36
| | BAHAN SAAT TEDUH EDISI NO. 244 AGUSTUS 2016 244 | | 二零 “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya, supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.” [Mazmur 67:2-3]

“Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

| |BAHAN SAAT TEDUH EDISI NO. 244 AGUSTUS 2016

244 || 二零

“Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya, supaya jalan-Mu dikenal di bumi,

dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.” [Mazmur 67:2-3]

Page 2: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

PERSPEKTIF ditulis tidak untuk menggantikan Alkitab, tetapi sebagai alat penunjang yang membantu kita untuk mengerti firman Tuhan lebih dalam dan sistematis untuk memenuhi kebutuhan rohani Anda. Prinsipnya adalah kem-bali kepada sumber pertumbuhan itu sendiri, yaitu Alkitab. Back to the Bible!

PERSPEKTIF disusun berdasarkan kurikulum yang dalam jangka waktu tertentu, bila Anda setia mengikutinya, maka Anda diharapkan akan memper-oleh gambaran yang cukup jelas secara keseluruhan Alkitab.

Untuk dapat memanfaatkan bahan ini secara maksimal, Anda dapat meng-ikuti saran-saran praktis sebagai berikut:

Sediakan waktu teratur setiap hari sedikitnya 20 menit.Carilah tempat yang tenang, hindari suara-suara yang dapat meng-ganggu konsentrasi Anda.Tenangkan hati dan berdoalah terlebih dahulu memohon pimpinan Tuhan.Bacalah bacaan Alkitab yang telah ditentukan pada hari itu 2-3 kali hingga paham benar, kemudian renungkanlah.Bacalah artikel yang tersedia, dan berusahalah menjawab pertanyaan refleksi yang ada dengan jujur. Setiap jawaban dapat pula Anda tuliskan pada sebuah agenda pribadi untuk dapat dibaca lagi sewaktu-waktu.Doakanlah apa yang telah Anda renungkan, serahkan diri Anda hari itu kepada Tuhan, mohon kekuatan dari-Nya untuk hidup sesuai firman Tuhan dan melakukan tekad yang Anda buat hari itu maupun hari sebelumnya. (Doakan pula pokok doa syafaat yang telah disediakan)

Saran-saran Praktis

Bersaat Teduh

Penerbit: BPH Majelis Umum GKA Gloria SurabayaAlamat: Jl. Pacar 9-17, Surabaya 60272 Tel. (031) 534 5898 Fax. (031) 545 2907 SMS. 087 8511 67282 Email: [email protected] Bank: BCA a/c 256 532 5777 a.n. Gereja Kristen Abdiel Gloria

www.gkagloria.or.idPERSPEKTIF

Penulis edisi 244:Andree Kho, Anggiat M. Pandiangan, Bambang AlimBambang Tedjokusumo, Hana Ovilordia, Hendry HeryantoIe David, Ivan Kwananda, Inge Adriana, Jonathan DwiputraLiem Sien Liong, Otniol H. Seba, Yohanes SudiartoPenerjemah: Tertiusanto

Page 3: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

EDITORIAL

ilangnya semangat memberitakan Injil sesungguhnya bukan

Hdisebabkan karena faktor ketiadaan sarana-prasarana Injil yang dibutuhkan, atau sumber daya manusianya, melainkan karena

hilangnya kasih dan kebenaran dalam hidup umat Tuhan.

Jika kita melihat natur misi Allah, maka kita akan menemukan, apa yang membuat Allah (khususnya Allah Anak, Yesus Kristus) rela turun ke dunia, menjadi hamba, bahkan mati di atas kayu salib, demi keselamatan umat manusia (Flp. 2:5-8). Jika kita melihat alasan Allah melakukan tindakan tersebut, ternyata bukanlah berasal dari luar diri-Nya, melainkan dari dalam diri-Nya. Yohanes mencatat dalam Injilnya, bahwa “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh. 3:16).

Apa yang kita dapatkan dari ayat tersebut? Pertama, realitas bahwa Allah Bapa mengutus Anak-Nya menjadi jalan keselamatan bagi manusia berdosa, didorong oleh karena Kasih-Nya yang begitu besar. Kasih itu tidak layak diterima oleh manusia yang berdosa kepada-Nya, namun kasih itu pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan kita. Jika kita memiliki kasih, seperti Allah yang mengasihi kita, maka kita akan membagikan Injil kepada mereka yang hidup dalam kegelapan dosa. Demikian pula, tanpa kasih, sekalipun kita memiliki banyak pengetahuan dan keterampilan penginjilan, hal itu tidak akan berbuah.

Kedua, realitas kebenaran, bahwa setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan, merekalah yang diselamatkan. Demikian sebaliknya, mereka yang menolak-Nya, akan binasa. Namun kehidupan pluralisme agama masa kini telah mengaburkan realitas kebenaran ini, yaitu di bawah kolong langit ini tidak ada nama yang olehnya seseorang dapat diselamatkan, kecuali nama Yesus (Kis. 4:12). Hilangnya pengakuan finalitas Yesus dalam soteriologi telah membuat banyak orang Kristen luntur dalam pemberitaan Injil Tuhan, seolah-olah, tanpa Yesus adalah perkara yang biasa. Namun tidak demikian dengan Allah. Tanpa Yesus Kristus, manusia pasti binasa! Apa yang harus kita lakukan? Jika kita memiliki kasih dan kebenaran ini, maka kita akan berjuang untuk pekabaran Injil Tuhan. Selamat Bulan Misi!

Natur Misi Allah

Page 4: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

01SENIN

AGUSTUS 2016

Bacaan hari ini: Roma 4:1-5Bacaan setahun: Roma 4

oma 4 memberikan gambaran yang jelas mengenai iman dan

Rkebenaran dari Abraham, Bapa leluhur kita secara jasmani. Dalam kejadian 15 dijelaskan bagaimana awal mula iman Abraham

diperhitungkan sebagai suatu kebenaran. Pada waktu itu Abraham tidak memiliki anak. Abraham sangat menginginkan seorang anak untuk menjadi ahli waris di dalam keluarganya. Di dalam penglihatan itu, Tuhan berjanji kepadanya untuk memberikan keturunan. Abraham saat itu sudah berusia lanjut; secara manusia, tidak mungkin bagi Sara untuk melahirkan seorang anak. Namun oleh karena iman, Abraham percaya akan janji Tuhan kepadanya dan hal itu diperhitungkan sebagai kebenaran. Di dalam penjelasannya, Paulus menggunakan analogi dari kisah Abraham untuk menjelaskan bahwa melalui iman [kepada Yesus Kristus yang mati dan bangkit] seseorang dapat dibenarkan di hadapan Allah. Ini bukanlah suatu upaya dan usaha untuk memiliki iman, sehingga dengan usaha yang demikian sulit itu, akhirnya memperoleh pembenaran. Paulus menegaskan kembali di dalam ayat 5, demikian: “Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran.” Manusia yang sudah sedemikian berdosa di hadapan Allah, bahkan karena dosa tersebut manusia telah kehilangan kemuliaan Allah, tidak mungkin dapat memiliki iman dan dibenarkan di hadapan Allah oleh karena telah melakukan segala perbuatan baik. Hanya dengan iman! Itu pun juga merupakan anugerah Allah [bnd. Ef. 2:8-9], maka manusia dapat dibenarkan di hadapan Allah. Oleh sebab itu, sebagai orang percaya kita harus bersyukur, karena Allah telah menganugerahkan iman, sehingga kita bisa percaya dan dibenarkan di hadapan Allah. Pertanyaan bagi kita adalah, apakah wujud syukur kita kepada Allah? Syukur yang kita nyatakan kepada Allah harus diwujudkan melalui kesetiaan kita di dalam beribadah dan melayani Dia. Tidak ada yang lebih penting dan lebih utama daripada kesetiaan kita beribadah dan melayani-Nya, Amin.

“Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan,

dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” (Roma 4:3)

IMAN DAN KEBENARAN

Berdoalah bagi mereka yang belum mengenal kebenaran dan keselamatan di dalam Tuhan Yesus, agar merekapun dapat mendengar kabar baik dan menerima anugerah keselamatan dari Tuhan.

STUDI PRIBADI: (1) Mengapa hanya dengan iman saja kita mendapatkan keselamatan dari Allah? (2) Apa artinya “beriman” itu? Beriman kepada siapa?

Page 5: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

SELASA

02

ejatuhan Adam dalam dosa adalah kejatuhan umat mausia dalam

Kdosa. Memang pada waktu Adam berbuat dosa, kita belum ada. Tetapi Adam dianggap oleh Allah sebagai wakil dari seluruh umat

manusia, sehingga karena kejatuhan Adam itu, semua manusia lahir dalam dosa. Itulah sebabnya kita semua berada di bawah murka Allah, dan tidak seorangpun dapat membenarkan diri di hadapan-Nya. Tentu saja ini merupakan kabar buruk bagi kita. Seandainya saja Adam tidak jatuh dalam dosa, tentu kita akan hidup dalam kedamaian dan penuh sukacita, tidak ada sakit penyakit dan penderitaan. Namun, kita tidak perlu menyesali terhadap apa yang telah terjadi, karena kasih karunia Allah jauh lebih besar dari pelanggaran dan dosa kita. Ia rela memberikan Putra-Nya, Yesus Kristus, untuk menebus dan menyelamatkan kita. Setelah kita ditebus dan dibenarkan, kita diangkat menjadi anak-anak Allah yang dikaruniai banyak berkat. Pertama, dalam ayat 1-5 dikatakan bahwa kita dikaruniakan kekayaan di dalam Dia, yakni kita beroleh jalan masuk ke dalam kasih karunia Tuhan. Dalam kasih karunia-Nya, kita dapat bermegah di hadapan-Nya, termasuk dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu bahwa Allah mengerjakan semua itu untuk kebaikan hidup kita. Kedua, dalam ayat 6-11 dijelaskan, kita beroleh pendamaian dengan Allah, oleh karena Kristus telah mati bagi kita, bahkan pada saat kita masih berdosa. Karena itu, tidak ada alasan apapun yang dapat membuat kita meragukan akan kasih Tuhan kepada kita. Ketiga, dalam ayat 12-21, kita dikatakan beroleh hidup dan kuasa. Jika dosa telah membuat maut berkuasa atas hidup kita, tetapi sekarang oleh karena Kristus, kita telah diberikan hidup yang baru dan berkuasa atas dosa dan maut itu (ay. 17). Sungguh luar biasa kasih karunia dan berkat yang kita terima di dalam Dia. Karena itu, apapun dosa yang mengikat kita, bila kita mau kembali kepada-Nya, Ia akan mengampuni dan memberikan kepada kita kehidupan baru yang penuh kedamaian, sukacita, dan pengharapan di dalam Dia.

Bacaan hari ini: Roma 5:1-21Bacaan setahun: Roma 5

“Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah

oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.” (Roma 5:1)

STUDI PRIBADI: (1) Apa yang menjadi kabar buruk bagi umat manusia, setelah mereka jatuh dalam dosa? (2) Apa kabar baik yang datang dari Allah bagi manusia berdosa?

Berdoalah bagi setiap jemaat Tuhan agar mereka hidup dalam kebenaran firman Allah dan memiliki relasi yang baik dengan Tuhan maupun sesama, sehingga mereka boleh merasakan anugerah-Nya yang limpah.

AGUSTUS 2016

ANUGERAH-NYA MELIMPAH

Page 6: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

03RABU

“… sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa,

demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.” (Roma 6:4)

Berdoalah bagi jemaat Tuhan agar mereka diberikan hati yang peka untuk menyadari dan melepaskan diri dari dosa-dosa yang masih mengikat dan membelenggu hidupnya.

