12
Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur © Jurusan Arsitektur Itenas | No.13 | Vol. 4 ISSN: Februari 2020 Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 1 Konsep Arsitektur Modern pada Desain Fasad Gedung Kantor BAPPEDA di Kota Bandung Shera Diva M. Dai Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Itenas, Bandung Email: [email protected] ABSTRAK Kota Bandung sebagai ibu kota Jawa Barat mengemban fungsi pusat pemerintahan yang tidak hanya memerlukan fasilitas pemerintahan kota tetapi juga fasilitas pemerintahan provinsi. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah atau BAPPEDA merupakan badan pelaksana fungsi penunjang urusan pemerintahan bidang perencanaan dan pengembangan yang dipimpin oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang berkedudukan di bawah Gubernur dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Untuk menunjang urusan pemerintahan pada kantor BAPPEDA, memerlukan bangunan yang layak dan dilengkapi dengan fasilitas yang baik. Sehingga penerapan tema yang ditekankan pada gedung kantor BAPPEDA ini adalah gaya Arsitektur Modern dengan bentuk yang mengikuti fungsi (form follows function) serta 5 prinsip arsitektur modern. Pemilihan tema ini disesuaikan dengan perancangan gedung pemerintahan kantor Bappeda yang membutuhkan desain bangunan sederhana, berhubungan langsung dengan lingkungannya serta bentuk bangunanan yang menyesuaikan dengan fungsi setiap ruangan di kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Perancangan Gedung Kantor BAPPEDA dengan pendekatan Arsitektur Modern di Kota Bandung dapat memenuhi kekurangan yang ada pada gedung kantor saat ini. Konsep yang diterapkan sesuai prinsipnya yaitu pilotis, peletakan jendela horizontal, desain bebas pada fasad, open plan, dan menggunakan roof garden. Hal ini dilakukan agar bangunan gedung kantor mengikuti perkembangan tren saat ini dengan karakteristik desain yang modern. Kata Kunci: BAPPEDA, Arsitektur Modern, Bandung. ABSTRACT Bandung as the capital of West Java has a central government function that not only requires city government facilities but also provincial government facilities. The Regional Development Planning Agency or BAPPEDA is the implementing body supporting the functions of government affairs in the field of planning and development which is led by the Head of the Regional Development Planning Agency which is located under the Governor and is responsible to the Regent through the Regional Secretary. To support government affairs in the BAPPEDA office, it requires a proper building and is equipped with good facilities. So that the application of the theme emphasized in the BAPPEDA office building is the Modern Architecture style with a form that follows the function (form follows function) and 5 principles of modern architecture. The selection of this theme was adjusted to the design of the Bappeda office government building that needed a simple building design, related directly to the environment and the shape of the buildings that adapted to the function of each room in the Regional Development Planning Agency office. Design of BAPPEDA Office Building with Modern Architecture approach in Bandung City can meet the existing shortcomings in the current office building. Concepts are applied according to its principles namely pilotis, horizontal window laying, free design on the facade, open plan, and using a roof garden. This is so that office buildings keep abreast of current trends with modern design characteristics. Keywords: BAPPEDA, Modern Architecture, Bandung.

Konsep Arsitektur Modernpada Desain Fasad Gedung Kantor

  • Upload
    others

  • View
    27

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Konsep Arsitektur Modernpada Desain Fasad Gedung Kantor

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur © Jurusan Arsitektur Itenas | No.13 | Vol. 4 ISSN: Februari 2020

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 1

Konsep Arsitektur Modern pada Desain Fasad Gedung Kantor BAPPEDA di Kota Bandung

Shera Diva M. Dai

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Itenas, Bandung Email: [email protected]

