32
KINERJA PENGAWAS SEKOLAH DI LAPANGAN Diajukan untuk memenuhi tugas, Mata kuliah : Manajemen Pendidikan Dosen pengampu : Dr. Sri Utaminingsih, M. Pd Disusun oleh : Nama : Inayatur Rohmah NIM : 2010-33-068 Kelas : B Semester : 4 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Kinerja Pengawas Sekolah di Lapangan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Isu mengenai bagaimana kinerja para pengawas sekolah, kompetensi apa saja yang harus dimiliki oleh para pengawas agar dapat bekerja sebagaimana mestinya

Citation preview

Page 1: Kinerja Pengawas Sekolah di Lapangan

KINERJA PENGAWAS SEKOLAH

DI LAPANGAN

Diajukan untuk memenuhi tugas,

Mata kuliah : Manajemen Pendidikan

Dosen pengampu : Dr. Sri Utaminingsih, M. Pd

Disusun oleh :

Nama : Inayatur Rohmah

NIM : 2010-33-068

Kelas : B

Semester : 4

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

2011/2012

Page 2: Kinerja Pengawas Sekolah di Lapangan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam

senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini berisi tentang “Kinerja Pengawas Sekolah di Lapangan“.

Penulisan makalah ini tidak luput dari hambatan dan kesulitan bila tanpa bimbingan,

dorongan, saran kritik dan bantuan dari berbagai pihak yang berkaitan dengan

penulisan makalah ini. Pada kesempatan kali ini kami ingin mengucapkan rasa terima

kasih kepada:

1. Ibu Dr. Sri Utaminingsih, M. Pd selaku dosen pengampu mata kuliah

Manajemen Pendidikan.

2. Ayah dan Ibunda tercinta yang telah mendo’akan dan memberikan

perhatian tanpa henti-hentinya.

3. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas bantuan

baik materiil dan moril sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga Allah senantiasa membalas kebaikan mereka dan senantiasa

melimpahkan pahala yang sebesar-besarnya. Harapan penulis semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik masa kini maupun masa

yang akan datang. Kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca

sangat diharapkan.

Kudus, Mei 2012

Penyusun

ii

Page 3: Kinerja Pengawas Sekolah di Lapangan

DAFTAR ISI

Cover.........................................................................................................................i

Kata Pengantar..........................................................................................................ii

Daftar Isi...................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................2

1.3 Tujuan.................................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kinerja................................................................................................................3

2.2 Pengawas Sekolah dan Tugasnya.......................................................................3

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Kinerja Pengawas di Lapangan........................................................................ 11

3.2 Penyebab Kinerja Pengawas Kurang Optimal..................................................13

3.3 Solusi Agar Kinerja Pengawas Bisa Lebih Optimal.........................................14

BAB IV PENUTUP

4.1 Simpulan...........................................................................................................16

4.2 Saran.................................................................................................................16

Daftar Pustaka..........................................................................................................17

iii

Page 4: Kinerja Pengawas Sekolah di Lapangan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kita sekarang banyak mendengar orang berbicara tentang merosotnya mutu

pendidikan. Di lain pihak banyak pula orang menandaskan perlu dan pentingya

pembaharuan pendidikan, tetapi sedikit sekali orang yang mencari jalan keluar dari

permasalahan merosotnya mutu pendidikan. Akhirnya gurulah yang dijadikan

sasaran, memvonis bahwa penyebab merosotnya mutu pendidikan terletak pada

bagaimana cara guru mengajar. Padahal, guru juga seorang manusia biasa yang juga

memiliki banyak permasalahan, baik masalah pribadi maupun jabatannya yang perlu

pemecahan.

Guru-guru membutuhkan bantuan orang lain yang mempunyai cukup

perlengkapan jabatan. Mereka membutuhkan bantuan dalam mencoba mengerti

tujuan-tujuan pendidikan, tujuan-tujuan kurikulum, tujuan-tujuan instruksional secara

operasional (behavioral objective). Mereka mengharapkan apa dan bagaimana cara

memberi pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak dan

masyarakat yang sedang berkembang. Mereka membutuhkan bantuan dalam

menggali bahan-bahan pengalaman belajar dari sumber-sumber masyarakat dan

metode-metode mengajar yang modern. Mereka membutuhkan pengalaman mengenal

dan menilai hasil belajar anak-anak dan mereka mengharapkan bantuan dalam hal

memecahkan persoalan-persoalan pribadi dan jabatan mereka.

