Upload
others
View
17
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam
{85
KONSEP DISIPLIN DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Iskandar Idris, AK., MA
Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Serambi Mekkah
ABSTRAK
Kedisiplinan mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Berkualitas atau tidaknya belajar siswa sangat dipengaruhi oleh faktor yang paling pokok yaitu kedisiplinan, di samping faktor lingkungan, baik keluarga, sekolah, serta bakat siswa itu sendiri. Tujuan disiplin untuk menumbuhkan sikap kepatuhan dan ketaatan dalam mengikuti tata cara yang telah diatur dan ditetapkan, memegang teguh sikap tersebut dan melaksanakannya dalam situasi dan kondisi apapun, tanpa ada keterbatasan. Dengan demikian akan timbul rasa keikhlasan, keridaan dan ketulusan dengan dihiasi penuh rasa senang dalam melaksanakan serangkaian peraturan kaidah-kaidah dan tata tertib yang telah ditetapkan. Disiplin dapat memberikan rasa aman bagi anak dan membantu anak menghindari perasaan bersalah, mendorong anak untuk mencapai apa yang diharapkan serta membimbing dalam mengambil keputusan. Pola pengembangan disiplin adalah; Membimbing dan mengarahkan, ketegasan, menjaga perasaan, memperhatikan sikap dan sopan santun, serta melecehkan perbuatan buruk. Key Word: Disiplin dan Pendidikan A. Pendahuluan
Semua aktivitas dalam pencapaian tujuan pendidikan perlu adanya
disiplin, baik untuk guru maupun murid. Dalam menjalankan tugasnya
sehari-hari guru dituntut berdisiplin dan menaati semua peraturan yang ada
di sekolah dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan
akan tercapai sesuai dengan yang dicita-citakan apabila seorang guru
Vol. 01, No. 01, Januari 2013
86}
mempunyai disiplin yang tinggi dan bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan proses belajar mengajar.
Disiplin yang baik adalah refleksi besarnya tanggung jawab
seseorang terhadap tugas-tugas yang diembankan kepadanya. Tanpa
disiplin seseorang,suatu komunitas, instansi, perusahaan sulit untuk
mencapai tujuannya. Ringkasnya disiplin adalah salah satu faktor untuk
meraih keberhasilan. Satu komitmen yang perlu diperhatikan adalah anak
yang tumbuh dan dibesarkan dalam suasana kurang disiplin, akan
berkembang menjadi pribadi yang kurang atau tidak disiplin dalam
perilaku kehidupannya. Sebaliknya anak yang tumbuh dan dibesarkan
dalam suasana sedemikian rupa dan didasari oleh suasana disiplin yang
sehat akan mampu berkembang dan mengembangkan pribadi-pribadi yang
penuh disiplin.
B. Pembahasan
1. Pengertian
Allen dalam Moedjiarto mengatakan disiplin merupakan suatu
latihan pikiran, atau badan, atau kemampuan moral untuk memperbaiki
prilaku melalui metode-metode hukum.1 Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia disiplin berarti latihan batin atau watak dengan maksud supaya
segala perbuatan selalu menaati dengan ketentuan yang berlaku.2
Selanjutnya Melayu Hasibuan menyatakan bahwa kedisiplinan merupakan
____________
1Moedjiarto, Sekolah Unggul, Metode untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan, (Bandung: Duta
Graha Pustaka, Anggota IKPI, 2002), hal. 123. Disiplin bila dilihat dari segi bahasanya adalah latihan
ingatan dan watak untuk menciptakan pengawasan (kontrol diri), atau kebiasaan mematuhi ketentuan
dan perintah. Lihat juga Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pendidikan dan Kewarganegaraan
untuk Siswa Kelas 2, Proyek Pembinaan Pendidikan Pancasila, Tahun Anggaran 1994/1995, (Jakarta:
Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah, 1994), hal. 33.
2Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ketiga Cet. III, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), hal. 109.
Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam
{87
kesadaran dan kesediaan menaati semua peraturan perusahaan dan norma-
norma sosial berlaku.3
Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara suka rela menaati
semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Sedangkan
kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan seseorang yang
sesuai dengan peraturan sekolah, baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
Kata disiplin adalah sebuah kata yang tidak asing dalam kehidupan dan
kata ini sudah memasyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Disiplin adalah mengikuti segala peraturan yang telah ditetapkan
dalam suatu lingkungan tertentu baik itu lingkungan sekolah, keluarga,
masyarakat maupun lingkungan besar yaitu negara. Menurut Syaiful Bahri
Djamarah disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan
kehidupan pribadi dan kelompok.4 Menurut Darwin disiplin adalah
mengikuti segala ketentuan yang berlaku dalam suatu lingkungan tempat
kita berada sehingga terhindar dari ganjaran-ganjaran dan mendapat
bimbingan.5
Sementara itu, Muhammad Surya memandang arti disiplin sebagai
hukuman, dalam arti disiplin diperlukan untuk menghindari terjadinya
hukuman karena adanya pelanggaran terhadap suatu peraturan tertentu.
