105
KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG TUA (Sebuah Pendekatan Tafsir Tahlili Atas Q.S. al-Isra’ Ayat 23-24) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam Oleh : KHASAN FARID NIM: 063111029 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

  • Upload
    dokien

  • View
    231

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG TUA

(Sebuah Pendekatan Tafsir Tahlili Atas Q.S. al-Isra’ Ayat 23-24)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana

dalam Ilmu Pendidikan Islam

Oleh :

KHASAN FARID

NIM: 063111029

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Khasan Farid

NIM : 063111029

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam

menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya

saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 02 Juni 2011

Saya yang menyatakan,

Khasan Farid

NIM: 063111029

Page 3: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

iii

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp/Fax 7601295, 7615387

Semarang 50185

PENGESAHAN

Naskah skripsi dengan:

Judul : Konsep Pendidikan Etika Bagi Anak Dan Orang Tua (Sebuah

Pendekatan Tafsir Tahlili Atas Q.S. al-Isra‟ Ayat 23-24)

Nama : Khasan Farid

NIM : 063111029

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

telah diujikan dalam siding munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiya

IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.

Semarang, 28 Juni 2011

DEWAN PENGUJI

Ketua, Sekretaris,

Drs. H. Mat Solikhin, M.Ag. Hj. Nur Asyiah,M.Si.

NIP: 19600524 199203 1 001 NIP: 1971026 199803 2 002

Penguji I, Penguji II,

Dra. Hj. Nur Uhbiyati, M.Pd. Dr. H. Fatah Syukur, M.Ag.

NIP: 19520208 197612 2 001 NIP: 19681212 199403 1 003

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof.Dr. HM. Erfan Soebahar, MA. Drs. Ikhrom, M.Ag.

NIP: 19560624 198703 1 002 NIP:19650329199403 1 002

Page 4: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

iv

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH

Alamat: Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fak. 7615387

Semarang

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Semarang, 01 Juni 2011

Lamp : 4 (Empat) Eksemplar

Hal : Naskah Skripsi Kepada Yth.

An. Sdr. Khasan Farid Dekan Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini

saya kirim naskah skripsi saudara:

Nama : Khasan Farid

NIM : 063111029

Judul : KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG

TUA (Sebuah Pendekatan Tafsir Tahlili Atas al-Qur‟an Surat al-

Isra‟ Ayat 23-24)

Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapat

dimunaqasyahkan.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. HM. Erfan Soebahar, MA. Drs. Ikhrom, M.Ag.

NIP. 19560624 198703 1 002 NIP. 19650329 199403 1 002

Page 5: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

v

ABSTRAK

Judul : Konsep Pendidikan Etika Bagi Anak Dan Orang Tua (Sebuah

Pendekatan Tafsir Tahlili Atas Q.S. al-Isra‟ Ayat 23-24)

Penulis : Khasan Farid

NIM : 063111029

Skripsi ini membahas konsep pendidikan bagi anak dan orang tua.

Kajiannya dilatarbelakangi oleh hubungan anak dan orang tua serta peranannya

masing-masing dalam keluarga. Studi ini di maksudkan untuk menjawab

permasalahan: (1) Bagaimana pendidikan etika bagi anak dan orang tua dalam

keluarga? (2) Bagaimana gambaran al-Qur‟an tentang pendidikan etika bagi anak

dan orang tua? (3) Bagaimana konsep pendidikan etika bagi anak dan orang tua?

Permasalahan tersebut melalui studi pustaka karena kajian berkaitan dengan

pemahaman al-Qur‟an dalam surat al-Isra‟ ayat 23-24. Sumber data digolongkan

menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Adapun sumber

primer yang diperoleh dari al-Qur‟an dan Tafsir Maraghi, Tafsir Ibn Kastir, tafsir

al-misbah dan lain sebagainya, sedang data sekunder diperoleh dari buku etika

mendidik anak sholeh, anak soleh, pola komunikasi orang tua dan anak dalam

keluarga dan lain sebagainya. Dalam menganalisis data menggunakan metode

tafsir tahlili dan metode tafsir tematik.

Kajian ini menunjukkan bahwa: (1) Pendidikan etika diartikan sebagai

latihan mental dan fisik yang menghasilkan manusia yang berbudaya tinggi untuk

melaksanakan tugas kewajiban dan tanggung jawab dan menumbuhkan

kepribadian yang baik. Pendidikan ini memberikan anak untuk menjadi pribadi

kokoh yang seutuhnya. Hal ini keluarga yang terutama dalam memberikan pola

asuh serta dasar-dasar pendidikan kepada anak. Lingkungan dan kebiasaan

mempengaruhi dalam pergaulan anak. (2) Al-Qur‟an surat al-Isra‟ ayat 23-24

telah menjelaskan mengenai pendidikan etika bagi anak dan orang tua. Anak

harus mempunyai etika yang benar kepada orang tua dari perkataan maupun

perbuatan. Dalam keadaan masih hidup atau telah meninggal dunia dan telah

mencapai usia lanjut dalam pemeliharaan anak. Anak diperintahkan untuk

memiliki sikap dan sifat yang baik kepada orang tua. (3) Konsep pendidikan etika

bagi anak dan orang tua merupakan hak dan kewajiban serta peranannya dalam

keluarga. Anak mempunyai perilaku yang baik berawal dari pendidikan yang

diberikan oleh orang tua. Pendidikan etika bagi anak adalah kewajiban anak untuk

menghormati dan menghargai serta birrul walidain kepada orang tua. Pendidikan

etika bagi orang tua merupakan kewajiban orang tua dalam merawat dan mendidik

anak dalam mengembangkan potensi serta mempunyai karakter yang baik.

Komunikasi dalam keluarga sangat ditekankan supaya hak dan kewajiban masing-

masing antara anak dan orang tua bisa diterapkan dalam kehidupan.

Page 6: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

vi

MOTTO

“Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia

dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika

salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam

pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya

perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada

mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua

dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka

keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil".”

(Q.S. al-Isra‟/17:23-24)1

1 Anggota IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia), Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung:

CV. Penerbit Diponegoro, t.th), hlm. 542.

Page 7: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

vii

TRANSLITERASI ARAB LATIN

Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi ini berpedoman pada

SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor:

158/1987 dan Nomor: 0543b/Untuk1987. Penyimpangan penulisan kata sandang

(al-) disengaja secara konsisten agar sesuai teks Arabnya.

a t}

b z}

t ‘

s| gh

j f

h} q

kh k

d l

z| m

r n

z w

s h

sy ’

s} y

d}

Bacaan madd: Bacaan diftong:

a> = a panjang = au

i> = I panjang = ai

u> = u panjang

Page 8: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

viii

PERSEMBAHAN

Persembahan buat ayanda dan ibunda tercinta (Bapak Basari dan Ibu

Asmiyati)

Persembahan buat pengasuh Pondok Pesantren Rahmatan Lil ‘Alamin

Mijen Semanrang, KH Muhammad Nasir Muhyi beserta keluarga

Persembahan buat kakak Chusni Muchayanah beserta suami Imron

Achadi, serta adek Achmad Saiful dan keponakan Restu Fyona

Ratnasari

Persembahan buat Ustadz dan temen- temen di pondok pesantren

Rahmanatan Lil ‘Alamin Mijen Semarang(Ust. Imam, Ust. Ubay, Ust.

Ali, Ust. Zaenuri, Ust. Udin, Ust. Hamzah,Ust. Aziz, Ust. Basir, Ust.

Paul, Ust. Hanafi, kang bustom, kang karyoto, kang Joman, kang

kasyoko, kang yanto, kang taqrib, Kang Maman, Kang Suhardiman,

Kang Tobari, Kang Ibni, Kang Halimi, Fahmi, Oky, Anam, Rafi sama

Furqon)

Page 9: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan atas

segala rahmat, hidayah dan kemudahan yang telah dan akan selalu diberikan-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Konsep Pendidikan

Etika Bagi Anak Dan Orang Tua (Sebuah Pendekatan Tafsir Tahlili Atas Q.S. al

Isra‟ Ayat 23-24)” dengan baik tanpa menemui kendala yang berarti.

Shalawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada Rasulullah

SAW, beserta keluarga, sahabat-sahabat, dan para pengikutnya.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini bukanlah semata

hasil dari “jerih payah” penulis secara pribadi. Akan tetapi semua itu terwujud

berkat adanya usaha dan bantuan, baik berupa moral maupun spiritual, dari

berbagai pihak. Oleh karena itu penulis tidak akan lupa untuk menyampaikan

terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada :

1. Dr. Suja‟i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang..

2. Prof. Dr. HM. Erfan Soebahar, MA, selaku dosen pembimbing I dan Drs.

Ikhrom, M.Ag, selaku pembimbing II terima kasih sebanyak-banyaknya atas

bimbingan dan arahannya serta kemudahan yang diberikan dengan sabar, teliti

dan tulus, serta telah bersedia meluangkan waktunya.

3. Kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta (Bapak Basari dan Ibu Asmiyati),

dengan ketulusan kasih sayangnya semoga Allah membalas dengan keindahan

surga-Nya, amin. Dan semoga penulis bisa menjadi anak yang sholeh. Tidak

lupa juga kakakq mas Imron Ahadi, mb Chusni Muchayanah, dan adekku

Achmad Saiful,, Restu Fyona Ratnasari.

4. Yang mulia kepada pengasuh Pondok Pesantren Rahmatan Lil „Alamin Mijen

Semarang, KH. Muhamad Nasir Muhyi (Gus Nasir) beserta keluarganya, yang

selalu memberikan motivasi dan bimbingannya serta semoga ilmu yang telah

diberikan kepada penulis barokah dan manfaat di dunia dan akhirat.

5. Teman-teman santri Pondok Pesantren Rahmatan Lil „Alamin Mijen

Semarang, baik santri salaf atau dikenal dengan sebutan F-MIB (Forum

Page 10: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

x

Muslim Indonesia Bersatu) dan akademik dalam belajar menuntut ilmu dan

mensyiarkan agama Islam, dengan target Islam jaya di Indonesia.

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang secara

langsung maupun tidak langsung selalu memberi bantuan, dorongan dan do‟a

kepada penulis selama melaksanakan studi di Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo.

Harapan penulis, semoga amal kebaikan mereka mendapatkan balasan

yang berlipat ganda dari Allah SWT. Tidak lupa juga mengharap saran dan kritik

konstruktif dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

nyata bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Semarang, 02 Juni 2011

Penulis,

Khasan Farid

NIM. 063111029

Page 11: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................... ii

PENGESAHAN .......................................................................................... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................. v

MOTTO ...................................................................................................... vi

TRANSLITERASI ...................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ....................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ............................................................................... ix

DAFTAR ISI .............................................................................................. xi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Penegasan Istilah .................................................................... 8

C. Rumusan Masalah ................................................................... 9

D. Tujuan Penelitian .................................................................... 10

E. Kajian Pustaka ......................................................................... 10

F. Kerangka Teoritik ................................................................... 11

G. Metode Penelitian.................................................................... 13

H. Sistematika Pembahasan ......................................................... 15

BAB II : PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG TUA

DALAM KELUARGA

A. Pendidikan Etika ..................................................................... 17

1. Pengertian Pendidikan Etika ............................................. 17

2. Penilaian Baik dan Buruk................................................. 21

3. Ukuran Baik dan Buruk dalam Pendidikan Etika ............. 23

4. Aliran Baik dan Buruk dalam Pendidikan Etika ............... 28

Page 12: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

xii

B. Anak terhadap Orang Tua dalam Keluarga ............................. 30

1. Keluarga sebagai Institusi Pendidikan .............................. 30

2. Fungsi Keluarga ............................................................... 31

3. Pola Asuh Orang Tua ....................................................... 34

4. Kewajiban anak ................................................................ 38

BAB III : GAMBARAN AL-QUR’AN TENTANG PENDIDIKAN

ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG TUA

A. Lafadz dan Terjemahannya .................................................... 40

B. Arti Mufrodat .......................................................................... 43

C. Munasabah .............................................................................. 43

D. Pendapat Para Mufassir ........................................................... 46

E. Telaah Isi kandungan surat al-Isra‟ ayat 23-24 menurut para

mufasir..................................................................................... 58

BAB IV : ANALISIS TENTANG KONSEP PENDIDIKAN ETIKA

BAGI ANAK DAN ORANG TUA

A. Pendidikan Etika Anak Terhadap Orang Tua ......................... 60

B. Pendidikan Etika Orang Tua Terhadap Anak ......................... 71

C. Pendidikan Etika Bagi Keduanya............................................ 79

BAB V : PENUTUP

D. Simpulan ................................................................................. 83

E. Saran-Saran ............................................................................ 85

F. Penutup .................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 13: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Karena

hal ini potensi dapat dididik dan mendidik.1 Pendidikan dalam Islam

berdasarkan pada al-Qur’an2 dan hadist.

3 Al-Qur’an sendiri sebagai sumber

utama dalam pendidikan Islam karena mengandung konsep yang berkenaan

dengan kegiatan atau usaha pendidikan. Secara garis besar, ajaran dalam al-

Qur’an terdiri dari dua prinsip, yaitu yang berhubungan dengan amal yang

disebut syari’ah.4 Keimanan merupakan keyakinan yang ada dalam hati

manusia. Sedangkan amal merupakan perbuatan manusia dalam hubungannya

dengan Allah, diri sendiri, sesama dan lingkungan, serta dapat dikatakan

bahwa amal merupakan aktualisasi dari iman.

Manusia adalah makhluk yang sangat menarik, oleh karena itu

manusia menjadi sasaran studi sejak dahulu, kini dan kemudian hari. Hampir

semua lembaga pendidikan tinggi mengkaji manusia, karya dan dampak

karyanya terhadap dirinya sendiri, masyarakat dan lingkungan hidupnya.5

Pendidikan untuk memelihara dan membina hubungan baik sesama manusia

dengan mengembangkan cara dan gaya hidup yang selaras dengan nilai dan

norma yang disepakati bersama sesuai dengan nilai dan norma agama.6

Hubungan antara manusia dengan manusia lain dalam masyarakat dapat

dipelihara dengan cara saling membantu, suka memaafkan orang lain, lapang

1 Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 16.

2 Al-Qur’an adalah kitab suci yang merupakan kalamullah yang diturunkan kepada nabi

Muhammad yang tertulis dalam bentuk mushaf terdiri dari 30 Juz, 114 surat, 6666 ayat yang

berisi tentang petunjuk serta pedoman bagi manusia.

3 Hadits merupakan segala sesuatu yang dinisbatkan kepada nabi Muhammad baik secara

ucapan, perbuatan dan taqrir.

4 Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 19.

5 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,

2004), hlm. 10.

6Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam , hlm. 370.

Page 14: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

2

dada, serta menegakkan keadilan dan berlaku adil terhadap diri sendiri dan

orang lain. Ciri utama manusia adalah memiliki perilaku yang baik

berdasarkan norma yang berlaku. Dalam Islam prioritas perilaku maupun

akhlak sangat penting, selain dilihat dari Sunnah Nabi yang mengatakan

bahwa beliau diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia dan manusia

sendiri juga diberi kemampuan untuk membedakan yang baik dan buruk.7

Oleh karena itu Allah SWT menciptakan manusia dengan ciptaan yang terbaik

dan dilengkapi akal pikiran. Dapat disimpulkan bahwa manusia merupakan

makhluk Allah yang lebih bagus dari pada makhluk lain, yang memiliki daya

hidup, mengetahui, berkehendak, berbicara, melihat, mendengar, berpikir dan

memutuskan.

Dalam diri manusia terdapat sesuatu yang tidak ternilai harganya,

sebagai anugerah Allah yang diberikan kepada makhluk lainnya, yaitu "akal".

Sekiranya manusia tidak diberi akal niscaya keadaan dan perbuatan akan sama

dengan hewan. Dengan adanya akal, segala anggota manusia, gerak dan

diamnya, semua berarti dan berharga. Islam merupakan agama ilmu dan akal,

sehingga sebelum Islam membebankan umatnya memperoleh kepentingan

dunia, Islam lebih dahulu mewajibkan untuk mencerdaskan akal, sehingga

hidup sejalan dengan semangat al-‘adalah (keadilan), al-haq (kebenaran), dan

al-mashalih al-ammah (kemaslahatan umum).8 Mengenai pemberian akal

terhadap manusia, Allah telah berfirman dalam Q.S. An-Nahl: 78

”Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak

mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan

dan hati agar kamu bersyukur, (Q.S. An-Nahl/16 : 78).9

7 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, hlm. 19.

8 Ibnu Husein, Pribadi Muslim Ideal, (Semarang :Pustaka Nuun, 2004), hlm. 36.

9 Az-Zikr, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007), hlm. 542.

Page 15: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

3

Ayat di atas menggunakan kata (السمع) yang berarti pendengaran

dengan bentuk tunggal dan menempatkannya sebelum kata ( atau (اال بصبر

penglihatan-penglihatan yang berbentuk jamak serta ( yang berarti (اال فئدة

aneka hati.

Menurut M. Quraish Shihab kata al-af’idah adalah bentuk jamak dari

kata (فؤاد) fu’ad yang berarti aneka hati atau akal. Didahulukan kata

pendengaran atas penglihatan merupakan perurutan yang sungguh cepat,

karena memang ilmu kedokteran membuktikan bahwa indra pendengaran

berfungsi mendahului indra penglihatan.

Kata ( dijadikan sebagai bukti bahwa manusia lahir tanpa (التعلمون شيئب

sedikit pengetahuan pun. Manusia bagaikan lertas putih yang belum dibubuhi

satu huruf pun. Hal ini pengetahuan manusia diperoleh dengan upaya

manusiawi.10

Melihat betapa pendidikan memegang peranan yang penting dalam

menentukan moral bangsa, maka tidak dapat disalahkan apabila pendidikan

yang gagal merupakan penyebab terjadinya dekadensi moral. Pendidikan

akhlak Islam diartikan sebagai latihan mental dan fisik yang menghasilkan

manusia berbudaya tinggi untuk melaksanakan tugas kewajiban dan tanggung

jawab dalam masyarakat selaku hamba Allah. Pendidikan akhlak Islam berarti

juga menumbuhkan personalitas (kepribadian) dan menanamkan tanggung

jawab. Oleh karena itu, jika berpredikat muslim benar-benar menjadi penganut

agama yang baik seharusnya menaati ajaran Islam dan menjaga agar rahmat

Allah tetap tercurahkan. 11

Pendidikan etika merupakan proses membimbing serta terdapat arahan

yang benar bagi manusia untuk mendapatkan pengetahuan dan membentuk

hati nurani yang baik melalui suatu ajaran maupun keteladanan seseorang.12

Namun dalam proses pendidikan etika untuk membentuk manusia dipengaruhi

10

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati,2002), Vol. 7, hlm. 303.

11 Yatimin Abdullah, Studi Akhlak Dalam Perspektif al-Qur’an ,(Jakarta: Amzah, 2007),

hlm. 19.

12 M. Yatimin Abdullah, Pengantar Pendidikan Etika, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2006), hlm. 56.

Page 16: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

4

oleh hal-hal yang tidak hanya oleh komponen-komponen yang ikut terlibat

langsung dalam kegiatan pendidikan etika, seperti kurikulum, metode

pengajaran, akan tetapi faktor-faktor yang terdapat dalam diri anak, seperti

keminatan, karakter dan sifat-sifat bawaan termasuk di dalamnya tentang

hereditas.

Ajaran pendidikan ini membahas tentang baik dan buruknya suatu

perbuatan. Oleh karena itu, dalam memberikan latihan mental maupun fisik

dalam melaksanakan suatu tugas sebagai manusia yang mempunyai potensi

untuk menumbuhkan kepribadian yang lebih baik, dengan cara mendidik,

kecerdasan berpikir baik dan memberikan latihan mengenai suatu etika harus

bersifat formal maupun informal. Dalam hal ini akal berperan penting dalam

daya pikirannya untuk memecahkan dan menemukan suatu kehidupan menjadi

lebih baik dan mengikuti norma-norma yang ada.

Pendidikan etika erat hubungannya dengan tanggapan hidup, maka dari

itu suatu latihan untuk membentuk suatu kebiasaan serta memberikan teladan

baik merupakan suatu keharusan cara pendidikan etika dalam praktik. Hal ini

disebabkan pengaruh pembawaan dan lingkungan dalam menentukan

kepribadian yang baik saling terkait yang tidak dapat dipisahkan. Pembawaan

tidak dapat begitu saja diubah oleh kondisi lingkungan dan tidak dapat

diciptakan, lingkungan juga tidak dapat lepas dari pengembangan pembawaan.

Kurang adanya dukungan kondisi pembawaan dan lingkungan akan berakibat

kurang maksimalnya suatu kepribadian yang baik dalam pendidikan etika.

Pendidikan etika dalam Islam merupakan suatu pendidikan baik secara

jasmaniah maupun rohaniah sehat dan mampu diwujudkan dalam kehidupan

manusia menjadi pendidikan budi pekerti dan tingkah laku yang baik serta

berilmu pengetahuan, beragama, berbudaya dan beradab. Ini menunjukkan

bahwa ajaran Islam memberikan suatu perhatian kepada manusia terkait

dengan suatu baik dan buruknya perbuatan. Tentunya terdapat tujuan yang

benar berdasarkan sumber ajaran Islam untuk menciptakan manusia yang

mempunyai etika. Tidak adanya suatu pegangan dalam kehidupan manusia

akan berdampak rendahnya derajat manusia.

Page 17: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

5

Anak merupakan dambaan bagi setiap orang tua, kehadirannya sangat

dinantikan setiap keluarga, sebagai penerus keturunan orang tua. Disisi lain

anak adalah amanah dan anugerah Allah SWT, sebagai orang tua bertanggung

jawab untuk merawat, mengasuh dan mendidiknya agar menjadi insan kamil,

insan yang bertaqwa kepada Allah SWT, sehat jasmani, rohani dan berguna

bagi keluarga dan masyarakat. Dalam memperhatikan anak seharusnya dilihat

secara keseluruhannya, dari pendidikannya, pergaulan, serta masa depannya.

Dengan harapan sebagai orang tua, anak mampu menjadi manusia yang bisa

bertanggung jawab apa yang dilakukannya.

Orang tua dan anak adalah satu ikatan dalam jiwa. Dalam keterpisahan

raga, jiwa mereka bersatu dalam ikatan keabadian. Tak seorang pun dapat

menceraiberaikannya. Ikatan itu dalam bentuk hubungan emosional antara

anak dan orang tua yang tercermin dalam perilaku.13

Meskipun suatu saat

misalnya, ayah dan ibu mereka sudah bercerai karena suatu sebab, tetapi

hubungan emosional antara orang tua dan anak tidak terputus. Sejahat-jahat

ayah adalah tetap orang tua yang harus dihormati. Lebih terhadap ibu yang

telah melahirkan dan membesarkan. Bahkan dalam perbedaan keyakinan

agama sekalipun antara orang tua dan anak, maka seorang anak tetap

diwajibkan menghormati orang tua sampai kapanpun.