Semuanya membutuhkan bantuan dari seseorang yang mempunyai kelebihan.

Orang yang berfungsi memberi bantuan kepada guru-guru dalam menstimulir guru-

guru kearah usaha mempertahankan suasana belajar dan mengajar yang lebih baik

kita sebut supervisor. Pekerjaan memberi bantuan itu sendiri disebut dengan supervisi

dan cara-cara membantu memperbaiki situasi belajar dan mengajar disebut teknik-

teknik supervisi.

1

Page 5: Kinerja Pengawas Sekolah di Lapangan

Dari penjelasan mengenai supervisor di atas dapat kita simpulkan bahwa siapa

saja bisa menjadi supervisor baik itu kepala sekolah, sesama guru dan juga termasuk

pengawas sekolah dengan syarat orang tersebut mampu memberi bantuan kepada

guru-guru agar mampu mempertahankan suasana belajar dan mengajar yang lebih

baik.

Sebagai seorang supervisor, kinerja pengawas sekolah sangat menentukan

baik tidaknya mutu sekolah. Apabila kinerja pengawas sekolah baik besar

kemungkinan mutu sekolah tersebut juga baik dan juga sebaliknya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kinerja pengawas sekolah di lapangan?

2. Apa penyebab kinerja pengawas kurang optimal?

3. Bagaiaman solusi agar kinerja pengawas lebih optimal?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui kinerja pengawas sekolah di lapangan.

2. Untuk mengetahui penyebab kinerja pengawas kurang optimal.

3. Untuk mengetahui solusi agar kinerja pengawas lebih optimal.

2

Page 6: Kinerja Pengawas Sekolah di Lapangan

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kinerja

Menurut Rivai dan Basri (2005) pengertian kinerja adalah kesediaan

seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan

menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang

diharapkan.

Menurut Bambang Guritno dan Waridin (2005) kinerja merupakan

perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah

ditentukan. Sedangkan menurut Hakim (2006) mendefinisikan kinerja sebagai hasil

kerja yang dicapai oleh individu yang disesuaikan dengan peran atau tugas individu

tersebut dalam suatu perusahaan pada suatu periode waktu tertentu, yang

dihubungkan dengan suatu ukuran nilai atau standar tertentu dari perusahaan dimana

individu tersebut bekerja. Kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai

oleh pegawai dengan standar yang telah ditentukan (Masrukhin dan Waridin, 2004).

2.2 Pengawas Sekolah dan Tugasnya

Pengawas sekolah merupakan seorang supervisor. Supervisor sendiri menurut

Kimball Wiles: “Seorang supervisor berurusan dengan persiapan kepemimpinan yang

efektif di dalam staf. Untuk melaksanakan ini, ia harus selalu berusaha untuk

memperbaiki/mengembangkan sensitivitasnya terhadap perasaan-perasaan orang lain,

untuk memperluas ketetapannya tentang anggapannya terhadap pendapat kelompok

mengenai hal-hal yang penting agar selanjutnya lebih dapat melaksanakan hubungan-

hubungan kerja sama yang kooperatif, untuk berusaha mencapai tujuan-tujuan yang

tinggi bagi dirinya sendiri, dan untuk lebih sering berhubungan dengan mereka di

dalam kelompok yang bekerja dengannya.

3

Page 7: Kinerja Pengawas Sekolah di Lapangan

Dengan singkat, di samping harus memiliki ilmu administrasi dan memahami

fungsi-fungsi administrasi dengan sebaik-baiknya, untuk dapat menjalankan

fungsinya seorang supervisor harus memiliki ciri-ciri dan sifat-sifat seperti berikut:

1) Berpengetahuan luas tentang seluk-beluk semua pekerjaan yang berada di bawah

pengawasannya.

2) Menguasai/memahami benar-benar rencana dan program yang telah digariskan

yang akan dicapai oleh setiap lembaga atau bagian.

3) Berwibawa, dan memiliki kecakapan praktis tentang teknik-teknik

kepengawasan, terutama human relation.

4) Memiliki sifat-sifat jujur, tegas, konsekuen, ramah, dan rendah hati.

5) Berkemauan keras, rajin bekerja demi terciptanya tujuan atau program yang telah

digariskan/disusun.

