Upload
phungthu
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
KINERJA KEUANGAN BANK PANIN DUBAI SYARIAH
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Oleh :
Pandy Dharmawan
1112046100014
PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2017
ii
KINERJA KEUANGAN BANK PANIN DUBAI SYARIAH
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Pandy Dharmawan
NIM. 1112046100014
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
Dwi Nur’aini Ihsan, S.E, M.M
NIP. 19771021 201411 2 001
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Hari ini Kamis, 11 Januari 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Pandy Dharmawan
2. NIM : 1112046100014
3. Jurusan : Perbankan Syariah
4. Judul Skripsi : Kinerja Keuangan Bank Panin Dubai Syariah
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 Januari 2018
PANITIA UJIAN:
1. Ketua : AM. Hasan Ali, M.A.
NIP. 19751201 200501 1 005 (…………….……)
2. Sekretaris : Dr. Abdurrauf, M.A.
NIP. 19731215 200501 1 002 (…………….........)
3. Pembimbing : Dwi Nur’aini Ihsan, S.E, M.M.
NIP. 19771021 201411 2 001 (……..…………...)
4. Penguji I : AM. Hasan Ali, M.A.
NIP. 19751201 200501 1 005 (…………….........)
5. Penguji II : Ir. RR. Tini Anggraeni, S.T, M.Si
NIDN. 2010088001 (…………….........)
iv
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 13 Januari 2018
Pandy Dharmawan
v
ABSTRAK
Pandy Dharmawan, 1112046100014, Kinerja Keuangan Bank Panin Dubai
Syariah. Perbakan Syarah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Uiversitas Islam Negeri
Jakarta, 2017.
Penelitian ini bertujan untuk menganalisi serta membandingkan kinerja
keuangan Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah IPO serta sebelum dan
sesudah penambahan modal oleh Dubai Islamic Bank pada periode 2012-2016.
Metode yang diguanakan adalah analisis kuantiatif deskriptif dan statistik uji
Paired T-test serta analisis kualitatif dengan menggunakan SWOT. Pengukuran
kinerja keuangan dilakukan dengan menggunakan metode RGEC yang meliputi
rasio CAR,ROA,BOPO,FDR dan NPF. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data rasio keuangan dari tahun 2012-2016 serta laporan-laporan tahunan
dan dokumen lainya.
Hasil penelitian menyatakan kinerja keuangan Bank Panin Dubai Syariah
dari tahun 2012-2016 mengalami penurunan, peningkatan hanya terjadi pada tahun
2014. Kinerja keuangan Bank Panin Dubai Syariah sebelum IPO lebih baik dari
pada sesudah IPO sedangkan Kinerja keuangan sebelum penambahan modal lebih
baik dari pada sesudah penambahan modal. Pada analisis statistik kinerja Bank
Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah IPO menunjukan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan pada rasio CAR akan tetapi pada rasio ROA, BOPO,
NPF dan FDR terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank
Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah IPO. Pada analisis statistik kinerja
keuangan sebelum dan sesudah penambahan modal menunjukan tidak ada
perbedaan yang signifikan pada rasio NPF, FDR dan ROA akan tetapi pada rasio
CAR dan BOPO terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank
Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah penambahan modal. Pada analisis
SWOT adanya faktor internal dan eksternal diantaranya : biaya operasioanal yang
bertambah, kredit bermasalah yang masih tinggi, masih kurang tepatnya penyaluran
dana, ekonomi yang tidak merata, perusahaan pesaing yang semakin banyak.
Kata Kunci :Kinerja Keuangan, IPO (Initial Public Offering),
Penambahan Modal, CAR, ROA, NPF, FDR dan BOPO.
Paired t-test, Anisisis SWOT.
Pembimbing : Dwi Nur’aini Ihsan., SE, MM.
Daftar Pustaka : 2006 – 2016
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan beribu-ribu
ni’mat yang tidak terhitung dan dengan rahmat serta karunianya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Sholawat beriring salam selalu dipujikan dan
dircurahkan kepada kanjeng Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya,
sahabatnya serta para pengikut-pengikutnya yang telah membawa umat Islam dari
zaman jahiliyah sampai jaman mahiriyah pada saat ini.
Penulisan ini tidak akan selesai jika tanpa ada bantuan dari banyak pihak.
Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya atas segala kepedulian mereka yang
telah memberikan berbagi macam bentuk bantuan berupa moril, kritik, masukan,
dukungan finansial, maupun inspirasi dalam penulisan skripsi ini.
Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A. selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A. Selaku Ketua Program Studi Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dwi Nur’aini Ihsan, S.E, M.M. selaku Dosen Pembimbing Skripsi
penulis, yang telah menyediakan waktu luang dan sangat sabar dalam
memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam menulis
skripsi sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. selain itu, berbagai
vii
masukan, motivasi, ilmu, dan pengalaman yang telah diberikan kepada
penulis sehingga penulis mendapatkan pelajaran berharga yang bermanfaat
untuk masa depan. Semoga Allah SWT membalas kebaikan Ibu berupa
limpahan rezeki dan keberkahan dunia dan akhirat.
4. Bapak Dr. Muhammad Maksum selaku Dosen Pembimbing Akademik
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Yang telah banyak memberikan waktu dan nasehatya untuk
berkonsultasi mengenai masalah akademik selama penulis menjadi
mahasiswa.
5. Kepada Pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan.
6. Kepada seluruh Dosen dan Karyawan Akademik Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
memberikan banyak ilmu kepada penulis selam menempuh pendidikan
jelang kuliah.
7. Kepada laki-laki yang sangat berpengaruh terhadap hidup saya ayahanda
tercinta Abah Ujang Kusnadi dan wanita yang sangat saya hormati dan
sayangi Ibunda Dedeh Hernawati, juga kepada adik-adiku yang kusayangi
ananda Syiffa Fauziyyah dan Muhammad Fajar yang selalu memberikan
dukungan yang sangat kuat berupa materi dan moril, khususnya untuk kedua
orang tua yang selalu sabar dalam menantikan anaknya lulus. Semoga Allah
viii
SWT mengampuni dosa dan menjadikan kalian hamba Allah yang taat
berkah dunia dan akhirat. Amin.
8. Kapada sahabat-sahabat TRISULA yang paling mempengaruhi hidup saya
Chef Muhammad Irfan Sauki ( KJRI Malaysia) dan Rudyana, S.H Akuntan
Bank HSBC, yang selalu memberikan semngat dan toalitasnya semoga
Allah SWT memeberkahi kalian. Amin
9. Kepada teman-teman terhebat Taufik Dwi Hananto, Ahmad Fawwaz,
Ahmad Mutamimul Ula, Kamal Awal Al-Din, Fadly Pradana, Avicenna
Nurman A, Ibrahim Kholil Nasution, Kevin Costner dan M.Irham
Nasuition. Terima kasih atas kebersamaan dan bantuanya kepada penulis.
10. Keada teman-teman perempuan terhebat, Rinrin Sri Annisa, Mariatul Adila,
Farah Dhiba Lubis, Nanda Pipit. N, Meydah Nurcholis, Leni Indriani, Eka
Rahayu, Annisa Farida, Siti Sarah, Nur Azila. Terimak kasi atas
persahabatanya selama ini semoga kalian sukses dunia dan akhirat.
11. Kepada seluruh teman-teman Perbankan Syariah A tahun 2012 khususnya
Kevin Costner, Avicenna Nurman yang selalu membantu secara totalitas
dalam penyelesaian skripsi ini. kepada Rinrin Sri Annisa teman
seperjuangan dari MA Ummul Quro Al-Islami yang telah membantu dan
menyemangati penulis. Serta kepada wanita spesial yang selalu hadir dan
menyemangati saya selama penulis berkulaih ananda Wilda Aqthori, S.S.
semoga kalian mendapatkan keberkahan dunia dan akhirat.
12. Kepada keluarga KKN Cetar, Faqih Al-Haq, M. Fakhri A. Syamsuddin, M.
Khoiruloh, M. Fahmi, Rahmat Hidyatullah, Agung Arabian, Ali Muharom,
ix
Tohir As-Salam, Rinrin Sri Annisa, Farah Dhiba Lubis, Mariatu Adila, Nur
Azila, Dinda Tiara, Tasya, Noni Wildasari dan Latif.
13. Kepada Wadah Silaturahmi putra Daar El-Hikam Angkatan 2012, Adnan
kasogi, Jajang Supriatna, A. Ghojali Sahlan, Sayid Rifa’i, Sohibul Faros,
Asnawi Rija, Ridwan Abdillah, Sulfi Apriadi, Setyo G. Bastian, Zuyin
Arwana, khususnya kepala sekolah SMPI Daar El-Hikam Muhammad
Syafri. Semoga kalian menjadi manusia yang bermanfaat dan berguna dunia
akhirat.
14. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
Dengan demikian, penulis mengucapkan terima kasih banyak atas semua
pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyeleaian skripsi ini. Semoga
Allah SWT membalas jasa kalian yang terbaik dan semoga karya ini dapat
bermanfaat bagi seluruh masyarakat dan menyumbangkan aspirasi bagi
perkembangan keuangan syariah.
Jakarta, 07 November 2017
Pandy Dharmawan
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. iv
ABSTRAK ......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Batasan dan rumusan masalah ................................................................... 8
1. Batasan Masalah ................................................................................ 8
2. Rumusan Masalah .............................................................................. 9
C. Tujuan dan manfaat penelitian .................................................................. 9
1. Tujuan Penelitian................................................................................ 9
2. Manfaat Penelitian.............................................................................. 10
D. Kerangka pemikiran .................................................................................. 11
E. Sistematika penulisan ................................................................................ 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kinerja Keuangan...................................................................................... 14
B. Laporan Keuangan Bank Syariah ............................................................. 17
C. Pengertian Kesehatan Bank....................................................................... 21
D. Faktor Penilaian Kesehatan Bank ............................................................. 22
E. Initial Public Offering (IPO) ..................................................................... 27
xi
F. Hubungan Antara Variabel ....................................................................... 28
G. Review Studi Terdahulu ............................................................................ 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 36
B. Objek Penelitian ........................................................................................ 38
C. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 38
D. Teknik Anlisis Data................................................................................... 38
1. Pendekatan Kuantitatif ....................................................................... 38
2. Pendekatan Kualitatif ......................................................................... 43
E. Definisi Operasional Variabel ................................................................... 45
F. Hipotesis .................................................................................................... 50
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Keuangan ............................................................................ 52
B. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan ................................................ 62
1. Analisis Kinerja Keuangan Bank Panin Dubai Syariah Sebelum
dan Sesudah IPO ........................................................................... 62
a. CAR (Capital Adequacy Ratio) ........................................ 63
b. ROA (Return On Assets) ................................................... 65
c. BOPO (Beban operasional terhadap pendapatan
operasional) ....................................................................... 67
d. NPF (Net Performing Financing) ..................................... 69
e. FDR (Financing to Deposit Ratio) .................................... 70
2. Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Panin Dubai Syariah
Sebelum dan Sesudah IPO ............................................................ 74
a. Uji beda NPF sebelum dan sesudah IPO........................... 75
b. Uji beda FDR sebelum dan sesudah IPO .......................... 76
c. Uji beda ROA sebelum dan sesudah IPO ......................... 78
d. Uji beda CAR sebelum dan sesudah IPO ........................ 89
e. Uji beda BOPO sebelum dan sesudah IPO ..................... 81
xii
3. Analisis Kinerja Keuangan Bank Panin Dubai Syariah Sebelum
dan Sesudah Penambahan Modal .............................................. 83
a. CAR (Capital Adequacy Ratio) ...................................... 83
b. ROA (Return On Assets) ................................................. 86
c. BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional) .................................................................... 88
d. NPF (Net Performing Financing) ................................... 89
e. FDR (Financing to Deposit Ratio) .................................. 91
4. Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Panin Dubai Syariah
Sebelum dan Sesudah Penambahan Modal ................................. 94
a. Uji Beda NPF Sebelum dan Sesudah Penambahan Modal
......................................................................................... 95
b. Uji Beda FDR Sebelum dan Sesudah Penambahan Modal
.........................................................................................96
c. Uji Beda ROA Sebelum dan Sesudah Penambahan Modal
.........................................................................................98
d. Uji Beda CAR Sebelum dan Sesudah Penambahan Modal
.........................................................................................99
e. Uji Beda BOPO Sebelum dan Sesudah Penambahan Modal
......................................................................................... 101
5. Analisis SWOT .......................................................................... 104
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 110
B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 112
C. Saran ........................................................................................................ 113
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 114
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Bank-bank yang telah melakukan Go Public 2014-2016................2
Tabel 1.2 Kepemilikan saham Bank Panin Syariah tahun 2014 .....................3
Tabel 1.3 Kepemilikan saham Bank Panin Syariah tahun 2015 .....................3
Tabel 1.4 Kepemilikan saham Bank Panin Syariah tahun 2016 .....................3
Tabel 1.5 Pemegang saham Bank Panin Dubai Syariah ................................4
Tabel 1.6 Kerangka Pemikiran ........................................................................11
Tabel 2.1 Tujuan Penggunaan rasio keuangan ................................................16
Tabel 3.1 Matriks Analisis SWOT ..................................................................44
Tabel 3.2 Matrik kriteria penilaian rasio NPF ................................................46
Tabel 3.3 Matrik kriteria penilaian rasio FDR ................................................47
Tabel 3.4 Matrik kriteria penilaian rasio ROA ...............................................48
Tabel 3.5 Matrik kriteria penilaian rasio BOPO .............................................49
Tabel 3.6 Matrik kriteria penilaian rasio CAR................................................50
Tabel 4.1 Data keuangan Bank Panin Dubai Syariah periode 2103 -2016 .....52
Tabel 4.2 Rata-rata nilai rasio CAR tahun 2013-2016 ....................................53
Tabel 4.3 Rata-rata nilai rasio ROA tahun 2013-2016 ...................................55
Tabel 4.4 Rata-rata nilai rasio BOPO tahun 2013-2016 .................................56
Tabel 4.5 Rata-rata nilai rasio NPF tahun 2013-2016 ....................................58
Tabel 4.6 Rata-rata nilai rasio FDR tahun 2013-2016 ....................................59
Tabel 4.7 Ringkasan penilaian kinerja ............................................................61
Tabel 4.8 Ringkasan kinerja Bank Panin Dubai Syarah sebelum IPO ...........62
xiv
Tabel 4.9 Ringkasan kinerja Bank Panin Dubai Syarah sesudah IPO ............63
Tabel 4.10 Ringkasan perbandingan kinerja sebelum dan sesudah IPO .......... 73
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas ..................................................................... 74
Tabel 4.12 Paired samples statistics NPF sebelum dan sesudah IPO ............. 75
Tabel 4.13 Paired samples correlations NPF sebelum dan sesudah IPO ........ 75
Tabel 4.14 Paired simple test NPF sebelum dan sesudah IPO ........................ 75
Tabel 4.15 Paired samples statistics FDR sebelum dan sesudah IPO ............. 76
Tabel 4.16 Paired samples correlations FDR sebelum dan sesudah IPO ....... 76
Tabel 4.17 Paired simple test FDR sebelum dan sesudah IPO ........................ 77
Tabel 4.18 Paired samples statistics ROA sebelum dan sesudah IPO ............ 78
Tabel 4.19 Paired samples correlations ROA Sebelum dan sesudah IPO ...... 78
Tabel 4.20 Paired simple test ROA sebelum dan sesudah IPO ....................... 78
Tabel 4.21 Paired samples statistics CAR sebelum dan sesudah IPO ............ 79
Tabel 4.22 Paired samples correlations CAR Sebelum dan sesudah IPO ...... 80
Tabel 4.23 Paired simple test CAR sebelum dan sesudah IPO ....................... 80
Tabel 4.24 Paired samples statistics BOPO sebelum dan sesudah IPO .......... 81
Tabel 4.25 Paired samples correlations BOPO Sebelum dan sesudah IPO .... 81
Tabel 4.26 Paired simple test BOPO sebelum dan sesudah IPO ..................... 81
Tabel 4.27 Ringkasan pengambilan keputusan ................................................83
Tabel 4.28 Ringkasan penilaian kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum
penambahan modal.......................................................................... 83
Tabel 4.29 Ringkasan penilaian kinerja Bank Panin Dubai Syariah sesudah
xv
penambahan modal.......................................................................... 84
Tabel 4.30 Ringkasan perbandingan kinerja sebelum dan sesudah penambahan
Modal .............................................................................................. 93
Tabel 4.31 Hasil Uji Normalitas sebelum dan sesudah penambahan modal ... 94
Tabel 4.32 Paired samples statistics NPF sebelum dan sesudah modal .......... 95
Tabel 4.33 Paired samples correlations NPF Sebelum dan sesudah modal.... 95
Tabel 4.34 Paired simple test NPF sebelum dan sesudah modal ..................... 95
Tabel 4.35 Paired samples statistics FDR sebelum dan sesudah modal .........96
Tabel 4.36 Paired samples correlations FDR Sebelum dan sesudah modal ...96
Tabel 4.37 Paired simple test FDR sebelum dan sesudah modal ....................97
Tabel 4.38 Paired samples statistics ROA sebelum dan sesudah modal .........98
Tabel 4.39 Paired samples correlations ROA Sebelum dan sesudah modal ..98
Tabel 4.40 Paired simple test ROA sebelum dan sesudah modal ...................98
Tabel 4.41 Paired samples statistics CAR sebelum dan sesudah modal .........99
Tabel 4.42 Paired samples correlations CAR Sebelum dan sesudah modal ...100
Tabel 4.43 Paired simple test CAR sebelum dan sesudah modal ....................100
Tabel 4.44 Paired samples statistics BOPO sebelum dan sesudah modal ......101
Tabel 4.45 Paired samples correlations BOPO Sebelum dan sesudah modal 101
Tabel 4.46 Paired simple test BOPO sebelum dan sesudah modal .................102
Tabel 4.47 Ringkasan pengambilan keputusan .................................................103
Tabel 4.48 Matriks Analisis SWOT kinerja Bank Panin Dubai Syariah ..........104
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Diagram Rasio CAR.................................................................... 53
Gambar 4.2 Diagram Rasio ROA ................................................................... 55
Gambar 4.3 Diagram Rasio BOPO ................................................................. 56
Gambar 4.4 Diagram Rasio NPF .................................................................... 58
Gambar 4.5 Diagram Rasio FDR .................................................................... 59
Gambar 4.6 Diagram perbandingan CAR sebelum dan sesudah IPO ............. 65
Gambar 4.7 Diagram perbandingan ROA sebelum dan sesudah IPO ............ 66
Gambar 4.8 Diagram perbandingan BOPO sebelum dan sesudah IPO .......... 68
Gambar 4.9 Diagram perbandingan NPF sebelum dan sesudah IPO............... 70
Gambar 4.10 Diagram perbandingan FDR sebelum dan sesudah IPO ............. 73
Gambar 4.11 Diagram perbandingan CAR sebelum dan sesudah modal ......... 85
Gambar 4.12 Diagram perbandingan ROA sebelum dan sesudah modal ......... 87
Gambar 4.13 Diagram perbandingan BOPO sebelum dan sesudah modal ...... 89
Gambar 4.14 Diagram perbandingan NPF sebelum dan sesudah modal .......... 91
Gambar 4.14 Diagram perbandingan FDR sebelum dan sesudah modal ......... 93
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya pertumbuhan perekonomian
di Indonesia yang selalu mengalami perubahan. perusahaan-perusahaan dituntut
untuk lebih meningkatkan kualitas kinerjanya agar selalu mampu menghadapi
perkembangan perekonomian. Sektor perbankan memiliki peran penting dalam
pertumbuhan perekonomian. Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari aktivitas
perekonomian. Hampir semua sektor yang berkaitan dengan keuangan selalu
membutuhkan jasa bank.
Persaingan pada sektor perbankan di Indonesia sangatlah ketat, banyaknya bank-
bank yang tersebar di Indonesia membuat setiap bank harus melakukan kinerjanya
secara maksimal agar mampu bersaing dengan bank lainya. Salah satu usaha bank
untuk meningkatkan kinerjanya adalah dengan melakukan Initial Go Public. Melalui
Initial Go Public diharapkan bank mampu memperoleh pengaruh yang besar
terhadap kinerja bank. kegiatan penawaran di pasar publik merupakan salah satu
alternatif bagi perusahaan bank untuk mencari sumber dana sekaligus sebagai sarana
bagi investor untuk menanamkan dananya. Dengan adanya Initial Public Offering
diharapkan bank yang telah dimiliki masyarakat dapat mengalami peningkatan dan
mampu bertahan serta bersaing dengan bank-bank lainya. Initial public offering
merupakan suatu penawaran saham yang dilakukan oleh perusahaan (emiten)
kepada masyarkat umum (investor) untuk pertama kalinya.1
Perusahaan perbankan yang telah melakukan go public atau initial public
offering dari tahun 2014 sampai 2017 yaitu :
1 Adhisyahfitri Evalina Ikhsan “ Analisis Kinerja Perusahaan : Sebelum Dan sesudah Initial
Public Offering Di Bursa Efek Indonesia” (Jurnal Ekonom, Universitas Syiah Kuala, Vol. 14, No.1, Januari 2011). H. 39.
2
Tabel 1.1 Bank Yang telah Melakukan go public pada periode 2014-2016
NO Bank go public Tanggal IPO
1 Bank Agris 22-Des-2014
2 Bank Ina Perdana 16-Jan-2014
3 Bank Panin Syariah 15-Jan-2014
4 Bank Harda International 12-Ags-2015
5 Bank Yuda Bhakti 13-Jan-2015
6 Bank Artos Indonesia 12-Jan-2016
7 Bank Ganesha 12-Mei-2016
Sumber : Bursa Efek Indonesia
Bank Panin Syariah merupakan bank syariah pertama yang melakukan
initial public offering dan telah listing pada tahun 2014. Perusahaan yang telah
melaukan go public atau initial public offering akan memiliki dana yang besar dari
hasil penjualan saham yang dilakukan di pasar modal. Kegiatan go public secara
teori dapat berpengaruh terhadap kondisi perusahaan dan kinerja keuangan bank.
Dengan adanya perubahan perusahaan menjadi perusahaan publik maka diharapkan
kinerja perusahaan tersebut akan mengalami peningkatan dan perusahaan akan
menerima keuntungan yang bertambah. Semakin banyaknya perusahaan perbankan
yang melakukan go public maka persaingan pada sektor pasar modal semakin ketat
pula, perusahaan harus lebih memaksimalkan kinerja keuanganya agar mampu
memikat para investor. Terdapat 43 perusahaan perbankan yang melakukan go
public di Bursa Efek Indonesia, pada periode 2014 sampai 2017 tercatat 7
perusahaan perbankan yang melakukan go public.
Pada tahun 2014 Bank Dubai Islam (Selanjutnya di sebut Dubai Islamic
Bank) membeli sebagian saham Bank Panin Syariah. Bank Dubai Islam adalah bank
Islam pertama yang berada di Uni Arab Emirates (selanjutnya disebut UAE). Bank
Dubai Islam termasuk bank besar yang berada di Uni Arab Emirates dan telah berdiri
sekitar tahun 1975 atau 42 tahun yang lalu dan termasuk bank Islam pertama di
dunia. Selain Bank Dubai Islam kepemilikan saham Bank Panin Syariah dimiliki
3
oleh beberapa masyarakat. Berikut tabel komposisi kepemilikan saham Bank Panin
Syariah.
Tabel 1.2 Kepemilikan Saham Bank Panin Dubai Syariah Tahun 2014
PT. Bank Panin Tbk 52,11 %
Dubai Islamic Bank 24,71 %
Masyarakat 23,18 %
Sumber : Buku Laporan Keuangan Bank Panin Dubai Syariah
Tabel 1.3 Kepemilikan Saham Bank Panin Dubai Syariah Tahun 2015
PT. Bank Panin Tbk 51,86 %
Dubai Islamic Bank 39,50 %
Masyarakat 8,64 %
Sumber : Buku Laporan Keuangan Bank Panin Dubai Syariah
Tabel 1.4 Kepemilikan Saham Bank Panin Dubai Syariah Tahun 2016
PT. Bank Panin Tbk 51, 61 %
Dubai Islamic Bank 39,32 %
Masyarakat 9,07 %
Sumber : Buku Laporan Keuangan Bank Panin Dubai Syariah
Pada tahun 2014, dari 100% saham Bank Panin Dubai Syariah 52,11%
dimiliki oleh PT. Bank Panin Tbk, sedangkan 24,71% dimiliki oleh Bank Dubai
Islam dan 23,18% sisanya dimiliki oleh publik. Pada akhir tahun 2015 Bank Dubai
Islam menambah nilai sahamnya menjadi 39.50%. 51,86% dimiliki PT.Bank Panin
Tbk dan sisanya sekitar 8,64% dimiliki oleh masyarakat atau publik. Sedangkan
pada akhir tahun 2016, saham dimiliki oleh masyarakat meningkat menjadi 9,07%
dan 39,32% dimiliki oleh Dubai Islamic Bank sisanya dimiliki oleh PT. Bank Panin
Tbk. Dilihat dari tabel diatas, 39,32% saham yang berada di Bank Panin Syariah
dimiliki oleh Bank Dubai Islam sehingga menjadikan Bank Dubai Islami sebagai
pemegang saham terbesar setelah PT. Bank Panin Tbk dan memiliki hak kendali
terhadap Bank Panin Syariah. maka pada tanggal 26 Juli 2016 berdasarkan surat
keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (Selanjtunya disebut OJK)
4
No.Kep-29/D.03/2016 serta surat OJK No.s111/PB.13/2016 perseroan yang
sebelumnya bernama PT Bank Panin Syariah Tbk, diubah menjadi PT Bank Panin
Dubai Syariah. selain berganti nama Bank Panin Dubai Syariah mengganti logo
dengan mencantumkan logo Bank Dubai Islam pada logo Bank Panin Syariah yang
lama. Berikut komposisi 20 Pemegang saham terbesar Bank Panin Dubai Syariah :
Tabel 1.5 pemegang saham Bank Panin Dubai Syariah
No Nama Pemegang Saham Jumlah Saham %
1 PT Bank Panin Tbk 4.999.951.790 50,41
2 Dubai Islamic Bank PJSC 3.900.000.000 39,32
3 Pratama Saham 259.272.476 2,61
4 PT Bank Panin Tbk 120.000.000 1,21
5 Reksa Dana Pratama Dana Dinamis Saham 75.361.300 0,76
6 Reksa Dana Pratama Syariah 65.064.000 0,66
7 Reksa Dana Pratama Ekuitas 61.020.788 0,62
8 Reksa Dana Pratama Dana Atraktif Saham 42.816.700 0,43
9 Reksa Dana Pratama Equity 40.573.800 0,41
10 Reksa Dana Pratama Dana Cemerlang Saham 40.430.100 0,41
11 Reksa Dana Pratama Dana Investasi Saham 39.436.000 0,40
12 Reksa Dana Pratama Dana Ultima Saham 28.621.400 0,29
13 Reksa Dana Pratama Dana Andalan Saham 25.747.300 0,26
14 Reksa Dana Pratama Berimbang 25.650.510 0,26
15 Reksa Dana Pratama Dana Gemilang Saham 25.521.400 0,26
16 Reksa Dana Pratama Dana Alpha Saham 22.239.800 0,22
17 Reksa Dana Pratama Prestasi Saham 17.196.500 0,17
18 Reksa Dana Pratama Dana Saham Unggulan 16.666.700 0,17
19 Reksa Dana Pratama Investa Mandiri Saham 15.549.700 0,16
20 Reksa Daba Pratama Dana Prima Saham 14.342.700 0,14
Sumber : Buku Tahunan Bank Panin Dubai Syariah 2016
Perusahaan bank yang telah melakukan Initial Public Offering diharapkan
akan mengalami peningkatan dalam kinerja keuanganya, hal itu disebabkan karena
adanya pendapatan dana dari hasil penjualan saham terhadap masyarakat ataupun
perusahaan-perusahaan lainya, sehingga perusahaan mendapatkan modal tambahan
dan mampu menambah kinerja keuanganya.