Dalam pengertian yang lebih luas disiplin mengandung arti sebagai suatu
sikap menghormati, menghargai dan menaati segala pikiran dan ketentuan
yang berlaku.6 Adapun dalam lingkungan keluarga dan masyarakat,
disiplin bermakna penyesuaian sikap dan tingkah laku terhadap teknik
____________
3Melayu Hasibuan, SP, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hal.
192.
4Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 12.
5Darwin, Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta: Indonesia Ghalia, 1998), hal. 41.
6Muh Sury, Bina Keluarga, (Jakarta: Aneka Ilmu, 2003), hal. 129.
Vol. 01, No. 01, Januari 2013
88}
bentuk undang-undang dan kaidah kehidupan bersama. Tetapi ada juga
yang menyebutkan bahwa disiplin adalah suatu sikap yang timbul dalam
diri seseorang untuk mengadakan perubahan ke arah yang lebih baik untuk
mencapai masa depan yang cerah.7
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa istilah disiplin
menunjukkan sebuah situasi kepatuhan, ketaatan, norma-norma sosial yang
berlaku di mana seseorang berdomisili. Begitu pula disiplin merupakan
pengendalian diri ke arah positif melalui tata tertib dan peraturan-peraturan
yang dijalankan setiap pribadi dalam aktivitas sehari-hari.
2. Tujuan Disiplin dalam Pendidikan
Terlepas dari bagaimana disiplin ini dilaksanakan, sesungguhnya
disiplin itu memiliki tujuan. Tujuan disiplin untuk menumbuhkan sikap
kepatuhan dan ketaatan untuk mengikuti tata cara yang telah diatur dan
ditetapkan, memegang teguh sikap tersebut dan melaksanakannya dalam
situasi dan kondisi apapun, tanpa ada keterbatasan, dengan demikian akan
timbul rasa keikhlasan, keridaan dan ketulusan dengan dihiasi penuh rasa
senang dalam melaksanakan serangkaian peraturan kaidah-kaidah dan tata
tertib yang telah ditetapkan.
Disiplin lahir karena ada proses pendidikan untuk mengendalikan
individu dan komunal. Tanpa disiplin tidak mungkin mempunyai
kehidupan yang tertib dan teratur, karena tujuan disiplin adalah
membentuk prilaku yang sesuai dengan yang diharapkan. Dalam ajaran
Agama Islam disiplin merupakan suatu hal yang sangat penting karena
tanpa kedisiplinan Agama itu menjadi sia-sia.
Azyumardi Azra mengatakan:
____________
7Harold G. Shane, Arti Pendidikan Bagi Masa Depan, (Jakarta: Rajawali, 1984), hal. 41.
Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam
{89
Disiplin sangat penting dalam Islam. Bahkan dapat dikatakan Islam adalah Agama disiplin. Hampir seluruh ibadah-ibadah dalam Islam menyandar unsur-unsur pengajaran dan disiplin. Kewajiban menunaikan shalat dengan syarat-syarat, rukun-rukun atau tata cara tertentu, jelas mengandung pelajaran dan latihan disiplin. Begitu juga ibadah puasa yang dikerjakan secara berdisiplin. Ibadah puasa akan meningkatkan kendali kontrol jiwa baik hubungannya sesama manusia dan dengan Allah SWT, selanjutnya secara sederhana dapat dikemukakan bahwa dalam Islam terdapat dua aspek disiplin: disiplin rohani dan disiplin moral.8 Berdasarkan uraian di atas, bahwa dalam Islam juga diperintahkan
untuk disiplin yaitu melalui ketakwaan, yaitu manusia yang mampu
memelihara pemikiran, perbuatan dan tindakan, karena ketakwaan
merupakan realita dari disiplin diri, moral, individu, sosial dan disiplin
kerja.
Dengan demikian anak menjadi disiplin, bukan berarti menjadi
penerima atau pelaksana perintah semata-mata. Namun dapat memberikan
kepadanya pelajaran tentang kehidupan agar nanti mampu menyusun
sendiri berbagai program kehidupan serta dapat hidup yang prima di
tengah masyarakat.
Sal Severe, mengemukakan sebuah pandangan yang menarik bahwa:
Maksud disiplin bukan penguasaan, maksud disiplin adalah kerja sama. Kerja sama berarti anda memilih berlaku baik karena berlaku baik itu masuk akal. Berlaku baik rasanya menyenangkan. Inilah tujuan disiplin yang benar. Disiplin seharusnya memberikan pengalaman belajar pada anak, dan mengajarkan kepadanya cara mengambil keputusan sehingga pada akhirnya muncullah kooperatif, karena apabila anak semakin besar maka akan besar pula peranannya dan kendali orang tua pun akan semakin berkurang.9
____________
8Azyumardi Azra, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, (Jakarta: Kompas, 2002), hal. 227-
228.
9Sal Severe, Bagaimana Bersikap Pada Anak Bersikap Baik, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2002), hal. 16.
Vol. 01, No. 01, Januari 2013
90}
Uraian di atas, menunjukkan bahwa disiplin berguna agar timbul
ketertiban, tanggung jawab, kebersamaan, kebaikan dan kerja sama dalam
suatu komunal, dan juga akan muncul pembinaan disiplin untuk masa
depan anak-anak didik.