HIDUPLAH BAGI DIAita harus ingat selalu, bahwa kita dapat menjadi anak-anak Allah, itu

K semata-mata karena anugerah-Nya. Kita yang telah ditebus dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat,

mendapatkan jaminan keselamatan. Karena itu, kita harus hidup sesuai dengan status kita sebagai anak-anak-Nya. Memang sekalipun kita telah menjadi anak Allah, bukan berarti kita terlepas dari godaan atau tantangan yang selalu mencoba menjatuhkan kita kembali ke dalam dosa. Dalam ayat 12-13 Paulus menegaskan kepada kita, agar kita tidak membiarkan dosa berkuasa lagi atas tubuh kita yang fana, atau menuruti keinginannya, melainkan kita harus hidup untuk Tuhan dan menggunakan seluruh tubuh kita untuk memuliakan Dia. Sekalipun di tengah zaman sekarang ini, ada banyak tantangan bagi umat Tuhan untuk terus hidup dalam kekudusan, namun hal ini bukan menjadi alasan bagi kita untuk kemudian berkompromi dengan dosa. Sebagai anak-anak Allah yang telah ditebus dari dosa, kita tidak boleh lagi membiarkan tubuh kita diperhamba oleh dosa dan hawa nafsu yang bertentangan dengan kehendak Allah. Menjadi hamba kebenaran memang bukanlah hal yang mudah, sebab Iblis akan terus menarik kita menjadi hambanya. Tetaplah waspada dan berhati-hatilah! Jika kita telah menjadi hamba kebenaran, maka kita harus berhati-hati dalam setiap perbuatan, perkataan, dan pikiran kita. Semua hal yang kita lakukan harus dilakukan dengan motivasi yang baik di hadapan Tuhan. Kita harus mati bagi dosa dan berusaha hidup bagi kebenaran sesuai dengan firman Tuhan. Dengan kata lain, kita perlu melatih diri menjadi pelaku-pelaku firman-Nya. Bagaimana dengan sikap hidup kita? Sudah selaras dengan firman Tuhan? Apakah kita masih menyimpan kebencian, atau dosa? Jangan biarkan itu menjadi “tuan” atas diri kita. Mari kita datang kepada Tuhan dan memperbaharui hidup kita di hadapan-Nya. Janganlah kita menyia-nyiakan kasih karunia Tuhan kepada kita, melainkan hiduplah bagi Dia!

STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana seseorang dapat melepaskan diri dari kutuk hukum Taurat dan kuasa dosa? (2) Apa yang perlu dilatih setelah menjadi ciptaan baru dalam Kristus?

Bacaan hari ini: Roma 6:1-23Bacaan setahun: Roma 6

AGUSTUS 2016

Page 7: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

04KAMIS

HIDUP YANG DIGERAKKAN STATUSemiliki status adalah suatu hal penting dalam hidup seseorang.

MTanpa status kita akan kehilangan nilai, arah dan kepercayaan diri. Status yang baik akan membawa kita memahami apa yang harus

kita kerjakan dan lakukan dalam hidup ini. Sebaliknya, status yang buruk (misalnya, pencuri/pembunuh) akan membuat kita merasa sulit untuk mengaktualisasikan diri dan diterima oleh banyak orang. Rasul Paulus mengingatkan kepada jemaat di Roma bahwa mereka yang percaya kepada Kristus, telah mendapatkan status yang baru, yaitu dibebaskan dari Hukum Taurat dan melayani dalam keadaan baru menurut Roh (ay. 6). Kondisi inilah yang perlu dan harus disadari oleh setiap jemaat Tuhan di Roma, termasuk setiap kita sebagai anak Tuhan. Setiap anak Tuhan telah dipisahkan dari hukum Taurat, tidak lagi hidup di bawah kuasa hukum Taurat melainkan telah dipersatukan dengan Kristus yang telah menggenapkan seluruh tuntutan hukum Taurat melalui diri-Nya. Karena itu, sebagai seorang yang menerima status yang baru maka dirinya juga didorong untuk menunjukkan rasa tanggung jawab yang besar, dengan hidup benar sesuai status yang telah kita terima di dalam Yesus Kristus. Dalam tulisan Paulus di pasal 7 ini, secara keseluruhan memberikan dorongan supaya setiap anak Tuhan selalu berjuang untuk melawan dosa, baik dari dalam diri sendiri maupun dari luar diri sendiri. Melawan dosa, bukan agar kita menjadi ciptaan baru, melainkan karena kita telah menjadi ciptaan baru dalam Kristus. Maka berperilaku sesuai keadaan yang baru itu adalah suatu buah dan bukti bahwa kita sungguh-sungguh telah menjadi ciptaan baru. Hari ini, apakah setiap kita yang telah membaca bagian Firman Tuhan ini, telah menyadari, bahwa diri kita telah memiliki status yang baru dan sangat dinantikan untuk menunjukkan perilaku yang baru, yang sesuai dengan status yang baru dalam hidup ini? Janganlah kita hidup menurut hawa nafsu dan keinginan dosa manusia lama kita lagi; melainkan hidup sebagai manusia baru di dalam Kristus.

“Tetapi sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Taurat, sebab kita telah mati bagi dia, yang mengurung kita,

sehingga sekarang kita melayani dalam keadaan yang baru …” (Roma 7:6)

STUDI PRIBADI: (1) Apa yang terjadi jika seseorang berdosa berbalik kepada Tuhan Yesus dan menerima-Nya sebagai Juru Selamat? (2) Pentingkah status yang baru dalam Kristus?

Berdoalah bagi setiap orang yang belum mendengar dan menerima kabar baik tentang keselamatan di dalam Kristus, agar Injilpun dapat diberitakan kepada mereka dan mereka menerimanya.

Bacaan hari ini: Roma 7:1-25Bacaan setahun: Roma 7

AGUSTUS 2016

Page 8: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

05JUMAT

KEUNTUNGAN BESARada umumnya, seseorang mengambil sebuah keputusan

Pberdasarkan pada apa yang menguntungkan dirinya. Keputusan semacam ini adalah sangat manusiawi dalam kehidupan ini. Namun,

ini bukan berarti bahwa setiap keputusan menguntungkan diri kita, kecuali keputusan yang kita ambil itu ada di dalam Yesus Kristus. Paulus membuka pasal 8 ini dengan sebuah kalimat singkat, yaitu: “Demikianlah sekarang,” yang menunjukkan bahwa ada sebuah peralihan dari yang dulu kepada yang sekarang, atau sebuah “keuntungan” bagi orang yang hidup di dalam Kristus. Rasul Paulus menyebutkan beberapa keuntungan orang yang hidup di dalam Kristus, antara lain: (1) Kita tidak ada/tidak mengalami penghukuman (ay. 1), artinya kita tidak akan binasa. (2) Kita diberi kehidupan dan dimerdekakan oleh Roh (ay. 2), artinya kita bukan lagi hidup sebagai budak/hamba dosa. (3) Kita diperkenan oleh Allah (ay. 8), artinya dipandang benar di hadapan Allah, oleh karena karya Kristus di atas Salib. (4) Kita menjadi milik Kristus (ay. 9), artinya kita memiliki hak alih waris dalam kehidupan yang akan datang. (5) Roh Kudus diam dalam kita (ay. 11), artinya kita telah dimeteraikan sebagai milik-Nya. Keuntungan inilah yang akan menjadi bagian dalam kehidupan setiap kita yang telah percaya kepada Yesus Kristus. Karena itu, di tengah arus pengajaran yang membingungkan iman, hendaklah setiap anak Tuhan selalu diingatkan akan keuntungan yang sudah diberikan kepada diri kita. Di lain pihak, keuntungan ini juga harus mendorong setiap anak Tuhan untuk semakin mengenal Tuhan, mengasihi Dia dan melayani Dia dalam sepanjang hidup kita. Hari ini, sudahkah kita menerima dan percaya kepada Kristus dalam hidup kita? Jika kita belum menerimanya, pertimbangkanlah keuntungan yang Kristus berikan kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya. Jika kita sudah percaya, bersyukurlah dan terus setia kepada Tuhan. Janganlah iman kita menjadi lemah dan kendor karena kesulitan hidup, atau tawaran-tawaran dunia yang nampak menarik, tetapi menjauhkan kita dari Kristus!

“… kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah …”

(Roma 8:17)

STUDI PRIBADI: (1) Keuntungan apa yang Tuhan berikan kepada kita, orang-orang yang percaya kepada-Nya? (2) Bagaimana perasaan Anda mengetahui keuntungan ini?

Berdoalah bagi jemaat yang sedang bergumul dengan iman mereka karena berbagai persoalan hidup yang mereka sedang hadapi, agar iman mereka tetap teguh di dalam Tuhan.

Bacaan hari ini: Roma 8:1-17Bacaan setahun: Roma 8:1-21

AGUSTUS 2016

Page 9: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

SABTU

06

STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana seharusnya sikap kita dalam menghadapi penderitaan dan kesulitan hidup dalam dunia ini? (2) Apa yang menjadi penghiburan kita dalam kesulitan?

enderitaan hidup yang terjadi dalam dunia ini seringkali membuat

Pkita meragukan kasih dan pembelaan Tuhan. Bahkan tidak jarang, ada di antara kita yang mulai lemah iman, karena kesulitan atau

sakit-penyakit yang tidak kunjung berhenti atau hilang dari kehidupan mereka. Jika kita menghadapi persoalan semacam ini, apakah yang harus kita perbuat? Apakah kita akan menjadi lemah iman atau tetap percaya kepada Tuhan Yesus, Pengharapan kita? Kepada jemaat Roma, yang juga sedang menghadapi kesulitan hidup karena mempertahankan iman mereka kepada Tuhan Yesus, Paulus mengingatkan mereka, bahwa mereka tidak seharusnya “menyesal menjadi umat Tuhan,” hanya karena kesulitan hidup yang mereka hadapi; bahkan ketika Allah nampak berdiam diri dan tidak menjawab doa mereka. Paulus mengingatkan mereka, bahwa: Pertama, kemuliaan yang akan datang melampaui penderitaan yang kita alami pada saat ini, karena kita mempertahankan iman dan hidup benar di hadapan Allah (ay. 18-25). Kedua, kita tidak pernah sendirian memikul beban kita, ada Roh Kudus yang menyertai dan membantu kita untuk berdoa kepada Bapa (ay. 26-27). Ketiga, Allah selalu bekerja untuk menyatakan yang terbaik bagi kita yang dikasihi-Nya, sekalipun kondisi yang kita lihat, tidak sesuai harapan kita. Namun percayalah bahwa umat pilihan Allah tidak pernah kehilangan kasih-Nya, yang telah terbukti dari kasih Kristus yang rela mati bagi kita ketika kita masih berdosa, apalagi setelah kita menjadi anak-anak-Nya (ay. 28-39). Layakkah kita ragu akan kasih-Nya? Hari ini, jika kita sedang menghadapi kesulitan hidup atau kesehatan yang tidak kunjung baik, janganlah putus asa, sebab Tuhan kita, Yesus Kristus, tidak membiarkan kita sendirian. Bahkan ketika kita berada dalam bahaya maut sekalipun, kasih-Nya tidak terpisahkan dari kita. Lihatlah pengharapan dan kemuliaan yang telah kita terima di dalam Dia. Janganlah pandangan kita hanya terfokus pada dunia dan kehidupan kita yang fana ini; sebaliknya, arahkan diri kita pada janji Tuhan. Amin.

Berdoalah bagi jemaat yang sedang menghadapi berbagai kesulitan hidup agar mereka tidak putus asa, tetapi boleh semakin kuat dalam iman dan pengharapan mereka di dalam Tuhan Yesus.

DON’T GIVE UP

“Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan

yang akan dinyatakan kepada kita.” (Roma 8:18)

Bacaan hari ini: Roma 8:18-39Bacaan setahun: Roma 8:22-39

AGUSTUS 2016

Page 10: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

MINGGU

MEMBAWA “KELUARGA” BAGI TUHAN

STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana sikap Paulus terhadap bangsanya yang tegar tengkuk dan menolak Injil? (2) Apa yang dapat kita teladani dan aplikasikan dalam kehidupan kita?

“Bahkan aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku,

kaum sebangsaku secara jasmani.” (Roma 9:3)

Berdoalah bagi anggota keluarga kita yang belum mengenal Injil keselamatan Tuhan Yesus, agar Tuhan berbelas kasihan dan mencelikkan mata rohani mereka untuk dapat melihat terang Injil-Nya.