5
Namun pada kegiatan-kegiatan Bank Panin Dubai Syariah pasca Initial
Public Offering cenderung masih mengalami penurunan terutama pada rasio
permodalan dan pendapatan laba. Peningkatan modal hanya terjadi ketika di akhir
tahun 2014 satu tahun pasca Initial Public offering dan ditahun selanjutnya
cenderung mengalami penurunan. Dan pada sisi pendapatan laba nilainya cendrung
menurun pasca Initial Public Offering bahkan menyusut derastis diakhir tahun 2016.
Gambar 1.1 Tren Pergerakan permodalan Bank Panin Dubai Syariah
Gambar 1.2 Tren pergerakan Rasio Pendapatan Laba Bank Panin Dubai Syariah
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Riska tentang analisis kinerja
keuangan sebelum dan sesudah go public pada Bank Tabungan Negara, yang
menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio-rasio laporan
0
10
20
30
40
50
2012 2013 2014 2015 2016
CAR
CAR
0
1
2
3
4
2012 2013 2014 2015 2016
ROA
ROA
6
keuangan Bank BTN sebelum dan sesudah IPO. Hasilnya terjadi pertumbuhan
kinerja pada Bank Tabungan Negara setelah melakukan initial public offering.2
Kinerja keuangan pada perusahaan-perusahaan perbankan ataupun non-
perbankan setelah go public tidak terus mengalami kenaikan kinerja keuangan.
Nyatanya justru banyak perusahaan-perusahaan perbankan ataupun non-perbankan
yang mengalami penurunan setelah melakukan Initial Go Public berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Payamta dan Mas’ud yang meneliti tentang evaluasi
kinerja perusahaan perbankan sebelum dan sesudah menjadi perusahaan publik di
bursa efek Jakarta (BEJ). Hasil penelitian menyatakan bahwa walaupun terdapat
beberapa rasio keuangan yang menunjukan perbedaan tingkat kinerja yang
signifikan pada pengujian rasio CAMEL. Namun perbedaan tersebut hanya bersifat
temporer dan tidak konsisten. Dari tujuh rasio CAMEL yang dianalisis hanya rasio
CAR, RORA, dan CML yang memberikan indikasi berbeda signifikan. Hal ini
menunjukan bahwa tujuan penjualan saham perdana lebih banyak didorong oleh
adanya keinginan untuk memperoleh dana yang diperlukan sebagai tambahan modal
kerja, perbaikan kualitas aktiva produktif, dan pelunasan kewajiban. Hasil akhir
penelitian tersebut menyatakan bahwa bank-bank yang telah melakukan go public
tidak mengalami perbaikan kinerja secara signifikan. Penggunaan dana hasil
penjualan saham perdana tidak berpengaruh positif terhadap perbaikan kinerja bank
yang bersangkutan setelah melakukan initial public offering3
Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Viky dan Niki yang meneliti
tentang pengukuran kinerja bank komersial dengan pendekatan efisiensi : Studi
terhadap perbankan go public di Indonesia, yang telah melakukan penelitian ini
selama 3 tahun menyatakan bahwa dari beberapa bank komersil hanya Bank Lippo
yang konsisten beroperasi secara efisien pada 2 tahun penelitian (tahun 2003 dan
tahun 2004). Hasil penelitan ini juga menyatakan bahwa terdapat ketidak
2 Riska Nurul Fitriani “Analisis Kinerja keuangan sebelum dan sesudah go public” Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Surabaya, (Jurnal, Ilmu dan Riset manajemen volume 5, no. 7, Juli 2016). H. 16-17.
3 Payamta dan Mas’ud Machfoedz “Evaluasi Kinerja Perusahaan Perbankan Sebelum Dan Sesudah Menjadi Perusahaan Publik Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)” (Jurnal, KELOLA, No.20/VII/1999 ),H.66.
7
konsistenan kinerja terhadap bank yang telah go public di Indonesia setiap tahunya,
yang diindikasikan dengan terjadinya fluktuasi kinerja selama 3 tahun penelitian.4
Penurunan kinerja keuangan setelah Initial Public Offering tidak hanya
terjadi pada sektor perbankan. Pada perusahaan-perusahaan non-perbankan
penurunan kinerja keuangan terjadi setelah melakukan go public. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Jefri yang meneliti tentang kinerja keuangan antara
sebelum dan sesudah initial public offering (IPO) pada perusahaan LQ 45. Penelitian
tersebut mengemukakan bahwa pada perbandingan rasio keuangan dapat diketahui
bahwa rata-rata rasio likuiditas perusahaan sesudah melakukan IPO yang di ukur
dengan current ratio dan quict ratio mengalami peningkatan. Pada rasio aktivitas
perusahaan setelah melakukan IPO yang diukur dengan total assets turn over dan
receivable turn over mengalami penurunan, pada rasio solvabilitas perusahaan
setelah melakukan IPO yang diukur dengan debt to total asset dan debt to equity
mengalami penurunan, dan pada rata-rata rasio profitabilitas perusahaan sesudah
IPO yang diukur dengan profit margin, return on assets, dan return on equity
mengalami penurunan.5
Namun, dalam skala internasional kinerja perusahaan-perusahaan
perbankan yang telah go public dan terdaftar di bursa efek Indonesia justru lebih
baik dari negara lain yang berada di Asia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Nuramaidi dan Yogiyanto yang meneliti tentang evaluasi kinerja perusahaan
perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia dan Thailand. Hasil penelitianya
ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kinerja perbankan yang terdaftar di bursa
efek Thailand. Hasil akhirnya menyatakan bahwa kinerja perbankan yang telah go
4 Viky Rahma Putri dan Niki Lukviarman “Pengukuran Kinerja Bank Komersil Dengan
Pendekatan Efisiensi : Studi Terhadap Perbankan Go Public Di Indonesia” (JAAI, Volume. 12 No. 1, Juni 2008), H. 48.
5 Jeffry Dwiyanto Panggau “Kinerja Keuangan Antara Sebelum Dan Sesudah Initial Public Offering (IPO) Pada Perusahaan LQ 45” ()
8
public di Indonesia lebih baik dari pada kinerja perbankan yang berada di bursa efek
Thailand.6
Kinerja keuangan pada perusahaan-perusahaan perbankan ataupun non
perbankan memiliki perbedaan yang bervariasi. Terdapat perusahaan yang
kinerjanya menurun dan terdapat juga perusahaan yang mengalami peningkatan
kinerja setelah melakuakan initial public offering. Maka dari itu, penilaian kinerja
keuangan pada Bank Panin Syariah menjadi perhatian yang penting bagi semua
kalangan. Baik dari pihak manajemen, pemerintah dan investor yang sudah
menanamkan modalnya,
Bedasarkan latar belakang permasalahan diatas penulis berkeinginan untuk
meneliti tentang kinerja keuangan Bank Panin Dubai Syariah dua tahun sebelum
IPO (Initial Public Offering) dan dua tahun setelah IPO (Initial Public Offering)
serta kinerja keuangan Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah penambahan
dana. Sehingga nantinya dapat diketahui apakah terdapat perbedaan signifikan
antara kinerja keuangan sebelum dan sesudah Bank Panin Dubai Syariah melakukan
Initial Public Offering (selanjutnya disebut IPO) serta sebelum dan sesudah Bank
Panin Dubai Syariah mendapatkan dana dari Bank Dubai Islam. maka dari itu,
penulis memberi judul pada penelitian ini dengan judul “Kinerja Keuangan Bank
Panin Dubai Syariah”
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Untuk mencapai hasil penelitian yang terbaik, penulis memberikan batasan-
batasan pada penelitian ini :
Pertama objek bank yang di teliti adalah bank syariah yang telah di initial
public offering (selanjtunya disebut IPO) dan telah mendaptkan modal dari bank
lain, salah satu bank syariah yang telah melakukan initial public offering dan
telah mendapatkan modal dari perusahaan lain adalah PT Bank Panin Dubai
Syariah Tbk.
6 Nurmaidi H. Sumarta, M.Si.Ak. dan Dr. Yogiyanto HM. MBA. “Evaluasi Kinerja
Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Dan Thailand” (Buletin, Ekonomi Moneter dan Perbankan, September 2000), H. 199.
9
Kedua, penelitian ini meneliti kinerja keuangan Bank Panin Dubai Syariah
sebelum initial public offering yaitu pada tahun 2013 dan setelah initial public
offering pada tahun 2014, serta sebelum Bank Panin Dubai Syariah mendaptkan
modal tambahan dari Bank Dubai Islam dan publik atau bank lainya Pada tahun
2014 dan setelah mendapatkan modal tambahan pada tahun 2016.
Ketiga. Teori yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan bank
menggunakan rasio-rasio keuangan seperti Rasio CAR (Capita Adequacy Ratio
), NPF (Non Performing Financing), FDR (Financing to Deposit Ratio), ROA
(Return On Assets), dan BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasiona).
2. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan di teliti pada penelitian ini adalah berdasarkan
pada rumusan masalah berikut ini :
a. Bagaiamana kinerja keuangan sebelum dan sesudah Intial Public Offering
(selanjutnya disebut IPO) ?
b. Bagaimana kinerja keuangan sebelum dan sesudah penambahan modal
dari Bank Dubai Islam?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan Bank Panin Dubai
syariah sebelum dan setelah Initial Public .
b. Untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan Bank Panin Dubai
Syariah sebelum dan sesudah penambahan modal.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Bagi penulis, sebagai wawasan baru serta kajian baru dalam menambah
ilmu pengtahuan khususnya dalam pengetahuan tentang cara menganalisis
10
kinerja keuangan bank syariah yang telah melakukan go public dan telah
mendapatkan modal tambahan dari perusahaan lain seperti yang terjadi pada
Bank Panin Dubai Syariah.
b. Bagi akademis, sebagai tambahan informasi serta rujukan baru tentang hal
yang berkaitan dengan kinerja keuangan bank syariah yang telah melakukan
go public dan telah mendapatkan penambahan modal dari parusahaa atau
instansi lain.
c. Bagi instansi, sebagai informasi dalam mengevaluasi perusahaanya yang
telah go public agar mampu meningkatkan kinerja keuanganya sehingga
mampu bersaing dengan perusahaan bank lain.
11
D. Kerangka Pemikiran
Tabel 1.5 Kerangka pemikiran
PT. Bank Panin Dubai Syariah Tbk
Laporan Keuangan
Sebelum Initial
Go Public
Perhitungan rasio CAR, NPF, FDR, ROA dan BOPO
Sebelum
Penambahan
modal
Analisis Rasio Keuangan
1. Rasio Likuiditas
2. Rasio Rentabilitas
3. Rasio Capital
Pengukuran Kinerja Keuangan
Analisis deskriptif, analisis statistik dengan menggunkan Paired t-test, serta analisis SWOT
Hasil Pembahasan
Kesimpulan
Analisis Rasio Keuangan
1. Rasio Likuiditas
2. Rasio Rentabilitas
3. Rasio Capital
Setelah Initial
Go Public
Setelah
Penambahan
modal
12
E. Sistematika Penulisan
Untuk memepermudah penilitian yang akan ditulis, penulis menyusun
sistematika penulisan adapun setiap babnya terdiri dari :
BAB I Pendahuluan
Bab ini sebagai awal menuju pendeskripsian isi skripsi, adapun pemaparan
yang ada di bab ini mencakup latar belakng masalah, batasan dan rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, metodelogi
penelitian, teknik analisis data dan kerangka pemikiran.
BAB II Landasan Teori
Bab ini membahas tentang teori atau definisi tentang penelitian yang terkait,
adapaun teori atau definisi yang terkait diantaranya :
1. Kinerja Keuangan
2. Laporan Keuangan
3. Initial Public Offering
BAB III Metodologi Penelitian
Bab ini berisikan tentang jenis penelitian, sumber data, teknik analisis data
dan metode penelitian lainya yang mendukung penelitian.
13
BAB IV Analisis dan Pembahasan
Bab ini berisikan pembahasan penelitian mengenai analisis tentang kinerja
Bank Panin Syariah sebelum dan sesudah IPO (Initial Public Offering) dengan
menggunakan laporan keuangan yang sudah dianalisis menggunkana metode uji
beda (independent t-test)
BAB V Penutup
Bab ini adalah akhir dari penelitian yang menyimpulkan tentang hasil
penelitian dan saran.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh
mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-
aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Seperti dengan membuat
suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standard dan ketentuan dalam
SAK (Standar Akuntansi Keuangan) atau GAAP (General Acepted Accounting
Principle), dan lainya.7
Kinerja bank merupakan bagian dari kinerja bank secara keseluruhan.
Kinerja (performance) bank secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi
yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan,
pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi maupun sumber
daya manusia. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan
bank pasda suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana
maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan
modal, likuiditas, dan profitabilitas.8
Kinerja keuangan merupakan gambaran tentang setiap hasil ekonomi yang
mampu diraih oleh perusahaan perbankan pada saat periode tertentu melalui
aktivitas-aktivitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara efisien
dan efektif. Kinerja keuangan akan dikatakan baik jika laporan keuangan yang
diukur mengalami kondisi yang baik. Sebagaimana tertulis dalam PSAK
No.101 kinerja keuangan suatu bank dapat dilihat serta diukur dengan laporan
keuangan bank.
7 Irham Fahmi,S.E., M.Si. “Analisis Kinerja Keuangan Panduan BAgi Akademisi, Manajer,
dan Investor Untuk Menilai dan Menganalisis Bisnis dari Aspek Keuangan” (Bandung, Alfabeta cv 2012), H. 2
8 Drs. Jumingan, S.E.,M.M.,M.Si “Analisis Laporan Keuangan”, (Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2014), H.239.
15
Penilaian kinerja terhadap suatu bank dapat dilakukan dengan melakukan
analisis terhadap rasio laporan keuangan bank tersebut. Rasio dapat dipahami
sebagai hasil yang diperoleh antara satu jumlah dengan jumlah yang lainya.
Rasio sendiri menurut Joel G. Siegel dan Jae K. Shim merupakan hubungan
antara jumlah satu dengan jumlah lainya. Dimana Agnes Sawir menambahkan
perbandingan tersebut dapat memberikan gambaran relatif tentang kondisi
keuangan dan prestasi perusahaan.
Atau secara sederhana rasio disebut sebagai perbandingan jumlah, dari satu
jumlah dengan jumlah lainya yang dilihat perbandingannya dengan harapan
nantinya akan ditemukan jawaban yang selanjutnya dijadikan bahan kajian
untuk dianalisis dan diputuskan.
Rasio keuangan atau financial ratio ini sangat penting gunanya untuk
melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. Bagi investor
jangka pendek dan menengah pada umumnya banyak tertarik kepada kondisi
keuangan jangka pendek dan kemampuan perusahaan untuk membayar
deviden yang memadai. Informasi tersebut dapat diketahui dengan menghitung
rasio-rasio keuangan yang sesuai dengan keinginanya.9
Setiap rasio keuangan yang dibentuk memiliki tujuan yang ingin dicapai
masing-masing. Ini berarti tidak dijumpai batasan yang jelas dan tegas berapa
rasio yang terdapat pada setiap aspek yang dianalisis. Namun demikian, yang
terpenting dalam penggunaan rasio keuangan adalah memahami tujuan
penggunaan rasio keuangan tersebut. guna kepentingan tersebut disajikan
tujuan penggunaan masing-masing rasio seperti tertera dalam tabel berikut
ini.10
9 Irham Fahmi,S.E., M.Si. “Analisis Kinerja Keuangan Panduan BAgi Akademisi, Manajer,
dan Investor Untuk Menilai dan Menganalisis Bisnis dari Aspek Keuangan” (Bandung, Alfabeta cv 2012), H. 44
10 Drs. Jumingan, S.E., M.M., M.Si. “Analisis Laporan Keuangan” (Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2014), H. 243.
16
Tabel 2.1
Tujuan Penggunaan Rasio Keuangan
Aspek Tujuan Penggunaan Rasio yang Digunakan
Permodalan
Likuiditas
Rentabilitas
Risiko Usaha
Efisiensi Usaha
Untuk mengetahui kemampuan
kecukupan modal bank dalam
mendukung kegiatan bank secara
efisien
Untuk mengukur kemampuan
bank dalam menyelesaikan
kewajiban jangka pendek .
Untuk mengetahui kemampuan
bank dalam menghasilkan profil
melalui operasi bank.
Untuk mengukur kemampuan
bank dalam menyanggah risiko
dari aktivitas operasi
Untuk mengetahui kinerja
manajemen dalam menggunakan
semua aset secara efisien.
CAR, Primary Ratio,
Capital Ratio I, Capital
Ratio II.
Quick Ratio, Banking
Ratio,Loan to Asets
Ratio, Cash Ratio,
Investment to Portofolio
Ratio, Investing to Policy
Ratio.
Margin, Return On
Equity, Net Income to
Total Assets Gross
Incometo Total Assets.
Credit Risk Ratio,
Liquidity Risk Ratio,
Assets Risk Ratio, Capital
Risk Ratio Invesment Risk
Rstio.
Leverage Multiplier
Ratio, Assets Utilization,
Cost of Found, Cost of
Money dan Cost of
Loanable Fund Ratio.
Analisis rasio keuangan sendiri dimulai dengan laporan keuangan dasar
yaitu dari neraca (balacesheet), perhitungan laba rugi (income statement), dan
laporan arus kas (cash flow statement). Perhitungan rasio keuangan akan
menjadi lebih jelas jika dihubungkan antara lain dengan menggunakan pola
17
historis perusahan tersebut. yang dilihat perhitungan Pada sejumlah tahun guna
menentukan apakah perusahaan membaik atau memburuk, atau melalukan
perbandingan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama.11
B. Laporan Keuangan Bank Syariah
Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan
kondisi suatau perusahaan, dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu
informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu perusahaan.
Farid Siswanto mengatakan bahwa laporan keuangan merupakan informasi
yang diharapkan mampu memberikan bantuan kepada pengguna untuk
membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial.
Lebih lanjut Munawir mengatakan bahwa laporan keuangan merupakan alat
yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi
keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang
bersangkutan. Dengan begitu laporan keuangan diharapkan membantu bagi
para pengguna (Users) untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat
finansial.12
Laporan keuangan merupakan produk terakhir dari serangkaian proses
pencatatan dan pengikhtisaran data transaksi bisnis. Laporan keuangan pada
dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat
untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan kata lain, laporan keuangan
berfungsi sebagai alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan
11 Irham Fahmi,S.E., M.Si. “Analisis Kinerja Keuangan Panduan BAgi Akademisi, Manajer,
dan Investor Untuk Menilai dan Menganalisis Bisnis dari Aspek Keuangan” (Bandung, Alfabeta cv 2012), H. 45
12 Irham Fahmi,S.E., M.Si. “Analisis Kinerja Keuangan Panduan BAgi Akademisi, Manajer, dan Investor Untuk Menilai dan Menganalisis Bisnis dari Aspek Keuangan” (Bandung, Alfabeta cv 2012), H. 22
18
pihak-pihak yang berkepentingan, yang menunjukan kondisi kesehatan
keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan.13
Tujuan Laporan Keuangan untuk umum menurut PSAK No. 101 tahun 2007
adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas
entitas syariah yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna
laporan dalam rangka membuat keputasan-keputusan ekonomi serta
menunjukan pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber-
sumber daya yang dapat dipercaya.
Tujuan laporan keuangan lainya menurut KDPPLKS 2007 (Kerangka Dasar
Penyesuaian Lembaga Keuangan Syariah) : Paragraf 30, yaitu :
1. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua
transaksi dan kegiatan usaha.
2. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah serta
informasi asset, kewajiban, pendapatan dan beban yang tidak sesuai
dengan prinsip syariah, bila ada, dan bagaimana perolehan dan
penggunaanya.
3. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan dan tanggung
jawab entitas syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana,
menginvestasikanya pada tingkat keuntungan yang layak.
4. Informasi menegenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh
penanam modal dan pemilik syirkah temporer, dan informasi
mengenai pemenuhan kewajiban (Obligation) fungsi sosial entitas
syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah,
dan wakaf.
Jenis-jenis laporan keuangan bank syariah :
13 Hery, S.E.,M.M.Si.,CRP.RSA. “Analisis Kinerja Manajemen” (Jakarta, PT. Grasindo,
2014), H. 3
19
1. Laporan Posisi Keuangan atau Neraca
Neraca adalah suatu laporan yang sistematis tentang aktiva (assets),
Utang (liabilities), dan modal sendiri (owner equity) dari suatu perusahan
pada tanggal teratentu.14
Tujuan neraca adalah untuk menunjukan posisi keuangan suatu
perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana
buku-buku ditutup dan di tentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal
atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut dengan balance sheet.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan keuangan
yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode
tertentu.15
Laporan laba rugi memperlihatkan hasil yang diperoleh dari penjualan
barang atau jasa dan ongkos-ongkos yang timbul dalam proses pencapaian
gasil tersebut. Laporan ini juga memperlihatkan adanya pendapatan barsih
atau kerugian bersih sebagai hasil dari operasi perusahaan selama periode
tertentu (umumnya satu tahun).16
3. Laporan Arus Kas
Laporan kas merupakan laporan yang menunjukan semua aspek
yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik berpengaruh
langsung atau tidak langsung terhadap kas.17
4. Laporan Perubahan Entitas
14Drs. Jumingan,S.E.,M.M.,M.Si “Analisis Laporan Keuangan” (Jakarta, PT. Bumi Aksara,
2014), H.3 15 Kasmir, “Analisis Laporan Keuangan” (Jakarta, Rajawali Pers, 2012) H.29 16 Drs. Jumingan,S.E.,M.M.,M.Si “Analisis Laporan Keuangan” (Jakarta, PT. Bumi Aksara,
2014), H.4 17 Kasmir, “Analisis Laporan Keuangan” (Jakarta, Rajawali Pers, 2012) H.29
20
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menunjukan
perubahan ekuitas bank yang menggambarkan peningkatan atau
penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode pelaporan.
5. Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat
Investasi terikat adalah investasi yang bersumber dari pemilik dana
investasi terikat dan sejenisnya yang dikelola oleh bank syariah sebagai
agen investasi
6. Laporan Rekonsilisasi Pendapatan dan Bagi Hasil
Laporan rekonsilidasi pendapatan dan bagi hasil merupakan
rekonsilidasi pendapatan bank syariah, yang menggunakan dasar akrual
(accrual basis), dan pendapatan yang di bagihasilkan kepada pemilik
dana yang menggunakan dasar kas (cash basis).
7. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat
Laporan sumber dan penggunaan dana ZIS (Zakat, Infaq dan
shadaqah) merupakan laporan yang menunjukan sumber dan
penggunaan dana selama suatu jangka waktu tertentu, serta saldo ZIS
pada tanggal tertentu. unsur dasar laporan sumber dan penggunaan dana
zakat meliputi sumber dana, penggunaan dana selama suatu jangka
waktu, serta saldo dana zakat yang menunjukan dana zakat yang belum
disalurkan pada anggal tertentu.
8. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan
Laporan ini berisi informasi penerimaan dana kebajikan dari
beberapa komponen yang mungkin diterma oleh bank syariah seperti
infaq, shodaqoh, hasil pengelolaan dana wakaf.
9. Catatan Atas Laporan Keuangan Bank Syariah
Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau
rincian jumlah yang tertera dalam Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan
Arus Kas Dan Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Sumber Dan
21
Penggunaan Dana Zakat, dan Laporan Penggunaan Dana Kebajikan,
serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan komitmen.18
10. Laporan Komitmen dan Kontijensi
Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang
berupa janji yang tidak bisa dibatalkan secara sepihak, dan harus
dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi.
Laporan kontijensi merupakan tagihan atau kewajiban bank yang
kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidaknyasatu atau
lebih peristiwa dimasa yang akan datang.
11. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi
Laporan gabungan merupakan laporan dari seluruh cabang-cabang
bank yang bersangkutan baik yang ada di dalam negeri maupun di luar
negeri. Sedangkan laporan konsolidasi merupakan laporan bank yang
bersangkutan dengan anak perusahaanya.
C. Pengertian Kesehatan Bank
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 tentang penilaian
tingkat kesehatan bank umum, yang disalin dan disempurnakan pada Surat
Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 10/SEJOK.03/2014 tentang penilaian
kesehatan bank umum syariah dan unit usaha syariah. Yang dimaksud tingkat
kesehatan bank umum secara individual adalah bank wajib malakukan
penilaian tingkat kesehatan bank secara individual dengan menggunakan
pendekatan risiko (Risk-based Bank Rating) dengan cakupan penilaian
terhadap faktor-faktor sebagai berikut :
1. Profil risiko (risk profile);
2. Good Corporate Governance (GCG);
3. Rentabilitas (Earning)
4. Permodalan (Capital)
18 Dwi Nur’aini Ihsan “Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah” (UIN Jakarta Press,
2013), H. 43
22
Penilaian tingkat kesehatan bank secara konsolidasi memiliki kesamaan
dengan penilaian tingkat kesehatan bank yang dilakukan secara individual
perbedaanya hanya pada pelaksanaan yang dilakukan. Jika dilakukan secara
konsolidasi maka bank melakukan penilaian tingkat kesehatan secara
konsolidasi, begitu juga dengan individual.
Hasil akhir dari penilaian tingkat kesehatan bank, bagi manjemen bank
dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk menetapkan strategi dan
kebijakan yang akan datang, sedangkan bagi Bank Indonesia digunakan
sebagai alat dalam pengawasan terhadap pengelolaan bank oleh manjemen.19
D. Faktor Penilaian Kesehatan Bank
Faktor penilaian kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
dalam surat edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 10/SEOJK.03/2014 tentang
penilaian kesehatan bank umum syariah dan unit usaha syariah. berdasarkan
surat edaran tersebut bahwasanya yang menjadi faktor-faktor yang mencakup
penilaian kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yaitu terdiri
dari :
1. Penilaian Faktor Profil Risiko (Risk Profile)
a) Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan nasabah atau pihak lain
dalam memenuhi kewajiban kepada bank sesuai dengan perjanjian
yang disepakati. Seperti penundaan pembayaran, pengurangan
pembayaran selisih pinjaman pokok, atau tidak membayar sama sekali.
Rasio yang digunakan untuk mengukur kredit yaitu dengan cara
menghitung rasio Non Performing Financing. NPF (Non Performing
Financing) adalah rasio yang menunjukan perbandingan pembiayaan
bermasalah dengan total pembiayaan.
19 Selamet Riyadi, “Banking Assets and Liability Management” (Jakarta : Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006), H. 169.
23
Rumus NPF :
b) Risiko Pasar
Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening
administratif akibat perubahan harga pasar, antar lain risiko berupa
perubahan nilai dari aset yang dapat diperdagangkan atau
disewakan.
c) Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Bank
untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber
pendanaan arus kas dan aset likuid berkualitas tinggi yang dapat
digunakan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi bank. resiko
likuiditas terjadi karena adanya penarikan yang dilakukan secara
serentak sehingga mengakibatkan bank tidak mampu untuk
mengembalikan dana nasabah sehingga bank mengalami
kebangkrutan.
Rasio untuk menghitung likuiditas dapat menggunakan rasio
sebagai berikut :
Rumus FDR :
d) Risiko Operasional
Risiko operasioanl adalah resiko kerugian yang diakibatkan
oleh proses internal yang kurang memadai, kegagalan proses
NPF = Pembiayaan (KL, D, M)
Total Pembiayaan
FDR = Jumlah Pembiayaan yang diberikan
X 100% Total Dana Pihak Ketiga
24
internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem dan kejadian
eksternal yang mempengaruhi operasional bank.
e) Risiko Hukum
Risiko huikum adalah risiko yang timbul akibat tuntutan hukum
dan kelemahan aspek yuridis.
f) Risiko Strategik
Risiko strategik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam
pengambilan atau pelaksanaan suatu keputusan strategik serta
kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
g) Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan adalah risiko akibat bank tidak mematuhi atau
tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan
yang berlaku, serta prinsi psyariah.
h) Risiko Reputasi
Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunya tingkat
kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepdi negatif
terhadap bank.
i) Risiko Imbal Hasil
Risiko imbal hasil adalah risiko akibat perubahan tingkat imbal
hasil yang dibayarkan bank kepada nasabah.
j) Risiko Investasi
Risiko investasi adalah risiko akibat bank ikut menanggung
kerugian usaha nasabah yang dibiayai dalam pembiayaan berbasis
bagi hasil baik yang menggunkan metode net revenue sharing
maupun profit and loss sharing.
