23

Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam
Page 2: Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

{85

KONSEP DISIPLIN DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Iskandar Idris, AK., MA

Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Serambi Mekkah

ABSTRAK

Kedisiplinan mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Berkualitas atau tidaknya belajar siswa sangat dipengaruhi oleh faktor yang paling pokok yaitu kedisiplinan, di samping faktor lingkungan, baik keluarga, sekolah, serta bakat siswa itu sendiri. Tujuan disiplin untuk menumbuhkan sikap kepatuhan dan ketaatan dalam mengikuti tata cara yang telah diatur dan ditetapkan, memegang teguh sikap tersebut dan melaksanakannya dalam situasi dan kondisi apapun, tanpa ada keterbatasan. Dengan demikian akan timbul rasa keikhlasan, keridaan dan ketulusan dengan dihiasi penuh rasa senang dalam melaksanakan serangkaian peraturan kaidah-kaidah dan tata tertib yang telah ditetapkan. Disiplin dapat memberikan rasa aman bagi anak dan membantu anak menghindari perasaan bersalah, mendorong anak untuk mencapai apa yang diharapkan serta membimbing dalam mengambil keputusan. Pola pengembangan disiplin adalah; Membimbing dan mengarahkan, ketegasan, menjaga perasaan, memperhatikan sikap dan sopan santun, serta melecehkan perbuatan buruk. Key Word: Disiplin dan Pendidikan A. Pendahuluan

Semua aktivitas dalam pencapaian tujuan pendidikan perlu adanya

disiplin, baik untuk guru maupun murid. Dalam menjalankan tugasnya

sehari-hari guru dituntut berdisiplin dan menaati semua peraturan yang ada

di sekolah dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan

akan tercapai sesuai dengan yang dicita-citakan apabila seorang guru

Page 3: Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

Vol. 01, No. 01, Januari 2013

86}

mempunyai disiplin yang tinggi dan bertanggung jawab terhadap

pelaksanaan proses belajar mengajar.

Disiplin yang baik adalah refleksi besarnya tanggung jawab

seseorang terhadap tugas-tugas yang diembankan kepadanya. Tanpa

disiplin seseorang,suatu komunitas, instansi, perusahaan sulit untuk

mencapai tujuannya. Ringkasnya disiplin adalah salah satu faktor untuk

meraih keberhasilan. Satu komitmen yang perlu diperhatikan adalah anak

yang tumbuh dan dibesarkan dalam suasana kurang disiplin, akan

berkembang menjadi pribadi yang kurang atau tidak disiplin dalam

perilaku kehidupannya. Sebaliknya anak yang tumbuh dan dibesarkan

dalam suasana sedemikian rupa dan didasari oleh suasana disiplin yang

sehat akan mampu berkembang dan mengembangkan pribadi-pribadi yang

penuh disiplin.

B. Pembahasan

1. Pengertian

Allen dalam Moedjiarto mengatakan disiplin merupakan suatu

latihan pikiran, atau badan, atau kemampuan moral untuk memperbaiki

prilaku melalui metode-metode hukum.1 Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia disiplin berarti latihan batin atau watak dengan maksud supaya

segala perbuatan selalu menaati dengan ketentuan yang berlaku.2

Selanjutnya Melayu Hasibuan menyatakan bahwa kedisiplinan merupakan

____________

1Moedjiarto, Sekolah Unggul, Metode untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan, (Bandung: Duta

Graha Pustaka, Anggota IKPI, 2002), hal. 123. Disiplin bila dilihat dari segi bahasanya adalah latihan

ingatan dan watak untuk menciptakan pengawasan (kontrol diri), atau kebiasaan mematuhi ketentuan

dan perintah. Lihat juga Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pendidikan dan Kewarganegaraan

untuk Siswa Kelas 2, Proyek Pembinaan Pendidikan Pancasila, Tahun Anggaran 1994/1995, (Jakarta:

Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah, 1994), hal. 33.

2Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ketiga Cet. III, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2005), hal. 109.

Page 4: Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

{87

kesadaran dan kesediaan menaati semua peraturan perusahaan dan norma-

norma sosial berlaku.3

Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara suka rela menaati

semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Sedangkan

kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan seseorang yang

sesuai dengan peraturan sekolah, baik yang tertulis maupun tidak tertulis.

Kata disiplin adalah sebuah kata yang tidak asing dalam kehidupan dan

kata ini sudah memasyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Disiplin adalah mengikuti segala peraturan yang telah ditetapkan

dalam suatu lingkungan tertentu baik itu lingkungan sekolah, keluarga,

masyarakat maupun lingkungan besar yaitu negara. Menurut Syaiful Bahri

Djamarah disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan

kehidupan pribadi dan kelompok.4 Menurut Darwin disiplin adalah

mengikuti segala ketentuan yang berlaku dalam suatu lingkungan tempat

kita berada sehingga terhindar dari ganjaran-ganjaran dan mendapat

bimbingan.5

Sementara itu, Muhammad Surya memandang arti disiplin sebagai

hukuman, dalam arti disiplin diperlukan untuk menghindari terjadinya

hukuman karena adanya pelanggaran terhadap suatu peraturan tertentu.

