiliki dua fungsi yaitu sebagai sarana olahraga dan budaya.

Dari temuan studi tersebut dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Provinsi

Lampung belum memiliki arahan kebijakan untuk mengembangkan kawasan

PKOR Way Halim sebagai kawasan ruang terbuka publik di Provinsi Lampung

dan melihat dari kondisi eksisting di PKOR Way Halim perlu peningkatan

kembali fungsi PKOR Way Halim karena setelah dilakukan revitalisasi belum

dapat dikatakan maksimal dengan melihat fasilitas yang ada kurang perawatan

dan kurang terjaga. Oleh karena itu penulis membuat konsep sporty dan konsep

eco-friendly guna meningkatkan kearifan lokal Provinsi Lampung di PKOR Way

Halim. Dilihat dari hasil wawancara, kuesioner, observasi, dan RTRW Kota

Bandar Lampung tentunya perlu mempertimbangkan landasan obyektif mengenai

kebutuhan prasarana tersebut untuk merencanakan pembangunan ruang terbuka

hijau di kawasan olahraga dan budaya.

F. DAFTAR PUSTAKA

A. Simanjuntak, M. R., & Dhira, A. (2012). Proses Perancangan Perkotaan Di

Mega Kuningan. Jurnal Ilmiah Teknik Media, 2.

BPS. 2018. Kota Bandar Lampung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi

Lampung.

Damayanti, F., Zulkarnain, & Sri Utami, R. K. (2017). Ruang Terbuka Hijau di

Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung Tahun 2016. Jurnal Penelitian

Geograf, 4 .

Hartoyo, H., & Santoni. (2018). Kriteria Ruang Publik Kalijodo Pendukung

Aksesbilitas Dan Peningkatan Aktivitas. Jurnal Teknik Arsitektur ARTEKS, 2.

Hidayat, K., Rosana, & Sri Utami, R. K. (2016). Analisis Ruang Terbuka Hijau

Publik di Kabupaten Pringsewu Tahun 2014. Jurnal Penelitian Geografi. 5.

Maharani, & Faqih, M. (2016). Perancangan Destination Spa Mandalika sebagai

Objek Wisata yang Paling Diminati. Jurnal Sains dan Seni ITS, 5.

Mardikowati, R., Hariani, D., & Maesaroh. (2012). Manajemen Tata Ruang

(Penataan Ruang Terbuka Hijau) Di Kabupaten Kendal. Jurnal Indonesia

Kebijakan Publik dan Tinjauan Manajemen, 3.

Meloke, F. (2012). Redesain Terminal Tipe A Malalayang Di Manado. Jurnal

Arsitektur Daseng Unsrat Manado, 4 .

Miswari. (2015). Sarana Olahraga dengan Penekanan Ruang Terbuka Hijau

sebagai Wadah Interaksi Sosial Masyarakat di Kabupaten Kubu Raya. Jurnal

Mahasiswa Arsitektur Untan, 3.

Muchran, J., Ilham, W., Siddiq, M., & Susilawati. (2015). Model Perencanaan

Ruang Terbuka Hijau Taman Lingkungan Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan.

EnviroScienteae, 11.

Page 15: KONSEP PERANCANGAN RUANG TERBUKA HIJAU YANG …

Nama PenulisPertama dan Nama PenulisKedua, JudulTulisanMaksimal 15 Kata Diketik

Bold 10 pt

Volume 0Nomor0 -Bulan0000 - pISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973 117

Mustikowati, E., Setioko, B., & Syahbana, J. A. (2015). Faktor - Faktor Penyebab

Munculnya Activity Support di Kawasan Ruang Publik Bundaran Hotel

Iindonesia Jakarta Pusat. Jurnal Artikel Teknik, 3 .

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Ruang Terbuka

Hijau Kawasan Perkotaan.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 02/SE/M/2018

Tentang Perencanaan Teknis Fasilitas Pejalan Kaki.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umun Nomor 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman

Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.

Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 Tentang Ruang Terbuka Hijau

Wilayah Perkotaan.

Putri, D. G. (2017). Konsep Penataan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Pusat

Kota Ponorogo. Digital Library ITS .

Rahardjo, S., & Handoyo, A. (2015). Analisis Konsep Tematik Pada Taman

Perumahan Di Kota Baru Parahayangan Sebagai Daya Tarik Bagi Anak-Anak.

Jurnal Tesa Arsitektur, 13.

Ridho, A. M., Purwono, E. H., & Nugroho, A. M. (2016). Pusat Olahraga Bunder

Di Kabupaten Gresik. Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Universitas

Brawijaya, 4.

Sani, M. O. (2016). Implementasi Fungsi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

Bandar Lampung Dalam Penegakan Hukum Lingkungan (Studi Terhadap

Pelestarian Bukit Di Kota Bandar Lampung). Digital Repository Unila .

Setiawan, B., & Pigawati, B. (2014). Penentuan Prioritas Ruang Terbuka Hijau di

Kecamatan Serengan Kota Surakarta. Jurnal Teknik Perencanaan Wilayah Kota

Universitas Diponegoro, 4.

Setiawan, M. F., & Purnomo, A. (2016). Tinjauan Aspek Kelayakan Elemen

Pembentuk Ruang Komunal Di Taman Monumen 45 Kota Pekalongan. Jurnal

Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Negeri Semarang, 5.

Shani, M. F., & Kurniawan, A. (2015). Kajian Ketersediaan dan Kebutuhan

Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan di Kota Sukabumi. Jurnal Bumi

Indonesia, 3 .

Sitanggang, L. F. (2018). Kebijakan Pengembangan Taman Sebagai Pelestarian

Ruang Terbuka Hijau (RTH) Di Kota Jambi Oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota

Jambi. Repository Universitas Jambi .

Sudagung, Y. B. (2015). Kawasan Olahraga Rekreasi Pada Ruang Terbuka Hijau

Di Kota Pontianak. Jurnal Mahasiswa Arsitektur Untan, 3.

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.

Widhaswara, G., Kismartini, & Rengga, A. (2015). Implementasi Kebijakan

Penataan Ruang Terbuka Hijau Di Kabupaten Semarang. Jurnal Publik dan

Tinjauan Manajemen Indonesia, 2 .

Wijayanto, W. T., & Risyanto. (2013). Kajian Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau

Kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta Tahun 2009. Jurnal Bumi

Indonesia, 5.