94
ii KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS BATANGHARI SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Perpustakaan Oleh ZAIDA KUMALA NIM IPT.150476 JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

ii

KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN

PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS BATANGHARI

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Ilmu

Perpustakaan

Oleh

ZAIDA KUMALA

NIM IPT.150476

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

Page 2: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

iii

Page 3: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

iv

Page 4: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

v

Page 5: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

vi

MOTTO

Artinya : Apabila segala urusan di berikan kepada yang bukan ahlinya, maka

tunggulah kehancurannya (Buchori : Jilid 1)1

1 Abu Hajar Muhammad Sa’id, Kitab Mausu’rah Atraful Hadist Anabawi, Jilid 1 (zakhlul

Bairut) Hal. 247

Page 6: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

vii

PERSEMBAHAN

Assalamuikum Wr. Wb

Dengan Nama Allah SWT yang maha pengasih dan maha

penyayang .

Berkat doa kasihnya dan dorongan dari orang di sayang

kupersembahan skripsi ini kepada

Untuk ibu dan ayah tercinta

“Darmawi(alm) dan Jaleha (alm) serta ibu asuhku Salamiah”

Untuk saudara-saudariku

Terimakasih atas segalanya.

wassalamuaikum wr.wb

Page 7: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan taufiq serta hidayatnya kepada penulis sehingga skripsi yang berjudul

“Kompetensi Profesional Pustakawan pada Perpustakaan Universitas

Batanghari” dapat diselesaikan walaupun masih terdapat kesalahan dan

kekurangan. Sholawat berangkaikan salam senantiasa terarah kepada baginda

Rasulullah Muhammad SAW serta keluarganya.

Setelah melewati proses yang begitu panjang akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini guna melengkapi persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Perpustakaan. Dalam penulisan skripsi ini,

penulis menghadapi banyak kekurangan karena keterbatasan ilmu yang dimiliki

tetapi berkat kesungguhan dan niat yang suci serta bantuan yang diberikan oleh

semua pihak akhirnya skripsi ini dapat penulis rampungkan walaupun dalam

bentuk yang sederhana.

Selanjutnya atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis, maka

melalui tulisan ini, penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada:

1. Bapak Muhammad Rum S. Ag, SS, M.Si selaku pembimbing I sekaligus Ketua

Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Isalam dan Ibu Siti Asiah Wahyuni

H, SS, M. Hum selaku pembimbing II.

2. Prof. Dr. Maisah, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Dr. Alfian, S.Pd, M.Ed selaku Wakil Dekan I, Bapak Dr. H. M. Fadhil,

M.Ag selaku Wakil Dekan II, serta Ibu Dr. Raudhoh, S.Ag, SS, M.Pd.I Selaku

Wakil Dekan III Fakultas Adab dan Humaniora.

4. Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Suthan Thaha Saifuddin Jambi yang

telah memberikan pengetahuannya kepada penulis.

5. Para karyawan dan karyawati Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi

Page 8: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

ix

Page 9: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

x

ABSTRACT

Kumala, Zaida. Librarian Professional Competence at Library Batanghari

University. Department of Library and Information Sciences, Faculty of Adab and

Humanities. Staate Islamic University Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Advisor I:

Muhammad Rum, S. Ag, SS, M. Si and advisor II: Siti Asiah Wahyuni H. SS, M.

Hum.

This study aims to describe the professional competence of librarians at the

Library Batanghari University. The main problem in this research is how librarian

professional competence, What is the obstacles of librarians to develop librarian

competence, What are the efforts of the strategic in professional competence of

librarians towards the library service system of Batanghari University. This study

uses qualitative methods with the data collection used are observation, interviews

and documentation. The subjects of this study were the Head of the Library,

Librarians and visitors at the Library Batanghari University. The technique used

in this study is purposive sampling. This study proves that professionals

competence of librarian was not required of the standard competence to

accomplish the librarian needed. The condition of the location of the library is less

of strategic, less of competent in providing services. The effort of the strategic in

developing librarian's professional competence for services at Batanghari

University were innovated in library services, library promotion activities,

participating in librarianship activities, and collaboration with other libraries.

Keywords: librarian professional competence, service

Page 10: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

xi

ABSTRAK

Kumala, Zaida. Kompetensi Profesional Pustakawan pada Perpustakaan

Universitas Batanghari. Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Adab

dan Humaniora. Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Pembimbing I: Muhammad Rum, S. Ag, SS, M. Si dan pembimbing II : Siti

Asiah Wahyuni H. SS, M. Hum.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang kompetensi profesional

Pustakawan pada Perpustakaan universitas Batanghari. Pokok permasalahan

dalam penelitian ini adalah bagaimana kompetensi profesional pustakawan, Apa

kendala pustakawan mengembangkan kompetensi pustakawan, Apa upaya-upaya

strategis dalam kompetensi profesional pustakawan terhadap sistem pelayanan

perpustakaan Universitas Batanghari. Penelitian ini menggunakan metode

kualitatif dengan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi,

wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah Kepala Perpustakaan,

Pustakawan dan pemustaka di Perpustakaan Universitas Batanghari. Teknik yang

digunakan dalam penelitian ini adalah purpossive sampling. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa kompetensi profesional pustakawan belum memenuhi standar

kompetensi dalam memenuhi kebutuan pemustaka. Kendala yang dihadapi

pustakawan dalam mengambangkan kompetensi profesional pustakawan adalah

Kondisi koleksi yang kurang memadai, Kondisi letak perpustakaan yang kurang

strategis, Kurang kompeten dalam memberikan layanan. Upaya strategis dalam

mengembangkan kompetensi profesional pustakawan terhadap pelayanan di

Universitas Batanghari adalah berinovasi dalam pelayanan perpustakaan,

Kegiatan promosi perpustakaan, Mengikuti kegiatan kepustakawanan, Kerjasama

dengan Perpustakaan lain.

Kata kunci: kompetensi profesional pustakawan, pelayanan

Page 11: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

xii

DAFTAR ISI

COVER DEPAN ...........................................................................................................

COVER DALAM .......................................................................................................... i

NOTA DINAS ............................................................................................................... ii

LEMBARAN PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................... iii

MOTTO ......................................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ......................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................................. vi

ABTRACT(bahasa ingris) ............................................................................................ vii

ABTRAK (bahasa Indonesia) ...................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5

D. Kegunaan penelitian ................................................................................ 6

BAB II KERANGKA TEORI

A. Kompetensi ............................................................................................. 7

B. Kompetensi professional ......................................................................... 9

C. Kompetensi Professional pustakawan ..................................................... 12

D. Tujuan peningkatan kompetensi pustakawan ........................................ 15

E. Studi Relevan ......................................................................................... 16

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ............................................................. 19

B. Lokasi Penelitian ..................................................................................... 19

C. Jenis Data Dan sumber Data ................................................................... 19

D. Subjek Penelitian .................................................................................... 21

E. Teknik Pengumpulan data ....................................................................... 21

F. Analisis data ............................................................................................ 24

G. Keabsahan data ....................................................................................... 25

Page 12: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

xiii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian ................................................. 26

1. Sejarah dan Profil Perpustakaan ....................................................... 26

2. Visi dan Misi ..................................................................................... 28

3. Tujuan ............................................................................................... 28

4. Sasaran ............................................................................................. 29

5. Ketentuan Peminjaman Buku dan sanksi di Perpustakaan

Universitas Batanghari ...................................................................... 29

6. Tujuan Perpustakaan Universitas Batanghari ................................... 29

7. Struktur Organisasi ........................................................................... 30

8. Sarana dan Prasarana ........................................................................ 31

9. Koleksi Perpustakaan ........................................................................ 32

10. Sistem dan Layanan Perpustakaan .................................................... 32

11. Peraturan dan Tugas Perpustakaan .................................................. 32

12. Pembagian Tugas Perpustakaan ........................................................ 33

13. Rencana Program Kegiatan Perpustakaan Universitas Batanghari

tahun 2019-2020 .............................................................................. 33

B. Hasil dan Pembahasan/Analisa ............................................................... 35

1. Kompetensi Profesional Pustakawan di Universitas Batanghari ...... 35

2. Kendala Pustakawan dalam Mengembangkan Kompetensi

Profesional Pustakawan .................................................................... 57

3. Upaya-upaya dalam mengembangan Kompetensi

Profesional Pustakawan .................................................................... 61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 68

B. Saran ....................................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 70

LAMPIRAN

CURICULUM VITAE

Page 13: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1Tim Kerja Pendiri Universitas Swasta berdasarkan Keputusan Yayasan

Pendidikan Jambi Nomor 0013/KP-YPJ/1985 .......................................... 27

Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana Perpustakaan Universitas Batanghari ..................... 32

Tabel 4.3 Koleksi perpustakaan Universitas Batanghari ........................................... 33

Page 14: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Batanghari .................... 31

Page 15: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan pada era globalisasi pada saat ini

sangat berpengaruh dengan kualitas dalam menyampaikan informasi dengan

jelas. Salah satu tempat pengembangan ilmu pengetahuan dan informasi

adalah perpustakaan. Di Perguruan Tinggi Perpustakaan dikenal sebagai

jantungnya Perguruan Tinggi yang memuat tentang ilmu pengetahuan,

sehingga kualitas penguasaan ilmu pengetahuan dan wawasan ilmu yang

diterimanya benar-benar bermanfaat bukan saja bagi kualitas kelulusan,

melainkan juga setelah diterima di lapangan kerja dapat diterapkan dan

berguna bagi lapangan kerja tersebut.

Perpustakaan sebagai pusat sumber daya informasi menjadi tulang

punggung gerak majunya suatu institusi, terutama institusi pendidikan, tempat

tuntutan untuk beradaptasi terhadap perkembangan informasi sangat tinggi.

Hal ini dikarenakan pengguna (user) dominan dari kalangan akademisi yang

kebutuhannya akan informasi begitu kuat sehingga mau tidak mau

perpustakaan harus pula berpikir untuk berupaya mengembangkan diri guna

memanuhi kebutuhan pengguna (user).

Pada dasarnya perpustakaan bermuatan informasi ilmu pengetahuan

dan teknologi serta informasi umum lainnya yang diperlukan oleh seluruh

lapisan masyarakat. Salah satu kompenen penting perpustakaan adalah

pustakawan, komponen ini sangat diperlukan untuk memberikan pelayanan

(jasa) kepada pengguna perpustakaan sampai mampu memberikan tingkat

kepuasan terhadap masyarakat yang dilayani. 2

Peran pustakawan di era elektronik sudah sering disebut dalam

berbagai terbitan ataupun artikel. June Abbas membahas secara komprehensif

dalam artikel berjudul: the library profession and the internet: implication and

2 Wiji Suwarno, Ilmu Perpustakaan Dan Kode Etik Pustakawan, (Yogyakarta, Ar-ruzz

media, 2010) Hal. 88

Page 16: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

2

scenarios for change. Disebut dalam artikel ini beberapa peran Pustakawan

antara lain adalah Pustakawan sebagai gerbang menuju masa depan maupun

masa lalu, Pustakawan sebagai guru atau yang memberdayakan, Pustakawan

sebagai pengelola pengetahuan, Pustakawan sebagai pengorganisasi jaringan

sumber daya informasi, Pustakawan sebagai akomodasi (menyediakan

memenuhi kebutuhan) pengembangan kebijakan informasi, Pustakawan

sebagai mitra masyarakat, Pustakawan sebagai kolaborator dengan penyedia

jasa teknologi informasi, pustakawan sebagai teknik kepustakawan,

Pustakawan sebagai konsultan informasi. 3

Menurut Armstrong dan Baron dalam Wibowo mendefinisikan bahwa

kompetensi merupakan dimensi prilaku yang berada di belakang kinerja

kompeten. Sering dinamakan kompetensi perilaku karena dimaksudkan untuk

menjelaskan bagaimana orang berperilaku ketika mereka menjalankan

perannya dengan baik.4

Menurut SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia)

Bidang Perpustakaan Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang

mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja dalam menyelesaikan

suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar kinerja yang telah

diterapkan.

Berdasarkan UU Perpustakaan No. 43 Tahun 2007 tentang

Perpustakaan Pasal 1 ayat 8, Pustakawan adalah seseorang yang memiliki

Kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan/ pelatihan kepustakawanan

serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan

dan pelayanan perpustakaan.5

Jabatan fungsional pustakawan merupakan jabatan sebagai pegawai

yang telah memenuhi syarat yang dimaksud adalah latar belakang pendidikan

ilmu perpustakaan dan informasi, atau sarjana lain yang telah mengikuti

3 Blasius Sudarsono, Antropologi Kepustakwanan Informasi (Jakarta, Ikatan Pustakawan

Indonesia,2006) Hal. 148 4 Kompri, Standarisasi Kompetensi kepala Sekolah (Jakarta, Kencana, 2017) Hal. 2

5 UU No.43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan, Pasal 8 (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI

2008), Hal 3

Page 17: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

3

pendidikan dan pelatihan yang setara dengan 360 jam.6 Sementara syarat

kompetensi adalah memiliki kemampuan manajerial, pengetahuan dan

keahlian/keterampilan kepustakawanan sehingga dapat melaksanakan tugas

pekerjaannya secara efektif dan efisien. Berdasarkan syarat pendidikan dan

kompetensi ini maka pustakawan berhak untuk mengembangkan karir sesuai

dengan pangkat dan jabatan fungsional.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik

Indonesia No. 83 Tahun 2012 Tentang SKKNI (Standar Kompetensi Kerja

Nasional Indonesia) bidang perpustakaan menyebutkan tiga unit kompetensi

yang harus dimiliki oleh pustakawan, yaitu:

a. Kompetensi umum, kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh setiap

pustakawan, diperlukan untuk melakukan tugas-tugas perpustakaan,

meliputi:

1) Mengoperasikan komputer tingkat dasar,

2) Menyusun rencana kerja perpustakaan,

3) Membuat laporan kerja perpustakaan. Kompetensi umum ini melekat

dalam kompetensi inti dan khusus.

b. Kompetensi inti, kompetensi fungsional yang harus dimiliki oleh setiap

pustakawan dalam menjalankan tugas-tugas perpustakaan. Kompetensi inti

mencakup unit-unit kompetensi yang dibutuhkan untuk mengerjakan

tugas-tugas inti. Kompetensi inti pustakawan meliputi:

1) Melakukan seleksi bahan perpustakaan,

2) Melakukan pengadaan bahan perpustakaan,

3) Melakukan pengkatalogkan deskriptif,

4) Melakuakan pengkatalogkan subjek,

5) Melakukan perawatan bahan perpustakaan,

6) Melakukan layanan sirkulasi,

7) Melakukan layanan referensi,

8) Melakukan penelusuran informasi sederhana,

6 Abdul Malik, Manajemen Perpustakaan Masyarakat, (Jakarta:Bumi Aksara, 2007),

Hal.61

Page 18: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

4

9) Melakukan promosi perpustakaan,

10) Melakukan kegiatan literasi,

11) Memanfaatkan jejaring internet untuk melayani pemustaka.

c. Kompetensi khusus, kompetensi tingkat lanjut yang bersifat spesifik,

meliputi:

1) Merancang tata ruang dan perabot perpustakaan,

2) Melakuakan perbaikan bahan pustaka,

3) Membuat literatur sekunder (koleksi pendukung dalam penelusuran

literatur primer),

4) Melakukan penelusuran informasi kompleks,

5) Melakukan kajian perpustakaan,

6) Membuat karya ilmiah.7

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Pustakawan dalam

meningkatkan kompetensi profesional pustakawan adalah: (1) dukungan dan

ikut serta intasi atau lembaga terkait dengan kualitas tenaga kerja di bidang

perpustakaan (2) Kurangnya pegawai atau SDM Pustakawan yang kompeten

di bidang Perpustakaan juga melatarbelakangi kompetensi profesional dimata

pemustaka, hal ini dikarenakan jika Petugas/Pustakawan kurang memahami

prosedur pelayanan dan pengorganisasian di dalam perpustakaan akan

memberikan dampak yang kurang baik di kalangan pemustaka.

Di lapangan menunjukan adanya distorsi diantaranya sebagai berikut:

(1) kinerja pustakawan terkesan tidak profesional dalam memberikan layanan

cepat kepada pemustaka, (2) kurangnya tenaga kerja ahli dalam bidang

perpustakaan hal ini berpengaruh terhadap kompetensi profesional

pustakawan.

Dalam hal ini seharusnya di Perguruan Tinggi juga harus memikirkan

kualitas dalam mengelola perpustakaan dengan menyediakan pustakawan

yang profesional dalam bidang perpustakaan. Dengan adanya pustakawan

7 Wahid Nashihiddin Artikel, Strategi Peningkatan Kompetensi Dan Profesionalisme

Pustakawan Di Perpustakaan Khusus, 2015, Diakses Pada Tanggal 1 September 2018 Pukul

06.23 Wib (Http://Digilib.Uidip.Ac.Id/Index.Php/Competent/Content/Article/38.Strategi-

Peningkatan-Kompetensi-Dan-Profesionalisme-Pustakawan-Di-Perpustakaan-Khusus.)

