183
i KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 1 PEMALANG SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Negeri Semarang Oleh Nur Aeni Yuniarsih NIM 7101406598 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2010

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

i

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN

FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP

KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA

SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN

ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 1

PEMALANG

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Nur Aeni Yuniarsih

NIM 7101406598

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2010

Page 2: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia

Ujian Skripsi pada:

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Ade Rustiana, M.Si Nina Oktarina, S.Pd M.Pd

NIP 196801021992031002 NIP 197810072003122002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Manajemen

Drs. Sugiharto, M.Si

NIP 195708201983031002

Page 3: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang Panitia Ujian Skripsi, Fakultas

Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari :

Tanggal :

Penguji skripsi

Drs. Marimin, M.Pd

NIP. 195202281980031003

Anggota I Anggota II

Drs. Ade Rustiana, M.Si Nina Oktarina, S.Pd M.Pd

NIP. 196801021992031002 NIP. 197810072003122002

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

Drs. Agus Wahyudin, M.Si

NIP. 196208121987021001

Page 4: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.

Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini berdasarkan kode

etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari

karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Semarang, September 2010

Nur Aeni Yuniarsih

NIM 7101406598

Page 5: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Semangat manusia tidak pernah berakhir saat dikalahkan,

ia berakhir kalau ia menyerah (Ben Stein).

Persembahan

Karya ini kupersembahkan untuk

Bapak, dan ibu.

Guru dan Dosen.

Almamater.

Page 6: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah

melimpahkan rahnat, taufik, hidayah, dan inayahNya, sehingga penulis dapat

meyelesaikan skripsi yang berjudul Kompetensi Profesional Guru Dan Fasilitas

Belajar Pengaruhnya Terhadap Kemampuan Mengetik Sistem 10 Jari Buta Siswa

Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Negeri 1

Pemalang. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah

berpartisipasi dalam memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan

skripsi ini:

1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk menyelesaikan studi.

2. Drs. Agus Wahyudin, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Semarang yang telah mengesahkan skripsi ini.

3. Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang,

Drs. Sugiharto M.Si, yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis.

4. Dosen pembimbing I, Drs. Ade Rustiana M.Si, dan dosen pembimbing II,

Nina Oktarina S.Pd M.Pd, yang dengan penuh kesabaran telah membimbing

dan mengarahkan sampai dengan terselesaikannya skripsi ini.

5. Drs. Dahuri, M.Pd Kepala SMK Negeri 1 Pemalang yang telah memberikan

ijin mengadakan penelitian.

6. Dra. Retno Ari Budi Guru SMK Negeri 1 Pemalang yang telah membantu

dalam penelitian.

Page 7: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

vii

7. Siswa kelas X Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Pemalang atas

kerjasama dan kesediaannya menjadi responden dalam penelitian ini.

8. Kedua orang tua dan keluarga besarku atas segala dukungan.

9. Ikmalul Hakim atas dukungan dan kebersamaannya selama ini.

10. Firsta, siyam, peje, mba santi, silfi, dede, dan dwi, atas bantuan dan motivasi.

11. Teman-teman PAP paralel 2006 atas kebersamaan dan persaudaraan selama

ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan

doa serta bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga segala bantuan dan kebaikan tersebut mendapat limpahan balasan

dari Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat dan menambah wawasan bagi

pembaca.

Semarang, September 2010

Penulis

Page 8: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

viii

SARI

Yuniarsih, Nur Aeni. 2010. Kompetensi Profesional Guru Dan Fasilitas

Belajar Pengaruhnya Terhadap Kemampuan Mengetik Sistem 10 Jari Buta

Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1

Pemalang. Skripsi. Jurusan manajemen. Fakultas ekonomi. Universitas negeri

semarang. Pembimbing I. Drs. Ade Rustiana, M.Si. II Nina Oktarina, S.Pd M.Pd.

Kata Kunci : Kompetensi Profesional Guru, Fasilitas Belajar, Dan

Kemampuan Mengetik Sistem 10 Jari Buta.

Kompetensi profesional artinya guru harus memiliki pengetahuan yang

luas dari subject matter (bidang studi) yang akan diajarkan serta penguasaan

metode dalam arti memiliki konsep teoritis mampu memilih metode dalam proses

belajar mengajar. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan

lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu

mengelola kelas, sehingga belajar siswa berada pada tingkat optimal. Fasilitas

belajar adalah sarana dan prasarana. Dengan didukung adanya fasilitas belajar

mengajar yang memadai di sekolah berupa peralatan dan perlengkapan mengetik

maka akan memperoleh hasil belajar berupa kemampuan mengetik sistem 10 jari

buta cenderung lebih baik. Kenyataan bahwa kompetensi profesional guru dan

fasilitas belajar yang telah baik ini mendorong penulis untuk melakukan penelitian

dengan judul “Kompetensi Profesional Guru Dan Fasilitas Belajar Pengaruhnya

Terhadap Kemampuan Mengetik Sistem 10 Jari Buta Siswa Kelas X Program

Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Negeri 1 Pemalang”. Permasalahan

dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh kompetensi profesional guru dan

fasilitas belajar terhadap kemampuan mengetik sistem 10 jari buta baik secara

parsial ataupun simultan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

antara kompetensi profesional guru dan fasilitas belajar terhadap kemampuan

mengetik sistem 10 jari buta siswa kelas X program keahlian administrasi

perkantoran di SMK negeri 1 Pemalang baik secara parsial ataupun simultan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X program

keahlian administrasi perkantoran dengan jumlah 80 siswa, penelitian ini disebut

penelitian populasi. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu

kompetensi prfesional guru (X1), dan fasilitas belajar (X2), serta variabel terikat

yaitu kemampuan mengetik sistem 10 jari buta (Y). Metode pengumpulan data

yang digunakan adalah metode kuesioner (angket), tes dan dokumentasi. Metode

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskripsi

persentase dan regresi linier berganda.

Hasil penelitian dengan menggunakan SPSS 12 diperoleh persamaan

regresi berganda Y = 39,880 + 0,140X1 + 0,168X2. Uji keberartian persamaan

regresi dengan uji F diperoleh F hitung = 19,494 dengan nilai signifikansi = 0,000

< 0,05 yang berarti secara simultan ada pengaruh positif dan signifikan antara

kompetensi profesional guru, dan fasilitas belajar terhadap kemampuan mengetik

sistem 10 jari buta. Hasil uji parsial diperoleh t hitung = 2,126 dengan nilai

signifikansi 0,037 < 0,05 hal ini berarti ada pengaruh secara signifikan antara X1

Page 9: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

ix

terhadap Y, thitung = 2,119 dengan nilai signifikansi antara 0,037 < 0,05 hal ini

berarti ada pengaruh secara signifikan antara X2 terhadap Y.

Simpulan bahwa kompetensi profesional guru memiliki pengaruh terhadap

kemampuan mengetik sistem 10 jari buta. Fasilitas belajar memiliki pengaruh

terhadap kemampuan mengetik sistem 10 jari buta. Kompetensi profesional guru

dan fasilitas belajar secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap

kemampuan mengetik sistem 10 jari buta. Saran yang dapat diberikan dalam

penelitian ini mengenai kompetensi profesional guru adalah guru perlu

meningkatkan lagi kompetensi profesionalnya terutama pada kompetensi

profesional sebagai pengganjar yaitu dengan meningkatkan keterampilan cara

memberikan penghargaan terhadap anak-anak yang berprestasi, serta

meningkatkan kompetensi profesional sebagai penanya yaitu dengan

meningkatkan keterampilan cara bertanya yang merangsang kelas berpikir dan

cara memecahkan masalah, dalam hal ini guru hendaknya mengadakan tanya

jawab dalam proses belajar mengajar agar siswa lebih aktif dan kreatif. Mengenai

fasilitas belajar, bahwa pihak sekolah perlu menyediakan buku literatur terbitan

terbaru dan mengupayakan bagaimana cara agar siswa tidak merasa terganggu

karena letak laboratorium yang dekat dengan jalan raya contohnya dengan

penggunaan alat peredam suara di laboratorium praktek mengetik sehingga tidak

mengganggu konsentrasi kegiatan belajar mengajar.

Page 10: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii

PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... iii

PERNYATAAN .............................................................................................. iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

PRAKATA ...................................................................................................... vi

SARI ................................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 9

1.3 Tujuan Penelitian. ........................................................................ 9

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 10

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ........................................ 12

2.1 Landasan teori .............................................................................. 12

2.1.1 Kemampuan mengetik sistem 10 jari buta ......................... 12

2.1.1.1 Pengertian Kemampuan Mengetik Sistem 10 jari

Buta ........................................................................ 12

Page 11: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

xi

2.1.1.2 Tujuan Pengajaran Mengetik 10 Jari Buta ............ 12

2.1.1.3 Mengetik ................................................................ 14

2.1.1.4 Cara Mengetik yang Efisien ................................. 15

2.1.1.5 Teknik Mengetik Dan Penerapannya .................... 16

2.1.1.6 Alat-alat dan Perlengkapannya ........................... .. 19

2.1.2 Kompetensi Profesional Guru ............................................ 20

2.1.2.1 Kompetensi Guru .................................................. 20

2.1.2.2 Kriteria Profesional ............................................... 22

2.1.2.3 Karakteristik Kompetensi Prfesional..................... 24

2.1.2.4 Peranan dan Kompetensi Profesional Guru........... 26

2.1.3 Fasilitas .............................................................................. 34

2.1.3.1 Pengertian Fasilitas Belajar ................................... 34

2.1.3.2 Ruang Lingkup Fasilitas Belajar ........................... 35

2.2 Kerangka Berfikir ........................................................................ 40

2.3 Hipotesis Penelitian ..................................................................... 43

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 44

3.1 Populasi Penelitian ....................................................................... 44

3.2 Variabel Penelitian ....................................................................... 44

3.2.1 Variabel Bebas (X) ............................................................ 44

3.2.2 Variabel Terikat (Y) ........................................................... 45

3.3 Metode Pengumpulan data ........................................................... 46

3.3.1 Metode Dokumentasi ......................................................... 46

3.3.2 Metode Angket atau Kuesioner ......................................... 46

Page 12: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

xii

3.3.3 Metode Tes.................................................................. ...... 47

3.4 Uji Instrumen Penelitian .............................................................. 47

3.4.1 Validitas ............................................................................. 48

3.4.2 Reliabilitas ......................................................................... 50

3.5 Metode Analisis Data ................................................................... 51

3.5.1 Metode Analisis Deskriptif Persentase .............................. 51

3.5.2 Uji Asumsi Klasik ............................................................. 54

3.5.2.1 Uji Multikolonieritas ............................................. 54

3.5.2.2 Uji Heteroskedastisitas .......................................... 54

3.5.2.3 Uji Normalitas ....................................................... 54

3.5.3 Metode Analisis Regresi Linier Berganda ......................... 55

3.6 Pengujian Hipotesis ..................................................................... 56

3.6.1 Uji Simultan ....................................................................... 56

3.6.2 Uji Parsial .......................................................................... 56

3.6.3 Koefisien Determinasi ....................................................... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 57

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................ 57

4.1.1 Deskriptif persentase .......................................................... 57

4.1.1.1 Variabel Kompetensi Profesional Guru ................ 57

4.1.1.2 Variabel Fasilitas Belajar ...................................... 69

4.1.1.3 Variabel Kemampuan Mengetik Sistem 10 Jari

Buta ........................................................................ 71

4.1.2 Uji Asumsi Klasik .............................................................. 73

Page 13: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

xiii

4.1.2.1 Uji Multikolonieritas ............................................. 73

4.1.2.2 Uji Heteroskedastisitas .......................................... 73

4.1.2.3 Uji Normalitas ....................................................... 74

4.1.3 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ............................. 76

4.1.4 Pengujian Hipotesis ........................................................... 77

4.1.4.1 Uji Simultan .......................................................... 77

4.1.4.2 Uji parsial .............................................................. 78

4.1.5 Koefisien Determinasi ..................................................... 79

4.2 Pembahasan.................................................................................. 80

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 86

5.1 Simpulan ...................................................................................... 86

5.2 Saran ............................................................................................ 86

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 88

Lampiran-lampiran ....................................................................................... 90

Page 14: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Daftar Inventasis Laboratorium Mengetik Manual .................... 6

Tabel 1.2 Prestasi Mengetik Siswa ............................................................. 8

Tabel 2.1 Karakter Kompetensi Guru ......................................................... 25

Tabel 2.2 Jenis, rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang Praktek

Program Keahlian Administrasi Perkantoran ............................. 39

Tabel 3.1 Hasil Uji Coba Validitas Variabel Kompetensi Profesional

Guru ............................................................................................ 49

Tabel 3.2 Hasil Uji Coba Validitas Variabel Fasilitas Belajar ................... 50

Tabel 3.3 Hasil Uji Coba Reliabilitas ......................................................... 51

Tabel 3.4 Kriteria Kompetensi Profesional Guru ....................................... 53

Tabel 3.5 Kriteria Fasilitas Belajar ............................................................. 53

Tabel 3.6 Kriteria Nilai Kemampuan Mengetik Sistem 10 Jari Buta ......... 53

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Deskriptif Presentase Variabel Kompetensi

Profesional Guru ......................................................................... 58

Tabel 4.2 Deskriptif Presentase Guru Sebagai Pengajar ............................ 59

Tabel 4.3 Deskriptif Presentase Guru Sebagai Pemimpin Kelas ................ 60

Tabel 4.4 Deskriptif Presentase Guru Sebagai Pembimbing ...................... 61

Tabel 4.5 Deskriptif Presentase Guru Sebagai Pengatur Lingkungan ........ 61

Tabel 4.6 Deskriptif Presentase Guru Sebagai Partisipan .......................... 62

Tabel 4.7 Deskriptif Presentase Guru Sebagai Ekspeditur ......................... 63

Page 15: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

xv

Tabel 4.8 Deskriptif Presentase Guru Sebagai Perencana .......................... 64

Tabel 4.9 Deskriptif Presentase Guru Sebagai Supervisor ......................... 64

Tabel 4.10 Deskriptif Presentase Guru Sebagai Motivator .......................... 65

Tabel 4.11 Deskriptif Presentase Guru Sebagai Penanya ............................. 66

Tabel 4.12 Deskriptif Presentase Guru Sebagai Pengganjar ........................ 67

Tabel 4.13 Deskriptif Presentase Guru Sebagai Evaluator ........................... 67

Tabel 4.14 Deskriptif Presentase Guru Sebagai Konselor ............................ 68

Tabel 4.15 Deskriptif Presentase Variabel Fasilitas Belajar ......................... 69

Tabel 4.16 Deskriptif Presentase Indikator Sarana ....................................... 70

Tabel 4.17 Deskriptif persentase Indikator Prasarana .................................. 71

Tabel 4.18 Deskriptif persentase Indikator Kemamapuan Mengetik

Sistem 10 Jari Buta ..................................................................... 72

Tabel 4.19 Rangkuman Nilai Tolerance dan VIF ......................................... 73

Tabel 4.20 One Sample Kolmogrove-Sminor Test ....................................... 75

Tabel 4.21 Analisis Regresi Linear Berganda .............................................. 76

Tabel 4.22 Hasil Uji Simultan ...................................................................... 77

Tabel 4.23 Hasil Uji Parsial .......................................................................... 78

Tabel 4.24 Hasil Koefisien Determinasi ....................................................... 79

Page 16: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka berfikir ...................................................................... 42

Gambar 4.1 Diagram Batang Variabel Kompetensi profesional Guru......... 58

Gambar 4.2 Diagram Batang Variabel Fasilitas Belajar .............................. 69

Gambar 4.3 Diagram Batang Kemampuan Mengetik Sistem 10 Jari .........72

Gambar 4.4 Uji Heteroskedastis ................................................................... 74

Gambar 4.5 Uji Normalitas .......................................................................... 75

Page 17: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Daftar nama responden .......................................................... 90

Lampiran 2 Kisi-kisi Angket penelitian .................................................... 92

Lampiran 3 Angket Penelitian ................................................................... 94

Lampiran 4 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Variabel Kompetensi

Profesional Guru Dan Fasilitas Belajar .................................. 99

Lampiran 5 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ................................. 102

Lampiran 6 Kriteria Skor Penilaian Tes Mengetik Sistem 10 Jari ........... 105

Lampiran 7 Petunjuk dan Soal Tes Mengetik............................................ 108

Lampiran 8 Hasil Tes Kecepatan Mengetik Sistem 10 Jari Buta .............. 109

Lampiran 9 Hasil Penilaian Ketepatan Mengetik ...................................... 111

Lampiran 10 Hasil Penilaian Kerapian Mengetik ....................................... 131

Lampiran 11 Nilai Tes Kemampuan Mengetik Sistem 10 jari Buta ........... 143

Lampiran 12 Deskriptif presentase .............................................................. 145

Lampiran 13 Tabulasi Data angket .............................................................. 154

Lampiran 14 Tabel Nilai r Product Moment ............................................... 158

Lampiran 15 Surat keterangan penelitian .................................................... 159

Page 18: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tujuan pendidikan sekolah menengah kejuruan adalah meningkatkan

kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk

hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan

kejuruannya. Merujuk pada penjelasan pasal 15 Undang-undang nomor 20

tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, tujuan pendidikan menengah

kejuruan adalah mempersiapkan peserta didik untuk mampu bekerja pada

bidang tertentu. Agar dapat bekerja secara efektif dan efisien serta dapat

mengembangkan keahlian dan keterampilan, peserta didik harus memiliki

stamina yang tinggi, menguasai bidang keahliannya dan dasar-dasar ilmu

pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi, dan mampu

berkomunikasi dengan tuntutan pekerjaannya, serta memiliki kemampuan

mengembangkan diri, maka struktur kurikulum pendidikan kejuruan dalam

hal ini sekolah menengah kejuruan diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut.

Menurut Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

Nasional pasal 37, kurikulum SMK wajib memuat: pendidikan agama,

pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam,

ilmu pengetahuan social, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olah raga,

keterampilan/kejuruan, dan muatan local. Mata pelajaran tersebut bertujuan

untuk membentuk manusia indonesia seutuhnya dalam spektrum manusia

Page 19: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

2

kerja Mata pelajaran kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran yang

dikelompokan dalam Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK) dan Kompetensi

Kejuruan (KK), dikembangkan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja

(SKK) melalui proses analisis. Mata diklat mengetik merupakan salah satu

mata diklat yang dikelompokan dalam program produktif atau mata pelajaran

kejuruan.

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan sekolah yang terdiri dari

beberapa program keahlian, salah satunya adalah program keahlian

administrasi perkantoran. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki siswa

SMK program keahlian administrasi perkantoran adalah mampu mengetik

dengan sistem 10 (sepuluh) jari buta. Menurut Suwandi (2007:9), mengetik

adalah suatu pekerjaan yang berupa keterampilan yang sangat didambakan

oleh setiap orang yang telah memiliki dasar pendidikan umum. Mengingat

bahwa aktifitas mengetik banyak digunakan di instansi pemerintah maupun

swasta dan pentingnya penguasaan kemampuan mengetik dengan sistem 10

jari buta sebagai efisiensi kerja, maka lulusan SMK yang nantinya akan

bersaing di dunia kerja harus mampu mengetik dengan sistem 10 jari buta.

Pada kenyataanya, seorang pegawai kantor yang terampil dalam mengetik 10

jari dengan menggunakan mesin ketik manual akan sangat bermanfaat ketika

mereka mengerjakan tugas-tugas dengan menggunakan teknologi komputer.

Keterampilan yang dimiliki akan sangat mendukung kinerja, kualitas dan

kerja mereka.

Page 20: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

3

Kenyataan menunjukan bahwa telah banyak orang yang dapat mengetik

dalam praktek sehari-hari, namun belum semua menguasai atau

mempergunakan cara mengetik modern (touch sistem), sehingga hasil

pekerjaan yang diperoleh kurang memuaskan. Di era global ini, bidang

pekerjaan harus pula mencapai kemajuannya. Bertambahnya pekerjaan,

haruslah ditempuh cara-cara bekerja yang lebih efisien dan praktis,

menguasai mengetik dengan sistem 10 jari buta diharapkan mengatasi hal ini.

Oleh karena itu, SMK sebagai akademi yang mencetak sekretaris/pegawai

kantor yang profesional tetap memberikan fasilitas laboratorium mengetik

untuk digunakan sebagai ajang berlatih menggunakan mesin ketik manual.

Selain fasilitas, SMK juga harus menyediakan pengajar yang memiliki

kompetensi dalam proses belajar mengajar mengetik, sehingga diharapkan

akan menghasilkan output yang profesional.

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara

keseluruhan dan guru sebagai pemegang peranan utama. Menurut Hamalik

(2008:36), proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan

oleh sekolah, pola, struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar

ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka.

Mengutip pernyataan dari jurnal Naree Aware Achwarin, R.N., Ed.D

(2005:4) “The researcher believes that the teacher with high competency

could generate the competent teachers individually and increase student

learning and achievement” (kompetensi guru yang tinggi dapat menghasilkan

guru yang kompeten secara individu dan meningkatkan prestasi belajar

Page 21: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

4

siswa). Kompetensi guru adalah salah satu faktor yang mempengaruhi

tercapainya tujuan pembelajaran dan pendidikan di sekolah. Salah satu

kompetensi yang harus dimiliki guru adalah kompetensi profesional. Menurut

Endang Komara dalam Asman (2008:157) kompetensi profesional

merupakan kompetensi yang sangat penting yang harus dimiliki oleh seorang

guru, sebab langsung berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan. Oleh

sebab itu, tingkat profesionalitas seorang guru dapat dilihat dari kompetensi

sebagai berikut: kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan,

pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, kemampuan dalam

penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkan,

kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi

pembelajaran, kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media

dan sumber belajar, kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran,

kemampuan dalam menyusun program pembelajaran, kemampuan dalam

melaksanakan unsur penunjang, dan kemampuan dalam melaksanakan

penelitian dan berpikir ilmiah untuk meningkatkan kinerja. Sedangkan

menurut Asman (2008:157), di atas kompetensi profesionalah seorang guru

layak disebut guru karena guru identik dengan transfer pengetahuan, jadi

harus mempunyai ilmu yang mendalam, itulah yang ada dalam kompetensi

profesional.

Peranan seorang guru sangat berpengaruh dalam proses belajar

mengajar, oleh karena itu guru harus memiliki kompetensi profesional agar

dapat menentukan dan meningkatkan keterampilan belajar siswa. Menurut

Page 22: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

5

Sardiman (1994:161), guru sebagai tenaga profesional di bidang

kependidikan, harus mengetahui dan melaksanakan hal-hal yang bersifat

teknis. Hal-hal yang bersifat teknis ini, terutama kegiatan mengelola dan

melaksanakan interaksi belajar mengajar, guru paling tidak harus memiliki

dua modal dasar, yakni kemampuan mendesain program dan keterampilan

mengkomunikasikan program itu kepada anak didik.

Proses belajar mengajar akan tercapai dengan baik apabila ada fasilitas

belajar yang mendukung selain kompetensi profesional yang dimiliki oleh

gurunya saja. Dengan adanya fasilitas belajar yang memadai akan

mempermudah guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.

Mengutip dari jurnal Dr. (Mrs.) Ihuoma P. Asiabaka (2008:1) School

facilities, constitute the major components of both direct and indirect action

elements in the environment of learning. Several studies have shown that a

close relationship exists between the physical environment and the academic

performance of students. Nwagwu (1978) and Ogunsaju (1980) maintained

that the quality of education that children receive bears direct relevance to

the availability or lack thereof of physical facilities and overall atmosphere in

which learning takes place. (fasilitas sekolah merupakan bagian dari

lingkungan belajar yang memiliki hubungan yang sangat erat terhadap

prestasi siswa. Kualitas pendidikan memiliki hubungan langsung dengan

ketersediaan atau ketiadaan fasilitas fisik dan keseluruhan suasana di mana

pembelajaran berlangsung).

Menurut Bafadal (2003:2) fasilitas adalah sarana dan prasarana.

Menurut Dimyati (2009:249) prasarana pembelajaran meliputi gedung

sekolah, ruang belajar, lapangan olah raga, ruang ibadah, ruang kesenian,

peralatan olah raga, sedangkan sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran,

buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah, dan berbagai media

pengajaran yang lain. Dengan tersedianya prasarana dan sarana belajar

berarti menuntut guru dan siswa dalam menggunakannya. Sedangkan

Page 23: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

6

menurut Mendiknas (2008: 2) Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang

dapat dipindah-pindah, prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan

fungsi SMK/MAK. Berdasarkan teori di atas adanya fasilitas belajar yang

baik, maka akan dapat memperlancar kegiatan belajar mengajar di sekolah.

SMK Negeri 1 Pemalang merupakan salah satu sekolah menengah

kejuruan yang berusaha mencetak lulusan yang siap kerja dan siap bersaing

dalam dunia kerja. Maka dari itu SMK Negeri 1 Pemalang berusaha

menyediakan segala kebutuhan untuk menunjang proses belajar mengajar

yang baik. Diantaranya adalah menyediakan fasilitas belajar dan guru yang

memiliki kompetensi profesional.

Berdasarkan observasi pendahuluan di SMK Negeri 1 Pemalang,

bahwa fasilitas belajar mengajar mengetik di SMK Negeri 1 Pemalang cukup

memadai, hal ini terlihat dari adanya laboratorium mengetik manual yang luas

dengan penerangan yang cukup dan kondisi laboratorium yang bersih, jumlah

mesin ketik manual yang sesuai dengan jumlah siswa kelas X yaitu 40 unit

mesin ketik dan kertas untuk mengetik yang tersedia bagi siswa, serta buku

pegangan dimana setiap siswa mendapat satu buku latihan mengetik. Berikut

daftar inventaris laboratorium mengetik manual:

Tabel 1.1 Daftar Inventaris Laboratorium Mengetik Manual

No Inventaris lab. mengetik Jumlah

1 Mesin ketik manual 40

2 Buku paket:

Mengetik SMK jilid 1 40

Mengetik SMK jilid 2 40

Mengetik SMK jilid 3 40

3 Lampu penerangan 9

4 Meja mengetik siswa 40

5 Kursi mengetik siswa 40

Page 24: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

7

6 Meja guru 1

7 Kursi guru 2

8 Whiteboard 1

9 Rak buku 1

Sumber: Data SMK N 1 Pemalang, diolah.

Latar belakang pendidikan dan pengalamam mengajar adalah dua

aspek yang mempengaruhi kompetensi seorang guru di bidang pendidikan

dan pengajaran (Djamarah 1994:127). Kompetensi guru terutama dalam

proses belajar mengajar mengetik dapat dikatakan baik, hal ini dapat

diketahui dari latar belakang pendidikan guru dan pengalaman mengajarnya,

yakni guru yang mengampu mata diklat mengetik manual adalah guru yang

berasal dari lulusan program studi pendidikan administrasi perkantoran, telah

sertivikasi dan memiliki pengalaman mengajar lebih dari 10 tahun

(wawancara dengan Ibu Dra. Retno Ari Budi selaku guru mata diklat

mengetik manual). Disamping itu berdasarkan pengamatan langsung penulis

dan wawancara dengan beberapa murid, bahwa dalam kegiatan belajar

mengajar guru telah menguasai materi, mampu menyampaikan materi dengan

baik kepada siswa, mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa,

dan membimbing siswa agar dalam mengetik siswa selalu menggunakan 10

jarinya, serta setiap kali praktek mengetik siswa selalu didampingi oleh dua

guru sekaligus sebagai pengajar, sehingga diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan mengetik sistem 10 jari buta. Akan tetapi jika dilihat melalui

hasil praktek mengetik siswa kelas X program keahlian Administrasi

Perkantoran di SMK N 1 Pemalang bahwa pencapaian hasil belajar mengetik

manual sebagian siswa masih belum optimal.

Page 25: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

8

Hal ini dapat diketahui dari kemampuan kecepatan mengetik sistem 10

jari buta siswa masih bervariasi hasil pengetikannya, rata-rata kecepatan

berkisar kurang dari 150 epm, belum ada yang mencapai target indikator

keberhasilan kecepatan mengetik sampai 200 epm. Sebagian siswa juga

belum bisa menyelesaikan pekerjaan mengetik sebuah surat dalam berbagai

bentuk dengan maksimal, terlihat dari waktu yang dibutuhkan siswa untuk

mengetik sebuah surat lebih dari 20 menit, belum ada yang mencapai target

indikator keberhasilan kecepatan mengetik sebuah surat dalam berbagai

bentuk selama 20 menit dengan cepat, tepat, dan rapi. Saat praktek

berlangsung dari cara kerja siswa masih terlihat belum mampu menghentakan

jarinya sesuai tugas entakan jari dan masih melihat papan tuts. Untuk

mengatasi hal tersebut guru selalu mengadakan program remidial sampai

siswa mampu mengetik dengan hasil yang maksimal berdasarkan standar

yang ditetapkan. Berikut tabel hasil praktek mengetik:

Tabel 1.2 Prestasi Mengetik Siswa

No Kelas Hasil praktek kemampuan mengetik

sistem 10 jari buta

Jumlah

murid

Belum kompeten Kompeten

1 X AP 1 29 11 40

2 X AP 2 27 13 40

Sumber: guru, diolah.