Begitu juga sebelum mendapatkan pendidikan di sekolah anak
terlebih dahulu mendapatkan pendidikan di keluarga. Pendidikan dalam
lingkungan ini merupakan suatu persiapan awal yang sangat baik untuk
menerapkan disiplin. Namun pendidikan di keluarga saja tidak mencukupi
akan tetapi di sekolah juga diperlukan, agar penerapan disiplin tidak
terputus setelah anak mulai sekolah dan agar seiring pendidikan keluarga
dengan sekolah. Kemudian bagi anak yang kurang ketat penerapan disiplin
dalam keluarga bisa dibiasakan dengan adanya penerapan disiplin di
sekolah. Pada dasarnya sekolah harus ada disiplin agar tujuannya tercapai
dengan efektif. Oleh karena itu sekolah bertanggung jawab dalam membina
kedisiplinan.
E. Mulyasa juga mengemukakan bahwa disiplin sekolah bertujuan
untuk membantu peserta didik menemukan dirinya, mengatasi, serta
mencegah timbulnya problem-problem disiplin dan berusaha menciptakan
situasi yang menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran, sehingga mereka
menaati segala peraturan yang telah ditetapkan. Dengan demikian disiplin
merupakan bantuan kepada siswa agar mereka mampu berdiri sendiri.10
Menurut Tholib disiplin pada hakikatnya mempunyai dua tujuan
yaitu:
Pertama, membantu siswa untuk matang pribadinya dan mengembangkan diri dari sifat-sifat ketergantungan menuju tidak ketergantungan sehingga siswa mampu berdiri di atas tanggung
____________
10E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi; Konsep Karakteristik dan Implementasi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 108.
Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam
{91
jawab sendiri. Kedua, membantu siswa untuk mampu mengatasi timbulnya problem-problem disiplin, dan berusaha menciptakan situasi yang favorable bagi kegiatan belajar mengajar, di mana mereka menaati semua peraturan yang telah ditetapkan.11 Tujuan dari disiplin adalah untuk mengontrol tingkah laku siswa,
mengarahkan sikap dan tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik seperti
berlaku sopan, dan tutur kata yang baik. Begitu pula dengan adanya disiplin
bisa terdorong siswa untuk belajar secara teratur, sehingga pada suatu saat
siswa akan mampu belajar secara mandiri dan melakukan sesuatu dengan
tepat waktu.
3. Kebutuhan Disiplin dalam Pendidikan
Disiplin selalu dianggap perlu dalam perkembangan anak, karena ini
dapat membantu si anak untuk penyesuaian pribadi dan sosialnya.
Terdapat beberapa kebutuhan anak yang dapat diisi oleh disiplin, yaitu:
a. Disiplin memberi anak rasa aman dengan memberitahukan apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan.
b. Disiplin dapat membantu anak menghindari perasaan bersalah dan rasa malu akibat perilaku yang salah, karena dengan perasaan ini dapat mengakibatkan rasa tidak aman bagi si anak.
c. Dengan disiplin, anak belajar bersikap menurut cara yang akan mudah mendatangkan pujian yang akan ditafsirkan anak sebagai tanda kasih sayang.
d. Disiplin yang sesuai dengan perkembangan berfungsi sebagai motivasi pendorong ego yang mendorong anak mencapai apa yang diharapkan darinya.
e. Disiplin membantu anak mengembangkan hati nurani yaitu suara dari dalam untuk membimbing dalam mengambil keputusan.12
____________
11Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Studi Press, 2001), hal.
80.
12 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta: Gelora Aksara Pratama, 1978), hal. 83.
Vol. 01, No. 01, Januari 2013
92}
Dari paparan di atas, jelas bahwa dengan adanya disiplin dapat
memberikan rasa aman bagi anak dan membantu anak menghindari
perasaan bersalah, mendorong anak untuk mencapai apa yang diharapkan
serta membimbing dalam mengambil keputusan.
Pada masa lampau, disiplin dianggap perlu untuk menjamin bahwa
anak akan menganut dan mematuhi hal-hal yang ditetapkan masyarakat.
Sekarang telah diterima bahwa anak membutuhkan disiplin, bila mereka
ingin bahagia dan menjadi orang yang baik maka melalui disiplin mereka
dapat belajar berperilaku sesuai dengan cara yang dapat diterima
masyarakat.
Meskipun semua anak membutuhkan disiplin, tetapi kebutuhan
mereka bervariasi. Banyak terdapat kondisi yang mempengaruhi kebutuhan
anak tentang disiplin, di antaranya ada enam hal yang dianggap penting
yaitu:
a. Pada laju perkembangan anak terdapat berbagai variasi, tidak semua anak pada usia yang sama memiliki kebutuhan disiplin yang sama, ataupun jenis disiplin yang sama. Disiplin yang cocok untuk anak yang satu belum tentu cocok untuk anak yang lain dengan usia yang sama. Contoh, dengan beberapa kata yang lemah lembut bisa membuat satu orang anak mengerti bahwa ia tidak boleh bermain korek api, sedangkan anak yang lain dengan usia yang sama mungkin tidak mengerti kata yang digunakan dalam bentuk larangan.
b. Kebutuhan akan disiplin bervariasi menurut waktu dalam sehari, kemungkinan biasanya puncak keindahan terdapat pada anak yang paling besar.
c. Kegiatan yang dilakukan anak mempengaruhi kebutuhan disiplin kemungkinan disiplin paling besar dibutuhkan untuk kegiatan sehari-hari yang rutin seperti makan, tidur atau membuat pekerjaan rumah dan paling sedikit diperlukan bila anak bebas bermain sekehendak hatinya.
d. Kebutuhan disiplin bervariasi antara satu hari dengan hari yang lain dalam seminggu.
Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam
{93
e. Disiplin lebih sering dibutuhkan dalam keluarga besar dari pada keluarga kecil. Semakin banyak anak dalam suatu keluarga, semakin kurang perhatian dan pengawasan yang didapat dari orang tua.
f. Kebutuhan disiplin bervariasi dengan usia anak yang lebih besar kurang membutuhkan disiplin dibanding anak kecil. Anak yang lebih besar juga membutuhkan disiplin yang berbeda jenisnya dari anak yang lebih kecil.13
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anak-anak sebagai
bagian dari dunia pendidikan sangat membutuhkan kedisiplinan.
Kedisiplinan merupakan arsitek dalam hidup mereka, tanpa adanya
kedisiplinan, anak tidak dapat menuai hasil belajar yang optimal, tanpa
kedisiplinan jua mereka tidak akan menemukan diri mereka sebagai pribadi
yang loyal dengan kebutuhan zaman dan kehidupan.
4. Pola Disiplin dalam Pendidikan
Dalam proses pelaksanaan disiplin dan berbagai program
pendidikan lainnya diperlukan suatu pola atau cara yang efektif dan ideal.
Sebab tanpa ada pola atau cara niscaya proses disiplin anak tidak akan
mencapai tujuan yang diharapkan. Orang tua, guru atau pimpinan harus
dapat memilih cara atau pola yang dapat membangun dan memotivasi anak
didik dalam membentuk kepribadian mereka sekaligus menjauhkan diri
dari berbagai faktor yang dapat menjerumuskan ke jurang keprihatinan.
Pada garis besarnya ada lima pola pengembangan disiplin, yaitu:
a. Membimbing dan mengarahkan
Tujuan dilaksanakan kedisiplinan adalah demi membimbing dan
mengarahkan anak-anak agar mengetahui alasan tentang keharusan berbuat
suatu perbuatan. Pelaksanaan program disiplin sangat bermanfaat untuk
____________
13 Ibid, hal. 83.
Vol. 01, No. 01, Januari 2013
94}
menjadikan sang anak tertib, teratur serta harus berpegang teguh pada
aturan. Dengan demikian sang anak akan mampu memanfaatkan usia dan
kesempatannya secara lebih baik. Oleh karena itu diharapkan kepada orang
tua atau pendidik untuk bersikap lemah lembut, kasih sayang dengan
maksud untuk membimbing dan mengarahkan.
b. Ketegasan
Seorang penegak disiplin tidak selalu harus lembut. Ia juga harus
mampu bertindak tegas tanpa harus merasa kasih terhadap penyimpangan
yang di luar batas. Apabila seorang pendidik tidak memiliki sikap ketegasan
dan menampakkan rasa belas kasihan yang berlebihan maka akan
memunculkan berbagai ke tidak aturan.
Dalam hal ini Ali Qaimi menulis sebuah pendapat: dalam hal
ketegasan janganlah kita memperlakukan anak seperti memperlakukan
orang dewasa, sebab mereka belum mampu memahami berbagai perkara
dan mereka belum memasuki fase pengetahuan yang sempurna. Namun
ketegasan harus dalam setahap demi setahap. Di samping tegas dan pasti,
keputusan juga harus jelas agar sang anak mampu memahami tentang apa
yang harus mereka kerjakan dan bagaimana cara penyesuaian diri dengan
peraturan yang berlaku.14
c. Menjaga perasaan
Penegakan disiplin harus sabar dan tidak over acting dalam
menyelesaikan berbagai problema yang terkait dengan disiplin. Dalam hal
ini penegakan disiplin harus menjaga perasaan anak-anak. Apabila si anak
punya persoalan seperti tekanan batin atau menangis, hendaklah
ditanyakan sebab musababnya. Karena semua itu ada faktor yang
____________
14Ali Qaimi, Peranan Ibu Dalam Mendidik Anak, (Jakarta: Cahaya, 2005), hal. 225.
Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam
{95
menyebabkan demikian. Dengan demikian pelaksanaan disiplin harus
bersikap arif dan bijaksana.
d. Memperhatikan sikap dan sopan santun
Dalam pelaksanaan disiplin, sikap, tutur kata, hukuman dan
pemberian hadiah, harus memperhatikan etika, sikap dan sopan santun,
jangan sampai membuat kekeliruan dalam pelaksanaan disiplin. Karena
meskipun tujuannya baik, namun cara yang kita tempuh tidak efektif tentu
hasilnya pun tidak baik seperti yang diharapkan. Dalam hal ini Ali Qaimi
berpendapat:
Anda harus memperhatikan sanksi yang anda jatuhkan kepada anak anda yang telah melakukan kesalahan, jangan sampai berlebihan dalam memberikan hukuman, jangan mencampur adukkan kesalahan dengan masalah yang lain atau mengungkit-ungkit kesalahan masa lalu. Satu kesalahan, satu sanksi, bukan kalau melampaui batas anda bersikap zalim.15
e. Melecehkan perbuatan buruk
Suatu hal yang tidak logis kalau tidak mencela atau melecehkan sang
anak. Apabila sang anak melakukan suatu kesalahan, semestinya
memberikan penjelasan bahwa kesalahannya adalah hal yang buruk dan
tercela, dan memberikan kepadanya pemahaman terhadap keburukan
prilakunya. Pelaksanaan disiplin harus berlandaskan pada pengetahuan
yang jelas. Pembinaan disiplin harus berdasarkan pada cinta dan kasih
sayang dengan kondisi tetap terpaut dengan ketegasan, ancaman dan
dukungan untuk mewujudkan harapan ini kiranya ada beberapa pola yang
perlu dijauhi dalam pendidikan dan pembinaan disiplin, yaitu:
a. Otoriter
____________
15Ibid, hal. 226.
Vol. 01, No. 01, Januari 2013
96}
Otoriter yaitu semua peraturan yang telah ditetapkan oleh
pemegang otoritas disiplin seperti orang tua, guru, pemimpin atau orang
dewasa. Apabila individu yang berada dalam kawasan tersebut melanggar
akan dikenakan hukuman sesuai dengan ketentuan dan berada dalam posisi
pasif yang tidak memiliki kesempatan untuk bergerak. Ali Qiami
memberikan sebuah pendapat tentang akibat dari pola ini:
Menurut hemat kami, cara semacam ini juga tidak layak diterapkan, sebab dalam keadaan ini sang anak sama sekali tidak memiliki peluang untuk tumbuh dan berkembang kepribadian, emosi, akhlak dan rasa kemanusiaan niscaya tidak akan terbentuk dengan baik sempurna dalam jiwanya. Selain itu, segenap bakat dan potensinya juga tidak dapat tumbuh dan berkembang secara wajar.16 Anak yang terlalu disiplin dengan kekerasan merasa bahwa dunia
penuh permusuhan, dan terlalu banyak melawan disiplin yang keras maka
dikemukakan hari anak dapat menjurus kenakalan remaja. Pola
pengembangan atau pembinaan disiplin baik dalam keluarga di sekolah di
pesantren atau di tempat kerja dan tempat-tempat lain secara umum ada
tiga model. Pada garis besarnya ada tiga macam pola pengembangan
disiplin yaitu: otoriter, permisif dan demokratik.
b. Disiplin Permisif (Membiarkan)
Permisif yaitu cara mengembangkan disiplin dengan membiarkan
anak tanpa adanya tuntutan perilaku. Teknik ini akan mempengaruhi
pembentukan behavior anak yang tidak jelas dan tidak terarah. Muhammad
Surya menulis tentang efek dari sebab ini, ia menyatakan bahwa:
Anak yang dibesarkan degan teknik ini cenderung akan menjadi anak yang tidak tahu bagaimana melakukan berbagai tindakan. Keadaan ini akan sangat berpengaruh pada saat anak memasuki
____________
16Ali Qaimi, Peranan Ibu dalam Mendidik Anak, (Jakarta: Cahaya, 2005), hal. 221.
Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam
{97
lingkungan di luar keluarganya sehingga dapat menyebabkan anak terisolasi, rendah diri dan sebagainya.17 Banyak orang tua menganggap disiplin permisif merupakan protes
terhadap disiplin yang kaku dan keras. Dengan itu anak sering tidak diberi
batas-batas yang mengatur apa saja yang boleh dilakukan, mereka
diizinkan untuk mengambil keputusan sendiri dan berbuat sekehendak
mereka sendiri.
Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa disiplin permisif berarti
sedikit disiplin dan tidak membimbing anak ke pola perilaku yang disetujui
secara sosial dan tidak menggunakan hukuman serta membiarkan anak-
anak meraba-raba dalam situasi yang terlalu sulit untuk ditanggulangi oleh
mereka sendiri tanpa bimbingan atau pengendalian.
c. Disiplin Demokratik
Demokratik yaitu pengembangan disiplin melalui peran serta semua
pihak terutama anak atau subjek yang bersangkutan. Dalam teknik ini
terjadi dialog antara orang tua, pimpinan, selaku penegak disiplin dan anak
selaku objek disiplin. Anak akan memahami berbagai aspek disiplin dan
mampu mengembangkan kendali diri dalam menyeleksi perilaku yang
sesuai.
Efek dari pola ini adalah anak akan tumbuh dan cenderung menjadi
personal yang baik, mandiri, kreatif dan percaya diri, yang kesemuanya
tercermin dalam setiap tindakannya, kemampuan bergaul berdisiplin,
kemampuan mengambil keputusan hidup dan kemampuan lainnya dalam
kehidupan sehari-hari.18
Disiplin demokratik menggunakan hukuman dan penghargaan,
dengan penekanan yang lebih besar pada penghargaan. Hukumannya tidak
pernah keras dan biasanya tidak berbentuk hukuman badan. Hukuman
____________
17Ibid, hal. 134.