Page 19: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

5

yang profesional diharapkan dapat meningkatkan kinerja perpustakaan dan

bertanggung jawab atas profesinya sebagai pustakawaan.

Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan menunjukan bahwa

kurangnya SDM dalam meningkatkan kompetensi profesional di bidang

Perpustakaan akan menyebabkan kurangnya efektivitas, pemahaman dasar

tentang perpustakaan, serta pengorganisasian dalam menyediakan pelayanan

yang maksimal terhadap pemustaka. Hal ini yang membuat persepsi

pemustaka muncul bahwa pustakawan yang melakukan tugasnya dianggap

kurang maksimal dalam melayani pemustaka.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti bermaksud

menyusun karya ilmiah yang berjudul: Kompetensi Professional

Pustakawan Pada Universitas Batanghari

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kompetensi profesional pustakawan di perpustakaan

Universitas Batanghari?

2. Apa kendala-kendala pustakawan dalam mengembangkan kompetensi

pustakawan di perpustakaan Universitas Batanghari?

3. Apa upaya-upaya strategis dalam mengembangkan kompetensi profesional

pustakawan terhadap sistem pelayanan perpustakaan Universitas

Batanghari?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dipaparkan, tujuan dari

penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kompetensi profesional pustakawan di perpustakaan

universitas Batanghari

Page 20: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

6

2. Untuk mengetahui kendala-kendala pustakawan dalam mengembangkan

kompetensi profesional pustakawan di perpustakaan Universitas

Batanghari

3. Untuk mengetahui upaya-upaya strategis dalam mengembangkan

kompetensi profesional terhadap sistem pelayanan informasi di

perpustakaan Universitas Batanghari.

D. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang dicapai, maka penelitian ini

diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran berupa informasi

mengenai kompetensi profesional pustakawan di perpustakaan Universitas

Batanghari

2. memberikan informasi kepada lembaga bahwa pustakawan yang

profesional sangat berpengaruh terhadap tingkat kualitas perpustakaan

3. Sebagai syarat untuk memperoleh Gelar Sajana Strata Satu (S.1) di

Jurusan Ilmu Perpustakaan.

Page 21: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

7

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Kompetensi

Menurut Special Libraries “competencies are acombination of skills,

knowledge, and behavior important for organizational success, personal

performance and career development” bahwa Kompetensi adalah suatu

kombinasi Keterampilan, Pengetahuan, dan Prilaku yang diperlukan untuk

kesuksesan Organisasi, Penampilan Pribadi, dan Pengembangan Karir.

Sedangkan menurut Amstrong bahwa kompetensi adalah

pengetahuan, keterampilan, dan prilaku yang harus dimiliki seseorang

pustakawan agar kinerja mencapai standar yang ditetapkan oleh Perpustakaan

dan Universitas sebagai induk organisasi yang terkait dengan budaya

organisasi, nilai dan norma, strategi bisnis dan lingkungan kerja. 8

Kompetensi merupakan bagian dari kepribadian seseorang yang telah

tertanam dan berlangsung lama dan dapat memprediksi prilaku dalam

berbagai tugas dan situasi kerja. Untuk menghasilkan pustakawan yang baik

dibutuhkan kompetensi yang profesional di bidang perpustakaan. Berdasarkan

UU Perpustakaan No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan Pasal 1 ayat 8,

pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh

melalui pendidikan/pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan

tanggungjawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan

perpustakaan.9

Kompetensi diartikan sebagai tolak ukur guna mengetahui sejauh mana

kemampuan seseorang menggunakan pengetahuan dan kemampuannya. Untuk

8 Wahid Nashihiddin Artikel, Strategi Peningkatan Kompetensi Dan Profesionalisme

Pustakawan Di Perpustakaan Khusus, 2015, Diakses Pada Tanggal 1 September 2018 Pukul

06.23 Wib (Http://Digilib.Uidip.Ac.Id/Index.Php/Competent/Content/Article/38.Strategi-

Peningkatan-Kompetensi-Dan-Profesionalisme-Pustakawan-Di-Perpustakaan-Khusus.), Hal. 62 9 UU No.43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan, Pasal 8 (Jakarta: Perpustakaan Nasional

RI 2008), Hal 3

Page 22: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

8

dapat melaksanakan peran dan fungsi baru tersebut pustakawan harus

memiliki kemampuan khusus.

Menurut Dewan Direktur Special Libraries Association (SLA) dalam

bidang tahunan 1996 membahas laporan tentang kompetensi yang perlu

dimiliki pustakawan khusus memasuki abad 21. Ada 2 jenis kompetensi yang

dimaksud oleh SLA yaitu: kompetensi profesional dan kompetensi personal.

Yang dimaksud kompetensi profesional menyangkut pengetahuan yang

dimiliki pustakawan khusus dalam bidang sumberdaya informasi, akses

informasi, teknologi informasi, manajemen riset, serta kemampuan untuk

menggunakan bidang pengetahuan sebagai basis dalam memberikan layanan

perpustakaan dan informasi.

Sedangkan Kompetensi Personal adalah keterampilan atau keahlian.

Sikap dan nilai yang memungkinkan pustakawan bekerja secara efisien,

menjadi komunikator yang baik, memusatkan perhatian pada semangat belajar

sepanjang karirnya, dapat mendokumentasikan nilai tambah atas karyanya,

dan selalu dapat bertahan dalam dunia kerja yang baru. 10

Menurut Michael Zwell mendefinisikan lima kategori kompetensi,

yaitu sebagai berikut:

1) Task Achievement, merupakan kategori kompetensi yang berhubungan

dengan kinerja yang baik. Kompetensi berkaitan dengan taks achievement

ditunjukan oleh; orentasi pada hasil, mengelola kinerja, memengaruhi,

inisiatif, efisiensi produksi, fleksibilitas, inovasi, peduli pada kualitas,

perbaikan berkelanjutan, dan keahlian teknis.

2) Relationship, kompetensi yang berhubungan dengan komunikasi, memiliki

hubungan kerja yang baik dengan orang lain. Kompetensi ini meliputi;

kerja sama, orientasi pada pelayanan, kepedulian antar pribadi, kecerdasan

organisasional, membangun hubungan penyelesaian konflik perhatian

kepada komunikasi, dan sensivitas lintas budaya.

10

Blasius Sudarsono, Antologi Kepustakawanan Indonesia(Jakarta; Sagung Seto,2006)

Hal. 150

Page 23: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

9

3) Personal attribute, kompetensi intrinsik individu dan menghubungkan

bagaimana orang berfikir meraasa, belajar, dan berkembang. Kompetensi

ini meliputi; intergritas dan kejujuran, pengembangan diri, ketegasan,

kualitas keputusan, manajemen stess, berfikir analitis, dan berfikir

konseptual.

4) Managerial, kompentensi yang secara spesifik berkaitan dengan

pengelolaan, pengawas/an, dan mengembangkan SDM. Kompetensi

managerial berupa; memotivasi, memberdayakan/empowering,

mengembangkan orang lain.

5) Leadership, kompetensi yang berhubungan dengan memimpin organisasi

dan orang untuk mencapai maksud, visi, dan tujuan organisasi.

Kompetensi ini meliputi; kepemimpinan visioner, berfikir strategis,

orientasi kewirausahaan, manajemen perubahan, membangun komitmen

organisasi, membangun fokus dan maksud, dan nilai-nilai. 11

B. Kompetensi Profesional

Pustakawan merupakan profesi, maka untuk menjadi pustakawan perlu

kriteria tertentu yang berkaitan dengan bidang tugas yang akan dikerjakan.

Menurut Sulistiyo Basuki pengertian profesi suatu pekerjaan yang

memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperloleh dari teori

dan bukan saja praktek dan uji dalam bentuk ujian dari sebuah universitas atau

lembaga yang berwenang.

Untuk memperlancar pelaksanaan tugas, seorang yang profesional

dituntut memiliki kompetensi. Kompetensi berupa pengetahuan, ketermapilan

dan kemampuan yang dituntut oleh profesi tersebut. demikian pula seorang

pustakawan. Agar dalam pelaksanaan tugas berjalan dengan lancar perlu

didukung dengan seperangkat kompetensi-kompetensi tertentu yang diperoleh

melakui kualifikasi jenjang pendidikan keahlian untuk memperoleh sesuatu

keahlian.

11

Kompri, Standarisasi Kompetensi kepala Sekolah (Jakarta: Kencana, 2017) hal. 5

Page 24: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

10

Berdasarkan Special Associaton Library merumuskan kompetensi

pustakawan dan membedakan kompetensi menjadi tiga jenis yaitu kompetensi

inti profesional, kompetensi profesional, dan kompetensi induvidu.

Kompetensi profesional dibagi menjadi 4 kompetensi utama sebagai

berikut:

1. Melaksanakan orgainsasi informasi, yang mana mendukung organisasi

induknya dan kelompok pelanggan utama melalu kerjasama dengan

rekanan.

2. Mengelola sumber informasi, mengelola siklus hidup informasi secara

penuh mulai dari penciptaan, pengadaan, sampai melalui pemusnahannya.

Termasuk mengorganisasi, mengaktegori, mengklasifikasi menyebarkan,

membuat dan mengelol taksonomi materi materi seperti thesaurus,

deskripsi subjek.

3. Mengelola layanan informasi, mengembangkan dan memilihara layanan

informasi yang Cost Effective bagi pelanggan yang disesuaikan dengan

aturan strategis organisasi pelanggan.

4. Menggunakan peralatan teknologi informasi, memperkirakan yang terbaru

dan menciptakan akses informasi dan menawarkan solusi dalam pencarian

informasi.12

Widjanto menjelaskan tentang kemampuan kompetensi pustakawan

sebagai berikut :

a. Kompetensi intelektual antara lain berupa kemampuan berfikir dan

bernalar, kemapuan kreatif (meneliti dan menemukan), kemampuan

memecahkan masalah, dan kemampuan mengambil keputusan yang

mendukung kehidupan global.

b. Kompetensi personal antara lain berupa kemandirian, keindependenan,

kejujuran-keberanian, keadilan, keterbukaan, mengelola diri sendiri dan

menempatkan diri sendiri secara bermakna serta orientasi pada keunggulan

yang sesuai dengan kehidupan global.

12

Thoyyibah, Rizka, Standar Kompetensi Pustakawan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Negeri se-Surabaya.( Surabaya, Skripsi , 2015) Hal. 5

Page 25: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

11

c. Kompetensi komunikatif antara lain berupa kemahir kewacanaan,

kemampuan menguasai sarana komunikasi mutakhir, kemampuan bekerja

sama, dan kemampuan membangun hubungan-hubungan dengan pihak

lain yang mendukung kehidupan global dalam sistem dunia

d. Kompetensi sosial-budaya antara lain berupa kemampuan hidup bersama

orang lain, kemampuan memahami dan menyelami/memahami keberadaan

orang/pihak lain, kemampuan memahami dan menghormati kebiasaan

orang lain, kemampuan berhubungan atau berinteraksi dengan pihak lain,

dan kemampuan berkerja sama secara multikultural

e. Kompetensi kinestis-vokasional antara lain berupa kecakapan

mengoperasikan sarana-sarana komunikasi mutakhir, dan kecakapan

menggunakan alat-alat mutahkir yang mendukung perpustakaan untuk

berkiprah dalam kehidupan global. 13

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik

Indonesia No. 83 Tahun 2012 Tentang SKKNI (Standar Kompetensi Kerja

Nasional Indonesia) bidang perpustakaan menyebutkan tiga unit kompetensi

yang harus dimiliki oleh pustakawan, yaitu:

a. Kompetensi umum, kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh setiap

pustakawan, diperlukan untuk melakukan tugas-tugas perpustakaan,

meliputi:

1) Mengoperasikan komputer tingkat dasar,

2) Menyusun rencana kerja perpustakaan,

3) Membuat laporan kerja perpustakaan. Kompetensi umum ini melekat

dalam kompetensi inti dan khusus.

b. Kompetensi inti, kompetensi fungsional yang harus dimiliki oleh setiap

pustakawan dalam menjalankan tugas-tugas perpustakaan. Kompetensi inti

mencakup unit-unit kompetensi yang dibutuhkan untuk mengerjakan

tugas-tugas inti. Kompetensi inti pustakawan meliputi:

1) Melakukan seleksi bahan perpustakaan,

2) Melakukan pengadaan bahan perpustakaan,

13

Kompri, Standarisasi Kompetensi kepala Sekolah, (Jakarta: Kencana, 2017) Hal. 63

Page 26: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

12

3) Melakukan pengkatalogkan deskriptif,

4) Melakuakan pengkataogkan subjek,

5) Melakukan perawatan bahan perpustakaan,

6) Melakukan layanan sirkulasi,

7) Melakukan layanan referensi,

8) Melakukan penelusuran informasi sederhana,

9) Melakukan promosi perpustakaan,

10) Melakukan kegiatan literasi,

11) Memanfaatkan jejaring internet untuk melayani pemustaka.

c. Kompetensi khusus, kompetensi tingkat lanjut yang bersifat spesifik,

meliputi :

1) Merancang tata ruang dan perabot perpustakaan,

2) Melakuakan perbaikan bahan pustaka,

3) Membuat literatur sekunder (koleksi pendukung dalam penelusuran

literatur primer),

4) Melakukan penelusuran informasi kompleks,

5) Melakukan kajian perpustakaan,

6) Membuat karya ilmiah.14

Kompetensi pustakawan menyaratkan pustakawan sebagai berikut:

a. Mempunyai pengetahuan atas isi sumber daya informasi, termasuk

kemampuan mengevaluasinya secara kritis. Apabila perlu dilakukan

penyaringan

b. Memiliki pengetahuan subjek khusus yang cocok dan diperlukan oleh

organisasi induk atau pengguna jasa

c. Mengembangkan dan mengelola jasa informasi yang nyaman, mudah

diakses dan hemat biaya sejalan dengan arahan strategi organisasi

d. Menyediakan pedoman dan dukungan untuk pengguna jasa

14

Wahid Nashihiddin Artikel, Strategi Peningkatan Kompetensi Dan Profesionalisme

Pustakawan Di Perpustakaan Khusus, 2015 Diakses Pada Tanggal 1 September 2018 Pukul

06.23 Wib (Http://Digilib.Uidip.Ac.Id/Index.Php/Competent/Content/Article/38.Strategi-

Peningkatan-Kompetensi-Dan-Profesionalisme-Pustakawan-Di-Perpustakaan-Khusus.)

Page 27: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

13

e. Mengkaji kebutuhan informasi dan nilai tambah jasa informasi dan produk

yang memenuhi kebutuhan

f. Menggunakan teknologi informasi yang sesuai untuk mengadakan,

mengorganisasikan dan mencari informasi.

g. Menggunakan pendekatan manajemen dan berbasis dalam

mengkomunikasikan pentingnya jasa informasi bagi manajemen senior

h. Menghasilkan produk informasi khusus untuk digunakan di dalam maupun

diluar organisasi, atau oleh pengguna perorangan

i. Mengevakuasi hasil penggunaan informasi dan melakukan riset yang

berhubungan dengan permasalahan manajemen informasi

j. Secara terus menerus meningkatkan jasa informasi untuk menjawab

tantangan dan perkembangan

k. Merupakan anggota dar i tim manajemen senior atau konsultan bagi

informasi tentang masalah informasi.15

C. Kompetensi Profesional pustakawan

Undang-undang no. 43 tahun 2007 tentang perpustakaan menjelaskan

bahwa pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang

diperoleh melalui pendidikan atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai

tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan

perpustakaan. 16

Pustakawan ialah orang yang memberikan dan melaksanakan kegiatan

pepustakaan dalam usaha pemberian pelayanan kepada masyarakat sesuai

dengan misi yang diemban oleh beban induknya berdasarkan ilmu

perpustakaan, dokumentasi, dan informasi yang diperolehnya dari pendidikan

dan pelatihan. 17

15

Wahid Nashihiddin Artikel, Strategi Peningkatan Kompetensi Dan Profesionalisme

Pustakawan Di Perpustakaan Khusus, 2015 Diakses Pada Tanggal 1 September 2018 Pukul

06.23 Wib (Http://Digilib.Uidip.Ac.Id/Index.Php/Competent/Content/Article/38.Strategi-

Peningkatan-Kompetensi-Dan-Profesionalisme-Pustakawan-Di-Perpustakaan-Khusus.) 16

UU Perpustakaan No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan, Pasal 1 (Jakarta :

Perpustakaan Nasional RI 2008), Hal 13 17

Sulistiyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan.(Jakarta:Gramedia Pustakawan Utama,

1991) Hal. 8

Page 28: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

14

Menurut UU RI Nomor 43 tahun 2007 pustakawan adalah seseorang

yang memiliki kompetensi yang diperoleh memalui pendidikan atau pelatihan

kepustakwanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk

melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan 18

Berdasarkan SK MENPAN No. 18 tahun 1998 Profesi Pustakawan,

khususnya bagi pegawai Negeri Sipil (PNS), diakui sebagai jabatan

fungsional. Pada mulanya persyaratan untuk memasuki jabatan ini adalah

melalui pendidikan formal ilmu perpustakaan, minimal D2 Ilmu perpustakaan.