ABSTRAK Kota Bandung sebagai ibu kota Jawa Barat mengemban fungsi pusat pemerintahan yang tidak hanya memerlukan fasilitas pemerintahan kota tetapi juga fasilitas pemerintahan provinsi. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah atau BAPPEDA merupakan badan pelaksana fungsi penunjang urusan pemerintahan bidang perencanaan dan pengembangan yang dipimpin oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang berkedudukan di bawah Gubernur dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Untuk menunjang urusan pemerintahan pada kantor BAPPEDA, memerlukan bangunan yang layak dan dilengkapi dengan fasilitas yang baik. Sehingga penerapan tema yang ditekankan pada gedung kantor BAPPEDA ini adalah gaya Arsitektur Modern dengan bentuk yang mengikuti fungsi (form follows function) serta 5 prinsip arsitektur modern. Pemilihan tema ini disesuaikan dengan perancangan gedung pemerintahan kantor Bappeda yang membutuhkan desain bangunan sederhana, berhubungan langsung dengan lingkungannya serta bentuk bangunanan yang menyesuaikan dengan fungsi setiap ruangan di kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Perancangan Gedung Kantor BAPPEDA dengan pendekatan Arsitektur Modern di Kota Bandung dapat memenuhi kekurangan yang ada pada gedung kantor saat ini. Konsep yang diterapkan sesuai prinsipnya yaitu pilotis, peletakan jendela horizontal, desain bebas pada fasad, open plan, dan menggunakan roof garden. Hal ini dilakukan agar bangunan gedung kantor mengikuti perkembangan tren saat ini dengan karakteristik desain yang modern.

Kata Kunci: BAPPEDA, Arsitektur Modern, Bandung.

ABSTRACT

Bandung as the capital of West Java has a central government function that not only requires city government facilities but also provincial government facilities. The Regional Development Planning Agency or BAPPEDA is the implementing body supporting the functions of government affairs in the field of planning and development which is led by the Head of the Regional Development Planning Agency which is located under the Governor and is responsible to the Regent through the Regional Secretary. To support government affairs in the BAPPEDA office, it requires a proper building and is equipped with good facilities. So that the application of the theme emphasized in the BAPPEDA office building is the Modern Architecture style with a form that follows the function (form follows function) and 5 principles of modern architecture. The selection of this theme was adjusted to the design of the Bappeda office government building that needed a simple building design, related directly to the environment and the shape of the buildings that adapted to the function of each room in the Regional Development Planning Agency office. Design of BAPPEDA Office Building with Modern Architecture approach in Bandung City can meet the existing shortcomings in the current office building. Concepts are applied according to its principles namely pilotis, horizontal window laying, free design on the facade, open plan, and using a roof garden. This is so that office buildings keep abreast of current trends with modern design characteristics.

Keywords: BAPPEDA, Modern Architecture, Bandung.

