23
Komunikasi dalam Praktek Farmasi Disusun Oleh : 1.Novi Sartika (2012000164) 2.Nur Fadillah (2012000165) 3.Nursriati (2012000166) 4.Nuryani (2012000167) 5.Wiro Alexander W (2012000168) 6.Yunia Wiraswati (2012000169)

Komunikasi dalam praktek farmasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Konseling obat sangat berpengaruh pada tingkat kepatuhan pasien. Penerapan konseling obat sebagai salah satu bentuk komunikasi dalam praktek kefarmasian pada pasien dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat karena pasien mendapatkan penjelasan mengenai manfaat penggunaan obat yang sesuai dengan aturan pakai yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.

Citation preview

Page 1: Komunikasi dalam praktek farmasi

Komunikasi dalam Praktek Farmasi

Disusun Oleh : 1. Novi Sartika (2012000164)2. Nur Fadillah (2012000165)3. Nursriati (2012000166)4. Nuryani (2012000167)5. Wiro Alexander W (2012000168)6. Yunia Wiraswati (2012000169)

Page 2: Komunikasi dalam praktek farmasi

LATAR BELAKANG

Product Oriented

Patient Oriented Pelayanan Kefarmasian

Konseling Kepatuhan Pasien dan Keberhasilan

Terapi

Page 3: Komunikasi dalam praktek farmasi

Tujuan Penulisan

• Menjelaskan mengenai manfaat konseling sebagai salah satu bentuk komunikasi dalam praktek kefarmasian.

• Mengetahui hubungan tingkat kepatuhan pasien dalam penggunaan obat dengan pemberian konseling dalam praktek kefarmasian

Page 4: Komunikasi dalam praktek farmasi

Komunikasi • Komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian pikiran-pikiran atau

informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh menyampai pikiran-pikiran atau informasi”. (Komaruddin, 1994; Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1988)

• Komponen Pokok komunikasiPengirim pesan/komunikator, pesan, penerima pesan/receiver.

• Fungsi Komunikasi : a. Mendapatkan respon/feedbackb. Antisipatifc. Kontrol terhadap lingkungan (sebagai tindakan aktif dalam proses

decision making oleh komunikator) • Efektivitas Komunikasi :

a. Keterbukaan b. Empati c. Kepositifan d. Kesamaan

Page 5: Komunikasi dalam praktek farmasi

• Tujuan Komunikasi a. untuk memahami dan menemukan diri sendirib. menemukan dunia luar sehingga dapat dengan mudah menyesuaikan diri

dengan lingkunganc. membentuk dan memelihara hubungan yang bermaksa dengan orang laind. melalui komunikasi antarpribadi, individu dapat mengubah sikap dan

perilaku sendiri dan orang laine. komunikasi antarpribadi merupakan proses belajarf. mempengaruhi orang laing. mengubah pendapat orang lainh. membantu orang lain

• Hambatan Komunikasi a. Keterbatasan waktub. Jarak psikologic. Adanya evaluasi terlalu dinid. Lingkungan yang tidak mendukunge. Keadaan komunikatorf. Keadaan komunikan (penerima pesan)

Page 6: Komunikasi dalam praktek farmasi

Komunikasi dalam Praktek Farmasi • Proses komunikasi antara farmasis dengan pasien menjalankan

dua fungsi utama 1) menetapkan hubungan tentang farmasis dan pasien dan 2) memberikan pertukaran informasi yang dibutuhkan untuk menilai kondisi kesehatan pasien, mencapai keputusan dalam rencana pengobatan, implementasi rencana pengobatan dan mengevaluasi dampak pengobatan terhadap kualitas hidup pasien.

• Komunikasi antar farmasis dan pasien berbeda dari komunikasi dengan teman. Komunikasi profesional dengan pasien adalah alat untuk menjamin hubungan pengobatan agar farmasis efektif memberikan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan harus diatas segala-galanya. Pengetahuan farmasis yang unik dan tanggung jawab khusus pada masyarakat harus mampu menjamin efektifnya komunikasi dengan pasien.

Page 7: Komunikasi dalam praktek farmasi

Konseling• Konseling adalah suatu kegiatan bertemu dan berdiskusinya seseorang

yang membutuhkan (klien) dan seseorang yang memberikan (konselor) dukungan dan dorongan sedemikian rupa sehingga klien memperoleh keyakinan akan kemampuannya dalam pemecahan masalah (Anonim, 2007).