07Bacaan hari ini: Roma 9:1-15Bacaan setahun: Roma 9:1-15

ita sering mendengar pepatah yang berbunyi “kacang lupa kulitnya,”

Kyang berarti, “karena keberhasilan yang telah dicapai seseorang, maka ia melupakan asal-usulnya.” Namun tidaklah demikian

dengan Paulus. Ketika Allah menyatakan anugerah keselamatan kepada Paulus, dan memakainya menjadi pemberita Injil bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi, hal ini ternyata tidak membuatnya melupakan bangsanya sendiri. Bahkan sekalipun dalam pelayanannya ia seringkali mengalami penderitaan dan aniaya karena kebencian orang Yahudi terhadap Injil, hal inipun tidak mengurungkan niatnya untuk mengasihi mereka. Yang menarik dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Paulus mensharingkan kerinduannya, bahkan kerelaannya untuk “terpisah dari Kristus demi saudara-saudaranya, kaum sebangsanya, secara jasmani” (ay. 3). Ungkapan ini bukan menunjukkan sebuah nasionalisme yang membabi buta, tetapi lebih dari itu, yaitu Paulus sangat mengasihi mereka, karena karena mereka adalah orang-orang yang telah mengalami dan menerima perjanjian dari Allah, bahkan telah menurunkan Mesias; sekalipun mereka telah memberontak kepada Allah, bahkan menyalibkan Mesias. Paulus merindukan, bahwa merekapun, sama seperti dirinya, dapat mengenal kebenaran Allah di dalam Yesus Kristus. Sikap Paulus yang mengasihi dan merindukan bangsanya untuk kembali kepada Allah, kiranya juga mendorong kita untuk tetap mengasihi anggota keluarga kita yang belum mengenal Tuhan Yesus, bahkan sekalipun mereka mungkin pernah menghina kita atau membenci Injil. Marilah kita mengasihi dan rindu membagikan Injil kepada mereka, bukan sekadar karena mereka adalah anggota keluarga kita, tetapi karena Injil adalah satu-satunya kabar baik, Injil keselamatan yang datang dari Allah. Kiranya, kesulitan dan ancaman tidak menghalangi kita untuk mengasihi dan terus memberitakan Injil kepada mereka. Nyatakanlah Injil bukan saja melalui perkataan, tetapi juga melalui kehidupan kita.

AGUSTUS 2016

Page 11: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

SENIN

08

etika Allah menebus bangsa Israel dari Mesir dan mengangkat

K mereka sebagai umat-Nya, maka secara dramatis status orang Israel menjadi berubah; dari status budak, menjadi bangsa pilihan

Allah, umat Allah. Allah berinteraksi langsung dengan mereka, memimpin dan memberkati kehidupan mereka, mencukupkan segala kebutuhan mereka dengan cara yang paling tidak terpikirkan. Di dalam relasi anugerah yang sangat khusus seperti itulah, bangsa Israel hidup. Tapi kenyataannya, bangsa Israel selalu gagal menjalani kehidupan yang berkenan kepada TUHAN. Status baru yang sangat khusus yang mereka punyai, ternyata tidak membuat mereka hidup dalam rasa syukur yang dalam, sebaliknya ketidakpuasan yang melahirkan pemberontakan kepada Allah, itulah yang terus terjadi sambil mereka tanpa sadar terbuai dalam kebanggaan akan status mereka; kami adalah bangsa pilihan Allah! Catatan Perjanjian Lama memaparkan satu fakta menggentarkan hati, bahwa Allah membuang sebagian besar dari mereka! Sebagian besar bangsa Israel telah binasa di dalam kekerasan hati dan pemberontakan mereka, namun sekelompok orang selalu terselamatkan. Kelompok ini, disebut sebagai kelompok yang tersisa (the Remnant). Kelompok yang berhasil bertahan hidup, semata-mata karena anugerah Allah (Rm. 9:27).

Kebenaran ini memberi pengertian yang jelas tentang konsep umat pilihan; bahwa orang yang terpilih untuk keselamatan, adalah orang yang hidup dalam syukur dan ketaatan. Doktrin pilihan bukan suatu jaminan tanpa tanggung jawab. Kita tidak boleh membohongi diri sendiri dengan merasa sebagai umat pilihan Allah, tapi kita tidak mau taat dan menjalani kehidupan iman yang selaras dengan panggilan Allah. Sama dengan Israel di masa lalu, hari ini juga sedang terjadi dalam gereja; bahwa orang yang sungguh-sungguh diselamatkan, adalah kelompok sisa yang taat, yang sungguh-sungguh mempunyai hidup baru di dalam Kristus. Mari kita mengevaluasi hidup kita; sungguhkah kita sedang menjalani kehidupan iman yang taat penuh kepada Dia?

STUDI PRIBADI: (1) Mengapa hanya sisa dari umat Israel saja yang mendapatkan anugerah keselamatan Tuhan? (2) Apa hubungan antara anugerah dan ketaatan?

“Dan Yesaya berseru tentang Israel: Sekalipun jumlah anak Israel seperti pasir di laut,

namun hanya sisanya akan diselamatkan.” (Roma 9:27)

Berdoalah bagi setiap orang Kristen agar mereka hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan dengan hidup memuliakan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan mereka.

Bacaan hari ini: Roma 9:16-33Bacaan setahun: Roma 9:16-33

AGUSTUS 2016

THE REMNANT (YANG TERSISA)

Page 12: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

09SELASA

IMAN YANG MENYELAMATKANalam konteks kehidupan penuh tekanan dan aniaya terhadap Injil

Dkeselamatan pada waktu itu, pengakuan verbal lewat ucapan adalah bukti iman yang sejati. Karena pada waktu itu, mengaku

percaya kepada Yesus Kristus secara terbuka, sama dengan mengundang kematian (Rm.10:9-10). Maka setiap orang yang berani mengaku dirinya sebagai pengikut Kristus, tentu orang yang sungguh-sungguh percaya dan yakin akan hidup kekal yang Tuhan janjikan kepadanya. Injil kasih karunia telah menyelamatkan dirinya. Bagaimana orang bisa mendengar kabar baik tersebut? Karena ada orang yang diutus Allah untuk tugas pemberitaan Injil. Tetapi apakah semua orang akan mendengar berita itu dan diselamatkan? Jawabannya adalah; tidak! Bahkan berita baik tersebut, tidak akan diterima oleh yang mendengar. Siapakah yang akan mendengar berita Injil dan percaya? The Remnant, kelompok sisa. Bagaimana mereka bisa sampai percaya? Rhema Kristus yang akan menghidupkan iman dalam diri mereka. Iman yang dibicarakan dalam Roma 10:17 ini bukan dalam artian iman yang bertumbuh dalam proses pada diri orang percaya, melainkan iman yang menyebabkan orang mampu percaya; iman mula-mula yang menyelamatkan orang tersebut. Iman seperti itu, timbul di dalam hati, ketika dia mendengar firman Kristus. Kata firman yang dipakai di ayat ini adalah “rhema”, artinya kata-kata yang diucapkan, yang tertangkap oleh indra. Jadi, ketika Injil diberitakan, ada orang yang mendengar berita tersebut dan merasakan bahwa Kristus sedang berbicara sendiri kepada dia. Pada saat itu, terjadi perjumpaan pribadi antara dirinya dengan Tuhan. Sapaan Kristus secara pribadi menimbulkan iman yang memampukan dia memahami kebenaran berita Injil, dan dia percaya. Ini adalah iman yang menyelamatkan. Iman, sebagai anugerah yang menyelamatkan, ketika orang berdosa mendengar pemberitaan Injil. Orang yang menerima karunia iman ini, akan meresponi Injil dengan benar. Sudahkah Anda memiliki iman yang menyelamatkan ini?

STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana korelasi antara iman dan Injil yang diberitakan, sehingga menghasilkan keselamatan? (2) Apa tanda seseorang memiliki iman yg menyelamatkan?

“Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.”

(Roma 10:17)

Berdoalah bagi pemberitaan Injil Tuhan dan lembaga-lembaga misi yang ada di Indonesia, kiranya mereka dimampukan Tuhan untuk memberitakan kabar baik dari pada-Nya.

Bacaan hari ini: Roma 10:4-21Bacaan setahun: Roma 10

AGUSTUS 2016

Page 13: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

RABU

10

etika Paulus memikirkan tentang karunia keselamatan atas bangsa-

Kbangsa, maka dia teringat akan bangsanya, Israel. Mereka adalah bangsa pilihan, keturunan Abraham yang dipanggil khusus oleh

Tuhan untuk rencana keselamatan ini. Tetapi mereka justru adalah bangsa yang sangat keras menolak Injil Tuhan. Paulus mengalami dan melihat sendiri bahwa orang-orang Yahudi adalah mereka yang cukup keras dan getol menolak Injil, bahkan mereka mencari-cari Paulus untuk ditangkap dan dihakimi; sehingga Paulus bertanya dalam ayat 1, “Adakah Allah mungkin telah menolak umat-Nya?” Oleh karena Paulus melihat bahwa Injil justru diterima dengan baik oleh bangsa nonYahudi. Jawabannya ternyata tidak. Alasan pertama adalah, Paulus melihat dirinya sendiri yang adalah orang Israel, keturunan Abraham. Alasan kedua adalah, di dalam sejarah Israel, Tuhan selalu menyediakan orang-orang yang mengasihi Dia, termasuk dari orang Israel sendiri. Alasan yang ketiga adalah, memang keselamatan hadir melalui umat Israel, Tuhan Yesuspun lahir sebagai orang Yahudi, untuk kemudian dikabarkan kepada bangsa-bangsa. Tetapi umat Israel sendiri tidak dilupakan Tuhan, bahkan ketika banyak dari mereka yang menolak Kristus dan Injil-Nya. Sampai sekarang kita masih melihat banyak orang-orang Israel belum menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Mereka tidak percaya kematian Kristus adalah untuk menebus dosa manusia. Kematian Kristus dianggap mereka sebagai kematian seorang penjahat. Tetapi justru banyak orang percaya peduli kepada mereka dan mengabarkan Injil kepada mereka. Ini membuktikan, seperti yang dikatakan Paulus, bahwa Tuhan tidak meninggalkan umat Israel, Tuhan tidak menolak umat Israel meskipun mereka menolak Dia, Tuhan tetap mengingat mereka. Karena dalam zaman demi zaman, ada orang-orang Israel yang boleh percaya kepada Tuhan dan menerima Tuhan Yesus. Itulah kasih karunia Tuhan kepada orang-orang pilihan-Nya. Karena itu bersyukurlah, jika kita telah dipilih-Nya menjadi pilihan-Nya.

STUDI PRIBADI: (1) Apa buktinya Tuhan tidak menolak bangsa Israel (remnant)? (2) Atas dasar apakah Allah memilih Israel atau diri kita sebagai umat-Nya?

“Adakah Allah mungkin telah menolak umat-Nya? Sekali-kali tidak! Karena aku sendiripun orang Israel ...”

(Roma 11:1)

Berdoa bagi pekerjaan misi Tuhan bagi bangsa-bangsa, termasuk bangsa Israel, agar Tuhan bekerja mempertobatkan banyak orang bagi-Nya. Tuhan juga memakai kita untuk mengerjakan Amanat Agung-Nya.

Bacaan hari ini: Roma 11:1-18Bacaan setahun: Roma 11:1-18

AGUSTUS 2016

TUHAN MENGINGAT ORANG PILIHAN-NYA

Page 14: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

KAMIS

11

aulus menutup pasal 11 dengan menyatakan pujian-Nya akan

Pkekuasaan dan hikmat Allah yang luar biasa, yang dinyatakan-Nya dalam rencana keselamatan, yang digenapi dalam diri Tuhan Yesus.

Pertama, karena Allah tidak membiarkan manusia berdosa, tetapi menyediakan jalan keselamatan bagi mereka di dalam Kristus; sehingga setiap orang yang percaya kepada Kristus mendapatkan keselamatan. Dalam menggenapi rencana itu, Allah memilih Abraham dan membentuk satu bangsa dari keturunannya, itulah Israel. Kedua adalah rencana keselamatan Allah itu tidaklah gagal walaupun Israel berulang kali menolak Allah, dan bahkan menolak Kristus. Bahkan lebih dari itu, rencana keselamatan itu juga dikabarkan kepada bangsa-bangsa lain, salah satunya melalui diri rasul Paulus. Ketiga adalah umat Israel sebagai umat pilihan tidak dilupakan Tuhan, buktinya adalah Paulus percaya ada orang-orang pilihan yang memberikan diri percaya kepada Kristus. Diri Paulus adalah salah satu contohnya. Lebih dari itu, kita diajak untuk belajar melihat kebesaran hikmat dan kuasa Allah yang dinyatakan-Nya dalam rencana keselamatan-Nya. Bagaimana rencana itu disiapkan dan dijalankan serta digenapi dalam sejarah dunia ini, dengan rentang waktu yang luar biasa panjangnya. Bagaimanapun, tidak ada yang sanggup menggagalkan rencana itu, walaupun umat Israel sebagai umat pilihan menunjukkan kehidupan yang tidak berkenan kepada Tuhan. Dan bagaimana Allah selalu menunjukkan belas kasihan-Nya kepada beberapa orang dalam bangsa Israel untuk hidup setia kepada Dia. Demikian juga ketika kita melihat diri kita, mari kita menyadari betapa besar kuasa dan hikmat Allah yang bekerja dalam kehidupan kita yang menjadikan kita sebagai orang percaya; sehingga kita tidak menganggap rendah keselamatan yang kita dapatkan dalam Kristus. Sebaliknya kita mensyukurinya dengan memberikan kehidupan kita untuk hidup berkenan kepada-Nya. Marilah kita tidak menyia-nyiakan anugerah yang telah diberikan-Nya kepada kita!

