141
i KINERJA KEUANGAN BANK PANIN DUBAI SYARIAH Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Oleh : Pandy Dharmawan 1112046100014 PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

KINERJA KEUANGAN BANK PANIN DUBAI SYARIAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37967/1/PANDY... · persahabatanya selama ini semoga kalian sukses dunia dan akhirat. 11

Embed Size (px)

Citation preview

i

KINERJA KEUANGAN BANK PANIN DUBAI SYARIAH

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

Oleh :

Pandy Dharmawan

1112046100014

PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2017

ii

KINERJA KEUANGAN BANK PANIN DUBAI SYARIAH

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Pandy Dharmawan

NIM. 1112046100014

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing

Dwi Nur’aini Ihsan, S.E, M.M

NIP. 19771021 201411 2 001

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Hari ini Kamis, 11 Januari 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Pandy Dharmawan

2. NIM : 1112046100014

3. Jurusan : Perbankan Syariah

4. Judul Skripsi : Kinerja Keuangan Bank Panin Dubai Syariah

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 Januari 2018

PANITIA UJIAN:

1. Ketua : AM. Hasan Ali, M.A.

NIP. 19751201 200501 1 005 (…………….……)

2. Sekretaris : Dr. Abdurrauf, M.A.

NIP. 19731215 200501 1 002 (…………….........)

3. Pembimbing : Dwi Nur’aini Ihsan, S.E, M.M.

NIP. 19771021 201411 2 001 (……..…………...)

4. Penguji I : AM. Hasan Ali, M.A.

NIP. 19751201 200501 1 005 (…………….........)

5. Penguji II : Ir. RR. Tini Anggraeni, S.T, M.Si

NIDN. 2010088001 (…………….........)

iv

LEMBAR PERNYATAAN

KEASLIAN KARYA ILMIAH

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 13 Januari 2018

Pandy Dharmawan

v

ABSTRAK

Pandy Dharmawan, 1112046100014, Kinerja Keuangan Bank Panin Dubai

Syariah. Perbakan Syarah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Uiversitas Islam Negeri

Jakarta, 2017.

Penelitian ini bertujan untuk menganalisi serta membandingkan kinerja

keuangan Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah IPO serta sebelum dan

sesudah penambahan modal oleh Dubai Islamic Bank pada periode 2012-2016.

Metode yang diguanakan adalah analisis kuantiatif deskriptif dan statistik uji

Paired T-test serta analisis kualitatif dengan menggunakan SWOT. Pengukuran

kinerja keuangan dilakukan dengan menggunakan metode RGEC yang meliputi

rasio CAR,ROA,BOPO,FDR dan NPF. Data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data rasio keuangan dari tahun 2012-2016 serta laporan-laporan tahunan

dan dokumen lainya.

Hasil penelitian menyatakan kinerja keuangan Bank Panin Dubai Syariah

dari tahun 2012-2016 mengalami penurunan, peningkatan hanya terjadi pada tahun

2014. Kinerja keuangan Bank Panin Dubai Syariah sebelum IPO lebih baik dari

pada sesudah IPO sedangkan Kinerja keuangan sebelum penambahan modal lebih

baik dari pada sesudah penambahan modal. Pada analisis statistik kinerja Bank

Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah IPO menunjukan bahwa tidak terdapat

perbedaan yang signifikan pada rasio CAR akan tetapi pada rasio ROA, BOPO,

NPF dan FDR terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank

Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah IPO. Pada analisis statistik kinerja

keuangan sebelum dan sesudah penambahan modal menunjukan tidak ada

perbedaan yang signifikan pada rasio NPF, FDR dan ROA akan tetapi pada rasio

CAR dan BOPO terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank

Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah penambahan modal. Pada analisis

SWOT adanya faktor internal dan eksternal diantaranya : biaya operasioanal yang

bertambah, kredit bermasalah yang masih tinggi, masih kurang tepatnya penyaluran

dana, ekonomi yang tidak merata, perusahaan pesaing yang semakin banyak.

Kata Kunci :Kinerja Keuangan, IPO (Initial Public Offering),

Penambahan Modal, CAR, ROA, NPF, FDR dan BOPO.

Paired t-test, Anisisis SWOT.

Pembimbing : Dwi Nur’aini Ihsan., SE, MM.

Daftar Pustaka : 2006 – 2016

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan beribu-ribu

ni’mat yang tidak terhitung dan dengan rahmat serta karunianya, penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Sholawat beriring salam selalu dipujikan dan

dircurahkan kepada kanjeng Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya,

sahabatnya serta para pengikut-pengikutnya yang telah membawa umat Islam dari

zaman jahiliyah sampai jaman mahiriyah pada saat ini.

Penulisan ini tidak akan selesai jika tanpa ada bantuan dari banyak pihak.

Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya atas segala kepedulian mereka yang

telah memberikan berbagi macam bentuk bantuan berupa moril, kritik, masukan,

dukungan finansial, maupun inspirasi dalam penulisan skripsi ini.

Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A. selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A. Selaku Ketua Program Studi Muamalat

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dwi Nur’aini Ihsan, S.E, M.M. selaku Dosen Pembimbing Skripsi

penulis, yang telah menyediakan waktu luang dan sangat sabar dalam

memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam menulis

skripsi sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. selain itu, berbagai

vii

masukan, motivasi, ilmu, dan pengalaman yang telah diberikan kepada

penulis sehingga penulis mendapatkan pelajaran berharga yang bermanfaat

untuk masa depan. Semoga Allah SWT membalas kebaikan Ibu berupa

limpahan rezeki dan keberkahan dunia dan akhirat.

4. Bapak Dr. Muhammad Maksum selaku Dosen Pembimbing Akademik

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Yang telah banyak memberikan waktu dan nasehatya untuk

berkonsultasi mengenai masalah akademik selama penulis menjadi

mahasiswa.

5. Kepada Pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan.

6. Kepada seluruh Dosen dan Karyawan Akademik Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

memberikan banyak ilmu kepada penulis selam menempuh pendidikan

jelang kuliah.

7. Kepada laki-laki yang sangat berpengaruh terhadap hidup saya ayahanda

tercinta Abah Ujang Kusnadi dan wanita yang sangat saya hormati dan

sayangi Ibunda Dedeh Hernawati, juga kepada adik-adiku yang kusayangi

ananda Syiffa Fauziyyah dan Muhammad Fajar yang selalu memberikan

dukungan yang sangat kuat berupa materi dan moril, khususnya untuk kedua

orang tua yang selalu sabar dalam menantikan anaknya lulus. Semoga Allah

viii

SWT mengampuni dosa dan menjadikan kalian hamba Allah yang taat

berkah dunia dan akhirat. Amin.

8. Kapada sahabat-sahabat TRISULA yang paling mempengaruhi hidup saya

Chef Muhammad Irfan Sauki ( KJRI Malaysia) dan Rudyana, S.H Akuntan

Bank HSBC, yang selalu memberikan semngat dan toalitasnya semoga

Allah SWT memeberkahi kalian. Amin

9. Kepada teman-teman terhebat Taufik Dwi Hananto, Ahmad Fawwaz,

Ahmad Mutamimul Ula, Kamal Awal Al-Din, Fadly Pradana, Avicenna

Nurman A, Ibrahim Kholil Nasution, Kevin Costner dan M.Irham

Nasuition. Terima kasih atas kebersamaan dan bantuanya kepada penulis.

10. Keada teman-teman perempuan terhebat, Rinrin Sri Annisa, Mariatul Adila,

Farah Dhiba Lubis, Nanda Pipit. N, Meydah Nurcholis, Leni Indriani, Eka

Rahayu, Annisa Farida, Siti Sarah, Nur Azila. Terimak kasi atas

persahabatanya selama ini semoga kalian sukses dunia dan akhirat.

11. Kepada seluruh teman-teman Perbankan Syariah A tahun 2012 khususnya

Kevin Costner, Avicenna Nurman yang selalu membantu secara totalitas

dalam penyelesaian skripsi ini. kepada Rinrin Sri Annisa teman

seperjuangan dari MA Ummul Quro Al-Islami yang telah membantu dan

menyemangati penulis. Serta kepada wanita spesial yang selalu hadir dan

menyemangati saya selama penulis berkulaih ananda Wilda Aqthori, S.S.

semoga kalian mendapatkan keberkahan dunia dan akhirat.

12. Kepada keluarga KKN Cetar, Faqih Al-Haq, M. Fakhri A. Syamsuddin, M.

Khoiruloh, M. Fahmi, Rahmat Hidyatullah, Agung Arabian, Ali Muharom,

ix

Tohir As-Salam, Rinrin Sri Annisa, Farah Dhiba Lubis, Mariatu Adila, Nur

Azila, Dinda Tiara, Tasya, Noni Wildasari dan Latif.

13. Kepada Wadah Silaturahmi putra Daar El-Hikam Angkatan 2012, Adnan

kasogi, Jajang Supriatna, A. Ghojali Sahlan, Sayid Rifa’i, Sohibul Faros,

Asnawi Rija, Ridwan Abdillah, Sulfi Apriadi, Setyo G. Bastian, Zuyin

Arwana, khususnya kepala sekolah SMPI Daar El-Hikam Muhammad

Syafri. Semoga kalian menjadi manusia yang bermanfaat dan berguna dunia

akhirat.

14. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

Dengan demikian, penulis mengucapkan terima kasih banyak atas semua

pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyeleaian skripsi ini. Semoga

Allah SWT membalas jasa kalian yang terbaik dan semoga karya ini dapat

bermanfaat bagi seluruh masyarakat dan menyumbangkan aspirasi bagi

perkembangan keuangan syariah.

Jakarta, 07 November 2017

Pandy Dharmawan

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. iv

ABSTRAK ......................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Batasan dan rumusan masalah ................................................................... 8

1. Batasan Masalah ................................................................................ 8

2. Rumusan Masalah .............................................................................. 9

C. Tujuan dan manfaat penelitian .................................................................. 9

1. Tujuan Penelitian................................................................................ 9

2. Manfaat Penelitian.............................................................................. 10

D. Kerangka pemikiran .................................................................................. 11

E. Sistematika penulisan ................................................................................ 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kinerja Keuangan...................................................................................... 14

B. Laporan Keuangan Bank Syariah ............................................................. 17

C. Pengertian Kesehatan Bank....................................................................... 21

D. Faktor Penilaian Kesehatan Bank ............................................................. 22

E. Initial Public Offering (IPO) ..................................................................... 27

xi

F. Hubungan Antara Variabel ....................................................................... 28

G. Review Studi Terdahulu ............................................................................ 32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 36

B. Objek Penelitian ........................................................................................ 38

C. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 38

D. Teknik Anlisis Data................................................................................... 38

1. Pendekatan Kuantitatif ....................................................................... 38

2. Pendekatan Kualitatif ......................................................................... 43

E. Definisi Operasional Variabel ................................................................... 45

F. Hipotesis .................................................................................................... 50

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data Keuangan ............................................................................ 52

B. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan ................................................ 62

1. Analisis Kinerja Keuangan Bank Panin Dubai Syariah Sebelum

dan Sesudah IPO ........................................................................... 62

a. CAR (Capital Adequacy Ratio) ........................................ 63

b. ROA (Return On Assets) ................................................... 65

c. BOPO (Beban operasional terhadap pendapatan

operasional) ....................................................................... 67

d. NPF (Net Performing Financing) ..................................... 69

e. FDR (Financing to Deposit Ratio) .................................... 70

2. Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Panin Dubai Syariah

Sebelum dan Sesudah IPO ............................................................ 74

a. Uji beda NPF sebelum dan sesudah IPO........................... 75

b. Uji beda FDR sebelum dan sesudah IPO .......................... 76

c. Uji beda ROA sebelum dan sesudah IPO ......................... 78

d. Uji beda CAR sebelum dan sesudah IPO ........................ 89

e. Uji beda BOPO sebelum dan sesudah IPO ..................... 81

xii

3. Analisis Kinerja Keuangan Bank Panin Dubai Syariah Sebelum

dan Sesudah Penambahan Modal .............................................. 83

a. CAR (Capital Adequacy Ratio) ...................................... 83

b. ROA (Return On Assets) ................................................. 86

c. BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan

Operasional) .................................................................... 88

d. NPF (Net Performing Financing) ................................... 89

e. FDR (Financing to Deposit Ratio) .................................. 91

4. Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Panin Dubai Syariah

Sebelum dan Sesudah Penambahan Modal ................................. 94

a. Uji Beda NPF Sebelum dan Sesudah Penambahan Modal

......................................................................................... 95

b. Uji Beda FDR Sebelum dan Sesudah Penambahan Modal

.........................................................................................96

c. Uji Beda ROA Sebelum dan Sesudah Penambahan Modal

.........................................................................................98

d. Uji Beda CAR Sebelum dan Sesudah Penambahan Modal

.........................................................................................99

e. Uji Beda BOPO Sebelum dan Sesudah Penambahan Modal

......................................................................................... 101

5. Analisis SWOT .......................................................................... 104

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 110

B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 112

C. Saran ........................................................................................................ 113

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 114

LAMPIRAN

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Bank-bank yang telah melakukan Go Public 2014-2016................2

Tabel 1.2 Kepemilikan saham Bank Panin Syariah tahun 2014 .....................3

Tabel 1.3 Kepemilikan saham Bank Panin Syariah tahun 2015 .....................3

Tabel 1.4 Kepemilikan saham Bank Panin Syariah tahun 2016 .....................3

Tabel 1.5 Pemegang saham Bank Panin Dubai Syariah ................................4

Tabel 1.6 Kerangka Pemikiran ........................................................................11

Tabel 2.1 Tujuan Penggunaan rasio keuangan ................................................16

Tabel 3.1 Matriks Analisis SWOT ..................................................................44

Tabel 3.2 Matrik kriteria penilaian rasio NPF ................................................46

Tabel 3.3 Matrik kriteria penilaian rasio FDR ................................................47

Tabel 3.4 Matrik kriteria penilaian rasio ROA ...............................................48

Tabel 3.5 Matrik kriteria penilaian rasio BOPO .............................................49

Tabel 3.6 Matrik kriteria penilaian rasio CAR................................................50

Tabel 4.1 Data keuangan Bank Panin Dubai Syariah periode 2103 -2016 .....52

Tabel 4.2 Rata-rata nilai rasio CAR tahun 2013-2016 ....................................53

Tabel 4.3 Rata-rata nilai rasio ROA tahun 2013-2016 ...................................55

Tabel 4.4 Rata-rata nilai rasio BOPO tahun 2013-2016 .................................56

Tabel 4.5 Rata-rata nilai rasio NPF tahun 2013-2016 ....................................58

Tabel 4.6 Rata-rata nilai rasio FDR tahun 2013-2016 ....................................59

Tabel 4.7 Ringkasan penilaian kinerja ............................................................61

Tabel 4.8 Ringkasan kinerja Bank Panin Dubai Syarah sebelum IPO ...........62

xiv

Tabel 4.9 Ringkasan kinerja Bank Panin Dubai Syarah sesudah IPO ............63

Tabel 4.10 Ringkasan perbandingan kinerja sebelum dan sesudah IPO .......... 73

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas ..................................................................... 74

Tabel 4.12 Paired samples statistics NPF sebelum dan sesudah IPO ............. 75

Tabel 4.13 Paired samples correlations NPF sebelum dan sesudah IPO ........ 75

Tabel 4.14 Paired simple test NPF sebelum dan sesudah IPO ........................ 75

Tabel 4.15 Paired samples statistics FDR sebelum dan sesudah IPO ............. 76

Tabel 4.16 Paired samples correlations FDR sebelum dan sesudah IPO ....... 76

Tabel 4.17 Paired simple test FDR sebelum dan sesudah IPO ........................ 77

Tabel 4.18 Paired samples statistics ROA sebelum dan sesudah IPO ............ 78

Tabel 4.19 Paired samples correlations ROA Sebelum dan sesudah IPO ...... 78

Tabel 4.20 Paired simple test ROA sebelum dan sesudah IPO ....................... 78

Tabel 4.21 Paired samples statistics CAR sebelum dan sesudah IPO ............ 79

Tabel 4.22 Paired samples correlations CAR Sebelum dan sesudah IPO ...... 80

Tabel 4.23 Paired simple test CAR sebelum dan sesudah IPO ....................... 80

Tabel 4.24 Paired samples statistics BOPO sebelum dan sesudah IPO .......... 81

Tabel 4.25 Paired samples correlations BOPO Sebelum dan sesudah IPO .... 81

Tabel 4.26 Paired simple test BOPO sebelum dan sesudah IPO ..................... 81

Tabel 4.27 Ringkasan pengambilan keputusan ................................................83

Tabel 4.28 Ringkasan penilaian kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum

penambahan modal.......................................................................... 83

Tabel 4.29 Ringkasan penilaian kinerja Bank Panin Dubai Syariah sesudah

xv

penambahan modal.......................................................................... 84

Tabel 4.30 Ringkasan perbandingan kinerja sebelum dan sesudah penambahan

Modal .............................................................................................. 93

Tabel 4.31 Hasil Uji Normalitas sebelum dan sesudah penambahan modal ... 94

Tabel 4.32 Paired samples statistics NPF sebelum dan sesudah modal .......... 95

Tabel 4.33 Paired samples correlations NPF Sebelum dan sesudah modal.... 95

Tabel 4.34 Paired simple test NPF sebelum dan sesudah modal ..................... 95

Tabel 4.35 Paired samples statistics FDR sebelum dan sesudah modal .........96

Tabel 4.36 Paired samples correlations FDR Sebelum dan sesudah modal ...96

Tabel 4.37 Paired simple test FDR sebelum dan sesudah modal ....................97

Tabel 4.38 Paired samples statistics ROA sebelum dan sesudah modal .........98

Tabel 4.39 Paired samples correlations ROA Sebelum dan sesudah modal ..98

Tabel 4.40 Paired simple test ROA sebelum dan sesudah modal ...................98

Tabel 4.41 Paired samples statistics CAR sebelum dan sesudah modal .........99

Tabel 4.42 Paired samples correlations CAR Sebelum dan sesudah modal ...100

Tabel 4.43 Paired simple test CAR sebelum dan sesudah modal ....................100

Tabel 4.44 Paired samples statistics BOPO sebelum dan sesudah modal ......101

Tabel 4.45 Paired samples correlations BOPO Sebelum dan sesudah modal 101

Tabel 4.46 Paired simple test BOPO sebelum dan sesudah modal .................102

Tabel 4.47 Ringkasan pengambilan keputusan .................................................103

Tabel 4.48 Matriks Analisis SWOT kinerja Bank Panin Dubai Syariah ..........104

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Diagram Rasio CAR.................................................................... 53

Gambar 4.2 Diagram Rasio ROA ................................................................... 55

Gambar 4.3 Diagram Rasio BOPO ................................................................. 56

Gambar 4.4 Diagram Rasio NPF .................................................................... 58

Gambar 4.5 Diagram Rasio FDR .................................................................... 59

Gambar 4.6 Diagram perbandingan CAR sebelum dan sesudah IPO ............. 65

Gambar 4.7 Diagram perbandingan ROA sebelum dan sesudah IPO ............ 66

Gambar 4.8 Diagram perbandingan BOPO sebelum dan sesudah IPO .......... 68

Gambar 4.9 Diagram perbandingan NPF sebelum dan sesudah IPO............... 70

Gambar 4.10 Diagram perbandingan FDR sebelum dan sesudah IPO ............. 73

Gambar 4.11 Diagram perbandingan CAR sebelum dan sesudah modal ......... 85

Gambar 4.12 Diagram perbandingan ROA sebelum dan sesudah modal ......... 87

Gambar 4.13 Diagram perbandingan BOPO sebelum dan sesudah modal ...... 89

Gambar 4.14 Diagram perbandingan NPF sebelum dan sesudah modal .......... 91

Gambar 4.14 Diagram perbandingan FDR sebelum dan sesudah modal ......... 93

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya pertumbuhan perekonomian

di Indonesia yang selalu mengalami perubahan. perusahaan-perusahaan dituntut

untuk lebih meningkatkan kualitas kinerjanya agar selalu mampu menghadapi

perkembangan perekonomian. Sektor perbankan memiliki peran penting dalam

pertumbuhan perekonomian. Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari aktivitas

perekonomian. Hampir semua sektor yang berkaitan dengan keuangan selalu

membutuhkan jasa bank.

Persaingan pada sektor perbankan di Indonesia sangatlah ketat, banyaknya bank-

bank yang tersebar di Indonesia membuat setiap bank harus melakukan kinerjanya

secara maksimal agar mampu bersaing dengan bank lainya. Salah satu usaha bank

untuk meningkatkan kinerjanya adalah dengan melakukan Initial Go Public. Melalui

Initial Go Public diharapkan bank mampu memperoleh pengaruh yang besar

terhadap kinerja bank. kegiatan penawaran di pasar publik merupakan salah satu

alternatif bagi perusahaan bank untuk mencari sumber dana sekaligus sebagai sarana

bagi investor untuk menanamkan dananya. Dengan adanya Initial Public Offering

diharapkan bank yang telah dimiliki masyarakat dapat mengalami peningkatan dan

mampu bertahan serta bersaing dengan bank-bank lainya. Initial public offering

merupakan suatu penawaran saham yang dilakukan oleh perusahaan (emiten)

kepada masyarkat umum (investor) untuk pertama kalinya.1

Perusahaan perbankan yang telah melakukan go public atau initial public

offering dari tahun 2014 sampai 2017 yaitu :

1 Adhisyahfitri Evalina Ikhsan “ Analisis Kinerja Perusahaan : Sebelum Dan sesudah Initial

Public Offering Di Bursa Efek Indonesia” (Jurnal Ekonom, Universitas Syiah Kuala, Vol. 14, No.1, Januari 2011). H. 39.

2

Tabel 1.1 Bank Yang telah Melakukan go public pada periode 2014-2016

NO Bank go public Tanggal IPO

1 Bank Agris 22-Des-2014

2 Bank Ina Perdana 16-Jan-2014

3 Bank Panin Syariah 15-Jan-2014

4 Bank Harda International 12-Ags-2015

5 Bank Yuda Bhakti 13-Jan-2015

6 Bank Artos Indonesia 12-Jan-2016

7 Bank Ganesha 12-Mei-2016

Sumber : Bursa Efek Indonesia

Bank Panin Syariah merupakan bank syariah pertama yang melakukan

initial public offering dan telah listing pada tahun 2014. Perusahaan yang telah

melaukan go public atau initial public offering akan memiliki dana yang besar dari

hasil penjualan saham yang dilakukan di pasar modal. Kegiatan go public secara

teori dapat berpengaruh terhadap kondisi perusahaan dan kinerja keuangan bank.

Dengan adanya perubahan perusahaan menjadi perusahaan publik maka diharapkan

kinerja perusahaan tersebut akan mengalami peningkatan dan perusahaan akan

menerima keuntungan yang bertambah. Semakin banyaknya perusahaan perbankan

yang melakukan go public maka persaingan pada sektor pasar modal semakin ketat

pula, perusahaan harus lebih memaksimalkan kinerja keuanganya agar mampu

memikat para investor. Terdapat 43 perusahaan perbankan yang melakukan go

public di Bursa Efek Indonesia, pada periode 2014 sampai 2017 tercatat 7

perusahaan perbankan yang melakukan go public.

Pada tahun 2014 Bank Dubai Islam (Selanjutnya di sebut Dubai Islamic

Bank) membeli sebagian saham Bank Panin Syariah. Bank Dubai Islam adalah bank

Islam pertama yang berada di Uni Arab Emirates (selanjutnya disebut UAE). Bank

Dubai Islam termasuk bank besar yang berada di Uni Arab Emirates dan telah berdiri

sekitar tahun 1975 atau 42 tahun yang lalu dan termasuk bank Islam pertama di

dunia. Selain Bank Dubai Islam kepemilikan saham Bank Panin Syariah dimiliki

3

oleh beberapa masyarakat. Berikut tabel komposisi kepemilikan saham Bank Panin

Syariah.

Tabel 1.2 Kepemilikan Saham Bank Panin Dubai Syariah Tahun 2014

PT. Bank Panin Tbk 52,11 %

Dubai Islamic Bank 24,71 %

Masyarakat 23,18 %

Sumber : Buku Laporan Keuangan Bank Panin Dubai Syariah

Tabel 1.3 Kepemilikan Saham Bank Panin Dubai Syariah Tahun 2015

PT. Bank Panin Tbk 51,86 %

Dubai Islamic Bank 39,50 %

Masyarakat 8,64 %

Sumber : Buku Laporan Keuangan Bank Panin Dubai Syariah

Tabel 1.4 Kepemilikan Saham Bank Panin Dubai Syariah Tahun 2016

PT. Bank Panin Tbk 51, 61 %

Dubai Islamic Bank 39,32 %

Masyarakat 9,07 %

Sumber : Buku Laporan Keuangan Bank Panin Dubai Syariah

Pada tahun 2014, dari 100% saham Bank Panin Dubai Syariah 52,11%

dimiliki oleh PT. Bank Panin Tbk, sedangkan 24,71% dimiliki oleh Bank Dubai

Islam dan 23,18% sisanya dimiliki oleh publik. Pada akhir tahun 2015 Bank Dubai

Islam menambah nilai sahamnya menjadi 39.50%. 51,86% dimiliki PT.Bank Panin

Tbk dan sisanya sekitar 8,64% dimiliki oleh masyarakat atau publik. Sedangkan

pada akhir tahun 2016, saham dimiliki oleh masyarakat meningkat menjadi 9,07%

dan 39,32% dimiliki oleh Dubai Islamic Bank sisanya dimiliki oleh PT. Bank Panin

Tbk. Dilihat dari tabel diatas, 39,32% saham yang berada di Bank Panin Syariah

dimiliki oleh Bank Dubai Islam sehingga menjadikan Bank Dubai Islami sebagai

pemegang saham terbesar setelah PT. Bank Panin Tbk dan memiliki hak kendali

terhadap Bank Panin Syariah. maka pada tanggal 26 Juli 2016 berdasarkan surat

keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (Selanjtunya disebut OJK)

4

No.Kep-29/D.03/2016 serta surat OJK No.s111/PB.13/2016 perseroan yang

sebelumnya bernama PT Bank Panin Syariah Tbk, diubah menjadi PT Bank Panin

Dubai Syariah. selain berganti nama Bank Panin Dubai Syariah mengganti logo

dengan mencantumkan logo Bank Dubai Islam pada logo Bank Panin Syariah yang

lama. Berikut komposisi 20 Pemegang saham terbesar Bank Panin Dubai Syariah :

Tabel 1.5 pemegang saham Bank Panin Dubai Syariah

No Nama Pemegang Saham Jumlah Saham %

1 PT Bank Panin Tbk 4.999.951.790 50,41

2 Dubai Islamic Bank PJSC 3.900.000.000 39,32

3 Pratama Saham 259.272.476 2,61

4 PT Bank Panin Tbk 120.000.000 1,21

5 Reksa Dana Pratama Dana Dinamis Saham 75.361.300 0,76

6 Reksa Dana Pratama Syariah 65.064.000 0,66

7 Reksa Dana Pratama Ekuitas 61.020.788 0,62

8 Reksa Dana Pratama Dana Atraktif Saham 42.816.700 0,43

9 Reksa Dana Pratama Equity 40.573.800 0,41

10 Reksa Dana Pratama Dana Cemerlang Saham 40.430.100 0,41

11 Reksa Dana Pratama Dana Investasi Saham 39.436.000 0,40

12 Reksa Dana Pratama Dana Ultima Saham 28.621.400 0,29

13 Reksa Dana Pratama Dana Andalan Saham 25.747.300 0,26

14 Reksa Dana Pratama Berimbang 25.650.510 0,26

15 Reksa Dana Pratama Dana Gemilang Saham 25.521.400 0,26

16 Reksa Dana Pratama Dana Alpha Saham 22.239.800 0,22

17 Reksa Dana Pratama Prestasi Saham 17.196.500 0,17

18 Reksa Dana Pratama Dana Saham Unggulan 16.666.700 0,17

19 Reksa Dana Pratama Investa Mandiri Saham 15.549.700 0,16

20 Reksa Daba Pratama Dana Prima Saham 14.342.700 0,14

Sumber : Buku Tahunan Bank Panin Dubai Syariah 2016

Perusahaan bank yang telah melakukan Initial Public Offering diharapkan

akan mengalami peningkatan dalam kinerja keuanganya, hal itu disebabkan karena

adanya pendapatan dana dari hasil penjualan saham terhadap masyarakat ataupun

perusahaan-perusahaan lainya, sehingga perusahaan mendapatkan modal tambahan

dan mampu menambah kinerja keuanganya.