25
2. Penilaian Faktor Good Corporate Governance (GCG)
Penilaian faktor Good Corporate Governance bagi bank umum syariah
merupakan penilaian terhadap kualitas manajemen bank atas pelaksanaan
5 (lima) prinsip Good Corporate Governance yaitu transparan,
akuntabilitas, pertanggung jawaban, professional, dan kewajaran. Prinsip –
prinsip Good Corporate Governance dan fokus penilaian terhadap
pelaksanaan Good Corporate Governance tersebut berpedoman pada
ketentuan Good Corporate Governance yang berlaku bagi bank umum
syariah dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha bank.
3. Penilaian Faktor Rentabilitas (Earning)
Penilaian rentabilitas meliputi evaluasi terhadap kinerja rentabilitas,
sumber – sumber rentabilitas, kesinambungan rentabilitas, manajemen
rentabilitas, dan pelaksaaan fungsi sosial. Earning merupakan salah satu
penilaian bank dari sisi rentabilitas. Karakteristik bank dari sisi rentabilitas
adalah kinerja bank dalam menghasilkan laba, kestabilan komponen-
komponen yang mendukung core earning dan kemampuan laba dalam
meningkatkan permodalan di masa depan.
Indikator penilaian rentabilitas adalah ROA (Return On Asset ), ROE
(Return On Equity), NIM (Net Interest Margin) atau NOM (Net Operating
Margin), dan BOPO (Beban Operasional Terhadap Pendapatan
Operasional).
Penilaian Faktor earning didasarkan pada rasio-rasio sebagai berikut :
a) ROA (Return On Assets)
Adalah rasio yang menunjukan perbandingan antara laba
sebelum pajak dengan total asset bank,
26
rasio ini menunjukan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang
dilakukan oleh bank bersangkutan.20
Rumus ROA :
b) ROE (Return On Equity)
Adalah rasio yang menunjukan perbandingan antara laba
setelah pajak dengan modal inti bank, rasio ini menunjukan
persentase yang dapat dihasilkan.
Rumus ROE :
c) NOM (Net Operating Margin)
NOM adalah perbandingan antara pendapatan bunga bersih
dibagi rata-rata aktifa produktif dan NOM adalah perbandingan
antara pendapatan setelah bagi hasil dibagi rata-rata aktiva
produktif.
Rumus NOM :
d) BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional)
BOPO adalah rasio perbandingan antara Biaya Operasional
dengan Pendapatan Operasional. Semakin rendah nilai BOPO maka
20 Selamet Riyadi, “Banking Assets And Liability Management“ (Jakarta, Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006), H 156.
ROA = _Laba Sebelum Pajak_
Rata-rata Total Aset
ROE = Laba Bersih Setalah pajak
Rata-rata modal disetor
NOM = _Aktiva Jangka Pendek_
Kewajiban Jangka Pendek
27
semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien
dalam menggunkan sumber daya perusahaan.
Rumus BOPO :
4. Penilaian Terhadap Capital
Capital atau permodalan memiliki indkator antara lain rasio
kecukupan modal dan kecukupan modal bank untuk mengantisipasi
potensi kerugian suatu profil risiko. Rasio utama yang terdapat pada
capital adalah rasio CAR (Capital Adequacy Ratio). CAR adalah rasio
kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki oleh bank.
rumus untuk menghitung CAR adalah :
Bank Indonesia menetapkan ketentuan modal minimum bagi
perbankan sebagaimana dalam ketentuan standar Bank for
International Setlements (selanjutnya disebut BIS) bahwa setiap bank
umum diwajibkan menyediakan modal minimum sebesar 8% dari total
aktiva tertimbang menurut risiko (selanjutnya disebut ATMR).
E. Initial Public Offering (IPO)
Initial Public offering atau penawaran umum merupakan proses
untuk pertama kalinya perusahaan menjual sekuritasnya di pasar perdana.
Pasar perdana menurut paket Desember 1987 merupakan sejumlah
penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan saham (emiten)
kepada pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak emiten sebelum
BOPO = _Biaya Operasional_
Pendapatan Operasional
CAR = Mtier1 + Mtier2 + Mtier3 – Penyertaan
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
28
saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Pasar perdana terjadi
pada saat perusahaan menjual sekuritasnya kepada investor umum untuk
pertama kalinya, sebelum menawarkan saham di pasar perdana, perusahaan
emiten sebelumnya akan mengeluarkan informasi mengenai perusahaan
secara detail (disebut juga prospektus). prospektus berfungsi untuk
memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan pada para calon
investor, sehingga dengan adanya informasi tersebut maka investor akan
bisa mengatahui prospek perusahaan di masa datang, dan selanjutnya
tertarik untuk membeli sekuritas yang diterbitkan emiten.21
Emiten menurut Bursa Efek Indonesia (selanjutnya disebut BEI)
dalam buku panduan Sekolah Pasar Modal Syariah Level I tahun 2014 yaitu
pihak yang melakukan penawaran umum. penawaran umum merupakan
kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek
kepada masyarakat. Sedangkan yang dimaksud Perusahaan publik adalah
perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 (tiga
ratus) pemegang saham dan memiliki modal di setor sekurang-kurangnya
tiga miliar rupiah atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor
yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
F. Hubungan Antara Variabel
Initial Public Offering atau biasa disebut IPO adalah proses
perusahaan untuk menjual saham kepada publik, dalam panduan Bursa Efek
Jakarta (BEJ) tujuan perusahaan melakukan IPO terbagi menjadi dua, yaitu
yang bersifat finansial dan nonfinansial. Tujuan finansial adalah untuk
refinancing atau restrukturasi permodalan, tujuan dari aspek financial salah
satunya yaitu untuk menambahkan pendanaan atau modal baru yang
didapatkan dari hasil menjual saham ke publik.
21 Drs. Roni Indarto “Materi Pokok teori portofolio dan analisis investasi” (Tangerang
Selatan, Universitas Terbuka Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi), H. 3 dan 4.
29
1. Hubungan Antara IPO Dengan CAR
Capital bertujuan untuk mengukur kecukupan modal yang
dimiliki oleh Bank. Salah satu rasio utama capital adalah CAR (Capital
Adequacy Ratio). CAR dipergunakan untuk mengukur kecukupan
modal guna menutupi kemungkinan kegagalan dalam pemeberian
kredit.22 Semakin tinggi nilai rasio CAR maka semakin tinggi dana atau
modal yang dimiliki bank. Tujuan dari IPO salah satunya yaitu untuk
menghimpun dana-dana segar dari para investor untuk menambah
modal yang dimiliki bank. Bank Panin Syariah telah melakukan IPO
maka hal ini akan berpengaruh terhadap rasio CAR-nya yang akan
meningkat. Penilitian yang dilakukan Riska23 yang menyatakan bahwa
terdapat peningkatan niai rasio CAR pada bank yang telah melakukan
IPO.
2. Hubungan Antara IPO Dengan ROA
Earning merupakan alat untuk menganalisis atau mengukur
tingkat efisiensi usaha dan kemampuan bank dalam menghasilkan laba.
Penilaian rentabilitas dimaksudkan untuk menilai kemampuan bank
dalam menghasilkan laba.24 ROA merupakan bagian dari variabel
earning yang menunjukan perbandingan antara laba (sebelum pajak)
dengan total aset bank, rasio ini menunjukan tingkat efisiensi
pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan25. Laba
yang didapatkan pada tahun sekarang akan berpengaruh terhadap modal
yang akan datang. Maka hal ini akan berpengaruh terhadap rasio CAR.
Semakin tinggi nilai ROA maka semakin tinggi juga nilai CAR. Maka
hal ini juga menunjukan bahwa terdapat hubungan antara rasio ROA
22 Drs. Jumingan, S.E., M.M., M.Si. “Analisis Laporan Keuangan” (Jakarta, PT. Bumi
Aksara, 2014), H.243 23 Riska Nurul Fitriani “Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Go Public” Jurnal
Ilmu dan Riset Manajemen. Vol.5, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia. Surabaya. H. 14 24 Dwi Nur’Aini Ihsan “Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah” (UIN Jakarta Press.
2013). H.99 25 Drs.Selamet Riyadi,M.Si. “Banking Asets And Liability Management” (Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi, Univesitas Indonesia : 2006). H. 156
30
dengan adanya kebijkan IPO yang telah dialakukan oleh Bank Panin
Dubai Syariah. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Adhisyahfitri26 yang telah menyatakan bahwa terdapat
hubungan signifikan antara rasio Return On Assets (ROA) terhadap
IPO.
3. Hubungan Antara IPO Dengan BOPO
BOPO adalah rasio perbandingan antara biaya operasional
dengan pendapatan operasional, semakin rendah tingkat rasio BOPO
berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih
efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan.27
Semakin rendah bank mengeluarkan biaya operasional semakin tinggi
pendapatan operasional yang didapatkan, karena bank tidak boros
mengeluarkan dananya untuk biaya opersional, secara tidak langsung
dana operasional yang didapatkan berhubungan dengan sumber daya
yang ada di perusahaan baik dari modal maupun laba yang didapatkan.
Maka secara tidak langsung BOPO mempunyai hubungan dengan rasio
CAR maupun ROA. Hal ini juga menunjukan bahwa BOPO
mempunyai keterikatan dengan adanya kebijakan IPO yang dilakukan
oleh Bank Panin Dubai Syariah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Inayah28 yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh
antara beban operasional yang dikeluarkan oleh bank dengan tren rasio
CAR.
4. Hubungan Antara IPO Dengan FDR
Risk Profile bertujujan untuk mengukur tingkat risiko-risiko
yang akan dihadapi oleh bank. Salah satu resiko yang dihadapi yaitu
Resiko likuiditas dan resiko kredit. Resiko likuiditas adalah resiko yang
26 Adhisyahfitri Evalina Ikhsan “Analisis Kinerja Perusahaan: Sebelum Dan Sesudah Initial
Public Offering DI Bursa Efek Indonesia”, (Jurnal Ekonomi Vol : 14 No 1 , Univ. Syiah Kuala : 2011 ) H. 44
27 Drs.Selamet Riyadi,M.Si. “Banking Asets And Liability Management” (Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Univesitas Indonesia : 2006). H. 159
28 Nur Inayah “Analisis kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Go Public”, (Skripsi : Universitas Brawijaya, Malang, 2012) H. 13
31
mengukur kemampuan suatu perusahaan atau bank dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.29 Resiko likuditas
salah satunya diwakili oleh rasio FDR. FDR (Financing to Deposite
Ratio) yaitu rasio yang mengukur jumlah pembiayaan yang dikeluarkan
dengan pendapatan yang didapatkan dari pembiayaan tersebut. Jumlah
pembiayaan yang dikeluarkan akan dipengaruhi oleh dana atau modal
yang dimiliki oleh bank. Bank Panin Syariah telah melakukan IPO yang
bertujuan untuk mendapatkan dana baru atau dana tambahan. Jika
modal yang diberikan tinggi maka jumlah pembiayaan yang
dikeluarkan akan tinggi sehingga mempengaruhi terhadap laba yang
tinggi juga, dan hal ini akan berpengaruh terhadap rasio ROA yang akan
meningkat. Maka IPO akan mempengaruhi nilai FDR yang semakin
rendah dan akan mempengaruhi nilai ROA yang tinggi. Karena
semakin rendah nilai FDR maka semakin baik kineja Bank. hal itu
disebabkan karena pembiayaan yang disalurkan sangat baik. maka nilai
rasio CAR yang telah dipengaruhi oleh kebijakan IPO mempunyai
hubungan dengan rasio FDR dan berpengaruh terhadap profitabilitas
Bank. Penilitian yang dilakukan Sundus dan Euis30 menyatakan bahwa
ada hubungan dan pengaruh antara rasio LDR atau FDR dengan
profitabilitas bank. serta pada penelitian yang dilakukan oleh Eni31 yang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh dan hubungan antara LDR atau
FDR pada bank yang telah go public di (BEI) Bursa Efek Indonesia.
5. Hubungan Antara IPO Dengan NPF
Resiko kredit adalah resiko karena kegagalan nasabah dalam
memenuhi kewajibanya terhadap bank. Rasio untuk mengukur kredit
29 Irham Fahmi “Analisis Kinerja Keuangan” (Bandung : Alfabeta, 2012 ) H.59 30 Sundus Nur Hlimah dan Euis Komariah “Pengaruh ROA,NPL,LDR,BOPO Terhadap Nilai
Perusahaan Bank Umum” (Jurnal Akuntansi : Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol, 5 No. 1 , 2017). H. 8
31 Eni Pertiwi “Pengaruh Kecukupan Modal dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Bank-Bank Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013” (Skripsi : Fakultas Ekonomi, Universitas Wijaya Putra, Surabaya, 2015). H. 62
32
adalah rasio NPF (Net Performing Finance). NPF bertujuan untuk
membandingkan pembiayaan yang bermasalah dengan total
pembiayaan. Pembiayaan yang bermasalah pada pihak ketiga akan
mempengaruhi terhadap pendapatan yang akan didapatkan. maka hal
tersebut akan mepengaruhi terhadap nilai FDR. Semakin tinggi
pembiayaan yang bermasalah maka nilai rasio NPF akan semakin
tinggi, hal ini akan berdampak pada pembiayaan yang akan diberikan
pada rasio FDR yang akan tinggi juga dan secara tidak langsung akan
mempengaruhi laba dan modal yang rendah di tahun selanjutnya. Maka
rasio NPF secara tidak langsung berhubungan dengan rasio FDR, ROA
dan CAR yang telah dipengaruhi oleh kebijakan IPO. Penelitian yang
dialakukan Julita32 menyatakan bahwa rasio NPF atau NPL secara tidak
langsung mempunyai hubungan dan pengaruh terhadap profitabilitas
dan capital Bank yang secara tidak langsung berhubungan dengan IPO.
Penelitian lainya yang dilakukan oleh Sasa, Saifi dan Husaini33
menyatakan bahwa terdapat hubungan dan perbedaan antara nilai NPF
dan NPL terhadap profitabilitas pada Bank Umum yang telah go public.
G. Review Studi Terdahulu
Riska Nurul Fitriani dan Sasi Agustin “Analisis Kinerja Keuangan Sebelum
dan Sesudah Go Public” Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia. Surabaya.
Jurnal : Ilmu dan riset manajemen. Vol 5, nomor 7, Juli 2016. Penelitian
dilakukan pada objek bank yang telah go public yaitu Bank Tabungan Negara
Tbk, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan apakah terdapat
perbedaan kinerja keuangan pada saat sebelum dan sesuda go public, data yang
32 Julita,SE,M.Si “Pengaruh Non Performing Loan dan Capital Adequacy Ratio Terhadap
Profitabilitas (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) ” Jurnal, H.10
33 Sasa Elida Sovia, Muhamad Saifi dan Achmad Husaini, Analisi Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Konvensional dan Bank Syariah berdasarkan Rasio keuangan Bank (Studi Pada Bank Konvensional yang Terdaftar di Bursa Efe Indonesia yang memiliki Bank Umum Syariah Periode 2012-2014). (Jurnal : Fakultas Ilmu Admnisistrasi, Universitas Brawijaya, Malang) H. 6
33
digunakan sebagai acuan pada penelitian ini menggunakan data sekunder
berupa laporan keuangan berupa rasio likuiditas, rentabilitas bank, solvabilitas
dan risiko. Analisis yang digunakan untuk mengetahui perbedaan pada kinerja
bank sebelum dan sesudah go public menggunakan uji t dua sampel berasangan
(sample paired t-test) Hasilnya adalah berdasarka uji t sampel dapat diketahui
bahwa 6 rasio keuangan yang mempunyai perbedaan yang signifikan yaitu
return on equity, primary ratio, capital adequency, capital ratio, credit risk and
ratio, dan deposit risk ratio. Sesudah go public menunjukan bahwa kinerja
keuangan perusahaan mengalami perubahan yang signifikan. Persamaan
penelitian ini dengan penelitian yang akan peneilit teliti adalah sama-sama
meneliti tentang perbedaan kinerja keuangan pada bank yang sudah go public,
perbeaanya adalah objek bank yang diteliti berbeda serta metode dan teknik
analisa data yang berbeda.
Jeffry Dwiyanto Panggau dan Tri Yuniati “Kinerja Keuangan Antara
Sebelum Dan Sesudah Initial Public Offering (IPO) Pada Perusahaan LQ 45”
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kinerja perusahaan LQ
45 sebelum dan sesudah Initial Public Offering yang berada di Bursa Efek
Indonesia. metode analisis pada penelitian ini menggunakan analisis statistika
paired t-test dengan membandingkan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio
aktivitas, dan rasio profitabilitas. Hasilnya pada 10 perusahaan LQ45 yang
sudah go public di Bursa Efek Indonesia mengalami peningkatan pada rasio
likuidias, sedangkan pada rasio aktivitas, rasio solvabilitas, dan rasio
profitabiltas mengalami penurunan kinerja. Persamaan pada penelitian ini
dengan penelitian yang akan di teliti adalah sama-sama menggunakan alat bantu
analisis menggunakan uji paired t test selaian itu persamaan lainya adalah objek
perusahaan yang sudah melakukan intial public offering. perbedaanya adalah
objek perusahaan yang digunakan pada penelitian nanti menggunakan
perusahaan bank yang telah melakukan go public. Serta rasio-rasio yang
digunkan berbeda juga.
34
Adhisyahfitri Evalina Ikhsan “ Analisis Kinerja Perusahaan : Sebelum dan
Sesudah Initial Public Offering Di Bursa Efek Indonesia” penelitian ini
bertujuan untuk mengatahui kinerja perusahaan-perusahaan non keuangan yang
sudah melakukan go public di Bursa Efek Indonesia. perbedaan pada penelitian
ini dengan yang penelitian yang akan dilakukan nanti adalah objek laporan
keuangan Bank yang berbeda, perbedaan lainya yaitu metode analisis pada
penelitian. Pada penelitian yang akan diteliti nanti menggunakan uji
independent t test atau uji beda.. persamaan pada penelitian ini adalah objek
perusahaan yang telah melakukan go public. Berdasarkan hasil analisis data
dapat disimpukan bahwa terdapat perbedaan kinerja perusahaan yang dilihat
dari rasio operating return on assets, operating cash flow, sales growth, total
asset turn over, cash flow to net income, dan cash flow return on sales. Selain
itu, penelitian ini membuktikan bahwa adanya penurunan kinerja perusahaan
sesudah melakukan IPO.
Vicky Rahma Putri dan Niki Lukviarman “Pengukuran Kinerja Bank
Komersial Dengan Pendekatan Efisiensi : Studi terhadap Perbankan Go-Public
Di Indonesia” penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kinerja bank
komersil atau bank yang sudah melakukan go public di Indoenesia. Penelitian
ini menggunakan teori kinerja dengan pengukuran CAMEL. Dengan alat
analisis menggunakan DEA (Data Envelopment Analysis). Hasilnya, pada
penelitian yang telah berlangsung selama 3 tahun tidak ditemukan bank yang
bekerja secara efisien selain Bank Lippo yang konsisten beroperasi selam 2
tahun. Persamaan pada penelitian yang akan di teliti adalah sama-sama
menggunakan pengukuran kinerja keuangan menggunakan CAMEL serta objek
perusahaan ynag telah melakukan go public. Perbedaaanya yaitu metode
analisis data. Pada penelitian ini menggunaka analisis DEA (Data Envelopment
Anlysis). Serta perusahaan bank yang telah go public berbeda.
Yun Seng dan Lili Syafitri “Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Sebelum
dan Sesudah Initial Public Offering Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek
Indonesia”. penelitian ini bertujuan untuk melihat dan menganalisis kondisi
35
kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah IPO. Objek yang digunakan
pada penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang telah terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. teknik analisa data pada penelitianini menggunakan teknik
Purposive sampling. Hasilnya, pada rasio likuiditas memberikanhasil bahwa
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perusaaan yang telah IPO atau
yang belum. pada rasio solvabilitas terdapat perbedaan secara signifikan, rasio
aktivitas pada bank yang telah go public adalah tidak berbeda secara signifikan.
Rasio profitabilitas tidakberbeda secara signifikan.
Paymata dan Mas’ud Machfoedz “ Evaluasi kinerja Perusahaan Perbankan
Sebelum Dan Sesudah Menjadi Perusahaan Publik Di Bursa Efek Jakarta
(BEJ)” penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja pada perusahaan
bank yang telah terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Metode penilaian kinerja
pada penelitian ini menggunakan analisis CAMEL. Metode statistic yang
digunakan untuk menghitung rasio –rasio CAMEL menggunakan dua tahap uji
yaitu Uji peringkat Tanda Wilcoxon, dan uji Manova. Hasilnya disimpulkan
bahwa tidak ada perbedaan kinerja bank yang signigfikan untuk tahun-tahun
sebelum dan sesudah IPO. Meskipun beberapa daiantara rasio yang memberi
indikasi adanya perbedaan yang signifkan. Persamaan penelitan ini dengan
yang akan di teliti nanti yaitu sama-sama menggunakan CAMEL sebagai alat
ukur untuk menilai kinerja laporan keuangan perusahaan. Perbedaanya yaitu
metode analisis yang digunakan berbeda.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dan
kualitatif dengan menggunakan metode deskrpitif. Metode deskriptif
adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek,
suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa
pada masa sekarang.34
Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menganalisis rasio-rasio
laporan keuangan Bank Panin Dubai Syariah dengan menggunakan angka-
angka yang ada pada rasio keuangan yang kemudian diolah dengan
menggunakan bantuan aplikasi komputer yaitu aplikasi SPSS.
Pengukuran kinerja keuangan pada penelitian ini menggunakan
variabel Risk Profil, Earnings, dan Capital. Pengukuran variabel tersebut
diwakili oleh rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing
Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Return On Assets
(ROA), dan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO).
Rasio-rasio tersebut dipilih karena rasio tersebut merupakan rasio
utama dalam komponen variabel tersebut. Pada penelitian yang dilakukan
oleh Riska (2016) dalam mencari perbandingan kinerja Bank BTN sebelum
dan sesudah IPO menggunakan rasio CAR pada variabel solvabilitas,
hasilnya terdapat perbedaan signifikan antara kinerja sebelum dan sesudah
IPO pada bank BTN dilihat dari rasio CAR. Kemudian penelitian yang
dilakukan oleh Marlupi (2006) yang menganalisis tentang Kinerja
Perbankan Menggunakan Metode CAMEL salah satu rasio yang digunakan
pada variabel Earnings adalah ROA, hasilnya terbukti bahwa rasio ROA
memiliki fungsi dominan dalam membedakan kinerja kesehatan bank.
selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Maulana (2016) yang meneliti
34 Moh. Nazir, Ph.D, Metodelogi Penelitian, (Bogor, Penerbit Ghalia Indonesia, 2011) h.
54
37
tentang Kinerja Bank Syariah hasil Spin-off dengan kinerja Bank
Konvensional. Pada penelelitian ini rasio yang digunakan dalam variabel
Risk menggunakan rasio FDR dan NPF, hasilnya terdapat perbedaan yang
signifikan pada rasio FDR dan NPF dalam membandingkan kinerja Bank
Syariah hasil Spin-off dengan kinerja bank induk konvensional. Kemudian
Widya (2012) meneliti tentang perbandingan kinerja Bank Syariah dan
Bank Konvensional yang menggunakan rasio BOPO untuk mencari tingkat
efisiensi pada setiap bank tersebut, hasilnya setelah di uji dengan
menggunakan statistik paired t-test terdapat nilai signifikan dalam rasio
BOPO. Rasio-rasio yang dipilih tersebut dihitung menggunakan rumus
yang berlaku.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang berjenis kuantitatif (quantitative data), data bersumber dari laporan
keuangan tahunan Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah IPO
yaitu pada periode tahun 2012-2015 serta sebelum dan sesudah
mendapatkan tambahan modal dari Bank Dubai Islami pada periode tahun
2014 – 2015.
Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain lain., secara
holistik , dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
bebagai metode ilmiah.35
Fungsi dan manfaat penelitian kualitatif salah satunya adalah untuk
meneliti sesutu atau objek secara mendalam. Tujuan pendekatan kualitatif
pada penelitian ini digunakan untuk memperkuat pernyataan dari hasil uji
yang telah dilakukan pada pendekatan kauntitatif.
35 Prof.Dr Lexy J.Moloeng, M.A Metode Penelitian Kualitatif (Bandung : PT. Remaja
Rodakarya 2017) 5-6
38
B. Objek Penelitian
Bank yang menjadi objek penelitian ini adalah Bank Syariah yang telah
melakukan Initial Public Offering dan telah mendapatkan tambahan modal
dari investor atau bank Dubai Islam yaitu Bank Panin Dubai Syariah.
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif, dan kualitatif yaitu
data dalam angka dan lambang matematik atau dengan kata lain dapat
diukur dengan skala numerik yang diolah dengan cara statistik. Sumber
data yang digunakan adalah data deret waktu yaitu data yang didapatkan
dari laporan keuangan dari setiap periode atau tahun yang terdapat pada
perusahaan. Dalam penilitian ini penulis menggunakan data sekunder. Data
sekunder adalah data yang sudah siap atau dipublikasikan oleh pihak atau
instansi terkait dan langsung dapat dimanfaatkan oleh penulis.
Tahapan-tahapan dalam pengumpulan data pada penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Studi literaur, yaitu mengumpulkan data tambahan dari sumber
seperti buku-buku, perundang-undangan, literatur, majalah, berita
harian, makalah. Penelitian ini langsung melihat pada buku-buku,
jurnal, artikel, ataupun hasil laporan penelitian terdahulu yang
terkait dengan permasalahan yang diteliti.
2. Studi Dokumentasi, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah teknik dokumentasi yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan data sekunder berupa laporan keuangan Bank Panin
Dubai Syariah dari periode 2013 sampai dengan 2016 yang
diperoleh dari website bank yang menjadi objek penelitian.
D. Teknis Analisis Data
1. Pendekatan Kuantitatif
Analisis kinerja keuangan merupakan proses pengkajian secara kritis
terhadap keuangan bank yang menyangkut review data, mengukur data,
39
menginterpretasi, dan memberi solusi terhadap keuangan bank pada suatu
periode tertentu. dengan demikian, prosedur analisis meliputi tahapan
sebagai berikut.
a. Review Data Keuangan
Menurut Munawir (1997:35), maksud dari perlunya
mempelajari data secara menyeluruh ini adalah untuk meyakinkan
pada penganalisis bahwa laporan itu sudah cukup jelas
menggambarkan semua data keuangan yang relevan dan telah
diterapkannya prosedur akuntansi maupun metode penilaian yang
tepat, sehingga penganalisis akan betul-betul mendapatkan laporan
keuangan yang dapat diperbandingkan (comparable)
b. Menghitung
Dengan menggunakan berbagai metode dan teknik analisis
dilakukan perhitungan-perhitungan, baik metode perbandingan,
presentase perkomponen, analisis rasio keuangan, dan lain-lain.
Dengan metode atau tekhnik apa yang akan digunakan dalam
perhitungan sangat bergantung pada tujuan analisis.
c. Membandingkan atau Mengukur
Langkah berikutnya setelah melakukan perhitungan adalah
membandingkan atau mengukur. Langkah ini diperlukan guna untuk
mengetahui kondisi hasil perhitungan tersebut apakah sangat baik,
baik, sedang, kurang baik, dan seterusnya.
Menurut Lukman Syamsuddin (1998 : 39), pada pokoknya
ada dua cara yang dapat dilakukan di dalam membandingkan ratio
financial perusahaan, yaitu cross sectional approach dan time series
analyisis.
Cross Sectional Approach adalah suatu cara mengevaluasi
dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang
satu dengan perusahaan lainya yang sejenis pada saat bersamaan.
Dengan menggunakan pembandingan cross sectional
haruslah dipenuhi persayratan yaitu : a) Perusahaan sejenis, b).
40
Periode atau tahun perbandingan sama, c). Ukuran perusahaan
relative sama besar.