Setiap orang tua yang memiliki anak selalu ingin memelihara,

membesarkan, dan mendidiknya. Seorang ibu yang telah melahirkan tanpa

ayahpun memiliki naluri untuk memelihara, membesarkan, dan mendidiknya,

meski terkadang harus menanggung beban malu yang berkepanjangan. Sebab

kehormatan keluarga salah satunya ditentukan oleh bagaimana sikap dan

perilaku anak dalam menjaga nama baik keluarga. Lewat sikap dan perilaku

anak nama baik keluarga dipertahankan. Seorang anak menurut ajaran Islam

diwajibkan berbuat baik kepada ibu dan ayahnya, dalam kejadian

13

Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua Dan Anak Dalam Keluarga,

(Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004), hlm. 27.

Page 18: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

6

bagaimanapun. Karena hal itu merupakan bentuk etika seorang anak terhadap

orang tua yang telah berjasa besar kepadanya.14

Dalam kajian ini adalah al-Qur’an surat al-Isra’ ayat 23-24 yang

berbunyi:

a

“Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah

selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan

sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya

sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah

kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu

membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia(23)

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan

dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana

mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil”, (Q.S Al-Isra’/17: 23-24).15

Ayat di atas mengandung perintah kewajiban untuk mengEsakan Allah

SWT, serta berbuat baik terhadap orang tua baik dari segi perkataan,

perbuatan dan perintah perkataan yang mulia kepada mereka. Ini berbeda

dengan perkataan yang benar, meskipun apa yang disampaikan benar namun

perkataan mulia lebih utama dan diharapkan dalam berkomunikasi kepada

kedua orang tua. Hal ini menunjukkan suatu akhlak atau etika kepada Allah

SWT dan orang tua. Tentunya sangat disadari semua itu ajakan bagi kaum

muslimin dalam ibadah, mengikhlaskan diri, tidak mempersekutukan-Nya dan

memperlakukan sebaik mungkin sesuai anjuran al-Qur’an terhadap orang

tua.16

Namun dalam kajian penelitian ini menfokuskan nilai pendidikan yang

14

Rachmat Djatnika, Sistem Etika Islam, (Jakarta : Pustaka Panjimas, 1996), hlm. 204.

15 Az-Zikr, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007), hlm.

542

16 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2005), hlm. 443.

Page 19: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

7

terdapat dalam ayat tersebut, di antaranya menyangkut birrul walidain

(berbuat baik terhadap orang tua) dalam segi perbuatan maupun perkataan

yang sopan serta peranan kedua orang tua dalam keluarga.

“Manusia wajib mengingat nikmat yang telah diberikan oleh kedua orang tua

agar supaya bisa bersyukur atas nikmat tersebut, dan wajib mematuhi segala

perintah kedua orang tua kecuali dalam hal maksiat, dan duduk bersama

mereka dengan khusyu’, dan tidak menyakiti mereka meskipun hanya dengan

perkataan uf dan tidak diperkenankan berselisih pendapat dan jalan di depan

mereka kecuali dengan khidmat namun mendo’akan mereka dengan rahmat

dan maghfiroh, serta amar ma’ruf nahi munkar supaya menjadi sebab

keselamatannya. Kalam yang tidak menimbulkan manfaat dan menolak

kemadharatan maka kalam tersebut terdapat kebodohan dan kekurangan, oleh

sebab itu sebaiknya manusia menjaga perkataan maupun perbuatannya apalagi

terhadap kedua orang tua”.

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama

dan utama. Dinamakan pertama karena dalam keluargalah seorang anak

pertama-tama menerima pendidikan dan bimbingan. Begitu juga dikatakan

utama, karena sebagian besar kehidupan anak dilalui dalam keluarga.19

Di

dalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak pada

usia dini, karena pada usia-usia ini anak lebih peka terhadap pengaruh dari

pendidiknya (orang tuanya dan anggota keluarga yang lain).20

17

Hafidh Hasan al-Mas’udi, Taisirul Akhlak Fi Ilmil Akhlak, (Semarang: Maktabah al-

Alawiyah), hlm. 6.

18 Sayyid Muhammad, at-Tahliyah wa Targhib Fi at-Tarbiyah Wat Tahdhib, (Surabaya: al-

Hidayah), hlm .23.

19 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005),

hlm. 38. 20

Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 177.

Page 20: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

8

Kepribadian dapat terbentuk melalui semua pengalaman dan nilai-nilai

yang diserap dalam pertumbuhan dan perkembangannya, terutama pada tahun-

tahun pertama dari umurnya. Apabila nilai-nilai agama banyak masuk ke

dalam pembentukan kepribadian seseorang, maka tingkah laku orang tersebut

akan banyak diarahkan dan dikendalikan oleh nilai-nilai agama.

Disinilah letak pentingnya pengalaman dan pendidikan pada masa-

masa pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Betapapun sederhananya

pendidikan yang dilaksanakan dalam keluarga tetaplah sangat berpengaruh

pada pembentukan kepribadian anak. Karena dari keluargalah pertumbuhan

fisik dan mental anak dimulai. Bahkan dalam Islam, sistem pendidikan

keluarga ini dipandang sebagai penentu masa depan anak.21

Kehadiran Agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW diyakini

dapat menjamin dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang

sejahtera lahir dan batin. Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan

progesif, menghargai akal pikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan

spiritual.

Al-Qur’an itulah yang menjadi landasan penegakan moral tersebut.

Keberadaan fungsi al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan sebagai

sumber ajaran Islam yang pertama, banyak sekali ayat-ayat al-Qur’an yang

mengandung pelajaran yang bersifat pendidikan.22

Islam dilengkapi dengan

berbagai prasarana keilmuan akhirat yang akan membawa keselamatan di

akhirat. Semua itu tidak lain karena didasari oleh sumber keilmuan yang

paripurna, yaitu al-Qur’an al-Karim.23

Agama Islam adalah agama yang

berpegang pada nilai akal. Dengan diberlakukannya hujah-hujah (dalil-dalil)

yang didasarkan pada akal dalam menentukan hukum syari’at sehingga suatu

ilmu yang didasari dengan nalar (kognitif).

21

Nipan Abdul Halim, Anak Saleh Dambaan Keluarga, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2003),

hlm. 86.

22 M. Yatimin Abdullah, Pengantar Studi Etika, hlm. 19.

23 Rafy Sapuri, Psikologi Islam. (Jakarta : Rajawali Pers, 2009). hlm. 8.

Page 21: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

9

Ayat 23-24 surat al-Isra’ besar sekali manfaatnya berhubungan dengan

pendidikan etika bagi anak berlaku pada umumnya dan semestinya terhadap

orang tua hak dan kewajibannya. Sehubungan dengan ayat diatas, maka

penulis termotivasi untuk lebih meneliti al-Qur’an surat al-Isra’ ayat 23-24.

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari salah pengertian dalam memahami judul skripsi

ini, maka penulis merasa perlu memberikan penjelasan beberapa istilah yang

terkandung dalam judul skripsi ini. Adapun judul skripsi ini adalah “KONSEP

PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG TUA (Sebuah

Pendekatan Tafsir Tahlili Atas Q. S. al- Isra’ Ayat 23-24)

1. Konsep

Konsep adalah rancangan, ide atau pengertian yang diabstrakkan

dari peristiwa konkret. Pengertian di sini ruang lingkup tentang suatu nilai

terhadap pendidikan.24

2. Pendidikan Etika

Pendidikan etika adalah suatu proses mendidik, memelihara,

membentuk dan memberikan latihan mental dan fisik tentang etika dan

kecerdasan berpikir baik yang bersifat formal maupun informal, sehingga

menghasilkan manusia berbudaya tinggi untuk melaksanakan tugas

kewajiban dan bertanggung jawab dalam masyarakat.25

3. Orang Tua

Orang tua adalah “setiap orang yang bertanggung jawab dalam

suatu keluarga atau rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari lazim

disebut ibu – bapak”.26

24

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa,

2008), hlm. 748. 25

M. Yatimin Abdullah, Pengantar Studi Etika, hlm. 57.

26 Thamrin Nasution, Peranan Orang Tua dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak,

(Jakarta: Gunung Mulia,1985), hal. 1.

Page 22: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

10

4. Tafsir Tahlili

Salah satu metode tafsir yang bermaksud menjelaskan kandungan

ayat-ayat al-Qur’an dari seluruh aspeknya, yaitu ayat ke ayat, menguraikan

kosakata dan lafaz, menjelaskan arti yang dikehendaki serta kandungannya

dan tidak mengabaikan asbabun nuzul, munasabah (hubungan) ayat-ayat

al-Qur’an antara satu sama lain.27

C. Rumusan Masalah

Dari kerangka penelitian dan latar belakang masalah diatas dapat

dirinci lebih lanjut sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pendidikan etika bagi anak dan orang tua dalam keluarga?

2. Bagaimanakah gambaran al-Qur’an tentang pendidikan etika bagi anak dan

orang tua?

3. Bagaimanakah konsep tentang pendidikan etika bagi anak dan orang tua ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini tidak lepas dari pokok permasalahan di

atas. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pendidikan etika anak terhadap orang tua dalam

keluarga

2. Untuk mengetahui gambaran al-Qur’an tentang pendidikan etika bagi

terhadap dan orang tua

3. Untuk mengetahui konsep tentang pendidikan etika bagi anak terhadap

orang tua

E. Kajian Pustaka

Kajian pustaka adalah suatu istilah untuk mengkaji bahan atau

literature kepustakaan (literature review). Bentuk kegiatan ini yaitu

memaparkan dan mendeskripsikan pengetahuan, argumen, dalil, konsep, atau

ketentuan-ketentuan yang pernah diungkapkan dan diketemukan oleh peneliti

27

Abd. Muin Salim, Metodologi Ilmu Tafsir, (Yogyakarta: Teras, 2005), hlm. 42.

Page 23: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

11

sebelumnya yang terkait dengan objek masalah yang hendak dibahas. Adapun

karya-karya yang mendukung dan dijadikan kajian pustaka sebagai berikut:

Pertama, Penelitian yang ditulis oleh saudara Mustaghfirin tentang

pandangan Franz Magnis Suseno tentang Etika dan Relevansi dengan

Pendidikan Islam . Skripsi ini memaparkan tentang mengatur sikap tingkah

laku manusia terhadap dirinya, orang lain, sesama makhluk dan Tuhan sebagai

Maha Pencipta.28

Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh saudari Umi Munadzirah

tentang prinsip-prinsip pendidikan akhlak dan aktualisasinya dalam

pembinaan kepribadian muslim : kajian terhadap surat al-Hujurat 11-13 yang

membahas tentang prinsip-prinsip pendidikan akhlak menurut surat al-Hujurat

ayat 11-13 dalam pembentukan kepribadian muslim.29

Ketiga, penelitian yang diteliti oleh saudari Rohmah tentang

Pendidikan Etika dalam surat al-Hujurat ayat 11-12 dan implentasinya

terhadap pendidikan akhlak yang isinya bagaimana cara berinteraksi yang

tidak menyakitkan dan tidak menyinggung orang lain serta menghindarkan

perbuatan-perbuatan yang merusak masyarakat yang bersumber dari dalam

diri manusia sendiri.30

Penelitian yang dikaji oleh penulis menfokuskan tentang pendidikan

etika yang berhubungan dengan adab sopan santun kepada kedua orang tua

yaitu dalam surat al-Isra’ ayat 23-24. Hal ini terkait dengan hak dan kewajiban

anak terhadap orang tua atau sebaliknya.

F. Kerangka Teoritik

1. Pendidikan etika bagi anak dan orang tua dalam keluarga

Pendidikan etika dapat direalisasikan dengan berbagai cara, baik

positif maupun negatif. Adapun cara positif dengan memberi teladan yang

28

Ahmad Mustaghfirin, Pandangan Franz Magnis Suseno tentang Etika dan Relevansi

dengan Pendidikan Islam, 2009.

29 Umi Munadzirah, Prinsip-Prinsip Pendidikan Akhlak dan Aktualisainya dalam

Pembinaan Kepribadian Muslim,: Kajian Surat al-Hujurat Ayat 11-13, 2007

30 Rohmah, Pendidikan Etika dalam Surat al-Hujurat Ayat 11-12 dan Implementasinya

terhadap Pendidikan Akhlak, 2006.

Page 24: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

12

baik, latihan untuk membentuk kebiasaan, memberi perintah, memberi pujian,

dan hadiah. Sedang cara negatif dengan memberikan berbagai bentuk

larangan, memberikan suatu teguran dan celaan serta memberikan hukuman.

Penilaian manusia tentang buruk dan baiknya dapat dilihat dari perilakunya

sehari-hari.31

Keluarga merupakan persekutuan terkecil dari masyarakat yang luas,

pangkal kedamaian dan ketentraman hidup terletak pada keluarga yang

dikepalai oleh kedua orang tua. Begitu pentingnya peranan yang dimainkan

oleh keluarga dalam mendidik anak-anaknya. Maka dalam berbagai sumber

bacaan mengenai kependidikan, keluarga selalu disinggung dan diberi peran

yang penting. Karena pada hakekatnya, pembentukan kepribadian anak terjadi

di lingkungan keluarga. Sebagaimana dalam al-Qur’an dalam surat at-Tahrim

ayat 6:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari

api neraka…”. (Q.S. at-Tahrim/66: 6)32

Ayat di atas menggambarkan bahwa dakwah dan pendidikan harus

bermula dari rumah. Hal ini ayah dan ibu mempunyai peran penting dalam

keluarga. Kedua orang tua bertanggung jawab terhadap anak-anak dan juga

pasangan masing-masing bertanggung jawab atas kelakuannya. Ayah dan ibu

tidak cukup untuk menciptakan satu rumah tangga yang diliputi oleh nilai-

nilai agama serta dinaungi oleh hubungan yang harmonis. 33

Kewajiban anak terhadap orang tua merupakan suatu keharusan yang

dilakukan oleh anak. Perjuangan dan rasa tanggung jawab mereka dalam

merawat dan mendidik merupakan bentuk kasih sayang mereka terhadap

31

M. Yatimin Abdullah, Pengantar Studi Etika, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2006), hlm. 56.

32 Az-Zikr, al-Qur’an dan Terjemahannya, hlm. 560.

33 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Vol. 14, hlm. 327.

Page 25: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

13

anaknya.34

Oleh karena itu, anak berusaha dengan sebaik mungkin untuk

berbakti dan tidak menyakiti mereka.

2. Gambaran al-Qur’an pendidikan etika bagi anak dan orang tua

Al-Qur’an telah menjelaskan pendidikan etika bagi anak dan orang tua dalam

kehidupan. Hal ini dalam al-Qur’an surat al-Isra’ ayat 23-24:

”Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah

selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan

sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya

sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah

kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu

membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang

mulia(23) Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan

penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka

keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”,

(Q.S Al-Isra’/17: 23-24).35

3. Konsep pendidikan etika bagi dan orang tua

Di dalam kehidupan keluarga orang tua merupakan cermin masa depan

anak-anaknya. Anak dan orang tua mempunyai kewajiban masing-masing

dalam keluarga. Anak berkewajiban untuk berbuat baik serta menghormati

dan menghargai orang tua dalam hidupnya. Sedang orang tua mempunyai

kewajiban dalam merawat, mendidik sehingga terbentuknya kepribadian yang

baik. Sebagaimana dalam hadis

34

Rachmat Djatnika, Sistem Etika Islam, hlm . 200.

35 Az-Zikr, al-Qur’an dan Terjemahannya, hlm. 542.

Page 26: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

14

عه ابى ىريرة رضى اهلل عنو قبل عه النبي صلى اهلل وسلم مه حق

( رواه ابه النجبر(الولدعلى الوالد ان يحسه اسمو ويحسه ادبو“Kewajiban orang tua kepada anak adalah memberikan nama yang baik

dan tata krama ”. (H.R. Ibn Nujjar)36

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Kajian ini merupakan penelitian pustaka (library research) yaitu

menjadikan bahan pustaka sebagai sumber data utama. Data-data yang

terkait dalam penelitian ini dikumpulkan melalui studi pustaka atau telaah,

karena kajian berkaitan dengan pemahaman ayat al-Qur’an. Pengumpulan

data dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode mengkaji

beberapa sumber buku pendidikan Islam sebagai library research yaitu:

penelitian kepustakaan.37

Maksudnya dalam penelitian ini mencari nilai yang terkandung

dalam al-Qur’an surat al-Isra’ ayat 23-24 dari berbagai tafsir yang

merupakan interpretasi dari para mufassir dalam memahami isi, maksud

maupun kandungan yang ada dalam ayat tersebut sehingga akan

mempermudah dalam kajian ini.

2. Sumber data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini digolongkan

menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber

data primer: sumber data yang diperoleh langsung dari sumbernya.38

Dalam hal ini al-Qur’an dan tafsir-tafsirnya surat al-Isra’ ayat 23-24,

seperti tafsir al-Maraghi, tafsir Ibnu Kastir, tafsir al-Qur’anul Majid an-

Nuur, tafsir al-Azhar dan tafsir al-Misbah. sedangkan sumber data

sekunder: sumber data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang

berkaitan, memberi interpretasi terhadap sumber primer, seperti hadist

36

‘Alauddin Ali al-Muttaqi, Kanzul Ummal Fi Sunanil Aqwal Wal Af’al, (t. Muassasah

ar-Risalah), Juz 16, hlm. 461.

37 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2001), hlm. 9.

38 Winarno Surackhmat, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 1998),

hlm.134..

Page 27: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

15

Sahih Muslim, etika mendidik anak menjadi sholeh (karangan Ust. Labib

Mz), anak sholeh (karangan Umar Hasyim), kitab taisirul kholaq, kitab at

tarbiyah wat tahdhib dan pola komunikasi orang tua dan anak dalam

keluarga (karangan Syaiful Bahri Djamarah).

3. Metode Analisis Data

Dalam menganalisis data, penulis berusaha menjelaskan pola

uraian yang signifikan terhadap analisis. Adapun metode yang digunakan

adalah:

a. Metode tafsir Tahlili

Yaitu menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an dengan menjelaskan

beberapa aspek yang terkandung dalam ayat ditafsirkan. Dalam uraian

ini diuraikan makna yang terkandung dalam al-Qur’an, ayat demi ayat,

surat ke surat sesuai dengan urutan yang ada dalam mushaf.39

Uraian

tersebut menyangkut berbagai aspek seperti kosakata, asbabun nuzul,

munasabah dan pendapat-pendapat yang berkenaan dengan tafsiran

ayat-ayat tersebut.

b. Metode Interpretatif

Metode interpretative adalah suatu metode yang digunakan

untuk menjelaskan teks naskah atau ayat dengan jalan teks naskah atau

ayat tersebut diselami untuk menangkap arti dan nuansa yang

dimaksud secara khas.40

Metode ini juga berperan untuk mencari makna yang merupakan upaya

untuk menangkap dibalik yang tersurat, selain itu juga mencari makna

yang tersirat serta mengaitkan dengan hal-hal yang terkait yang

sifatnya logic, teoritik, etik, dan transcendental.41

39

Abd. Muin Salim, Metodologi Ilmu Tafsir, hlm .42.

40 Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta: Rajawali Pers, 1997), hlm. 98.

41 Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996), hlm.

65.

Page 28: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

16

H. Sistematika Pembahasan

Penulisan karya ilmiah harus bersifat sistematis, di dalam penulisan

skripsi ini pun harus dibangun secara berkesinambungan. Dalam penulisan

skripsi ini terdiri dari lima bab yang isinya adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, penegasan istilah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, kajian pustaka, kerangka teoritik, metode

penelitian, dan sistematika pembahasan

BAB II : PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG TUA

DALAM KELUARGA

Memaparkan tentang Pendidikan etika yang meliputi: Pengertian

Pendidikan Etika, Penilaian Baik dan Buruk, Ukuran Baik dan

Buruk dalam Pendidikan Etika, Aliran Baik dan Buruk dalam

Pendidikan Etika. Sedangkan anak dan orang tua dalam keluarga

memaparkan keluarga sebagai institusi pendidikan, fungsi

keluarga, pola asuh orang tua, kewajiban anak.

BAB III : GAMBARAN AL-QUR’AN TENTANG PENDIDIKAN ETIKA

BAGI ANAK DAN ORANG TUA

Bab ini meliputi: lafadz dan terjemahan al-Qur’an surat al-Isra’

ayat 23-24, arti mufrodat, munasabah, pendapat para mufassir, dan

telaah isi kandungan menurut para mufassir

BAB IV : ANALISIS KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN

ORANG TUA

Bab empat merupakan bab analisis yang meliputi pendidikan etika

bagi anak terhadap orang tua, pendidikan etika bagi orang tua

terhadap anak dan pendidikan etika bagi keduanya.

BAB V : PENUTUP

Bab lima merupakan rangkaian terakhir dari penulisan skripsi yang

memuat simpulan, saran-saran dan penutup.

Page 29: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

17

Page 30: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

17

BAB II

PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG TUA

DALAM KELUARGA

A. Pendidikan Etika

a. Pengertian Pendidikan Etika

Pendidikan etika sangat penting dalam kehidupan manusia, baik

pada diri seseorang, keluarga, masyarakat, agama maupun bangsa. Dengan

pendidikan tersebut, kehidupan manusia lebih baik dan sejahtera.1

Pendidikan berasal dari kata didik, yaitu memelihara dan memberi latihan

mengenai etika dan kecerdasan akal.2 Etika merupakan system of moral

principles atau a system of moral standar values. artinya perilaku atau

tindakan, tata susila. Secara terminology etika didefinisikan sebagai the

normatif science of the conduct of human being lifing societies. A science

which judge this conduct to be right or wrong, to be good or bad3. Yang

artinya pengetahuan normatif yang menghubungkan kehidupan

masyarakat dan manusia. Sebuah pengetahuan yang menilai hubungan

tersebut sebagai hal benar atau salah, baik atau buruk.

Jadi pendidikan etika dapat disimpulkan tentang perbuatan

mendidik etika, ilmu-ilmu mendidik, pengetahuan tentang pendidikan

etika dan pemeliharaan (latihan-latihan) badan, batin dan jasmani untuk

pembelajaran. Untuk mencapai suatu tujuan manusia dalam melakukan

perbuatan, tentu melihat norma-norma yang berlaku dalam masyarakat itu

sendiri.4 Dalam suatu kehidupan manusia tidak lepas dari aturan yang ada,

baik dalam lingkungan maupun agama. Hal ini akal dapat difungsikan

sebagaimana mestinya untuk mempertimbangkan suatu perbuatan.

1 M. Yatimin Abdullah, Pengantar Studi Etika, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2006), hlm. 51.

2 M. Yatimin Abdullah, Pengantar Studi Etika, hlm. 55.

3 Zaenul Arifin, dkk., Moralitas al-Qur‟an dan Tantangan Modernitas, (Yogyakarta:

Gama Media Offset, 2002), hlm. 15.

