20
NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 1 KINERJA GURU BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 8 MALANG TAHUN 2018 Arfita Umu Amaroh Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Unisma [email protected] Abstrak: Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 menyebutkan bahwa guru harus memiliki empat kompetensi yaitu padagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Hal ini sebagai parameter kinerja yang baik sebagai guru atau pendidik sehingga diperoleh suatu contoh yang baik dalam kinerja guru. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yang bertujuan memeroleh gambaran objektif mengenai kinerja guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 8 Malang. Peneliti dalam bertindak sebagai instrumen kunci. Instrumen data menggunakan lembar catatan lapangan, observasi, dan dokumentasi. Analisis data mengguna-kan teknik (1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) penyajian data, dan (4) penarikan kesimpulan. Kinerja dalam kompetensi pedagogik guru dapat (1) mengenal karakteristik peserta didik, (2) menguasai teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik, (3) mengembangkan kurikulum, (4) melaksanakan pem- belajaran yang mendidik, (5) me-mahami dan mengembangkan potensi peserta didik, (6) berkomunikasi dengan peserta didik, (7) serta melaku- kan penilaian dan evaluasi dengan baik. Dalam kompetensi kepribadian guru mampu (1) bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional Indonesia, (2) menunjukkan pribadi yang dewasa serta menjadi teladan, dan (3) menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, serta me-miliki rasa bangga menjadi guru. Dalam kompetensi sosial guru dapat (1) bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif, dan (2) berkomunikasi dengan sesama guru, tenaga pendidikan, orang tua peserta didik, dan masyarakat dengan baik. Dalam kompetensi profesional guru dapat (1) menguasai materi, struktur konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran bahasa Indonesia, dan (2) mengembangkan keprofesian melalui tindakan reflektif. Penelitian ini dapat dimanfaat-kan sebagai cermin sekaligus refleksi bagi pendidik maupun praktisi pendidikan agar semakin meningkatkan kompetensinya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Kata Kunci: kinerja, kompetensi, guru PENDAHULUAN Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengenai Standar Pendidik-an dan Tenaga Kependidikan disebutkan mengenai empat kompetenesi yang harus dimiliki oleh guru. Keempat kom-petensi tersebut adalah kompetensi peda-gogik, kompetensi kepribadian, kom-petensi sosial, dan kompetensi profesional. Menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 "Guru adalah pendidik profesional

KINERJA GURU BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 8 … · semakin meningkatkan kompetensinya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman . Kata ... siswa dan guru banyak ... akademik maupun

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KINERJA GURU BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 8 … · semakin meningkatkan kompetensinya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman . Kata ... siswa dan guru banyak ... akademik maupun

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 1

KINERJA GURU BAHASA INDONESIA

SMP NEGERI 8 MALANG TAHUN 2018

Arfita Umu Amaroh

Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Unisma

[email protected]

Abstrak: Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 menyebutkan

bahwa guru harus memiliki empat kompetensi yaitu padagogik,

kepribadian, sosial, dan profesional. Hal ini sebagai parameter kinerja

yang baik sebagai guru atau pendidik sehingga diperoleh suatu contoh

yang baik dalam kinerja guru. Penelitian ini menggunakan jenis

penelitian kualitatif yang bertujuan memeroleh gambaran objektif

mengenai kinerja guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 8 Malang.

Peneliti dalam bertindak sebagai instrumen kunci. Instrumen data

menggunakan lembar catatan lapangan, observasi, dan dokumentasi.

Analisis data mengguna-kan teknik (1) pengumpulan data, (2) reduksi

data, (3) penyajian data, dan (4) penarikan kesimpulan. Kinerja dalam

kompetensi pedagogik guru dapat (1) mengenal karakteristik peserta

didik, (2) menguasai teori belajar dan prinsip pembelajaran yang

mendidik, (3) mengembangkan kurikulum, (4) melaksanakan pem-

belajaran yang mendidik, (5) me-mahami dan mengembangkan potensi

peserta didik, (6) berkomunikasi dengan peserta didik, (7) serta melaku-

kan penilaian dan evaluasi dengan baik. Dalam kompetensi kepribadian

guru mampu (1) bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial

dan kebudayaan nasional Indonesia, (2) menunjukkan pribadi yang

dewasa serta menjadi teladan, dan (3) menunjukkan etos kerja, tanggung

jawab yang tinggi, serta me-miliki rasa bangga menjadi guru. Dalam

kompetensi sosial guru dapat (1) bersikap inklusif, bertindak objektif,

serta tidak diskriminatif, dan (2) berkomunikasi dengan sesama guru,

tenaga pendidikan, orang tua peserta didik, dan masyarakat dengan baik.

Dalam kompetensi profesional guru dapat (1) menguasai materi,

struktur konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata

pelajaran bahasa Indonesia, dan (2) mengembangkan keprofesian

melalui tindakan reflektif. Penelitian ini dapat dimanfaat-kan sebagai

cermin sekaligus refleksi bagi pendidik maupun praktisi pendidikan agar

semakin meningkatkan kompetensinya sesuai dengan kebutuhan dan

perkembangan zaman.

Kata Kunci: kinerja, kompetensi, guru

PENDAHULUAN

Dalam Peraturan Pemerintah

No. 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan mengenai Standar

Pendidik-an dan Tenaga Kependidikan

disebutkan mengenai empat

kompetenesi yang harus dimiliki oleh

guru. Keempat kom-petensi tersebut

adalah kompetensi peda-gogik,

kompetensi kepribadian, kom-petensi

sosial, dan kompetensi profesional.

Menurut UU Nomor 14 Tahun

2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1

"Guru adalah pendidik profesional

Page 2: KINERJA GURU BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 8 … · semakin meningkatkan kompetensinya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman . Kata ... siswa dan guru banyak ... akademik maupun

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 2

dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia

dinijalur pendidikan formal, dasar dan

meneng-ah". Guru juga perlu memiliki

kompe-tensi profesional yaitu selalu

meningkat-kan dan mengembangkan

kualifikasi akademik dan kompetensi

secara berke-lanjutan sejalan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni. Kompetensi guru

menurut Peraturan Pemerintah No. 74

Tahun 2008 adalah seperangkat

pengetahuan, keterampilan dan perilaku

yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai

dan diaktualisasikan oleh guru dalam

menjalani tugas keprofesionalannya.

Standar kompetensi guru dikem-

bangkan secara utuh dari empat kompe-

tensi utama, Peraturan Menteri

Pendidik-an Nasional RI No. 16 Tahun

2007. Dalam hal ini guru dikatakan

sebagai pendidik, bertugas sebagai

pemelihara (konservator), penerus

(transmitor), serta penerjemah

(transformator) sistem-sistem nilai

yang merupakan sumber norma

kedewasaan dan aturan yang ber-laku di

masyarakat.

Guru bahasa Indonesia diharap-

kan lebih banyak memiliki kemampuan

mengelola pembelajarannya secara

baik. Hal tersebut dikarenakan

pelajaran bahasa Indonesia disebut

sebagai pe-lajaran penghela ilmu

pengetahuan lain, seperti yang

disampaikan oleh Mahsun dalam

pengantar buku teks bahasa Indonesia

(Kemendikbud, 2014). Pengertian lebih

luas dari pernyataan tersebut adalah

bahwa pelajaran bahasa Indonesia

memiliki peranan penting bagi siswa

dalam membangun pengetahuannya.

Selain itu, bahasa Indonesia merupakan

pelajaran yang memiliki cakupan lebih

luas sehingga memungkinkan guru

dapat melakukan eksplorasi lebih

banyak, baik dari segi materi maupun

dari aktivitas pembe-lajaran.

Seorang guru memiliki hak

menjadi dirinya sebagai guru yang

otonom. Artinya, seorang guru

memiliki kebebasan mengembangkan

kemampu-annya dalam mengelola

pembelajar-annya secara inovatif

berdasarkan bidangnya masing-masing.

Dalam kait-annya dengan

mengembangkan kemam-puan atau

kompetensi, guru dapat me-

nuangkannya dengan cara merancang

dan menyusun pelaksanaan pembelaja-

ran yang lebih aktif, kreatif, inovatif,

efektif dan menyenangkan (PAIKEM)

(Zulfahmi, 2013). Wawasan yang luas

menjadi modal awal guru dalam me-

ngembangkan kreativitas menegelola

pembelajaran.

Satu di antara faktor penentu

keber-hasilan pembelajaran bahasa

Indonesia di sekolah adalah keadaan

lingkungan sekolah. Lingkungan yang

dimaksudkan di sini adalah lingkungan

belajar yang terjadi antara pebelajar

(siswa) dan pengajar (guru).

Pembelajar-an yang baik adalah

pembelajaran yang di dalamnya

terdapat kerja sama anatara guru

dengan siswa untuk mencapai tujuan

yang diharapkan. Kerja sama tersebut

diaktualisasikan dalam pem-bangunan

interaksi antara guru dengan siswa

ataupun siswa dengan sarana

pembelajaran sehingga dapat menjadi-

kan siswa belajar secara maksimal.

