Upload
ridho-cinta-nita
View
20
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Konsep fisiologi Nifas
Citation preview
1
A. Konsep fisiologi Nifas (post partum)
1. Pengertian
Masa nifas (Puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Dimulai
sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari).
(Sunarsih, T.,dkk. 2011 : 1)
Post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali
pada keadaan tidak hamil serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota
baru. ( Regina, VT., R. 2011 : 61)
2. Tahapan Masa Nifas
a. Puerperium dini
Yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan, serta
menjalankan aktivitas layaknya wanita normal lainnya.
b. Puerperium intermediate
Yaitu suatu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya
sekitar 6-8 minggu.
c. Puerperium remote
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama
apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi
(Dewi, L. 2011 : 4 )
3. Klasifikasi lokia
a. Lokia rubra
Berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa-sisa selaput, set-set
desidua, verniks caseosa, lanugo, dan mekoneum selam 2 hari
pascapersalinan. Inilah lokia yang akan keluar selama dan sampai 3 hari
postpartum.
2
b. Lokia sanguilenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir yang keluar pada hari ke-
3 sampai ke- 7 pascapersalinan.
c. Lokia serosa
Dimulai dengan versi yang lebih pucat dari lokia rubra, lokia ini
berbentuk serum dan berwarna merah jambu kemudian menjadi kuning.
Cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke- 7 sampai hari ke- 14
pascapersalinan. Lokia alba mengandung terutama cairan serum, jaringan
desidua, leukosid, dan eritrosit.
d. Lokia alba
Dimulai dari hari ke- 14 kemudian makin lama makin sedikit hingga sama
sekali berhenti sampai satu atau dua minggu berikutnya. Bentuknya
seperti cairan putih berbentuk krim serta terdiri atas leukosit dan sel-sel
desi dua. (Saleha, S, 2009 : 56)
4. Pemeriksaan diagnostik
a. Hemoglobin/hemotokrit
b. Jumlah darah lengkap
c. Urinalisis
(Doengoes, M., E. 20011 : 380)
5. Penatalaksanaan
a. Ambulasi
Ambulasi dini dapat menurunkan terjadinya tromboembolisme dan
mempercepat penyembuhan klien dapat bergerak bebas diijinkan kalau
pengaruh anastesi hilang dan bebas analgetik trombus dapat terjadi pada
klien yang berbaring lebih dari 8 jam. Ambulasi sederhana dapat
dilakukan dengan :
Fleksi dan ekstensi pada telapak kaki
3
1) Rotasikan terhadap kaki
2) Fleksi dan ekstensi pada kaki
3) Tekan lutut diatas tempat tidur
b. Homan’s sign
Trombus dikatakan positif apabila homan’s sign adanya rasa nyeri, pada
saat kaki dilakukan dorso fleksi dan kemerahan, kaki dapat dinaikan
diatas bantal kagel exercite adalah untuk mengencangkan atau
menguatkan otot vagina dengan menguatkan otot-otot pelvis seorang
wanita dapat mencegah mengurangi kejadian kehilangan urine.
Tehniknya adalah seperti menahan perut, mengencangkan otot-otot
sekitar vagina dan bagian atas, tatakan otot dapat naik turun dapat juga
menahan BAK.
Senam nifas :
1) Pernafasan perut dengan berbaring dengan 2 kaki di tekuk, tarik
nafas melalui hidung dan perut dikencangkan buang nafas dengan
perut kendur
2) Baring dengan mengkontraksikan perut dan daerah bokong dalam
beberapa detik
3) Dagu di angkat kearah dada dengan menjaga bahu tetap diatas
tahan dalam beberapa detik kemudian kembali keawal lagi
4) Sit up
5) Angkat daerah pangkal paha dari perlaha-lahan di letakkan kembali
kelantai.
6) Peregangan dada angkat keluar tangan, atas dada tangan kiri di
tekuk di tekan oleh tangan kanan dan dilakukan bergantian selama
3 detik.
4
7) Putar lutut secara bersama-sama putar secara perlahan samapai
mencapai lantai.
(Novita, VT., R. 2001 : 65-68)
6. Proses Keperawatan
Pengkajian secara teoritis
a. Tanda-tanda vital
Tekanan darah cenderung menurun merupakan tanda kehilangan banyak
darah tekanan darah yang meningkat dapat disertai edema proteinuria,
sakit kepala dan penglihataan kabur.
b. Suhu
Pengukuran suhu dilakukan untuk mengetahui status dehidrasi (ringan-
berat) karena proses melahirkan selama 24 jam.
c. Nadi
Jika terjadi perdarahan maka nadi mulai cepat dan lemah.
d. Pernafasan
Jarang terjadi penurunan, apabila terjadi kenaikan, curigai adanya
perdarahan uterus.
e. Uterus
Pengeluaran plasenta dan vetus, maka uterus terjadi perubahan secara
drastis kembali keadaan nonpregnant .
f. Endometrium
Pada tahap involusi miometrium menekan pembuluh darah yang
memulai desidua dan perlekatan plasenta menimbulkan terjadinya
hemostatis (penghentian perdarahan).
g. Lokia
Ada 3 tahap pengeluaran lokia yang dimulai dari lokia rubra, serosa dan
lokia alba.