Menurut Kepmen. PAN no. 118 tahun 1996 tentang jabatan fungsional

pengawas sekolah dan angka kreditnya maka yang dimaksud dengan pengawas

sekolah adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang

secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan pendidikan

di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan

dan administrasi pada satuan pendidikan pra sekolah, sekolah dasar dan sekolah

menengah.

Berdasarkan Kepmen. PAN No. 118 tahun 1996 Pasal 2, tugas pokok

pengawas adalah  menilai dan membina penyelenggaraan pendidikan pada sekolah

tertentu baik negeri maupun swasta yang menjadi tanggung jawabnya. Tugas menilai

dan membina bukanlah tugas yang ringan, yang sekedar datang berkunjung ke

sekolah untuk berbincang-bincang sejenak dan setelah itu pulang tanpa ada tidak

lanjutnya. Tugas menilai dan membina membutuhkan kemampuan dalam hal

kecermatan melihat kondisi sekolah, ketajaman analisis dan sintesis, ketepatan

memberikan treatment yang diperlukan serta komunikasi yang baik antara pengawas

sekolah dengan setiap individu di sekolah. Arti pembinaan sendiri adalah

4

Page 8: Kinerja Pengawas Sekolah di Lapangan

memberikan arahan, bimbingan, contoh dan saran dalam pelaksanaan pendidikan di

sekolah, untuk itu diperlukan keteladanan dari pihak pengawas sekolah dalam

melaksanakan tugasnya. Dengan kemampuan-kemampuan tersebut diharapkan

pengawas sekolah dapat menjadi partner kerja yang serasi dengan pihak sekolah

dalam memajukan sekolahnya, bukan menjadi seorang “pengawas” yang menakut-

nakuti pihak sekolah.

Sedangkan menurut Permendiknas nomor 12 tahun 2007 tentang pengawas

sekolah. Terdapat poin penting yakni adanya enam kompetensi pengawas sekolah

yang terdiri atas kompetensi kepribadian, kompetensi supervisi akademik,

kompetensi supervisi manajerial, kompetensi evaluasi pendidikan, kompetensi

penelitian dan pengembangan, serta kompetensi sosial. Untuk lebih jeasnya

perhatikan tabel berikut.

Permendiknas no 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas

Sekolah/Madrasah

No Dimensi

Kompetensi

Kompetensi

1 Kompetensi

Kepribadian

1. Memiliki tanggung jawab sebagai pengawas satuan

pendidikan.

2. Kreatif dalam bekerja dan memecahkan masalah baik

yang berkaitan dengan kehidupan pribadinya maupun

tugas-tugas jabatannya.

3. Memiliki rasa ingin tahu akan hal-hal baru tentang

pendidikan dan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang

menunjang tugas pokok & tanggungjawabnya.

4. Menumbuhkan motivasi kerja pada dirinya dan pada

stakeholder pendidikan.

5

Page 9: Kinerja Pengawas Sekolah di Lapangan

2 Kompetensi

Supervisi

1. Menguasai metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi

dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah

menengah yang sejenis.

2. Menyusun program kepengawasan berdasarkan visi-misi-

tujuan dan program pendidikan di sekolah menengah yang

sejenis.

3. Menyusun metode kerja dan instrumen yang diperlukan

untuk

melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan di

sekolah menengah yang sejenis.

4. Menyusun laporan hasil-hasil pengawasan dan

menindaklanjuti untuk perbaikan program pengawasan

berikutnya di sekolah menengah yang sejenis.

5. Membina kepala sekolah dalam pengelolaan dan

administrasi satuan pendidikan berdasarkan manajemen

peningkatan mutu pendidikan di sekolah menengah

sejenis.

6. Membina kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan

bimbingan konseling di sekolah menengah yang sejenis.

7. Mendorong guru dan kepala sekolah dalam merefleksikan

hasil-hasil yang dicapainya untuk menemukan kelebihan

dan kekurangan dalam melaksanakan tugas pokoknya di

sekolah menengah yang sejenis.

8. Memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan dan

memanfaat-kan hasil-hasilnya untuk membantu kepala

sekolah dalam memper-siapkan akreditasi sekolah

menengah yang sejenis.

3 Kompetensi 1. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan

6

Page 10: Kinerja Pengawas Sekolah di Lapangan

Supervisi

Akademik

kecenderungan perkembangan tiap mata pelajaran dalam

rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah

yang sejenis.

2. Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik

dan

Kecenderungan perkembangan proses

pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di

sekolah menengah yang sejenis.

3. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap mata

pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis

atau mata pelajaran di sekolah menengah yang sejenis

berdasarkan standar isi, standar kompetensi dasar, dan

prinsip-prinsip pengembangan KTSP.

4. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan

strategi/

metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat

mengembangkan berbagai potensi siswa melalui mata-

mata pelajaran yang relevan di sekolah menengan yang

sejenis.

5. Membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan

pemebelajaran (RPP) untuk tiap mata pelajaran dalam

rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah

yang sejenis.

6. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran / bimbingan ( di kelas, laboratorium,

dan/atau di lapangan) untuk tiap mata pelajaran dalam

rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah

yang sejenis.

7

Page 11: Kinerja Pengawas Sekolah di Lapangan

Membimbing guru dalam mengelola, merawat,

mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan

fasilitas pembelajaran/ bimbingan tiap mata pelajaran

dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah

menengah yang sejenis.

7. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi

informasi untuk pembelajaran/bimbingan tiap mata

pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di

sekolah menengah yang sejenis.

8. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi

informasi untuk pembelajaran/bimbingan tiap mata

pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di

sekolah menengah yang sejenis.

4 Kompetensi

Evaluasi

Pendidikan

1. Menyusun kriteria dan indikator keberhasilan pendidikan

dan pembe-lajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam

rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menegah

yang sejenis.

2. Membimbing guru dalam menentukan aspek-aspek yang

penting dinilai dalam pembelajaran/bimbingan tiap mata

pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di

sekolah menengah yang sejenis.

3. Menilai kinerja kepala sekolah, guru dan staf sekolah

dalam melak-sanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya

untuk meningkatkan mutu pendidikan dan

pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam

rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah

yang sejenis.

8

Page 12: Kinerja Pengawas Sekolah di Lapangan

4. Memantau pelaksanaan pembelajaran/bimbingan dan hasil

belajar siswa serta menganalisisnya untuk perbaikan mutu

pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam

rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah

yang sejenis.

5. Membina guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk

perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran/bimbingan

tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang

relevan di sekolah menengah yang sejenis.

6. Mengolah dan menganalisis data hasil penilaian kinerja

kepala sekolah, kinerja guru dan staf sekolah di sekolah

menengah yang sejenis.

5 Kompetensi

Penelitian dan

Pengembanga

n

1. Menguasai berbagai pendekatan, jenis, dan metode

penelitian dalam pendidikan.

2. Menentukan masalah kepengawasan yang penting diteliti

baik untuk keperluan tugas kepengawasan maupun untuk

pengembangan kariernya sebagai pengawas.

3. Menyusun proposal penelitian pendidikan baik proposal

penelitian kualitatif maupun penelitian kuantitatif.

4. Melaksanakan penelitian pendidikan untuk memecahkan

masalah pendidikan, dan perumusan kebijakan pendidikan

yang bermanfaat bagi tugas pokok tanggung jawabnya.

5. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian

pendidikan baik data kualitatif maupun kuantitatif.

6. Menulis karya tulis ilmiah (KTI) dalam bidang pendidikan

dan atau bidang kepengawasan dan memanfaatkannya.

7. Menyusun pedoman/panduan dan atau buku/modul yang

diperlukan untuk melaksanakan tugas pengawasan di

9

Page 13: Kinerja Pengawas Sekolah di Lapangan

sekolah menengah yang sejenis.

8. Memberikan bimbingan kepada guru tentang penelitian

tindakan kelas, baik perencanaan maupun pelaksanaannya

di sekolah.

6 Kompetensi

Sosial

1. Bekerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka

meningkatkan kualitas diri untuk dapat melaksanakan

tugas dan tanggung jawabnya.

2. Aktif dalam kegiatan asosiasi pengawas satuan

pendidikan.

Dalam kenyataanya di lapangan mengenai kompetensi-kompetensi yang

terdiri dari 6 kompetensi tersebut masih dipertanyakan, apakah ke enam kompetensi

tersebut memang benar telah dimiliki pengawas-pengawas yang ada di Indonesia.