Oleh sebab itu, peran guru dalam

membantu siswa belajar merupakan

bagian penting dalam sebuah

pembelajaran. Aktivitas yang dilakukan

oleh guru dalam melaksanakan

merupakan bagian dari cara guru untuk

membantu siswa belajar. Penelitian ini

berupaya untuk melihat kinerja guru

dalam kompetensi pedagogik, salah

Page 3: KINERJA GURU BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 8 … · semakin meningkatkan kompetensinya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman . Kata ... siswa dan guru banyak ... akademik maupun

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 3

satunya melaksanakan pembelajaran

untuk melihat aktivitasnya dalam

rangka membantu siswa belajar. Di

samping itu, penelitian ini juga

berupaya melihat kinerja guru dalam

kompetensi kepribadian, sosial, dan

profesional.

Guna mendapatkan informasi

awal mengenai pembelajaran bahasa

Indonesia di sekolah, dilakukan

observasi awal dengan menggunakan

wawancara nonformal terhadap

beberapa siswa SMP di Kota Malang.

Wawancara tersebut dilakukan kepada

siswa dikarenakan siswa adalah subjek

yang mengetahui dan merasakan secara

langsung pembelajaran yang dilakukan

oleh guru. Hasil dari wawancara ini

digunakan sebagai asumsi awal

mengenai pembelajaran yang dilakukan

oleh guru.

Siswa dari sebuah SMP Negeri

mengatakan bahwa guru bahasa

Indonesia dalam mengajar masih dapat

diikuti. Dari pendapat tersebut dapat

diasumsikan bahwa pembelajaran yang

dilakukan guru bahasa Indonesia

memiliki kejelasan, baik materi maupun

cara penyampaian materi kepada siswa.

Siswa dari SMP Negeri lain

mengatakan bahwa pembelajaran yang

dilakukan guru Bahasa Indonesia di

sekolahnya kurang menarik sehingga

pelajaran bahasa Indonesia menjadi

membosan-kan. Dari komentar tersebut

dapat ditarik asumsi awal bahwa

pembelajaran yang dilakukan guru

Bahasa Indonesia kurang memberikan

pemahaman bagi siswa. Siswa dari

SMP swasta memberikan komentar

bahwa pembelajaran bahasa Indonesia

di sekolah adalah pelajaran yang sama

sejak dulu. Dari komentar tersebut,

dapat diasumsikan bahwa materi

pelajaran dan tugas yang disampaikan

oleh guru kurang variatif sehingga

muncul asusmsi bahwa pembelajaran

bahasa Indonesia cenderung monoton.

Dari informasi yang diberikan

oleh siswa-siswa tersebut, terdapat

persamaan sekaligus perbedaan

pendapat mengenai pembelajaran

Bahasa Indonesia di setiap sekolah.

Berdasarkan asumsi-asumsi yang

didapat dari komentar siswa dari

berbagai sekolah tersebut kiranya perlu

dilakukan penelitian mengenai kinerja

guru dalam pembelajaran bahasa

Indonesia. Kebenaran perspektif ini

masih bersifat asumsi umum, belum

terdapat penjelasan secara ilmiah. Oleh

karena itu, penelitian ini akan

memaparkan guru bahasa Indonesia di

SMP Negeri 8 Malang. SMP Negeri 8

Malang memiliki sitem pembelajaran

moving class yang dimana setiap mata

pelajaran memiliki ruangan sendiri

dengan khas/karakter-nya. Selain itu,

siswa dan guru banyak mendapatkan

prestasi di bahasa Indonesia baik

akademik maupun non akademik dari

tingkat kota, regional, maupun nasional.

Hal ini agar bisa dijadikan contoh dan

rujukan bagaimana kinerja guru bahasa

Indonesia yang baik.

Penelitian serupa dengan

penelitian ini dilakukan oleh Syafrudin

(2014) Judul penelitiannya adalah

“Kemampuan Guru Tersertifikasi

dalam Perancangan dan Penerapan

Pembelajar-an (Studi Multikasus pada

SMK Negeri Kota Palu)”. Syafrudin

mengungkapkan adanya beberapa

hambatan yang dihadapi oleh guru

dalam hal perancang-an pembelajaran.

Penelitian lain yang relevan dengan

penelitian ini adalah Ajeng (2015)

mengenai “Wujud Implementasi RPP

Bahasa Indonesia dalam Kegiatan

Pembelajaran oleh Guru SMP di

Kabupaten Lumajang”. Perbedaan

penelitian ini dengan peneliti-an Ajeng

di antaranya adalah peneltian Ajeng

Page 4: KINERJA GURU BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 8 … · semakin meningkatkan kompetensinya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman . Kata ... siswa dan guru banyak ... akademik maupun

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 4

mendeskripsikan kesesuaian kegiatan

yang dirancang guru dalam RPP dengan

kegiatan yang dilaksanakan guru dalam

kelas. Sedangkan penelitian ini

mendeskripsikan mengenai kinerja guru

dalam pelaksanaan pembelajaran

bahasa Indonesia.

Penelitian ini menjadi penting

karena penelitian ini mengkaji aktivitas

guru bahasa Indonesia dalam

pelaksana-an pembelajaran yang

dilakukan. Informasi yang didapatkan

dari peneliti-an ini dijadikan sebagai

potret atau gambaran dari situasi kinerja

guru pembelajaran bahasa Indonesia di

lapangan. Kinerja yang ditunjukkan

oleh guru dalam pembelajaran bahasa

Indonesia perlu diperhatikan guna

pengembangan pembelajaran bahasa

Indonesia ke arah yang lebih baik.

METODE

Penelitian ini menggunakan

jenis penelitian kualitatif. Jenis ini

digunakan dengan asumsi bahwa

penelitian bertuju-an untuk melihat

kinerja dan masalah guru dalam

pelaksanaan pembelajaran bahasa

Indonesia. Penelitian ini digolongkan

ke dalam penelitian kualitatif

dikarenakan memiliki salah satu

karakteristik dari penelitian kualitatif,

yaitu memiliki latar belakang alamiah.

Adapun karakteristik penelitian

kualitatif yaitu, (1) penelitian kualitatif

memiliki latar almiah (natural setting)

di mana sumber data diperoleh

langsung dan peneliti sebagai instrumen

kunci, (2) penelitian kualitatif memiliki

bentuk laporan berupa paparan

deskripsi, (3) penelitian kualitatif lebih

mementingkan proses daripada hasil,

(4) penelitian kualitatif cenderung

menganalisis data secara induktif, dan

(5) penelitian kualitatif lebih

mementingkan “makna” (Bogdan dan

Biklen, 1992:29-32).

Pendekantan dalam penelitian

ini mengunakan pendekatan secara

fenome-nologis. Pada hakikatnya

penelitian kualitatif mengunakan

pendekatan secara fenomenologis.

Artinya Peneliti berangkat kelapangan

dengan mengamati fenomena yang

terjadi dilapangan secara alamiah.

Pendekatan ini dipilih dengan

pemikiran bahwa pelaksanaan

pembelajaran bahasa Indonesia yang

dilakukan oleh guru di sekolah

memiliki beragam bentuk sehingga

perlu dimaknai setiap bentuk

pelaksanaan pembelajaran tersebut

untuk mendapatkan rumusan mengenai

kinerja dan masalah yang dihadapi guru

dalam pelaksanaan pembelajaran.

Fenomena yang terjadi digali sebanyak

mungkin (emik) kemudian dipadukan

denganm teori-teori yang ada (etik)

sehingga menghasilkan temuan yang

dapat diformulasikan (Creswell,

2008:175). Kegiatan yang di amati

dalam penelitian ini adalah akitivitas

guru dalam melaksanakan kompetensi

pedagogik, kepribadian, sosial, dan

professional. Segala bentuk fenomena

dari hasil penelitian nantinya akan

dibandingkan dengan teori yang ada.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam

pengumpulan data kinerja guru dalam

penelitian ini meliputi. (1) Observasi

digunakan untuk mendapatkan data

aktivitas guru dalam pembelajaran

maupun di luar kelas. Dalam

mengguna-kan observasi cara yang

paling efektif adalah melengkapinya

dengan format atau blangko

pengamatan sebagai instrumen

pertimbangan kemudian format yang

disusun berisi item-item tentang

kejadian atau tingkah laku yang

digambarkan. Dari peneliti berpenga-

laman diperoleh suatu petunjuk bahwa

Page 5: KINERJA GURU BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 8 … · semakin meningkatkan kompetensinya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman . Kata ... siswa dan guru banyak ... akademik maupun

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 5

mencatat data observasi bukanlah

sekedar mencatat, tetapi juga mengada-

kan pertimbangan kemudian mengada-

kan penilaian kepada skala bertingkat.

Teknik observasi ini merupakan teknik

paling tepat untuk digunakan dalam

penelitian ini karena peneliti dapat

secara langsung mengamati proses

aktivitas guru di sekolah sesuai dengan

konteks penelitian. (2) Wawancara

digunakan sebagai salah satu teknik

untuk memperoleh data berupa

pendapat, penjelasan, dan konser guru

bahasa Indonesia mengenai pembelajar-

an bahasa Indonesia yang

dilakukannya. Teknik wawancara yang

digunakan yakni wawancara terstruktur.