18Ibid, hal. 134.
Vol. 01, No. 01, Januari 2013
98}
hanya dilakukan bila terdapat bukti bahwa anak-anak secara sadar menolak
melakukan apa yang diharapkan dari mereka. Bila perilaku anak memenuhi
standar yang diharapkan, orang tua menghargai dengan pujian atau
pernyataan persetujuan yang lain.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa disiplin
demokratis mengajar anak mengembangkan kendali atas perilaku mereka
sendiri sehingga mereka akan melakukan apa yang benar, meskipun tidak
ada penjaga yang mengancam dengan hukum bila melakukan sesuatu yang
tidak dibenarkan. Sikap otoriter, permisif, dan demokratis tidak diharapkan
dalam pembinaan disiplin karena dalam keadaan seperti ini sang anak tidak
dapat berkembang seperti yang diharapkan, melainkan akan melanggar
semua peraturan yang telah ditetapkan dan hidupnya tidak terarah dan
akhirnya terjerumus kenakalan remaja.
5. Unsur-unsur Disiplin dalam Pendidikan
Disiplin mencakup seluruh sisi kehidupan tanpa terikat waktu,
situasi dan usia. Entah saat kita kecil, dewasa dalam keluarga di tempat
kerja dan dalam bergaul dengan masyarakat luas. Agar disiplin dapat
terwujud, minimal ada unsur yang harus dimiliki yaitu:
a. Aturan
Aturan merupakan jaminan sebagai dasar konsep moral dalam
berperilaku secara tepat. Orang yang disiplin adalah orang yang konsisten
untuk menaati dan menjalankan segala sesuatu aturan yang telah
ditetapkan untuk mencapai kesuksesan. Untuk mencapai kesuksesan
diperlukan keteraturan dan pembiasaan, sehingga setiap perkataan yang
diucapkan atau dilontarkan dan tingkah laku yang ditimbulkan itu perlu
ditunjang oleh seperangkat peraturan atau ketentuan yang disebut dengan
tata tertib atau disiplin. Aturan mempunyai dua fungsi yang sangat penting
dalam membantu anak menjadi makhluk bermoral. Pertama, aturan
Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam
{99
memperkenalkan pada anak tentang perilaku yang disetujui. Kedua, aturan
membantu mengekang perilaku yang tidak diinginkan.19
Disiplin banyak digunakan di sekolah untuk mengontrol tingkah
laku siswa termasuk guru, pegawai dan tata usaha, agar tugas-tugas sekolah
berjalan dengan optimal. Salah satu penunjang dari disiplin adalah adanya
tata tertib atau aturan. Tata tertib atau aturan adalah semua peraturan,
ketentuan dan berbagai pedoman yang ada di sebuah lembaga, termasuk
lembaga pendidikan sekolah.20
Kewajiban menaati tata tertib sekolah merupakan hal yang penting
karena tata tertib dari sistem persekolahan bukan sekedar dari kelengkapan
sekolah. Akan tetapi ajaran Islam juga memerintahkan kita untuk disiplin
dalam arti ketaatan pada peraturan yang telah ditetapkan.
Ajaran Islam juga menjelaskan tentang disiplin yang mengandung
makna ketaatan pada segala peraturan yang telah ditetapkan baik di sekolah
maupun di lingkungan masyarakat untuk melaksanakan disiplin dengan
sukarela tanpa ada paksaan karena disiplin juga merupakan tuntutan
Agama Islam. Agar disiplin dapat berkembang dengan baik, maka aturan
itu harus dapat dipahami, dihayati dan diamalkan oleh setiap individu atas
kesadarannya sendiri.
b. Hukuman
Hukuman adalah alat dalam memberikan tindakan terhadap setiap
pelanggaran aturan yang ditetapkan. “Hukuman sebagai reinforcement yang
negatif kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.21
____________
19Elizabeth, Perkembangan Anak…, hal. 84.
20 B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal. 81.
21Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada),
hal. 94.
Vol. 01, No. 01, Januari 2013
100}
Tujuan hukuman sebagai alat untuk ketertiban sekolah dan untuk
memberikan batasan atau ruang gerak bagi anak didik supaya tidak
melakukan pelanggaran atau kesalahan. Dengan adanya hukuman anak
akan menginsyafi kesalahannya dan tidak mengulangi lagi pelanggaran
atau kesalahan yang dilakukan selama ini.
Pemberian hukuman bertujuan agar anak sadar dan patuh terhadap
norma-norma yang diterapkan, dan baru dapat dilaksanakan jika anak telah
memperoleh penjelasan-penjelasan tentang norma yang harus ditaati. Guru
harus memahami prinsip pemberian hukuman karena hukuman dapat
mempengaruhi perkembangan psikologi dan fisik anak. Ini akan nampak
terhadap perkembangan intelektual anak. Oleh karena itu, para pendidik
diharapkan agar menjauhkan hal-hal negatif terhadap perkembangan anak.
