42
KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESA (Studi Di Desa Toapaya Kecamatan Toapaya Kabupaten Bintan) NASKAH PUBLIKASI Oleh : MOCHAMMAD ABDULLAH NIM : 100563201202 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016

KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

  • Upload
    lamtram

  • View
    227

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESA

(Studi Di Desa Toapaya Kecamatan Toapaya Kabupaten Bintan)

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :

MOCHAMMAD ABDULLAH

NIM : 100563201202

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2016

Page 2: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

1

ABSTRAK

Kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau

kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang masing-masing

dalam upaya pencapaian tujuan organisasi secara legal, tidak melanggar hukum,

sesuai dengan moral dan etika. Penelitian ini dilaksanakan di kantor Desa

Toapaya Utara Kabupaten Bintan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja

aparatur pemerintah desa dalam pemberian pelayanan sehingga berdampak positif

terhadap kinerja yang telah dilakukan. Infomran dalam penelitian ini adalah

perangkat desa dan masyarakat, penelitian ini mengunakan metode deskriftif

kualitatti, sedangkan jenis dan sumber data adalah data primer dan sekunder.

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

pemerintah desa sudah memenuhi tiga aspek substansi sebagai indikator kesiapan

kinerja pegawai. Pertama, produktifitas aparat Desa sudah cukup baik dimana hal

ini ditunjukkan dengan adanya komitmen dan kesungguhan aparat dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya. Kedua, ketaatan terhadap peraturan juga

sudah dilaksanakan, meskipun belum sepenuhnya berjalan sesuai komitmen akan

aturan dan prosedur pelayanan yang ada. Ketiga, kedisiplinan pegawai juga sudah

memperlihatkan hasil yang baik.

Selain hal tersebut kinerja aparatur desa juga belum sepenuhnya didukung

oleh sumber daya manuisa yang memadai selain itu sarana dan prasarana kerja

kantor juga mempengaruhi keberhasilan kinerja secara menyeluruh. Kedepan

aparatur pemerintahan lebih meningkatkan kinerjanya dalam rangka pencapaiian

pelayanan yang baik.

Kata Kunci: Kinerja, Aparatur, Pemerintah Desa

Page 3: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

2

ABSTRACT

Performance is the result of work that can be achieved by a person or

group of people within an organization in accordance with the powers of each in

achieving the objectives of the organization legally, does not violate the law, in

accordance with moral and ethics.

This research was conducted at the North Toapaya Village of Bintan

Regency. The purpose of this research was to determine how village government

officials performance in services delivery so that a positive impact on the work

done so. Infomran in this research is village government officials and the

community, this study uses qualitative descriptive method, while the types and

sources of data are primary and secondary data.

Based on the research results and discussion can be concluded the village

government officials performance already meet the three aspects of the substance

as an indicator of the readiness of employee performance. First, productivity is

good enough village officials where this is demonstrated by their commitment and

sincerity of officials in carrying out its duties and functions. Secondly, observance

of the rules has also been implemented, although not yet fully running as a

commitment to the rules and procedures of existing services. Third, employee

discipline has also been showing good results.

Besides this, the village government officials performance also have not

been fully supported by adequate human resources in addition to the facilities and

infrastructure of offices also affects the overall performance success. Fore the

village government officials to improve its performance in order to achieve good

service.

Keywords: Performance, officials, Village Government

Page 4: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

3

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perlunya pembangunan

yang merata baik dikota maupun

di daerah-daerah menjadi

tanggung jawab mutlak negara,

oleh karena itu penyelengaraan

pemerintahan harus di

aktualisasikan dengan sebaik

mungkin. Fakta sejarah sistem

pemerintahan di masa lalu yang

sentralis, dengan konsep

kebijakan daerah cendrung

dikuasai pemerintahan pusat.

Dengan adanya reformasi

sekarang sistem sentralisasi

berubah menjadi desentralisasi.

Desentralisasi adalah penyerahan

wewenang pemerintah oleh

pemerintah kepada daerah otonom

dalam kerangka Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Daerah bisa

mengambil kebijakan dan

keputusan sendiri dengan

mengacu kepada peraturan dan

perundangan yang berlaku.