Peneliti melakukan wawancara dengan

pedoman wawancara yang disusun

sebelumnya. Meski demikian, tidak

menutup kemungkinan teknik

wawancara yang digunakan akan

berubah menjadi wawancara terbuka.

(3) Studi dokumen digunakan peneliti

untuk memperoleh data yang berupa

data-data dalam bentuk dokumen,

seperti RPP. Dokumen ini digunakan

sebagai pemberi informasi tambahan

terhadap pelaksanaan pembelajaran

pembelajaran bahasa Indonesia yang

dilakukan oleh guru di kelas.

Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini

menggunakan model analisis alir dari

Miles dan Huberman (1992), yang

mencakup (1) pengumpulan data, (2)

reduksi data, (3) penyajian data, dan (4)

menarik kesimpulan. Pengumpulan data

pada penelitian ini dilakukan melalui

prosedur untuk memilih dan menye-

derhanakan data kasar pada hasil

pengumpulan data.

Reduksi data merupakan cara

untuk menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, atau menyingkirkan data

yang tidak sesuai dengan fokus

penelitian. Dalam tahap penyajian data,

pertama dilakukan pendeskripsian data

yang terkumpul setelah melalui proses

reduksi data. Setelah itu dilakukan

analisis terhadap data dengan cara

mencari hubungan antarkonsep dalam

temuan data. Dalam tahap ini, tidak

hanya menjawab mengenai pertanyaan

mengenai ada tidaknya hubungan,

tetapi juga pada efek sebab-akibat yang

tampak dari data. Hasil yang diperoleh

dari kegiatan analisis data kemudian

diinterpretasi guna mendapatkan

penjelasan terhadap fokus penelitian.

Hasil interpretasi ini dapat

langsung disusun menjadi kesimpulan

sementara. Kesimpulan sementara

tersebut digunakan oleh peneliti untuk

memeriksa kembali tingkat kredibilitas

dan keakuratan data sehingga

memungkinkan peneliti untuk melaku-

kan tahapan sebelumnya (verifikasi).

Tahapan selanjutnya adalah menarik

kesimpulan akhir hasil temuan.

Kesimpulan akhir ini merupakan hasil

dari verifikasi terhadap hasil temuan.

Tahap terakhir dalam pengolahan data

adalah pelaporan secara deskriptif.

Keabsahan Data

Dalam penelitian ini digunakan

tiga teknik pengecekan keabsahan data

yang dijelaskan sebagai berikut. (1)

Perpanjangan keikutsertaan, peneliti

berada di lapangan sampai dengan

kejenuhan pengumpulan data tercapai.

Perpanjanagan keikutsertaan ini dilaku-

kan dengan intreraksi antara peneliti

dengan subjek penelitian. Selain itu,

peneliti mengecek benar tidaknya

informasi dari subjek penelitian akan

mendapatkan lebih banyak informasi.

Dengan demikian, derajat kepercayaan

terhadap data yang diperoleh akan

semakin meningkat. (2) Ketekunan

pengamatan, teknik ini memungkinkan

peneliti untuk melakukan pengamatan

Page 6: KINERJA GURU BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 8 … · semakin meningkatkan kompetensinya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman . Kata ... siswa dan guru banyak ... akademik maupun

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 6

secara cermat, cepat, dan terinci

terhadap kebenaran informasi dari

objek penelitian. Ketekunan

pengamatan akan dilakukan pada

sumber data pada saat melaksanakan

atau melakukan kegiatan pembelajaran

di kelas. Peneliti akan mencermati

aktivitas guru pada kegiatan

pembelajaran yang dilaksanakan. (3)

Triangulasi, pemeriksaan keabsahan

data dengan memanfaatkan sesuatu

yang ada diluar data untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding

terhadap suatu data. Triangulasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

triangulasi metode dan triangulasi

sumber. Triangulasi metode dilakukan

peneliti untuk me-ngecek data sejenis

dengan meng-gunakan teknik yang

berbeda. Triangulasi sumber dilakukan

dengan cara mengecek temuan

penelitian dengan melibatkan sumber

lain, dalam hal ini adalah guru bahasa

Indonesia.

Tahapan Penelitian

Penelitian menempuh empat

tahap yang dijabarkan sebagai berikut.

(1) Tahap persiapan, mencakup

berbagai aktivitas atau kegiatan yang

masih berupa perencanaan dan

persiapan sebelum ke lapangan.

Perencanaan dan persiapan yang

dilakukan diantaranya menyusun

rancangan penelitian yang diwujudkan

dalam proposal penelitian, memiliki

objek dan subjek penelitian. Menyusun

draf instrumen penelitian, dan

melakukan perizinan. (2) Tahap lapang-

an, peneliti mulai memasuki lapangan

dan mengambil data penelitian.

Sebelum mengambil data, penelitian

malakukan adaptasi dengan situasi di

lapangan agar dalam pengambilan data,

peneliti berusaha untuk mendapatkan

sebanyak dan selengkap mungkin

dengan berbagai teknik yang telah

direncanakan. (3) Tahap pengolahan

data, peneliti akan mengolah data yang

telah didapatkan dari lapangan.

Pengolahan data meng-ikuti alur

pengolahan data sesuai yang sudah

direncanakan dan dirancang

sebelumnya. Akhir dari pengolahan

data ini yakni penyusunan hasil

penelitian yang diwujudkan dalam

bentuk laporan penelitian. (4) Tahap

pelaporan, peneliti-an melaporkan hasil

penelitian berupa sajian deskripsi dalam

bentuk laporan penelitian. Laporan

penelitian ini disusun sesuai dengan

ketentuan penulisan tesis di Universitas

Islam Malang. Selanjutnya, laporan

tersebut dikonsultasikan kepada dosen

pem-bimbing untuk mengetahui bagian

yang perlu diperbaiki dan ditambahkan.

Setelah itu, laporan direvisi dan dicetak.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kinerja Guru dalam Kompetensi

Pegagogik

Kompetensi pedagogik guru

harus mengahadapi tuntutan-tuntutan

pembelajaran yang demokratis karena

mampu merefleksikan suatu kebutuhan

yang semakin kompleks yang berasal

dari siswa. Kemampuan guru tidak

sekedar menguasai pelajaran semata

tetapi juga kemampuanlainnya yang

bersifat psikis, strategis dan produktif

dan mampu memotivasi siswa untuk

belajar. Tuntutan demikian ini hanya

bisa dijawab oleh guru yang memiliki

kompetensi khususnya kompetensi

pedagogik.

Dalam Undang-undang No. 14

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

dikemukakan bahwa kompetensi

pedagogik adalah “Kemampuan menge-

lola pembelajaran peserta didik”.

Dalam Standar Nasional Pendidikan

pasal 28 ayat 3 butir a dalam Mulyasa

(2007:75) dikemukakan bahwa

kompetensi pedagogik adalah

Page 7: KINERJA GURU BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 8 … · semakin meningkatkan kompetensinya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman . Kata ... siswa dan guru banyak ... akademik maupun

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 7

kemampuan menge-lola pembelajaran

peserta didik yang meliputi pemahaman

terhadap peserta didik, perancangan dan

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi

hasil belajar dan pengembangan peserta

didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimilikinya. Dari

uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

kompetensi pedagogik adalah

kemampuan yang harus dimiliki oleh

guru untuk mengelola dan

melaksanakan kegiatan pembelajaran

peserta didik.

Kinerja dalam kompetensi

pedagogik guru bahasa Indonesia di

SMP Negeri 8 Malang terdapat dalam 7

indikator sebagai berikut. (1) Indikator

mengenal karakteristik peserta didik

yaitu guru dapat: (a) mengindetifikasi

karakter dan gaya belajar siswa (b)

membuat rancangan pembelajaran yang

kondusif, (c) berberan multifungsi

sebagai guru kelas atau konselor; (2)

Indikator menguasai teori belajar dan

prinsip pembelajaran yang mendidik

guru dapat: (a) menentukan strategi

pembelajaran sesuai kompetensi, (b)

menyusun RPP sesuai dengan karakter-

istik dan materi pembelajaran, (c)

melaksanakan pembelajaran meng-

gunakan berbagai teknik, pendekatan,

metode, maupun strategi pembelajaran,

(d) menguasai teori dan prinsip-prinsip

belajar siswa dan (e) memberikan

perhatian terhadap siswa seluruhnya;

(3) Indikator pengembangan kurikulum

guru dapat: (a) menyusun silabus,

melaksana-kan RPP sesuai lingkungan

pembelajar-an; (4) Indikator

pembelajar-an yang mendidik guru

dapat: (a) melaksanakan pembelajaran

sesuai kebutuhan peserta didik, (b)

menggunakan berbagai sumber belajar

sesuai dengan karakteristik peserta

didik dan (c) memanfaatkan teknologi

informasi komunikasi (TIK) untuk

kepentingan pembelajaran; (5) indikator

memahami dan mengembang-kan

potensi guru dapat: (a) mengembangkan

kelebihan dan mengatasi kelemahan

peserta didik, (b) memperhatikan,

meyakinkan, dan memotivasi peserta

didik, (c) mendirikan klinik bahasa

untuk membantu peserta didik jika

kesulitan dengan materi pembelajaran

atau tugas bahasa Indonesia; (6)

Indikator komunikasi dengan peserta

didik yaitu guru dapat: (a) berinteraksi

aktif dan melakukan pendekatan

individu, (b) memberi perhatian,

mendengarkan dan merespon

pertanyaan dengan baik, dan (c)

berkomunikasi secara efektif, empatik,

dan santun; (7) Indikator penilaian dan

evaluasi yaitu guru dapat: (a) memiliki

alat penilaian (assesment) yang

lengkap, (b) melakukan evaluasi

menggunakan berbagai teknik, (c)

menerima masukan dari peserta didik

maupun teman sejawat, dan (d)

membuat analisis penilaian yang

menunjukkan kopetensi yang sulit/

belum dikuasai dan digunakan

merencanakan pembelajaran

berikutnya.