• Konseling obat ialah suatu proses untuk membantu pasien memperbaiki masalah penggunaan, pemilihan obat dalam rangka tujuan pengobatan optimal. Adapun tujuan konseling obat yaitu (Saragih, 2011) :a. Mewujudkan hubungan profesional antara apoteker dan pasien.b. Mengenal dan menyelesaikan masalah penggunaan obat.c. Mengumpulkan informasi tentang cara dan tindakan pengambilan

dan penggunaan obat (patient’s drug taking and drug use).d. Membimbing, mengarahkan dan memberikan pengetahuan kepada

pasien tentang penggunaan obat secara rasional (promote rational drug use).

e. Meningkatkan kualitas hidup pasien (patient quality of life).

Page 8: Komunikasi dalam praktek farmasi

• Prinsip Dasar Konselingterjadinya kemitraan atau korelasi antara pasien dengan apoteker sehingga terjadi perubahan perilaku pasien secara sukarela. Pendekatan Apoteker dalam pelayanan konseling mengalami perubahan model pendekatan dari pendekatan “Medical Model” menjadi Pendekatan “Helping model”

Medical Model Helping Model1. Pasien passive2. Dasar dari kepercayaan

ditunjukkan berdasarkan citra profesi.

3. Mengidentifikasi masalah dan menetapkan solusi.

4. Pasien bergantung pada petugas kesehatan.

5. Hubungan seperti ayah-anak.

1. Pasien terlibat secara aktif.2. Kepercayaan didasarkan dari

hubungan pribadi yang berkembang setiap saat.

3. Menggali semua masalah dan memilih cara pemecahan masalah.

4. Pasien mengembangkan rasa percaya dirinya untuk memecahkan masalah.

5. Hubungan setara (seperti teman).

Page 9: Komunikasi dalam praktek farmasi

• Sasaran Konseling a. Konseling Pasien Rawat Jalanb. Konseling Pasien Rawat Inap• Infastruktur Konseling a. Sumber Daya Manusiab. Sarana Penunjang c. Alat bantu Konseling

Page 10: Komunikasi dalam praktek farmasi

• Kegiatan Konseling1. Persiapan dalam melakukan konseling2. Tahapan konseling

a. Pembukaanb. Diskusi untuk mengumpulkan informasi dan

identifikasi masalahc. Diskusi untuk mencegah atau memecahkan

masalah dan mempelajarinya. d. Memastikan pasien telah memahami informasi

yang diperoleh. e. Menutup diskusif. Follow-up diskusi

Page 11: Komunikasi dalam praktek farmasi

• Aspek Konseling yang harus disampaikan :1. Deskripsi dan kekuatan obat2. Jadwal dan cara penggunaan.3. Mekanisme kerja obat4. Dampak gaya hidup5. Penyimpanan6. Efek potensial yang tidak diinginkan

• Masalah dalam konseling :a. Faktor Penyakitb. Faktor Terapic. Faktor Pasiend. Faktor Komunikasi

Page 12: Komunikasi dalam praktek farmasi

• Cara Pendekatan dalam Meningkatkan Kepatuhan :1. Berkomunikasi dengan pasien2. Informasi yang tepat3. Strategi untuk mencegah ketidakpatuhan

Page 13: Komunikasi dalam praktek farmasi

Pembahasan Manfaat konseling bagi apoteker antara lain :1. Menjaga citra profesi sebagai bagian dari tim

pelayanan kesehatan, 2. Mewujudkan bentuk pelayanan asuhan kefarmasian

sebagai tanggung jawab profesi apoteker, 3. Menghindarkan apoteker dari tuntutan karena

kesalahan penggunaan obat ( Medication error ). 4. Suatu pelayanan tambahan untuk menarik

pelanggan sehingga menjadi upaya dalam memasarkan jasa pelayanan.

Page 14: Komunikasi dalam praktek farmasi

Pengaruh konseling terhadap tingkat kepatuhan pasien dalam penggunaan obat.

• Dalam penelitian Ramadona (2011), konseling dilakukan pada 50 pasien DM tipe 2 rawat jalan yang mendapatkan terapi Obat Anti Diabetes (OAD) oral. Dengan melihat pengaruh konseling dalam meningkatkan kepatuhan pasien melalui penilaian pengetahuan dan sikap pasien berdasarkan kelompok usia pasien, jenis kelamin, pendidikan dan lama menderita DM.

Page 15: Komunikasi dalam praktek farmasi

• Hubungan usia terhadap pengetahuan pasien yang berusia >70 tahun memiliki pengetahuan dan sikap yang baik yaitu sebesar 50%. Hal ini terjadi karena berdasarkan pengamatan, pasien yang berusia ini lebih aktif dan terbuka menerima konseling dari konselor mengenai informasi penyakit dan terapi yang diberikan.