Jenjang jabatan pustakawan selalu mengalami perubahan sesuai dengan

perkembangan.19

Profesional pustakawan mempunyai arti pelaksanaan kegiatan

perpustakaan yang berdasarkan pada keahlian dan rasa tanggung jawab

sebagai pengelola perpustakaan. Keahlian sebagai faktor penentu dalam

menghasilkan hasil kerja serta memecahkan masalah yang mungkin muncul.

Pustakawan yang profesional akan melakukan kerja bukan semata

rutinitas kerja saja pustakawan yang profesional akan melaksanakan pekerjaan

sesuai dengan tugas pokok sebagai pustakawan. Pustakawan profesional

dituntut untuk dapat memberikan inovasi, dan sikap kecakapan dalam

melayani serta mengelola perpustakaan dengan baik, sehingga perpustakaan

dapat dimaksimalkan sebagaimana mestinya untuk pencarian informasi.

Shapiro dan Hughes mensyaratkan 7 (tujuh) kemampuan yang harus

dimiliki pustakawan dalam era digitalisasi yaitu:

1) Tool Literacy, kemampuan memahami dan menggunakan alat teknologi

informasi, baik secara konseptual maupun praktikal, keterampilan

penggunaan perangkat lunak, perangkat keras, multimedia, dan

sebagainya.

18

Lasa Hs, Buku Dan Perpustakaan, (Yogyakarta:Pinus, 2009) Hal.32

19 Blasius Sudarsono, Antologi Kepustakawanan Indonesia(Jakarta; Sagung Seto, 2006)

Hal. 155

Page 29: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

15

2) Resource Literacy, kemampuan memahami bentuk, format, lokasi dan cara

mendapatkan informasi utama dari jaringan informasi yang selalu

berkembang.

3) Social-Structural Literacy, pemahaman yang benar bagaimana informasi

dihasilkan oleh berbagai pihak dalam masyarakat.

4) Research Literacy, kemampuan menggunakan peralatan berbasis teknologi

informasi sebagai alat riset.

5) Publishing Literacy, kemampuan menerbitkan informasi dan ide ilmiah

kekalangan luas dengan memanfaatkan komputer dan internet.

6) Emerging Technology Literacy, kemampuan terus menerus menyesuaikan

diri dengan perkembangan teknologi dan bersama komunitasnya

menentukan arah pemanfaatan teknologi informasi untuk kepentingan

pengembangan ilmu.

7) Critical Literacy, kemampuan mengevaluasi secara kritis terhadap untung

ruginya menggunakan teknologi telematika dalam kegiatan ilmiah. 20

Menurut Nurlela yang dikutip oleh Athiatul Haqqi terdapat beberapa

hal yang menjadi karakteristik seseorang dapat disebut profesional, yaitu:

1) Bangga terhadap pekerjaan dan menunjukan komitmen pribadi

menunjukan pada kualitas,

2) Berusaha meraih tanggung jawab,

3) Mengantisipasi dan tidak menunggu perintah, menunjukkan inisiatif,

4) Mengerjakan apa yang perlu dikerjakan untuk merampungkan tugas,

5) Melibatkan diri secara aktif dan tidak sekedar bertahan pada peran yang

telah ditetapkan untuk mereka,

6) Selalu mencari cara untuk membuat berbagai hal menjadi lebih mudah

bagi orang yang mereka layani,

7) Ingin belajar sebanyak mungkin mengenai bisnis orang yang mereka

layani,

8) Benar-benar mendengarkan kebutuhan orang yang mereka layani,

20

Testiani Makmur, Budaya Kerja Pustakawan Di Era Digitalisasi: Perspektif Organisasi,

Relasi dan individu, (Yogyakarta:Graha Ilmu 2015) Hal. 64

Page 30: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

16

9) Belajar memahami dan berfikir seperti orang yang mereka layani sehingga

bisa mewakili mereka ketika orang itu tidak ada di tempat,

10) Adakan permainan tim,

11) Bisa dipercaya memegang rahasia,

12) Terbuka terhadap kritik yang membangun mengenai cara meningkatkan

diri.21

D. Tujuan Peningkatan Kompetensi Pustakawan

Kompetensi yang memiliki oleh suatu profesi, termasuk profesi

pustakawan harus selalu dipelihara dan ditingkatkan, tujuan meningkatkan

kompetensi pustakawan adalah untuk:

a. Mengikuti perkembangan zaman

Pustakawan dituntut meningkatkan kinerja dan kompetensinya,

dengan adanya kompetensi itu diharapkan pustakawan dapat

meningkatkan kualitasnya. Standar kompetensi diperlukan agar dapat

berperan sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan perkembangan zaman.

b. Mengikuti kemajuan di bidang IPTEK

Penggunaan teknologi dalam pengelolaan informasi telah

mengingkatkan jumlah kebutuhan masyarakat akan informasi.

Kebutuhan akan informasi ini, membawa implikasi yang luas dan

kompleks terhadap peran pustakawan sebagai pelayan informasi. Oleh

karena itu, pustakawan Indonesia dituntut untuk terus kompetensinya,

yaitu dengan cara meningkatkan kemampuan, pengetahuan, dan

terampilan yang tinggi sehingga pustakawan dapat memberikan

layanan kepada masyarakat secara optimal serta dapat

mengembangkan kemampuan keterampilan diri.

c. Memenangkan persaingan dan mengantisipasi perdagangan bebas

21

Athiatul Haqqi, Profesionalitas Pustakawan Perguruan Tinggi.Baitul Hikmah Jurnal

Perpustakaan Dan Kepustakwanan(Jambi : Perpustakaan IAIN Sultan Thaha Saifuddin, 2013),

Vol. 5 Hal. 36

Page 31: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

17

Dengan mempunyai kompetensi yang standar pustakawan Indonesia

akan memiliki peluang untuk ikut merebut pasar yang ada, tidak hanya

dalam negeri tetapi juga di luar negeri.

d. Meningkatkan profesionalisme pustakawan

Selaras dengan kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan

perpustakaan di Indonesia terus meningkat, hal ini menuntut agar

pustakawan bekerja secara profesional, mengkaji, dan memperhatikan

kebutuhan informasi masyarakat. 22

E. Studi Relevan

1. Peran Pengurus Ikatan pustakawan Indonesia (IPI) Provinsi Jambi Dalam

meningkatkan Kompetensi profesional pustakawan Kota Jambi tahun 2014

oleh Nurlela.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Subjek penelitian

adalah pengurus dan anggota Ikatan Pustakwan Indonesia (IPI) Provinsi

Jambi priode tahun 2010-2013 dengan teknik sampling yang digunakan

yaitu purpossive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan

melalui observasi, wawancara dan dokumentasi sedangkan teknik analisis

data dengan menggunakan reduksi data dan menggunakan trianggulasi

data.

Hasil penelitian menunjukan bahwa peran pengurus Ikatan

Pustakawan Indonesia (IPI) Provinsi Jambi dalam meningkatkan

kompetensi profesional pustakawan, yaitu pustakawan ikut serta dalam

program pemerintah di bidang pusdokinfo, pustakawan ikut serta dalam

kegiatan ilmiah dan dengan menulis karya ilmiah di bidang pusdokinfo,

kendala yang dihadapi yaitu kurangnya anggaran, rendahnya minat

pustakawan, rendahnya koordinasi antara pengurus dengan anggota dan

kurangnya dukungan pemerintah. Berdasarkan temuan di lapangan, stategi

yang dilakukan pengurus IPI Provinsi Jambi untuk meningkatkan

22

Rahman Hermawan Dan Zulfikar Zen, Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan

Terhadap Profesi dan Kode Etik Pustakawan Indonesia (Jakarta: Sagung Seto, 2011) Hal.64

Page 32: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

18

kompetensi profesional pustakawan yaitu dengan mengaktifkan iuran

anggota dan mengadakan sosialisasi.

2. Kompetensi profesional pustakawan pada pustakawan pada Universitas

Jambi tahun 2015 oleh Adha.

Penelitian menunjukan bahwa penelitian deskriptif. Penelitian ini

tidak hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai diteliti. Metode

pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan

dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan domain

taksonomi, kompensional, trianggulasi data.

Hasil peneliti menunjukan bahwa kompetensi profesional

pustakawan di perpustakaan Universitas Jambi yang dilihat dari gabungan

antara keterampilan, sikap dan nilai agar lebih kompetensi profesional

dalam berkomitmen menyediakan layanan prima, profesional dalam

menghadapi tantangan dalam menghadapi tantangan dan komitmen

beraliansi dan kemampuan mengelola, merawat dan mengembangkan

sumber daya informasi. Kendala pustakawan dalam meningkatkan

kompetensi profesional pustakawan di Perpustakaan Universitas Jambi

diantaranya adanya kerusakan bahan pustaka, kurangnya minat pemustaka

terhadap perpustakaan dan kondisi layanan perpustakaan belum maksimal

sehingga menyebabkan permasalahan yang harus mendapatkan

penanganan dengan tepat. Dampak pustakawan di perpustakaan

Universitas Jambi diantaranya kurang kompeten dalam memberikan

layanan baik dilayanan sirkulasi, informasi dan sebagainya. Kurang

baiknya komunikasi terhadap pemustaka yang berkaitan erat dengan

kemampuan berkomunikasi, baik antar pustakawan maupun antara

pustakawan dan pemustaka.

Sedangkan penelitian ini adalah Kompetensi Profesional

Pustakawan pada Perpustakaan Universitas Batanghari oleh Zaida

Kumala. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.

Lokasi penelitian di Perpustakaan Universitas Batanghari yang beralamat

di jalan Slamet Riyadi Broni Jambi Kel. Sei. Putri Kec. Telanai Pura.

Page 33: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

19

Subjek penelitian adalah Pustakawan Universitas Batanghari dengan

teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik

pengumpulan data yang digunakan melalui observasi, wawancara dan

dokumentasi. Analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan

kesimpulan. Trianggulasi data yang digunakan adalah trianggulasi sumber

data.

Dari kedua penelitian di atas merupakan studi penelitian yang

relevan, secara teoritis memiliki hubungan atau relevensi dengan

penelitian ini. Secara konseptual dapat dijadikan sebagai acuan teori

umum bagi penulis dalam melakukan penelitian. Penelitian yang relevan

memfokuskan pada peran pustakawan dan kompetensi pustakawan

sedangkan dalam penelitian ini lebih memfokuskan kepada kompetensi

profesional pustakawan.

Page 34: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan

pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh suatu subjek penelitian sedangkan

deskriptif adalah bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang

alamiah dan memanfaatkan sebagai metode ilmiah.

B. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian adalah Perpustakaan Universitas Batanghari yang

beralamat di Jalan Slamet Riyadi Broni Jambi Kel. Sei. Putri Kec. Telanai

Pura Kode Pos 36122 Telp. (07141)60673, (0741) 668073.

C. Jenis Data dan Sumber Data

1. Jenis Data

Untuk mendapatkan data gambaran dalam penelitian ini peneliti

membagi data menjadi yakni:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan, diolah dan

disajikan dari sumber data. Penelitian Kualitatif merupakan instrumen

penelitian maka data primer pada penelitian ini dapat diperoleh dengan

cara wawancara dan observasi.23

Data-data yang dikumpulkan dalam

penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara Pustakawan Universitas

Batanghari, Kepala Perpustakaan Universitas Batanghari, dan

Mahasiswa Universitas Batanghari. Terkait dengan Kompetensi

profesional pustakawan pada perpustakaan Batanghari.

23

Tanjung, Bahdin N, Pedoman penulisan karya Ilmiah (Proposal, Skripsi, dan Tesis),

(Jakarta: Kencana 2008). Hal 56

Page 35: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

20

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain,

atau lewat buku bacaan dan dokumen lainnya yang berisi komentar,

analisis kritik dan sejenisnya yang berkaitan dengan data primer.24

Adapun data sekunder yang penulis gunakan untuk mendukung

penjelasan tentang penelitian ini meliputi:

1) Historis dan Geografis Perpustakaan Universitas Batanghari

2) Struktur Organisasi Pengurus Perpustakaan Universitas Batanghari

3) Visi dan Misi Perpustakaan Universitas Batanghari

4) Jumlah Sarana dan Prasarana Perpustakaan Universitas Batanghari

5) Tujuan

6) Sasaran

7) Ketentuan Peminjaman Buku dan Sanksi di Perpustakakaan

Universitas Batanghari

8) Tujuan Perpustakaan Universitas Batanghari

9) Sistem dan Layanan Perpustakaan

10) Peraturan dan Tata Tertib Penggunaan perpustakaan

11) Pembagian Tugas Perpustakaan

2. Sumber Data

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif maka

sumber data pada penelitian ini didapat dari observasi langsung,

wawancara literatur yang relevan.

Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Sumber data berupa peristiwa atau kejadian di tempat penelitian yang

sesuai dengan pembahasan penelitian dengan sesuai data yang

diperlukan dalam penelitian ini.

24

Tim Penyusun Buku Pedoman Skripsi, Pedoman Penulisan proposal dan Skirpsi

Fakultas Adab Dan Humaniora, (Jambi: Fakultas Adab Dan Humaniora UIN Sultan Thaha

Syaifuddin Jambi , 2013) Hal.45

Page 36: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

21

b) Sumber data berupa manusia yaitu Kepala Perpustakaan Universitas

Jambi (Ahmad tarmizi S.E., MM), Pustakawan Perpustakaan

Universitas Batanghari(Mifhatul Jannah S.IP, Desmayerti Iskandar

S.IP), Pemustaka(Idep Priansah, Jevi Rivaldi, Muhamaad Ridwan,

Indah Hainil Janah, Nurul Fatyma).

c) Sumber data dokumen, buku sebagai data dokumentasi yang berkaitan

dengan literatur dan permasalahan yang ada di lapangan.

D. Subjek Penelitian

Dalam sebuah penelitian ilmiah kita harus membutuhkan informan

atau narasumber. Informan atau narasumber adalah orang yang bisa

memberikan informasi-informasi yang berkaitan dengan temuan-temuan

masalah dalam penelitian.

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah Kepala

Perpustakaan, Pustakawan di Perpustakaan Universitas Batanghari, pemustaka

Universitas Batanghari. Adapun Key informan dalam penelitian ini adalah

Kepala Perpustakaan Universitas Batanghari yang dianggap dapat

memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan

permasalahan dalam penelitian.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah purpossive

sampling yaitu penarikan sampel yang sejak awal telah diketahui siapa

informan yang akan diwawancarai dan dianggap bisa menjawab pertanyaan-

pertanyaan serta memahami situasi yang ada di perpustakaan Universitas

Batanghari berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diinginkan sesuai dengan permasalahan

yang relevan, maka penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data

sebagai berikut:

Page 37: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

22

1. Observasi

Metode observasi dalam penelitian ini diartikan sebagai

pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak

pada objek penelitian.25

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari

dalam jangka waktu yang tidak berurutan, kegiatan observasi ini

mengamati kegiatan atau aktivitas yang dilakukan di perpustakaan

Universitas Batanghari

2. Wawancara

a) Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik

pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah

mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan

diperoleh. Oleh karena itu pengumpul data telah menyiapkan

instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang

alternatif jawabanya pun telah disiapkan.

Wawancara ini peneliti memberikan pertanyaan-pertanyaan

yang sistematis sesuai kebutuhan yang diperlukan oleh peneliti

dalam permasalahan dalam penelitian.

Metode wawancara ini menghasilkan jawaban-jawaban dari

responden atau informan yang sesuai dengan kajian, khususnya

dalam kompetensi profesional pustakawan pada Perpustakaan

Universitas Batanghari. Berikut beberapa informan yang di

wawancarai secara langsung:

a. Kepala Perpustakaan Universitas Batanghari

b. Pustakawan Perpustakaan universitas Batanghari

c. Pemustaka/mahasiswa

25

Tim Penyusun Buku Pedoman Skripsi, Pedoman Penulisan proposal dan Skirpsi

Fakultas Adab Dan Humaniora (Jambi: Fakultas Adab dan Humaniora, 2018) Hal.46

Page 38: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

23

b) Wawancara tidak terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas

dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang

telah terstruktur secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan

datanya.

Dalam hal ini wawancara dilakukan untuk mengetahui

informasi-informasi yang sekiranya diperlukan dengan tujuan

menggali informasi lebih luas yang berkaitan dengan pokok

permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini.