5
h. Perianal healing
(luka episiotomi harus dikaji dengan tanda-tanda REEDA )
R: Redness
E: Edema
E:Ecchymosis
D: Discharge
A: Approximation
i. Bladder
1) Kaji destensi bladder sehingga menyebabkan perubahan posisi dari
uterus atau diatas umbilikus
2) Bladder distensi akan terlihat menonjol mengelilingi supra pubic
3) Kesulitan berkemih sering ditemi karena efek dari persalinan: edema,
trauma dan lain-lain
j. Vagina
Terjadi edema akbat episiotomi ataupun tidak. Pada keadaan post
partum, mengalami perubahan menjadi atropi atau rapuh pada minggu
ketiga –keempat akibat dari peningkatan hormon estrogen. Klien yang
tidak menyusui akan mengalami perbaikan pada 6-10 minggu setelah
melahirkan karena estrogen kembali menjadi normal. Kadar estrogen
yang menurun pada masa periode laktasi akan menimbulkan gejala
atropi vagina, seperti penurunan lubrikasi vagina dan penurunan respon
seksual.
(Novita, VT., R. 2001 : 61-65)
6
5. Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan post partum menurut (Doenges, M., E. 2001: 399-400)
antara lain :
a. Pengkajian
1) Sirkulasi
Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800 ml.
2) Integritas ego
Dapat menunjukan labilitas emosional, dari kegembiraan, sampai
ketakutan, marah sampai menarik diri. Klien atau pasangan dapat
memiliki pertanyaan atau salah terima peran dalam pengalaman
kelahiran. Mungkin mengekspresikan ketidakmampuan untuk
menghadapi situasi baru.
3) Eliminasi
Kateter mungkin terpasang; urine jernih pucat. Bising usus samar, tidak
ada, atau jelas
4) Makanan/cairan
Abdomen lunak dengan tidak ada distensi pada awal.
5) Neurosensori
Kerusakan gerakan dan sensasi dibawah tingkat anestesia spinal
epidural
6) Nyeri/ketidaknyamanan
Mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari berbagai sumber, mis,
trauma bedah insisi, nyeri penyerta, distensi kandung kemih/abdomen,
efek-efek anestesia.
7) Pernafasan
Bunyi paru jelas dan vesikuler.
7
8) Keamanan
Balutan abdomen dapat tampak sedikit noda atau kering dan utuh.
Jalur parenatal, bila digunakan, paten, dan sisi bebas eritema, bengkak,
dan nyeri tekan
9) Seksualitas
Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus
Aliran lokhia sedang dan bebas bekuan berlebihan/banyak.
b. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri b.d trauma pembedahan
Tujuan :
Mengungkapkan berkrangnya nyeri, klien tampak rileks, mampu tidur
Intervensi :
a) Tentukan karakteristik dan lokasi ketidaknyamanan
b) Berikan informasi dan petunjuk antisipasi mengenai penyebab
ketidaknyamanan dan intervensi yang tepat
c) Evaluasi tekanan darah dan nadi
d) Anjurkan ambulasi dini
e) Kolaborasi dalam pemberian terapi analgesik
2) Resiko tinggi terhadap infeksi b.d trauma jaringan
Tujuan: bebas dari infeksi, tidak demam,
Intervensi :
a) Anjurkan dan gunakan teknik mencuci tangan dengan cermat dan
pembuangan pengalas kotoran.
b) Tinjau ulang kondisi / factor resiko yang ada sebelumnya
c) Kaji status nutrisi klien
d) Catat Hb dan Ht selama prosedur pembedahan
8
e) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi antibiotik sesuai
indikasi
3) Ansietas b.d krisis stuasi
Tujuan : klien terlihat rileks
Intervensi :
a) Kaji respon psikologis pada kejadian dan ketersediaan system
pendukung
b) Tetap bersama klien dan tetap tenang
c) Anjurkan klien mengungkapkan perasaan
d) Dukung kembali mekanisme koping yang diekspresikan
e) Diskusikan pengalaman atau harapan kehamilan anak pada masa
lalu
4) Harga diri rendah b.d kegagalan dalam peristiwa kehidupan
Tujuan : mengidentifikasi dan mendiskusikan perasaan negatif,
mengungkapkan percaya diri pada dirinya dan pada kemampuannya
Intervensi :
a) Tentukan perasaan yang biasanya dari klien tentang diri sendiri
dan kehamilan
b) Anjurkan mengungkapkan perasaan
c) Anjurkan untuk bertanaya dan memberikan informasi
d) Berikan komunikasi ferbal dan pengkajian dengan intervensi
e) Identifikasi perasaan lain sebagai rujukan setelah melahirkan
5) Kurang pengetahuan diri b.d efek-efek ansietas
Tujuan : mendemonstrasikan tehnik-tehnik untuk kebutuhan
perawatan diri
9
Intervensi :
a) Kaji psikologis klien
b) Tentukan tipe ansietas
c) Ubah posisi setiap 1-2 jam
d) Berikan bantuan sesuai dengan personal hygiene
6) Kurang pengetahuan mengenai prosedur pembedahan b.d kurangnay
mengenal informasi
Tujuan : mengungkapkan pemahaman tentang indikasi kelahiran
cesarea
Intervensi :
a) Kaji tingkat pengetahuan klien tentangprosedur pembedahan
b) Catat tingkat stress dan apakah prosedur direncanakan atau tidak
c) Berikan informasi akurat dengan istilah sederhana
d) Berikan penyuluhan pasca operasi
e) Diskusikan sensasi yang diantisipasi selama melahirkan dan periode
pemulihan