Dengan keluarnya Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintah Daerah,

pemerintah memberikan

kewenangan yang luas, nyata dan

bertanggung jawab kepada daerah

sehingga memberikan peluang

kepada daerah agar leluasa

mengatur dan melaksanakan

kewenanganya atas prakarsa

sendiri sesuai dengan kepentingan

masyarakat setempat dan potensi

setiap daerah. Tetapi daerah perlu

juga mengambil tindakan untuk

pemerintah desa dengan kata lain

pemerintah daerah harus tanggap

terhadap pemerintahan yang lebih

kecil di daerah. Dapat kita ketahui

bahwa pemerintah daerah

merupakan sistem dan

pemerintahan desa menjadi sub

sistem dari pemerintah daerah.

Adapun urusan pemerintah

yang menjadi kewenangan

pemerintah desa menurut

Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintah Daerah

pasal 206 mencakup:

1. Urusan pemerintah yang sudah

ada berdasarkan hak usul desa

2. Urusan pemerintah yang

menjadi kewenangan

Kabupaten/ Kota yang

diserahkan pengaturanya

kepada desa.

3. Tugas pembantuan dari

pemerintah, pemerintah

provinsi, dan atau pemerintah

kabupaten atau kota.

4. Urusan pemerintah lainya yang

oleh peraturan perundang-

undangan diserahkan kepada

desa.

Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah secara umum telah

memberikan landasan yang relatif

kokoh untuk mewujudkan

demokratisasi baik pada

perpolitikan daerah maupun pada

tingkat penyelenggaraan

pemerintah Desa.

Page 5: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

4

Penyelenggaraan

pemerintah desa merupakan

subsistem dari pelaksanaan

otonomi daerah sehingga

mempunyai kewenangan untuk

mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat.

Kepala Desa sebagai pemimpin

penyelenggaraan pemerintah desa

mempunyai tugas dan tanggung

jawab yang besar dalam mengatur

dan mengurus kepentingan

masyarakat untuk mencapai

tujuan dan cita-cita bersama. Oleh

karena itu, dalam melaksanakan

tugasnya Kepala Desa dibantu

oleh perangkat desa.

Keberhasilan pembangunan Desa

sangat ditentukan oleh

kemampuan aparat dalam

merumuskan program/kebijakan

untuk dilaksanakan oleh aparat

pemerintah dan kelompok-

kelompok masyarakat yang ikut

serta bersama-sama melaksanakan

program/kebijakan yang telah

diputuskan, yang didukung oleh

sarana dan prasarana yang ada.

Aparatur pemerintah

desa merupakan faktor penentu

dalam sukses atau gagalnya

pembangunan di desa , Kepala

desa dan Jajaran pemerintahan

desa dituntut untuk memberikan

pelayanan yang baik kepada

masyarakat. Kualitas perangkat di

tingkat Desa yang baik adalah

mereka yang mampu

melaksanakan tugas-tugas secara

baik, bekerjasama dengan tingkat

produktivitas yang tinggi yang

memungkinkan tujuan organisasi

dapat tercapai dengan baik.

Kondisi organisasi yang

demikian itu tentunya diperlukan

adanya para bawahan yang

memiliki sikap dan prilaku, serta

kinerja yang tinggi, karena

dengan kinerja tersebut segala

sesuatu yang dilaksanakan benar-

benar mengacu pada nilai-nilai

berlaku, sehingga masyarakat

dapat memperoleh dampak yang

positif, yakni pelayanan dan

peningkatan taraf kesejahteraan

serta manfaat lainnya yang besar

dari pembangunan yang dilakukan

bersama-sama pemerintah.

Dengan demikian output

dari pelaksanaan tugas adalah jasa

pelayanan kepada masyarakat

sehingga pelayanan dikatakan

efektif apabila aparat berhasil

dalam melaksanakan tugasnya.

Dengan kata lain keberhasilan

tugas pemerintah di tingkat desa

dalam pembangunan banyak

tergantung pada kerja dan

kemampuan bawahannya. Dari

penjelasan tersebut kita dapat

melihat bahwa kedudukan dan

peranan aparatur pemerintahan

desa sangat penting dan

menentukan keberhasilan

pembangunan desa itu sendiri.