3. Dokumentasi

Pengumpulan data melalui dokumentasi, diperlukan

seperangkat alat atau instrumen yang memandu untuk pengambilan

data-data dokumen. Ini dilakukan, agar dapat menyeleksi dokumen

mana yang dipandang dibutuhkan secara langsung dan mana yang

tidak diperlukan. Data dokumen dapat berupa poto, gambar, peta,

grafik, struktur, organisasi, catatan bersejarah dan sebagainya. 26

Berkenaan dengan penelitian ini dokumentasi yang

digunakan untuk mencari data sebagai berikut:

a. Histori dan geografis Perpustakaan Universitas Batanghari

b. Struktur organisasi Perpustakaan Universitas Batanghari

c. Visi dan misi Perputakaan Universitas Batanghari

d. Keadaan fisik Perpustakaan Universitas Batanghari

e. Jumlah koleksi Perpustakaan Universitas Batanghari

f. Jenis layanan Perpustakaan Universitas Batanghari

26

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers ,2012) Hal. 43

Page 39: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

24

F. Analisis data

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya yang cukup banyak

untuk itu perlu dicatat secara teliti dan terperinci, semakin lama peneliti di

lapangan maka semakin banyak jumlah data yang diperoleh untuk itu perlu

segera dianalisis data melalui reduksi data.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data.

2. Penyajian Data

Setelah data telah direduksi maka langkah selanjutnya adalah

penyajian data biasa dilakukan dengan bentuk uraian singkat, dan

hubungan antar kategori. Melalui penyajian data tersebut akan

terorganisasi dan tersusun secara sistematis sehingga akan mudah untuk

dipahami.

Data dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi. Data tersebut direduksi kemudian dipilih pokok-pokok

mengenai permasalahan dalam penelitian setelah itu dilakukan penyajian

data dalam bentuk teks yang bersifat naratif dan jika diperlukan berbentuk

grafik, tabel, matrik, network dan lain-lain.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan diawal yang dikemukakan masih bersifat

sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat

yang mendukung pada tahap data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan

yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid

dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan pengumpulan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kuat.

Page 40: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

25

G. Keabsahan data

1. Triangulasi Sumber Data

Trianggulasi sumber data adalah proses verifikasi data

wawancara dengan data sumber tertulis (dokumentasi). Trianggulasi

sebagai gabungan atau kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk

menyajikan fenomena yang saling terkait dengan sudut pandang dan

perspektif yang berbeda.

Trianggulasi berarti membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercyaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat berbeda

dalam penelitian kualitatif, hasil dicapai dengan:

a. Membandingkan hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

b. Membandingkan dengan apa yang dikatakan orang di depan umum,

dengan apa yang dikatakan secara pribadi

c. Membandingan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian, dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu

d. Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang

e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan

2. Triangulasi Metode

Mengacu pada pendapat Paton dengam menggunakan strategi: (1)

pengecekan derajat Kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa

teknik pengumpulan data, (2) pengecekan beberapa sumber data dengan

metode yang sama. Triangulasi ini dilakukan untuk melakukan

pengecekan terhadap penggunaan metode pengumpulan data, apakah

informasi yang didapat dengan metode Interview dan metode Observasi,

atau apakah hasil observasi sesuai dengan informasi yang diberikanketika

di Interview dan diobervasi akan memberikan informasi yang sama atau

berbeda. Apabila berbeda maka peneliti harus dapat menjelaskan

Page 41: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

26

perbedaan itu, tujuannya adalah untuk mencari kesamaan data dengan

metode yang berbeda.27

27

Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif (Jakarta: kencana, 2011) hal. 265

Page 42: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

26

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian

1. Sejarah dan Profil Perpustakaan

Universitas Batanghari berdiri sejak awal tahun 1985 sampai saat

ini dibina oleh Yayasan Pendidikan Jambi. Yayasan ini merupakan

pengem bangan dari Yayasan Pendidikan Jambi yang dulunya membina

STKIP (Sekolah Tinggi keguruan dan Ilmu Pendidikan) yang

dioperasionalkan tahun 1970-1977.

Menyadari kenyataan bahwa meningkatnya permintaan terhadap

pendidikan tinggi yang tidak dimbangi oleh peningkatan daya tampung

perguruan tinggi negeri, maka yayasan pendidikan Jambi merasa

tertantang untuk mengubah STKIP Jambi menjadi embrio dari universitas

swasta di daerah. Usaha yang dirintis pun dilakukan dengan membentuk

tim kerja pendiri universitas untuk menyusun persiapan persyaratan yang

akan diajukan ke Menteri Pendidikan dan kebudayaan RI. Pada tanggal 6

april 1985 berdasarkan persyaratan yang diajukan terbentuklah Yayasan

Pendidikan Universitas Batanghari.28

Universitas Batanghari terletak di Jl. Slamet Riyadi RT. 09 No. 01

kel. Sungai Putri Kec. Danau Sipin provinsi Jambi Telp. (07141)60673,

(0741) 668073. Perpustakaan Pusat Universitas Batanghari terletak di

gedung Pasca sarjana lantai 3 dan memiliki 2 ruangan yaitu ruangan

kantor dan ruangan pelayanan luas ruangan pelayanan sekitar 108 M2.

Pada satu ruangan pelayanan memiliki beberapa layanan yaitu

layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan skripsi, layanan fotokopi.

Dalam hal ini pembagian layanan hanya dibagi beberapa skat ruangan

mengingat ruangan yang dipergunakan hanya satu saja. Keterbatasan dana

salah satu faktor semua jenis pelayanan dijadikan satu ruangan di

perpustakaan pusat Universitas Batanghari.

28

Dokumentasi Perpustakaan universitas Batanghari, Tahun 2019

Page 43: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

27

Sejak berdirinya Perputakaan Universitas Batanghari sudah

dipimpin oleh empat orang kepala yaitu :

1. Ibrahim Bujang SH (Alm)(1987-1992)

2. Desmaryati Iskandar BA, S.IP (1992-1996)

3. Drs. H. M. Zaini Hasan (1996-2010)

4. Ahmad Tarmizi SE, MM (2010-Sekarang)29

Tabel 4.1 Tim Kerja Pendiri Universitas Swasta berdasarkan Keputusan

Yayasan Pendidikan Jambi Nomor 0013/KP-YPJ/1985

NO. NAMA JABATAN

1. Drs. H.Abdurraman Sayuti Pelindung/Penasehat

2. Drs. H. T. Ahmad Pelindung/penasehat

3. Ir. Budiono Pelindung/penasehat

4. Ir. S.B. somad Pelindung/penasehat

5. Ibrahim Bujang SH Ketua I

6. Drs. M. Ghazali Ketua II

7. Drs. Aminur Rasyid Sekertaris I

8. Noorkholis SmHk Sekertaris II

9. Drs. Fauzi RH.SU Anggota

10. Ir. Anas Isrin Anggota

11. Drs. Ismail Akhmad Anggota

12. Drs. Sayuti Arifin Anggota

13. Khairul Idrah, SH Seketariat

14. Desmayerti BA Seketariat

15. S. Jafar Seketariat

16. Kharul Shaleh Seketariat

29

Dokumentasi Perpustakaan universitas Batanghari, Tahun 2019

Page 44: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

28

2. Visi dan Misi

1. Visi

Menjadi perpustakaan sebagai lumbung informasi ilmiah bagi civitas

akademika Universitas Batanghari.

2. Misi

1. menyajiakan informasi keilmuan sesuai kebutuhan civitas

akademika Universtas Batanghari

2. membina sumberdaya manusia dan pustakawan agar siap

mengadapi perkembangan teknologi informasi di era globalisasi

3. memberiakan pelayanan dan fasilitas yang ramah sehingga

memberikan kenyamanan kepada pemustaka

4. memberikan koleksi buku dan bahan bacaan30

3. Tujuan

Terwujudnya perpustakaan yang ideal dengan prasarana lengkap

memenuhi keperluan infomasi guna mengahasilkan lulusan yang bermutu

dengan daya saing lokal dan nasional.

4. Sasaran

1. Menjadikan perpustakaan Universitas Batanghari sebagai perpustakaan

lengkap dan terpercaya dan maju sesuai dengan perkembangan IPTEK

2. Memberikan pelayanan yang ramah, baik, cepat dan tepat, simpatik,

dan harmonis

3. Membina kerjasama staf pengelola dengan pimpinan yang koordinatif

4. Membangun suasana perpustakaan yang nyaman tertib tenang dan

5. menyejukkan hati

30

Dokumentasi Visi dan Misi perpustakaan Universitas Batanghari, Tahun 2019

Page 45: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

29

5. Ketentuan Peminjaman Buku dan Sanksi di Perpustakakaan

Universitas Batanghari

Adapunn ketentuan peminjaman buku dan sanksi perpustakaan

Universitas Batanghari sebagai berikut:

a. Setiap peminjam wajib menunjukan kartu anggota perpustakaan,

sebagai identitas resmi untuk transaksi peminjaman dan pengembalian

buku.

b. Masa peminjaman selama 1 minggu dan diperpanjangan maksimal 3

kali berturut-turut.

c. Keterlambatan pengembalian buku yang dipinjam akan dikenakan

denda dengan ketentuan (1 buku Rp.2000/hari)

d. Merusak dan menghilangkan koleksi harus:

a) Membayar/mengganti dengan buku yang sama dengan nilai

buku yang dipinjam.

b) Biaya tersebut diperlukan untuk pembelian buku baru

(perhitungan biaya akan dilakukan oleh petugas perpustakaan.

6. Tujuan Perpustakaan Universitas Batanghari

Adapun pengembangan pendidikan di Universtas Batanghari Jambi

didasarkan pada pertimbangan analisis kebutuhan yaitu:

a. Mengacu pada undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan Nasional maka pengembangan Universitas Batanghari

bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak pekerti luhur,

memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani,

memiliki kepribadian yang tinggi dan mandiri serta bertanggung jawab

pada masyarakat dan bangsa .

b. Berkemampuan berfikir analitis (the abilty of analitiytic and synthetic

thiking) berilmu dan berketerampilan, bermoral pancasila dan berahlak

mulia.

Page 46: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

30

c. Mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan teknologi yang

dimiliki, sesuai dengan bidang keahliannya dalam kegiatan produktif

dan pelayanan kepada masyarakat.

d. Mengusai dasar ilmiah dan mampu berfikir, sikap dan bertindak

sebagai ilmuan dan mampu mengetahui perkembangan ilmu

pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan bidangnya.

7. Struktur Organisasi

Struktur organisasi perpustakaan Unniversitas Batanghari adalah

sebagai berikut31

:

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Batanghari

KEPALA PERPUSTAKAAN

Ahmad Tarmizi SE, MM

KABAG TATA USAHA

Nurul Huda SE

KABAG PELAYANAN

Rosalinda S.Pd

31

Dokumentasi struktur organisasi perpustakaan Universitas Batanghari, Tahun 2019

TATA USAHA

Nyimas Nazziah

Titi Daryanti SH

Supriyadi

STAF

Desmayerti S.IP

Mifhatul Jannah S.IP

TENAGA TEKNIS

Page 47: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

31

8. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh perpustakaan Universitas

Batanghari adalah sebagai berikut32

:

Tabel 4.2

Sarana dan Prasarana Perpustakaan Universitas Batanghari

NO. FASILITAS JUMLAH KETERANGAN

1. Rak Buku 31 Baik

2. Lemari Kaca 2 Baik

3. Meja baca 10 Baik

4. Kursi Baca 30 Baik

5. Meja kerja 6 Baik

6. Kursi Tamu 1 set Baik

7. BI corner 1 set Baik

8. Komputer 3 Baik

9. Mesin print 2 Baik

10. Mesin Potocopy 1 Baik

11. Rak tas 1 Baik

12. Jam Dinding 2 Baik

13. Kulkas 1 Baik

14. Tv 1 Baik

15. Rak jurnal 1 Rusak

16. Ac 6 Baik

17. Wifi 1 Baik

18. Lemari Arsip 1 Baik

32

Dokumentasi perpustakaan Universitas Batanghari, Tahun 2019

Page 48: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

32

9. Koleksi perpustakaan

Tabel 4.3

Koleksi perpustakaan Universitas Batanghari

No. Uraian Jumlah

Buku

Eksemplar Keteranga

n

1. Buku Ajar 4061 12185 Ada

2. Jurnal Ilmiah Nasional 131 131 Ada

3. Skripsi/Tesis/Karya Tulis 176/3355/

1044

176/3355/1044 Ada

4. Tembusan/Gatra/Asri/Forum 1/1/1/1 511/529/235/5

60

Ada

Total 8785 28847

10. Sistem dan layanan perpustakaan

Sistem pelayanan yang dilaksanakan perpustakaan Universitas

Batanghari adalah sistem layanan terbuka yaitu pemustaka dapat langsung

mencari koleksi ke rak tanpa harus membutuhkan bantuan petugas untuk

mencarinya. Dengan sistem ini diharapkan pemustaka dapat mengakses

koleksi lebih maksimal

Waktu layanan yang ada di perpustakaan Universitas Batanghari

adalah pada hari senin-jum’at pada jam 08.00-15.30 wib dan pada hari

sabtu 08.00-14.00 wib, jika dibutuhkan pelayanan dapat ditambahkan

waktu kunjung sampai 19.00 wib.

11. Peraturan dan tata tertib penggunaan perpustakaan

1. Pengguna perpustakaan mempunyai kartu anggota

2. Mengisi buku tamu setiap kali datang ke perpustakaan

3. Meninggalkan kartu anggota setiap kali masuk perpustakaan

4. Tas dititipkan di loker penitipan

5. Barang berharga seperti laptop, dompet dan hp dapat di bawa ke ruang

baca

Page 49: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

33

12. Pembagian Tugas Perpustakaan

a. Nurul Huda : Koordinator

b. Nyimas Nazariah

a) Bebas pustaka

b) Anggota pustaka

c) Uang denda

d) Uang fotocopy

c. Mifhatul Jannah

a) Melayani peminjaman/pengembalian buku

b) Mengatur dan merapikan buku di rak

d. Rosalinda

a) Melayani peminjaman/pengembalian buku

b) Mengatur dan merapikan buku di rak

e. Titi Daryati

a) Bagian fotocopy

b) Pengetikan daftar skripsi

c) Mengantar surat keluar

d) Mengatur dan mengatur buku di rak

f. Desmayerti

a) Penomoran skripsi

b) Mengontrol buku yang rusak

c) Mengatur dan merapikan buku di rak buku

13. Rencana Program Kegiatan Perpustakaan Universitas Batanghari

tahun 2019-2020

Berikut adalah rencana kegiatan perpustakaan Universitas

Batanghari dalam menunjang pelayanan di perpustakaan ialah sebagai

berikut:

a) Penyiangan koleksi di sesuaikan dengan ragam koleksi tersedia antara

lain: penyiangan koleksi rujukan seperti informasi data jurnal dalam

negeri dan luar negeri, bahan ajar seperti kamus umum, kamus khusus,

ensiklopedia umum.

Page 50: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

34

b) Penyiangan bahan ajar untuk memenuhi tuntutan kurikulum karena

bahan ajar untuk setiap mata kuliah lebih dari satu judul. Serta

melakukan penyiangan untuk jurnal dan prosiding.

c) Mengklasifikasikan bahan pustaka yang telah diolah kebuku

pengadaan perpustakaan.

d) Mengolahan skripsi yang telah diserahkan wisudawan Universitas

Batanghari.

e) Penyiangan buku-buku yang rusak.

f) Selving bahan pustaka ke rak buku berdasarkan sistem klasifikasi

DDC.

g) Pengarahan fungsi perpustakaan kepada mahasiswa baru berkunjung

ke perpustakaan Universitas Batanghari.

h) Stock opname (cacah ulang).

i) Pengadaan bahan pustaka dengan caramenyeleksi judul buku referensi

dari usulan para pemustaka atau dosen sesuai dengan mata kuliah yang

dipelajari.

j) Pembelian buku perpustakaan yang telah disetujui oleh pimpinan

perpustakaan Universitas Batanghari.

k) Penerimaan bebas pustaka di perpustakaan.

Page 51: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

35

B. HASIL DAN PEMBAHASAN /ANALISA

1. Kompetensi Profesional Pustakawan pada Perpustakaan Universitas

Batanghari

a. Kompetensi Profesional Pustakawan

Berdasarkan Special Associaton Library (SLA) merumuskan

kompetensi pustakawan dan membedakan kompetensi menjadi tiga

jenis yaitu kompetensi inti profesional, kompetensi profesional, dan

kompetensi induvidu.

Kompetensi profesional dibagi menjadi 4 kompetensi utama

sebagai berikut:

1. Melaksanakan Organisasi Informasi

Sebagai tenaga ahli yang profesional pustakawan harus

dapat berperan aktif dan mampu berkontribusi dalam

memajukan organisasi atau lembaga yang mereka tempati.

Melaksanakan kegiatan-kegiatan pendukung seperti melakukan

pengkatalogan, klasifikasi, indeks, abstrak, melakukan kegiatan

preservasi perpustakaan merupakan suatu bentuk kegiatan yang

memberikan dampak positif terhadap perkembangan

perpustakaan.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti yang dilakukan

dengan Bapak Ahmad Tarmizi SE, MM selaku Kepala

Perpustakaan Universitas Batanghari adalah sebagai berikut:

“Bentuk kegiatan di perpustakaan ini sangat beragam,

di antaranya kegiatan yang sering dilakukan adalah

mengkatalog buku-buku monograf dan non buku.