Page 2: Konsep Arsitektur Modernpada Desain Fasad Gedung Kantor

Shera Diva M. Dai

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 2

1. PENDAHULUAN Kota Bandung mengemban fungsi sebagai pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat, maka fasilitas pemerintahan yang ada di Kota Bandung tidak hanya fasilitas pemerintahan kota saja tetapi juga fasilitas pemerintahan Provinsi Jawa Barat. Untuk menunjang kebutuhan fasilitas pemerintah tersebut, diperlukan wadah untuk menampung segala aktifitas didalamnya yaitu bangunan Gedung negara. Bangunan Gedung Negara adalah bangunan gedung yang didalamnya mengatur keperluan dinas yang akan menjadi kekayaan milik negara dan dibangun dengan sumber pembiayaan dari dana APBN, dan perolehan lainnya yang sah, antara lain seperti: gedung kantor, gedung sekolah, gedung rumah sakit, gudang, rumah negara, dan lain-lain. Gedung Negara dengan layanan dan fasilitas pendukungnya. Oleh karena itu dalam merencanakan gedung negara perlu perencanaan yang matang ditinjau dari segi keamanan, biaya, kegunaan, bentuk, arsitektur, struktur maupun jasa yang tersedia [1]. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebagai unsur pelaksana fungsi penunjang urusan pemerintahan bidang perencanaan dan penunjang penelitian dan pengembangan. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dipimpin oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang berkedudukan di bawah Gubernur dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. BAPPEDA Provinsi Jawa Barat memiliki tugas pokok menyelenggarakan kebijakan teknis bidang perencanaan pembangunan daerah provinsi, menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, pengendalian, fasilitasi dan pelaksanaan urusan pemerintahan Daerah Provinsi di bidang perencanaan pembangunan daerah. Perencanaan daerah tersebut meliputi aspek fisik, ekonomi, sosial dan budaya, pemerintahan, pendanaan pembangunan, pengendalian dan evaluasi, menyelenggarakan dan perencanaan Daerah Kabupaten/Kota, serta mengidentifikasi, mengolah dan menganalisis data pembangunan. Gedung kantor BAPPEDA Jawa Barat berdasarkan tingkat kompleksitas merupakan jenis Bangunan Tidak Sederhana. Gedung kantor ini merupakan suatu badan di bawah Kementerian sehingga termasuk kedalam golongan Tipe C yaitu gedung perkantoran yang ditempati secara permanen oleh Instansi Pemerintah Pusat dengan pejabat tertinggi setingkat Eselon I [2]. Arsitektur Modern merupakan suatu istilah yang ditujukan untuk bangunan dengan karakteristik yang mengutamakan kesederhanaan bentuk modular dan meniadakan segala bentuk ornamen. Penerapan tema yang ditekankan pada Gedung kantor BAPPEDA ini adalah gaya Arsitektur Modern dengan bentuk yang mengikuti fungsi (form follows function) serta 5 prinsip arsitektur modern. Pemilihan tema ini tepat untuk diterapkan pada perancangan gedung pemerintahan kantor Bappeda yang membutuhkan desain bangunan sederhana, berhubungan langsung dengan lingkungannya serta bentuk bangunanan yang menyesuaikan dengan fungsi setiap ruangan di kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Melalui pendekatan arsitektur modern, perancangan gedung gantor BAPPEDA Provinsi Jawa Barat di Kota Bandung ini dapat memenuhi nilai kesederhanaan, kebebasan, dan kenyamanan yang dibutuhkan Gedung pemerintahan. Dengan pendekatan gaya arsitektur modern, diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang muncul dan menjadi solusi dari tuntutan perbaruan sebuah karya arsitektur.

2. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANGAN 2.1 Tema Arsitektur Modern Arsitektur Modern sebelum Perang Dunia I dimulai dengan adanya pengaruh Art Nouveau yang banyak menampilkan keindahan plastisitas alam, dilanjutkan dengan pengaruh Art Deco yang lebih mengekspresikan kekaguman manusia terhadap kemajuan teknologi. Konsep tersebut kemudian

Page 3: Konsep Arsitektur Modernpada Desain Fasad Gedung Kantor

Konsep Arsitektur Modern pada Desain Fasad Gedung Kantor BAPPEDA di Kota Bandung

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur - 3

dimanifestasikan ke dalam media arsitektur dan seni, serta gaya hidup. Karakteristik Arsitektur modern pada umumnya adalah: a. Suatu penolakan terhadap gaya lama. b. Suatu yang mengadopsi prinsip bahwa bahan dan fungsi sangatlah menentukan hasil dalam suatu

bangunan. c. Suatu yang menyangkut tentang mesin. d. Menolak adanya bordiran atau ukiran dalam bangunan. e. Menyederhanakan bangunan sehingga format detail menjadi tidak perlu. Tema yang diusulkan untuk diterapkan pada bangunan gedung kantor Bappeda yaitu sesuai dengan Prinsip-Prinsip Arsitektur Modern yang dikembangkan oleh Le Corbusier, yang ia sebut "The Five Points of a New Architecture". Lima poin tersebut adalah: 1. Pilotis; Penggantian dinding pendukung dengan grid kolom beton bertulang yang menyandang

beban struktural yang merupakan dasar dari estetika baru. 2. The free designing of the ground plan (Perancangan bebas pada ground plan); Tidak adanya

