11
A. Latar Belakang Perseteruan antara Palestina dengan Israel lebih pantas disebut sebagai sebuah penjajahan dari pada perperangan yang dilakukan bangsa Israel terhadap Palestina. Penjajahan ini pada dasarnya bermotifkan perluasan kekuasaan yang dianggap sebagai sebuah wilayah yang telah dijanjikan kepada kaum Yahudi. Sejarah ini berawal pada tahun 1934-1945, dimana merupakan tahun kekusaan penguasa dari Jerman yaitu Adolf Hitler yang menumpas habis seluruh Bangsa Yahudi yang berada di Eropa sehingga mereka lari dan kabur ke daerah Timur tengah, yang kebetulan daerah tersebut pada tahun 1946 sedang dijajah oleh Inggris. Melalui perundingan, Yahudi meminta izin kepada Inggris untuk membentuk suatu negara, sehingga terbentuklah Jewish Land, atau yang sekarang lebih Kita kenal dengan bangsa Israel. Demi memperluas daerah kekuasaannya, maka Israel melakukan ekspansinya di Palestina. Masyarakat dunia khususnya negara-negara Arab yang semula memihak bangsa Palestina banyak berdiam diri sejak berdirinya negara Palestina secara resmi tanggal 15 Nopember 1988. Selain itu, dukungan negara Arab semakin melemah terhadap perjuangan bangsa Palestina karena menghadapi rezim zionis yang sekarang didukung mutlak oleh Amerika Serikat (AS). Berdirinya negara Palestina merdeka yang diproklamirkan di Aljazair ternyata tidak sepenuhnya diakui oleh Israel. Israel menganggap Jerusalem dan Gaza sebagai bagian dari tanah perjanjian seperti yang disebutkan di dalam kitab suci mereka. Inilah alasan kenapa bangsa Yahudi dengan semangat zionismenya lebih memilih tanah Palestina sebagai tempat untuk mendirikan negara. Perang antara Palestina dan Israel bukan perang agama, tetapi tidak bisa dilepaskan dari sebab-sebab pemikiran keagamaan yang berasal dari kitab suci. Alasan utama mereka berperang adalah memperebutkan tanah air, termasuk juga daerah Jerusalem yang merupakan tempat suci bagi tiga agama samawi di dunia, di mana di sana berdiri Mesjid Alaqsa (Alharam alqudsi ashsharif) yang dijadikan tempat ibadah umat Islam atau disebut juga sebagai Bukit Bait Allah (The Temple Mount / Har ha-Bayit) bagi umat Yahudi dan Nasrani. Dan

Konflik Palestina Israel

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Konflik Palestina Israel

A. Latar Belakang

Perseteruan antara Palestina dengan Israel lebih pantas disebut sebagai sebuah penjajahan dari pada perperangan yang dilakukan bangsa Israel terhadap Palestina. Penjajahan ini pada dasarnya bermotifkan perluasan kekuasaan yang dianggap sebagai sebuah wilayah yang telah dijanjikan kepada kaum Yahudi. Sejarah ini berawal pada tahun 1934-1945, dimana merupakan tahun kekusaan penguasa dari Jerman yaitu Adolf Hitler yang menumpas habis seluruh Bangsa Yahudi yang berada di Eropa sehingga mereka lari dan kabur ke daerah Timur tengah, yang kebetulan daerah tersebut pada tahun 1946 sedang dijajah oleh Inggris.

Melalui perundingan, Yahudi meminta izin kepada Inggris untuk membentuk suatu negara, sehingga terbentuklah Jewish Land, atau yang sekarang lebih Kita kenal dengan bangsa Israel. Demi memperluas daerah kekuasaannya, maka Israel melakukan ekspansinya di Palestina. Masyarakat dunia khususnya negara-negara Arab yang semula memihak bangsa Palestina banyak berdiam diri sejak berdirinya negara Palestina secara resmi tanggal 15 Nopember 1988. Selain itu, dukungan negara Arab semakin melemah terhadap perjuangan bangsa Palestina karena menghadapi rezim zionis yang sekarang didukung mutlak oleh Amerika Serikat (AS).

Berdirinya negara Palestina merdeka yang diproklamirkan di Aljazair ternyata tidak sepenuhnya diakui oleh Israel. Israel menganggap Jerusalem dan Gaza sebagai bagian dari tanah perjanjian seperti yang disebutkan di dalam kitab suci mereka. Inilah alasan kenapa bangsa Yahudi dengan semangat zionismenya lebih memilih tanah Palestina sebagai tempat untuk mendirikan negara.

