Upload
adhi-wiratma
View
220
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
slide
Citation preview
BAB 1
PENDAHULUAN
- hambatan aliran empedu, bahan-bahan(bilirubin,asam empedu,kolesterol)
- histopatologis (penumpukan empedu dalam hepatosit & bilier)
- 3 bulan pertama kehidupan
- kadar bil direk > 2mg/dl atau >20% kadar bil total
- 60 %
- mayoritas karena infeksi prenatal
Penanganan cukup pelik - penyebab bervariasi, belum jelas patogenesisEvaluasi dx sedini mungkin, intervensi dini untuk mencegah skuele jangka panjangBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Hati & Empedu
Fungsi hati:
Mempertahankan kadar gula darah (glikogenesis & glikogenolisis)
Tempat sintesis & oksidasi lemak
Vit A, C,D,E,K & riboflavin disimpan
Pembentuk darah (neonatus), cadangan penyimpanan zat besi
ureum (deaminasi protein)
penawar racun (eliminasikan)
2.2 Metabolisme bilirubin
Hb
Heme
hemoksigenase
Biliverdin
Biliverdin - reduktase
Bil indirek (bebas) lipofilik
Kompleks bil-albumin
ambilan:protein-y;protein-z
Konjugasi (glukuronil transferase)
Bil direk (conjugated) hidrofilik
Hidrolisis bakteri
Bil: sterkobilin, urobilinogen
2.3 Definisi kolestasis
- gangguan sekresi dan atau aliran empedu (3 bulan pertama)
- penumpukan bahan-bahan yang harus diekskresi oleh hati (bil,asam empedu,kolesterol)
- regurgitasi bahan tersebut ke plasma
2.4 Epidemiologi
- angka kejadian 1:2.500-10.000 kelahiran (20-30% atresia bilier)
- 34 kasus (26-KIH, 8-KEH)
- jenis kelamin 22 kasus: laki-laki, 12 kasus : perempuan
- usia 6 bln : 2 kasus
- lebih sering pada neonatus & bayi (belum matang fungsi hati)
2.5 Patofisiologi Kolestasis
- semua sel hepar empedu + 500 mg/ hari
- empedu kanalikulus biliferis kecil perifer septa interlobular duktus biliaris terminalis duktus hepatica & duktus koledukus duodenum,kandung empedu
- komposisi empedu (air,asam empedu,pigmen empedu,kolesterol,garam anorganik,sunstansi lain larut dalam larutan alkali)
- sebagian komponen empedu (sirkulasi enterohepatik)diserap dlm usus & diekskresikan oleh hati
- asam empedu
>penting dalam patofisiologi kolestasis (sifat yang hidrofobik & hepatotoksik)
>4 asam empedu : asam kolat, asam kenodeoksikolat (primer disintesis di hati), asam deoksikolat,asam litokolat (sekunder hasil kerja bakteri kolon)
- peningkatan hebat kadar asam empedu kolat, kenodioksikolat pada beberapa hari pertama menetap sampai 4 sampai 8 minggu dan kemudian menurun hingga mencapai kadar dewasa pada usia 1 tahun
- BBL periode kolestasis relatif (kolestasis fisiologis) tanpa menderita suatu penyakit ukuran pool asam empedu kecil dan konsentrasinya di duodenum dan absorpsi turun
secara hepatoselular kerosakan pada pembentukan empedu, gambaran histopatologis khas empedu antara hepatosit dan ruang kanalikuler
secara obstruktif hambat aliran empedu, gambaran histopatologis khas sumbatan bilier pada duktus bilier interlobularis, ekspansi portal, proliferasi duktus biliaris
2.6 Manifestasi Klinis
a) Retensi/ regurgitasi
- Empedu gatal, toksik
- Bilirubin ikterus
- Hiperkolesterolemia xantomatosis
- Trace element toksik (tembaga, dll)
b) empedu intraluminal
Malabsorbsi lemak malnutrisiMalabsorbsi vitamin yang larut dalam lemakA kulit tebal, rabun senjaD osteopeniaE saraf, otot (degenerasi) - anemia hemolitikK pembekuan - hipoprotrombinemiac ) Gejala-gejala ini pada akhirnya akan menimbulkan penyakit hati progresif (sirosis bilier) yang berakibat terjadi :
Hipertensi porta (hipersplenisme, ascites, varises perdarahan)Gagal hati2.7 Diagnosis
Untuk membedakan antara kolestasis intrahepatal dengan kolestasis ekstrahepatal, dilakukan denan cara :a) Anamnesais
Riwayat keluargaBila ada saudara kandung pasien yang menderita kolestasis, kemungkinan besar merupakan suatu kelainan genetik/metabolik. Atresia bilier jarang mengenai suadara pasien yang lain.