Berdasarkan pengamatan di SMK Negeri 1 Pemalang, diketahui bahwa

fasilitas belajar mengetik dan kompetensi profesional guru baik, akan tetapi

apabila dilihat dari tabel prestasi mengetik siswa di atas terlihat bahwa

sebagian besar siswa masih belum kompeten dalam hal mengetik sistem 10

jari buta. Hal ini mendorong penulis untuk mengungkapkan lebih jauh

Page 26: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

9

tentang pengaruh kompetensi profesional guru dan fasilitas belajar terhadap

kemampuan mengetik sistem 10 jari buta. Berdasarkan urian tersebut maka

penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Kompetensi

Profesional Guru dan Fasilitas Belajar Pengaruhnya Terhadap

Kemampuan Mengetik Sistem 10 (sepuluh) Jari Buta Siswa kelas X

Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1

Pemalang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut ;

1.2.1 Adakah pengaruh kompetensi profesional guru terhadap kemampuan

mengetik sistem 10 jari buta pada siswa kelas X program keahlian

Administrasi Perkantoran di SMK N 1 Pemalang.

1.2.2 Adakah pengaruh fasilitas belajar terhadap kemampuan mengetik

sistem 10 jari buta pada siswa kelas X program keahlian Administrasi

Perkantoran di SMK N 1 Pemalang.

1.2.3 Adakah pengaruh kompetensi profesional guru dan fasilitas belajar

terhadap kemampuan mengetik sistem 10 jari buta pada siswa kelas X

program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1

Pemalang.

Page 27: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

10

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka

tujuan penelitian ini adalah:

1.3.1 Mengetahui adakah pengaruh kompetensi profesional guru terhadap

kemampuan mengetik sistem 10 jari buta pada siswa kelas X program

keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Pemalang.

1.3.2 Mengetahui adakah pengaruh fasilitas belajar terhadap kemampuan

mengetik sistem 10 jari buta pada siswa kelas X program keahlian

Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Pemalang.

1.3.3 Mengetahui adakah pengaruh kompetensi profesional guru dan

fasilitas belajar terhadap kemampuan mengetik sisitem 10 jari buta

pada siswa kelas X program keahlian Administrasi Perkantoran di

SMK Negeri 1 Pemalang.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat berupa :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

mengenai kompetensi profesional guru, fasilitas belajar dan

kemampuan mengetik sistem 10 jari buta.

Page 28: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

11

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran perbaikan dalam penanganan masalah pentingnya

kompetensi profesional guru dan fasilitas belajar terhadap kemampuan

mengetik sistem 10 jari buta.

1.4.2.2 Bagi Guru.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

pada guru untuk meningkatkan kompetensinya dan fasilitas belajar

terhadap kemampuan mengetik sistem 10 jari buta.

1.4.2.3 Bagi Peneliti.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan dan pengalaman secara praktis sesuai hasil dari

pengamatan langsung serta dapat menambah disiplin ilmu yang

diperoleh selama studi di perguruan tinggi khususnya ilmu

kependidikan.

Page 29: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

12

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kemampuan Mengetik Sistem 10 Jari Buta

2.1.1.1 Pengertian Kemampuan Mengetik Sistem 10 Jari Buta

Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan

(Poerwadarminto, 2000:628). Menurut Spencer and Spencer dalam Uno

(2008:62), mendefinisikan kemampuan sebagai karakteristik yang menonjol

dari seorang individu yang berhubungan dengan kinerja efektif dan atau

superior dalam suatu pekerjaan atau situasi.

Menurut Suwandi (2007:10), mengetik sepuluh jari yaitu teknik

mengetik dengan memanfaatkan semua jari tangan. Setiap jari mempunyai

tugas sendiri yang harus dilatih satu demi satu dan berkelanjutan, sehingga

jari tersebut secara maksimal dan optimal dapat bekerja dengan baik.

Kemampuan mengetik sistem 10 jari buta yaitu kesanggupan,

kecakapan, dan kekuatan yang dimiliki oleh individu dalam kegiatan

mengetik dengan melakukan entakan jari sesuai dengan tugas entakan jari

secara tepat tanpa melihat naskah.

2.1.1.2 Tujuan Pengajaran Mengetik Sistem 10 Jari Buta

Menurut Djanewar, (1999:25), tujuan pengajaran mengetik sistem 10

jari buta adalah siswa mampu memahami sikap dan teknik mengetik tanpa

melihat papan tuts dan berirama. Pengetahuan mengetik pekerjaan kantor

Page 30: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

13

yang perlu diberikan kepada siswa ternyata tidak hanya mampu dan terampil

mengetik surat saja, tetapi wajib tahu juga bagaimana cara mengetik naskah,

dimana diletakannya naskah itu dan dapat meletakkkan jari-jari pada tuts

sesuai dengan fungsinya. Siswa tidak hanya dituntut mengetahui cara

meletakkan masing-masing jari di atas tuts, tetapi wajib terampil dalam

mengetik sistem 10 jari buta dengan waktu terbatas melakukan pekerjaan tik

tersebut.

Tujuan pengajaran mengetik adalah memperoleh hasil yang tepat,

rapi, bersih sesuai dengan bentuk yang diinginkan, disamping perhitungan

waktu yang relative singkat.

1. Kecepatan mengetik

Kecepatan merupakan kemampuan untuk mengurangi jumlah waktu

yang diperlukan untuk berpindah dari suatu titik fisik ke titik fisik yang

lain. Siswa mampu mengetik cepat dengan pencapaian 150-250

epm/5menit. Menurut Setiawan, dkk (1994:47) untuk dapat mengetik

dengan cepat perlu memakai sistem mengetik dengan 10 jari buta, karena

sistem ini adalah sistem yang terbaik yang selalu digunakan dalam

mengetik cepat.

2. Ketepatan mengetik

Ketepatan adalah ketelitian. Ketelitian mengetik mempunyai tujuan

menanamkan dasar agar siswa yang mengetik selalu bersikap teliti dalam

setiap tugasnya.

Page 31: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

14

3. Kerapian mengetik

Kerapian dalam mengetik berarti mengetik dengan hasil yang baik

dan bersih sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Tujuan akhir dari

seluruh kegiatan pengetikan adalah memperoleh hasil yang rapi, bersih

sesuai dengan yang diinginkan, disamping perhitungan waktu yang relatif

singkat.

Tegasnya, tujuan pembinaan kecepatan, ketepatan dan kerapian

mengetik adalah untuk menanamkan sikap teliti dalam pengetikan, dapat

menyelesaikan tugas dengan cepat, dan rapi sesuai dengan bentuk yang

diinginkan. Untuk terlaksananya pembinaan ketelitian, kerapian, dan

kecepatan mengetik, pengajar memberikan contoh bagaimana cara mengetik

kecepatan, mulai dari sikap duduk, posisi jari, gerak entakan, serta tarikan

kait dengan cepat, sementara mata tetap tertuju pada naskah/teks.

2.1.1.3 Mengetik

Menurut Djanewar (1999:12), mengetik merupakan pekerjaan yang

bersifat keterampilan. Pekerjaan mengetik adalah pekerjaan bagaimana cara

mengetik yang baik. Pekerjaan mengetik kelihatannya begitu sederhana dan

seakan-akan merupakan suatu pekerjaan yang remeh, Sebenarnya suatu mata

rantai penyelesaian pekerjaan yang tidak kalah penting, karena itu mengetik

dikatakan sebagai pekerjaan yang bersifat keterampilan.

Mengetik adalah pekerjaan yang hampir terdapat pada semua bilang,

baik itu organisasi swasta, organisasi pemerintah, atupun itu organisasi

kepartaian maupun organisasi yang lain. Untuk menyesuaikan adanya

Page 32: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

15

kemajuan-kemajuan pada bidang pekerjaan, maka harus pula disesuaikan

adanya cara untuk menghadapi pekerjaan yang makin bertambah itu. Dengan

bertambahnya pekerjaan itu, maka haruslah ditempuh cara-cara bekerja yang

lebih efisien agar tidak terjadi adanya penumpukan pekerjaan sehingga dapat

menimbulkan suatu kemacetan kerja (Sularso,dkk 1984:1).

2.1.1.4 Cara Mengetik yang Efisien

1. Mengetik dengan sistem 10 (sepuluh) jari buta

Sejak orang mulai menggunakan mesin tulis untuk mengetik

pekerjaan yang sifatnya tulis menulis, maka pada tahun 1890

diperkenalkan suatu cara mengetik yang efisien yang disebut sistem 10

jari buta (Touch Sistem). Sistem ini diperkenalkan oleh perusahaan

pembuatan mesin tulis merk “Remington”. Caranya dengan memberikan

penerangan-penerangan dan kursus untuk dapat mengetik dengan cepat

dan baik dengan memakai pedoman-pedoman tertentu.

Dapat dikatakan bahwa, selama ini kebanyakan dari mereka yang

mengerjakan pekerjaan mengetik adalah mengerjakan pekerjaan yang

tanpa teori yang cukup. Cara-cara yang sederhana yang banyak kita kenal

adalah cara mengetik dengan menggunakan dua jari yaitu dengan

menggunakan kedua jari telunjuk. Cara ini sebenarnya kurang bahkan

tidak efisien jika dibandingkan dengan mengetik yang menggunakan

sistem 10 jari.

Dengan sistem 10 jari buta, maka dapat dikatakan bahwa cara

yang selama ini dipakai, yaitu dengan mengetik dengan dua jari

Page 33: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

16

merupakan cara yang kurang menguntungkan. Hal itu dapat diketahui

dengan adanya gerak-gerak yang sebenarnya dapat ditiadakan apabila

digunakan cara 10 jari, dengan tidak mengurangi hasil kerja baik

kuantitatif maupun kualitataif. Mengetik dengan sistem 10 jari

mengharuskan tiap-tiap jari melakukan entakan sesuai dengan tugasnya

sendiri-sendiri.

2. Mengetik sistem berirama

Untuk mendapatkan entakan yang sama serta volume entakan

yang tepat pada waktu mengetik, diperlukan suatu cara mengetik yang

entakannya ajeg (jarak antara entakan yang satu dengan entakan yang

lain jaraknya sama). Dengan mengetik berirama, dengan sendirinya

merupakan sumbangan yang besar untuk mendukung berhasilnya sistem

10 jari.

2.1.1.5 Teknik Mengetik dan Penerapannya

1. Sikap pada waktu mengetik

Sikap yang baik pada waktu mengetik adalah merupakan

persiapan kerja untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik. Orang yang

tidak memperhatikan sikap yang benar pada waktu mengetik adalah

bagaikan orang yang bekerja tanpa rencana atau tanpa persiapan. Dengan

sikap yang baik pada waktu mengetik, dimaksudkan agar supaya tidak

menganggu jalannya pekerjaan. Kelelahan akan cepat timbul apabila

mengetik dengan duduk seenaknya tanpa sikap yang benar. Misalnya

duduk terlalu membungkuk, jarak badan dengan mesin tulis terlalu jauh,

Page 34: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

17

posisi tangan terlalu tinggi untuk mengentak dan sebagainya. Sikap yang

benar pada waktu mengetik adalah dengan menggunakan pedoman seperti

dibawah ini:

1. Duduk lurus di depan mesin tulis, dengan badan sedikit kemuka.

2. Lengan atas sejajar dengan badan, lengan bagian bawah horizontal.

3. Pergelangan tangan melengkung dan jari-jari melengkung pada tuts

basis.

4. Kedua ibu jari punggungnya saling berdampingan dan siap untuk

melakukan entakan pada bilah spasi.

5. Kedua paha lurus, tetrapi tidak saling berhimpitan dan kedua kaki

tegak lurus di lantai.

6. Kepala dalam sikap bebas untuk melihat ke nasksah yang akan

diketik.

(Sularso, dkk 1984:4)

2. Memasang dan mengeluarkan kertas.

a. Cara memasang kertas:

1. Kertas dimasukkan ke dalam mesin dengan dituntun oleh alat

penuntun kertas yang ditempatkan pada titik nol, sehingga kertas

akan keluar pada rol tepat pada nol yang ada pada mistar kertas.

2. Pada waktu memasukkan kertas pada mesin, tangan kiri memegang

sudut kiri kertas, sedangkan tanga kanan memegang tombol

penggulung.

Page 35: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

18

3. Setelah kertas dimasukkan ke dalam mesin, maka luruskanlah

kertas tersebut dengan menggunakan pembebas kertas.

b. Cara mengeluarkan kertas.

Setelah pekerjaan mengetik selesai, kertas harus segera

dikeluarkan dari mesin tik. Untuk menjaga agar pekerjaan tidak rusak,

sebaiknya menggunakn cara-cara sebagai berikut:

1) Memutar rol kertas kearah muka kita sampai kertas tersebut

keluar.

2) Dengan cara melepas pembebas kertas, lalu secara perlahan-lahan

kertas ditarik keatas sampai lepas seluruhnya

3. Memasang penekan segi.

Setelah kertas dimasukkan ke dalam mesin dan diluruskan dengan

sempurna, maka harus diatur batas-batas pengetikan dengan cara

memasang penekan segi atau margin. Dengan ketentuan asebagai berikut:

a. Sebelah kiri (margin kiri) untuk memberikan batas mulai mengetik

setiap halaman kertas.

b. Sebelah kanan (margin kanan) untuk menentukan batas akhir

pengetikan tiap-tiap baris ketikan.

4. Memasang jarak baris

Pengaturan jarak baris atau pengatur spasi, gunanya untuk

menentukan berapa jarak baris atau jarak spasi yang akan dipakai dalam

mengetik, diantaranya menggunakan jarak baris satu, satu setengah, dan

dua.

Page 36: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

19

5. Penguasaan tuts dasar.

Tuts dasar adalah tuts-tuts yang terletak pada baris kedua dari

bawah. Tuts dasar ini berfungsi untuk meletakkan ujung jari. Setelah ujung

jari menekan tuts pada baris tuts yang lain, maka ujung jari harus segera

kembali pada baris tuts dasar. Adapun pembagian tugas jari tuts dasar

adalah sebagai berikut:

1. Tangan kiri

a. Jari kelingking : a

b. Jari manis : s

c. Jari tengah : d

d. Jari telunjuk : f

2. Tangan kiri

a. Jari telunjuk : j

b. Jari tengah : k

c. Jari manis : l

d. Jari kelingking : ;

(Setiawan, dkk 1994:25)

2.1.1.6 Alat-alat dan Perlengkapannya

Menurut Rianggoro (2001:10), ruang mengetik harus cukup bersih

dan tenang. Udara dalam ruangan harus dapat masuk dan keluar dengan

leluasa sehingga sirkulasi udara di dalam tetap lancar dan sehat. Selain

tersedia peralatan mesin tulis dengan cukup, meja yang digunakan hendaknya

juga mempunyai ukuran yang standar. Sebelum mengetik sebaiknya

Page 37: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

20

dipersiapkan terlebih dahulu perlengkapan, agar waktu mengetik dapat

dipakai sepenuhnya tanpa terganggu harus mencari alat-alat yang akan

diperlukan. Menurut Sularso (1984:12), pada waktu mengetik diperlukan alat-

alat pokok, yaitu: mesin tulis, kertas, karbon, stopmap, dan sebagainya.

Sedangkan perlengkapan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan, yaitu:

1. Meja dan kursi yang mempunyai ukuran yang sesuai dengan orang yang

akan melakukan pekerjaan tersebut.

2. Sikat pembersih blok huruf (tipe block) yang akan digunakan secara

teratur untuk membersihkan blok huruf supaya hasil entakan tetap bersih.

3. Karet penghapus yang akan digunakan apabila memang terpaksa untuk

dihapus.

4. Penerangan yang cukup terang dan sebaiknya sinar datang dari sebelah kiri

agar naskah yang diletakkan di sebelah kiri mesin tidak terhalang

bayangan mesin tulis.

2.1.2 Kompetensi Profesional Guru

2.1.2.1 Kompetensi Guru

Menurut Uno (2008, 62), pengertian dasar kompetensi adalah

kemampuan dan kecakapan. Seseorang yang dikatakan kompeten di bidang

tertentu adalah seseorang yang menguasai kecakapan kerja atau keahlian

selaras dengan tuntutan bidang kerja yang bersangkutan.

Pada sisi lain, Medley dan Shannon (1994) dalam jurnal Feryal

Cubukcu (2010:1) berpendapat bahwa “teacher competence (the extent to

Page 38: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

21

which a teacher has the knowledge and skills). The second component

includes that which in more general terms is called teaching skills, i.e. the

ability to organize and teach in interesting and flexible ways, using good

teaching methods”. (kompetensi guru yaitu sejauh mana guru memiliki

pengetahuan dan keterampilan atau yang lebih umum disebut keterampilan

mengajar, yaitu kemampuan untuk mengatur dan mengajar dengan metode

mengajar yang baik).

Menurut Harwanto (2008:47), kompetensi merupakan seperangkat

pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dikuasai,

dihayati, dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan. Kompetensi guru meliputi: kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam pengelolaan

pembelajaran peserta didik. Kompetensi kepribadian yaitu seorang guru yang

kompeten secara kepribadian sekurang kurangnya mencakup kepribadian

yang mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana, berwibawa, berakhlak mulia,

menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, secara objektif menguasai

kinerja sendiri, dan mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat

yang sekurang kurangnya memiliki kompetensi untuk berkomunikasi lisan,

tulisan dan atau isyarat, menggunakan teknologi komunikasi dan informasi

secara fungsional, bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan bergaul

Page 39: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

22

secara santun dengan masyarakat sekitar. Kompetensi profesional merupakan

kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam, yang

harus dikuasai oleh seorang guru, tidak saja materi yang sesuai dengan bidang

tugasnya, tetapi juga kemampuan mengintegrasikan dan menghubungkan

materi-materi pelajaran lainnya, sehingga seorang guru mampu menyajikan

materi pelajaran secara utuh kepada muridnya.

Menurut Uno (2008:69), kompetensi profesional artinya guru harus

memiliki pengetahuan yang luas dari subject matter (bidang studi) yang akan

diajarkan serta penguasaan metode dalam arti memiliki konsep teoritis

mampu memilih metode dalam proses belajar mengajar. Dalam standar

nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir (c) dikemukakan bahwa

yang dimaksud kompetensi profesional adalah penguasaan materi pelajaran

secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik

memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional

pendidikan (Asman, 2008:158-159). Menurut (Whitty, 1996, p.89-90) dalam

jurnal Feryal Cubukcu (2010:1) “Professional competences include

knowledge and understanding of children and their learning, subject

knowledge, curriculum, the education sistem, and the teacher’s role”

(kompetensi profesional diantaranya adalah pengetahuan dan pemahaman

terhadap mata pelajaran, kurikulum, sistem pendidikan, dan peran guru).

Menurut Hamalik (2008:34), kompetensi profesional guru

merupakan salah satu dari kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru

dalam jenjang pendidikan apapun. Kompetensi profesional guru penting

Page 40: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

23

dalam hubungan dengan kegiatan dan hasil belajar siswa. Proses belajar dan

hasil belajar para siswa bukan hanya ditentukan oleh sekolah, pola, struktur,

dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi

guru yang mengajar dan membimbing mereka. Guru yang kompeten akan

lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan,

dan akan lebih mampu mengelola kelas, sehingga belajar siswa berada pada

tingkat optimal.

2.1.2.2 Kriteria Profesional

Guru adalah jabatan profesional yang memerlukan berbagai keahlian

khusus. Sebagai suatu profesi, maka harus memenuhi kriteria profesional,

(hasil lokakarya pembinaan Kurikulum Pendidikan guru UPI Bandung)

sebagai berikut:

1. Fisik

a. Sehat jasmani dan rohani.

b. Tidak mempunyai cacat tubuh yang bisa menimbulkan

ejekan/cemoohan atau rasa kasihan pada anak didik.

2. Mental/kepribadian

a. Berkepribadian/berjiwa pancasila.

b. Mampu menghayati GBHN.

c. Mencintai bangsa dan sesama manusia dan rasa kasih sayang kepada

anak didik.

d. Berbudi pekerti luhur.

Page 41: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

24

e. Berjiwa kreatif, dapat memanfaatkan rasa pendidikan yang ada secara

maksimal.

f. Mampu menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa.

g. Mampu mengembangkan kreatifitas dan tanggung jawab yang besar

akan tugasnya.

h. Mampu mengembangkan kecerdasan yang tinggi.

i. Bersifat terbuka, peka, dan inovatif.

j. Menunjukan rasa cinta kepada profesinya.

k. Ketaatannya akan disiplin.

l. Memiliki sense of humor.

3. Keilmiahan/pengetahuan

a. Memahami ilmu yang dapat melandasi pembentukan pribadi.

b. Memahami ilmu pendidikan dan keguruan dan mampu

menerapkannya dalam tugasnya sebagai pendidik.

c. Memahami, menguasai, serta mencintai ilmu pengetahuan yang akan

diajarkan.

d. Memiliki pengetahuan yang cukup tentang bidang-bidang yang lain.

e. Senang membaca buku-buku ilmmiah.

f. Mampu memecahkan persoalan secara sistematis, terutama yang

berhubungan dengan bidang studi.

g. Memahami prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar.

4. Keterampilan

a. Mampu berperan sebagai organisator proses belajar mengajar.

Page 42: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

25

b. Mampu menyusun bahan pelajaran atas dasar pendekatan struktural,

interdisipliner, fungsional, behavior dan teknologi.

c. Mampu menyusun garis besar program pengajaran (GBPP).

d. Mampu memecahkan dan melaksanakan teknik-teknik mengajar yang

baik dalam mencapai tujuan pendidikan.

e. Mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi pendidikan.

f. Memahami dan mampu melaksanakan kegiatan dan pendidikan luar

sekolah. (Hamalik, 2008:37)

2.1.2.3 Karakteristik Kompetensi profesional

Menurut Hamalik (2008:38), jabatan guru adalah suatu jabatan

profesi yang melakukan fungsinya di sekolah. Dalam pengertian tersebut

telah terkandung suatu konsep bahwa guru profesional yang bekerja

melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah harus memilki kompetensi-

kompetensi yang dituntut agar guru mampu melaksanakan tugasnya dengan

sebaik-baiknya. Tanpa mengabaikan kemungkinan adanya perbedaan

tuntutan kompetensi profesional yang disebabkan oleh adanya perbedaan

lingkungan sosial kultural dari setiap institusi sekolah sebagai indikator,

maka guru yang dinilai kompeten secara profesional, apabila: (1) guru

tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya,

(2) guru tesebut mampu melaksanakan peranan-perananya secara berhasil,

(3) guru tersebut mampu bekerja dalm usaha mencapai tujuan pendidikan

(tujuan instruksional) sekolah. (4) guru tersebut mampu melaksanakan

Page 43: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

26

peranannya dalam proses mengajar dan belajar dalam kelas. Hamalik

memberikan karakter yang lebih rinci lagi terhadap 4 indikator diatas:

Tabel 2.1 Karakter Kompetensi Guru

No Karakter kompetensi Indikator

1 Guru mampu mengembangkan

tanggung jawab dengan sebaik-

baiknya.

a. Tanggung jawab moral

b. Tanggung jawab

bidang pendidikan di

sekolah

c. Tanggung jawab dalam

bidang kemasyarakatan

d. Tanggung jawab dalam

bidang keilmuan

2 Guru mampu melaksanakan

peranannya secara berhasil.

a. Guru sebagai pendidik

dan pengajar

b. Guru sebagai anggota

masyarakat

c. Guru sebagai pemimpin

d. Guru sebagai pelaksana

administrasi ringan

e. Kompetensi guru

model P3G

3 Guru mampu bekerja dalam usaha

mencapai tujuan pendidikan (tujuan

instruksional) sekolah.

a. Bidang pengetahuan

b. Bidan keterampilan

c. Bidang nilai dan sikap

4 Guru mampu melaksanakan

perananya dalam proses mengajar

dan belajar dalam kelas.

a. Guru sebagai pengajar

b. Guru sebagai pemimpin

kelas

c. Guru sebagai

pembimbing

d. Guru sebagai pengatur

lingkungan

e. Guru sebagai partisipan

f. Guru sebagai

ekspeditur

g. Guru sebagai perencana

h. Guru sebagai

supervisor

i. Guru sebagai motivator

j. Guru sebaga penanya

k. Guru sebagai

pengganjar

l. Guru sebagai evaluator

m. Guru sebagai konselor

Page 44: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

27

2.1.2.4 Peranan dan Kompetensi Profesional Guru dalam Proses

Mengajar dan Belajar

Keberhasilan guru melaksanakan peranannya dalam bidang

pendidikan sebagian besar terletak pada kemampuannya melaksanakan

berbagai peranan yang bersifat khusus dalam situasi mengajar dan belajar.

Berdasarkan studi literatur terhadap pandangan Adams & Dickey

dalam bukunya Basic Principles of Student Teaching, dapat ditarik

kesimpulan bahwa paling tidak terdapat 13 peranan guru di dalam kelas

(dalam situasi belajar mengajar). Tiap peranan menuntut berbagai

kompetensi atau keterampilan mengajar yang dipandang inti untuk masing-

masing peranan tersebut (Hamalik, 2008:48-49). Dari peranan tersebut yang

akan menjadi indikator dalam penelitian ini, untuk lebih jelasnya akan

diuraikan sebagai berikut:

1. Guru sebagai pengajar (menguasai materi),

Guru sebagai pengajar yakni menyampaikan ilmu pengetahuan,

perlu memiliki keterampilan memberikan informasi kepada kelas. Guru

bertugas memberikan pengajaran di dalam kelas. Ia menyampaikan

pelajaran agar murid memahami dengan baik semua pengetahuan yang

telah disampaikan itu. Selain dari itu juga ia juga berusaha agar terjadi

perubahan sikap, keterampilan, kebiasaan, hubungan sosial, apresiasi dan

sebagainya melalui pengajaran yang diberikannya (Hamalik, 2003:124).

Guru sebagai pengajar harus menguasai bahan pelajaran.

Kemampuan menguasai bahan pelajaran sebagai bagian integral dari

Page 45: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

28

proses belajar mengajar. Guru yang bertaraf profesional penuh mutlak

harus menguasai bahan yang akan diajarkannya. Penguasaan bahan

pelajaran memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Dikemukakan oleh Petters, bahwa proses dan hasil belajar tergantung

kepada penguasaan mata pelajaran guru dan keterampilan mengajarnya.

Pendapat ini diperkuat oleh Hilda Taba yang menyatakan bahwa

keefektifan pengajaran dipengaruhi oleh karakteristik guru dan siswa,

bahan pelajaran, dan aspek lain yang berkenaan dengan situasi pelajaran.

Jadi terdapat hubungan yang positif antara penguasaan bahan oleh guru

dengan hasil belajar yang dicapai siswa. Artinya makin tinggi

penguasaan bahan pelajaran oleh guru makin tinggi pula hasil belajar

yang dicapai siswa (Sudjana, 2008:5).

2. Guru sebagai pemimpin kelas (mampu mengelola kelas)

Guru sebagai pemimpin kelas yaitu perlu memiliki keterampilan

cara memimpin kelompok-kelompok murid.

Sebagai pemimpin kelas maka guru harus dapat mengelola kelas,

untuk mengajar suatu kelas guru dituntut mampu mengelola kelas yakni

menyediakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya proses belajar

mengajar. Kalau belum kondusif, guru harus berusaha seoptimal

mungkin untuk membenahinya (Sardiman,1994:166). Menurut Hamalik

(2008:54), kemampuan mengelola kelas meliputi:

1. Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran, meliputi mempelajari

macam-macam pengaturan tempat duduk dan setting ruangan kelas

Page 46: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

29

yang sesuai dengan tujuan intruksional yang ingin dicapai,

mempelajari kriteria penggunaan macam-macam pengaturan tempat

duduk setting ruangan.

Menurut Sardiman (1994:167), mengatur tata ruang kelas

maksudnya guru harus dapat mendesain dan mengatur tata ruang kelas

sedemikian rupa sehingga guru dan anak didik itu kreatif, kerasan

belajar di ruangan itu. Misalnya bagaimana mengatur meja dan tempat

duduk, menempatkan papan tulis, tempat meja guru, bahkan

bagaimana pula harus mengatur hiasan di dalam ruangan kelas.

2. Menciptakan iklim belajar yang serasi, meliputi: mempelajari

faktor-faktor yang mengganggu iklim belajar mengajar yang serasi,

mempelajari strategi dan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat

preventif, berlatih menggunakan strategi dan prosedur pengelolaan

kelas yang bersifat preventif, mempelajari pendekatan-pendekatan

pengelolaan kelas yang bersifat kuratif, dan berlatih menggunakan

prosedur pengelolaan kelas yang bersifat kuratif.

Menurut Sardiman (1994:167), menciptakan iklim belajar yang

serasi, maksudnya guru harus mampu menangani dan mengarahkan

tingkah laku anak didiknya agar tidak merusak suasana kelas. Kalau

sekiranya terdapat tingkah laku anak didik yang kurang serasi

misalnya ramai, nakal, ngantuk atau menganggu teman lain, guru

harus dapat mengambil tindakan yang tepat, menghentikan tingkah

laku anak tadi, kemudian mengarahkan yang lebih produktif.

Page 47: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

30

3. Guru sebagai pembimbing (mengarahkan dan mendorong kegiatan

belajar siswa)

Guru sebagai pembimbing perlu memiliki keterampilan cara

mengarahkan dan mendorong kegiatan belajar siswa.

Pendidik senantiasa harus menunjukan kepada anak manusia yang

masih muda, tentang kepentingan masyarakat lingkungannya dengan

segala variasi dan perubahan-perubahan yang progresif, tujuan mereka

belajar harus digarisbawahi dengan tebal dan jelas, maka diperlihatkan

jalan dan arah serta perlengkapan menuju tujuan yang sedang dikejar.

Semua aktivitas belajar harus tunduk terhadap tujuan mereka harus terus

menerus diberi semangat yang kuat dan benar (Mustaqim, 2001:99).

4. Guru sebagai pengatur lingkungan (mampu menyediakan media

pembelajaran)

Guru sebagai pengatur lingkungan perlu memiliki keterampilan

mempersiapkan dan menyediakan alat dan bahan pelajaran.