Kompetensi pedagogik guru

sesuai dengan hasil penelitian

menujukkan bahwa kemampuan guru

dalam mengembangkan kurikulum

telah berupaya dalam pengembangan

kurikulum, karena tugas guru sehari-

hari terkait dengan pelaksanaan

kurikulum. Sesuai dengan yang

dipaparkan Uno (2008:26) “Guru

sebagai pelaku kurikulum mau tidak

mau tentu akan selalu terlibat dalam

pembaharuan yang sedang

dilakukansebagai suatu usaha untuk

mencari format kurikulum yang sesuai

dengan perkembangan

zaman.”Pernyataan diatas, senada

dengan pandangan Rusman (2009:74),

yaitu “Gurulah yang bertindak sebagai

perencana, pelaksana, penilai dan

Page 8: KINERJA GURU BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 8 … · semakin meningkatkan kompetensinya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman . Kata ... siswa dan guru banyak ... akademik maupun

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 8

pengembang kurikulum yang sebenar-

nya.” Suatu kurikulum diharapkan

memberi landasan, isi, dan menjadi

pedomanbagi pengembangan

kemampu-an siswa secara optimal”.

Berdasarkan ungkapan di atas, berarti

guru harus mampu berpikir luas dan

komprehensif, bahkan menjangkau

perubahan yang begitu cepat juga dapat

menjadi ajang untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia dalam

penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Sehingga kita bisa

mempersiapkan tenaga handal di tengah

persaingan global yang begitu cepat,

mulai dengan diri sendiri untuk

melakukan sesuatu guna meningkatkan

mutu dan kualitas pendidikan, karena

akan menyangkut masa depan anak-

anak kita dan juga masyarakat

Indonesia.

Fitriani (2017:92) menjenjelas-

kan berdasarkan hasil penelitian yang

telah diuraikan sebelumnya, sebelum

memulai proses pembelajaran, maka

guru mempersiapkan perencanaan

dengan menyusun rencana

pembelajaran yang sesuai dengan mata

pelajaran yang diasuhnya. Silabus

sebagai acuan dalam pengembangan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

yang memuat identitas mata pelajaran

atau tema pelajaran, standar

kompetensi, kompetensi dasar, materi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

indikator pencapaian kompetensi,

penilaian, alokasi waktu dan sumber

belajar.

Kompetensi Pedagogik guru

dalam melaksanakan proses kegiatan

pembelajaran sesuai dengan hasil

peneltian menunjukkan bahwa guru

sangat terampil dalam mengelola

kegiaatan pembelajaran dengan

berbagai teknik dan metode

pembelajaran yang dilakukan. Hal ini

menyebabkan minat siswa terhadap

pembelajaran semakin tinggi dan

antusias. Penggunaan metode akan

memotivasi minat belajar siswa karena

metode adalah suatu cara yang

memiliki nilai strategis dalam kegiatan

belajar mengajar dimana metode atau

model dapat mempengaruhi jalannya

kegiatan belajar mengajar.

Penjelasan itu diperkuat dengan

pendapat Suprijono (2011:46) yaitu

”Model pembelajaran dapat

didefinisikan sebagai kerangka

konseptual yang melukiskan prosedur

sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai

tujuan belajar. ”Berdasarkan uraian di

atas, berarti proses pembelajaran secara

konsektual tidak terfokus padaguru

tetapi melibatkan siswa dalam berbagai

aktivitas pembelajaran akibatnya proses

tersebut lebih menekankan pada

pembelajaran dari pada pengajaran.

Rusman (2009:154-155) berpen-

dapat bahwa ”Media pembelajaran

harus meningkatkan motivasi siswa.

Peng-gunaan media mempunyai tujuan

memberikan motivasi kepada siswa.

Selain itu, media juga harus

merangsang siswa mengingat apa yang

sudah dipelajari selainmemberikan

rangsangan belajar baru.” Kesuksesan

guru dalam proses belajar mengajar

sangat ditentukan dengan kemampuan

guru dalam mengelola,

mengkombinasikan, merenovasi model

atau metode pengajaran yang tepat.

Kompetensi pedagogik guru

dalam mengevaluasi hasil proses

pembelajaran dari hasil penelitian

berdasarkan observasi, peneliti

menemu-kan bahwa kegiatan evaluasi

hasil pembelajaran dilakukan guru

dengan menggunakan sistem penilaian

yang tepat. Penilaian dilaksanakan

melalui berbagai cara, yaitu melalui

portofolio, produk, proyek, kinerja

tertulis, dan penilaian diri.

Page 9: KINERJA GURU BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 8 … · semakin meningkatkan kompetensinya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman . Kata ... siswa dan guru banyak ... akademik maupun

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 9

Proses pengumpulan dan

penggunaan informasi oleh guru untuk

pemberian keputusan terhadap hasil

belajar siswa berdasarkan tahapan

kemajuan belajarnya sehingga

diperoleh gambaran kemampuan siswa

sesuai dengan kompetensi. Berkaitan

dengan penelitian berdasarkan hasil

observasi, wawancara dan studi

dokumentasi dan bukti dilapangan

diperoleh bahwa guru memiliki

kemampuan untuk melaksana-kan

kegiatan evaluasi hasil pembelajaran,

tetapi evaluasi yang dilaksanakan hanya

sebatas untuk memperoleh nilai.

Pelaksanaannya untuk mencapai hasil

belajar tuntas belum dilakukan

sepenuhnya sehingga hasil evaluasi

tidak ditidaklanjuti untuk memperbaiki

proses belajar mengajar baik materi

ajar, metode, model, dan media

pembelajaran.

Fitriani (2017:93) mengungkap-

kan bahwa evaluasi merupakan suatu

alat tolak ukur untuk melihat kemajuan

atau kendala dalam pencapaian.

Kendala yang dijumpai dalam evaluasi

biasanya sangat dipengaruhi oleh

kemampuan individu dalam

menentukan teknik dan jenis evaluasi

yang cocok untuk diterapkan.

Menurut (Balqis, 2014) keber-

hasilan sekolah dalam pencapaian

tujuan pendidikan juga ditentukan oleh

seberapa besar bahwa sekolah mampu

menyerap pertumbuhan teknologi yang

berkembang sesuai dengan

kapasitasnya. Teknologi yang dimaksud

tidak hanya pendukung produksi atau

jasa langsung, akan tetapi juga

kaitannya dengan unsur komunikasi

dalam organisasi yang harus difasilitasi

dengan teknologi. Teknologi dalam

komunikasi yang dimaksudkan adalah

alat, teknik/cara yang dapat membantu

guru dalam menjalankan tugas

mengajarnya.

Hasil penelitian kinerja guru

bahasa Indonesia SMP Negeri 8

Malang pada kompetensi pedagogik

memperoleh persentase 89,6% dengan

indikator (1) mengenal karakteristik

peserta didik, (2) menguasai teori

belajar dan prinsip-prinsip

pembelajaran yang mendidik, (3)

pengembangan kurikulum, (4) kegiatan

pembelajaran yang mendidik, (5)

memahami dan mengembangkan

potensi peserta didik, (6) komunikasi

dengan peserta didik, dan (7) penilaian

dan evaluasi. Sesuai dengan hasil

tersebut maka diperoleh kesimpulan

bahwa guru menguasai kompetensi

pedagogik dengan predikat baik.

Kinerja Guru dalam Kompetensi

Kepribadian

Guru sebagai tenaga pendidik

yang tugas utamanya mengajar,

memiliki karakteristik kepribadian yang

sangat berpengaruh terhadap

keberhasil-an pengembangan sumber

daya manusia. Kepribadian yang

mantap dari sosok seorang guru akan

memberikan teladan yang baik terhadap

anak didik maupun masyarakatnya,

sehingga guru akan tampil sebagai

sosok yang patut “digugu” (ditaati

nasehat/ucapan/perin-tahnya) dan

“ditiru” (dicontoh sikap dan

perilakunya). Kepribadian guru

merupakan faktor terpenting bagi

keberhasilan belajar anak didik. Dalam

Standar Nasional Pendidikan pasal 28

ayat 3 butir b dalam Mulyasa

(2013:117) dikemukakan bahwa yang

dimaksud kompetensi kepribadian

adalah kemampuan kepribadian yang

mantap, dewasa, stabil, arif dan

berwibawa, dapat menjadi teladan bagi

peserta didik serta berakhlak mulia.