Adapuin time series analysis dilakukan dengan jalan
membandingkan hasil yang dicapai perusahaan dari periode yang
satu ke periode lainya. Dengan pembandingan semacam ini akan
diketahui hasil yang dicapai perusahaan, apakah mengalami
kemajuan atau kemunduran. Perkembangan keuangan perusahaan
terlihat melalui tren dari tahun ke tahun.
d. Menginterpretasi
Interpretasi merupakan inti dari proses analisi sebagai
perpaduan antara hasil pembandingan atau pengukuran dengan
kaidah teoritis yang berlaku. Hasil interpretasi mencerminkan
keberhasilan maupun permasalahan apa yang dicapai perusahaan
dalam mengelola keuangan.
e. Solusi
Langkah terakhir dari rangkaian prosedur analisis. Dengan
memahami problem keuangan yang dihadapai perusahaan akan
menempuh solusi yang tepat.36
Pada penelitian ini teknik analisis yang digunakan adalah menganalisi
laporan keuangan perusahaan Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan
sesudah IPO (Initial Public Offering) serta sebelum dan sesudah
penambahan modal pada setiap periode tertentu dengan menggunakan data
time series yaitu data dari waktu kewaktu sehingga nantinya bisa diketahui
apakah Bank Panin Dubai Syariah mengalami peningkatan atau penurunan
kinerja di akhir periode setelah IPO dan setelah penambahan modal.
Dalam mengukur dan menghitung data pada penelitian ini, penulis
menggunakan rumus statistik uji signifikansi yang bertujuan untuk
36 Drs. Jumingan,S.E.,M.M.,M.Si “Analisis Laporan Keuangan” (Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2014), H.240
41
membandingkan kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah
IPO dan sebelum dan sesudah penambahan modal dalam jangka waktu
tertentu. uji signifikansi yang digunakan penulis menggunakan uji beda
dengan menggunakan aplikasi Statistical Product an Service Solutions
(selanjutnya disebut SPSS). Metode ananilis yang dilakukan antara lain :
1. Menggunakan teknik kuantitatif deskriptif, yaitu membandingkan
rasio-rasio keuangan kemudian menjelaskanya. Analisa
perbandingan rasio dilakukan untuk mengetahui kinerja Bank
Panin Dubai Syariah yang lebih bagus yaitu sebelum IPO atau
sesudah IPO dan sebelum atau sesudah penambahan modal dari
Bank Dubai Islam.
2. Selanjutnya dilakukan uji normalitas untuk menguji residual dan
sebagai syarat untuk melakukan uji Paired t-test. Tujuanya adalah
untuk mengetahui apakah variabel atau residual memiliki distribusi
yang normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisa grafik
dan juga analisa statistik. Dalam penelitian ini, uji normalitas yang
digunakan adalah statistik Shapiro-wilk. Dari hasil output ini
dilihat nilai signifikansinya. Jika nilai sig. > 0,05 maka data
berdistribusi normal, jika nilai sig. < 0,05 maka data tidak
berdistribusi normal.
3. Selanjutnya melakukan analisis perbandingan kinerja Bank Panin
Dubai Syariah sebelum dan sesudah IPO serta sebelum dan sesudah
penambahan modal dari Bank Dubai Islam. untuk mengetahui
signifikansi pada perbedaan tersebut maka digunakan analisis uji
beda atau uji t-test. Uji-t digunakan untuk menentukan apakah dua
mean berbeda secara signifikan atau tidak pada suatu tingkat
probabilitas yang dipilih. Ada dua macam uji-t untuk sampel
indpenden dan uji-t untuk sampel nonindependen. Uji-t untuk
sampel independen adalah sampel yang dibentuk secara random;
dibentuk tanpa suatu melalui penjodohan. Uji-t untuk sampel
nonindependen adalah adalah sampel yang dibentuk melalui
42
penjodohan. Sampel penjodohan yang sempurna adalah kelompok
sama yang diapakai pada waktu yang tidak bersamaan (satu
kelompok yang menerima dua treatment pada waktu yang
berbeda).37
Pada penelitian ini, uji beda atau uji-t yang digunakan adalah
uji-t non independen atau uji paired t-test. Seperti yang dijelaskan
diatas Uji-t atau uji beda di tujukan untuk mengetahui perbedaan
rata-rata dua sample (dua kelompok) yang berpasangan atau
berhubungan. Jika nilai probabilitas atau sig. < 0,05 maka terdapat
perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Panin
Dubai Syariah sebelum dan setelah IPO serta sebelum dan sesudah
penambahan modal dari Bank Dubai Islam (Dubai Islamic Bank).
maka sebaliknya jika nilai probabilitas atau sig. > 0,05 maka tidak
ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan sebelum
dan sesudah IPO serta sebelum dan sesudah penambahan modal
dari Bank Dubai Islam (Dubai Islamic Bank).
Apabila pada uji normalitas data yang didapatkan tidak
berdistribusi normal maka tidak memenuhi syarat untuk diuji
menggunakan paired t-test. alternatif yang digunakan adalah
mengganti uji paired t-test dengan uji Wilcoxon. Uji wilcoxon
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata dua
sampel yang saling berpasangan. Data yang digunakan dalam uji
ini idealnya adalah data yang berskala ordinal atau interval. Uij
wilcoxon merupakan bagian dari metode statistik non parametrik,
karena merupakan bagian dari non parametrik maka dalam uji
wilcoxon tidak diperlukan data yang berdistribusi normal.
37 Dr. Sumanto,M.A “Statistika Terapan” (Yogyakarta : Center of Academic Publishing
Service, 2014), H.69-71.
43
2. Pendekatan Kualitatif
Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan
prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik
atau cara kuantifikasi lainya. Penelitian kualitatif didasarkan pada
upaya membangun pandangan mereka yang diteliti rinci, dibentuk
dengan kata-kata, gambaran holistik dan rumit.38 Metode analisis data
kualitatif yang digunakan salah satunya yaitu menggunakan metode
analisis SWOT. Menurut Yuliatin39 analisa SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan. Analisa ini menggunakan logika memaksimalkan kekuatan
(Strength) dan peluang , namun secara bersamaan meminimalkan
kelemahan dan ancaman. Proses pengambilan keputusan strategi selalu
berkaitan dengan pengembangan visi, misi, tujuan, strategi, dan
kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategis harus
menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan,kelemahan,
peluang dan ancaman ) dalam kondisi yang adasaat ini. Hal ini disebut
dengan analisis situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi
adalah analisis SWOT.
a. Tahap Pengumpulan Data
Tahap ini digunakan untuk mengumpulkan data dan juga
untuk mengklafikasikan kegiatan-kegiatan Bank. Pada tahap data
dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal.
Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan luar Bank,
seperti :
1. Analisis Pasar
2. Analisis Kompetitor
3. Analisis Pemasok
4. Analisis Pemerintah
38 Prof. Dr.Lexy j. Moleong, M.A “Metode Penelitian Kualitatif” (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2014). H.6 39 Yuliatin Ali. S “Analisis Kinerja Perusahaan Dengan Metode Balanced Scored Card Dan
SWOT” (Jurnal : UPN Vetrean, Jawa Timur, )H.77 “
44
5. Analisis kelompok kepentingan tertentu
Data internal dapat diperoleh pada lingkungan Bank, seperti:
1. Lapoan Keuangan
2. Laporan kegiatan sumber daya manusia (jumlah karyawan,
pendidikan keahlian, pengalaman dan gaji)
3. Laporan kegiatan operasional
4. Laporan kegiatan pemasaran
b. Tahap Anlisis
Setelah data serta informasi dikumpulkan maka selanjutnya
dilakukan analisis terhadap data tersebut dalam model-model
perumusan strategi. Salah satu model yang sering digunakan adalah
matrik SWOT.
Matrik SWOT dapat dipakai untuk menggambarkan secara
jelas peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi oleh Bank Panin
Dubai Syariah dapat diselesaiakan dengan kekuatan dan kelemahan
yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set
kemungkinan alternatif strategi.
Tabel. 3.1 Matriks SWOT
Faktor Eksternal
Bank Panin Dubai
Syariah
Faktor Internal Bank Panin Dubai Syariah
STRENGTH (S)
Tentukan faktor-faktor
Kekuatan internal
WEAKNESS (W)
Tentukan faktor-faktor
Kelemahan internal
OPPORTUNITIES
(O)
Tentukan faktor-
faktor peluang
eksternal
STRATEGI (SO)
Ciptakan Strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang
STRATEGI (WO)
Ciptakan Strategi yang
meminimalkan
kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
THRAETS (T)
Tentukan faktor-
faktor
Ancaman eksternal
STRATEGI (ST)
Ciptakan Strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi
ancaman
STRATEGI (WT)
Ciptakan Strategi yang
meminimalkan
kelemahan dan
menghindari ancaman
45
a) Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan,
yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
b) Strategi ST
Strategi ST dalam menggunakan kekuatan dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman.
c) Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang
yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
d) Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif
dan berusahan meminimalkan kelemahan yang ada serta
menghidari ancaman.
E. Definisi Operasional Variabel
1. Pengukuran Risk Profil, Earning dan Capital
Faktor kinerja keuangan yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan pengukuran kinerja terhadap Risk Profil, Earning dan
Capital, sebagaimana terdapat dalam lampiran SEBI No.6/23/DPNP tahun
2004, Lampiran SEBI No. 9/24/Dpbs tahun 2007 dan Peraturan Bank
Indonesia No.13/1/PBI/2011 yang disempurnakan dalam Surat Edaran
Otoritas Jasa Keuangan No. 10/SEOJK.03/2014 yang mana faktor
keuangan diwakili oleh variael :
a) Risk Profil
1) NPF (Non Performing Financing)
NPF adalah rasio untuk mengukur tingkat permasalahan
pembiayaan yang dihadapi oleh bank syariah. semakin tinggi
rasio ini, menunjukan kualitas pembiayaan bank syariah
semakin buruk. Bank dengan NPF yang tinggi akan
46
memperbesar biaya baik pencadangan aktiva produktif
maupun biaya lainya, sehingga berpotensi terhadap kerugian
bank. 40
Rasio NPF dihitung dengan rumus :
Pembiayaan yang termasuk bermasalah adalah pembiayaan
yang tergolong kurang lancar, diragukan, dan macet.41 Setelah
di hitung, hasilnya dinilai berdasarkan kriterian penilaian
peringkat berikut :
Tabel 3.2 Matrik Kriteria Penilaian Resiko Kredit (NPF)
Sumber : Lampiran III Salinan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 10/Seojk.03/2014
2) FDR (Financing to Deposit Ratio)
FDR adalah rasio yang mengukur perbandingan antara total
pembiayaan yang diberikan bank syariah. FDR
menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali
40 Dwi Nur’aini Ihsan “Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah” (UIN Jakarta press,
2013), H 96. 41 Otoritas Jasa Keuangan “Lampiran 1.1 SEOJK No.10/SEOJK.03/2014” data diakses pada
23 April dari www.ojk.do.id, H. 36.
NPF = Pembiayaan (KL, D, M)
Total Pembiayaan
Peringkat Keterangan
1 (Strong) Kualitas Resiko kredit sangat memadai <2%
2 (Satisfactory) Kualitas Resiko kredit memadai 2% - 5%
3 (Fair) Kualitas Resiko kredit cukup memadai 5% - 8%
4 (Marginal) Kualitas Resiko kredit kurang memadai 8% - 12%
5 (Unsatisfactory) Kualitas Resiko kredit tidak memadai > 12%
47
penarikan dana oleh para deposan dengan mengandalkan
pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuidasinya.
Rasio FDR dihitung dengan rumus :
Setelah dilakukan perhitungan, selanjutnya hasilnya di nilai
berdasarkan kriteri penilaian peringkat berikut :
Tabel 3.3 Matrik Kriteria Penilaian Resiko Likuiditas (FDR)
Sumber : Lampiran III Salinan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 10/Seojk.03/2014
b) Earning
1) ROA (Return On Assets)
ROA (return on Assets) adalah rasio laba sebelum pajak
selam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha
dalam periode yang sama.42 Rasio ini bertujuan untuk
mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan
secara keseluruhan dalam menghasilkan laba.
42 Selamet Riyadi “Banking Assets And Liability Management” (Jakarta, Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006 ), H. 180
FDR = Jumlah Pembiayaan yang diberikan
Total Dana Pihak Ketiga
Peringkat Keterangan
1 (Strong) Kualitas resiko likuiditas sangat memadai <75%
2 (Satisfactory) Kualitas resiko likuiditas memadai 75 % - 85%
3 (Fair) Kualitas resiko likuiditas cukup memadai 85% - 100%
4 (Marginal) Kualitas resiko likuiditas kurang memadai 100% - 120%
5 (Unsatisfactory) Kualitas resiko likuiditas tidak memadai > 120%
48
Rasio ROA dihitung dengan rumus :
Setelah dilakukan perhitungan, selanjutnya dinilai
berdasarkan kriteria penilaian peringkat sebagai berikut :
Tabel 3.4 Matrik Kriteria Penilaian Earning (ROA)
Sumber : Lampiran III Salinan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 10/Seojk.03/2014
2) BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional)
BOPO adalah rasio perbandingan antara Biaya Operasional
dengan Pendapatan Operasional. Semakin rendah nilai BOPO
maka semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena
lebih efisien dalam menggunakan sumber daya perusahaan.
BOPO dihitung dengan rumus :
Setelah dilakukan perhitungan, selanjutnya dinilai
berdasarkan kriteria penilaian peringkat BOPO :
ROA = _Laba Sebelum Pajak_
Rata-rata Total Aset
Peringkat Keterangan
1 Rentabilitas Sangat Memadai >2%
2 Rentabilitas Memadai 2 % -1,25%
3 Rentabilitas Cukup Memadai 1,25% - 0,5%
4 Rentabilitas Kurang Memadai 0,5% - 0%
5 Rentabilitas Tidak Memadai <0%
BOPO = _Biaya Operasional_
Pendapatan Operasional
49
Tabel 3.5 Matrik Kriteria Penilaian Earning (BOPO)
Sumber : Lampiran III Salinan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 10/Seojk.03/2014
c) Capital
Rasio yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal adalah
dengan menggunakan rasio CAR (Capital Adequacy Ratio). Bank
Indonesia menetapkan ketentuan modal minimum bagi perbankan
sebagaimana dalam ketentuan standar Bank for International
Setlements (selanjutnya disebut BIS) bahwa setiap bank umum
diwajibkan menyediakan modal minimum sebesar 8% dari total aktiva
tertimbang menurut risiko (selanjutnya disebut ATMR)
Rasio CAR dihitung dengan rumus :
Setelah dialakukan perhitungan, selanutnya hasil dinilai berdasrkan
kriteria penilaian peringkat :
Peringkat Keterangan
1 Rentabilitas Sangat Memadai <83%
2 Rentabilitas Memadai 83% - 85%
3 Rentabilitas Cukup Memadai 85% - 87%
4 Rentabilitas Kurang Memadai 87% - 89%
5 Rentabilitas Tidak Memadai >89%
CAR = Mtier1 + Mtier2 + Mtier3 – Penyertaan
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
50
Tabel 3.6 Matrik Kriteria Penilaian CAR
Sumber : Lampiran III Salinan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 10/Seojk.03/2014
F. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Hipotesis Uji Normalitas
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berditribusi normal
Pengambilan keputusan
Jika Sig/probabilitas > 0 ,05 Ho diterima
Jika Sig/probabilitas < 0,05 Ho ditolak
2. Hipotesis Uji beda paired t-test
Ho : Terdapat terdapat Perbedaan yang signifiakan kinerja keuangan
Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah go public serta
sebelum dan sesudah penambahan modal.
Ha : Tidak terdapat Perbedaan yang signifiakan kinerja keuangan Bank
Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah go public dan sebelum dan
sesudah penambahan Modal.
Pengambilan keputusan
Peringkat Keterangan
1 Bank memiliki permodalan yang sangat memadai .>12%
2 Bank memiliki permodalan sangat memadai 12% - 9%
3 Bank memiliki permodalan cukup memadai 9% - 8%
4 Bank memiliki permodalan kurang memadai 8% - 6%
5 Bank memiliki permodalan tidak memadai <6%
51
Jika Sig. (2 Tailed) > 0 ,05 Ho diterima
Jika Sig. (2 Tailed) < 0,05 Ho ditolak
3. Hipotesis Uji Wilcoxon
Ho : Terdapat terdapat Perbedaan yang signifiakan kinerja keuangan
Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah go public serta
sebelum dan sesudah penambahan modal.
Ha : Tidak terdapat Perbedaan yang signifiakan kinerja keuangan Bank
Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah go public dan sebelum dan
sesudah penambahan Modal.
Pengambilan keputusan
Jika nilai Asymp.Sig. (2 tailed) > 0 ,05 Ho diterima
Jika nilai Asymp.Sig. (2 tailed) < 0,05 Ho ditolak
52
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Keuangan
Data keuangan merupakan salah satu sumber yang digunakan dalam
mengukur kinerja suatu perusahaan. Data keuangan yang digunakan pada
penelitian ini menggunakan data sekunder dalam bentuk rasio yang telah di
publikasikan oleh Bank Panin Dubai Syariah, adapun data yang telah
dikumpulkan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Data Keuangan Bank Panin Dubai Syariah Periode 2012 - 2016
TAHUN 2012
RASIO I II III IV Rata-
rata
Capital CAR 59,72% 45,65% 34,48% 32,20% 43,01%
Earning ROA 2,35% 3,03% 2,90% 3,29% 2,89%
BOPO 69,59% 60,62% 59,74% 50,76% 60,17%
Earning NPF 0,61% 0,23% 0,16% 0,19% 0,30%
FDR 140,35% 127,88% 149,82% 123,88% 135,48%
TAHUN 2013
Capital CAR 27.09% 23.11% 19.75% 20.83% 22,69%
Earning ROA 2.72% 2.34% 2.18% 1.03% 2,06%
BOPO 59.42% 64.34% 64.17% 81.31% 67,31%
Earning NPF 0.60% 0.56% 1.01% 0.77% 0,73%
FDR 120.91% 123.60% 112.46% 90.40% 111,84%
TAHUN 2014
Capital CAR 31.15% 25.52% 26.16% 25.69% 27.13%
Earning ROA 1.45% 1.64% 1.82% 1.99% 1,72%
BOPO 80.67% 76.90% 72.90% 68.47% 74,73%
Risk
Profile NPF 0.94% 0.57% 0.43% 0.29% 0,55%
FDR 112.84% 140.48% 111.79% 90.04% 113,78%
TAHUN 2015
Capital CAR 24,80% 21,88% 21,37% 20,30% 22,08%
Earning ROA 1,56% 1,22% 1,13% 1,12% 1,25%
BOPO 85,61% 88,80% 89,57% 89,33% 88,32%
Risk
Profile
NPF 0.64% 0.56% 1.24% 1,94% 1,09%
FDR 96,43% 96,43% 96,10% 96.43% 96,43%
53
TAHUN 2016
Capital CAR 19,77% 19,51% 19,86% 18,17% 19,32%
Earning ROA 0,20% 0,36% 0,42% 0,37% 0,33%
BOPO 98,14% 96,51% 85,54% 96,17% 94,09%
Risk
Profile NPF 1,69% 1,96% 1,84% 1,86% 1,83%
FDR 94,03% 89,60% 89,14% 91,99% 91,19%
1. CAR (Capital Adequacy Ratio)
Gambar 4.1 Diagram Rasio CAR
Tabel 4.2
Rata-Rata Nilai Rasio CAR Tahun 2012 - 2016
Rata-rata
CAR
2012 2013 2014 2015 2016
43,01% 22,69% 27.13% 22,08% 19,32%
Berdasarkan data laporan keuangan diatas diketahui bahwa rata-rata
nilai CAR Bank Panin Dubai Syariah selama periode 2012 sampai 2016
mengalami fluktuasi. Pada tahun 2013 terjadi penurunan modal sekitar
20,32% dari modal yang dimiliki sebelumnya. Sedangkan tahun 2014
terjadi peningkatan nilai sebesar 4,44% dari tahun sebelumnya, di tahun
2015 terjadi penurunan kembali sebesar 5,05% dari tahun sebelumnya
dan pada akhir tahun 2016 penurunan terjadi lagi sebesar 2,76% dari
tahun sebelumnya.
Pada tahun 2013 nilai rasio CAR menurun hal tersebut dikarenakan
Bank Panin Syariah hanya memiliki rata-rata modal inti dan modal
pelengkap yang kecil dibanding tahun sebelumnya. Sedanglan pada
0
20
40
60
2012 2013 2014 2015 2016
NILAI CAR
Series 1 Column1 Column2
54
tahun 2014 nilai rasio CAR meningkat yang disebabkan pada tahun
2014 Bank Panin Syariah telah melakukan IPO (Initial Public Offering)
sehingga menyebabkan penambahan modal pada akun modal inti dan
modal tambahan.
Pada akhir tahun 2014 modal yang telah didaptakan rata-rata sebesar
1.048.876 (dalam jutaan) sedangkan rata-rata modal yang didapatkan
pada tahun 2013 hanya mencapai 530.004 (dalam jutaan) hal ini
menunjukan bahwa pada tahun 2014 terdapat peningkatan kinerja yang
disebabkan nilai rasio CAR yang tinggi. pada tahun 2015 telah terjadi
penambahan modal tambahan yang diberikan oleh Bank Dubai Islami
terhadap Bank Panin Syariah sebesar 1.149.097 (dalam jutaan). Akan
tetapi nilai rasio CAR yang didapatkan menurun sehingga menyebabkan
penurunan kinerja. Hal ini disebabkan karena nilai aset tertimbang
menurut resiko (ATMR) yang tinggi yang mencapai 5.034.651 (dalam
jutaan) yang membuat pembagian nilai modal menjadi lebih kecil.
sedangkan total aset tertimbang menurut resiko pada tahun sebelumnya
hanya mencapai 3.897.390 (dalam jutaan). Selain itu penyebab lain
penurunan kinerja permodalan yaitu karena biaya operasional yang
dikeluarkan bank terlalu tinggi dari pada pendapatan yang didapatkanya
sehingga menyebabkan bank kurang efisen dalam mengatur biaya
sehingga menyebabkan laba yang didaptakan menurun sehingga
mempengaruhi modal yang didapatkan.
Pada tahun 2016 terjadi penurunan kinerja kembali yang disebabkan
nilai rasio CAR yang semakin menurun. Hal ini disebabkan juga karena
nilai ATMR yang terlalu tinggi yaitu sebesar 5.689.113 (dalam jutaan)
meskipun pada tahun 2016 telah terjadi peningkatan terhadap modal inti
dan modal pelengkap tambahan sebesar 1.174.860 (dalam jutaan)
namun penurunan kinerja masih terjadi hal tersebut disebabkan Bank
Panin Dubai Syariah tidak mampu menyeimbangkan modalnya dengan
aset yang tertimbang menurut resiko yang dimilikinya. Selain itu
55
penyebab penurunan kinerja pada tahun 2016 disebabkan karena
penurunan nilai laba yang turun derastis dari tahun sebelumnya.
Meskipun terdapat penurunan kinerja, namun rata-rata CAR Bank
Panin Dubai Syariah pada periode 2013 sampai 2016 masuk dalam
peringkat 1 yaitu sangat memadai karena nilai terendah rasio CAR
berada diatas angka 12.
2. ROA (Return On Assets)
Tabel 4.3
Rata-Rata Nilai Rasio ROA Tahun 2012 - 2016
Rata-rata
ROA
2012 2013 2014 2015 2016
2,89% 2,06% 1,72% 1,25% 0,33%
Berdasarkan data laporan keuangan diatas diketahui bahwa rata-rata
nilai ROA Bank Panin Dubai Syariah selama periode 2012 sampai 2016
mengalami penurunan nilai secara terus menerus. Pada tahun 2012
sampai 2016 trend rasio ROA Bank Panin Dubai Syariah terus menurun.
Pada tahun 2014 nilai rasio ROA hampir setengahnya menurun dan
puncaknya pada tahun 2016 nilai rasio ROA turun derastis hingga
mencapai 0,33% dari 1,25% di tahun sebelumnya.
Penurunan rasio ROA menyebabkan penurunan kinerja pada Bank
Panin. Penurunan ini disebabkan karena bank tidak mampu mengatasi
kredit-kredit bermasalah, hal tersebut ditunjukan dari nilai rasio NPF
0
1
2
3
4
2012 2013 2014 2015 2016
NILAI ROA
Series 1 Column1 Column2
Gambar 4.2 Diagram Rasio ROA
56
yang trendnya fluktuasi dan cendrung meningkat. Puncaknya pada
tahun 2016 Bank Panin Syariah mendapatkan kredit bermasalah yang
tinggi. selain itu Bank Panin Syariah masih belum efisen dalam
menggunakan dana pendapatan operasionalnya sehingga menyebabkan
bank terlalu banyak mengeluarkan dananya.
Penurunan nilai ROA pada Bank Panin Dubai Syariah pada periode
2012 sampai 2016 masuk dalam peringkat 4 yaitu Kurang memadai
karena nilai terendah pada rasio ROA Bank Panin Dubai Syariah berada
diantara 0,5 - 0%.
3. BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional)
Gambar 4.3 Diagram rasio BOPO
Tabel 4.4
Rata-Rata Nilai Rasio BOPO Tahun 2012 - 2016
Rata-rata
BOPO
2012 2013 2014 2015 2016
60,17% 67,31% 74,73% 88,32% 94,09%
Nilai BOPO Bank Panin Dubai Syariah selama periode 2012 sampai
2016 mengalami kenaikan setiap tahunya secara terus menerus.
Kenaikan tertinggi terdapat pada tahun 2015 yang meningkat sebesar
13,59% dari tahun sebelumnya.
Peningkatan nilai BOPO menyebabkan penurunan terhadap kinerja
keuangan Bank Panin Dubai Syariah. Semakin kecil nilai BOPO maka
semakin meningkat kinerja Bank tersebut. peningkatan nilai BOPO bisa
0
50
100
2012 2013 2014 2015 2016
NILAI BOPO
Series 1 Column1 Column2
57
terjadi karena diakibatkan Bank Panin Dubai Syariah kurang efisien
dalam menggunakan pendapatan operasioanal terhadap biaya
operasioanalnya. Semakin efisien bank menggunakan pendapatan
operasioanlnya maka semakin baik kinerjanya. karena bank tidak
melakukan hal-hal boros dalam menggunakan biaya operasionalnya.
Namun meskipun nilai rasio semakin meningkat akan tetapi nilai
pendapatan pada tahun 2014 sangat cukup tinggi hal ini disebabkan pada
tahun tersebut Bank Panin Syariah telah melakukan IPO (Initial Public
Offering) sehingga mendapatkan dana segar dari para investor
pemegang saham. Namun jika dibandingkan dengan pendapatan
operasional di tahun 2013 dan 2014 jumlah rata- rata biaya dan
pendapatan operasional masih sedikit dibanding biaya dan pendapatan
operasional di tahun 2015 dan 2016. Tercatat rata-rata pendapatan
operasioanal yang didapatkan di akhir tahun 2015 mencapai sebesar
454.674 (dalam jutaan) dengan biaya operasional yang dikeluarkan
sebesar 182.052 (dalam jutaan). Namun meskipun pendapatan
operasional yang didapatkan cukup tinggi akan tetapi Biaya operasional
yang dikeluarkan terlalu tinggi hal tersebut menyebabkan peningkatan
nilai rasio BOPO yang semakin tinggi tiap tahunya.
Nilai rata-rata BOPO Bank Panin Dubai Syariah pada periode 2012
sampai 2016 masuk dalam peringkat 5 yang artinya kinerja BOPO tidak
memadai hal itu dikarenakan nilai tertinggi BOPO berada diatas 89%.
58
4. NPF (Net Performing Financing)
Gambar 4.4 Diagram rasio NPF
Tabel 4.5
Rata-Rata Nilai Rasio NPF Tahun 2012 - 2016
Rata-rata
NPF
2012 2013 2014 2015 2016
0,30% 0,73% 0,55% 1,09% 1,83%
Berdasarkan data keuangan diatas diketahui bahwa rata-rata nilai
NPF Bank Panin Dubai Syariah mengalami fluktuasi selama periode
2013 sampai 2016. Penurunan nilai NPF terjadi pada tahun 2014 sebesar
0,03% dari tahun sebelumnya, sedangkan pada tahun 2015 nilai NPF
mengalami kenaikan sebesar 1,17% dan mengalami kenaikan lagi
sebesar 0,23% di tahun 2016.