Menurut Hamalik (1994:54-55), kemampuan menggunakan

media/sumber dengan pengalaman belajarnya, meliputi yang berikut ini.

1. Mengenal, memilih, dan menggunakan media, meliputi:

(a) Mempelajari macam-macam media pendidikan.

(b) Mempelajari kriteria pemilihan media pendidikan.

(c) Berlatih menggunakan media pendidikan.

(d) Merawat alat-alat bantu belajar mengajar.

Page 48: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

31

2. Membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana, meliputi:

(a) Mengenali bahan-bahan yang tersedia di lingkungan sekolah

untuk membuat alat-alat bantu.

(b) Mempelajari perkakas untuk membuat alat-alat bantu mengajar.

3. Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka proses

belajar mengajar, meliputi:

(a) Mempelajari cara-cara menggunakan laboratorium.

(b) Mempelajari cara-cara dan aturan pengamanan kerja di

laboratorium.

(c) Berlatih mengatur tata ruang laboratorium.

(d) Mempelajari cara merawat dan menyimpan alat-alat.

5. Guru sebagai partisipan (berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar)

Guru sebagai partisipan perlu memiliki keterampilan cara

memberikan saran, mengarahkan pemikiran kelas, dan memberikan

penjelasan.

6. Guru sebagai ekspeditur (mampu memberikan bahan ajar dengan

contoh-contoh yang benar)

Guru sebagai ekspeditur perlu memiliki keterampilan menyelidiki

sumber-sumber masyarakat yang akan digunakan.

7. Guru sebagai perencana (mempunyai keterampilan memilih bahan ajar)

Guru sebagai perencana perlu memiliki keterampilan cara

memilih dan meramu bahan pelajaran secara profesional.

Page 49: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

32

Menurut Hamalik (1994: 46), guru sebagai perencana mempunyai

peranan agar perencanaan senantiasa direlevansikan dengan kondisi

masyarakat, kebiasaan belajar siswa, pengalaman dan pengetahuan siswa,

metode belajar yang serasi, dan materi pelajaran yang sesuai dengan

minatnya.

8. Guru sebagai supervisor (menjaga ketertiban kelas)

Guru sebagai supervisor perlu memiliki keterampilan mengawasi

kegiatan anak dan ketertiban kelas.

9. Guru sebagai motivator (sebagai motivator belajar)

Guru sebagi motivator perlu memiliki keterampilan mendorong

motivasi belajar kelas.

Menurut Slameto (2003: 96), seorang guru harus mampu

menimbulkan semangat belajar secara individual. Masing-masing siswa

mempunyai perbedaan dalam pengalaman, kemampuan dan sifat-sifat

pribadi yang lain, sehingga dapat memberikan kebebasan dan kebiasaan

pada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dan penuh

inisiatif dan kreatif dalam pekerjaannya.

10. Guru sebagai penanya (dapat mengaktifkan siswa)

Guru sebagai penanya perlu memiliki keterampilan cara bertanya

yang merangsang kelas berpikir, dan cara memecahkan masalah.

Page 50: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

33

11. Guru sebagai pengganjar (memberikan penghargaan kepada murid

yang berprestasi)

Guru sebagai pengganjar perlu memilki keterampilan cara

memberikan penghargaan terhadap anak-anak yang berprestasi. Menurut

Hamalik (2003:99), dengan memberikan ganjaran terhadap prestasi yang

dicapai oleh siswa dapat merangsang untuk mencapai prestasi yang lebih

baik dikemudian hari.

12. Guru sebagai evaluator (menilai siswa secara objektif)

Guru sebagai evaluator perlu memilki keterampilan cara menilai

anak-anak secara objektif, kotinue, dan komprehensif.

Setiap jenis pendidikan atau bentuk pendidikan pada waktu-waktu

tertentu selama satu periode pendidikan orang selalu mengadakan

evaluasi, artinya pada waktu-waktu tertentu selama satu periode

pendidikan tadi orang selalu mengadakan penilaian terhadap hasil yang

telah dicapai, baik oleh pihak terdidik, maupun oleh pendidik. Demikian

pula dalam satu kali proses belajar mengajar guru hendaknya menjadi

seorang evaluator yang baik. Suatu kegiatan belajar mengajar jika tidak

dilengkapi dengan kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui apakah

tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau tidak, apakah materi yang

akan diajarkan sudah dikuasai atau belum oleh siswa, apakah metode

yang digunakan sudah cukup tepat. Semua pertanyaan tesebut akan dapat

dijawab melalui kegiatan evaluasi atau penilaian.

Page 51: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

34

Dengan kata lain, penilaian perlu dilakukan karena dengan

penilaian guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan,

penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan

metode mengajar. Tujuan lain dari penilaian diantaranya ialah untuk

mengetahui kedudukan siswa di dalam kelas atau kelompoknya. Dengan

penilaian guru dapat menetapkan apakah seorang siswa termasuk ke

dalam kelompok siswa yang pandai, sedang, kurang, atau cukup baik di

kelasnya jika dibandingkan dengan teman-temannya. Dengan menelaah

pencapaian tujuan pengajaran, guru dapat mengetahui apakah proses

belajar mengajar yang dilakukan cukup efektif, cukup memberikan hasil

yang baik dan memuaskan, atau bahkan sebaliknya. Dengan ini, jelaslah

bahwa guru hendaknya mampu dan terampil dalam melaksanakan

penilaian karena dengan penilaian guru dapat mengetahui prestasi yang

dicapai oleh siswa setelah ia melaksanakan proses belajar.

Dalam fungsinya sebagai penilai hasil belajar siswa, guru

hendaknya terus menerus mengikuti hasil-hasil belajar yang telah dicapai

oleh siswa dari waktu kewaktu. Informasi yang diperoleh melalui

evaluasi ini akan merupakan umpan balik terhadap proses belajar

mengajar. Umpan balik ini akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki

dan meningkatakan proses belajar mengajar selanjutnya. Dengan

demikian, proses belajar mengajar akan terus menerus ditingkatkan untuk

memproleh hasil yang optimal (Usman, 1990:9).

Page 52: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

35

13. Guru sebagai konselor

Guru sebagai konselor perlu memiliki keterampilan cara

membantu anak-anak yang mengalami kesulitan tertentu.

Menurut Hamalik (1994: 48), dalam rangka mempermudah dan

memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk belajar, maka sudah

barang tentu banyak masalah dan current issues yang dihadapi oleh anak-

anak, baik dalam segi belajar maupun dalam segi pribadi. Bimbingan

yang diberikan oleh guru adalah sejenis pemberian fasilitas belajar bagi

anak, oleh sebab melalui bimbingan itu, guru dapat mendorong dan

membantu anak mengatasi kesulitannya dan sekaligus memberi jalan

yang seharusnya ditempuh oleh anak agar berhasil.

2.1.3 Fasilitas

2.1.3.1 Pengertian Fasilitas Belajar

Fasilitas adalah sarana dan prasarana. Menurut Bafadal (2003: 2)

Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang

secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Sedangkan

prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara

tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.

Menurut Dimyati, dkk (2009:249-250), prasarana pembelajaran

meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olah raga, ruang ibadah,

ruang kesenian, dan peralatan olah raga. Sarana pembelajaran meliputi buku

pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorim sekolah, dan berbagai

Page 53: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

36

media pengajaran yang lain. Menurut Djamarah (2002,92), fasilitas adalah

kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Mengutip dari

jurnal Ihuoma P. Asiabaka (2008,10), “School facilities are the material

resources provided for staff and students to optimize their productivity in the

teaching and learning process” (fasilitas sekolah merupakan sumber-sumber

materi yang disediakan untuk staf dan siswa untuk mengoptimalkan

produktivitas mereka dalam mengajar dan proses belajar). Jadi, dapat

disimpulkan bahwa fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat memperlancar

kegiatan.

2.1.3.2 Ruang Lingkup Fasilitas Belajar

Menurut Suharsimi (1988: 268), persyaratan fasilitas pendidikan

kejuruan tergantung dari dua hal: (1) waktu relatif yang diperlukan untuk

kegiatan laboratorium dan (2) tingkat kegunaan alat-alat untuk berbagai

bidang pelajaran. Kegiatan belajar di lembaga pendidikan kejuruan (sebagai

persiapan kerja di masyarakat), lebih dititikberatkan pada action learning.

Pemilihan bentuk pengajaran ini juga dipengaruhi oleh fasilitas ruangan yang

tersedia. Pendidikan kejuruan harus menyesuaikan tersedianya ruangan untuk

keperluan pemberian teori dan praktik.

Nawawi (1987) dalam Bafadal mengklasifikasikan sarana pendidikan

menjadi beberapa macam yaitu (1) ditinjau dari habis tidaknya dipakai (2)

ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan (3) ditinjau dari

hubungannya dengan proses belajar mengajar.

Page 54: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

37

1. Ditinjau dari habis tidaknya dipakai

a. Sarana pendidikan yang habis pakai

Sarana pendidikan yang habis pakai adalah segala bahan atau

alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu relative singkat.

Sebagai contohnya adalah kapur tulis yang biasa digunakan oleh guru

dan siswa dalam pembelajaran. Selain itu, ada beberapa sarana

pendidikan yang berubah misalnya, kayu, besi, dan kertas karton yang

sering kali digunakan oleh guru mengajar materi pelajaran

keterampilan. Sementara, sebagai contoh sarana pendidikan yang

berubah bentuk adalah pita mesin tulis, bola lampu, dan kertas.

b. Sarana pendidikan yang tahan lama

Sarana pendidikan yang tahan lama adalah keseluruhan bahan

atau alat yang dapat digunakan secara terus-menerus dalam waktu yang

relative lama. Beberapa contohnya adalah bangku sekolah, mesin tulis,

globe, dan beberapa peralatan olahraga.

2. Ditinjau dari bergerak tidaknya

a. Sarana pendidikan yang bergerak

Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan

yang bisa digerakkan atau dipindah sesuai dengan kebutuhan

pemakaiannya. Lemari arsip sekolah misalnya, merupakan salah satu

sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindahkan ke mana-

mana bila diinginkan. Demikian pula bangku sekolah termasuk sarana

pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindahkan ke mana saja.

Page 55: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

38

b. Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak

Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak adalah semua

sarana pendidikan yang bisa atau relative sangat sulit untuk

dipindahkan.

3. Ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar

Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada dua

jenis sarana pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang secara langsung

digunakan dalam proses belajar mengajar. Sebagai contoh adalah kapur

tulis, atlas, dan sarana pendidikan lainnya yang digunakan guru dalam

mengajar. Kedua, sarana pendidikan yang secara tidak langsung

berhubungan dengan proses belajar mengajar seperti lemari arsip di kantor

sekolah merupakan sarana pendidikan yang secara tidak langsung

digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar.

Sedangkan prasarana pendidikan di sekolah bisa diklasifikasikan

menjadi dua macam. Pertama, prasarana pendidikan yang secara langsung

digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang

perpustakaan, ruang praktik keterampilan, dan ruang laboratorium. Kedua,

prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses

belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya

proses belajar mengajar. Beberapa contoh tentang prasarana sekolah jenis

terakhir tersebut diantaranya adalah ruang kantor, kantin sekolah, tanah

dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang usaha kesehatan sekolah,

ruang guru, ruang kepala sekolah, dan tempat parkir kendaraan.

Page 56: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

39

Menurut peraturan Mendiknas (2008: 3) SMK / MAK sekurang-

kurangnya memiliki prasarana yang dikelompokkan dalam ruang

pembelajaran umum, ruang penunjang, dan ruang pembelajaran khusus.

ruang pembelajaran umum terdiri dari ruang kelas, ruang perpustakaan.

Kelompok ruang penunjang terdiri dari ruang pimpinan, ruang guru, ruang

tata usaha, tempat beribadah, ruang konseling, ruang UKS, ruang

organisasi kesiswaan, jamban, gudang, ruang sirkulasi, tempat

bermain/olah raga. Sedangkan kelompok ruang pembelajaran khusus

meliputi ruang praktek yang disesuaikan dengan program keahlian.

a. Ruang praktik program Keahlian administrasi perkantoran berfungsi

sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran, kegiatan

mengetik berbagai warkat dan dokumen, kearsipan dengan berbagai

cara, pengoperasian kantor, serta administrasi dan perkantoran.

b. Luas minimum ruang praktik Program Keahlian administrasi

perkantoran adalah 176 m2 untuk menampung 32 peserta didik yang

meliputi : ruang praktik mengetik/komputer 32 m2, ruang praktik

kearsipan 32 m2, ruang praktik mesin kantor 32 m2, ruang praktik

perkantoran 32 m2, ruang penyimpanan dan instruktur 48 m2.

c. Ruang praktik Program Keahlian Administrasi Perkantoran dilengkapi

prasarana sebagaimana tercantum pada tabel berikut :

d. Jenis, rasio, dan deskripsi standar prasarana ruang praktik program

keahlian administrasi perkantoran.

Page 57: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

40

Tabel 2.2 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang

Praktik Program Keahlian Administrasi Perkantoran

No. Jenis Rasio Deskripsi

1 Ruang praktik

Mengetik/computer

4 m2/peserta

didik

Kapasitas untuk 8 peserta didik.

Luas minimum adalah 32 m2.

Lebar minimum adalah 4 m.

2 Ruang praktik

Kearsipan

4 m2/peserta

didik

Kapasitas untuk 8 peserta didik.

Luas minimum adalah 32 m2.

Lebar minimum adalah 4 m.

3 Ruang praktik mesin

kantor

4 m2/peserta

didik

Kapasitas untuk 8 peserta didik.

Luas minimum adalah 32 m2.

Lebar minimum adalah 4 m.

4 Ruang praktik

Perkantoran

4 m2/peserta

didik

Kapasitas untuk 8 peserta didik.

Luas minimum adalah 32 m2.

Lebar minimum adalah 4 m.

5 Ruang penyimpanan

dan instruktur

4 m2/peserta

didik

Kapasitas untuk 8 peserta didik.

Luas minimum adalah 32 m2.

Lebar minimum adalah 4 m.

Sumber : Peraturan Mendiknas Tahun 2008.

The liang gie dalam Nur ahlikhah (2008: 30-32) menjelaskan aspek-

aspek fasilitas belajar sebagai berikut:

a. Tempat atau ruang belajar

Salah satu syarat untuk dapat belajar dengan sebaik-baiknya ialah

tersedianya tempat atau ruang belajar. Tempat/ruang belajar inilah yang

digunakan oleh siswa untuk melakukan kegiatan belajar mengajar.

b. Penerangan cukup

Penerangan yang terbaik ialah sinar matahari karena warnanya

putih dan sangat intensif. Namun apabila cuaca tidak baik pihak sekolah

Page 58: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

41

juga harus menyediakan penerangan sehingga tidak akan mengganggu

proses belajar mengajar dikelas.

c. Buku-buku pegangan

Syarat yang lain dalam kegiatan belajar mengajar yaitu buku-buku

pegangan. Buku-buku pegangan yang dimaksud disini adalah buku-buku

pelajaran yang dapat menunjang pemahaman siswa dalam menerima

materi yang disampaikan oleh guru.

d. Kelengkapan belajar

Selain buku-buku pegangan, peralatan praktek juga penting untuk

menunjang kegiatan belajar mengajar.

2.2 Kerangka Berpikir

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan sekolah yang berusaha

mencetak lulusan yang siap kerja dan siap bersaing dalam dunia kerja.

Berdasarkan kurikulum SMK, salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh

siswa program studi keahlian administrasi perkantoran adalah mampu

mengetik dengan sistem 10 jari buta. Mengingat pentingnya mengetik dengan

sistem 10 jari sebagai efisiensi kerja, maka lulusan SMK yang nantinya akan

bersaing di dunia kerja harus mampu mengetik dengan sistem 10 jari buta.

Agar siswa terampil mengetik maka dibutuhkan suatu pembelajaran yang

efektif dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai peranan yang cukup

besar dalam proses belajar mengajar. Guru yang efektif adalah guru yang

mempunyai empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi

Page 59: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

42

sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional. Kompetensi

profesional adalah kemampuan guru dalam menjalankan profesinya sebagai

pendidik yang berkaitan dengan penguasan ilmu pengetahuan dan

kemampuan guru untuk mentranfer ilmu pengetahuan kepada anak didik

sehingga anak didik dapat memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.

Selain kompetensi profesional, fasilitas juga berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa. Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan

memperlancar usaha/kegiatan. Dengan adanya kompetensi profesional guru

dan fasilitas belajar di sekolah yakni berupa peralatan dan perlengkapan yang

mendukung siswa dalam prosees belajar mengajar, dapat menghasilkan

perolehan belajar yang baik.

Page 60: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

43

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Kompetensi Professional Guru (X1),

indikator:

1. Guru sebagai pengajar

2. Guru sebagai pemimpin kelas

3. Guru sebagai pembimbing

4. Guru sebagai pengatur lingkungan

5. Guru sebagai partisipan

6. Guru sebagai ekspeditur

7. Guru sebagai perencana

8. Guru sebagai supervisor

9. Guru sebagai motivator

10. Guru sebagai penanya

11. Guru sebagai pengganjar

12. Guru sebagai evaluator

13. Guru sebagai konselor

(Hamalik, 2008:48-49)

Fasilitas Belajar (X2), indicator:

1. Sarana

2. Prasarana

(Bafadal, 2004:2)

Kemampuan

Mengetik System 10

Jari Buta (Y),

indikator: diambil dari

nilai tes mengetik

manual.

Page 61: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

44

2.3 Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data

yang terkumpul (Suharsimi, 2006: 71). Hipotesis dalam penelitian ini yaitu

“ada pengaruh yang signifikan baik secara parsial maupun simultan antara

kompetensi profesional guru dan fasilitas belajar terhadap kemampuan

mengetik sistem 10 jari buta siswa kelas X program keahlian Administrasi

Perkantoran di SMK Negeri 1 Pemalang”.

Page 62: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

45

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi, 2006: 130).

Sedangkan menurut Sugiyono populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2008: 215). Penelitian ini merupakan penelitian

populasi. Hal ini dikarenakan jumlah subyek penelitian kurang dari 100

siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X program

studi Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Pemalang Tahun pelajaran

2009/2010 yang berjumlah 80 siswa.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2008: 38). Variabel

dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu dua variabel bebas dan satu

variabel terikat.

3.2.1 Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono,

2008:39). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

Page 63: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

46

1. Kompetensi profesional guru (X1), indikatornya:

a. Guru sebagai pengajar

b. Guru sebagai pemimpin kelas

c. Guru sebagai pembimbing

d. Guru sebagai pengatur lingkungan

e. Guru sebagai partisipan

f. Guru sebagai ekspeditur

g. Guru sebagai perencana

h. Guru sebagai supervisor

i. Guru sebagai motivator

j. Guru sebagai penanya

k. Guru sebagai pengganjar

l. Guru sebagai evaluator

m. Guru sebagai konselor

2. Fasilitas belajar (X2), indikatornya:

a. Sarana

b. Prasarana

3.2.2 Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah Kemampuan mengetik sistem 10 jari buta siswa, indikatornya berupa

nilai dari hasil tes praktek mengetik siswa.

Page 64: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

47

3.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data untuk keperluan

penelitian (Suharsimi, 2006: 21). Dalam penelitian ini menggunakan

metode/teknik pengumpulan data sebagai berikut:

3.3.1 Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan

mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip,

buku, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, agenda dan sebagainya

(Suharsimi, 2006: 158). Metode ini adalah suatu metode pengumpulan data

yang dilakukan secara sistematis dan digunakan untuk memperoleh data yang

berkaitan dengan objek penelitian yaitu berupa daftar nama siswa.

3.3.2 Metode Angket atau Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawab (Sugiyono, 2008: 142). Angket ini digunakan untuk

mendapatkan informasi data tentang pengaruh kompetensi profesional guru,

dan fasilitas belajar terhadap kemampuan mengetik sistem 10 jari buta

program studi administrasi perkantoran di SMK N 1 Pemalang.

Angket/kuesioner yang digunakan menggunakan pendekatan skala likert

dimana setiap pernyataan dalam angket memiliki lima alternatif jawaban

yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS),

Sangat Tidak Setuju (STS). Dari kelima jawaban tersebut masing-masing

memiliki skor yang akan menentukan apakah jawaban dari pernyataan

Page 65: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

48

tentang variabel-variabel penelitian terebut tinggi atau tidak. Skor tersebut

terdiri dari:

1. Skor 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS)

2. Skor 4 untuk jawaban Setuju (S)

3. Skor 3 untuk jawaban Kurang Setuju (KS)

4. Skor 2 untuk jawaban Tidak setuju (TS)

5. Skor 1 untuk jawaban Sangat tidak Setuju (STS)

3.3.3 Metode Tes

Metode tes digunakan untuk mengukur ada tidaknya serta besarnya

kemampuan objek yang diteliti (Arikunto, 2006:198). Instrument yang berupa

tes digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian/prestasi.

Dalam metode tes, siswa diminta untuk mengetik naskah yang telah

disediakan, kemudian menghitung hasil kecepatan mengetik sehingga dapat

diketahui kemampuan mengetik sistem 10 jari buta pada siswa kelas X

program keahlian Administrasi Perkantoran.

3.4 Uji Instrumen Penelitian

Uji coba instrumen penelitian dilakukan sebelum angket diberikan

kepada responden. Tujuan dari uji coba instrumen adalah untuk menghindari

pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas, menghilangkan kata-kata yang sulit

dipahami, mempertimbangkan penambahan atau pengurangan item.

Instrumen ditentukan oleh tingkat kesahihan dan keterandalan. Uji coba

instrumen dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen

Page 66: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

49

sehingga dapat diketahui layak tidaknya instrumen tersebut digunakan dalam

pengambilan data penelitian.

Instrumen penelitian yang diuji cobakan adalah instrumen kompetensi

profesional guru (X1), dan Fasilitas belajar (X2).

3.4.1 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi, 2006: 168). Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan

apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Uji

validitas dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung (pada kolom corrected

item-Total Correlation) dengan nilai rtabel (pada tabel r product moment)

sebesar 0,444. Pernyataan dikatakan valid apabila nilai rhitung > rtabel dengan

menggunakan level signifikan 5%. Untuk mengetahui kevalidan butir-butir

angket dapat diketahui dengan membandingkan rhitung pada hasil perhitungan

dengan SPSS for windows release 15 dengan rtabel.

Berdasarkan hasil uji validitas kompetensi profesional guru,

memperlihatkan nilai r hitung item pernyataan no 6, 10, 14, dan 33 yang lebih

kecil dari nilai r tabel tidak valid untuk digunakan sebagai alat ukur variabel

kompetensi profesional guru, adapun item pernyataan yang tidak valid

terdapat pada indikator guru sebagai pemimpin kelas, guru sebagai

pembimbing, guru sebagai pengatur lingkungan, dan guru sebagai evaluator,

karena sudah terwakili oleh pernyataan lain yang valid maka pernyataan yang

tidak valid dihilangkan.

Page 67: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

50

Berdasarkan ujicoba angket kepada 20 responden diperoleh hasil

seperti yang tercantum pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1 Hasil Ujicoba Validitas Variabel Kompetensi Profesional

Guru

Kompetensi Profesional guru

No R hitung R table Keterangan

1 0.603 0.444 Valid

2 0.536 0.444 Valid

3 0.488 0.444 Valid

4 0.545 0.444 Valid

5 0.475 0.444 Valid

6 -0.330 0.444 Tidak valid

7 0.615 0.444 Valid

8 0.496 0.444 Valid

9 0.617 0.444 Valid

10 0.360 0.444 Tidak valid

11 0.528 0.444 Valid

12 0.466 0.444 Valid

13 0.580 0.444 Valid

14 0.317 0.444 Tidak valid

15 0.603 0.444 Valid

16 0.487 0.444 Valid

17 0.629 0.444 Valid

18 0.545 0.444 Valid

19 0.553 0.444 Valid

20 0.680 0.444 Valid

21 0.664 0.444 Valid

22 0.483 0.444 Valid

23 0.578 0.444 Valid

24 0.545 0.444 Valid

25 0.493 0.444 Valid

26 0.573 0.444 Valid

27 0.548 0.444 Valid

28 0.538 0.444 Valid

29 0.511 0.444 Valid

30 0.505 0.444 Valid

31 0.617 0.444 Valid

32 0.523 0.444 Valid

33 0.365 0.444 Tidak valid

34 0.456 0.444 Valid

35 0.591 0.444 Valid

Sumber : Data Primer, diolah 2010

Page 68: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

51

Tabel 3.2 Hasil Ujicoba Validitas Variabel Fasilitas Belajar

Fasilitas Belajar

No R hitung R tabel Keterangan

36 0.514 0.444 Valid

37 0.615 0.444 Valid

38 0.544 0.444 Valid

39 0.599 0.444 Valid

40 0.603 0.444 Valid

41 0.554 0.444 Valid

42 0.535 0.444 Valid

43 0.551 0.444 Valid

44 0.062 0.444 Tidak valid

45 0.625 0.444 Valid

46 0.496 0.444 Valid

47 0.266 0.444 Tidak valid

48 0.107 0.444 Tidak valid

49 0.544 0.444 Valid

50 0.712 0.444 Valid

51 0.506 0.444 Valid

52 0.481 0.444 Valid

Sumber: Data Primer, diolah 2010

Berdasarkan hasil uji validitas variabel fasilitas belajar

memperlihatkan, nilai r hitung pada item pernyataan no 44, 47 pada

indikator sarana, dan item pernyataan no 48 pada indikator prasarana

lebih kecil dari nilai r table, maka tidak valid untuk digunakan sebagai

alat ukur variabel fasilitas belajar, karena sudah terwakili oleh

pernyataan lain yang valid maka pernyataan yang tidak valid

dihilangkan.

3.4.2 Reliabilitas

Reabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006: 174).

Page 69: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

52

Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunkan SPSS versi

15 dengan memilih menu analyze, kemudian pilih submenu scale, lalu

pilih reliability analysis. Hasil analisis tersebut akan diperoleh melalui

Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika

memberikan nilai Crombach Alpha > 0,60 (Nunnally dalam Ghazali

2009: 46). Berdasarkan ujicoba angket kepada 20 responden diperoleh

hasil uji reliabilitas seperti yang tercantum pada tabel berikut ini:

Tabel 3.3 Tabel Hasil Uji Coba Reliabilitas

No Variabel Cronbach

Alpha

Cronbach Alpha

yang disyaratkan Keterangan

1 Kompetensi

profesional

guru

0.931 > 0.60 Reliabel

2 Fasilitas

Belajar 0.872 > 0.60 Reliabel

Hasil cronbach alpha variabel kompetensi profesional guru, dan

fasilitas belajar > 0,60 sehingga semua indikator yang digunakan oleh

kedua variabel tersebut reliabel atau handal untuk digunakan sebagai

alat pengumpul data.

3.5 Metode Analisis Data

3.5.1 Metode Analisis Deskriptif Persentase

Penelitian ini akan menggunanakan tabel statistik yang menunjukkan

angka kisaran teoritis dan sesungguhnya, rata-rata standart deviasi dengan

rumus:

DP = 𝑛

𝑁 x 100%

Page 70: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

53

(Ali, 1984: 59)

Keterangan:

DP = Depkriptif Persentase

n = Nilai yang diperoleh

N = Jumlah seluruh nilai

Metode analisis deskriptif persentase digunakan untuk mengkaji

variabel kompetensi profesional guru, fasilitas belajar serta kemampuan

mengetik sistem 10 jari buta siswa. Variabel tersebut terdiri dari beberapa

indikator yang sangat mendukung dan kemudian indikator tersebut

dikembangkan menjadi instrumen (angket).

Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

1 Mengumpulkan angket yang telah diisi responden dan memeriksa

kelengkapan.

2 Mengubah skor kualitatif menjadi skor kuantitatif

3 Membuat tabulasi

4 Memasukkan dalam rumus deskriptif presentase

5 Menbuat tabel rujukan dengan cara sebagai berikut:

1. Menetapkan presentase tertinggi = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑥 100%

= 5

5 x 100% = 100%

2. Menetapkan presentase terendah = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 x 100%

= 1

5 x 100% = 20%

3. Menetapkan rentangan presentase = 100% - 20% = 80%

Page 71: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

54

4. Menetapkan kelas interval = 5

5. Interval = 80% : 5 = 16%

Berikut adalah tabel dan kriteria dari perhitungan diatas:

Tabel 3.4 Kriteria kompetensi profesional guru

Tabel 3.5 Kriteria Fasilitas Belajar

No Interval Kriteria

1 85% < skor ≤ 100% Sangat Baik

2 69% < skor ≤ 84% Baik

3 53% < skor ≤ 68% Cukup Baik

4 37% < skor ≤ 52% Kurang Baik

5 20% ≤ skor ≤ 36% Tidak Baik

Untuk membuat tabel 3.6, kategori nilai kemampuan mengetik sistem

10 jari buta siswa disusun berdasarkan kriteria hasil belajar mata pelajaran

produktif administrasi perkantoran di SMK N 1 Pemalang.

Tabel 3.6 Kriteria Nilai Kemampuan Mengetik Sistem

10 Jari Buta Siswa

No Rentang Nilai Kriteria

1 70-100 Kompeten

2 0-69 Belum kompeten

Sumber: Data nilai SMK N 1 Pemalang

No Interval Kriteria

1 85% < skor ≤ 100% Sangat Baik

2 69% < skor ≤ 84% Baik

3 53% < skor ≤ 68% Cukup Baik

4 37% < skor ≤ 52% Kurang Baik

5 20% ≤ skor ≤ 36% Tidak Baik

Page 72: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

55

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum menentukan persamaan atau model regresinya, maka

persamaan regresi harus memenuhi uji asumsi klasik terlebih dahulu karena

akan dijadikan sebagai alat prediksi.