Jika memang benar telah dimiliki oleh para pengawas, lalu mengapa masih banyak

guru-guru di Indonesia yang masih mengalami kesulitan dalam melaksanakan proses

pembelajaran. Bukankah seorang pengawas mempunyai tugas untuk membina para

guru, tetapi mengapa permasalahan yang terjadi pada guru masih terjadi. Apa yang

sebenarnya dilakukan oleh pengawas di lapangan, hal ini masih dipertanyakan.

10

Page 14: Kinerja Pengawas Sekolah di Lapangan

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kinerja Pengawas di Lapangan

Situasi kinerja pengawas sekolah di Indonesia telah cukup banyak

dipotret melalui penelitian dan pemberitaan di media massa. Sayangnya keadaan

yang tergambar masih banyak mengungkapkan kontribusi dan kinerja pengawas

yang boleh dikata belum cukup memuaskan. Masih banyak pengawas yang belum

menguasai tugasnya secara menyeluruh, belum melaksanakan pekerjaannya sesuai

dengan tugas dan fungsinya, serta kurang mampu memberikan solusi dan kurang

menguasai manajemen sekolah. Hal ini diperkuat dengan adanya temuan dari

berbagai penelitian.

Pada salah satu penelitian di Kabupaten Jember (Arifiatun, 2009)

ditemukan bahwa supervisi yang dilakukan pengawas sekolah tidak mempunyai

hubungan signifikan terhadap kinerja profesional guru. Implikasi dari hasil

penelitian tersebut adalah perlunya pengawas memperhatikan pedoman-pedoman

kerja yang ada agar kinerjanya lebih baik. Studi lain tentang pengawas sekolah

dilakukan di Malang (Suliadi, 2009), yang mengungkapkan bahwa supervisi yang

dilaksanakan pengawas sekolah termasuk dalam kategori rendah.

Sebagian besar guru menyatakan bahwa pola pengawasan yang dianut saat ini

masih kurang memuaskan, karena masih ada pengawas yang masih kurang sesuai

dengan bidangnya, kurang memahami tugasnya, dan kurang menguasai materi, tidak

berbeda dengan pandangan para guru, kepala sekolah juga menyatakan bahwa pola

pengawasan saat ini masih kurang memuaskan.

Pengalaman di atas bukan kasuistik. Pengalaman sekolah lain juga

menunjukkan ternyata kerja pengawas tak jauh beda. Menanyakan berapa jumlah

11

Page 15: Kinerja Pengawas Sekolah di Lapangan

guru, jumlah siswa, atau menanyakan hal-hal lain yang tidak substansial. Selebihnya

mungkin ini yang paling wajib menandatangani.

Kenyataan ini tidak sesuai dengan harapan, di mana seoarang pengawas yang

seharusnya merupakan pilar penting tercapainya kemajuan dunia pendidikan. Sebab

melalui pengawasan, institusi-institusi pendidikan mendapatkan arahan secara

obyektif demi mencapai standard mutu tertentu. Dalam upaya meraih kemajuan,

institusi pendidikan bahkan mendapatkan masukan yang cerdas dari para pengawas.

Juga dari pengawas, kepala sekolah bisa menggali perspektif kepemimpinan dalam

dunia pendidikan. Sedangkan bagi para guru, kehadiran pengawas membuka ruang

dialog bagaimana menjadi pendidik bermartabat.

Tapi sayang seribu sayang, hingga hari ini sulit menemukan pengawas yang

sepenuhnya berkomitmen mendorong sekolah mampu meraih kemajuan. Di samping serupa

monster yang menakutkan, pengawas belum mengambil peran sebagai konsultan yang

mumpuni memberikan arahan agar sekolah sepenuhnya berkualitas. Para pengawas justru

gagal merangsang sekolah agar berderap memasuki proses peningkatan mutu. Mereka hadir

tanpa kejelasan efektivitas pengawasan untuk mendorong peningkatan kinerja institusi

pendidikan. Maka, sangat bisa dimengerti, mengapa frekuensi pengawasan tak berbanding

lurus dengan percepatan peningkatan mutu dunia pendidikan.