5

Namun pada kegiatan-kegiatan Bank Panin Dubai Syariah pasca Initial

Public Offering cenderung masih mengalami penurunan terutama pada rasio

permodalan dan pendapatan laba. Peningkatan modal hanya terjadi ketika di akhir

tahun 2014 satu tahun pasca Initial Public offering dan ditahun selanjutnya

cenderung mengalami penurunan. Dan pada sisi pendapatan laba nilainya cendrung

menurun pasca Initial Public Offering bahkan menyusut derastis diakhir tahun 2016.

Gambar 1.1 Tren Pergerakan permodalan Bank Panin Dubai Syariah

Gambar 1.2 Tren pergerakan Rasio Pendapatan Laba Bank Panin Dubai Syariah

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Riska tentang analisis kinerja

keuangan sebelum dan sesudah go public pada Bank Tabungan Negara, yang

menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio-rasio laporan

0

10

20

30

40

50

2012 2013 2014 2015 2016

CAR

CAR

0

1

2

3

4

2012 2013 2014 2015 2016

ROA

ROA

6

keuangan Bank BTN sebelum dan sesudah IPO. Hasilnya terjadi pertumbuhan

kinerja pada Bank Tabungan Negara setelah melakukan initial public offering.2

Kinerja keuangan pada perusahaan-perusahaan perbankan ataupun non-

perbankan setelah go public tidak terus mengalami kenaikan kinerja keuangan.

Nyatanya justru banyak perusahaan-perusahaan perbankan ataupun non-perbankan

yang mengalami penurunan setelah melakukan Initial Go Public berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Payamta dan Mas’ud yang meneliti tentang evaluasi

kinerja perusahaan perbankan sebelum dan sesudah menjadi perusahaan publik di

bursa efek Jakarta (BEJ). Hasil penelitian menyatakan bahwa walaupun terdapat

beberapa rasio keuangan yang menunjukan perbedaan tingkat kinerja yang

signifikan pada pengujian rasio CAMEL. Namun perbedaan tersebut hanya bersifat

temporer dan tidak konsisten. Dari tujuh rasio CAMEL yang dianalisis hanya rasio

CAR, RORA, dan CML yang memberikan indikasi berbeda signifikan. Hal ini

menunjukan bahwa tujuan penjualan saham perdana lebih banyak didorong oleh

adanya keinginan untuk memperoleh dana yang diperlukan sebagai tambahan modal

kerja, perbaikan kualitas aktiva produktif, dan pelunasan kewajiban. Hasil akhir

penelitian tersebut menyatakan bahwa bank-bank yang telah melakukan go public

tidak mengalami perbaikan kinerja secara signifikan. Penggunaan dana hasil

penjualan saham perdana tidak berpengaruh positif terhadap perbaikan kinerja bank

yang bersangkutan setelah melakukan initial public offering3

Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Viky dan Niki yang meneliti

tentang pengukuran kinerja bank komersial dengan pendekatan efisiensi : Studi

terhadap perbankan go public di Indonesia, yang telah melakukan penelitian ini

selama 3 tahun menyatakan bahwa dari beberapa bank komersil hanya Bank Lippo

yang konsisten beroperasi secara efisien pada 2 tahun penelitian (tahun 2003 dan

tahun 2004). Hasil penelitan ini juga menyatakan bahwa terdapat ketidak

2 Riska Nurul Fitriani “Analisis Kinerja keuangan sebelum dan sesudah go public” Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Surabaya, (Jurnal, Ilmu dan Riset manajemen volume 5, no. 7, Juli 2016). H. 16-17.

3 Payamta dan Mas’ud Machfoedz “Evaluasi Kinerja Perusahaan Perbankan Sebelum Dan Sesudah Menjadi Perusahaan Publik Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)” (Jurnal, KELOLA, No.20/VII/1999 ),H.66.

7

konsistenan kinerja terhadap bank yang telah go public di Indonesia setiap tahunya,

yang diindikasikan dengan terjadinya fluktuasi kinerja selama 3 tahun penelitian.4

Penurunan kinerja keuangan setelah Initial Public Offering tidak hanya

terjadi pada sektor perbankan. Pada perusahaan-perusahaan non-perbankan

penurunan kinerja keuangan terjadi setelah melakukan go public. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Jefri yang meneliti tentang kinerja keuangan antara

sebelum dan sesudah initial public offering (IPO) pada perusahaan LQ 45. Penelitian

tersebut mengemukakan bahwa pada perbandingan rasio keuangan dapat diketahui

bahwa rata-rata rasio likuiditas perusahaan sesudah melakukan IPO yang di ukur

dengan current ratio dan quict ratio mengalami peningkatan. Pada rasio aktivitas

perusahaan setelah melakukan IPO yang diukur dengan total assets turn over dan

receivable turn over mengalami penurunan, pada rasio solvabilitas perusahaan

setelah melakukan IPO yang diukur dengan debt to total asset dan debt to equity

mengalami penurunan, dan pada rata-rata rasio profitabilitas perusahaan sesudah

IPO yang diukur dengan profit margin, return on assets, dan return on equity

mengalami penurunan.5

Namun, dalam skala internasional kinerja perusahaan-perusahaan

perbankan yang telah go public dan terdaftar di bursa efek Indonesia justru lebih

baik dari negara lain yang berada di Asia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

oleh Nuramaidi dan Yogiyanto yang meneliti tentang evaluasi kinerja perusahaan

perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia dan Thailand. Hasil penelitianya

ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kinerja perbankan yang terdaftar di bursa

efek Thailand. Hasil akhirnya menyatakan bahwa kinerja perbankan yang telah go

4 Viky Rahma Putri dan Niki Lukviarman “Pengukuran Kinerja Bank Komersil Dengan

Pendekatan Efisiensi : Studi Terhadap Perbankan Go Public Di Indonesia” (JAAI, Volume. 12 No. 1, Juni 2008), H. 48.

5 Jeffry Dwiyanto Panggau “Kinerja Keuangan Antara Sebelum Dan Sesudah Initial Public Offering (IPO) Pada Perusahaan LQ 45” ()

8

public di Indonesia lebih baik dari pada kinerja perbankan yang berada di bursa efek

Thailand.6

Kinerja keuangan pada perusahaan-perusahaan perbankan ataupun non

perbankan memiliki perbedaan yang bervariasi. Terdapat perusahaan yang

kinerjanya menurun dan terdapat juga perusahaan yang mengalami peningkatan

kinerja setelah melakuakan initial public offering. Maka dari itu, penilaian kinerja

keuangan pada Bank Panin Syariah menjadi perhatian yang penting bagi semua

kalangan. Baik dari pihak manajemen, pemerintah dan investor yang sudah

menanamkan modalnya,

Bedasarkan latar belakang permasalahan diatas penulis berkeinginan untuk

meneliti tentang kinerja keuangan Bank Panin Dubai Syariah dua tahun sebelum

IPO (Initial Public Offering) dan dua tahun setelah IPO (Initial Public Offering)

serta kinerja keuangan Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah penambahan

dana. Sehingga nantinya dapat diketahui apakah terdapat perbedaan signifikan

antara kinerja keuangan sebelum dan sesudah Bank Panin Dubai Syariah melakukan

Initial Public Offering (selanjutnya disebut IPO) serta sebelum dan sesudah Bank

Panin Dubai Syariah mendapatkan dana dari Bank Dubai Islam. maka dari itu,

penulis memberi judul pada penelitian ini dengan judul “Kinerja Keuangan Bank

Panin Dubai Syariah”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Untuk mencapai hasil penelitian yang terbaik, penulis memberikan batasan-

batasan pada penelitian ini :

Pertama objek bank yang di teliti adalah bank syariah yang telah di initial

public offering (selanjtunya disebut IPO) dan telah mendaptkan modal dari bank

lain, salah satu bank syariah yang telah melakukan initial public offering dan

telah mendapatkan modal dari perusahaan lain adalah PT Bank Panin Dubai

Syariah Tbk.

6 Nurmaidi H. Sumarta, M.Si.Ak. dan Dr. Yogiyanto HM. MBA. “Evaluasi Kinerja

Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Dan Thailand” (Buletin, Ekonomi Moneter dan Perbankan, September 2000), H. 199.

9

Kedua, penelitian ini meneliti kinerja keuangan Bank Panin Dubai Syariah

sebelum initial public offering yaitu pada tahun 2013 dan setelah initial public

offering pada tahun 2014, serta sebelum Bank Panin Dubai Syariah mendaptkan

modal tambahan dari Bank Dubai Islam dan publik atau bank lainya Pada tahun

2014 dan setelah mendapatkan modal tambahan pada tahun 2016.

Ketiga. Teori yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan bank

menggunakan rasio-rasio keuangan seperti Rasio CAR (Capita Adequacy Ratio

), NPF (Non Performing Financing), FDR (Financing to Deposit Ratio), ROA

(Return On Assets), dan BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan

Operasiona).

2. Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan di teliti pada penelitian ini adalah berdasarkan

pada rumusan masalah berikut ini :

a. Bagaiamana kinerja keuangan sebelum dan sesudah Intial Public Offering

(selanjutnya disebut IPO) ?

b. Bagaimana kinerja keuangan sebelum dan sesudah penambahan modal

dari Bank Dubai Islam?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan Bank Panin Dubai

syariah sebelum dan setelah Initial Public .

b. Untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan Bank Panin Dubai

Syariah sebelum dan sesudah penambahan modal.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Bagi penulis, sebagai wawasan baru serta kajian baru dalam menambah

ilmu pengtahuan khususnya dalam pengetahuan tentang cara menganalisis

10

kinerja keuangan bank syariah yang telah melakukan go public dan telah

mendapatkan modal tambahan dari perusahaan lain seperti yang terjadi pada

Bank Panin Dubai Syariah.

b. Bagi akademis, sebagai tambahan informasi serta rujukan baru tentang hal

yang berkaitan dengan kinerja keuangan bank syariah yang telah melakukan

go public dan telah mendapatkan penambahan modal dari parusahaa atau

instansi lain.

c. Bagi instansi, sebagai informasi dalam mengevaluasi perusahaanya yang

telah go public agar mampu meningkatkan kinerja keuanganya sehingga

mampu bersaing dengan perusahaan bank lain.

11

D. Kerangka Pemikiran

Tabel 1.5 Kerangka pemikiran

PT. Bank Panin Dubai Syariah Tbk

Laporan Keuangan

Sebelum Initial

Go Public

Perhitungan rasio CAR, NPF, FDR, ROA dan BOPO

Sebelum

Penambahan

modal

Analisis Rasio Keuangan

1. Rasio Likuiditas

2. Rasio Rentabilitas

3. Rasio Capital

Pengukuran Kinerja Keuangan

Analisis deskriptif, analisis statistik dengan menggunkan Paired t-test, serta analisis SWOT

Hasil Pembahasan

Kesimpulan

Analisis Rasio Keuangan

1. Rasio Likuiditas

2. Rasio Rentabilitas

3. Rasio Capital

Setelah Initial

Go Public

Setelah

Penambahan

modal

12

E. Sistematika Penulisan

Untuk memepermudah penilitian yang akan ditulis, penulis menyusun

sistematika penulisan adapun setiap babnya terdiri dari :

BAB I Pendahuluan

Bab ini sebagai awal menuju pendeskripsian isi skripsi, adapun pemaparan

yang ada di bab ini mencakup latar belakng masalah, batasan dan rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, metodelogi

penelitian, teknik analisis data dan kerangka pemikiran.

BAB II Landasan Teori

Bab ini membahas tentang teori atau definisi tentang penelitian yang terkait,

adapaun teori atau definisi yang terkait diantaranya :

1. Kinerja Keuangan

2. Laporan Keuangan

3. Initial Public Offering

BAB III Metodologi Penelitian

Bab ini berisikan tentang jenis penelitian, sumber data, teknik analisis data

dan metode penelitian lainya yang mendukung penelitian.

13

BAB IV Analisis dan Pembahasan

Bab ini berisikan pembahasan penelitian mengenai analisis tentang kinerja

Bank Panin Syariah sebelum dan sesudah IPO (Initial Public Offering) dengan

menggunakan laporan keuangan yang sudah dianalisis menggunkana metode uji

beda (independent t-test)

BAB V Penutup

Bab ini adalah akhir dari penelitian yang menyimpulkan tentang hasil

penelitian dan saran.

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh

mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-

aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Seperti dengan membuat

suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standard dan ketentuan dalam

SAK (Standar Akuntansi Keuangan) atau GAAP (General Acepted Accounting

Principle), dan lainya.7

Kinerja bank merupakan bagian dari kinerja bank secara keseluruhan.

Kinerja (performance) bank secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi

yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan,

pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi maupun sumber

daya manusia. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan

bank pasda suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana

maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan

modal, likuiditas, dan profitabilitas.8

Kinerja keuangan merupakan gambaran tentang setiap hasil ekonomi yang

mampu diraih oleh perusahaan perbankan pada saat periode tertentu melalui

aktivitas-aktivitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara efisien

dan efektif. Kinerja keuangan akan dikatakan baik jika laporan keuangan yang

diukur mengalami kondisi yang baik. Sebagaimana tertulis dalam PSAK

No.101 kinerja keuangan suatu bank dapat dilihat serta diukur dengan laporan

keuangan bank.

7 Irham Fahmi,S.E., M.Si. “Analisis Kinerja Keuangan Panduan BAgi Akademisi, Manajer,

dan Investor Untuk Menilai dan Menganalisis Bisnis dari Aspek Keuangan” (Bandung, Alfabeta cv 2012), H. 2

8 Drs. Jumingan, S.E.,M.M.,M.Si “Analisis Laporan Keuangan”, (Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2014), H.239.

15

Penilaian kinerja terhadap suatu bank dapat dilakukan dengan melakukan

analisis terhadap rasio laporan keuangan bank tersebut. Rasio dapat dipahami

sebagai hasil yang diperoleh antara satu jumlah dengan jumlah yang lainya.

Rasio sendiri menurut Joel G. Siegel dan Jae K. Shim merupakan hubungan

antara jumlah satu dengan jumlah lainya. Dimana Agnes Sawir menambahkan

perbandingan tersebut dapat memberikan gambaran relatif tentang kondisi

keuangan dan prestasi perusahaan.

Atau secara sederhana rasio disebut sebagai perbandingan jumlah, dari satu

jumlah dengan jumlah lainya yang dilihat perbandingannya dengan harapan

nantinya akan ditemukan jawaban yang selanjutnya dijadikan bahan kajian

untuk dianalisis dan diputuskan.

Rasio keuangan atau financial ratio ini sangat penting gunanya untuk

melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. Bagi investor

jangka pendek dan menengah pada umumnya banyak tertarik kepada kondisi

keuangan jangka pendek dan kemampuan perusahaan untuk membayar

deviden yang memadai. Informasi tersebut dapat diketahui dengan menghitung

rasio-rasio keuangan yang sesuai dengan keinginanya.9

Setiap rasio keuangan yang dibentuk memiliki tujuan yang ingin dicapai

masing-masing. Ini berarti tidak dijumpai batasan yang jelas dan tegas berapa

rasio yang terdapat pada setiap aspek yang dianalisis. Namun demikian, yang

terpenting dalam penggunaan rasio keuangan adalah memahami tujuan

penggunaan rasio keuangan tersebut. guna kepentingan tersebut disajikan

tujuan penggunaan masing-masing rasio seperti tertera dalam tabel berikut

ini.10

9 Irham Fahmi,S.E., M.Si. “Analisis Kinerja Keuangan Panduan BAgi Akademisi, Manajer,

dan Investor Untuk Menilai dan Menganalisis Bisnis dari Aspek Keuangan” (Bandung, Alfabeta cv 2012), H. 44

10 Drs. Jumingan, S.E., M.M., M.Si. “Analisis Laporan Keuangan” (Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2014), H. 243.

16

Tabel 2.1

Tujuan Penggunaan Rasio Keuangan

Aspek Tujuan Penggunaan Rasio yang Digunakan

Permodalan

Likuiditas

Rentabilitas

Risiko Usaha

Efisiensi Usaha

Untuk mengetahui kemampuan

kecukupan modal bank dalam

mendukung kegiatan bank secara

efisien

Untuk mengukur kemampuan

bank dalam menyelesaikan

kewajiban jangka pendek .

Untuk mengetahui kemampuan

bank dalam menghasilkan profil

melalui operasi bank.

Untuk mengukur kemampuan

bank dalam menyanggah risiko

dari aktivitas operasi

Untuk mengetahui kinerja

manajemen dalam menggunakan

semua aset secara efisien.

CAR, Primary Ratio,

Capital Ratio I, Capital

Ratio II.

Quick Ratio, Banking

Ratio,Loan to Asets

Ratio, Cash Ratio,

Investment to Portofolio

Ratio, Investing to Policy

Ratio.

Margin, Return On

Equity, Net Income to

Total Assets Gross

Incometo Total Assets.

Credit Risk Ratio,

Liquidity Risk Ratio,

Assets Risk Ratio, Capital

Risk Ratio Invesment Risk

Rstio.

Leverage Multiplier

Ratio, Assets Utilization,

Cost of Found, Cost of

Money dan Cost of

Loanable Fund Ratio.

Analisis rasio keuangan sendiri dimulai dengan laporan keuangan dasar

yaitu dari neraca (balacesheet), perhitungan laba rugi (income statement), dan

laporan arus kas (cash flow statement). Perhitungan rasio keuangan akan

menjadi lebih jelas jika dihubungkan antara lain dengan menggunakan pola

17

historis perusahan tersebut. yang dilihat perhitungan Pada sejumlah tahun guna

menentukan apakah perusahaan membaik atau memburuk, atau melalukan

perbandingan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama.11

B. Laporan Keuangan Bank Syariah

Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan

kondisi suatau perusahaan, dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu

informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu perusahaan.

Farid Siswanto mengatakan bahwa laporan keuangan merupakan informasi

yang diharapkan mampu memberikan bantuan kepada pengguna untuk

membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial.

Lebih lanjut Munawir mengatakan bahwa laporan keuangan merupakan alat

yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi

keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang

bersangkutan. Dengan begitu laporan keuangan diharapkan membantu bagi

para pengguna (Users) untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat

finansial.12

Laporan keuangan merupakan produk terakhir dari serangkaian proses

pencatatan dan pengikhtisaran data transaksi bisnis. Laporan keuangan pada

dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat

untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada

pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan kata lain, laporan keuangan

berfungsi sebagai alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan

11 Irham Fahmi,S.E., M.Si. “Analisis Kinerja Keuangan Panduan BAgi Akademisi, Manajer,

dan Investor Untuk Menilai dan Menganalisis Bisnis dari Aspek Keuangan” (Bandung, Alfabeta cv 2012), H. 45

12 Irham Fahmi,S.E., M.Si. “Analisis Kinerja Keuangan Panduan BAgi Akademisi, Manajer, dan Investor Untuk Menilai dan Menganalisis Bisnis dari Aspek Keuangan” (Bandung, Alfabeta cv 2012), H. 22

18

pihak-pihak yang berkepentingan, yang menunjukan kondisi kesehatan

keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan.13

Tujuan Laporan Keuangan untuk umum menurut PSAK No. 101 tahun 2007

adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas

entitas syariah yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna

laporan dalam rangka membuat keputasan-keputusan ekonomi serta

menunjukan pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber-

sumber daya yang dapat dipercaya.

Tujuan laporan keuangan lainya menurut KDPPLKS 2007 (Kerangka Dasar

Penyesuaian Lembaga Keuangan Syariah) : Paragraf 30, yaitu :

1. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua

transaksi dan kegiatan usaha.

2. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah serta

informasi asset, kewajiban, pendapatan dan beban yang tidak sesuai

dengan prinsip syariah, bila ada, dan bagaimana perolehan dan

penggunaanya.

3. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan dan tanggung

jawab entitas syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana,

menginvestasikanya pada tingkat keuntungan yang layak.

4. Informasi menegenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh

penanam modal dan pemilik syirkah temporer, dan informasi

mengenai pemenuhan kewajiban (Obligation) fungsi sosial entitas

syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah,

dan wakaf.

Jenis-jenis laporan keuangan bank syariah :

13 Hery, S.E.,M.M.Si.,CRP.RSA. “Analisis Kinerja Manajemen” (Jakarta, PT. Grasindo,

2014), H. 3

19

1. Laporan Posisi Keuangan atau Neraca

Neraca adalah suatu laporan yang sistematis tentang aktiva (assets),

Utang (liabilities), dan modal sendiri (owner equity) dari suatu perusahan

pada tanggal teratentu.14

Tujuan neraca adalah untuk menunjukan posisi keuangan suatu

perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana

buku-buku ditutup dan di tentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal

atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut dengan balance sheet.

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan keuangan

yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode

tertentu.15

Laporan laba rugi memperlihatkan hasil yang diperoleh dari penjualan

barang atau jasa dan ongkos-ongkos yang timbul dalam proses pencapaian

gasil tersebut. Laporan ini juga memperlihatkan adanya pendapatan barsih

atau kerugian bersih sebagai hasil dari operasi perusahaan selama periode

tertentu (umumnya satu tahun).16

3. Laporan Arus Kas

Laporan kas merupakan laporan yang menunjukan semua aspek

yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik berpengaruh

langsung atau tidak langsung terhadap kas.17

4. Laporan Perubahan Entitas

14Drs. Jumingan,S.E.,M.M.,M.Si “Analisis Laporan Keuangan” (Jakarta, PT. Bumi Aksara,

2014), H.3 15 Kasmir, “Analisis Laporan Keuangan” (Jakarta, Rajawali Pers, 2012) H.29 16 Drs. Jumingan,S.E.,M.M.,M.Si “Analisis Laporan Keuangan” (Jakarta, PT. Bumi Aksara,

2014), H.4 17 Kasmir, “Analisis Laporan Keuangan” (Jakarta, Rajawali Pers, 2012) H.29

20

Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menunjukan

perubahan ekuitas bank yang menggambarkan peningkatan atau

penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode pelaporan.

5. Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat

Investasi terikat adalah investasi yang bersumber dari pemilik dana

investasi terikat dan sejenisnya yang dikelola oleh bank syariah sebagai

agen investasi

6. Laporan Rekonsilisasi Pendapatan dan Bagi Hasil

Laporan rekonsilidasi pendapatan dan bagi hasil merupakan

rekonsilidasi pendapatan bank syariah, yang menggunakan dasar akrual

(accrual basis), dan pendapatan yang di bagihasilkan kepada pemilik

dana yang menggunakan dasar kas (cash basis).

7. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat

Laporan sumber dan penggunaan dana ZIS (Zakat, Infaq dan

shadaqah) merupakan laporan yang menunjukan sumber dan

penggunaan dana selama suatu jangka waktu tertentu, serta saldo ZIS

pada tanggal tertentu. unsur dasar laporan sumber dan penggunaan dana

zakat meliputi sumber dana, penggunaan dana selama suatu jangka

waktu, serta saldo dana zakat yang menunjukan dana zakat yang belum

disalurkan pada anggal tertentu.

8. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan

Laporan ini berisi informasi penerimaan dana kebajikan dari

beberapa komponen yang mungkin diterma oleh bank syariah seperti

infaq, shodaqoh, hasil pengelolaan dana wakaf.

9. Catatan Atas Laporan Keuangan Bank Syariah

Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau

rincian jumlah yang tertera dalam Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan

Arus Kas Dan Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Sumber Dan

21

Penggunaan Dana Zakat, dan Laporan Penggunaan Dana Kebajikan,

serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan komitmen.18

10. Laporan Komitmen dan Kontijensi

Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang

berupa janji yang tidak bisa dibatalkan secara sepihak, dan harus

dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi.

Laporan kontijensi merupakan tagihan atau kewajiban bank yang

kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidaknyasatu atau

lebih peristiwa dimasa yang akan datang.

11. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi

Laporan gabungan merupakan laporan dari seluruh cabang-cabang

bank yang bersangkutan baik yang ada di dalam negeri maupun di luar

negeri. Sedangkan laporan konsolidasi merupakan laporan bank yang

bersangkutan dengan anak perusahaanya.

C. Pengertian Kesehatan Bank

Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 tentang penilaian

tingkat kesehatan bank umum, yang disalin dan disempurnakan pada Surat

Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 10/SEJOK.03/2014 tentang penilaian

kesehatan bank umum syariah dan unit usaha syariah. Yang dimaksud tingkat

kesehatan bank umum secara individual adalah bank wajib malakukan

penilaian tingkat kesehatan bank secara individual dengan menggunakan

pendekatan risiko (Risk-based Bank Rating) dengan cakupan penilaian

terhadap faktor-faktor sebagai berikut :

1. Profil risiko (risk profile);

2. Good Corporate Governance (GCG);

3. Rentabilitas (Earning)

4. Permodalan (Capital)

18 Dwi Nur’aini Ihsan “Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah” (UIN Jakarta Press,

2013), H. 43

22

Penilaian tingkat kesehatan bank secara konsolidasi memiliki kesamaan

dengan penilaian tingkat kesehatan bank yang dilakukan secara individual

perbedaanya hanya pada pelaksanaan yang dilakukan. Jika dilakukan secara

konsolidasi maka bank melakukan penilaian tingkat kesehatan secara

konsolidasi, begitu juga dengan individual.

Hasil akhir dari penilaian tingkat kesehatan bank, bagi manjemen bank

dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk menetapkan strategi dan

kebijakan yang akan datang, sedangkan bagi Bank Indonesia digunakan

sebagai alat dalam pengawasan terhadap pengelolaan bank oleh manjemen.19

D. Faktor Penilaian Kesehatan Bank

Faktor penilaian kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

dalam surat edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 10/SEOJK.03/2014 tentang

penilaian kesehatan bank umum syariah dan unit usaha syariah. berdasarkan

surat edaran tersebut bahwasanya yang menjadi faktor-faktor yang mencakup

penilaian kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yaitu terdiri

dari :

1. Penilaian Faktor Profil Risiko (Risk Profile)

a) Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan nasabah atau pihak lain

dalam memenuhi kewajiban kepada bank sesuai dengan perjanjian

yang disepakati. Seperti penundaan pembayaran, pengurangan

pembayaran selisih pinjaman pokok, atau tidak membayar sama sekali.

Rasio yang digunakan untuk mengukur kredit yaitu dengan cara

menghitung rasio Non Performing Financing. NPF (Non Performing

Financing) adalah rasio yang menunjukan perbandingan pembiayaan

bermasalah dengan total pembiayaan.

19 Selamet Riyadi, “Banking Assets and Liability Management” (Jakarta : Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006), H. 169.

23

Rumus NPF :

b) Risiko Pasar

Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening

administratif akibat perubahan harga pasar, antar lain risiko berupa

perubahan nilai dari aset yang dapat diperdagangkan atau

disewakan.

c) Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Bank

untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber

pendanaan arus kas dan aset likuid berkualitas tinggi yang dapat

digunakan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi bank. resiko

likuiditas terjadi karena adanya penarikan yang dilakukan secara

serentak sehingga mengakibatkan bank tidak mampu untuk

mengembalikan dana nasabah sehingga bank mengalami

kebangkrutan.

Rasio untuk menghitung likuiditas dapat menggunakan rasio

sebagai berikut :

Rumus FDR :

d) Risiko Operasional

Risiko operasioanl adalah resiko kerugian yang diakibatkan

oleh proses internal yang kurang memadai, kegagalan proses

NPF = Pembiayaan (KL, D, M)

Total Pembiayaan

FDR = Jumlah Pembiayaan yang diberikan

X 100% Total Dana Pihak Ketiga

24

internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem dan kejadian

eksternal yang mempengaruhi operasional bank.

e) Risiko Hukum

Risiko huikum adalah risiko yang timbul akibat tuntutan hukum

dan kelemahan aspek yuridis.

f) Risiko Strategik

Risiko strategik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam

pengambilan atau pelaksanaan suatu keputusan strategik serta

kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.

g) Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan adalah risiko akibat bank tidak mematuhi atau

tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan

yang berlaku, serta prinsi psyariah.

h) Risiko Reputasi

Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunya tingkat

kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepdi negatif

terhadap bank.

i) Risiko Imbal Hasil

Risiko imbal hasil adalah risiko akibat perubahan tingkat imbal

hasil yang dibayarkan bank kepada nasabah.

j) Risiko Investasi

Risiko investasi adalah risiko akibat bank ikut menanggung

kerugian usaha nasabah yang dibiayai dalam pembiayaan berbasis

bagi hasil baik yang menggunkan metode net revenue sharing

maupun profit and loss sharing.