Nilai NPF yang sangat baik adalah nilai yang berada dibawah < 2%,
penurunan nilai NPF pada tahun 2014 menyebabkan peningkatan dalam
kinerja bank, hal itu disebabkan karena sedikitnya pembiayaan dan
piutang yang bermasalah atau macet pada tahun tersebut. Hal itu bisa
disebabkan Bank Panin Dubai Syariah sangat berhati-hati dalam
memberikan pembiayaanya terhadap calon krediturnya. Selain itu faktor
Bank Panin Dubai Syariah melakukan IPO berpengauh terhadap citra
dan kualitas Bank Panin Dubai Syariah di pandangan masyarakat.
Sedangkan pada tahun 2015 dan 2016 nilai NPF pada Bank Panin Dubai
Syariah mengalami peningkatan, peningkatan nilai NPF menyebabkan
0
0,5
1
1,5
2
2012 2013 2014 2015 2016
Nilai NPF
Series 1 Column1 Column2
59
kinerja bank menjadi menurun, hal itu disebabkan karena tingginya
pembiayaan dan piutang yang bermasalah sehingga mengakibatkan
pendapatan bank menurun. Peningkatan nilai NPF tertinggi terjadi
diakhir tahun 2016 sebesar yaitu sebesar 0,74%. Kemudian penyebab
lainya adalah bank tidak mampu menerapkan prinsip 5C terhadap
nasabah krediturnya.
Meskipun mengalami tren penurunan kinerja namun nilai NPF pada
Bank Panin Dubai Syariah pada periode 2012 sampai 2016 masih masuk
dalam peringkat 1 strong yang artinya masih sangat memedai karena
nilai tertinggi rasio NPF masih dibawah 12%.
5. FDR (Financing to Deposit Ratio)
Gambar 4.5 Diagram rasio FDR
Tabel 4.6
Rata-Rata Nilai Rasio FDR Tahun 2012 - 2016
Rata-rata
FDR
2012 2013 2014 2015 2016
135,48% 111,84% 113,78% 96,43% 91,19%
Berdasarkan data diatas diketahui bahwa rata-rata nilai FDR Bank
Panin Dubai Syariah selama periode 2012 sampai 2016 mengalami
fluktuasi dan cendrung menurun. Penurunan terjadi ditahun 2013 yaitu
menurun sebesar 23,64% dan ditahu 2014 mengalami kenaikan sebesar
1,94% sedangkan pada tahun 2015 mengalami penurunan lagi sebesar
0
50
100
150
2012 2013 2014 2015 2016
NILAI FDR
Series 1 Column1 Column2
60
17,35% dan puncaknya ditahun 2016 kembali mengalami penurunan
sebesar 5,24%.
Nilai FDR dikatakan sangat baik apabila nilai FDR berada dibawah
75% sebaliknya apabila nilai FDR lebih tinggi dari angka 120% maka
di kategorikan sangat kurang baik. Peningkatan nilai FDR diakhir
periode 2014 menunjukan bahwa terdapat penurunan kinerja, hal itu
disebabkan karena tingginya jumlah pembiayaan yang diberikan tidak
seimbang dengan dana yang didapatkan dari dana pihak ketiga. Pada
tahun 2014 rata-rata jumlah pembiayaan yang diberikan sebesar
4.071.503 (dalam jutaan) sedangkan total dana pihak ketiga yang
didapatakan rata-rata hanya mendapatkan 3.638.092 (dalam jutaan) hal
ini menunjukan bahwa pada tahun tersebut terdapat penurunan kinerja
karena bank tidak mampu menutupi jumlah pembiayaan yang diberikan
dengan pendapatan yang didapatkan dari pihak ketiga. Sedangkan pada
tahun 2015 dan 2016 nilai FDR mengalami penurunan hal ini
menyebabkan peningkatan kinerja terhadap bank Panin Dubai Syariah,
namun jumlah pembiayaan yang dikeluarkan dengan pendapatan dari
pihak ketiga masih berbanding sedikit. Pada tahun 2015 jumlah rata-
rata pembiayaan yang dikeluarkan sebesar 5.366.219 (dalam jutaan)
sedangkan total dana pihak ketiga yang didapatkan sebesar 5.607.196
(dalam jutaan) berbanding sedikit dengan pembiayaan yang
dikeluarkan, dana pihak ketiga masih lebih kecil hal ini menunjukan
bank masih sedikit belum bisa menutupi pembiayaan yang dikeluarkan
dengan dana pihak ketiga. Sedangkan pada tahun 2016 rata-rata jumlah
pembiayaan yang dikeluarkan sebesar 5.894.045 (dalam jutaan) dan
rata-rata total dana pihak ketiga yang didapatkan sebesar 6.456.317
(dalam jutaan) hal ini menunjukan bahwa bank mampu menutupi semua
jumlah pembiayaan yang dikeluarkan dengan dana yang didapatkan dari
pihak ketiga.
61
Nilai FDR Bank Panin Dubai Syariah pada periode 2012 sampai
2016 masuk dalam peringkat 5 yaitu tidak memadai karena nilai
tertinggi berada diatas 120%.
Berdasarkan data diatas bisa di sederhanakan bahwa pada akhir
periode tahun 2016 dari lima rasio yang digunakan dalam mengukur
kinerja bank Panin Dubai Sariah hanya rasio FDR yang mengalami
kenaikan dalam peningkatan kinerja sedangkan rasio NPF, ROA, BOPO
mengalami penurunun kinerja setiap tahunya. Sedangkan rasio CAR
hanya mengalami peningkatan kinerja pada akhir tahun 2014 sedangkan
dua tahun selanjutnya mengalami penurunan kinerja.
Tabel 4.7
Ringkasan Penilaian kinerja
Rasio
(Penurunan-peningkatan kinerja)
Tahun
2013 2014 2015 2016
Penilaian
Rasio
NPF
Penurunan
Kinerja Peningkatan
Kinerja
Penurunan
Kinerja
Penurunan
Kinerja
Penilaian
Rasio
FDR
Peningkatan
Kinerja
Penurunan
Kinerja
Peningkatan
Kinerja
Peningkatan
Kinerja
Penilaian
Rasio
ROA
Penurunan
Kinerja
Penurunan
Kinerja
Penurunan
Kinerja
Penurunan
Kinerja
Penilaian
rasio
BOPO
Penurunan
Kinerja
Penurunan
Kinerja
Penurunan
Kinerja
Penurunan
Kinerja
Penilaian
rasio
CAR
Penurunan
Kinerja
Peningkatan
Kinerja
Penurunan
Kinerja
Penurunan
Kinerja
Berdasarkan tabel ringkasan diatas yang menerangkan bahwa rata-
rata kinerja Bank Panin Dubai Syariah dari tahun 2012 sampai 2014
cendrung mengalami penurunan kinerja, hal itu dilihat dari penilaian
rasio NPF, ROA, BOPO dan CAR yang mengalami penurunan kinerja
62
dan hanya rasio FDR yang mengalami peningkatan kinerja pada tahun
2015 sampai tahun 2016.
Maka bisa diambil kesimpulan bahwa kinerja Bank Panin Dubai
Syariah selama periode tahun 2012 sampai 2016 cendrung mengalami
penurunan kinerja.
B. Analisis Perbandingan Kinerja
1. Analisis Kinerja Keuangan Bank Panin Dubai Syariah Sebelum
dan sesudah IPO
Berdasrakan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.
10/SEOJK.03/2014 tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum
syariah dan unit usaha syariah, tingkat kesehatan bank umum syariah
dan bank umum konvensional dinilai dengan menggunakan metode
Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning, dan Capital atau
yang disebut dengan metode RGEC. Namun pada penelitian ini penulis
hanya menggunakan Risk Profile, Earning, dan Capital yang diwakili
oleh rasio CAR, ROA, NPF, FDR, dan BOPO.
Tabel 4.8
Ringkasan penilaian Kinerja Bank Panin Dubai Syariah 2 Tahun Sebelum IPO
Faktor Rasio Tahun 2012 (Triwulan)
I II III IV
Capital CAR 59,72% 45,65% 34,48% 32,20%
Earning ROA 2,35% 3,03% 2,90% 3,29%
BOPO 69,59% 60,62% 59,74% 50,76%
Risk
Profile
NPF 0,61% 0,23% 0,16% 0,19%
FDR 140,35% 127,88% 149,82% 123,88%
Faktor Rasio Tahun 2013 (Triwulan)
I II III IV
Capital CAR 27.09% 23.11% 19.75% 20.83%
Earning ROA 2.72% 2.34% 2.18% 1.03%
BOPO 59.42% 64.34% 64.17% 81.31%
Risk
Profile
NPF 0.60% 0.56% 1.01% 0.77%
FDR 120.91% 123.60% 112.46% 90.40%
63
Tabel 4.9
Ringkasan penilaian Kinerja Bank Panin Dubai Syariah 2 Tahun Sesudah IPO
Faktor Rasio Tahun 2014 (Triwulan)
I II III IV
Capital CAR 31.15% 25.52% 26.16% 25.69%
Earning ROA 1.45% 1.64% 1.82% 1.99%
BOPO 80.67% 76.90% 72.90% 68.47%
Risk
Profile
NPF 0.94% 0.57% 0.43% 0.29%
FDR 112.84% 140.48% 111.79% 90.04%
Faktor Rasio Tahun 2015 (Triwulan)
I II III IV
Capital CAR 24,80% 21,88% 21,37% 20,30%
Earning ROA 1,56% 1,22% 1,13% 1,12%
BOPO 85,61% 88,80% 89,57% 89,33%
Risk
Profile NPF 0.64% 0.56% 1.24% 1,94%
FDR 96,43% 96,43% 96,10% 96.43%
Tabel 4.10
Rata-rata penilaian rasio 2 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah IPO
Faktor Rasio 2 tahun sebelum IPO (2012 dan 2013) Rata-rata
I II III IV
Capital CAR 43,40% 34,38% 27,11% 26,51% 32,85%
Earning ROA 2,53% 2,68% 2,54% 2,16% 2,47%
BOPO 64,50% 62,48% 61,95% 66,03% 63,74%
Risk
Profile
NPF 0,60% 0,39% 0,58% 0,48% 0,51%
FDR 130,63% 125,74% 131,14% 107,14% 123,66%
Faktor Rasio 2 tahun Sesudah IPO (2014 dan 2015)
Rata-rata I II III IV
Capital CAR 27,97% 23,70% 23,76% 26,10% 25,38%
Earning ROA 1,50% 1,43% 1,47% 1,55% 1,48%
BOPO 83,14% 82,85% 81,23% 78,90% 81,53%
Risk
Profile NPF 0,79% 0,56% 0,83% 1,11% 0,82%
FDR 104,63% 118,45 103,94 93,23% 105,06%
a. CAR (Capital Adequacy Ratio)
Berdasarkan hasil data yang telah dihitung diatas, 2 tahun
sebelum melakukan IPO, Bank Panin Dubai Syariah memiliki rata-
rata nilai rasio CAR sebesar 43,40%, 34,38%, 27,11% dan 26,51%
pada triwulan I sampai IV di tahun 2012 dan 2013, sedangkan rata-
64
rata nilai rasio CAR 2 tahun sesudah melakukan IPO sebesar
27,97%, 23,70%, 23,76%, dan 26,10% pada triwulan I sampai IV
di tahun 2014 dan 2015. Hal ini menunjukan bahwa rasio CAR
Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah melakukan IPO
mengalami fluktuasi.
Pada tahun 2012 dan 2013 sebelum Bank Panin Dubai
Syariah melakukan IPO rata-rata nilai tertinggi pada rasio CAR
terdapat di triwulan pertama yaitu sebesar 43,40% nilai tersebut
termasuk dalam peringkat 1 sangat memadai. Sedangkan nilai
terendah terdapat pada triwulan keempat yang mengalami
penurunan sebesar 0,6% pada triwulan sebelumnya sehingga
menjadi 26,51% nilai tersebut termasuk peringkat sangat baik.
Pada tahun 2014 dan 2015 setelah IPO rata-rata nilai
tertinggi rasio CAR terdapat di triwulan pertama yaitu sebesar
27,97% nilai tersebut termasuk dalam peringkat 1 yaitu sangat
memadai. Sedangkan nilai terendah terdapat pada triwulan kedua
yang mengalami penurunan sebesar 4,27% dari triwulan
sebelumnya sehingga menjadi 23,70% nilai tersebut termasuk
peringkat 1 yaitu sangat memadai.
Kinerja Bank Panin Dubai Syariah ditahun 2012 dan 2013
sebelum IPO mengalami penurunan dari triwulan pertama sampai
triwulan keempat. Penurunan nilai rasio CAR disebabkan karena
adanya penurunan modal inti dan modal pelengkap yang dimiliki
Bank Panin Dubai Syariah pada tahun 2012 dan 2013.
Kinerja Bank Panin Dubai Syariah ditahun 2014 dan 2015
setelah melaukan IPO mengalami nilai fluktuasi. Peningkatan dan
penurunan kinerja di tahun 2014 dan 2015 disebabkan karena
penurunan nilai modal inti dan modal pelengkap yang dimiliki.
Pada triwulan kedua terjadi penurunan nilai CAR sebanyak 4,27%.
Sedangkan Peningkatan rasio CAR terjadi di triwulan ketiga
sebesar 0,06% dan keempat sebesar 3,34%. Hal tersebut bisa
65
dikarenakan pada tahun 2014 dan 2015 Bank Panin Dubai Syariah
mendapatkan dana segar dan dana tambahan dari hasil kegiatan
IPO.
Gambar 4.6 Diagram perbandingan CAR sebelum dan sesudah IPO
Berdasarkan hasil diatas, diketahui nilai rata-rata rasio CAR
sebelum IPO sebesar 32,85%. sedangkan nilai rata-rata rasio CAR
Bank Panin Dubai Syariah setelah IPO sebesar 25,38%, karena
nilai rata-rata rasio CAR Bank Panin Dubai Syariah sebelum IPO
lebih tinggi dari nilai rata-rata rasio CAR sesudah IPO maka ini
menunjukan bahwa kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum
IPO lebih baik dari kinerja Bank Panin Dubai Syariah sesudah IPO
dilihat dari rasio CAR-nya.
b. ROA (Return On Assets)
Berdasarkan perhitungan diatas, Bank Panin Dubai Syariah
Sebelum melakukan IPO memiliki rata-rata nilai rasio ROA
sebesar 2,53%, 2,68%, 2,54% dan 2,16% pada triwulan I sampai
IV di tahun 2012 dan 2013. Kemudian nilai rasio ROA sesudah
melakukan IPO sebesar 1,50%, 1,43%, 1,47% dan 1,55% pada
triwulan I sampai IV di tahun 2014 dan 2015. Hal ini menunjukan
bahwa rasio ROA Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah
melakukan IPO mengalami fluktuasi. Nilai rasio ROA tertinggi
sebelum IPO terdapat pada triwulan kedua yang mengalami
kenaikan sebesar 0,15% dari triwulan sebelumnya sehingga
32,85%25,38%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
sebelum IPO sesudah IPO
Perbandingan Rasio CAR
Series 1
66
menjadi 2,68% di triwulan kedua. nilai tersebut termasuk peringkat
1 yaitu sangat memadai. Sedangkan nilai terendah terdapat pada
triwulan keempat yaitu sebesar 2,16% nilai tersebut termasuk
peringkat 1 sangat memadai.
Pada tahun 2012 dan 2013 sebelum IPO tren rasio ROA
cendrung mengalami penurunan hanya di triwulan kedua bank
mengalami peningkatan. Sedangkan pada tahun 2014 dan 2015
setelah IPO nilai rasio ROA mengalami fluktuasi. Penurunan nilai
ROA terjadi di triwulan kedua sedangkan di triwulan ketiga dan
keempat menglami peningkatan. Nilai tertinggi terdapat pada akhir
triwulan yang mengalami kenaikan sebesar 0,08% pada triwulan
sebelumnya sehingga menjadi 1,55% Nilai tersebut mauk pada
peringkat 2 yaitu memadai. Sedangkan nilai terendah terdapat pada
triwulan kedua sebesar 1,43% nilai tersebut termasuk memadai.
Gambar 4.7 Perbandingan ROA sebelum dan sesudah IPO
Berdasarkan hasil diatas, diketahui rata-rata rasio ROA Bank
Panin Dubai Syariah sebelum IPO memiliki nilai sebesar 2,47%.
sedangkan rata-rata rasio ROA Bank Dubai Syariah setelah IPO
memiliki nilai sebesar 1,48%. Karena nilai rata-rata rasio ROA
Bank Panin Dubai Syariah sebelum IPO lebih besar dari rata-rata
rasio ROA sesudah IPO maka ini menunjukan bahwa kinerja Bank
Panin Dubai Syariah sebelum IPO lebih baik dari pada kinerja
Bank Panin Dubai Syariah sebelum IPO dilihat dari ROA-nya.
0,00%
1,00%
2,00%
3,00%
sebelum IPO sesudah IPO
Perbandingan Rasio ROA
Series 1
67
c. BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional)
Berdasarkan data yang telah dihitung diatas, Bank Panin
Dubai Syariah Sebelum melakukan IPO memiliki nilai-nilai rasio
BOPO sebesar 64,50%, 62,48%, 61,95% dan 66,03% pada
triwulan I sampai IV di tahun 2012 dan 013, sedangkan nilai-nilai
rasio BOPO sesudah melakukan IPO sebesar 83,14%, 82,85%,
81,23% % dan 78,90% pada triwulan I sampai IV di tahun 2014
dan 2015. Hal ini menunjukan bahwa rasio BOPO Bank Panin
Dubai Syariah sebelum dan sesudah melakukan IPO mengalami
fluktuasi. Pada tahun 2012 dan 2013 sebelum IPO nilai tertinggi
rasio BOPO terdapat pada triwulan keempat yang mengalami
kenaikan sebesar 4,08% dari triwulan sebelumnya sehingga
menjadi 66,03% nilai tersebut termasuk peringkat 1 yaitu sangat
memadai. Sedangkan nilai terendah terdapat di triwulan pertama
yaiitu sebesar 64,50% nilai tersebut juga termasuk peringkat 1
yaitu sangat memadai.
Pada tahun 2014 dan 2015 setelah Bank Panin Dubai Syariah
melakukan IPO nilai tertinggi rasio BOPO terdapat di triwulan
pertama yaitu sebesar 83,14% nilai tersebut termasuk peringkat 2
yaitu memadai. sedangkan nilai terendah terdapat pada triwulan
keempat yang mengalami penurunan sebesar 2,33% dari triwulan
sebelumnya sehingga menjadi 78,90% nilai tersebut termasuk
peringkat 1 yaitu sangat memadai.
Kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum IPO dilihat dari
rasio BOPO mengalami penurunan nilai dari triwulan kedua dan
triwulan ketiga sedangkan di triwulan keempat mengalami
peningkatan nilai. Hal ini menunjukan bahwa dari triwulan kedua
dan ketiga bank megalami peningkatan kinerja sedangkan diakhir
triwulan menglami penurunan kinerja, namun nilai rasio BOPO
masih berada dibawah 83% yang menunjukan bahwa kinerja Bank
Panin Dubai Syariah sebelum IPO masih sangat memadai.
68
Peningkatan kinerja ini disebabkan karena biaya operasional yang
dimiliki lebih kecil dibandingkan dengan pendapatan
operasionalnya, terbilang bahwa biaya operasional diakhir tahun
2013 hanya mencapai 83,441 (dalam jutaan) sedangkan
pendapatan operasionalnya mencapai 168.013 (dalam jutaan).
Pada kinerja Bank Panin Dubai Syariah setelah IPO
mengalami peningkatan kinerja dari triwulan kedua sampai
triwulan keempat, hal ini menunjukan kinerja Bank Panin Dubai
Syariah setelah IPO semakin membaik. Meskipun nilai BOPO
yang didapatkan tidak sebaik ketika sebelum IPO. Peningkatan
kinerja dilihat dari rasio BOPO dipengaruhi dengan pendapatan
operasional yang lebih besar dibanding dengan biaya operasional
yang lebih kecil. Sehingga Bank Panin Dubai Syariah mampu
mengefisiensikan pendapatan operasionalya terhadap beban
operasionalnya.
Gambar 4.8 diagram perbanidngan BOPO sebelum dan sesudah IPO
Berdasarkan hasil data diatas, diketahui nilai rata-rata rasio
BOPO Bank Panin Dubai Syariah sebelum IPO sebesar 63,74%.
sedangkan nilai rata-rata rasio BOPO Bank Panin Dubai Syariah
setelah IPO sebesar 81,53%. Karena nilai rata-rata rasio BOPO
pada Bank Panin Dubai Syariah sebelum IPO lebih kecil dari nilai
rasio BOPO Bank Panin Dubai Syariah setelah IPO, maka ini
menunjukan bahwa kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum
0
20
40
60
80
100
sebelum IPO sesudah IPO
Perbandingan Rasio BOPO
Series 1
69
IPO lebih baik dari pada pada setelah IPO dilihat dari rasio BOPO-
nya.
d. NPF (Non Performing Financing)
Berdasarkan perhitungan diatas, Bank Panin Dubai Syariah
Sebelum melakukan IPO memiliki rata-rata nilai rasio NPF sebesar
0,60%, 0,39%, 0,58% dan 0,48% pada triwulan I – IV di tahun
2012 dan 2013. dan rata-rata nilai rasio NPF sesudah melakukan
IPO sebesar 0,79%, 0,56%, 0,83% dan 1,11% pada triwulan I -IV
di tahun 2014 dan 2015. Hal ini menunjukan bahwa rasio NPF
Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah melakukan IPO
mengalami fluktuasi. Nilai tertinggi rasio NPF Bank Panin Dubai
Syariah sebelum melakukan IPO yaitu sebesar 1,04% di triwulan
pertama nilai tersebut termasuk peringkat 1 yaitu sangat memadai.
Sedangkan nilai terendah terdapat pada triwulan ke-II sebesar
0,39% nilai tersebut termasuk sangat memadai.
Pada tahun 2014 dan 2015 setelah melakukan IPO nilai rasio
NPF tertinggi terdapat pada Triwulan keempat sebesar 1,11% nilai
tersebut termasuk dalam kriteria sangat memadai. Sedangkan nilai
terendah terdapat pada triwulan kedua setelah mengalami
penurunan sebesar 0,23% dari triwulan sebelumnya sehingga
menjadi 0,56% nilai tersebut termasuk kriteria sangat memadai.
Pada tahun 2012 dan 2013 nilai rasio NFP menurun di
triwulan kedua dan keempat sedangkan pada triwulan ketiga
mengalami peningkatan. Semakin kecil nilai rasio NPF maka
semakin baik kinerja Bank Panin Dubai Syariah di tahun tersebut.
Terlihat diatas bahwasanya terdapat penurunan nilai NFP diakhir
tahun 2012 dan 2013 disebabkan karena adanya penurunan kredit
yang bermasalah. hal ini menunjukan terdapat peningkatan kinerja
diakhir tahun 2012 dan 2013. Kemudaian pada tahun 2014 dan
2015 nilai rasio NFP mengalami penurunan pada triwulan kedua
70
kemudian mengalami peningkatan di triwulan ketiga dan keempat.
Peningkatan nilai NPF terjadi pada triwulan ketiga dan keempat
yang disebabkan banyakanya pembiayaan dan piutang yang
bermasalah. Sebaliknya pada triwulan kedua mengalami
penurunan yang disebabkan karena adanya penurunan pembiayaan
dan piutang yang bermasalah.
Gambar 4.9 diagram perbandingan NPF sebelum dan sesudah IPO
Berdasarkan hasil diatas, diketahui rata-rata rasio NPF Bank
Panin Dubai Syariah sebelum IPO sebesar 0,51% dan rata-rata
rasio NPF Bank Panin Dubai Syariah setelah IPO sebesar 0,82%.
Karena nilai rata-rata rasio NPF Bank Panin Dubai Syariah
sebelum IPO lebih kecil dari pada setelah IPO maka ini
menunjukan bahwa kinerja Bank Panin Dubai Syariah setelah IPO
lebih baik dari pada sebelum IPO dilihat dari rasio NPF-nya.
e. FDR (Financing to Deposit Ratio)
Berdasarkan perhitungan diatas, Bank Panin Dubai Syariah
Sebelum melakukan IPO memiliki rata-rata nilai rasio FDR sebesar
130,63%, 125,74%, 131,14%, dan 107,14% pada triwulan I – IV di
tahun 2012 dan 2013. sedangkan rata-rata nilai rasio FDR sesudah
melakukan IPO sebesar 104,63%, 118,45%, 103,94%, dan 93,23%
pada triwulan I-IV di tahun 2014 dan 2015. Hal ini menunjukan
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
sebelum IPO sesudah IPO
Perbandingan Rasio NPF
Series 1
71
bahwa rasio NPF Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah
melakukan IPO mengalami fluktuasi. Nilai tertinggi rasio FDR
Bank Panin Dubai Syariah sebelum IPO terdapat pada triwulan
ketiga yaitu sebesar 131,14% nilai tersebut masuk dalam peringkat
5 yaitu tidak memadai. Sedangkan nilai terendah terdapat pada
triwulan keempat yang mengalami penurunan sebesar 24% dari
triwulan sebelumnya sehingga menjadi 107,14% nilai tersebut
masuk pada peringkat 4 yaitu cukup memdai..
Pada tahun 2014 dan 2015 setelah melakukan IPO nilai rasio
FDR tertinggi terdapat pada triwulan kedua yang mengalami
kenaikan sebesar 13,82% dari triwulan sebelumnya sehingga
menjadi 118,45% nilai tersebut termasuk dalam kriteria kurang
memadai. Sedangkan nilai terendah terdapat pada triwulan
keempat yang mengalami penurunan sebesar 10,71% dari triwulan
sebelumnya sehingga menjadi 93,23% nilai tersebut termasuk
dalam cukup memadai.
Pada awal tahun 2012 dan 2013 tepatnya sebelum
melakukan IPO Bank Panin Dubai Syariah memiliki kinerja sangat
kurang baik karena posisi rasio FDR berada diatas nilai 120%.
Namun di pertengahan tahun nilai FDR menurun sedikt demi
sedikit sehingga berada diantara nilai 100% - 120% sehingga
membuat kinerja Bank Panin Dubai Syariah menjadi kurang
memadai. Peningkatan nilai FDR pada tahun 2012 dan 2013
disebabkan karena ketidak cukupan pendapatan yang didapatkan
dari pihak ketiga untuk menutupi pembiayaan dan piutang yang
diberikan oleh bank. Sebaliknya penurunan nilai FDR di akhir
tahun 2012 dan 2013 disebabkan karena bank mampu menutupi
pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dengan pendapatan
yang didapakan dari pihak ketiga. Namun melihat dari nilai rasio
yang masih besar pada akhir tahun 21012 dan 2013 membuktikan
bahwa Bank Panin Dubai Syariah masih belum cukup baik dalam
72
mengatur pembiayaan yang dikeluarkan dengan pendapatan yang
didapatkan dari pihak keiga.