Kinerja dalam kompetensi

kepribadian guru bahasa Indonesia di

SMP Negeri 8 Malang terdapat dalam 3

Page 10: KINERJA GURU BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 8 … · semakin meningkatkan kompetensinya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman . Kata ... siswa dan guru banyak ... akademik maupun

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 10

indikator sebagai berikut. (1) Indikator

bertindak sesuai dengan norma agama,

hukum, sosial dan kebudayaan nasional

indonesia guru dapat: (a) memberikan

teladan kepada siswa untuk belajar

bertoleransi dalam lingkungannya, (b)

memiliki sikap dan kepribadian utuh

yang dapat dijadikan tokoh panutan

idola dalam seluruh segi kehidupannya,

(c) memiliki perbuatan yang positif

agar dapat mengangkat citra baik dan

kewibawaannya, dan (d) meng-

implementasikan norma-norma

terutama yang diambilkan dari ajaran

agama, hukum, sosial, dan kebudayaan

daerah dan nasional Indonesia; (2)

indikator menunjukkan pribadi yang

dewasa dan menjadi teladan guru dapat:

(a) bersikap dan berbicara santun

kepada peserta didik, (b) memberikan

perhatian kepada seluruh warga

sekolah, (c) bersikap jujur, konsisten

dan bijaksana; dan (3) indikator etos

kerja, tanggung jawab yang tinggi, dan

memiliki rasa bangga guru dapat

bersikap disiplin dan bertanggung

jawab terhadap tugas yang dibebankan

kepadanya.

Guru sebagai tenaga pendidik

yang tugas utamanya mengajar,

memiliki karakteristik kepribadian yang

sangat berpengaruh terhadap

keberhasil-an pengembangan sumber

daya manusia (Nuraidah, 2013).

Kepribadian yang mantap dari sosok

seorang guru akan memberikan teladan

yang baik terhadap anak didik maupun

masyarakatnya, sehingga guru akan

tampil sebagai sosok yang patut

“digugu” (ditaati

nasehat/ucapan/perintahnya) dan

“ditiru” (di contoh sikap dan

perilakunya).

Menurut (Nuraidah, 2013)

karakteristik kepribadian yang

berkaitan dengan keberhasilan guru

dalam menggeluti profesinya adalah

meliputi fleksibilitas kognitif dan

keterbukaan psikologis. Fleksibilitas

kognitif atau keluwesan ranah cipta

merupakan kemampuan berpikir yang

diikuti dengan tindakan secara simultan

dan memadai dalam situasi tertentu.

Guru yang fleksibel pada umumnya

ditandai dengan adanya keterbukaan

berpikir dan beradaptasi. Selain itu, ia

memiliki resistensi atau daya tahan

terhadap ketertutupan ranah cipta yang

prematur dalam pengamatan dan

pengenalan.

Hasil penelitian kinerja guru

bahasa Indonesia SMP Negeri 8

Malang Malang pada kompetensi

kepribadian memperoleh persentase

97,9% dengan indikator (1) bertindak

sesuai dengan norma agama, hukum,

sosial dan kebudayaan nasional

Indonesia, (2) menunjukkan pribadi

yang dewasa dan teladan, dan (3) etos

kerja, tanggung jawab yang tinggi, dan

rasa bangga menjadi guru. Sesuai

dengan hasil tersebut maka diperoleh

kesimpulan bahwa guru menguasai

kompetensi kepribadian dengan

predikat amat baik.

Kinerja Guru dalam Kompetensi

Sosial

Guru yang efektif adalah guru

yang 2005 tentang Guru dan Dosen

kompetensi sosial adalah “Kemampuan

guru untuk berkomunikasi dan

berinteraksi secara efektif dan efisien

dengan peserta didik, sesama

guru,orang tua/wali peserta didik, dan

masyarakat sekitar”. Standar Nasional

Pendidikan pasal 28 ayat 3 butir d

dalam Mulyasa (2013:173)

mengemukakan bahwa kompetensi

sosial adalah kemampuan guru sebagai

bagian dari masyarakat untuk

berkomunikasi dan bergaul secara

efektif. Dari uraian di atas dapat

diambil pengertian bahwa kompetensi

Page 11: KINERJA GURU BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 8 … · semakin meningkatkan kompetensinya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman . Kata ... siswa dan guru banyak ... akademik maupun

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 11

sosial adalah kemampuan yang harus

dimiliki oleh guru sebagai bagian dari

anggota masyarakat untuk

berkomunikasi dan berinteraksi secara

efektif dengan peserta didik, sesama

guru, orang tua peserta didik dan

masyarakat luas.

Kinerja dalam kompetensi

sosial guru bahasa Indonesia di SMP

Negeri 8 Malang terdapat dalam 2

indikator sebagai berikut. (1) Indikator

bersikap inklusif, bertindak objektif,

serta tidak diskriminatif guru dapat: (a)

Guru memiliki catatan perkembangan

peserta didik, menghargai proses dan

hasil kerja siswa, (b) melakukan

publikasi karya siswa di berbagai

media, (c) sangat perhatian dan

menangani peserta didik yang bertindak

negatif, dan (d) Guru menyampaikan

informasi tentang kemajuan, kesulitan,

dan potensi peserta didik kepada orang

tuanya, baik dalam pertemuan formal

maupun tidak formal antara guru dan

orang tua, dan teman sejawat; (2)

indikator komunikasi dengan sesama

guru, tenaga pendidikan, orang tua

peserta didik, dan masyarakat guru

dapat: (a) sangat peduli dan sering

membantu teman guru maupun orang

lain (b) sering memberikan masukan

dan menyumbangkan idenya untuk

kemajuan pendidikan, (c) ikut berperan

aktif dalam kegiatan di luar

pembelajaran baik di sekolah dan

masyarakat.

Kompetensi sosial guru dapat

dilihat dari bagaimana cara seorang

guru dalam hal berkomunikasi dan

berinteraksi dengan orang lain serta

kemampuan menggunakan teknologi

(Rafli, 2017). Guru yang memiliki

interaksi yang baik akan cenderung

dekat dengan peserta didik. Kedekatan

peserta didik dengan guru dapat

menciptakan dorongan belajar pada

peserta didik sehingga sehingga peserta

didik mampu menghasilkan prestasi

belajar yang diharapkan.

(Sadiyah, 2014) menjelaskan

bahwa peranan kompetensi kepribadian

dan kompetensi sosial guru

memberikan dampak guru terhadap

bagaimana cara pandang guru dalam

memandang siswa di dalam

pemelajaran, seperti (a) guru memberi

rasa tanggung jawab untuk menjadikan

peserta didik yang mempunyai rasa

religiusitas yang tinggi, dan memiliki

kepribadian yang matang; (b) guru

membantu siswa dalam mengendalikan

emosi yang tinggi dalam mengatasi

permasalahan; (c) guru memiliki

pribadi yang jujur, realistis dan terbuka

serta peka dalam setiap perkembangan;

(d) guru dapat memahami psikologi

peserta didik, baik di dalam kelas

maupun di luar kelas; (e) guru dapat

membantu mengelola pembelajaran,

memahami bahan materi, dan teknologi

dalam pembelajaran; (f) guru dapat

berkomunikasi dengan baik kepada

kepala sekolah, guru, karyawan, siswa

maupun dengan masyarakat.

(Sadiyah, 2014) dalam

penelitiannya menyimpulkan bahwa

guru memiliki kompetensi kepribadian

berupa kestabilan emosi, memiliki rasa

tanggung jawab yang besar terhadap

anak didiknya, berkepribadian yang

matang, bersikap jujur, realistis, serta

bersikap terbuka, dan memahami

psikologi anak. Sehingga peserta didik

dapat mencontoh sikap guru yang baik,

menghormati guru, saling menghargai,

tumbuh dan berkembangnya prilaku

peserta didik kearah yang lebih baik,

dan mempunyai refrensi dari setiap

permasalahan yang timbul dari diri

siswa tersebut.

Nilai kepribadian harus dimiliki

oleh guru, dimana harus mencerminkan

peran sebagai teladan bagi peserta

didik. Nilai kepribadian merupakan

Page 12: KINERJA GURU BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 8 … · semakin meningkatkan kompetensinya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman . Kata ... siswa dan guru banyak ... akademik maupun

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 12

penanaman dari nilai karakter seorang

guru. Selama proses pembelajaran guru

harus memiliki menanamkan nilai

karakter pada peserta didik, dimana

sejauh ini pendidikan moral semakin

berkurang dan menjadi tugas dari guru

dalam ruang lingkup pendidikan di

sekolah. Dengan adanya guru yang

peduli terhadap sikap peserta didik

maka peserta didik akan lebih

terkontrol dan berpikir bila akan

bertindak begitu juga sebaliknya guru

kurang dihargai bila tidak memiliki

kepedulian. Sesuai ungkapan Hasibuan

(2014) bahwa, kompetensi kepribadian

guru adalah sebuah kompetensi yang

sangat mempengaruhi ketercapaian

tujuan pembelajaran sebab melalui

kompetensi kepribadianlah sebenarnya,

peserta didik mau mendengarkan dan

mematuhi aturan-aturan yang

disampaikan oleh guru dengan rasa

senang hati.