Upaya pemerintah secara umum dalam penetapan standarisasi pengawas

sekolah dapat dilihat pada Permendiknas nomor 12 tahun 2007 tentang pengawas

sekolah. Terdapat poin penting yakni adanya enam kompetensi pengawas sekolah

yang terdiri atas kompetensi kepribadian, kompetensi supervisi akademik,

kompetensi supervisi manajerial, kompetensi evaluasi pendidikan, kompetensi

penelitian dan pengembangan, serta kompetensi sosial. Harapan pemerintah yang

tertuang pada aturan-aturan tersebut tentu akan sekedar menjadi harapan

bilamana tidak ada upaya nyata untuk mewujudkan pembinaan pengawas secara

optimal, mulai dari perekrutan sampai dengan pemberhentian. Pengawas sekolah

sebagai personil yang diberi tanggungjawab dan wewenang penuh untuk

melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan

12

Page 16: Kinerja Pengawas Sekolah di Lapangan

adalah kepanjangan tangan Dinas Pendidikan Propinsi atau Kabupaten/Kota yang

bersentuhan langsung dengan sekolah.

3.2 Penyebab Kinerja Pengawas Kurang Optimal

Tugas pokok pengawas pada dasarnya ada tiga; mengawasi, menilai, dan

membina. Sekilas tidak ada masalah dalam tugas pokok ini. Semuanya baik-baik saja.

Tetapi masalah utama dalam tugas pengawas ini yaitu bagaimana pelaksanaan tugas

tersebut. Hal ini berarti menyangkut tentang metodologi. Metodologi yang

memungkinkan tugas pokok bisa dilakukan dengan tepat. Tetapi inilah masalahnya,

pengawas di lapangan malah menggunakan metodologi yang justru menjadikan tugas

pokoknya kurang maskimal.

Lalu apa yang menjadi penyebab pengawas sekolah belum menggunakan

metodologi yang tepat dalam melakukan tugasnya sebagai pengawas. Setidaknya ada

beberapa hal yang menjadi penyebabnya. Pertama, pengawas sekolah belum

memahami benar berkenaan dengan tugasnya sebagai pengawas sekolah, pengawas

sekolah belum memiliki kompetensi-kompetensi sebagaimana yang tertera dalam

Permendiknas no 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah yang

terdiri dari 6 kompetensi seperti yang telah diuraikan di atas yang dijadikan sebagai

criteria pengangkatan pengawas sekolah.

Masalah kemudian muncul, kalau tidak memiliki kompetensi-kompetensi

sebagaimana yang tertera dalam Permendiknas no 12 Tahun 2007 tentang Standar

Pengawas Sekolah/Madrasah yang terdiri dari 6 kompetensi, mengapa orang tersebut

bisa menjadi pengawas. Hal ini tentu berkaitan dengan proses perekrutan atau

pengangkatan pengawas sekolah.

Pengangkatan seorang pengawas di Indonesia sebagian besar hanya melalui

proses penunjukkan oleh pejabat terkait. Seorang guru atau kepala sekolah atau

bahkan seorang pejabat struktural yang sebelumnya pernah menjadi seorang guru

tidak mengetahui bahwa dia akan ditunjuk untuk menjadi seorang pengawas. Dia

langsung mendapat SK untuk ditunjuk menjadi pengawas walaupun dia sendiri

13

Page 17: Kinerja Pengawas Sekolah di Lapangan

menyadari bahwa dia tidak memenuhi kualifikasi dan kompetensi yang sudah

ditetapkan. Dengan kata lain, walaupun sudah ada kebijakan yang jelas bagi

pengangkatan seorang untuk menjadi pengawas tetapi dalam kenyataanya proses

pengangkatan seorang pengawas tidak pernah mengacu kepada kebijakan tersebut.

Walaupun sudah ada kriteria yang mengacu kepada kompetensi pengawas, tetapi

ujian kompetensi bagi calon pengawas tidak pernah dilaksanakan.

Di lain pihak, desas-sesus yang berkembang menyebutkan jabatan pengawas

hanya transit sebelum pensiun. Mungkin dasar pilihan terhadap ”mepet pensiunan”

didasarkan atas senioritas. Senioritas jika dimaknai memiliki pengalaman dan

kapasitas kependidikan yang mumpuni, tentu tidak masalah. Tetapi jika senioritas

dimaknai dari sudut usia, permasalahannya menjadi lain.

3.3 Solusi Agar Kinerja Pengawas Bisa Lebih Optimal

Setidaknya ada empat hal yang bisa dilakukan agar kinerja pengawas sekolah

menjadi lebih baik. Pertama, para pengawas sekolah  berasal dari guru dan kepala

sekolah. Karena itu, penguatan profesionalisme dan kompetensi guru merupakan

langkah awal untuk menyiapkan calon-calon pengawas sekolah yang mumpuni.