Perang antara Palestina dan Israel bukan perang agama, tetapi tidak bisa dilepaskan dari sebab-sebab pemikiran keagamaan yang berasal dari kitab suci.  Alasan utama mereka berperang adalah memperebutkan tanah air, termasuk juga daerah Jerusalem yang merupakan tempat suci bagi tiga agama samawi di dunia, di mana di sana berdiri Mesjid Alaqsa (Alharam alqudsi ashsharif) yang dijadikan tempat ibadah umat Islam atau disebut juga sebagai Bukit Bait Allah (The Temple Mount / Har ha-Bayit) bagi umat Yahudi dan Nasrani. Dan terkenal dengan Dinding Ratapan (The Western Wall / The Wailing wall / Ha Kotel Ha Ma’aravi) yang terletak di sebelah barat Masjid Al-Aqsa sebagai tempat ibadah umat Yahudi, atau disebut Alburaq Wall oleh kaum Muslimin.

B. Kronologi Konflik

Setelah terusirnya bangsa Yahudi dari tanah Israel, berabad-abad dapat dikatakan tidak ada konflik di Palestina. Pada abad 19 hamparan tanah (wilayah) di sana dihuni oleh penduduk yang terdiri dari berbagai budaya/umat. Kira-kira 86% Muslim, 10% Kristen, dan 4% kaum Yahudi yang hidup rukun dan damai.

1. Periode Pra-1920 : ZionismePada akhir tahun 1800, sebuah kelompok di Eropa berkeinginan untuk menguasai tanah ini. 

Dikenal sebagai Zionist, yaitu mereka yang mewakili kaum minoritas ekstrim bangsa Yahudi. Tujuan mereka adalah menciptakan Tanah Air bagi orang Yahudi. Mereka akhirnya menetapkan tanah Palestina yang akan dijadikan tempat tujuan.

Page 2: Konflik Palestina Israel

Mula-mula, imigrasi ini tidak menimbulkan masalah. Namun demikian, kaum Zionist menyatakan keinginannya terang-terangan akan mengambil alih tanah Palestina untuk Negara Yahudi. Akhirnya pekelahian pun pecah.

2. Periode 1920-1948 : Mandat Inggris hingga terbentuknya Negara IsraelLiga Bangsa-Bangsa mengusulkan British Mandate of Palestine pada tahun 1920,

yang menjadikan wilayah Palestina sebagai wilayah mandat yang akan dikelola oleh Inggris. Dalam kurun waktu hampir 30 tahun selama pemerintahan Mandat Inggris, terjadi beberapa bentrokan diantara bangsa Arab dan Yahudi yang berada di wilayah Palestina, antara lain Palestine Riots 1920, Palestine Riots 1929, Arab Revolt 1936-1939, Jerusalem Riots 1947.

Dibawah tekanan yang cukup besar dari Zionist, PBB mengusulkan melepas 55% tanah

Palestina untuk digunakan  sebagai Negara Yahudi. Protes dari bangsa Arab pun bermunculan hingga memicu kerusuhan selanjutnya di Yerusalem antara Arab dengan Yahudi dan akhirnya menggagalkan proposal perdamaian itu.

Pada hari yang bersamaan dengan berakhirnya Mandat Inggris, David Ben-Gurion yang mewakili Yahudi, memproklamirkan berdirinya Negara Israel, dan hanya dalam hitungan jam, Uni Soviet dan Amerika Serikat memberikan pengakuaannya. Proklamasi kemerdekaan Israel ini menyulut kemarahan bangsa Arab, dan menimbulkan konflik bersenjata pertama antara bangsa Arab dengan Yahudi yang telah menjadi Israel.

3. Perang 1947 – 1949Sementara secara luas dilaporkan, peperangan ini akhirnya melibatkan tentara dari 5 Negara

Arab. Selama peperangan terjadi, kekuatan Angkatan Bersenjata Zionist jauh melampaui seluruh kekuatan pasukan Arab dan Palestina, sering melebihi hingga 2 atau 3 kalinya. Apalagi tentara Arab tidak sampai menginvasi Israel, terlihat jelas bahwa kancah peperangan hanya berada di negara Palestina.