Hal ini juga sejalan dengan

penelitian yang dilakukan Sadiyah

(2014) yang mendapatkan kesimpulan

bahwa guru memiliki kompetensi sosial

berupa ketrampilan dalam membina

hubungan dan komunikasi yang baik

antara guru dengan murid, guru dengan

sesama guru, guru dengan kepala

sekolah, guru dengan karyawan, guru

dengan wali murid, serta hubungan

guru dengan masyarakat/lingkungan.

Sehinga peserta didik memiliki

kesadaran dalam memutuskan

permasalahan dengan bermusyawarah,

memiliki rasa simpati dan empati

terhadap sesama, tumbuhnya kesadaran,

rasa toleransi, siswa dapat menyikapi

perbedaan, bersih dalam berprilaku,

jujur, santun, hubungan yang kuat

dengan Allah SWT, peduli terhadap

sesama dan memberi manfaat kepada

lingkungan.

Hasil penelitian kinerja guru

bahasa Indonesia SMP Negeri 8

Malang pada kompetensi sosial

memperoleh persentase 75% dengan

indikator (1) bersikap inklusif,

bertindak objektif, serta tidak

diskriminatif, dan (2) komunikasi

dengan sesama guru, tenaga

pendidikan, orang tua peserta didik, dan

masyarakat. Sesuai dengan hasil

tersebut maka diperoleh kesimpulan

bahwa guru menguasai kompetensi

profesional dengan predikat cukup.

Kinerja Guru dalam Kompetensi

Profesional

Menurut Undang-undang No. 14

tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,

kompetensi profesional adalah

“Kemampuan penguasaan materi

pelajaran secara luas dan mendalam”.

Standar Nasional Pendidikan pasal 28

ayat 3 butir c dalam Mulyasa

(2013:135) mengemukakan kompetensi

profesional adalah kemampuan

penguasaan materi pembelajaran secara

luas dan mendalam yang

memungkinkan membimbing peserta

didik dengan memenuhi standar

kompetensi yang ditetapkan dalam

Standar Nasional Pendidikan. Dapat

disimpulkan bahwa kompetensi

profesional adalah kemampuan

penguasaan materi pelajaran yang akan

disampaikan kepada peserta didik

dalam kegiatan pembelajaran.

Jadi kompetensi profesional

guru dapat diartikan sebagai

penguasaan terhadap pengetahuan,

keterampilan, nilai dan sikap yang

direfleksikan dalam kebiasaan berpikir

dan bertindak dalam menjalankan

profesi sebagai guru (Nuraidah, 2013).

Dengan demikian kompetensi guru

merupakan penguasaan terhadap

pengetahuan, keterampilan, nilai dan

sikap yang direfleksikan dalam

kebiasaan berpikir dan bertindak dalam

menjalankan profesi sebagai guru.

Page 13: KINERJA GURU BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 8 … · semakin meningkatkan kompetensinya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman . Kata ... siswa dan guru banyak ... akademik maupun

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 13

Menurut Lampiran Permen

Diknas No. 16 Tahun 2007, kompetensi

profesional mencakup lima aspek. Lima

aspek tersebut yaitu, (1) menguasai

materi, struktur, konsep dan pola pikir

keilmuan yang mendukung mata

pelajaran yang diampu; (2) menguasai

standar kompetensi dan kompetensi

dasar mata pelajaran/bidang pengem-

bangan yang diampu; (3) mengembang-

kan materi pembelajaran yang diampu

secara kreatif; (4) mengembangkan

keprofesionalan secara berkelanjutan

dengan melakukan tindakan reflektif;

(5) memanfaatkan teknologi informasi

dan komunikasi untuk berkomunikasi

dan mengembangkan diri.

Kinerja dalam kompetensi

profesional guru bahasa Indonesia di

SMP Negeri 8 Malang terdapat dalam 2

indikator sebagai berikut. (1) Indikator

penguasaan materi struktur konsep dan

pola pikir keilmuan yang mendukung

mata pelajaran yang diampu yaitu: (a)

dalam pembelajaran sangat terampil

dalam mengajar, (b) dalam setiap

pembelajaran selalu penuh semangat

dan tampil prima di depan peserta

didik; (2) indikator mengembangkan

keprofesian melalui tindakan reflektif,

guru dapat: (a) melakukan refleksi diri

dengan memiliki jurnal pembelajaran

dan catatan penting termasuk evaluasi

dari siswa dan teman sejawat, (b)

mengikuti perkembangan dunia digital

dengan mengakses website dan media

sosial, (c) aktif pada kegiatan MGMPS,

MGMP, dan (d) melakukan inovasi da

pembaharuan pada keilmuannya dalam

program Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan (PKB).

Asmarani, (2014) menjelaskan

adapun upaya-upaya yang dapat

dilakukan dalam rangka peningkatan

kompetensi profesional adalah (1)

upaya yang dapat dilakukan guru

seperti membaca buku-buku

pendidikan, mengikuti berita aktual dari

media pembelajaran, mengikuti

pelatihan, dan mengikuti KKG,

melakukan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK), dan berpartisipasi aktif dalam

organisasi profesional; (2) upaya yang

dapat dilakukan oleh kepala sekolah

seperti melakukan pembinaan kepada

guru-guru, memberikan supervisi,

mengada-kan penataran, melakukan

kunjungan antar sekolah, dan

memberikan kesempatan kepada guru

untuk melanjutkan pendidikan.

Karakteristik guru bahasa

Indonesia yang profesional

berhubungan yang dengan tujuan akhir

pembelajaran bahasa Indonesia adalah

(1) siswa dapat memahami teks lisan

dan tertulis di kelas maupun di

kehidupan nyata, (2) siswa dapat

berkomunikasi atau

mengkomunikasikan informasi dengan

bahasa Indonesia yang baik dan benar,

dan (3) siswa menyadari pentingnya

mempelajari bahasa Indonesia untuk

digunakan dalam keberlangsungan

hidup di Indonesia. Untuk mencapai

tujuan pembelajaran bahasa Indonesia

tersebut, diperlukan guru bahasa

Indonesia yang profesional. Bahasa

Indonesia hendaknya tidak lagi

dipandang sebagai mata pelajaran

sampingan, tetapi sudah seharusnya

dipandang sebagai mata pelajaran

utama. Melalui pembelajaran bahasa

Indonesia inilah siswa dapat memahami

teks pada mata pelajaran lain.

Penentuan kriteria guru bahasa

Indonesia yang profesional dapat dikaji

dari penggunaan bahasa sesuai konteks

situasi.

Penggunaan bahasa sesuai

konteks situasi dapat dijadikan tolok

ukur karena terdapat permasalahan pada

siswa dalam menggunakan bahasa tidak

sesuai dengan konteks. Oleh sebab itu,

guru juga harus menjadi model

Page 14: KINERJA GURU BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 8 … · semakin meningkatkan kompetensinya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman . Kata ... siswa dan guru banyak ... akademik maupun

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 14

berbahasa yang baik dan benar sesuai

konteks sehingga menghasilkan siswa

yang juga paham dengan situasi

konteks.

Berdasarkan teori Halliday dan

penemuan permasalahan dalam hasil

penelitian mengenai pembelajaran

bahasa Indonesia, kriteria guru bahasa

Indonesia yang profesional dijabarkan

sebagai berikut.

Pertama, guru bahasa Indonesia

yang profesional harus menjadi model

berbahasa yang baik dan benar bagi

siswa. Hal ini terkait dengan pernyataan

Halliday bahwa ada tiga hal yang

diperhatikan dalam berbahasa, yaitu (1)

medan wacana, (2) pelibat wacana, dan

(3) modus wacana baik dalam

berkomunikasi lisan ataupun tertulis.

Penggunaan bahasa yang baik dan

benar ini juga terkait dengan

penggunaan bahasa ragam nonbaku

dalam situasi pembelajaran. Guru

bahasa Indonesia seharusnya peka

terhadap kesalahan berbahasa siswa di

dalam kelas. Kepekaan terhadap

kesalahan tersebut dibutuhkan

pengetahuan guru mengenai konteks

situasi dalam berbahasa.

Kedua, guru bahasa Indonesia

yang profesional dapat menjadikan

bahasa Indonesia yang dipelajari di

kelas sebagai bahasa yang fungsional.

Hal ini terkait dengan tujuan

pembelajaran bahasa Indonesia

berdasarkan Kompetensi Dasar (KD)

yang terdapat di kurikulum 2013 yang

sedang berlaku sekarang. Guru bahasa

Indonesia harus dapat menjelaskan

kepada siswa tujuan mempelajari teks

tersebut untuk kehidupan mereka di

luar sekolah. Jika guru dapat

memahamkan siswa tentang tujuan teks

tersebut, siswa akan merasa bahwa

mata pelajaran yang ia terima di kelas

tidak sekadar untuk memenuhi

kompetensi dasar, tetapi juga untuk

keberlangsungan hidupnya.