STUDI PRIBADI: (1) Apa buktinya rencana keselamatan Allah itu menyatakan kuasa dan hikmat Allah yang besar? Jelaskan! (2) Apakah rencana Allah dapat digagalkan manusia?

“ … Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!”

(Roma 11:33)

Berdoalah bagi jemaat Tuhan agar memahami akan luar biasanya rencana keselamatan Allah, yang juga telah mereka alami, untuk kemudian selalu belajar hidup berkenan kepada-Nya.

HIKMAT ALLAH DALAM SEJARAH UMAT-NYA

Bacaan hari ini: Roma 11:19-36Bacaan setahun: Roma 11:19-36

AGUSTUS 2016

Page 15: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

JUMAT

12

udaya membaca adalah salah satu budaya yang mulai punah di era

Bgadget saat ini. Orang lebih senang mendapatkan informasi melalui tayangan media, seperti TV, Youtube, radio, dibandingkan duduk

dan menyediakan waktu untuk membaca. Berbicara mengenai bacaan dan buku-buku Kristen, hari ini toko-toko buku dan penerbit-penerbit Kristen berada dalam masa krisis. Satu per satu tutup dan gulung tikar, karena rendahnya minat baca orang Kristen terhadap buku-buku rohani. Fenomena ini sangat memprihatinkan. Ada banyak kekayaan rohani yang dapat diperoleh dari membaca buku-buku rohani, yang tidak lagi dimiliki oleh kebanyakan orang Kristen masa kini. Membaca merupakan salah satu cara mentransformasi pikiran kita. Pikiran kita telah tercemar oleh dunia dan filosofi-filosofi yang tidak sesuai dengan kebenaran Allah. Pikiran kita dinodai oleh situasi kehidupan dan media yang mengajarkan banyak hal yang bertentangan dengan firman Tuhan. Karena itu, kita perlu mentransformasi pikiran kita. Paulus membuka paruh kedua surat Roma dengan panggilan untuk mempersembahkan hidup kita bagi Tuhan (12:1). Bagaimana caranya? Salah satu caranya adalah kita terus-menerus memperbaharui pikiran kita. Akal budi kita perlu ditransformasi oleh kebenaran firman Tuhan (ps. 12:2). Ketika kita memahami kehendak Allah dan pikiran kita ditransformasi oleh-Nya, maka kita akan dimampukan untuk membedakan mana yang baik dan jahat serta memahami kehendak Allah dalam hidup kita. Pembaharuan budi membuat kita melihat realita yang ada dengan kacamata Allah sehingga kita mampu hidup bagi kemuliaan-Nya. Mengapa banyak orang Kristen hari ini hidup serupa dunia? Mungkin karena akal budi kita tidak dibaharui terus-menerus oleh kebenaran firman Tuhan. Oleh karena itu, sangatlah baik bila kita belajar memiliki disiplin membaca Alkitab dan buku-buku rohani secara rutin di dalam kehidupan kita. Kita mengisi pikiran kita dengan kebenaran, sehingga kita dituntun untuk hidup di dalam kebenaran. Mari mentransformasi pikiran kita!

STUDI PRIBADI: (1) Kapan terakhir kali Anda membaca buku rohani? (2) Mengapa men-transformasi pikiran itu penting bagi kehidupan Kristen kita?

Berdoalah agar Anda dan keluarga memiliki disiplin dalam membaca firman Tuhan setiap hari. Berdoa agar Tuhan memberi Anda, pasangan dan anak-anak kerinduan dan kecintaan akan firman Tuhan.

RENEWING YOUR MIND

Bacaan hari ini: Roma 12:1-2Bacaan setahun: Roma 12

AGUSTUS 2016

“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu,

sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah...” (Roma 12:2)

Page 16: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

SABTU

ORANG BIJAK TAAT PAJAK

“Itulah juga sebabnya maka kamu membayar pajak. Karena mereka yang mengurus hal itu adalah

pelayan-pelayan Allah.” (Roma 13:6)

13Bacaan hari ini: Roma 13:1-7Bacaan setahun: Roma 13

“Orang bijak taat pajak” adalah slogan yang terus-menerus dikumandangkan oleh pemerintah di dalam menghimbau masyarakat untuk membayar pajak. Dengan berbagai macam regulasi yang dibuat pemerintah, hari ini kita melihat lebih banyak masyarakat yang melapor dan membayar pajak dengan disiplin. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda taat pajak? Apakah Anda sudah membayar pajak penghasilan dan pajak usaha Anda dengan tertib dan teratur? Dalam renungan firman hari ini, Tuhan memanggil kita untuk menjadi seorang warga negara yang patuh kepada pemerintah. Salah satu bentuk kepatuhan kita adalah membayar pajak. Sekalipun kita tidak hidup di negara Kristen, sama seperti orang Kristen di Roma, kita tetap harus berusaha patuh kepada peraturan pemerintah. Paulus mengatakan bahwa kita perlu taat dan membayar pajak karena orang-orang pemerintahan yang mengurus negara kita adalah pelayan-pelayan Allah (ps. 13:6). Mereka bagaikan batang air di tangan Tuhan yang dipakai Allah untuk mengatur tatanan hidup masyarakat (Ams. 21:1). Semua pemerintahan ada dalam kendali Allah yang berkuasa dan Ia memakai mereka untuk mewujudkan rencana-Nya (lih. Kisah Koresh 2 Taw. 36:22-23). Karena itu, sebagai warga negara yang baik, kita harus taat pajak. Kita melakukan apa yang Yesus perintahkan, yakni memberi kepada Kaisar apa yang wajiib kita berikan kepada Kaisar (Mat. 22:21; Mrk. 12:17; Luk. 20:25). Firman Tuhan hari ini memanggil kita menjadi warga negara yang baik di Indonesia. Negara kita jauh dari sempurna. Ada banyak penyalahgunaan dan korupsi yang membudaya dalam lapisan pemerintahan. Namun kita juga melihat bahwa Tuhan membangkitkan pemimpin-pemimpin yang baik di negara ini, dan ada perubahan-perubahan positif yang mereka lakukan. Untuk memajukan Indonesia, tentu pemerintah membutuhkan pendapatan pajak yang memadai untuk membayar hutang dan pembangunan. Kita sebagai warga negara memiliki kewajiban untuk membayar pajak dengan taat. Ayo kita menjadi warga negara yang bijak!

Berdoa agar orang-orang Kristen di Indonesia menjadi warga negara yang bukan hanya menuntut hak semata, tetapi melakukan kewajiban mereka sebagai warga negara. Mereka taat pajak dan terus berdoa bagi Indonesia.

AGUSTUS 2016

STUDI PRIBADI: (1) Mengapa orang Kristen harus taat membayar pajak? (2) Apakah Anda punya pengalaman menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam membayar ajak?

Page 17: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

MINGGU

14 “Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini:

Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung.”(Roma 14:13)

Bacaan hari ini: Roma 14:1-13Bacaan setahun: Roma 14

al “menghakimi” mudah terjadi di antara jemaat, apabila mereka

Hmemiliki latar belakang budaya atau “kebiasaan” hidup yang berbeda. Dalam pasal 14 ini, Paulus sedang menasihati jemaat

Tuhan, agar mereka tidak saling menghakimi, karena adanya persoalan “kebiasaan” pola hidup di antara mereka yang berbeda. Dalam bagian ini Paulus menyinggung soal “orang yang lemah iman.” Siapakah mereka? Mereka adalah orang Yahudi yang percaya kepada Kristus dan yakin, bahwa hanya Yesuslah satu-satunya Juru Selamat; namun mereka masih memelihara kebiasaan hidup mereka yang lama (pola hidup) dan mempertahankan identitas keyahudian mereka, sekalipun hal tersebut tidak berkaitan dengan keyakinan akan keselamatan. Mereka memilih untuk makan sayur-sayuran saja dan memilihara hari-hari tertentu seperti yang diperintahkan dalam Taurat Musa. Mereka dikatakan “lemah iman” karena mereka masih meletakkan diri mereka di bawah tradisi tertentu, sekalipun mereka mengakui berada di bawah kuasa Tuhan Yesus. Sedangkan mereka yang “kuat iman,” termasuk Paulus, tidak lagi berada di bawah kuasa tradisi tertentu, melainkan di bawah kuasa Kristus. Mereka adalah orang-orang yang hidup menurut Injil Tuhan. Namun Paulus menasihatkan, bahwa perbedaan ini seharusnya tidak menjadikan kedua belah pihak saling menghakimi dan merendahkan, sebab keduanya telah ditebus Tuhan dan menjadi milik Tuhan. Lalu apa yang harus dilakukan? (1) Terimalah mereka yang lemah iman, tanpa menerima (dibingungkan dengan) pendapatnya (ay. 1). (2) Janganlah dibingungkan dengan urusan yang bukan prinsipil, apalagi soal makan atau hari tertentu, sebab semua hari adalah milik Tuhan (ay. 2-9). (3) Pegang prinsip, yang terpenting adalah memuliakan Tuhan dan Tuhanlah yang akan menghakimi setiap milik-Nya (ay. 11-12). (4) Jangan saling menghakimi atau menghina (ay. 10, 13). Bagaimana dengan sikap kita hari ini? Apa kita senang menghakimi atau sebaliknya, membangkitkan semangat saudara seiman untuk hidup dalam kebenaran?

STUDI PRIBADI: (1) Mengapa kita tidak boleh menghakimi saudara seiman dengan sembarangan? (2) Apa yang dimaksud dengan “lemah iman” dan “kuat iman”?

Berdoalah bagi relasi antar jemaat Tuhan agar mereka memiliki kasih yang kuat di antara mereka dan hidup demi kemajuan pekerjaan Tuhan di muka bumi ini.

AGUSTUS 2016

JANGAN SALING MENGHAKIMI

Page 18: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

SENIN

15

SENI MEMBANGUN ORANG LAIN

“Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya.”

(Roma 15:2)

Bacaan hari ini: Roma 15:1-13Bacaan setahun: Roma 15:1-13

etelah Paulus menasihati jemaat di Roma agar mereka tidak saling

Smenghakimi, maka ia melanjutkan nasihatnya, agar mereka saling proaktif untuk membangun iman mereka. Artinya, daripada mereka

mencari kesalahan dan menghina saudara seiman, lebih baik mereka berusaha keras untuk membangun iman dan kerohanian saudara seiman dalam Tuhan; daripada mereka membuat perpecahan di antara jemaat, lebih baik mereka mengusahakan kerukunan di antara mereka, sebab itulah yang dikehendaki Tuhan (ay. 1-6). Bagaimana caranya? Pertama, saling menerima dan menghargai satu sama lainnya (ay. 7). Saling menerima di antara saudara seiman ini didasarkan pada karya Kristus yang telah menerima mereka. Jika Kristus telah menerima mereka menjadi umat-Nya, maka sepatutnyalah mereka saling menerima dan menghargai yang satu dengan lainnya. Kedua, saling melayani dan demi kemuliaan Tuhan (ay. 8-13). Sama seperti Paulus menjadi pelayan Tuhan bagi orang bersunat maupun tidak bersunat, sama seperti rencana Allah dimana Kristus datang bagi orang-orang bersunat dan demi mengokohkan Injil yang diberitakan bagi orang tidak bersunat juga, sehingga mereka memuliakan Tuhan dan rahmat-Nya dikenal di antara bangsa-bangsa. Inilah yang Tuhan kehendaki untuk kita kerjakan. Marilah kita saling membangun di dalam kasih, demi kemajuan pemberitaan Injil Tuhan dan perkembangan gereja-Nya. Usaha-usaha yang menimbulkan perpecahan jemaat, karena persoalan yang tidak prinsip, merugikan perkembangan umat Tuhan, yang untuknya Kristus telah menderita, mati, bahkan bangkit. Sebagai saudara seiman, seharusnya kita saling menyukakan satu sama lain, bukan mencari muka, melainkan demi kemajuan iman. Ada banyak sikap dimana kita berusaha menyenangkan orang lain, tetapi kita tidak membangun imannya atau mencintai kebenaran. Sebaliknya, ada pula yang menegakkan kebenaran, tetapi kehilangan kasih persaudaraan. Keduanya bukanlah yang ideal. Kita harus memberitakan kebenaran di dalam kasih, dan kasih di dalam kebenaran.

STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana sikap yang harus kita kembangkan dalam kehidupan berje-maat ketika menjumpai perbedaan? (2) Apa yang harus diutamakan dalam berjemaat?

Berdoalah bagi kesatuan gereja Tuhan sehingga melalui kehidupan kasih yang nyata antara yang satu dengan lainnya, nama Tuhan dapat dimuliakan dan gereja menjadi berkat bagi banyak orang.

AGUSTUS 2016

Page 19: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

SELASA

16 “Dalam pemberitaan itu aku menganggap sebagai kehormatanku, bahwa aku tidak melakukannya di tempat-tempat dimana nama

Kristus telah dikenal orang, supaya aku jangan membangun di atas dasar, yang telah di letakkan orang lain.” (Roma 15:20)

Bacaan hari ini: Roma 15:14-33Bacaan setahun: Roma 15:14-33

emberitakan Injil kepada orang yang belum percaya dan melayani

Mke daerah-daerah yang belum banyak orang Kristen, seringkali dianggap sebagai pelayanan yang “kurang terhormat.” Pelayanan

ini dianggap kurang terhomat karena biasa hanya dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan yang rendah, sehingga merekalah yang mau untuk pergi ke suatu tempat atau daerah yang jauh, terpencil dan sulit. Pemahaman ini seringkali merasuki pikiran orang-orang Kristen, sehingga membuat mereka memandang sebelah mata pelayanan pengabaran Injil dan pelayanan misi ke daerah-daerah yang belum terjangkau, yang akhirnya membuat mereka tidak memberitakan Injil. Rasul Paulus memberikan sebuah pemahaman yang berbeda kepada orang-orang yang berpikir demikian. Dalam Roma 15:20, Rasul Paulus justru mengatakan dalam pemberitaan Injil itu adalah sebuah kehormatan baginya. Karena bagi Paulus, memberitakan Injil bagi orang-orang yang belum percaya maupun di tempat-tempat dimana Kristus belum diberitakan akan memperluas dasar untuk membangun Kerajaan Allah. Bagi Paulus memberitakan Injil di tempat-tempat yang sudah banyak orang Kristennya, tidak akan membangun dasar yang baru, hanya mengulang apa yang telah dikerjakan oleh orang lain. Oleh karena itu, Paulus tidak pernah kecewa, dan tidak pernah merasa pemberitaan yang dia lakukan adalah sebuah pelayanan yang kurang terhormat. Malahan, kita lihat dalam kehidupan Paulus, semakin hari dia semakin bersemangat melakukan pelayanan-pelayanan misi ke berbagai tempat yang belum dijangkau oleh Injil. Tuhan Yesus telah memberikan Amanat Agung ini kepada kita semua, supaya kita memberitakan Injil sampai ke seluruh dunia. Apakah kita sudah melakukannya, atau terlibat aktif dalam pemberitaan Injil-Nya? Mari kita semua melihat pelayanan pemberitaan Injil ini sebagai suatu pelayanan yang terhormat, yang penting, dan yang memuliakan nama Tuhan; sebuah kesempatan yang bernilai.

STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana sikap dan pikiran Paulus dalam melihat pelayanan perintisan yang belum pernah dikerjakan oleh orang lain? (2) Mengapa Rasul Paulus bersemangat dalam pemberitaan Injil?

Berdoalah bagi setiap misionaris yang melayani pekabaran Injil, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, agar mereka selalu mengerjakan tugas mereka dengan sukacita.

AGUSTUS 2016

KEHORMATAN MEMBERITAKAN INJIL

Page 20: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

RABU“Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara,

supaya kamu waspada terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima,

menimbulkan perpecahan dan godaan…” (Roma 16:17)

17

WASPADA TERHADAP PERPECAHAN

Bacaan hari ini: Roma 16Bacaan setahun: Roma 16

STUDI PRIBADI: (1) Menurut Anda pribadi, apakah ada gereja yang ideal dan sempurna? (2) Bagaimana sikap kita terhadap mereka yang mengajarkan ajaran yang tidak sesuai dengan iman Kristen?

Berdoalah bagi kedewasaan rohani jemat Tuhan agara mereka semakin mencintai Tuhan dan hidup dalam takut akan Dia, serta melakukan firman-Nya dengan setia.

alam kehidupan bergereja, kita harus menyadari satu hal, yaitu

Dorang-orang di dalam Gereja tidak selalu ideal. Ideal dalam arti tidak semua orang di Gereja adalah yang tulus, baik, dan tidak memiliki

motivasi yang buruk pada waktu mereka bergereja. Dalam Gereja ada banyak orang yang baik, tapi juga ada orang-orang yang tidak baik. Karena itu, rasul Paulus menasihatkan jemaat Roma supaya mereka berhati-hati terhadap golongan orang-orang yang tidak baik atau tidak ideal ini. Paulus memberikan penjelasan cukup rinci kepada jemaat Roma bahwa orang-orang yang tidak ideal ini dapat dikenali dengan beberapa tanda. Pertama, mereka mengajarkan sesuatu yang bertentangan dengan pengajaran para Rasul. Mereka berkata muluk-muluk dalam bahasa yang manis menipu jemaat-jemaat yang berhati tulus. Tujuan mereka hanya satu, yaitu untuk melayani perut mereka sendiri (ay. 17-18). Kedua, mereka menimbulkan perpecahan dan perselisihan di dalam jemaat. Perpecahan dan perselisihan ini mengenai apa yang harus dimakan, apa yang tidak boleh dimakan, mengenai hari sabat, dan lain sebagainya (bdk. Roma 14). Supaya perpecahan jemaat tidak semakin besar, Paulus menasihati jemaat-jemaat Roma untuk tetap waspada menanggapi ajaran-ajaran yang ada, maupun orang-orang yang tidak baik di dalam jemaat. Ada dua hal yang Paulus perintahkan agar jemaat dapat menanggulangi perpecahan yang ada di dalam Gereja. Pertama, hindari orang-orang yang membuat kekacauan (ay. 17). Karena semakin banyak berkomunikasi, maka akan semakin mudah jemaat terpengaruh dengan orang-orang yang membuat perpecahan ini. Kedua, menanggapi dengan bijaksana mengenai ajaran-ajaran yang sesat (ay. 19). Artinya, jemaat tidak boleh menerima mentah-mentah setiap ajaran yang berkembang di dalam jemaat, tetapi mereka harus memikirkannya, dan memohon hikmat dari Tuhan untuk dapat membedakan mana ajaran yang sesuai kehendak Tuhan, dan ajaran mana yang tidak sesuai kehendak Tuhan. Bagaimana dengan Anda?

AGUSTUS 2016

Page 21: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

KAMIS

18

SYUKUR ATAS HIKMAT ALLAHanyaknya pendatang dari berbagai penjuru dunia di kota Korintus

Bmenjadi pemicu munculnya berbagai masalah sosial, kemerosotan moral dalam hal seksualitas, yang bercampur dengan pemujaan

dewa-dewi Yunani-Romawi. Kondisi yang demikian menjadi tantangan berat bagi jemaat Kristen di Korintus, ditambah dengan problem internal jemaat sendiri, yang terbagi-bagi dalam berbagai golongan, yang rentan menimbulkan perpecahan. Namun demikian Paulus tetap mengawali suratnya dengan bersyukur, bukan atas banyaknya masalah itu, tetapi karena kasih karunia Tuhan yang berlimpah-ruah, di tengah berbagai tantangan hidup berjemaat. Selain kaya dalam segala macam perkataan dan pengetahuan, atau kuat dalam hal pengajaran, mereka juga memiliki karunia-karunia pelayanan yang lengkap. Dengan ucapan syukur ini, Paulus sekaligus mengingatkan jemaat agar mereka tidak sampai salah dalam menggunakan semua kasih karunia Tuhan atas mereka. Sebab hanya dengan memandang bahwa segala sesuatu adalah karunia Allah, maka berbagai persoalan yang muncul dalam jemaat, baik eksternal maupun internal akan dapat diatasi dengan cara yang benar. Bagaimana dengan kita? Apakah kita menyadari bahwa Allah telah memberikan kepada kita hikmat dan anugerah-Nya yang memampukan kita untuk menyelesaikan persoalan dan kesulitan kita, baik dalam pelayanan maupun dunia pekerjaan kita? Seringkali kita kehilangan rasa syukur karena berbagai masalah yang datang kepada kita. Perhatian kita tertuju hanya kepada masalah-masalah tersebut sehingga kita tidak mampu melihat anugerah Tuhan bagi kita dan akhirnya kita terjebak dalam usaha-usaha penyelesaian masalah (solusi) yang salah. Paulus mengajak kita melihat sebuah fakta penting bahwa kesadaran atas kasih karunia Tuhan akan memunculkan sikap hidup bersyukur dan hikmat dalam menghadapi persoalan apapun dalam terang firman Tuhan. Karena itu saudara, marilah kita hidup dalam kasih karunia dan hikmat dari Allah yang menuntun kita hidup dalam damai sejahtera.

STUDI PRIBADI: (1) Anugerah apa saja yang dikaruniakan Tuhan kepada jemaat Korintus? (ay. 5,7) (2) Apa yang dapat kita pelajari dari sikap Paulus ini?

“Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu atas kasih karunia Allah

yang dianugerahkan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus.” (1 Korintus 1:4)

Berdoalah agar gereja dan jemaat Tuhan mampu menghadapi pergumulan hidup mereka dengan terang kasih karunia Allah, sehingga keputusan dan cara mereka menghadapi masalah pun tetap dalam terang firman Tuhan.

Bacaan hari ini: 1 Korintus 1:1-31Bacaan setahun: 1 Korintus 1

AGUSTUS 2016

Page 22: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

JUMAT

stilah “sekuler” adalah kata sifat yang menunjuk pada suatu keadaan

Iyang telah memisahkan kehidupan duniawi dari pengaruh agama. Sedangkan “spiritual” adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan

hal rohani. Apa parameternya bahwa seseorang telah terjebak dalam sekularisme, atau spiritualitas? Parameter spiritualitas seseorang dilihat dari kedekatan atau keintiman dengan TUHAN. Dalam 1 hari, apakah kita sadar, bahwa kita berjalan dengan Tuhan Yesus? Sedangkan parameter sekularisme, dilihat dari kesibukan yang terkait dengan hal-hal duniawi, sehingga mereka tidak bisa menerima Tuhan Yesus adalah Allah. Mereka berkata, bukankah ini adalah suatu kebodohan? Dikatakan, “Orang-orang Yahudi menghendaki “tanda,” dan orang-orang Yunani mencari hikmat dunia. Orang-orang masa kini begitu kuat dalam liberalisme, sehingga Tuhan dan ajaran keselamatan harus sesuai dengan ratio dan pengalaman pribadi. Maka pada zaman posmodern ini, kita mengalami krisis indentitas, krisis kebenaran dan krisis otoritas (“jemaat adalah raja”). Akibat dari krisis pada zaman ini, gereja mengalami kematian yang perlahan-lahan, sebab budaya konsumerisme membuat kita, anak-anak TUHAN tidak lagi menyukai pembinaan-pembinaan (pemuridan). Alasan mereka adalah: membuang waktu, tenaga, dan celakanya membosankan. Paulus berkata: “Demikianlah pula, ketika aku datang kepadamu, saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh” (1Kor. 2:1, 3-4). Masihkah kita lebih memprioritaskan hal-hal yang sekuler lebih daripada hal-hal rohani? Jika kita menyadari anugerah-Nya yang besar bagi kita, marilah kita hidup lebih mencintai hal-hal rohani daripada hal-hal jasmani yang fana sifatnya.

“Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah…”

(1 Korintus 2:14)

Berdoalah bagi jemaat Tuhan agar mereka membangun hubungan yang baik dengan Tuhan dan hidup dalam kebenaran-Nya, sehingga mereka dapat menjadi terang Tuhan di lingkungan mereka.