• Hubungan jenis kelamin terhadap pengetahuan, menunjukkan bahwa pasien laki-laki lebih tinggi pengetahuannya dibandingkan dengan pasien perempuan. Hal ini disebabkan karena pasien laki-laki dalam hal ini lebih terbuka menerima konseling obat yang diberikan dibandingkan dengan pasien perempuan

Page 16: Komunikasi dalam praktek farmasi

• Hubungan tingkat pendidikan terhadap pengetahuan menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin tinggi peningkatan pengetahuannnya.

• Hubungan lama menderita DM dengan pengetahuan menunjukkan bahwa pasien yang masih tergolong baru didiagnosa DM pada umumnya mereka sangat terbuka dan senang untuk diberikan konseling obat, karena mereka masih belum paham mengenai penyakit dan pengobatan yang dideritanya, sehingga mereka mempunyai rasa ingin tahu yang besar terhadap itu.

Page 17: Komunikasi dalam praktek farmasi

• Hubungan tingkat pendidikan terhadap sikap menunjukan bahwa pendidikan seseorang dapat merubah sikap seseorang dengan baik. Hal ini disebabkan karena peningkatan pengetahuan yang mereka miliki selain untuk dipahami tetapi juga mereka aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

• Hubungan lama menderita terhadap sikap menunjukkan bahwa pasien yang baru didiagnosa menderita DM atau lama menderita < 1 tahun meiliki perubahan sikap yang lebih baik, sebab mereka mempunyai motivasi yang besar untuk sembuh.

Page 18: Komunikasi dalam praktek farmasi

• Ada pengaruh positif konseling obat terhadap pengetahuan dan sikap pasien DM, data menunjukkan konseling obat berpengaruh terhadap pengetahuan pasien DM sebesar 83,4%, dan untuk sikap sebesar 88,6%. Selain itu, terdapat perbedaan kadar glukosa darah puasa yang bermakna pada pasien DM setelah dilakukan konseling obat dalam interval waktu 3 x 2 minggu, yakni menunjukkan adanya pengaruh positif konseling obat terhadap kadar glukosa darah puasa pasien DM.

Page 19: Komunikasi dalam praktek farmasi

Gambaran pelaksanaan tugas Pengawas Minum Obat dan kepatuhan pasien penderita TBC dalam mengkonsumsi OAT di

Rumah Sakit Umum Daerah Toto

• Lebih dari 50% pasien penderita TBC paham tentang penyakit TBC dan patuh dalam mengkonsumsi OAT yang diberikan dokter. Kepatuhan ditinjau dari, ketepatan dosis dan kesesuaian aturan minum, sehingga obat yang diberikan habis sesuai waktunya.

• Lebih dari 50% PMO menunjukkan bahwa mereka peduli dan ikut serta memotivasi pasien dalam mengkonsumsi OAT yang diberikan dokter sesuai dengan aturan minum dan dosis yang diberikan serta sangat berperan penting dalam kesembuhan dan mendoakan pasien agar cepat sembuh.

Page 20: Komunikasi dalam praktek farmasi

• Berdasarkan dua penelitian diatas mengenai pengaruh konseling obat terhadap tingkat kepatuhan pasien diabetes melitus dan tuberkulosis, jelas bahwa konseling obat sangat berpengaruh pada tingkat kepatuhan pasien. Penerapan konseling obat sebagai salah satu bentuk komunikasi dalam praktek kefarmasian pada pasien dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat karena pasien mendapatkan penjelasan mengenai manfaat penggunaan obat yang sesuai dengan aturan pakai yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.

Page 21: Komunikasi dalam praktek farmasi

Kesimpulan

• Konseling yang merupakan salah satu bentuk komunikasi dalam praktek kefarmasian memiliki manfaat bagi pasien maupun apoteker seperti yang dijabarkan pada pembahasan dalam penulisan makalah ini.

• Penerapan konseling obat dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat karena pasien mendapatkan penjelasan mengenai manfaat penggunaan obat yang sesuai dengan aturan pakai yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.

Page 22: Komunikasi dalam praktek farmasi

Saran Perlu adanya kesadaran seluruh tenaga profesional kesehatan terutama apoteker untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat melalui penerapan konseling obat yang merupakan salah satu bentuk komunikasi dalam praktek kefarmasian dengan orientasi pada pasien karena merupakan salah satu bentuk kepedulian kita selaku tenaga kesehatan profesional dalam memberikan pelayanan semaksimal mungkin dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.

Page 23: Komunikasi dalam praktek farmasi