Kegiatan pengkatalogan ini dilakukan sesuai dengan

standar AACR, pustakawan dan staf biasanya dapat

mengolah sekitar 50 buku per-harinya. Kegiatan

pengklasifikasian dilakukan oleh pustakawan karena

hanya pustakawanlah yang memahami bidang yang

terkait dengan pengklasifikasian, sedangkan para staf

hanya membantu dapat membantu melaksanakan

Page 52: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

36

kegiatan penyusunan koleksi di rak berdasarkan

kelas”33

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan

Ibu Mifhatul Jannah S.IP selaku pustakawan di perpustakaan

Universitas Batanghari adalah sebagai berikut:

“Kami melaksanakan kegiatan klasifikasi ini setiap kali

ada pengadaan buku baru di perpustakaan, dalam

mengklasifikasi ini kami bisa menyelesaikan sekitar 50

buku yang di sesuaikan dengan jam kerja di

perpustakaan, sedangkan proses kegiatan pengindeksan

dilaksanakan dalam 6 bulan sekali di sesuaikan dengan

koleksi yang ada diperpustakaan”

Kemudian berdasarkan hasil wawancara yang

dilakukan dengan Ibu Desmayerti S.IP adalah sebagai berikut:

“Kegiatan preservasi yang lumrah kami lakukan di

perpustakaan adalah upaya menjahit koleksi yang telah

rusak, hal ini kami lakukan agar koleksi di

perpustakaan bisa digunakan kembali. Sebenarnya

kegiatan preservasi ini tujuannya ya untuk

mengantisipasi agar dapat menjaga ketahanan koleksi

karena dalam koleksi tersebut kan banyak mengandung

sumber informasi”

Berikut ini merupakan hasil wawancara yang dilakukan

dengan seorang pemustaka yang bernama saudara Idep

Priansah adalah sebagai berikut:

“Di sini yang saya liat ya bukunya telah diberi nomor

panggil ya atau bahasa perpusnya telah dilakukan

pengkelasan, sudah banyak nampaknya buku yang telah

dikelas umumnya hampir semua buku telah dikelas dan

disusun di rak sesuai kelasnya”

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat

diketahui bahwa dalam melaksanakan kegiatan organisasi

informasi seperti pembuatan katalog, pengklasifikasian dan

pengindeksan adalah sebagai berikut:

33

Wawancara, 20 Februari 2019

Page 53: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

37

1. Pustakawan telah melakukan kegiatan pembuatan katalog,

pengindeksan dan pengklasifikasian.

2. Menurut pemustaka pada perpustakaan ini koleksinya telah

dilakukan kegiatan pengklasifikasian atau telah diberi no

panggil dan disusun berdasarkan kelasnya.

2. Mengelola Sumber Informasi

Sumber informasi merupakan sekumpulan informasi

yang telah dikelompokan berdasarkan masing-masing kategori.

Sumber informasi bisa berupa jurnal, buku monograf, serta

sumber-sumber pendukung. Sumber informasi tersebut akan di

kategorikan dalam beberapa kelompok sesuai dengan isi dan

subjek, dan intensitasnya. Kategori buku yang biasa di temukan

di perpustakaan yaitu buku-buku monograf atau koleksi

sirkulasi, buku-buku referensi, buku terbitan berseri. Buku

tendon dan lain-lain.

Menurut hasil wawancara yang dilakukan dengan

Bapak Ahmad Tarmizi SE, MM selaku Kepala Perpustakaan

Universitas Batanghari adalah sebagai berikut:

“Sumber-sumber informasi seperti koleksi buku-buku

di perpustakaan dibedakan dalam beberapa jenis yaitu

buku-buku yang di tempatkan pada sirkulasi untuk

memenuhi kebutuhan pemustaka, sedangkan koleksi-

koleksi yang berkaitan dengan sejarah universitas dan

dokumen penting kami tempatkan pada kategori koleksi

referensi agar lebih terjaga dan untuk menghindari

terjadinya kehilangan koleksi”34

Berikutnya menurut hasil wawancara yang dilakukan

dengan Ibu Desmayerti S.IP selaku pustakawan perpustakaan

Universitas Batanghari adalah sebagai berikut:

“Dalam kegiatan pengelolaan sumber informasi

diperpustakaan ini dibedakan dalam beberapa tempat,

hal ini agar dapat memudahkan pemustaka untuk

menemukan informasi yang dibutukan dengan cepat.

34

Wawancara, 20 Februari 2019

Page 54: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

38

Dalam pelaksanaannya pustakawan menempatkan

koleksi-koleksi sesuai dengan jenisnya seperti; koleksi

terbitan berseri, koleksi non cetak, koleksi referensi dan

sirkulasi, koleksi tendon dal lain-lain yang disusun dan

dikelompokkan kedalam masing-masing jenisnya yang

sama”35

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di atas

maka dapat diketahui bahwa pada perpustakaan Universitas

Batanghari telah memahami prosedur pengelolaan sumber

informasi. Hal ini dapat dilihat dari cara mereka

mengelompokkan dan menyusun koleksi berdasarkan kategori-

kategori koleksi yang sama jenisnya, seperti koleksi terbitan

berseri dikelompokkan dengan sesame koleksi terbitan berseri

begitu juga yang lainnya.

3. Mengelola Layanan Informasi

Layanan dalam Kamu Besar Bahasa Indonesia berarti

perihal atau cara melayani. Layanan pengguna merupakan tolak

ukur keberhasilan sebuah perpustakaan. Layanan pengguna

merupakan kegiatan yang langsung mempertemukan pengguna

dengan staf perpustakaan yang berhubungan dengan proses

temu balik informasi.

Layanan perpustakaan merupakan kelanjutan dari

kegiatan pengadaan perpustakaan dan pengolahan baan

perpustakaan yang telah diolah atau diproses. Pada dasarnya

ada beberapa layanan informasi yang ada di perpustakaan

yaitu:

a. Layanan sirkulasi

Kegiatan yang termasuk pada layanan sirkulasi ini

adalah perputaran, peredaran dan lain-lain. Layanan ini

tidak hanya sekedar melakukan kegiatan peminjaman,

melainkan suatu kegiatan yang menyeluruh dalam

35Wawancara, 20 Februari 2019

Page 55: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

39

menyediakan kebutuhan informasi pengguna. sebagaimana

yang diungkapkan oleh Ibu Mifhatul Jannah, S.IP yang

merupakan seorang pustakawan di perpustakaan

Universitas Batanghari adalah sebagai berikut:

“Pengelolaan layanan sirkulasi di perpustakan

Universitas Batanghari ini pada dasarnya mencakup

kegiatan peminjaman koleksi, pengembalian

koleksi, pembuatan kartu perpustakaan dan

pengurusan bebas pustaka sebagaimana

perpustakaan-perpustakaan lainnya”36

Berikut ini terdapat informasi yang disampaikan

oleh Ibu Desmayerti, S.IP selaku pustakawan di

perpustakaan Universitas Batanghari dalam wawancara

berikut ini:

“Kegiatan pengelolaan pada layanan sirkulasi

diperpustakaan ini seperti kegiatan peminjaman

buku, pengembalian buku, pengurusan bebas

pustaka dan pembuatan kartu perpustakaan

layaknnya perpustakaan lain selain itu kami

membatu pemustaka jika pemustaka kesulitan

dalam mencari literatur yang sesuai dengan apa

yang dikehendaki oleh pemustaka, jikapun tidak

ditemukan bahan pustaka kami menyediakan wifi

untuk pemustaka agar pemustaka dapat mengakses

literature lain menggunakan internet”37

b. Layanan referensi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, referensi

adalah sumber, acuan, rujukan atau petunjuk. Layanan

referensi atau layanan rujukan merupakan salah satu

kegiatan layanan dengan cara menjawab pertanyaan dengan

menggunakan koleksi referensi. Layanan refensi ini

mempunyai tujuan untuk membantu pengguna menemukan

sumber informasi tidak hanya itu layanan referensi juga

36

Wawancara, 20 Februari 2019 37

Wawancara, 20 Februari 2019

Page 56: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

40

memberikan jasa rujukan maupun pengarahan agar

pengguna menemukan informasi yang dibutuhkan di tempat

lain melalui kegiatan silang layan. Sebagaimana

yangdipaparkan oleh Ibu Mifhatul Jannah, S.IP melalui

wawancara kali ini adalah sebagai berikut:

“Kalau layanan referensi di sini dapat kita lihat lah

ya kami menyediakan koleksi referensi dalam satu

ruang dengan koleksi sirkulasi bahkan semua

ditempatkan dalam satu ruang namun tetap antara

koleksi referensi dan koleksi-koleksi lainya dipisah

atau ditempatkan sesuai jenis koleksinya”38

Tidak jauh berbeda dengan apa yang disampaikan

oleh Ibu Desmayerti, S.IP berdasarkan wawancara kali ini

adalah asebagai berikut:

“Layanan referensi di sini sama dengan layanan-

layanan lainnya, karena kan kondisi perpustakaan

kita cuma satu ruang ini dan tidak ada penyekatan

antara ruang yang satu dengan ruang yang lainnya

jadi sitem layanannya sama, sedangkan untuk

pertanyaan-pertanyaan refrens ya itu kan jika ada

yang membutuhkan akan dilayani”39

c. Layanan fotocopy

Salah satu pelayanan yang ada di perpustakaan

adalah layanan potocopyan, pelayanan ini bertujuan untuk

mempermudah pemustaka agar lebih fleksibel dalam

menambah literature yang mereka cari, pelayanan

fotocopyan diharapkan dapat mempermudah dalam seluruh

kegiatan yang ada diperpustakaan khususnya dalam

menggandaakan dokumen, menggandakan dokumen disini

bukan diperuntukan keuntungan pribadi, penggandaan

dokumen disini bertujuan memperbanyak literature yang

dianggap masih kurang eksemplarnya.

38

Wawancara, 20 Februari 2019 39

Wawancara, 20 Februari 2019

Page 57: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

41

Berikut adalah wawancara kepada Ibu Desmayerti

S.IP selaku Pustakawan Universitas Batanghari sebagai

berikut:

“Perpustakaan kami sudah menyediakan mesin

fotocopyan, mesin fotocopyan disini kami gunakan

dalam setiap pelayanan di perpustakaan. Pemustaka

dapat mengakses pelayanan potocopyan ini untuk

keperluan tugasnya, agar lebih menghemat waktu

dan tenaga yang mana tidak perlu lagi keluar untuk

menggandakan dokumen yang mereka cari. Staf-

sataf disini juga menggunakan pelayanan ini untuk

setiap pekerjaan salah satunya menggandakan buku

yang langka ataupun keadaan buku yang sudah

rusak untuk di gandakan”40

d. Layanan skripsi

Selain pelayanan sirkulasi, pelayanan skripsi sangat

berpengaruh terhadap intensitas pemustaka yang ada di

perpustakaan. Hal ini dikarenakan karena minat pemustaka

yang memasuki fase membuatan skripsi sangat

membutuhkan skripsi-skripsi agar bisa dijadikan

referensi/studi relevan mereka. Diharapkan layanan skripsi

ini mampu memenuhi kebutuhan informasi di

perpustakaan. Seperti dengan perpustakaan lain,

perpustakaan Universitas Batanghari memiliki layanan

skripsi sebagai mana yang telah dipaparkan oleh Ibu

desmayerti S.IP sebagai berikut”

“Layanan skripsi di perpustakaan ini saya yang

mengkoordinator, saya diberi amanat dalam

mengelola skripsi sesuai dengan pembagian tugas

diperpustaan Universitas Batangari ini. Dalam

layanan ini saya memberikan pelayanan yaitu

membatu pemustaka dalam mencari skripsi-skripsi,

saya juga ditugaskan untuk mengklasifikasi skripsi

40

Wawancara, 20 Februari 2019

Page 58: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

42

agar memudahkan pemustaka dalm mengakses

skripsi.”41

Berdasarkan hasil wawancara kepada Bapak Ahmad

Tarmizi SE, MM selaku Kepala Perpustakaan Universitas

Batanghari sebagai berikut:

“Di perpustakaan ini kami sangat berfikir dalam

memberikan pelayanan kepada pemustaka dari segi

kelengkapan koleksi dan pelayanan yang berbentuk

kenyamanan dalam memasuki ruangan perpustakaan,

salah satu upaya kami dalam mengembangkan layanan

salah satunya menyediakan mesin fotokopi didalam

perpustakaan, hal ini diharapkan bisa memberikan

kesan kemudahan kepada pemustaka dalam mengakses

informasi”42

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat

diketahui bahwa pada perpustakaan Universitas Batanghari

terdiri dari beberapa layanan yaitu: layanan sirkulasi, layanan

referensi, layanan photocopy, layanan skripsi dan layanan-

layanan lainnya. Layaknya perpustakaan-perpustakaan pada

umunya pengelolaan layanan ini disesuaikan dengan kondisi

perpustakaan dan situasi dan kondisi dari pemustakanya.

4. Menggunakan peralatan teknologi informasi

Dalam mendukung pelayanan yang ada diperpustakaan

setiap lembaga atau organsasi pasti memiliki pelalatan yang

mendukung dalam memberikan kenyaman kepada pemustaka,

salah satunya keahlian yang harus dimiliki pustakawan adalah

memahami teknologi informasi sehingga mampu memberikan

pelayanan yang maksimal kepada pemustaka. Memperkirakan

yang terbaru dan menciptakan akses informasi dan

menawarkan solusi dalam pencarian informasi.

41

Wawancara, 20 Februari 2019 42

Wawancara, 20 Februari 2019

Page 59: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

43

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak

Ahmad Tarmizi SE, MM selaku kepala perpustakaan

Universitas Batanghari adalah sebagai berikut:

“Menyangkut bidang TI dan penggunaannya pada

umumnya pustakawan sudah memahami bidang itu,

yang mana mereka telah melakukan kegiatan-kegiatan

yang berkaitan dengan penginputan data melalui sistem

operasional microsoft word dan microsoft excel.

Namun terkait dengan penggunaan Online Public Acess

Catalog (OPAC) di perputakaan belum diterapkan

karena mereka belum memahami betul tentang

penggunaan aplikasinya”43

Kemudian berdasarkan hasil wawancara yang

dilakukan dengan saudara M. Ridwan yang mana dia selaku

pemustaka di perpustakaan Universitas Batanghari adalah

sebagai berikut:

“Menurut saya pustakwan-pustakawan di sini pada

umumnya sudah memahami tentang penggunaan IT

hanya saja jika menyangkut masalah penyediaan media

yang mempermudah menemukan informasi dengan

cepat seperti OPAC ya saya belum menemukan itu

pada perpustakaa ini”44

Berikut ini tidak jauh berbeda dengan penyampaian

pemustaka sebelumnya, berdasarkan hasil wawancara yang

dilakukan dengan saudari Indah Hainil Janah selaku pemustaka

di perpustakaan Universitas Batanghari adalah sebagai berikut:

“Yang saya liat pada perpustakaan ini ya

pustakawannya secara umum sudah memahami IT lah

dan mereka kan banyak juga jadi kayak ada pembagian

tugas masing-masing gitu dalam bekerja. Tentang

penyediaan computer untuk menemukan informasi

seperti di perpustakaan DPAD disini nampaknya belum

43

Wawancara, 20 Februari 2019 44

Wawancara, 20 Februari 2019

Page 60: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

44

diterapkan lah bisa jadi pustakawan disini belum

memahami bagaimana penggunaan aplikasi itu”45

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat

diketahui bahwa pada perpustakaan Universitas Batanghari ini

pada umunya terkait dalam penggunaan peralatan teknologi

informasi pustakawan telah memahaminya, namun terkait

dengan penerapan aplikasi pengguna atau OPAC di

perpustakaan ini belum diterapkan karena pustakawannya

kurang memahami penggunaan aplikasinya.

Untuk mengetahui kompetensi profesional pustakawan

di perpustakaan Universitas Batanghari peneliti meninjau

berdasarkan undang-udang No.83 tahun 2012 tentang Standar

kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang

perpustakaan. Yang memiliki 3 bagian kompetensi pustakawan

yaitu kompetensi umum, kompetensi inti dan kompetensi

khusus.

a) Kemampuan Pustakawan terhadap Kompetensi Umum

Saat ini merupakan masa dimana informasi menjadi

kebutuhan utama. Dalam menemukan informasi tersebut maka

membutuhkan kemampuan dalam bidang teknologi, ada beberapa

media yang dapat digunakan untuk menemukan informasi; seperti

komputer, handpone, televisi dan lain-lain. Yang mana kompetensi

dasar yang harus dimiliki oleh setiap pustakawan diperlukan

melakukan tugas-tugas perpustakaan yaitu mengoperasikan

komputer tingkat dasar dalam hal ini peneliti mengaitkan

keterkaitan pustakawan.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti

pemahaman pustakawan terhadap pengembangan pengoperasian

komputer secara keseluruhan pustakawan masih perlu ditingkatkan

45

Wawancara, 20 Februari 2019

Page 61: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

45

dalam mengoperasikan komputer terutama dalam mengakses

Online public Access Catalog (OPAC) sebagai ciri khas

perpustakaan, dalam bantu penelusuran yang ada di perpustakaan.

