Upload
reren-renita
View
244
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TUGAS MAKALAH
TEKNIK PENGAMBILAN DAN PENYIAPAN SPESIMEN DARAH
KELOMPOK 1 KELAS C.1
RENITA BM 15020130010
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2016
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Darah merupakan komponen penting bagi tubuh manusia.
Darah membawa berbagai zat dari luar tubuh kedalam dan juga
sebaliknya membawa zat dari dalam tubuh untuk dikeluarkan. Jika
seseorang kehilangan darah dalam jumlah banyak, dalam waktu
singkat akan mengakibatkan kematian.
Melalui darah, seseorang dapat mengetahui penyakit yang
diderita misalnya hipertensi, hipotensi, penyakit jantung, leukemia,
dan lain-lain. Untuk mendiagnosa penyakit melalui darah maka perlu
dilakukan teknik-teknik dan persyaratan tertentu, mulai dari kondisi
pasien hingga kondisi darah ketika siap dianalisis.
Pemeriksaan darah biasanya dilakukan dilaboratorium rumah
sakit. Dalam pengambilan spesimen darah tentunya harus melewati
beberapa tahap prosedur, mulai dari teknik pengambilan darah, tempat
pengambilan darah, prosedur penyiapan spesimen, alat yang
digunakan dan kondisi pasien saat pengambilan darah. Semua hal
tersebut wajib diperhatikan bagi seorang analis agar data yang
diperoleh akurat dan sesuai dengan diagnose awal.
Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas tentang teknik
pengambilan dan penyiapan spesimen darah, agar masyarakat dapat
mengetahui langkah-langkah dan hal-hal yang penting diperhatikan
dalam pengambilan spesimen darah.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan darah?
2. Bagaimana teknik pengambilan darah?
3. Apakah alat yang digunakan untuk pengambilan darah?
4. Bagaimana prosedur pengambilan darah?
5. Bagaimanakah persiapan pasien sebelum pengambilan darah?
6. Bagaimanakah pemeriksaan spesimen darah?
BAB II PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI DARAH
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu
plasma darah (cairan) dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis
yaitu trombosit (keping-keping darah), leukosit (sel darah putih) dan
eritrosit (sel darah merah).
Darah juga mempunyai fungsi yaitu menjaga supaya tekanan
osmosis antara darah dan jaringan-jaringan sel tetap normal, menjaga
supaya keseimbangan asam-basa dalam darah tetap, mengatur suhu
tubuh, dan sebagai alat pertahanan terhadap serangan dan gempuran
penyakit.
Secara umum fungsi darah adalah:
a. Mengangkut sari-sari makanan dari usus ke jaringan
b. Sel darah merah (eritrosit) mengantarkan oksigen dari paru-paru
ke jaringan dan karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru
c. Sel darah putih (leukosit) menyediakan banyak bahan pelindung
dan karena gerakan fagositosis dari beberapa sel, maka ia
melindungi tubuh terhadap serangan bakteri
d. Cairan darah (plasma darah) membagi protein yang diperlukan
untuk pembentukan jaringan, menyebarkan cairan jaringan karena
melalui cairan ini semua sel tubuh menerima makanan. Dan
merupakan kendaraan untuk mengangkut bahan buangan ke
berbagai organ pengeluaran untuk dibuang
e. Mengatur keseimbangan asam-basa darah untuk menghindari
kerusakan jaringan karena adanya senyawa penyangga (buffer)
berupa hemoglobin, oksihemoglobin, bikarbonat, fosfat dan protein
plasma
Pemeriksaan darah lengkap (selanjutnya ditulis DL) adalah
suatu tes darah yang diminta oleh dokter untuk mengetahui sel darah
pasien. Terdapat beberapa tujuan dari DL, di antaranya adalah
sebagai pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa, untuk
melihat bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit dan untuk
melihat kemajuan atau respon terapi.
Hasil DL yang normal adalah :
a. Kadar Hb : 12-14 (wanita), 13-16 (pria) g/dl
b. Jumlah leukosit : 5000 – 10.000 /µl
c. Jumlah trombosit : 150.000 – 400.000 /µl
d. Hematokrit : 35 – 45 %
e. LED : 0 – 10 mm/jam (pria), 0 – 20 mm/jam (wanita)
B. TEKNIK PENGAMBILAN
a. Darah Kapiler
Pada orang dewasa diambil pada ujung jari atau anak daun
telinga untuk mengambil darah kapiler, sedangkan pada bayi atau
anak kecil dapat diambil di tumit atau ibu jari kaki. Tempat yang
dipilih tidak boleh memperlihatkan gangguan peredaran darah.
Adapun cara mengambil spesimen sebagai berikut :
1. Bersihkan tempat yang akan ditusuk memakai kapas
beralkohol 70% dan biarkan sampai kering.