Akhirnya, dan ini sangat berarti untuk dicatat, bahwa tentara Arab masuk dalam konflik hanya setelah pasukan Zionist telah menyatakan berhasil melakukan 16 pembantaian, termasuk pembantaian miris terhadap 100 laki-laki, wanita dan anak-anak di Deir Yassin. Dan secara keseluruhan tentara Zionis telah berhasil melakukan pembantaian di 33 lokasi.

Pada akhir peperangan, Israel telah menaklukkan 78% kekuasaan Palestina; ¾ rakyat Palestina menjadi pengungsi; lebih dari 500 kota dan desa dienyahkan; dan peta baru ditetapkan, yang mana setiap kota besar, sungai, dan wilayahnya diberi nama baru dengan bahasa Hebrew, dan segala peninggalan budaya Palestina kemudian dihapus. Dalam beberapa dekade Isreal menyangkal keberadaan dari penduduk Palestina tersebut, sebagaimana Perdana Menteri Golda Meir mengatakan: “Tak ada sesuatu yang bisa disebut sebagai Bangsa Palestina”

4. Perang 1967 & USS LibertyDi tahun 1967, Israel menaklukkan lagi tanah-tanah Palestina. Menyertai “Perang 6 Hari”,

dimana pasukan Israel melancarkan penyerangan mendadak ke Mesir yang meraih sukses besar, Israel berhasil menguasai sisa 22% tanah Palestina, meliputi West Bank dan Jalur Gaza.

Page 3: Konflik Palestina Israel

Juga selama Perang 6 Hari, Israel menyerang Kapal Perang Amerika, The USS Liberty, menewaskan dan melukai lebih dari 200 awak kapalnya. Presiden Lyndon Johnson menyebutnya kecelakaan penyerangan bala bantuan, untuk tidak mempermalukan sekutunya. ( Dalam catatan Moorer, mantan  Kepala Staf Gabungan, didapati bahwa penyerangan ini sebetulnya “aksi perang melawan Amerika”)

5. 1973 : Yom Kippur War

Pada tahun 1973, kembali terjadi konflik bersenjata antara Arab dengan Israel. Yom Kippur War menjadi puncak konflik bersenjata antara Arab dan Israel. Dalam perang ini, Bangsa Arab berhasil membalas kekalahannya dari Israel. Serbuan negara-negara Arab berhasil melumpuhkan Israel, meski Israel tidak dikalahkan secara telak. Perang ini berhasil memaksa Israel untuk mengembalikan Semenanjung Sinai dan Gaza kepada Mesir melalui sebuah perjanjian perdamaian pada tahun 1979.

6. Konflik Masa KiniAda dua isu utama pada batang tubuh konflik berkepanjangan ini: Pertama, ada akibat yang tak terhindarkan, mundulnya konsep untuk mewujudkan lahirnya

sebuah Negara yang mendasarkan pada kesamaan ethnik, terutama ketika sebagian besar lahir di luar negeri. Padahal penduduk asli dari yang sekarang disebut Israel, dulu 96% adalah Muslim dan orang-orang Kristen, namun, para pengungsi ini dilarang kembali untuk menempati rumah mereka lagi, yang telah secara sepihak dinyatakan sebagai Negara Yahudi. (dan di seluruh Israel terjadi diskriminasi).

Kedua, pendudukan yang terus menerus dilakukan tentara Israel dan perampasan tanah milik perorangan di West Bank dan juga pengendalian Jalur Gaza sangatlah opresif, dengan rakyat Palestina hanya sedikit memiliki kewenangan atas tanah mereka sendiri. Lebih dari 10.000 orang Palestina, laki-laki, perempuan dan anak-anak dijebloskan ke penjara. Hanya sedikit dari mereka yang diadili dengan selayaknya. Penyiksaan adalah hal yang biasa ditemui.

Secara periodik laki-laki, perempuan, dan anak-anak dilucuti dalam pemeriksaan; rakyat dipukuli, perempuan melahirkan dilarang dibawa ke rumah sakit; makanan dan obat-obatan dilarang memasuki wilayah Gaza, membuahkan meningkatnya krisis kemanusiaan. Tentara Israel menginvasi tiap hari, menimbulkan luka-luka, melakukan penculikan dan kadang membunuh penduduk.