dinding pendukung yang berarti bangunan bersifat bebas dalam penggunaan internalnya. 3. The free design of the facade (Desain bebas pada fasad); Memisahkan bagian luar bangunan dari

struktur sehingga fasad terbebas dari kendala struktural. 4. The horizontal window (Jendela horizontal); jendela memotong di sepanjang fasad bangunan,

sehingga pencahayaan dalam setiap ruangan sama. 5. Roof garden (Taman Atap); Taman di atap datar dapat melayani kepentingan pengguna untuk

bersantai [3]. Lima prinsip diatas akan diterapkan dan menjadi fokus perancangan pada gedung kantor BAPPEDA Provinsi Jawa Barat yang berada di Jalan Ir H. Juanda, Kota Bandung, Jawa Barat. 2.2 Elaborasi Tema Tema yang digunakan dalam perancangan gedung kantor pemerintahan Provinsi Jawa Barat ini adalah gaya Arsitektur Modern. Gaya Arsitektur Modern mengacu pada teori Le Corbusier, yaitu 5 prinsip dari Arsitektur Terbarukan. Elaborasi tema dalam perancangan ini diuraikan pada Gambar 1 sebagai berikut.

Gambar 1. Elaborasi Tema

Page 4: Konsep Arsitektur Modernpada Desain Fasad Gedung Kantor

Shera Diva M. Dai

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 4

2.3 Aksesibilitas Tapak Lokasi tapak berada di Jl. Insinyur H. Djuanda No.287, Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat. Tapak berada dikawasan pemukiman kepadatan sedang dan pusat perdagangan dan jasa. Lokasi yang berada dikawasan penghubung kota dan kabupaten mengakibatkan tingkat kepadatan lalu lintas cukup tinggi. Selain itu site juga terletak didepan jalan kolektor dengan lebar 22m yang menyebabkan kondisi lalu lintas menjadi padat karena banyaknya kendaraan yang berhenti tidak pada tempatnya. Pada sekitar site juga terdapat massa bangunan sekitar yang fungsinya beranekaragam, seperti perumahan warga pada sisi barat, pertokoan pada sisi utara dan timur, dan instansi pendidikan pada sisi selatan. Berikut Gambar 2 yang merupakan analisis aksesibilitas pada tapak.

Gambar 2. Aksesibilitas Tapak (Sumber: Diolah dari Google Earth, diakses tanggal 9 Agustus 2019)

2.4 Konsep Zoning Tapak Zoning tapak terdiri dari lima bagian yaitu sebegai berikut. Zona hijau/RTH, difungsikan sebagai taman yang mengelilingi kawasan tapak. Zona publik difungsikan sebagai area drop off, lobby lift, resepsionis dan selasar pada kantor yang diposisikan pada bagian depan tapak. Zona privat difungsikan sebagai ruang kerja. Zona semi-privat difungsikan pada area belakang seperti bangunan penunjang kantor yaitu kantin dan masjid. Lalu zona servis difungsikan pada area loading dock diposisikan pada bagian ujung samping tapak tepatnya bagian barat. Dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Konsep Zoning Tapak

Keterangan:

Zona Hijau / RTH Zona Publik

Zona Semi Privat

Zona Privat

Zona Servis

U

Page 5: Konsep Arsitektur Modernpada Desain Fasad Gedung Kantor

Konsep Arsitektur Modern pada Desain Fasad Gedung Kantor BAPPEDA di Kota Bandung

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur - 5

2.5 Konsep Gubahan Massa Gubahan massa merupakan komposisi bentuk massa bangunan yang terbentuk pada tapak. Gubahan massa pada bangunan kantor BAPPEDA tercipta melalui pendekatan Arsitektur Modern dimana bentuk mengikuti fungsi ruang dalamnya. Proses transformasi gubahan massa bangunan ini memiliki beberapa tahap. Diantaranya tahap pertama pada lantai dasar bangunan, bentuk massa berbentuk persegi panjang yang mengikuti bentuk tapak serta fungsi ruang untuk lapangan upacara. Kemudian tahap kedua, adalah pada lantai 2 memiliki bentuk massa yang telah dilakukan substraksi atau pengurangan bentuk pada arah barat untuk menyesuaikan dengan fungsi ruang kerja dan tuntutan bangunan pemerintahan yang formal dan simetris. Serta bentuk massa pada lantai 3 serupa dengan lantai 2 telah dilakukan pengurangan bentuk sesuai dengan fungsi ruang yang telah mengerucut setelah seluruh ruang kerja bidang BAPPEDA terpenuhi kemudian di abstarksi atau penambahan bentuk dengan fungsi roof garden. Terakhir bentuk masa pada lantai 4 dilakukan substraksi kembali sehingga menyisakan salah satu fungsi ruang terpenting di kantor BAPPEDA yaitu ruang sidang pleno yang memerlukan lingkup tersendiri. Ilustrasi gubahan massa dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Konsep Gubahan Massa

2.6 Konsep Zoning Ruang Dalam Konsep zoning ruang dalam pada kantor BAPPEDA Provinsi Jawa barat terbagi menjadi 4 zona yaitu zona publik, zona privat, zona semi-privat, dan zona service. Pengelompokan zoning ruang dalam ini ditunjukan dalam gambar potongan memanjang bangunan kantor sesuai fungsi gedung pemerintahan. Dapat dilihat pada Gambar 5.

Gubahan massa pada lantai semi basement terdiri dari bentuk persegi panjang sesuai dengan zoning dan fungsinya

Gubahan massa pada lantai 1 menggunakan metode substaktif sesuai dengan fungsi bangunan pemerintahan yang simetris.

Gubahan massa pada lantai 3 dilakukan sustraksi dan abstraksi sesuai dengan fungsi ruang dalam dan luarnya.

Gubahan massa pada lantai 4 kembali menggunakan metode substaktif yang sesuai dengan fungsi bangunan ruang dalamnya.

Page 6: Konsep Arsitektur Modernpada Desain Fasad Gedung Kantor

Shera Diva M. Dai

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 6

Gambar 5. Konsep Zonning Ruang Dalam

2.7 Konsep Struktur Sistem struktur yang digunakan pada kantor BAPPEDA Provinsi Jawa Barat ini dibuat berdasarkan perhitungan sebelumnya. Adapun spesifikasi struktur yang digunakan sebagai berikut: a. Struktur kolom pada bangunan utama berukuran 60 cm x 60 cm dengan menggunakan material

beton b. Struktur kolom pada bangunan kiri dan kanan berukuran 40 cm x 40 cm dengan menggunakan

material beton c. Struktur balok pada bangunan berukuran 50/30 cm dengan menggunakan material beton d. Plat lantai beton dengan ketebalan 12 cm. e. pondasi yang digunakan adalah pondasi sumuran. f. Rangka atap menggunan material baja ringan berbentuk atap perisai Ilustrasi sistem struktur dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Aksonometri Struktur