Hal ini tentu juga berlaku pada seorang pustakawan dimana

mereka harus mampu beradaptasi terhadap perkembangan

teknologi saat ini. Sebagaimana dipaparkan oleh kepala

perpustakaan Ahmad Tarmizi SE, MM dalam wawancara berikut

ini :

“menurut saya dari segi teknologi informasi pustakawan

yang ada di perpustakaan ini masih perlu ditingkatkan lagi

khususnya dalam menguasai IT kejuruan perpustakaan.

Masih sangat kurang memahami penggunaan Slim/Opac

baik itu dari pustakawan yang lama perkecimpung di

perpustakaan Universitas Batanghari maupun yang

pustakawan muda pun belum memenuhi standar kecakapan

dalam penguasaan IT kejuruan perpustakaan”46

Sama halnya dari hasil wawancara dengan Ibu Mifhatul

Jannah S.IP sebagai berikut:

“kami sebenarnya sudah mempunyai Opac (Open Public

Accses Catalog) namun belum di onlinekan karena

terhalang dengan ahli IT yang belum menyelesaikan

tugasnya dalam mengonlinekan Opac tersebut, hal inilah

yang membuat kami belum menggunakan opac secara

online”47

Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui dari

informan bahwa kemampuan kecakapan teknologi dan informasi

pustakawan di universitas Batanghari masih sangat kurang hal ini

dibuktikan dengan belum menguasai sistem kerja penelusuran

menggunakan aplikasi Slims secara keseluruhan.

b) Kemampuan Pustakawan terhadap Kompetensi Inti

Kompetensi fungsional pustawakan yang harus dimiliki

oleh setiap pustakawan dalam menjalankan tugas-tugas sesuai

46

Wawancara, 20 Februari 2019 47

Wawancara, 20 Februari 2019

Page 62: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

46

dengan tupoksi kerja di perpustakaan. Kompetensi inti mencakup

unit-unit kompetensi yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas-

tugas inti. Kompetensi inti pustakawan meliputi:

(1) melakukan seleksi bahan perpustakaan,

(2) melakukan pengadaan bahan perpustakaan,

(3) melakukan pengkatalogkan deskriptif,

(4) melakuakan pengkatalogkan subjek,

(5) melakukan perawatan bahan perpustakaan,

(6) melakukan layanan sirkulasi,

(7) melakukan layanan referensi,

(8) melakukan penelusuran informasi sederhana,

(9) melakukan promosi perpustakaan,

(10) melakukan kegiatan literasi

(11) memanfaatkan jejaring internet untuk melayani pemustaka.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah

dilakukan, maka dalam hal penelitian ini peneliti memfokuskan

pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pustakawan dalam

pelayanan di perpustakaan Universitas Batanghari yang mana

kegiatan ini meliputi sebagai berikut:

1. Melakukan Kegiatan Pengadaan

Salah satu kegiatan pendukung di suatu perpustakaan

adalah pengadaan, pengadaan bahan-bahan pustaka adalah

mengusahakan bahan-bahan pustaka yang belum dimilki oleh

perpustakaan, dan menambah bahan pustaka yang dimiliki oleh

perpustakaan tetapi jumlahnya masih kurang. Dalam

pengadaan pustaka bahan pustaka pustakawan hendaknya

meminta saran-saran, baik itu dari kepala perpustakaan, dan

staf dalam melaksanakan kegiatan pengadaan tersebut. Sama

halnya di perpustakaan Universitas Batanghari yang telah

dipaparkan oleh Ibu Desmayeti S.IP selaku salah satu

pustakawan yaitu sebagai berikut:

Page 63: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

47

“kegiatan pengadaan di perpustakaan kami tidak

disistemkan peranggaran, anggaran pengadaan koleksi

kami didapatkan dari hasil pungutan dari swadaya

mahasiswa yang melakukan bebas pustaka Dari hasil

tersebut yang telah dikumpulkan barulah kami

mengajukan proposal kepada kepala untuk diproses ke

rektorat untuk disepakati. Semua kegiatan pengadaan

yang ada di perpustakaan ini diawasi oleh kepala

perpustakaan, dalam kegiatan ini pustakawan hanya

memberikan list bahan-bahan pustaka dan mengolah

bahan pustaka yang sudah datang”48

Kegiatan pengadaan biasanya dilakukan dalam jangka

waktu yang telah diperhitungkan oleh pihak perpustakaan

dalam menunjang kebutuhan bahan pustaka yang ada di

perpustakaan. Hal ini dilakukan untuk mencapai pelayanan

prima. Seperti halnya yang telah dipaparkan oleh Ibu Mifhatul

Jannah S.IP selaku Pustakawan menjelaskan sebagai Berikut :

“sama halnya dengan perpustakaan lain sistem

pengadaan kami di sini selain dari keuangan rektorat

kami biasanya memungut dana dari mahasiswa baik itu

dalam bentuk keterlambatan pengembalian buku,

pemungutan uang bebas pustaka dan lain-lain. Hal ini di

lakukan hanya semata-mata untuk menambah modal

dalam melakukan kegiatan pengadaan.”49

2. Kegiatan Klasifikasi Koleksi

Sistem Klasifikasi koleksi yang ada diperpustakaan

mempunyai beberapa pengklasifikasian yaitu DDC (Dewey

Decimal Clasification) sistem penyusunan oleh Melvil Dewey

pada tahun 1873 dan pertama kali di terbitkan pada tahun 1876.

DDC mencakup keseluruhan ilmu pengetahuan yang dibuat

dalam susunan yang sistematis dan teratur dari kelas 000-900.

Sedangkan UDC (Universal Decimal Clasification)

48

Wawancara, 20 Februari 2019 49

Wawancara, 20 Februari 2019

Page 64: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

48

penyederhanaan dan perluasan sistem klasifikasi DDC, UDC

menggunakan pengklasifikasian dari kelas 1-9 pada kelas 4

(bahasa) dihapuskan dan dimasukan pada kelas 8

(kesusastraan). Serta LCC (Library Of Congress Classification)

sistem klasifikasi ini digunakan karena kepentingan

perpustakaan “kongres Amerika”. Sistem klasifikasi ini

menggunakan kode huruf untuk menunjukkan subjek tertentu.

Sistem ini membagi semua pengetahuan ke 21 kelas dasar,

masing-masing diidentifikasi oleh satu huruf dari alphabet.

Seperti telah halnya pengklasifikasian yang ada di

perpustakaan Universitas Batanghari dari hasil wawancara

oleh Ibu Desmayerti S.IP selaku pustakawan Universitas

Batanghari sebagai berikut:

“perpustakaan Universitas Batanghari ini kami

menggunakan klasifikasi DDC sesuai dengan standar

klasifikasi yang sering digunakan di perpustakaan di

Indonesia bahkan di berbagai Negara, perpustakaan ini

menyesuaikan saja untuk mempermudah kegiatan

pelayanan yang ada di perpustakaan.”50

Kegiatan ini diharapkan dapat memudahkan pemustaka

dalam mencari informasi yang mereka inginkan. Sama halnya

dengan yang telah dipaparkan oleh ibu Mifhatul Jannah S.IP

selaku pustakawan Perpustakaan Universitas Batanghari

sebagai berikut:

“kegiatan pengklasikifikasian di sini kami lakukan

bersama-sama untuk mempercepat pengerjaannya,

pengklasifikasian mengikuti standar pengkelasan saja

yaitu menggunakan klasifikasian DDC. Untuk

mempermudah mencarian kami telah memberi petunjuk

di dinding rak koleksi bagian-bagian klasifikasian buku-

buku yang ada di perpustakaan ini. Agar mempermudah

pemustaka dalam mengakses buku-buku di

50

Wawancara dan Observasi, 20 Febuari 2019

Page 65: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

49

perpustakaan ini, setiap kali pengklasifikasian kami

mampu mengerjakan sekitar 50 buku per-harinya”51

3. Kegiatan Konservasi dan Preservasi Perpustakaan

Kegiatan konsevasi merupakan kegiatan pelestarian

bahan pustaka. Kegiatan ini sangat berpengaruh terhadap

kelangsungan bahan koleksi yang ada di perpustakaan.

Menurut IFLA (international federation of library association)

menyebutkan beberapa bagian dari konservasi sebagai berikut

yaitu:

(1) pelestarian/presevation mencakup aspek usaha melestarikan

bahan pustaka dan arsip, termasuk didalamnya kebijakan

pengelohan, metode dan teknik, sumber daya manusia dan

penyimpananya.

(2) pengawetan/consevation membatasi kebijakan dan cara

khusus dalam melindungi bahan pustaka dan arsip untuk

melestarikan koleksi tersebut.

(3) perbaikan/restoration merupakan menunjuk pada

pertimbangan dan cara yang digunakan untuk memperbaiki

bahan pustaka dan arsip yang rusak.

Kegiatan ini sangat berpengaruh terdapat ketahanan

koleksi di suatu perpustakaan. Dalam hal ini pustakawan bukan

hanya mampu mengelola perpustakaan mereka juga bisa

melestarikan koleksi yang ada di perpustakaan tersebut.

Kegiatan yang biasa dilakukan dalam kegiatan ini yaitu

pelestarian bahan pustaka meliputi mengecek bahan pustaka

secara berkala agar tidak rusak, memperhatikan suhu ruangan,

serta antisipasi terjadinya kerusakan biologis dan kimiawi.

Kegiatan pengawetan seperti penjilidan, memberi sampul,

pengeleman, serta jika koleksi yang sudah rusak parah

dilakukan penjahitan bahan koleksi.

51

Wawancara dan Observasi, 20 Februari 2019

Page 66: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

50

Seperti halnya perpustakaan lain di perpustakaan

Universitas Batanghari juga melakukan kegiatan preservasi

bahan pustaka yang telah dipaparkan oleh Ibu Desmayerti S.IP

yaitu:

“di perpustakaan ini kami sering melakukan perawatan

koleksi, salah satu kegiatannya yaitu penyampulan

koleksi, penjahitan koleksi setiap menemukan koleksi

yang kurang baik kami segera memperbaikinya.

Kegiatan preservasi di sini dilakukan jika ada masa

lapang di perpustakaan karena mengingat perawatan

tidak semestinya dilakukan per-periode tetapi lebih

baiknya berkala jika ditemukan koleksi-koleksi yang

kondisinya harus diperbaiki karena mengingat waktu

perbaikan kami mampu menyelesaikan kegiatan ini

sekitar 50 buku per-harinya di sesuaikan dengan jam

kerja yang ada di perpustakaan ini“52

4. Kegiatan Pelayanan Perpustakaan

Dalam hal ini pelayanan pengguna sangatlah

berpengaruh terhadap kepuasan pengguna dalam mengakses

informasi yang ada di perpustakaan. Pustakawan sebagai peran

utama dalam mewujudkan pelayanan yang baik di

perpustakaan, hal ini dikarenkan pustakawan sebagai SDM

yang dipercaya dapat membatu pemustaka untuk mencari

informasi di perpustakaan kegiatan pelayaan terdapat di

perpustakaan Universitas Batanghari yaitu sebagai berikut:

(a) pelayanan sirkulasi,

(b) pelayanan skripsi,

(c) pelayanan fotocopy,

(d) pelayanan referensi, dan sebagainya.

Berikut adalah pelayanan yang ada di perpustakaan

Universitas Batanghari.

a. Pelayanan sirkulasi

52

Wawancara , 25 Februari 2019

Page 67: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

51

Salah satu kegiatan utama perpustakaan adalah peminjaman

buku, peminjaman buku sering dikenal dengan sirkulasi.

Sesuai dengan fungsi layanan sirkulasi yaitu: mengawasi

pintu masuk dan keluar perpustakaan, pendaftaran anggota

dan perpanjang kartu anggota, meminjamkan serta

mengembalikan buku baru, serta memberikan pelayanan

literatur kepada pemustaka. Kegiatan ini sangat

mempengaruhi perkembangan perpustakaan karena bukan

hanya sebagai kegiatan utama perpustakaan, pelayanan

sirkulasi sebagai tolak ukur pemustaka dalam penilaian

terhadap perpustakaan.

Perpustakaan Universitas Batanghari juga memiliki

layanan sirkulasi sebagaimana yang dipaparkan oleh Ibu

Desmayerti S.IP selaku pustakawan di perpustakaan

Universitas Batanghari sebagai berikut:

“di ruangan ini memiliki beberapa layanan yaitu

layanan sirkulasi, layanan referensi, skripsi, dan

layanan lainnya. Dalam hal layanan referensi

dikelola oleh mifthatul Jannah. Di sini kami dibagi-

bagi tugas dalam beberapa pelayanan, hal ini

diharapkan untuk mempermudah pekerjaan yang

ada di perpustakaan Universias Batanghari”53

Sebagaimana telah dipaparkan di atas, hal yang

sama yang ungkapkan oleh Ibu Mifhatul Jannah S.IP yaitu:

“layanan sirkulasi saya yang mengelola, dalam

pelayanan sirkulasi saya bertugas dalam

peminjaman buku, pengembalian buku. Kegiatan

lainnya saya juga terkadang membantu pemustaka

jika pemustaka terlihat kesulitan dalam menemukan

buku di perpustakaan ini”54

b. Pelayanan skripsi

53

Wawancara dan Observasi, 25 Februari 2019 54

Wawancara dan Observasi, 25 Februari 2019

Page 68: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

52

Selain pelayanan sirkulasi, pelayanan skripsi

sangat berpengaruh terhadap intensitas pemustaka yang ada

di perpustakaan. Hal ini dikarenakan karena minat

pemustaka yang memasuki fase membuatan skripsi sangat

membutuhkan skripsi-skripsi agar bisa dijadikan

referensi/studi relevan mereka. Diharapkan layanan skripsi

ini mampu memenuhi kebutuhan informasi di

perpustakaan. Seperti dengan perpustakaan lain,

perpustakaan Universitas Batanghari memiliki layanan

skripsi sebagai mana yang telah dipaparkan oleh Ibu

desmayerti S.IP sebagai berikut”

“layanan skripsi di perpustakaan ini saya yang

mengkoordinator, saya diberi amanat dalam

mengelola skripsi sesuai dengan pembagian tugas

di perpustaan Universitas Batangari ini. Dalam

layanan ini saya memberikan pelayanan yaitu

membatu pemustaka dalam mencari skripsi-

skripsi, saya juga ditugaskan untuk

mengklasifikasi skripsi agar memudahkan

pemustaka dalm mengakses skripsi.”55

c. Pelayanan referensi

Dalam layanan referensi menyediakan literatur

yang sulit ditemukan, seingga buku-buku yang disediakan

hanya dapat baca ditempat, tidak diperkenankan untuk

dipinjamkan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi

kejadian kehilangan, kerusakan bahan pustaka karena

koleksi di layanan referensi tersebut sangatlah sulit

didapatkan dan nilai dari koleksi tersebut dikategorikan

mahal.

Di perpustakaan Universias Batanghari memiliki

layanan Referensi yang mana telah dipaparkan oleh

perpustakaan Ibu Desmayerti S.IP yaitu:

55

Wawancara, 20 Februari 2019

Page 69: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

53

“dalam layanan referensi diawasi bersama karena

dalam pembagian tugas di perpustakaan ini tidak

dikhususkan. Karena mengingat koleksi-koleksi

yang ada di layanan sirkulasi sangat berharga

yang berisikan berbagai aspek maka pustakawan

dan staf berkerjasama dalam perawatan dan

pejagaan bahan pustaka yang ada di referensi”56

d. Pelayanan Fotocopyan

Salah satu pelayanan yang ada di perpustakaan

adalah layanan potocopyan, pelayanan ini bertujuan untuk

mempermudah pemustaka agar lebih fleksibel dalam

menambah literatur yang mereka cari, pelayanan

fotocopyan diharapkan dapat mempermudah dalam seluruh

kegiatan yang ada di perpustakaan khususnya dalam

menggandaakan dokumen, menggandakan dokumen disini

bukan di peruntukan keuntungan pribadi, penggandaan

dokumen di sini bertujuan memperbanyak literatur yang

dianggap masih kurang eksemplarnya.

Berikut adalah wawancara kepada Ibu Desmayerti

S.IP selaku Pustakawan Universitas Batanghari sebagai

berikut:

“perpustakaan kami sudah menyediakan mesin

fotocopyan, mesin fotocopyan disini kami

gunakan dalam setiap pelayanan di perpustakaan.

Pemustaka dapat mengakses pelayanan

potocopyan ini untuk keperluan tugasnya, agar

lebih menghemat waktu dan tenaga yang mana

tidak perlu lagi keluar untuk menggandakan

dokumen yang mereka cari. Staf-staf disini juga

menggunakan pelayanan ini untuk setiap

pekerjaan salah satunya menggandakan buku yang

langka ataupun keadaan buku yang sudah rusak

untuk digandakan”57

56

Wawancara, 20 Februari 2019 57

Wawancara, 20 Februari 2019

Page 70: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

54

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat

disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki kompetensi

profesional pustakawan harus didukung dengan

kemampuan skil teknis maupun skil dalam pelayanan

pengguna. Kemampuan yang harus dimiliki pustakawan

yaitu dapat menguasai keahlian dalam mengakses

keterampilan IT terkhususnya softwere perpustakaan itu

sendiri, jika pustakawan belum mampu mengelola softwere

tersebut bisa dikatakan kompetensi dalam mengakses

komputer tingkat dasarnya harus perlu ditingkatkan agar

mempermudah dalam hal pelayanan kepada pengguna di

perpustakaan.