2. Peganglah bagian yang akan ditusuk supaya tidak bergerak
dan tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang.
3. Tusuklah dengan cepat memakai lancet steril, pada jari
tusukkan dengan arah tegak lurus pada garis-garis sidik kulit
jari dan tidak boleh sejajar. Bila yang akan diambil
spesimennya pada anak daun telinga tusukan pinggirnya dan
jangan sisinya sampai darah keluar.
4. Setelah penusukan selesai, tempat tusukkan ditutup dengan
kapas beralkohol dan biarkan sampai darah tidak keluar.
b. Darah Vena
Pada orang dewasa dipakai salah satu vena dalam fossa
cubiti, pada bayi dapat digunakan vena jugularis superficialis atau
sinus sagittalis superior. Cara pengambilan spesimen sebagai
berikut :
1. Ikat lengan atas dengan menggunakan karet
pengikat/torniquet, kemudian tangan dikepalkan.
2. Tentukan vena yang akan ditusuk, kemudian sterilkan dengan
kapas berakohol 70%.
3. Tusuk jarum spuit/disposable syringe dengan posisi 45o
dengan lengan.
4. Setelah darah terlihat masuk dalam spuit, rubah posisi spuit
menjadi 30o dengan lengan, kemudian hisap darah perlahan-
lahan hingga volume yang diinginkan.
5. Setelah volume cukup, buka karet pengikat lengan kemudian
tempelkan kapas beralkohol pada ujung jarum yang
menempel dikulit kemudian tarik jarum perlahan-lahan.
6. Biarkan kapas beralkohol pada tempat tusukan, kemudian
lengan ditekuk/dilipat dan biarkan hingga darah tidak keluar.
7. Pindahkan darah dari disposibel syringe ke wadah berisi anti
koagulan yang disediakan, kemudian digoyang secara
perlahan agar bercampur.
8. Jika spesimen ingin tetap dalam spuit, setelah darah dihisap
kemudian dengan spuit yang sama dihisap pengawet/anti
koagulan.
C. TEMPAT PENGAMBILAN DAN VOLUME SPESIMEN
Ada 2 (dua) tempat pengambilan spesimen darah, yaitu :
1. Ujung jari tangan/kaki (Darah Kapiler). Digunakan apabila
mengambil darah dalam jumlah sedikit atau tetesan (dipakai
untuk screning test).
2. Lipatan lengan/siku (Darah Vena). Digunakan apabila
mengambil darah dalam jumlah agak banyak, misalnya : 1 s/d
10 ml.
D. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
a. Lanset darah atau jarum khusus
b. Kapas alkohol
c. Kapas kering
d. Alat pengukur Hb/kaca objek/botol pemeriksaan, tergantung
macam pemeriksaan
e. Bengkok
f. Hand scoon
g. Perlak dan pengalas
WADAH SPESIMEN
a. Untuk darah vena, memerlukan wadah/botol terbuat kaca, atau
tetap di dalam spuit.
b. Untuk darah kapiler tidak memerlukan wadah
c. Wadah dapat berukuran kecil atau ukuran volume 5 ml.
E. PROSEDUR
a. Mendekatkan alat
b. Memberitahu klien dan menyampaikan tujuan serta langkah
prosedur
c. Memasang perlak dan pengalas
d. Memakai hand scoon
e. Mempersiapkan bagian yang akan ditusuk, tergantung jenis
pemeriksaan
f. Kulit dihapushamakan dengan kapas alkohol
g. Bekas tusukan ditekan dengan kapas alkohol
h. Merapikan alat
i. Melepaskan hand scoon
F. PERSIAPAN PASIEN
a. Puasa
Dua jam setelah makan sebanyak kira-kira 800 kalori akan
mengakibatkan peningkatan volume plasma, sebaliknya setelah
berolahraga volume plasma akan berkurang. Perubahan volume
plasma akan mengakibatkan perubahan susunan kandungan
bahan dalam plasma dan jumlah sel / µl darah.
b. Obat
Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
hematologi misalnya : asam folat, Fe, vitamin B12 dll. Pada
pemberian kortikosteroid akan menurunkan jumlah eosinofil,
sedang adrenalin akan meningkatkan jumlah leukosit dan
trombosit. Pemberian transfusi darah akan mempengaruhi
komposisi darah sehingga menyulitkan pembacaan morfologi
sediaan apus darah tepi maupun penilaian hemostasis.
Antikoagulan oral atau heparin mempengaruhi hasil pemeriksaan
hemostasis.
c. Waktu pengambilan
Umumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada
pagi hari tertutama pada pasien rawat inap. Kadar beberapa zat
terlarut dalam urin akan menjadi lebih pekat pada pagi hari
sehingga lebih mudah diperiksa bila kadarnya rendah. Kecuali ada
instruksi dan indikasi khusus atas perintah dokter.