Ketiga, guru bahasa Indonesia

yang profesional adalah guru yang

gemar membaca. Dalam Kurikulum

2013 siswa dituntut untuk membaca

teks kemudian diakhiri dengan

menghasilkan teks. Namun, mata

pelajaran bahasa Indonesia tidak

sekadar untuk memandu siswa

melakukan kedua kegiatan itu.

Pembelajaran bahasa Indonesia

seharusnya dapat menggiring siswa

untuk menyukai kegiatan membaca dan

menulis. Oleh karena itu, lagi-lagi

diperlukan model dari sosok yang juga

menyukai kegiatan membaca dan

menulis, yaitu guru. Dalam

mewujudkan hal ini, guru dapat

membincangkan secara sekilas kepada

siswa-siswanya, buku yang baru saja ia

baca; menjelaskan kemenarikan isi

buku tersebut; mempersilakan siswanya

untuk meminjam jika ingin

membacanya.

Keempat, guru bahasa Indonesia

yang profesional adalah guru yang

memiliki karya tulis. Hal ini berkaitan

dengan tuntutan Kurikulum 2013 untuk

memandu siswa menghasilkan teks.

Untuk mewujudkan ini, tidak cukup

dengan guru mengajarkan siswa

menulis teks, tetapi juga mencontohkan

teks hasil karya guru itu sendiri. Teks

yang ditulis oleh seseorang yang dekat

dengan siswa akan menjadikan teks itu

menarik; sekaligus memunculkan

pembelajaran yang menarik pula.

Seperti kegiatan membaca, guru juga

dapat membincangkan kepada siswa-

siswanya tentang teks yang ia tulis;

menceritakan proses penciptaan teks

tersebut; hal menarik yang dirasakan

guru saat menulis teks. Karya guru juga

dapat dijadikan bahan pelajaran bagi

siswa sehingga siswa termotivasi

Page 15: KINERJA GURU BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 8 … · semakin meningkatkan kompetensinya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman . Kata ... siswa dan guru banyak ... akademik maupun

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 15

menulis teks seperti yang dilakukan

oleh gurunya.

Keempat, guru bahasa Indonesia

yang profesional memiliki metode

kreatif untuk mengatasi keterbatasan

siswa dalam keterampilan berbahasa.

Dalam proses belajar, tidak semua

siswa yang memiliki keempat

keterampilan berbahasa yang optimal.

Ada siswa yang mahir berbicara dengan

cara berpikir yang runtut, tetapi saat

menulis ia tidak bisa menyalin idenya

secara berurutan. Ada siswa yang

gemar membaca, tetapi kesulitan saat

menerima informasi dalam kegiatan

menyimak. Menanggapi kenyataan

tersebut, guru harus menerapkan

metode belajar yang dapat mengatasi

permasalahan berbahasa yang dialami

siswa di kelas, seperti menggunakan

metode diskusi panel untuk

meningkatkan keterampilan berbicara

siswa.

Kelima, guru bahasa Indonesia

yang profesional dapat menggunakan

secara konsisten keterampilan

berbahasa reseptif dan produktif di luar

sekolah. Hal ini masih terkait dengan

pelibat wacana seperti yang dipaparkan

oleh Halliday. Saat seseorang sudah

menyandang predikat bahasa Indonesia,

maka keprofesionalannya dalam

berbahasa tetap menjadi sorotan di

dalam maupun di luar sekolah. Di

samping itu, adanya era digital yang

mendukung siapa saja untuk menerima

dan mengkomunikasi informasi,

seorang guru harus tetap berbahasa

yang baik dan benar.

Hasil penelitian kinerja guru

bahasa Indonesia SMP Negeri 8

Malang pada kompetensi profesional

memperoleh persentase 91,6% dengan

indikator, (1) penguasaan materi

struktur konsep dan pola pikir keilmuan

yang mendukung mata pelajaran yang

diampu, dan (2) mengembangkan

keprofesian melalui tindakan reflektif.

Sesuai dengan hasil tersebut maka

diperoleh kesimpulan bahwa guru

menguasai kompetensi profesional

dengan predikat amat baik.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Kinerja dalam kompetensi

pedagogik guru bahasa Indonesia di

SMP Negeri 8 Malang terdapat dalam 7

indikator sebagai berikut.

1. Indikator mengenal karakteristik

peserta didik yaitu guru dapat: (a)

mengindetifikasi karakter dan gaya

belajar siswa, (b) membuat rancang-

an pembelajaran yang kondusif, dan

(c) berberan multifungsi sebagai

guru kelas atau konselor.

2. Indikator menguasai teori belajar

dan prinsip pembelajaran yang

mendidik guru dapat: (a)

menentukan strategi pembelajaran

sesuai kompetensi, (b) menyusun

RPP sesuai dengan karakteristik dan

materi pembelaja-ran, (c)

melaksanakan pembelajaran

menggunakan berbagai teknik,

pendekatan, metode, maupun

strategi pembelajaran, (d)

menguasai teori dan prinsip-prinsip

belajar siswa, serta (e) memberikan

perhatian terhadap siswa

seluruhnya.

3. Indikator pengembangan kurikulum

guru dapat: menyusun silabus,

melaksanakan RPP sesuai lingkung-

an pembelajaran.

4. Indikator pembelajaran yang

mendidik guru dapat: (a)

melaksana-kan pembelajaran sesuai

kebutuhan peserta didik, (b)

menggunakan berbagai sumber

belajar sesuai dengan karakteristik

peserta didik, dan (c) memanfaatkan

teknologi informasi komunikasi

Page 16: KINERJA GURU BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 8 … · semakin meningkatkan kompetensinya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman . Kata ... siswa dan guru banyak ... akademik maupun

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 16

(TIK) untuk kepentingan

pembelajaran.

5. Indikator memahami dan

mengembangkan potensi guru

dapat: (a) mengembangkan

kelebihan dan mengatasi kelemahan

peserta didik, (b) memperhatikan,

meyakinkan, dan memotivasi

peserta didik, serta (c) mendirikan

klinik bahasa untuk membantu

peserta didik jika kesulitan dengan

materi pembelajar-an atau tugas

bahasa Indonesia.

6. Indikator komunikasi dengan

peserta didik yaitu guru dapat: (a)

berinteraksi aktif dan melakukan

pendekatan individu, (b) memberi

perhatian, mendengarkan dan

merespon pertanyaan dengan baik,

serta (c) berkomunikasi secara

efektif, empatik, dan santun.

7. Indikator penilaian dan evaluasi

yaitu guru dapat: (a) memiliki alat

penilaian (assesment) yang lengkap,

(b) melakukan evaluasi mengguna-

kan berbagai teknik, (c) menerima

masukan dari peserta didik maupun

teman sejawat, dan (d) membuat

analisis penilaian yang

menunjukkan kopetensi yang

sulit/belum dikuasai dan digunakan

merencanakan pembelajaran

berikutnya.

Kinerja dalam kompetensi

kepribadian guru bahasa Indonesia di

SMP Negeri 8 Malang terdapat dalam 3

indikator sebagai berikut.

1. Indikator bertindak sesuai dengan

norma agama, hukum, sosial dan

kebudayaan nasional Indonesia guru

dapat: (a) memberikan teladan

kepada siswa untuk belajar

bertoleransi dalam lingkungannya,

(b) memiliki sikap dan kepribadian

utuh yang dapat dijadikan tokoh

panutan idola dalam seluruh segi

kehidupannya, (c) memiliki

perbuatan yang positif agar dapat

mengangkat citra baik dan

kewibawaannya, serta (d) mengim-

plementasikan norma-norma

terutama yang diambilkan dari

ajaran agama, hukum, sosial, dan

kebudayaan daerah dan nasional

Indonesia;

2. Indikator menunjukkan pribadi

yang dewasa dan menjadi teladan

guru dapat: (a) bersikap dan

berbicara santun kepada peserta

didik, (b) memberikan perhatian

kepada seluruh warga sekolah, serta

(c) bersikap jujur, konsisten dan

bijaksana.

3. Indikator etos kerja, tanggung

jawab yang tinggi, dan memiliki

rasa bangga guru dapat: bersikap

disiplin dan bertanggung jawab

terhadap tugas yang dibebankan

kepadanya.

Kinerja dalam kompetensi sosial

guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 8

Malang terdapat dalam 2 indikator

sebagai berikut.

1. Indikator bersikap inklusif,

bertindak objektif, serta tidak

diskriminatif guru dapat: (a) guru

memiliki catatan perkembangan

peserta didik, menghargai proses

dan hasil kerja siswa, (b) melakukan

publikasi karya siswa di berbagai

media, (c) sangat perhatian dan

menangani peserta didik yang

bertindak negatif, serta (d) guru

menyampaikan informasi tentang

kemajuan, kesulitan, dan potensi

peserta didik kepada orang tuanya,

baik dalam pertemuan formal

maupun tidak formal antara guru

dan orang tua, dan teman sejawat.