4 M. Yatimin Abdullah, Pengantar studi etika, hlm. 57.

Page 31: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

18

Pendidikan etika merupakan proses membimbing manusia dari

kegelapan, kebodohan, untuk mencapai pencerahan pengetahuan. Dalam

arti luas pendidikan etika meliputi segala hal yang memperluas

pengetahuan manusia tentang suatu kehidupan.

Menurut caranya pendidikan etika dibagi 3 (tiga) macam, yaitu:

1. Dresur adalah suatu bentuk pendidikan yang berdasarkan paksaan,

artinya manusia diharuskan untuk melakukan suatu perbuatan,

mengikuti, mematuhi serta melaksanakan dengan maksimal.5

2. Latihan untuk membentuk suatu kebiasaan, dengan cara berlatih secara

terus-menerus dan tetap berkesinambungan.

3. Dengan pendidikan, dalam arti untuk membentuk hati nurani yang baik

melalui keteladanan seseorang.

Hakikat dan tujuan pendidikan etika erat hubungannya dengan

tanggapan hidup dalam merealisasikannya di muka bumi ini. Pendidikan

etika dapat direalisasikan dengan berbagai cara, baik positif maupun

negatif. Adapun cara positif dengan memberi teladan yang baik, latihan

untuk membentuk kebiasaan, memberi perintah, memberi pujian, dan

hadiah. Sedang cara negatif dengan memberikan berbagai bentuk larangan,

memberikan suatu teguran dan celaan serta memberikan hukuman.

Jadi pendidikan etika dapat diartikan sebagai latihan mental dan

fisik yang menghasilkan manusia berbudaya tinggi untuk melaksanakan

tugas kewajiban dan tanggung jawab dalam masyarakat serta

menumbuhkan personalitas (kepribadian) yang baik.6

Predikat muslim yang benar merupakan ciri manusia yang menaati

ajaran Islam dengan sungguh-sungguh dan menjaga rahmat Allah agar

selalu mengalir dalam suatu kehidupan di alam jagad raya ini. Pendidikan

ini tidak lain merupakan sistem pendidikan yang bisa memberikan

kemampuan bagi manusia untuk memimpin kehidupan ini berdasarkan

nilai-nilai Islam serta mampu memberikan warna corak suatu kepribadian.

5 M. Yatimin Abdullah, Pengantar studi etika, hlm. 56.

6 M. Yatimin Abdullah, Pengantar studi etika, hlm 57.

Page 32: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

19

Dalam hal ini sorotan utama mengenai baik dan buruk dalam perbuatan

manusia terhadap sesama, adapun akal merupakan sebagai ukuran dalam

menentukan hidup menjadi lebih baik sesuai norma yang berlaku.

Seorang muslim yang berperan mengajak kebaikan tidak mesti

menguasai seluruh isi ilmu pengetahuan. Namun hal ini beberapa yang

dipenuhi oleh seorang muslim, yaitu:

1. Mengetahui al-Qur’an dengan sempurna, baik bacaan, tajwid dan

tafsirnya dan hadist. Karena dengan ilmu akan membawa pengaruh

yang besar dan sebagai pedoman dasar untuk mengetahui hukum Islam

dan kewajiban agama yang harus dipahami dan diterapkan.7

2. Memahami Islam secara universal serta harus diterapkan pada diri

sendiri dan orang lain, pemahaman tersebut meliputi:

a. Islam merupakan tatanan yang komplek, meliputi manifestasi

kehidupan, seperti tatanan dalam Negara, bangsa, dan instansi

pemerintah. Islam adalah norma, kekuatan, kasih sayang, peradaban,

keadilan, ilmu, hokum, materi, kekayaan, jihad dan dakwah.

b. Islam menempatkan tanggung jawab atas pendengaran, penglihatan

dan hati. Itulah agama yang membawa kearah kebaikan dan

berpegang teguh pada al-Qur’an dan Sunnah.

Dalam dunia pendidikan, terdapat beberapa fungsi yang

mengembangkan kehidupan manusia, sehingga terwujud manusia

paripurna (insan kamil). Adapun fungsi pendidikan etika pada kehidupan

manusia, 8yaitu:

1. Fungsi psikologis

Maksud fungsi ini adalah bahwasanya manusia dilahirkan di

bumi ini dalam keadaan lemah, baik secara fisik maupun psikis.

Dengan hal ini pendidikan etika memberikan suatu pendidikan, arahan

7 Musthafa Muhammad Tahlan, Muslim Ideal Masa Kini, (Jakarta: Cendikia Sentra

Muslim, 2000), hlm. 71.

8 Musthafa Muhammad Tahlan, Muslim Ideal Masa Kini, hlm. 51-52.

Page 33: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

20

serta mengantarkan manusia yang lemah fisik dan psikis supaya

menjadi manusia yang dewasa, bertanggung jawab dan mandiri.

2. Fungsi pedagogis

Artinya pendidikan etika di sini menumbuhkan dan

mengembangkan potensi dasar manusia, sehingga bisa tumbuh dan

berkembang semua kemampuan yang ada dan akhirnya menjadi

manusia yang lebih baik.

3. Fungsi filosofis

Dengan dirumuskannya pendidikan etika bagi manusia agar

dapat mewujudkan manusia yang berjiwa baik, berilmu pengetahuan

tinggi dan bisa berpikir secara luas serta bijaksana.

4. Fungsi sosiologis

Manusia merupakan makhluk yang mempunyai kemampuan

dasar, dan memiliki insting untuk hidup bermasyarakat (homo socius).

Pendidikan etika sendiri mengharapkan agar potensi dasar tersebut

mampu berkembang dan berjalan sehingga terjadi interaksi yang

positif.

5. Fungsi agama

Manusia dikenal dengan sebutan homo religius (makhluk

beragama), artinya bahwa manusia mempunyai dasar ketuhanan yang

dibawa sejak lahir (fitrah). Oleh karena itu, Allah SWT menurunkan

Nabi dan Rasul untuk mengembangkan fitrah keagamaan melalui

pendidikan dan pengajaran.

b. Penilaian Baik dan Buruk

Penilaian manusia tentang buruk dan baiknya dapat dilihat dari

perilakunya sehari-hari. Perilaku tersebut didorong dengan adanya

kesadaran dalam dirinya, sehingga mampu menanggapi akan makna hidup

dalam pengertian yang benar. Dengan demikian dapat dipahami terdapat

corak kehidupan manusia yang beraneka ragam.9 Manusia mampu

9 Mudlor Achmad, Etika dalam Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 2006), hlm. 12.

Page 34: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

21

membedakan mana yang baik dan buruk kemudian mengamalkannya

merupakan suatu kenyataan yang tidak bisa dibantah, sebab telah ada sejak

masih berada dalam kandungan seorang ibu. Jadi pengertian baik buruk

merupakan tanggapan pembawaan manusia.10

Hal ini dijelaskan dalam al-

Qur’an surat As-Syam ayat 7-8:

“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah

mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya”. (Q.S.

as-Syam/91: 7-8)11

Menurut Muhammad Nasib ar-Rifa’I dalam ringkasan tafsir ibnu

kastir tentang kalimat “dan jiwa serta penyempurnaannya” mempunyai

makna bahwasanya demi jiwa dan Allah telah menciptakan dengan

sempurna dan istiqomah di atas fitrah yang lurus. Manusia diberikan

potensi untuk mengembangkan segala kemampuannya berdasarkan

fitrahnya.

“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan

ketaqwaannya”. Ini menunjukkan terhadap sesuatu yang mengakibatkan

kefasikan dan ketaqwaan manusia kepada Allah kemudian menjelaskan

tentang baik dan buruk. Manusia dianugrahi akal dan hati yang

mempunyai fungsi masing-masing, tentunya akal berfikir yang berdmpak

positif sehingga yang diharapkan kebaikan akan terwujud. Di sini manusia

mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.12

Manusia memberikan hukum terhadap beberapa perbuatan tentang

baik dan buruknya perilaku merata diantara manusia, baik yang tinggi

kedudukannya maupun yang rendah, baik dalam perbuatan yang besar

maupun yang kecil, diucapkan oleh ahli hukum di dalam soal undang-

undang atau ahli perusahaan, bahkan terhadap orang tua. Dengan hal itu

10

Mudlor Achmad, Etika dalam Islam, hlm.13.

11 Departemen Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahannya., hlm. 595

12 Muhammad Nasib ar-Rifa’I, Ringkasan Tafsir Ibnu Kastir, (Jakarta: Gema Insani

Press,2002), hlm. 989.

Page 35: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

22

perbuatan dapat diukur yang akan dihukumi baik atau buruk.13

Pada

umumnya manusia memiliki puncak tujuan hidupnya, tujuan tersebut

menjadi ukuran segala perbuatan antara baik dan yang buruk. Namun

semuanya dibutuhkan adanya kesadaran dan petunjuk jalan yang dianggap

benar dalam lingkungannya.14

Terdapat beberapa pengertian mengenai baik dan buruk, sebagai

berikut:

1. Baik (خير), bahasa Arab/good, bahasa Inggris, yaitu

a. Sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan

b. Sesuatu yang menimbulkan rasa keharuan dalam kepuasan,

kesenangan dan persesuaian

c. Sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang

diharapkan dan memberikan kepuasan

d. Sesuatu yang sesuai dengan keinginan

e. Bisa mendatangkan rahmat, memberikan perasaan senang atau

bahagia15

2. Buruk (شر), bahasa Arab/bad, bahasa Inggris, yaitu

a. Tidak baik, tidak seperti yang seharusnya, tak sempurna dalam

kualitas, di bawah standar, kurang dalam nilai

b. Keji, jahat, tidak bermoral, tidak menyenangkan, tidak dapat

diterima

c. Segala yang tercela, lawan baik, lawan pantas, lawan bagus

d. Perbuatan buruk berarti yang bertentangan dengan norma-norma

masyarakat yang berlaku

Baik merupakan sesuatu yang berharga untuk sesuatu tujuan,

bernilai buruk apabila merugikan, menyebabkan tidak tercapai tujuan.

Setiap manusia mempunyai tujuan yang berbeda, meskipun terdapat

pertentangan dalam lingkungan masyarakat, sehingga yang berharga untuk

13

Ahmad Amin, Etika,(Jakarta: Bulan Bintang, 1995), hlm. 2.

14 Ahmad Amin, Etika, hlm. 3.

15 M. Yatimin Abdullah, Pengantar Studi Etika, ,hlm.23.

Page 36: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

23

diri sendiri berbeda dengan golongan lain. Baik menurut pandangan satu

dengan yang lain sering mengalami perselisihan. Akan tetapi kembali

sumber ajaran Islam akan mengetahui kebenarannya baik dan buruknya

suatu perbuatan yang dilakukan manusia. Hal ini sesuai dengan al-Qur’an

surat al-Baqarah ayat 216, yaitu:

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan

boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu,

Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui”. (Q.S. al-Baqarah/2:

216)16

Kata (عسى) „asa yang diterjemahkan boleh jadi dan yang

mengandung makna ketidakpastian, namun tidak dari sisi pengetahuan

Allah, karena tiada sesuatu yang tersembunyi atau tidak pasti bagi Allah.

Ketidakpastian dari sisi manusia artinya manusia ketika menghadapi

sesuatu harus menanamkan rasa optimism dalam jiwanya dan mempunyai

keyakinan bisa untuk melakukannya. Dan sebaliknya ketika manusia

mendapatkan kegembiraan tidak sampai pada batas lupa diri. Dikarenakan

bisa jadi di balik yang disenangi terdapat mudharat. Pada dasarnya ayat ini

mengingatkan manusia agar berserah diri kepada Allah sekaligus

mendorongnya untuk hidup seimbang tidak kehilangan optimism ketika

mendapatkan kesedihan dan tidak larut dalam kegembiraan yang

menjadikannya lupa segalanya.17

Penilaian manusia mengenai suatu perbuatan merupakan relatif,

disebabkan adanya perbedaan agama, cara berpikir, pendidikan serta

lingkungan yang ada. Namun dalam pendidikan Islam al-Qur’an dan

Hadist adalah sumber utama dalam menentukan suatu hukum serta

dijadikan sebagai pegangan hidup bagi seorang muslim. Akal ikut

16

Departemen Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahannya, hlm. 34.

17 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati,2002), Vol I, hlm. 460.

Page 37: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

24

berperan dalam pemikiran yang benar, hal ini dikarenakan keistimewaan

akal yang merupakan dasar bagi segala kebaikan sekaligus arus utama

kewajiban agama.18

c. Ukuran Baik dan Buruk dalam Pendidikan Etika

Mempersoalkan baik dan buruk dalam pendidikan etika

memperlihatkan bahwa pada perbuatan manusia, ukuran karakternya

selalu dinamis dan sulit dipecahkan. Namun, karakter baik dan buruk

perbuatan manusia dapat diukur menurut fitrah manusia.19

Terdapat

berselisih pendapat untuk menilai sesuatu perbuatan, ada yang menilai

suatu perbuatan itu baik dan ada yang menilainya buruk. Baik oleh suatu

masyarakat, dipandang buruk oleh yang lain. Dalam melihat ukuran etika

baik dan buruk dapat dilihat dari beberapa sudut pandang yang

mempengaruhi, yaitu:

a) Pengaruh Adat Istiadat (al-„Urf)

Manusia dapat terpengaruh oleh adanya adat istiadat yang

terjadi di masyarakat sekitar. Kebiasaan memberikan kekuatan yang

dapat tumbuh untuk diikuti oleh kebanyakan orang. 20

Namun hal ini

penyelidikan adat istiadat tidak dapat digunakan sebagai ukuran dan

pertimbangan, dikarenakan terkadang sebagian kebiasaan yang ada

bahkan merugikan dan tidak baik dilakukannya. Seperti halnya yang

terjadi pada masa lampau bangsa Arab jahiliyah mengubur anak

perempuan dengan hidup-hidup. Ini merupakan suatu adat yang sering

terjadi di lingkungan Arab jahiliyah, akan tetapi tidak baik diteladani.

Ada beberapa cara yang dapat merubah kebiasaan yang kurang

baik, di antaranya:21

1. Niat yang sungguh tanpa keragu-raguan untuk merubah suatu

kebiasaan yang disertai dengan azam (kemauan keras).

18

Majid Fakhry, Etika dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1996), hlm. 78.

19 M. Yatimin Abdullah, Pengantar Studi Etika, hlm. 62.

20 M. Yatimin Abdullah, Pengantar Studi Etika, hlm. 63.

21 Hamzah Ya’qub, Etika Islam, (Bandung: Diponerogo, 1985), hlm. 65.

Page 38: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

25

2. Pengertian dan kesadaran yang mendalam akan perlunya kebiasaan

yang negatif perlu ditinggalkan.

3. Dalam niat hendaklah setia apa yang sudah diniatkan, kuat

pendirian meskipun menemukan kesulitan.

4. Kebiasaan yang jelek segera diganti dengan kebiasaan yang baik,

jangan sampai kekosongan diisi kembali dengan kebiasaan jelek

lagi.

Pendidikan Islam mengajarkan kepada umatnya untuk berusaha

dan berdo’a dalam setiap perbuatannya, dengan tujuan apa yang

diharapkan dalam kebaikan mampu menjadi karakter dalam

pribadinya. Allah menjelaskan dalam firman-Nya, yaitu:

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya

yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang

khusyu',”. (Q.S. al-Baqarah/2: 45)22

Kata (الصبر) ash-shabr artinya menahan diri dari sesuatu yang

tidak berkenaan dihati atau juga berarti ketabahan. Secara umum

kesabaran dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Kesabaran secara jasmani, artinya kesabaran dalam menerima dan

melaksanakan perintah-perintah keagamaan yang melibatkan anggota

tubuh, sabar dalam melaksanakan ibadah haji yang mengakibatkan

keletihan atau sabar dalam peperangan membela kebenaran. Termasuk

dalam menerima cobaan-cobaan yang menimpa jasmani seperti

penyakit, penganiayaan dan lain sebagainya.

2. Kesabaran secara rohani, hal ini menyangkut kemampuan menahan

kehendak nafsu yang dapat mengantar terhadap keburukan seperti

menahan amarah atau menahan seksual yang bukan pada tempatnya.23

22

Departemen Agama, al-Qur‟an dan Terjemahannya, hlm. 34.

23 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Vol I, hlm. 181.

Page 39: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

26

Sedang kata (الصالة) ash-shalah, dari segi bahasa adalah do’a

dan segi pengertian syari’at Islam adalah “Ucapan dan perbuatan

tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam”. Shalat

juga mengandung pujian kepada Allah atas limpahan karunianya,

mengingat Allah mengantar manusia terdorong untuk melaksanakan

perintah dan menjauhi larangan-Nya serta tabah menerima cobaan atau

tugas yang berat. Hal ini mempunyai maksud “mintalah pertolongan

kepada Allah dengan jalan tabah dan sabar menghadapi segala

tantangan serta dengan melaksanakan shalat.

Wa innaha lakabiratun illa „ala al-khasy‟in/ dan sesungguhnya

ia sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, artinya

bahwasanya keduanya antara sabar dan shalat tidak mudah

dipraktekkan kecuali bagi yang khusyu’. Khusyu’ (خشوع) adalah

ketenangan hati dan keengganannya mengarah kepada kedurhakaan.

Yang dimaksud dengan orang-orang yang khusyuk oleh ayat ini adalah

mampu mengendalikan nafsunya dan membiasakan diri menerima dan

merasa tenang menghadapi ketentuan Allah.24

Manusia akan menerima suatu kebiasaan dalam dirinya, apabila

dikerjakan secara terus menerus. Hal ini disebabkan sudah berakar

kuat dalam pribadi manusia. Untuk membangun kebiasaan yang baik,

tentu dibutuhkan latihan yang sungguh-sungguh. Suatu yang wajar

dalam membina kebiasaan yang baik terdapat rintangan maupun

hambatan yang menghalanginya, akan tetapi dengan keteguhan hati

serta kesabaran akan menjadi penolong dalam suatu kehidupan.

b) Pengaruh Intuisi (Intuition)

Intuisi merupakan kekuatan batin yang dapat mengenal sesuatu

yang baik atau buruk dengan sekilas pandang tanpa melihat buah dan

akibatnya. Setiap manusia mempunyai kekuatan batin sebagai suatu

instrument yang dapat membedakan baik dan buruk. Hal ini dapat

24 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Vol I, hlm. 181.

Page 40: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

27

berakar dalam tubuh tiap individu manusia. Manusia melihat suatu

perbuatan, secara langsung memberikan nilai perbuatan tersebut

dalam ukuran hokum baik dan buruk, sebagaimana manusia diberi

mata untuk melihat, telinga untuk mendengar serta akal untuk

membedakan mana yang baik dan buruk.25

c) Pengaruh Pendapat Pribadi

Penilaian baik dan buruknya perbuatan dapat juga dapat

ditentukan oleh pendapat pribadi, meskipun pendapat pribadi bersifat

subjektif. Subjektivitas tersebut ditentukan oleh tingkat pendidikan dan

milieu (lingkungan seseorang).26

Dan manusia dianjurkan untuk

berusaha melakukan suatu kebaikan dengan dirinya sendiri.

Dalam diri manusia diberi kemampuan untuk mempengaruhi

dirinya sendiri, yang nantinya akan membentuk pribadi muslim yang

ideal berdasarkan kaidah-kaidah hukum yang berlaku dalam

pendidikan Islam.27

Adapun pendapat pribadi berdasarkan pada hati

nurani seseorang yang cenderung kepada kebaikan dapat berlaku di

lingkungan, juga berdasarkan pengaruh ilmu pengetahuan dan

pengalaman yang dimilikinya. Oleh karena itu, adakalanya sesuatu

dikatakan baik oleh seseorang, tetapi tidak sesuai bagi pihak lainnya.

Untuk menekan subjektivitas tersebut diperlukan pendidikan dan

pengetahuan sehingga mampu menghadirkan objektivitas yang mampu

diterima mayoritas manusia.

d) Pengaruh Ajaran Agama

Agama memiliki hubungan erat dengan pendidikan etika.

Setiap agama mengandung suatu ajaran etika yang menjadi pegangan

bagi perilaku penganutnya. Ajaran etika yang terkandung dalam suatu

agama meliputi dua macam aturan, yaitu:28

25

M. Yatimin Abdullah, Pengantar Studi Etika, hlm. 67.

26 M. Yatimin Abdullah, Pengantar Studi Etika, hlm. 74.

27 Ibnu Husein, Pribadi Muslim Ideal, (Semarang: Pustaka Nuun, 2004), hlm. 3.

28 M. Yatimin Abdullah, Pengantar Studi Etika, hlm. 74.

Page 41: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

28

1. Aturan yang bersifat teknis, seperti tata cara makan, tata cara

bergaul, tata cara rumah tangga yang dapat diterima secara umum.

2. Aturan bersifat nonteknis, yaitu aturan-aturan yang lebih umum,

seperti jangan berdusta, jangan berzina, jangan menganiaya, jangan

durhaka terhadap orang tua.

Ajaran etika setiap agama berasal dari Tuhan, yang didasarkan

kepada wahyu. Dalam Islam dikenal dengan istilah ihsan (احسان) yang

berarti berbuat baik, beribadah semata-mata mencari ridho Allah. Ihsan

dapat diartikan dengan berbuat baik kepada Allah, manusia dan alam.

Tingkah laku merupakan perwujudan dari iman seseorang, karena dalam

ajaran Islam kekuatan dan kelemahan iman dapat dilihat dari tingkah laku

manusia. Setiap manusia yang ingin melakukan perbuatan, untuk

memenuhi kebutuhan nalurinya, maka wajib secara syara‟ mengetahui

hukum Allah tentang perbuatan yang akan dilakukannya.29

Seorang muslim memiliki keterkaitan terhadap hukum Allah,

karena Islam melalui sumber al-Qur’an dan Hadis mengatur secara global

semua hal dan perbuatan yang berkaitan dengan perbuatan manusia. Allah

telah menjadikan Islam agama yang memiliki ajaran yang sempurna,30

berskala internasional, manusiawi, dan autentik. Kepatuhan terhadap

ikatan hukum syara‟ ( tersebut dapat mendatangkan rahmatan (حكم شرعي

lil‟alamin ( kedamaian, ketentraman dan kebahagiaan dunia ,(رحمت للعالميه

akhirat. Hal ini sesuai al-Qur’an surat al-A’raf ayat 96, yaitu:

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah

kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,

tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka

disebabkan perbuatannya”.(QS. Al-A’raf/7: 96)31

29 M. Yatimin Abdullah, Pengantar Studi Etika, hlm. 75.

30 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, hlm. 90.