Dalam pengertian yang lebih luas disiplin mengandung arti sebagai suatu

sikap menghormati, menghargai dan menaati segala pikiran dan ketentuan

yang berlaku.6 Adapun dalam lingkungan keluarga dan masyarakat,

disiplin bermakna penyesuaian sikap dan tingkah laku terhadap teknik

____________

3Melayu Hasibuan, SP, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hal.

192.

4Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 12.

5Darwin, Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta: Indonesia Ghalia, 1998), hal. 41.

6Muh Sury, Bina Keluarga, (Jakarta: Aneka Ilmu, 2003), hal. 129.

Page 5: Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

Vol. 01, No. 01, Januari 2013

88}

bentuk undang-undang dan kaidah kehidupan bersama. Tetapi ada juga

yang menyebutkan bahwa disiplin adalah suatu sikap yang timbul dalam

diri seseorang untuk mengadakan perubahan ke arah yang lebih baik untuk

mencapai masa depan yang cerah.7

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa istilah disiplin

menunjukkan sebuah situasi kepatuhan, ketaatan, norma-norma sosial yang

berlaku di mana seseorang berdomisili. Begitu pula disiplin merupakan

pengendalian diri ke arah positif melalui tata tertib dan peraturan-peraturan

yang dijalankan setiap pribadi dalam aktivitas sehari-hari.

2. Tujuan Disiplin dalam Pendidikan

Terlepas dari bagaimana disiplin ini dilaksanakan, sesungguhnya

disiplin itu memiliki tujuan. Tujuan disiplin untuk menumbuhkan sikap

kepatuhan dan ketaatan untuk mengikuti tata cara yang telah diatur dan

ditetapkan, memegang teguh sikap tersebut dan melaksanakannya dalam

situasi dan kondisi apapun, tanpa ada keterbatasan, dengan demikian akan

timbul rasa keikhlasan, keridaan dan ketulusan dengan dihiasi penuh rasa

senang dalam melaksanakan serangkaian peraturan kaidah-kaidah dan tata

tertib yang telah ditetapkan.

Disiplin lahir karena ada proses pendidikan untuk mengendalikan

individu dan komunal. Tanpa disiplin tidak mungkin mempunyai

kehidupan yang tertib dan teratur, karena tujuan disiplin adalah

membentuk prilaku yang sesuai dengan yang diharapkan. Dalam ajaran

Agama Islam disiplin merupakan suatu hal yang sangat penting karena

tanpa kedisiplinan Agama itu menjadi sia-sia.

Azyumardi Azra mengatakan:

____________

7Harold G. Shane, Arti Pendidikan Bagi Masa Depan, (Jakarta: Rajawali, 1984), hal. 41.

Page 6: Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

{89

Disiplin sangat penting dalam Islam. Bahkan dapat dikatakan Islam adalah Agama disiplin. Hampir seluruh ibadah-ibadah dalam Islam menyandar unsur-unsur pengajaran dan disiplin. Kewajiban menunaikan shalat dengan syarat-syarat, rukun-rukun atau tata cara tertentu, jelas mengandung pelajaran dan latihan disiplin. Begitu juga ibadah puasa yang dikerjakan secara berdisiplin. Ibadah puasa akan meningkatkan kendali kontrol jiwa baik hubungannya sesama manusia dan dengan Allah SWT, selanjutnya secara sederhana dapat dikemukakan bahwa dalam Islam terdapat dua aspek disiplin: disiplin rohani dan disiplin moral.8 Berdasarkan uraian di atas, bahwa dalam Islam juga diperintahkan

untuk disiplin yaitu melalui ketakwaan, yaitu manusia yang mampu

memelihara pemikiran, perbuatan dan tindakan, karena ketakwaan

merupakan realita dari disiplin diri, moral, individu, sosial dan disiplin

kerja.

Dengan demikian anak menjadi disiplin, bukan berarti menjadi

penerima atau pelaksana perintah semata-mata. Namun dapat memberikan

kepadanya pelajaran tentang kehidupan agar nanti mampu menyusun

sendiri berbagai program kehidupan serta dapat hidup yang prima di

tengah masyarakat.

Sal Severe, mengemukakan sebuah pandangan yang menarik bahwa:

Maksud disiplin bukan penguasaan, maksud disiplin adalah kerja sama. Kerja sama berarti anda memilih berlaku baik karena berlaku baik itu masuk akal. Berlaku baik rasanya menyenangkan. Inilah tujuan disiplin yang benar. Disiplin seharusnya memberikan pengalaman belajar pada anak, dan mengajarkan kepadanya cara mengambil keputusan sehingga pada akhirnya muncullah kooperatif, karena apabila anak semakin besar maka akan besar pula peranannya dan kendali orang tua pun akan semakin berkurang.9

____________

8Azyumardi Azra, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, (Jakarta: Kompas, 2002), hal. 227-

228.

9Sal Severe, Bagaimana Bersikap Pada Anak Bersikap Baik, (Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 2002), hal. 16.

Page 7: Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

Vol. 01, No. 01, Januari 2013

90}

Uraian di atas, menunjukkan bahwa disiplin berguna agar timbul

ketertiban, tanggung jawab, kebersamaan, kebaikan dan kerja sama dalam

suatu komunal, dan juga akan muncul pembinaan disiplin untuk masa

depan anak-anak didik.