19

STUDI PRIBADI: (1) Mengapa orang seringkali meninggalkan keimanannya dan berubah menjadi seorang sekuler? (2) Apa bahaya dari sekularisme?

SPIRITUALITAS VS SEKULARITAS

Bacaan hari ini: 1 Korintus 2:14Bacaan setahun: 1 Korintus 2

AGUSTUS 2016

Page 23: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

SABTU

20

CIRI JEMAAT TIDAK DEWASA

“… Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi

dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?” (1 Korintus 3:3)

Bacaan hari ini: 1 Korintus 3:1-23Bacaan setahun: 1 Korintus 3

ika kita mendengarkan istilah jemaat mula-mula, yang terlintas dalam

Jpikiran kita adalah bahwa jemaat mula-mula itu rohani, baik, dan luar biasa semangat di dalam penginjilan. Sekilas lalu, hal ini adalah benar.

Namun juga terdapat jemaat mula-mula yang tidak dewasa dan ada banyak permasalahan internal sehingga menghambat pertumbuhan gereja tersebut. Gereja Korintus-lah salah satu gereja yang tidak dewasa tersebut; mari kita melihat ciri-ciri gereja yang tidak dewasa ini. Pertama adalah perselisihan, bahwa terdapat perpecahan kelompok dalam jemaat (ay. 4), karena jemaat Korintus didirikan oleh Rasul Paulus dan pernah digembalakan oleh Apolos (1:11-13). Mereka memberhalakan pemimpin mereka (Paulus, Apolos, Kefas, Kristus) dan saling berselisih. Mereka merasa pemimpin mereka lebih baik/rohani daripada pemimpin rohani yang lainnya. Jemaat yang tidak dewasa adalah jemaat yang hanya melihat pemimpin mereka di dunia ini secara fisik, menilai mereka secara lahiriah, dan menyembah pemimpin mereka menurut ukuran kesukaan diri mereka sendiri, namun tidak melihat Allah sebagai pemimpin mereka di Sorga dan dalam hati mereka. Mereka menjadi tidak dewasa dan saling bertentangan dalam banyak hal. Kedua, jemaat yang tidak dewasa adalah jemaat yang tidak sadar bahwa Tuhan-lah yang menghendaki perbedaan di tengah-tengah jemaat-Nya. Tuhan telah memberikan pelbagai kemampuan dan talenta yang berbeda, para pemimpin maupun jemaat dapat saling melengkapi dan menjadikan pertumbuhan jemaat yang sehat. Namun yang terjadi justru sebaliknya, jemaat saling membandingkan dan iri hati dengan talenta yang ada, bukannya bersatu untuk membangun tubuh Kristus (3:9-10). Ketiga, kualitas bangunan (jemaat) bukan dilihat dari luarnya (lahiriah), melainkan dalamnya (rohani). Kualitas ini dinyatakan melalui sikap iman orang percaya menghadapi pergumulan hidup, dan kesediaan berkorban untuk orang lain dengan kasih, dan sebagainya. Kualitas iman yang suatu hari akan diuji melalui ujian yang berat (ay. 13-14). Bagaimana dengan kita?

STUDI PRIBADI: (1) Apa yang membuat jemaat di Korintus disebut sebagai jemaat yang belum dewasa dalam Kristus? (2) Bagaimana dengan kehidupan jemaat Tuhan masa kini?

Berdoalah bagi setiap jemaat agar mereka hidup dalam terang firman Tuhan dan kasih persaudaraan yang rukun, sehingga hidup mereka memuliakan Tuhan dalam segala hal.

AGUSTUS 2016

Page 24: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

MINGGU

21

SEMUA HANYA ANUGERAH-NYA SEMATA

“Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? … mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?”

(1 Korintus 4:7)

Bacaan hari ini: 1 Korintus 4:1-21Bacaan setahun: 1 Korintus 4

ita semua bisa seperti jemaat Korintus, menganggap diri hebat

Kdalam hal rohani serta merendahkan mereka yang tidak sepihak dengan kita, sekalipun kita berada di dalam satu jemaat. Setelah

Paulus menunjukkan akan kesalahan mereka, ia kembali dengan sabar mengajar mereka mereka tentang kebenaran sejati di dalam Kristus, yaitu semua hanya karena anugerah Tuhan semata; dalam hal ini, ia memakai dirinya sebagai contoh, sehingga terakhir ia meminta jemaat Korintus untuk mengikuti teladannya (ay. 16). Pertama, Paulus mengajarkan kepada mereka bahwa dia dan Apolos hanya hamba-hamba atau pelayan-pelayan, mereka tidak memiliki apapun yang layak dibanggakan, mereka tidak memiliki hikmat yang cukup untuk berpendapat atau melakukan sesuatu, semua hanyalah anugerah Tuhan semata. Sebagai hamba yang dituntut oleh Tuhan-nya, mereka dapat dipercayai (ay. 2) dan setia. Karena itu, sebagai hamba, Paulus sendiri mengatakan bahwa ia sendiri tidak berani menilai orang lain, ia tidak peduli dengan penilaian orang lain; yang penting adalah, ia setia. Sebab yang akan menghakimi semua orang pada akhirnya adalah Tuhan, bukan kita. Kedua, Paulus mengajarkan kepada kita bahwa justru seorang rasul adalah seorang yang paling rendah kedudukannya dalam dunia ini; sebab kerohanian sejati artinya: seseorang yang justru karena Kristus, ia menjadi bodoh, tidak berhikmat bagi dunia, bahkan secara fisik juga menanggung banyak penderitaan lapar, haus, telanjang. Bukan hanya itu, pada waktu difitnah, disalahkan, mereka justru tidak boleh membalas, malahan harus mendoakan orang-orang yang menganiaya mereka. Semua ini dilakukan oleh Rasul (Paulus) agar jemaat (Korintus) diberkati, dan bila memungkin-kan, tidak perlu mengalami apa yang Paulus alami. Karena itu, Paulus menggambarkan dirinya seperti seorang bapa/ibu yang terus-menerus mengasihi dan menasihati jemaat Korintus. Semua pengorbanan ia rela lakukan, asalkan jemaat Korintus dapat maju di dalam Tuhan. Bagaimana dengan kita? Paulus berkata: “turutilah teladanku!” (ay. 16).

STUDI PRIBADI: (1) Bagaimanakah ciri seseorang yang mencintai jemaat Tuhan? (2) Apa yang Paulus teladankan bagi jemaat di Korintus?

Berdoa bagi para pemimpin gereja Tuhan agar mereka semakin mengenal kebenaran dan hidup dalam kasih Tuhan, serta mengasihi jemaat-Nya; sehingga pekerjaan Tuhan semakin berkembang.

AGUSTUS 2016

Page 25: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

SENIN“Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama,

bukan pula dengan ragu keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi,

yaitu kemurnian dan kebenaran.” (1 Korintus 5:8)

22

DOSA DALAM JEMAAT

Bacaan hari ini: 1 Korintus 5:1-13Bacaan setahun: 1 Korintus 5

STUDI PRIBADI: (1) Dalam gereja, apa kita menjadi batu sandungan atau menjadi teladan bagi jemaat Tuhan? (2) Apa yang akan Saudara lakukan untuk lebih berdampak positif ?

Berdoa bagi orang-orang gereja yang selama ini belum menjadi kesaksian yang baik, supaya mereka boleh benar-benar mengalami kasih Kristus dan diubahkan oleh pengenalan akan Kristus secara pribadi.

alam kehidupan bergereja, seharusnya semakin lama seseorang

Dmenjadi orang Kristen, maka ia pun harus semakin dewasa dalam kerohaniannya. Meski demikian, pernahkah kita menemui orang

Kristen yang telah puluhan tahun menjadi Kristen, terlibat dalam banyak hal rohani bahkan pelayanan, namun ia ternyata “kerdil” secara rohani? Pada kenyataannya, masih banyak orang yang sudah ratusan bahkan ribuan kali mendengar khotbah, namun ternyata kehidupannya masih saja jauh dari kebenaran Tuhan. Orang yang tahu betapa besar kasih Tuhan Yesus kepada gereja, justru menimbulkan perpecahan dalam gereja Tuhan. Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat Korintus, Paulus menegur dengan keras orang-orang yang bersikap demikian. Dalam kalangan jemaat Korintus, ada orang-orang yang serta-merta berbuat dosa percabulan (ay. 1-2). Paulus mengingatkan jemaat, bahwa Kristus telah mengorbankan Diri-Nya sendiri untuk menjadi korban penebusan bagi jemaat. Oleh karena pengorbanan Kristus yang begitu besar, haruslah ragi keburukan dan ragi kejahatan (maksudnya di sini: perbuatan-perbuatan kecemaran) seharusnya ditinggalkan oleh jemaat Tuhan (ay. 7-8). Karenanya, janganlah ada orang yang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk, atau penipu di antara jemaat Allah. Janganlah ada orang semacam ini dalam keluarga besar Gloria. Pada bagian ini, Paulus menentang keras orang yang masih hidup dan berkubang dalam dosa dengan tidak merasa bersalah, namun justru menikmati keberdosaan mereka. Mereka merasa dirinya “baik-baik” saja, sekalipun sesungguhnya, mereka telah jauh dari Tuhan. Bagaimanakah dengan kita? Sebagai orang yang mengasihi Tuhan Yesus, marilah kita meninggalkan dosa-dosa yang masih membebani hidup kita. Marilah kita mengintrospeksi diri, meminta Roh Kudus mengingatkan kita, apakah ada dosa-dosa yang kita sering lakukan, namun kita tidak sadari. Kiranya Tuhan memampukan kita menjadi orang Kristen yang mempermuliakan Tuhan, dan bukan menjadi batu sandungan dalam jemaat Tuhan.

AGUSTUS 2016

Page 26: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

SELASA

23

urat Korintus berisi nasihat-nasihat Paulus kepada jemaat Korintus

Smengenai bagaimana mereka harus hidup dengan baik dan kudus di hadapan Allah. Realitanya, pada masa itu, tidak semua jemaat telah

hidup sungguh-sungguh takut akan Tuhan. Dalam lingkungan rohani, didapati ketidak-adilan dan percabulan dalam kalangan jemaat Tuhan. Bagian yang pertama, yaitu 1 Korintus 6:1-11, berisi tentang teguran Paulus terhadap jemaat yang melakukan ketidakadilan dan mendatangkan kerugian bagi jemaat yang lain. Karena Tuhan kita adalah Allah yang kudus, karenanya marilah kita hidup dengan melakukan keadilan terhadap orang lain, memberikan apa yang menjadi hak orang lain dan tidak merugikan orang lain. Bagian yang kedua, yaitu 1 Korintus 6:12-20, berisi tentang teguran Paulus terhadap jemaat yang melakukan percabulan. Pada bagian ini, Paulus menegaskan bahwa tubuh harus digunakan untuk memuliakan Tuhan. Tubuh orang percaya adalah bait Roh Kudus. Tubuh ini adalah milik Allah, sehingga kita tidak boleh memakainya seturut dengan kehendak kita, melainkan kehendak Tuhan. Tuhan telah menebus kita, membayar harga yang mahal dengan tubuh-Nya sendiri, karenanya kita pun harus hidup seturut perintah-Nya. Firman Tuhan hari ini mengajarkan kepada kita untuk senantiasa setia kepada pasangan kita, baik itu suami atau istri kita. Dialah pendamping hidup kita, untuk seumur hidup kita. Sama seperti Kristus yang mengasihi kita meskipun ketika kita berdosa, baiklah kitapun mengasihi pasangan kita bahkan ketika mereka melakukan kesalahan kepada kita. Janganlah kita menjadi orang Kristen yang tidak menghidupi kehidupan baru kita di dalam Dia. Belajarlah untuk setia dalam segala hal, baik itu setia kepada Tuhan dan juga sesama. Belajarlah juga untuk hidup kudus, baik itu di hadapan Tuhan maupun sesama, sebab untuk itulah kita dipanggil dan untuk itulah Kristus telah mati bagi kita. Karena itu, hiduplah sebagai orang Kristen yang menyatakan kemurahan-Nya bagi kita.

STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana kita dapat berlaku adil, baik kepada anak dan bawahan kita? (2) Bagaimana kita mempertahankan kesetiaan kita kepada pasangan hidup kita?

“Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”

(1 Korintus 6:20)

HIDUP SEORANG KRISTEN

Doakanlah bersama pasangan kita, agar rumah tangga kita penuh keadilan dan kesetiaan. Jika kita belum menikah, berdoa supaya kita dapat memakai tubuh ini untuk memuliakan Allah dan tetap hidup dalam kekudusan.