25

2. Penilaian Faktor Good Corporate Governance (GCG)

Penilaian faktor Good Corporate Governance bagi bank umum syariah

merupakan penilaian terhadap kualitas manajemen bank atas pelaksanaan

5 (lima) prinsip Good Corporate Governance yaitu transparan,

akuntabilitas, pertanggung jawaban, professional, dan kewajaran. Prinsip –

prinsip Good Corporate Governance dan fokus penilaian terhadap

pelaksanaan Good Corporate Governance tersebut berpedoman pada

ketentuan Good Corporate Governance yang berlaku bagi bank umum

syariah dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha bank.

3. Penilaian Faktor Rentabilitas (Earning)

Penilaian rentabilitas meliputi evaluasi terhadap kinerja rentabilitas,

sumber – sumber rentabilitas, kesinambungan rentabilitas, manajemen

rentabilitas, dan pelaksaaan fungsi sosial. Earning merupakan salah satu

penilaian bank dari sisi rentabilitas. Karakteristik bank dari sisi rentabilitas

adalah kinerja bank dalam menghasilkan laba, kestabilan komponen-

komponen yang mendukung core earning dan kemampuan laba dalam

meningkatkan permodalan di masa depan.

Indikator penilaian rentabilitas adalah ROA (Return On Asset ), ROE

(Return On Equity), NIM (Net Interest Margin) atau NOM (Net Operating

Margin), dan BOPO (Beban Operasional Terhadap Pendapatan

Operasional).

Penilaian Faktor earning didasarkan pada rasio-rasio sebagai berikut :

a) ROA (Return On Assets)

Adalah rasio yang menunjukan perbandingan antara laba

sebelum pajak dengan total asset bank,

26

rasio ini menunjukan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang

dilakukan oleh bank bersangkutan.20

Rumus ROA :

b) ROE (Return On Equity)

Adalah rasio yang menunjukan perbandingan antara laba

setelah pajak dengan modal inti bank, rasio ini menunjukan

persentase yang dapat dihasilkan.

Rumus ROE :

c) NOM (Net Operating Margin)

NOM adalah perbandingan antara pendapatan bunga bersih

dibagi rata-rata aktifa produktif dan NOM adalah perbandingan

antara pendapatan setelah bagi hasil dibagi rata-rata aktiva

produktif.

Rumus NOM :

d) BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional)

BOPO adalah rasio perbandingan antara Biaya Operasional

dengan Pendapatan Operasional. Semakin rendah nilai BOPO maka

20 Selamet Riyadi, “Banking Assets And Liability Management“ (Jakarta, Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006), H 156.

ROA = _Laba Sebelum Pajak_

Rata-rata Total Aset

ROE = Laba Bersih Setalah pajak

Rata-rata modal disetor

NOM = _Aktiva Jangka Pendek_

Kewajiban Jangka Pendek

27

semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien

dalam menggunkan sumber daya perusahaan.

Rumus BOPO :

4. Penilaian Terhadap Capital

Capital atau permodalan memiliki indkator antara lain rasio

kecukupan modal dan kecukupan modal bank untuk mengantisipasi

potensi kerugian suatu profil risiko. Rasio utama yang terdapat pada

capital adalah rasio CAR (Capital Adequacy Ratio). CAR adalah rasio

kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki oleh bank.

rumus untuk menghitung CAR adalah :

Bank Indonesia menetapkan ketentuan modal minimum bagi

perbankan sebagaimana dalam ketentuan standar Bank for

International Setlements (selanjutnya disebut BIS) bahwa setiap bank

umum diwajibkan menyediakan modal minimum sebesar 8% dari total

aktiva tertimbang menurut risiko (selanjutnya disebut ATMR).

E. Initial Public Offering (IPO)

Initial Public offering atau penawaran umum merupakan proses

untuk pertama kalinya perusahaan menjual sekuritasnya di pasar perdana.

Pasar perdana menurut paket Desember 1987 merupakan sejumlah

penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan saham (emiten)

kepada pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak emiten sebelum

BOPO = _Biaya Operasional_

Pendapatan Operasional

CAR = Mtier1 + Mtier2 + Mtier3 – Penyertaan

Aktiva Tertimbang Menurut Resiko

28

saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Pasar perdana terjadi

pada saat perusahaan menjual sekuritasnya kepada investor umum untuk

pertama kalinya, sebelum menawarkan saham di pasar perdana, perusahaan

emiten sebelumnya akan mengeluarkan informasi mengenai perusahaan

secara detail (disebut juga prospektus). prospektus berfungsi untuk

memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan pada para calon

investor, sehingga dengan adanya informasi tersebut maka investor akan

bisa mengatahui prospek perusahaan di masa datang, dan selanjutnya

tertarik untuk membeli sekuritas yang diterbitkan emiten.21

Emiten menurut Bursa Efek Indonesia (selanjutnya disebut BEI)

dalam buku panduan Sekolah Pasar Modal Syariah Level I tahun 2014 yaitu

pihak yang melakukan penawaran umum. penawaran umum merupakan

kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek

kepada masyarakat. Sedangkan yang dimaksud Perusahaan publik adalah

perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 (tiga

ratus) pemegang saham dan memiliki modal di setor sekurang-kurangnya

tiga miliar rupiah atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor

yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

F. Hubungan Antara Variabel

Initial Public Offering atau biasa disebut IPO adalah proses

perusahaan untuk menjual saham kepada publik, dalam panduan Bursa Efek

Jakarta (BEJ) tujuan perusahaan melakukan IPO terbagi menjadi dua, yaitu

yang bersifat finansial dan nonfinansial. Tujuan finansial adalah untuk

refinancing atau restrukturasi permodalan, tujuan dari aspek financial salah

satunya yaitu untuk menambahkan pendanaan atau modal baru yang

didapatkan dari hasil menjual saham ke publik.

21 Drs. Roni Indarto “Materi Pokok teori portofolio dan analisis investasi” (Tangerang

Selatan, Universitas Terbuka Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi), H. 3 dan 4.

29

1. Hubungan Antara IPO Dengan CAR

Capital bertujuan untuk mengukur kecukupan modal yang

dimiliki oleh Bank. Salah satu rasio utama capital adalah CAR (Capital

Adequacy Ratio). CAR dipergunakan untuk mengukur kecukupan

modal guna menutupi kemungkinan kegagalan dalam pemeberian

kredit.22 Semakin tinggi nilai rasio CAR maka semakin tinggi dana atau

modal yang dimiliki bank. Tujuan dari IPO salah satunya yaitu untuk

menghimpun dana-dana segar dari para investor untuk menambah

modal yang dimiliki bank. Bank Panin Syariah telah melakukan IPO

maka hal ini akan berpengaruh terhadap rasio CAR-nya yang akan

meningkat. Penilitian yang dilakukan Riska23 yang menyatakan bahwa

terdapat peningkatan niai rasio CAR pada bank yang telah melakukan

IPO.

2. Hubungan Antara IPO Dengan ROA

Earning merupakan alat untuk menganalisis atau mengukur

tingkat efisiensi usaha dan kemampuan bank dalam menghasilkan laba.

Penilaian rentabilitas dimaksudkan untuk menilai kemampuan bank

dalam menghasilkan laba.24 ROA merupakan bagian dari variabel

earning yang menunjukan perbandingan antara laba (sebelum pajak)

dengan total aset bank, rasio ini menunjukan tingkat efisiensi

pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan25. Laba

yang didapatkan pada tahun sekarang akan berpengaruh terhadap modal

yang akan datang. Maka hal ini akan berpengaruh terhadap rasio CAR.

Semakin tinggi nilai ROA maka semakin tinggi juga nilai CAR. Maka

hal ini juga menunjukan bahwa terdapat hubungan antara rasio ROA

22 Drs. Jumingan, S.E., M.M., M.Si. “Analisis Laporan Keuangan” (Jakarta, PT. Bumi

Aksara, 2014), H.243 23 Riska Nurul Fitriani “Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Go Public” Jurnal

Ilmu dan Riset Manajemen. Vol.5, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia. Surabaya. H. 14 24 Dwi Nur’Aini Ihsan “Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah” (UIN Jakarta Press.

2013). H.99 25 Drs.Selamet Riyadi,M.Si. “Banking Asets And Liability Management” (Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi, Univesitas Indonesia : 2006). H. 156

30

dengan adanya kebijkan IPO yang telah dialakukan oleh Bank Panin

Dubai Syariah. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang telah

dilakukan oleh Adhisyahfitri26 yang telah menyatakan bahwa terdapat

hubungan signifikan antara rasio Return On Assets (ROA) terhadap

IPO.

3. Hubungan Antara IPO Dengan BOPO

BOPO adalah rasio perbandingan antara biaya operasional

dengan pendapatan operasional, semakin rendah tingkat rasio BOPO

berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih

efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan.27

Semakin rendah bank mengeluarkan biaya operasional semakin tinggi

pendapatan operasional yang didapatkan, karena bank tidak boros

mengeluarkan dananya untuk biaya opersional, secara tidak langsung

dana operasional yang didapatkan berhubungan dengan sumber daya

yang ada di perusahaan baik dari modal maupun laba yang didapatkan.

Maka secara tidak langsung BOPO mempunyai hubungan dengan rasio

CAR maupun ROA. Hal ini juga menunjukan bahwa BOPO

mempunyai keterikatan dengan adanya kebijakan IPO yang dilakukan

oleh Bank Panin Dubai Syariah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Inayah28 yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh

antara beban operasional yang dikeluarkan oleh bank dengan tren rasio

CAR.

4. Hubungan Antara IPO Dengan FDR

Risk Profile bertujujan untuk mengukur tingkat risiko-risiko

yang akan dihadapi oleh bank. Salah satu resiko yang dihadapi yaitu

Resiko likuiditas dan resiko kredit. Resiko likuiditas adalah resiko yang

26 Adhisyahfitri Evalina Ikhsan “Analisis Kinerja Perusahaan: Sebelum Dan Sesudah Initial

Public Offering DI Bursa Efek Indonesia”, (Jurnal Ekonomi Vol : 14 No 1 , Univ. Syiah Kuala : 2011 ) H. 44

27 Drs.Selamet Riyadi,M.Si. “Banking Asets And Liability Management” (Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Univesitas Indonesia : 2006). H. 159

28 Nur Inayah “Analisis kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Go Public”, (Skripsi : Universitas Brawijaya, Malang, 2012) H. 13

31

mengukur kemampuan suatu perusahaan atau bank dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.29 Resiko likuditas

salah satunya diwakili oleh rasio FDR. FDR (Financing to Deposite

Ratio) yaitu rasio yang mengukur jumlah pembiayaan yang dikeluarkan

dengan pendapatan yang didapatkan dari pembiayaan tersebut. Jumlah

pembiayaan yang dikeluarkan akan dipengaruhi oleh dana atau modal

yang dimiliki oleh bank. Bank Panin Syariah telah melakukan IPO yang

bertujuan untuk mendapatkan dana baru atau dana tambahan. Jika

modal yang diberikan tinggi maka jumlah pembiayaan yang

dikeluarkan akan tinggi sehingga mempengaruhi terhadap laba yang

tinggi juga, dan hal ini akan berpengaruh terhadap rasio ROA yang akan

meningkat. Maka IPO akan mempengaruhi nilai FDR yang semakin

rendah dan akan mempengaruhi nilai ROA yang tinggi. Karena

semakin rendah nilai FDR maka semakin baik kineja Bank. hal itu

disebabkan karena pembiayaan yang disalurkan sangat baik. maka nilai

rasio CAR yang telah dipengaruhi oleh kebijakan IPO mempunyai

hubungan dengan rasio FDR dan berpengaruh terhadap profitabilitas

Bank. Penilitian yang dilakukan Sundus dan Euis30 menyatakan bahwa

ada hubungan dan pengaruh antara rasio LDR atau FDR dengan

profitabilitas bank. serta pada penelitian yang dilakukan oleh Eni31 yang

menyatakan bahwa terdapat pengaruh dan hubungan antara LDR atau

FDR pada bank yang telah go public di (BEI) Bursa Efek Indonesia.

5. Hubungan Antara IPO Dengan NPF

Resiko kredit adalah resiko karena kegagalan nasabah dalam

memenuhi kewajibanya terhadap bank. Rasio untuk mengukur kredit

29 Irham Fahmi “Analisis Kinerja Keuangan” (Bandung : Alfabeta, 2012 ) H.59 30 Sundus Nur Hlimah dan Euis Komariah “Pengaruh ROA,NPL,LDR,BOPO Terhadap Nilai

Perusahaan Bank Umum” (Jurnal Akuntansi : Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol, 5 No. 1 , 2017). H. 8

31 Eni Pertiwi “Pengaruh Kecukupan Modal dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Bank-Bank Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013” (Skripsi : Fakultas Ekonomi, Universitas Wijaya Putra, Surabaya, 2015). H. 62

32

adalah rasio NPF (Net Performing Finance). NPF bertujuan untuk

membandingkan pembiayaan yang bermasalah dengan total

pembiayaan. Pembiayaan yang bermasalah pada pihak ketiga akan

mempengaruhi terhadap pendapatan yang akan didapatkan. maka hal

tersebut akan mepengaruhi terhadap nilai FDR. Semakin tinggi

pembiayaan yang bermasalah maka nilai rasio NPF akan semakin

tinggi, hal ini akan berdampak pada pembiayaan yang akan diberikan

pada rasio FDR yang akan tinggi juga dan secara tidak langsung akan

mempengaruhi laba dan modal yang rendah di tahun selanjutnya. Maka

rasio NPF secara tidak langsung berhubungan dengan rasio FDR, ROA

dan CAR yang telah dipengaruhi oleh kebijakan IPO. Penelitian yang

dialakukan Julita32 menyatakan bahwa rasio NPF atau NPL secara tidak

langsung mempunyai hubungan dan pengaruh terhadap profitabilitas

dan capital Bank yang secara tidak langsung berhubungan dengan IPO.

Penelitian lainya yang dilakukan oleh Sasa, Saifi dan Husaini33

menyatakan bahwa terdapat hubungan dan perbedaan antara nilai NPF

dan NPL terhadap profitabilitas pada Bank Umum yang telah go public.

G. Review Studi Terdahulu

Riska Nurul Fitriani dan Sasi Agustin “Analisis Kinerja Keuangan Sebelum

dan Sesudah Go Public” Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia. Surabaya.

Jurnal : Ilmu dan riset manajemen. Vol 5, nomor 7, Juli 2016. Penelitian

dilakukan pada objek bank yang telah go public yaitu Bank Tabungan Negara

Tbk, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan apakah terdapat

perbedaan kinerja keuangan pada saat sebelum dan sesuda go public, data yang

32 Julita,SE,M.Si “Pengaruh Non Performing Loan dan Capital Adequacy Ratio Terhadap

Profitabilitas (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) ” Jurnal, H.10

33 Sasa Elida Sovia, Muhamad Saifi dan Achmad Husaini, Analisi Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Konvensional dan Bank Syariah berdasarkan Rasio keuangan Bank (Studi Pada Bank Konvensional yang Terdaftar di Bursa Efe Indonesia yang memiliki Bank Umum Syariah Periode 2012-2014). (Jurnal : Fakultas Ilmu Admnisistrasi, Universitas Brawijaya, Malang) H. 6

33

digunakan sebagai acuan pada penelitian ini menggunakan data sekunder

berupa laporan keuangan berupa rasio likuiditas, rentabilitas bank, solvabilitas

dan risiko. Analisis yang digunakan untuk mengetahui perbedaan pada kinerja

bank sebelum dan sesudah go public menggunakan uji t dua sampel berasangan

(sample paired t-test) Hasilnya adalah berdasarka uji t sampel dapat diketahui

bahwa 6 rasio keuangan yang mempunyai perbedaan yang signifikan yaitu

return on equity, primary ratio, capital adequency, capital ratio, credit risk and

ratio, dan deposit risk ratio. Sesudah go public menunjukan bahwa kinerja

keuangan perusahaan mengalami perubahan yang signifikan. Persamaan

penelitian ini dengan penelitian yang akan peneilit teliti adalah sama-sama

meneliti tentang perbedaan kinerja keuangan pada bank yang sudah go public,

perbeaanya adalah objek bank yang diteliti berbeda serta metode dan teknik

analisa data yang berbeda.

Jeffry Dwiyanto Panggau dan Tri Yuniati “Kinerja Keuangan Antara

Sebelum Dan Sesudah Initial Public Offering (IPO) Pada Perusahaan LQ 45”

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kinerja perusahaan LQ

45 sebelum dan sesudah Initial Public Offering yang berada di Bursa Efek

Indonesia. metode analisis pada penelitian ini menggunakan analisis statistika

paired t-test dengan membandingkan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio

aktivitas, dan rasio profitabilitas. Hasilnya pada 10 perusahaan LQ45 yang

sudah go public di Bursa Efek Indonesia mengalami peningkatan pada rasio

likuidias, sedangkan pada rasio aktivitas, rasio solvabilitas, dan rasio

profitabiltas mengalami penurunan kinerja. Persamaan pada penelitian ini

dengan penelitian yang akan di teliti adalah sama-sama menggunakan alat bantu

analisis menggunakan uji paired t test selaian itu persamaan lainya adalah objek

perusahaan yang sudah melakukan intial public offering. perbedaanya adalah

objek perusahaan yang digunakan pada penelitian nanti menggunakan

perusahaan bank yang telah melakukan go public. Serta rasio-rasio yang

digunkan berbeda juga.

34

Adhisyahfitri Evalina Ikhsan “ Analisis Kinerja Perusahaan : Sebelum dan

Sesudah Initial Public Offering Di Bursa Efek Indonesia” penelitian ini

bertujuan untuk mengatahui kinerja perusahaan-perusahaan non keuangan yang

sudah melakukan go public di Bursa Efek Indonesia. perbedaan pada penelitian

ini dengan yang penelitian yang akan dilakukan nanti adalah objek laporan

keuangan Bank yang berbeda, perbedaan lainya yaitu metode analisis pada

penelitian. Pada penelitian yang akan diteliti nanti menggunakan uji

independent t test atau uji beda.. persamaan pada penelitian ini adalah objek

perusahaan yang telah melakukan go public. Berdasarkan hasil analisis data

dapat disimpukan bahwa terdapat perbedaan kinerja perusahaan yang dilihat

dari rasio operating return on assets, operating cash flow, sales growth, total

asset turn over, cash flow to net income, dan cash flow return on sales. Selain

itu, penelitian ini membuktikan bahwa adanya penurunan kinerja perusahaan

sesudah melakukan IPO.

Vicky Rahma Putri dan Niki Lukviarman “Pengukuran Kinerja Bank

Komersial Dengan Pendekatan Efisiensi : Studi terhadap Perbankan Go-Public

Di Indonesia” penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kinerja bank

komersil atau bank yang sudah melakukan go public di Indoenesia. Penelitian

ini menggunakan teori kinerja dengan pengukuran CAMEL. Dengan alat

analisis menggunakan DEA (Data Envelopment Analysis). Hasilnya, pada

penelitian yang telah berlangsung selama 3 tahun tidak ditemukan bank yang

bekerja secara efisien selain Bank Lippo yang konsisten beroperasi selam 2

tahun. Persamaan pada penelitian yang akan di teliti adalah sama-sama

menggunakan pengukuran kinerja keuangan menggunakan CAMEL serta objek

perusahaan ynag telah melakukan go public. Perbedaaanya yaitu metode

analisis data. Pada penelitian ini menggunaka analisis DEA (Data Envelopment

Anlysis). Serta perusahaan bank yang telah go public berbeda.

Yun Seng dan Lili Syafitri “Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Sebelum

dan Sesudah Initial Public Offering Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek

Indonesia”. penelitian ini bertujuan untuk melihat dan menganalisis kondisi

35

kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah IPO. Objek yang digunakan

pada penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang telah terdaftar di Bursa

Efek Indonesia. teknik analisa data pada penelitianini menggunakan teknik

Purposive sampling. Hasilnya, pada rasio likuiditas memberikanhasil bahwa

tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perusaaan yang telah IPO atau

yang belum. pada rasio solvabilitas terdapat perbedaan secara signifikan, rasio

aktivitas pada bank yang telah go public adalah tidak berbeda secara signifikan.

Rasio profitabilitas tidakberbeda secara signifikan.

Paymata dan Mas’ud Machfoedz “ Evaluasi kinerja Perusahaan Perbankan

Sebelum Dan Sesudah Menjadi Perusahaan Publik Di Bursa Efek Jakarta

(BEJ)” penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja pada perusahaan

bank yang telah terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Metode penilaian kinerja

pada penelitian ini menggunakan analisis CAMEL. Metode statistic yang

digunakan untuk menghitung rasio –rasio CAMEL menggunakan dua tahap uji

yaitu Uji peringkat Tanda Wilcoxon, dan uji Manova. Hasilnya disimpulkan

bahwa tidak ada perbedaan kinerja bank yang signigfikan untuk tahun-tahun

sebelum dan sesudah IPO. Meskipun beberapa daiantara rasio yang memberi

indikasi adanya perbedaan yang signifkan. Persamaan penelitan ini dengan

yang akan di teliti nanti yaitu sama-sama menggunakan CAMEL sebagai alat

ukur untuk menilai kinerja laporan keuangan perusahaan. Perbedaanya yaitu

metode analisis yang digunakan berbeda.

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dan

kualitatif dengan menggunakan metode deskrpitif. Metode deskriptif

adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek,

suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa

pada masa sekarang.34

Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menganalisis rasio-rasio

laporan keuangan Bank Panin Dubai Syariah dengan menggunakan angka-

angka yang ada pada rasio keuangan yang kemudian diolah dengan

menggunakan bantuan aplikasi komputer yaitu aplikasi SPSS.

Pengukuran kinerja keuangan pada penelitian ini menggunakan

variabel Risk Profil, Earnings, dan Capital. Pengukuran variabel tersebut

diwakili oleh rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing

Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Return On Assets

(ROA), dan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO).

Rasio-rasio tersebut dipilih karena rasio tersebut merupakan rasio

utama dalam komponen variabel tersebut. Pada penelitian yang dilakukan

oleh Riska (2016) dalam mencari perbandingan kinerja Bank BTN sebelum

dan sesudah IPO menggunakan rasio CAR pada variabel solvabilitas,

hasilnya terdapat perbedaan signifikan antara kinerja sebelum dan sesudah

IPO pada bank BTN dilihat dari rasio CAR. Kemudian penelitian yang

dilakukan oleh Marlupi (2006) yang menganalisis tentang Kinerja

Perbankan Menggunakan Metode CAMEL salah satu rasio yang digunakan

pada variabel Earnings adalah ROA, hasilnya terbukti bahwa rasio ROA

memiliki fungsi dominan dalam membedakan kinerja kesehatan bank.

selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Maulana (2016) yang meneliti

34 Moh. Nazir, Ph.D, Metodelogi Penelitian, (Bogor, Penerbit Ghalia Indonesia, 2011) h.

54

37

tentang Kinerja Bank Syariah hasil Spin-off dengan kinerja Bank

Konvensional. Pada penelelitian ini rasio yang digunakan dalam variabel

Risk menggunakan rasio FDR dan NPF, hasilnya terdapat perbedaan yang

signifikan pada rasio FDR dan NPF dalam membandingkan kinerja Bank

Syariah hasil Spin-off dengan kinerja bank induk konvensional. Kemudian

Widya (2012) meneliti tentang perbandingan kinerja Bank Syariah dan

Bank Konvensional yang menggunakan rasio BOPO untuk mencari tingkat

efisiensi pada setiap bank tersebut, hasilnya setelah di uji dengan

menggunakan statistik paired t-test terdapat nilai signifikan dalam rasio

BOPO. Rasio-rasio yang dipilih tersebut dihitung menggunakan rumus

yang berlaku.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

yang berjenis kuantitatif (quantitative data), data bersumber dari laporan

keuangan tahunan Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah IPO

yaitu pada periode tahun 2012-2015 serta sebelum dan sesudah

mendapatkan tambahan modal dari Bank Dubai Islami pada periode tahun

2014 – 2015.

Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain lain., secara

holistik , dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,

pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

bebagai metode ilmiah.35

Fungsi dan manfaat penelitian kualitatif salah satunya adalah untuk

meneliti sesutu atau objek secara mendalam. Tujuan pendekatan kualitatif

pada penelitian ini digunakan untuk memperkuat pernyataan dari hasil uji

yang telah dilakukan pada pendekatan kauntitatif.

35 Prof.Dr Lexy J.Moloeng, M.A Metode Penelitian Kualitatif (Bandung : PT. Remaja

Rodakarya 2017) 5-6

38

B. Objek Penelitian

Bank yang menjadi objek penelitian ini adalah Bank Syariah yang telah

melakukan Initial Public Offering dan telah mendapatkan tambahan modal

dari investor atau bank Dubai Islam yaitu Bank Panin Dubai Syariah.

C. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif, dan kualitatif yaitu

data dalam angka dan lambang matematik atau dengan kata lain dapat

diukur dengan skala numerik yang diolah dengan cara statistik. Sumber

data yang digunakan adalah data deret waktu yaitu data yang didapatkan

dari laporan keuangan dari setiap periode atau tahun yang terdapat pada

perusahaan. Dalam penilitian ini penulis menggunakan data sekunder. Data

sekunder adalah data yang sudah siap atau dipublikasikan oleh pihak atau

instansi terkait dan langsung dapat dimanfaatkan oleh penulis.

Tahapan-tahapan dalam pengumpulan data pada penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Studi literaur, yaitu mengumpulkan data tambahan dari sumber

seperti buku-buku, perundang-undangan, literatur, majalah, berita

harian, makalah. Penelitian ini langsung melihat pada buku-buku,

jurnal, artikel, ataupun hasil laporan penelitian terdahulu yang

terkait dengan permasalahan yang diteliti.

2. Studi Dokumentasi, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah teknik dokumentasi yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan data sekunder berupa laporan keuangan Bank Panin

Dubai Syariah dari periode 2013 sampai dengan 2016 yang

diperoleh dari website bank yang menjadi objek penelitian.

D. Teknis Analisis Data

1. Pendekatan Kuantitatif

Analisis kinerja keuangan merupakan proses pengkajian secara kritis

terhadap keuangan bank yang menyangkut review data, mengukur data,

39

menginterpretasi, dan memberi solusi terhadap keuangan bank pada suatu

periode tertentu. dengan demikian, prosedur analisis meliputi tahapan

sebagai berikut.

a. Review Data Keuangan

Menurut Munawir (1997:35), maksud dari perlunya

mempelajari data secara menyeluruh ini adalah untuk meyakinkan

pada penganalisis bahwa laporan itu sudah cukup jelas

menggambarkan semua data keuangan yang relevan dan telah

diterapkannya prosedur akuntansi maupun metode penilaian yang

tepat, sehingga penganalisis akan betul-betul mendapatkan laporan

keuangan yang dapat diperbandingkan (comparable)

b. Menghitung

Dengan menggunakan berbagai metode dan teknik analisis

dilakukan perhitungan-perhitungan, baik metode perbandingan,

presentase perkomponen, analisis rasio keuangan, dan lain-lain.

Dengan metode atau tekhnik apa yang akan digunakan dalam

perhitungan sangat bergantung pada tujuan analisis.

c. Membandingkan atau Mengukur

Langkah berikutnya setelah melakukan perhitungan adalah

membandingkan atau mengukur. Langkah ini diperlukan guna untuk

mengetahui kondisi hasil perhitungan tersebut apakah sangat baik,

baik, sedang, kurang baik, dan seterusnya.

Menurut Lukman Syamsuddin (1998 : 39), pada pokoknya

ada dua cara yang dapat dilakukan di dalam membandingkan ratio

financial perusahaan, yaitu cross sectional approach dan time series

analyisis.

Cross Sectional Approach adalah suatu cara mengevaluasi

dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang

satu dengan perusahaan lainya yang sejenis pada saat bersamaan.

Dengan menggunakan pembandingan cross sectional

haruslah dipenuhi persayratan yaitu : a) Perusahaan sejenis, b).