3.5.2.1 Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regesi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen

(Ghazali, 2009: 95). Untuk mendeteksi adanya multikolonieritas dengan

melihat nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Jika

nilai tolerance tidak kurang dari 10% dan VIF tidak lebih dari 10 maka

tidak terjadi multikolonieritas.

3.5.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah pada model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan yang

lain. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedatisitas dilakukan dengan

cara melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (Zpred)

dengan residuanya (Sresid). Apabila tidak ada pola yang jelas, serta titik-

titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka dapat

disimpulkan tidak terjadi (bebas) heteroskedatisitas (Ghazali, 2009: 125).

3.5.2.3 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak.

Page 73: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

56

Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau

mendekati normal. Selain itu juga bisa menggunakan one sample

kolmogrov-smirnov test ( dengan menggunakan SPSS).

3.5.3 Metode Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh

antara variabel independen dengan variabel dependen, yaitu kompetensi

profesional guru (X1), dan fasilitas belajar (X2) terhadap kemampuan

mengetik sistem 10 jari buta (Y).

Analisis regresi yang dipergunakan menggunakan rumus:

Y = a + b1𝑋1 + 𝑏2𝑋2

Keterangan:

Y = variabel terikat (kemampuan mengetik sistem 10 jari buta)

a = konstanta

b1 = Nilai Koefisien variabel bebas X1

b2 = Nilai Koefisien variabel bebas X2

(Sugiyono, 2007: 275)

3.6 Pengujian Hipotesis

3.6.1 Uji Simultan (Uji F)

Uji simultan digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas

mempunyai pengaruh yang sama terhadap variabel terikat yaitu melalui alat

bantu SPSS. Dengan cara membandingkan antara nilai signifikan hitung

dengan signifikan α = 5% apabila perhitungan signifikan hitung < dari α (5%)

Page 74: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

57

maka Ho ditolak dan Ha diterima dan variabel bebas berpengaruh terhadap

variabel terikat.

3.6.2 Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial digunakan untuk menguji kemampuan koefisien parsial.

Dengan menggunakan alat bantu SPSS membandingkan antara signifikansi

hitung masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan nilai

signifikan hitung dengan signifikan α = 5%. Apabila perhitungan signifikan

hitung masing-masing variabel bebas (variabel X1, X2) < α (5%) maka Ho di

tolak dan Ha diterima artinya variabel bebas berpengaruh terhadap variabel

terikat.

3.6.3 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti varibel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen (Ghazali, 2009: 87). Dalam

menganalisis data penelitian digunakan program SPSS.

Page 75: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Ada dua analisis yang digunakan dalam skripsi ini yaitu analisis

deskriptif persentase dan analisis regresi. Analisis deskriptif digunakan untuk

mendeskripsikan variabel kompetensi profesional guru, fasilitas belajar, dan

kemampuan mengetik sistem 10 jari buta. Analisis berikutnya adalah analisis

regresi yang menggambarkan pengaruh kompetensi profesional guru dan

fasilitas belajar terhadap kemampuan mengetik sistem 10 jari buta. Perincian

hasil penelitian nampak sebagai berikut :

4.1.1 Deskriptif Persentase

Analisis deskriptif persentase terhadap skor yang diperoleh digunakan

untuk mengetahui gambaran jawaban responden terhadap kompetensi

profesional guru, fasilitas belajar dan kemampuan mengetik sistem 10 jari

buta pada siswa kelas X program keahlian administrasi perkantoran di SMK

N 1 Pemalang tahun ajaran 2009/2010.

4.1.1.1 Variabel Kompetensi Profesional Guru

Hasil analisis deskriptif pada data variabel kompetensi profesional guru

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 76: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

59

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan deskriptif Persentase Variabel Kompetensi

Profesional Guru

No Interval Frekuensi Persentase Kriteria

1

2

3

4

5

85% < skor ≤ 100%

69% < skor ≤ 84%

53% < skor ≤ 68%

37% < skor ≤ 52%

20% ≤ skor ≤ 36%

42

30

8

0

0

52.50

37.50

10.00

0.00

0.00

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

Jumlah 80 100

Sumber: Data Diolah, 2010

Berdasarkan tabel 4.1 terlihat ada 42 siswa yang menyatakan bahwa

kompetensi profesional guru termasuk dalam kategori sangat baik yaitu

sebesar 52,50% dengan indikator guru sebagai pengajar, guru sebagai

pemimpin kelas, guru sebagai pembimbing, guru sebagai pengatur

lingkungan, guru sebagai partisipan, guru sebagai ekspeditur, guru sebagai

perencana, guru sebagai supervisor, guru sebagai motivator, guru sebagai

penanya, guru sebagai pengganjar, guru sebagai evaluator, dan guru sebagai

konselor. Untuk lebih jelasnya dapa dilihat pada diagram di bawah ini:

Gambar 4.1 Diagram Batang Variabel Kompetensi Profesional Guru

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

1 2 3 4 5

Page 77: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

60

Dilihat dari masing-masing indikator terlihat bahwa indikator yang

paling tinggi persentasenya adalah pada indikator guru sebagai pengajar yaitu

sebesar 82,50% dengan kategori sangat baik.

Secara lebih rinci gambaran tentang kompetensi profesionl guru

ditinjau dari tiap-tiap indikator dapat disajikan sebagai berikut:

1. Guru Sebagai Pengajar

Guru sebagai pengajar yakni menyampaikan ilmu pengetahuan, perlu

memiliki keterampilan memberikan informasi kepada kelas yang diajarnya.

Hasil perhitungan analisis deskriptif presentase guru sebagai pengajar mata

diklat mengetik di SMK N 1 Pemalang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Deskriptif Persentase Indikator guru sebagai pengajar

No Interval Frekuensi Persentase Kriteria

1

2

3

4

5

85% < skor ≤ 100%

69% < skor ≤ 84%

53% < skor ≤ 68%

37% < skor ≤ 52%

20% ≤ skor ≤ 36%

66

8

4

2

0

82,50

10,00

5,00

2,50

0,00

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

Jumlah 80 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Berdasarkan tabel 4.2 tersebut sebanyak 82,50% terrmasuk dalam

kriteria sangat baik, dan 2,50% dalam kriteria kurang baik. Terlihat bahwa

guru sebagai pengajar meliputi kemampuan menguasai materi, kemampuan

menjelaskan materi kepada siswa dan kemampuan menjawab pertanyaan

siswa dalam kategori sangat baik. Dari data tersebut menunjukkan bahwa

sebagian besar siswa menyatakan bahwa kompetensi profesional guru sebagai

pengajar sangat baik.

Page 78: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

61

2. Guru Sebagai Pemimpin Kelas

Guru sebagai pemimpin kelas yaitu perlu memiliki keterampilan cara

memimpin kelompok-kelompok muridnya. Hasil perhitungan analisis

deskriptif persentase guru sebagai pemimpin kelas untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Deskriptif Persentase Indikator guru sebagai pemimpin kelas

No Interval Frekuensi Persentase Kriteria

1

2

3

4

5

85% < skor ≤ 100%

69% < skor ≤ 84%

53% < skor ≤ 68%

37% < skor ≤ 52%

20% ≤ skor ≤ 36%

54

18

5

3

0

67,50

22,50

6,30

3,80

0,00

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

Jumlah 80 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Berdasarkan tabel 4.3 tersebut sebanyak 67,50% terrmasuk dalam

kriteria sangat baik, dan 3,80% dalam kriteria kurang baik. Terlihat bahwa

guru sebagai pemimpin kelas meliputi kemampuan mengatur tempat duduk

dan mesin ketik yang akan digunakan siswa sebelum latihan mengetik, serta

kemampuan mengkondisikan kelas dalam kategori sangat baik. Dari data

tersebut menunjukan bahwa sebagian besar siswa menyatakan bahwa

kompetensi profesional guru sebagai pemimpin kelas sangat baik.

3. Guru Sebagai Pembimbing

Guru sebagai pembimbing perlu memiliki keterampilan cara

mengarahkan dan mendorong kegiatan belajar mengajar siswa. Hasil

perhitungan analisis deskriptif persentase guru sebagai pembimbing untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 79: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

62

Tabel 4.4 Deskriptif Persentase Indikator guru sebagai pembimbing

No Interval Frekuensi Persentase Kriteria

1

2

3

4

5

85% < skor ≤ 100%

69% < skor ≤ 84%

53% < skor ≤ 68%

37% < skor ≤ 52%

20% ≤ skor ≤ 36%

61

13

5

1

0

76,30

16,30

6,30

1,30

0,00

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

Jumlah 80 100

Sumber: Data Diolah, 2010

Berdasarkan tabel 4.4 tersebut sebanyak 76,30% terrmasuk dalam

kriteria sangat baik, dan 1,30% dalam kriteria kurang baik. Terlihat bahwa

guru sebagai pembimbing meliputi kemampuan memberikan dorongan

kepada siswa agar selalu belajar menggunakan kesepuluh jarinya ketika

mengetik, dalam proses belajar mengajar guru mengingatkan cara mengetik

yang baik, serta memberikan arahan berupa nasehat apabila melihat siswa

melakukan kesalahan ketika praktek mengetik dalam kategori sangat baik.

Dari data tersebut menunjukan bahwa sebagian besar siswa menyatakan

bahwa kompetensi profesional guru sebagai pembimbing sangat baik.

4. Guru Sebagai Pengatur Lingkungan

Guru sebagai pengatur lingkungan perlu memiliki keterampilan

mempersiapkan dan menyediakan alat dan bahan pelajaran. Hasil perhitungan

analisis deskriptif persentase guru sebagai pengatur lingkungan untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 80: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

63

Tabel 4.5 Deskriptif Persentase Indikator guru sebagai pengatur

lingkungan

No Interval Frekuensi Persentase Kriteria

1

2

3

4

5

85% < skor ≤ 100%

69% < skor ≤ 84%

53% < skor ≤ 68%

37% < skor ≤ 52%

20% ≤ skor ≤ 36%

42

23

15

0

0

52,50

28,80

18,80

0,00

0,00

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

Jumlah 80 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Berdasarkan tabel 4.5 tersebut sebanyak 52,50% termasuk dalam

kriteria sangat baik, dan 18,80% dalam kriteria cukup baik. Terlihat bahwa

guru sebagai pengatur lingkungan meliputi kemampuan memanfaatkan media

sebagai sumber belajar sehingga memudahkan siswa mengembangkan materi

mengetik yang siswa pelajari, serta kemampuan menjelaskan materi mengetik

dengan menggunakan media gambar dalam kategori sangat baik. Dari data

tersebut menunjukan bahwa sebagian besar siswa menyatakan bahwa

kompetensi profesional guru sebagai pengatur lingkungan sangat baik.

5. Guru Sebagai Partisipan

Guru sebagai partisipan perlu memiliki keterampilan cara memberikan

saran, mengarahkan pemikiran kelas, dan memberikan penjelasan. Hasil

perhitungan analisis deskriptif persentase guru sebagai partisipan untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6 Deskriptif Persentase guru sebagai partisipan

No Interval Frekuensi Persentase Kriteria

1

2

3

4

5

85% < skor ≤ 100%

69% < skor ≤ 84%

53% < skor ≤ 68%

37% < skor ≤ 52%

20% ≤ skor ≤ 36%

43

32

4

1

0

53,80

40,00

5,00

1,30

0,00

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

Jumlah 80 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Page 81: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

64

Berdasarkan tabel 4.6 tersebut sebanyak 53,80% termasuk dalam

kriteria sangat baik, dan 1,30% dalam kriteria kurang baik. Terlihat bahwa

guru sebagai partisipan meliputi kemampuan mengawasi cara kerja siswa

dalam mengetik satu persatu serta mendampingi siswa sampai praktek

mengetik selesai dalam kategori sangat baik. Dari data tersebut menunjukan

bahwa sebagian besar siswa menyatakan bahwa kompetensi profesional guru

sebagai partisipan sangat baik.

6. Guru Sebagai Ekspeditur

Guru sebagai ekspeditur perlu memiliki keterampilan menyelidiki

sumber-sumber masyarakat yang akan digunakan. Hasil perhitungan analisis

deskriptif persentase guru sebagai ekspeditur untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7 Deskriptif Persentase Indikator guru sebagai ekspeditur

No Interval Frekuensi Persentase Kriteria

1

2

3

4

5

85% < skor ≤ 100%

69% < skor ≤ 84%

53% < skor ≤ 68%

37% < skor ≤ 52%

20% ≤ skor ≤ 36%

29

37

9

5

0

36,30

46,30

11,30

6,30

0,00

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

Jumlah 80 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Berdasarkan tabel 4.7 tersebut sebanyak 46,30% termasuk dalam

kriteria baik, dan 6,30% dalam kriteria kurang baik. Terlihat bahwa guru

sebagai ekspeditur meliputi kemampuan memberikan contoh-contoh dengan

menghubungkan masalah yang sedang dihadapi ketika menyampaikan materi,

serta memberikan contoh bagaimana cara mengetik dengan menggunakan

sistem 10 jari dalam kategori baik. Dari data tersebut menunjukan bahwa

Page 82: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

65

sebagian besar siswa menyatakan bahwa kompetensi profesional guru sebagai

ekspeditur baik.

7. Guru Sebagai Perencana

Guru sebagi perencana perlu memiliki keterampilan cara memilih,

meramu bahan pelajaran secara profesional. Hasil perhitungan analisis

deskriptif persentase guru sebagai perencana untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8 Deskriptif Persentase Indikator guru sebagai perencana

No Interval Frekuensi Persentase Kriteria

1

2

3

4

5

85% < skor ≤ 100%

69% < skor ≤ 84%

53% < skor ≤ 68%

37% < skor ≤ 52%

20% ≤ skor ≤ 36%

43

25

12

0

0

53,80

31,30

15,00

0,00

0,00

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

Jumlah 80 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Berdasarkan tabel 4.8 tersebut sebanyak 53,80% termasuk dalam

kriteria sangat baik, dan 15,00% dalam kriteria cukup baik. Terlihat bahwa

guru sebagai perencana meliputi kemampuan menggunakan metode mengajar

sesuai dengan materi yang diajarkan, kemampuan menggunakan cara

mengajar yang mudah dipahami siswa, serta kemampuan memanfaatkan

variasi mengajar dengan menggunakan metode berirama atau sistem buta

dalam kategori sangat baik. Dari data tersebut menunjukan bahwa sebagian

besar siswa menyatakan bahwa kompetensi profesional guru sebagai

perencana sangat baik.

Page 83: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

66

8. Guru Sebagai Supervisor

Guru sebagai supervisor perlu memiliki keterampilan mengawasi

kegiatan anak dan ketertiban kelas. Hasil perhitungan analisis deskriptif

persentase guru sebagai supervisor untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.9 Deskriptif Persentase Indikator guru sebagai supervisor

No Interval Frekuensi Persentase Kriteria

1

2

3

4

5

85% < skor ≤ 100%

69% < skor ≤ 84%

53% < skor ≤ 68%

37% < skor ≤ 52%

20% ≤ skor ≤ 36%

53

19

7

1

0

66,30

23,80

8,80

1,30

0,00

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

Jumlah 80 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Berdasarkan tabel 4.9 tersebut sebanyak 66,30% termasuk dalam

kriteria sangat baik, dan 1,30% dalam kriteria kurang baik. Terlihat bahwa

guru sebagai supervisor meliputi kemampuan mengkondisikan suasana

belajar sehingga tidak terjadi keributan antar siswa, selalu memeriksa

kehadiran siswa sebelum praktek dimulai, serta memeriksa peralatan

mengetik yang akan digunakan siswa sebelum dimulainya praktek dalam

kategori sangat baik. Dari data tersebut menunjukan bahwa sebagian besar

siswa menyatakan bahwa kompetensi profesional guru sebagai supervisor

sangat baik.

9. Guru Sebagai Motivator

Guru sebagai motivator perlu memiliki keterampilan mendorong

motivasi belajar kelas. Hasil perhitungan analisis deskriptif persentase guru

sebagai motivator untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 84: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

67

Tabel 4.10 Deskriptif Persentase Indikator guru sebagai motivator

No Interval Frekuensi Persentase Kriteria

1

2

3

4

5

85% < skor ≤ 100%

69% < skor ≤ 84%

53% < skor ≤ 68%

37% < skor ≤ 52%

20% ≤ skor ≤ 36%

48

22

8

1

1

60,00

27,50

10,00

1,30

1,30

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

Jumlah 80 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Berdasarkan tabel 4.10 tersebut sebanyak 60,00% termasuk dalam

kriteria sangat baik, dan 1,30% dalam kriteria tidak baik. Terlihat bahwa guru

sebagai motivator meliputi kemampuan membangkitkan motivasi belajar

siswa, memberikan motivasi agar siswa selalau belajar mengetik

menggunakan 10 jarinya dalam kategori sangat baik. Dari data tersebut

menunjukan bahwa sebagian besar siswa menyatakan bahwa kompetensi

profesional guru sebagai motivator sangat baik.

10. Guru Sabagai Penanya

Guru sebagai penanya perlu memiliki keterampilan cara bertanya yang

merangsang kelas berpikir dan cara memecahkan masalah. Hasil perhitungan

analisis deskriptif persentase guru sebagai penanya untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.11 Deskriptif Persentase Indikator guru sebagai penanya

No Interval Frekuensi Persentase Kriteria

1

2

3

4

5

85% < skor ≤ 100%

69% < skor ≤ 84%

53% < skor ≤ 68%

37% < skor ≤ 52%

20% ≤ skor ≤ 36%

20

37

15

7

1

25,00

46,30

18,80

8,80

1,30

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

Jumlah 80 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Page 85: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

68

Berdasarkan tabel 4.11 tersebut sebanyak 46,30% termasuk dalam

kriteria baik, dan 1,30% dalam kriteria tidak baik. Terlihat bahwa guru

sebagai penanya meliputi kemampuan mengadakan tanya jawab agar siswa

lebih aktif dan kreatif, sehingga dapat merangsang siswa untuk berpikir,

mendidik, dan mengenai sasaran dalam kategori baik. Dari data tersebut

menunjukan bahwa sebagian besar siswa menyatakan bahwa kompetensi

profesional guru sebagai penanya sudah baik.

11. Guru Sebagai Pengganjar

Guru sebagai pengganjar perlu memiliki keterampilan cara

memberikan penghargaan terhadap anak-anak yang berprestasi. Hasil

perhitungan analisis deskriptif persentase guru sebagai pengganjar untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.12 Deskriptif Persentase Indikator guru sebagai pengganjar

No Interval Frekuensi Persentase Kriteria

1

2

3

4

5

85% < skor ≤ 100%

69% < skor ≤ 84%

53% < skor ≤ 68%

37% < skor ≤ 52%

20% ≤ skor ≤ 36%

26

36

12

6

0

32,50

45,00

15,00

7,50

0,00

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

Jumlah 80 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Berdasarkan tabel 4.12 tersebut sebanyak 45,00% termasuk dalam

kriteria baik, dan 7,50% dalam kriteria kurang baik. Terlihat bahwa guru

sebagai pengganjar meliputi kemampuan memberikan pujian apabila siswa

dapat menyelesaikan latihan mengetik dengan benar, serta memberikan nilai

lebih ketika siswa dapat menyelesaikan pekerjaan mengettik dengan benar

dalam kategori baik. Dari data tersebut menunjukan bahwa sebagian besar

Page 86: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

69

siswa menyatakan bahwa kompetensi profesional guru sebagai pengganjar

sudah baik.

12. Guru Sebagai Evaluator

Guru sebagi evaluator perlu memiliki keterampilan cara menilai

anak-anak secara objektif, continue, dan komprehensif. Hasil perhitungan

analisis deskriptif persentase guru sebagai evaluator untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.13 Deskriptif Persentase Indikator guru sebagai evaluator

No Interval Frekuensi Persentase Kriteria

1

2

3

4

5

85% < skor ≤ 100%

69% < skor ≤ 84%

53% < skor ≤ 68%

37% < skor ≤ 52%

20% ≤ skor ≤ 36%

47

19

10

4

0

58,80

23,80

12,50

5,00

0,00

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

Jumlah 80 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Berdasarkan tabel 4.13 tersebut sebanyak 58,80% termasuk dalam

kriteria sangat baik, dan 5,00% dalam kriteria kurang baik. Terlihat bahwa

guru sebagai evaluator meliputi kemampuan memberikan penilaian terhadap

hasil pekerjaan mengetik siswa serta mengadakan remidial bagi siswa yang

belum tuntas dalam kategori sangat baik. Dari data tersebut menunjukan

bahwa sebagian besar siswa menyatakan bahwa kompetensi profesional guru

sebagai evaluator sangat baik.

13. Guru Sebagai Konselor

Guru sebagai konselor perlu memilki keterampilan cara membantu

anak-anak yang mengalami kesulitan tertentu. Hasil perhitungan analisis

deskriptif persentase guru sebagai konselor untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel berikut:

Page 87: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

70

Tabel 4.14 Deskriptif Persentase Indikator guru sebagai evaluator

No Interval Frekuensi Persentase Kriteria

1

2

3

4

5

85% < skor ≤ 100%

69% < skor ≤ 84%

53% < skor ≤ 68%

37% < skor ≤ 52%

20% ≤ skor ≤ 36%

23

25

19

12

1

28,80

31,30

23,80

15,00

1,30

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

Jumlah 80 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Berdasarkan tabel 4.14 tersebut sebanyak 31,30% termasuk dalam

kriteria baik, dan 1,30% dalam kriteria tidak baik. Terlihat bahwa guru

sebagai konselor meliputi kemampuan membantu memecahkan masalah

kesulitan belajar yang dihadapi siswa dalam kategori baik. Dari data tersebut

menunjukan bahwa sebagian besar siswa menyatakan bahwa kompetensi

profesional guru sebagai konselor sudah baik.

4.1.1.2 Variabel Fasilitas Belajar

Hasil analisis deskriptif pada data variabel fasilitas belajar dapat diihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Deskriptif Persentase Variabel Fasilitas

Belajar

No Interval Frekuensi Persentase Kriteria

1

2

3

4

5

85% < skor ≤ 100%

69% < skor ≤ 84%

53% < skor ≤ 68%

37% < skor ≤ 52%

20% ≤ skor ≤ 36%

57

19

4

0

0

71.30

23.80

5.00

0.00

0.00

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

Jumlah 80 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Dari tabel 4.15 terlihat ada 57 siswa yang menyatakan bahwa variabel

fasilitas belajar dalam keadaan sangat baik, yaitu sebesar 71,30% dan

sebanyak 19 siswa yang menyatakan dalam kriteria baik, yaitu sebesar

23,80%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam diagram di bawah ini:

Page 88: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

71

Gambar 4.2 Diagram Batang Variabel Fasilitas Belajar

Secara lebih rinci gambaran tentang fasilitas belajar mengetik kelas X

prodi administrasi perkantoran di SMK N 1 Pemalang ditinjau dari tiap-tiap

indikator dapat disajikan sebagai berikut:

1. Sarana

Indikator sarana dapat dirangkum dalam tabel 4.11 berikut ini:

Tabel 4.16 Deskriptif Persentase Indikator Sarana

No Interval Frekuensi Persentase Kriteria

1

2

3

4

5

85% < skor ≤ 100%

69% < skor ≤ 84%

53% < skor ≤ 68%

37% < skor ≤ 52%

20% ≤ skor ≤ 36%

51

24

5

0

0

63.80

30.00

6.30

0.00

0.00

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

Jumlah 80 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Berdasarkan tabel 4.16 tersebut terlihat ada 51 siswa yang menyatakan

bahwa sarana belajar mengetik termasuk dalam kriteria sangat baik, yaitu

sebesar 63,80% dan 24 siswa menyatakan dalam kriteria baik, yaitu sebesar

30,00%. Dari data tersebut terlihat bahwa indikator sarana yang meliputi

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

1 2 3 4 5

Page 89: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

72

keadaan penerangan baik penerangan alami maupun buatan, keadaan sirkulasi

udara, penyediaan buku-buku paket oleh sekolah dan kelengkapan peralatan

praktek di laboratorium mengetik manual dalam keadaan sangat baik, dapat

dilihat bahwa tidak ada siswa yang menyatakan bahwa sarana belajar

mengetik dalam kategori kurang baik.

2. Prasarana

Indikator prasarana dapat dirangkum dalam tabel 4.17 berikut ini:

Tabel 4.17 Deskriptif Persentase Indikator Prasarana

No Interval Frekuensi Persentase Kriteria

1

2

3

4

5

85% < skor ≤ 100%

69% < skor ≤ 84%

53% < skor ≤ 68%

37% < skor ≤ 52%

20% ≤ skor ≤ 36%

57

19

4

0

0

71.30

23.80

5.00

0.00

0.00

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

Jumlah 80 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Berdasarkan tabel 4.17 tersebut terlihat ada 57 siswa yang menyatakan

bahwa prasarana belajar mengetik dalam kategori sangat baik, yaitu sebesar

71,30% dan 19 siswa menyatakan dalam kriteria baik. Dari data tersebut

terlihat bahwa dari indikator prasarana yang meliputi ukuran tempat/ruang,

kebersihan, keadaan pada saat hujan dan keadaan laboratorium mengetik

manual sangat baik. Terlihat dari jumlah persentase yang paling tinggi pada

kategori sangat baik.

4.1.1.3 Kemampuan Mengetik Sistem 10 Jari Buta

Kemampuan mengetik sistem 10 jari buta yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa pada saat mengikuti tes

mengetik yang dinyatakan dalam bentuk nilai/angka. Nilai kemampuan

Page 90: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

73

mengetik siswa diambil dari nilai kecepatan, ketepatan, dan kerapian

mengetik siswa.

Berikut hasil analisis deskriptif presentase variabel kemampuan

mengetik sistem 10 jari buta siswa kelas X program keahlian Administrasi

Perkantoran di SMK Negeri 1 Pemalang:

Tabel 4.18 Deskriptif Persentase Indikator Kemampuan mengetik sistem

10 jari buta

No Nilai Frekuensi Persentase Kriteria

1

2

70-100

0-69

29

51

36,25%

63,75%

Kompeten

Belum

kompeten

Jumlah 80 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Berdasarkan hasil perhitungan deskriptif persentase pada tabel 4.18

diketahui dari hasil tes mengetik ternyata dari 80 siswa hanya ada 29 siswa

yang kompeten/mampu dalam mengetik sistem 10 jari buta. Dengan kata lain

dapat dinyatakan sebagian besar hasil belajar berupa kemampuan mengetik

sistem 10 jari buta siswa masih belum memuaskan, karena masih ada 51

siswa yang belum mampu mencapai nilai standar yang ditetapkan. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut ini:

Page 91: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

74

Gambar 4.3 Diagram batang variabel kemampuan mengetik sistem 10 jari

buta.

4.1.2 Uji Asumsi Klasik

4.1.2.1 Uji Multikolonieritas

Syarat berlakunya model regresi berganda adalah antar variabel

bebasnya tidak memiliki hubungan sempurna atau tidak mengandung

multikolonieritas. Pengujian multikolonieritas dapat dilihat dari nilai

Variance Inflation Factor (VIF) dengan nilai tolerance melalui SPSS for

windows 12.0.

Tabel 4.19 Rangkuman Nilai tolerance dan VIF

Variabel Collinearity Statistics

Tolerance VIF

Kompetensi profesional guru 0.409 2.447

Fasilitas Belajar 0.409 2.447

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

1 2

Page 92: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

75

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai tolerance dan nilai

VIF menunjukkan tidak ada satu variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih

dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 10% ini berarti model regresi

yang dihasilkan tidak mengandung multikolonieritas.

4.1.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi

ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak mengandung

heteroskedastisitas (Ghozali, 2009: 125).

Untuk mengetahui gejala heteroskedastisitas dilakukan dengan

mengamati grafik scatterplot melalui SPSS 12, model yang bebas dari

heteroskedastisitas memiliki grafik scatterplot dengan pola titik-titik

menyebar.

Page 93: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

76

Gambar 4.4 Uji Heteroskedastisitas

4.1.2.3 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2009:

147). Normalitas dapat dilihat dari grafik normal P-P plot dengan bantuan

SPSS for windows release 12.0, apabila titik-titik mendekati garis diagonal

maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Untuk lebih

jelasnya akan disajikan grafik normal P-P plot seperti gambar berikut ini.

Page 94: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

77

Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas

Tabel 4.20 One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test

Terlihat dari tabel di atas berdasarkan hasil uji kolmogorov-

sirnov test juga diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,965 > 0,05, yang

berarti bahwa data setiap variabel berdistribusi normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

80

.0000000

3.89819226

.056

.056

-.048

.498

.965

N

Mean

Std. Dev iat ion

Normal Parametersa,b

Absolute

Positive

Negativ e

Most Extreme

Dif f erences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asy mp. Sig. (2-tailed)

Unstandardized

Residual

Test distribution is Normal.a.

Calculated f rom data.b.

Page 95: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

78

4.1.3 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Berdasarkan perhitungan analisis regresi linier yang dilakukan melalui

analisis statistik dengan menggunakan program SPSS versi 12.0 maka

diperoleh persamaan regresi linier sebagai berikut:

Y = 39,880 + 0,140X1 + 0,168X2

Keterangan:

Y = Kemampuan mengetik sistem 10 jari buta

39,880 = Konstanta

X1 = Kompetensi profesionl guru

X2 = Fasilitas belajar

Tabel 4.21 Analisis Regresi Linier Berganda

Dari persamaan regresi tersebut dapat diartikan bahwa :

1. Jika segala sesuatu pada variabel-variabel bebas dianggap konstan, maka

nilai kemampuan mengetik sistem 10 jari buta siswa kelas X prodi

administrasi perkantoran di SMK N 1 Pemalang sebesar 39,880 satu

satuan.