Pada tahun 2014 dan 2015 tepatnya sesudah melakukan IPO
Bank Panin Dubai Syariah memiliki kinerja sangat kurang baik
diawal tahun hal itu disebabkan karena posisi rasio FDR diatas
100%. Sedangkan dipertengahan tahun nilai FDR menurun
sehingga mencapai nilai diantara 85% - 100% sehingga membuat
kinerja Bank Panin Dubai Syariah menjadi cukup memadai. Sama
halnya pada tahun 2012 dan 2013 sebelumnya, penurunan kinerja
terjadi karena jumlah pembiayaan yang dikeluarkan tidak
sebanding dengan pendapatan yang didapatkan dari pihak ketiga.
sebaliknya peningkatan kinerja terjadi karena jumlah pembiayaan
yang dikeluarkan sebanding dengan pendapatan yang didapatkan
dari pihak ketiga, namun pada tahun 2014 jumlah pembiayaan yang
dikeluarkan lebih besar dari pada tahun sebelumnya. Pada akhir
tahun 2014 pembiayaan yang dikeluarkan mencapai nilai
4.785.524 (dalam jutaan) sedangkan pada akhir tahun 2013
pembiayaan yang dikeluarkan hanya mencapai 2.594.825 (dalam
jutaan). Hal ini mengakibatkan pendapatan pada pihak ketiga juga
meningkat. Terbukti pada akhir tahun 2014 jumlah dana pihak
ketiga yang didapatkan mencapai 5.076.082 (dalam jutaan) lebih
besar dari pada tahun sebelumnya yang hanya mencapai 2.870.310
(dalam jutaan). Salah satu faktor yang bepengaruh terhadap
penambahan pembiayaan yang dikeluarkan Bank Panin Dubai
Syariah adalah IPO (Initial Public Offering) yang telah dilakukan
oleh Bank Panin Dubai Syariah pada tahun 2014 sehingga bank
mendapatkan dana baru.
73
Gambar 4.10 Diagram Perbandingan FDR sebelum dan Sesudah IPO
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diketahui rata-rata
rasio FDR Bank Panin Dubai Syariah sebelum IPO sebesar
123,66% dan rata-rata FDR Bank Panin Dubai Syariah sesudah
IPO sebesar 105,06%. Karena nila rata-rata rasio FDR setelah IPO
lebih kecil dari pada sebelum IPO maka ini menunjukan bahwa
kinerja Bank Panin Dubai Syariah setelah IPO lebih baik dari pada
sesudah dilihat dari rasio FDR-nya.
Tabel 4.10
Ringkasan perbandingan kinerja sebelum dan sesudah IPO
NO Rasio Kinerja Lebih
Baik
Kinerja Kurang
Baik
1 CAR Sebelum IPO SesudahIPO
2 ROA Sebelum IPO Sesudah IPO
3 BOPO Sebelum IPO Sesudah IPO
4 NPF Sebelum IPO Sesudah IPO
5 FDR Sesudah IPO Sebelum IPO
Berdasarkan tabel ringkasan diatas bahwasanya dari lima
rasio yang dianalisis dari rata-rata 2 tahun sebelum dan 2 tahun
sesudah IPO menjelaskan bahwa kinerja Bank Panin Dubai Syariah
sebelum IPO lebih baik dari pada kinerja setelah IPO.
90
100
110120
130
sebelum IPO sesudah IPO
Perbandingan Rasio FDR
Perbandingan Rasio FDR
74
2. Perbandingan Kinerja Bank Panin Dubai Syariah Sebelum dan
Sesudah IPO
Dalam membandingkan kinerja keuangan dan untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Panin
Dubai Syariah sebelum IPO dan sesudah IPO, Peniliti menggunakan uji
paired t-test. Sebelum melakukan uji paired t-test, harus dibuktikan
dahulu data yang digunakan berdistribusi normal. Sehingga diperoleh
hasil berikut :
Berdasarkan output Tests of Normality, diperoleh nilai
signifikansi pada tabel Shapiro-Wilk untuk semua rasio-rasio keuangan
Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah IPO diatas 0,05.
Karena semua nilai signifikansi lebih besar > 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa semua data rasio-rasio keuangan Bank Panin Dubai
Syariah sebelum dan sesudah IPO berdistribusi normal.
Tabel 4.11
Hasil tes uji normalitas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
CAR sebelum ipo .203 8 .200* .883 8 .202
CAR sesudah ipo .202 8 .200* .922 8 .449
ROA sebelum ipo .209 8 .200* .900 8 .292
ROA sesudah ipo .175 8 .200* .935 8 .558
BOPO sebelum ipo .223 8 .200* .927 8 .487
BOPO sesudah ipo .192 8 .200* .894 8 .254
NPF sebelum ipo .203 8 .200* .916 8 .402
NPF sesudah ipo .260 8 .119 .861 8 .121
FDR sebelum ipo .189 8 .200* .954 8 .747
FDR sesudah ipo .326 8 .013 .785 8 .020
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
75
a. Uji Beda NPF Sebelum dan Sesudah IPO
Tabel 4.12
Paired Samples Statistics NPF
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 NPF sebelum ipo .5163 8 .30265 .10700
NPF sesudah ipo .8262 8 .53989 .19088
Tabel. 4.13
Paired Samples Correlations NPF
N Correlation Sig.
Pair 1 NPF sebelum ipo & NPF sesudah ipo
8 .752 .031
Tabel 4.14
Paired Samples Test NPF
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Deviati
on Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 NPF sebelum ipo - NPF sesudah ipo
-.31000 .37071 .13107 -.61992 -.00008 -2.365 7 .050
Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat pada tabel Paired
Sample Statistics nilai rata-rata rasio NPF Bank Panin Dubai
Syariah sebelum melakukan IPO sebesar 0,5163 dengan standar
deviasi sebesar 0,30265 dan nilai rata-rata rasio NPF setelah
melakukan IPO sebesar 0.8262 dan standar deviasi 0.53989. Hal
ini berarti secara deskriptif terdapat perbedaan rata-rata kinerja
Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah melakukan IPO
ditinjau dari rasio NPF.
Pada tabel Paired Sample Correlations, diperoleh koefisien
korelasi Kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah
melakukan IPO sebesar 0.752 dengan angka sig. p-value = 0,031 <
0,05 atau signifikan.
76
Pada tabel Paired Sample Test diatas, diperoleh perbedaaan
Mean -0.31000 yang berarti selisih skor kinerja antara Bank Panin
Dubai Syariah sebelum IPO dan Bank Panin Dubai Syariah
sesudah IPO. Nilai negatif bermakna kinerja Bank Panin Dubai
Syariah sesudah IPO lebih rendah dari pada sebelum melakukan
IPO dilihat dari rasio NPF-nya. Selanjutnya nilai t hitung sebesar -
2.365 harus dibandingkan dengan nilai t tabel pada DF 3, apabila t
hitung lebih besar (>) t tabel artinya signifikan. Nilai probablitias
pada tabel sig. (2-tailed) diatas sebesar 0,050 = > 0,05 berdasarkan
hipotesis penelitian dimana P = > 0,05, maka keputusan yang
diambil adalah menolak Ho yang menyatakan ada perbedaan
kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah IPO dilihat
dari rasio NPF. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakkan
oleh Julita43 yang menyatakan adanya perbedaan dan hubungan
yang signifikan pada rasio NPF.
b. Uji Beda FDR Sebelum dan Sesudah IPO
Tabel 4.15
Paired Samples Statistics FDR
Mean N
Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 FDR sebelum ipo 1.2366 8 17.80847 6.29625
FDR sesudah ipo 1.0506 8 16.40579 5.80032
Tabel 4.16
Paired Samples Correlations FDR
N Correlation Sig.
Pair 1 FDR sebelum ipo & FDR sesudah ipo
8 .422 .297
43 Julita,SE,M.Si “Pengaruh Non Performing Loan dan Capital Adequacy Ratio Terhadap
Profitabilitas (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) ” Jurnal, H.10
77
Tabel 4.17
Paired Samples Test FDR
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1 FDR sebelum ipo - FDR sesudah ipo
1.86050 18.42862 6.51550 3.19829 34.01171 2.855 7 .024
Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat pada tabel Paired
Sample Statistics nilai rata-rata rasio FDR Bank Panin Dubai
Syariah sebelum melakukan IPO sebesar 1.2366 dengan standar
deviasi sebesar 17,80 dan nilai rata-rata rasio FDR setelah
melakukan IPO sebesar 1.0506 dengan standar deviasi 16,40. Hal
ini berarti secara deskriptif terdapat perbedaan rata-rata kinerja
Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah melakukan IPO
ditinjau dari rasio FDR.
Pada tabel Paired Sample Correlations, diperoleh koefisien
korelasi Kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah
melakukan IPO sebesar 0.422 dengan angka sig. p-value = 0,024 <
0,05 atau signifikan.
Pada tabel Paired Sample Test diatas, diperoleh perbedaaan
Mean 1.86050 yang berarti selisih skor kinerja antara Bank Panin
Dubai Syariah sebelum IPO dan Bank Panin Dubai Syariah
sesudah IPO. Nilai positif bermakna kinerja Bank Panin Dubai
Syariah sebelum IPO lebih rendah dari pada seetelah melakukan
IPO dilihat dari rasio FDR-nya. Selanjutnya nilai t hitung sebesar -
2,855 harus dibandingkan dengan nilai t tabel pada DF 3, apabila t
hitung lebih besar (>) t tabel artinya signifikan. Nilai probablitias
pada tabel sig. (2-tailed) diatas sebesar 0,024 < 0,05 berdasarkan
hipotesis penelitian dimana P = < 0,05, maka keputusan yang
diambil adalah menolak Ho yang menyatakan ada perbedaan
kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah IPO dilihat
78
dari rasio FDR. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Eni44 yang menyatakan adanya perbedaan sigifikan
pada rasio FDR.
c. Uji Beda ROA Sebelum dan Sesudah IPO
Tabel 4.18
Paired Samples Statistics ROA
Mean N
Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 ROA sebelum ipo 2.4800 8 .69914 .24718
ROA sesudah ipo 1.4913 8 .32233 .11396
Tabel 4.19
Paired Samples Correlations ROA
N Correlation Sig.
Pair 1 ROA sebelum ipo & ROA sesudah ipo
8 .843 .009
Tabel 4.20
Paired Samples Test ROA
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 ROA sebelum ipo - ROA sesudah ipo
.98875 .46107 .16301 .60329 1.37421 6.065 7 .001
Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat pada tabel Paired
Sample Statistics nilai rata-rata rasio ROA Bank Panin Dubai
Syariah sebelum melakukan IPO sebesar 2.4800 dengan standar
deviasi sebesar 0,24 dan nilai rata-rata rasio ROA setelah
melakukan IPO sebesar 1.4913 dengan standar deviasi 0,11. Hal ini
berarti secara deskriptif terdapat perbedaan rata-rata kinerja Bank
44 Eni Pertiwi “Pengaruh Kecukupan Modal dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Bank-
Bank Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013” (Skripsi : Fakultas Ekonomi, Universitas Wijaya Putra, Surabaya, 2015). H. 62
79
Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah melakukan IPO ditinjau
dari rasio ROA.
Pada tabel Paired Sample Correlations, diperoleh koefisien
korelasi Kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah
melakukan IPO sebesar 0.843 dengan angka sig. p-value = 0,009 <
0,05 atau signifikan.
Pada tabel Paired Sample Test diatas, diperoleh perbedaaan
Mean sebesar 0.98875 yang berarti selisih skor kinerja antara Bank
Panin Dubai Syariah sebelum IPO dan Bank Panin Dubai Syariah
sesudah IPO. Nilai positif bermakna kinerja Bank Panin Dubai
Syariah sebelum IPO lebih rendah dari pada sesudah melakukan
IPO dilihat dari rasio ROA-nya. Selanjutnya nilai t hitung sebesar
6.065 harus dibandingkan dengan nilai t tabel pada DF 3, apabila t
hitung lebih besar (>) t tabel artinya signifikan. Nilai probablitias
pada tabel sig. (2-tailed) diatas sebesar 0,001 < 0,05 berdasarkan
hipotesis penelitian dimana P = < 0,05, maka keputusan yang
diambil adalah menolak Ho yang menyatakan ada perbedaan
kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah IPO dilihat
dari rasio ROA. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Adhisyahfitri45 yang menyatakan adanya nilai signifikan
dalam rasio ROA
d. Uji Beda CAR Sebelum dan Sesudah IPO
Tabel 4.21
Paired Samples Statistics CAR
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 CAR sebelum ipo 32.8538 8 13.79985 4.87899
CAR sesudah ipo 24.6088 8 3.45856 1.22278
45 Adhisyahfitri Evalina Ikhsan “Analisis Kinerja Perusahaan: Sebelum Dan Sesudah Initial
Public Offering DI Bursa Efek Indonesia”, (Jurnal Ekonomi Vol : 14 No 1 , Univ. Syiah Kuala : 2011 ) H. 44
80
Tabel 4.22
Paired Samples Correlations CAR
N Correlation Sig.
Pair 1 CAR sebelum ipo & CAR sesudah ipo
8 .925 .001
Tabel 4.23
Paired Samples Test CAR
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1 CAR sebelum ipo - CAR sesudah ipo
8.24500 10.68301 3.77701 -.68622 17.17622 2.183 7 .065
Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat pada tabel Paired
Sample Statistics nilai rata-rata rasio CAR Bank Panin Dubai
Syariah sebelum melakukan IPO sebesar 32.8538 dengan standar
deviasi sebesar 13,79 dan nilai rata-rata rasio CAR setelah
melakukan IPO sebesar 24.6088 dengan standar deviasi 3,45. Hal
ini berarti secara deskriptif terdapat perbedaan rata-rata kinerja
Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah melakukan IPO
ditinjau dari rasio CAR
Pada tabel Paired Sample Correlations, diperoleh koefisien
korelasi Kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah
melakukan IPO sebesar 0,925 dengan angka sig. p-value = 0,001 >
0,05 atau signifikan.
Pada tabel Paired Sample Test diatas, diperoleh perbedaaan
Mean sebesar 8.24500 yang berarti selisih skor kinerja antara Bank
Panin Dubai Syariah sebelum IPO dan Bank Panin Dubai Syariah
sesudah IPO. Nilai positif bermakna kinerja Bank Panin Dubai
Syariah sebelum IPO lebih rendah dari pada ssesudah melakukan
IPO dilihat dari rasio CAR-nya. Selanjutnya nilai t hitung sebesar
2,183 harus dibandingkan dengan nilai t tabel pada DF 3, apabila t
81
hitung lebih besar (>) t tabel artinya signifikan. Nilai probablitias
pada tabel sig. (2-tailed) diatas sebesar 0,065 > 0,05 berdasarkan
hipotesis penelitian dimana P < 0,05, maka keputusan yang diambil
adalah menerima Ho yang menyatakan tidak ada perbedaan
signifikan antara kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan
sesudah IPO dilihat dari rasio CAR. Hal ini tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Riska46 yang menyatakan adanya nilai
signifikansi dari rasio CAR.
e. Uji Beda BOPO Sebelum dan Sesudah IPO
Tabel 4.24
Paired Samples Statistics BOPO
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 BOPO sebelum ipo 63.7438 8 8.91507 3.15195
BOPO sesudah ipo 81.5313 8 8.12578 2.87290
Tabel 4.25
Paired Samples Correlations BOPO
N Correlation Sig.
Pair 1 BOPO sebelum ipo & BOPO sesudah ipo
8 .672 .068
Tabel 4.26
Paired Samples Test BOPO
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1 BOPO sebelum ipo - BOPO sesudah ipo
-1.77875 6.94017 2.45372 -23.58962 -11.98538 -7.249 7 .000
Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat pada tabel Paired
Sample Statistics nilai rata-rata rasio BOPO Bank Panin Dubai
Syariah sebelum melakukan IPO sebesar 63.7438 dengan standar
46 Riska Nurul Fitriani “Analisis Kinerja Keuangan sebelum dan Sesudah Go public” (jurnal
Ilmu dan Riset Manajemen: Volume 5,7 Juli 2016, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia). H. 15
82
deviasi sebesar 8,91 dan nilai rata-rata rasio BOPO setelah
melakukan IPO sebesar 81.5313 dengan standar deviasi 8,12. Hal
ini berarti secara deskriptif terdapat perbedaan rata-rata kinerja
Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah melakukan IPO
ditinjau dari rasio BOPO.
Pada tabel Paired Sample Correlations, diperoleh koefisien
korelasi Kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah
melakukan IPO sebesar 0.672 dengan angka sig. p-value = 0,068 >
0,05 atau tidak signifikan.
Pada tabel Paired Sample Test diatas, diperoleh perbedaaan
Mean -1.77875 yang berarti selisih skor kinerja antara Bank Panin
Dubai Syariah sebelum IPO dan Bank Panin Dubai Syariah
sesudah IPO. Nilai negatif bermakna kinerja Bank Panin Dubai
Syariah sebelum IPO lebih tinggi dari pada sesudah melakukan
IPO dilihat dari rasio BOPO-nya. Selanjutnya nilai t hitung sebesar
-7,249 harus dibandingkan dengan nilai t tabel pada DF 3, apabila
t hitung lebih besar (>) t tabel artinya signifikan. Nilai probablitias
pada tabel sig. (2-tailed) diatas sebesar 0,000 < 0,05 berdasarkan
hipotesis penelitian dimana P = < 0,05, maka keputusan yang
diambil adalah menolak Ho yang menyatakan ada perbedaan
signifikan antara kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan
sesudah IPO dilihat dari rasio BOPO. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Inayah47 dan Widya48 yang
menyatakan adanya perbedaaan signifikan pada rasio BOPO.
47 Nur Inayah “Analisis kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Go Public”,
(Skripsi : Universitas Brawijaya, Malang, 2012) H. 13 48 Widya Wahyu Nengsih (Anlisi perbandingan Kinerja keuangan Bank Umum Syariah
dengan Bank Umum Konvensional di Indonesia. Skripsi : Fakultas Ekoni dan Bisnis, Universitas Hasanudin). H.54
83
Tabel 4.27
Ringkasan pengambilan keputusan
NO Pasangan Sig. Alfa
(α) >/<
Penolakan/
Penerimaan Ho Keterangan
1
2
3
4
5
NPF Sebelum IPO –
NPF Sesudah IPO
FDR Sebelum IPO –
FDR Sesudah IPO
ROA Sebelum IPO –
ROA Sesudah IPO
CAR Sebelum IPO –
CAR Sesudah IPO
BOPO Sebelum IPO –
BOPO Sesudah IPO
0,050
0,024
0,001
0,65
0,000
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
=/<
<
<
>
<
Ho ditolak
Ho ditolak
Ho ditolak
Ho diterima
Ho ditolak
Ada perbedaan
Ada perbedaan
Ada Perbedaan
Tidak ada perbedaan
Ada perbedaan
Berdasarkan tabel ringkasan pengambian keputusan diatas dari hasil
uji perbandingan dengan menggunkan uji Paired t-test diketahui dari lima
rasio yang di uji yaitu NPF,FDR,ROA,CAR dan BOPO pada Bank Panin
Dubai Syariah dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah IPO, Rasio ROA
dan NPF, FDR dan BOPO memiliki nilai signifikan sedangkan rasio CAR
tidak memiliki nilai signifikan. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata laba
yang dihasilkan, kredit bermasalah dan pembiayaan yang dikeluarkan serta
pengeluaran operasional yang dimiliki sangat berpengaruh terhadap kinerja
Bank Panin Dubai Syariah pada saat sebelum dan sesudah IPO.
3. Analisis Kinerja Keuangan Bank Panin Dubai Syariah Sebelum
dan sesudah Penambahan Modal
Tabel 4.28
Ringkasan penilaian Kinerja Bank Panin Dubai Syariah
Sebelum penambahan modal
Faktor Rasio Tahun 2014 (Triwulan) Rata-rata
I II III IV
Capital CAR 31.15% 25.52% 26.16% 25.69% 27.13%
Earning ROA 1.45% 1.64% 1.82% 1.99% 1,72%
BOPO 80.67% 76.90% 72.90% 68.47% 74,73%
Risk
Profile NPF 0.94% 0.57% 0.43% 0.29% 0,55%
FDR 112.84% 140.48% 111.79% 90.04% 113,78%
84
Tabel 4.29
Ringkasan Hasil penilaian Kinerja Bank Panin Dubai Syariah
Sesudah penambahan modal
Faktor Rasio Tahun 2015 (Triwulan) Rata-rata
I II III IV
Capital CAR 24,80% 21,88% 21,37% 20,30% 22,08%
Earning ROA 1,56% 1,22% 1,13% 1,12% 1,25%
BOPO 85,61% 88,80% 89,57% 89,33% 88,32%
Risk
Profile NPF 0.64% 0.56% 1.24% 1,94% 1,09%
FDR 96,43% 96,43% 96,10% 96.43% 96,43%
a. CAR (Capital Adequacy Ratio)
Berdasarkan data diatas, Bank Panin Dubai Syariah Sebelum
mendapatkan modal tambahan memiliki nilai rasio CAR sebesar
31,15%, 25,51%, 26,16%, dan 25,69% pada triwulan I sampai IV
di tahun 2014, sedangkan nilai rasio CAR sesudah mendapatkan
modal tambahan sebesar 24.80%, 21,88%, 21,37% dan 20,30%
pada triwulan I sampai IV di tahun 2015. Hal ini menunjukan
bahwa rasio CAR Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah
mendapatkan modal tambahan mengalami fluktuasi. Pada tahun
2014 sebelum penambahan modal nilai tertinggi rasio CAR
terdapat di triwulan pertama yaitu sebesar 31,15% nilai tersebut
termasuk dalam kriteria sangat memadai. Sedangkan nilai terendah
terdapat pada triwulan kedua yaitu sebesar 25,51% nilai tersebut
termasuk peringkat 1 yang artinya sangat memadai.
Pada tahun 2014 terjadi penuruan nilai CAR yang
menyebabkan penurunan kinerja Bank. Penurunan terjadi pada
triwulan kedua sebesar 5,63% dan triwulan keempat sebesar 0,47%
penurunan kenerja pada rasio CAR terjadi karena rendahnya modal
inti dan modal pelengkap yang didapatkan oleh bank Panin Dubai
Syariah. Sedangkan peningkatan nilai CAR menyebabkan
peningkatan kinerja Bank Panin Dubai Syariah. Peningkatan
terjadi pada triwulan ketiga yaitu sebesar 0,64%. peningkatan
85
tersebut terjadi karena bank memiliki modal inti dan modal
pelengkap yang cukup tinggi.
pada tahun 2015 sesudah mendapatkan modal tambahan
nilai rasio CAR mengalami penurunan dari triwulan kedua sampai
triwulan keempat, nilai tertinggi terdapat di triwulan pertama yaitu
sebesar 24,80% nilai tersebut termasuk peringkat 1 sangat
memadai, sedangkan nilai terendah terdapat di triwulan keempat
yang mengalami penurunan yaitu sebesar 1,07% pada triwulan
sebelumnya sehingga menjadi sebesar 20,30% nilai tersebut
termasuk kriteria sangat memadai. penurunan kinerja terjadi karena
total aktiva yang tertimbang menurut resiko yang sangat besar
diabandingkan modal inti yang sudah ditambahakan oleh Bank
Dubai Islami. Jika dibandingkan modal inti dan pelengkap yang
sudah ditambahkan oleh Bank Dubai Islami sebesar 1.155.138
(dalam jutaan) masih sedikit dibandingkan Aktiva tertimbang
menurut resikonya yang mencapai 5.515.585 (dalam jutaan)
Kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah
penambahan modal pada tahun 2014 dan 2015 mengalami kinerja
sangat baik dilihat dari rasio CAR-nya yang berada diatas 12%,
Gambar 4.11 diagram perbandingan CAR sebelum dan sesudah
penambahan modal
Berdasarkan hasil diatas, diketahui nilai rata-rata Bank Panin
Dubai Syariah sebelum penambahan modal pada tahun 2014
0
10
20
30
sebelumpenambahan
modal
sesudahpenambahan
modal
perbandingan rasio CAR
perbandingan rasio CAR
86
sebesar 27,13%. sedangkan nilai rata-rata rasio CAR Bank Panin
Dubai Syariah setelah penambahan modal pada tahun 2015 sebesar
22,08%. Karena nila rata-rata rasio Bank Panin Dubai Syariah
sebelum penambahan modal tahun 2014 lebih besar dari pada Bank
Panin Dubai Syariah setelah penambahan modal pada tahun 2015
maka hal ini menunjukan bahwa kinerja Bank Panin Dubai Syariah
sebelum penambahan modal di tahun 2014 lebih baik dari Bank
Panin Dubai Syariah sesudah penambahan modal di tahun 2015
dilihat dari rasio CAR-nya.
b. ROA (Return On Assets)
Berdasarkan hasil perhitungan data diatas, Bank Panin Dubai
Syariah Sebelum mendapatkan modal tambahan memiliki nilai-
nilai rasio ROA sebesar 1.45%, 1.64%, 1.82% dan 1.99% pada
triwulan I sampai IV di tahun 2014, sedangkan nilai-nilai rasio
ROA sesudah mendapatkan modal tambahan sebesar 1,56%,
1,22%, 1,13% dan 1,12% pada triwulan I sampai IV di tahun 2015.
Hal ini menunjukan bahwa rasio ROA Bank Panin Dubai Syariah
sebelum dan sesudah mendapatkan modal tambahan mengalami
fluktuasi. Pada awal tahun 2014 nilai rasio ROA mengalami
kenaikan dari awal sampai akhir triwulan. Hal ini menyebabkan
peningkatan terhadap kinerjanya. Nilai tertinggi terdapat pada
akhir triwulan yang mengalami kenaikan sebesar 0,17% pada
triwulan sebelumnya sehingga menjadi 1,99% Nilai tersebut
termasuk peringkat 2 yaitu memadai.
Pada Bank Panin Dubai Syariah sesudah penambahan modal
nilai rasio ROA mengalami penurunan dari triwulan pertama
sampai triwulan keempat hal ini menunjukan terdapat penurunan
kinerja pada rasio ROA di tahun 2015, nilai ROA tertinggi terdapat
pada triwulan pertama yaitu sebesar 1,56%nilai tersebut masuk
dalam peringkat 2 yaitu memadai.
87
Peningkatan kinerja bank sebelum IPO dikarenakan laba
yang didapatkan di tahun tersebut sebanding dengan total aktiva
yang dimiliki. namun nilai ROA tertinggi masih diantara 1,25% -
0,5% hal ini menunjukan penilaian kinerja Bank Panin Dubai
Syariah sebelum penambahan modal masih cukup baik dilihat dari
rasio ROA-nya. Sama halnya dengan tahun 2014 sebelum
penambahan modal, di tahun 2015 nilai rasio ROA menurun
sehingga menyebabkan penurunan kinerja. Penurunan tersebut
tterjaadi karena jumlah laba yang didapatkan tidak sebanding
dengan total aktiva di tahun 2015.
Gambar 4.12 diagram perbandingan ROA sebelum dan sesudah penambahan modal
Berdasarkan hasil diatas, diketahui nilai rata-rata rasio ROA
pada Bank Panin Dubai Syariah sebelum penambahan modal pada
tahun 2014 sebesar 1,72%, sedangkan nilai rata-rata rasio ROA
pada Bank Panin Dubai Syariah setelah penambahan modal pada
tahun 2015 sebesar 1,25%. karena nilai rata-rata rasio ROA Bank
Panin Dubai Syaraiah sebelum penambahan modal pada tahun
2014 lebih besar dari sesudah penambahan modal pada tahun 2015,
maka hal ini menunjukan bahwa kinerja Bank Panin Dubai Syariah
sebelum penambahan modal pada tahun 2014 lebih baik dari pada
sesudah penambahan modal pada tahun 2015 dilihat dari rasio
ROA-nya.
0
0,5
1
1,5
2
sebelumpenambahan
modal
sesudahpenambahan
modal
perbandingan rasio ROA
perbandingan rasio ROA
88
c. BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional)
Berdasarkan data diatas, Bank Panin Dubai Syariah Sebelum
mendapatkan modal tambahan di tahun 2014 memiliki nilai-nilai
rasio BOPO sebesar 80.67%, 76.90%, 72.90% dan 68.47% pada
triwulan I sampai IV, sedangkan nilai-nilai rasio BOPO sesudah
mendapatkan modal tambahan di tahun 2015 sebesar 85,61%,
88,80%, 89,57% dan 89,33% pada triwulan I sampai IV. Hal ini
menunjukan bahwa rasio BOPO Bank Panin Dubai Syariah
sebelum dan sesudah mendapatkan modal tambahan mengalami
fluktuasi. Pada tahun 2014 sebelum Bank Panin Dubai Syariah
mendapat modal tambahan nilai tertinggi rasio BOPO terdapat di
triwulan pertama yaitu sebesar 80,67% nilai tersebut termasuk
perangkat 1 yaitu sangat memadai. sedangkan nilai terendah
terdapat pada triwulan keempat yang mengalami penurunan
sebesar 4,16% dari triwulan sebelumnya sehingga menjadi 68,47
% nilai tersebut termasuk kriteria sangat baik.