Hukuman dapat diberikan sebagai motivasi kepada siswa untuk
menerapkan disiplin dalam segala aspek kehidupan, dengan hukuman bisa
mewujudkan terbentuknya sifat positif pada siswa. Hukuman memiliki tiga
peranan penting, yaitu: Pertama, hukuman harus menerbitkan rasa bersalah.
Kedua, hukuman harus selalu menimbulkan rasa menderita bagi
penghukum. Ketiga, hukuman berakhir dengan pengampunan.22
Hukuman badan merupakan salah satu bentuk hukuman yang
paling tidak memuaskan karena anak jarang mengaitkan hukuman dengan
tindakan yang menyebabkan dirinya dihukum, karena rasa sakit cenderung
lebih dihubungkan dengan orang yang menghukum dari pada dengan
perbuatan yang dihukum.
Bentuk hukuman yang paling efektif mempunyai hubungan
langsung dengan tindakan. Oleh sebab itu hukuman harus disesuaikan
dengan pelanggaran. Bila seorang anak membuat makanan di lantai karena
sedang marah, maka anak itu harus langsung membersihkannya.
____________
22Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), hal. 102.
Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam
{101
Pemberian hukuman bukanlah suatu balas dendam dari seorang
pendidik kepada anak didiknya tetapi pemberian hukuman adalah untuk
memperbaiki dan sekaligus sebagai pendidikan bagi anak didik. Dengan
adanya pemberian hukuman terhadap anak didik di sekolah atau dalam
lingkungan keluarga apabila melakukan pelanggaran maka jiwanya akan
terdidik untuk tidak lagi melakukan pelanggaran. Secara umum pemberian
hukuman adalah untuk membersihkan kesalahan seseorang yang telah
melakukan pelanggaran serta menghambat orang lain baik individu
maupun kelompok untuk melakukan pelanggaran.
c. Penghargaan
Penghargaan adalah ganjaran atas suatu pencapaian hasil perilaku
tertentu yang dipandang sesuai dengan yang diharapkan. Penghargaan
mempunyai tiga peranan penting dalam mengajar anak berperilaku sesuai
dengan cara yang direstui oleh masyarakat. Pertama penghargaan
mempunyai nilai mendidik untuk memperkenalkan mana perilaku yang
baik dengan yang tidak baik sesuai dengan ketentuan. Kedua sebagai
motivasi untuk mengulangi perilaku yang diharapkan. Ketiga penghargaan
berfungsi untuk memperkuat perilaku yang disetujui secara sosial. 23
Penghargaan tidak dapat melemahkan keinginan untuk mengulang
perilaku yang baik. Peran penghargaan sangat penting dalam disiplin,
begitu pula penghargaan tidak dapat menggantikan peran hukuman karena
keduanya merupakan unsur yang perlu dalam proses belajar berperilaku
secara sosial. Penghargaan tidak mesti dalam bentuk materi, tetapi dapat
berupa kata-kata pujian, senyuman atau tepukan di punggung.
d. Konsistensi
____________
23Elizabeth, Perkembangan Anak…, hal. 87.
Vol. 01, No. 01, Januari 2013
102}
Konsistensi adalah tingkat keseragaman atau kesamaan dalam
mewujudkan perilaku, pelaksanaan aturan, pemberian hukuman dan
pemberian ganjaran. Dengan konsistensi yang baik disiplin yaitu: Pertama,
mempunyai nilai mendidik yang besar, bila peraturan-peraturan konsisten
memacu proses belajar disebabkan nilai pendorongnya. Kedua, mempunyai
nilai motivasi yang kuat. Anak yang menyadari bahwa penghargaan selalu
mengikuti perilaku yang disetujui dan hukuman selalu mengikuti perilaku
yang dilarang. Ketiga, konsisten mempertinggi penghargaan terhadap
peraturan dan memberi hormat kepada pemegang otoritas disiplin.24
Tetapi dari segi positif, konsistensi mempunyai beberapa nilai
penting ia memacu proses belajar dan dengan itu membantu anak belajar
peraturan dan menggabungkan peraturan tersebut ke dalam suatu kode
moral. Hasilnya anak-anak yang terus diberi pendidikan moral yang
konsisten cenderung secara keseluruhan menjadi lebih matang secara moral
dibandingkan teman sebaya mereka yang mendapat pendidikan moral yang
tidak konsisten.
Orang tua harus konsisten dalam memberikan disiplin terhadap
anak-anaknya agar sistem tersebut berjalan dengan baik. Orang tua harus
mempunyai suatu cita-cita tertentu, mereka harus mengetahui apa yang
diharapkan mereka dari anak mereka dan mengomunikasikannya pada
mereka secara jelas.25
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa aturan merupakan
jaminan sebagai konsep dasar moral dalam berperilaku secara tepat.
Hukuman sebagai ganjaran atau pembalasan bagi seseorang karena suatu
kesalahan, perlawanan dan pelanggaran disengaja dalam arti bahwa
____________
24Ibid, hal. 92.
25Ibid, hal. 92.
Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam
{103
seorang mengetahui bahwa perbuatan itu salah tetapi tetap dikerjakan.
