Upload
allen-renaldo
View
212
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
berbagi
Citation preview
Case study: Mrs. Jones
Mrs. Jones, age 72, comes in the emergency room complaining about
ankle pain. She says she hurt her ankle when she tripped over the step to her
house as she came back in from gardening. The ankle is red, swollen, and painfull
to the touch. She tells you the pain is sharp and rates it at 5/10 ( moderate level
pain ) when she tries to walk and 2-3/10 ( mild pain ) when she is resting. It hurts
more when she tries to put her weight on it. She tried some over- the- counter
medication for pain that helped only a little. She tells you she had arthritis for
many years and it almost always in pain.
Studi kasus: Ny Jones
Bu Jones , usia 72 , datang di ruang gawat darurat mengeluh tentang rasa
sakit pergelangan kaki . Dia bilang dia sakit di pergelangan kaki saat dia
tersandung langkah ke rumahnya saat ia datang kembali dari berkebun .
Pergelangan kaki merah , bengkak , dan rasa nyeri saat disentuh . Dia
memberitahu Anda rasa sakit yang tajam dan tingkat itu pada 5/10 ( nyeri tingkat
moderat ) ketika dia mencoba untuk berjalan dan 2-3 / 10 ( nyeri ringan ) ketika
dia sedang beristirahat . Sakit lebih ketika dia mencoba untuk menempatkan berat
badannya di atasnya. Dia mencoba beberapa obat untuk nyeri yang membantu
hanya sedikit. Dia memberitahu Anda dia memiliki arthritis selama bertahun-
tahun dan itu hampir selalu kesakitan
Pertanyaan :
1. Apa tipe nyeri yang diderita oleh Mrs. Jones ?
2. Apakah Mrs. Jones punya tipe nyeri lebih dari satu ?
3. Apakah ada indikasi terjadinya neuropathic pain pada pasien tersebut ?
4. Apakah menurut anda Mrs. Jones akan mengalami peningkatan Tanda
Tanda Vital ? Jelaskan.
5. Resiko apa yang akan diderita oleh Mrs. Jones jika nyeri terus berlanjut ?
JAWABAN :
1. Menurut The Internasional Assosiation for The Study of Pain (IASP) nyeri
didefinisikan sebagai “unplesan sensory and emotional experience
associated with actual or potential tissue damage or described term of such
damage”. Nyeri adalah perasaan yang tidak menyenangkan dan
pengalaman emosional akibat adanya kerusakan jaringan yang nyata atau
berorientasi rusak atau tergambar sebagai adanya kerusakan itu. Dari
definisi ini dapat ditarik dua kesimpulan, yang pertama bahwa persepsi
nyeri merupakan sensasi yang tidak menyenangkan dan pengalaman
emosional menyusul adanya kerusakan jaringan yang nyata. Jadi nyeri
terjadi akibat adanya kerusakan jaringan yang nyata (pain with
nociception). Yang kedua, perasaan yang sama juga timbul tanpa adanya
kerusakan jaringan yang nyata (pain without nociception).
Menurut Federation of State Medical Boards of the United States; acute
pain is the normal, predicted physiological response to an adverse
chemical, thermal or mechanical stimulus, associated with surgery trauma
and acute illness. (nyeri akut adalah respon fisiologik normal yang
diramalkan terhadap rangsangan kimiawi, panas atau mekanik menyusul
suatu pembedahan, trauma, dan penyakit akut). Ciri khas suatu nyeri akut
adalah nyeri yang diakibatkan oleh adanya kerusakan jaringan yang nyata
dan akan hilang seirama dengan proses penyembuhannya. Berdasarkan
kasus diatas, tipe nyeri yang diderita oleh klien adalah nyei akut karena
trauma yakni tersandung pada area pergelangan kakinya.
2. The International Association for Study of Pain (IASP) mendefinisikan
nyeri kronik sebagai “pain that persists beyond normal tissue healing time,
which is assumed to be three months” (nyeri kronik adalah nyeri yang
menetap melampaui waktu penyembuhan normal yakni 3 bulan). Dari
definisi ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan nyeri kronik
adalah nyeri yang timbul setelah penyembuhan usai atau nyeri yang
berlangsung lebih dari tiga bulan tanpa adanya malignitas. Oleh karena itu
nyeri kronik biasa disebut sebagai chronic non malignant pain. Dikenal
tiga macam nyeri kronik yakni:
Nyeri yang timbul setelah penyembuhan usai, disebut juga nyeri
neuropatik yang terjadi akibat kerusakan saraf perifer. Kerusakan
yang berasal dari perifer menyebabkan tidak saja pelepasan muatan
spontan serat saraf perifer yang terkena tetapi juga lepas muatan
spontan sel-sel ganglion akar dorsal saraf yang rusak. Misalnya
post herpetic neuralgia, phantom pain, neurophatic pain.