Salah satu bentuk nyata dari

pelayanan aparatur pemerintahan

dapat dilihat dari kinerja pegawai

dan staf di Kantor Desa, kinerja

aparatur di kantor desa

Page 6: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

5

mencerminkan tugas dan

pencapaian hasil kerja. Aparat

Desa sebagai pelaksana tugas

pemerintahan tingkat desa

dituntut untuk mampu menangani

kendala-kendala yang dihadapi

dalam usaha-usaha pembangunan

yang digalakkan pemerintah.

Aparatur desa harus mampu

melaksanakan fungsi utamanya

yaitu memberikan pelayanan

kepada masyarakat dengan baik,

cekatan, efektif dan efisien.

Aparatur pemerintah di

tingkat Desa dituntut untuk dapat

memberikan kontribusi yang

maksimal, akan tetapi

perbandingan jumlah aparat yang

tidak seimbang dengan jumlah

penduduk yang harus dilayani

akan menimbulkan persoalan

apabila kerja aparat lamban dan

tidak efisien dalam memberikan

pelayanan khususnya di bidang

adminsirtasi.

Hal ini yang terjadi di Desa

Toapaya Kecamatan Toapaya

Kabupaten Bintan, menurut data

penduduk tahun tahun 2014,

jumlah penduduknya mencapai

1.411 jiwa, khusus untuk

pelayanan di kantor kelurahan

jumlah pegawai yang ada

sebanyak 11 orang.

Berdasarkan penelitian awal

ditemukan pelayanan yang

diberikan oleh aparatur desa

Toapaya, masih belum

terakomodir dengan baik, salah

satu contoh masih ada warga di,

saat datang ke Kantor Desa untuk

meminta surat pengantar untuk

membuat keterangan kelakuan

baik dari Kepolisian, Pegawai

yang melayaninya sangat lambat

dan terlalu prosedural. Penulis

juga memperoleh keluhan lain

dari warga yang tidak puas atas

pelayanan yang diberikan

Pelayanan yang diberikan

masih tidak tepat waktu, seperti

pembuatan Kartu Keluarga yang

seharusnya maksimal di kerjakan

selama 2 (dua) minggu menjadi

lebih lama dan hal seperti ini juga

terjadi pada proses adminstrasi

dan surat surat lainnya. Kondisi

diatas tentu saja menjadi

hambatan bagi masyarakat di

Desa Toapaya Kabupaten Bintan

dalam melakukan aktifitas dan

pekerjaan sehari-hari.

Sehubungan dengan

permasalahan diatas, dari

observasi yang dilakukan,

ditemukan gejala-gejala yang

berhubungan dengan kinerja

aparatur desa antara terlihat

berdasarkan daftar absensi masih

adanya staf desa yang datang

terlambat dan pulang tidak sesuai

dengan jam kerja yang di

tetapkan.

Dari kenyataan tersebut

diatas, mengingat pentingnya

makna kinerja aparatur kelurahan

dalam rangka mencapai pelayanan

yang baik kepada masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas maka

penulis tertarik untuk meneliti

Page 7: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

6

tentang Kinerja Aparatur

Pemerintah di Desa Toapaya

Utara Kabupaten Bintan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang

diatas maka permasalahan dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Kinerja Aparatur

Pemerintah di Desa Toapaya

Utara Kabupaten Bintan?.

2. Faktor-faktor apakah yang

mempengaruhi Kinerja

Aparatur Pemerintah di Desa

Toapaya Utara Kabupaten

Bintan

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian

ini adalah untuk mengetahui

Kinerja Aparatur Pemerintah di

Desa Toapaya Utara Kabupaten

Bintan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan

dalam penelitian ini adalah :

a. Memberikan masukan bagi

aparat Pemerintah di Desa

Toapaya Utara Kabupaten

Bintan agar dapat

melaksanakan tugas sesuai

dengan norma dan peraturan

perundang-undang yang

berlaku.

b. Dapat memberikan

pengetahuan bagi penulis

khususnya dan bagi para

pembaca pada umumnya

mengenai Kinerja Aparatur

Pemerintah di Desa Toapaya

Utara Kabupaten Bintan.

E. Konsep operasional

Untuk mengarahkan

pengumpulan, pengolahan dan

analisis data dalam penelitian ini

sejumlah definisi operasional

berikut.