Begitu juga sebelum mendapatkan pendidikan di sekolah anak

terlebih dahulu mendapatkan pendidikan di keluarga. Pendidikan dalam

lingkungan ini merupakan suatu persiapan awal yang sangat baik untuk

menerapkan disiplin. Namun pendidikan di keluarga saja tidak mencukupi

akan tetapi di sekolah juga diperlukan, agar penerapan disiplin tidak

terputus setelah anak mulai sekolah dan agar seiring pendidikan keluarga

dengan sekolah. Kemudian bagi anak yang kurang ketat penerapan disiplin

dalam keluarga bisa dibiasakan dengan adanya penerapan disiplin di

sekolah. Pada dasarnya sekolah harus ada disiplin agar tujuannya tercapai

dengan efektif. Oleh karena itu sekolah bertanggung jawab dalam membina

kedisiplinan.

E. Mulyasa juga mengemukakan bahwa disiplin sekolah bertujuan

untuk membantu peserta didik menemukan dirinya, mengatasi, serta

mencegah timbulnya problem-problem disiplin dan berusaha menciptakan

situasi yang menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran, sehingga mereka

menaati segala peraturan yang telah ditetapkan. Dengan demikian disiplin

merupakan bantuan kepada siswa agar mereka mampu berdiri sendiri.10

Menurut Tholib disiplin pada hakikatnya mempunyai dua tujuan

yaitu:

Pertama, membantu siswa untuk matang pribadinya dan mengembangkan diri dari sifat-sifat ketergantungan menuju tidak ketergantungan sehingga siswa mampu berdiri di atas tanggung

____________

10E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi; Konsep Karakteristik dan Implementasi,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 108.

Page 8: Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

{91

jawab sendiri. Kedua, membantu siswa untuk mampu mengatasi timbulnya problem-problem disiplin, dan berusaha menciptakan situasi yang favorable bagi kegiatan belajar mengajar, di mana mereka menaati semua peraturan yang telah ditetapkan.11 Tujuan dari disiplin adalah untuk mengontrol tingkah laku siswa,

mengarahkan sikap dan tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik seperti

berlaku sopan, dan tutur kata yang baik. Begitu pula dengan adanya disiplin

bisa terdorong siswa untuk belajar secara teratur, sehingga pada suatu saat

siswa akan mampu belajar secara mandiri dan melakukan sesuatu dengan

tepat waktu.

3. Kebutuhan Disiplin dalam Pendidikan

Disiplin selalu dianggap perlu dalam perkembangan anak, karena ini

dapat membantu si anak untuk penyesuaian pribadi dan sosialnya.

Terdapat beberapa kebutuhan anak yang dapat diisi oleh disiplin, yaitu:

a. Disiplin memberi anak rasa aman dengan memberitahukan apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan.

b. Disiplin dapat membantu anak menghindari perasaan bersalah dan rasa malu akibat perilaku yang salah, karena dengan perasaan ini dapat mengakibatkan rasa tidak aman bagi si anak.

c. Dengan disiplin, anak belajar bersikap menurut cara yang akan mudah mendatangkan pujian yang akan ditafsirkan anak sebagai tanda kasih sayang.

d. Disiplin yang sesuai dengan perkembangan berfungsi sebagai motivasi pendorong ego yang mendorong anak mencapai apa yang diharapkan darinya.

e. Disiplin membantu anak mengembangkan hati nurani yaitu suara dari dalam untuk membimbing dalam mengambil keputusan.12

____________

11Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Studi Press, 2001), hal.

80.

12 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta: Gelora Aksara Pratama, 1978), hal. 83.

Page 9: Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

Vol. 01, No. 01, Januari 2013

92}

Dari paparan di atas, jelas bahwa dengan adanya disiplin dapat

memberikan rasa aman bagi anak dan membantu anak menghindari

perasaan bersalah, mendorong anak untuk mencapai apa yang diharapkan

serta membimbing dalam mengambil keputusan.

Pada masa lampau, disiplin dianggap perlu untuk menjamin bahwa

anak akan menganut dan mematuhi hal-hal yang ditetapkan masyarakat.

Sekarang telah diterima bahwa anak membutuhkan disiplin, bila mereka

ingin bahagia dan menjadi orang yang baik maka melalui disiplin mereka

dapat belajar berperilaku sesuai dengan cara yang dapat diterima

masyarakat.

Meskipun semua anak membutuhkan disiplin, tetapi kebutuhan

mereka bervariasi. Banyak terdapat kondisi yang mempengaruhi kebutuhan

anak tentang disiplin, di antaranya ada enam hal yang dianggap penting

yaitu:

a. Pada laju perkembangan anak terdapat berbagai variasi, tidak semua anak pada usia yang sama memiliki kebutuhan disiplin yang sama, ataupun jenis disiplin yang sama. Disiplin yang cocok untuk anak yang satu belum tentu cocok untuk anak yang lain dengan usia yang sama. Contoh, dengan beberapa kata yang lemah lembut bisa membuat satu orang anak mengerti bahwa ia tidak boleh bermain korek api, sedangkan anak yang lain dengan usia yang sama mungkin tidak mengerti kata yang digunakan dalam bentuk larangan.

b. Kebutuhan akan disiplin bervariasi menurut waktu dalam sehari, kemungkinan biasanya puncak keindahan terdapat pada anak yang paling besar.

c. Kegiatan yang dilakukan anak mempengaruhi kebutuhan disiplin kemungkinan disiplin paling besar dibutuhkan untuk kegiatan sehari-hari yang rutin seperti makan, tidur atau membuat pekerjaan rumah dan paling sedikit diperlukan bila anak bebas bermain sekehendak hatinya.

d. Kebutuhan disiplin bervariasi antara satu hari dengan hari yang lain dalam seminggu.