Penghargaan berarti ganjaran setelah menyusul hasil yang dicapai. Dengan
adanya konsistensi yang baik disiplin akan mudah dijalankan sebaliknya
tanpa konsistensi yang baik disiplin sulit dijalankan.
C. Penutup
Disiplin merupakan suatu latihan pikiran, atau badan, atau
kemampuan moral untuk memperbaiki prilaku melalui metode-metode
hukum. Disiplin menunjukkan sebuah situasi kepatuhan, ketaatan, norma-
norma sosial yang berlaku di mana seseorang berdomisili. Begitu pula
disiplin merupakan pengendalian diri ke arah positif melalui tata tertib dan
peraturan-peraturan yang dijalankan setiap pribadi dalam aktivitas sehari-
hari. Tujuan disiplin untuk menumbuhkan sikap kepatuhan dan ketaatan
untuk mengikuti tata cara yang telah diatur dan ditetapkan, memegang
teguh sikap tersebut dan melaksanakannya dalam situasi dan kondisi
apapun, tanpa ada keterbatasan, dengan demikian akan timbul rasa
keikhlasan, keridaan dan ketulusan dengan dihiasi penuh rasa senang
dalam melaksanakan serangkaian peraturan kaidah-kaidah dan tata tertib
yang telah ditetapkan.
Dalam proses pelaksanaan disiplin dalam berbagai program
pendidikan lainnya diperlukan suatu pola atau cara yang efektif dan ideal.
Sebab tanpa ada pola atau cara niscaya proses disiplin anak didik tidak akan
mencapai tujuan yang diharapkan. Pada garis besarnya ada lima pola
pengembangan disiplin, yaitu: Membimbing dan mengarahkan, ketegasan,
menjaga perasaan, memperhatikan sikap dan sopan santun, dan melecehkan
perbuatan buruk.***
Vol. 01, No. 01, Januari 2013
104}
DAFTAR PUSTAKA
A.M, Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Azra, Azyumardi. 2002. Paradigma Baru Pendidikan Nasional, Jakarta: Kompas.
B. Suryosubroto. 2004 Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta.
Darwin. 1998. Bimbingan dan Penyuluhan, Jakarta: Indonesia Ghalia,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Pendidikan dan Kewarganegaraan untuk Siswa Kelas 2, Proyek Pembinaan Pendidikan Pancasila, Tahun Anggaran 1994/1995, Jakarta: Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Djamarah, Saiful Bahri. 2002. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya: Usaha Nasional.
________. 2002. Rahasia Sukses Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.
E. Mulyasa.2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi; Konsep Karakteristik dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hamalik, Oemar. 2005. Metode Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito.
Hasibuan, Melayu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara.
Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak, Jakarta: Gelora Aksara Pratama.
Kadir. 1994. Penuntun Belajar PPKN, Bandung: Pen Ganeca Exact.
Kasan, Tholib. 2001. Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, Jakarta: Studi Press.
Mas’udi, Asy. 2000 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Yogyakarta: PT Tiga Serangkai.
Moedjiarto. 2002. Sekolah Unggul, Metode untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan, Bandung: Duta Graha Pustaka, Anggota IKPI.
Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam
{105
Murziqin, R., Tabrani ZA, & Zulfadli. (2012). Performative Strength in the Hierarchy of Power and Justice. Journal of Islamic Law and Culture, 10(2), 123–144.
Pusat Bahasa Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ketiga Cet. III, Jakarta: Balai Pustaka.
Qaimi, Ali. 2005. Peranan Ibu Dalam Mendidik Anak, Jakarta: Cahaya.
Severe, Sal. 2002. Bagaimana Bersikap Pada Anak Bersikap Baik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Shane, Harold G. 1984. Arti Pendidikan Bagi Masa Depan, Jakarta: Rajawali.
Sujanto, Agus. 1996. Psikologi Perkembangan, Jakarta: Rineka Cipta.
Surya, Muhammad. 2003. Bina Keluarga, Jakarta: Aneka Ilmu.
Tabrani ZA. (2009). Ilmu Pendidikan Islam (antara Tradisional dan Modern). Kuala Lumpur: Al-Jenderami Press.
Tabrani ZA. (2011). Dynamics of Political System of Education Indonesia. International Journal of Democracy, 17(2), 99–113.
Tabrani ZA. (2012). Future Life of Islamic Education in Indonesia. International Journal of Democracy, 18(2), 271–284.
Tabrani ZA. (2013). Pengantar Metodologi Studi Islam. Banda Aceh: SCAD Independent.
Tabrani ZA. (2014). Islamic Studies dalam Pendekatan Multidisipliner (Suatu Kajian Gradual Menuju Paradigma Global). Jurnal Ilmiah Peuradeun, 2(2), 211–234.
Tabrani ZA. (2015). Persuit Epistemology of Islamic Studies (Buku 2 Arah Baru Metodologi Studi Islam). Yogyakarta: Penerbit Ombak.
The Liang Gie. 1995. Cara Belajar Yang Efisien, Yogyakarta: Liberti Yogyakarta.
Vol. 01, No. 01, Januari 2013
106}