Nyeri yang timbul tanpa penyebab yang jelas, misalnya nyeri
pinggang bawah (low back pain), sakit kepala, dll.
Nyeri yang disadari atas kondisi kronik, misalnya osteoarthritis
atau rheumatoid arthritis dll.
Berdasarkan kasus diatas, klien memiliki tipe nyeri lebih dari satu,
yakni nyeri akut akibat trauma yang diderita pada pergelangan kaki
klien, dan nyeri kronik yang diderita klien disebabkan oleh penyakit
osteoarthritis yang dideritanya secara menahun.
3. Nyeri yang timbul setelah penyembuhan usai, disebut juga nyeri
neuropatik yang terjadi akibat kerusakan saraf perifer. Kerusakan yang
berasal dari perifer menyebabkan tidak saja pelepasan muatan spontan
serat saraf perifer yang terkena tetapi juga lepas muatan spontan sel-sel
ganglion akar dorsal saraf yang rusak. Misalnya post herpetic neuralgia,
phantom pain, neurophatic pain. Menurut Bennet (1978) dan Tollison
(1998), di Amerika Serikat terdapat kira-kira 75-8 juta penderita nyeri
kronik, dengan 25 juta diantaranya penderita artrirtis. Diperkirakan ada
600.000 penderita artritis baru setiap tahunnya. Jumlah penderita nyeri
neuropatik lebih kurang 1% dari total penduduk di luar nyeri punggung
bawah. Untuk nyeri punggung bawah sendiri diperkirakan 15% dari
jumlah penduduk (Fordyce, 1995). Insidensi maupun prevalensi nyeri akut
belum diketahui, tetapi diperkirakan operasi dan trauma penyebab utama
nyeri akut (Loeser and Melzack, 1999; McQuay and Moore, 1999).(3,4,7)
Nyeri neuropatik dapat timbul dari kondisi yang mempengaruhi
sistem saraf tepi atau pusat. Gangguan pada otak dan korda spinalis,
seperti multiple sclerosis, stroke, dan spondilitis atau mielopati post
traumatik, dapat menyebabkan nyeri neuropatik. Gangguan sistem saraf
tepi yang terlibat dalam proses nyeri neuropatik termasuk penyakit pada
saraf spinalis, ganglia dorsalis, dan saraf tepi. Kerusakan pada pada saraf
tepi yang dihubungkan dengan amputasi, radikulopati, carpal tunnel
syndrome, dan sindrom neuropati jebakan lainnya, dapat menimbulkan
nyeri neuropatik. Aktivasi nervus simpatetik yang abnormal, pelepasan
katekolamin, dan aktivasi free nerve endings atau neuroma dapat
menimbulkan sympathetically mediated pain. Nyeri neuropatik juga dapat
dihubungkan dengan penyakit infeksius, yang paling sering adalah HIV.
Cytomegalovirus, yang sering ada pada penderita HIV, juga dapat
menyebabkan low back pain, radicular pain, dan mielopati. Nyeri
neuropati adalah hal yang paling sering dan penting dalam morbiditas
pasien kanker. Nyeri pada pasien kanker dapat timbul dari kompresi tumor
pada jaringan saraf atau kerusakan sistem saraf karena radiasi atau
kemoterapi. Berdaskan kasus diatas, tidak ada indikasi terjadi neuropatic
pain ( nyeri neuropati ) pada klien dikarenakan klien tidak memiliki
riwayat ganngguan saraf perifer maupun saraf pusat. Klien juga tidak
memiliki riwayat penyakiy infeksius, kerusakan saraf atau riwayat
kemoterapi.
4. Pasien pada nyeri akut memperlihatkan respons neurologik yang terukur
yang disebabkan oleh stimulasi simpatis yang disebut sebagai
hiperaktivitas autonom. Perubahan-perubahan ini mencakup takikardia,
takipnea, meningkatnya aliran darah perifer, meningkatnya tekanan darah
(baik sistolik maupun diastolik).