Page 10: Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

{93

e. Disiplin lebih sering dibutuhkan dalam keluarga besar dari pada keluarga kecil. Semakin banyak anak dalam suatu keluarga, semakin kurang perhatian dan pengawasan yang didapat dari orang tua.

f. Kebutuhan disiplin bervariasi dengan usia anak yang lebih besar kurang membutuhkan disiplin dibanding anak kecil. Anak yang lebih besar juga membutuhkan disiplin yang berbeda jenisnya dari anak yang lebih kecil.13

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anak-anak sebagai

bagian dari dunia pendidikan sangat membutuhkan kedisiplinan.

Kedisiplinan merupakan arsitek dalam hidup mereka, tanpa adanya

kedisiplinan, anak tidak dapat menuai hasil belajar yang optimal, tanpa

kedisiplinan jua mereka tidak akan menemukan diri mereka sebagai pribadi

yang loyal dengan kebutuhan zaman dan kehidupan.

4. Pola Disiplin dalam Pendidikan

Dalam proses pelaksanaan disiplin dan berbagai program

pendidikan lainnya diperlukan suatu pola atau cara yang efektif dan ideal.

Sebab tanpa ada pola atau cara niscaya proses disiplin anak tidak akan

mencapai tujuan yang diharapkan. Orang tua, guru atau pimpinan harus

dapat memilih cara atau pola yang dapat membangun dan memotivasi anak

didik dalam membentuk kepribadian mereka sekaligus menjauhkan diri

dari berbagai faktor yang dapat menjerumuskan ke jurang keprihatinan.

Pada garis besarnya ada lima pola pengembangan disiplin, yaitu:

a. Membimbing dan mengarahkan

Tujuan dilaksanakan kedisiplinan adalah demi membimbing dan

mengarahkan anak-anak agar mengetahui alasan tentang keharusan berbuat

suatu perbuatan. Pelaksanaan program disiplin sangat bermanfaat untuk

____________

13 Ibid, hal. 83.

Page 11: Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

Vol. 01, No. 01, Januari 2013

94}

menjadikan sang anak tertib, teratur serta harus berpegang teguh pada

aturan. Dengan demikian sang anak akan mampu memanfaatkan usia dan

kesempatannya secara lebih baik. Oleh karena itu diharapkan kepada orang

tua atau pendidik untuk bersikap lemah lembut, kasih sayang dengan

maksud untuk membimbing dan mengarahkan.

b. Ketegasan

Seorang penegak disiplin tidak selalu harus lembut. Ia juga harus

mampu bertindak tegas tanpa harus merasa kasih terhadap penyimpangan

yang di luar batas. Apabila seorang pendidik tidak memiliki sikap ketegasan

dan menampakkan rasa belas kasihan yang berlebihan maka akan

memunculkan berbagai ke tidak aturan.

Dalam hal ini Ali Qaimi menulis sebuah pendapat: dalam hal

ketegasan janganlah kita memperlakukan anak seperti memperlakukan

orang dewasa, sebab mereka belum mampu memahami berbagai perkara

dan mereka belum memasuki fase pengetahuan yang sempurna. Namun

ketegasan harus dalam setahap demi setahap. Di samping tegas dan pasti,

keputusan juga harus jelas agar sang anak mampu memahami tentang apa

yang harus mereka kerjakan dan bagaimana cara penyesuaian diri dengan

peraturan yang berlaku.14

c. Menjaga perasaan

Penegakan disiplin harus sabar dan tidak over acting dalam

menyelesaikan berbagai problema yang terkait dengan disiplin. Dalam hal

ini penegakan disiplin harus menjaga perasaan anak-anak. Apabila si anak

punya persoalan seperti tekanan batin atau menangis, hendaklah

ditanyakan sebab musababnya. Karena semua itu ada faktor yang

____________

14Ali Qaimi, Peranan Ibu Dalam Mendidik Anak, (Jakarta: Cahaya, 2005), hal. 225.