1) Kinerja merupakan tingkat

keberhasilan dalam pencapain

tujuan terutama dalam

penyelenggaraan pemerintahan.

Kinerja aparatur di Desa Toapaya

Utara Kabupaten Bintan diukur

dengan menggunakan dua

kelompok indikator yang terdiri

dari :

Produktifitas kerja yang

memiliki ukuran pokok di

antaranya :

- Sikap aparat, dimana

dalam melaksanakan tugas

pekerjaannya dapat dilihat

melalui kesediaan para

pegawai untuk bekerja

secara efektif dan efisien.

- Kemampuan aparat yang

merupakan hasil yang

diperoleh dari pekerjaan

yang dilaksanakan oleh

pegawai dalam

melaksanakan tugas-

tugasnya sebagai abdi

masyarakat dan abdi negara.

- Semangat kerja, yang

dapat diartikan sebagai

sikap mental para pegawai

dalam melaksanakan tugas-

Page 8: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

7

tugasnya, dimana sikap

mental ini di tunjukkan oleh

adanya kegairahan dalam

melaksanakan tugas.

Ketaatan aparat secara garis

besar terdapat beberapa ukuran

pokok yaitu tarif pelayanan,

ketepatan waktu, dan tata cara

pelayanan

kedisiplinan memiliki

ukuran pokok yang harus ada

yaitu kehadiran aparat,

transparansi proses pelayanan,

dan hasil pelayanan.

2) Faktor-faktor yang

mempengaruhi Kinerja Aparatur

Pemerintah di Desa Toapaya

Utara Kabupaten Bintan yaitu :

Kemampuan sumber daya

manusia ( aparat )

Sarana dan prasarana

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah

penelitian Diskriptif Kualitatif

yaitu suatu proses pemecahan

masalah yang di selidiki

dengan menggambarkan objek

penelitian secara jelas dan

lebih mendetail

(Konfrenhensip), serta untuk

menarik generalisasi yang

menjelaskan variabel yang

menyebabkan suatu gejala atau

kenyataan sosial. Penelitian

Deskriptif Kualitatif bertujuan

untuk memperoleh informasi-

informasi keadaan saat ini dan

kaitanya dengan variabel-

variabel yang ada pada

penelitian ini.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada

Kantor Desa Toapaya Utara

Kecamatan Toapaya

Kabupaten Bintan. Adapun

alasan lokasi penelitian, lebih

dikarenakan bahwa adanya

sejumlah infromasi yang

diperoleh terkait dengan masih

belum maksimalnya kinerja

pelayanan di kantor desa

tersebut, hasil obeservasi awal

yang dilakukan menguatkan

keinginan penulis untuk

melakukan sebuah penelitian

secara komprehensif terkait

kinerja aparatur desa. Nantinya

peneliitian ini bisa memberikan

jawaban akan kondisi

sesungguhnya yang terjadi.

Selain itu, Kantor Desa

Toapaya Utara juga mudah

dijangkau, sehingga alasan

waktu dan jarak lokasi

penelitian juga menjadi

pertimbangan penulis.

3. Informan

Dalam penelitian ini

penulis menggunakan teknik

sampling, yaitu teknik

pengambilan sampel secara

sengaja dengan catatan sampel

tersebut mempunyai hubungan

dengan permasalahan yang

sedang diteliti. Secara umum

untuk menemukan hasil

sebagaimana maksud dari

Page 9: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

8

penelitian ini, maka selain

mencari infromasi dari

pegawai di lingkungan kerja

desa, peneliti juga menjadikan

masyarakat yang pernah

menerima atau pernah

berurusan dengan kantor desa

tersebut sebagai informan.