40

Periode atau tahun perbandingan sama, c). Ukuran perusahaan

relative sama besar.

Adapuin time series analysis dilakukan dengan jalan

membandingkan hasil yang dicapai perusahaan dari periode yang

satu ke periode lainya. Dengan pembandingan semacam ini akan

diketahui hasil yang dicapai perusahaan, apakah mengalami

kemajuan atau kemunduran. Perkembangan keuangan perusahaan

terlihat melalui tren dari tahun ke tahun.

d. Menginterpretasi

Interpretasi merupakan inti dari proses analisi sebagai

perpaduan antara hasil pembandingan atau pengukuran dengan

kaidah teoritis yang berlaku. Hasil interpretasi mencerminkan

keberhasilan maupun permasalahan apa yang dicapai perusahaan

dalam mengelola keuangan.

e. Solusi

Langkah terakhir dari rangkaian prosedur analisis. Dengan

memahami problem keuangan yang dihadapai perusahaan akan

menempuh solusi yang tepat.36

Pada penelitian ini teknik analisis yang digunakan adalah menganalisi

laporan keuangan perusahaan Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan

sesudah IPO (Initial Public Offering) serta sebelum dan sesudah

penambahan modal pada setiap periode tertentu dengan menggunakan data

time series yaitu data dari waktu kewaktu sehingga nantinya bisa diketahui

apakah Bank Panin Dubai Syariah mengalami peningkatan atau penurunan

kinerja di akhir periode setelah IPO dan setelah penambahan modal.

Dalam mengukur dan menghitung data pada penelitian ini, penulis

menggunakan rumus statistik uji signifikansi yang bertujuan untuk

36 Drs. Jumingan,S.E.,M.M.,M.Si “Analisis Laporan Keuangan” (Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2014), H.240

41

membandingkan kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah

IPO dan sebelum dan sesudah penambahan modal dalam jangka waktu

tertentu. uji signifikansi yang digunakan penulis menggunakan uji beda

dengan menggunakan aplikasi Statistical Product an Service Solutions

(selanjutnya disebut SPSS). Metode ananilis yang dilakukan antara lain :

1. Menggunakan teknik kuantitatif deskriptif, yaitu membandingkan

rasio-rasio keuangan kemudian menjelaskanya. Analisa

perbandingan rasio dilakukan untuk mengetahui kinerja Bank

Panin Dubai Syariah yang lebih bagus yaitu sebelum IPO atau

sesudah IPO dan sebelum atau sesudah penambahan modal dari

Bank Dubai Islam.

2. Selanjutnya dilakukan uji normalitas untuk menguji residual dan

sebagai syarat untuk melakukan uji Paired t-test. Tujuanya adalah

untuk mengetahui apakah variabel atau residual memiliki distribusi

yang normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisa grafik

dan juga analisa statistik. Dalam penelitian ini, uji normalitas yang

digunakan adalah statistik Shapiro-wilk. Dari hasil output ini

dilihat nilai signifikansinya. Jika nilai sig. > 0,05 maka data

berdistribusi normal, jika nilai sig. < 0,05 maka data tidak

berdistribusi normal.

3. Selanjutnya melakukan analisis perbandingan kinerja Bank Panin

Dubai Syariah sebelum dan sesudah IPO serta sebelum dan sesudah

penambahan modal dari Bank Dubai Islam. untuk mengetahui

signifikansi pada perbedaan tersebut maka digunakan analisis uji

beda atau uji t-test. Uji-t digunakan untuk menentukan apakah dua

mean berbeda secara signifikan atau tidak pada suatu tingkat

probabilitas yang dipilih. Ada dua macam uji-t untuk sampel

indpenden dan uji-t untuk sampel nonindependen. Uji-t untuk

sampel independen adalah sampel yang dibentuk secara random;

dibentuk tanpa suatu melalui penjodohan. Uji-t untuk sampel

nonindependen adalah adalah sampel yang dibentuk melalui

42

penjodohan. Sampel penjodohan yang sempurna adalah kelompok

sama yang diapakai pada waktu yang tidak bersamaan (satu

kelompok yang menerima dua treatment pada waktu yang

berbeda).37

Pada penelitian ini, uji beda atau uji-t yang digunakan adalah

uji-t non independen atau uji paired t-test. Seperti yang dijelaskan

diatas Uji-t atau uji beda di tujukan untuk mengetahui perbedaan

rata-rata dua sample (dua kelompok) yang berpasangan atau

berhubungan. Jika nilai probabilitas atau sig. < 0,05 maka terdapat

perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Panin

Dubai Syariah sebelum dan setelah IPO serta sebelum dan sesudah

penambahan modal dari Bank Dubai Islam (Dubai Islamic Bank).

maka sebaliknya jika nilai probabilitas atau sig. > 0,05 maka tidak

ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan sebelum

dan sesudah IPO serta sebelum dan sesudah penambahan modal

dari Bank Dubai Islam (Dubai Islamic Bank).

Apabila pada uji normalitas data yang didapatkan tidak

berdistribusi normal maka tidak memenuhi syarat untuk diuji

menggunakan paired t-test. alternatif yang digunakan adalah

mengganti uji paired t-test dengan uji Wilcoxon. Uji wilcoxon

digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata dua

sampel yang saling berpasangan. Data yang digunakan dalam uji

ini idealnya adalah data yang berskala ordinal atau interval. Uij

wilcoxon merupakan bagian dari metode statistik non parametrik,

karena merupakan bagian dari non parametrik maka dalam uji

wilcoxon tidak diperlukan data yang berdistribusi normal.

37 Dr. Sumanto,M.A “Statistika Terapan” (Yogyakarta : Center of Academic Publishing

Service, 2014), H.69-71.

43

2. Pendekatan Kualitatif

Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan

prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik

atau cara kuantifikasi lainya. Penelitian kualitatif didasarkan pada

upaya membangun pandangan mereka yang diteliti rinci, dibentuk

dengan kata-kata, gambaran holistik dan rumit.38 Metode analisis data

kualitatif yang digunakan salah satunya yaitu menggunakan metode

analisis SWOT. Menurut Yuliatin39 analisa SWOT adalah identifikasi

berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi

perusahaan. Analisa ini menggunakan logika memaksimalkan kekuatan

(Strength) dan peluang , namun secara bersamaan meminimalkan

kelemahan dan ancaman. Proses pengambilan keputusan strategi selalu

berkaitan dengan pengembangan visi, misi, tujuan, strategi, dan

kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategis harus

menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan,kelemahan,

peluang dan ancaman ) dalam kondisi yang adasaat ini. Hal ini disebut

dengan analisis situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi

adalah analisis SWOT.

a. Tahap Pengumpulan Data

Tahap ini digunakan untuk mengumpulkan data dan juga

untuk mengklafikasikan kegiatan-kegiatan Bank. Pada tahap data

dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal.

Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan luar Bank,

seperti :

1. Analisis Pasar

2. Analisis Kompetitor

3. Analisis Pemasok

4. Analisis Pemerintah

38 Prof. Dr.Lexy j. Moleong, M.A “Metode Penelitian Kualitatif” (Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 2014). H.6 39 Yuliatin Ali. S “Analisis Kinerja Perusahaan Dengan Metode Balanced Scored Card Dan

SWOT” (Jurnal : UPN Vetrean, Jawa Timur, )H.77 “

44

5. Analisis kelompok kepentingan tertentu

Data internal dapat diperoleh pada lingkungan Bank, seperti:

1. Lapoan Keuangan

2. Laporan kegiatan sumber daya manusia (jumlah karyawan,

pendidikan keahlian, pengalaman dan gaji)

3. Laporan kegiatan operasional

4. Laporan kegiatan pemasaran

b. Tahap Anlisis

Setelah data serta informasi dikumpulkan maka selanjutnya

dilakukan analisis terhadap data tersebut dalam model-model

perumusan strategi. Salah satu model yang sering digunakan adalah

matrik SWOT.

Matrik SWOT dapat dipakai untuk menggambarkan secara

jelas peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi oleh Bank Panin

Dubai Syariah dapat diselesaiakan dengan kekuatan dan kelemahan

yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set

kemungkinan alternatif strategi.

Tabel. 3.1 Matriks SWOT

Faktor Eksternal

Bank Panin Dubai

Syariah

Faktor Internal Bank Panin Dubai Syariah

STRENGTH (S)

Tentukan faktor-faktor

Kekuatan internal

WEAKNESS (W)

Tentukan faktor-faktor

Kelemahan internal

OPPORTUNITIES

(O)

Tentukan faktor-

faktor peluang

eksternal

STRATEGI (SO)

Ciptakan Strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan

peluang

STRATEGI (WO)

Ciptakan Strategi yang

meminimalkan

kelemahan untuk

memanfaatkan peluang

THRAETS (T)

Tentukan faktor-

faktor

Ancaman eksternal

STRATEGI (ST)

Ciptakan Strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk mengatasi

ancaman

STRATEGI (WT)

Ciptakan Strategi yang

meminimalkan

kelemahan dan

menghindari ancaman

45

a) Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan,

yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untk merebut dan

memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

b) Strategi ST

Strategi ST dalam menggunakan kekuatan dimiliki

perusahaan untuk mengatasi ancaman.

c) Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang

yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

d) Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif

dan berusahan meminimalkan kelemahan yang ada serta

menghidari ancaman.

E. Definisi Operasional Variabel

1. Pengukuran Risk Profil, Earning dan Capital

Faktor kinerja keuangan yang digunakan pada penelitian ini

menggunakan pengukuran kinerja terhadap Risk Profil, Earning dan

Capital, sebagaimana terdapat dalam lampiran SEBI No.6/23/DPNP tahun

2004, Lampiran SEBI No. 9/24/Dpbs tahun 2007 dan Peraturan Bank

Indonesia No.13/1/PBI/2011 yang disempurnakan dalam Surat Edaran

Otoritas Jasa Keuangan No. 10/SEOJK.03/2014 yang mana faktor

keuangan diwakili oleh variael :

a) Risk Profil

1) NPF (Non Performing Financing)

NPF adalah rasio untuk mengukur tingkat permasalahan

pembiayaan yang dihadapi oleh bank syariah. semakin tinggi

rasio ini, menunjukan kualitas pembiayaan bank syariah

semakin buruk. Bank dengan NPF yang tinggi akan

46

memperbesar biaya baik pencadangan aktiva produktif

maupun biaya lainya, sehingga berpotensi terhadap kerugian

bank. 40

Rasio NPF dihitung dengan rumus :

Pembiayaan yang termasuk bermasalah adalah pembiayaan

yang tergolong kurang lancar, diragukan, dan macet.41 Setelah

di hitung, hasilnya dinilai berdasarkan kriterian penilaian

peringkat berikut :

Tabel 3.2 Matrik Kriteria Penilaian Resiko Kredit (NPF)

Sumber : Lampiran III Salinan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan

Nomor 10/Seojk.03/2014

2) FDR (Financing to Deposit Ratio)

FDR adalah rasio yang mengukur perbandingan antara total

pembiayaan yang diberikan bank syariah. FDR

menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali

40 Dwi Nur’aini Ihsan “Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah” (UIN Jakarta press,

2013), H 96. 41 Otoritas Jasa Keuangan “Lampiran 1.1 SEOJK No.10/SEOJK.03/2014” data diakses pada

23 April dari www.ojk.do.id, H. 36.

NPF = Pembiayaan (KL, D, M)

Total Pembiayaan

Peringkat Keterangan

1 (Strong) Kualitas Resiko kredit sangat memadai <2%

2 (Satisfactory) Kualitas Resiko kredit memadai 2% - 5%

3 (Fair) Kualitas Resiko kredit cukup memadai 5% - 8%

4 (Marginal) Kualitas Resiko kredit kurang memadai 8% - 12%

5 (Unsatisfactory) Kualitas Resiko kredit tidak memadai > 12%

47

penarikan dana oleh para deposan dengan mengandalkan

pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuidasinya.

Rasio FDR dihitung dengan rumus :

Setelah dilakukan perhitungan, selanjutnya hasilnya di nilai

berdasarkan kriteri penilaian peringkat berikut :

Tabel 3.3 Matrik Kriteria Penilaian Resiko Likuiditas (FDR)

Sumber : Lampiran III Salinan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan

Nomor 10/Seojk.03/2014

b) Earning

1) ROA (Return On Assets)

ROA (return on Assets) adalah rasio laba sebelum pajak

selam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha

dalam periode yang sama.42 Rasio ini bertujuan untuk

mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan

secara keseluruhan dalam menghasilkan laba.

42 Selamet Riyadi “Banking Assets And Liability Management” (Jakarta, Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006 ), H. 180

FDR = Jumlah Pembiayaan yang diberikan

Total Dana Pihak Ketiga

Peringkat Keterangan

1 (Strong) Kualitas resiko likuiditas sangat memadai <75%

2 (Satisfactory) Kualitas resiko likuiditas memadai 75 % - 85%

3 (Fair) Kualitas resiko likuiditas cukup memadai 85% - 100%

4 (Marginal) Kualitas resiko likuiditas kurang memadai 100% - 120%

5 (Unsatisfactory) Kualitas resiko likuiditas tidak memadai > 120%

48

Rasio ROA dihitung dengan rumus :

Setelah dilakukan perhitungan, selanjutnya dinilai

berdasarkan kriteria penilaian peringkat sebagai berikut :

Tabel 3.4 Matrik Kriteria Penilaian Earning (ROA)

Sumber : Lampiran III Salinan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan

Nomor 10/Seojk.03/2014

2) BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan

Operasional)

BOPO adalah rasio perbandingan antara Biaya Operasional

dengan Pendapatan Operasional. Semakin rendah nilai BOPO

maka semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena

lebih efisien dalam menggunakan sumber daya perusahaan.

BOPO dihitung dengan rumus :

Setelah dilakukan perhitungan, selanjutnya dinilai

berdasarkan kriteria penilaian peringkat BOPO :

ROA = _Laba Sebelum Pajak_

Rata-rata Total Aset

Peringkat Keterangan

1 Rentabilitas Sangat Memadai >2%

2 Rentabilitas Memadai 2 % -1,25%

3 Rentabilitas Cukup Memadai 1,25% - 0,5%

4 Rentabilitas Kurang Memadai 0,5% - 0%

5 Rentabilitas Tidak Memadai <0%

BOPO = _Biaya Operasional_

Pendapatan Operasional

49

Tabel 3.5 Matrik Kriteria Penilaian Earning (BOPO)

Sumber : Lampiran III Salinan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan

Nomor 10/Seojk.03/2014

c) Capital

Rasio yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal adalah

dengan menggunakan rasio CAR (Capital Adequacy Ratio). Bank

Indonesia menetapkan ketentuan modal minimum bagi perbankan

sebagaimana dalam ketentuan standar Bank for International

Setlements (selanjutnya disebut BIS) bahwa setiap bank umum

diwajibkan menyediakan modal minimum sebesar 8% dari total aktiva

tertimbang menurut risiko (selanjutnya disebut ATMR)

Rasio CAR dihitung dengan rumus :

Setelah dialakukan perhitungan, selanutnya hasil dinilai berdasrkan

kriteria penilaian peringkat :

Peringkat Keterangan

1 Rentabilitas Sangat Memadai <83%

2 Rentabilitas Memadai 83% - 85%

3 Rentabilitas Cukup Memadai 85% - 87%

4 Rentabilitas Kurang Memadai 87% - 89%

5 Rentabilitas Tidak Memadai >89%

CAR = Mtier1 + Mtier2 + Mtier3 – Penyertaan

Aktiva Tertimbang Menurut Resiko

50

Tabel 3.6 Matrik Kriteria Penilaian CAR

Sumber : Lampiran III Salinan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan

Nomor 10/Seojk.03/2014

F. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Hipotesis Uji Normalitas

Ho : Data berdistribusi normal

Ha : Data tidak berditribusi normal

Pengambilan keputusan

Jika Sig/probabilitas > 0 ,05 Ho diterima

Jika Sig/probabilitas < 0,05 Ho ditolak

2. Hipotesis Uji beda paired t-test

Ho : Terdapat terdapat Perbedaan yang signifiakan kinerja keuangan

Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah go public serta

sebelum dan sesudah penambahan modal.

Ha : Tidak terdapat Perbedaan yang signifiakan kinerja keuangan Bank

Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah go public dan sebelum dan

sesudah penambahan Modal.

Pengambilan keputusan

Peringkat Keterangan

1 Bank memiliki permodalan yang sangat memadai .>12%

2 Bank memiliki permodalan sangat memadai 12% - 9%

3 Bank memiliki permodalan cukup memadai 9% - 8%

4 Bank memiliki permodalan kurang memadai 8% - 6%

5 Bank memiliki permodalan tidak memadai <6%

51

Jika Sig. (2 Tailed) > 0 ,05 Ho diterima

Jika Sig. (2 Tailed) < 0,05 Ho ditolak

3. Hipotesis Uji Wilcoxon

Ho : Terdapat terdapat Perbedaan yang signifiakan kinerja keuangan

Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah go public serta

sebelum dan sesudah penambahan modal.

Ha : Tidak terdapat Perbedaan yang signifiakan kinerja keuangan Bank

Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah go public dan sebelum dan

sesudah penambahan Modal.

Pengambilan keputusan

Jika nilai Asymp.Sig. (2 tailed) > 0 ,05 Ho diterima

Jika nilai Asymp.Sig. (2 tailed) < 0,05 Ho ditolak

52

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data Keuangan

Data keuangan merupakan salah satu sumber yang digunakan dalam

mengukur kinerja suatu perusahaan. Data keuangan yang digunakan pada

penelitian ini menggunakan data sekunder dalam bentuk rasio yang telah di

publikasikan oleh Bank Panin Dubai Syariah, adapun data yang telah

dikumpulkan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Data Keuangan Bank Panin Dubai Syariah Periode 2012 - 2016

TAHUN 2012

RASIO I II III IV Rata-

rata

Capital CAR 59,72% 45,65% 34,48% 32,20% 43,01%

Earning ROA 2,35% 3,03% 2,90% 3,29% 2,89%

BOPO 69,59% 60,62% 59,74% 50,76% 60,17%

Earning NPF 0,61% 0,23% 0,16% 0,19% 0,30%

FDR 140,35% 127,88% 149,82% 123,88% 135,48%

TAHUN 2013

Capital CAR 27.09% 23.11% 19.75% 20.83% 22,69%

Earning ROA 2.72% 2.34% 2.18% 1.03% 2,06%

BOPO 59.42% 64.34% 64.17% 81.31% 67,31%

Earning NPF 0.60% 0.56% 1.01% 0.77% 0,73%

FDR 120.91% 123.60% 112.46% 90.40% 111,84%

TAHUN 2014

Capital CAR 31.15% 25.52% 26.16% 25.69% 27.13%

Earning ROA 1.45% 1.64% 1.82% 1.99% 1,72%

BOPO 80.67% 76.90% 72.90% 68.47% 74,73%

Risk

Profile NPF 0.94% 0.57% 0.43% 0.29% 0,55%

FDR 112.84% 140.48% 111.79% 90.04% 113,78%

TAHUN 2015

Capital CAR 24,80% 21,88% 21,37% 20,30% 22,08%

Earning ROA 1,56% 1,22% 1,13% 1,12% 1,25%

BOPO 85,61% 88,80% 89,57% 89,33% 88,32%

Risk

Profile

NPF 0.64% 0.56% 1.24% 1,94% 1,09%

FDR 96,43% 96,43% 96,10% 96.43% 96,43%

53

TAHUN 2016

Capital CAR 19,77% 19,51% 19,86% 18,17% 19,32%

Earning ROA 0,20% 0,36% 0,42% 0,37% 0,33%

BOPO 98,14% 96,51% 85,54% 96,17% 94,09%

Risk

Profile NPF 1,69% 1,96% 1,84% 1,86% 1,83%

FDR 94,03% 89,60% 89,14% 91,99% 91,19%

1. CAR (Capital Adequacy Ratio)

Gambar 4.1 Diagram Rasio CAR

Tabel 4.2

Rata-Rata Nilai Rasio CAR Tahun 2012 - 2016

Rata-rata

CAR

2012 2013 2014 2015 2016

43,01% 22,69% 27.13% 22,08% 19,32%

Berdasarkan data laporan keuangan diatas diketahui bahwa rata-rata

nilai CAR Bank Panin Dubai Syariah selama periode 2012 sampai 2016

mengalami fluktuasi. Pada tahun 2013 terjadi penurunan modal sekitar

20,32% dari modal yang dimiliki sebelumnya. Sedangkan tahun 2014

terjadi peningkatan nilai sebesar 4,44% dari tahun sebelumnya, di tahun

2015 terjadi penurunan kembali sebesar 5,05% dari tahun sebelumnya

dan pada akhir tahun 2016 penurunan terjadi lagi sebesar 2,76% dari

tahun sebelumnya.

Pada tahun 2013 nilai rasio CAR menurun hal tersebut dikarenakan

Bank Panin Syariah hanya memiliki rata-rata modal inti dan modal

pelengkap yang kecil dibanding tahun sebelumnya. Sedanglan pada

0

20

40

60

2012 2013 2014 2015 2016

NILAI CAR

Series 1 Column1 Column2

54

tahun 2014 nilai rasio CAR meningkat yang disebabkan pada tahun

2014 Bank Panin Syariah telah melakukan IPO (Initial Public Offering)

sehingga menyebabkan penambahan modal pada akun modal inti dan

modal tambahan.

Pada akhir tahun 2014 modal yang telah didaptakan rata-rata sebesar

1.048.876 (dalam jutaan) sedangkan rata-rata modal yang didapatkan

pada tahun 2013 hanya mencapai 530.004 (dalam jutaan) hal ini

menunjukan bahwa pada tahun 2014 terdapat peningkatan kinerja yang

disebabkan nilai rasio CAR yang tinggi. pada tahun 2015 telah terjadi

penambahan modal tambahan yang diberikan oleh Bank Dubai Islami

terhadap Bank Panin Syariah sebesar 1.149.097 (dalam jutaan). Akan

tetapi nilai rasio CAR yang didapatkan menurun sehingga menyebabkan

penurunan kinerja. Hal ini disebabkan karena nilai aset tertimbang

menurut resiko (ATMR) yang tinggi yang mencapai 5.034.651 (dalam

jutaan) yang membuat pembagian nilai modal menjadi lebih kecil.

sedangkan total aset tertimbang menurut resiko pada tahun sebelumnya

hanya mencapai 3.897.390 (dalam jutaan). Selain itu penyebab lain

penurunan kinerja permodalan yaitu karena biaya operasional yang

dikeluarkan bank terlalu tinggi dari pada pendapatan yang didapatkanya

sehingga menyebabkan bank kurang efisen dalam mengatur biaya

sehingga menyebabkan laba yang didaptakan menurun sehingga

mempengaruhi modal yang didapatkan.

Pada tahun 2016 terjadi penurunan kinerja kembali yang disebabkan

nilai rasio CAR yang semakin menurun. Hal ini disebabkan juga karena

nilai ATMR yang terlalu tinggi yaitu sebesar 5.689.113 (dalam jutaan)

meskipun pada tahun 2016 telah terjadi peningkatan terhadap modal inti

dan modal pelengkap tambahan sebesar 1.174.860 (dalam jutaan)

namun penurunan kinerja masih terjadi hal tersebut disebabkan Bank

Panin Dubai Syariah tidak mampu menyeimbangkan modalnya dengan

aset yang tertimbang menurut resiko yang dimilikinya. Selain itu

55

penyebab penurunan kinerja pada tahun 2016 disebabkan karena

penurunan nilai laba yang turun derastis dari tahun sebelumnya.

Meskipun terdapat penurunan kinerja, namun rata-rata CAR Bank

Panin Dubai Syariah pada periode 2013 sampai 2016 masuk dalam

peringkat 1 yaitu sangat memadai karena nilai terendah rasio CAR

berada diatas angka 12.

2. ROA (Return On Assets)

Tabel 4.3

Rata-Rata Nilai Rasio ROA Tahun 2012 - 2016

Rata-rata

ROA

2012 2013 2014 2015 2016

2,89% 2,06% 1,72% 1,25% 0,33%

Berdasarkan data laporan keuangan diatas diketahui bahwa rata-rata

nilai ROA Bank Panin Dubai Syariah selama periode 2012 sampai 2016

mengalami penurunan nilai secara terus menerus. Pada tahun 2012

sampai 2016 trend rasio ROA Bank Panin Dubai Syariah terus menurun.

Pada tahun 2014 nilai rasio ROA hampir setengahnya menurun dan

puncaknya pada tahun 2016 nilai rasio ROA turun derastis hingga

mencapai 0,33% dari 1,25% di tahun sebelumnya.

Penurunan rasio ROA menyebabkan penurunan kinerja pada Bank

Panin. Penurunan ini disebabkan karena bank tidak mampu mengatasi

kredit-kredit bermasalah, hal tersebut ditunjukan dari nilai rasio NPF

0

1

2

3

4

2012 2013 2014 2015 2016

NILAI ROA

Series 1 Column1 Column2

Gambar 4.2 Diagram Rasio ROA

56

yang trendnya fluktuasi dan cendrung meningkat. Puncaknya pada

tahun 2016 Bank Panin Syariah mendapatkan kredit bermasalah yang

tinggi. selain itu Bank Panin Syariah masih belum efisen dalam

menggunakan dana pendapatan operasionalnya sehingga menyebabkan

bank terlalu banyak mengeluarkan dananya.

Penurunan nilai ROA pada Bank Panin Dubai Syariah pada periode

2012 sampai 2016 masuk dalam peringkat 4 yaitu Kurang memadai

karena nilai terendah pada rasio ROA Bank Panin Dubai Syariah berada

diantara 0,5 - 0%.

3. BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional)

Gambar 4.3 Diagram rasio BOPO

Tabel 4.4

Rata-Rata Nilai Rasio BOPO Tahun 2012 - 2016

Rata-rata

BOPO

2012 2013 2014 2015 2016

60,17% 67,31% 74,73% 88,32% 94,09%

Nilai BOPO Bank Panin Dubai Syariah selama periode 2012 sampai

2016 mengalami kenaikan setiap tahunya secara terus menerus.

Kenaikan tertinggi terdapat pada tahun 2015 yang meningkat sebesar

13,59% dari tahun sebelumnya.

Peningkatan nilai BOPO menyebabkan penurunan terhadap kinerja

keuangan Bank Panin Dubai Syariah. Semakin kecil nilai BOPO maka

semakin meningkat kinerja Bank tersebut. peningkatan nilai BOPO bisa

0

50

100

2012 2013 2014 2015 2016

NILAI BOPO

Series 1 Column1 Column2

57

terjadi karena diakibatkan Bank Panin Dubai Syariah kurang efisien

dalam menggunakan pendapatan operasioanal terhadap biaya

operasioanalnya. Semakin efisien bank menggunakan pendapatan

operasioanlnya maka semakin baik kinerjanya. karena bank tidak

melakukan hal-hal boros dalam menggunakan biaya operasionalnya.

Namun meskipun nilai rasio semakin meningkat akan tetapi nilai

pendapatan pada tahun 2014 sangat cukup tinggi hal ini disebabkan pada

tahun tersebut Bank Panin Syariah telah melakukan IPO (Initial Public

Offering) sehingga mendapatkan dana segar dari para investor

pemegang saham. Namun jika dibandingkan dengan pendapatan

operasional di tahun 2013 dan 2014 jumlah rata- rata biaya dan

pendapatan operasional masih sedikit dibanding biaya dan pendapatan

operasional di tahun 2015 dan 2016. Tercatat rata-rata pendapatan

operasioanal yang didapatkan di akhir tahun 2015 mencapai sebesar

454.674 (dalam jutaan) dengan biaya operasional yang dikeluarkan

sebesar 182.052 (dalam jutaan). Namun meskipun pendapatan

operasional yang didapatkan cukup tinggi akan tetapi Biaya operasional

yang dikeluarkan terlalu tinggi hal tersebut menyebabkan peningkatan

nilai rasio BOPO yang semakin tinggi tiap tahunya.

Nilai rata-rata BOPO Bank Panin Dubai Syariah pada periode 2012

sampai 2016 masuk dalam peringkat 5 yang artinya kinerja BOPO tidak

memadai hal itu dikarenakan nilai tertinggi BOPO berada diatas 89%.