31 Departemen Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahannya, hlm. 250.

Page 42: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

29

Kata (لو) jikalau digunakan dalam arti perandaian terhadap sesuatu

yang mustahil atau tidak mungkin terjadi. Berbeda dengan kata (اذا)

apabila yang digunakan untuk mengambarkan perandaian bagi sesuatu

yang diduga keras akan terjadi. Penggunaan kata lau ini menunjukkan

bahwa melimpahnya keberkatan untuk penduduk negeri-negeri yang

durhaka tersebut adalah sesuatu yang mustahil. Ayat ini bisa dipahami

bahwa Allah akan melimpahkan aneka anugerah dan keberkatan kepada

penduduk negeri yang beriman dan bertaqwa. Sejarah Islam menunjukkan

bahwa penduduk Mekah yang durhaka kepada Allah mengalami masa-

masa sulit bahkan paceklik selama tujuh tahun sedang penduduk Madinah

hidup aman dan sejahtera dibawah bimbingan Rasul.32

Untuk mencari kebahagiaan dan tujuan-tujuan baik, harus

menggunakan jalan yang baik dan benar yaitu jalan yang hanya ditempuh

manusia dengan mengikuti aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang

digariskan oleh Allah. Aturan-aturan syara’ tersebut sesuai dengan akal

manusia, dan tidak berlawanan dengannya, karena akal (عقل) diberi

kedudukan tinggi dalam ajaran Islam, mendorong kaum muslimin untuk

memahami ajaran tersebut dengan menggunakan penalaran rasional. Oleh

karena itu, pada hakekatnya, umat Islam telah berfilsafat sejak

menggunakan penalaran rasional dalam memahami ajaran Islam.33

d. Aliran Baik dan Buruk dalam Pendidikan Etika

Menurut M. Yatimin Abdullah menjelaskan tentang aliran baik dan

buruk dalam pendidikan etika adalah sebagai berikut:

1) Aliran Hedonisme

Aliran hedonisme ini menjelaskan bahwa norma baik dan buruk

adalah kebahagiaan, karena suatu perbuatan apabila dapat

mendatangkan kebahagiaan maka perbuatan tersebut baik dan

sebaliknya. Hal ini manusia menginginkan kebahagiaan, yang

32

M. Qurasih Shihab, Tafsir al-Misbah, Vol I, hlm. 182.

33 Syamsul Ma’arif, Revitalisasi Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), hlm.

31.

Page 43: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

30

merupakan tujuan akhir dari hidup manusia.34

Perbuatan yang baik

adalah perbuatan yang menghasilkan hedone kenikmatan dan

kelezatan. Kelezatan merupakan ketenteraman jiwa yang berarti

keseimbangan badan.

2) Aliran Idealisme

Aliran ini menjelaskan mengenai wujud yang paling dalam dari

kenyataan (hakikat) yaitu kerohanian. Manusia berbuat baik

merupakan bukan anjuran dari pihak lain, melainkan atas dasar

kemauan sendiri dan merasa suatu keharusan. Hal ini menunjukkan

bahwa manusia mempunyai dorongan yang kuat untuk melakukan hal

kebaikan, meskipun terdapat ancaman maupun hinaan akan tetapi

berusaha tetap selalu dalam koridor perbuatan baik. Ini membuktikan

karena adanya rasa kewajiban yang bersemi dalam rohani manusia.

Faktor penting dalam mempengaruhi manusia adalah “kemauan”

yang melahirkan tindakan konkret dan yang menjadi utamanya ada

kemauan baik. Dari kemauan baik akan melahirkan kemuliaan-

kemuliaan untuk menyempurnakan rasa kewajiban. Menurut aliran ini

kemauan merupakan faktor terpenting dari wujudnya tindakan-

tindakan yang nyata. Oleh karena itu, “kemauan yang baik” menjadi

dasar pokok dalam idealisme. 35

Perbuatan manusia harus berdasarkan

prinsip kerohanian yang tinggi, bukan berdasarkan pada kausalitas

verbal yang tampak. Perbuatan yang baik berdasarkan atas kemauan

sendiri, rasa wajib, bukan anjuran dari pihak lain atau ingin

mendapatkan pujian. Jadi, faktor yang mempengaruhi perbuatan

manusia adalah kemauan rasa kewajiban dan tujuan.36

3) Aliran Naturalisme

Manusia akan menemukan suatu kebahagiaan dengan melakukan

sesuatu sesuai fitrahnya dan melangsungkan kehidupannya. Ukuran

34

M. Yatimin Abdullah, Pengantar Studi Etika, hlm. 84.

35 M. Yatimin Abdullah, Pengantar Studi Etika, hlm. 85.

36 M. Yatimin Abdullah, Pengantar Studi Etika, hlm 86.

Page 44: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

31

baik buruknya perbuatan manusia menurut aliran naturalisme adalah

perbuatan yang sesuai dengan fitrah manusia. Aliran ini menganggap

bahwa kebahagiaan yang menjadi setiap tujuan dari setiap manusia

didapat dengan jalan memenuhi panggilan-panggilan nature atau

kejadian manusia itu sendiri. Aliran ini berpendirian bahwa segala

sesuatu yang menjadi sebuah tujuan secara otomatis melalui

pertimbangan akal. Hewan menuju kepada tujuannya dengan naluri

kehewanannya dan manusia menuju tujuan baik dengan akal

pikirannya.

4) Aliran Teologi

Aliran ini menjelaskan bahwa yang menjadi ukuran baik dan

buruknya suatu perbuatan manusia didasarkan atas ajaran Tuhan,

artinya sebuah perintah atau larangan. Perbuatan yang diperintahkan

Tuhan merupakan perbuatan yang baik dan segala perbuatan yang

buruk tidak lain larangan-Nya. Perbuatan yang baik merupakan

perbuatan yang sesuai dengan instruksi Tuhan untuk mencapai suatu

puncak dari kehidupan.

B. Anak dan Orang Tua dalam Keluarga

1. Keluarga sebagai Institusi Pendidikan

Keluarga merupakan sebuah institusi yang terbentuk dengan

adanya pernikahan yang sah. Keinginan untuk membentuk keluarga yang

bahagia dan sejahtera lahir batin adalah tujuan dari pada keluarga.

Keluarga dapat ditinjau dari dimensi hubungan darah dan hubungan

sosial. Keluarga dalam dimensi hubungan darah merupakan suatu

kesatuan yang diikat oleh hubungan darah antara satu dengan lainnya.

Sedangkan dalam dimensi hubungan sosial, keluarga merupakan suatu

kesatuan yang diikat oleh adanya saling berhubungan atau interaksi dan

saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya, meskipun tidak terdapat

hubungan darah.37 Keluarga sebagai pusat pendidikan pertama,

37

Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam

Keluarga,(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hlm. 16.

Page 45: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

32

mempunyai tugas fundamental dalam mempersiapkan anak bagi

peranannya di masa depan. Dasar-dasar perilaku, sikap hidup dan

berbagai kebiasaan ditanamkan kepada anak sejak dalam lingkungan

keluarga.

Keluarga merupakan persekutuan terkecil dari masyarakat yang

luas, pangkal kedamaian dan ketentraman hidup terletak pada keluarga

yang dikepalai oleh kedua orang tua. Orang tua adalah orang yang

bertanggung jawab di dalam suatu keluarga atau rumah tangga yang

dalam penghidupan sehari-hari lazim disebut bapak ibu.38

Keluarga atau orangtualah yang pertama dan utama memberikan

dasar-dasar pendidikan tersebut. Apabila sikap hidup dan perilaku seperti

itu dikembangkan sejak dini akan sangat membekas pada diri anak dan

merupakan landasan kepribadian yang kokoh untuk menuju terbentuknya

pribadi muslim yang memiliki kepribadian manusia seutuhnya.

Keluarga adalah lembaga pendidikan yang bersifat kodrat karena

terdapatnya hubungan antara pendidik dan anak didiknya. Karena sifat ini

maka wewenang pendidik dalam keluarga (orang tua) juga bersifat kodrat,

dan wewenang ini tidak dapat diganggu gugat, kecuali jika keluarga

tersebut tidak mampu melaksanakan tugasnya tadi. Dengan adanya ikatan

yang bersifat kodrati ini maka terdapat hubungan yang erat antara pendidik

dan anak didik atau antara orang tua dengan anak.

Begitu pentingnya peranan yang dimainkan oleh keluarga dalam

mendidik anak-anaknya. Maka dalam berbagai sumber bacaan mengenai

kependidikan, keluarga selalu disinggung dan diberi peran yang penting.

Karena pada hakekatnya, pembentukan kepribadian anak terjadi di

lingkungan keluarga.39

Di sini seorang anak dapat belajar untuk dapat

saling mengasihi, menyayangi, bekerjasama serta berkorban untuk orang

lain. Sehingga seorang ayah dan ibu harus benar-benar sadar bahwa si

38

Thamrin Nasution, Peranan Orang tua dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak,

(Jakarta: Gunung Mulia, 1989, hlm.1.

39 Husain Mazhahiri, Surga Rumah Tangga (Jakarta : Titian Cahya, 2001), hlm. 52.

Page 46: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

33

kecil apapun perbuatan dan ucapan mereka di rumah, semua itu akan

memberikan pengaruh secara langsung kepada anak.

2. Fungsi Keluarga

Untuk menciptakan keluarga yang berkualitas harus melihat aspek

nilai dalam kesejahteraan lahir dan batin antara bapak, ibu dan anak.

Artinya semua anggota keluarga membangun dan mengembangkan yang

dapat memenuhi kebutuhan spiritual dan materiil, sehingga fungsi

keluarga berjalan secara optimal. Dalam keluarga juga harus

memperhatikan kualitas pendidikan, kesehatan, lingkungan masyarakat,

serta nilai-nilai agama yang merupakan dasar untuk mencapai perilaku

yang benar.40

Keluarga adalah satu elemen terkecil dalam masyarakat yang

merupakan institusi sosial yang utama melalui individu-individu dengan

harapan mampu menciptakan nilai-nilai yang baik.41

Dengan demikian

peran keluarga menjadi penting untuk mendidik anak baik dalam sudut

tinjauan agama, tinjauan sosial kemasyarakatan maupun tinjauan

individu.42

Pada saat yang sama keluarga sebagai unit terkecil dalam

masyarakat terbentuk berdasarkan sukarela dan cinta yang asasi antara dua

subyek manusia (suami istri)

Keluarga sebagai tempat pendidikan bagi anak-anaknya.

dikarenakan pendidikan di lingkungan keluarga ada sejak anak lahir

bahkan setelah dewasa orang tua masih mempunyai hak untuk

memberikan nasihat terhadap anaknya. Hal ini sesuai dalam al-Qur’an

surat an-Nisa’ ayat 36, yaitu:

40

Husain Mazhahiri, Surga Rumah Tangga, hlm. 17.

41 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan: Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan

(Jakarta : al-Husna Zikra, 1995), hlm. 346.

42 Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996),

hlm. 110.

Page 47: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

34

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan

sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat,

anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga

yang jauh43

, dan teman sejawat, ibnu sabil.44

dan hamba sahayamu.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan

membangga-banggakan diri”.(QS. An-Nisa’/4: 36)45

Ayat diatas mengandung maksud perintah beribadah kepada Allah

serta larangan beribadah selain Allah. Dan kemudian perintah untuk

berbuat baik kepada kedua orang tua (secara khusus) dan sanak kerabat

(secara umum). Hal ini perintahnya mengarah kepada anak keturunan agar

berbuat terhadap orang tua. anak-anak sangat memerlukan arahan untuk

berbakti kepada orang tua, generasi yang mendidik dan merawatnya.

Pengarahan bermula dari orang tua, kerabat kemudian mengembang dan

meluas areanya hingga kepada keluarga kemanusiaan yang besar yang

memerlukan bantuan dan pemeliharaan.

Di dalam pendidikan keluarga merupakan dasar untuk

memperkenalkan education of religion, yang akan direalisasikan terhadap

keluarga maupun saudaranya dalam bentuk perkataan maupun perbuatan.

Melalui komunikasi tersebut diharapkan terjadi proses penerimaan

43

Dekat dan jauh di sini ada yang mengartikan dengan tempat, hubungan kekeluargaan,

dan ada pula antara yang muslim dan yang bukan muslim.

44 Ibnus sabil ialah orang yang dalam perjalanan yang bukan ma'shiat yang kehabisan

bekal. termasuk juga anak yang tidak diketahui ibu bapaknya

45 Departemen Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahannya, hlm. 84.

Page 48: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

35

pengetahuan dan nilai-nilai hidup dan berkembang di lingkungan

keluarga.46

Keluarga merupakan benteng utama tempat anak-anak dibesarkan

melalui pendidikan yang Islami dan telah mendasarkan aktifitasnya pada

pembentukan keluarga yang sesuai dengan syariat Islam.47

Dalam Islam

penyemaian rasa agama dimulai sejak pertemuan ibu dan bapak yang

membuahkan janin dalam kandungan, yang dimulai dengan do’a kepada

Allah, agar janinnya kelak lahir dan besar menjadi anak yang saleh.48

Demikian keluarga tersebut telah merintis untuk dilaksanakannya rancang

bangunan pendakian spiritual, jiwa dan mental anak untuk beragama.

Yang pertama kali ditanamkan pada anak adalah keimanan yang kuat

kepada Allah, kemudian iman kepada malaikat, kitab-kitab yang

diturunkan Allah, rasul-rasul Allah, hari akhirat dan kepercayaan bahwa

semua perbuatan manusia selalu di bawah pengawasan Allah.

Lembaga pendidikan keluarga memberi pengalaman pertama yang

merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak, sebab

pengalaman masa kanak-kanak yang menyakitkan walaupun sudah jauh

terpendam di masa silam, tetapi dapat mengganggu keseimbangan jiwa di

dalam perkembangan individu selanjutnya.

Melalui pendidikan keluarga ini kehidupan emosional atau

kebutuhan akan rasa kasih sayang dapat dipenuhi (dapat berkembang

dengan baik). Hal ini disebabkan karena adanya hubungan darah antara

orang tua dengan anak. Hubungan orang tua dengan anak didasarkan atas

rasa cinta kasih sayang yang murni. Kehidupan emosional ini merupakan

salah satu faktor yang terpenting di dalam membentuk pribadi seseorang.

46

Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, hlm. 22.

47 Abdurrahman an-Nahlawi, Ushul al-Tarbiyah al-Islamiyyah wa Asalibuha, Terj. Herry

Noer Ali, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam : dalam Keluarga, di Sekolah dan di

Masyarakat (Bandung: CV. Diponegoro, 1989), hal. 197.

48 Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta : Ruhama,

1995), hal. 64.

Page 49: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

36

3. Pola Asuh Orang Tua

Pendidikan yang diberikan dalam keluarga memiliki nilai strategis

dalam pembentukan kepribadian anak. Anak mendapatkan pendidikan dari

orang tuanya melalui keteladanan dan kebiasaan hidup sehari-hari dalam

keluarga. Kebiasaan yang terdapat dalam pendidikan keluarga akan

mempengaruhi perkembangan psikologi anak. Hal ini anak masih dalam

tahap belajar dari orang tua yang bersifat meniru apa yang biasa dilakukan

di dalam keluarga. Artinya meniru kebiasaan hidup orang tua adalah suatu

hal yang sering anak lakukan. Dalam kehidupan sehari-hari orang tua

harus memberikan teladan yang positif, baik dalam bentuk tingkah laku

atau ucapan, karena pola asuh orang tua akan mempengaruhi pendidikan

anak.49

Situasi dan kondisi keluarga besar pengaruhnya terhadap

pembentukan kepribadian anak. Sehingga Islam menganjurkan agar

keluarga menjadi tempat yang bisa menenteramkan dan menenangkan

psikis seluruh keluarganya.50

Agar keluarga menjadi penyeimbang yang

tenang dan damai untuk menjadi tempat tinggal yang menyenangkan bagi

semua anggotanya. Mereka akan berlindung kepada keluarga setiap

diganggu oleh orang lain dalam pergaulannya. Dan hanya keluarga

sakinahlah yang mampu menciptakan situasi seperti itu.

Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan

tentang nilai-nilai kehidupan merupakan faktor yang kondusif untuk

mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang

sehat.51

Karena, jika suami istri bersatu di atas landasan kasih sayang dan

ketentraman psikologis yang interaktif, maka anak-anaknya akan tumbuh

dalam suasana bahagia, percaya diri, tentram dan kasih sayang. Mereka

49

Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, hlm. 25.

50 Abdurrahman an-Nahlawi, Ushul al-Tarbiyah al-Islamiyyah wa Asalibuha, Terj. Herry

Noer Ali, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam : dalam Keluarga, di Sekolah dan di

Masyarakat , hal. 140.

51 Syamsul Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung : Remaja

Rosdakarya, 2001), hal. 37.

Page 50: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

37

akan jauh dari kekacauan, kesulitan dan penyakit batin yang melemahkan

kepribadiannya.

Menurut H.M. Chabib Thoha, pola asuh adalah merupakan suatu cara

terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak sebagai

perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak.52

Dimana tanggung

jawab untuk mendidik anak ini adalah merupakan tanggung jawab primer.

Cara mendidik ini dapat dilihat dalam tiga pola asuh orang tua terhadap

anak, yakni pola asuh yang demokratis, otoriter dan permisif.

1. Pola Asuh Demokratis

Pola asuh demokratis ditandai dengan adanya pengakuan orang tua

terhadap kemampuan anak, anak diberi kesempatan untuk tidak selalu

bergantung pada orang tua. Anak diberi kesempatan untuk mengembangkan

kontrol internalnya sehingga sedikit demi sedikit berlatih untuk bertanggung

jawab kepada diri sendiri. Anak dilibatkan untuk berpartisipasi dalam

mengatur hidupnya. Bentuk-bentuk konkret dari perilaku atau sikap orang

tua yang demokratis antara lain sebagai berikut :

1) Melakukan sesuatu dalam keluarga dengan cara bermusyawarah.

2) Menentukan peraturan-peraturan dan disiplin dengan memperhatikan

dan mempertimbangkan keadaan, perasaan dan pendapat si anak, serta

memberikan alasan-alasan yang dapat diterima, difahami dan dimengerti

oleh anak.

3) Hubungan antar keluarga saling menghormati. Orang tua menghormati

anak sebagai manusia yang sedang bertumbuh dan berkembang.

Pergaulan antara ibu dan ayah juga saling menghormati.

4) Adanya komunikasi dua arah yaitu, anak juga dapat mengusulkan,

menyarankan sesuatu pada orang tuanya, dan orang tua

mempertimbangkannya.

5) Memberikan pengarahan tentang perbuatan baik yang perlu

dipertahankan dan yang tidak baik supaya ditinggalkan.

52

H.M. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam,(Jakarta: Pustaka Pelajar, 1996),

hlm. 109.

Page 51: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

38

6) Memberikan bimbingan dengan penuh pengertian.

7) Bukan mendikte apa-apa yang harus dikerjakan anak, akan tetapi selalu

disertai dengan penjelasan-penjelasan yang bijaksana.53

2. Pola Asuh Otoriter

Pola asuh otoriter ditandai dengan cara mengasuh anak dengan aturan-

aturan yang ketat, sering kali memaksa anak untuk berperilaku seperti

dirinya (orang tua), kebebasan untuk bertindak atas nama diri sendiri

dibatasi. Orang tua menganggap bahwa semua sikapnya sudah benar

sehingga tidak perlu dipertimbangkan dengan anak.

Pola asuh yang otoriter juga ditandai dengan penggunaan hukuman

yang keras, lebih banyak menggunakan hukuman badan, anak juga diatur

segala keperluan dengan aturan yang ketat dan masih diberlakukan

meskipun sudah menginjak usia dewasa.

Merupakan kewajiban orang tua untuk menolong anak dalam

memenuhi kebutuhan hidup mereka, akan tetapi tidak boleh berlebih-

lebihan dalam menolong, sehingga anak tidak kehilangan kemampuan untuk

berdiri sendiri nanti.

Lebih lanjut dikemukakan bahwa perilaku orang tua yang otoriter

adalah sebagai berikut :

1). Anak harus mematuhi peraturan orang tua dan tidak boleh

membantah.

2). Orang tua lebih cenderung mencari kesalahan-kesalahan pada pihak

anak dan kemudian menghukumnya.

3). Jika terdapat perbedaan pendapat orang tua dengan anak, maka anak

dianggap sebagai seorang yang suka melawan dan membangkang.

4). Lebih cenderung memberi perintah dan larangan terhadap anak dan

cenderung memaksakan disiplin kepada anak.

5). Orang tua lebih cenderung menentukan segala sesuatu untuk anak

dan anak hanya sebagai pelaksana (orang tua sangat berkuasa).54

53

Zahara Idris, Dasar-dasar Kependidikan, (Padang: Aksara Raya, 1987), hlm. 38.

54Zahara Idris, Dasar-dasar Kependidikan, hlm. 39-40.

Page 52: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

39

3. Pola Asuh Permisif

Pola asuh permisif dapat disebut juga dengan Laisser-faire. Pola asuh

ini ditandai dengan cara orang tua mendidik anak secara bebas, anak

dianggap sebagai orang dewasa (muda), diberi kebebasan seluas-luasnya

untuk melakukan apa saja yang dikehendaki. Dalam hal ini pengawasan

orang tua terhadap anak sangat lemah, juga tidak memberikan bimbingan

yang cukup berarti bagi anaknya.

Cara mendidik yang demikian dapat diterapkan kepada orang dewasa

yang sudah matang pemikirannya, tetapi tidak sesuai jika diberikan kepada

anak-anak remaja. Apalagi jika diterapkan untuk pendidikan agama, banyak

hal yang harus disampaikan secara bijaksana.

Dan bentuk-bentuk pola orang tua yang permisif, adalah sebagai

berikut:

1). Membiarkan anak bertindak sendiri tanpa memonitor dan

membimbingnya.

2). Mendidik anak acuh tak acuh atau bersifat pasif (masa bodoh).

3). Terutama memberikan kebutuhan material saja.

4). Membiarkan apa yang dilakukan anak (terlalu memberikan

kebebasan untuk mengatur dirinya tanpa ada peraturan-peraturan dan

norma-norma yang digariskan oleh orang tua.

5). Kurang sekali keakraban dan hubungan yang hangat dalam

keluarga.55

Demikianlah jenis-jenis pola asuh (perilaku) orang tua dalam mendidik

anaknya. Dan dari ketiga jenis pola asuh tersebut kemungkinan tidak

semuanya digunakan, akan tetapi mungkin hanya salah satunya saja.

C. Kewajiban anak

Kewajiban anak adalah berbuat baik kepada orang tua. Dan itu

merupakan suatu keharusan ya ng dilakukan oleh anak. Dikarenakan

perjuangan dan rasa tanggung jawab mereka dalam merawat dan mendidik

55

Zahara Idris, Dasar-dasar Kependidikan, hlm. 41.

Page 53: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

40

merupakan bentuk kasih sayang mereka terhadap anaknya.56

Oleh karena

itu, anak berusaha dengan sebaik mungkin untuk berbakti dan menghormati

mereka.

Hal ini berdasarkan al-Qur’an surat al-Ankabut ayat 8:

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan

sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat,

(Q.S. an-Nisa’: 36)57

Berbakti kepada orang tua merupakan suatu keharusan bagi anak.