Jumlah informan akan

disesuaikan dengan kebutuhan

data dan infromasi yang akan

menguatkan kesempurnaan

penelitian ini, sehingga jumlah

informan belum bisa

sepenuhnya dipastikan

berjumlah berapa, namun

informan cuba penulis batasi

sebanyak 14 orang yang akan

diambil diantaranya:

1) Aparatur Pemerintah Desa

Toapaya Utara Kabupaten

Bintan yaitu :

- 1 orang (Kepala Desa)

- 4 orang (Staf/Perangkat

Desa)

2) Masyarakat Desa Toapaya

Utara yang

berjumlah 9 orang

4. Sumber Data

a. Data Primer yaitu data yang

diperoleh langsung dari

responden yang

berhubungan dengan objek

penelitian, data ini berupa

tanggapan responden dan

hasil wawancara serta

menyebarkan kuesioner.

b. Data Sekunder yaitu data

yang diperoleh langsung

dari Desa Toapaya Utara,

Seperti Struktur organisasi

Kantor Kepala Desa,

Monograpi Desa, Arsip,

dan bahan lain yang

relevan dengan objek

penelitian.

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data

yang benar dan relefan dengan

tujuan penelitian ini maka

penulis menggunakan beberapa

teknik pengumpulan data yaitu:

1) Studi Kepustakaan, yakni

dengan mempelajari buku-

buku literatur, peraturan

perundang-undangan dan

dokumen-dokumen

lainnya yang ada

hubungannya dengan

penelitian ini.

2) Studi Lapangan, yaitu

mengumpulkan data dan

fakta empirik secara

langsung di lapangan guna

mendapatkan data-data

primer, melalui :

o Wawancara, yaitu

melakukan tanya

jawab kepada sasaran

penelitian untuk

memperoleh data yang

lebih akurat dari

informan dan

responden melalui

kuesioner.

Page 10: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

9

o Kuesioner, yaitu

melakukan kegiatan

memberikan sejumlah

daftar pertanyaan

yang di isi oleh

responden dalam

rangka mendukung

hasil wawancara.

o Pengamatan langsung

(observasi ), yaitu

melakukan

pengamatan secara

langsung kinerja

aparat kelurahan serta

faktor-faktor yang

mempengaruhi aparat

kelurahan Desa

Toapaya Utara.

H. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini

untuk menguji kebenaran dari

penelitian ini, penulis

menggunakan teknik analisis

data Diskriftif Kualitatif, yang

mana setelah data dan

informasi yang diperlukan

terkumpul, maka data tersebut

dikelompokan menurut jenis

dan macam data, serta di

tambahkan dengan keterangan

yang sifatnya mendukung dan

menjelaskan hasil penelitian

untuk kemudian dianalisis

secara kualitatif, dengan

menggambarkan secara utuh

kenyataan mengenai kinerja

aparatur pemerintah desa,

kemudian dapat diambil

kesimpulan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Definisi Kinerja

Kinerja adalah hasil

kerja yang dapat dicapai oleh

seseorang atau sekelompok

dalam suatu organisasi, sesuai

dengan wewenang dan

tanggung jawab masing-

masing, dalam rangka

mencapai tujuan

organisasi/instansi yang

bersangkutan secara legal,

tidak melanggar hukum sesuai

dengan moral maupun etika

(Sumo prawiro dan Hariyoso.,

2002: 2)

Menurut Ruky (2004 :

15), mendefinisikan kinerja

sebagai prestasi kerja

sedangkan Adam (1983:12 ),

menyatakan bahwa kinerja

adalah suatu kajian prilaku

yang selalu dihubungkan

dengan kemampuan dan

motivasi, dimana

kemampuan dibentuk dari

keterampilan dan

pengetahuan yang dimiliki,

sedangkan motivasi

terbentuk dari kondisi kerja

dan pemenuhan kebutuhan .

Sedangkan Prayudi

(2001: 15), kinerja dapat

disimpulkan sebagai

kontribusi yang diberikan

oleh suatu bagian (divisi )

bagi tujuan organisasi.

Selanjutnya Bernadin dan

Page 11: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

10

Russel dalam Ruky (2004 :

15), mengatakan bahwa

prestasi kerja adalah catatan

tentang hasil-hasil yang

diperoleh dari fungsi-fungsi

pekerjaan tertentu selama

kurun waktu tertentu. Jika

yang melakukan pekerjaanya

adalah team/Individu maka

penilaian kinerja tersebut

dilakukan terhadap prestasi

kerja yang dicapai oleh team

/ individu.