Page 12: Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

{95

menyebabkan demikian. Dengan demikian pelaksanaan disiplin harus

bersikap arif dan bijaksana.

d. Memperhatikan sikap dan sopan santun

Dalam pelaksanaan disiplin, sikap, tutur kata, hukuman dan

pemberian hadiah, harus memperhatikan etika, sikap dan sopan santun,

jangan sampai membuat kekeliruan dalam pelaksanaan disiplin. Karena

meskipun tujuannya baik, namun cara yang kita tempuh tidak efektif tentu

hasilnya pun tidak baik seperti yang diharapkan. Dalam hal ini Ali Qaimi

berpendapat:

Anda harus memperhatikan sanksi yang anda jatuhkan kepada anak anda yang telah melakukan kesalahan, jangan sampai berlebihan dalam memberikan hukuman, jangan mencampur adukkan kesalahan dengan masalah yang lain atau mengungkit-ungkit kesalahan masa lalu. Satu kesalahan, satu sanksi, bukan kalau melampaui batas anda bersikap zalim.15

e. Melecehkan perbuatan buruk

Suatu hal yang tidak logis kalau tidak mencela atau melecehkan sang

anak. Apabila sang anak melakukan suatu kesalahan, semestinya

memberikan penjelasan bahwa kesalahannya adalah hal yang buruk dan

tercela, dan memberikan kepadanya pemahaman terhadap keburukan

prilakunya. Pelaksanaan disiplin harus berlandaskan pada pengetahuan

yang jelas. Pembinaan disiplin harus berdasarkan pada cinta dan kasih

sayang dengan kondisi tetap terpaut dengan ketegasan, ancaman dan

dukungan untuk mewujudkan harapan ini kiranya ada beberapa pola yang

perlu dijauhi dalam pendidikan dan pembinaan disiplin, yaitu:

a. Otoriter

____________

15Ibid, hal. 226.

Page 13: Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

Vol. 01, No. 01, Januari 2013

96}

Otoriter yaitu semua peraturan yang telah ditetapkan oleh

pemegang otoritas disiplin seperti orang tua, guru, pemimpin atau orang

dewasa. Apabila individu yang berada dalam kawasan tersebut melanggar

akan dikenakan hukuman sesuai dengan ketentuan dan berada dalam posisi

pasif yang tidak memiliki kesempatan untuk bergerak. Ali Qiami

memberikan sebuah pendapat tentang akibat dari pola ini:

Menurut hemat kami, cara semacam ini juga tidak layak diterapkan, sebab dalam keadaan ini sang anak sama sekali tidak memiliki peluang untuk tumbuh dan berkembang kepribadian, emosi, akhlak dan rasa kemanusiaan niscaya tidak akan terbentuk dengan baik sempurna dalam jiwanya. Selain itu, segenap bakat dan potensinya juga tidak dapat tumbuh dan berkembang secara wajar.16 Anak yang terlalu disiplin dengan kekerasan merasa bahwa dunia

penuh permusuhan, dan terlalu banyak melawan disiplin yang keras maka

dikemukakan hari anak dapat menjurus kenakalan remaja. Pola

pengembangan atau pembinaan disiplin baik dalam keluarga di sekolah di

pesantren atau di tempat kerja dan tempat-tempat lain secara umum ada

tiga model. Pada garis besarnya ada tiga macam pola pengembangan

disiplin yaitu: otoriter, permisif dan demokratik.

b. Disiplin Permisif (Membiarkan)

Permisif yaitu cara mengembangkan disiplin dengan membiarkan

anak tanpa adanya tuntutan perilaku. Teknik ini akan mempengaruhi

pembentukan behavior anak yang tidak jelas dan tidak terarah. Muhammad

Surya menulis tentang efek dari sebab ini, ia menyatakan bahwa:

Anak yang dibesarkan degan teknik ini cenderung akan menjadi anak yang tidak tahu bagaimana melakukan berbagai tindakan. Keadaan ini akan sangat berpengaruh pada saat anak memasuki

____________

16Ali Qaimi, Peranan Ibu dalam Mendidik Anak, (Jakarta: Cahaya, 2005), hal. 221.

Page 14: Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

{97

lingkungan di luar keluarganya sehingga dapat menyebabkan anak terisolasi, rendah diri dan sebagainya.17 Banyak orang tua menganggap disiplin permisif merupakan protes

terhadap disiplin yang kaku dan keras. Dengan itu anak sering tidak diberi

batas-batas yang mengatur apa saja yang boleh dilakukan, mereka

diizinkan untuk mengambil keputusan sendiri dan berbuat sekehendak

mereka sendiri.

Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa disiplin permisif berarti

sedikit disiplin dan tidak membimbing anak ke pola perilaku yang disetujui

secara sosial dan tidak menggunakan hukuman serta membiarkan anak-

anak meraba-raba dalam situasi yang terlalu sulit untuk ditanggulangi oleh

mereka sendiri tanpa bimbingan atau pengendalian.

c. Disiplin Demokratik

Demokratik yaitu pengembangan disiplin melalui peran serta semua

pihak terutama anak atau subjek yang bersangkutan. Dalam teknik ini

terjadi dialog antara orang tua, pimpinan, selaku penegak disiplin dan anak

selaku objek disiplin. Anak akan memahami berbagai aspek disiplin dan

mampu mengembangkan kendali diri dalam menyeleksi perilaku yang

sesuai.

Efek dari pola ini adalah anak akan tumbuh dan cenderung menjadi

personal yang baik, mandiri, kreatif dan percaya diri, yang kesemuanya

tercermin dalam setiap tindakannya, kemampuan bergaul berdisiplin,

kemampuan mengambil keputusan hidup dan kemampuan lainnya dalam

kehidupan sehari-hari.18

Disiplin demokratik menggunakan hukuman dan penghargaan,

dengan penekanan yang lebih besar pada penghargaan. Hukumannya tidak

pernah keras dan biasanya tidak berbentuk hukuman badan. Hukuman

____________

17Ibid, hal. 134.