Keterangan: Zona Publik

Zona Semi Privat

Zona Privat

Zona Servis

LOBBY, PERPUSTAKAAN

, KOMITE PERENCANA

R. RAPAT DAN

SIDANG

RUANG KERJA PEGAWAI TOILET

KESEKRETARIATAN DAN DATABASE

KANTIN DAN

MASJID

Page 7: Konsep Arsitektur Modernpada Desain Fasad Gedung Kantor

Konsep Arsitektur Modern pada Desain Fasad Gedung Kantor BAPPEDA di Kota Bandung

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur - 7

2.8 Konsep Utilitas Konsep utilitas bangunan yang akan digunakan dan diaplikasikan pada bangunan kantor BAPPEDA Provinsi Jawa Barat terdiri dari beberapa sistem diantaranya yaitu sistem distribusi air bersih, sistem utilitas air kotor (grey water), sistem utilitas penghawaan buatan, sistem telekomunikasi, sistem penanggulangan kebakaran, sistem air hujan, sistem elektrikal dan sistem penangkal petir. Sistem distribusi air bersih yang digunakan adalah sistem down feed. Sistem utilitas air kotor menggunakan Two Pipe System, air tinja dan air kotor atau air sabun dipisahkan pembuangan dengan 2 jenis pipa. Soil pipe mengalirkan tinja, water pipe mengalirkan air kotor atau air sabun. Sistem penghawaan menggunakan AC, namun sebagian besar dari bangunan menerapkan sistem penghawaan alami untuk mendukung tema green building. Sistem telekomunikasi menggunakan PABX (tanpa operator). Sistem penanggulangan kebakaran terdiri dari 3 buah hydrant halaman, sprinkler, detector, FHC (Fire House Cabinet), serta tangga darurat yang diletakan dengan radius 25m. Sistem air hujan dapat langsung disalurkan melalui biopori menuju buangan akhir. Sistem elektrikal listrik bersumber dari PLN dan genset. Rangkaian peralatan yang disediakan meliputi sarana penyesuaian tegangan listrik (trafo/transformator), sarana penyaluran utama (kabel feeder), panel hubung utama atau LVMDP (Low Voltage Main Distribution Panel), panel distribusi utama di tiap gedung SDP (Sub Distribution Panel) dan terakhir panel-panel di tiap lantai. Kemudian sistem penangkal petir menggunakan jenis franklin.

3. HASIL RANCANGAN 3.1 Rancangan Dalam Tapak Rancangan dalam tapak terbagi menjadi empat bagian yaitu, zona publik, zona privat, zona servis dan zona hijau/RTH. Zona publik diletakan pada sisi timur yang difungsikan sebagai entrance bangunan utama. Zona privat diletakan di sisi kiri dan kanan bangunan yang difungsikan sebagai ruang kerja pegai bappeda, zona service diletakan pada bagian tengah dan barat bangunan yang difungsikan sebagai toilet dan buffer dari sinar matahari. Zona hijau/RTH diletakan dibagian tengah dan sekitar bangunan yang difungsikan sebagai taman dan buffer dari polusi juga kebisingan. Untuk pembagian fungsi pada tapak dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Block Plan

Page 8: Konsep Arsitektur Modernpada Desain Fasad Gedung Kantor

Shera Diva M. Dai

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 8

3.2 Rancangan Dalam Bangunan Zoning terbagi menjadi empat bagian yaitu, zona publik, zona privat, zona servis dan zona hijau/RTH. Berikut dapat dilihat rangcangan pengelompokan zoning dalam denah bangunan pada Gambar 8, Gambar 9, Gambar 10 dan Gambar 11.

Gambar 8. Denah Lantai 1

Gambar 9. Denah Lantai 2

Page 9: Konsep Arsitektur Modernpada Desain Fasad Gedung Kantor

Konsep Arsitektur Modern pada Desain Fasad Gedung Kantor BAPPEDA di Kota Bandung

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur - 9

Gambar 10. Denah Lantai 3

Gambar 11. Denah Lantai 4 3.3 Fasad Bangunan Fasad pada bangunan kantor bappeda ini menerapkan konsep perancangan arsitektur modern dengan penerapan 5 prinsip. Untuk memenuhi konsep tersebut, maka pada fasad bangunan bappeda terlihat seperti berikut. Berikut Gambar 12 merupakan tampak depan bangunan yang memperlihatkan fasad bagian depan yang desain modern dengan pengaplikasian bentuk bangunan modular dan mengutamakan kesederhanaan. Bangunan menghadap ke timur mengikuti arah masuk menuju site.

Page 10: Konsep Arsitektur Modernpada Desain Fasad Gedung Kantor

Shera Diva M. Dai

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 10

Gambar 12. Tampak Depan Bangunan

Salah satu prinsip arsitektur modern yang diterapkan pada fasad yaitu penggunaan jendela horizontal. Maksud dari jendela horizontal ini yaitu penempatan jendela yang menerus dari ujung ke ujung bangunan, sehingga pencahayaan dan sirkulasi udara yang keluar masuk bangunan sama dan merata. Lalu, Pada Gambar 13 dapat dilihat sisi kiri dan kanan bangunan dibuat bukaan yang mengikuti arah angin sehingga mendukung kriteria bangunan hijau yaitu penghawaan alami.