Pada Tahun 2015 nilai tertinggi pada Bank Panin Dubai
Syariah terdapat di triwulan kedetiga yang mengalami kenaikan
sebesar 0,77% dari triwuan sebelumnya sehingga menjadi 89,57%
nilai tersebut termasuk dalam peringkat 5 yaitu tidak memadai,
sedangkan nilai terendah terdapat di triwulan pertama yaitu sebesar
85,61% nilai tersebut termasuk peringkat 3 cukup memadai.
Pada tahun 2014 sebelum penambahan modal nilai rasio
BOPO mengalami penurunan nilai. hal itu menyebabkan
peningkatan kinerja pada bank Panin Dubai Syariah. Penurunan
terjadi secara terus menerus. Penurunan nilai BOPO disebabkan
karena nilai pendapatan operasional lebih besar dari pada biaya
operasional.
Pada Tahun 2015 peningkatan terjadi pada triwulan kedua
dan ketiga sedangkan pada triwulan keempat mengalami
penurunan. Penurunan nilai BOPO mengakibatkan peningkatan
89
terhadap kinerja Bank Panin Dubai Syariah. Penurunan nilai
BOPO diakibatkan karena pendapatan operasional yang seimbang
dengan biaya yang dikeluarkan.
Gambar 4.13 diagram perbandingan BOPO sebelum dan sesudan penambhan
modal
Berdasarkan hasil diatas, diketahui rata-rata nilai rasio
BOPO pada Bank Panin Dubai Syariah sebelum penambahan
modal di tahun 2014 sebesar 74,73% sedangkan nilai Rata-rata
rasio BOPO pada Bank Panin Dubai Syariah setelah penambahan
modal di tahun 2015 sebesar 88,32%. karena nilai rata-rata rasio
BOPO Bank Panin Dubai Syariah sebelum penambahan modal di
tahun 2014 lebih kecil dari Bank Panin Dubai Syariah setelah
penambahan modal di tahun 2015 hal ini menunjukan bahwa
kinerja Bank Panin Dubai Syarah sebelum penambahan modal di
tahun 2014 lebih baik dari Bank Panin Dubai Syariah setelah
penambahan modal di tahun 2015 dilihat dari rasio BOPO-nya.
d. NPF (Non Performing Financing)
Berdasarkan data diatas, Bank Panin Dubai Syariah Sebelum
mendapatkan modal tambahan memiliki nilai-nilai rasio NPF
sebesar 0.94%, 0.57%, 0.43% dan 0.29% pada triwulan I sampai
IV di tahun 2014, sedangkan nilai-nilai rasio NPF sesudah
mendapatkan modal tambahan sebesar 0.64%, 0.56%, 1.24% dan
657075808590
sebelumpenambahan
modal
sesudahpenambahan
modal
perbandingan rasio BOPO
perbandingan rasio BOPO
90
1,94% pada triwulan I sampai IV di tahun 2015. Hal ini
menunjukan bahwa rasio NPF Bank Panin Dubai Syariah sebelum
dan sesudah mendapatkan modal tambahan modal mengalami
fluktuasi. Pada tahun 2014 sebelum mendapatkan tambahan modal
nilai rasio NPF tertinggi terdapat pada Triwulan kesatu sebesar
0,94% nilai tersebut termasuk dalam pering 1 strong sangat
memadai. Sedangkan nilai terendah terdapat pada triwulan
keempat setelah mengalami penurunan sebesar 0,14% dari triwulan
sebelumnya sehingga menjadi 0,29% nilai tersebut termasuk
masuk peringkat 1 strong sangat memadai.
Pada tahun 2015 setelah penambahan modal nilai NPF Bank
Panin Dubai Syariah mengalami peningkatan di triwulan ketiga
dan keempat. sedangkan pada triwulan kedua mengalami
penurunan sebesar 0,08% dari triwulan sebelumnya. nilai tertinggi
terdapat pada triwulan keempat sebesar 1,94% nilai tersebut
termasuk kategori baik, sedangkan nilai terendah terdapat pada
triwulan kedua yaitu sebesar 0,56% nilai tersebut termasuk dalam
pringkat strong yaitu sangat memadai.
Pada triwulan kedua sampai keempat mengalami penurunan
yang disebabkan karena adanya penurunan pembiayaan dan
piutang yang bermasalah. Hal ini menunjukan bahwasnya terdapat
peningkatan kinerja pada akhir tahun 2014. Sama halnya pada
tahun 2014, di tahun 2015 tepatnya sesudah Bank Panin Dubai
Syariah mendapatkan modal Tambahan peningkatan nilai NPF di
triwulan ketiga dan keempat mengakibatkan penurunan kinerja, hal
itu disebabkan karena masih banyaknya pembiayaan dan piutang
yang bermasalah. Sebaliknya pada triwulan kedua mengalami
peningkatan kinerja hal itu disebabkan karena sedikitnya
pembiayaan atau piutang yang bermasalah. Kinerja Bank Panin
Dubai Syariah sebelum dan sesudah penambahan modal memiliki
kinerja yang sangat memadai.
91
Gambar 4.14 diagram perbandingan NPF sebelum dan sesudah penambahan
modal
Berdasarkan hasil diatas, rata-rata nilai rasio NPF Bank
Panin Dubai Syariah sebelum mendapatkan modal tambahan
sebesar 0,55%, sedangkan rata-rata nilai NPF Bank Panin Dubai
Syariah setelah penambahan modal sebesar 1,09%. Karena nilai
rata-rata rasio NPF Bank Panin Dubai Syariah sebelum
penambahan modal lebih rendah dari nilai rata-rata rasio Bank
Panin Dubai Syariah setelah penambahan modal, maka ini
menunjukan bahwa kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum
penambahan modal lebih baik dari pada setelah penambahan modal
dilihat dari rasio NPF-nya.
e. FDR (Financing to Deposit Ratio)
Berdasarkan data diatas, Bank Panin Dubai Syariah Sebelum
mendapatkan modal tambahan memiliki nilai-nilai rasio FDR
sebesar 112.84%, 140.48%, 111.79% dan 90.04% pada triwulan I
sampai IV di tahun 2014, sedangkan nilai-nilai rasio NPF sesudah
mendapatkan modal tambahan sebesar 96,43%, 96,43%, 96,10%
dan 96.43% pada triwulan I sampai IV di tahun 2015. Hal ini
menunjukan bahwa rasio FDR Bank Panin Dubai Syariah sebelum
dan sesudah mendapatkan modal tambahan mengalami fluktuasi.
00,5
11,5
22,5
sebelumpenambahan
modal
sesudahpenambahan
modal
Perbandingan rasio NPF
Perbandingan rasio NPF
92
Pada tahun 2014 sebelum penambahan modal nilai rasio
FDR tertinggi terdapat pada triwulan kedua yang mengalami
kenaikan sebesar 27.64% dari triwulan sebelumnya sehingga
menjadi 140,48% nilai tersebut termasuk dalam peringkat 5
unsatisfactory artinya tidak memadai. Sedangkan nilai terendah
terdapat pada triwulan keempat yang mengalami penurunan
sebesar 21,75% dari triwulan sebelumnya sehingga menjadi
90,04% nilai tersebut termasuk dalam peringkat pair artinya cukup
memadai.
Pada tahun 2015 setelah penambahan modal rasio FDR Bank
Panin cendrung flat, hanya di triwulan ketiga mengalami
penurunan nilai sebasar 0,33% dari triwulan sebelumnya.
Penurunan nilai FDR mengkibatkan peningkatan kinerja bank
meskipun hanya sedikt selisihnya. Penurunan kinerja bank
disebabkan karena pembiayaan yang dikeluarkan jauh lebih besar
dari pada dana yang didapatkan dari pihak ketiga. tercatat diakhir
tahun 2014 nilai pembiayaan yang didapatkan sebesar 4.785.524
(dalam jutaan) lebih kecil dari pada dana yang didapatkan dari
pihak ketiga yaitu sebesar 5.076.082 (dalam jutaan). Hal ini
menyebabkan kinerja bank masuk dalam kriteria cukup baik
diakhir tahun 2014.
Pada tahun 2014 tepatnya sebelum Bank Panin Dubai
Syariah mendapatkan modal tambahan. Nilai rasio FDR
mengalami peningkatan pada triwulan kedua sebesar 27,64% dari
triwulan sebelumnya. sedangkan pada triwulan ketiga dan keempat
mengalami penurunan sebesar 28,69% dan 21,75% dari triwulan
sebelumnya. nilai tertinggi pada rasio NPF ditahun 2014 terdapat
pada triwulan kedua sebesar 140,48% nilai tersebut masuk dalam
peringkat 5 unsatisfactory artinya tidak memadai. sedangkan nilai
terendah terapat pada triwulan keempat yaitu sebesar 90,04% nilai
tersebut masuk dalam peringkat fair atau cukup memadai.
93
Gambar 4.15 diagram perbandingan FDR sebelum dan sesudah
penambahan modal
Berdasarkan hasil diatas, diketahui nilai rata-rata rasio FDR
Bank Panin Dubai Syariah sebelum penambahan modal sebesar
113.78%, sedangkan nilai rata-rata rasio FDR Bank Panin Dubai
Syariah sesudah penambahan modal sebesar 96,43%. karena nilai
rata-rata rasio FDR Bank Panin Dubai Syariah sesudah
penambahan modal lebih kecil dari pada Bank Panin Dubai Syariah
sebelum penambahan modal maka ini menunjukan bahwa kinerja
Bank Panin Dubai Syariah sesudah penambahan modal lebih baik
dari pada sebelum penambahan modal.
Tabel 4.30
Ringkasan perbandingan kinerja sebelum dan sesudah penambahan modal
NO Rasio Kinerja Lebih Baik Kinerja Kurang Baik
1 CAR Sebelum penambahan modal Sesudah penabambahan modal
2 ROA sebelum penabambahan modal Sesudah penambahan modal
3 BOPO Sebelum penambahan modal Sesudah penabambahan modal
4 NPF Sebelum penambahan modal Sesudah penabambahan modal
5 FDR Sesudah penabambahan modal Sebelum penabambahan modal
Berdasarkan tabel ringkasan diatas dari lima rasio yang
dianalisis tiga rasio menyatakan bahwa Bank Panin Dubai Syariah
sebelum mendapatkan modal tambahan dari Dubai Islamic Bank
mengalami kinerja lebih baik dari pada sesudah penambahan
modal. Sedangkan dau rasio lainya menyatakan bahwa kinerja
80
90
100
110
120
sebelumpenambahan
modal
sesudahpenambahan
modal
perbandingan rasio FDR
perbandingan rasio FDR
94
yang baik yaitu setelah penambahan modal. Maka hal ini
menunjukan bahwa kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum
penambahan modal lebih baik dari pada kinerja ssudah
penambahan modal.
4. Perbandingan Kinerja Bank Panin Dubai Syariah Sebelum dan
Sesudah Penambahan Modal
Dalam membandingkan kinerja keuangan dan untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Panin
Dubai Syariah sebelum penambahan modal dan sesudah penambahan
modal, Peniliti menggunakan uji paired t-test. Sebelum melakukan uji
paired t-test, harus dibuktikan dahuku data yang digunakan
berdistribusi normal. Sehingga diperoleh hasil berikut :
Tabel 4.31
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
car sebelum modal .391 4 . .716 4 .018
car sesudah modal .293 4 . .909 4 .476
roa sebelum modal .159 4 . .992 4 .969
roa sesudah modal .322 4 . .786 4 .080
bopo sebelum modal .160 4 . .992 4 .969
bopo sesudah modal .351 4 . .777 4 .067
npf sebelum modal .232 4 . .943 4 .672
npf sesudah modal .261 4 . .895 4 .405
fdr sebelum modal .268 4 . .947 4 .700
fdr sesudah modal .441 4 . .630 4 .011
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan output Tests of Normality, diperoleh nilai
signifikansi pada tabel Shapiro-Wilk untuk semua rasio-rasio keuangan
Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah penambahan modal
diatas 0,05. Karena semua nilai signifikansi lebih besar > 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa semua data rasio-rasio keuangan Bank Panin
Dubai Syariah sebelum dan sesudah IPO berdistribusi normal.
95
a. Uji Beda NPF Sebelum dan Sesudah Penambahan Modal
Tabel 4.32
Paired Samples Statistics NPF
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 npf sebelum modal .5575 4 .27945 .13972
npf sesudah modal 1.0950 4 .63987 .31993
Tabel 4.33
Paired Samples Correlations NPF
N Correlation Sig.
Pair 1 npf sebelum modal & npf sesudah modal
4 -.793 .207
Tabel 4.34
Paired Samples Test NPF
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 npf sebelum modal - npf sesudah modal
-.53750 .87808 .43904 -1.93472 .85972 -
1.224 3 .308
Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat pada tabel Paired
Sample Statistics nilai rata-rata rasio NPF Bank Panin Dubai
Syariah sebelum melakukan mendapatkan dana tambahan sebesar
0,5575 dengan standar deviasi sebesar 0,27 dan nilai rata-rata rasio
NPF setelah mendapatkan modal tambahan sebesar 1,09 dengan
standar deviasi 0,63. Hal ini berarti secara deskriptif terdapat
perbedaan rata-rata kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan
sesudah mendapatkan modal tambahan ditinjau dari rasio NPF.
Pada tabel Paired Sample Correlations, diperoleh koefisien
korelasi Kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah
mendapatkan modal tambahan sebesar -0,793 dengan angka sig. p-
value = 0,207 > 0,05 atau tidak signifikan.
96
Pada tabel Paired Sample Test diatas, diperoleh perbedaaan
Mean -0.227 yang berarti selisih skor kinerja antara Bank Panin
Dubai Syariah sebelum dan sesudah penambahan modal. Nilai
negatif bermakna kinerja Bank Panin Dubai Syariah sesudah
penambahan modal lebih rendah dari pada sebelum penambahan
modal dilihat dari rasio NPF-nya. Selanjutnya nilai t hitung sebesar
-1,224 harus dibandingkan dengan nilai t tabel pada DF 3, apabila
t hitung lebih besar (>) t tabel artinya signifikan. Nilai probablitias
pada tabel sig. (2-tailed) diatas sebesar 0,308 > 0,05 berdasarkan
hipotesis penelitian dimana P = > 0,05, maka keputusan yang
diambil adalah menerima Ho yang menyatakan tidak ada
perbedaan signifikan antara kinerja Bank Panin Dubai Syariah
sebelum dan sesudah IPO dilihat dari rasio NPF-nya. Hal ini tidak
sejalan dengan penilitian yang dilakukan oleh Sasa, Saifi dan
Husaini49 yang menyatakn adanya perbedaan dan pengaruh
signifikan pada rasio NPF.
b. Uji Beda FDR Sebelum dan Sesudah Penambahan Modal
Tabel 4.35
Paired Samples Statistics FDR
Mean N Std. Deviation
Std. Error Mean
Pair 1 fdr sebelum modal 1.13792 4 20.66657 10.33328
fdr sesudah modal 96.3475 4 .16500 .08250
Tabel 4.36
Paired Samples Correlations FDR
N Correlation Sig.
Pair 1 fdr sebelum modal & fdr sesudah modal
4 .064 .936
49 Sasa Elida Sovia, Muhamad Saifi dan Achmad Husaini, Analisi Perbandingan Kinerja
Keuangan Bank Konvensional dan Bank Syariah berdasarkan Rasio keuangan Bank (Studi Pada Bank Konvensional yang Terdaftar di Bursa Efe Indonesia yang memiliki Bank Umum Syariah Periode 2012-2014). (Jurnal : Fakultas Ilmu Admnisistrasi, Universitas Brawijaya, Malang) H. 6
97
Tabel 4.37
Paired Samples Test FDR
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 fdr sebelum modal - fdr sesudah modal
1.744001 20.65659 10.32830 -15.42925 50.30925 1.689 3 .190
Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat pada tabel Paired
Sample Statistics nilai rata-rata rasio FDR Bank Panin Dubai
Syariah sebelum mendapatkan modal tambahan sebesar 1,137
dengan standar deviasi sebesar 20,66 dan nilai rata-rata rasio FDR
setelah mendapatkan penambahan modal sebesar 96,34 dengan
standar deviasi 0,165. Hal ini berarti secara deskriptif terdapat
perbedaan rata-rata kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan
sesudah mendapatkan modal tambahan ditinjau dari rasio FDR.
Pada tabel Paired Sample Correlations, diperoleh koefisien
korelasi Kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah
mendapatkan modal tambahan sebesar 0,064 dengan angka sig. p-
value = 0,936 > 0,05 atau tidak signifikan.
Pada tabel Paired Sample Test diatas, diperoleh perbedaaan
Mean 1,744 yang berarti selisih skor kinerja antara Bank Panin
Dubai Syariah sebelum dan sesudah penambahan modal. Nilai
positif bermakna kinerja Bank Panin Dubai Syariah sesudah
penambahan modal lebih tinggi dari pada sebelum penambahan
modal dilihat dari rasio FDR-nya. Selanjutnya nilai t hitung sebesar
1,689 harus dibandingkan dengan nilai t tabel pada DF 3, apabila t
hitung lebih besar (>) t tabel artinya signifikan. Nilai probablitias
pada tabel sig. (2-tailed) diatas sebesar 0,190 > 0,05 berdasarkan
hipotesis penelitian dimana P > 0,05, maka keputusan yang diambil
adalah menerima Ho yang menyatakan tidak ada perbedaan kinerja
98
Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah penambahan
modal dilihat dari rasio FDR. Hal ini tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sundus dan Euis50 yang
menyatakan adanya perbedaan signifikan pada rasio FDR.
c. Uji Beda ROA Sebelum dan Sesudah Penambahan Modal
Tabel 4.38
Paired Samples Statistics ROA
Mean N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pair 1 roa sebelum modal 1.7250 4 .23245 .11623
roa sesudah modal 1.2575 4 .20662 .10331
Tabel 4.39
Paired Samples Correlations ROA
N Correlation Sig.
Pair 1 roa sebelum modal & roa sesudah modal
4 -.892 .108
Tabel 4.40
Paired Samples Test ROA
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1
roa sebelum modal - roa sesudah modal
.46750 .42711 .21356 -.21213 1.14713 2.189 3 .116
Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat pada tabel Paired
Sample Statistics nilai rata-rata rasio ROA Bank Panin Dubai
Syariah sebelum mendapatkan modal tambahan sebesar 1,72
dengan standar deviasi sebesar 0,232 dan nilai rata-rata rasio ROA
setelah mendapatkan modal tambahan sebesar 1,25 dengan standar
deviasi 0,20. Hal ini berarti secara deskriptif terdapat perbedaan
50 Sundus Nur Hlimah dan Euis Komariah “Pengaruh ROA,NPL,LDR,BOPO Terhadap Nilai
Perusahaan Bank Umum” (Jurnal Akuntansi : Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol, 5 No. 1 , 2017). H. 8
99
rata-rata kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah
penambahan modal ditinjau dari rasio ROA.
Pada tabel Paired Sample Correlations, diperoleh koefisien
korelasi Kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah
melakukan IPO sebesar -0,892 dengan angka sig. p-value = 0,108
> 0,05 atau signifikan.
Pada tabel Paired Sample Test diatas, diperoleh perbedaaan
Mean sebesar 0,467 yang berarti selisih skor kinerja antara Bank
Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah mendapatkan modal.
Nilai positif bermakna kinerja Bank Panin Dubai Syariah sesudah
penambahan modal lebih tinggi dari pada sebelum penambahan
modal dilihat dari rasio ROA-nya. Selanjutnya nilai t hitung
sebesar 2,189 harus dibandingkan dengan nilai t tabel pada DF 3,
apabila t hitung lebih besar (>) t tabel artinya signifikan. Nilai
probablitias pada tabel sig. (2-tailed) diatas sebesar 0,116 > 0,05
berdasarkan hipotesis penelitian dimana P = > 0,05, maka
keputusan yang diambil adalah menerima Ho yang menyatakan
tidak ada perbedaan kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum
dan sesudah IPO dilihat dari rasio ROA. Hal ini tidak sejalan
dengan penelitian yang dialakukan oleh Adhisyahfitri51 yang
menyatakan adanya perbedaan signifikan pada rasio ROA.
d. Uji Beda CAR Sebelum dan Sesudah Penambahan Modal
Tabel 4.41
Paired Samples Statistics CAR
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 car sebelum modal 27.1300 4 2.69363 1.34682
car sesudah modal 22.0875 4 1.92446 .96223
51 Adhisyahfitri Evalina Ikhsan “Analisis Kinerja Perusahaan: Sebelum Dan Sesudah Initial
Public Offering DI Bursa Efek Indonesia”, (Jurnal Ekonomi Vol : 14 No 1 , Univ. Syiah Kuala : 2011 ) H. 44
100
Tabel 4.42
Paired Samples Correlations CAR
N Correlation Sig.
Pair 1 car sebelum modal & car sesudah modal
4 .933 .067
Tabel 4.43
Paired Samples Test CAR
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 car sebelum modal - car sesudah modal
5.04250 1.13447 .56724 3.23730 6.84770 8.890 3 .003
Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat pada tabel Paired
Sample Statistics nilai rata-rata rasio CAR Bank Panin Dubai
Syariah sebelum mendapatkan tambahan modal sebesar 27,13
dengan standar deviasi sebesar 2,69 dan nilai rata-rata rasio CAR
setelah penambahan modal sebesar 22,08 dengan standar deviasi
1,92. Hal ini berarti secara deskriptif terdapat perbedaan rata-rata
kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah
mendapatkan modal tambahan.
Pada tabel Paired Sample Correlations, diperoleh koefisien
korelasi Kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah
melakukan IPO sebesar 0,933 dengan angka sig. p-value = 0,067 >
0,05 atau tidak signifikan.
Pada tabel Paired Sample Test diatas, diperoleh perbedaaan
Mean sebesar 5,04 yang berarti selisih skor kinerja antara Bank
Panin Dubai Syariah sebelum sesudah mendapatkan modal
tambahan. Nilai positif bermakna kinerja Bank Panin Dubai
Syariah sesudah mendapatkan modal lebih tinggi dari pada
sebelum penambahan modal dilihat dari rasio CAR-nya.
Selanjutnya nilai t hitung sebesar 8,890 harus dibandingkan dengan
101
nilai t tabel pada DF 3, apabila t hitung lebih besar (>) t tabel
artinya signifikan. Nilai probablitias pada tabel sig. (2-tailed) diatas
sebesar 0,003 < 0,05 berdasarkan hipotesis penelitian dimana P <
0,05, maka keputusan yang diambil adalah menolak Ho yang
menyatakan ada perbedaan signifikan antara kinerja Bank Panin
Dubai Syariah sebelum dan sesudah penembahan modal dilihat
dari rasio CAR. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Riska52 dan Widya53 yang menyatakan adanya perbedaan
signifikan pada rasio CAR.
e. Uji Beda BOPO Sebelum dan Sesudah Penambahan Modal
Tabel 4.44
Paired Samples Statistics BOPO
Mean N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pair 1 bopo sebelum modal 74.7350 4 5.24496 2.62248
bopo sesudah modal 88.3275 4 1.84001 .92000
Tabel 4.45
Paired Samples Correlations BOPO
N Correlation Sig.
Pair 1 bopo sebelum modal & bopo sesudah modal
4 -.817 .183
52 Riska Nurul Fitriani “Analisis Kinerja Keuangan sebelum dan Sesudah Go public” (jurnal
Ilmu dan Riset Manajemen: Volume 5,7 Juli 2016, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia). H. 15 53 Widya Wahyu Nengsih (Anlisi perbandingan Kinerja keuangan Bank Umum Syariah
dengan Bank Umum Konvensional di Indonesia. Skripsi : Fakultas Ekoni dan Bisnis, Universitas Hasanudin). H.51
102
Tabel 4.46
Paired Samples Test BOPO
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 bopo sebelum modal - bopo sesudah modal
-1.359251 6.83174 3.41587 -
24.46332 -2.72168 -3.979 3 .028
Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat pada tabel Paired
Sample Statistics nilai rata-rata rasio BOPO Bank Panin Dubai
Syariah sebelum penambahan modal sebesar 74,73 dengan standar
deviasi sebesar 5,24 dan nilai rata-rata rasio BOPO setelah
mendapatkan modal tambahan sebesar 88,32 dengan standar
deviasi 1,84 Hal ini berarti secara deskriptif terdapat perbedaan
rata-rata kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah
penambahan modal.
Pada tabel Paired Sample Correlations, diperoleh koefisien
korelasi Kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah
melakukan IPO sebesar -0,817 dengan angka sig. p-value = 0,183
> 0,05 atau tidak signifikan.
Pada tabel Paired Sample Test diatas, diperoleh perbedaaan
Mean -1,35 yang berarti selisih skor kinerja antara Bank Panin
Dubai Syariah sebelum sesudah penambahan modal. Nilai negative
bermakna kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum
mendapatkan modal tambahan lebih tinggi dari pada sesudah
mendapatkan modal tambahan dilihat dari rasio BOPO-nya.
Selanjutnya nilai t hitung sebesar -3,979 harus dibandingkan
dengan nilai t tabel pada DF 3, apabila t hitung lebih besar (>) t
tabel artinya signifikan. Nilai probablitias pada tabel sig. (2-tailed)
diatas sebesar 0,028 < 0,05 berdasarkan hipotesis penelitian
dimana P = < 0,05, maka keputusan yang diambil adalah menolak
103
Ho yang menyatakan ada perbedaan signifikan antara kinerja Bank
Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah penambahan modal
dilihat dari rasio BOPO. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
telah dilakukan oleh Inayah54 dan Widya55 yang menyatakan
adanya perbedaan signifikan pada rasio BOPO.
Tabel 4.47
Ringkasan pengambilan keputusan
NO Pasangan Sig. Alfa
(α) >/<
Penolakan/
Penerimaan Ho Keterangan
1
2
3
4
5
NPF Sebelum modal –
NPF Sesudah modal
FDR Sebelum modal –
FDR Sesudah modal
ROA Sebelum modal –
ROA Sesudah modal
CAR Sebelum modal –
CAR Sesudah modal
BOPO Sebelum modal –
BOPO Sesudah modal
0,308
0,190
0,116
0,003
0,028
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
>
>
>
<
<
Ho diterima
Ho diterima
Ho diterima
Ho ditolak
Ho ditolak
Tidak ada perbedaan
Tidak ada perbedaan
Tidak Ada perbedaan
Ada perbedaan
Ada perbedaan
Berdasarkan tabel ringkasan pengambian keputusan diatas
dari hasil uji perbandingan dengan menggunkan uji Paired t-test
diketahui dari lima rasio yang di uji yaitu NPF,FDR,ROA,CAR dan
BOPO pada Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah
penambahan modal, hanya rasio BOPO dan CAR yang memiliki nilai
signifikan sedangkan rasio NPF,FDR dan ROA tidak memiliki nilai
signifikan. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata laba yang dihasilkan
dan tingkat efisiensi dalam operasional yang dimiliki sangat
berpengaruh terhadap kinerja keuangan Bank Panin Dubai Syariah
pada saat sebelum dan sesudah penambahan modal.
54 Nur Inayah “Analisis kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Go Public”,
(Skripsi : Universitas Brawijaya, Malang, 2012) H. 13 55 Widya Wahyu Nengsih “Anlisi perbandingan Kinerja keuangan Bank Umum Syariah
dengan Bank Umum Konvensional di Indonesia”. Skripsi : Fakultas Ekoni dan Bisnis, Universitas Hasanudin). H.54
104
C. Analisis SWOT
Analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman serta perumusan
alternatif-alternatif startegi yang akan dipilih dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.48 Matrik Analisis SWOT Kinerja Bank Panin Dubai Syariah
Faktor
Internal
Faktor Eksternal
Kekuatan (Strength
“S”)
• Mempunyai
modal yang cukup
besar
• Total Asset yang
tumbuh
• Memiliki mitra
kepemilikian
dengan Dubai
Islamic Bank
setelah IPO.
• Jalinan kerjasama
yang baik dengan
para pemegang
saham.