18Ibid, hal. 134.

Page 15: Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

Vol. 01, No. 01, Januari 2013

98}

hanya dilakukan bila terdapat bukti bahwa anak-anak secara sadar menolak

melakukan apa yang diharapkan dari mereka. Bila perilaku anak memenuhi

standar yang diharapkan, orang tua menghargai dengan pujian atau

pernyataan persetujuan yang lain.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa disiplin

demokratis mengajar anak mengembangkan kendali atas perilaku mereka

sendiri sehingga mereka akan melakukan apa yang benar, meskipun tidak

ada penjaga yang mengancam dengan hukum bila melakukan sesuatu yang

tidak dibenarkan. Sikap otoriter, permisif, dan demokratis tidak diharapkan

dalam pembinaan disiplin karena dalam keadaan seperti ini sang anak tidak

dapat berkembang seperti yang diharapkan, melainkan akan melanggar

semua peraturan yang telah ditetapkan dan hidupnya tidak terarah dan

akhirnya terjerumus kenakalan remaja.

5. Unsur-unsur Disiplin dalam Pendidikan

Disiplin mencakup seluruh sisi kehidupan tanpa terikat waktu,

situasi dan usia. Entah saat kita kecil, dewasa dalam keluarga di tempat

kerja dan dalam bergaul dengan masyarakat luas. Agar disiplin dapat

terwujud, minimal ada unsur yang harus dimiliki yaitu:

a. Aturan

Aturan merupakan jaminan sebagai dasar konsep moral dalam

berperilaku secara tepat. Orang yang disiplin adalah orang yang konsisten

untuk menaati dan menjalankan segala sesuatu aturan yang telah

ditetapkan untuk mencapai kesuksesan. Untuk mencapai kesuksesan

diperlukan keteraturan dan pembiasaan, sehingga setiap perkataan yang

diucapkan atau dilontarkan dan tingkah laku yang ditimbulkan itu perlu

ditunjang oleh seperangkat peraturan atau ketentuan yang disebut dengan

tata tertib atau disiplin. Aturan mempunyai dua fungsi yang sangat penting

dalam membantu anak menjadi makhluk bermoral. Pertama, aturan

Page 16: Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

{99

memperkenalkan pada anak tentang perilaku yang disetujui. Kedua, aturan

membantu mengekang perilaku yang tidak diinginkan.19

Disiplin banyak digunakan di sekolah untuk mengontrol tingkah

laku siswa termasuk guru, pegawai dan tata usaha, agar tugas-tugas sekolah

berjalan dengan optimal. Salah satu penunjang dari disiplin adalah adanya

tata tertib atau aturan. Tata tertib atau aturan adalah semua peraturan,

ketentuan dan berbagai pedoman yang ada di sebuah lembaga, termasuk

lembaga pendidikan sekolah.20

Kewajiban menaati tata tertib sekolah merupakan hal yang penting

karena tata tertib dari sistem persekolahan bukan sekedar dari kelengkapan

sekolah. Akan tetapi ajaran Islam juga memerintahkan kita untuk disiplin

dalam arti ketaatan pada peraturan yang telah ditetapkan.

Ajaran Islam juga menjelaskan tentang disiplin yang mengandung

makna ketaatan pada segala peraturan yang telah ditetapkan baik di sekolah

maupun di lingkungan masyarakat untuk melaksanakan disiplin dengan

sukarela tanpa ada paksaan karena disiplin juga merupakan tuntutan

Agama Islam. Agar disiplin dapat berkembang dengan baik, maka aturan

itu harus dapat dipahami, dihayati dan diamalkan oleh setiap individu atas

kesadarannya sendiri.

b. Hukuman

Hukuman adalah alat dalam memberikan tindakan terhadap setiap

pelanggaran aturan yang ditetapkan. “Hukuman sebagai reinforcement yang

negatif kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.21

____________

19Elizabeth, Perkembangan Anak…, hal. 84.

20 B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal. 81.

21Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada),

hal. 94.

Page 17: Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

Vol. 01, No. 01, Januari 2013

100}

Tujuan hukuman sebagai alat untuk ketertiban sekolah dan untuk

memberikan batasan atau ruang gerak bagi anak didik supaya tidak

melakukan pelanggaran atau kesalahan. Dengan adanya hukuman anak

akan menginsyafi kesalahannya dan tidak mengulangi lagi pelanggaran

atau kesalahan yang dilakukan selama ini.

Pemberian hukuman bertujuan agar anak sadar dan patuh terhadap

norma-norma yang diterapkan, dan baru dapat dilaksanakan jika anak telah

memperoleh penjelasan-penjelasan tentang norma yang harus ditaati. Guru

harus memahami prinsip pemberian hukuman karena hukuman dapat

mempengaruhi perkembangan psikologi dan fisik anak. Ini akan nampak

terhadap perkembangan intelektual anak. Oleh karena itu, para pendidik

diharapkan agar menjauhkan hal-hal negatif terhadap perkembangan anak.