Gambar 13. Tampak Samping Bangunan

3.4 Interior Bangunan Perancangan interior bangunan disesuaikan dengan fungsi kantor BAPPEDA yaitu ruang sidang, ruang kerja, dan ruang fasilitas pendukung yaitu masjid. Penerapan tema modern pada ruangan ini diambil dari 5 prinsip arsitektur modern. Salah satunya yaitu open plan pada ruang kerja per bidang dimana ruangan staff, analis, dan ruang tamu dibuat terbuka tanpa adanya dinding. Berikut Gambar 14, Gambar 15 dan Gambar 16 merupakan interior dari Gedung kantor BAPPEDA Provinsi Jawa Barat.

Gambar 14. Ruang Sidang Ir. Soehoed Warnaen

Page 11: Konsep Arsitektur Modernpada Desain Fasad Gedung Kantor

Konsep Arsitektur Modern pada Desain Fasad Gedung Kantor BAPPEDA di Kota Bandung

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur - 11

Gambar 15. Ruang Kerja Gambar 16. Masjid 3.5 Eksterior Bangunan Pada perspektif bangunan mata burung dan mata manusia dapat dilihat penerapan tema modern yang sama pada fasad bangunan. Prinsip arsitektr modern yang terlihat yaitu penggunaan kolom pilotis pada entrance bangunan, jendela horizontal pada fasad, tidak adanya kendala struktur yang terlihat pada fasad. Pemilihan warna pada bangunan ini juga disesuaikan fungsi bangunan pemerintahan dengan memilih warna monokrom yaitu putih dan abu abu. Hal ini juga bertujuan untuk mendukung bentuk bentuk bangunan yang simestris sehingga terlihat formal. Berikut dapat dilihat pada Gambar 17 dan Gambar 18.

Gambar 17. Perspektif Mata Burung

Gambar 18. Perspektif Mata Manusia

Page 12: Konsep Arsitektur Modernpada Desain Fasad Gedung Kantor

Shera Diva M. Dai

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 12

4. SIMPULAN Perancangan Gedung Kantor BAPPEDA Provinsi Jawa Barat yang berlokasi di Jl. Ir H. Juanda adalah sebuah desain yang dihasilkan dari tahap sinopsis, planning programming, desain skematik hingga detail engineering design. Konsep dari perancangan ini dilakukan dengan pendekatan Arsitektur Modern. Penerapan tema pada desain disesuaikan dengan 5 prinsip dasar Arsitektur modern, yaitu pilotis, penggunaan jendela horizontal, desain bebas pada fasad, open plan, dan pemanfaatan roof garden. Pengaplikasiannya dilakukan baik secara zoning, denah, sirkulasi, maupun fasad. Diharapkan rancangan ini dapat berguna dan memberikan inspirasi bagi pembaca.

UCAPAN TERIMA KASIH Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Jurnal Tugas Akhir. Penyusunan Laporan Jurnal Tugas Akhir ini tidak dapat terlepas dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk menyampaikan rasa terimakasih kepada: Ibu Ir. Mamiek Nur Utami, M.M dan Bapak Eggi Septianto, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing tugas akhir yang telah membimbing penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik, pihak kantor BAPPEDA yang telah memberikan data untuk bahan dalam penyusunan tugas akhir ini dan rekan-rekan Jurusan Arsitektur 2015 serta pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan doa dan dukungan agar terselesaikannya mata kuliah Tugas Akhir ini.

DAFTAR PUSTAKA [1] Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor

22/Prt/M/2018. Tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara [2] Peraturan Menteri PU Nomor 45 Tahun 2007 [3] Sbriglio, Jacques (2008). Le Corbusier The Villa Savoye. France. Birkhauser