2. Ukuran dan Indikator

Kinerja

Sudarmayanti

(2003 : 147) mendifinisikan

kinerja sebagai hasil kerja

seseorang, dan merupakan

suatu proses manajemen dari

suatu organisasi secara

keseluruhan dimana hasil

kerja tersebut dapat

ditunjukkan secara kongkrit

dan dapat diukur

(dibandingkan dengan

standar yang telah

ditentukan). Konsep untuk

mengukur kinerja meiputi:

1) Dimensi Kinerja Pemerintah

Kelurahan yaitu :

Produktifitas kerja yang

memiliki ukuran pokok di

antaranya :

Sikap Aparat, dimana

dalam melaksanakan

tugas pekerjaannya dapat

dilihat melalui kesediaan

para pegawai untuk

bekerja secara efektif dan

efisien.

Kemampuan, dimana

aparatur memiliki skill

dalam melaksanakan

tanggung jawab

pekerjaannya.

Semangat kerja, yang

dapat diartikan sebagai

sikap mental para

pegawai dalam

melaksanakan tugas-

tugasnya, dimana sikap

mental ini di tunjukkan

oleh adanya kegairahan

dalam melaksanakan

tugas.

Ketaatan aparat secara

garis besar terdapat

beberapa ukuran pokok

yaitu pengenaan biaya,

ketepatan waktu, dan tata

cara pelayanan yang

terintegrasi sehingga

manfaatnya besar.

Kedisiplinan memiliki

ukuran pokok yang harus

ada yaitu kehadiran aparat,

transparansi proses

pelayanan, dan hasil

pelayanan.

Sedangkan, faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja aparat

memiliki ukuran yaitu:

Kemampuan sumber

daya manusia ( aparat )

Sarana dan prasarana

Kinerja dapat diartikan

sebagai gambaran mengenai

Page 12: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

11

tingkat pencapaian pelaksanaan

suatu kegiatan atau program

atau kebijakan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan,

misi dan visi organisasi yang

tertuang dalam rencana strategi

suatu organisasi. Menurut

Dessler (1997:18), kinerja

merupakan prosedur yang

meliputi (1) penetapan standar

kinerja; (2) penilaian kinerja

aktual pegawai dalam

hubungan dengan standar-

standar ini; (3) memberi umpan

balik kepada pegawai dengan

tujuan memotivasi orang

tersebut untuk menghilangkan

kemerosotan kinerja atau terus

berkinerja lebih tinggi lagi.

3. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja

Tinggi rendahnya kinerja

pegawai tergantung kepada

faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Dalam hal

ini Jones (2002:92)

mengatakan bahwa “Banyak

hal yang menyebabkan

terjadinya kinerja yang buruk,

antara lain: (1) kemampuan

pribadi, (2) kemampuan

manajer, (3) kesenjangan

proses, (4) masalah

lingkungan, (5) situasi pribadi,

(6) motivasi”. Kinerja

merupakan penampilan hasil

kerja pegawai baik secara

kuantitas maupun kualitas.

Kinerja dapat berupa

penampilan kerja perorangan

maupun kelompok (Ilyas,

1993). Kinerja organisasi

merupakan hasil interaksi yang

kompleks dan agregasi kinerja

sejumlah individu dalam

organisasi.

Untuk mengetahui faktor

yang mempengaruhi

(determinan) kinerja individu,

perlu dilakukan pengkajian

terhadap teori kinerja. Secara

umum faktor fisik dan non

fisik sangat mempengaruhi.

Berbagai kondisi lingkungan

fisik sangat mempengaruhi

kondisi pegawai dalam bekerja.

Selain itu, kondisi lingkungan

fisik juga akan mempengaruhi

berfungsinya faktor lingkungan

non fisik. Pada kesempatan ini

pembahasan kita fokuskan

pada lingkungan non-fisik,

yaitu kondisi-kondisi yang

sebenarnya sangat melekat

dengan sistem manajerial

instansi.

Menurut Sentono (1999)

kinerja seorang pegawai akan

baik, jika pegawai mempunyai

keahlian yang tinggi, kesediaan

untuk bekerja, adanya

imbalan/upah yang layak dan

mempunyai harapan masa

depan. Secara teoritis ada tiga

kelompok variabel yang

mempengaruhi perilaku kerja

dan kinerja individu, yaitu:

variabel individu, variabel

organisasi dan variabel

Page 13: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

12

psikologis. Kelompok variabel

individu terdiri dari variabel

kemampuan dan ketrampilan,

latar belakang pribadi dan

demografis.