Hukuman dapat diberikan sebagai motivasi kepada siswa untuk

menerapkan disiplin dalam segala aspek kehidupan, dengan hukuman bisa

mewujudkan terbentuknya sifat positif pada siswa. Hukuman memiliki tiga

peranan penting, yaitu: Pertama, hukuman harus menerbitkan rasa bersalah.

Kedua, hukuman harus selalu menimbulkan rasa menderita bagi

penghukum. Ketiga, hukuman berakhir dengan pengampunan.22

Hukuman badan merupakan salah satu bentuk hukuman yang

paling tidak memuaskan karena anak jarang mengaitkan hukuman dengan

tindakan yang menyebabkan dirinya dihukum, karena rasa sakit cenderung

lebih dihubungkan dengan orang yang menghukum dari pada dengan

perbuatan yang dihukum.

Bentuk hukuman yang paling efektif mempunyai hubungan

langsung dengan tindakan. Oleh sebab itu hukuman harus disesuaikan

dengan pelanggaran. Bila seorang anak membuat makanan di lantai karena

sedang marah, maka anak itu harus langsung membersihkannya.

____________

22Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), hal. 102.

Page 18: Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

{101

Pemberian hukuman bukanlah suatu balas dendam dari seorang

pendidik kepada anak didiknya tetapi pemberian hukuman adalah untuk

memperbaiki dan sekaligus sebagai pendidikan bagi anak didik. Dengan

adanya pemberian hukuman terhadap anak didik di sekolah atau dalam

lingkungan keluarga apabila melakukan pelanggaran maka jiwanya akan

terdidik untuk tidak lagi melakukan pelanggaran. Secara umum pemberian

hukuman adalah untuk membersihkan kesalahan seseorang yang telah

melakukan pelanggaran serta menghambat orang lain baik individu

maupun kelompok untuk melakukan pelanggaran.

c. Penghargaan

Penghargaan adalah ganjaran atas suatu pencapaian hasil perilaku

tertentu yang dipandang sesuai dengan yang diharapkan. Penghargaan

mempunyai tiga peranan penting dalam mengajar anak berperilaku sesuai

dengan cara yang direstui oleh masyarakat. Pertama penghargaan

mempunyai nilai mendidik untuk memperkenalkan mana perilaku yang

baik dengan yang tidak baik sesuai dengan ketentuan. Kedua sebagai

motivasi untuk mengulangi perilaku yang diharapkan. Ketiga penghargaan

berfungsi untuk memperkuat perilaku yang disetujui secara sosial. 23

Penghargaan tidak dapat melemahkan keinginan untuk mengulang

perilaku yang baik. Peran penghargaan sangat penting dalam disiplin,

begitu pula penghargaan tidak dapat menggantikan peran hukuman karena

keduanya merupakan unsur yang perlu dalam proses belajar berperilaku

secara sosial. Penghargaan tidak mesti dalam bentuk materi, tetapi dapat

berupa kata-kata pujian, senyuman atau tepukan di punggung.

d. Konsistensi

____________

23Elizabeth, Perkembangan Anak…, hal. 87.

Page 19: Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

Vol. 01, No. 01, Januari 2013

102}

Konsistensi adalah tingkat keseragaman atau kesamaan dalam

mewujudkan perilaku, pelaksanaan aturan, pemberian hukuman dan

pemberian ganjaran. Dengan konsistensi yang baik disiplin yaitu: Pertama,

mempunyai nilai mendidik yang besar, bila peraturan-peraturan konsisten

memacu proses belajar disebabkan nilai pendorongnya. Kedua, mempunyai

nilai motivasi yang kuat. Anak yang menyadari bahwa penghargaan selalu

mengikuti perilaku yang disetujui dan hukuman selalu mengikuti perilaku

yang dilarang. Ketiga, konsisten mempertinggi penghargaan terhadap

peraturan dan memberi hormat kepada pemegang otoritas disiplin.24

Tetapi dari segi positif, konsistensi mempunyai beberapa nilai

penting ia memacu proses belajar dan dengan itu membantu anak belajar

peraturan dan menggabungkan peraturan tersebut ke dalam suatu kode

moral. Hasilnya anak-anak yang terus diberi pendidikan moral yang

konsisten cenderung secara keseluruhan menjadi lebih matang secara moral

dibandingkan teman sebaya mereka yang mendapat pendidikan moral yang

tidak konsisten.

Orang tua harus konsisten dalam memberikan disiplin terhadap

anak-anaknya agar sistem tersebut berjalan dengan baik. Orang tua harus

mempunyai suatu cita-cita tertentu, mereka harus mengetahui apa yang

diharapkan mereka dari anak mereka dan mengomunikasikannya pada

mereka secara jelas.25

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa aturan merupakan

jaminan sebagai konsep dasar moral dalam berperilaku secara tepat.

Hukuman sebagai ganjaran atau pembalasan bagi seseorang karena suatu

kesalahan, perlawanan dan pelanggaran disengaja dalam arti bahwa

____________

24Ibid, hal. 92.

25Ibid, hal. 92.

Page 20: Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

{103

seorang mengetahui bahwa perbuatan itu salah tetapi tetap dikerjakan.