58

4. NPF (Net Performing Financing)

Gambar 4.4 Diagram rasio NPF

Tabel 4.5

Rata-Rata Nilai Rasio NPF Tahun 2012 - 2016

Rata-rata

NPF

2012 2013 2014 2015 2016

0,30% 0,73% 0,55% 1,09% 1,83%

Berdasarkan data keuangan diatas diketahui bahwa rata-rata nilai

NPF Bank Panin Dubai Syariah mengalami fluktuasi selama periode

2013 sampai 2016. Penurunan nilai NPF terjadi pada tahun 2014 sebesar

0,03% dari tahun sebelumnya, sedangkan pada tahun 2015 nilai NPF

mengalami kenaikan sebesar 1,17% dan mengalami kenaikan lagi

sebesar 0,23% di tahun 2016.

Nilai NPF yang sangat baik adalah nilai yang berada dibawah < 2%,

penurunan nilai NPF pada tahun 2014 menyebabkan peningkatan dalam

kinerja bank, hal itu disebabkan karena sedikitnya pembiayaan dan

piutang yang bermasalah atau macet pada tahun tersebut. Hal itu bisa

disebabkan Bank Panin Dubai Syariah sangat berhati-hati dalam

memberikan pembiayaanya terhadap calon krediturnya. Selain itu faktor

Bank Panin Dubai Syariah melakukan IPO berpengauh terhadap citra

dan kualitas Bank Panin Dubai Syariah di pandangan masyarakat.

Sedangkan pada tahun 2015 dan 2016 nilai NPF pada Bank Panin Dubai

Syariah mengalami peningkatan, peningkatan nilai NPF menyebabkan

0

0,5

1

1,5

2

2012 2013 2014 2015 2016

Nilai NPF

Series 1 Column1 Column2

59

kinerja bank menjadi menurun, hal itu disebabkan karena tingginya

pembiayaan dan piutang yang bermasalah sehingga mengakibatkan

pendapatan bank menurun. Peningkatan nilai NPF tertinggi terjadi

diakhir tahun 2016 sebesar yaitu sebesar 0,74%. Kemudian penyebab

lainya adalah bank tidak mampu menerapkan prinsip 5C terhadap

nasabah krediturnya.

Meskipun mengalami tren penurunan kinerja namun nilai NPF pada

Bank Panin Dubai Syariah pada periode 2012 sampai 2016 masih masuk

dalam peringkat 1 strong yang artinya masih sangat memedai karena

nilai tertinggi rasio NPF masih dibawah 12%.

5. FDR (Financing to Deposit Ratio)

Gambar 4.5 Diagram rasio FDR

Tabel 4.6

Rata-Rata Nilai Rasio FDR Tahun 2012 - 2016

Rata-rata

FDR

2012 2013 2014 2015 2016

135,48% 111,84% 113,78% 96,43% 91,19%

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa rata-rata nilai FDR Bank

Panin Dubai Syariah selama periode 2012 sampai 2016 mengalami

fluktuasi dan cendrung menurun. Penurunan terjadi ditahun 2013 yaitu

menurun sebesar 23,64% dan ditahu 2014 mengalami kenaikan sebesar

1,94% sedangkan pada tahun 2015 mengalami penurunan lagi sebesar

0

50

100

150

2012 2013 2014 2015 2016

NILAI FDR

Series 1 Column1 Column2

60

17,35% dan puncaknya ditahun 2016 kembali mengalami penurunan

sebesar 5,24%.

Nilai FDR dikatakan sangat baik apabila nilai FDR berada dibawah

75% sebaliknya apabila nilai FDR lebih tinggi dari angka 120% maka

di kategorikan sangat kurang baik. Peningkatan nilai FDR diakhir

periode 2014 menunjukan bahwa terdapat penurunan kinerja, hal itu

disebabkan karena tingginya jumlah pembiayaan yang diberikan tidak

seimbang dengan dana yang didapatkan dari dana pihak ketiga. Pada

tahun 2014 rata-rata jumlah pembiayaan yang diberikan sebesar

4.071.503 (dalam jutaan) sedangkan total dana pihak ketiga yang

didapatakan rata-rata hanya mendapatkan 3.638.092 (dalam jutaan) hal

ini menunjukan bahwa pada tahun tersebut terdapat penurunan kinerja

karena bank tidak mampu menutupi jumlah pembiayaan yang diberikan

dengan pendapatan yang didapatkan dari pihak ketiga. Sedangkan pada

tahun 2015 dan 2016 nilai FDR mengalami penurunan hal ini

menyebabkan peningkatan kinerja terhadap bank Panin Dubai Syariah,

namun jumlah pembiayaan yang dikeluarkan dengan pendapatan dari

pihak ketiga masih berbanding sedikit. Pada tahun 2015 jumlah rata-

rata pembiayaan yang dikeluarkan sebesar 5.366.219 (dalam jutaan)

sedangkan total dana pihak ketiga yang didapatkan sebesar 5.607.196

(dalam jutaan) berbanding sedikit dengan pembiayaan yang

dikeluarkan, dana pihak ketiga masih lebih kecil hal ini menunjukan

bank masih sedikit belum bisa menutupi pembiayaan yang dikeluarkan

dengan dana pihak ketiga. Sedangkan pada tahun 2016 rata-rata jumlah

pembiayaan yang dikeluarkan sebesar 5.894.045 (dalam jutaan) dan

rata-rata total dana pihak ketiga yang didapatkan sebesar 6.456.317

(dalam jutaan) hal ini menunjukan bahwa bank mampu menutupi semua

jumlah pembiayaan yang dikeluarkan dengan dana yang didapatkan dari

pihak ketiga.

61

Nilai FDR Bank Panin Dubai Syariah pada periode 2012 sampai

2016 masuk dalam peringkat 5 yaitu tidak memadai karena nilai

tertinggi berada diatas 120%.

Berdasarkan data diatas bisa di sederhanakan bahwa pada akhir

periode tahun 2016 dari lima rasio yang digunakan dalam mengukur

kinerja bank Panin Dubai Sariah hanya rasio FDR yang mengalami

kenaikan dalam peningkatan kinerja sedangkan rasio NPF, ROA, BOPO

mengalami penurunun kinerja setiap tahunya. Sedangkan rasio CAR

hanya mengalami peningkatan kinerja pada akhir tahun 2014 sedangkan

dua tahun selanjutnya mengalami penurunan kinerja.

Tabel 4.7

Ringkasan Penilaian kinerja

Rasio

(Penurunan-peningkatan kinerja)

Tahun

2013 2014 2015 2016

Penilaian

Rasio

NPF

Penurunan

Kinerja Peningkatan

Kinerja

Penurunan

Kinerja

Penurunan

Kinerja

Penilaian

Rasio

FDR

Peningkatan

Kinerja

Penurunan

Kinerja

Peningkatan

Kinerja

Peningkatan

Kinerja

Penilaian

Rasio

ROA

Penurunan

Kinerja

Penurunan

Kinerja

Penurunan

Kinerja

Penurunan

Kinerja

Penilaian

rasio

BOPO

Penurunan

Kinerja

Penurunan

Kinerja

Penurunan

Kinerja

Penurunan

Kinerja

Penilaian

rasio

CAR

Penurunan

Kinerja

Peningkatan

Kinerja

Penurunan

Kinerja

Penurunan

Kinerja

Berdasarkan tabel ringkasan diatas yang menerangkan bahwa rata-

rata kinerja Bank Panin Dubai Syariah dari tahun 2012 sampai 2014

cendrung mengalami penurunan kinerja, hal itu dilihat dari penilaian

rasio NPF, ROA, BOPO dan CAR yang mengalami penurunan kinerja

62

dan hanya rasio FDR yang mengalami peningkatan kinerja pada tahun

2015 sampai tahun 2016.

Maka bisa diambil kesimpulan bahwa kinerja Bank Panin Dubai

Syariah selama periode tahun 2012 sampai 2016 cendrung mengalami

penurunan kinerja.

B. Analisis Perbandingan Kinerja

1. Analisis Kinerja Keuangan Bank Panin Dubai Syariah Sebelum

dan sesudah IPO

Berdasrakan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.

10/SEOJK.03/2014 tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum

syariah dan unit usaha syariah, tingkat kesehatan bank umum syariah

dan bank umum konvensional dinilai dengan menggunakan metode

Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning, dan Capital atau

yang disebut dengan metode RGEC. Namun pada penelitian ini penulis

hanya menggunakan Risk Profile, Earning, dan Capital yang diwakili

oleh rasio CAR, ROA, NPF, FDR, dan BOPO.

Tabel 4.8

Ringkasan penilaian Kinerja Bank Panin Dubai Syariah 2 Tahun Sebelum IPO

Faktor Rasio Tahun 2012 (Triwulan)

I II III IV

Capital CAR 59,72% 45,65% 34,48% 32,20%

Earning ROA 2,35% 3,03% 2,90% 3,29%

BOPO 69,59% 60,62% 59,74% 50,76%

Risk

Profile

NPF 0,61% 0,23% 0,16% 0,19%

FDR 140,35% 127,88% 149,82% 123,88%

Faktor Rasio Tahun 2013 (Triwulan)

I II III IV

Capital CAR 27.09% 23.11% 19.75% 20.83%

Earning ROA 2.72% 2.34% 2.18% 1.03%

BOPO 59.42% 64.34% 64.17% 81.31%

Risk

Profile

NPF 0.60% 0.56% 1.01% 0.77%

FDR 120.91% 123.60% 112.46% 90.40%

63

Tabel 4.9

Ringkasan penilaian Kinerja Bank Panin Dubai Syariah 2 Tahun Sesudah IPO

Faktor Rasio Tahun 2014 (Triwulan)

I II III IV

Capital CAR 31.15% 25.52% 26.16% 25.69%

Earning ROA 1.45% 1.64% 1.82% 1.99%

BOPO 80.67% 76.90% 72.90% 68.47%

Risk

Profile

NPF 0.94% 0.57% 0.43% 0.29%

FDR 112.84% 140.48% 111.79% 90.04%

Faktor Rasio Tahun 2015 (Triwulan)

I II III IV

Capital CAR 24,80% 21,88% 21,37% 20,30%

Earning ROA 1,56% 1,22% 1,13% 1,12%

BOPO 85,61% 88,80% 89,57% 89,33%

Risk

Profile NPF 0.64% 0.56% 1.24% 1,94%

FDR 96,43% 96,43% 96,10% 96.43%

Tabel 4.10

Rata-rata penilaian rasio 2 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah IPO

Faktor Rasio 2 tahun sebelum IPO (2012 dan 2013) Rata-rata

I II III IV

Capital CAR 43,40% 34,38% 27,11% 26,51% 32,85%

Earning ROA 2,53% 2,68% 2,54% 2,16% 2,47%

BOPO 64,50% 62,48% 61,95% 66,03% 63,74%

Risk

Profile

NPF 0,60% 0,39% 0,58% 0,48% 0,51%

FDR 130,63% 125,74% 131,14% 107,14% 123,66%

Faktor Rasio 2 tahun Sesudah IPO (2014 dan 2015)

Rata-rata I II III IV

Capital CAR 27,97% 23,70% 23,76% 26,10% 25,38%

Earning ROA 1,50% 1,43% 1,47% 1,55% 1,48%

BOPO 83,14% 82,85% 81,23% 78,90% 81,53%

Risk

Profile NPF 0,79% 0,56% 0,83% 1,11% 0,82%

FDR 104,63% 118,45 103,94 93,23% 105,06%

a. CAR (Capital Adequacy Ratio)

Berdasarkan hasil data yang telah dihitung diatas, 2 tahun

sebelum melakukan IPO, Bank Panin Dubai Syariah memiliki rata-

rata nilai rasio CAR sebesar 43,40%, 34,38%, 27,11% dan 26,51%

pada triwulan I sampai IV di tahun 2012 dan 2013, sedangkan rata-

64

rata nilai rasio CAR 2 tahun sesudah melakukan IPO sebesar

27,97%, 23,70%, 23,76%, dan 26,10% pada triwulan I sampai IV

di tahun 2014 dan 2015. Hal ini menunjukan bahwa rasio CAR

Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah melakukan IPO

mengalami fluktuasi.

Pada tahun 2012 dan 2013 sebelum Bank Panin Dubai

Syariah melakukan IPO rata-rata nilai tertinggi pada rasio CAR

terdapat di triwulan pertama yaitu sebesar 43,40% nilai tersebut

termasuk dalam peringkat 1 sangat memadai. Sedangkan nilai

terendah terdapat pada triwulan keempat yang mengalami

penurunan sebesar 0,6% pada triwulan sebelumnya sehingga

menjadi 26,51% nilai tersebut termasuk peringkat sangat baik.

Pada tahun 2014 dan 2015 setelah IPO rata-rata nilai

tertinggi rasio CAR terdapat di triwulan pertama yaitu sebesar

27,97% nilai tersebut termasuk dalam peringkat 1 yaitu sangat

memadai. Sedangkan nilai terendah terdapat pada triwulan kedua

yang mengalami penurunan sebesar 4,27% dari triwulan

sebelumnya sehingga menjadi 23,70% nilai tersebut termasuk

peringkat 1 yaitu sangat memadai.

Kinerja Bank Panin Dubai Syariah ditahun 2012 dan 2013

sebelum IPO mengalami penurunan dari triwulan pertama sampai

triwulan keempat. Penurunan nilai rasio CAR disebabkan karena

adanya penurunan modal inti dan modal pelengkap yang dimiliki

Bank Panin Dubai Syariah pada tahun 2012 dan 2013.

Kinerja Bank Panin Dubai Syariah ditahun 2014 dan 2015

setelah melaukan IPO mengalami nilai fluktuasi. Peningkatan dan

penurunan kinerja di tahun 2014 dan 2015 disebabkan karena

penurunan nilai modal inti dan modal pelengkap yang dimiliki.

Pada triwulan kedua terjadi penurunan nilai CAR sebanyak 4,27%.

Sedangkan Peningkatan rasio CAR terjadi di triwulan ketiga

sebesar 0,06% dan keempat sebesar 3,34%. Hal tersebut bisa

65

dikarenakan pada tahun 2014 dan 2015 Bank Panin Dubai Syariah

mendapatkan dana segar dan dana tambahan dari hasil kegiatan

IPO.

Gambar 4.6 Diagram perbandingan CAR sebelum dan sesudah IPO

Berdasarkan hasil diatas, diketahui nilai rata-rata rasio CAR

sebelum IPO sebesar 32,85%. sedangkan nilai rata-rata rasio CAR

Bank Panin Dubai Syariah setelah IPO sebesar 25,38%, karena

nilai rata-rata rasio CAR Bank Panin Dubai Syariah sebelum IPO

lebih tinggi dari nilai rata-rata rasio CAR sesudah IPO maka ini

menunjukan bahwa kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum

IPO lebih baik dari kinerja Bank Panin Dubai Syariah sesudah IPO

dilihat dari rasio CAR-nya.

b. ROA (Return On Assets)

Berdasarkan perhitungan diatas, Bank Panin Dubai Syariah

Sebelum melakukan IPO memiliki rata-rata nilai rasio ROA

sebesar 2,53%, 2,68%, 2,54% dan 2,16% pada triwulan I sampai

IV di tahun 2012 dan 2013. Kemudian nilai rasio ROA sesudah

melakukan IPO sebesar 1,50%, 1,43%, 1,47% dan 1,55% pada

triwulan I sampai IV di tahun 2014 dan 2015. Hal ini menunjukan

bahwa rasio ROA Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah

melakukan IPO mengalami fluktuasi. Nilai rasio ROA tertinggi

sebelum IPO terdapat pada triwulan kedua yang mengalami

kenaikan sebesar 0,15% dari triwulan sebelumnya sehingga

32,85%25,38%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

sebelum IPO sesudah IPO

Perbandingan Rasio CAR

Series 1

66

menjadi 2,68% di triwulan kedua. nilai tersebut termasuk peringkat

1 yaitu sangat memadai. Sedangkan nilai terendah terdapat pada

triwulan keempat yaitu sebesar 2,16% nilai tersebut termasuk

peringkat 1 sangat memadai.

Pada tahun 2012 dan 2013 sebelum IPO tren rasio ROA

cendrung mengalami penurunan hanya di triwulan kedua bank

mengalami peningkatan. Sedangkan pada tahun 2014 dan 2015

setelah IPO nilai rasio ROA mengalami fluktuasi. Penurunan nilai

ROA terjadi di triwulan kedua sedangkan di triwulan ketiga dan

keempat menglami peningkatan. Nilai tertinggi terdapat pada akhir

triwulan yang mengalami kenaikan sebesar 0,08% pada triwulan

sebelumnya sehingga menjadi 1,55% Nilai tersebut mauk pada

peringkat 2 yaitu memadai. Sedangkan nilai terendah terdapat pada

triwulan kedua sebesar 1,43% nilai tersebut termasuk memadai.

Gambar 4.7 Perbandingan ROA sebelum dan sesudah IPO

Berdasarkan hasil diatas, diketahui rata-rata rasio ROA Bank

Panin Dubai Syariah sebelum IPO memiliki nilai sebesar 2,47%.

sedangkan rata-rata rasio ROA Bank Dubai Syariah setelah IPO

memiliki nilai sebesar 1,48%. Karena nilai rata-rata rasio ROA

Bank Panin Dubai Syariah sebelum IPO lebih besar dari rata-rata

rasio ROA sesudah IPO maka ini menunjukan bahwa kinerja Bank

Panin Dubai Syariah sebelum IPO lebih baik dari pada kinerja

Bank Panin Dubai Syariah sebelum IPO dilihat dari ROA-nya.

0,00%

1,00%

2,00%

3,00%

sebelum IPO sesudah IPO

Perbandingan Rasio ROA

Series 1

67

c. BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional)

Berdasarkan data yang telah dihitung diatas, Bank Panin

Dubai Syariah Sebelum melakukan IPO memiliki nilai-nilai rasio

BOPO sebesar 64,50%, 62,48%, 61,95% dan 66,03% pada

triwulan I sampai IV di tahun 2012 dan 013, sedangkan nilai-nilai

rasio BOPO sesudah melakukan IPO sebesar 83,14%, 82,85%,

81,23% % dan 78,90% pada triwulan I sampai IV di tahun 2014

dan 2015. Hal ini menunjukan bahwa rasio BOPO Bank Panin

Dubai Syariah sebelum dan sesudah melakukan IPO mengalami

fluktuasi. Pada tahun 2012 dan 2013 sebelum IPO nilai tertinggi

rasio BOPO terdapat pada triwulan keempat yang mengalami

kenaikan sebesar 4,08% dari triwulan sebelumnya sehingga

menjadi 66,03% nilai tersebut termasuk peringkat 1 yaitu sangat

memadai. Sedangkan nilai terendah terdapat di triwulan pertama

yaiitu sebesar 64,50% nilai tersebut juga termasuk peringkat 1

yaitu sangat memadai.

Pada tahun 2014 dan 2015 setelah Bank Panin Dubai Syariah

melakukan IPO nilai tertinggi rasio BOPO terdapat di triwulan

pertama yaitu sebesar 83,14% nilai tersebut termasuk peringkat 2

yaitu memadai. sedangkan nilai terendah terdapat pada triwulan

keempat yang mengalami penurunan sebesar 2,33% dari triwulan

sebelumnya sehingga menjadi 78,90% nilai tersebut termasuk

peringkat 1 yaitu sangat memadai.

Kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum IPO dilihat dari

rasio BOPO mengalami penurunan nilai dari triwulan kedua dan

triwulan ketiga sedangkan di triwulan keempat mengalami

peningkatan nilai. Hal ini menunjukan bahwa dari triwulan kedua

dan ketiga bank megalami peningkatan kinerja sedangkan diakhir

triwulan menglami penurunan kinerja, namun nilai rasio BOPO

masih berada dibawah 83% yang menunjukan bahwa kinerja Bank

Panin Dubai Syariah sebelum IPO masih sangat memadai.

68

Peningkatan kinerja ini disebabkan karena biaya operasional yang

dimiliki lebih kecil dibandingkan dengan pendapatan

operasionalnya, terbilang bahwa biaya operasional diakhir tahun

2013 hanya mencapai 83,441 (dalam jutaan) sedangkan

pendapatan operasionalnya mencapai 168.013 (dalam jutaan).

Pada kinerja Bank Panin Dubai Syariah setelah IPO

mengalami peningkatan kinerja dari triwulan kedua sampai

triwulan keempat, hal ini menunjukan kinerja Bank Panin Dubai

Syariah setelah IPO semakin membaik. Meskipun nilai BOPO

yang didapatkan tidak sebaik ketika sebelum IPO. Peningkatan

kinerja dilihat dari rasio BOPO dipengaruhi dengan pendapatan

operasional yang lebih besar dibanding dengan biaya operasional

yang lebih kecil. Sehingga Bank Panin Dubai Syariah mampu

mengefisiensikan pendapatan operasionalya terhadap beban

operasionalnya.

Gambar 4.8 diagram perbanidngan BOPO sebelum dan sesudah IPO

Berdasarkan hasil data diatas, diketahui nilai rata-rata rasio

BOPO Bank Panin Dubai Syariah sebelum IPO sebesar 63,74%.

sedangkan nilai rata-rata rasio BOPO Bank Panin Dubai Syariah

setelah IPO sebesar 81,53%. Karena nilai rata-rata rasio BOPO

pada Bank Panin Dubai Syariah sebelum IPO lebih kecil dari nilai

rasio BOPO Bank Panin Dubai Syariah setelah IPO, maka ini

menunjukan bahwa kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum

0

20

40

60

80

100

sebelum IPO sesudah IPO

Perbandingan Rasio BOPO

Series 1

69

IPO lebih baik dari pada pada setelah IPO dilihat dari rasio BOPO-

nya.

d. NPF (Non Performing Financing)

Berdasarkan perhitungan diatas, Bank Panin Dubai Syariah

Sebelum melakukan IPO memiliki rata-rata nilai rasio NPF sebesar

0,60%, 0,39%, 0,58% dan 0,48% pada triwulan I – IV di tahun

2012 dan 2013. dan rata-rata nilai rasio NPF sesudah melakukan

IPO sebesar 0,79%, 0,56%, 0,83% dan 1,11% pada triwulan I -IV

di tahun 2014 dan 2015. Hal ini menunjukan bahwa rasio NPF

Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah melakukan IPO

mengalami fluktuasi. Nilai tertinggi rasio NPF Bank Panin Dubai

Syariah sebelum melakukan IPO yaitu sebesar 1,04% di triwulan

pertama nilai tersebut termasuk peringkat 1 yaitu sangat memadai.

Sedangkan nilai terendah terdapat pada triwulan ke-II sebesar

0,39% nilai tersebut termasuk sangat memadai.

Pada tahun 2014 dan 2015 setelah melakukan IPO nilai rasio

NPF tertinggi terdapat pada Triwulan keempat sebesar 1,11% nilai

tersebut termasuk dalam kriteria sangat memadai. Sedangkan nilai

terendah terdapat pada triwulan kedua setelah mengalami

penurunan sebesar 0,23% dari triwulan sebelumnya sehingga

menjadi 0,56% nilai tersebut termasuk kriteria sangat memadai.

Pada tahun 2012 dan 2013 nilai rasio NFP menurun di

triwulan kedua dan keempat sedangkan pada triwulan ketiga

mengalami peningkatan. Semakin kecil nilai rasio NPF maka

semakin baik kinerja Bank Panin Dubai Syariah di tahun tersebut.

Terlihat diatas bahwasanya terdapat penurunan nilai NFP diakhir

tahun 2012 dan 2013 disebabkan karena adanya penurunan kredit

yang bermasalah. hal ini menunjukan terdapat peningkatan kinerja

diakhir tahun 2012 dan 2013. Kemudaian pada tahun 2014 dan

2015 nilai rasio NFP mengalami penurunan pada triwulan kedua

70

kemudian mengalami peningkatan di triwulan ketiga dan keempat.

Peningkatan nilai NPF terjadi pada triwulan ketiga dan keempat

yang disebabkan banyakanya pembiayaan dan piutang yang

bermasalah. Sebaliknya pada triwulan kedua mengalami

penurunan yang disebabkan karena adanya penurunan pembiayaan

dan piutang yang bermasalah.

Gambar 4.9 diagram perbandingan NPF sebelum dan sesudah IPO

Berdasarkan hasil diatas, diketahui rata-rata rasio NPF Bank

Panin Dubai Syariah sebelum IPO sebesar 0,51% dan rata-rata

rasio NPF Bank Panin Dubai Syariah setelah IPO sebesar 0,82%.

Karena nilai rata-rata rasio NPF Bank Panin Dubai Syariah

sebelum IPO lebih kecil dari pada setelah IPO maka ini

menunjukan bahwa kinerja Bank Panin Dubai Syariah setelah IPO

lebih baik dari pada sebelum IPO dilihat dari rasio NPF-nya.

e. FDR (Financing to Deposit Ratio)

Berdasarkan perhitungan diatas, Bank Panin Dubai Syariah

Sebelum melakukan IPO memiliki rata-rata nilai rasio FDR sebesar

130,63%, 125,74%, 131,14%, dan 107,14% pada triwulan I – IV di

tahun 2012 dan 2013. sedangkan rata-rata nilai rasio FDR sesudah

melakukan IPO sebesar 104,63%, 118,45%, 103,94%, dan 93,23%

pada triwulan I-IV di tahun 2014 dan 2015. Hal ini menunjukan

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

sebelum IPO sesudah IPO

Perbandingan Rasio NPF

Series 1

71

bahwa rasio NPF Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah

melakukan IPO mengalami fluktuasi. Nilai tertinggi rasio FDR

Bank Panin Dubai Syariah sebelum IPO terdapat pada triwulan

ketiga yaitu sebesar 131,14% nilai tersebut masuk dalam peringkat

5 yaitu tidak memadai. Sedangkan nilai terendah terdapat pada

triwulan keempat yang mengalami penurunan sebesar 24% dari

triwulan sebelumnya sehingga menjadi 107,14% nilai tersebut

masuk pada peringkat 4 yaitu cukup memdai..

Pada tahun 2014 dan 2015 setelah melakukan IPO nilai rasio

FDR tertinggi terdapat pada triwulan kedua yang mengalami

kenaikan sebesar 13,82% dari triwulan sebelumnya sehingga

menjadi 118,45% nilai tersebut termasuk dalam kriteria kurang

memadai. Sedangkan nilai terendah terdapat pada triwulan

keempat yang mengalami penurunan sebesar 10,71% dari triwulan

sebelumnya sehingga menjadi 93,23% nilai tersebut termasuk

dalam cukup memadai.

Pada awal tahun 2012 dan 2013 tepatnya sebelum

melakukan IPO Bank Panin Dubai Syariah memiliki kinerja sangat

kurang baik karena posisi rasio FDR berada diatas nilai 120%.

Namun di pertengahan tahun nilai FDR menurun sedikt demi

sedikit sehingga berada diantara nilai 100% - 120% sehingga

membuat kinerja Bank Panin Dubai Syariah menjadi kurang

memadai. Peningkatan nilai FDR pada tahun 2012 dan 2013

disebabkan karena ketidak cukupan pendapatan yang didapatkan

dari pihak ketiga untuk menutupi pembiayaan dan piutang yang

diberikan oleh bank. Sebaliknya penurunan nilai FDR di akhir

tahun 2012 dan 2013 disebabkan karena bank mampu menutupi

pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dengan pendapatan

yang didapakan dari pihak ketiga. Namun melihat dari nilai rasio

yang masih besar pada akhir tahun 21012 dan 2013 membuktikan

bahwa Bank Panin Dubai Syariah masih belum cukup baik dalam

72

mengatur pembiayaan yang dikeluarkan dengan pendapatan yang

didapatkan dari pihak keiga.