Dalam ajaran Islam sangat dianjurkan untuk berbuat baik dengan sebaik-

baiknya. Hal ini menunjukkan derajat orang tua sangat mulia di sisi Allah.

Kasih sayang orang tua yang tulus telah tertanam dan terhunjam di dalam

dada dan batin orang tua. Dalam keadaan bagaimanapun orang tua tidak bisa

melepaskan kasih sayangnya terhadap sang anak.58

Pengorbanan orang tua

demi keselamatan dan kesejahteraan serta mencurahkan tenaga, pikirannya

untuk kemaslahatan dan masa depan sang anak pula. Maka dari itu anak

yang sudah dilahirkan melalui perantara orang tua, harus bisa memberikan

sebuah etika terhadap mereka.

Ada beberapa hal yang diperhatikan oleh anak kepada orang tua dalam

keluarga diantaranya59

:

1. Apabila orang tua menghendaki makanan, maka hendaklah dipenuhi

2. Apabila menghajati pakaian, hendaklah penuhi keinginannya

3. Apabila memanggil kepada anaknya, hendaklah menjawab dengan

baik dan datang dihadapan mereka

56

Rachmat Djatnika, Sistem Etika Islam, hlm . 200.

57 Departemen Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Bandung: Jumanatul ART,

2005), hlm. 84. 58

Umar Hasyim, Anak Sholeh, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1995), hlm. 1

59 Umar Hasyim, Anak Sholeh, hlm. 15.

Page 54: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

41

4. Mematuhi dengan baik segala perintah orang tua, kecuali dalam hal

maksiat atau durhaka kepada Allah.

5. Melemah lembutkan perkataan ketika berbicara kepada orang tua

6. Memanggil orang tua dengan panggilan yang menyenangkan hatinya.

7. Meneladani perbuatan orang tua selama masih dalam koridor ajaran

Islam

8. Memohonkan ampun kepada Allah atas orang tua, selain memohon

ampunan terhadap kesalahan sendiri.

Page 55: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

42

BAB III

GAMBARAN AL-QUR’AN TENTANG PENDIDIKAN ETIKA

BAGI ANAK DAN ORANG TUA

A. Lafadz dan Terjemahannya

Pendidikan etika bagi anak dan orang tua dijelaskan dalam al-Qur’an

surat al-Isra’ ayat 23-24. Surat ini termasuk Makkiyah yang terdiri dari 111

ayat dan dinamakan surat Bani Isra’il, karena menguraikan tentang

pembinasaan dan penghancuran Bani Isra’il, selain itu juga dinamai dengan

surat Subhana karena awal ayat dimulai dengan kata tersebut. Adapun kajian

dalam penelitian ini adalah ayat 23-24 yang berbunyi:

”Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain

dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-

baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai

berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu

mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak

mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia(23) Dan

rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan

ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana

mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”, (Q.S Al-Isra’/17: 23-24).1

B. Arti Mufrodat

( ) : memberi keputusan dan perintah

( ) : berbuat baik kepada orang tua

1 Az-Zikr, al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset, 2007),

hlm. 542.

Page 56: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

43

( ) : Jangan katakana kepada mereka (orang tua)

merupakan ال yang mempunyai makna النهى

“jangan” dan تقم merupakan fiil mudhori‟ dari يقىل–

Dan .قال صىت ينبئ عن تضجز mempunyai makna اف

artinya adalah suara yang menimbulkan muak, kesal

dan tidak sopan

( ) : Janganlah kamu membentak mereka

( ) : Katakan kepada mereka (orang tua) dengan

perkataan mulia merupakan fiil amr yang قم

mengandung makna perintah, yang berarti

“katakanlah”

( ) : Merendahkan sayap terhadap orang tua. Adapun

yang dimaksud adalah tawadhu’ dan merendahkan

diri

( ) : Katakanlah: Wahai Tuhanku! Kasihinilah mereka

( ) : Sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku

waktu kecil

C. Munasabah

Munasabah merupakan unsur terpenting dalam memaknai suatu ayat,

yang mana ayat-ayat tersebut telah tersusun dengan baik berdasarkan petunjuk

dari Allah. Untuk mengetahui pengertian suatu ayat kurang dapat dipahami

tanpa mempelajari ayat-ayat yang berhubungan erat dan keterkaitan antara

ayat sebelumnya dan sesudahnya. Adapun pengertian munasabah secara

etimologi adalah مقا ربة (mendekatkan). Sedangkan secara terminology adalah

suatu hubungan antara beberapa kalimat dalam satu ayat atau suatu ayat/surat

dengan ayat/surat yang lain, baik yang ada dibelakangnya maupun di

Page 57: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

44

mukanya.2 Dalam penelitian ini adalah munasabah antara surat al-Isra’ dengan

an-Nahl dan al-Kahf serta ayat sebelum dan sesudah ayat 23-24 surat al-Isra’.

1. Munasabah Surat

Dalam surat al-Isra’ persesuaiannya dengan sebelumnya, yaitu

surat an-Nahl:

a. Kedua surat tersebut sama-sama menerangkan tentang ketuhanan serta

keesaan Allah, karena awal surat al-Isra’ diawali dengan kata Subhana

yang berarti Maha Suci Allah.

b. Surat an-Nahl secara global menerangkan tentang kehendak manusia

dalam konteks iman, kufur, hidayah dan kesesatan, sedang dalam surat

al-Isra’ menerangkan mengenai Bani Israil mengenai Isra’nya Nabi

Muhammad saw.

c. Surat al-Nahl menyebutkan mengenai soal interaksi sosial, seperti

ihsan yang merupakan penutup dari surat tersebut, sedangkan dalam

surat al-Isra’ menyinggungnya pula.3

d. Keduanya sama menjelaskan tentang kesempurnaan kuasa Allah dan

keluasan ilmu-Nya, di mana surat an-Nahl sebagai pengantar dalam

surat al-Isra’ yang mana lebah (makna dari an-Nahl) melukiskan

keajaiban ciptaan-Nya sebagai pengantar perbuatan-Nya dalam

peristiwa Isra’ Mi’ra’ Nabi Muhammad saw.

Adapun persesuaian surat al-Isra’ dengan surat sesudahnya yaitu,

surat al-Kahf:

a. Surat al-Isra’ menerangkan ajakan menuju ke hadirat Allah swt, dan

meninggalkan selain-Nya, adapun dalam surat al-Kahf juga

mengandung ajakan menuju kepercayaan yang haq dan beramal sholeh

melalui pemberitaan yang menggembirakan dan peringatan.

b. Surat al-Isra’ banyak mengulang kata Subhana yang memaparkan

tentang keesaan Allah dari segala bentuk persekutuan, sedang dalam

2 Ahmad Syadzali dan Ahmad Rifa’i, Ulumul Qur‟an I, (Bandung: Pustaka Setia, 1997),

hlm 68. 3 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an, (Jakarta:

Lentera Hati, 2002), Vol. 7, hlm. 175-177.

Page 58: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

45

surat an-Nahl menggambarkan betapa al-Qur’an merupakan satu kitab

yang bisa mencegah manusia mempersekutukan Allah.

c. Surat al-Isra’ menerangkan bahwa Allah memberi suatu keutamaan

siapa yang dikehendaki-Nya serta melakukan apa saja yang

dikehendaki-Nya, sedangkan dalam surat an-Nahl menceritakan secara

haq dan benar berita sekelompok manusia yang telah dianugerahi

keutamaan pada masanya.

d. Surat al-Isra’ menguraikan kisah yang bisa diambil hikmahnya

mengenai suatu akidah, dalam surat al-Kahf juga menjelaskan tentang

akidah yang benar melalui pemaparan kisah-kisah yang menyentuh.4

2. Munasabah Ayat

Dalam Q.S. al-Isra’ ayat 23-24 mempunyai munasabah dengan

ayat sebelum dan sesudahnya, yaitu ayat 22 dan 25 yang berbunyi:

“Janganlah kamu adakan Tuhan yang lain di samping Allah, agar kamu

tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah)”.(Q.S. al-Isra’/17:

22)5

“Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-

orang yang baik, Maka Sesungguhnya dia Maha Pengampun bagi orang-

orang yang bertaubat”. (Q.S. al-Isra’/17: 25)6

Munasabah ini berbentuk persambungan dengan cara diathafkan

surat al-Isra’ 22-23 dengan menggunakan huruf athaf, yaitu wawu (و).

Kemudian ayat 24-25 disambungkan dengan lafadz rabbukum (ربكم) yang

merupakan bentuk jawaban dari ayat sebelumnya (22-24).

4 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Vol. 8, hlm.

3-4. 5 Az-Zikr, al-Qur‟an dan Terjemahannya, hlm. 542.

6 Az-Zikr, al-Qur‟an dan Terjemahannya, hlm. 542.

Page 59: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

46

Kesesuaian isi dan kandungan dari keempat ayat tersebut adalah

ayat 22 menjelaskan tentang dilarang mempersekutukan Allah dengan

sesuatu apapun. Ayat 23-24 menerangkan mengenai keputusan dan

perintah untuk tidak menyembah Tuhan selain Allah dan berbuat baik dari

segi perkataan maupun perbuatan terhadap orang tua. 7Ayat 25

menjelaskan tentang keikhlasan dan niat baik manusia untuk

menghambakan diri kepada Allah dan berusaha patuh dan hormat secara

tulus kepada orang tua, karena Allah mengetahui apa yang terbetik di hati

manusia.

D. Pendapat Para Mufassir

Dalam mengkaji ayat al-Qur’an, pendapat para mufassir berperan

penting sebagai acuan dalam mengetahui dan memahami masalah yang

dibahas dalam ayat yang dikaji. Berikut ini pendapat beberapa mufassir

mengenai surat al-Isra’ ayat 23-24:

1. Ahmad Musthofa al-Maraghi

a. , yaitu

Artinya: Dan berbuat baiklah kepada orang tua supaya Allah bersamamu.

b. , yaitu

7 Syaikh Abdul Malik bin Abdul Karim Abdullah (HAMKA), Tafsir al-Azhar, (Surabaya:

Yayasan Latimojong, 1981), Juz XV, hlm. 40-41.

8 Ahmad Musthofa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, (Mesir: Musthofa al-Halbi wa Auladih, t.

th), juz 13, hlm. 33.

9 Ahmad Musthofa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, hlm. 35.

Page 60: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

47

Janganlah kamu berkata uffin dari apa yang kamu lihat dari salah satu

orang tuamu atau keduanya yang menyebabkan secara umumnya

manusia merasa sakit, bersabarlah dari apa yang dilakukan keduanya,

sebagaimana mereka sabar terhadap kamu di waktu kamu masih kecil

janganlah kamu menyusahkan keduanya dengan kata-kata yang

bersifat mencela mereka, Oleh karena itu dilarang memperlihatkan

perbedaan kedua orang tua dengan ucapan atas penolakan dan

menganggap bohong kepada mereka, dan hendaknya kamu

mengatakan kepada kedua orang tua dengan perkataan yang baik yang

disertai memuliakan dan mengagungkan.

c. , yaitu

Artinya: Bertawadhu’lah kepada kedua orang tua dan merendahkan

hati, dan menaati dalam semua perintah yang tidak

mengakibatkan maksi’at kepada Allah karena rahmat dan

kasih sayangmu kepada kedua orang tua

d. , yaitu

Artinya: Berdo’a kepada Allah supaya kedua orang tua diberi

rahmat, sebagaimana memberikan kasih sayangnya di

waktu kecilmu dan bagusnya ketulusan kepadamu

2. Imam Fakhruddin

a. , yaitu

Artinya: Sebuah isyarah untuk keagungan karena perintah Allah dan

isyarah untuk kasih sayang kepada makhluknya Allah

10

Ahmad Musthofa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, hlm. 35.

11 Ahmad Musthofa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, hlm. 36.

12 Imam Fakhruddin, Tafsir al-Kabir, ( Beirut: Darul Kutub al-Ilmiah, t.th), Jilid 10, hlm.

148.

Page 61: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

48

b. , yaitu,

Artinya: Sesungguhnya kedua orang tua telah mencapai kelemahan,

maka jadikanlah pemeliharaanmu keduanya dalam akhir

umurnya seperti halnya kamu dalam pemeliharaan mereka

pada awal umur

c. , yaitu

Artinya: Dilarang memperlihatkan penyesalan sedikit maupun banyak

dan dilarang memperlihatkan perbedaan dan berbohong

dalam menolak suatu perkataan, adapun perkataan yang

diperintahkan adalah perkataan yang baik, artinya berbicara

kepada orang tua dengan kalam yang disertai dengan rasa

perhormatan dan kemuliaan

d. , yaitu

Artinya: Maksudnya adalah bersungguh-sungguh dalam bertawadhu’

karena kesungguhan kasih sayangmu kepada kedua orang tua

dan rendahkanlah dirimu kepada kedua orang tua karena tua

dan lemahnya mereka.

e. , yaitu

13

Imam Fakhruddin, Tafsir al-Kabir, hlm. 150. 14

Imam Fakhruddin, Tafsir al-Kabir, hlm. 152 15

Imam Fakhruddin, Tafsir al-Kabir, hlm. 152. 16

Imam Fakhruddin, Tafsir al-Kabir, hlm. 153.

Page 62: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

49

Artinya: Sesungguhnya belajar berbuat baik kepada orang tua tidak

hanya dari ucapan saja, tetapi juga harus perilaku yaitu

mendo’akan orang tua agar mendapatkan rahmat, dan jenis

ini merupakan suatu kebaikan sebagaimana kebaikan orang

tua kepada anak dalam mendidiknya.

3. Wahbah az-Zuhaili

a. , yaitu

Artinya: Berbuat baiklah kepada kedua orang tua dengan sebaik-

baiknya karena keduanya adalah sebab adanya yang nampak

untuk wujud dan hidup

b. , yaitu

Artinya: Jangan katakan kepada kedua orang tua dengan kata-kata uf,

adapun uf adalah kata yang menunjukkan kebosanan dan

kejengkelan

c. , yaitu

Artinya: Bersikaplah lemah lembut kepada kedua orang tua (tawadhu’

dan merasa rendah dihadapan keduanya) dan baik

pemeliharaannya dan juga bersunggh-sungguh, rendah itu

disamakan dengan burung yang mempunyai sayap, hal ini

adalah isti’arah dalam hal kasih sayang kepada kedua orang

tua

17

Wahbah az-Zuhaily, Tafsir al-Munir, (Beirut: Darul Fikr, t.th), hlm. 50. 18

Wahbah az-Zuhaily, Tafsir al-Munir, hlm. 50. 19

Wahbah az-Zuhaily, Tafsir al-Munir, hlm. 50.

Page 63: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

50

d. , yaitu

Artinya: Kasih sayang anak seperti kasih sayangnya kedua orang tua

terhadap anaknya

4. Imam Jalil al-Hafidh

a. , yaitu

Artinya: Perintah untuk berbuat baik kepada kedua orang tua

b. , yaitu

Artinya: Janganlah kamu memperdengarkan kepadanya kata-kata yang

jelek apalagi kata-kata uff karena kata-kata tersebut serendah-

rendahnya kata yang jelek dan janganlah kamu

memperlihatkan perilaku yang jelek kepadanya, dan

janganlah kamu membiarkan keduanya dan hendaklah kamu

katakan kepada kedua orang tua dengan perkataan yang baik

dan lemah lembut dengan beradab dan mengagungkannya

c. , yaitu

Artinya: Bertawadhu’ kepada kedua orang tua dengan perbuatanmu

20

Wahbah az-Zuhaily, Tafsir al-Munir, hlm. 50. 21

Imam Jalil al-Hafidh, Mukhtashor Tafsir Ibn Kastir,(Suriah: Daru bil Qalam al-Arabi,

t.th) hlm. 373. 22

Imam Jalil al-Hafidh, Mukhtashor Tafsir Ibn Kastir,hlm. 373. 23

Imam Jalil al-Hafidh, Mukhtashor Tafsir Ibn Kastir,hlm. 373.

Page 64: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

51

d. , yaitu

Artinya: Mendo’akan kedua orang tua kepada Allah pada saat tua dan

telah meninggal dunia

5. Imam Abi Su’ud

a. , yaitu

Artinya: Berbuat baiklah kepada kedua orang tua dengan sebaik-

baiknya karena merekalah menjadi sebab untuk wujud dan

hidup

b. , yaitu

Artinya: Setiap seseorang dilarang untuk mengucapkan kata uf kepada

kedua orang tua dan membentak baik tingal seorang diri atau

masih ada keduanya dengan suara yang menimbulkan kesal

maksudnya janganlah kamu membuat kesal kepada kedua

orang tua karena kamu merasa jijik kepada keduanya dan

merasa berat untuk membiayainya dan janganlah kamu

mencela keduanya dari apa yang tidak mengherankanmu

dengan menyalahkannya dan tetapi hendaknya seseorang

berkata kepada kedua orang tua dengan perkataan yang bagus

yang dapat menimbulkan adab yang baik

24

Imam Jalil al-Hafidh, Mukhtashor Tafsir Ibn Kastir,hlm. 373. 25

Imam Abi Su’ud, Tafsir Abi Su‟ud, (Beirut: Daru Ihya’ at-Tarku al-Arabi, t.th), Juz 5,

hlm. 166. 26

Imam Abi Su’ud, Tafsir Abi Su‟ud, hlm. 166.

Page 65: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

52

c. , yaitu

Artinya: Suatu ibarat tentang tawadhu’ dan merasa rendah kepada

kedua orang tua karena memuliakan kedua orang tua itu tidak

ada kecuali dengan tawadhu’ dan rendah hati yang disertai

dengan kasih sayang dan memaafkan terhadap mereka.

d. , yaitu

Artinya: Berdo’a kepada Allah untuk kedua orang tua agar

mendapatkan rahmat-Nya baik di dunia maupun di akhirat,

dari sebagian rahmat adalah hidayah menuju Islam dan

rahmat seperti mendidiknya orang tua terhadap anak di waktu

kecil

6. Abi al-Hasan

a. , yaitu

Artinya: Maknanya adalah Allah berwasiat untuk berbuat baik kepada

kedua orang tua dalam bentuk perbuatan maupun perkataan.

b. , yaitu,

Artinya: Ketika sudah mencapai dewasa dan sempurna akalmu dan

ketika pula orang tua sudah mencapai lemah dan pikun

27

Imam Abi Su’ud, Tafsir Abi Su‟ud, hlm. 166. 28

Imam Abi Su’ud, Tafsir Abi Su‟ud, hlm. 167. 29

Abi al-Hasan, an-Nuktu wal „Uyun Tafsir al-Mawardi, (Beirut: Darul Kutub al-Ilmiyah,

t.th), Juz 3, hlm. 238. 30

Abi al-Hasan, an-Nuktu wal „Uyun Tafsir al-Mawardi, hlm. 238.

Page 66: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

53

c. , yaitu

Artinya: Dalam penjelasan kata uffin ada 3 macam, yaitu: 1)

Sesungguhnya kata uffin itu adalah setiap perkataan yang

dirasa berat dan dirasa jelek. 2) Sesungguhnya kata uffin

menganggap jeleknya sesuatu. 3) Sesungguhnya uffin adalah

kalimat yang menunjukkan kejenuhan dan kekesalan

d. , yaitu

Artinya: Perkataan mulia mengandung dua hal: 1) Lemah lembut, 2)

Kebaikan

7. Imam Abi Muhammad al-Husain

a. , yaitu

Artinya: Perintah untuk berbuat baik kepada kedua orang tua dengan

sebaik-baiknya dan kasih sayang terhadap mereka

b. , yaitu

31

Abi al-Hasan, an-Nuktu wal „Uyun Tafsir al-Mawardi, hlm. 238. 32

Abi al-Hasan, an-Nuktu wal „Uyun Tafsir al-Mawardi, hlm. 238. 33

Imam Abi Muhammad al-Husain, Tafsir al-Baghowi, (Beirut: Darul Kutub al-Ilmiyah,

t,th), Juz 3, hlm. 91. 34

Imam Abi Muhammad al-Husain, Tafsir al-Baghowi, hlm. 91.

Page 67: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

54

Artinya: Makna uffin itu adalah kalimat yang bersifat benci dan

janganlah kamu mencela keduanya tetapi berkatalah dengan

perkataan yang baik dan lemah lembut dan ketika mereka

sudah mencapaiusia lanjut kemudian kencing dalam

pemeliharaanmu maka jangan kamu merasa jijik terhadapnya

dan janganlah katakan kepada kedua orang tua dengan

perkataan uffin ketika kamu memindahkan mereka dari

tempat buang air besar maupun buang air kecil sebagaimana

mereka memindahkan kamu dari tempat buang air besar

maupun buang air kecil di waktu kamu kecil.

c. , yaitu

Artinya: Bersikaplah lemah lembut kepada kedua orang tua dan

tunduklah kepada mereka atau bersikaplah lemah lembut

dengan penuh kasih sayang kepadanya sehingga kamu tidak

mencegah dari apa yang mereka sukai

8. M. Quraish Shihab

Kewajiban pertama dan utama setelah kewajiban mengesakan

Allah dan beribadah kepada-Nya adalah berbakti kepada kedua orang tua.

Kata احساناmengandung dua hal, pertama memberi nikmat kepada orang

lain dan kedua perbuatan baik, oleh karena itu kata “ ihsan” lebih luas

maknanya tidak hanya memberi nikmat atau nafkah. Dalam surat al-Isra’

احسانا نىاندين وبا , menggunakan kata penghubung huruf (ب) ba ketika

menjelaskan tentang berbakti kepada kedua orang tua. Akan tetapi dalam

bahasa membenarkan penggunaan li yang berarti untuk dan ila yang

berarti kepada.

Penggunaan kata penghubung ila menurut ahli pakar bahasa

mengandung makna jarak, sedangkan Allah tidak menghendaki adanya

jarak, meskipun sedikit hubungan antara anak dan orang tua. Anak selalu

harus mendekat dan merasa dekat kepada kedua orang tua, bahkan

35

Imam Abi Muhammad al-Husain, Tafsir al-Baghowi, hlm. 92.

Page 68: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

55

diperintahkan untuk melekat kepada mereka. Hal ini mengandung arti

ilshaq, yang berarti kelekatan. Dengan kelekatan ini, maka bakti (انصاق)

diperintahkan kepada anak kepada orang tuanya dan pada hakikatnya

untuk kebaikan sang anak sendiri.36

Bentuk ihsan (bakti) kepada orang tua yang diperintahkan agama

Islam adalah bersikap sopan dalam ucapan dan perbuatan sesuai dengan

adat kebiasaan masyarakat, sehingga terciptanya keharmonisan dan

terpenuhi segala kebutuhan kedua orang tua.