2. Indikator komunikasi dengan

sesama guru, tenaga pendidikan,

orang tua peserta didik, dan

masyarakat guru dapat: (a) sangat

peduli dan sering membantu teman

Page 17: KINERJA GURU BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 8 … · semakin meningkatkan kompetensinya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman . Kata ... siswa dan guru banyak ... akademik maupun

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 17

guru maupun orang lain, (b) sering

memberikan masukan dan

menyumbangkan idenya untuk

kemajuan pendidikan, serta (c) ikut

berperan aktif dalam kegiatan di

luar pembelajaran baik di sekolah

dan masyarakat.

Kinerja dalam kompetensi

professional guru bahasa Indonesia di

SMP Negeri 8 Malang terdapat dalam 2

indikator sebagai berikut.

1. Indikator penguasaan materi

struktur konsep dan pola pikir

keilmuan yang mendukung mata

pelajaran yang diampu yaitu: (a)

dalam pembelajar-an sangat

terampil dalam mengajar, dan (b)

dalam setiap pembelajaran selalu

penuh semangat dan tampil prima di

depan peserta didik.

2. Indikator mengembangkan

keprofesian melalui tindakan

reflektif, guru dapat: (a) melakukan

refleksi diri dengan memiliki jurnal

pembelajaran dan catatan penting

termasuk evaluasi dari siswa dan

teman sejawat, (b) mengikuti

perkembangan dunia digital dengan

mengakses website dan media

sosial, (c) aktif pada kegiatan

MGMPS dan MGMP Kota Malang,

serta (d) melakukan inovasi dan

pembaharuan pada keilmuannya

dalam program Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan (PKB).

Berdasarkan hasil penelitian

maka diperoleh kesimpulan dalam

penelitian sebagai berikut. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa

kompetensi dari guru model sebagai

guru bahasa Indonesia di SMPN 8

Malang mendapatkan predikat amat

baik dengan persentase yang dipoleh

yaitu 96,4% (Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional 16/2017 tentang

Standar Kualifikasi Akademik dan

Kompetensi Guru). Hal ini memberikan

gambaran bahwa sebagai seorang guru

subyek penelitian sangat

memperhatikan berbagai kompetensi

yang diperlukan sebagai seorang guru

yang bukaan hanya terbatas pada

pembelajaran di kelas melainkaan juga

di luar kelas, lingkungan sekitar dan

masyarakat. Oleh karena itu sebagai

seorang guru tidak cukup hanya mahir

di dalam kelas akan tetapi sikap dan

perilaku dan kemampuan bersosial

masyakat juga menentukan kualitas dari

guru sebagai bentuk pengalaman yang

baik dalam kinerja.

Saran

a. Bagi Guru

Diharapkan guru penting untuk

memingkatkan kompetensinya

sesuai dengan kebutuhan dan

perkembangan zaman. Hasil

penelitian dapat digunakan sebagai

bahan pengetahuan dalam

meningkatkan kinerja dan

kontribusi yang sesuai dengan tugas

serta tanggungjawab guru karena

perkembangan dunia pendidikan

yang bersifat dinamis.

b. Bagi Praktisi Pendidikan

Saran untuk praktisi

pendidikan adalah indikator dalam

penelitian ini dapat digunakan

sebagai bahan evaluasi kinerja guru.

Monitoring terhadap kompetensi

guru lebih diintensifkan lagi. Salah

satunya yang dapat dilakukan

adalah dengan program supervisi

bagi guru bahasa Indonesia.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dengan keterbatasan pada

penelitian ini, tentunya hasil

penelitian ini tidaklah sempurna.

Saran dan kritik yang membangun

sangat diperlukan dari peneliti

selanjutnya.

Diharapkan penelitian ini

menjadi bahan rujukan dan untuk

Page 18: KINERJA GURU BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 8 … · semakin meningkatkan kompetensinya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman . Kata ... siswa dan guru banyak ... akademik maupun

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 18

mendapatkan praktik terbaik (best

practice) pada aspek kompetesi

guru, sehingga hasil penelitian

selanjutnya akan semakin baik serta

dapat memperoleh ilmu

pengetahuan yang baru. Selain itu

bagi para peneliti mengenai kinerja

guru selanjutnya diharapkan kiranya

dapat dijadikan acuan untuk

pengembangan teori pengembangan

kompetensi guru.

DAFTAR RUJUKAN

Ajeng, A. W. 2015. Wujud

Implementasi RPP Bahasa

Indonesia dalam Kegiatan

Pembelajaran oleh Guru SMP

di Kabupaten Lumajang. Skripsi

tidak diterbitkan. Malang:

Fakultas Sastra UM.

Asmarani, Nur’aeni. 2014. Peningkatan

Kompetensi Profesional Guru

Di Sekolah Dasar. Jurnal

Administrasi Pendidikan FIP

UNP, vol. 2 no. 1.

Balqis, Putri & Usman, Nasir &

Ibrahim, Sakdiah. 2014.

Kompetensi Pedagogik Guru

dalam Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa pada SMPN 3

Ingin Jaya Kabupaten Aceh

Besar. Jurnal Administrasi

Pendidikan, vol. 2, no. 1, hal.

25-28.

Bogdan, R. C. & Biklen, S. K. 1992.

Qualitative Research for

Education: An Introduction to

Theory and Methods. Boston:

Ally and Bacon.

Creswell, J. W. 2008. Research Design:

Qualitative, Quantitative, and

Mixed Methods Approaches.

California: Sage Publication.

Fitriani, Cut; AR, Murniati; dan Usman,

Nasir. 2017. Kompetensi

Profesional Guru dalam

Pengelolaan Pembelajaran di

MTs Muhammadiyah Banda

Aceh. Jurnal Magister

Administrasi Pendidikan, vol. 5,

no. 2, hal. 88-95.

Hasibuan, M. F. 2014. Peranan

Kompetensi Kepribadian Guru

Terhadap Pengembangan Nilai-

Nilai Sikap dan Perilaku Siswa

Tingkat Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.

Medan: Widyaiswara Balai

Diklat Keagamaan Medan,

Kemendikbud. 2014. Bahasa

Indonesia: Ekspresi Diri dan

Akademik, Edisi Revisi. Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

Miles, M. B & Huberman, M. A. 1992.

Analisis Data Kualitatif

(Tjectjep Rohendi Rohidi, Ed.).

Jakarta: Penerbit Universitas

Indonesia.

Mulyasa, E. 2013. Standar Kompetensi

dan Sertifikasi Guru. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Nuraidah. 2013. Kompetensi

Profesional Guru Untuk

Meningkatkan Mutu

Pembelajaran Di Madrasah

Ibtidaiyah Negeri Sei Agul

Medan. Tesis tidak diterbitkan.

Medan: PPS IAIN Medan.

Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia

Nomor 16 Tahun 2007 tentang

Standar Kualifikasi Akademik

Dan Kompetensi Guru, (online),

(https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/

bsnp/Permendiknas16-

2007KompetensiGuru.pdf,

diakses 10 Agustus 2017).

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan, (online),

(http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/P

P19-2005SNP.pdf. diakses 13

Desember 2017).

Page 19: KINERJA GURU BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 8 … · semakin meningkatkan kompetensinya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman . Kata ... siswa dan guru banyak ... akademik maupun

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 19

Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun

2008 tentang Guru, (online),

(https://ngada.org/pp74-

2008pjl.htm, diakses 13 Agustus

2017).

Rafli, Muhammad Febri. 2017.

Pengaruh Kompetensi Sosial

Guru Terhadap Prestasi Belajar

Matematika. Prosiding Seminar

Nasional Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Medan.

Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum.

Jakarta: Rajawali Pers.

Sadiyah, Halimah. 2014. Peranan

Kompetensi Kepribadian dan

Kompetensi Sosial Guru Akidah

Akhlak Terhadap Akhlak Siswa

Kelas II Di Madrasah Aliyah

Mu’allimin Muhammadiyah

Surakarta 2014. Skripsi tidak

diterbitkan. Surakarta: UMS.

Suprijono, Agus. 2011. Model-Model

Pembelajaran. Jakarta:

Gramedia Pustaka Jaya.

Syafrudin. 2014. Kemampuan Guru

Tersertifikasi dalam

Perencanaan dan Penerapan

Pembelajaran (Studi Multikasus

pada SMK Negeri Kota Palu).

Disertasi tidak diterbitkan.

Malang: PPS UM.

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen,

(online),

(http://humas.unimed.ac.id/wp-

content/uploads/2015/04/Undan

g-undang -Nomor-14-Tahun-

2005.pdf, diakses 13 Desember

2017).

Uno, Hamzah B. 2017. Profesi

Kependidikan: Problema,

Solusi, dan Reformasi

Pendidikan di Indonesia.

Jakarta: PT Bumi Aksara.

Zulfahmi. 2013. Indikator Pembelajaran

Aktif dalam Konteks

Pengimplementasian Pendekatan

Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,

dan Menyenangkan (PAKEM). Jurnal,

jilid 1, no. 4. Hal 278-284.

Page 20: KINERJA GURU BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 8 … · semakin meningkatkan kompetensinya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman . Kata ... siswa dan guru banyak ... akademik maupun

NOSI Volume 6, Nomor 2 Agustus 2018 _________________________________________ Halaman 20