Selain itu juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu
berhubung dengan tingkat kegawatan pasien dan memerlukan
penanganan segera disebut pemeriksaan sito. Beberapa
parameter hematologi seperti jumlah eosinofil dan kadar besi
serum menunjukkan variasi diurnal, hasil yang dapat dipengaruhi
oleh waktu pengambilan. Kadar besi serum lebih tinggi pada pagi
hari dan lebih rendah pada sore hari dengan selisih 40-100 µg/dl.
Jumlah eosinofil akan lebih tinggi antara jam 10 pagi sampai
malam hari dan lebih rendah dari tengah malam sampai pagi.
d. Posisi pengambilan
Posisi berbaring kemudian berdiri mengurangi volume
plasma 10 % demikian pula sebaliknya. Hal lain yang penting
pada persiapan penderita adalah menenangkan dan memberitahu
apa yang akan dikerjakan sebagai sopan santun atau etika
sehingga membuat penderita atau keluarganya tidak merasa
asing atau menjadi obyek.
G. PEMERIKSAAN
Beberapa pemeriksaan berikut ini menggunakan spesimen darah,
antara lain:
1. Serum glutamik piruvik transaminase (SGPT) atau alanin
amoniotransferase
Pemeriksaan SGPT dilakukan untuk mendeteksi adanya
kerusakan hepatoseluler.
Cara:
a. Ambil darah ± 5-10 ml dari vena.
b. Masukkan pada tabung atau botol.
c. Hindari hemolisis.
d. Berikan label nama dan tanggal.
2. Albumin
Pemeriksaan albumin dilakukan untuk mendeteksi
kemampuan albumin yang disintesis oleh hepar. Pemeriksaan ini
digunakan untuk menentukan adanya gangguan hepar seperti
sirosis, luka bakar, gangguan ginjal, atau kehilangan protein
dalam jumlah yang banyak.
Cara:
a. Ambil darah ± 5-10 ml dari vena.
b. Masukkan pada tabung atau botol.
c. Berikan label nama dan tanggal.
3. Asam Urat
Pemeriksaan asam urat dilakukan untuk mendeteksi
penyakit pada ginjal, anemia asam folat, luka bakar, dan
kehamilan. Terjadi peningkatan asam urat dapat diindikasikan
penyakit seperti leukemia, kanker, eklamsia berat, gagal ginjal,
malnutrisi, dan lain-lain.
a. Ambil darah ± 5-7 ml dari vena.
b. Masukkan pada tabung atau botol.
c. Berikan label nama dan tanggal.
4. Bilirubin (total, direct, dan indirect)
Pemeriksaan bilirubin dilakukan untuk mendeteksi kadar
bilirubin. Pemeriksaan pada bilirubin direct, dilakukan untuk
mendeteksi adanya ikterik obstruktif oleh karena batu atau
neoplasma, hepatitis, dan sirosis. Pada bilirubin indirect,
pemeriksaan dapat mendeteksi adanya anemia, malaria, dan lain-
lain.
Cara:
a. Ambil darah ± 5-10 ml dari vena.
b. Masukkan pada tabung atau botol.
c. Hindari hemolisis.
d. Berikan label nama dan tanggal.
5. Estrogen.
Pemeriksaan estrogen dilakukan untuk mendeteksi
disfungsi ovarium, gejala menopause dan pasca menopause,
serta stres psikogenik. Peningkatan nilai estrogen dapat
menunjukkan indikasi adanya tumor ovarium, adanya kehamilan,
dan lain-lain.
Cara:
a. Ambil darah ± 5-10 ml dari vena.
b. Masukkan pada tabung atau botol.
c. Berikan label nama dan tanggal.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu :
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu
plasma darah (cairan) dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis
yaitu trombosit (keping-keping darah), leukosit (sel darah putih) dan
eritrosit (sel darah merah).
Darah juga mempunyai fungsi yaitu menjaga supaya tekanan
osmosis antara darah dan jaringan-jaringan sel tetap normal, menjaga
supaya keseimbangan asam-basa dalam darah tetap, mengatur suhu
tubuh, dan sebagai alat pertahanan terhadap serangan dan gempuran
penyakit.
Dalam hal ini berkaitan dengan penyiapan spesimen darah
maka dari itu diperlukan hal-hal yang perlu diperhatikan seperti
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Alimul A., 2004, Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia, EGC, Jakarta.
Irianto, Koes., 2012, Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Uliyah Musrifatul dan A. Aziz Alimatul Hidayat., 2008, Keterampilan Dasar Praktik Klinik, Salemba Medika, Jakarta.