Pada tahun 2014 dan 2015 tepatnya sesudah melakukan IPO

Bank Panin Dubai Syariah memiliki kinerja sangat kurang baik

diawal tahun hal itu disebabkan karena posisi rasio FDR diatas

100%. Sedangkan dipertengahan tahun nilai FDR menurun

sehingga mencapai nilai diantara 85% - 100% sehingga membuat

kinerja Bank Panin Dubai Syariah menjadi cukup memadai. Sama

halnya pada tahun 2012 dan 2013 sebelumnya, penurunan kinerja

terjadi karena jumlah pembiayaan yang dikeluarkan tidak

sebanding dengan pendapatan yang didapatkan dari pihak ketiga.

sebaliknya peningkatan kinerja terjadi karena jumlah pembiayaan

yang dikeluarkan sebanding dengan pendapatan yang didapatkan

dari pihak ketiga, namun pada tahun 2014 jumlah pembiayaan yang

dikeluarkan lebih besar dari pada tahun sebelumnya. Pada akhir

tahun 2014 pembiayaan yang dikeluarkan mencapai nilai

4.785.524 (dalam jutaan) sedangkan pada akhir tahun 2013

pembiayaan yang dikeluarkan hanya mencapai 2.594.825 (dalam

jutaan). Hal ini mengakibatkan pendapatan pada pihak ketiga juga

meningkat. Terbukti pada akhir tahun 2014 jumlah dana pihak

ketiga yang didapatkan mencapai 5.076.082 (dalam jutaan) lebih

besar dari pada tahun sebelumnya yang hanya mencapai 2.870.310

(dalam jutaan). Salah satu faktor yang bepengaruh terhadap

penambahan pembiayaan yang dikeluarkan Bank Panin Dubai

Syariah adalah IPO (Initial Public Offering) yang telah dilakukan

oleh Bank Panin Dubai Syariah pada tahun 2014 sehingga bank

mendapatkan dana baru.

73

Gambar 4.10 Diagram Perbandingan FDR sebelum dan Sesudah IPO

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diketahui rata-rata

rasio FDR Bank Panin Dubai Syariah sebelum IPO sebesar

123,66% dan rata-rata FDR Bank Panin Dubai Syariah sesudah

IPO sebesar 105,06%. Karena nila rata-rata rasio FDR setelah IPO

lebih kecil dari pada sebelum IPO maka ini menunjukan bahwa

kinerja Bank Panin Dubai Syariah setelah IPO lebih baik dari pada

sesudah dilihat dari rasio FDR-nya.

Tabel 4.10

Ringkasan perbandingan kinerja sebelum dan sesudah IPO

NO Rasio Kinerja Lebih

Baik

Kinerja Kurang

Baik

1 CAR Sebelum IPO SesudahIPO

2 ROA Sebelum IPO Sesudah IPO

3 BOPO Sebelum IPO Sesudah IPO

4 NPF Sebelum IPO Sesudah IPO

5 FDR Sesudah IPO Sebelum IPO

Berdasarkan tabel ringkasan diatas bahwasanya dari lima

rasio yang dianalisis dari rata-rata 2 tahun sebelum dan 2 tahun

sesudah IPO menjelaskan bahwa kinerja Bank Panin Dubai Syariah

sebelum IPO lebih baik dari pada kinerja setelah IPO.

90

100

110120

130

sebelum IPO sesudah IPO

Perbandingan Rasio FDR

Perbandingan Rasio FDR

74

2. Perbandingan Kinerja Bank Panin Dubai Syariah Sebelum dan

Sesudah IPO

Dalam membandingkan kinerja keuangan dan untuk mengetahui

apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Panin

Dubai Syariah sebelum IPO dan sesudah IPO, Peniliti menggunakan uji

paired t-test. Sebelum melakukan uji paired t-test, harus dibuktikan

dahulu data yang digunakan berdistribusi normal. Sehingga diperoleh

hasil berikut :

Berdasarkan output Tests of Normality, diperoleh nilai

signifikansi pada tabel Shapiro-Wilk untuk semua rasio-rasio keuangan

Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah IPO diatas 0,05.

Karena semua nilai signifikansi lebih besar > 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa semua data rasio-rasio keuangan Bank Panin Dubai

Syariah sebelum dan sesudah IPO berdistribusi normal.

Tabel 4.11

Hasil tes uji normalitas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

CAR sebelum ipo .203 8 .200* .883 8 .202

CAR sesudah ipo .202 8 .200* .922 8 .449

ROA sebelum ipo .209 8 .200* .900 8 .292

ROA sesudah ipo .175 8 .200* .935 8 .558

BOPO sebelum ipo .223 8 .200* .927 8 .487

BOPO sesudah ipo .192 8 .200* .894 8 .254

NPF sebelum ipo .203 8 .200* .916 8 .402

NPF sesudah ipo .260 8 .119 .861 8 .121

FDR sebelum ipo .189 8 .200* .954 8 .747

FDR sesudah ipo .326 8 .013 .785 8 .020

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

75

a. Uji Beda NPF Sebelum dan Sesudah IPO

Tabel 4.12

Paired Samples Statistics NPF

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 NPF sebelum ipo .5163 8 .30265 .10700

NPF sesudah ipo .8262 8 .53989 .19088

Tabel. 4.13

Paired Samples Correlations NPF

N Correlation Sig.

Pair 1 NPF sebelum ipo & NPF sesudah ipo

8 .752 .031

Tabel 4.14

Paired Samples Test NPF

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Std. Deviati

on Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 NPF sebelum ipo - NPF sesudah ipo

-.31000 .37071 .13107 -.61992 -.00008 -2.365 7 .050

Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat pada tabel Paired

Sample Statistics nilai rata-rata rasio NPF Bank Panin Dubai

Syariah sebelum melakukan IPO sebesar 0,5163 dengan standar

deviasi sebesar 0,30265 dan nilai rata-rata rasio NPF setelah

melakukan IPO sebesar 0.8262 dan standar deviasi 0.53989. Hal

ini berarti secara deskriptif terdapat perbedaan rata-rata kinerja

Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah melakukan IPO

ditinjau dari rasio NPF.

Pada tabel Paired Sample Correlations, diperoleh koefisien

korelasi Kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah

melakukan IPO sebesar 0.752 dengan angka sig. p-value = 0,031 <

0,05 atau signifikan.

76

Pada tabel Paired Sample Test diatas, diperoleh perbedaaan

Mean -0.31000 yang berarti selisih skor kinerja antara Bank Panin

Dubai Syariah sebelum IPO dan Bank Panin Dubai Syariah

sesudah IPO. Nilai negatif bermakna kinerja Bank Panin Dubai

Syariah sesudah IPO lebih rendah dari pada sebelum melakukan

IPO dilihat dari rasio NPF-nya. Selanjutnya nilai t hitung sebesar -

2.365 harus dibandingkan dengan nilai t tabel pada DF 3, apabila t

hitung lebih besar (>) t tabel artinya signifikan. Nilai probablitias

pada tabel sig. (2-tailed) diatas sebesar 0,050 = > 0,05 berdasarkan

hipotesis penelitian dimana P = > 0,05, maka keputusan yang

diambil adalah menolak Ho yang menyatakan ada perbedaan

kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah IPO dilihat

dari rasio NPF. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakkan

oleh Julita43 yang menyatakan adanya perbedaan dan hubungan

yang signifikan pada rasio NPF.

b. Uji Beda FDR Sebelum dan Sesudah IPO

Tabel 4.15

Paired Samples Statistics FDR

Mean N

Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 FDR sebelum ipo 1.2366 8 17.80847 6.29625

FDR sesudah ipo 1.0506 8 16.40579 5.80032

Tabel 4.16

Paired Samples Correlations FDR

N Correlation Sig.

Pair 1 FDR sebelum ipo & FDR sesudah ipo

8 .422 .297

43 Julita,SE,M.Si “Pengaruh Non Performing Loan dan Capital Adequacy Ratio Terhadap

Profitabilitas (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) ” Jurnal, H.10

77

Tabel 4.17

Paired Samples Test FDR

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 FDR sebelum ipo - FDR sesudah ipo

1.86050 18.42862 6.51550 3.19829 34.01171 2.855 7 .024

Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat pada tabel Paired

Sample Statistics nilai rata-rata rasio FDR Bank Panin Dubai

Syariah sebelum melakukan IPO sebesar 1.2366 dengan standar

deviasi sebesar 17,80 dan nilai rata-rata rasio FDR setelah

melakukan IPO sebesar 1.0506 dengan standar deviasi 16,40. Hal

ini berarti secara deskriptif terdapat perbedaan rata-rata kinerja

Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah melakukan IPO

ditinjau dari rasio FDR.

Pada tabel Paired Sample Correlations, diperoleh koefisien

korelasi Kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah

melakukan IPO sebesar 0.422 dengan angka sig. p-value = 0,024 <

0,05 atau signifikan.

Pada tabel Paired Sample Test diatas, diperoleh perbedaaan

Mean 1.86050 yang berarti selisih skor kinerja antara Bank Panin

Dubai Syariah sebelum IPO dan Bank Panin Dubai Syariah

sesudah IPO. Nilai positif bermakna kinerja Bank Panin Dubai

Syariah sebelum IPO lebih rendah dari pada seetelah melakukan

IPO dilihat dari rasio FDR-nya. Selanjutnya nilai t hitung sebesar -

2,855 harus dibandingkan dengan nilai t tabel pada DF 3, apabila t

hitung lebih besar (>) t tabel artinya signifikan. Nilai probablitias

pada tabel sig. (2-tailed) diatas sebesar 0,024 < 0,05 berdasarkan

hipotesis penelitian dimana P = < 0,05, maka keputusan yang

diambil adalah menolak Ho yang menyatakan ada perbedaan

kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah IPO dilihat

78

dari rasio FDR. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Eni44 yang menyatakan adanya perbedaan sigifikan

pada rasio FDR.

c. Uji Beda ROA Sebelum dan Sesudah IPO

Tabel 4.18

Paired Samples Statistics ROA

Mean N

Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 ROA sebelum ipo 2.4800 8 .69914 .24718

ROA sesudah ipo 1.4913 8 .32233 .11396

Tabel 4.19

Paired Samples Correlations ROA

N Correlation Sig.

Pair 1 ROA sebelum ipo & ROA sesudah ipo

8 .843 .009

Tabel 4.20

Paired Samples Test ROA

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 ROA sebelum ipo - ROA sesudah ipo

.98875 .46107 .16301 .60329 1.37421 6.065 7 .001

Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat pada tabel Paired

Sample Statistics nilai rata-rata rasio ROA Bank Panin Dubai

Syariah sebelum melakukan IPO sebesar 2.4800 dengan standar

deviasi sebesar 0,24 dan nilai rata-rata rasio ROA setelah

melakukan IPO sebesar 1.4913 dengan standar deviasi 0,11. Hal ini

berarti secara deskriptif terdapat perbedaan rata-rata kinerja Bank

44 Eni Pertiwi “Pengaruh Kecukupan Modal dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Bank-

Bank Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013” (Skripsi : Fakultas Ekonomi, Universitas Wijaya Putra, Surabaya, 2015). H. 62

79

Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah melakukan IPO ditinjau

dari rasio ROA.

Pada tabel Paired Sample Correlations, diperoleh koefisien

korelasi Kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah

melakukan IPO sebesar 0.843 dengan angka sig. p-value = 0,009 <

0,05 atau signifikan.

Pada tabel Paired Sample Test diatas, diperoleh perbedaaan

Mean sebesar 0.98875 yang berarti selisih skor kinerja antara Bank

Panin Dubai Syariah sebelum IPO dan Bank Panin Dubai Syariah

sesudah IPO. Nilai positif bermakna kinerja Bank Panin Dubai

Syariah sebelum IPO lebih rendah dari pada sesudah melakukan

IPO dilihat dari rasio ROA-nya. Selanjutnya nilai t hitung sebesar

6.065 harus dibandingkan dengan nilai t tabel pada DF 3, apabila t

hitung lebih besar (>) t tabel artinya signifikan. Nilai probablitias

pada tabel sig. (2-tailed) diatas sebesar 0,001 < 0,05 berdasarkan

hipotesis penelitian dimana P = < 0,05, maka keputusan yang

diambil adalah menolak Ho yang menyatakan ada perbedaan

kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah IPO dilihat

dari rasio ROA. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Adhisyahfitri45 yang menyatakan adanya nilai signifikan

dalam rasio ROA

d. Uji Beda CAR Sebelum dan Sesudah IPO

Tabel 4.21

Paired Samples Statistics CAR

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 CAR sebelum ipo 32.8538 8 13.79985 4.87899

CAR sesudah ipo 24.6088 8 3.45856 1.22278

45 Adhisyahfitri Evalina Ikhsan “Analisis Kinerja Perusahaan: Sebelum Dan Sesudah Initial

Public Offering DI Bursa Efek Indonesia”, (Jurnal Ekonomi Vol : 14 No 1 , Univ. Syiah Kuala : 2011 ) H. 44

80

Tabel 4.22

Paired Samples Correlations CAR

N Correlation Sig.

Pair 1 CAR sebelum ipo & CAR sesudah ipo

8 .925 .001

Tabel 4.23

Paired Samples Test CAR

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 CAR sebelum ipo - CAR sesudah ipo

8.24500 10.68301 3.77701 -.68622 17.17622 2.183 7 .065

Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat pada tabel Paired

Sample Statistics nilai rata-rata rasio CAR Bank Panin Dubai

Syariah sebelum melakukan IPO sebesar 32.8538 dengan standar

deviasi sebesar 13,79 dan nilai rata-rata rasio CAR setelah

melakukan IPO sebesar 24.6088 dengan standar deviasi 3,45. Hal

ini berarti secara deskriptif terdapat perbedaan rata-rata kinerja

Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah melakukan IPO

ditinjau dari rasio CAR

Pada tabel Paired Sample Correlations, diperoleh koefisien

korelasi Kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah

melakukan IPO sebesar 0,925 dengan angka sig. p-value = 0,001 >

0,05 atau signifikan.

Pada tabel Paired Sample Test diatas, diperoleh perbedaaan

Mean sebesar 8.24500 yang berarti selisih skor kinerja antara Bank

Panin Dubai Syariah sebelum IPO dan Bank Panin Dubai Syariah

sesudah IPO. Nilai positif bermakna kinerja Bank Panin Dubai

Syariah sebelum IPO lebih rendah dari pada ssesudah melakukan

IPO dilihat dari rasio CAR-nya. Selanjutnya nilai t hitung sebesar

2,183 harus dibandingkan dengan nilai t tabel pada DF 3, apabila t

81

hitung lebih besar (>) t tabel artinya signifikan. Nilai probablitias

pada tabel sig. (2-tailed) diatas sebesar 0,065 > 0,05 berdasarkan

hipotesis penelitian dimana P < 0,05, maka keputusan yang diambil

adalah menerima Ho yang menyatakan tidak ada perbedaan

signifikan antara kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan

sesudah IPO dilihat dari rasio CAR. Hal ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan Riska46 yang menyatakan adanya nilai

signifikansi dari rasio CAR.

e. Uji Beda BOPO Sebelum dan Sesudah IPO

Tabel 4.24

Paired Samples Statistics BOPO

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 BOPO sebelum ipo 63.7438 8 8.91507 3.15195

BOPO sesudah ipo 81.5313 8 8.12578 2.87290

Tabel 4.25

Paired Samples Correlations BOPO

N Correlation Sig.

Pair 1 BOPO sebelum ipo & BOPO sesudah ipo

8 .672 .068

Tabel 4.26

Paired Samples Test BOPO

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 BOPO sebelum ipo - BOPO sesudah ipo

-1.77875 6.94017 2.45372 -23.58962 -11.98538 -7.249 7 .000

Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat pada tabel Paired

Sample Statistics nilai rata-rata rasio BOPO Bank Panin Dubai

Syariah sebelum melakukan IPO sebesar 63.7438 dengan standar

46 Riska Nurul Fitriani “Analisis Kinerja Keuangan sebelum dan Sesudah Go public” (jurnal

Ilmu dan Riset Manajemen: Volume 5,7 Juli 2016, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia). H. 15

82

deviasi sebesar 8,91 dan nilai rata-rata rasio BOPO setelah

melakukan IPO sebesar 81.5313 dengan standar deviasi 8,12. Hal

ini berarti secara deskriptif terdapat perbedaan rata-rata kinerja

Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah melakukan IPO

ditinjau dari rasio BOPO.

Pada tabel Paired Sample Correlations, diperoleh koefisien

korelasi Kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah

melakukan IPO sebesar 0.672 dengan angka sig. p-value = 0,068 >

0,05 atau tidak signifikan.

Pada tabel Paired Sample Test diatas, diperoleh perbedaaan

Mean -1.77875 yang berarti selisih skor kinerja antara Bank Panin

Dubai Syariah sebelum IPO dan Bank Panin Dubai Syariah

sesudah IPO. Nilai negatif bermakna kinerja Bank Panin Dubai

Syariah sebelum IPO lebih tinggi dari pada sesudah melakukan

IPO dilihat dari rasio BOPO-nya. Selanjutnya nilai t hitung sebesar

-7,249 harus dibandingkan dengan nilai t tabel pada DF 3, apabila

t hitung lebih besar (>) t tabel artinya signifikan. Nilai probablitias

pada tabel sig. (2-tailed) diatas sebesar 0,000 < 0,05 berdasarkan

hipotesis penelitian dimana P = < 0,05, maka keputusan yang

diambil adalah menolak Ho yang menyatakan ada perbedaan

signifikan antara kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan

sesudah IPO dilihat dari rasio BOPO. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Inayah47 dan Widya48 yang

menyatakan adanya perbedaaan signifikan pada rasio BOPO.

47 Nur Inayah “Analisis kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Go Public”,

(Skripsi : Universitas Brawijaya, Malang, 2012) H. 13 48 Widya Wahyu Nengsih (Anlisi perbandingan Kinerja keuangan Bank Umum Syariah

dengan Bank Umum Konvensional di Indonesia. Skripsi : Fakultas Ekoni dan Bisnis, Universitas Hasanudin). H.54

83

Tabel 4.27

Ringkasan pengambilan keputusan

NO Pasangan Sig. Alfa

(α) >/<

Penolakan/

Penerimaan Ho Keterangan

1

2

3

4

5

NPF Sebelum IPO –

NPF Sesudah IPO

FDR Sebelum IPO –

FDR Sesudah IPO

ROA Sebelum IPO –

ROA Sesudah IPO

CAR Sebelum IPO –

CAR Sesudah IPO

BOPO Sebelum IPO –

BOPO Sesudah IPO

0,050

0,024

0,001

0,65

0,000

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

=/<

<

<

>

<

Ho ditolak

Ho ditolak

Ho ditolak

Ho diterima

Ho ditolak

Ada perbedaan

Ada perbedaan

Ada Perbedaan

Tidak ada perbedaan

Ada perbedaan

Berdasarkan tabel ringkasan pengambian keputusan diatas dari hasil

uji perbandingan dengan menggunkan uji Paired t-test diketahui dari lima

rasio yang di uji yaitu NPF,FDR,ROA,CAR dan BOPO pada Bank Panin

Dubai Syariah dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah IPO, Rasio ROA

dan NPF, FDR dan BOPO memiliki nilai signifikan sedangkan rasio CAR

tidak memiliki nilai signifikan. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata laba

yang dihasilkan, kredit bermasalah dan pembiayaan yang dikeluarkan serta

pengeluaran operasional yang dimiliki sangat berpengaruh terhadap kinerja

Bank Panin Dubai Syariah pada saat sebelum dan sesudah IPO.

3. Analisis Kinerja Keuangan Bank Panin Dubai Syariah Sebelum

dan sesudah Penambahan Modal

Tabel 4.28

Ringkasan penilaian Kinerja Bank Panin Dubai Syariah

Sebelum penambahan modal

Faktor Rasio Tahun 2014 (Triwulan) Rata-rata

I II III IV

Capital CAR 31.15% 25.52% 26.16% 25.69% 27.13%

Earning ROA 1.45% 1.64% 1.82% 1.99% 1,72%

BOPO 80.67% 76.90% 72.90% 68.47% 74,73%

Risk

Profile NPF 0.94% 0.57% 0.43% 0.29% 0,55%

FDR 112.84% 140.48% 111.79% 90.04% 113,78%

84

Tabel 4.29

Ringkasan Hasil penilaian Kinerja Bank Panin Dubai Syariah

Sesudah penambahan modal

Faktor Rasio Tahun 2015 (Triwulan) Rata-rata

I II III IV

Capital CAR 24,80% 21,88% 21,37% 20,30% 22,08%

Earning ROA 1,56% 1,22% 1,13% 1,12% 1,25%

BOPO 85,61% 88,80% 89,57% 89,33% 88,32%

Risk

Profile NPF 0.64% 0.56% 1.24% 1,94% 1,09%

FDR 96,43% 96,43% 96,10% 96.43% 96,43%

a. CAR (Capital Adequacy Ratio)

Berdasarkan data diatas, Bank Panin Dubai Syariah Sebelum

mendapatkan modal tambahan memiliki nilai rasio CAR sebesar

31,15%, 25,51%, 26,16%, dan 25,69% pada triwulan I sampai IV

di tahun 2014, sedangkan nilai rasio CAR sesudah mendapatkan

modal tambahan sebesar 24.80%, 21,88%, 21,37% dan 20,30%

pada triwulan I sampai IV di tahun 2015. Hal ini menunjukan

bahwa rasio CAR Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah

mendapatkan modal tambahan mengalami fluktuasi. Pada tahun

2014 sebelum penambahan modal nilai tertinggi rasio CAR

terdapat di triwulan pertama yaitu sebesar 31,15% nilai tersebut

termasuk dalam kriteria sangat memadai. Sedangkan nilai terendah

terdapat pada triwulan kedua yaitu sebesar 25,51% nilai tersebut

termasuk peringkat 1 yang artinya sangat memadai.

Pada tahun 2014 terjadi penuruan nilai CAR yang

menyebabkan penurunan kinerja Bank. Penurunan terjadi pada

triwulan kedua sebesar 5,63% dan triwulan keempat sebesar 0,47%

penurunan kenerja pada rasio CAR terjadi karena rendahnya modal

inti dan modal pelengkap yang didapatkan oleh bank Panin Dubai

Syariah. Sedangkan peningkatan nilai CAR menyebabkan

peningkatan kinerja Bank Panin Dubai Syariah. Peningkatan

terjadi pada triwulan ketiga yaitu sebesar 0,64%. peningkatan

85

tersebut terjadi karena bank memiliki modal inti dan modal

pelengkap yang cukup tinggi.

pada tahun 2015 sesudah mendapatkan modal tambahan

nilai rasio CAR mengalami penurunan dari triwulan kedua sampai

triwulan keempat, nilai tertinggi terdapat di triwulan pertama yaitu

sebesar 24,80% nilai tersebut termasuk peringkat 1 sangat

memadai, sedangkan nilai terendah terdapat di triwulan keempat

yang mengalami penurunan yaitu sebesar 1,07% pada triwulan

sebelumnya sehingga menjadi sebesar 20,30% nilai tersebut

termasuk kriteria sangat memadai. penurunan kinerja terjadi karena

total aktiva yang tertimbang menurut resiko yang sangat besar

diabandingkan modal inti yang sudah ditambahakan oleh Bank

Dubai Islami. Jika dibandingkan modal inti dan pelengkap yang

sudah ditambahkan oleh Bank Dubai Islami sebesar 1.155.138

(dalam jutaan) masih sedikit dibandingkan Aktiva tertimbang

menurut resikonya yang mencapai 5.515.585 (dalam jutaan)

Kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah

penambahan modal pada tahun 2014 dan 2015 mengalami kinerja

sangat baik dilihat dari rasio CAR-nya yang berada diatas 12%,

Gambar 4.11 diagram perbandingan CAR sebelum dan sesudah

penambahan modal

Berdasarkan hasil diatas, diketahui nilai rata-rata Bank Panin

Dubai Syariah sebelum penambahan modal pada tahun 2014

0

10

20

30

sebelumpenambahan

modal

sesudahpenambahan

modal

perbandingan rasio CAR

perbandingan rasio CAR

86

sebesar 27,13%. sedangkan nilai rata-rata rasio CAR Bank Panin

Dubai Syariah setelah penambahan modal pada tahun 2015 sebesar

22,08%. Karena nila rata-rata rasio Bank Panin Dubai Syariah

sebelum penambahan modal tahun 2014 lebih besar dari pada Bank

Panin Dubai Syariah setelah penambahan modal pada tahun 2015

maka hal ini menunjukan bahwa kinerja Bank Panin Dubai Syariah

sebelum penambahan modal di tahun 2014 lebih baik dari Bank

Panin Dubai Syariah sesudah penambahan modal di tahun 2015

dilihat dari rasio CAR-nya.

b. ROA (Return On Assets)

Berdasarkan hasil perhitungan data diatas, Bank Panin Dubai

Syariah Sebelum mendapatkan modal tambahan memiliki nilai-

nilai rasio ROA sebesar 1.45%, 1.64%, 1.82% dan 1.99% pada

triwulan I sampai IV di tahun 2014, sedangkan nilai-nilai rasio

ROA sesudah mendapatkan modal tambahan sebesar 1,56%,

1,22%, 1,13% dan 1,12% pada triwulan I sampai IV di tahun 2015.

Hal ini menunjukan bahwa rasio ROA Bank Panin Dubai Syariah

sebelum dan sesudah mendapatkan modal tambahan mengalami

fluktuasi. Pada awal tahun 2014 nilai rasio ROA mengalami

kenaikan dari awal sampai akhir triwulan. Hal ini menyebabkan

peningkatan terhadap kinerjanya. Nilai tertinggi terdapat pada

akhir triwulan yang mengalami kenaikan sebesar 0,17% pada

triwulan sebelumnya sehingga menjadi 1,99% Nilai tersebut

termasuk peringkat 2 yaitu memadai.

Pada Bank Panin Dubai Syariah sesudah penambahan modal

nilai rasio ROA mengalami penurunan dari triwulan pertama

sampai triwulan keempat hal ini menunjukan terdapat penurunan

kinerja pada rasio ROA di tahun 2015, nilai ROA tertinggi terdapat

pada triwulan pertama yaitu sebesar 1,56%nilai tersebut masuk

dalam peringkat 2 yaitu memadai.

87

Peningkatan kinerja bank sebelum IPO dikarenakan laba

yang didapatkan di tahun tersebut sebanding dengan total aktiva

yang dimiliki. namun nilai ROA tertinggi masih diantara 1,25% -

0,5% hal ini menunjukan penilaian kinerja Bank Panin Dubai

Syariah sebelum penambahan modal masih cukup baik dilihat dari

rasio ROA-nya. Sama halnya dengan tahun 2014 sebelum

penambahan modal, di tahun 2015 nilai rasio ROA menurun

sehingga menyebabkan penurunan kinerja. Penurunan tersebut

tterjaadi karena jumlah laba yang didapatkan tidak sebanding

dengan total aktiva di tahun 2015.

Gambar 4.12 diagram perbandingan ROA sebelum dan sesudah penambahan modal

Berdasarkan hasil diatas, diketahui nilai rata-rata rasio ROA

pada Bank Panin Dubai Syariah sebelum penambahan modal pada

tahun 2014 sebesar 1,72%, sedangkan nilai rata-rata rasio ROA

pada Bank Panin Dubai Syariah setelah penambahan modal pada

tahun 2015 sebesar 1,25%. karena nilai rata-rata rasio ROA Bank

Panin Dubai Syaraiah sebelum penambahan modal pada tahun

2014 lebih besar dari sesudah penambahan modal pada tahun 2015,

maka hal ini menunjukan bahwa kinerja Bank Panin Dubai Syariah

sebelum penambahan modal pada tahun 2014 lebih baik dari pada

sesudah penambahan modal pada tahun 2015 dilihat dari rasio

ROA-nya.

0

0,5

1

1,5

2

sebelumpenambahan

modal

sesudahpenambahan

modal

perbandingan rasio ROA

perbandingan rasio ROA

88

c. BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional)

Berdasarkan data diatas, Bank Panin Dubai Syariah Sebelum

mendapatkan modal tambahan di tahun 2014 memiliki nilai-nilai

rasio BOPO sebesar 80.67%, 76.90%, 72.90% dan 68.47% pada

triwulan I sampai IV, sedangkan nilai-nilai rasio BOPO sesudah

mendapatkan modal tambahan di tahun 2015 sebesar 85,61%,

88,80%, 89,57% dan 89,33% pada triwulan I sampai IV. Hal ini

menunjukan bahwa rasio BOPO Bank Panin Dubai Syariah

sebelum dan sesudah mendapatkan modal tambahan mengalami

fluktuasi. Pada tahun 2014 sebelum Bank Panin Dubai Syariah

mendapat modal tambahan nilai tertinggi rasio BOPO terdapat di

triwulan pertama yaitu sebesar 80,67% nilai tersebut termasuk

perangkat 1 yaitu sangat memadai. sedangkan nilai terendah

terdapat pada triwulan keempat yang mengalami penurunan

sebesar 4,16% dari triwulan sebelumnya sehingga menjadi 68,47

% nilai tersebut termasuk kriteria sangat baik.