Kata (اما يبهغن عندك انكبزااحدهما او كالهما ) menekankan bahwa keadaan

apapun orang tua, masih lengkap dengan ibu bapak atau tinggal satu harus

mendapatkan perhatian dari anak. Kebiasaan orang tua yang sudah

mencapai usia lanjut meniru seperti anak kecil, dengan ini anak lebih

memperhatikannya dengan baik tidak menghina atau mengeluarkan kata-

kata yang tidak sopan tetapi bersikap lemah lembut kepada orang tua.

kariman diartikan sebagai mulia. Maksudnya adalah apa yang (كزيما)

disampaikan kepada orang tua tidak hanya benar dan tepat atau yang

sesuai dengan adat kebiasaan yang baik dalam suatu masyarakat, tetapi

harus yang terbaik dan termulia.37

nupadA , yang berarti sayap. Artinya diibaratkan dengan ح جنا

burung ketika mendekat dan bercumbu kepada pasangannya, sayapnya

merendah dan merangkulnya, dengan tujuan terhindarnya suatu bahaya

yang akan menimpanya. Kata (انذل ), yang berarti kerendahan. Hal ini

burung mengembangkan sayapnya untuk melindungi dari sebuah

ancaman. Dalam lingkungan anak diperintahkan untuk merendah diri

kepada orang tua dengan didorong penghormatan dan rasa takut

melakukan hal yang tidak sesuai dengan kedudukan kedua orang tua.

Sedangkan ( صغيزا ربيانى كما ), menuntun anak agar supaya

mendo’akan kepada kedua orang tua. Dalam hal ini keadaan orang tua

masih hidup atau telah meninggal dunia. Dan orang tua menganut agama

36

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur;an, (Jakarta:

Lentera Hati, 2002), Vol. 7, hlm. 444. 37

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur;an, hlm. 445.

Page 69: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

56

Islam dan tidak mempersekutukan Allah. Meskipun dari pihak anak

terkadang masih sulit untuk menerima larangan tersebut, tetapi al-Qur’an

tidak membolehkan dari orang tua yang meninggal dalam keadaan

musyrik mendapatkan do’a dari anak.38

9. Prof. DR. H. Abdul Malik bin Abul Karim Amrullah ( HAMKA)

Berkhidmat dan bersikap baik, berbudi mulia kepada ibu bapak

merupakan suatu kewajiban bagi anak. Dikarenakan apabila manusia telah

berumah tangga tidak sering lagi untuk memperhatikan khidmat kepada

ibu bapak. Harta benda anak keturunan sering menjadi fitnah dan ujian

dalam mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tua.

(Jika kiranya salah seorang mereka atau keduanya telah tua dalam

pemeliharaanmu, maka janganlah katakan perkataan uffin kepada

keduanya)

Maksud dari terjemahan di atas adalah apabila kedua orang tua

telah berusia lanjut, dari salah seorang atau keduanya bahkan tidak kuasa

untuk hidup sendiri dan sangat tergantung kepada belas kasihan dari

anaknya, maka ayat tersebut memerintahkan untuk sabar memelihara

orang tua. Dikarenakan bertambahnya tua, sering memunculkan sifat

kekanak-kanakan.39

Perkataan uffin menurut Abu Raja’ at-Atharidi merupakan kata-

kata yang mengandung kejengkelan dan kebosanan, meskipun tidak keras

diucapkan. Selain larangan dalam mengeluarkan kata uff , yaitu mengeluh

mengerutkan kening, membentak atau menghardik. Hal ini dilihat dari

perasaan orang tua yang telah berjuang untuk anak dari diasuh, dididik

dengan penuh kasih sayang, kelak menjadi manusia yang berarti, tetapi

kedua orang tua telah berusia lanjut diperlakukan tidak baik. Dan sikap ini

Allah tidak meridhoi perilaku anak terhadap orang tua.40

(Dan rendahkanlah kepada keduanya sayap merendah diri, karena

sayang)

38 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur;an, hlm. 446.

39 Hamka, Tafsir al-Azhar, (Singapura: Pustaka Nasional, 1999), hlm. 4031.

40 Hamka, Tafsir al-Azhar, hlm. 4032.

Page 70: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

57

Ayat di atas menjelaskan mengenai sikap anak terhadap kedua

orang tua yang diperintahkan untuk merendah diri, meskipun anak telah

menjadi orang besar, mempunyai pakaian kebesaran dan pangkat. Akan

tetapi anak harus merasa kecil dihadapan kedua orang tua, artinya tetap

mempunyai sikap yang luhur.

(Dan ucapkanlah: Ya Tuhan! Kasihinilah keduanya sebagaimana

keduanya memelihara aku di kala kecil)

Ayat di atas mengajarkan kepada anak untuk mendo’akan kepada

orang tua, semoga Allah mengasihi sebagai kasihnya di kala anak masih

kecil dalam pemeliharaan mereka. Hal ini dijelaskan susah payah ibu

bapak dalam mendidik dan merawat di waktu anak masih kecil hingga

tumbuh besar. Kelemahan orang tua sejak masih mengandung,

menyusukan dan sampai mengasuh. Di mana sari tulang belulangnya

dibagikan untuk menyuburkan badan sang anak yang masih lemah. Dan

anak hanya diperintahkan untuk berbakti dan berbuat baik kepada orang

tua, dan tidak lebih dari itu, sehingga derajat sang anak menjadi anak yang

sholeh dengan sebab mendo’akan kepada orang tua.

10. Menurut Prof. DR. Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy

,

Sebuah perintah untuk berbuat ihsan (kebajikan) kepada ibu bapak

dan berbakti kepadanya. Dikarenakan mereka yang pertama menyayangi

dengan tabiat kasih sayang yang ditanamkan oleh Allah kepada setiap

orang tua. Hal ini menyatakan bahwa suatu nikmat kasih sayang orang tua

terhadap anaknya, sehingga mensyukuri apa yang telah diberikan oleh

orang tua.41

41

Muhammad Hasbi as-Shiddiey, Tafsir al-Qur‟anul Majid an-Nur, (Semarang: Pustaka

Rizki Putra, 2000), hlm. 2317.

Page 71: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

58

,

Menurut Muhammad Hasbi ash-Shiddiqiey, bahwasanya ketika

orang tua keadaan dalam pemeliharaan sang anak, maka wajib untuk

mencurahkan belas kasih dan perhatian kepada mereka dan

memperlakukan dengan cara baik dan sopan. Adapun hal itu dapat

dilakukan dengan cara42

:

1. Tidak mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan hatinya, apabila

terdapat sesuatu yang tidak disenangi, maka dianjurkan untuk bersabar

dan berharap pahala dari Allah.

2. Tidak membentak-bentak atau mengeruhkan perasaan dengan ucapan-

ucapan yang tidak baik dan tidak memperlihatkan rasa tidak senang

karena perbuatan orang tua yang tidak menyenangkan kepada anak.

3. Berbicara bersama kedua orang tua dengan kata-kata atau ucapan yang

baik dengan disertai penghormatan yang sesuai dengan adab (akhlak)

dan etika.

4. Bertawadhu’ dan menaatinya dalam semua perintah yang tidak

mengakibatkan kedurhakaan kepada Allah, dan melaksanakan perintah

tersebut semata-mata kasih sayang anak terhadap orang tua bukan

menurut suatu perintah.

5. Mendo’akan kepada orang tua agar diberi rahmat oleh Allah sebagai

imbangan rahmat bapak ibu kepada anak semasa masih kecil.

E. Telaah Isi kandungan surat al-Isra’ ayat 23-24 menurut para mufassir

Dari beberapa pendapat mufassir di atas sepakat bahwasanya

penghormatan anak terhadap kedua orang tua ditampilkan anak dalam

komunikasi dengan baik yang dilahirkan dalam sikap dan perilakunya.

42

Muhammad Hasbi as-Shiddiey, Tafsir al-Qur‟anul Majid an-Nur, hlm. 2318.

Page 72: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

59

Komunikasi dan interaksi dengan orang tua tidak hanya di batasi dengan kata

sapaan yang sopan, melainkan mendo’akan mereka berdua. Oleh sebab itu

Allah memerintahkan untuk berbuat baik terhadap kedua orang tua, dalam

keadaan bagaimanapun karena kedua orang tua adalah perantara seorang anak

lahir ke dunia, merawat dan mendidiknya sampai ia dewasa dan mandiri.

Etika seorang anak kepada kedua orang tua tidak hanya mereka masih

hidup akan tetapi sudah meninggal dunia pun masih dianjurkan untuk berbuat

baik dengan cara mendo’akan serta memohonkan ampun atas dosa-dosa kedua

orang tua selama hidup di dunia. Hal itu menunjukkan sebuah pendidikan bagi

anak untuk menghargai serta menghormati kedua orang tua. Dengan tujuan

pendidikan tersebut bahwa untuk menciptakan karakter anak yang baik dan

mempunyai etika yang benar terhadap kedua orang tua serta menjadi anak

yang sholeh atau sholehah.

Salah satu karakteristik utama dari seorang muslim sejati adalah

perlakuannya yang bijak dan baik kepada orang tuanya, sebab memperlakukan

orang tua dengan hormat dan baik merupakan salah satu ajaran teragung

Islam. Islam mengangkat derajat orang tua pada tingkat yang tidak dikenal

dalam agama lain.43

Islam menempatkan kebaikan dan sikap hormat kepada

orang tua berada hanya satu tingkat di bawah keimanan kepada Allah dan

ibadah yang benar kepada-Nya.44

Banyak ayat al-Qur’an telah menjelaskan mengenai pendidikan etika

dari anak maupun kedua orang tua. Di mana dari anak mempunyai hak serta

kewajibannya dan orang tua mempunyai kedudukan masing-masing. Hal ini

karena anak bisa memiliki etika yang benar dalam kehidupannya disebabkan

di mulai dari pendidikan orang tua dalam keluarga.

Dikarenakan sangat jelas bahwa interaksi dalam keluarga antara anak

dan orang tua sangat menentukan hak dan kewajibannya masing-masing

menjadi keluarga yang bisa menjaga dari api neraka. Hal ini sebagaimana

firman Allah dalam surat at-Tahrim ayat 6 yaitu:

43

Muhammad Ali al-Hasyimi, Menjadi Muslim Ideal, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2001),

hlm. 71. 44

Muhammad Ali al-Hasyimi, Menjadi Muslim Ideal, hlm. 72.

Page 73: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

60

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu

dari api neraka…”. (Q.S. at-Tahrim/66: 6)45

Sangat penting peranan kedua orang tua dalam menentukan sifat dan

sikap anak dalam dirinya. Tidak terlepas dari pendidikan yang telah diberikan

serta perhatian yang cukup untuk menciptakan anak yang mempunyai

akhlakul mahmudah (akhlak yang baik) dan karena semua itu adalah yang

diharapkan al-Qur’an. Dalam hal ini, anak memiliki kepribadian yang baik

berawal dari rasa tanggung jawab kedua orang tua. Orang tua harus

memberikan teladan serta pendidikan yang cukup bagi anak-anaknya.

45

Departemen Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahannya, hlm. 560.

Page 74: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

61

PBAB IV

ANALISIS KONSEP TENTANG PENDIDIKAN ETIKA

BAGI ANAK DAN ORANG TUA

A. Pendidikan Etika Bagi Anak

Pendidikan etika merupakan sistem pendidikan yang dapat

memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin suatu kehidupan sesuai

dengan norma yang berlaku serta keinginan yang kuat dalam cita-citanya.1

Dalam pendidikan dan pengajaran Islam tidak hanya memenuhi otak seorang

anak, akan tetapi mendidik akhlak, jiwa, dan membiasakan dengan kesopanan

tinggi. Adapun tujuan dari pendidikan Islam adalah mendidik budi pekerti dan

pendidikan jiwa. Hal ini nilai-nilai Islam akan berpengaruh dalam menjiwai

dan mewarnai corak kepribadian seorang muslim.2

Adapun untuk mencapai seorang muslim yang sebenarnya tentunya

harus menjadi penganut agama yang baik dengan mempelajari serta

mengamalkan ajaran-ajaran Islam secara keseluruhan, agar rahmat Allah tetap

tercurahkan kepadanya. Namun dalam mengamalkan ajaran Islam harus

didorong oleh iman sesuai dengan akidah islamiyah, sehingga menciptakan

tatanan suatu kehidupan yang saling menghormati dan menghargai.

Dikarenakan dalam pergaulan yang baik adalah melaksanakan pergaulan

menurut norma-norma kemasyarakatan yang tidak bertentangan dengan

hukum syara‟, serta memenuhi segala hak yang berhak mendapatkannya

masing-masing menurut kadarnya. 3

Seorang anak memiliki kepribadian yang baik karena terdapat pondasi

yang kuat dalam pendidikan dirinya, dalam hal ini pendidikan agama yang

1 M. Yatimin Abdullah, Pengantar Pendidikan Etika, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2006), hlm. 57.

2 Muhammad „Athiyah al-Abrasyi, Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan

Bintang, 1974), hlm. 15.

3 Muhammad al-Ghazali, Akhlak Seorang Muslim, (Semarang: Wicaksana, 2001), hlm.

383.

Page 75: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

62

kuat sehingga bisa mengendalikan diri dengan baik. Dalam pendidikan anak

sangat diperhatikan untuk menciptakan karakter yang baik. Jasa yang besar

dalam kehidupan sang anak adalah orang tua dimana masih dalam kandungan

hingga dewasa yang dibekali dengan pendidikan bagi dirinya, maka dari itu

anak memiliki rasa tanggung jawab untuk berbuat baik, memelihara serta

merawatnya kepada orang tua

Tindakan anak terhadap orang tua dalam berkomunikasi maupun

berbuat terhadap orang tua harus memiliki etika yang benar dalam pergaulan

yaitu menghormati serta menghargainya.

Maka sesuai dengan konsep pendidikan etika yang perlu diperhatikan

bagi anak yang terkandung dalam al-Qur‟an surat al-Isra‟ ayat 23-24, adalah

sebagai berikut:

1.

Berbuat baik kepada orang tua dikenal dengan sebutan birrul

walidain. Istilah “al-barr” meliputi aspek kemanusiaan dan

pertanggungjawaban ibadah kepada Allah. Dalam jalur hubungan

kemanusiaan dan tata hubungan hidup keluarga serta lingkungan

masyarakat wajib dipahami bahwa kedua orang tua yaitu ayah dan ibu

menduduki posisi yang paling utama. Namun demikian kewajiban ibadah

kepada Allah dan taat kepada Rasul tetap berada di atas hubungan

horizontal kemanusiaan. 4

Hal ini memberikan pengertian bahwa kewajiban berbakti,

mengabdi dan menghormati kedua orang tua (ayah dan ibu) setelah

beribadah kepada Allah dan taat kepada Rasul-Nya. Dalam etika Islam,

dorongan untuk berbuat baik kepada orang tua telah menjadi salah satu

akhlak yang mulia (mahmudah). Dorongan dan kehendak tersebut harus

tertanam sedemikian rupa, sebab pada hakikatnya hanya ayah dan ibu yang

paling besar dan terbanyak berjasa kepada setiap anak-anaknya.

4 Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005),

hlm. 45.

Page 76: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

63

Nabi saw mengangkat ajaran-ajarannya ke puncak ketika beliau

menasihati para pengikutnya untuk memperlakukan dengan baik dan

bersikap hormat kepada orang tua meskipun mereka mengikuti agama

selain Islam. Seorang muslim sejati yang memahami makna bimbingan al-

Qur‟an dan ajaran Nabi saw tidak bisa kecuali menjadi yang terbaik dan

berbuat yang terbaik kepada orang tua. 5

Seorang anak wajib taat dan patuh kepada orang tua namun bila

orang tua mengajak ke arah kemusyrikan, maka anak tidak ada kewajiban

untuk mentaatinya. Hanya saja sebagai anak tetap menggauli mereka

dengan baik senantiasa ditunjukkan. Hal ini merupakan bentuk dari sikap

anak dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam. Seperti yang

terungkap dalam al-Qur‟an surat al-Ankabut ayat 8, yaitu:

“Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-

bapaknya. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku

dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka

janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu,

lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan”.(Q.S. al-

Ankabut/29 : 8)6

Islam telah menggariskan kepada pemeluknya untuk berlaku adil

dan menghormati hak-hak orang lain sepanjang bukan menyangkut

masalah syirik, sekalipun orang tua yang musyrik, tidak boleh memutus

hubungan silaturrahim dan kekeluargaan. Ini menggambarkan pentingnya

ajaran Islam dalam menjaga keharmonisan keluarga. Karena dalam suka

duka orang tua tetap berusaha dengan segala kemampuan memelihara,

mendidik dan menyayanginya sejak kecil hingga dewasa.

5Achmad Sunarto, Diterjemahkan dari kitab aslinya Riyadhus Shalihin, (Jakarta: Pustaka

Amani, 1999), hlm.325.

6Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Jumanatul ART,

2005), hlm. 397.

Page 77: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

64

Orang tua adalah kerabat yang paling dekat dan paling dicintai.

Akan tetapi dalam akidah terdapat perbedaan dengan ajaran Islam dan

menimbulkan kemusyrikan, anak tidak mengikuti mereka atas

membangkangnya kepada Allah. Hal ini dikarenakan imani manusia

menjadi prioritas utama dalam hubungan kemanusiaan. Namun demikian

anak masih mempunyai kewajiban untuk memperlakukan orang tuanya

dengan baik dan hormat serta memelihara mereka.7

Seorang muslim yang dibentuk oleh ajaran Islam benar-benar

berbuat baik kepada orang tuanya. Dia menunjukkan kepada sikap hormat

sepenuhnya, berdiri untuk menghormati mereka ketika mereka masuk

rumah sementara mereka tengah duduk, mencium tangan mereka,

merendahkan suara ketika berbicara kepada mereka, rendah hati, berbicara

dengan nada yang lemah lembut, tidak pernah memakai kata-kata yang

kasar atau melukai, tidak memperlakukan mereka dengan cara-cara yang

tidak hormat, apapun keadaannya.8

Karena hal ini merupakan tujuan keagamaan bahwa setiap pribadi

muslim beramal untuk akhirat atas petunjuk dan ilham keagamaan yang

benar, yang tumbuh dan dikembangkan dari ajaran-ajaran Islam yang

bersih dan suci. Pandangan pendidikan Islam dan para pendidik muslim

mengandung esensi yang amat penting dalam kaitannya dengan

pembinaan individual, diibaratkan sebagai anggota masyarakat yang harus

hidup di dalamnya dengan banyak berbuat dan bekerja untuk membina

sebuah gedung yang kokoh dan kuat.9

7 Muhammad Ali al-Hasyimi, Menjadi Muslim Ideal (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset,

2001), hlm. 86.

8 Muhammad Ali al-Hasyimi, Menjadi Muslim Ideal, hlm. 85.

9 Ali al-Jumbulati dan Abdul Futuh al-Tuwaanisi, Perbandingan Pendidikan Islam,

(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), hlm. 36.

Page 78: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

65

“Sungguh Allah telah perintah untuk berbuat baik kepada kedua orang tua

dengan sebab-sebab di bawah ini:

1. Karena orang tua itulah yang belas kasih kepada anaknya, dan telah

bersusah payah dalam memberikan kebaikan kepada-Nya dan

menghindarkan bahaya.

2. Bahwa anak merupakan belahan jiwa dari orang tua

3. Orang tua telah memberi kenikmatan kepada anak, baik anak sedang

dalam keadaan lemah atau tidak berdaya sedikitpun. Oleh karena itu

wajib bersyukur telah memiliki orang tua yang telah memberikan

apapun demi kebaikan sang anak, di mana orang tua dalam keadaan

sudah berusia lanjut”. 10

2.

Perkataan uffin biasa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia

dengan hus atau ah. Akan tetapi hus menurut rasa bahasa orang Jawa lebih

tidak sopan mengandung penghinaan dan mempunyai maksud

membungkam orang yang dibentak dengan kata-kata hus, ah adalah

sebagian lambang kekesalan hati bagi orang yang berkata. Adapun yang

menyebabkan anak mengatakan dengan perkataan tersebut adalah orang

tua yang sudah terlalu tua, loyo dan jompo. Dan kebiasaan yang sering

dilakukannya kencing dan berak ditempat yang disukai atau sudah makan

tetapi mengatakan belum.

Semakin tua, orang tua selalu sulit diatur dan cerewet serta minta

dilayani dengan layanan yang sempurna seperti halnya anak kecil. Hal ini

anak harus mempunyai rasa tanggung jawab merawat dan mempersiapkan

semua kebutuhan sehari-hari. Ini terkadang anak merasa jengkel, bosan,

dan kesal terhadap orang tua atas perbuatan orang tua yang semakin tua

dan pikun. Perasaan jengkel dan lain sebagainya tidak boleh terjadi pada

10

Ahmad Mustofa al-Maraghi, Terjemah. Tafsir al-Maraghi, terj. Hery Noer Aly, dkk.,

(Semarang: Toha Putra, 1993), hlm. 59.

Page 79: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

66

seorang anak, apalagi sampai mengeluarkan perkataan ah dan hus kepada

kedua orang tua.11

Selain anak tidak boleh jengkel dan kesal terhadap kedua orang

tua, meskipun tidak dalam bentuk perkataan seperti muka cemberut,

mengerutkan pening dan mencibirkan bibir. Dan itu semua tergolong

perkataan uffin. Akan tetapi anak sudah berusaha dalam berbakti dan

berkhidmat kepada kedua orang tua, tetapi orang tua masih sulit untuk

diatur yang baik, merengek, bawel dan sang anak apabila terdapat rasa

jengkel maka disimpan dalam hati serta tidak dinyatakan dalam bentuk

ucapan atau sikap kerut muka dan keningnya.

3.

Konsep ini memberikan pendidikan kepada anak untuk bersikap

tidak membentak, hormat, lemah lembut dan merendahkan suara

dihadapan orang tua merupakan perintah Allah dalam al-Qur‟an maupun

dalam hadis. Hal itu akan menimbulkan kesukaan hati kedua orang tua dan

terjadi suasana harmonis serta kesejukan hubungan dalam keluarga, yakni

antara anak dan orang tua. Orang tua dapat meridhai tingkah laku anak,

karena sang anak memang mendasarkan tingkah lakunya kepada

keridhaan orang tua. Maka sang anak dapat menjaga perasaan dan

kehendak serta cita-cita orang tua dapat menanamkan pendidikan mulia

terhadap anak. Hal itu tidak akan terjadi tanpa kewibawaan orang tua dan

tanpa pengakuan kewibawaan orang tua oleh anaknya. Maka orang anak

akan menghormati orang tua dan orang tua mengasihi anaknya.

Menjadi seorang muslim yang sejati memperlakukan orang tuanya

dengan baik dan hormat dalam segala keadaan. Tidak ada keterbatasan

untuk membahagiakan kedua orang tua selama masih dalam koridor yang

wajar dan tidak berlebihan yang bisa menjauhkan kepada Allah. Menjadi

seorang anak harus menunjukkan sikap hormat, menyediakan makanan,

pakaian, tempat tinggal yang baik berdasarkan status dan lingkungan

11

Umar Hasyim, Anak sholeh, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1995), hlm. 4.