Kelemahan(Weakness“W”)
• Tingginya beban
operasional Bank.
• Masih kurang tepatnya
penyaluran dana pada
pihak ketiga
• Masih kurang baiknya
permasalahan pada
kredit bermasalah.
• Pendapatan
penyaluran dana dan
pendapatan
operasional yang
rendah
• Naiknya beban bagi
hasil untuk pemilik
dana investasi.
Peluang
(Oppertunities “O”)
• Harga saham
bank panin
syariah yang
meningkat.
• Sektor Ritel yang
baik
Strategi “SO”
• Membuat jaringan
dan Infraktruktur
teknologi
penunjang yang
lebih besar.
Strategi “WO”
• Meningkatkan
pembiayaan di sektor
ritel
• Menjaga penyebaran
saham yang beredar
dimasyarakat.
Ancaman (Threats
“T”)
Startegi “ST”
• Meningkatkan
daya jual baru
Startegi “WT”
• Penyaluran dana
kepada masyarakat
105
• Naiknya porsi
hak pemilik dana
atas dana bagi
hasil syirkah
temporer.
• Daya beli saham
masyarakat yang
kecil
• Para pemegang
saham yang
semakin besar
• Pertumbuhan
ekonomi yang
tidak merata
• Berbagi
kebijakan dengan
para investor
pemegang saham
• Adanya
kebijakan
penyediaan
pencadangan
penyisihan
penghapusan
aktiva produktif
(PPAP)
• Banyaknya
perusahaan-
perusahaan yang
go public yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
(BEI) atau pasar
modal
(inovatif)
terhadap produk-
produk dengan
modal yang
efisien.
• Menjaga dan
meningkatkan
saham yang
dimiliki PT. Bank
Panin agar tidak
diakuisisi.
• Meningkatkan
iklan dan
penetrasi pasar
yang agresif.
• Menjalin
hubungan dan
kerjasama
terhadap
perusahaan-
perusahaan yang
terkai dengan
perbankan.
yang harus lebih hati-
hati dan berdasarkan
5C.
• Kebijakan terhadap
penekanan biaya
operasional dan
anggaran biaya
operasional lainya.
• Menjaga citra baik di
khalayak masyarakat.
• Meningkatkan kualitas
SDM
106
Faktor Internal :
1. Kekuatan
Modal yang dimiliki Bank Panin Dubai Syariah cukup kuat hal itu didukung
dengan adanya modal-modal yang diberikan oleh Dubai Islamic Bank selaku
pemegang saham mayoritas dan sisanya dimiliki oleh masyarakat. Dubai
Islamic Bank merupakan bank syariah pertama dan tertua yang berada di Dubai
dengan aset tinggi yang dimilikinya. hal ini akan memberikan pengalaman baru
terhadap Bank Panin Syariah agar lebih baik. Jalinan kerjasama yang dibuat
Bank Panin sangatlah baik terbukti pada tahun 2015 Dubai Islamic Bank
menambahkan modal tambahan dengan membeli lagi saham Bank Panin
Syariah selain itu jalinan kerjasama yang baik di lakukan terhadap pemegang
saham minoritas dan masyarakat tercatat pada akhir tahun 2016 terdapat 20
investor yang menanamkan modalnya di Bank Panin Syariah ...% dari asing dan
sisanya ...% dari masyarakat lokal.
2. Kelemahan
Beban biaya operasioanl yang dikeluarkan pada akhir tahun 2016 sangatlah
tinggi hal tersebut diakarenakan Bank Panin Syariah sedang mengembangkan
jaringan kantor cabang di berbagai daerah di Indonesia. Selain beban tersebut,
beban gaji pegawai dan beban bagi hasil serta pembiayaan lainya yang ikut
meningkat. Sedangkan pendapatan yang didaptkan masih belum mencapai
target dan masih rendah, hal itu disebabkan karena masih banyaknya kredit-
kredit bermasalah yang terjadi. Daya beli masyarakat terhadap produk dan
saham Bank Panin Syariah termasuk menjadi kelemahan bank. Hal tersebut
dikarenakan masih terbatasnya kebijakan-kebijakan dalam mengembangkan
produk yang sesuai dengan syariah.
107
Faktor Eksternal :
3. Peluang
Prediksi Peningkatan nilai saham di tahun yang akan datang menjadi
peluang bank Panin Syariah untuk mengambangkan kinerja. Selain itu sektor
ritel memiliki peluang untuk meningkatkan kinerja hal tersebut dikarenakan
sektor ritel memiliki margin yang sangat menguntungkan.
4. Ancaman
Naiknya porsi hak pemilik dana dalam bagi hasil merupakan ancaman yang
bisa menurunkan pendapatan karena bank harus berbagi pendapatan dengan
para pemegang saham. Sedangkan, hampir 50% saham Bank Panin Syariah
dimiliki oleh Dubai Islamic Bank dan masyarakat lainya. hal tersebut juga akan
berpengaruh terhadap kebijakan-kebijakan Bank Panin Syariah yang harus
berbagi dengan Dubai Islamic Bank sehingga menyebabkan ketidak bebasan
Bank Panin Syariah dalam menentukan kebijakan. Adanya kebijakan
penyediaan pencadangan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP)
mengakibakan pengurangan terhada profit bank. Faktor ekonomi yang tidak
merata menjadi ancaman terhadap perkembangan kinerja yang dijalani oleh
Bank Panin Dubai Syariah. Selain itu ancaman lain yang dihadapi yaitu
maraknya perusahaan-perusahaan yang listing di BEI (Bursa Efek Indonesia)
baik bank maupun non bank sehingga hal ini menjadi tantangan yang berat
untuk bersaing dalam memikat para investor-investor yang akan menanamkan
modalnya.
Dari faktor internal dan eksternal tersebut dapat ditentukan alternatif-alternatif
startegi yang dapat dipilih perusahaan yaitu :
1. Strategi SO adalah :
• Membuat jaringan dan Insfraktruktur teknologi lebih besar.
Hal ini bertujuan untuk pengembangan pembiayaan sektor
ritel yang lebih besar, karena sektor retal yang dialakukan
pada saat ini lebih kepada konsumer, perdagangan,
108
multifinance dan ada juga kerja sama dengan koperasi dan
BMT.
2. Staretgi ST adalah :
• Meningkatkan daya jual baru (inovatif) terhadap produk-
produk dengan modal yang efisien, hal ini bertujuan untuk
meningkatkan perolehan laba yang lebih besar agar bagi
hasil yang didapatkan menjadi besar pula dengan dana yang
minimalis.
• Menjaga nilai saham PT. Bank Panin, hal ini bertujuan
mencegah terjadinya akuisisi oleh Dubai Islamic Bank yang
sahamnya hampir 50%.
• Meningkatkan iklan dan penetrasi pasar yang agresif, hal ini
untuk memikat daya beli masyarakat terhadap produk atau
saham Bank Panin Syariah.
• Menjalin hubungan dan kerjasama terhadap perusahaan-
perusahaan yang terkait dengan perbankan. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan kepercayaan dan perluasan bisnis.
3. Staretgi WO adalah :
• Meningkatkan pembiayaan di sektor ritel, hal ini bertujuan
meningkatkan pendapatan dalam pembiayaan karena
pembiayaan pada sektor ritel memiliki keuntungan yang
lebih baik dari pembiayaan di sektor komersil dan corporite
yang menjadi kekuatan Bank Panin, sebanyak 60%
pembiayaan di tujukan pada sektor komersil sedangkan 40%
nya ditujukan pada sektor ritel
• Menjaga penyebaran saham yang beredar dimasyarakat. Hal
ini bertujan untuk meringankan beban pembagian hasil yang
semakin tinggi.
109
4. Strategi WT adalah :
• Penyaluran dana kepada masyarakat yang harus lebih hati-
hati dan berdasarkan 5C, hal ini bertujuan untuk mengurangi
angka nasabah yang macet. Karena hal tersebut akan
mengurangi terhadap pendapatan bank dari hasil pemberian
kredit atau pembiayaan. Prinsip penilaian 5C terdiri dari :
Caharcter yaitu penilaian terhadap latar belakang nasabah,
pola hidup nasabah dan lain-lain; Capacity yaitu penilaian
terhadap kapasitas nasabah dalam menjalankan keuangan
pada dirinya sendiri; Capital yaitu kondisi aset dan kekayaan
nasabah; Colleteral yaitu jaminan yang dijanjikan oleh
nasabah; dan Condition yaitu penilaian terhadak kondisi-
kondisi yang berubah seperti kondisi perekonomian.
• Kebijakan terhadap penekanan biaya operasional dan
anggaran biaya operasional lainya. Hal ini bertujuan untuk
membuat kebijakan-kebijakan yang menekan biaya-biaya
yang dikeluarkan bank sehingga bank menggunakan dananya
secara efisien dan tidak boros.
• Menjaga citra baik di khalayak masyarakat agar
meningkatkan kepercayaan terhadap bank.
• Meningkatkan kualitas SDM agar kinerja operasional bank
berjalan dengan lebih baik.
110
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujan untuk menganalisis kinerja Bank Panin Dubai
Syariah dari periode 2012 sampai 2016 dan untuk membandingkan kinerja
Bank Panin Dubai sayariah ketika sebelum melakukan IPO (Initial Public
Offering) di tahun 2012 - 2013 dan sesudah melakukan IPO di tahun 2014-
2015 serta sebelum penambahan modal yang diberikan oleh Dubai Islamic
Bank di tahun 2014 dan sesudah penembahan modal yang diberikan oleh
Dubai Islamic Bank di tahun 2015. Berdasarkan data rasio keuangan yang
telah dikumpulkan dan di hitung kembali serta data-data laporan lainya
dengan dianalisis menggunakan pendekatan kauntitatif mengunakan model
Paired sample t-test serta menggunakan pendekatan kualitatif dengan
model SWOT, maka diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan pendekatan deskriptif kuantitatif, dari data rasio
keuangan periode 2012 sampai 2016 menjelaskan bahwa kinerja
keuangan Bank Panin Dubai Syariah cendrung mengalami
penurunan kinerja, hal itu dilihat dari rasio CAR, ROA, BOPO dan
NPF yang kinerjanya semakin menurun tiap tahunya. Peningkatan
kinerja hanya terjadi pada rasio CAR ditahun 2014 setelah Bank
Panin Dubai Syariah melakukan IPO (Initial Public Offering). Hal
ini menunjkan bahwa IPO belum berpengaruh penting terhadap
peningkatan kinerja Bank.
2. Berdasarkan hasil pengujian statistika pada Bank Panin Dubai
Syariah sebelum dan sesudah IPO dengan menggunakan model
Paired T-test. Menjelaskan bahwa variabel NPF, FDR, BOPO dan
ROA berpengaruh signifikan terhadap IPO. Sedangkan pada rasio
CAR tidak memiliki pengaruh signifikan.
111
3. Pada Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah penambahan
modal yang diberikan oleh Dubai Islamic Bank menjelaskan bahwa
variabel CAR dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap
penambahan modal. Sedangkan pada rasio FDR,NPF dan ROA
tidak memiliki pengaruh signifikan.
4. Berdasrakan hasil analisis perbandingan antara kinerja keuangan
Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah IPO menyatakan
bahwa kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum melakukan IPO
lebih baik dari pada sesudah melakukan IPO. Sedangkan hasil
analisis perbandingan antara kinerja keuangan bank panin dubai
syariah sebelum dan sesudah penambahan modal menyatakan
bahwa kinerja keuangan sebelum penambahan modal lebih baik
dari pada sesudah penambahan modal.
5. Berdasarkan hasil analisis SWOT faktor-faktor lain yang
mempengaruhi kinerja Bank Panin Dubai Syariah yaitu :
a. Tingginya beban operasional Bank
b. Masih kurang tepatnya penyaluran dana pada pihak
ketiga
c. Masih kurang baiknya permasalahan pada kredit
bermasalah.
d. Daya beli masyarakat yang kecil
e. Para pemegang saham yang semakin besar
f. Pertumbuhan ekonomi yang tidak merata
g. Berbagi kebijakan dengan para investor pemegang saham
h. Adanya kebijakan penyediaan pencadangan penyisihan
penghapusan aktiva produktif (PPAP)
i. Banyaknya perusahaan-perusahaan yang go public yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau pasar modal
112
Startegi startegi yang dapat dipilih oleh perusahaan yaitu :
a. Membuat jaringan dan Infraktruktur teknologi lebih besar
b. Meningkatkan daya jual baru (inovatif) terhadap produk-
produk dengan modal yang efisien
c. Menjaga nilai saham PT. Bank Panin Syariah
d. Meningkatkan iklan dan penetrasi pasar yang agresif
e. Menjalin hubungan dan kerjasama terhadap perusahaan-
perusahaan yang terkait dengan perbankan
f. Meningkatkan pembiayaan di sektor ritel
g. Menjaga penyebaran saham yang beredar dimasyarakat
h. Penyaluran dana kepada masyarakat yang harus lebih hati-
hati dan berdasarkan 5C
(Chacter,Capacity,Capital,Colletral dan Condition)
i. penekanan biaya operasional dan anggaran biaya
operasional lainya
j. Menjaga citra baik di khalayak masyarakat
k. Meningkatkan kualitas SDM
B. Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan penelitian ini yaitu :
1. Penelitian ini hanya menggunakan data triwulan Bank Panin Dubai
Syariah dari periode 2013 sampai periode 2016.
2. Penelitian ini hanya menggunakan lima rasio untuk mengukur
kinerja Bank. Penelitian lain bisa meneliti dengan rasio yang lebih
banyak agar hasilnya menjadi lebih baik.
3. Penilitian ini hanya menggunakan data sekunder, tidak
menggunakan data primer seperti wawancara dikarenakan
terbatasnya waktu.
113
C. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan menambahkan data primer seperti
wawancara pada bagian treasury Bank Panin Dubai Syariah ataupun
Bank syariah lainya yang dijadikan objek penelitian agar penelitianya
lebih mendalam dan hasilnya lebih baik.
2. Bagi peniliti selanjutnya, diharapkan menambahkan deret waktu yang
lebih oanjang dan menambahkan lagi rasio-rasio yang digunakan dalam
mengukur kinerja bank sehingga hasil penelitianya lebih
mencerminkan kondisi Bank Panin Dubai sayariah ataupun bank
syariah lainya.
3. Bagi penilit selanjutnya, sebaiknya memakai metode analisis data yang
berbeda sebagai pembeda atau menggunakan dua analisis data yang
berbeda dalam penelitianya, sehingga nantinya bisa diketahui analisis
data yang mana yang lebih baik dan relevan.
114
Daftar Pustaka
Buku :
Hery. Analisis Kinerja Manajemen. Jakarta : PT. Grasindo. 2014.
Ihsan, Dwi Nur’aini. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah. UIN Jakarta
Press : 2013.
Indarto, Roni. Teori portofolio dan analisis investasi. Tangerang Selatan :
Universitas
Terbuka Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. 2015.
Irham, Fahmi. Analisis Kinerja Keuangan Panduan Bagi Akademisi, Manajer,
dan
Investor Untuk Menilai dan Menganalisis Bisnis dari Aspek Keuangan.
Bandung : Alfabeta CV. 2012.
Jumingan. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Bumi Aksara. 2014.
Kadir. Statistika Terapan Konsep,Contoh dan Analisis Data Dengan Program
SPSS
Atau Lisrel Dalam Penelitian. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada pers.
2015
Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Pers. 2012.
Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan lainya. Jakarta. PT. Rajawali Pers. 2011
Moloen, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rodakarya.
2017.
115
Nazir, Moh. Metodelogi Penelitian. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia. 2011.
Riyadi, Selamet. Banking Assets and Liability Management. (Jakarta : Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2006.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. Metode Penilitian Survai. Jakarta :
LP3ES.
2011
Sumanto. Statistika Terapan. Yogyakarta : Center of Academic Publishing
Service.
2014.
Jurnal/Tesis/Skripsi :
Ali, Yuliatin. S “Analisis Kinerja Perusahaan Dengan Metode Balanced Scored
Card Dan SWOT”. Jurnal. UPN Vetrean. Jawa Timur.
Diknawati, Didin Ambris. “Analisis pengaruh CAR, NFP, FDR, Dan BOPO
Terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah” Artikel Ilmiah. Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Perbanas. Surabaya.
Fiscal, Yunus dan Lili Lusiana. “Pengaruh CAR,LDR, Dan BOPO Terhadap
Profitabiltas BPR”. Jurnal. Akuntansi dan Keuangan Vol. 5, Univ. Bandar
Lampung. 2014.
Fitriani, Riska Nurul. “Analisis Kinerja keuangan sebelum dan sesudah go
public”.
Jurnal, Ilmu dan Riset manajemen. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Surabaya volume 5, No. 7, Juli. Surabaya : 2016.
116
Halimah, Sundus Nur dan Euis Komariah “Pengaruh ROA,NPL,LDR,BOPO
Terhadap Nilai Perusahaan Bank Umum”, Jurnal Akuntansi : Ekonomi
dan Manajemen Bisnis. Vol. 5 No. 1. 2017.
Ikhsan, Adhisyahfitri Evalina. “ Analisis Kinerja Perusahaan : Sebelum Dan
sesudah
Initial Public Offering Di Bursa Efek Indonesia” Jurnal. Universitas Syiah
Kuala, Vol. 14. No.1. Januari : 2011.
Inayah, Nur. “Analisis kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Go
Public”. Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang. 2012.
Julita, “Pengaruh Non Performing Loan dan Capital Adequacy Ratio Terhadap
Profitabilitas (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI
(Bursa Efek Indonesia) ”.
Panggau, Jeffry Dwiyanto. “Kinerja Keuangan Antara Sebelum Dan Sesudah
Initial
Public Offering (IPO) Pada Perusahaan LQ 45”. Jurnal.
Payamta. dan Mas’ud Machfoedz “Evaluasi Kinerja Perusahaan Perbankan
Sebelum
Dan Sesudah Menjadi Perusahaan Publik Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”.
Jurnal. KELOLA, No.20/VII/1999
Pertiwi, Eni “Pengaruh Kecukupan Modal dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas
Bank-Bank Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-
2013”. Skripsi : Fakultas Ekonomi. Universitas Wijaya Putra. Surabaya.
2015.
117
Putri. Viky Rahma dan Niki Lukviarman. “Pengukuran Kinerja Bank Komersil
Dengan Pendekatan Efisiensi : Studi Terhadap Perbankan Go Public Di
Indonesia” Jurnal. JAAI, Volume. 12, No. 1, Juni 2008.
Sovia, Sasa Elida. Muhamad Saifi dan Achmad Husaini. “Analisi Perbandingan
Kinerja Keuangan Bank Konvensional dan Bank Syariah berdasarkan
Rasio keuangan Bank (Studi Pada Bank Konvensional yang Terdaftar di
Bursa Efe Indonesia yang memiliki Bank Umum Syariah Periode 2012-
2014”. Jurnal. Fakultas Ilmu Admnisistrasi. Universitas Brawijaya.
Malang.
Sumarta, Nurmaidi H. dan Yogiyanto. “Evaluasi Kinerja Perusahaan Perbankan
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Dan Thailand” Buletin.
Ekonomi Moneter dan Perbankan. September 2000.
Website :
http://www.paninbanksyariah.co.id
http://www.ojk.go.id
http://www.dib.ae
http://www.idx.co.id
http://www.bi.go.id
Lampiran 1
Data Laporan Keuangan Bank Panin Dubai Syariah 2012 - 2016
Faktor Rasio Tahun 2012 (Triwulan)
Rata-rata I II III IV
Risk
Profile
NPF 0,61% 0,23% 0,16% 0,19% 0,30%
FDR 140,35% 127,88% 149,82% 123,88% 135,48%
Earning ROA 2,35% 3,03% 2,90% 3,29% 2,89%
CAR 59,72% 45,65% 34,48% 32,20% 43,01%
Capital BOPO 69,59% 60,62% 59,74% 50,76% 60,17%
Faktor Rasio Tahun 2013 (Triwulan)
Rata-rata I II III IV
Risk
Profile
NPF 0.60% 0.56% 1.01% 0.77% 0,73%
FDR 120.91% 123.60% 112.46% 90.40% 111,84%
Earning ROA 2.72% 2.34% 2.18% 1.03% 2,06%
CAR 27.09% 23.11% 19.75% 20.83% 22,69%
Capital BOPO 59.42% 64.34% 64.17% 81.31% 67,31%
Faktor Rasio Tahun 2014 (Triwulan) Rata-rata
I II III IV
Risk
Profile NPF 0.94% 0.57% 0.43% 0.29% 0,55%
FDR 112.84% 140.48% 111.79% 90.04% 113,78%
Earning ROA 1.45% 1.64% 1.82% 1.99% 1,72%
CAR 31.15% 25.52% 26.16% 25.69% 27.13%
Capital BOPO 80.67% 76.90% 72.90% 68.47% 74,73%
Faktor Rasio Tahun 2015 (Triwulan)
Rata-rata I II III IV
Risk
Profile
NPF 0.64% 0.56% 1.24% 1,94% 1,09%
FDR 96,43% 96,43% 96,10% 96.43% 96,43%
Earning ROA 1,56% 1,22% 1,13% 1,12% 1,25%
CAR 24,80% 21,88% 21,37% 20,30% 22,08%
Capital BOPO 85,61% 88,80% 89,57% 89,33% 88,32%
Faktor Rasio Tahun 2016 (Triwulan) Rata-rata
I II III IV
Risk
Profile NPF 1,69% 1,96% 1,84% 1,86% 1,83%
FDR 94,03% 89,60% 89,14% 91,99% 91,19%
Earning ROA 0,20% 0,36% 0,42% 0,37% 0,33%
CAR 19,77% 19,51% 19,86% 18,17% 19,32%
Capital BOPO 98,14% 96,51% 85,54% 96,17% 94,09%
Lampiran 2,
Hasil uji normalitas dan uji paired t-test sebelum dan sesudah ipo :
Paired Samples Statistics NPF
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 NPF sebelum ipo .5163 8 .30265 .10700
NPF sesudah ipo .8262 8 .53989 .19088
Paired Samples Correlations NPF
N Correlation Sig.
Pair 1 NPF sebelum ipo & NPF sesudah ipo
8 .752 .031
Hasil tes uji normalitas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
CAR sebelum ipo .203 8 .200* .883 8 .202
CAR sesudah ipo .202 8 .200* .922 8 .449
ROA sebelum ipo .209 8 .200* .900 8 .292
ROA sesudah ipo .175 8 .200* .935 8 .558
BOPO sebelum ipo .223 8 .200* .927 8 .487
BOPO sesudah ipo .192 8 .200* .894 8 .254
NPF sebelum ipo .203 8 .200* .916 8 .402
NPF sesudah ipo .260 8 .119 .861 8 .121
FDR sebelum ipo .189 8 .200* .954 8 .747
FDR sesudah ipo .326 8 .013 .785 8 .020
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Paired Samples Test NPF
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Deviati
on Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 NPF sebelum ipo - NPF sesudah ipo
-.31000 .37071 .13107 -.61992 -.00008 -2.365 7 .050
Paired Samples Statistics FDR
Mean N
Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 FDR sebelum ipo 1.2366 8 17.80847 6.29625
FDR sesudah ipo 1.0506 8 16.40579 5.80032
Paired Samples Correlations FDR
N Correlation Sig.
Pair 1 FDR sebelum ipo & FDR sesudah ipo
8 .422 .297
Paired Samples Test FDR
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1 FDR sebelum ipo - FDR sesudah ipo
1.86050 18.42862 6.51550 3.19829 34.01171 2.855 7 .024
Paired Samples Statistics ROA
Mean N
Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 ROA sebelum ipo 2.4800 8 .69914 .24718
ROA sesudah ipo 1.4913 8 .32233 .11396
Paired Samples Correlations ROA
N Correlation Sig.
Pair 1 ROA sebelum ipo & ROA sesudah ipo
8 .843 .009
Paired Samples Test ROA
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 ROA sebelum ipo - ROA sesudah ipo
.98875 .46107 .16301 .60329 1.37421 6.065 7 .001
Paired Samples Statistics CAR
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 CAR sebelum ipo 32.8538 8 13.79985 4.87899
CAR sesudah ipo 24.6088 8 3.45856 1.22278
Paired Samples Correlations CAR
N Correlation Sig.
Pair 1 CAR sebelum ipo & CAR sesudah ipo
8 .925 .001
Paired Samples Test CAR
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1 CAR sebelum ipo - CAR sesudah ipo
8.24500 10.68301 3.77701 -.68622 17.17622 2.183 7 .065
Paired Samples Statistics BOPO
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 BOPO sebelum ipo 63.7438 8 8.91507 3.15195
BOPO sesudah ipo 81.5313 8 8.12578 2.87290
Paired Samples Correlations BOPO
N Correlation Sig.
Pair 1 BOPO sebelum ipo & BOPO sesudah ipo
8 .672 .068
Paired Samples Test BOPO
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1 BOPO sebelum ipo - BOPO sesudah ipo
-1.77875 6.94017 2.45372 -23.58962 -11.98538 -7.249 7 .000
Lampiran 3, hasil uji normalitas dan uji paired t-test sebelum dan
sesudah penambahan modal :
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
car sebelum modal .391 4 . .716 4 .018
car sesudah modal .293 4 . .909 4 .476
roa sebelum modal .159 4 . .992 4 .969
roa sesudah modal .322 4 . .786 4 .080
bopo sebelum modal .160 4 . .992 4 .969
bopo sesudah modal .351 4 . .777 4 .067
npf sebelum modal .232 4 . .943 4 .672
npf sesudah modal .261 4 . .895 4 .405
fdr sebelum modal .268 4 . .947 4 .700
fdr sesudah modal .441 4 . .630 4 .011
a. Lilliefors Significance Correction
Paired Samples Statistics NPF
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 npf sebelum modal .5575 4 .27945 .13972
npf sesudah modal 1.0950 4 .63987 .31993
Paired Samples Correlations NPF
N Correlation Sig.
Pair 1 npf sebelum modal & npf sesudah modal
4 -.793 .207
Paired Samples Test NPF
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 npf sebelum modal - npf sesudah modal
-.53750 .87808 .43904 -1.93472 .85972 -
1.224 3 .308
Paired Samples Statistics FDR
Mean N Std. Deviation
Std. Error Mean
Pair 1 fdr sebelum modal 1.13792 4 20.66657 10.33328
fdr sesudah modal 96.3475 4 .16500 .08250
Paired Samples Correlations FDR
N Correlation Sig.
Pair 1 fdr sebelum modal & fdr sesudah modal
4 .064 .936
Paired Samples Test FDR
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 fdr sebelum modal - fdr sesudah modal
1.744001 20.65659 10.32830 -15.42925 50.30925 1.689 3 .190
Paired Samples Statistics ROA
Mean N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pair 1 roa sebelum modal 1.7250 4 .23245 .11623
roa sesudah modal 1.2575 4 .20662 .10331
Paired Samples Correlations ROA
N Correlation Sig.
Pair 1 roa sebelum modal & roa sesudah modal
4 -.892 .108
Paired Samples Test ROA
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1
roa sebelum modal - roa sesudah modal
.46750 .42711 .21356 -.21213 1.14713 2.189 3 .116
Paired Samples Statistics CAR
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 car sebelum modal 27.1300 4 2.69363 1.34682
car sesudah modal 22.0875 4 1.92446 .96223
Paired Samples Correlations CAR
N Correlation Sig.
Pair 1 car sebelum modal & car sesudah modal
4 .933 .067
Paired Samples Test CAR
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 car sebelum modal - car sesudah modal
5.04250 1.13447 .56724 3.23730 6.84770 8.890 3 .003
Paired Samples Statistics BOPO
Mean N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pair 1 bopo sebelum modal 74.7350 4 5.24496 2.62248
bopo sesudah modal 88.3275 4 1.84001 .92000
Tabel 4.45
Paired Samples Correlations BOPO
N Correlation Sig.
Pair 1 bopo sebelum modal & bopo sesudah modal
4 -.817 .183
Tabel 4.46
Paired Samples Test BOPO
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 bopo sebelum modal - bopo sesudah modal
-1.359251 6.83174 3.41587 -
24.46332 -2.72168 -3.979 3 .028