2. Koefisien regresi variabel X1 sebesar 0,140 menunjukkan bahwa setiap

peningkatan satu satuan variabel kompetensi profesional guru, sedangkan

fasilitas belajar diasumsikan konstan, maka akan menyebabkan

Coefficientsa

39.880 4.429 9.004 .000

.140 .066 .309 2.126 .037 .235 .409 2.447

.168 .079 .308 2.119 .037 .235 .409 2.447

(Constant)

Kompetensi

Prof esional Guru

Fasilitas Belajar

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig. Part ial

Correlations

Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Kemampuan mengetik 10 jari butaa.

Page 96: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

79

peningkatan kemampuan mengetik sistem 10 jari buta siswa sebesar

0,140 satu satuan.

3. Koefisien regresi variabel X2 sebesar 0,168 menunjukkan bahwa setiap

peningkatan satu satuan variabel fasilitas belajar, sedangkan variabel

kompetensi profesional guru diasumsikan konstan, maka akan

menyebabkan peningkatan kemampuan mengetik sistem 10 jari buta

siswa sebesar 0,168 satu satuan.

4.1.4 Uji Hipotesis

4.1.4.1 Uji Simultan (Uji F)

Pengujian hipotesis yang menyatakan ada pengaruh secara simultan

kompetensi profesional guru dan fasilitas belajar terhadap kemampuan

mengetik sistem 10 jari buta dapat dilihat dari hasil uji F. Kriteria

pengujiannya apabila p-value < 0.05, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak.

Hasil uji simultan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.22 Hasil Uji Simultan (Uji F)

ANOVAb

607.857 2 303.929 19.494 .000a

1200.476 77 15.591

1808.333 79

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Fasilitas Belajar, Kompetensi Prof esional Gurua.

Dependent Variable: Kemampuan mengetik 10 jari butab.

Page 97: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

80

Hasil Uji F diperoleh nilai F sebesar 19,494 dan nilai p-value = 0,000,

karena nilai signifikansi F < α 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh yang signifikan antara kompetensi profesional guru dan fasilitas

belajar terhadap kemampuan mengetik sistem 10 jari buta siswa.

4.1.4.2 Uji Parsial (Uji t)

Pengujian hipotesis secara parsial ini dimaksudkan untuk menguji

keberartian pengaruh masing-masing variabel bebas yaitu antara kompetensi

profesional guru (X1), dan fasilitas belajar (X2) terhadap kemampuan

mengetik sistem 10 jari buta siswa kelas X prodi administrasi perkantoran di

SMK N 1 Pemalang.

Tabel 4.23 Hasil Uji Parsial (Uji t)

1. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Terhadap Kemampuan

Mengetik Sistem 10 Jari Buta

Berdasarkan tabel coefficient hasil perhitungan keberartian regresi

dengan uji t diperoleh thitung = 2,126 dengan signifikansi 0,037 < 0,05. Hal ini

berarti menyatakan bahwa kompetensi profesional guru mempunyai pengaruh

terhadap kemampuan mengetik sistem 10 jari buta.

Coefficientsa

39.880 4.429 9.004 .000

.140 .066 .309 2.126 .037 .235 .409 2.447

.168 .079 .308 2.119 .037 .235 .409 2.447

(Constant)

Kompetensi

Prof esional Guru

Fasilitas Belajar

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig. Part ial

Correlations

Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Kemampuan mengetik 10 jari butaa.

Page 98: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

81

2. Pengaruh Fasilitas Belajar Terhadap Kemampuan Mengetik

Sistem 10 Jari Buta

Berdasarkan tabel coefficient hasil perhitungan keberartian regresi

dengan uji t diperoleh thitung = 2,119 dengan signifikansi 0.037 < 0.05. Hal ini

berarti menyatakan bahwa fasilitas belajar mempunyai pengaruh terhadap

kemampuan mengetik sistem 10 jari buta.

4.1.5 Koefisien Determinasi

Tabel 4.24 Hasil Koefisien Determinasi

Dari tabel model summary diperoleh nilai koefisien determinasi

digunakan untuk melihat besarnya pengaruh kompetensi profesional guru

(X1), dan fasilitas belajar (X2) terhadap kemampuan mengetik sistem 10 jari

buta (Y). Berdasarkan perhitungan dengan bantuan program komputasi SPSS

for Windows release 12 diperoleh nilai koefisien determinasi simultan (R2)

adjusted R square sebesar 0,319, dengan demikian menunjukkan bahwa

kompetensi profesional guru dan fasilitas belajar secara bersama-sama

mempengaruhi kemampuan mengetik sistem 10 jari buta siswa kelas X prodi

administrasi perkantoran di SMK N 1 Pemalang sebesar 31,9% dan sisanya

Model Summaryb

.580a .336 .319 3.94849 19.494 2 77 .000

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Est imate F Change df1 df2

Sig. F

Change

Change Statistics

Predictors: (Constant), Fasilitas Belajar, Kompetensi Profesional Gurua.

Dependent Variable: Kemampuan mengetik 10 jari butab.

Page 99: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

82

68,1% dari kemampuan mengetik sistem 10 jari buta siswa dipengaruhi oleh

faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.

Besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas X1 (kompetensi

profesional guru), dan X2 (fasilitas belajar) terhadap variabel terikat Y

(kemampuan mengetik sistem 10 jari buta) dapat dilihat pada tabel 4.21

diketahui besarnya koefisien determinasi parsial antara kompetensi

profesional guru terhadap kemampuan mengetik sistem 10 jari buta adalah

(0,235)2 atau 0,0552, besarnya koefisien determinasi parsial fasilitas belajar

terhadap kemampuan mengetik sistem 10 jari buta adalah (0,235)2

atau

0,0552, dengan demikian menunjukkan bahwa pengaruh kompetensi

profesional guru terhadap kemampuan mengetik sistem 10 jari buta sebesar

5,52%, sedangkan pengaruh fasilitas belajar terhadap kemampuan mengetik

sistem 10 jari buta sebesar 5,52%. Hal ini berarti bahwa variabel kompetensi

profesional guru dan fasilitas belajar memiliki pengaruh yang sama terhadap

kemampuan mengetik sistem 10 jari buta.

4.2 Pembahasan

Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis, digunakan analisis

regresi linier berganda. Data diolah menggunakan program SPSS for windows

release 12 dan diperoleh persaman regresi Y = 39,880 + 0,140X1 + 0,168X2.

Berdasarkan data hasil penelitian, variabel kompetensi profesional

guru dan fasilitas belajar baik secara parsial ataupun simultan mempunyai

pengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan mengetik sistem 10 jari

Page 100: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

83

buta siswa kelas X program keahlian administrasi perkantoran di SMK

Negeri 1 Pemalang. Variabel kompetensi profesional guru dan fasilitas

belajar secara simultan dilihat dari nilai Adjusted R Square memberikan

pengaruh sebesar 31,9% terhadap kemampuan mengetik sistem 10 jari buta

dan sisanya sebesar 68,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dikaji

dalam penelitian ini.

Variabel kompetensi profesional guru mempunyai pengaruh positif

dan signifikan terhadap kemampuan mengetik sistem 10 jari buta siswa kelas

X program keahlian administrasi perkantoran di SMK Negeri 1 Pemalang.

Koefisien regresi variabel kompetensi profesional guru sebesar 0,140

menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel kompetensi

profesional guru maka menyebabkan peningkatan kemampuan mengetik

sistem 10 jari buta sebesar 0,140 satu satuan jika variabel lain diasumsikan

konstan. Koefisien regresi b1 bertanda positif artinya semakin baik nilai

variabel kompetensi profesional guru maka akan semakin baik pula

kemampuan mengetik sistem 10 jari buta siswanya. Menurut Harwanto

(2008:47), bahwa kompetensi profesional guru merupakan kemampuan

penguasaan mata pelajaran secara luas dan mendalam yang harus dikuasai

oleh guru. Tidak hanya materi yang sesuai bidang tugasnya, tetapi juga

kemampuan mengintegrasikan dan menghubungkan materi-materi mata

pelajaran lainnya, sehingga seorang guru mampu menyajikan materi secara

utuh kepada anak muridnya. Berdasarkan hasil uji parsial dapat diketahui

bahwa kompetensi profesional guru berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kemampuan mengetik sistem 10 jari buta, terbukti dari nilai

signifikansi 0,037 < 0,05. Adanya pengaruh tersebut menunjukkan bahwa

Page 101: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

84

semakin baik kompetensi profesional guru akan meningkatkan kemampuan

mengetik sistem 10 jari buta siswa, sebaliknya semakin rendah kompetensi

profesional guru semakin menurun pula kemampuan mengetik sistem 10 jari

buta. Kompetensi profesional guru memberikan kontribusi yang kecil

terhadap kemampuan mengetik sistem 10 jari buta, walaupun memberikan

kontribusi yang kecil, akan tetapi kompetensi profesional guru tetap

mempunyai pengaruh terhadap kemampuan mengetik sistem 10 jari buta

siswa. Adanya pengaruh tersebut menunjukkan bahwa semakin baik

kompetensi profesional guru akan meningkatkan kemampuan mengetik

sistem 10 jari buta, sebaliknya semakin buruk kompetensi profesional guru

semakin menurun pula kemampuan mengetik sistem 10 jari buta.

Menurut Uno (2008:69), kompetensi profesional guru artinya guru

harus memiliki pengetahuan yang luas dari subject matter (bidang studi) yang

akan diajarkan serta penguasaan metode dalam arti memiliki konsep teoritis

mampu memilih metode dalam proses belajar mengajar. Menurut Hamalik

(2008:34), kompetensi profesional guru merupakan salah satu dari

kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan

apapun. Kompetensi profesional guru penting dalam hubungan dengan

kegiatan dan hasil belajar siswa. Proses belajar dan hasil belajar para siswa

bukan hanya ditentukan oleh sekolah, pola, struktur, dan isi kurikulumnya,

akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar

dan membimbing mereka. Guru yang kompeten akan lebih mampu

menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih

mampu mengelola kelas, sehingga belajar siswa berada pada tingkat optimal.

Page 102: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

85

Menurut Hamalik ada 13 peranan dan kompetensi profesional guru dalam

proses belajar mengajar, dimana tiap peranan menuntut berbagai kompetensi

atau keterampilan mengajar yang dipandang inti untuk masing-masing

peranan tersebut, yakni guru sebagai pengajar (menguasai materi), guru

sebagai pemimpin kelas (mampu mengelola kelas), guru sebagai pembimbing

(mengarahkan dan mendorong kegiatan belajar siswa), guru sebagai pengatur

lingkungan (mampu menyediakan media pembelajaran), guru sebagai

partisipan (berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar), guru sebagai

ekspeditur (mampu memberikan bahan ajar dengan contoh-contoh yang

benar), guru sebagai perencana (mempunyai keterampilan memilih bahan

ajar), guru sebagai supervisor (menjaga ketertiban kelas), guru sebagai

motivator (sebagi motivator belajar), guru sebagai penanya (dapat

mengaktifkan siswa), guru sebagai pengganjar (memberikan penghargaan

kepada murid yang berprestasi), guru sebagai evaluator (menilai siswa secara

objektif), dan guru sebagai konselor.

Kompetensi profesional guru kecil pengaruhnya terhadap kemampuan

mengetik sistem 10 jari buta siswa kelas X program keahlian Administrasi

Perkantoran di SMK Negeri 1 Pemalang. Hal ini disebabkan guru sebagai

pendidik belum memiliki kompetensi profesional secara menyeluruh,

berdasarkan jawaban dari responden terlihat bahwa kompetensi profesional

guru sebagai pengganjar dan penanya masih belum maksimal, yakni

keterampilan memberikan penghargaan terhadap anak-anak yang berprestasi

masih rendah, serta masih rendahnya keterampilan cara bertanya guru yang

merangsang kelas berpikir dan cara memecahkan masalah. Diharapkan guru

Page 103: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

86

dapat lebih meningkatkan lagi kompetensi profesionalnya sebagai pengganjar

dan penanya. Sebagai pengganjar yaitu dengan memberikan pujian kepada

siswa apabila siswa dapat menyelesaikan latihan mengetik dengan benar,

memberikan nilai lebih apabila siswa dapat menyelesaikan pekerjaan

mengetik dengan benar. Sedangkan sebagai penanya yaitu dalam proses

belajar mengajar guru harus mengadakan tanya jawab agar siswa lebih aktif

dan kreatif, serta mengupayakan agar pertanyaan yang dilontarkan kepada

siswa lebih merangsang siswa untuk berpikir, mendidik, dan mengenai

sasaran. Diharapkan dengan optimalnya kompetensi profesional yang dimiliki

guru dapat meningkatkan kemampuan mengetik sistem 10 jari buta siswa.

Berdasarkan data hasil penelitian, variabel fasilitas belajar mempunyai

pengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan mengetik sistem 10 jari

buta siswa kelas X prodi administrasi perkantoran di SMK N 1 Pemalang

tahun ajaran 2009/2010. Koefisien regresi variabel fasilitas belajar sebesar

0,168 menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel fasilitas

belajar maka menyebabkan peningkatan kemampuan mengetik sistem 10 jari

buta sebesar 0,168 satu satuan jika variabel lain diasumsikan konstan.

Koefisien regresi b2 bertanda positif artinya semakin baik nilai variabel

fasilitas belajar maka akan semakin baik pula pula kemampuan mengetik

sistem 10 jari buta.

Menurut Bafadal (2003: 2) fasilitas belajar meliputi sarana dan

prasarana. Menurut Arikunto (1988: 268) kegiatan belajar di lembaga

pendidikan kejuruan (sebagai persiapan kerja di masyarakat), lebih

dititikberatkan pada action learning. Pemilihan bentuk pengajaran ini juga

Page 104: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

87

dipengaruhi oleh fasilitas ruangan yang tersedia. Pendidikan kejuruan harus

menyesuaikan tersedianya ruangan untuk keperluan pemberian teori dan

praktik. Berdasarkan hasil uji parsial dapat diketahui bahwa fasilitas belajar

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan mengetik sistem 10

jari buta, terbukti dari nilai signifikansi 0,037 < 0,05. Adanya pengaruh

tersebut menunjukkan bahwa semakin baik fasilitas belajar mengetik akan

meningkatkan kemampuan mengetik sistem 10 jari buta siswa, sebaliknya

semakin tidak baik fasilitas semakin menurun pula kemampuan mengetik

sistem 10 jari buta. Fasilitas belajar memberikan kontribusi yang kecil

terhadap kemampuan mengetik sistem 10 jari buta siswa, walaupun

memberikan kontribusi yang kecil, akan tetapi fasilitas belajar tetap

mempunyai pengaruh terhadap kemampuan mengetik sistem 10 jari buta

siswa. Adanya pengaruh tersebut menunjukkan bahwa semakin baik fasilitas

belajar akan meningkatkan kemampuan mengetik sistem 10 jari buta,

sebaliknya semakin buruk fasilitas belajar semakin menurun pula kemampuan

mengetik sistem 10 jari buta.

Kontribusi fasilitas belajar yang belum begitu besar terhadap

kemampuan mengetik sistem 10 jari buta, disebabkan sarana dan prasarana

belum terpenuhi secara menyeluruh seperti penggunaan buku literatur

mengetik yang masih terbitan lama dan letak laboratorium mengetik yang

kurang mendukung yaitu letak laboratorium yang dekat dengan jalan raya

sehingga siswa merasa terganggu pada saat proses belajar mengajar.

Meskipun pihak sekolah sudah berusaha memberikan fasilitas belajar

semaksimal mungkin kepada siswa seperti sarana belajar mengetik yang baik

Page 105: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

88

berupa lampu untuk penerangan, pengaturan suhu dan suirkulasi udara,

penyediaan buku paket untuk siswa, penyediaan mesin ketik manual, meja

dan kursi mengetik yang nyaman, dan penyediaan kertas mengetik, serta

prasarana mengetik berupa tersedianya laboratorium mengetik yang nyaman

dan bersih. Diharapkan dengan tersedianya fasilitas belajar mengetik tentunya

dapat meningkatkan kemampuan mengetik sistem 10 jari buta.

Page 106: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

89

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat diambil beberapa

simpulan, antara lain:

5.1.1 Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kompetensi

profesional guru terhadap kemampuan mengetik sistem 10 jari buta.

5.1.2 Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar

terhadap kemampuan mengetik sistem 10 jari buta.

5.1.3 Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kompetensi

profesional guru dan fasilitas belajar terhadap kemampuan mengetik

sistem 10 jari buta.

5.2 Saran

Ada beberapa saran yang diajukan sehubungan dengan kompetensi

profesional guru dan fasillitas belajar terhadap kemampuan mengetik sistem

10 jari buta, saran yang dapat diajukan:

5.2.1 Guru hendaknya lebih meningkatkan kompetensi profesionalnya

sebagai pengganjar. Misalnya dengan pemberian pujian kepada siswa

apabila siswa dapat menyelesaikan latihan mengetik dengan benar

karena dengan penghargaan yang diberikan guru kepada siswa, akan

Page 107: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

90

membuat siswa lebih bersemangat lagi untuk belajar yang akan

berdampak pada perolehan hasil belajar.

5.2.2 Guru hendaknya lebih meningkatkan kompetensi profesionalnya

sebagai penanya. Sebagai penanya, guru perlu meningkatkan

keterampilan cara bertanya yang merangsang kelas berpikir dan cara

memecahkan masalah. Misalnya dengan mengadakan tanya jawab

dalam proses belajar mengajar agar siswa lebih aktif dan kreatif.

5.2.3 Pihak sekolah hendaknya dapat lebih meningkatkan fasilitas belajar

mengetik, terutama dalam hal penggunaan buku literatur dengan

menambah buku literatur terbitan terbaru.

5.2.4 Pihak sekolah diharapkan dapat mengupayakan agar siswa tidak

merasa terganggu karena letak laboratorium mengetik yang dekat

dengan jalan raya, contohnya dengan penggunaan alat peredam suara

yang dapat mengurangi suara yang ditimbulkan dari luar sehingga

tidak mengganggu konsentrasi kegiatan belajar mengajar mengetik.

Page 108: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

91

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1984. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi.

Bandung: Angkasa.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

. 1988. Organisasi dan Administrasi Pendidikan

Teknologi dan Kejuruan. Jakarta: Departmen Pendidikan dan

Kebudayaan Diektorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Asman, Jamal Mamur. 2009. 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan

profesional. Jogjakarta: Power Book Banguntapan.

Bafadal, Ibrahim. 2004. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori Dan

Aplikasinya. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Teknis Penyusunan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan dan Silabus Sekolah Menengah Kejuruan.

Jakarta: Depdiknas.

Dimyati, dkk. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Dr. (Mrs.) Ihuoma P. Asiabaka. “The Need for Effective Facility Management

in Schools in Nigeria”. New York Science Journal. Department of

Education Foundations and Administration, Faculty of Education,

Imo State University, Owerri, Nigeria.

Feryal Cubukcu.” student teachers’ perceptions of teacher competence and

their attributions for success and failure in learning”. Faculty of

Education, Dokuz eylul University.

Ghozali, Ahmad. 2007. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta: Sinar Baru

Algesindo.

Hamalik, Oemar. 2008. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan

Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 109: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

92

. 2008. Perencanaa Pengajaran Berdasarkan pendekatan

Sistem. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Harwanto. 2008. Memilih Profesi Guru?. Banten: Cerad Insan Cendekia.

Mendiknas. 2008. Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah

Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejurun (SMK/MAK). Jakarta: Citra

Utama Media.

Mustaqim. 2008. Psikologi Pendidikan. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang.

Naree Aware Achwarin. “The study of teacher competence of teachers at

schools in the three southern provinces of thailand”. Graduate School

of Education, Assumption University of Thailand.

Poerwadarminta, WJS. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Rianggoro, Krisna. 2001. Marilah Belajar Mengetik. Semarang: Aneka ilmu.

Sardiman. 1994. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Setiawan, Iwan dkk. 1994. Pengetahuan Mengetik SMK. Bandung: Armico.

Sudarmin, Djanewar. 1999. Mengetik SMK jilid 1 Kelompok Bisnis dan

manajemen. Bandung: Armico.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, Nana. 2008. Dasar-dasar Proses Belajar mengajar. Bandung: Sinar

Baru Algesindo.

Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung :Alfabeta

Sularso, dkk. 1984. Mengetik dengan sistem 10 jari. Yogyakarta: Liberty.

Suwandi. 2007. Makalah Peranan Mesin Ketik Manual dan Keterampilan

Mengetik 10 Jari di Era Komputerisasi. Probolinggo.

Uno, Hamzah. 2008. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi aksara.

Page 110: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

93

DAFTAR NAMA RESPONDEN PENELITIAN

Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1

Pemalang

No NIS Nama Siswa L/P

1 9696 AFI RISIATUN P

2 9697 ANDRI SUSANTO L

3 9698 APRILIANI SITTA NINGTIYAS W. P

4 9699 ARO MARIA ULFA P

5 9700 DESI WULANDARI P

6 9701 DESI SETYA ANGGRAINI P

7 9702 DEVI DWIANA P

8 9703 DIDI RUDIYANTO L

9 9704 EFI SANTIKA P

10 9705 FITRIANI P

11 9706 FUJI TRIYONO L

12 9707 IFFAH UTAMI LESTARI P

13 9708 ISNI KOMALASARI P

14 9709 ISTIQOMAH P

15 9710 KHAMIDAH P

16 9711 LILIAN HANINGTIYAS P

17 9712 LISTIO FRENKI L

18 9713 LITA MARSIH P

19 9714 LOLA LARANINGTIYAS P

20 9715 MUNAWAROH P

21 9716 MURTI AYU WIJAYANTI P

22 9717 NAELUL FAZAH P

23 9718 NAFISAH FITRI P

24 9719 NOVI LUFITANINGSIH P

25 9720 NOVIDA CATUR ARISTIYANINGSIH P

26 9721 NURUL FITRIYANINGRUM P

27 9722 OKTA NOOR AZHARI P

28 9723 PARTIN PARLINAH P

29 9724 PUJIYANTO L

30 9725 RIYANTI WIDI ASTUTI P

31 9726 RISKI AMELIA P

32 9727 RUWASIH P

33 9728 SALAMI NURHIKMAH P

34 9729 SEPTI MAULIDIANA P

35 9730 SITI NURWATI P

36 9731 SRI ANDAYANI P

37 9732 TRIANI P

38 9733 WIDYA ARDILESTARI P

39 9734 YULI MAESAROH P

40 9735 YUNITA RATNASARI P

Page 111: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

94

41 9736 ADNAN AZIZ AININ L

42 9737 AMI ROHAYATI P

43 9738 ANISAH P

44 9739 ARI FEBRINA P

45 9740 ASTRI YULIANINGRUM P

46 9741 DARYATI WITRI LESTARI P

47 9742 DEVI SANATI P

48 9743 DEWI RIAMITA P

49 9744 DIAN RETNOWATI P

50 9745 EKI NOVIANTI P

51 9746 ENI MARIANI P

52 9747 ETI PUSPITASARI P

53 9748 FUJIANAH P

54 9749 HANIDAH NUR AIN P

55 9750 HEIK MATUS SOLICA P

56 9751 HERLINA APRILIANI P

57 9752 IDA JAYANTI P

58 9753 INDAH MERYANI P

59 9754 ISTIQOMAH P

60 9755 KENI P

61 9756 KIKI ASTRIDA P

62 9757 LIDIYA VALENCIANA P

63 9758 LISA FITRIANA P

64 9759 LUTHFI ALFIANTO P

65 9760 MEI SULASMI P

66 9761 MUTI SURANI P

67 9762 NURISMANTO L

68 9763 PUTRI SAKINAH P

69 9764 RAHAYUNINGSIH P

70 9765 RATNA SARI P

71 9766 RESKI AMALIA P

72 9767 RETNO KUNANTI P

73 9768 SAVITA PRIYANI P

74 9769 SITI NURROHMAH P

75 9770 SITI WULANDARI P

76 9771 TUZIA INAFITRI P

77 9772 VINO VERDIAN P

78 9773 WIDIATI P

79 9774 WULAN SUCI P

80 9775 ZAUZATUN SOLIHAH P

Page 112: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

95

KISI-KISI ANGKET PENELITIAN

Variabel Indikator No. Item Jumlah

Kompetensi

profesional

guru

1. Guru sebagai pengajar

(Menguasai materi)

2. Guru sebagai pemimpin (mampu

mengelola kelas)

3. Guru sebagai pembimbing

(mengarahkan dan mendorong

kegiatan belajar siswa)

4. Guru sebagai pengatur

lingkungan (mampu

menyediakan media

pembelajaran)

5. Guru sebagai partisipan

(Berpartisipasi dalam kegiatan

belajar mengajar)

6. Guru sebagai ekspeditur (mampu

memberikan bahan ajar dengan

contoh-contoh yang benar)

7. Guru sebagai perencana

(mempunyai keterampilan

memilih bahan ajar)

8. Guru sebagai supervisor

(Menjaga ketertiban kelas)

9. Guru sebagai motivator

10. Guru sebagai penanya (

dapat mengaktifkan siswa)

11. Guru sebagai pengganjar

(memberikan penghargaan

1, 2, 3

4, 5

6, 7, 8

9, 10, 11

12, 13

14, 15

16, 17, 18

19, 20, 21

22, 23

24, 25

26, 27

3

2

3

3

2

2

3

3

2

2

2

Page 113: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

96

Fasilitas

belajar

kepada siswa yang berprestasi)

12. Guru sebagai evaluator

(menilai siswa secara objektif)

13. Guru sebagai konselor

1. Sarana

2. Prasarana

28, 29, 30

31

32, 33, 34, 35, 36,

37, 38, 39, 40, 41

42, 43, 44, 45

3

1

10

4

Page 114: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

97

ANGKET PENELITIAN

Kepada

Siswa kelas X Administrasi Perkantoran

SMK Negeri 1 Pemalang

di Pemalang

Dengan hormat,

Sehubungan diadakan penelitian dengan judul “Kompetensi

Profesional Guru dan Fasilitas Belajar Pengaruhnya Terhadap Kemampuan

Mengetik Sistem 10 Jari Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi

Perkantoran di SMK Negeri 1 Pemalang” sebagai prasyarat menyelesaikan

studi strata 1 (satu), peneliti bermaksud mengumpulkan data untuk

menyelesaikan tersebut.

Maka peneliti mohon bantuan anda untuk mengisi angket yang

terlampir pada halaman berikut dengan sejujurnya. pengisian ini tidak akan

mempengaruhi keberadaan anda selaku siswa SMK negeri 1 Pemalang.

Demikian permohonan peneliti, atas bantuan dan partisipasi yang

anda berikan saya ucapkan terimakasih.

Peneliti,

Nur Aeni Yuniarsih

7101406598

Page 115: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

98

ANGKET PENELITIAN

I. Identitas Responden

Nama :

Kelas :

No. absen :

II. Petunjuk Pengisian

1. Sebelum menjawab pertanyaan, isilah identitas responden telebih

dahulu.

2. Berilah tanda cek ( V) pada kolom jawaban yang anda anggap

paling benar, Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS),

Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak setuju (STS).

3. Bila siswa membatalkan jawaban, silahkan (X) jawaban yang

dibatalkan, kemudian beri jawaban baru dengan tanda cek ( V ).

III. Keterangan Jawaban

1. SS : Sangat Setuju

2. S : Setuju

3. KS : Kurang Setuju

4. TS : Tidak Setuju

5. STS : Sangat Tidak Setuju

Page 116: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

99

No Pernyataan Jawaban

SS S KS TS STS

1 Sebelum memulai latihan mengetik, guru

menjelaskan terlebih dahulu materi latihan-latihan

yang harus dikerjakan oleh siswa.

2 Dalam menyampaikan pelajaran mengetik, guru

menguasai materi yang akan diajarkan, sehingga

siswa memahami materi yang disampaikan.

3 Ketika siswa bertanya tentang materi mengetik,

guru mampu menjawab pertanyaan siswa dengan

baik.

4 Sebelum memulai mengetik, guru mengatur tempat

duduk dan mesin ketik yang akan digunakan siswa.

5 Guru dapat mengkondisikan kelas dengan baik,

sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif.

6 Guru memberikan dorongan kepada siswa agar

selalu belajar menggunakan 10 jarinya ketika

mengetik.

7 Dalam proses belajar mengajar, guru mengingatkan

bagaimana cara mengetik yang baik kepada siswa

agar diperoleh hasil ketikan yang baik juga.

8 Guru memberikan arahan berupa nasihat apabila

melihat siswa melakukan kesalahan dalam

melakukan praktek mengetik.

9 Dalam mengajar guru memanfaatkan media sebagai

sumber belajar.

10 Penggunaan media membantu memudahkan siswa

mengembangkan materi mengetik yang siswa

pelajari.

11 Guru mampu menjelaskan materi mengetik dengan

menggunakan media gambar dengan baik.

12 Guru mendampingi siswa sampai praktek mengetik

selesai.

13 Guru mengawasi cara kerja siswa dalam mengetik

satu persatu.

14 Dalam menyampaikan materi, guru memberikan

contoh-contoh dengan menghubungkan masalah

yang sedang dihadapi.

15

Dalam menyampaikan materi, guru memberikan

contoh mengetik dengan menggunakan 10 jari.