Sesuai kesepakatan perjanjian damai Oslo tahun 1993, sebenarnya wilayah ini harus menjadi Negara Palestina akhirnya. Namun demikan, setelah bertahun-tahun penguasaan Israel, dengan disertai perampasan dan penyitaan yang dilakukan, keadaan terus menerus menjadi lebih buruk, hingga membuat penduduk Palestina berontak, sebelum negaranya terbentuk. Pecahnya pemberontakan ini dinamai “Intifada” yang dimulai pada bulan September tahun 2000.

7. Keterlibatan AmerikaHasil terbesar akibat dari lobby dengan kepentingan khusus bagi kaum Yahudi, Pembayar

Pajak Amerika merelakan harta miliknya kepada Israel US$ 8 juta tiap harinya, dan sejak terciptanya Negara Israel, mereka menyumbangkan dana kepada Israel melebihi sumbangan kepada negara manapun. Sekarang banyak rakyat Amerika yang makin menyadari bagaimana Israel menggunakan / menghabiskan pemberian mereka, dan berniat mengakhiri.

Page 4: Konflik Palestina Israel

Kronologi dan Anatomi Konflik Israel-PalestinaTahun Pristiwa Deskripsi

1917 Deklarasi Balfour2 November 1917 Inggris memenangkan Deklarasi Balfour yang dipandang pihak Yahudi dan Arab sebagai janji untuk mendirikan tanah air bagi kaum Yahudi di Palestina.

1922 Mandat Palestina

1936-1939 Revolusi ArabPimpinan Amin al Husein yang menyebabkan tidak kurang 5000 warga Arab terbunuh

1947Rencana pembagian wilayah oleh PBB

29 November 1947, Perserikatan Bangsa-Bangsa menyetujui untuk mengakhiri Mandat Britania untuk Palestina dari tanggal 1 Agustus 1948 dengan pemecahan wilayah mandat

1948Deklarasi Negara Israel

Israel diproklamirkan pada tanggal 14 Mei 1948, sehari kemudian langsung diserang oleh tentara dari Libanon, Yordania, Mesir, Irak, dan negara Arab lainnya. Israel berhasil memenangkan peperangan dan merebut +70% dari luas total wilayah mandat PBB Britania Raya.

1949Perseteujuan gencatan senjata

3 April 1949, Israel dan Arab sepakat untuk melakukan gencatan senjata. Israel mendapat kelebihan 50 persen lebih banyak dari yang diputuskan rencana pemisahan PBB

1956 Perang Suez29 Oktober 1965, Krisis Suez, sebuah serangan meliter terhadap Mesir dilakukan oleh Britania Raya, Perancis dan Israel.

1964

Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) berdiri

Mei 1964, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) resmi berdiri, tujuannya untuk menghancurkan Israel.

1967

Perang enam hari

Dikenal dengan perang Arab-Israel 1967, merupakan peperangan antara Israel menghadapi gabungan tiga negara Arab: Mesir, Yordania dan Suriah, yang mendapatkan bantuan aktif dari Irak, Kuwait, Arab Saudi, Sudan dan Aljazair. Perang tersebut berlangsung selama 132 jam 30 menit.

Resolusi KhartoumSebuah pertemuan 8 pemimpin negara Arab pada tanggal 1 September 1967 karena terjadinya perang enam hari. Resolusi ini berlanjut ke perang Yom Kippur tahun 1973.

1968Palestina menuntut pembekuan Israel

Perjanjian Nasional Palestina dibuat, dan secara resmi Palestina menuntut pembekuan Israel.

1970 War of Attrition

Setelah perang enam hari (5-10 Juni 1967), terjadi insiden serius di Terusan Suez. Tembakan pertama dilepaskan 1 Juli 1967, ketika pasukan Mesir menyerang patroli Israel, dan ini merupakan awal dari perang War of Attrition.

1973 Perang Yom Kippur

Dikenal juga dengan Perang Ramadhan pada tanggal 6-26 Oktober 1973 karena bertepatan dengan bulan ramadhan. Perang ini merupakan perang antara pasukan Israel melawan koalisi negara-negara Arab yang dipimpin oleh Mesir dan Suriah, terjadi pada hari raya Yom Kipur, hari raya yang paling besar dalam tradisi orang-orang Yahudi.

1978Kesepakatan Camp David

Ditandatangani pada tanggal 17 September 1978 di Gedung Putih yang diselenggarakan untuk perdamaian di Tmur Tengah. Jimmy Carter (Presiden Amerika Serikat) memimpin perundingan rahasia yang berlangsung selama 12 hari antara Presiden Mesir, Anwar Sadat, dan Perdana Menteri Israel, Menachem Begin.