Kedua, sistem rekruitmennya perlu dibenahi. Kompetensi yang telah

ditetapkan mengenai pengawas sekolah/madarasah yaitu Permendiknas no 12 Tahun

2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah harus benar-benar dijadikan

pedoman dalam menentukan pengangkatan pengawas sekolah, tidak asal tunjuk dan

tanpa seleksi akan tetapi pengangkatan pengawas sekolah harus benar-benar

mengikuti syarat-syarat yang telah ditentukan.

Ketiga, perlu adanya pelatihan-pelatihan bagi para pengawas yang bisa berupa

workshop atau juga seminar dengan harapan agar para pengawas memperoleh

pengalaman dan pengetahuan yang bisa digunakan untuk memperbaiki kinerjanya.

Keempat, perlu adanya kesadaran dari para pengawas bahwa seorang pengawas harus

memiliki 6 kometensi yang terdiri dari kompetensi kepribadian, kompetensi supervisi

manajerial, kompetensi supervisi akademik, kompetensi evaluasi pendidikan,

14

Page 18: Kinerja Pengawas Sekolah di Lapangan

kompetensi penelitian pengambangan dan kompetensi sosial. Oleh karena itu, untuk

menunjang keberhasilanya dalam melaksanakan tugas seorang pengawas harus

mampu meningkatkan kompetensi tersebut. Semuanya harus diperjuangkan dan

dimantapkan oleh sang pengawas sekolah melalui kinerja yang terukur dan dapat

dilihat hasil kerjanya. Dan yang pasti memerlukan dukungan semua pihak dalam

mengejawantahkan kerangka acuan pelaksanaan tugas pengawas sekolah. Upaya-

upaya tersebut perlu kiranya dilakukan, karena pengawas dalam dunia pendidikan

sangat dibutuhkan kehadirannya.

15

Page 19: Kinerja Pengawas Sekolah di Lapangan

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

1. Kinerja pengawas sekolah di lapangan masih banyak yang belum sesuai

dengan tugas dan fungsinya, pengawas sekolah belum menguasai tugasnya

secara menyeluruh, belum melaksanakan pekerjaannya serta kurang mampu

memberikan solusi dan kurang menguasai manajemen sekolah.

2. Penyebab kinerja pengawas di lapangan belum optimal yaitu disebabkan

karena proses perekrutan yang tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya,

perekrutan pengawas sekolah sebagian besar hanya melalui proses

penunjukkan oleh pejabat terkait.

3. Solusi yang bisa digunakan agar kinerja pengawas lebih optimal yaitu

dengan membenahi proses perekrutan pengawas sekolah tidak asal tunjuk,

menyiapkan guru yang profesional (karena guru merupakan calon

pengawas), dan juga bagi pengawas sekolah bisa mengikuti pelatihan-

pelatihan seperti seminar dan workshop untuk menambah pengetahuan dan

pengalamanyan, selain itu pengawas sekolah juga sebaiknya menyadari akan

tugasnya sebagai pengawas sekolah yang tidak mudah, dengan adanya

kesadaran diharapkan pengawas mau memperbaiki kinerjanya.

4.2 Saran

1. Pemerintah seharusnya lebih tegas dalam melaksanakan peraturan-

peraturan yang telah dibuatnya termasuk juga peraturan mengenai standar

pengawas Sekolah/Madrasah.

2. Pengawas sekolah sebaiknya menyadari akan tugasnya yang sangat

penting, karena di tangannyalah baik buruknya mutu pendidikan dapat

ditentukan.

16

Page 20: Kinerja Pengawas Sekolah di Lapangan

DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Ngalim. 1991. Administrasi dan supervisi pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Sahertian, Pit A dan Fraans Mataheru. 1981. Prinsip dan Tehnik Supervisi Pendidikan. Bandung: Usana Offset Printing.

Sudrajat, Ahmad. 2008. Tugas Pokok dan Fungsi Pengawas Sekolah. Tersedia di http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/08/tugas-pokok- dan - fungsi -pengawas-sekolah/ diunduh 13 Maret 2012

Zubairi, A Dardiri. 2011. Apa Tugasmu Pak Pengawas Pendidikan. Tersedia di http:// edukasi .kompasiana.com/201 1 /0 3 / 06 / apa - tugasmu - pak - pengawas - pendidikan / diunduh 13 Maret 2012

17