Page 117: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

100

16 Dalam proses belajar mengajar, guru menggunakan

metode mengajar sesuai dengan materi yang akan

diajarakan.

17 Dalam mengajar, guru menggunakan cara mengajar

yang mudah dipahami oleh siswa.

18 Guru memanfaatkan variasi mengajar dalam

menggunakan metode berirama atau sistem buta.

19 Sebelum praktek mengetik dimulai, guru

memeriksa kehadiran siswa.

20 Sebelum praktek mengetik dimulai, guru

memeriksa peralatan mengetik yang akan

digunakan siswa.

21 Selama praktek mengetik berlangsung, guru mampu

mengkondisikan suasana belajar sehingga tidak

terjadi keributan antar siswa.

22 Guru mamu membangkitksn motivasi belajar siswa,

sehingga siswa bersemangat untuk belajar dengan

sungguh-sungguh.

23 Guru memberikan motivasi kepada siswa agar

selalu belajar mengetik menggunakan 10 jari.

24 Dalam proses belajar mengajar, guru mengadakan

Tanya jawab agar siswa lebih aktif dan kreatif.

25 Pertanyaan yang dilontarkan oleh guru merangsang

siswa untuk berpikir, mendidik, dan mengenai

sasaran.

26 Guru memberikan pujian kepada siswa, apabila

siswa dapat menyelesaikan latihan mengetik dengan

benar.

27 Guru memberikan nilai lebih apabila siswa dapat

menyelesaikan pekerjaan mengetik dengan benar.

28 Setelah latihan mengetik yang diberikan oleh guru

selesai dikerjakan, guru meminta kepada siswa

menyerahkan laporan hasil pekerjaan siswa untuk

dikoreksi oleh guru.

29 Setelah latihan siswa dikoreksi oleh guru, guru

kemudian memerikan nilai terhadap hasil pekerjaan

siswa.

30 Guru mengadakan remidial bagi siswa yang belum

tuntas.

31 Apabila siswa mengalami kesulitan dalam belajar

karena masalah pribadi, guru membantu

memecahkan masalah agar hal tersebut tidak

mengganggu proses belajar.

Page 118: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

101

32 Dalam kegiatan belajar di laboratorium mengetik

lampu selalu dinyalakan agar ruangan telihat lebih

terang.

33 Ketika cuaca mendung penerangan lampu di ruang

laboratorium mengetik berfungsi dengan baik

sehingga kegiatan belajar tidak terganggu.

34 Ketika lampu mati, cahaya matahari mampu

memberikan penerangan sehingga proses belajar

siswa tidak terganggu.

35 Pengaturan suhu dan sirkulasi udara di laboratorium

mengetik terasa nyaman untuk belajar.

36 Ventilasi yang ada dalam ruang laboratorium

mengetik selalu terbuka sehingga dalam praktek

mengetik siswa tidak merasa pengap.

37 Untuk menunjang pembelajaran mengetik siswa

memperoleh buku paket dari sekolah.

38 Dalam mengajar guru menggunakan buku literatur

terbitan terbaru.

39 Dalam praktek mengetik masing-masimg siswa

mendapatkan satu mesin ketik sehingga siswa akan

lebih cepat menguasai pelajaran.

40 Meja dan kursi yang digunakan untuk mengetik

membuat siswa duduk dengan nyaman ketika

mengetik

41 Dalam praktek mengetik guru menyediakan kertas

untuk mengetik, sehingga siswa tidak kekurangan

kertas dalam mengerjakan latihan.

42 Letak laboratorium mengetik jauh dari jalan

raya/pabrik sehingga tidak terdengar suara gaduh

yang dapat mengganggu konsentrasi belajar.

43 Ketika hujan ruang laboratorium tidak bocor

sehingga tidak mengganggu kegiatan praktek

mengetik.

44 Siswa tidak merasa desak-desakan pada saat berada

dalam laboratorium mengetik.

45 Ruang laboratorium mengetik yang ada di sekolah

selalu bersih sehingga siswa merasa nyaman.

Page 119: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

102

VALIDITAS DAN RELIABELITAS FASILITAS BELAJAR

Case Processing Summary

20 100.0

0 .0

20 100.0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.872 17

Cronbach's

Alpha N of Items

Scale Statistics

70.30 71.800 8.473 17

Mean Variance Std. Deviation N of Items

Item-Total Statistics

65.75 64.934 .514 .865

65.80 62.379 .615 .860 66.05 63.103 .544 .863 66.30 61.695 .599 .860 66.00 61.579 .603 .860 66.00 62.842 .554 .863 67.10 62.832 .535 .863 65.80 63.221 .551 .863 67.40 70.358 .062* .881 66.30 60.747 .625 .859

65.80 63.958 .496 .865 66.00 68.947 .266* .873 65.50 70.895 .107* .876 67.15 61.818 .544 .863 65.90 62.726 .712 .857 65.95 62.892 .506 .865

66.00 64.947 .481 .866

soal36 soal37 soal38 soal39 soal40 soal41 soal42

soal43 soal44 soal45 soal46 soal47 soal48 soal49 soal50 soal51 soal52

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Page 120: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

103

VALIDITAS DAN RELIABELITAS KOMPETENSI

PROFESIONAL GURU

Case Processing Summary

20 100.0

0 .0

20 100.0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.931 35

Cronbach's

Alpha N of Items

Page 121: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

104

Scale Statistics

141.25 336.408 18.341 35

Mean Variance Std. Deviation N of Items

Item-Total Statistics

137.25 304.618 .603 .928 136.70 314.326 .536 .929 136.75 321.250 .488 .929 137.25 313.461 .545 .928 137.15 312.976 .475 .930 136.50 341.632 -.330* .934 137.30 302.011 .615 .928 137.35 314.555 .496 .929 137.05 312.261 .617 .928 137.10 328.411 .360* .930 137.30 320.116 .528 .929 136.95 320.155 .466 .929 137.80 311.642 .580 .928 137.65 326.345 .317* .931 136.80 316.589 .603 .928 136.85 321.397 .487 .929 137.45 320.261 .629 .928 137.10 318.621 .545 .928 136.95 315.103 .553 .928 136.90 316.095 .680 .927 137.55 312.471 .664 .927 136.45 323.839 .483 .929 137.45 319.945 .578 .928 136.80 321.011 .545 .929 137.25 320.513 .493 .929 136.90 316.516 .573 .928 138.10 318.516 .548 .928 137.50 319.316 .538 .929 137.80 319.432 .511 .929 137.40 319.832 .505 .929

136.75 311.250 .617 .928 137.40 314.042 .523 .929

137.60 321.726 .365* .930 137.70 318.221 .456 .929 137.70 325.274 .591 .929

VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034

VAR00035

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Page 122: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

105

Regression

Descriptive Statistics

66.2500 4.78438 80

83.9758 10.52248 80

87.0357 8.78803 80

Kemampuan

mengetik 10 jari buta

Kompetensi

Prof esional Guru

Fasilitas Belajar

Mean Std. Dev iation N

Correlations

1.000 .545 .545

.545 1.000 .769

.545 .769 1.000

. .000 .000

.000 . .000

.000 .000 .

80 80 80

80 80 80

80 80 80

Kemampuan

mengetik 10 jari buta

Kompetensi

Prof esional Guru

Fasilitas Belajar

Kemampuan

mengetik 10 jari buta

Kompetensi

Prof esional Guru

Fasilitas Belajar

Kemampuan

mengetik 10 jari buta

Kompetensi

Prof esional Guru

Fasilitas Belajar

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

Kemampuan

mengetik 10

jari buta

Kompetensi

Prof esional

Guru

Fasilitas

Belajar

Model Summaryb

.580a .336 .319 3.94849 19.494 2 77 .000

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Est imate F Change df1 df2

Sig. F

Change

Change Statistics

Predictors: (Constant), Fasilitas Belajar, Kompetensi Profesional Gurua.

Dependent Variable: Kemampuan mengetik 10 jari butab.

ANOVAb

607.857 2 303.929 19.494 .000a

1200.476 77 15.591

1808.333 79

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Fasilitas Belajar, Kompetensi Prof esional Gurua.

Dependent Variable: Kemampuan mengetik 10 jari butab.

Page 123: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

106

Coefficientsa

39.880 4.429 9.004 .000

.140 .066 .309 2.126 .037 .235 .409 2.447

.168 .079 .308 2.119 .037 .235 .409 2.447

(Constant)

Kompetensi

Prof esional Guru

Fasilitas Belajar

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig. Part ial

Correlations

Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Kemampuan mengetik 10 jari butaa.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

80

.0000000

3.89819226

.056

.056

-.048

.498

.965

N

Mean

Std. Dev iat ion

Normal Parametersa,b

Absolute

Positive

Negativ e

Most Extreme

Dif f erences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asy mp. Sig. (2-tailed)

Unstandardized

Residual

Test distribution is Normal.a.

Calculated f rom data.b.

Page 124: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

107

Page 125: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

108

Kriteria skor penilaian tes mengetik sistem 10 jari buta siswa kelas X

Program Keahlian Adminstrasi Perkantoran Di SMK Negeri 1 Pemalang

1. Ketepatan

1. Sikap mengetik

Skor 30, apabila sikap mengetik dilakukan berdasarkan ketentuan

di bawah ini:

a. Duduk lurus di depan mesin tulis, dengan badan sedikit ke

muka dan lengan atas sejajar dengan badan, lengan bagian

bawah horisontal.

b. Pergelangan tangan memengkung dan jari-jari memengkung

pada tuts basis.

c. Kedua ibujari punggungnya saling berdampingan dan siap

untuk melakukan entakan pada bilah spasi.

d. Kedua paha lurus, tetapi tidak saling berhimpitan dan kedua

kaki tegak lurus di lantai.

e. Kepala dalam sikap bebas untuk melihat ke naskah yang akan

di ketik.

Skor 20, apabila sikap mengetik dilakukan hanya 3-4 ketentuan di

atas.

Skor 10, apabila sikap mengetik dilakukan hanya 1-2 ketentuan di

atas.

2. Memasang dan melepas kertas

Skor 20, apabila siswa melakukan langkah-langkah memasang dan

melepas kertas sesuai prosedur sebagai berikut:

a. Kertas dmasukan ke dalam mesin dengan dituntun oleh alat

penuntun kertas yang ditempatkan pada titik nol sehingg kertas

akan keluar pada rol dimana sisi kiri kertastepat pada angka

nol yang ada pada mistar kertas.

Page 126: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

109

b. Pada waktu hendak memasukkan kertas pada mesin, peganglah

kertas pada sudut kiri atas dengan tangan kiri dan putarlah

tombol penggulung dengan tangan kanan.

c. Setelah kertas dimasukkan ke dalam mesin, luruskanlah kertas

dengan mempergunakan pembebas kertas.

d. Tarik pembebas kertas, lalu angkatlah mistar dan cabut kertas

dengan memegang ujungnya.

e. Kertas yang memakai karbon dapat dipisahkan tanpa perlu

menekan karbon dan kembalikan mistar ke tempat semula dan

pembebas kertas tetap terbuka.

Skor 10, apabila siswa hanya dapat dengan benar memasang atau

mengeluarkan kertas saja.

3. Memasang penekan segi dan jarak baris

Skor 20, apabila siswa dapat dengan benar menentukan penekan

segi sebelah kiri, sebelah kanan, dan jarak baris sesuai dengan

yang diperintahkan.

Skor 10, apabila dari prosedur ketiga aspek diatas ada diantara 1

yang salah.

4. Penguasaan tuts

Skor 30, apabila siswa dapat meletakkan jari-jarinya diatas tuts

dengan benar, dimulai dengan meletakkan jarinya pada tuts dasar

dan dapat menggunakan kesepuluh jarinya sesuai tugas

entakannya pada tuts kedua dari atas dan bawah.

Skor 20, apabila bisa menempatkan jarinya pada tuts dasarnya

saja.

Skor 10, apabila tidak bisa menempatkan jarinya pada tuts

dasar/menggunakan 11 jari.

2. Kerapian

a. Kesalahan dalam 5 menit tidak boleh lebih dari 10 kesalahan tik

Skor 60, apabila siswa tidak melakukan kesalahan tik lebih dari 10

Page 127: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

110

Skor 50, apabila siswa melakukan kesalahan tik antara 11-20

Skor 40, apabila siswa melakukan kesalahan tik antara 21-30

Skor 30, apabila siswa melakukan kesalahan tik antara 31-40

Skor 20, apabila siswa melakukan kesalah tik antara 41-50

Skor 10, apabila siswa melakukan kesalahan lebih dari 50

b. Tidak menggunakan tuts pemundur.

Skor 10, apabila siswa tidak menggunakan tuts pemundur dalam

mengetik naskah.

c. Tidak menggunakan tipex untuk memperbaiki kesalahan.

Skor 10, apabila siswa tidak menggunakan tipex untuk

memperbaiki kesalahaan tik.

d. Sesuai format yang diperintahkan.

Skor 20, apabila siswa mengetik sesuai dengan format yang

ditentukan dalam naskah kecepatan yaitu naskah harus diketik

sesuai dengan aslinya baris perbaris

Skor 10, apabila siswa mengetik tidak sesuai dengan format yang

diperintahkan.

Kecepatan

No Waktu(menit) Aspek penilaian Kecepatan

1 5 Hasil entakan-salah

5

150 epm=standar nilai minimal

Page 128: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

111

Petunjuk dalam mengetik

1. Tentukan pasak terlebih dahulu dengan pasak kiri 10 dan kanan

dibebaskan.

2. Tentukan jarak baris yang akan digunakan yaitu 1,5.

3. Naskah harus diketik sesuai dengan aslinya baris perbaris (sesuai dengan

format).

4. Jangan sekali-kali menggunakan tuts pemundur apabila terjadi kesalahan

entakan.

5. Jangan menggunakan tipex untuk memperbaiki kesalahan entakan.

6. Usahakan kesalahan dalam 5 menit tidak boleh lebih dari 10 kesalahan

tik.

Soal mengetik

Hubungan antara pimpinan dengan staf, ataupun

antara pimpinan dengan pegawainya dapat juga dikatakan

hubungan vertikal. Hubungan ini ditinjau dari lingkup

kegiatannya termasuk dalam komunikasi internal atau

internal relation (hubungan ke dalam) pada suatu

organisasi kekaryaan.

Perlu diketahui apa yang dimaksud pengertian

pimpinan, staf dan di dalam suatu organisasi. Ditinjau

dari segi manajemen, yang dimaksud dengan pimpinan ialah pihak

yang diangkat dalam jabatan organisasi untuk mempengaruhi

dan menggerkaan orang lain agar rela, mampu, dan dapat

mengikuti keinginan manajemen demi tercapainya tujuan

yang telah ditentukan sebelumnya denga efisien, efektif

dan ekonomis.

Mengenai pengertian staf atau pejabat staf ialah

Seorang pejabat dalam suatu organisasi atau satuan

Organisasi yang tidak mempunyai kekuasaan komando,

Kedudukannya sebagai pembantu pimpinan tertinggi atau

Pimpinan satuan-satuan organisasi dalam hal pemberian

Nasihat, memberikan pelayanan dalam bidang pekerjaan

Tertentu, merencanakan membantu mengadakan pemeriksaan.

Mengenai pengertian staf ini dijumpai dalam organisasi

Bentuk lini dan staf.

Sedangkan yang dimaksud pegawai ialah golongan

Masyarakat yang penghidupannya dilakukan dengan bekerja

Dalam kesatuan organisasi, baik kesatuan kerja

Pemerintah maupun kesatuan kerja swasta. Perbedaan

Antara pengertian pegawai dan buruh terletak pada unit

Organisasi tempat ia kerja.

Page 129: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

112

Hasil Tes Kecepatan Kemampuan mengetik sistem 10 jari buta

Kelas: X AP 1 No Nama Aspek yang dinilai Nilai

1-50

epm

51-100

epm

101-150

epm

151-200

epm

201-251

epm

50 60 70 80 90

1 AFI RISIATUN √ 60

2 ANDRI SUSANTO √ 60

3 APRILIANI SITTA √ 50

4 ARO MARIA ULFA √ 60

5 DESI WULANDARI √ 60

6 DESI SETYA A. √ 60

7 DEVI DWIANA √ 60

8 DIDI RUDIYANTO √ 60

9 EFI SANTIKA √ 60

10 FITRIANI √ 60

11 FUJI TRIONO √ 50

12 IFFAH UTAMI L. √ 50

13 ISNI COMALASARI √ 60

14 ISTIQOMAH √ 60

15 KHAMIDAH √ 60

16 LILIAN HANING T. √ 50

17 LISTIO FRENKI √ 60

18 LITA MARSIH √ 60

19 LOLLA L. √ 60

20 MUNAWARIH √ 60

21 MURTI AYU W. √ 60

22 NAELUL FAZAH √ 60

23 NAFISAH FITRI √ 60

24 NOVI LUFITA N. √ 60

25 NOVIDA CATUR A. √ 60

26 NURUL F. √ 60

27 OKTA NOOR A. √ 50

28 PARTIN PARLINAH √ 60

29 PUJIYANTO √ 50

30 RIYANTI W. √ 70

31 RIZKI AMELIA √ 50

32 RUWASIH √ 60

33 SALAMI NUR H. √ 60

34 SEPTI MAULIDIANA √ 60

35 SITI NURWATI √ 60

36 SRI ANDAYANI √ 60

37 TRIANI √ 60

38 WIDIYA ARDI L. √ 60

39 YULI MAESAROH √ 60

40 YUNITA RATNA

SARI √ 60

Page 130: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

113

Kelas: X AP 2 No Nama Aspek yang dinilai Nilai

1-50 epm 51-100

epm

101-150

epm

151-200

epm

201-251

epm

50 60 70 80 90

1 ADNAN AZIZ

AININ √ 60

2 AMI ROHAYATI √ 50

3 ANISAH √ 60

4 ARI FEBRINA √ 60

5 ASTRI YULIA N. √ 60

6 DARYATI WITRI L. √ 60

7 DEVI SANATI √ 60

8 DEWI RIAMITA √ 50

9 DIAN RETNOWATI √ 60

10 EKI NOVIANTI √ 50

11 ENI MARIANI √ 60

12 ETI PUSPITA SARI √ 60

13 FUJIANAH √ 60

14 HANIDAH NURAIN √ 60

15 HEIK MATUS S. √ 60

16 HERLINA

APRILIANI √ 50

17 IDA JAYANTI √ 60

18 INDAH MERYANI √ 60

19 ISTIQOMAH √ 60

20 KENI √ 50

21 KIKI ASTRIDA √ 50

22 LIDYA

VALENCIANA √ 50

23 LISA FITRIANA √ 60

24 LUTHFI ALFIANTO √ 50

25 MEI SULASMI √ 70

26 MUTI SURANI √ 60

27 NURISMANTO √ 60

28 PUTRI SAKINAH √ 60

29 RAHAYU NINGSIH √ 70

30 RATNA SARI √ 60

31 RESKI AMALIA √ 60

32 RETNO KUNANTI √ 60

33 SAVITA PRIYANI √ 70

34 SITI NURROHMAH √ 50

35 SITI WULANDARI √ 60

36 TUZIA INAFITRI √ 60

37 VINO VERDIAN √ 60

38 WIDIATI √ 50

39 WULAN SUCI √ 60

40 ZAUZATUN S. √ 60

Page 131: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

93

DAFTAR NAMA RESPONDEN PENELITIAN

Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1

Pemalang

No NIS Nama Siswa L/P

1 9696 AFI RISIATUN P

2 9697 ANDRI SUSANTO L

3 9698 APRILIANI SITTA NINGTIYAS W. P

4 9699 ARO MARIA ULFA P

5 9700 DESI WULANDARI P

6 9701 DESI SETYA ANGGRAINI P

7 9702 DEVI DWIANA P

8 9703 DIDI RUDIYANTO L

9 9704 EFI SANTIKA P

10 9705 FITRIANI P

11 9706 FUJI TRIYONO L

12 9707 IFFAH UTAMI LESTARI P

13 9708 ISNI KOMALASARI P

14 9709 ISTIQOMAH P

15 9710 KHAMIDAH P

16 9711 LILIAN HANINGTIYAS P

17 9712 LISTIO FRENKI L

18 9713 LITA MARSIH P

19 9714 LOLA LARANINGTIYAS P

20 9715 MUNAWAROH P

21 9716 MURTI AYU WIJAYANTI P

22 9717 NAELUL FAZAH P

23 9718 NAFISAH FITRI P

24 9719 NOVI LUFITANINGSIH P

25 9720 NOVIDA CATUR ARISTIYANINGSIH P

26 9721 NURUL FITRIYANINGRUM P

27 9722 OKTA NOOR AZHARI P

28 9723 PARTIN PARLINAH P

29 9724 PUJIYANTO L

30 9725 RIYANTI WIDI ASTUTI P

31 9726 RISKI AMELIA P

32 9727 RUWASIH P

33 9728 SALAMI NURHIKMAH P

34 9729 SEPTI MAULIDIANA P

35 9730 SITI NURWATI P

36 9731 SRI ANDAYANI P

37 9732 TRIANI P

38 9733 WIDYA ARDILESTARI P

39 9734 YULI MAESAROH P

40 9735 YUNITA RATNASARI P

Page 132: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

94

41 9736 ADNAN AZIZ AININ L

42 9737 AMI ROHAYATI P

43 9738 ANISAH P

44 9739 ARI FEBRINA P

45 9740 ASTRI YULIANINGRUM P

46 9741 DARYATI WITRI LESTARI P

47 9742 DEVI SANATI P

48 9743 DEWI RIAMITA P

49 9744 DIAN RETNOWATI P

50 9745 EKI NOVIANTI P

51 9746 ENI MARIANI P

52 9747 ETI PUSPITASARI P

53 9748 FUJIANAH P

54 9749 HANIDAH NUR AIN P

55 9750 HEIK MATUS SOLICA P

56 9751 HERLINA APRILIANI P

57 9752 IDA JAYANTI P

58 9753 INDAH MERYANI P

59 9754 ISTIQOMAH P

60 9755 KENI P

61 9756 KIKI ASTRIDA P

62 9757 LIDIYA VALENCIANA P

63 9758 LISA FITRIANA P

64 9759 LUTHFI ALFIANTO P

65 9760 MEI SULASMI P

66 9761 MUTI SURANI P

67 9762 NURISMANTO L

68 9763 PUTRI SAKINAH P

69 9764 RAHAYUNINGSIH P

70 9765 RATNA SARI P

71 9766 RESKI AMALIA P

72 9767 RETNO KUNANTI P

73 9768 SAVITA PRIYANI P

74 9769 SITI NURROHMAH P

75 9770 SITI WULANDARI P

76 9771 TUZIA INAFITRI P

77 9772 VINO VERDIAN P

78 9773 WIDIATI P

79 9774 WULAN SUCI P

80 9775 ZAUZATUN SOLIHAH P

Page 133: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

95

KISI-KISI ANGKET PENELITIAN

Variabel Indikator No. Item Jumlah

Kompetensi

profesional

guru

1. Guru sebagai pengajar

(Menguasai materi)

2. Guru sebagai pemimpin (mampu

mengelola kelas)

3. Guru sebagai pembimbing

(mengarahkan dan mendorong

kegiatan belajar siswa)

4. Guru sebagai pengatur

lingkungan (mampu

menyediakan media

pembelajaran)

5. Guru sebagai partisipan

(Berpartisipasi dalam kegiatan

belajar mengajar)

6. Guru sebagai ekspeditur (mampu

memberikan bahan ajar dengan

contoh-contoh yang benar)

7. Guru sebagai perencana

(mempunyai keterampilan

memilih bahan ajar)

8. Guru sebagai supervisor

(Menjaga ketertiban kelas)

9. Guru sebagai motivator

10. Guru sebagai penanya (

dapat mengaktifkan siswa)

11. Guru sebagai pengganjar

(memberikan penghargaan

1, 2, 3

4, 5

6, 7, 8

9, 10, 11

12, 13

14, 15

16, 17, 18

19, 20, 21

22, 23

24, 25

26, 27

3

2

3

3

2

2

3

3

2

2

2

Page 134: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

96

Fasilitas

belajar

kepada siswa yang berprestasi)

12. Guru sebagai evaluator

(menilai siswa secara objektif)

13. Guru sebagai konselor

1. Sarana

2. Prasarana

28, 29, 30

31

32, 33, 34, 35, 36,

37, 38, 39, 40, 41

42, 43, 44, 45

3

1

10

4

Page 135: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

97

ANGKET PENELITIAN

Kepada

Siswa kelas X Administrasi Perkantoran

SMK Negeri 1 Pemalang

di Pemalang

Dengan hormat,

Sehubungan diadakan penelitian dengan judul “Kompetensi

Profesional Guru dan Fasilitas Belajar Pengaruhnya Terhadap Kemampuan

Mengetik Sistem 10 Jari Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi

Perkantoran di SMK Negeri 1 Pemalang” sebagai prasyarat menyelesaikan

studi strata 1 (satu), peneliti bermaksud mengumpulkan data untuk

menyelesaikan tersebut.

Maka peneliti mohon bantuan anda untuk mengisi angket yang

terlampir pada halaman berikut dengan sejujurnya. pengisian ini tidak akan

mempengaruhi keberadaan anda selaku siswa SMK negeri 1 Pemalang.

Demikian permohonan peneliti, atas bantuan dan partisipasi yang

anda berikan saya ucapkan terimakasih.

Peneliti,

Nur Aeni Yuniarsih

7101406598

Page 136: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

98

ANGKET PENELITIAN

I. Identitas Responden

Nama :

Kelas :

No. absen :

II. Petunjuk Pengisian

1. Sebelum menjawab pertanyaan, isilah identitas responden telebih

dahulu.

2. Berilah tanda cek ( V) pada kolom jawaban yang anda anggap

paling benar, Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS),

Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak setuju (STS).

3. Bila siswa membatalkan jawaban, silahkan (X) jawaban yang

dibatalkan, kemudian beri jawaban baru dengan tanda cek ( V ).

III. Keterangan Jawaban

1. SS : Sangat Setuju

2. S : Setuju

3. KS : Kurang Setuju

4. TS : Tidak Setuju

5. STS : Sangat Tidak Setuju

Page 137: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

99

No Pernyataan Jawaban

SS S KS TS STS

1 Sebelum memulai latihan mengetik, guru

menjelaskan terlebih dahulu materi latihan-latihan

yang harus dikerjakan oleh siswa.

2 Dalam menyampaikan pelajaran mengetik, guru

menguasai materi yang akan diajarkan, sehingga

siswa memahami materi yang disampaikan.

3 Ketika siswa bertanya tentang materi mengetik,

guru mampu menjawab pertanyaan siswa dengan

baik.

4 Sebelum memulai mengetik, guru mengatur tempat

duduk dan mesin ketik yang akan digunakan siswa.

5 Guru dapat mengkondisikan kelas dengan baik,

sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif.

6 Guru memberikan dorongan kepada siswa agar

selalu belajar menggunakan 10 jarinya ketika

mengetik.

7 Dalam proses belajar mengajar, guru mengingatkan

bagaimana cara mengetik yang baik kepada siswa

agar diperoleh hasil ketikan yang baik juga.

8 Guru memberikan arahan berupa nasihat apabila

melihat siswa melakukan kesalahan dalam

melakukan praktek mengetik.

9 Dalam mengajar guru memanfaatkan media sebagai

sumber belajar.

10 Penggunaan media membantu memudahkan siswa

mengembangkan materi mengetik yang siswa

pelajari.

11 Guru mampu menjelaskan materi mengetik dengan

menggunakan media gambar dengan baik.

12 Guru mendampingi siswa sampai praktek mengetik

selesai.

13 Guru mengawasi cara kerja siswa dalam mengetik

satu persatu.

14 Dalam menyampaikan materi, guru memberikan

contoh-contoh dengan menghubungkan masalah

yang sedang dihadapi.

15

Dalam menyampaikan materi, guru memberikan

contoh mengetik dengan menggunakan 10 jari.

Page 138: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

100

16 Dalam proses belajar mengajar, guru menggunakan

metode mengajar sesuai dengan materi yang akan

diajarakan.

17 Dalam mengajar, guru menggunakan cara mengajar

yang mudah dipahami oleh siswa.

18 Guru memanfaatkan variasi mengajar dalam

menggunakan metode berirama atau sistem buta.

19 Sebelum praktek mengetik dimulai, guru

memeriksa kehadiran siswa.

20 Sebelum praktek mengetik dimulai, guru

memeriksa peralatan mengetik yang akan

digunakan siswa.

21 Selama praktek mengetik berlangsung, guru mampu

mengkondisikan suasana belajar sehingga tidak

terjadi keributan antar siswa.

22 Guru mamu membangkitksn motivasi belajar siswa,

sehingga siswa bersemangat untuk belajar dengan

sungguh-sungguh.

23 Guru memberikan motivasi kepada siswa agar

selalu belajar mengetik menggunakan 10 jari.

24 Dalam proses belajar mengajar, guru mengadakan

Tanya jawab agar siswa lebih aktif dan kreatif.

25 Pertanyaan yang dilontarkan oleh guru merangsang

siswa untuk berpikir, mendidik, dan mengenai

sasaran.

26 Guru memberikan pujian kepada siswa, apabila

siswa dapat menyelesaikan latihan mengetik dengan

benar.

27 Guru memberikan nilai lebih apabila siswa dapat

menyelesaikan pekerjaan mengetik dengan benar.

28 Setelah latihan mengetik yang diberikan oleh guru

selesai dikerjakan, guru meminta kepada siswa

menyerahkan laporan hasil pekerjaan siswa untuk

dikoreksi oleh guru.

29 Setelah latihan siswa dikoreksi oleh guru, guru

kemudian memerikan nilai terhadap hasil pekerjaan

siswa.