Pada Tahun 2015 nilai tertinggi pada Bank Panin Dubai

Syariah terdapat di triwulan kedetiga yang mengalami kenaikan

sebesar 0,77% dari triwuan sebelumnya sehingga menjadi 89,57%

nilai tersebut termasuk dalam peringkat 5 yaitu tidak memadai,

sedangkan nilai terendah terdapat di triwulan pertama yaitu sebesar

85,61% nilai tersebut termasuk peringkat 3 cukup memadai.

Pada tahun 2014 sebelum penambahan modal nilai rasio

BOPO mengalami penurunan nilai. hal itu menyebabkan

peningkatan kinerja pada bank Panin Dubai Syariah. Penurunan

terjadi secara terus menerus. Penurunan nilai BOPO disebabkan

karena nilai pendapatan operasional lebih besar dari pada biaya

operasional.

Pada Tahun 2015 peningkatan terjadi pada triwulan kedua

dan ketiga sedangkan pada triwulan keempat mengalami

penurunan. Penurunan nilai BOPO mengakibatkan peningkatan

89

terhadap kinerja Bank Panin Dubai Syariah. Penurunan nilai

BOPO diakibatkan karena pendapatan operasional yang seimbang

dengan biaya yang dikeluarkan.

Gambar 4.13 diagram perbandingan BOPO sebelum dan sesudan penambhan

modal

Berdasarkan hasil diatas, diketahui rata-rata nilai rasio

BOPO pada Bank Panin Dubai Syariah sebelum penambahan

modal di tahun 2014 sebesar 74,73% sedangkan nilai Rata-rata

rasio BOPO pada Bank Panin Dubai Syariah setelah penambahan

modal di tahun 2015 sebesar 88,32%. karena nilai rata-rata rasio

BOPO Bank Panin Dubai Syariah sebelum penambahan modal di

tahun 2014 lebih kecil dari Bank Panin Dubai Syariah setelah

penambahan modal di tahun 2015 hal ini menunjukan bahwa

kinerja Bank Panin Dubai Syarah sebelum penambahan modal di

tahun 2014 lebih baik dari Bank Panin Dubai Syariah setelah

penambahan modal di tahun 2015 dilihat dari rasio BOPO-nya.

d. NPF (Non Performing Financing)

Berdasarkan data diatas, Bank Panin Dubai Syariah Sebelum

mendapatkan modal tambahan memiliki nilai-nilai rasio NPF

sebesar 0.94%, 0.57%, 0.43% dan 0.29% pada triwulan I sampai

IV di tahun 2014, sedangkan nilai-nilai rasio NPF sesudah

mendapatkan modal tambahan sebesar 0.64%, 0.56%, 1.24% dan

657075808590

sebelumpenambahan

modal

sesudahpenambahan

modal

perbandingan rasio BOPO

perbandingan rasio BOPO

90

1,94% pada triwulan I sampai IV di tahun 2015. Hal ini

menunjukan bahwa rasio NPF Bank Panin Dubai Syariah sebelum

dan sesudah mendapatkan modal tambahan modal mengalami

fluktuasi. Pada tahun 2014 sebelum mendapatkan tambahan modal

nilai rasio NPF tertinggi terdapat pada Triwulan kesatu sebesar

0,94% nilai tersebut termasuk dalam pering 1 strong sangat

memadai. Sedangkan nilai terendah terdapat pada triwulan

keempat setelah mengalami penurunan sebesar 0,14% dari triwulan

sebelumnya sehingga menjadi 0,29% nilai tersebut termasuk

masuk peringkat 1 strong sangat memadai.

Pada tahun 2015 setelah penambahan modal nilai NPF Bank

Panin Dubai Syariah mengalami peningkatan di triwulan ketiga

dan keempat. sedangkan pada triwulan kedua mengalami

penurunan sebesar 0,08% dari triwulan sebelumnya. nilai tertinggi

terdapat pada triwulan keempat sebesar 1,94% nilai tersebut

termasuk kategori baik, sedangkan nilai terendah terdapat pada

triwulan kedua yaitu sebesar 0,56% nilai tersebut termasuk dalam

pringkat strong yaitu sangat memadai.

Pada triwulan kedua sampai keempat mengalami penurunan

yang disebabkan karena adanya penurunan pembiayaan dan

piutang yang bermasalah. Hal ini menunjukan bahwasnya terdapat

peningkatan kinerja pada akhir tahun 2014. Sama halnya pada

tahun 2014, di tahun 2015 tepatnya sesudah Bank Panin Dubai

Syariah mendapatkan modal Tambahan peningkatan nilai NPF di

triwulan ketiga dan keempat mengakibatkan penurunan kinerja, hal

itu disebabkan karena masih banyaknya pembiayaan dan piutang

yang bermasalah. Sebaliknya pada triwulan kedua mengalami

peningkatan kinerja hal itu disebabkan karena sedikitnya

pembiayaan atau piutang yang bermasalah. Kinerja Bank Panin

Dubai Syariah sebelum dan sesudah penambahan modal memiliki

kinerja yang sangat memadai.

91

Gambar 4.14 diagram perbandingan NPF sebelum dan sesudah penambahan

modal

Berdasarkan hasil diatas, rata-rata nilai rasio NPF Bank

Panin Dubai Syariah sebelum mendapatkan modal tambahan

sebesar 0,55%, sedangkan rata-rata nilai NPF Bank Panin Dubai

Syariah setelah penambahan modal sebesar 1,09%. Karena nilai

rata-rata rasio NPF Bank Panin Dubai Syariah sebelum

penambahan modal lebih rendah dari nilai rata-rata rasio Bank

Panin Dubai Syariah setelah penambahan modal, maka ini

menunjukan bahwa kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum

penambahan modal lebih baik dari pada setelah penambahan modal

dilihat dari rasio NPF-nya.

e. FDR (Financing to Deposit Ratio)

Berdasarkan data diatas, Bank Panin Dubai Syariah Sebelum

mendapatkan modal tambahan memiliki nilai-nilai rasio FDR

sebesar 112.84%, 140.48%, 111.79% dan 90.04% pada triwulan I

sampai IV di tahun 2014, sedangkan nilai-nilai rasio NPF sesudah

mendapatkan modal tambahan sebesar 96,43%, 96,43%, 96,10%

dan 96.43% pada triwulan I sampai IV di tahun 2015. Hal ini

menunjukan bahwa rasio FDR Bank Panin Dubai Syariah sebelum

dan sesudah mendapatkan modal tambahan mengalami fluktuasi.

00,5

11,5

22,5

sebelumpenambahan

modal

sesudahpenambahan

modal

Perbandingan rasio NPF

Perbandingan rasio NPF

92

Pada tahun 2014 sebelum penambahan modal nilai rasio

FDR tertinggi terdapat pada triwulan kedua yang mengalami

kenaikan sebesar 27.64% dari triwulan sebelumnya sehingga

menjadi 140,48% nilai tersebut termasuk dalam peringkat 5

unsatisfactory artinya tidak memadai. Sedangkan nilai terendah

terdapat pada triwulan keempat yang mengalami penurunan

sebesar 21,75% dari triwulan sebelumnya sehingga menjadi

90,04% nilai tersebut termasuk dalam peringkat pair artinya cukup

memadai.

Pada tahun 2015 setelah penambahan modal rasio FDR Bank

Panin cendrung flat, hanya di triwulan ketiga mengalami

penurunan nilai sebasar 0,33% dari triwulan sebelumnya.

Penurunan nilai FDR mengkibatkan peningkatan kinerja bank

meskipun hanya sedikt selisihnya. Penurunan kinerja bank

disebabkan karena pembiayaan yang dikeluarkan jauh lebih besar

dari pada dana yang didapatkan dari pihak ketiga. tercatat diakhir

tahun 2014 nilai pembiayaan yang didapatkan sebesar 4.785.524

(dalam jutaan) lebih kecil dari pada dana yang didapatkan dari

pihak ketiga yaitu sebesar 5.076.082 (dalam jutaan). Hal ini

menyebabkan kinerja bank masuk dalam kriteria cukup baik

diakhir tahun 2014.

Pada tahun 2014 tepatnya sebelum Bank Panin Dubai

Syariah mendapatkan modal tambahan. Nilai rasio FDR

mengalami peningkatan pada triwulan kedua sebesar 27,64% dari

triwulan sebelumnya. sedangkan pada triwulan ketiga dan keempat

mengalami penurunan sebesar 28,69% dan 21,75% dari triwulan

sebelumnya. nilai tertinggi pada rasio NPF ditahun 2014 terdapat

pada triwulan kedua sebesar 140,48% nilai tersebut masuk dalam

peringkat 5 unsatisfactory artinya tidak memadai. sedangkan nilai

terendah terapat pada triwulan keempat yaitu sebesar 90,04% nilai

tersebut masuk dalam peringkat fair atau cukup memadai.

93

Gambar 4.15 diagram perbandingan FDR sebelum dan sesudah

penambahan modal

Berdasarkan hasil diatas, diketahui nilai rata-rata rasio FDR

Bank Panin Dubai Syariah sebelum penambahan modal sebesar

113.78%, sedangkan nilai rata-rata rasio FDR Bank Panin Dubai

Syariah sesudah penambahan modal sebesar 96,43%. karena nilai

rata-rata rasio FDR Bank Panin Dubai Syariah sesudah

penambahan modal lebih kecil dari pada Bank Panin Dubai Syariah

sebelum penambahan modal maka ini menunjukan bahwa kinerja

Bank Panin Dubai Syariah sesudah penambahan modal lebih baik

dari pada sebelum penambahan modal.

Tabel 4.30

Ringkasan perbandingan kinerja sebelum dan sesudah penambahan modal

NO Rasio Kinerja Lebih Baik Kinerja Kurang Baik

1 CAR Sebelum penambahan modal Sesudah penabambahan modal

2 ROA sebelum penabambahan modal Sesudah penambahan modal

3 BOPO Sebelum penambahan modal Sesudah penabambahan modal

4 NPF Sebelum penambahan modal Sesudah penabambahan modal

5 FDR Sesudah penabambahan modal Sebelum penabambahan modal

Berdasarkan tabel ringkasan diatas dari lima rasio yang

dianalisis tiga rasio menyatakan bahwa Bank Panin Dubai Syariah

sebelum mendapatkan modal tambahan dari Dubai Islamic Bank

mengalami kinerja lebih baik dari pada sesudah penambahan

modal. Sedangkan dau rasio lainya menyatakan bahwa kinerja

80

90

100

110

120

sebelumpenambahan

modal

sesudahpenambahan

modal

perbandingan rasio FDR

perbandingan rasio FDR

94

yang baik yaitu setelah penambahan modal. Maka hal ini

menunjukan bahwa kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum

penambahan modal lebih baik dari pada kinerja ssudah

penambahan modal.

4. Perbandingan Kinerja Bank Panin Dubai Syariah Sebelum dan

Sesudah Penambahan Modal

Dalam membandingkan kinerja keuangan dan untuk mengetahui

apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Panin

Dubai Syariah sebelum penambahan modal dan sesudah penambahan

modal, Peniliti menggunakan uji paired t-test. Sebelum melakukan uji

paired t-test, harus dibuktikan dahuku data yang digunakan

berdistribusi normal. Sehingga diperoleh hasil berikut :

Tabel 4.31

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

car sebelum modal .391 4 . .716 4 .018

car sesudah modal .293 4 . .909 4 .476

roa sebelum modal .159 4 . .992 4 .969

roa sesudah modal .322 4 . .786 4 .080

bopo sebelum modal .160 4 . .992 4 .969

bopo sesudah modal .351 4 . .777 4 .067

npf sebelum modal .232 4 . .943 4 .672

npf sesudah modal .261 4 . .895 4 .405

fdr sebelum modal .268 4 . .947 4 .700

fdr sesudah modal .441 4 . .630 4 .011

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan output Tests of Normality, diperoleh nilai

signifikansi pada tabel Shapiro-Wilk untuk semua rasio-rasio keuangan

Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah penambahan modal

diatas 0,05. Karena semua nilai signifikansi lebih besar > 0,05, maka

dapat disimpulkan bahwa semua data rasio-rasio keuangan Bank Panin

Dubai Syariah sebelum dan sesudah IPO berdistribusi normal.

95

a. Uji Beda NPF Sebelum dan Sesudah Penambahan Modal

Tabel 4.32

Paired Samples Statistics NPF

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 npf sebelum modal .5575 4 .27945 .13972

npf sesudah modal 1.0950 4 .63987 .31993

Tabel 4.33

Paired Samples Correlations NPF

N Correlation Sig.

Pair 1 npf sebelum modal & npf sesudah modal

4 -.793 .207

Tabel 4.34

Paired Samples Test NPF

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 npf sebelum modal - npf sesudah modal

-.53750 .87808 .43904 -1.93472 .85972 -

1.224 3 .308

Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat pada tabel Paired

Sample Statistics nilai rata-rata rasio NPF Bank Panin Dubai

Syariah sebelum melakukan mendapatkan dana tambahan sebesar

0,5575 dengan standar deviasi sebesar 0,27 dan nilai rata-rata rasio

NPF setelah mendapatkan modal tambahan sebesar 1,09 dengan

standar deviasi 0,63. Hal ini berarti secara deskriptif terdapat

perbedaan rata-rata kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan

sesudah mendapatkan modal tambahan ditinjau dari rasio NPF.

Pada tabel Paired Sample Correlations, diperoleh koefisien

korelasi Kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah

mendapatkan modal tambahan sebesar -0,793 dengan angka sig. p-

value = 0,207 > 0,05 atau tidak signifikan.

96

Pada tabel Paired Sample Test diatas, diperoleh perbedaaan

Mean -0.227 yang berarti selisih skor kinerja antara Bank Panin

Dubai Syariah sebelum dan sesudah penambahan modal. Nilai

negatif bermakna kinerja Bank Panin Dubai Syariah sesudah

penambahan modal lebih rendah dari pada sebelum penambahan

modal dilihat dari rasio NPF-nya. Selanjutnya nilai t hitung sebesar

-1,224 harus dibandingkan dengan nilai t tabel pada DF 3, apabila

t hitung lebih besar (>) t tabel artinya signifikan. Nilai probablitias

pada tabel sig. (2-tailed) diatas sebesar 0,308 > 0,05 berdasarkan

hipotesis penelitian dimana P = > 0,05, maka keputusan yang

diambil adalah menerima Ho yang menyatakan tidak ada

perbedaan signifikan antara kinerja Bank Panin Dubai Syariah

sebelum dan sesudah IPO dilihat dari rasio NPF-nya. Hal ini tidak

sejalan dengan penilitian yang dilakukan oleh Sasa, Saifi dan

Husaini49 yang menyatakn adanya perbedaan dan pengaruh

signifikan pada rasio NPF.

b. Uji Beda FDR Sebelum dan Sesudah Penambahan Modal

Tabel 4.35

Paired Samples Statistics FDR

Mean N Std. Deviation

Std. Error Mean

Pair 1 fdr sebelum modal 1.13792 4 20.66657 10.33328

fdr sesudah modal 96.3475 4 .16500 .08250

Tabel 4.36

Paired Samples Correlations FDR

N Correlation Sig.

Pair 1 fdr sebelum modal & fdr sesudah modal

4 .064 .936

49 Sasa Elida Sovia, Muhamad Saifi dan Achmad Husaini, Analisi Perbandingan Kinerja

Keuangan Bank Konvensional dan Bank Syariah berdasarkan Rasio keuangan Bank (Studi Pada Bank Konvensional yang Terdaftar di Bursa Efe Indonesia yang memiliki Bank Umum Syariah Periode 2012-2014). (Jurnal : Fakultas Ilmu Admnisistrasi, Universitas Brawijaya, Malang) H. 6

97

Tabel 4.37

Paired Samples Test FDR

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 fdr sebelum modal - fdr sesudah modal

1.744001 20.65659 10.32830 -15.42925 50.30925 1.689 3 .190

Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat pada tabel Paired

Sample Statistics nilai rata-rata rasio FDR Bank Panin Dubai

Syariah sebelum mendapatkan modal tambahan sebesar 1,137

dengan standar deviasi sebesar 20,66 dan nilai rata-rata rasio FDR

setelah mendapatkan penambahan modal sebesar 96,34 dengan

standar deviasi 0,165. Hal ini berarti secara deskriptif terdapat

perbedaan rata-rata kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan

sesudah mendapatkan modal tambahan ditinjau dari rasio FDR.

Pada tabel Paired Sample Correlations, diperoleh koefisien

korelasi Kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah

mendapatkan modal tambahan sebesar 0,064 dengan angka sig. p-

value = 0,936 > 0,05 atau tidak signifikan.

Pada tabel Paired Sample Test diatas, diperoleh perbedaaan

Mean 1,744 yang berarti selisih skor kinerja antara Bank Panin

Dubai Syariah sebelum dan sesudah penambahan modal. Nilai

positif bermakna kinerja Bank Panin Dubai Syariah sesudah

penambahan modal lebih tinggi dari pada sebelum penambahan

modal dilihat dari rasio FDR-nya. Selanjutnya nilai t hitung sebesar

1,689 harus dibandingkan dengan nilai t tabel pada DF 3, apabila t

hitung lebih besar (>) t tabel artinya signifikan. Nilai probablitias

pada tabel sig. (2-tailed) diatas sebesar 0,190 > 0,05 berdasarkan

hipotesis penelitian dimana P > 0,05, maka keputusan yang diambil

adalah menerima Ho yang menyatakan tidak ada perbedaan kinerja

98

Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah penambahan

modal dilihat dari rasio FDR. Hal ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Sundus dan Euis50 yang

menyatakan adanya perbedaan signifikan pada rasio FDR.

c. Uji Beda ROA Sebelum dan Sesudah Penambahan Modal

Tabel 4.38

Paired Samples Statistics ROA

Mean N

Std. Deviation

Std. Error Mean

Pair 1 roa sebelum modal 1.7250 4 .23245 .11623

roa sesudah modal 1.2575 4 .20662 .10331

Tabel 4.39

Paired Samples Correlations ROA

N Correlation Sig.

Pair 1 roa sebelum modal & roa sesudah modal

4 -.892 .108

Tabel 4.40

Paired Samples Test ROA

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1

roa sebelum modal - roa sesudah modal

.46750 .42711 .21356 -.21213 1.14713 2.189 3 .116

Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat pada tabel Paired

Sample Statistics nilai rata-rata rasio ROA Bank Panin Dubai

Syariah sebelum mendapatkan modal tambahan sebesar 1,72

dengan standar deviasi sebesar 0,232 dan nilai rata-rata rasio ROA

setelah mendapatkan modal tambahan sebesar 1,25 dengan standar

deviasi 0,20. Hal ini berarti secara deskriptif terdapat perbedaan

50 Sundus Nur Hlimah dan Euis Komariah “Pengaruh ROA,NPL,LDR,BOPO Terhadap Nilai

Perusahaan Bank Umum” (Jurnal Akuntansi : Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol, 5 No. 1 , 2017). H. 8

99

rata-rata kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah

penambahan modal ditinjau dari rasio ROA.

Pada tabel Paired Sample Correlations, diperoleh koefisien

korelasi Kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah

melakukan IPO sebesar -0,892 dengan angka sig. p-value = 0,108

> 0,05 atau signifikan.

Pada tabel Paired Sample Test diatas, diperoleh perbedaaan

Mean sebesar 0,467 yang berarti selisih skor kinerja antara Bank

Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah mendapatkan modal.

Nilai positif bermakna kinerja Bank Panin Dubai Syariah sesudah

penambahan modal lebih tinggi dari pada sebelum penambahan

modal dilihat dari rasio ROA-nya. Selanjutnya nilai t hitung

sebesar 2,189 harus dibandingkan dengan nilai t tabel pada DF 3,

apabila t hitung lebih besar (>) t tabel artinya signifikan. Nilai

probablitias pada tabel sig. (2-tailed) diatas sebesar 0,116 > 0,05

berdasarkan hipotesis penelitian dimana P = > 0,05, maka

keputusan yang diambil adalah menerima Ho yang menyatakan

tidak ada perbedaan kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum

dan sesudah IPO dilihat dari rasio ROA. Hal ini tidak sejalan

dengan penelitian yang dialakukan oleh Adhisyahfitri51 yang

menyatakan adanya perbedaan signifikan pada rasio ROA.

d. Uji Beda CAR Sebelum dan Sesudah Penambahan Modal

Tabel 4.41

Paired Samples Statistics CAR

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 car sebelum modal 27.1300 4 2.69363 1.34682

car sesudah modal 22.0875 4 1.92446 .96223

51 Adhisyahfitri Evalina Ikhsan “Analisis Kinerja Perusahaan: Sebelum Dan Sesudah Initial

Public Offering DI Bursa Efek Indonesia”, (Jurnal Ekonomi Vol : 14 No 1 , Univ. Syiah Kuala : 2011 ) H. 44

100

Tabel 4.42

Paired Samples Correlations CAR

N Correlation Sig.

Pair 1 car sebelum modal & car sesudah modal

4 .933 .067

Tabel 4.43

Paired Samples Test CAR

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 car sebelum modal - car sesudah modal

5.04250 1.13447 .56724 3.23730 6.84770 8.890 3 .003

Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat pada tabel Paired

Sample Statistics nilai rata-rata rasio CAR Bank Panin Dubai

Syariah sebelum mendapatkan tambahan modal sebesar 27,13

dengan standar deviasi sebesar 2,69 dan nilai rata-rata rasio CAR

setelah penambahan modal sebesar 22,08 dengan standar deviasi

1,92. Hal ini berarti secara deskriptif terdapat perbedaan rata-rata

kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah

mendapatkan modal tambahan.

Pada tabel Paired Sample Correlations, diperoleh koefisien

korelasi Kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah

melakukan IPO sebesar 0,933 dengan angka sig. p-value = 0,067 >

0,05 atau tidak signifikan.

Pada tabel Paired Sample Test diatas, diperoleh perbedaaan

Mean sebesar 5,04 yang berarti selisih skor kinerja antara Bank

Panin Dubai Syariah sebelum sesudah mendapatkan modal

tambahan. Nilai positif bermakna kinerja Bank Panin Dubai

Syariah sesudah mendapatkan modal lebih tinggi dari pada

sebelum penambahan modal dilihat dari rasio CAR-nya.

Selanjutnya nilai t hitung sebesar 8,890 harus dibandingkan dengan

101

nilai t tabel pada DF 3, apabila t hitung lebih besar (>) t tabel

artinya signifikan. Nilai probablitias pada tabel sig. (2-tailed) diatas

sebesar 0,003 < 0,05 berdasarkan hipotesis penelitian dimana P <

0,05, maka keputusan yang diambil adalah menolak Ho yang

menyatakan ada perbedaan signifikan antara kinerja Bank Panin

Dubai Syariah sebelum dan sesudah penembahan modal dilihat

dari rasio CAR. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Riska52 dan Widya53 yang menyatakan adanya perbedaan

signifikan pada rasio CAR.

e. Uji Beda BOPO Sebelum dan Sesudah Penambahan Modal

Tabel 4.44

Paired Samples Statistics BOPO

Mean N

Std. Deviation

Std. Error Mean

Pair 1 bopo sebelum modal 74.7350 4 5.24496 2.62248

bopo sesudah modal 88.3275 4 1.84001 .92000

Tabel 4.45

Paired Samples Correlations BOPO

N Correlation Sig.

Pair 1 bopo sebelum modal & bopo sesudah modal

4 -.817 .183

52 Riska Nurul Fitriani “Analisis Kinerja Keuangan sebelum dan Sesudah Go public” (jurnal

Ilmu dan Riset Manajemen: Volume 5,7 Juli 2016, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia). H. 15 53 Widya Wahyu Nengsih (Anlisi perbandingan Kinerja keuangan Bank Umum Syariah

dengan Bank Umum Konvensional di Indonesia. Skripsi : Fakultas Ekoni dan Bisnis, Universitas Hasanudin). H.51

102

Tabel 4.46

Paired Samples Test BOPO

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 bopo sebelum modal - bopo sesudah modal

-1.359251 6.83174 3.41587 -

24.46332 -2.72168 -3.979 3 .028

Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat pada tabel Paired

Sample Statistics nilai rata-rata rasio BOPO Bank Panin Dubai

Syariah sebelum penambahan modal sebesar 74,73 dengan standar

deviasi sebesar 5,24 dan nilai rata-rata rasio BOPO setelah

mendapatkan modal tambahan sebesar 88,32 dengan standar

deviasi 1,84 Hal ini berarti secara deskriptif terdapat perbedaan

rata-rata kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah

penambahan modal.

Pada tabel Paired Sample Correlations, diperoleh koefisien

korelasi Kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah

melakukan IPO sebesar -0,817 dengan angka sig. p-value = 0,183

> 0,05 atau tidak signifikan.

Pada tabel Paired Sample Test diatas, diperoleh perbedaaan

Mean -1,35 yang berarti selisih skor kinerja antara Bank Panin

Dubai Syariah sebelum sesudah penambahan modal. Nilai negative

bermakna kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum

mendapatkan modal tambahan lebih tinggi dari pada sesudah

mendapatkan modal tambahan dilihat dari rasio BOPO-nya.

Selanjutnya nilai t hitung sebesar -3,979 harus dibandingkan

dengan nilai t tabel pada DF 3, apabila t hitung lebih besar (>) t

tabel artinya signifikan. Nilai probablitias pada tabel sig. (2-tailed)

diatas sebesar 0,028 < 0,05 berdasarkan hipotesis penelitian

dimana P = < 0,05, maka keputusan yang diambil adalah menolak

103

Ho yang menyatakan ada perbedaan signifikan antara kinerja Bank

Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah penambahan modal

dilihat dari rasio BOPO. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

telah dilakukan oleh Inayah54 dan Widya55 yang menyatakan

adanya perbedaan signifikan pada rasio BOPO.

Tabel 4.47

Ringkasan pengambilan keputusan

NO Pasangan Sig. Alfa

(α) >/<

Penolakan/

Penerimaan Ho Keterangan

1

2

3

4

5

NPF Sebelum modal –

NPF Sesudah modal

FDR Sebelum modal –

FDR Sesudah modal

ROA Sebelum modal –

ROA Sesudah modal

CAR Sebelum modal –

CAR Sesudah modal

BOPO Sebelum modal –

BOPO Sesudah modal

0,308

0,190

0,116

0,003

0,028

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

>

>

>

<

<

Ho diterima

Ho diterima

Ho diterima

Ho ditolak

Ho ditolak

Tidak ada perbedaan

Tidak ada perbedaan

Tidak Ada perbedaan

Ada perbedaan

Ada perbedaan

Berdasarkan tabel ringkasan pengambian keputusan diatas

dari hasil uji perbandingan dengan menggunkan uji Paired t-test

diketahui dari lima rasio yang di uji yaitu NPF,FDR,ROA,CAR dan

BOPO pada Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah

penambahan modal, hanya rasio BOPO dan CAR yang memiliki nilai

signifikan sedangkan rasio NPF,FDR dan ROA tidak memiliki nilai

signifikan. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata laba yang dihasilkan

dan tingkat efisiensi dalam operasional yang dimiliki sangat

berpengaruh terhadap kinerja keuangan Bank Panin Dubai Syariah

pada saat sebelum dan sesudah penambahan modal.

54 Nur Inayah “Analisis kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Go Public”,

(Skripsi : Universitas Brawijaya, Malang, 2012) H. 13 55 Widya Wahyu Nengsih “Anlisi perbandingan Kinerja keuangan Bank Umum Syariah

dengan Bank Umum Konvensional di Indonesia”. Skripsi : Fakultas Ekoni dan Bisnis, Universitas Hasanudin). H.54

104

C. Analisis SWOT

Analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman serta perumusan

alternatif-alternatif startegi yang akan dipilih dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.48 Matrik Analisis SWOT Kinerja Bank Panin Dubai Syariah

Faktor

Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan (Strength

“S”)

• Mempunyai

modal yang cukup

besar

• Total Asset yang

tumbuh

• Memiliki mitra

kepemilikian

dengan Dubai

Islamic Bank

setelah IPO.

• Jalinan kerjasama

yang baik dengan

para pemegang

saham.

Kelemahan(Weakness“W”)

• Tingginya beban

operasional Bank.