Page 80: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

67

sosial dalam standar Islam. Selain itu harus memperlihatkan dengan

bermuka ramah, murah senyum, menunjukkan rasa cinta, kelembutan,

kepercayaan dan rasa syukur kepada orang tua yang telah memberikan

perlakuan baik terhadap anak.12

Keadaan yang demikian Allah sangat menyukai dan sebaliknya

bila yang terjadi dalam keluarga selalu tegang, maka Tuhan juga tidak

akan memberkahi keluarga tersebut. Anak selalu bertindak melanggar

sopan santun keluarga dan berbuat durhaka kepada orang tua, hal ini

karena anak tidak mau menaati orang tua, maka Tuhan bisa murka karena

tingkah laku perbuatan anak membuat orang tua marah. Artinya bukan

berarti Tuhan mengikuti kehendak orang tua, akan tetapi Allah tidak rela

bila ada anak yang durhaka kepada orang tuanya. Orang tua marah karena

anak melanggar akhlak mulia, melanggar etika keluarga dan berbuat

sesuatu yang tidak sesuai dengan kewajaran yang benar dalam keluarga.

4. Merendahkan diri dan mendo‟akan serta memohonkan ampun kepada

orang tua baik yang masih hidup atau yang sudah meninggal

Anak mempunyai kewajiban untuk bertawadhu‟ kepada orang tua

melalui tindakan serta mendo‟akan atas limpahan rahmat Allah pada saat

keduanya masih hidup maupun telah meninggal dunia. 13

Mendo‟akan orang tua merupakan suatu kewajiban bagi anak.

Berdo‟a untuk mereka bukan hanya ketika sudah meninggal, akan tetapi

orang tua yang masih hidup dido‟akan. Adapun waktunya lebih utama

ketika selesai shalat fardhu. Tujuan anak mendo‟akan orang tua adalah

supaya Allah memberikan rahmat kepada orang tua, dengan memanjatkan

do‟a, maka cinta kepada orang tua akan tetap tumbuh di dalam hati

seorang anak. Mendo‟akan orang tua boleh menggunakan bahasa Arab

atau dengan bahasa apa saja yang bisa dipahami.

12

Muhammad Ali al-Hasyimi, Menjadi Muslim Ideal, hlm. 87.

13 Muhammad Nasib Ar-Rifa‟I . Penj. Syihabuddin, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir

(Jakarta: Gema Insani, 1999), hlm. 46.

Page 81: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

68

Arti kata do‟a adalah memohon atau meminta, yakni memohonkan

kepada Allah. Dalam hal ini anak mendo‟akan kepada orang tuanya.

Mendo‟akan orang tua kepada Allah adalah berisi permohonan agar amal

perbuatan orang tua diterima Allah dan dibalas berlipat ganda, juga

mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah. Adapun berdo‟a

memintakan ampun dosa-dosa orang tua kepada Allah agar Allah

memberikan ampunan-Nya. Yang demikian anak yang mau mendo‟akan

orang tua tergolong anak yang sholeh.14

Pada akhir ayat 24 dalam surat al-Isra‟ merupakan salah contoh

do‟a kepada orang tua yang berbunyi:

“Dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,

sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil". (Q.S. al-

Isra‟/17: 24)15

Ada beberapa contoh dalam al-Qur‟an tentang do‟a Nabi mengenai

orang tua, di antaranya:

a. Do‟a Nabi Ibrahim yang terdapat dalam surat Ibrahim ayat 40-41:

“Ya Tuhanku, jadikanlah Aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap

mendirikan shalat, Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. Ya Tuhan

kami, beri ampunlah Aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang

mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)". (Q.S. Ibrahim/14 : 40-

41)16

14

Umar Hasyim, Anak Sholeh, hlm. 73.

15 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, hlm. 284.

16 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, hlm. 260.

Page 82: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

69

b. Do‟a Nabi Sulaiman yang terdapat surat an-Naml ayat 19:

“Maka dia tersenyum dengan tertawa Karena (mendengar) perkataan

semut itu. dan dia berdoa: "Ya Tuhanku berilah Aku ilham untuk tetap

mensyukuri nikmat mu yang Telah Engkau anugerahkan kepadaku dan

kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang

Engkau ridhai; dan masukkanlah Aku dengan rahmat-Mu ke dalam

golongan hamba-hamba-Mu yang saleh". (QS. an-Naml/27 : 19)17

c. Do‟a Nabi Nuh yang terdapat dalam surat Nuh ayat 28:

“Ya Tuhanku! ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke

rumahKu dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan

perempuan. dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang

zalim itu selain kebinasaan". (QS. Nuh/71 : 28)18

Anak mempunyai kewajiban untuk berbuat baik kepada kedua

orang tua yang sudah meninggal dunia. Adapun caranya sebagai berikut:

1. Mendo‟akan kedua orang tua dan memintakan ampun kepada Allah

Ini termasuk berbakti kepada kedua orang tua yang telah

meninggal dunia ikut serta dalam menshalati jenazahnya. Dengan

tujuan semua bentuk amal kebaikan bisa diterima di sisi Allah. Dan

tidak hanya berdo‟a saat berada di atas batu nisan orang tua, akan

tetapi mendo‟akan kedua orang tua yang telah meninggal dunia tidak

17

Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, hlm. 387.

18 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, hlm. 571.

Page 83: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

70

terpancang oleh waktu dan keadaan, di mana saja berada ada

kesempatan diperbolehkan untuk berdo‟a.19

2. Menyalati dan memohonkan ampun bagi dosa-dosa orang tua

Agama Islam menganjurkan untuk menziarahi kubur orang tua

yang sudah meninggal setelah prosesi menyalati, pemakaman telah

usai. Dengan tujuan benar-benar menjadi manusia yang berbakti

kepada kedua orang tua secara sempurna, dalam keadaan masih hidup

ataupun sudah meninggal dunia.20

Namun dalam ketentuan bahwa tidak boleh mendo‟akan atau

memohonkan ampun serta menyalati orang-orang kafir atau meninggal

dunia dalam keadaan tidak Islam. Hal ini sesuai dengan al-Qur‟an surat

at-Taubah ayat 80, yaitu:

“Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan

ampun bagi mereka (adalah sama saja). Kendati pun kamu

memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah

sekali-kali tidak akan memberi ampun kepada mereka. Yang demikian

itu adalah karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan Allah

tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik, (Q.S. At-Taubah/9 :

80).21

Hal ini bukan disebut anak yang sholeh dikarenakan tidak

mendo‟akan orang tua yang telah meninggal dunia, akan tetapi

disebabkan karena kemusyrikan atau kekafiran mereka yang tidak

boleh mendo‟akan orang tua.

19

Umar Hasyim, Anak Sholeh, hlm. 66.

20 Labib, Etika Mendidik Anak Menjadi Sholeh (Surabaya: Putra Jaya, 2007), hlm. 76.

21 Al-Qur'an Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, hlm. 200.

Page 84: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

71

3. Memenuhi segala pesan, wasiat dan menjunjung tinggi nama baik

orang tua

Di antara cara berbakti kepada kedua orang tua adalah

memenuhi segala pesan dan wasit orang tua setelah meninggal dunia.

Namun pesan dan wasiat yang baik, tidak melanggar ajaran Islam.

Memenuhi pesan dan wasiat serta menjunjung tinggi nama baik orang

tua meninggal dunia adalah sama halnya dengan memenuhi pesan dan

menjunjung tinggi nama baik orang tua ketika masih hidup.

Orang tua telah berpesan hal yang baik dan berwasiat kebaikan

anak harus memenuhi pesan tersebut, karena itu merupakan tanda anak

masih mencintai dan berbakti kepada kedua orang tua meskipun telah

meninggal dunia.22

4. Menghubungkan silaturrahim

Kata silah adalah sebuah perkataan dari berbahasa Arab shilah,

yang artinya hubungan, dan rahmi atau rahim adalah ruhum tempat

anak atau asal kejadian manusia dalam perut ibunya. Adapun ruhum

berarti kasih sayang atau rahmat antara sesama manusia.

Anak mempunyai silah atau hubungan yang erat dengan ibu

bapaknya, dan kepada kerabat lainnya. Dan memutuskan hubungan

silaturrahim merupakan perbuatan dosa yang besar dan mendapatkan

siksa dari Allah. Karena hal ini sesuatu yang sangat penting dan harus

mendapat perhatian dari umat Islam secara keseluruhan.

Meskipun orang tua sebenarnya termasuk kerabat, tetapi dalam

agama Islam kerabat dibedakan menjadi dua (2), yaitu: pertama,

kerabat yang ada hubungannya dengan kelahiran seperti ibu, bapak dan

saudara. Kedua, keluarga atau kerabat yang berhubungan dengan

rahim, seperti paman, bibi dan lain sebagainya.23

22 Umar Hasyim, Anak Sholeh, hlm. 77.

23 Umar Hasyim, Anak Sholeh, hlm. 78.

Page 85: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

72

B. Pendidikan Etika Bagi Orang Tua

Pendidikan etika bagi orang tua merupakan dari peranan serta

tanggung jawab kedua orang tua (ayah dan ibu) terhadap anak.

1. Kedudukan Orang Tua

Dalam sebuah rumah tangga, orang tua mempunyai kedudukan

yang sangat menentukan. Dari kedudukan tersebut melahirkan suatu

kewajiban dan tanggung jawab bagi dirinya sendiri serta hak bagi anggota

keluarga yang lain. Ibu bapak mempunyai posisi sebagai tempat rujukan

bagi anaknya baik dalam soal moral maupun untuk memperoleh informasi.

Peran ini harus disadari seseorang semenjak dia menjadi Ibu atau Bapak

dari anak-anak yang menjadi amanahnya.

Adapun kedudukan orang tua adalah sebagai berikut :

a) Sebagai Pelindung dan Pemelihara

Suatu kenyataan bahwa anak lahir sebagai seseorang individu yang

lemah yang memerlukan bantuan orang lain untuk menjaga kelangsungan

hidupnya. “ Potensi-potensi yang dibawa sejak lahir itu justru akan

berkembang dalam pergaulan hidup sesama manusia maka anak manusia

yang baru dilahirkan itu tidak akan menjadi manusia sebenarnya.” 24

Maka menjadi kewajiban orangtualah untuk membimbing,

mendorong, dan mengarahkan agar berbagai potensi tersebut dapat tumbuh

dan berkembang secara wajar, sehingga anak dapat tumbuh menjadi

individu yang berdaya guna yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya

(jasmani maupun rohani) dan dapat melakukan sosialisasi dengan

lingkungannya.

Kewajiban orang tua sebagai pelindung dan pemelihara keluarga

meliputi pemeliharaan segi moral maupun material. Adapun bagi anak

intinya membantu anak memenuhi kebutuhannya demi menjaga

kelangsungan hidupnya. Kebutuhan tersebut antara lain :

24

Zuhairini, dkk., Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara, 1992), hlm.192.

Page 86: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

73

1. Kebutuhan Jasmani/biologis, yang merupakan kebutuhan hidup

primer seperti makan, pakaian dan tempat tinggal.

2. Kebutuhan Psikis, “Kebutuhan ini meliputi kebutuhan rasa kasih

sayang, rasa aman, rasa harga diri, rasa kebebasan sukses dan

kebutuhan rasa tahu/mengenal.” 25

3. Kebutuhan sosial, yaitu untuk dapat bergaul dan berinteraksi dengan

lingkungannya, karena manusia merupakan makhluk sosial yang

mempunyai pembawaan untuk hidup bermasyarakat.

4. Kebutuhan Agama sebagaimana firman Allah :

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah),

(tetapkanlah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia

menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah)

agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak

mengetahui.”(Q.S.ar-Ruum/30 : 30). 26

5. Kebutuhan Paedagogis.

Kebutuhan pendidikan ini merupakan inti dari semua kebutuhan

anak, dalam arti semua kebutuhan anak tersebut diatas akan dapat

terpenuhi melalui bantuan dari orang lain berupa pendidikan.

Sehingga dalam perkembangannya anak akan dapat memenuhi

kebutuhannya sendiri dengan bekal pendidikan yang telah

diterimanya.

b) Sebagai Pendidik

Kedudukan orang tua sebagai pendidik merupakan tanggung

jawab kodrati. Karena anak dilahirkan dengan membawa sejumlah

25

Zakiah Darajat, Kesehatan Mental, (Jakarta: Gunung Agung,1986), hlm.76.

26 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, hlm. 408.

Page 87: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

74

potensi dimana potensi itu tidak akan berkembang dengan sendirinya

melainkan memerlukan bantuan dari orang lain untuk

mengembangkannya.

“Ayah dan ibu merupakan dwitunggal yang bersama-sama

menjalankan tugas pendidikan dalam keluarga yang dijalin

dengan kerjasama dan saling pengertian sebaik-baiknya, agar

timbul keserasian dalam menunaikan tugas tersebut baik yang

bersifat paedagogis ataupun psikologis dalam pembentukan dan

pengembangan watak/sikap anak”.27

c) Sebagai Peletak Dasar Pendidikan.

Manusia adalah makhluk yang harus dididik, agar fungsi

hidupnya dapat berfungsi dengan baik dan sempurna, sebab manusia

dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak tahu apa-apa. Allah

berfirman :

“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu dan manusia

dijadikan bersifat lemah”. (Q.S. an-Nisaa‟/4 : 28)28

Dan pada ayat lain Allah juga berfirman :

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan

tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamiu pendengaran,

penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur”. (Q.S. An Nahl/16 : 78) 29

Berdasarkan pada kedua ayat diatas dapat dipahami bahwa yang

lemah pada diri manusia itu adalah jasmaninya dan yang tidak tahu apa-

apa adalah rohaninya. Karena itu pendidikan bagi manusia adalah meliputi

pendidikan jasmani dan rohani. Pendidikan jasmani yang utama adalah

27

HM. Arifin, Hubungan Timbal balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan

Keluarga, (Jakarta: Bulan Bintang , 1978), hlm.88.

28 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, hlm. 83.

29 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, hlm. 285.

Page 88: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

75

agar dia menjadi kuat dan cekatan, sedangkan pendidikan rohani itu

meliputi berbagai segi, sebab rohani manusia itu terdiri dari berbagai

aspek. Para ahli jiwa mengatakan bahwa di dalam jiwa atau rohani

manusia terdapat enam rasa, yaitu rasa intelek, rasa susila, rasa seni, rasa

harga diri, rasa agama, dan rasa sosial. Apabila rasa intelek dididik, maka

manusia akan menjadi pintar, apabila rasa susila dididik, maka manusia

akan menjadi bermoral, begitu seterusnya. Untuk memenuhi pendidikan

anak yang demikian, maka orangtualah yang pertama kali memberikannya.

Jelaslah bahwa orang tua yang bertanggung jawab untuk

mengembangkan potensi yang dimiliki seorang anak sebelum potensi itu

dikembangkan oleh pendidik yang lain.

Menurut Zakiah Derajat, “Orang tua merupakan pendidik pertama

dan utama bagi anak-anak mereka, karena merekalah anak mula-mula

menerima pendidikan.”30

Jadi sebelum anak mengenal lembaga lain seperti

sekolah dan lembaga lainnya, maka yang pertama kali yang dikenal oleh

adalah lingkungan keluarga dan orang tua sebagai pemimpin sekaligus

gurunya, sehingga anak-anak memperoleh dasar-dasar pendidikan yang

akan dikembangkan lebih lanjut melalui lembaga-lembaga pendidikan

lain.

2. Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak

Islam telah memberikan pernyataan bahwa anak dilahirkan dalam

keadaan lemah tidak berdaya, sehingga memerlukan uluran tangan untuk

meyentuhnya, dalam arti mengajar, membimbing dan mengarahkannya.

Maka fase pertama, orangtualah yang paling dominan dalam merubah

sikap dan karakter anak.

Pendidikan merupakan faktor penting yang harus diberikan kepada

anak, mengingat anak-anak merupakan calon pemimpin, tiang dan penentu

masyarakat di masa mendatang, sehingga dapat dikatakan yang menjadi

hak anak adalah menjadi kewajiban orang tua yang didalamnya termasuk

30

Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 35.

Page 89: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

76

pendidikan. Misal shalat merupakan kewajiban bagi setiap muslim, maka

dari itu dalam keluarga kedua orang tua mempunyai tanggung jawab untuk

perintah mendirikan shalat kepada anaknya, Hal ini berdasarkan hadis

Nabi saw:

) “Perintahlah kepada anak-anakmu untuk mendirikan shalat ketika sudah

berusia tujuh tahun dan pukulah ketika meninggalkan shalat dalam usia

sepuluh tahun dan pisahlah mereka dalam tempat tidur”. (H.R. Abu

Daud)31

Orang tua mempunyai peranan penting terhadap pendidikan anak.

Hal ini merupakan ciri-ciri dan watak rasa tanggung jawab setiap orang tua

.atas kehidupan anak-anak mereka untuk masa kini dan masa mendatangع

Karena itu tidak diragukan lagi bahwa tanggung jawab pendidikan secara

mendasar terpikul pada orang tua.

Orang tua merupakan orang dewasa pertama yang memikul

tanggung jawab pendidikan, sebab secara alami anak berada ditengah-

tengah ibu dan ayahnya pada masa-masa awal kehidupannya. Dari

merekalah anak mulai mengenal pendidikan. Dasar-dasar pandangan

hidup, sikap hidup, dan ketrampilan hidup banyak tertanam sejak anak

berada ditengah-tengah orang tuanya. Mereka dapat mengenalkan kepada

anak segala hal yang ingin beritahukan kepada anak atau anak sendiri

ingin mengetahuinya.32

Adapun pendidikan yang menjadi tanggung jawab orang tua,

menurut Zakiah Daradjat dan kawan-kawan, adalah sebagai berikut :

1. Memelihara dan membesarkan anak. Ini adalah bentuk yang paling

sederhana dari tanggung jawab setiap orang tua dan merupakan

dorongan alami untuk kelangsungan hidup manusia.

31

Imam al-Hafidh Abi Daud Sulaiman, Sunan Abi Daud, (Beirut: Darul Kutub al-Ilmiah,

1996), Juz I, hlm. 173.

32 Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1998), hlm.87.

Page 90: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

77

2. Melindungi dan menjamin keselamatan baik jasmaniah maupun

rohaniah, dari berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan

kehidupan, dari tujuan hidup yang sesuai dengan falsafah hidup dan

agama yang dianutnya.

3. Memberi pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh

peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan

setinggi mungkin yang dapat dicapainya.

4. Membahagiakan anak, baik dunia maupun akhirat, sesuai dengan

pandangan dan tujuan hidup muslim.33

Melihat kenyataan sekarang, bahwa tidak mungkin para orang tua

dapat memikul tanggung jawab itu sendiri secara sempurna, lebih-lebih

dalam masyarakat yang lebih maju. Hal ini wajar saja, karena hal itu

tidaklah sepenuhnya dipikul orang tua secara sendiri-sendiri, sebab mereka

sebagai manusia mempunyai keterbatasan-keterbatasan. Meskipun

demikian perlu diingat bahwa orang tua tidak dapat mengelakkan tanggung

jawab itu.

Anak adalah amanat Allah. Kalau orang tua tidak dapat

menunaikan amanat Allah dalam hal membimbing dan memelihara anak

tersebut, maka bukan tidak mungkin suatu dosa telah menjadi beban orang

tua sehingga membawa derita di akhirat.34

karena itulah maka orang tua

harus menjaga dan memelihara serta menyampaikan amanah itu kepada

yang berhak menerima.

Akibat salah didik terhadap anak, bisa berakibat sang anak akan

menjadi pemberang yang nakal terhadap orang tua. Salah didik atau

menelantarkan pendidikan anak adalah salah satu bentuk dari menyia-

nyiakan amanat Allah. Maka sebagai orang tua harus melaksanakan amanat

Allah sebaik-baiknya, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan

seperti di atas.

33

Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, hlm.38.

34 Umar Hasyim, Cara Mendidik Anak dalam Islam, (Surabaya: Bina Ilmu,1983), hlm

.21.

Page 91: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

78

Dalam kefitriannya, anak membawa potensi yang siap dikembang-

kan, baik melalui tangan orang tuanya, pendidik maupun masyarakat

sekitarnya. Akan tetapi yang lebih utama dalam mengembangkan potensi

tersebut adalah orang tua. Karenanya orang tua harus pandai dan bijak

dalam memberikan arahan, bimbingan dan pendidikan bagi anak-anaknya.

Sebagai perwujudan dari keikutsertaan orang tua dalam mendidik

anak, ada beberapa aspek yang sangat penting untuk diperhatikan orang tua,

yaitu :

1. Pendidikan Ibadah

2. Pokok-pokok ajaran Islam dan membaca Al Qur‟an

3. Pendidikan Akhlakul Karimah

4. Pendidikan Aqidah Islamiyah

Keempat aspek pendidikan tersebut mencakup dalam pengertian

yang terkandung dalam surat Lukman ayat 12-19.35

Jadi jelaslah kiranya

pembahasan mengenai peranan orang tua terhadap pendidikan anak, dan

selanjutnya akan dibahas mengenai konsep-konsep pendidikan Islam yang

meliputi beberapa hal yang akan diuraikan kemudian.

Orang tua sedikit demi sedikit membimbing dan mengarahkan

sikap dan perilaku anak sesuai dengan ukuran pada orang tua, dan sesuai

dengan ajaran-ajaran agama yang diyakininya yakni agama Islam.

Sebagaimana firman Allah SWT. dalam surat Al-baqarah : 132

“… Hai anak-anakku ! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini

bagimu, maka jangan kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.”

(Q.S. al-Baqarah/2 : 132)36

Dalam keluarga orang tua bertanggung jawab memberikan

pendidikan kepada anak berdasarkan nilai-nilai akhlak yang luhur.

Pembentukan pribadi yang mempunyai budi pekerti merupakan tujuan

35

HM. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka, Pelajar,

1996), hlm.105.

36 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, hlm. 20.

Page 92: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

79

utama dalam pendidikan Islam, karena akan tercermin pribadi yang mulia.

Adapun pribadi yang mulia adalah pribadi yang hendak ingin dicapai

dalam mendidik anak dalam keluarga. Perhatian dan pengamatan sangat

diperlukan terhadap anak, realitas yang ada lingkungan mempunyai

pengaruh besar terhadap perkembangan anak. Sebagai orang tua harus

mampu memperlihatkan sikap dan perilaku yang dianggap baik di mata

anak, sehingga rangsangan ke arah buruk anak bisa mengendalikan.

) “Kewajiban orang tua kepada anak adalah memberikan nama yang baik

dan tata krama ”. (H.R. Ibn Nujjar)37

Secara garis besar terdapat beberapa tanggung jawab orang tua

terhadap anak, di antaranya: bergembira menyambut kelahiran anak,

memberi nama yang baik, memperlakukan dengan lemah lembut dan

penuh kasih sayang, menanamkan rasa cinta terhadap keluarga,

memberikan pendidikan akhlak, menanamkan akidah tauhid,

menempatkan dalam lingkungan yang baik. Orang tua sebagai model bagi

anak, dikarenakan tanggung jawab orang tua dalam pendidikan merupakan

pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Sebagaimana model harus

mencerminkan yang terbaik dalam berbagai macam aspek penampilan

maupun gerakannya. Hal ini orang tua mengajarkan yang baik terhadap

anak.