Dalam kegiatan seperti pengadaan, klasifikasian,

dan konservasi dan pelayanan perpustakaan ini juga butuh

perhatian karena semua elemen tersebut sangat berpengaruh

terhadap perkembangan di perpustakaan. Jika semua

kegiatan dan pelaksanaannya memadai maka akan

berdampak baik terhadap perkembangan dan situasi yang

ada di perpustakaan tersebut.

c) Pemahaman dalam kompetensi Khusus

berdasarkan ketentuan SKKNI di bidang perpustakaan,

pustakawan harus mempunyai kompetensi khusus dalam

kompetensi tingkat lanjut yang bersifat spesifik, meliputi:

(1) merancang tata ruang dan perabot perpustakaan,

(2) melakuakan perbaikan bahan pustaka,

(3) membuat literatur sekunder (koleksi pendukung dalam

penelusuran literatur primer),

(4) melakukan penelusuran informasi kompleks,

(5) melakukan kajian perpustakaan,

(6) membuat karya ilmiah.

Page 71: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

55

Sebagaimana ketentuan yang ada di lembaga pustakawan

diharapkan mampu berkompetensi dengan baik dan mampu

mengembangkan segala aspek dalam kemampuan sebagai

pustakawan. Berdasarkan obeservasi dan wawancara yang

dilakukan peneliti di lapangan menghasilkan beberapa kompetensi

khusus pustakawan di perpustakaan universitas Batanghari yaitu

sebagai berikut:

1) Perancangan tata letak ruangan dan perabotan perpustakaan

Perancangan tata letak sebenarnya dibuat untuk mempermudah

pemustaka dalam mengakses bahan pustaka dengan mudah.

Banyak cara dilakukan pemustaka dalam memberikan inovasi

dalam pelayanan kepada pemustaka salah satunya dengan

membuat letak dengan sedemikian rupa agar memberikan

kesan nyaman kepada pemustaka. Dalam hasil obeservasi yang

dilakukan peneliti di perpustakaan Universitas Batanghari,

kesan pertama yang ada di perpustakaan tersebut sangatlah

nyaman, tata letak yang dibuat oleh pustakawan dan staf sangat

difikirkan sedemikian rupa karena kondisi ruangan yang tidak

terlalu besar membuat petugas-petugas harus berfikir keras

dalam membuat perpustakaan terlihat nyaman di mata

pemustaka. Dari hasil wawancara dengan ibu Mifhatul Jannah

S.IP sebagai berikut:

“peletakan rak buku-buku di perpustakaan Universitas

Batanghari ini kami fikirkan sedemikian rupa

dikarenakan ruangan yang tidak terlalu besar untuk lebih

terkesan lebih baik. Kami juga memberikan petunjuk

pada setiap rak koleksi agar memudahkan pemustaka

dalam mengakses, perabotan yang ada di perpustakaan

kami khususkan tempatnya agar tidak menggangu

pemustaka yang membaca di perpustakaan ini”58

2) membuat karya ilmiah

58

Wawancara, 20 Februari 2019

Page 72: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

56

Untuk menunjang kegiatan yang ada di perpustakaan

dan kompetensi pustakawan, beberapa pustakawan biasanya

membuat karya ilmiah sebagai mana syarat untuk mendapatkan

angka kredit sebagai profesi pustakawan ahli disuatu

perpustakaan. Sama halnya dengan perpustakaan Universitas

Batanghari yang mana yang telah dipaparkan oleh Ibu

Desmayerti S.IP yaitu:

“untuk menunjang kompetensi pustakawan banyak hal

kami lakukan salah satunya membuat karya ilmiah.

Kegiatan ini diharapkan bisa memberikan dampak yang

positif bagi pustakawan di perpustakaan Universitas

Batanghari ini. Pembuatan karya ilmiah yang kami

lakukan ini juga agar dapat memberikan sumbangan

angka kredit kami yang mana kami selaku pustakawan

ahli”59

Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan

oleh peneliti, menyangkut pemahaman pustakawan terhadap

kompetensi khusus ini harus dikembangkan lagi, yang mana di

perpustakaan Universitas Batanghari belum memiliki

kemampuan dalam mengelola penelusur secara kompleks,

literatur sekunder yang mana kegiatan ini sangat mendukung

kegiatan-kegiatan inti yang ada di Perpustakaan Universitas

Batanghari. Dari sisi pengembangan perabot dan peletakan rak-

raknya sudah dikategorikan baik karena secara keseluruhan

perpustakaan ini sudah boleh dikatakan nyaman untuk

pemustaka baik itu dalam mencari buku-buku dan membaca di

tempat.

59

Wawancara dan Observasi, 3 Maret 2019

Page 73: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

57

2. Kendala Pustakawan mengembangkan Kompetensi Profesional

Pustakawan di Perpustakaan Universitas Batanghari

Perpustakaan Perguruan Tinggi dibentuk berdasarkan Standarisasi

Nasional Pendidikan yang ada di Indonesia. Yang mana pelaksanaannya

adalah untuk memenuhi kebutuhan informasi kepada pengguna. Perpustakaan

tersebut dikatakan baik jika mampu menyediakan informasi yang relevan

kepada penggunanya baik itu literatur, pelayanan pustakawan serta

mekanisme teknis yang ada di perpustakaan tersebut. Untuk menghasilkan

perpustakaan yang baik terdapat beberapa permasalahan dan kendala yang

dihadapi adalah sebagai berikut:

a. Kondisi Koleksi Yang Kurang Memadai

Koleksi yang memadai merupakan suatu bukti bahwa perpustakaan

tersebut mampu memberikan literatur yang mencukupi pada pengguna.

Koleksi di sini memiliki beberapa katergori baik itu koleksi tercetak/buku,

koleksi internet/e-jurnal, koleksi elektronik. Pengguna akan tertarik untuk

datang ke perpustakaan jika buku yang mereka cari tersebut berada di

perpustakaan. Hal ini akan berdampak baik terhadap perkembangan

perpustakaan dan kompetensi pustakawan itu sendiri yang mana mereka

akan lebih berusaha dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas

perpustakaan tersebut.

Berdasarkan hasil dokumentasi jumlah koleksi di perpustakaan

Universitas Batanghari menunjukkan bahwa 8785 koleksi-koleksi dengan

bermacam kategori dan mencapai eksemplar 28847.60

Ketidak seimbang

dengan jumlah mahasiswa yang ada di Universitas Batanghari yang

mencapai sekitar 7.000 ribu mahasiswa dari berbagai jenis fakultas dan

jurusan. Hal ini dapat menyebabkan kesenjangan antara kebutuhan

pemakai dengan ketersediaan koleksi yang memadai untuk pemustaka

kususnya civitas akademika Universitas Batanghari.

60

Dokumentasi, Jumlah Koleksi Perpustakaan, Tatun 2019

Page 74: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

58

Dari hasil wawancara Indah Hainil Janah selaku pemustaka

perpustakaan Universitas Batanghari sebagai berikut:

“menurut saya koleksi yang ada di perpustakaan ini masih perlu

ditambahkan, karena saya selaku anak mahasiswa ekonomi untuk

mencari buku-buku yang berkaitan dengan ekomoni berdasarkan

para ahli itu susah untuk didapat, terkadang ada juga terdapat 1

atau 2 buku yang saya cari tetapi kebanyakan buku tersebut sulit

untuk ditemukan. Diharapkan perpustakaan ini lebih

memperhatikan kelengkapan koleksi agar pemustaka tertarik dalam

mengakses informasi di perpustakaan”61

Sama halnya dengan pemustaka lain dari hasil wawancara oleh

Nurul Fatyma sebagai berikut:

“koleksi perpustakaan pusat ini masih kurang lengkap, terkadang

jika saya mencari buku itu bukunya sudah dipinjam dengan orang

lain. Sarannya lebih diperbanyak lagi eksemplar atau jumlah

bukunya agar pemustaka iu lebih tertarik untuk mencari buku di

perpustakaan pusat”62

Hari hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa keadaan

koleksi yang memandai bagi mahasiswa akan meningkatkan minat

kunjung dalam mencari informasi ataupun sekedar untuk membaca buku

di perpustakaan. Hal ini akan berdampak baik terhadap perkembangan

perpustakaan dan pustakawan yang ada diperpustakaan tersebut.

Pustakawan diharapkan lebih berinteraktif dalam memberikan informasi

kepada pemustaka serta lebih meningkatkan kompetensinya sebagai

sorang pustakawan yang profesinal.

b. Kondisi Letak Perpustakaan yang Kurang Strategis

Perencanaan gedung yang baik akan menghasilkan tempat

kerja yang efisien, nyaman, dan menyenangkan bagi staf dan

pengunjung perpustakaan. Untuk menghasilkan gedung yang

sedemikian rupa tersebut, perencanaan harus difikirkan matang-

matang oleh pihak lembaga yang mengelolah pembangunan

perpustakaan.

61

Wawancara dan Observasi, 3 Maret 2019 62

Wawancara dan Observasi, 3 Maret 2019

Page 75: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

59

Kondisi letak perpustakaan merupakan salah satu hal yang

penting dalam perencanaan bangunan suatu bangunan khususnya

perpustakaan. Letak yang strategis menjadi salah satu faktor minat

pemustaka dalam mengunjungi perpustakaan. Jika tempat tersebut

kurang strategis menyebabkan munculnya sikap malas dalam mencari

informasi di perpustakaan.

Kondisi ini biasanya lumrah di bagian daerah-daerah tertentu

bahkan di ibukota, salah satu faktor tidak strategisnya lokasi

perpustakaan dikarenakan wilayah atau lahan tersebut terlalu sempit

sehingga mengakibatkan letak perpustakaan kurang strategis.

Dari hasil wawancara peneliti kepada Idep Priansah selaku

pemustaka di perpustakaan Universitas Batanghari memaparkan

sebagai berikut :

“perpustakaan Universitas Batanghari ini sebenarnya kurang

strategis karena letaknya yang terlalu tinggi untuk pergi ke

perpustakaan harus naik sampai 3 lantai, keadaan seperti ini

yang terkadang membuat saya enggan untuk ke perpustakaan.

Tetapi terkadang saya tidak mengurangi minat saya

berkunjung karena tuntutan untuk mencari sumber literatur

dan penyediaan wifi salah satunya membuat saya bisa

memaklumi keadaan ini”63

Sama halnya dengan Jevi Rivadi pemustaka di perpustakaan

Universitas Batanghari sebagai berikut:

“kondisi tempat perpustakaan kami memang kurang tepat

karena harus menaiki tangga sampai lantai ke 3. Mungkin

karena sudah ada ketetapan dari yayasan, jadi saya sebagai

mahasiswa di sini hanya bisa terima akan fasilitas yang

diberikan oleh kampus. Tetapi setelah masuk keruangan

perpustakaan rasa capek saya hilang, karena keadaan

perpustakaan yang menyenangkan”64

Dari hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Tarmizi SE, MM

memaparkan sebagai berikut:

63

Wawancara dan Observasi, 3 Maret 2019 64

Wawancara dan Observasi, 3 Maret 2019

Page 76: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

60

“perpustakaan ini di bangun karena berdasarkan pertimbangan

dari rektorat dan kesepakatan antara staf-staf yang ada di

perpustakaan. Dikarenakan lahan yang kurang memadai maka

rektorat memutuskan untuk membangun perpustakaan dilantai 3

yang bergabung dengan pascasarjana Universitas Batanghari.”65

Perpustakaan tempat ladangnya informasi sejauh mana letak

perpustakaan tersebut tidak akan mengurangi intensitas pemustaka

dalam mencari informasi dan literatur yang ada di perpustakaan.

c. Kurang Kompeten dalam Memberikan Layanan

Dalam memberikan layanan perpustakaan pustakawan bukan

hanya pandai dalam berinteraksi kepada pemustaka, pustakawan juga

harus mempunyai kompetensi yang baik dalam membantu pengguna

dalam mencari informasi yang ada di perpustakaan. Pemustaka yang

mendapatkan informasi yang sesuai akan merasa puas akan hasil yang

diberikan oleh pustakawan. Hal sebaliknya akan terjadi jika

pustakawan tidak bisa memberikan solusi akan informasi yang ingin

dicari pemustaka akan mengakibatkan ketidakpuasan pemustaka atas

layanan yang diberikan oleh perpustakaan.

Faktor ketidakpuasan pemustaka akan layanan yang diberikan

pustakawan salah satunya disebabkan karena rendahnya kompetensi

profesional pustakawan yang ada di perpustakaan seperti hasil

wawancara dengan bapak Ahmad Tarmizi SE,MM selaku kepala

perpustakaan Universitas Batanghari sebagai berikut

“ketidakpuasan pemustaka dalam pelayanan perpustakaan salah

satunya yaitu kompetensi pustakawan yang kurang profesional

dalam memberikan pelayanan, hal ini mungkin kondisi

pustakawan yang ada di perpustakaan ini hanya 2 pustakawan

dan selebihnya adalah staf biasa yang membantu dalam

pelayanan perpustakaan. Hal inilah yang berpengaruh kepada

kinerja yang ada di perpustakaan. Tetapi kami di sini selalu

mengupayakan kompetensi untuk lebih memaksimalkan

pelayanan yang ada di perpustakaan”66

65

Wawancara dan Observasi 3 Maret 2019 66

Wawancara dan Observasi, 3 Maret 2019

Page 77: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

61

Wawancara peneliti dengan Mifhatul Jannah S.IP selaku

pustakawan sebagai berikut:

“dalam pelaksanan pelayanan kami sebagai pustakawan sangat

menjunjung kepuasan pemustaka di perpustakaan ini. dalam

pelayanan pengguna kami mengupayakan kemaksimalan dalam

melayani pemustaka. Secara teknis kami merasa kesulitan

karena jumlah pustakawan yang ada hanya 2 saja selebih dari

tersebut hanya staf biasa. Jika dalam proses klasifikasi,

penyusunan, dan lain-lain hanya pustakawan yang paham atas

pekerjaan tersebut. tetapi staf di sini membantu dalam kegiatan

lain yang tidak membutuhkan kompetensi pustakawan

contohnya seperti penyampulan, pembuatan kartu anggota dan

lain-lain”67

Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan

disimpulkan bahwa kompetensi pustakawan sangatlah penting dalam

memberikan kepuasan kepada pemustaka. Pustakawan juga harus

melakukan tupoksi dengan sesuai dengan ketentuan lembaga yang ada

di perpustakaan tersebut. Sehingga menghasilkan pustakawan yang

profesional baik itu dalam pelayanan pengguna maupun pelayanan

teknis di perpustakaan.

3. Upaya-upaya Strategis dalam Mengembangkan Kompetensi

Profesional Pustakawan Terhadap Sistem Pelayanan Perpustakaan

Universitas Batanghari

1) Berinovasi dalam Pelayanan Perpustakaan

Inovasi dan pengembangan di perpustakaan sangat

berpengaruh keefektivitasan yang ada diperpustakaan. Dengan

mengembangkan inovasi-inovasi baru diharapkan dapat memberikan

kesan yang segar di dalam perpustakaan. Hal ini dilakukan semata-

mata untuk memberikan pelayanan yang semaksimal mungkin kepada

pemustaka. Seperti yang telah dipaparkan oleh kepala perpustakaan

67

Wawancara dan Observasi, 3 Maret 2019

Page 78: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

62

Universitas Batanghari Bapak Ahmad Tarmizi SE, MM sebagai

berikut:

“Dalam pelaksanaan pelayanan kami beupaya keras dalam

memberikan inovasi baru di perpustakaan ini, agar pemustaka

yang sedang belajar ataupun mencari informasi akan betah

berada di perpustakaan. Salah satu inovasinya kami

menyediakan potokopian sendiri agar pemustaka tidak susah

payah untuk pergi keluar perpustakaan untuk mempotokopi

bahan bacaannya. Dan satu lagi di sini juga menyediakan kulkas

air minum yang bisa digunakan pemustaka jika sewaktu-waktu

pemustaka haus mereka tidak susah payah lagi pergi keluar

untuk membelinya di luar”68

Hal sama yang dituturkan oleh Muhammad Ridwan selaku

pemustaka Perpustakaan Universitas Batanghari sebagai berikut:

“yang saya lihat perpustakaan kami sudah mulai berkembang

apa lagi dalam segi pelayanan prasarananya cukup baik mulai

dari meja baca, AC, dan fasilitas lainnya sangant mendukung.

Disini pemustaka dapat minum diruangan dan bisa memakai

mesin potokopyan jika koleksi yang dicari harus difotokopi.