Page 5: Konflik Palestina Israel

1982 Perang LibanonPerang antara Israel dan Libanon yang terjadi pada tanggal 6 Juni 1982 ketika angkatan bersenjata Israel menyerang Libanon Selatan.

1990-1991 Perang Teluk

1993Kesepakatan damai antara Palestina dan Israel

13 September 1993, Israel dan PLO sepakat untuk saling mengakui kedaulatan masing-masing. Pertemuan Yaser Arafat dan Israel Yitzhak Rabin berhasil melahirkan kesepakatan OSLO. Rabin bersedia menarik pasukannya dari Tepi Barat dan Jalur Gaza serta memberi Arafat kesempatan menjalankan sebuah lembaga semiotonom yang bisa memerintah di kedua wilayah. Arafat mengakui hak negara Israel untuk eksis secara aman dan damai.

1996Kerusuhan teromongan al Aqsha

Israel sengaja membuka terowongan Masjid al Aqsha untuk memikiat para turis dan membahayakan fondasi mesjid bersejarah, pertempuran berlangsung beberapa hari.

1997 Israel menarik pasukannya dari Hebron, Tepi Barat

1998 Perjanjian Wye RiverOktober 1998, Perjanjian Wye River yang berisi penarikan Israel dan dilepaskannya tahanan politik dan kesediaan Palestina untuk menerapkan butir-butir perjanjian Oslo, termasuk soal penjualan senjata ilegal.

2000 KTT Camp David

2002Israel membangun tembok pertahanan di tepi Barat diiringi rangkaian serangan bunuh diri Palestina

2004Mahkamah Internasional menetapkan pembangunan batas pertahanan menyalahi hukum internasional dan Israel harus merobohkannya

2005Mahmud Abbas terpilih menjadi Presiden

9 Januari 2005, Mahmud Abbas dari al Fatah terpilih sebagai Presiden Otoritas Palestina menggantikan Yaser Arafat yang wafat pada 11 November 2004

Juni 2005, pertemuan Mahmud Abbas dan Ariel Sharon di Yerusalem. Mahmud Abbas mengulur Jadwal Pemili karena mengkhawatirkan kemenangan diraih pihak Hammas

Agustus 2005, Israel hengkang dari pemukiman Gaza dan empat wilayah pemukiman di Tepi Barat

2006Hamas memenangkan Pemilu

Januari 2006, Hammas memenangkan kursi Dewan Legislatif, menyudahi dominasi fatah selama 40 tahun

2008Januari-Juli, ketegangan meningkat di Gaza. Israel memutus suplai listrik dan gas, Hamas dituding tidak mampu mengendalikan kekerasan

November 2008, Hamas batal ikut serta dalam pertemuan univikasi Palestina yang dilaksanakan di Kairo, Mesir. Serangan roket kecil berjatuhan di wilayah Israel.

26 Desember 2008, Agresi Israel ke Jalur Gaza. Israel melancarkan Operasi Oferet Yetsuka, yang dilanjutkan dengan serangan udara ke pusat-pusat operasi Hamas.

(Disadur dari beberapa sumber)

Page 6: Konflik Palestina Israel

C. Dampak Konflik

Dampak Sosial

1. Konflik Antara Palestina dan Israel ini merupakan salah satu pelanggaran terhadap HAM yang

tidak dapat dibiarkan begitu saja

2. Perang jalur gaza yang kebanyakan adalah warga sipil perempuan dan anak-anak memberikan

trauma perang berkepanjangan didalam hidup mereka, yang paling signifikan adalah kecemasan

dan depresi.

3. Meningkatnya kekerasan kepada anak-anak Palestina membuat mereka berperilaku agresif, dan

berada dalam masa kritis masa-masa “golden age” mereka.

4. Sikap antipati, ketakutan terhadap suatu bangsa dan perlawanan terhadap bangsa akan terus hadir

disepanjang hidup warga Palestina dan Israel.

5. Perang selama 16 bulan ini telah membunuh 862 orang dari pihak Palestina, dan 247 orang dari

pihak Israel.

6. Memupuk rasa kesatuan umat manusia khususnya umat Islam dalam bersatu, saling tolong

menolong serta memperjuangkan keadilan terhadap hak saudara-saudara di Palestina.