C. Pendidikan Etika Bagi Keduanya

Manusia merupakan makhluk yang memerlukan pendidikan atau

“homo educandum”, karena dipandang sebagai “animal educabil” yang

artinya binatang yang dapat dididik dan harus dididik. 38

Hal ini

37

‘Alauddin Ali al-Muttaqi, Kanzul Ummal Fi Sunanil Aqwal Wal Af’al, (t. Muassasah

ar-Risalah), Juz 16, hlm. 461.

38 Ramayulis dkk., Pendidikan Islam Rumah Tangga, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), hlm.

6.

Page 93: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

80

menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang diberi akal oleh Allah

untuk menggunakan dalam kehidupannya.39

Anak lahir dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan dalam

keluarga. Anak mendapatkan norma-norma pada anggota keluarga, baik

ayah, ibu maupun kakak bahkan di lingkungan sekitar. Artinya orang tua

dalam mendidik dan memelihara anak merupakan tugas secara kodrati

sebagai manusiawi sebagai orang tua.40

Sebagai orang tua mempunyai

cita-cita yang tinggi bahwa anak-anaknya kedepan memiliki kepribadian

yang baik dan bisa berbakti kepadanya. Berbakti terhadap orang tua dalam

ajaran Islam merupakan kewajiban bagi seorang anak.

Orang tua merupakan orang yang pertama dalam keluarga yang

selalu erat hubungannya dengan anak-anaknya, maka orang tua

mempunyai pengaruh yang sangat besar baik pengaruh negatif ataupun

pengaruh positif terhadap anak-anaknya. Dalam keluarga anak dan orang

tua mempunyai kewajiban masing-masing, dan semuanya berawal dari

pendidikan yang diberikan oleh orang tua. Oleh karena itu orang tua harus

hati-hati dan banyak perhitungan di dalam menanamkan pengaruhnya ke

arah cita-cita yang diidam-idamkan anaknya. Adapun hubungan antara

orang tua dengan anaknya antara lain adalah sebagai berikut :

1. Hubungan Biologis

Anak merupakan amanat dari Allah yang diberikan kepada orang

tua yang harus dididik dan diasuh agar nantinya dapat meneruskan dan

melanggengkan garis keturunannya. Anak tercipta lantaran adanya

hubungan yang harmonis antara suami istri setelah melalui proses

pernikahan menurut syariat yang telah ditentukan.

2. Hubungan Psikologis

Pada usia dini anak sedang mengalami perkembangan dan

pertumbuhan. Perkembangan kejiwaannya belum stabil, masih mengalami

39

M. Sholeh Noor, Pendidikan Islam, (Semarang: IAIN “Walisongo”, 1987), hlm. 63.

40 M. Sholeh Noor, Pendidikan Islam, hlm. 63.

Page 94: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

81

kegoncangan-kegoncangan. Oleh sebab itu diperlukan pengarahan dari

orang tua untuk membimbingnya.

3. Hubungan Sosiologis

Antara orang tua dan anak-anaknya dapat mengembangkan

hubungan yang hangat dan akrab yang didasarkan atas saling mengasihi

dan saling menghargai

4. Hubungan Religius

Kehidupan keagamaan anak secara umum akan meniru keagamaan

orang tuanya, atau dengan kata lain orangtualah yang akan membentuk

keagamaan anak, yaitu melalui latihan dan bimbingan.

Agar nantinya mempunyai keagamaan yang baik, dianjurkan

kepada orang tua untuk mempersiapkan diri sedini mungkin, yaitu sejak

mulai mencari pendamping hidup.41

Anak dilahirkan dengan perantara bapak dan ibu yang dipenuhi

rasa kasih sayang serta tanggung jawab untuk mendidiknya. Dengan

demikian hal yang wajar bahwa berbakti dan berlaku yang benar kepada

orang tua merupakan suatu keharusan, baik dilihat dari sisi agama maupun

kemanusiaan. Anak diciptakan memiliki suatu potensi yang positif untuk

melakukan suatu perbuatan, tetapi tergantung dalam pendidikan yang

diberikannya.42

Untuk mengenalkan, mendidik dan menanamkan akhlak yang

terpuji kepada anaknya, orang tua harus memberikan contoh kepadanya.

Karena jika kedua orang tua mendidiknya dengan akhlak yang terpuji,

sedangkan mereka tidak memberikan contoh atau tidak melakukannya,

maka si anak akan memprotesnya. Atau bahkan anak akan membalikkan

kepada orang tuanya apabila si anak melakukan perbuatan yang tidak

terpuji. Di sinilah kedua orang tua harus berhati-hati dalam berperilaku

41

Kartini Kartono, Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis, (Bandung: Mandar Maju,1992),

hlm. 116.

42 Labib, Etika Mendidika Anak Menjadi Sholeh, hlm. 45.

Page 95: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

82

baik tingkah laku maupun bahasa dalam kehidupan sehari-hari di depan

anak-anaknya.

Peran dan tanggung jawab kedua orang tua dalam mengenalkan,

mengajarkan dan menanamkan akhlak terhadap anak-anaknya sangat

penting. Hal ini karena si anak telah mengetahui dan memahami mana

perbuatan yang termasuk akhlak mahmudah dan mana perbuatan yang

termasuk akhlak madzmumah. Di sisi lain, si anak akan terbiasa

melakukan perbuatan yang terpuji dan terbiasa meninggalkan akhlak yang

tercela. Sehingga ia memiliki fondasi yang sangat kuat akan sikap dan

perilakunya dalam kehidupan sehari-hari bila ia dewasa kelak.

Orang tua sebagai kepala atau pemimpin keluarga mempunyai

tanggung jawab yang tidak ringan bagi kelangsungan hidup seluruh

anggotanya, baik dalam membimbing, melindungi atau mendidik anak.

Sebab anak merupakan amanat Allah yang diberikan kepada orang tua

untuk dididik agar nantinya mendapatkan kebahagiaannya di dunia dan di

akhirat.

Di dalam kehidupan sehari-hari, orang tua merupakan cermin masa

depan anak-anaknya. Apabila di dalam rumah tangga tercipta hubungan

yang harmonis antara anggota keluarga yang satu dengan yang lainnya,

saling memenuhi hak masing-masing serta saling menghormati, maka

sudah tentu anak-anak pada masa yang akan datang akan selalu

menjunjung tinggi perintah orang tuanya, memelihara dan menjaganya

ketika usia lanjut. Sebab pada awal mulanya orang tua tersebut

memberikan contoh langsung dalam bentuk perbuatan berbakti kepada

orang tua.43

Tujuan dalam pemeliharaan dan pendidikan anak adalah untuk

menciptakan suatu karakter yang baik dan mempunyai pola pikir yang

berdasarkan tatanan kehidupan, baik secara umum maupun agama. Ajaran

Islam mengajarkan hak anak kepada orang tua maupun sebaliknya.

43

Labib, Etika Mendidika Anak Menjadi Sholeh, hlm. 49.

Page 96: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

83

Mengingat pentingnya pendidikan anak dalam keluarga, maka orang tua

harus melaksanakan tugas dan fungsi edukatif dengan sebaik-baiknya.

Maka tidak ada alternatif lain bagi orang tua kecuali untuk mendidik anak

dan membimbingnya dan ini mutlak diperlukan oleh anak. Yang dimaksud

dengan pendidikan di sini adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar

oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani menuju

terbentuknnya kepribadian yang utama.

Anak sholeh merupakan dambaan setiap orang tua, selain

mempunyai sikap yang baik akan tetapi juga terdapat nilai bahwasanya

anak sholeh yang mendo‟akan kepada orang tuanya merupakan salah amal

yang tidak akan terputus, meskipun telah meninggal dunia.

Page 97: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

84

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dari permasalahan yang penulis paparkan dalam skripsi ini, maka

penulis dapat menarik simpulan adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan etika merupakan tentang perbuatan mendidik etika, ilmu-ilmu

mendidik, pengetahuan tentang pendidikan etika dan pemeliharaan

(latihan-latihan) badan, batin dan jasmani untuk pembelajaran. Dalam

suatu kehidupan manusia tidak lepas dari aturan yang ada, baik dalam

lingkungan maupun agama. Dalam interaksi antara anak dan orang tua

harus mempunyai tanggung jawab yang benar dalam perbuatan.

Dikarenakan keluarga merupakan pendidikan awal untuk mendidik anak.

Dari sinilah anak akan mempunyai sikap terhadap orang tua yang

diperoleh dari pendidikannya terutama dalam keluarga sendiri.

Keluarga atau orang tua merupakan lembaga yang pertama dan

utama dalam memberikan dasar-dasar pendidikan anaknya. Pendidikan

dalam keluarga sangat menentukan kepribadian anak di masa depan, baik

dari segi pengetahuan dan tingkah lakunya. Dan ini harus dimulai dan

dikembangkan sejak dini karena akan sangat membekas pada diri anak dan

merupakan landasan kepribadian yang kokoh untuk menuju terbentuknya

pribadi muslim yang seutuhnya.

Anak mempunyai kewajiban terhadap kedua orang tua adalah

berbakti, menghormati dan menghargainya baik dalam hal perkataan

maupun perbuatan. Baik keadaan kedua orang masih hidup atau telah

meninggal dunia bahkan telah mencapai usia lanjut.

2. Al-Qur’an telah menjelaskan mengenai pendidikan etika seorang anak dan

orang tua di dalam keluarga. Hal ini dalam al-Qur’an surat al-Isra’ ayat 23-

24, surat tersebut mengandung perintah untuk berbuat baik kepada kedua

Page 98: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

85

orang tua. Keterangan para muffasir dalam menafsirkan surat al-Isra’

tersebut bahwa birrul walidain (berbuat baik kedua orang tua) mempunyai

kesimpulan singkat adalah dari tidak boleh mengeluarkan perkataan yang

bisa menimbulkan kesal kepada orang tua, membentak, namun

merawatnya meskipun sudah berusia lanjut. Dan merendah di hadapan

orang tua meskipun anak lebih pandai serta sikap yang harus dimiliki anak

adalah tawadhu’ dan mendo’akan mereka.

3. Konsep pendidikan etika bagi anak merupakan kewajiban anak untuk

berbuat baik kepada kedua orang tua baik masih hidup keduanya atau telah

meninggal dunia. Dikarenakan hal itu sebuah perintah serta bentuk ibadah

kepada Allah sesama makhluk-Nya. Dan juga keridhoan Allah terletak

dalam keridhoan kedua orang tua. Dan patuh semua perintah dari kedua

orang tua selama tidak mengakibatkan kemusyrikan kepada Allah atau

dalam bentuk maksiat.

Dilarang seorang anak untuk mengatakan perkataan uf yang

berarti ah, hus, kesal, bosan atau yang mengandung penghinaan dan

mempunyai maksud menyakitkan kedua orang tua. Meskipun kedua orang

tua sudah mencapai usia lanjut tetap diperlakukan dengan sebaik mungkin

dan menyinggung perasaan mereka berdua dengan perkataan yang tidak

sopan. Tidak boleh pula membentak kedua orang tua melainkan bersikap

yang baik dan mengatakan setiap sesuatu dengan perkataan yang mulia

dan lemah lembut.

Anak mempunyai kewajiban untuk bertawadhu’ dan merasa rendah

dihadapan kedua orang tua serta mendo’akan kepada Allah semoga rahmat

dan ampuan-Nya tetap terlimpahkan kepada kedua orang tua. Atau

menziarahi kuburan orang tua yang sudah meninggal dunia dengan

mengirimkan do’a buat mereka agar supaya semua amal kebaikan diterima

di sisi Allah.

Pendidikan etika bagi orang tua merupakan dari peranan serta

tanggung jawab kedua orang tua kepada anak. Kedudukan orang tua

Page 99: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

86

sebagai pendidik merupakan tanggung jawab kodrati dan melahirkan

suatu kewajiban dan tanggung jawab bagi dirinya sendiri serta hak bagi

anggota keluarga yang lain. Ibu bapak mempunyai posisi sebagai tempat

rujukan bagi anaknya baik dalam soal moral maupun untuk memperoleh

informasi. Karena anak dilahirkan dengan membawa sejumlah potensi

dimana potensi itu tidak akan berkembang dengan sendirinya melainkan

memerlukan bantuan dari orang lain untuk mengembangkannya.

Di dalam kehidupan sehari-hari, orang tua merupakan cermin masa

depan anak-anaknya. Jadi dalam keluarga orang tua dan anak mempunyai

peranan masing-masing dalam melaksanakan hak dan kewajibannya. Anak

yang mempunyai kewajiban untuk birrul walidain serta menghormati dan

menghargai dalam hidupnya namun sebelumnya pendidikan dari kedua

orang tua sangat mempengaruhi dalam diri anak.

B. Saran-saran

Sehubungan dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini, ada

beberapa hal yang hendak perlu diperhatikan anak terhadap orang tua:

1. Hendaknya selalu menanamkan rasa syukur bahwa betapa mulianya jasa

orang tua dengan penuh kasih sayangnya dari masih dalam kandungan

hingga tumbuh besar

2. Hendaknya berusaha untuk berbuat baik kepada orang tua, meskipun

mereka telah berusia lanjut.

3. Hendaknya bertawadhu’ dan menaatinya dalam semua perintah yang tidak

mengakibatkan kedurhakaan kepada Allah dan berbicara dengan kata-kata

atau ucapan yang baik serta mendo’akan kedua orang tua untuk

memintakan ampunan kepada Allah.

4. Sebagai orang tua hendaknya memperhatikan dari pendidikan dan

kebutuhannya anak, sehingga potensi yang dimiliki mampu

memaksimalkannya.

Page 100: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

87

C. Penutup

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat

Ilahi Rabbi, Tuhan yang menciptakan langit, bumi serta isinya untuk

kemaslahatan dan kesejahteraan umat manusia, khususnya orang yang

beriman, serta memberi kekuatan dan kesabaran kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bisa bermanfaat kepada semua pihak, khususnya

bagi penulis sendiri dan mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo serta masyarakat pada umumnya. Amiin

Page 101: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Yatimin, Pengantar Pendidikan Etika, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2006.

_________, Studi Akhlak Dalam Perspektif al-Qur’an ,Jakarta: Amzah, 2007.

Achmad, Mudlor, Etika dalam Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 2006.

al-Abrasyi, Muhammad „Athiyah, Dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan

Bintang, 1974.

al-Farmawi, Abd. al-Hayy, Metode Tafsir Mawdhu’iy, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 1996.

al-Ghazali, Muhammad, Akhlak Seorang Muslim, Semarang: Wicaksana, 2001.

al-Hafidh, Imam Jalil, Mukhtashor Tafsir Ibn Kastir,Suriah: Daru bil Qalam al-

Arabi, t.th .

al-Hasan, Abi, an-Nuktu wal ‘Uyun Tafsir al-Mawardi, Beirut: Darul Kutub al-

Ilmiyah, t.th, Juz 3.

al-Hasyimi, Muhammad Ali, Menjadi Muslim Ideal Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Offset, 2001.

al-Husain, Imam Abi Muhammad, Tafsir al-Baghowi, Beirut: Darul Kutub al-

Ilmiyah, t,th, Juz 3.

Ali, Mohammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada, 2004.

al-Jumbulati, Ali, dan Abdul Futuh al-Tuwaanisi, Perbandingan Pendidikan

Islam, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002,.

al-Maraghi, Ahmad Musthofa, Tafsir al-Maraghi, Mesir: Musthofa al-Halbi wa

Auladih, t. th, juz 13.

al- Mas‟udi, Hafidh Hasan, Taisirul Akhlak Fi Ilmil Akhlak, Semarang: Maktabah

al-Alawiyah

_________, Terjemah. Tafsir al-Maraghi, terj. Hery Noer Aly, dkk., Semarang:

Toha Putra, 1993.

al-Muttaqi, Alauddin Ali, Kanzul Ummal Fi Sunanil Aqwal Wal Af’al, t.

Muassasah ar-Risalah, Juz 16.

Page 102: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

Aly, Hery Noer, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Logos, 1998.

Amin, Ahmad, Etika, Jakarta: Bulan Bintang, 1995.

an-Nahlawi, Abdurrahman, Ushul al-Tarbiyah al-Islamiyyah wa Asalibuha, Terj.

Herry Noer Ali, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam : dalam

Keluarga, di Sekolah dan di Masyarakat Bandung: CV. Diponegoro,

1989.

Arifin, HM., Hubungan Timbal balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah

dan Keluarga, Jakarta: Bulan Bintang , 1978.

Arifin, Zaenul, dkk., Moralitas al-Qur’an dan Tantangan Modernitas,

Yogyakarta: Gama Media Offset, 2002.

Ar-Rifa‟i Muhammad Nasib,. Penj. Syihabuddin, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir

Jakarta: Gema Insani, 1999, . 46.

as-Shiddiey, Muhammad Hasbi, Tafsir al-Qur’anul Majid an-Nur, Semarang:

Pustaka Rizki Putra, 2000.

Az-Zikr, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007.

az-Zuhaily, Wahbah, Tafsir al-Munir, Beirut: Darul Fikr, t.th.

Daradjat, Zakiah, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996.

_________, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Jakarta : Ruhama,

1995, hal. 64.

_________, Kesehatan Mental, Jakarta: Gunung Agung,1986.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: Al-Jumanatul

„Ali, 2005.

Djamarah, Syaiful Bahri, Pola Komunikasi Orang Tua Dan Anak Dalam

Keluarga, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004.

Djatnika, Rachmat, Sistem Etika Islam, Jakarta : Pustaka Panjimas, 1996.

Fakhruddin, Imam,, Tafsir al-Kabir, Beirut: Darul Kutub al-Ilmiah, t.th, Jilid 10.

Fakhry, Majid, Etika dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1996.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Jilid I, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2001.

Page 103: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

Halim, Nipan Abdul, Anak Saleh Dambaan Keluarga, Yogyakarta: Mitra Pustaka,

2003.

Hamka, Tafsir al-Azhar, Singapura: Pustaka Nasional, 1999.

Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2005,

Hasyim, Umar, Cara Mendidik Anak dalam Islam, Surabaya: Bina Ilmu,1983.

Hasyim, Umar, Anak sholeh, Surabaya: PT Bina Ilmu, 1995

Husein, Ibnu, Pribadi Muslim Ideal, Semarang :Pustaka Nuun, 2004.

Idris, Zahara, Dasar-dasar Kependidikan, Padang: Aksara Raya, 1987.

Imam Abi al-Husain Muslim Ibnu al-Hajjaj Ibnu Muslim, Shahih Muslim Syarah

al-Nawawiy, Juz IV Indonesia : Maktabah Dahlan, t.th, hal. 2047.

Kartono, Kartini, Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis, Mandar Maju, Bandung,

1992.

Labib, Etika Mendidik Anak Menjadi Sholeh, Surabaya: Putra Jaya, 2007.

Langgulung, Hasan, Manusia dan Pendidikan: Suatu Analisa Psikologi dan

Pendidikan Jakarta : al-Husna Zikra, 1995.

Ma‟arif, Syamsul, Revitalisasi Pendidikan Islam, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.

Mazhahiri, Husain, Surga Rumah Tangga Jakarta : Titian Cahya, 2001.

Muhadjir, Noeng, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996.

Muhammad, Sayyid, at-Tahliyah wa Targhib Fi at-Tarbiyah Wat Tahdhib,

Surabaya: al-Hidayah

Nasution, Thamrin, Peranan Orang tua dalam Meningkatkan Prestasi Belajar

Anak, Gunung Mulia, Jakarta, 1989.

Noor, M. Sholeh, Pendidikan Islam, Semarang: IAIN “Walisongo”, 1987.

Ramayulis dkk., Pendidikan Islam Rumah Tangga, Jakarta: Kalam Mulia, 2001.

Salim, Abd. Muin, Metodologi Ilmu Tafsir, Yogyakarta: Teras, 2005.

Sapuri, Rafy, Psikologi Islam. Jakarta : Rajawali Pers, 2009.

Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah, Jakarta: Lentera Hati, 2005.

Page 104: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

_________, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Jakarta:

Lentera Hati, 2002, Vol. 7.

Su‟ud, Imam, Abi Tafsir Abi Su’ud, Beirut: Daru Ihya‟ at-Tarku al-Arabi, t.th, Juz 5.

Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, Jakarta: PT Rineka Cipta,

2005.

Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, Jakarta: Rajawali Pers, 1997.

Sulaiman, Imam al-Hafidh Abi Daud, Sunan Abi Daud, Beirut: Darul Kutub al-

Ilmiah, 1996, Juz I..

Sunarto, Achmad, Diterjemahkan dari kitab aslinya Riyadhus Shalihin, Jakarta:

Pustaka Amani, 1999.

Surackhmat, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung: Tarsito, 1998.

Syadzali Ahmad,dan Ahmad Rifa‟i, Ulumul Qur’an I, Bandung: Pustaka Setia,

1997.

Syaikh Abdul Malik bin Abdul Karim Abdullah HAMKA, Tafsir al-Azhar,

Surabaya: Yayasan Latimojong, 1981, Juz XV.

Tahlan, Musthafa, Muhammad Muslim Ideal Masa Kini, Jakarta: Cendikia Sentra

Muslim, 2000.

Thoha, Chabib, Kapita Selekta Pendidikan Islam Yogyakarta : Pustaka Pelajar,

1996.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat

Bahasa, 2008.

Ya‟qub, Hamzah, Etika Islam, Bandung: Diponerogo, 1985.

Yusuf, Syamsul, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung : Remaja

Rosdakarya, 2001.

Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Page 105: KONSEP PENDIDIKAN ETIKA BAGI ANAK DAN ORANG …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · saya kirim naskah skripsi saudara: Nama: Khasan Farid NIM : 063111029

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap : Khasan Farid

2. Tempat & Tgl. Lahir : Semarang, 18 Desember 1987

3. NIM : 063111029

4. Alamat Rumah : Kp. Randusari Rt. 03 Rw. 02 Kec. Gunung Pati Semarang

HP : 081390044298/085641197308

E-mail : [email protected]

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal

a. MI Raudhatul Atfal Gunung Pati Lulus tahun 2000

b. MTs Darul Ulum Suruh Kab.Semarang Lulus tahun 2003

c. MAN Suruh Kab.Semarang Lulus tahun 2006

d. IAIN Walisongo Semarang Lulus tahun 2011

2. Pendidikan Non- Formal

a. Pon-Pes an-Nibros al-Hasyim as-Salafy Suruh Tahun 2003 - 2006

b. Pon-Pes Rahmatan Lil ‘Alamin Mijen Tahun 2010 - sekarang

Semarang, 02 Juni 2011

Khasan Farid

NIM: 063111029