Sangat membantu sekali dalam segi pelayanan”69

2) Kegiatan Promosi Perpustakaan

Dalam mendukung pelayanan yang prima kegiatan yang

sering dilakukan adalah promosi perpustakaan. Kegiatan promosi

perpustakaan dimaksudkan untuk mengenalkan perpustakaan kepada

civitas akademika yang ada di perpustakaan baik itu mahasiswa baru

maupun yang sudah lama berkuliah di suatu yayasan pendidikan.

Kegiatan promosi diharapkan dapat meningkatkan intensitas

kunjungan perpustakaan agar dapat menjadikan perpustakaan sebagai

pusat informasi di kawasan civitas akademika.

Menurut Sulistiyo Basuki dalam Buku Pengantar Ilmu

perpustakaan metode dalam memamerkan jasa atau promosi salah

satunya yaitu Poster dan leaflet menuyebutkan bahwa Poster

merupakan sarana murah dalam menyampaikan sejumlah informasi.

68

Wawancara dan Observasi, 3 Maret 2019 69

Wawancara dan Observasi, 3 Maret 2019

Page 79: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

63

Poster yang dibuat perpustakaan hendaknya mencantumkan nama

jasa, alamat, jam buka, jasa apa yang ditawarkan, seta ditujukan untuk

siapa saja.70

Promosi perpustakaan menjadi salah satu upaya dalam

mengembangkan pelayanan perpustakaan sebagaimana yang telah

dipaparkan oleh Bapak Ahmad Tarmizi SE,MM selaku Kepala

Perpustakaan Universitas Batanghari sebagai berikut:

“kebiasaan rutin tahunan yang sering kali kami lakukan

adalah kegiatan promosi perpustakaan, kegiatan ini me

libatkan pustakawan dan staf di perpustakaan untuk

mengenalkan apa saja yang ada diperpustakaan ini, hal ini

diharapkan dapat meningkatkan intensitas mahasiswa dalam

menggunakan perpustakaan dalam mencari informasi.

Kegiatan ini biasanya pada masa pengenalan kehidupan

kampus kepada mahasiswa baru di perpustakaan. Agar dapat

lebih mengenal tempat atau lokasi perpustakaan, sumber

informasi dan pelayanan apa saja yang ada di perpustakaan

Universitas Batanghari”71

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Mifhatul Jannah S. IP selaku

Pustakawan Perpustakaan Universitas Batanghari sebagai berikut:

“Kegiatan promosi yang sering kali kami lakukan yaitu

pembekalan dan pengenalan perpustakaan dengan mahasiswa

baru hal ini kami lakukan untuk lebih mendekatkan

perpustakaan dengan pemustaka. Dalam penerapannya kami

mengundang mahasiswa baru untuk berkunjung ke

perpustakaan saat melakukan kegiatan kampus yaitu ospek”

3) Mengikuti Kegiatan Kepustakawanan

Dalam menunjang kompetensi pustakawan di suatu

perpustakaan biasanya diadakan kegiatan kepustakawanan untuk

membentuk pustakawan yang berkompeten di bidang perpustakaan.

Sehingga menwujudkan pelayanan yang memuaskan kepada

pemustaka. Kegiatan ini lumrah di lakukan di setiap intansi

pemerintahan khususnya dalam bidang perpustakaan. Pustakawan

70

Sulistiyo Basuki, pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta, gramedia Pustaka Utama,

1991) Hal. 286 71

Wawancara dan Observasi, 3 Maret 2019

Page 80: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

64

diharapkan mampu mengambang kompetensinya dalam berbagai aspek

pengetahuan. Hal ini sangat berdampak positif terhadap pelayanan

perpustakaan dan kinerja pustakawan nantinya.

Dari hasil wawancara kepada Ibu Desmayeti S.IP selaku

Pustakawan perpustakaan univertas Batanghari sebagai berikut :

“kegiatan kepustakawanan yang sering kami dilakukan

sangat berpengaruh besar terhadap kompetensi profesional

sebagai pustakawan. Dalam kegiatan ini biasanya yayasan

mengutus pustakawan untuk mengadiri workshop di bidang

perpustakaan, setelah pulang dalam pembekalan pustakawan

harus mengimplementasi ilmu-ilmu yang didapat dari

kegiatan perpustakaan tersebut agar dapat dikembangkan di

perpustakaan, sehingga pelayanan di perpustakaan berjalan

secara sistematis”72

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif baik

itu pustakawan maupun organisasi perpustakaan itu sendiri. sama

halnya yang dipaparkan oleh Ibu Desmayerti Iskandar S.IP selaku

pustakawan di perpustakaan Univertas Batanghari sebagai berikut:

“kegiatan kepustakawan ini sangat berdampak positif pada

kinerja pustakawan yang ada di perpustakaan. Saya selaku

pustakawan merasa dampak yang baik dengan diadakannya

kegiatan kepustakawanan untuk meningkatkan kemampuan

pengetahuan khususnya tentang perpustakaan dan kompetensi

pustakawan”73

Dari hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Tarmizi SE, MM

selaku Kepala Perpustakaan Universitas Batanghari sebagai berikut:

“selaku kepala perpustakaan Universitas Batanghari saya

sangat mendukung berbagai kegiatan kepustakawanan di

lingkungan perpustakaan, kegiatan kepustakawanan bukan

hanya memberikan dampak positif terhadap pengelolaan

perpustakaan namun secara garis besar pustakawan mampu

lebih mengembangkan kompetensi pustakawan dari berbagai

72

Wawancara dan Observasi, 3 Maret 2019 73

Wawancara dan Observasi, 3 Maret 2019

Page 81: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

65

sisi positif, agar dapat memaksimalkan kinerjanya dan dapat

menerapkan di perpustakaan ini dengan baik”74

Dari hasil wawancara dan observasi dilapangan penulis dapat

menyimpulkan bahwa kegiatan pendukung di perpepustakaan sangat

berdampak baik terhadap sistem pelayanan yang ada di perpustakaan

Universitas Batanghari. Kegiatan pendukung inilah yang akan

memberikan keseimbangan dan pendukung kompetensi profesional

pustakawan yang ada di instasi perpustakaan Universtas Batanghari

4) Kerjasama dengan Perpustakaan Lain

Kerjasama antar perpustakaan sering kali dilakukan beberapa

perpustakaan. Hal ini dilakukan agar bisa mengembangkan

perpustakaan satu sama lain, banyak manfaat yang didapat jika

melakukan kerjasama antar perpustakaan khususnya kerjasama dengan

fasilitator perpustakaan yaitu perpustakaan Nasional. Adapun faktor

pendorong kerjasama anatr perpustakaan adalah:

a. Adanya peningkatan luar biasa dalam pengetahuan dan

membawa pengaruh semakin banyak buku yang ditulis

tentang pengetahuan tersebut

b. Memperluas kegaitan pendidikan

c. Kemajuan dalam bidang teknolgi dan jaringan kerjasama

antar perpustakaan

d. Kerjasama memungkinkan penghematan fasilitas, biaya,

tenaga manusia dan waktu.

Menurut Sulistiyo Basuki Dalam Buku Pengantar Ilmu

Perpustakaan adapun bentuk kerjasama Perpustakaan yang lazim di

kenal di perpustakaan sebagai berikut:

1. Kerjasama pengadaan

2. Pemusatan pengadaan dan penyimpanan

74

Wawancara dan Observasi, 3 Maret 2019

Page 82: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

66

3. Kerjasama pertukaran dan redistribusi

4. Kerjasama pengelohan

5. Kerjasama penyediaan fasilitas

6. Kerjasama peminjaman antar perpustakaan

7. Kerjasama antar pustakawan

8. Kerjasama penyusunan katalog induk

9. Kerjasama pemberian jasa informasi

10. Perangkat kerjasama.75

Dari hasil observasi dan wawancara peneliti di perpustakaan

Universitas Batangari ada berberapa kerjasama yang dilakukan

perpustakaan Universitas Batanghari yang telah dipaparkan oleh Ibu

Desmayerti S.IP sebagai berikut:

“perpustakaan kami melakukan kerjsama antar perpustakaan

lain, kerjasama ini dilakukan untuk memaksimalkan pelayanan

yang ada diperpustakaan Universitas Batanghari. Lembaga dan

perpustakaan yang bekerjasama dengan perpustakaan ini adalah

perpustakaan Copertis Padang (dalam bentuk peminjaaman

koleksi secara online) dan BI Corner (kerjasama dalam bentuk

penyediaan fasilitas yang ada di perpustakaan). .”76

Sama halnya yang telah dipaparkan Ibu Mifhatil Jannah S.IP

sebagai berikut:

“kami disini juga mengadakan kerjasama antar lembaga baik

itu BI Corner dan Perpustakaan Copetis Padang, hal ini kami

lakukan untuk memberikan yang terbaik untuk pemustaka

sehingga pemustaka merasa puas akan pelayanan yang

diberikan oleh perpustakaan kami”77

Dari hasil wawancara dan obeservasi yang dilakukan oleh

peneliti di lapangan dapat disimpulkan bahwa kerjasama antara

perpustakaan lain berpengaruh yang sangat positif bagi kelengkapan

75

Sulistiyo Basuki, pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta, gramedia Pustaka Utama,

1991) Hal. 55 76

Wawancara dan Observasi, 3 Maret 2019 77

Wawancara dan Observasi, 3 Maret 2019

Page 83: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

67

dan pelayanan yang ada di suatu perpustakaan, bukan hanya memberi

sisi kelengkapan di perpustakaan, dengan diadakannya kerjasama

anatara perpustakaan lain dapat menyumbang pengaruh terhadap

kompetensi profesional pustakawan untuk lebih meningkatkan

kompetensinya di bidang pelyanan perpustakaan dan keilmuanya

sebagai profesi pustakawan.

Page 84: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan seta gambaran umum

lokasi penelitian maka penulis penyimpulkan bahwa:

1. Kompetensi profesional pustakawan di perpustakaan Universitas

Batanghari berdasarkan ketentuan undang-udang No.83 tahun 2012

tentang Standar kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang

perpustakaan. Pada hasil pengamatan peneliti dalam kompetensi umum

pustakawan di perpustakaan Universitas Batanghari belum memahami

secara keseluruhan dalam menggunakan aplikasi Slisms OPAC (online

Public Accsess Catalog) sebagai alat membantu dalam memberikan

pelayanan di perpustakaan. Kemampuan kompetensi Inti pada

perpustakaan Universitas Batanghari Dalam kegiatan seperti

pengadaan, klasifikasian, dan konservasi dan pelayanan perpustakaan

ini juga butuh perhatian karena semua elemen tersebut sangat

berpengaruh terhadap perkembangan di perpustakaan. Kemampuan

kompetensi khusus pustakawan di perpustakaan Universitas

Batanghari ini harus di kembangkan lagi, yang mana di perpustakaan

Universitas Batanghari belum memiliki kemampuan dalam mengelola

penelusur secara kompleks, literatur sekunder yang mana kegiatan ini

sangat mendukung kegiatan-kegiatan inti yang ada diperpustakaan

universitas Batanghari. Berdasarkan standar SKKNI (Standar

Kompetensi Kerja Nasional) Bidang perpustakaan, kompetensi di

perpustakaan Universitas Batanghari belum memenuhi Kebutuhan

kepada pemustaka.

2. Kendala yang dihadapi pustakawan dalam mengembangkan

kompetensi profesional pustakawan di Universitas Batanghari sebagai

berikut: Kondisi koleksi yang kurang memadai, Kondisi letak

Page 85: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

69

perpustakaan yang kurang strategis, Kurang kompeten dalam

memberikan layanan.

3. Upaya-upaya strategis dalam mengembangkan kompetensi profesional

pustakawan terhadap sistem pelayanan perpustakaan Universitas

Batanghari yaitu sebagai berikut: Berinovasi dalam pelayanan

perpustakaan, Kegiatan promosi perpustakaan, Mengikuti kegiatan

kepustakawanan, Kerjasama dengan Perpustakaan lain.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, beberapa saran yang peneliti

kemukakan sebagai berikut:

1. Diharapkan Perpustakaan Universitas Batanghari dapat terus berupaya

dalam memenuhi kebutuhan sumber Literatur yang dibutuhkan oleh

mahasiswa dan masyarakat ataupun buku yang sesuai dengan

kurikulum untuk menunjang proses pelayanan.

2. Diharapkan Perpustakaan Universitas Batanghari untuk lebih

mengembangkan lagi kompetensi profesional pustakawannya agar

dapat memberikan pelayanan prima di kawasan perpustakaan ini.

3. Diharapkan Perpusatkaan Universitas Batanghari dapat terus berupaya

untuk mendorong mahasiswa agar dapat memanfaatkan koleksi

perpustakaan Universitas Batanghari. Sehingga perpustakaan dapat

memberikan konstibusi yang baik kepada pemustaka

Page 86: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

70

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan, 2011,Penelitian Kualitatif, Jakarta kencana

Haqqi, Athiatul, 2013, Profesionalitas Pustakawan Perguruan Tinggi, Jurnal

Perpustakaan Dan Kepustakwanan, IAIN STS Jambi :Baitul Hikmah, Vol. 5

Hermawan, Rahman Dan Zulfikar Zen, 2011, Etika Kepustakawanan :Suatu

Pendekatan Terhadap Profesi Dan Kode Etik Pustakawan Indonesia: Jakarta:

Sagung Seto

Hs, Lasa, 2009, Buku Dan Perpustakaan ,Yogyakarta:Pinus

Kompri, 2017, Standarisasi Kompetensi kepala Sekolah, Jakarta; Kencana

Makmur, Testiani, 2015, Budaya Kerja Pustakawan Di Era Digitalisasi

Perspektif Organisasi, Relasi Dan Induvidu,Yogjakarta: Graha Ilmu

Malik, Abdul, 2007, Manajemen Perpustakaan Masyarakat, Jakarta:Bumi Aksara

Nashihiddin, Wahid, Artikel, 2015, Strategi Peningkatan Kompetensi Dan

Profesionalisme Pustakawan Di Perpustakaan Khusus Diakses Pada Tanggal

1 September 2018 Pukul 06.23 Wib

(Http://Digilib.Undip.Ac.Id/Index.Php/Competent/Content/Article/38.Strategi-

Peningkatan-Kompetensi-Dan-Profesionalisme-Pustakawan-Di-Perpustakaan-

Khusus.)

Nurcahayati, Endah, 2017, Pengaruh Kompetensi Pustakawan Terhadap Kinerja

Pustakawan Dalam Pelayanan Pengguna di Perpustakaan Khusus Diakses pada

tanggal 2 desember 2018 pukul 21.56 wib http://journal.unair.ac.id//download/pengar

uh-kompetensi-pustakawan-terhadap-kinerja-pustakawan-dalam-pelayanan-

pengguna-di-perpustakaan-khusus

Sudarsono, Blasius, 2006 Antologi Kepustakawanan Indonesia, Jakarta; Sagung

Seto

Suryabrata, Sumadi, 2012, Metodologi Penelitian, Jakarta, Rajawali Pers

Suwarno, Wiji, 2009, Ilmu Perpustakaan Dan Kode Etik Pustakawan,

Jogjakarta:Ar-Ruzz Media

Page 87: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

70

Tanjung, Bahdin N, 2008, Pedoman penulisan karya Ilmiah (Proposal, Skripsi,

dan Tesis), Jakarta, Kencana

Thoyyibah, Rizka, 2015, Standar Kompetensi Pustakawan Perpustakaan Perguruan

Tinggi Negeri se-Surabaya, Surabaya, Skripsi

Tim Penyusun Buku Pedoman Skripsi, 2011, Pedoman Penulisan Skripsi

Fakultas Adab Dan Humaniora, Jambi, Fakultas Adab Dan Humaniora IAIN

Sultan Thaha Saifuddin Jambi

Tim Penyusun Buku Pedoman Skripsi, 2018, Pedoman Penulisan Proposal dan

Skripsi Fakultas adab dan Humaniora, Jambi, Fakultas Adab Dan Humaniora

UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi

Page 88: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

70

DOKUMENTASI

(wawancara dengan Pemustaka)

Page 89: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

70

(wawancara dengan Kepala Perpustakaan dan Pustakawan)

(Keadaan fisik Ruang Skripsi) (keadaan fisik Ruang Baca)

Page 90: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

70

(Keradaan rak jurnal)

(laci katalog)

(sudut Samping Layanan Sirkulasi) ( BI Corner

Page 91: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

70

NAMA-NAMA NARASUMBER WAWANCARA

No Nama narasumber Jabatan

1 Ahmad Tarmizi S.E, M.M Kepala Perpustakaan

2 Mifhatul Jannah S.IP Pustakawan

3 Desmayerti Iskandar BA, S.IP Pustakawan

4 Muhammad Ridwan(Jurusan Teknik Sipil) Mahasiswa

5 Jevi Rivadi(jurusan Argoteknologi) Mahasiswa

6 Idep Priansah(jurusan Argoteknologi) Mahasiswa

7 Nurul Fatyma(jurusan B.Indonesia) Mahasiswa

8 Indah Hainil Janah(Jurusan Ekonomi) Mahasiswa

Page 92: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

70

Page 93: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

70

Page 94: KOMPETENSI PROFESIONAL PUSTAKAWAN PADA …

70