30 Guru mengadakan remidial bagi siswa yang belum

tuntas.

31 Apabila siswa mengalami kesulitan dalam belajar

karena masalah pribadi, guru membantu

memecahkan masalah agar hal tersebut tidak

mengganggu proses belajar.

Page 139: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

101

32 Dalam kegiatan belajar di laboratorium mengetik

lampu selalu dinyalakan agar ruangan telihat lebih

terang.

33 Ketika cuaca mendung penerangan lampu di ruang

laboratorium mengetik berfungsi dengan baik

sehingga kegiatan belajar tidak terganggu.

34 Ketika lampu mati, cahaya matahari mampu

memberikan penerangan sehingga proses belajar

siswa tidak terganggu.

35 Pengaturan suhu dan sirkulasi udara di laboratorium

mengetik terasa nyaman untuk belajar.

36 Ventilasi yang ada dalam ruang laboratorium

mengetik selalu terbuka sehingga dalam praktek

mengetik siswa tidak merasa pengap.

37 Untuk menunjang pembelajaran mengetik siswa

memperoleh buku paket dari sekolah.

38 Dalam mengajar guru menggunakan buku literatur

terbitan terbaru.

39 Dalam praktek mengetik masing-masimg siswa

mendapatkan satu mesin ketik sehingga siswa akan

lebih cepat menguasai pelajaran.

40 Meja dan kursi yang digunakan untuk mengetik

membuat siswa duduk dengan nyaman ketika

mengetik

41 Dalam praktek mengetik guru menyediakan kertas

untuk mengetik, sehingga siswa tidak kekurangan

kertas dalam mengerjakan latihan.

42 Letak laboratorium mengetik jauh dari jalan

raya/pabrik sehingga tidak terdengar suara gaduh

yang dapat mengganggu konsentrasi belajar.

43 Ketika hujan ruang laboratorium tidak bocor

sehingga tidak mengganggu kegiatan praktek

mengetik.

44 Siswa tidak merasa desak-desakan pada saat berada

dalam laboratorium mengetik.

45 Ruang laboratorium mengetik yang ada di sekolah

selalu bersih sehingga siswa merasa nyaman.

Page 140: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

102

VALIDITAS DAN RELIABELITAS FASILITAS BELAJAR

Case Processing Summary

20 100.0

0 .0

20 100.0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.872 17

Cronbach's

Alpha N of Items

Scale Statistics

70.30 71.800 8.473 17

Mean Variance Std. Deviation N of Items

Item-Total Statistics

65.75 64.934 .514 .865

65.80 62.379 .615 .860 66.05 63.103 .544 .863 66.30 61.695 .599 .860 66.00 61.579 .603 .860 66.00 62.842 .554 .863 67.10 62.832 .535 .863 65.80 63.221 .551 .863 67.40 70.358 .062* .881 66.30 60.747 .625 .859

65.80 63.958 .496 .865 66.00 68.947 .266* .873 65.50 70.895 .107* .876 67.15 61.818 .544 .863 65.90 62.726 .712 .857 65.95 62.892 .506 .865

66.00 64.947 .481 .866

soal36 soal37 soal38 soal39 soal40 soal41 soal42

soal43 soal44 soal45 soal46 soal47 soal48 soal49 soal50 soal51 soal52

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Page 141: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

103

VALIDITAS DAN RELIABELITAS KOMPETENSI

PROFESIONAL GURU

Case Processing Summary

20 100.0

0 .0

20 100.0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.931 35

Cronbach's

Alpha N of Items

Page 142: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

104

Scale Statistics

141.25 336.408 18.341 35

Mean Variance Std. Deviation N of Items

Item-Total Statistics

137.25 304.618 .603 .928 136.70 314.326 .536 .929 136.75 321.250 .488 .929 137.25 313.461 .545 .928 137.15 312.976 .475 .930 136.50 341.632 -.330* .934 137.30 302.011 .615 .928 137.35 314.555 .496 .929 137.05 312.261 .617 .928 137.10 328.411 .360* .930 137.30 320.116 .528 .929 136.95 320.155 .466 .929 137.80 311.642 .580 .928 137.65 326.345 .317* .931 136.80 316.589 .603 .928 136.85 321.397 .487 .929 137.45 320.261 .629 .928 137.10 318.621 .545 .928 136.95 315.103 .553 .928 136.90 316.095 .680 .927 137.55 312.471 .664 .927 136.45 323.839 .483 .929 137.45 319.945 .578 .928 136.80 321.011 .545 .929 137.25 320.513 .493 .929 136.90 316.516 .573 .928 138.10 318.516 .548 .928 137.50 319.316 .538 .929 137.80 319.432 .511 .929 137.40 319.832 .505 .929

136.75 311.250 .617 .928 137.40 314.042 .523 .929

137.60 321.726 .365* .930 137.70 318.221 .456 .929 137.70 325.274 .591 .929

VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034

VAR00035

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Page 143: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

105

Regression

Descriptive Statistics

66.2500 4.78438 80

83.9758 10.52248 80

87.0357 8.78803 80

Kemampuan

mengetik 10 jari buta

Kompetensi

Prof esional Guru

Fasilitas Belajar

Mean Std. Dev iation N

Correlations

1.000 .545 .545

.545 1.000 .769

.545 .769 1.000

. .000 .000

.000 . .000

.000 .000 .

80 80 80

80 80 80

80 80 80

Kemampuan

mengetik 10 jari buta

Kompetensi

Prof esional Guru

Fasilitas Belajar

Kemampuan

mengetik 10 jari buta

Kompetensi

Prof esional Guru

Fasilitas Belajar

Kemampuan

mengetik 10 jari buta

Kompetensi

Prof esional Guru

Fasilitas Belajar

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

Kemampuan

mengetik 10

jari buta

Kompetensi

Prof esional

Guru

Fasilitas

Belajar

Model Summaryb

.580a .336 .319 3.94849 19.494 2 77 .000

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Est imate F Change df1 df2

Sig. F

Change

Change Statistics

Predictors: (Constant), Fasilitas Belajar, Kompetensi Profesional Gurua.

Dependent Variable: Kemampuan mengetik 10 jari butab.

ANOVAb

607.857 2 303.929 19.494 .000a

1200.476 77 15.591

1808.333 79

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Fasilitas Belajar, Kompetensi Prof esional Gurua.

Dependent Variable: Kemampuan mengetik 10 jari butab.

Page 144: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

106

Coefficientsa

39.880 4.429 9.004 .000

.140 .066 .309 2.126 .037 .235 .409 2.447

.168 .079 .308 2.119 .037 .235 .409 2.447

(Constant)

Kompetensi

Prof esional Guru

Fasilitas Belajar

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig. Part ial

Correlations

Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Kemampuan mengetik 10 jari butaa.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

80

.0000000

3.89819226

.056

.056

-.048

.498

.965

N

Mean

Std. Dev iat ion

Normal Parametersa,b

Absolute

Positive

Negativ e

Most Extreme

Dif f erences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asy mp. Sig. (2-tailed)

Unstandardized

Residual

Test distribution is Normal.a.

Calculated f rom data.b.

Page 145: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

107

Page 146: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

108

Kriteria skor penilaian tes mengetik sistem 10 jari buta siswa kelas X

Program Keahlian Adminstrasi Perkantoran Di SMK Negeri 1 Pemalang

1. Ketepatan

1. Sikap mengetik

Skor 30, apabila sikap mengetik dilakukan berdasarkan ketentuan

di bawah ini:

a. Duduk lurus di depan mesin tulis, dengan badan sedikit ke

muka dan lengan atas sejajar dengan badan, lengan bagian

bawah horisontal.

b. Pergelangan tangan memengkung dan jari-jari memengkung

pada tuts basis.

c. Kedua ibujari punggungnya saling berdampingan dan siap

untuk melakukan entakan pada bilah spasi.

d. Kedua paha lurus, tetapi tidak saling berhimpitan dan kedua

kaki tegak lurus di lantai.

e. Kepala dalam sikap bebas untuk melihat ke naskah yang akan

di ketik.

Skor 20, apabila sikap mengetik dilakukan hanya 3-4 ketentuan di

atas.

Skor 10, apabila sikap mengetik dilakukan hanya 1-2 ketentuan di

atas.

2. Memasang dan melepas kertas

Skor 20, apabila siswa melakukan langkah-langkah memasang dan

melepas kertas sesuai prosedur sebagai berikut:

a. Kertas dmasukan ke dalam mesin dengan dituntun oleh alat

penuntun kertas yang ditempatkan pada titik nol sehingg kertas

akan keluar pada rol dimana sisi kiri kertastepat pada angka

nol yang ada pada mistar kertas.

Page 147: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

109

b. Pada waktu hendak memasukkan kertas pada mesin, peganglah

kertas pada sudut kiri atas dengan tangan kiri dan putarlah

tombol penggulung dengan tangan kanan.

c. Setelah kertas dimasukkan ke dalam mesin, luruskanlah kertas

dengan mempergunakan pembebas kertas.

d. Tarik pembebas kertas, lalu angkatlah mistar dan cabut kertas

dengan memegang ujungnya.

e. Kertas yang memakai karbon dapat dipisahkan tanpa perlu

menekan karbon dan kembalikan mistar ke tempat semula dan

pembebas kertas tetap terbuka.

Skor 10, apabila siswa hanya dapat dengan benar memasang atau

mengeluarkan kertas saja.

3. Memasang penekan segi dan jarak baris

Skor 20, apabila siswa dapat dengan benar menentukan penekan

segi sebelah kiri, sebelah kanan, dan jarak baris sesuai dengan

yang diperintahkan.

Skor 10, apabila dari prosedur ketiga aspek diatas ada diantara 1

yang salah.

4. Penguasaan tuts

Skor 30, apabila siswa dapat meletakkan jari-jarinya diatas tuts

dengan benar, dimulai dengan meletakkan jarinya pada tuts dasar

dan dapat menggunakan kesepuluh jarinya sesuai tugas

entakannya pada tuts kedua dari atas dan bawah.

Skor 20, apabila bisa menempatkan jarinya pada tuts dasarnya

saja.

Skor 10, apabila tidak bisa menempatkan jarinya pada tuts

dasar/menggunakan 11 jari.

2. Kerapian

a. Kesalahan dalam 5 menit tidak boleh lebih dari 10 kesalahan tik

Skor 60, apabila siswa tidak melakukan kesalahan tik lebih dari 10

Page 148: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

110

Skor 50, apabila siswa melakukan kesalahan tik antara 11-20

Skor 40, apabila siswa melakukan kesalahan tik antara 21-30

Skor 30, apabila siswa melakukan kesalahan tik antara 31-40

Skor 20, apabila siswa melakukan kesalah tik antara 41-50

Skor 10, apabila siswa melakukan kesalahan lebih dari 50

b. Tidak menggunakan tuts pemundur.

Skor 10, apabila siswa tidak menggunakan tuts pemundur dalam

mengetik naskah.

c. Tidak menggunakan tipex untuk memperbaiki kesalahan.

Skor 10, apabila siswa tidak menggunakan tipex untuk

memperbaiki kesalahaan tik.

d. Sesuai format yang diperintahkan.

Skor 20, apabila siswa mengetik sesuai dengan format yang

ditentukan dalam naskah kecepatan yaitu naskah harus diketik

sesuai dengan aslinya baris perbaris

Skor 10, apabila siswa mengetik tidak sesuai dengan format yang

diperintahkan.

Kecepatan

No Waktu(menit) Aspek penilaian Kecepatan

1 5 Hasil entakan-salah

5

150 epm=standar nilai minimal

Page 149: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

111

Petunjuk dalam mengetik

1. Tentukan pasak terlebih dahulu dengan pasak kiri 10 dan kanan

dibebaskan.

2. Tentukan jarak baris yang akan digunakan yaitu 1,5.

3. Naskah harus diketik sesuai dengan aslinya baris perbaris (sesuai dengan

format).

4. Jangan sekali-kali menggunakan tuts pemundur apabila terjadi kesalahan

entakan.

5. Jangan menggunakan tipex untuk memperbaiki kesalahan entakan.

6. Usahakan kesalahan dalam 5 menit tidak boleh lebih dari 10 kesalahan

tik.

Soal mengetik

Hubungan antara pimpinan dengan staf, ataupun

antara pimpinan dengan pegawainya dapat juga dikatakan

hubungan vertikal. Hubungan ini ditinjau dari lingkup

kegiatannya termasuk dalam komunikasi internal atau

internal relation (hubungan ke dalam) pada suatu

organisasi kekaryaan.

Perlu diketahui apa yang dimaksud pengertian

pimpinan, staf dan di dalam suatu organisasi. Ditinjau

dari segi manajemen, yang dimaksud dengan pimpinan ialah pihak

yang diangkat dalam jabatan organisasi untuk mempengaruhi

dan menggerkaan orang lain agar rela, mampu, dan dapat

mengikuti keinginan manajemen demi tercapainya tujuan

yang telah ditentukan sebelumnya denga efisien, efektif

dan ekonomis.

Mengenai pengertian staf atau pejabat staf ialah

Seorang pejabat dalam suatu organisasi atau satuan

Organisasi yang tidak mempunyai kekuasaan komando,

Kedudukannya sebagai pembantu pimpinan tertinggi atau

Pimpinan satuan-satuan organisasi dalam hal pemberian

Nasihat, memberikan pelayanan dalam bidang pekerjaan

Tertentu, merencanakan membantu mengadakan pemeriksaan.

Mengenai pengertian staf ini dijumpai dalam organisasi

Bentuk lini dan staf.

Sedangkan yang dimaksud pegawai ialah golongan

Masyarakat yang penghidupannya dilakukan dengan bekerja

Dalam kesatuan organisasi, baik kesatuan kerja

Pemerintah maupun kesatuan kerja swasta. Perbedaan

Antara pengertian pegawai dan buruh terletak pada unit

Organisasi tempat ia kerja.

Page 150: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

112

Hasil Tes Kecepatan Kemampuan mengetik sistem 10 jari buta

Kelas: X AP 1 No Nama Aspek yang dinilai Nilai

1-50

epm

51-100

epm

101-150

epm

151-200

epm

201-251

epm

50 60 70 80 90

1 AFI RISIATUN √ 60

2 ANDRI SUSANTO √ 60

3 APRILIANI SITTA √ 50

4 ARO MARIA ULFA √ 60

5 DESI WULANDARI √ 60

6 DESI SETYA A. √ 60

7 DEVI DWIANA √ 60

8 DIDI RUDIYANTO √ 60

9 EFI SANTIKA √ 60

10 FITRIANI √ 60

11 FUJI TRIONO √ 50

12 IFFAH UTAMI L. √ 50

13 ISNI COMALASARI √ 60

14 ISTIQOMAH √ 60

15 KHAMIDAH √ 60

16 LILIAN HANING T. √ 50

17 LISTIO FRENKI √ 60

18 LITA MARSIH √ 60

19 LOLLA L. √ 60

20 MUNAWARIH √ 60

21 MURTI AYU W. √ 60

22 NAELUL FAZAH √ 60

23 NAFISAH FITRI √ 60

24 NOVI LUFITA N. √ 60

25 NOVIDA CATUR A. √ 60

26 NURUL F. √ 60

27 OKTA NOOR A. √ 50

28 PARTIN PARLINAH √ 60

29 PUJIYANTO √ 50

30 RIYANTI W. √ 70

31 RIZKI AMELIA √ 50

32 RUWASIH √ 60

33 SALAMI NUR H. √ 60

34 SEPTI MAULIDIANA √ 60

35 SITI NURWATI √ 60

36 SRI ANDAYANI √ 60

37 TRIANI √ 60

38 WIDIYA ARDI L. √ 60

39 YULI MAESAROH √ 60

40 YUNITA RATNA

SARI √ 60

Page 151: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

113

Kelas: X AP 2 No Nama Aspek yang dinilai Nilai

1-50 epm 51-100

epm

101-150

epm

151-200

epm

201-251

epm

50 60 70 80 90

1 ADNAN AZIZ

AININ √ 60

2 AMI ROHAYATI √ 50

3 ANISAH √ 60

4 ARI FEBRINA √ 60

5 ASTRI YULIA N. √ 60

6 DARYATI WITRI L. √ 60

7 DEVI SANATI √ 60

8 DEWI RIAMITA √ 50

9 DIAN RETNOWATI √ 60

10 EKI NOVIANTI √ 50

11 ENI MARIANI √ 60

12 ETI PUSPITA SARI √ 60

13 FUJIANAH √ 60

14 HANIDAH NURAIN √ 60

15 HEIK MATUS S. √ 60

16 HERLINA

APRILIANI √ 50

17 IDA JAYANTI √ 60

18 INDAH MERYANI √ 60

19 ISTIQOMAH √ 60

20 KENI √ 50

21 KIKI ASTRIDA √ 50

22 LIDYA

VALENCIANA √ 50

23 LISA FITRIANA √ 60

24 LUTHFI ALFIANTO √ 50

25 MEI SULASMI √ 70

26 MUTI SURANI √ 60

27 NURISMANTO √ 60

28 PUTRI SAKINAH √ 60

29 RAHAYU NINGSIH √ 70

30 RATNA SARI √ 60

31 RESKI AMALIA √ 60

32 RETNO KUNANTI √ 60

33 SAVITA PRIYANI √ 70

34 SITI NURROHMAH √ 50

35 SITI WULANDARI √ 60

36 TUZIA INAFITRI √ 60

37 VINO VERDIAN √ 60

38 WIDIATI √ 50

39 WULAN SUCI √ 60

40 ZAUZATUN S. √ 60

Page 152: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

114

Hasil Penilaian Ketepatan

Kelas : X AP 1

No Nama Ketepatan sikap Perolehan

skor Duduk lurus di

depan mesin tulis,

dengan badan

sedikit ke muka

dan lengan atas

sejajar dengan

badan, lengan

bagian bawah

horisontal.

Pergelangan

tangan

memengkung dan

jari-jari

memengkung

pada tuts basis.

Kedua ibujari

punggungnya saling

berdampingan dan

siap untuk melakukan

entakan pada bilah

spasi.

Kedua paha lurus,

tetapi tidak saling

berhimpitan dan

kedua kaki tegak

lurus di lantai.

Kepala dalam

sikap bebas untuk

melihat naskah

yang akan di

ketik.

1 AFI RISIATUN √ - - √ - 10

2 ANDRI SUSANTO √ √ √ √ - 20

3 APRILIANI SITTA NW √ √ √ √ - 20

4 ARO MARIA ULFAH √ √ √ √ - 20

5 DESI WULANDARI √ - √ √ - 20

6 DESI SETYA A. √ - - √ - 10

7 DEVI DWIANA √ √ √ √ - 20

8 DIDI RUDIYANTO √ √ √ √ - 20

9 EFI SANTIKA √ - √ √ - 20

10 FITRIANI √ - √ √ - 20

11 FUJI TRIONO √ - - √ - 10

12 IFFAH UTAMI LESTARI √ √ √ √ - 20

13 ISNI KOMALASARI √ √ √ √ - 20

14 ISTIQOMAH √ - √ √ - 20

15 KHAMIDAH √ - √ √ - 20

16 LILIAN HANINGTIYAS √ √ √ √ - 20

17 LISTIO FRENKI √ - - √ - 10

18 LITA MARSIH √ - - √ - 10

Page 153: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

115

19 LOLA LARANINGTIYAS √ √ √ √ - 20

20 MUNAWAROH √ √ √ √ - 20

21 MURTI AYU W. √ - - √ - 10

22 NAELUL FAZAH √ √ √ √ - 20

23 NAFISAH FITRI √ √ √ √ - 20

24 NOVI LUFITANINGSIH √ - - √ - 10

25 NOVIDA CATUR A. √ √ √ √ - 20

26 NURUL F. √ - √ √ - 20

27 OKTA NOOR AZHARI √ - √ √ - 20

28 PERTIN PARLINAH √ √ √ √ - 20

29 PUJIYANTO √ √ √ √ - 20

30 RIYANTI WIDI ASTUTI √ - √ √ - 20

31 RIZKI AMELIA √ √ √ √ - 20

32 RUWASIH √ - √ √ - 20

33 SALAMI NURHIKMAH √ √ √ √ - 20

34 SEPTI MAULIDIANA √ √ √ √ - 20

35 SITI NURWATI √ √ √ √ - 20

36 SRI ANDAYANI √ - √ √ - 20

37 TRIANI √ - √ √ - 20

38 WIDIYA ARDI LESTARI √ - √ √ - 20

39 YULI MAESAROH √ - - √ - 10

40 YUNITA RATNA SARI √ - - √ - 10

Page 154: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

116

No Nama Ketepatan memasang dan mengeluarkan kertas Perolehan

skor Kertas dimasukkan

ke dalam mesin dg

dituntun oleh

penuntun kertas

yang ditempatkan

pada titik nol.

Pada waktu

hendak

memasukkan

kertas, peganglah

kertas pada sudut

kiri atas dg tangan

kiri dan putarlah

tombol

penggulung

dengan tangna

kanan

Setelah kertas

dimasukkan ke dalam

mesin, luruskan kertas

dengan

mempergunakan

pemebas kertas.

Tarik pembebas

kertas, lalu

angkatlah mistar

dan cabut kertas

dengan

memegangn

ujungnya.

Kertas yang

memakai karbon

dapat dipisahkan

tanpa perlu

menekan karbon

dan kembalikan

mistar ketempat

semula dan

pembebas kertas

tetap di muka

1 AFI RISIATUN √ √ √ √ √ 20

2 ANDRI SUSANTO √ √ √ √ √ 20

3 APRILIANI SITTA √ √ √ √ √ 20

4 ARO MARIA ULFAH √ √ √ √ √ 20

5 DESI WULANDARI √ √ √ √ √ 20

6 DESI SETYA A. √ √ √ √ √ 20

7 DEVI DWIANA √ √ √ √ √ 20

8 DIDI RUDIYANTO √ √ √ √ √ 20

9 EFI SANTIKA √ √ √ √ √ 20

10 FITRIANI √ √ √ √ √ 20

11 FUJI TRIONO √ √ √ √ √ 20

12 IFFAH UTAMI L. √ √ √ √ √ 20

13 ISNI KOMALASARI √ √ √ √ √ 20

14 ISTIQOMAH √ √ √ √ √ 20

15 KHAMIDAH √ √ √ √ √ 20

16 LILIAN H. √ √ √ √ √ 20

17 LISTIO FRENKI √ √ √ √ √ 20

18 LITA MARSIH √ √ √ √ √ 20

19 LOLA L. √ √ √ √ √ 20

Page 155: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

117

20 MUNAWAROH √ √ √ √ √ 20

21 MURTI AYU W. √ √ √ √ √ 20

22 NAELUL FAZAH √ √ √ √ √ 20

23 NAFISAH FITRI √ √ √ √ √ 20

24 NOVI LUFITA N. √ √ √ √ √ 20

25 NOVIDA CATUR A. √ √ √ √ √ 20

26 NURUL F. √ √ √ √ √ 20

27 OKTA NOOR AZHARI √ √ √ √ √ 20

28 PERTIN PARLINAH √ √ √ √ √ 20

29 PUJIYANTO √ √ √ √ √ 20

30 RIYANTI WIDI A. √ √ √ √ √ 20

31 RIZKI AMELIA √ √ √ √ √ 20

32 RUWASIH √ √ √ √ √ 20

33 SALAMI NUR H. √ √ √ √ √ 20

34 SEPTI MAULIDIANA √ √ √ √ √ 20

35 SITI NURWATI √ √ √ √ √ 20

36 SRI ANDAYANI √ √ √ √ √ 20

37 TRIANI √ √ √ √ √ 20

38 WIDIYA ARDI L. √ √ √ √ √ 20

39 YULI MAESAROH √ √ √ √ √ 20

40 YUNITA RATNA S. √ √ √ √ √ 20

Page 156: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

118

No Nama Ketepatan memasang penekan segi dan jarak baris Perolehan

skor Penekan segi kanan Penekan segi kiri Jarak baris

1 AFI RISIATUN - √ √ 10

2 ANDRI SUSANTO - √ √ 10

3 APRILIANI SITTA NW - √ √ 10

4 ARO MARIA ULFAH - √ √ 10

5 DESI WULANDARI - √ √ 10

6 DESI SETYA ANGGRAINI - √ √ 10

7 DEVI DWIANA √ √ √ 20

8 DIDI RUDIYANTO - √ √ 10

9 EFI SANTIKA - √ √ 10

10 FITRIANI - √ √ 10

11 FUJI TRIONO - √ √ 10

12 IFFAH UTAMI LESTARI - √ √ 10

13 ISNI KOMALASARI - √ √ 10

14 ISTIQOMAH - √ √ 10

15 KHAMIDAH - √ √ 10

16 LILIAN HANINGTIYAS - √ √ 10

17 LISTIO FRENKI √ √ √ 20

18 LITA MARSIH √ √ - 10

19 LOLA LARANINGTIYAS - √ √ 10

20 MUNAWAROH - √ √ 10

21 MURTI AYU WIJAYANTI - √ √ 10

22 NAELUL FAZAH - √ √ 10

23 NAFISAH FITRI - √ √ 10

24 NOVI LUFITANINGSIH - √ √ 10

25 NOVIDA CATUR A. - √ √ 10

26 NURUL FITRIANINGRUM - √ √ 10

27 OKTA NOOR AZHARI - √ √ 10

28 PERTIN PARLINAH - √ √ 10

Page 157: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

119

29 PUJIYANTO - √ √ 10

30 RIYANTI WIDI ASTUTI - √ √ 10

31 RIZKI AMELIA - √ √ 10

32 RUWASIH - √ √ 10

33 SALAMI NURHIKMAH - √ √ 10

34 SEPTI MAULIDIANA - √ √ 10

35 SITI NURWATI - √ √ 10

36 SRI ANDAYANI √ √ √ 20

37 TRIANI - √ √ 10

38 WIDIYA ARDI LESTARI - √ √ 10

39 YULI MAESAROH - √ √ 10

40 YUNITA RATNA SARI √ √ √ 20

Page 158: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

120

No Nama Ketepatan penguasaan tuts Perolehan skor

Meletakan jarinya di atas tuts

dengan benar dengan meletakkan

jarinya pada tuts dasar dan dapat

menggunakan kesepuluh jarinya

sesuai tugas entakannya pada tuts

kedua dari atas dan bawah

Dapat menempatkan

jarinya pada tuts

dasarnya saja

Tidak bisa menempatkan

jarinya pada tuts

dasar/menggunakan 11 jari

1 AFI RISIATUN - √ - 20

2 ANDRI SUSANTO - √ - 20

3 APRILIANI SITTA NW - - √ 10

4 ARO MARIA ULFAH - - √ 10

5 DESI WULANDARI - √ - 20

6 DESI SETYA ANGGRAINI - √ - 20

7 DEVI DWIANA - √ - 20

8 DIDI RUDIYANTO - √ - 20

9 EFI SANTIKA - √ - 20

10 FITRIANI - - √ 10

11 FUJI TRIONO - √ - 20

12 IFFAH UTAMI LESTARI - √ - 20

13 ISNI KOMALASARI - √ - 20

14 ISTIQOMAH √ - - 30

15 KHAMIDAH - √ - 20

16 LILIAN HANINGTIYAS - - - 20

17 LISTIO FRENKI √ - - 30

18 LITA MARSIH - - √ 10

19 LOLA LARANINGTIYAS - - √ 10

20 MUNAWAROH √ - - 30

21 MURTI AYU WIJAYANTI - √ - 20

22 NAELUL FAZAH - √ - 20

23 NAFISAH FITRI - - √ 10

24 NOVI LUFITANINGSIH - √ - 20

Page 159: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

121

25 NOVIDA CATUR A. - - √ 10

26 NURUL FITRIANINGRUM - √ - 20

27 OKTA NOOR AZHARI - √ - 20

28 PERTIN PARLINAH - √ - 20

29 PUJIYANTO - √ - 20

30 RIYANTI WIDI ASTUTI √ - - 30

31 RIZKI AMELIA - √ - 20

32 RUWASIH - - √ 10

33 SALAMI NURHIKMAH - √ - 20

34 SEPTI MAULIDIANA - √ - 20

35 SITI NURWATI - √ - 20

36 SRI ANDAYANI - - √ 10

37 TRIANI - √ - 20

38 WIDIYA ARDI LESTARI - √ - 20

39 YULI MAESAROH - - √ 10

40 YUNITA RATNA SARI √ - - 30

Page 160: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

122

Rekap Nilai Aspek Ketepatan

Kelas: X AP 1

No Nama Aspek yang dinilai Nilai

Sikap mengetik Memasang dan

mengeluarkan kertas

Memasang penekan segi

dan jarak baris

Penguasaan tuts

Skor maksimal

30 20 20 30

1 AFI RISIATUN 10 20 10 20 60

2 ANDRI SUSANTO 20 20 10 20 70

3 APRILIANI SITTA NW. 20 20 10 10 60

4 ARO MARIA ULFA 20 20 10 10 60

5 DESI WULANDARI 20 20 10 20 70

6 DESI SETYA ANGGRAINI 10 20 10 20 50

7 DEVI DWIANA 20 20 20 20 80

8 DIDI RUDIYANTO 20 20 10 20 70

9 EFI SANTIKA 20 20 10 20 70

10 FITRIANI 20 20 10 10 60

11 FUJI TRIONO 10 20 10 20 60

12 IFFAH UTAMI LESTARI 20 20 10 20 70

13 ISNI COMALASARI 20 20 10 20 70

14 ISTIQOMAH 20 20 10 30 80

15 KHAMIDAH 20 20 10 20 70

16 LILIAN HANINGTIYAS 20 20 10 20 70

17 LISTIO FRENKI 10 20 20 30 80

18 LITA MARSIH 10 20 10 10 50

19 LOLLA LARANINGTIYAS 20 20 10 10 60

20 MUNAWAROH 20 20 10 30 80

21 MURTI AYU WIJAYANTI 10 20 10 20 60

22 NAELUL FAZAH 20 20 10 20 70

23 NAFISAH FITRI 20 20 10 10 60

24 NOVI LUFITANINGSIH 10 20 10 20 60

Page 161: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

123

25 NOVIDA CATUR A. 20 20 10 10 60

26 NURUL FITRIANINGRUM 20 20 10 20 70

27 OKTA NOOR AZHARIE 20 20 10 20 70

28 PARTIN PARLINAH 20 20 10 20 70

29 PUJIYANTO 20 20 10 20 70

30 RIYANTI WIDIASTUTI 20 20 10 30 80

31 RIZKI AMELIA 20 20 10 20 70

32 RUWASIH 20 20 10 10 60

33 SALAMI NURHIKMAH 20 20 10 20 70

34 SEPTI MAULIDIANA 20 20 10 20 70

35 SITI NURWATI 20 20 10 20 70

36 SRI ANDAYANI 20 20 20 10 70

37 TRIANI 20 20 10 20 70

38 WIDIYA ARDI LESTARI 20 20 10 20 70

39 YULI MAESAROH 10 20 10 10 50

40 YUNITA RATNA SARI 10 20 20 30 80

Page 162: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

124

Hasil Penilaian Ketepatan

Kelas : X AP 2

No Nama Ketepatan sikap Perolehan

skor Duduk lurus di

depan mesin tulis,

dengan badan

sedikit ke muka

dan lengan atas

sejajar dengan

badan, lengan

bagian bawah

horisontal.