Penghargaan berarti ganjaran setelah menyusul hasil yang dicapai. Dengan

adanya konsistensi yang baik disiplin akan mudah dijalankan sebaliknya

tanpa konsistensi yang baik disiplin sulit dijalankan.

C. Penutup

Disiplin merupakan suatu latihan pikiran, atau badan, atau

kemampuan moral untuk memperbaiki prilaku melalui metode-metode

hukum. Disiplin menunjukkan sebuah situasi kepatuhan, ketaatan, norma-

norma sosial yang berlaku di mana seseorang berdomisili. Begitu pula

disiplin merupakan pengendalian diri ke arah positif melalui tata tertib dan

peraturan-peraturan yang dijalankan setiap pribadi dalam aktivitas sehari-

hari. Tujuan disiplin untuk menumbuhkan sikap kepatuhan dan ketaatan

untuk mengikuti tata cara yang telah diatur dan ditetapkan, memegang

teguh sikap tersebut dan melaksanakannya dalam situasi dan kondisi

apapun, tanpa ada keterbatasan, dengan demikian akan timbul rasa

keikhlasan, keridaan dan ketulusan dengan dihiasi penuh rasa senang

dalam melaksanakan serangkaian peraturan kaidah-kaidah dan tata tertib

yang telah ditetapkan.

Dalam proses pelaksanaan disiplin dalam berbagai program

pendidikan lainnya diperlukan suatu pola atau cara yang efektif dan ideal.

Sebab tanpa ada pola atau cara niscaya proses disiplin anak didik tidak akan

mencapai tujuan yang diharapkan. Pada garis besarnya ada lima pola

pengembangan disiplin, yaitu: Membimbing dan mengarahkan, ketegasan,

menjaga perasaan, memperhatikan sikap dan sopan santun, dan melecehkan

perbuatan buruk.***

Page 21: Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

Vol. 01, No. 01, Januari 2013

104}

DAFTAR PUSTAKA

A.M, Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Azra, Azyumardi. 2002. Paradigma Baru Pendidikan Nasional, Jakarta: Kompas.

B. Suryosubroto. 2004 Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta.

Darwin. 1998. Bimbingan dan Penyuluhan, Jakarta: Indonesia Ghalia,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Pendidikan dan Kewarganegaraan untuk Siswa Kelas 2, Proyek Pembinaan Pendidikan Pancasila, Tahun Anggaran 1994/1995, Jakarta: Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Djamarah, Saiful Bahri. 2002. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya: Usaha Nasional.

________. 2002. Rahasia Sukses Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.

E. Mulyasa.2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi; Konsep Karakteristik dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hamalik, Oemar. 2005. Metode Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito.

Hasibuan, Melayu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara.

Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak, Jakarta: Gelora Aksara Pratama.

Kadir. 1994. Penuntun Belajar PPKN, Bandung: Pen Ganeca Exact.

Kasan, Tholib. 2001. Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, Jakarta: Studi Press.

Mas’udi, Asy. 2000 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Yogyakarta: PT Tiga Serangkai.

Moedjiarto. 2002. Sekolah Unggul, Metode untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan, Bandung: Duta Graha Pustaka, Anggota IKPI.

Page 22: Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

{105

Murziqin, R., Tabrani ZA, & Zulfadli. (2012). Performative Strength in the Hierarchy of Power and Justice. Journal of Islamic Law and Culture, 10(2), 123–144.

Pusat Bahasa Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ketiga Cet. III, Jakarta: Balai Pustaka.

Qaimi, Ali. 2005. Peranan Ibu Dalam Mendidik Anak, Jakarta: Cahaya.

Severe, Sal. 2002. Bagaimana Bersikap Pada Anak Bersikap Baik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Shane, Harold G. 1984. Arti Pendidikan Bagi Masa Depan, Jakarta: Rajawali.

Sujanto, Agus. 1996. Psikologi Perkembangan, Jakarta: Rineka Cipta.

Surya, Muhammad. 2003. Bina Keluarga, Jakarta: Aneka Ilmu.

Tabrani ZA. (2009). Ilmu Pendidikan Islam (antara Tradisional dan Modern). Kuala Lumpur: Al-Jenderami Press.

Tabrani ZA. (2011). Dynamics of Political System of Education Indonesia. International Journal of Democracy, 17(2), 99–113.

Tabrani ZA. (2012). Future Life of Islamic Education in Indonesia. International Journal of Democracy, 18(2), 271–284.

Tabrani ZA. (2013). Pengantar Metodologi Studi Islam. Banda Aceh: SCAD Independent.

Tabrani ZA. (2014). Islamic Studies dalam Pendekatan Multidisipliner (Suatu Kajian Gradual Menuju Paradigma Global). Jurnal Ilmiah Peuradeun, 2(2), 211–234.

Tabrani ZA. (2015). Persuit Epistemology of Islamic Studies (Buku 2 Arah Baru Metodologi Studi Islam). Yogyakarta: Penerbit Ombak.

The Liang Gie. 1995. Cara Belajar Yang Efisien, Yogyakarta: Liberti Yogyakarta.

Page 23: Konsep Disiplin dalam Pendidikan Islam

Vol. 01, No. 01, Januari 2013

106}