• Masih kurang tepatnya

penyaluran dana pada

pihak ketiga

• Masih kurang baiknya

permasalahan pada

kredit bermasalah.

• Pendapatan

penyaluran dana dan

pendapatan

operasional yang

rendah

• Naiknya beban bagi

hasil untuk pemilik

dana investasi.

Peluang

(Oppertunities “O”)

• Harga saham

bank panin

syariah yang

meningkat.

• Sektor Ritel yang

baik

Strategi “SO”

• Membuat jaringan

dan Infraktruktur

teknologi

penunjang yang

lebih besar.

Strategi “WO”

• Meningkatkan

pembiayaan di sektor

ritel

• Menjaga penyebaran

saham yang beredar

dimasyarakat.

Ancaman (Threats

“T”)

Startegi “ST”

• Meningkatkan

daya jual baru

Startegi “WT”

• Penyaluran dana

kepada masyarakat

105

• Naiknya porsi

hak pemilik dana

atas dana bagi

hasil syirkah

temporer.

• Daya beli saham

masyarakat yang

kecil

• Para pemegang

saham yang

semakin besar

• Pertumbuhan

ekonomi yang

tidak merata

• Berbagi

kebijakan dengan

para investor

pemegang saham

• Adanya

kebijakan

penyediaan

pencadangan

penyisihan

penghapusan

aktiva produktif

(PPAP)

• Banyaknya

perusahaan-

perusahaan yang

go public yang

terdaftar di Bursa

Efek Indonesia

(BEI) atau pasar

modal

(inovatif)

terhadap produk-

produk dengan

modal yang

efisien.

• Menjaga dan

meningkatkan

saham yang

dimiliki PT. Bank

Panin agar tidak

diakuisisi.

• Meningkatkan

iklan dan

penetrasi pasar

yang agresif.

• Menjalin

hubungan dan

kerjasama

terhadap

perusahaan-

perusahaan yang

terkai dengan

perbankan.

yang harus lebih hati-

hati dan berdasarkan

5C.

• Kebijakan terhadap

penekanan biaya

operasional dan

anggaran biaya

operasional lainya.

• Menjaga citra baik di

khalayak masyarakat.

• Meningkatkan kualitas

SDM

106

Faktor Internal :

1. Kekuatan

Modal yang dimiliki Bank Panin Dubai Syariah cukup kuat hal itu didukung

dengan adanya modal-modal yang diberikan oleh Dubai Islamic Bank selaku

pemegang saham mayoritas dan sisanya dimiliki oleh masyarakat. Dubai

Islamic Bank merupakan bank syariah pertama dan tertua yang berada di Dubai

dengan aset tinggi yang dimilikinya. hal ini akan memberikan pengalaman baru

terhadap Bank Panin Syariah agar lebih baik. Jalinan kerjasama yang dibuat

Bank Panin sangatlah baik terbukti pada tahun 2015 Dubai Islamic Bank

menambahkan modal tambahan dengan membeli lagi saham Bank Panin

Syariah selain itu jalinan kerjasama yang baik di lakukan terhadap pemegang

saham minoritas dan masyarakat tercatat pada akhir tahun 2016 terdapat 20

investor yang menanamkan modalnya di Bank Panin Syariah ...% dari asing dan

sisanya ...% dari masyarakat lokal.

2. Kelemahan

Beban biaya operasioanl yang dikeluarkan pada akhir tahun 2016 sangatlah

tinggi hal tersebut diakarenakan Bank Panin Syariah sedang mengembangkan

jaringan kantor cabang di berbagai daerah di Indonesia. Selain beban tersebut,

beban gaji pegawai dan beban bagi hasil serta pembiayaan lainya yang ikut

meningkat. Sedangkan pendapatan yang didaptkan masih belum mencapai

target dan masih rendah, hal itu disebabkan karena masih banyaknya kredit-

kredit bermasalah yang terjadi. Daya beli masyarakat terhadap produk dan

saham Bank Panin Syariah termasuk menjadi kelemahan bank. Hal tersebut

dikarenakan masih terbatasnya kebijakan-kebijakan dalam mengembangkan

produk yang sesuai dengan syariah.

107

Faktor Eksternal :

3. Peluang

Prediksi Peningkatan nilai saham di tahun yang akan datang menjadi

peluang bank Panin Syariah untuk mengambangkan kinerja. Selain itu sektor

ritel memiliki peluang untuk meningkatkan kinerja hal tersebut dikarenakan

sektor ritel memiliki margin yang sangat menguntungkan.

4. Ancaman

Naiknya porsi hak pemilik dana dalam bagi hasil merupakan ancaman yang

bisa menurunkan pendapatan karena bank harus berbagi pendapatan dengan

para pemegang saham. Sedangkan, hampir 50% saham Bank Panin Syariah

dimiliki oleh Dubai Islamic Bank dan masyarakat lainya. hal tersebut juga akan

berpengaruh terhadap kebijakan-kebijakan Bank Panin Syariah yang harus

berbagi dengan Dubai Islamic Bank sehingga menyebabkan ketidak bebasan

Bank Panin Syariah dalam menentukan kebijakan. Adanya kebijakan

penyediaan pencadangan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP)

mengakibakan pengurangan terhada profit bank. Faktor ekonomi yang tidak

merata menjadi ancaman terhadap perkembangan kinerja yang dijalani oleh

Bank Panin Dubai Syariah. Selain itu ancaman lain yang dihadapi yaitu

maraknya perusahaan-perusahaan yang listing di BEI (Bursa Efek Indonesia)

baik bank maupun non bank sehingga hal ini menjadi tantangan yang berat

untuk bersaing dalam memikat para investor-investor yang akan menanamkan

modalnya.

Dari faktor internal dan eksternal tersebut dapat ditentukan alternatif-alternatif

startegi yang dapat dipilih perusahaan yaitu :

1. Strategi SO adalah :

• Membuat jaringan dan Insfraktruktur teknologi lebih besar.

Hal ini bertujuan untuk pengembangan pembiayaan sektor

ritel yang lebih besar, karena sektor retal yang dialakukan

pada saat ini lebih kepada konsumer, perdagangan,

108

multifinance dan ada juga kerja sama dengan koperasi dan

BMT.

2. Staretgi ST adalah :

• Meningkatkan daya jual baru (inovatif) terhadap produk-

produk dengan modal yang efisien, hal ini bertujuan untuk

meningkatkan perolehan laba yang lebih besar agar bagi

hasil yang didapatkan menjadi besar pula dengan dana yang

minimalis.

• Menjaga nilai saham PT. Bank Panin, hal ini bertujuan

mencegah terjadinya akuisisi oleh Dubai Islamic Bank yang

sahamnya hampir 50%.

• Meningkatkan iklan dan penetrasi pasar yang agresif, hal ini

untuk memikat daya beli masyarakat terhadap produk atau

saham Bank Panin Syariah.

• Menjalin hubungan dan kerjasama terhadap perusahaan-

perusahaan yang terkait dengan perbankan. Hal ini bertujuan

untuk meningkatkan kepercayaan dan perluasan bisnis.

3. Staretgi WO adalah :

• Meningkatkan pembiayaan di sektor ritel, hal ini bertujuan

meningkatkan pendapatan dalam pembiayaan karena

pembiayaan pada sektor ritel memiliki keuntungan yang

lebih baik dari pembiayaan di sektor komersil dan corporite

yang menjadi kekuatan Bank Panin, sebanyak 60%

pembiayaan di tujukan pada sektor komersil sedangkan 40%

nya ditujukan pada sektor ritel

• Menjaga penyebaran saham yang beredar dimasyarakat. Hal

ini bertujan untuk meringankan beban pembagian hasil yang

semakin tinggi.

109

4. Strategi WT adalah :

• Penyaluran dana kepada masyarakat yang harus lebih hati-

hati dan berdasarkan 5C, hal ini bertujuan untuk mengurangi

angka nasabah yang macet. Karena hal tersebut akan

mengurangi terhadap pendapatan bank dari hasil pemberian

kredit atau pembiayaan. Prinsip penilaian 5C terdiri dari :

Caharcter yaitu penilaian terhadap latar belakang nasabah,

pola hidup nasabah dan lain-lain; Capacity yaitu penilaian

terhadap kapasitas nasabah dalam menjalankan keuangan

pada dirinya sendiri; Capital yaitu kondisi aset dan kekayaan

nasabah; Colleteral yaitu jaminan yang dijanjikan oleh

nasabah; dan Condition yaitu penilaian terhadak kondisi-

kondisi yang berubah seperti kondisi perekonomian.

• Kebijakan terhadap penekanan biaya operasional dan

anggaran biaya operasional lainya. Hal ini bertujuan untuk

membuat kebijakan-kebijakan yang menekan biaya-biaya

yang dikeluarkan bank sehingga bank menggunakan dananya

secara efisien dan tidak boros.

• Menjaga citra baik di khalayak masyarakat agar

meningkatkan kepercayaan terhadap bank.

• Meningkatkan kualitas SDM agar kinerja operasional bank

berjalan dengan lebih baik.

110

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujan untuk menganalisis kinerja Bank Panin Dubai

Syariah dari periode 2012 sampai 2016 dan untuk membandingkan kinerja

Bank Panin Dubai sayariah ketika sebelum melakukan IPO (Initial Public

Offering) di tahun 2012 - 2013 dan sesudah melakukan IPO di tahun 2014-

2015 serta sebelum penambahan modal yang diberikan oleh Dubai Islamic

Bank di tahun 2014 dan sesudah penembahan modal yang diberikan oleh

Dubai Islamic Bank di tahun 2015. Berdasarkan data rasio keuangan yang

telah dikumpulkan dan di hitung kembali serta data-data laporan lainya

dengan dianalisis menggunakan pendekatan kauntitatif mengunakan model

Paired sample t-test serta menggunakan pendekatan kualitatif dengan

model SWOT, maka diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan pendekatan deskriptif kuantitatif, dari data rasio

keuangan periode 2012 sampai 2016 menjelaskan bahwa kinerja

keuangan Bank Panin Dubai Syariah cendrung mengalami

penurunan kinerja, hal itu dilihat dari rasio CAR, ROA, BOPO dan

NPF yang kinerjanya semakin menurun tiap tahunya. Peningkatan

kinerja hanya terjadi pada rasio CAR ditahun 2014 setelah Bank

Panin Dubai Syariah melakukan IPO (Initial Public Offering). Hal

ini menunjkan bahwa IPO belum berpengaruh penting terhadap

peningkatan kinerja Bank.

2. Berdasarkan hasil pengujian statistika pada Bank Panin Dubai

Syariah sebelum dan sesudah IPO dengan menggunakan model

Paired T-test. Menjelaskan bahwa variabel NPF, FDR, BOPO dan

ROA berpengaruh signifikan terhadap IPO. Sedangkan pada rasio

CAR tidak memiliki pengaruh signifikan.

111

3. Pada Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah penambahan

modal yang diberikan oleh Dubai Islamic Bank menjelaskan bahwa

variabel CAR dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap

penambahan modal. Sedangkan pada rasio FDR,NPF dan ROA

tidak memiliki pengaruh signifikan.

4. Berdasrakan hasil analisis perbandingan antara kinerja keuangan

Bank Panin Dubai Syariah sebelum dan sesudah IPO menyatakan

bahwa kinerja Bank Panin Dubai Syariah sebelum melakukan IPO

lebih baik dari pada sesudah melakukan IPO. Sedangkan hasil

analisis perbandingan antara kinerja keuangan bank panin dubai

syariah sebelum dan sesudah penambahan modal menyatakan

bahwa kinerja keuangan sebelum penambahan modal lebih baik

dari pada sesudah penambahan modal.

5. Berdasarkan hasil analisis SWOT faktor-faktor lain yang

mempengaruhi kinerja Bank Panin Dubai Syariah yaitu :

a. Tingginya beban operasional Bank

b. Masih kurang tepatnya penyaluran dana pada pihak

ketiga

c. Masih kurang baiknya permasalahan pada kredit

bermasalah.

d. Daya beli masyarakat yang kecil

e. Para pemegang saham yang semakin besar

f. Pertumbuhan ekonomi yang tidak merata

g. Berbagi kebijakan dengan para investor pemegang saham

h. Adanya kebijakan penyediaan pencadangan penyisihan

penghapusan aktiva produktif (PPAP)

i. Banyaknya perusahaan-perusahaan yang go public yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau pasar modal

112

Startegi startegi yang dapat dipilih oleh perusahaan yaitu :

a. Membuat jaringan dan Infraktruktur teknologi lebih besar

b. Meningkatkan daya jual baru (inovatif) terhadap produk-

produk dengan modal yang efisien

c. Menjaga nilai saham PT. Bank Panin Syariah

d. Meningkatkan iklan dan penetrasi pasar yang agresif

e. Menjalin hubungan dan kerjasama terhadap perusahaan-

perusahaan yang terkait dengan perbankan

f. Meningkatkan pembiayaan di sektor ritel

g. Menjaga penyebaran saham yang beredar dimasyarakat

h. Penyaluran dana kepada masyarakat yang harus lebih hati-

hati dan berdasarkan 5C

(Chacter,Capacity,Capital,Colletral dan Condition)

i. penekanan biaya operasional dan anggaran biaya

operasional lainya

j. Menjaga citra baik di khalayak masyarakat

k. Meningkatkan kualitas SDM

B. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan penelitian ini yaitu :

1. Penelitian ini hanya menggunakan data triwulan Bank Panin Dubai

Syariah dari periode 2013 sampai periode 2016.

2. Penelitian ini hanya menggunakan lima rasio untuk mengukur

kinerja Bank. Penelitian lain bisa meneliti dengan rasio yang lebih

banyak agar hasilnya menjadi lebih baik.

3. Penilitian ini hanya menggunakan data sekunder, tidak

menggunakan data primer seperti wawancara dikarenakan

terbatasnya waktu.

113

C. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan menambahkan data primer seperti

wawancara pada bagian treasury Bank Panin Dubai Syariah ataupun

Bank syariah lainya yang dijadikan objek penelitian agar penelitianya

lebih mendalam dan hasilnya lebih baik.

2. Bagi peniliti selanjutnya, diharapkan menambahkan deret waktu yang

lebih oanjang dan menambahkan lagi rasio-rasio yang digunakan dalam

mengukur kinerja bank sehingga hasil penelitianya lebih

mencerminkan kondisi Bank Panin Dubai sayariah ataupun bank

syariah lainya.

3. Bagi penilit selanjutnya, sebaiknya memakai metode analisis data yang

berbeda sebagai pembeda atau menggunakan dua analisis data yang

berbeda dalam penelitianya, sehingga nantinya bisa diketahui analisis

data yang mana yang lebih baik dan relevan.

114

Daftar Pustaka

Buku :

Hery. Analisis Kinerja Manajemen. Jakarta : PT. Grasindo. 2014.

Ihsan, Dwi Nur’aini. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah. UIN Jakarta

Press : 2013.

Indarto, Roni. Teori portofolio dan analisis investasi. Tangerang Selatan :

Universitas

Terbuka Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. 2015.

Irham, Fahmi. Analisis Kinerja Keuangan Panduan Bagi Akademisi, Manajer,

dan

Investor Untuk Menilai dan Menganalisis Bisnis dari Aspek Keuangan.

Bandung : Alfabeta CV. 2012.

Jumingan. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Bumi Aksara. 2014.

Kadir. Statistika Terapan Konsep,Contoh dan Analisis Data Dengan Program

SPSS

Atau Lisrel Dalam Penelitian. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada pers.

2015

Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Pers. 2012.

Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan lainya. Jakarta. PT. Rajawali Pers. 2011

Moloen, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rodakarya.

2017.

115

Nazir, Moh. Metodelogi Penelitian. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia. 2011.

Riyadi, Selamet. Banking Assets and Liability Management. (Jakarta : Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2006.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. Metode Penilitian Survai. Jakarta :

LP3ES.

2011

Sumanto. Statistika Terapan. Yogyakarta : Center of Academic Publishing

Service.

2014.

Jurnal/Tesis/Skripsi :

Ali, Yuliatin. S “Analisis Kinerja Perusahaan Dengan Metode Balanced Scored

Card Dan SWOT”. Jurnal. UPN Vetrean. Jawa Timur.

Diknawati, Didin Ambris. “Analisis pengaruh CAR, NFP, FDR, Dan BOPO

Terhadap

Profitabilitas Bank Umum Syariah” Artikel Ilmiah. Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Perbanas. Surabaya.

Fiscal, Yunus dan Lili Lusiana. “Pengaruh CAR,LDR, Dan BOPO Terhadap

Profitabiltas BPR”. Jurnal. Akuntansi dan Keuangan Vol. 5, Univ. Bandar

Lampung. 2014.

Fitriani, Riska Nurul. “Analisis Kinerja keuangan sebelum dan sesudah go

public”.

Jurnal, Ilmu dan Riset manajemen. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Surabaya volume 5, No. 7, Juli. Surabaya : 2016.

116

Halimah, Sundus Nur dan Euis Komariah “Pengaruh ROA,NPL,LDR,BOPO

Terhadap Nilai Perusahaan Bank Umum”, Jurnal Akuntansi : Ekonomi

dan Manajemen Bisnis. Vol. 5 No. 1. 2017.

Ikhsan, Adhisyahfitri Evalina. “ Analisis Kinerja Perusahaan : Sebelum Dan

sesudah

Initial Public Offering Di Bursa Efek Indonesia” Jurnal. Universitas Syiah

Kuala, Vol. 14. No.1. Januari : 2011.

Inayah, Nur. “Analisis kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Go

Public”. Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang. 2012.

Julita, “Pengaruh Non Performing Loan dan Capital Adequacy Ratio Terhadap

Profitabilitas (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI

(Bursa Efek Indonesia) ”.

Panggau, Jeffry Dwiyanto. “Kinerja Keuangan Antara Sebelum Dan Sesudah

Initial

Public Offering (IPO) Pada Perusahaan LQ 45”. Jurnal.

Payamta. dan Mas’ud Machfoedz “Evaluasi Kinerja Perusahaan Perbankan

Sebelum

Dan Sesudah Menjadi Perusahaan Publik Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”.

Jurnal. KELOLA, No.20/VII/1999

Pertiwi, Eni “Pengaruh Kecukupan Modal dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas

Bank-Bank Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-

2013”. Skripsi : Fakultas Ekonomi. Universitas Wijaya Putra. Surabaya.

2015.

117

Putri. Viky Rahma dan Niki Lukviarman. “Pengukuran Kinerja Bank Komersil

Dengan Pendekatan Efisiensi : Studi Terhadap Perbankan Go Public Di

Indonesia” Jurnal. JAAI, Volume. 12, No. 1, Juni 2008.

Sovia, Sasa Elida. Muhamad Saifi dan Achmad Husaini. “Analisi Perbandingan

Kinerja Keuangan Bank Konvensional dan Bank Syariah berdasarkan

Rasio keuangan Bank (Studi Pada Bank Konvensional yang Terdaftar di

Bursa Efe Indonesia yang memiliki Bank Umum Syariah Periode 2012-

2014”. Jurnal. Fakultas Ilmu Admnisistrasi. Universitas Brawijaya.

Malang.

Sumarta, Nurmaidi H. dan Yogiyanto. “Evaluasi Kinerja Perusahaan Perbankan

Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Dan Thailand” Buletin.

Ekonomi Moneter dan Perbankan. September 2000.

Website :

http://www.paninbanksyariah.co.id

http://www.ojk.go.id

http://www.dib.ae

http://www.idx.co.id

http://www.bi.go.id

Lampiran 1

Data Laporan Keuangan Bank Panin Dubai Syariah 2012 - 2016

Faktor Rasio Tahun 2012 (Triwulan)

Rata-rata I II III IV

Risk

Profile

NPF 0,61% 0,23% 0,16% 0,19% 0,30%

FDR 140,35% 127,88% 149,82% 123,88% 135,48%

Earning ROA 2,35% 3,03% 2,90% 3,29% 2,89%

CAR 59,72% 45,65% 34,48% 32,20% 43,01%

Capital BOPO 69,59% 60,62% 59,74% 50,76% 60,17%

Faktor Rasio Tahun 2013 (Triwulan)

Rata-rata I II III IV

Risk

Profile

NPF 0.60% 0.56% 1.01% 0.77% 0,73%

FDR 120.91% 123.60% 112.46% 90.40% 111,84%

Earning ROA 2.72% 2.34% 2.18% 1.03% 2,06%

CAR 27.09% 23.11% 19.75% 20.83% 22,69%

Capital BOPO 59.42% 64.34% 64.17% 81.31% 67,31%

Faktor Rasio Tahun 2014 (Triwulan) Rata-rata

I II III IV

Risk

Profile NPF 0.94% 0.57% 0.43% 0.29% 0,55%

FDR 112.84% 140.48% 111.79% 90.04% 113,78%

Earning ROA 1.45% 1.64% 1.82% 1.99% 1,72%

CAR 31.15% 25.52% 26.16% 25.69% 27.13%

Capital BOPO 80.67% 76.90% 72.90% 68.47% 74,73%

Faktor Rasio Tahun 2015 (Triwulan)

Rata-rata I II III IV

Risk

Profile

NPF 0.64% 0.56% 1.24% 1,94% 1,09%

FDR 96,43% 96,43% 96,10% 96.43% 96,43%

Earning ROA 1,56% 1,22% 1,13% 1,12% 1,25%

CAR 24,80% 21,88% 21,37% 20,30% 22,08%

Capital BOPO 85,61% 88,80% 89,57% 89,33% 88,32%

Faktor Rasio Tahun 2016 (Triwulan) Rata-rata

I II III IV

Risk

Profile NPF 1,69% 1,96% 1,84% 1,86% 1,83%

FDR 94,03% 89,60% 89,14% 91,99% 91,19%

Earning ROA 0,20% 0,36% 0,42% 0,37% 0,33%

CAR 19,77% 19,51% 19,86% 18,17% 19,32%

Capital BOPO 98,14% 96,51% 85,54% 96,17% 94,09%

Lampiran 2,

Hasil uji normalitas dan uji paired t-test sebelum dan sesudah ipo :

Paired Samples Statistics NPF

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 NPF sebelum ipo .5163 8 .30265 .10700

NPF sesudah ipo .8262 8 .53989 .19088

Paired Samples Correlations NPF

N Correlation Sig.

Pair 1 NPF sebelum ipo & NPF sesudah ipo

8 .752 .031

Hasil tes uji normalitas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

CAR sebelum ipo .203 8 .200* .883 8 .202

CAR sesudah ipo .202 8 .200* .922 8 .449

ROA sebelum ipo .209 8 .200* .900 8 .292

ROA sesudah ipo .175 8 .200* .935 8 .558

BOPO sebelum ipo .223 8 .200* .927 8 .487

BOPO sesudah ipo .192 8 .200* .894 8 .254

NPF sebelum ipo .203 8 .200* .916 8 .402

NPF sesudah ipo .260 8 .119 .861 8 .121

FDR sebelum ipo .189 8 .200* .954 8 .747

FDR sesudah ipo .326 8 .013 .785 8 .020

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Paired Samples Test NPF

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Std. Deviati

on Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 NPF sebelum ipo - NPF sesudah ipo

-.31000 .37071 .13107 -.61992 -.00008 -2.365 7 .050

Paired Samples Statistics FDR

Mean N

Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 FDR sebelum ipo 1.2366 8 17.80847 6.29625

FDR sesudah ipo 1.0506 8 16.40579 5.80032

Paired Samples Correlations FDR

N Correlation Sig.

Pair 1 FDR sebelum ipo & FDR sesudah ipo

8 .422 .297

Paired Samples Test FDR

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 FDR sebelum ipo - FDR sesudah ipo

1.86050 18.42862 6.51550 3.19829 34.01171 2.855 7 .024

Paired Samples Statistics ROA

Mean N

Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 ROA sebelum ipo 2.4800 8 .69914 .24718

ROA sesudah ipo 1.4913 8 .32233 .11396

Paired Samples Correlations ROA

N Correlation Sig.

Pair 1 ROA sebelum ipo & ROA sesudah ipo

8 .843 .009

Paired Samples Test ROA

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 ROA sebelum ipo - ROA sesudah ipo

.98875 .46107 .16301 .60329 1.37421 6.065 7 .001

Paired Samples Statistics CAR

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 CAR sebelum ipo 32.8538 8 13.79985 4.87899

CAR sesudah ipo 24.6088 8 3.45856 1.22278

Paired Samples Correlations CAR

N Correlation Sig.

Pair 1 CAR sebelum ipo & CAR sesudah ipo

8 .925 .001

Paired Samples Test CAR

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 CAR sebelum ipo - CAR sesudah ipo

8.24500 10.68301 3.77701 -.68622 17.17622 2.183 7 .065

Paired Samples Statistics BOPO

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 BOPO sebelum ipo 63.7438 8 8.91507 3.15195

BOPO sesudah ipo 81.5313 8 8.12578 2.87290

Paired Samples Correlations BOPO

N Correlation Sig.

Pair 1 BOPO sebelum ipo & BOPO sesudah ipo

8 .672 .068

Paired Samples Test BOPO

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 BOPO sebelum ipo - BOPO sesudah ipo

-1.77875 6.94017 2.45372 -23.58962 -11.98538 -7.249 7 .000

Lampiran 3, hasil uji normalitas dan uji paired t-test sebelum dan

sesudah penambahan modal :

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

car sebelum modal .391 4 . .716 4 .018

car sesudah modal .293 4 . .909 4 .476

roa sebelum modal .159 4 . .992 4 .969

roa sesudah modal .322 4 . .786 4 .080

bopo sebelum modal .160 4 . .992 4 .969

bopo sesudah modal .351 4 . .777 4 .067

npf sebelum modal .232 4 . .943 4 .672

npf sesudah modal .261 4 . .895 4 .405

fdr sebelum modal .268 4 . .947 4 .700

fdr sesudah modal .441 4 . .630 4 .011

a. Lilliefors Significance Correction

Paired Samples Statistics NPF

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 npf sebelum modal .5575 4 .27945 .13972

npf sesudah modal 1.0950 4 .63987 .31993

Paired Samples Correlations NPF

N Correlation Sig.

Pair 1 npf sebelum modal & npf sesudah modal

4 -.793 .207

Paired Samples Test NPF

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 npf sebelum modal - npf sesudah modal

-.53750 .87808 .43904 -1.93472 .85972 -

1.224 3 .308

Paired Samples Statistics FDR

Mean N Std. Deviation

Std. Error Mean

Pair 1 fdr sebelum modal 1.13792 4 20.66657 10.33328

fdr sesudah modal 96.3475 4 .16500 .08250

Paired Samples Correlations FDR

N Correlation Sig.

Pair 1 fdr sebelum modal & fdr sesudah modal

4 .064 .936

Paired Samples Test FDR

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 fdr sebelum modal - fdr sesudah modal

1.744001 20.65659 10.32830 -15.42925 50.30925 1.689 3 .190

Paired Samples Statistics ROA

Mean N

Std. Deviation

Std. Error Mean

Pair 1 roa sebelum modal 1.7250 4 .23245 .11623

roa sesudah modal 1.2575 4 .20662 .10331

Paired Samples Correlations ROA

N Correlation Sig.

Pair 1 roa sebelum modal & roa sesudah modal

4 -.892 .108

Paired Samples Test ROA

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1

roa sebelum modal - roa sesudah modal

.46750 .42711 .21356 -.21213 1.14713 2.189 3 .116

Paired Samples Statistics CAR

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 car sebelum modal 27.1300 4 2.69363 1.34682

car sesudah modal 22.0875 4 1.92446 .96223

Paired Samples Correlations CAR

N Correlation Sig.

Pair 1 car sebelum modal & car sesudah modal

4 .933 .067

Paired Samples Test CAR

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 car sebelum modal - car sesudah modal

5.04250 1.13447 .56724 3.23730 6.84770 8.890 3 .003

Paired Samples Statistics BOPO

Mean N

Std. Deviation

Std. Error Mean

Pair 1 bopo sebelum modal 74.7350 4 5.24496 2.62248

bopo sesudah modal 88.3275 4 1.84001 .92000

Tabel 4.45

Paired Samples Correlations BOPO

N Correlation Sig.

Pair 1 bopo sebelum modal & bopo sesudah modal

4 -.817 .183

Tabel 4.46

Paired Samples Test BOPO

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 bopo sebelum modal - bopo sesudah modal

-1.359251 6.83174 3.41587 -

24.46332 -2.72168 -3.979 3 .028