Dampak Ekonomi

1. Perang Palestina-Israel yang telah berlangsung 16 bulan merugikan ekonomi Israel 2,8 triliun dolar Amerika.

2. Angka pengangguran di Israel meningkat hampir 10 persen, dan yang terbanyak di daerah Palestina.

3. Permasalahan Israel-Palestina juga mempengaruhi pasaran dan produktifitas minyak dunia.

4. Sektor wisata di wilayah Israel dan Palestina langsung drop akibat konflik yang disebut Israel sebagai operasi militer 'Pillar of Defense' untuk menghantam kelompok Hamas di Gaza yang bersenjatakan roket itu.

Dampak Politik

1. Timbulnya kecaman dari berbagai negara terhadap Israel atas tindakan-tindakan nya yang telah mengganggu Hak Asasi Manusia warga Palestina, seperti: pembuunuhan massal maupun pihak wanita, anak kecil, dsb,

2. Kecaman keras dunia terhadap Israel membuat beberapa negara memilih untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel.

Page 7: Konflik Palestina Israel

D. Langkah Perdamaian Konflik1. Roadmap For Peace (2002)

Disponsori oleh empat kekuatan dunia – Amerika Serikat, Uni-Eropa, Rusia dan PBB. Ide ini dirancang oleh George W. Bush, yang saat itu menjabat sebagi presiden Amerika Serikat. Bush bahkan mengatakannya dalam pidatonya pada 24 Juni 2002, rencana ini adalah sebuah usaha untuk membebaskan Palestina dan sekaligus hidup rukun dengan tetangganya Israel dalam sebuah kedamaian. Roadmap ini diharapkan menjadi sebuah awal terjadinya perdamaian di Timur Tengah, selain itu agar keamanan di dua negara berkonflik tersebut aman, damai dan demokratis.

2. Beirut summit (2002)Pembicaraan mengenai penghentian konflik sengketa sekaligus perdamaian antara Israel

dan Palestina ini berlangsung pada Maret 2002 di Beirut, Lebanon. Pertemuan kedua negara itu disponsori dan ditengahi oleh anggota negara Liga Arab. Liga Arab yang dipimpin Saudi Arabia mengumumkan bahwa mereka telah mengakui Negara Israel dan menormalkan hubungan, selama Israel setuju untuk kembali ke daerah kekuasaan sebelum tahun 1967, menyelesaikan masalah pengungsi Palestina, dan mendirikan Negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.

3. Camp David Summit (2000)Usaha pembicaraan damai antara Israel dan Palestina pun berlangsung di Camp David

pada Juli 2000, pertemuan yang dikenal pula dengan Middle East Peace Summit ini ditengahi oleh Presiden Bill Clinton dan dihadiri oleh pembesar kedua negara, Perdana Menteri Ehud Barak dan Yasser Arafat. Namun pertemuan ini tidak menghasilkan sesuatu yang berarti bagi konflik antara Israel dan Palestina.

4. Israel-Jordan Treaty of Peace (1994)Treaty of Peace merupakan pertemuan damai Israel dan Yordania ditandantangi pada

1994 yang membahas usaha penghentian konflik sekaligus mengkaji ulang batas-batas kedua negara. Pertemuan yang dikabarkan telah menghabiskan 18,3 milyar dolar AS ini juga berhubungan dengan konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina yang diwakili oleh PLO sebagai pihak penyelenggara pemerintahan Palestina. Namun bagi Palestina pembicaraan dan pertemuan itu tidak berarti apa-apa.

5. Oslo Accords (1993)Dikenal dengan Declaration of Principles on Interim Self-Government Arrangements or

Declaration of Principles (DOP), merupakan langkah besar untuk mengusahakan terjadinya perdamaian antara Israel dan Palestina. Dalam pertemuan ini untuk kali pertamanya beberapa faksi Palestina secara terbuka mengakui keinginan dan hak Israel. Bahkan di dalam Oslo Accords dibahas mengenai kemungkinan kerjasama di antara kedua negara. Namun peristiwa terbunuhnya Yitzhak Rabin oleh Yigal Amir di Tel Aviv pada 4 November 1995, kesepakatan yang telah disetujui oleh kedua pihak pun sirna bahkan tidak dapat diwujudkan. Setelah Oslo Accords, masih ada Hebron Agreement dan juga Wye River Memorandum yang tidak menghasilkan apapun bagi proses perdamaian Palestina dan Israel.