Pergelangan

tangan

memengkung dan

jari-jari

memengkung

pada tuts basis.

Kedua ibujari

punggungnya

saling

berdampingan

dan siap untuk

melakukan

entakan pada

bilah spasi.

Kedua paha lurus,

tetapi tidak saling

berhimpitan dan

kedua kaki tegak

lurus di lantai.

Kepala dalam sikap

bebas untuk melihat

naskah yang akan di

ketik.

1 ADNAN AZIZ AININ √ √ √ √ - 20

2 AMI ROHAYATI √ √ √ √ - 20

3 ANISAH √ - - √ - 10

4 ARI FEBRINA √ √ √ √ - 20

5 ASTRI YULIA N. √ √ √ √ - 20

6 DARYATI WITRI L. √ - - √ - 10

7 DEVI SANATI √ - - √ - 10

8 DEWI RIAMITA √ √ √ √ - 20

9 DIAN RETNOWATI √ - √ √ - 20

10 EKI NOVIANTI √ - √ √ - 20

11 ENI MARIANI √ - √ √ - 20

12 ETI PUSPITASARI √ √ √ √ - 20

13 FUJUANAH √ √ √ √ - 20

14 HANIDAH NUR AIN √ - √ √ - 10

15 HEIK MATUS S. √ - √ √ - 20

16 HERLINA APRILIANI √ - √ √ - 20

17 IDA JAYANTI √ - √ √ - 20

18 INDAH MERYANI √ √ √ √ - 20

19 ISTIQOMAH √ - √ √ - 20

Page 163: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

125

20 KENI √ √ √ √ - 20

21 KIKI ASTRIDA √ √ √ √ - 20

22 LIDYA VFALENSIANA √ √ √ √ - 20

23 LISA FITRIANA √ √ √ √ - 20

24 LUTHFI ALFIANTO √ √ √ √ √ 20

25 MEI SULASMI √ √ √ √ - 20

26 MUTI SURANI √ - √ √ - 20

27 NURISMANTO √ √ √ √ - 20

28 PUTRI SAKINAH √ - √ √ - 20

29 RAHAYU NINGSIH √ - √ √ - 20

30 RATNA SARI √ - - √ - 10

31 RESKI AMALIA √ - - √ - 10

32 RETNO KUNANTI √ √ √ √ - 20

33 SAVITA PRIYANI √ √ √ √ - 20

34 SITI NUROHMAH √ - √ √ - 20

35 SITI WULANDARI √ √ √ √ - 20

36 TUSIA INAFITRI √ √ √ √ - 20

37 VINO VERDIAN √ - √ √ - 20

38 WIDIATI √ - - √ - 10

39 WULAN SUCI √ - - √ - 10

40 ZAUZATUN S. √ - - √ - 10

Page 164: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

126

No Nama Ketepatan memasang dan mengeluarkan kertas Perolehan

skor Kertas

dimasukkan ke

dalam mesin

dg dituntun

oleh penuntun

kertas yang

ditempatkan

pada titik nol.

Pada waktu hendak

memasukkan kertas,

peganglah kertas

pada sudut kiri atas

dg tangan kiri dan

putarlah tombol

penggulung dengan

tangan kanan

Setelah kertas

dimasukkan ke

dalam mesin,

luruskan kertas

dengan

mempergunakan

pemebas kertas.

Tarik pembebas

kertas, lalu

angkatlah mistar

dan cabut kertas

dengan

memegangn

ujungnya.

Kertas yang memakai

karbon dapat dipisahkan

tanpa perlu menekan

karbon dan kembalikan

mistar ketempat semula

dan pembebas kertas

tetap di muka

1 ADNAN AZIZ A. √ √ √ √ √ 20

2 AMI ROHAYATI √ √ √ √ √ 20

3 ANISAH √ √ √ √ √ 20

4 ARI FEBRINA √ √ √ √ √ 20

5 ASTRI YULIA N. √ √ √ √ √ 20

6 DARYATI WITRI √ √ √ √ √ 20

7 DEVI SANATI √ √ √ √ √ 20

8 DEWI RIAMITA √ √ √ √ √ 20

9 DIAN RETNO W. √ √ √ √ √ 20

10 EKI NOVIANTI √ √ √ √ √ 20

11 ENI MARIANI √ √ √ √ √ 20

12 ETI PUSPITASARI √ √ √ √ √ 20

13 FUJUANAH √ √ √ √ √ 20

14 HANIDAH NUR A. √ √ √ √ √ 20

15 HEIK MATUS S. √ √ √ √ √ 20

16 HERLINA A. √ √ √ √ √ 20

17 IDA JAYANTI √ √ √ √ √ 20

18 INDAH MERYANI √ √ √ √ √ 20

19 ISTIQOMAH √ √ √ √ √ 20

20 KENI √ √ √ √ √ 20

21 KIKI ASTRIDA √ √ √ √ √ 20

22 LIDYA V. √ √ √ √ √ 20

Page 165: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

127

23 LISA FITRIANA √ √ √ √ √ 20

24 LUTHFI A. √ √ √ √ √ 20

25 MEI SULASMI √ √ √ √ √ 20

26 MUTI SURANI √ √ √ √ √ 20

27 NURISMANTO √ √ √ √ √ 20

28 PUTRI SAKINAH √ √ √ √ √ 20

29 RAHAYU NINGSIH √ √ √ √ √ 20

30 RATNA SARI √ √ √ √ √ 20

31 RESKI AMALIA √ √ √ √ √ 20

32 RETNO KUNANTI √ √ √ √ √ 20

33 SAVITA PRIYANI √ √ √ √ √ 20

34 SITI NUROHMAH √ √ √ √ √ 20

35 SITI WULANDARI √ √ √ √ √ 20

36 TUSIA INAFITRI √ √ √ √ √ 20

37 VINO VERDIAN √ √ √ √ √ 20

38 WIDIATI √ √ √ √ √ 20

39 WULAN SUCI √ √ √ √ √ 20

40 ZAUZATUN S. √ √ √ √ √ 20

Page 166: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

128

No Nama Ketepatan memasang penekan segi dan jarak baris Perolehan skor

Penekan segi kanan Penekan segi kiri Jarak baris

1 ADNAN AZIZ AININ - √ √ 10

2 AMI ROHAYATI - √ √ 10

3 ANISAH - √ √ 10

4 ARI FEBRINA - √ √ 10

5 ASTRI YULIANINGRUM - √ √ 10

6 DARYATI WITRI LESTARI - √ √ 10

7 DEVI SANATI - √ √ 10

8 DEWI RIAMITA √ √ √ 20

9 DIAN RETNOWATI - √ √ 10

10 EKI NOVIANTI - √ √ 10

11 ENI MARIANI - √ √ 10

12 ETI PUSPITASARI - √ √ 10

13 FUJUANAH - √ √ 10

14 HANIDAH NUR AIN - √ √ 10

15 HEIK MATUS SOLIKAH √ √ √ 20

16 HERLINA APRILIANI - √ √ 10

17 IDA JAYANTI - √ √ 10

18 INDAH MERYANI - √ √ 10

19 ISTIQOMAH - √ √ 10

20 KENI - √ √ 10

21 KIKI ASTRIDA √ √ √ 20

22 LIDYA VFALENSIANA - √ √ 10

23 LISA FITRIANA √ √ √ 20

24 LUTHFI ALFIANTO √ √ √ 20

25 MEI SULASMI - √ √ 10

26 MUTI SURANI - √ √ 10

27 NURISMANTO - √ √ 10

28 PUTRI SAKINAH - √ √ 10

29 RAHAYU NINGSIH - √ √ 10

Page 167: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

129

30 RATNA SARI - √ √ 10

31 RESKI AMALIA - √ √ 10

32 RETNO KUNANTI - √ √ 10

33 SAVITA PRIYANI - √ √ 10

34 SITI NUROHMAH - √ √ 10

35 SITI WULANDARI - √ √ 10

36 TUSIA INAFITRI - √ √ 10

37 VINO VERDIAN - √ √ 10

38 WIDIATI - √ √ 10

39 WULAN SUCI - √ √ 10

40 ZAUZATUN SOLIKHAH - √ √ 10

Page 168: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

130

No Nama Ketepatan penguasaan tuts Perolehan skor

Meletakan jarinya di atas

tuts dengan benar dengan

meletakkan jarinya pada tuts

dasar dan dapat

menggunakan kesepuluh

jarinya sesuai tugas

entakannya pada tuts kedua

dari atas dan bawah

Dapat menempatkan jarinya

pada tuts dasarnya saja

Tidak bisa menempatkan

jarinya pada tuts

dasar/menggunakan 11 jari

1 ADNAN AZIZ AININ √ - - 30

2 AMI ROHAYATI - - √ 10

3 ANISAH - √ - 20

4 ARI FEBRINA

-

√ - 20

5 ASTRI YULIANINGRUM √ - - 30

6 DARYATI WITRI LESTARI - √ - 20

7 DEVI SANATI - √ - 20

8 DEWI RIAMITA - √ - 20

9 DIAN RETNOWATI - √ - 20

10 EKI NOVIANTI - √ - 20

11 ENI MARIANI √ - - 30

12 ETI PUSPITASARI √ - - 30

13 FUJUANAH - √ - 20

14 HANIDAH NUR AIN √ - - 30

15 HEIK MATUS SOLIKAH - - √ 10

16 HERLINA APRILIANI - √ - 20

17 IDA JAYANTI - - √ 10

18 INDAH MERYANI - √ - 20

19 ISTIQOMAH - √ - 20

20 KENI - - √ 10

21 KIKI ASTRIDA - √ - 20

Page 169: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

131

22 LIDYA VFALENSIANA - √ - 20

23 LISA FITRIANA - - √ 10

24 LUTHFI ALFIANTO - √ - 20

25 MEI SULASMI - √ - 20

26 MUTI SURANI - √ - 20

27 NURISMANTO - - √ 10

28 PUTRI SAKINAH - √ - 20

29 RAHAYU NINGSIH - - √ 10

30 RATNA SARI √ - - 30

31 RESKI AMALIA - √ - 20

32 RETNO KUNANTI - - √ 10

33 SAVITA PRIYANI - √ - 20

34 SITI NUROHMAH - √ - 20

35 SITI WULANDARI - √ - 20

36 TUSIA INAFITRI - √ - 20

37 VINO VERDIAN - √ - 20

38 WIDIATI - √ - 20

39 WULAN SUCI - - √ 10

40 ZAUZATUN SOLIKHAH - √ - 20

Page 170: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

132

Rekap Nilai Aspek Ketepatan

Kelas: AP 2

No Nama Aspek yang dinilai Nilai

Sikap mengetik Memasang dan

mengeluarkan kertas

Memasang penekan

segi dan jarak baris

Penguasaan tuts

Skor maksimal

30 20 20 30

1 ADNAN AZIZ AININ 20 20 10 30 80

2 AMI ROHAYATI 20 20 10 10 60

3 ANISAH 10 20 10 20 60

4 ARI FEBRINA 20 20 10 20 70

5 ASTRI YULIANINGRUM 20 20 10 30 80

6 DARYATI WITRI LESTARI 10 20 10 20 60

7 DEVI SANATI 10 20 10 20 60

8 DEWI RIAMITA 20 20 20 20 80

9 DIAN RETNOWATI 20 20 10 20 60

10 EKI NOVIANTI 20 20 10 20 70

11 ENI MARIANI 20 20 10 30 80

12 ETI PUSPITA SARI 20 20 10 30 80

13 FUJIANAH 20 20 10 20 70

14 HANIDAH NURAIN 10 20 10 30 70

15 HEIK MATUS SOLIKAH 20 20 20 10 70

16 HERLINA APRILIANI 20 20 10 20 70

17 IDA JAYANTI 20 20 10 10 60

18 INDAH MERYANI 20 20 10 20 70

19 ISTIQOMAH 20 20 10 20 70

20 KENI 20 20 10 10 60

21 KIKI ASTRIDA 20 20 20 20 80

22 LIDYA VALENCIANA 20 20 10 20 70

23 LISA FITRIANA 20 20 20 10 70

Page 171: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

133

24 LUTHFI ALFIANTO 20 20 20 20 80

25 MEI SULASMI 20 20 10 20 70

26 MUTI SURANI 20 20 10 20 70

27 NURISMANTO 20 20 10 10 60

28 PUTRI SAKINAH 20 20 10 20 70

29 RAHAYU NINGSIH 20 20 10 10 60

30 RATNA SARI 10 20 10 30 60

31 RESKI AMALIA 10 20 10 20 60

32 RETNO KUNANTI 20 20 10 10 70

33 SAVITA PRIYANI 20 20 10 20 70

34 SITI NURROHMAH 20 20 10 20 70

35 SITI WULANDARI 20 20 10 20 70

36 TUZIA INAFITRI 20 20 10 20 70

37 VINO VERDIAN 20 20 10 20 70

38 WIDIATI 10 20 10 20 60

39 WULAN SUCI 10 20 10 10 50

40 ZAUZATUN SOLIKAH 10 20 10 20 60

Page 172: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

134

Hasil Penilaian Kerapian

Kelas: X AP 1

No Nama Kesalahan dalam 5 menit tidak boleh lebih dari 10 kesalahan tik Perolehan

Skor Siswa tidak

melakukan

kesalahan tik

lebih dari 10

Siswa

melakukan

kesalahan tik

antara 11-20

Siswa

melakukan

kesalahan tik

antara 21-30

Siswa

melakukan

kesalahan tik

antara 31-40

Siswa melakukan

kesalahan tik 41-

50

Siswa

melakukan

kesalahan tik

lebih dari 50

1 AFI RISIATUN - √ - - - - 50

2 ANDRI SUSANTO - - - - √ - 20

3 APRILIANI SITTA NW. - √ - - - - 50

4 ARO MARIA ULFA - √ - - - - 50

5 DESI WULANDARI √ - - - - - 60

6 DESI SETYA ANGGRAINI - √ - - - - 50

7 DEVI DWIANA - √ - - - - 50

8 DIDI RUDIYANTO - √ - - - - 50

9 EFI SANTIKA - √ - - - - 50

10 FITRIANI - √ - - - - 50

11 FUJI TRIONO - √ - - - - 50

12 IFFAH UTAMI LESTARI - √ - - - - 50

13 ISNI COMALASARI - √ - - - - 50

14 ISTIQOMAH - √ - - - - 50

15 KHAMIDAH - √ - - - - 50

16 LILIAN HANINGTIYAS √ - - - - - 60

17 LISTIO FRENKI √ - - - - - 60

18 LITA MARSIH - √ - - - - 50

19 LOLLA LARANINGTIYAS - - √ - - - 40

20 MUNAWAROH √ - - - - - 60

21 MURTI AYU WIJAYANTI √ - - - - - 60

22 NAELUL FAIZAH - - √ - - - 40

23 NAFISAH FITRI - √ - - - - 50

24 NOVITA LUVITA NINGSIH - √ - - - - 50

Page 173: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

135

25 NOVIDA CATUR A. - √ - - - - 50

26 NURUL FITRIANINGRUM - √ - - - - 50

27 OKTA NOOR AZHARI - √ - - - - 50

28 PARTIN PARLINAH - - √ - - - 40

29 PUJIYANTO - - √ - - - 40

30 RIYANTI WIDI ASTUTI - √ - - - - 50

31 RIZKI AMELIA √ - - - - - 60

32 RUWASIH - √ - - - - 50

33 SALAMI NURHIKMAH - √ - - - - 50

34 SEPTI MAULIDIANA - - √ - - - 40

35 SITI NURWATI - √ - - - - 50

36 SRI ANDAYANI - √ - - - - 50

37 TRIANI √ - - - - - 60

38 WIDIYA ARDI LESTARI - √ - - - - 50

39 YULI MAESAROH - √ - - - - 50

40 YUNITA RATNASARI - √ - - - - 50

Page 174: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

136

No Nama Sesuai format yang diperintahkan Perolehan

skor Siswa mengetik sesuai dengan format yang

diperintahkan

Tidak sesuai dengan format yang diperintahkan

1 AFI RISIATUN √ - 20

2 ANDRI SUSANTO - √ 10

3 APRILIANI SITTA NW. - √ 10

4 ARO MARIA ULFA - √ 10

5 DESI WULANDARI - √ 10

6 DESI SETYA ANGGRAINI √ - 10

7 DEVI DWIANA - √ 10

8 DIDI RUDIYANTO - √ 10

9 EFI SANTIKA - √ 20

10 FITRIANI √ - 10

11 FUJI TRIONO - √ 20

12 IFFAH UTAMI LESTARI √ - 20

13 ISNI COMALASARI - √ 10

14 ISTIQOMAH - √ 10

15 KHAMIDAH - √ 20

16 LILIAN HANINGTIYAS √ - 10

17 LISTIO FRENKI - √ 10

18 LITA MARSIH - √ 20

19 LOLLA LARANINGTIYAS √ - 10

20 MUNAWAROH - √ 10

21 MURTI AYU WIJAYANTI - √ 10

22 NAELUL FAIZAH - √ 10

23 NAFISAH FITRI - √ 10

24 NOVITA LUVITA NINGSIH √ - 20

25 NOVIDA CATUR A. √ - 20

26 NURUL FITRIANINGRUM - √ 10

27 OKTA NOOR AZHARI - √ 10

28 PARTIN PARLINAH √ - 20

Page 175: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

137

29 PUJIYANTO - √ 10

30 RIYANTI WIDI ASTUTI - √ 10

31 RIZKI AMELIA - √ 10

32 RUWASIH - √ 10

33 SALAMI NURHIKMAH √ - 20

34 SEPTI MAULIDIANA √ - 20

35 SITI NURWATI - √ 10

36 SRI ANDAYANI - √ 10

37 TRIANI - √ 10

38 WIDIYA ARDI LESTARI - √ 10

39 YULI MAESAROH √ - 20

40 YUNITA RATNASARI - √ 10

Page 176: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

138

Rekap Nilai Akhir Aspek Kerapian

Kelas: X AP 1

No Nama Aspek yang dinilai Nilai

Kesalahan dalam 5

menit tidak boleh

lebih dari 10

kesalahan tik

Tidak menggunakan

tuts pengundur apabila

terjadi kesalahan

Tidak menggunakan

tipex untuk memperbaiki

kesalahan tik

Sesuai dengan format

yang diperintahkan.

skor maksimal

60 10 10 20

1 AFI RISIATUN 50 - 10 20 80

2 ANDRI SUSANTO 20 - 10 10 40

3 APRILIANI SITTA NW. 50 10 10 10 80

4 ARO MARIA ULFA 50 10 10 10 80

5 DESI WULANDARI 60 - 10 10 80

6 DESI SETYA ANGGRAINI 50 10 10 10 80

7 DEVI DWIANA 50 10 10 10 80

8 DIDI RUDIYANTO 50 - 10 10 70

9 EFI SANTIKA 50 - 10 20 80

10 FITRIANI 50 10 10 10 80

11 FUJI TRIONO 50 - 10 20 80

12 IFFAH UTAMI LESTARI 50 10 10 10 80

13 ISNI COMALASARI 50 10 10 10 80

14 ISTIQOMAH 50 10 10 10 80

15 KHAMIDAH 50 - 10 20 80

16 LILIAN HANINGTIYAS 60 - 10 10 80

17 LISTIO FRENKI 60 - 10 10 80

Page 177: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

139

18 LITA MARSIH 50 - 10 20 80

19 LOLLA LARANINGTIYAS 40 10 10 10 70

20 MUNAWARIH 60 - 10 10 80

21 MURTI AYU WIJAYANTI 60 - 10 10 80

22 NAELUL FAZAH 40 - 10 10 60

23 NAFISAH FITRI 50 - 10 10 70

24 NOVI LUFITANINGSIH 50 - 10 20 80

25 NOVIDA CATUR A. 50 - 10 20 80

26 NURUL FITRIANINGRUM 50 10 10 10 80

27 OKTA NOOR AZHARIE 50 - 10 10 70

28 PARTIN PARLINAH 40 - 10 20 70

29 PUJIYANTO 40 - 10 10 60

30 RIYANTI WIDIASTUTI 50 - 10 10 70

31 RIZKI AMELIA 60 - 10 10 80

32 RUWASIH 50 10 10 10 80

33 SALAMI NURHIKMAH 50 - 10 20 80

34 SEPTI MAULIDIANA 40 - 10 20 70

35 SITI NURWATI 50 - 10 10 70

36 SRI ANDAYANI 50 - 10 10 70

37 TRIANI 60 - 10 10 80

38 WIDIYA ARDI LESTARI 50 - 10 10 70

39 YULI MAESAROH 50 - 10 20 80

40 YUNITA RATNA SARI 50 10 10 10 80

Page 178: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

140

Hasil Penilaian Kerapian

Kelas: X AP 2

No Nama Kesalahan dalam 5 menit tidak boleh lebih dari 10 kesalahan tik Perolehan

skor Siswa tidak

melakukan

kesalahan

tik lebih

dari 10

Siswa

melakukan

kesalahan tik

antara 11-20

Siswa

melakukan

kesalahan tik

antara 21-30

Siswa

melakukan

kesalahan

tik antara

31-40

Siswa melakukan

kesalahan tik 41-

50

Siswa melakukan

kesalahan tik lebih

dari 50

1 ADNAN AZIZ AININ - - - - - √ 10

2 AMI ROHAYATI - - - - √ - 20

3 ANISAH - - - - √ - 20

4 ARI FEBRINA - √ - - - - 50

5 ASTRI YULIANINGRUM - √ - - - - 50

6 DARYATI WITRI LESTARI - √ - - - - 50

7 DEVI SANATI - - - - √ - 20

8 DEWI RIAMITA - √ - - - - 50

9 DIAN RETNOWATI - - √ - - - 40

10 EKI NOVIANTI - - √ - - - 40

11 ENI MARIANI - - √ - - - 40

12 ETI PUSPITASARI - √ - - - - 50

13 FUJUANAH √ - - - - - 60

14 HANIDAH NUR AIN - - √ - - - 40

15 HEIK MATUS SOLIKAH - √ - - - - 50

16 HERLINA APRILIANI - - √ - - - 50

17 IDA JAYANTI - - - √ - - 30

18 INDAH MERYANI - - - - √ - 20

19 ISTIQOMAH - √ - - - - 50

Page 179: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

141

20 KENI - √ - - - - 50

21 KIKI ASTRIDA √ - - - - - 60

22 LIDYA VFALENSIANA - √ - - - - 50

23 LISA FITRIANA √ - - - - - 60

24 LUTHFI ALFIANTO - √ - - - - 50

25 MEI SULASMI - √ - - - - 50

26 MUTI SURANI - √ - - - - 50

27 NURISMANTO - √ - - - - 50

28 PUTRI SAKINAH - √ - - - - 50

29 RAHAYU NINGSIH - √ - - - - 50

30 RATNA SARI - - - - - √ 10

31 RESKI AMALIA √ - - - - - 60

32 RETNO KUNANTI - √ - - - - 50

33 SAVITA PRIYANI - - - - - √ 10

34 SITI NUROHMAH - √ - - - - 10

35 SITI WULANDARI √ - - - - - 50

36 TUSIA INAFITRI - √ - - - - 50

37 VINO VERDIAN - √ - - - - 50

38 WIDIATI √ - - - - - 60

39 WULAN SUCI - √ - - - - 50

40 ZAUZATUN SOLIKHAH √ - - - - - 60

Page 180: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

142

No Nama Sesuai format yang diperintahkan Perolehan

skor Siswa mengetik sesuai dengan format

yang diperintahkan

Tidak sesuai dengan format yang

diperintahkan

1 ADNAN AZIZ AININ - √ 10

2 AMI ROHAYATI - √ 10

3 ANISAH - √ 10

4 ARI FEBRINA - √ 10

5 ASTRI YULIANINGRUM - √ 10

6 DARYATI WITRI LESTARI - √ 10

7 DEVI SANATI - √ 10

8 DEWI RIAMITA √ - 20

9 DIAN RETNOWATI - √ 10

10 EKI NOVIANTI - √ 10

11 ENI MARIANI - √ 10

12 ETI PUSPITASARI - √ 10

13 FUJUANAH - √ 10

14 HANIDAH NUR AIN - √ 10

15 HEIK MATUS SOLIKAH √ - 20

16 HERLINA APRILIANI - √ 10

17 IDA JAYANTI - √ 10

18 INDAH MERYANI - √ 10

19 ISTIQOMAH - √ 10

20 KENI - √ 10

21 KIKI ASTRIDA - √ 10

22 LIDYA VALENSIANA √ - 20

23 LISA FITRIANA - √ 10

24 LUTHFI ALFIANTO √ - 20

25 MEI SULASMI - √ 10

26 MUTI SURANI - √ 10

Page 181: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

143

27 NURISMANTO - √ 10

28 PUTRI SAKINAH - √ 10

29 RAHAYU NINGSIH - √ 10

30 RATNA SARI - √ 10

31 RESKI AMALIA - √ 10

32 RETNO KUNANTI √ - 20

33 SAVITA PRIYANI - √ 10

34 SITI NUROHMAH √ - 20

35 SITI WULANDARI - √ 10

36 TUSIA INAFITRI - √ 10

37 VINO VERDIAN - √ 10

38 WIDIATI - √ 10

39 WULAN SUCI - √ 10

40 ZAUZATUN SOLIKHAH - √ 10

Page 182: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

144

Rekap Nilai Aspek Kerapian

Kelas: X AP 2

No Nama Aspek yang dinilai Nilai

Kesalahan dalam 5

menit tidak boleh lebih

dari 10 kesalahan tik

Tidak

menggunakan

tuts pengundur

apabila terjadi

kesalahan

Tidak menggunakan

tipex untuk

memperbaiki

kesalahan tik

Sesuai dengan

format yang

diperintahkan.

skor maksimal

60 10 10 20

1 ADNAN AZIZ AININ 10 10 10 10 40

2 AMI ROHAYATI 20 - 10 10 40

3 ANISAH 20 10 10 10 50

4 ARI FEBRINA 50 10 10 10 80

5 ASTRI YULIANINGRUM 50 - 10 10 70

6 DARYATI WITRI LESTARI 50 10 10 10 80

7 DEVI SANATI 20 - 10 10 40

8 DEWI RIAMITA 50 - 10 20 80

9 DIAN RETNOWATI 40 - 10 10 60

10 EKI NOVIANTI 40 10 10 10 70

11 ENI MARIANI 40 - 10 10 60

12 ETI PUSPITA SARI 50 10 10 10 80

13 FUJIANAH 60 - 10 10 80

14 HANIDAH NURAIN 40 10 10 10 70

15 HEIK MATUS SOLIKAH 50 - 10 20 80

16 HERLINA APRILIANI 50 - 10 10 70

17 IDA JAYANTI 30 10 10 10 60

18 INDAH MERYANI 20 10 10 10 50

Page 183: KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI

145

19 ISTIQOMAH 50 10 10 10 80

20 KENI 50 10 10 10 80

21 KIKI ASTRIDA 60 - 10 10 80

22 LIDYA VALENCIANA 50 - 10 20 80

23 LISA FITRIANA 60 - 10 10 80

24 LUTHFI ALFIANTO 50 - 10 20 80

25 MEI SULASMI 50 - 10 10 70

26 MUTI SURANI 50 10 10 10 80

27 NURISMANTO 50 - 10 10 70

28 PUTRI SAKINAH 50 - 10 10 70

29 RAHAYU NINGSIH 50 - 10 10 70

30 RATNA SARI 10 10 10 10 40

31 RESKI AMALIA 60 - 10 10 80

32 RETNO KUNANTI 50 - 10 20 80

33 SAVITA PRIYANI 10 10 10 10 40

34 SITI NURROHMAH 50 10 10 10 80

35 SITI WULANDARI 60 - 10 10 80

36 TUZIA INAFITRI 50 10 10 10 80

37 VINO VERDIAN 50 10 10 10 80

38 WIDIATI 60 - 10 10 80

39 WULAN SUCI 50 10 10 10 80

40 ZAUZATUN SOLIKAH 60 - 10 10 80