Riwayat kehamilan dan kelahiranRiwayat obstetrik ibu (infeksi TORCH, hepatitis B dan infeksi lain), BBL, infeksi intrapartum, morbiditas perinatal dan riwayat pemberian nutrisi parenteral. Bayi atresia bilier biasanya lahir dengan BB normal, sedangkan bayi dengan kolestasis intrahepatal biasanya lahir dengan BB rendah.
b) klinis
KlinisEkstrahepatalIntrahepatalWarna tinja selama dirawat Pucat /dempulKuning BB lahir Usia tinja akolik Gambaran klinis hati Hati normalHepatomegali Konsistensi :Normal Padat Keras Biopsi hati Fibrosis porta Profilerasi duktusThrombus empedu importal 79%21% 3000 gram 2 minggu 13%12%63%24%94%86%63%26%74%< 3000 gram 4 minggu 47%35%47%6%47%30%1%2.7.1 Pemeriksaan Penunjang
Daraha. Uji fungsi hati :
Kemampuan transpor organik anion : bilirubinkemampuan sintesis :Protein : albumin, PT, PTT
Kolesterol
Kerusakan sel hatiEnzim transaminase (SGOT = AST ; SGPT = ALT)
Enzim kolestatik : GGT, alkali fosfatase
b. Uji serologi : intrahepatik kolestasis
- Hepatitis virus B, (C) bayi dan ibu
- TORCH
c. Lain-lain (sesuai indikasi)
a. Tinja 3 porsi
0600 - 14001400 - 22002200 - 0600Bila tinja pucat fluktuatif intrahepatik
Bila tinja pucat menetap ekstrahepatik (atresia bilier)
b. Sterkobilin
2.7.2 Pemeriksaan Radiologi
USG perut, berlangsung dalam 2 fasePuasa 1 2 jam setelah minum/ makan
minimal 4 jam
Skintigrafi (isotop Tc-DISIDA) Tc- BRIDAKolangiografi (intraoperatif)Sirosis/ hipertensi porta :
USG DopplerSplenoportografi2.7.3.Biopsi Hati
Intrahepatik Giant Cell TransformationEkstrahepatik dilatasi duktulus biliaris(atresia bilier) proliferasi duktulus
2.8 Diagnosis Banding
Kelainan ekstrahepatikAtresia bilierHipoplasia bilier, stenosis duktus bilierPerporasi spontan duktus bilierMassa (neoplasma, batu)Inspissated bile syndromeKelainan intrahepatikIdiopatikIdiopatik neonatal hepatitis
kolestasis intrahepatal persisten
syndrom alagille
Syndrom Zellweger
intrahepatik bile duct paucity
- Fibrosis hepatitik congenital
- Penyakit caroli
Kelainan metabolisme- Asam amino : Tyrosinemia
- Lipid : Penyakit Gaucher, penyakit Niemann pick
- Karbohidrat : galaktosemia
- Penyakit empedu
- Penyakit metabolic tidak khas : defisiensi
antitripsin, kistik fibrosis
- Infeksi : Hepatitis B, reovirus, TORCH.
- Toksis : Kolestasis akibat nutrisi parenteral, sepsis
dengan kemumngkinan endotoksinemia.
Genetic atau kromosal: Trisomi E, Syndrom Down, Syndrom Donahue (leprechaunisme)Lain-lain : Histiositosis X, renjatan atau hipoperfusi, obstruksi intestinal, syndrom polisplenia, lupus neonatal2.9 Penatalaksanaan
a. Terapi medikamentosa
Memperbaiki aliran bahan-bahan yang dihasilkan oleh hati, terutama asam empedu (asam litokolat), dengan memberikan :Fenobarbital 5 mg/Kg/hari, dibagi 3 dosis per oralKolestiramin 1 mg/kg/hari, dibagi 6 dosis Melindungi hati dari zat toksik dengan memberikan :Asam ursodioksilat 3-10mg/kg/hari, dibagi 3 dosis per oralMencegah perkembangan menjadi sirosis denag memberikan :Colchicine (anti fibrotik) 0.025 mg/kg/hari, peroralBila telah terjadi gagal hati akibat sirosis, penanganannya sesuai dengan situasi dan kondisi.b. Terapi nutrisi
Pemberian makanan yang mengandung medium chin trigliserida ( MTC) untuk mengatasi absorpsi lemak.Penatalaksaan defisiensi vitamin yang larut dalam lemakVitamin A 10.000 U/hari dengan zinc 1 mg/kgVitamin D 5000-8000 IU Vitamin D2 atau hidroksi kolekalsiferol 3-5 ug/kg/hariVitamin E (alfa tokoferol asetat) 150 U/hariKalsium dan posfor bila perlu.c. Terapi Bedah
Segera stelah diagnosis atresia bilier ditegakan, dilakukan intervensi bedah portoenterostomi terhadap atresia bilier yang dapat dikorekasi, yaitu tipe I dan II2.10 Prognosis
Prognosis kolestasis intrahepatik tergantung dari penyakit penyebab dan banyaknya kerusakan sel-sel hati. Kolestasis yang terjadi oleh sepsis, prognosisnya baik. Pada kasus kolestasis ekstrahepatik seperti atresia biklier, setelah dilakukan operasi Kasai (post kasai procedure) 30-60% bisa bertahan sampai 5 tahun.