Bacaan hari ini: 1 Korintus 6:1-20Bacaan setahun: 1 Korintus 6

AGUSTUS 2016

Page 27: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

RABU

24

KEHENDAK ALLAH ATAS PERNIKAHANntuk memahami surat Paulus kepada jemaat di Korintus, kita harus

Umengerti latar belakang permasalahan penulisan surat ini. Salah satu permasalahan yang disoroti Paulus adalah adanya kecemaran

dalam jemaat. Jemaat gereja yang berlatar-belakang agama-agama bukan Kristen, bertobat dan menerima Yesus berkat pelayanan Paulus di Korintus selama 18 bulan (Kis. 18:11). Kira-kira 3 tahun kemudian, Paulus mendapat kabar dan laporan bahwa jemaat masih tidak memisahkan diri secara konsisten dari kebiasaan dan budaya Korintus. Dengan kata lain, jemaat gereja di Korintus masih mempraktekkan kecemaran, yaitu kebejatan seksual. Oleh sebab itu, Paulus memberikan arahan dan nasihat mengenai perkawinan. Paulus membahas tentang perkawinan karena bahaya percabulan dalam jemaat, sebagaimana dikisahkan pada pasal-pasal sebelumnya (ps. 5 dan 6). Hubungan seksual yang amoral memang dosa, tetapi sepasang suami istri halal melakukannya karena merupakan tanggung jawab keduanya untuk memenuhi kewajiban terhadap pasangan. Bukan hanya sebagai hak istimewa suami dan kewajiban istri saja, tetapi masing-masing pihak wajib menunjukkan kasih sayangnya secara fisik terhadap pasangannya, dengan maksud untuk menyenangkan atau memuaskan pasangannya (ay. 3-4). Relasi seksual merupakan berkat Allah, bukan beban apalagi kutuk. Terlebih lagi, relasi seksual yang sehat dapat mencegah kehidupan seksual yang amoral. Isu selanjutnya adalah perceraian. Sepasang suami istri Kristen tidak boleh bercerai karena alasan apa pun (ay. 12-13). Jika terjadi perpisahan, mereka tidak boleh menikah lagi dengan orang lain. Yang boleh dilakukan hanya mengadakan rekonsiliasi dengan pasangan mereka sebelumnya. Nas ini memperlihatkan kepada kita bahwa Allah memandang serius suatu pernikahan, maka begitu pula orang beriman seharusnya. Pernikahan merupakan kesatuan antara seorang pria dan seorang wanita yang bersifat permanen, sehingga tak seorang pun yang berhak memutuskan.

STUDI PRIBADI: (1) Bagaimanakah sudut pandang Alkitab ketika berbicara mengenai pernikahan? (2) Bagaimana sudut pandang Alkitab ketika berbicara tentang perceraian?

“Dan jikalau ia bercerai, ia harus tetap hiduptanpa suami atau berdamai dengan suaminya…”

(1 Korintus 7:11)

Berdoalah bagi kehidupan suami-istri setip kita dan keluarga jemaat Tuhan agar mereka hidup dalam kasih antara yang satu dengan yang lainnya dan menjadi teladan bagi orang-orang di sekitarnya.

Bacaan hari ini: 1 Korintus 7:1-19Bacaan setahun: 1 Korintus 7:1-19

AGUSTUS 2016

Page 28: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

KAMIS

25

TETAP FOKUS!

“Saudara-saudara, hendaklah tiap-tiap orang tinggal di hadapan Allah dalam keadaan

seperti pada waktu ia dipanggil.” (1 Korintus 7:24)

Bacaan hari ini: 1 Korintus 7:20-40Bacaan setahun: 1 Korintus 7:20-40

orintus adalah satu kota besar Yunani dengan kebanggaannya akan

K intelektualitas, penyembahan berhala, imoralitas, dan perdagangan yang sibuk, serta kehidupannya yang hiruk-pikuk. Tujuan dari surat

ini sebagian adalah untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh orang-orang Kristen di Korintus kepada Paulus (ps. 7:1; 8:1; 12:1), sebagian untuk menangani berita yang tidak mengenakkan tentang adanya perpecahan dan perilaku yang tidak patut dalam gereja (ps. 1:11; 5:1; 6:1; 11:18, 20). Sebelumnya Paulus telah pernah menulis sepucuk surat kepada mereka (ps. 5:9). Pada bagian ini, pesan dari Paulus harus dipahami dengan menyadari tiga kalimat kunci. “Tinggal dalam keadaan sebagaimana ia dipanggil” (ay. 20, lih. 17, 24); “Yang penting ialah menaati hukum-hukum Allah” (ay. 19) bdk. ay. 32, 34, dan 35); dan, “mengingat waktu darurat sekarang” (ay. 26, bdk. ay. 29). Apa arti: “tinggal dalam keadaan sebagaimana ia dipanggil”? Pertama, janganlah mengupayakan perubahan apa-apa yang menyangkut penampilan luarmu ketika menjadi orang percaya. Yang penting adalah panggilanmu dan perubahan dalam dirimu dengan menaati hukum-hukum Allah! Kedua, “tinggal tetap sebagai orang percaya dalam situasi apa pun yang Tuhan aturkan buat kamu, sebagaimana Tuhan telah memanggilmu.” Dengan kata lain, setialah! Mengapa kita jangan memusingkan status sosial atau tanda rohani? Tanda rohani yang terlihat seperti sunat dan status sosial sebagai orang merdeka, tidak serta merta membuat anak Tuhan bertambah rohani. Yang utama adalah bagaimana menyenangkan Tuhan dengan fokus melayani Dia. Termasuk di dalamnya masalah pernikahan. Inti dari uraian Paulus di ayat 25-34 bukan tidak menikah lebih baik daripada menikah, walaupun itu preferensi Paulus pribadi. Melainkan, setiap anak Tuhan harus peka akan pimpinan Tuhan tentang apa yang tepat bagi dirinya. Bagaimana dengan kita? Marilah kita sebagai anak-anak Tuhan lebih fokus kepada penampilan rohani kita, ketimbang penampilan jasmani kita.

STUDI PRIBADI: (1) Apa yang menjadi standar Tuhan ketika menilai hidup kita? (2) Apakah hidup kita sudah fokus kepada Tuhan?

Berdoalah bagi pertumbuhan kerohanian jemaat Tuhan agar mereka dapat menjadi jemaat yang dewasa dalam pengenalan mereka akan Tuhan dan dengan pimpinan Roh Kudus mampu hidup memuliakan Dia.

AGUSTUS 2016

Page 29: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

JUMAT

26

al-hal kecil yang kurang kita perhatikan dapat membuat orang lain

Htersandung. Celakanya adalah, diri kita yang membuat orang lain tersandung. Untuk itu, kita perlu menjaga hidup kita dengan penuh

tanggung jawab dengan dua cara: Pertama, mengerti firman Tuhan dengan benar. Jemaat di Korintus mendapat wejangan dari Rasul Paulus agar tidak menjadi batu sandungan bagi sesamanya, sekecil apapun tindakan itu. Rasul Paulus mengingatkan agar “pengetahuan” mereka tentang makanan, bahwa semua makanan itu halal dan bisa dimakan, tidak membuat mereka menjadi orang-orang yang sembarangan dan tidak bertanggung jawab atas pengetahuan mereka mengenai makanan. Hal ini dikarenakan pada waktu itu, orang-orang di Korintus masih melakukan ritual-ritual penyembahan berhala dan daging-daging yang dijual di pasar pun kebanyakan adalah daging yang berasal dari kuil-kuil penyembahan berhala, sehingga jika mereka melihat jemaat di Korintus makan makanan yang sudah dipersembahkan kepada berhala, hal tersebut akan membuat mereka salah paham dan tersandung oleh karena tindakan jemaat di Korintus tersebut. Kita patut bersyukur jika kita memiliki pengetahuan yang benar tentang firman Tuhan, khususnya dalam hal ini berbicara tentang makanan, tapi tahu saja tidak cukup, perlu adanya tindakan lebih lanjut dari pengetahuan kita. Kedua, melakukan firman Tuhan dengan benar. Memang bagi orang percaya, semua makanan itu halal sehingga tidak ada makanan yang tidak boleh kita makan (kecuali karena anjuran dokter), namun jaga agar jangan sampai kita tidak bertanggungjawab dalam menggunakan kebebasan kita ini dan membuat sesama kita yang baru percaya menjadi tersandung oleh karena perbuatan kita, sebab tidak semua orang memahami apa yang kita pahami. Jadi, lebih baik tidak makan, daripada tindakan kita bisa menjadi batu sandungan bagi orang lain. Kebebasan yang Tuhan berikan kepada kita haruslah diikuti dengan sikap yang bertanggungjawab, agar kehidupan kita dapat menjadi berkat bagi sesama.

Berdoalah untuk diri kita dan sesama, untuk bisa menggunakan kebebasan kita dengan baik dan bertanggung jawab. Dan berjuang untuk tidak menjadi batu sandungan bagi sesama.

KEBEBASAN YANG BERTANGGUNG JAWAB

STUDI PRIBADI: (1) Apa yang kita mengerti tentang kebebasan yang bertanggung jawab? (2) Bagaimana supaya kita tidak menjadi batu sandungan bagi sesama?

Bacaan hari ini: 1 Korintus 8:1-13Bacaan setahun: 1 Korintus 8

“Makanan tidak membawa kita lebih dekat kepada Allah … Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini

jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah.”(1 Korintus 8:8-9)AGUSTUS 2016

Page 30: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

SABTU

27

PASUKAN PEMBERITA INJILebagai pengikut Kristus, kita adalah prajurit-prajurit Tuhan yang

Smemiliki tugas penting yaitu memberitakan Injil. Sebagai seorang prajurit, tentu kita akan ditempatkan di medan pertempuran yang

tidak mudah, belum lagi dunia modern yang semakin berkembang ini memberikan tantangan yang besar terhadap penginjilan ketika kita harus menghadapi agama-agama dunia yang berkembang pesat, atau harus menghadapi sekelompok orang yang tidak menerima agama mana pun karena mereka tidak mengakui keberadaan Allah. Oleh karena itu, kita perlu melakukan dua langkah penting agar pemberitaan Injil dapat disampaikan dengan baik. Pertama, memberitakan Injil sesuai konteks. Rasul Paulus (ay. 19-22) menjelaskan bagaimana ia berusaha menyesuaikan diri dengan orang-orang yang ia layani. Hal ini penting agar orang-orang yang dilayani dapat mengerti Injil dengan lebih baik, dan juga dapat menerima si pemberita Injil dengan baik. Demikian pula kita, agar Injil dapat disampaikan dan mudah dimengerti, kita harus melihat konteks di mana kita sedang memberitakan Injil. Misalnya kita sangat pandai berfilsatat, gunakan kemampuan itu untuk memberitakan Injil pada orang-orang yang juga senang dengan filsafat dan mengerti tentang filsafat, tetapi janganlah menggunakan kemampuan kita tersebut kepada mereka yang tinggal di pelosok pedesaan karena tentu mereka 90% tidak akan memahami apa yang kita sampaikan. Kedua, memberitakan Injil melalui kesaksian hidup. Dari ayat 24-27, rasul Paulus menggunakan ilustrasi seorang atlit (pelari dan petinju) untuk menggambarkan dirinya bahwa ia senantiasa mendisiplin diri dalam segala hal layaknya seorang atlit yang mendisiplin dirinya untuk mendapatkan hasil terbaik dalam pertandingan. Sebagai seorang prajurit Allah, kita juga harus bisa mendisiplin diri kita, mengontrol diri kita sedemikian rupa agar ketika kita memberitakan Injil Yesus Kristus, kita tidak ditolak oleh orang karena kita tidak menjaga hidup kita dengan baik. Jika demikian, sudahkah kita melakukannya?

STUDI PRIBADI: (1) Apakah langkah praktis bagi kita untuk dapat memberitakan Injil? (2) Bagaimana cara menjaga hidup agar dapat menjadi kesaksian yang baik bagi sesama?

Berdoalah untuk diri kita dan juga untuk para penginjil supaya senantiasa mempunyai semangat sebagai Pemberita Injil Tuhan, sehingga banyak jiwa yang percaya kepada Kristus.

“Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain,

jangan aku sendiri ditolak.” (1 Korintus 9:27)

Bacaan hari ini: 1 Korintus 9:1-27Bacaan setahun: 1 Korintus 9

AGUSTUS 2016

Page 31: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

MINGGU

28

SEBUAH PERINGATANada umumnya setiap kita sangat tidak suka apabila ada seseorang

Pyang mengingatkan pola hidup kita yang kurang tepat. Kita memiliki kecenderungan untuk lebih mementingkan diri sendiri, sehingga kita

suka dengan pola kehidupan yang lama. Dalam bagian yang telah kita baca, rasul Paulus memberikan sebuah peringatan supaya mereka tahu, bahwa bangsa Israel telah menjadi contoh yang memberikan pola hidup yang tidak baik sebagai bangsa pilihan Allah. Apa saja yang telah mereka lakukan sehingga Allah sangat menghukum bangsa pilihan Allah ini? Ada beberapa yang dicatat oleh rasul Paulus sebagai sebuah peringatan bagi kita sebagai anak-anak Allah yang dikasihi oleh-Nya. Pertama, janganlah kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat (bdk. Bil. 11:4). Kedua, supaya kita jangan menjadi penyembah berhala (bdk. Kel. 32:6). Ketiga, jangan melakukan percabulan (bdk. Bil 25:1-18). Keempat, jangan mencobai Tuhan Allahmu (bdk. Bil. 21:5,6). Kelima, janganlah bersunggut-sunggut (bdk. Bil. 16:41-49). Kehidupan yang tidak benar ini mungkin tidak jauh berbeda dengan langkah kehidupan yang kita ambil. Karena itu, sebagai anak-anak Tuhan, setiap kita harus selalu waspada dalam setiap langkah hidup ini, janganlah menjadi sombong. Setiap kita perlu mendengarkan setiap peringatan yang Tuhan berikan kepada kita. Kepekaan rohani seperti ini akan mewarnai kehidupan kita, hanya apabila kita senantiasa menyadari akan kehadiran Allah yang menyertai kehidupan kita. Ketika Allah menyertai bangsa Israel dengan tiang awan dan tiang api, bangsa Israel tidak menghiraukan-Nya. Melalui kejadian ini, janganlah mengikuti sikap seperti mereka, melainkan dengan rasa syukur dan penuh kerendahan hati, kita belajar hidup taat kepada Tuhan. Dengan demikian kita dapat menjadi anak-anak-Nya yang terkasih dan memuliakan Dia melalui kehidupan kita, khususnya di tengah-tengah zaman yang mengalami degradasi moral dan hidup dalam hawa nafsu yang mendukakan hati Tuhan.

STUDI PRIBADI: (1) Pengalaman bangsa Israel yang tegar tengkuk di hadapan Tuhan mengajarkan apa kepada kita? (2) Bagaimana seharusnya sikap kita sebagai umat-Nya?

“Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala!”

(1 Korintus 10:14)

Berdoalah bagi setiap umat Tuhan agar mereka hidup dalam takut akan Tuhan dan mengerjakan segala sesuatu dalam kehidupan mereka, seturut dengan firman Tuhan.

Bacaan hari ini: 1 Korintus 10:1-18Bacaan setahun: 1 Korintus 10:1-18

AGUSTUS 2016

Page 32: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

SENIN

29

SIAPA YANG HARUS KUPILIH!alah satu hal yang sulit dalam hidup ini bukan hanya menghadapi

Spenderitaan dan pencobaan, namun juga berhubungan dengan pengambilan sebuah keputusan. Artinya, apabila kita salah dalam

mengambil sebuah keputusan, maka hal itu akan sangat mempengaruhi kehidupan kita. Setelah memberikan sebuah peringatan kepada jemaat Tuhan di Korintus, maka rasul Paulus mendorong jemaat Korintus untuk mengambil sebuah keputusan. Karena itu dalam bagian ini, ada banyak pertanyaan yang diajukan oleh rasul Paulus, supaya jemaat Korintus pada akhirnya mengambil sebuah keputusan. Pertama, untuk lebih mengasihi Tuhan. Di sini Paulus bertanya tentang mana yang lebih penting: untuk bersekutu dengan Tuhan atau dengan roh-roh jahat. Kepada siapa kita bersekutu, menjelaskan tentang pribadi yang kita kasihi. Kedua, untuk lebih memuliakan Tuhan, bahkan dalam keadaan yang sederhana atau kehidupan keseharian yaitu saat kita makan dan minum. Di sini Paulus menegaskan tujuan hidup kita. Apakah senantiasa memuliakan Allah, atau memuliakan diri sendiri? Ketiga, untuk tidak menjadi batu sandungan bagi kehidupan sesama. Batu sandungan menggambarkan bahwa ada sesama kita yang masih belum mengalami pertumbuhan dan pengenalan yang benar tentang Allah, sehingga mereka bisa salah dalam menilai hidup kita. Apakah yang menjadi pilihan kita? Marilah dalam setiap langkah kehidupan ini, kita juga selalu bertanya dalam hati kita, sama seperti Rasul Paulus yang bertanya kepada jemaat Korintus, supaya banyak orang di sekitar kita juga mendapatkan anugerah keselamatan. Janganlah hidup kita menjadi batu sandungan bagi mereka yang belum percaya, melainkan menuntun mereka yang belum mengenal Kristus, melalui perilaku dan sikap kita. Jadikanlah hidup kita terang yang memancarkan terang Kristus kepada mereka. Hiduplah dalam kebenaran dan relasi yang baik dengan Tuhan, sehingga Tuhan yang akan menolong kita menjadi saksi bagi diri-Nya.

STUDI PRIBADI: (1) Mengapa kita tidak boleh hidup menurut keinginan kita sendiri, tanpa mempertimbangkan hati nurani orang lain? (2) Apa hubungan sikap kita dengan Injil?

“Kamu tidak dapat minum daria cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat…”

(1 Korintus 10:21)

Berdoalah bagi para utusan Injil atau misionaris, agar mereka boleh tetap bersemangat memberitakan kabar baik kepada banyak orang, baik secara verbal maupun melalui sikap hidup mereka.

Bacaan hari ini: 1 Korintus 10:19-33Bacaan setahun: 1 Korintus 10:19-33

AGUSTUS 2016

Page 33: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

SELASA

30

PAKAIAN DALAM BERIBADAHalah satu budaya manusia yang terus berubah seiring dengan

Sperkembangan zaman adalah pakaian. Di waktu yang sama, gaya berpakaian tiap daerah, bisa berbeda-beda. Cara berpakaian

seseorang menunjukkan identitas orang tersebut. Ketika Paulus menulis surat 1 Korintus ini, di kalangan jemaat Korintus terdapat pertikaian mengenai cara berpakaian jemaat dalam ibadah. Berkenaan dengan hal ini, Paulus memberikan nasihat praktis. Untuk para perempuan, ia menasihatkan untuk memakai penutup kepala, sementara para laki-laki tidak berambut panjang. Jika demikian, apakah berarti orang Kristen zaman sekarang yang perempuan seharusnya menggunakan kerudung dan yang laki-laki tidak boleh gondrong? Tentu bukan demikian maksudnya. Nasihat Paulus di sini memiliki latar belakang budaya pada masa itu. Budaya di kota Korintus pada saat itu menyatakan, jika seorang perempuan tidak menggunakan penutup kepala, berarti dia adalah seorang pelacur. Sementara laki-laki yang berambut panjang menandakan bahwa mereka adalah orang kafir. Karena itu, nasihat Paulus diberikan dengan maksud supaya orang-orang percaya di Korintus menunjukkan identitas mereka sebagai pengikut Kristus. Keadaan sekarang tentu berbeda dengan kondisi Korintus saat itu, namun nasihat Paulus tersebut tetap bisa menjadi bahan pembelajaran. Orang Kristen boleh saja mengikuti fashion. Fashion memang tidak bisa diseragamkan, setiap orang memiliki preferensinya masing-masing. Namun kata kunci yang patut kita cermati adalah: sopan dan pantas. Tidak semua fashion yang ada cocok untuk dipakai dalam ibadah. Pakaian yang kita gunakan dalam ibadah bukan hanya dimaksudkan untuk kenyamanan diri sendiri, namun juga untuk menunjukkan rasa hormat kita pada Tuhan. Tidak mungkinkan kita menggunakan celana sobek dan sandal jepit ketika menghadap pemimpin negara? Apalagi pada saat kita menghadap Tuhan, Penguasa alam semesta. Apakah selama ini cara berpakaian kita sudah menunjukkan bahwa kita menghormati Tuhan?

Bacaan hari ini: 1 Korintus 11:1-16Bacaan setahun: 1 Korintus 11:1-16

“Pertimbangkanlah sendiri: Patutkah perempuan berdoa kepada Allah dengan kepala yang tidak bertudung?”

(1 Korintus 11:13)

STUDI PRIBADI: (1) Mengapa Paulus perlu membahas mengenai cara berpakaian dalam suratnya? (2) Apakah nasihat Paulus ini merupakan suatu keharusan bagi jemaat Korintus?

Berdoa supaya Tuhan senantiasa mengaruniakan kepada kita, umat Tuhan sekalian, kebijaksanaan dalam memilah budaya-budaya dunia yang tidak sesuai dengan iman Kristen.

AGUSTUS 2016

Page 34: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

31RABU

AGUSTUS 2016

Bacaan hari ini: 1 Korintus 11:17-34Bacaan setahun: 1 Korintus 11:17-34

agian ini berkaitan dengan bagian sebelumnya karena masih mem-

Bbahas mengenai ibadah umum. Jika sebelumnya Paulus menyoroti mengenai cara berpakaian jemaat dalam ibadah, kali ini Paulus

menyinggung mengenai perjamuan kudus. Perjamuan kudus adalah satu-satunya tata cara dalam ibadah yang diberi petunjuk langsung oleh Kristus. Sebelum melakukan Perjamuan Kudus, jemaat mula-mula akan melakukan perjamuan makan atau perjamuan kasih. Dalam perjamuan kasih tersebut, masing-masing jemaat akan membawa makanan yang kemudian akan dimakan bersama. Hal itu dilakukan dengan kasih di antara jemaat, sehingga yang kaya bisa berbagi dengan yang miskin. Namun di kalangan jemaat Korintus terjadi ketidakteraturan dan perpecahan. Jemaat Korintus tidak memiliki semangat saling mengasihi. Jemaat-jemaat yang kaya akan datang lebih awal untuk berkumpul sendiri dan mereka langsung memakan makanan dan minuman yang mereka bawa, tanpa menunggu jemaat lainnya. Akibatnya jemaat-jemaat yang miskin yang tidak membawa makanan, tidak mendapatkan makanan. Jadi jemaat-jemaat yang kaya kekenyangan, bahkan sampai mabuk, sementara yang miskin harus kelaparan. Inilah yang dikecam Paulus. Namanya perjamuan kasih, tetapi justru tidak ada kasih di sana. Paulus mengingatkan kembali jemaat Korintus mengenai makna Perjamuan Kudus. Perjamuan Kudus dirayakan untuk mengingat karya Kristus yang telah memberikan diri-Nya untuk menyelamatkan dan mempersatukan orang-orang percaya. Karena Kristus telah memberikan diri-Nya, seharusnya para pengikut-Nya juga harus mau berbagi dengan sesama, bukan memikirkan kepentingan diri sendiri. Pada zaman sekarang, orang cenderung semakin individualis, hanya mementingkan kepentingannya sendiri. Ketika datang ke gereja, orang juga sekadar menjalankan kewajiban agamanya, datang dan pulang tanpa mau mengenal, apalagi peduli dengan orang lain. Padahal, ibadah bukan hanya secara vertikal kepada Tuhan, tetapi juga secara horizontal dengan saudara seiman. Bagaimana kehidupan ibadah kita?

“Karena itu, saudara-saudaraku, jika kamu berkumpul untuk makan, nantikanlah olehmu seorang akan yang lain.”

(1 Korintus 11:33)

PEDULI DAN BERBAGI

Doakanlah supaya gereja-gereja Tuhan hidup dalam persekutuan yang baik dan tidak berseteru antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga nama Tuhan dipermuliakan.

STUDI PRIBADI: (1) Apa maksud Paulus dengan “mengikuti Perjamuan Kudus dengan cara yang tidak layak”? (2) Apa maksud Paulus dengan “menguji diri sendiri” pada ayat 28?

Page 35: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan

“Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya.”

(Roma 15:2)

Page 36: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita ... · pula yang membawa Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi manusia, bahkan hamba dan mati di atas kayu salib demi keselamatan