Menurut Gibson (1987),

variabel kemampuan dan

ketrampilan merupakan faktor

utama yang mempengaruhi

perilaku kerja dan kinerja

individu. Sedangkan variabel

demografis mempunyai

pengaruh yang tidak langsung.

Kelompok variabel psikologis

terdiri dari variabel persepsi,

sikap, kepribadian, belajar dan

motivasi. Variabel ini menurut

banyakdipengaruhi oleh

keluarga, tingkat sosial,

pengalaman kerja sebelumnya

dan variabel demografis.

Menurut Kopelman

(1986), variabel imbalan akan

berpengaruh terhadap variabel

motivasi, yang pada akhirnya

secara langsung mempengaruhi

kinerja individu. Kelompok

pegawai yang tidak diberi.

Menurut Mitchell dan Timpe

(1999), motivasi bersifat

individual, dalam arti bahwa

setiap orang termotivasi oleh

berbagai pengaruh hingga

berbagai tingkat. Mengingat

sifatnya ini, untuk peningkatan

kinerja individu dalam

organisasi, menuntut para

atasan untuk mengambil

pendekatan tidak langsung,

menciptakan motivasi melalui

suasana organisasi yang

mendorong para pegawai untuk

lebih produktif. Suasana ini

tercipta melalui pengelolaan

faktor-faktor organisasi dalam

bentuk pengaturan sistem

imbalan, struktur, desain

pekerjaan serta pemeliharaan

komunikasi melalui praktek

kepemimpinan yang

mendorong rasa saling percaya.

Faktor-faktor penentu

pencapaian prestasi kerja atau

kinerja individu dalam

organisasi menurut

Mangkunegara (2005:16-17)

adalah sebagai berikut:

a) Faktor Individu

Secara psikologis, individu

yang normal adalah individu

yang memiliki integritas

yang tinggi antara fungsi

psikis (rohani) dan fisiknya

(jasmaniah). Dengan adanya

integritas yang tinggi antara

fungsi psikis dan fisik, maka

individu tersebut memiliki

konsentrasi diri yang baik.

Konsentrasi yang baik ini

merupakanmodal utama

individu manusia untu

mampu mengelola dan

mendayagunakan potensi

dirinya secara optimal

dalam melaksanakan

kegiatan atau aktivitas kerja

sehari-hari dalam mencapai

tujuan organisasi.

b) Faktor Lingkungan

Organisasi

Page 14: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

13

Faktor lingkungan kerja

organisasi sangat

menunjang bagi individu

dalam mencapai prestasi

kerja. Faktor lingkungan

organisasi yang dimaksud

antara lain uraian jabatan

yang jelas, autoritas yang

memadai, target kerja yang

menantang, pola

komunikasi kerja efektif,

hubungan kerja harmonis,

iklim kerja respek dan

dinamis, peluang berkarier

dan fasilitas kerja yang

relatif memadai. Dari

pendapat di atas dapat

dijelaskan, bahwa faktor

individu dan faktor

lingkungan organisasi

berpengaruh terhadap

kinerja pegawai.

B. Pemerintah Desa

Hakikat Otonomi daerah

adalah efisensi dan efektifitas

dalam menyelenggarakan

pemerintahan, yang ada pada

akhirnya bernuansa pada

pemberian pelayanan kepada

mayarakat yang pada hakikatnya

semakin lama semakin baik,

disamping memeberikan peluang

peranan kepada masyarakat dalam

kegiatan pemerintahan dan

pembangunan secara luas dalam

konteks demokrasi.

Pemerintah Desa terdiri dari

Kepala Desa dan Badan

Permusyawaratan desa (BPD)

yang menjadi mitra kerja

Pemerintah Desa. Perubahan

peraturan tentang Pemerintah

Daerah melalui undang-undang

Nomor 32 Tahun 2004 telah

membawa konsekuensi penting

terhadap elemen dasar

pemerintahhan, yaitu Pemerintah

Desa. Sekalipun tidak begitu

siknipikan perubahan yang

ditampilkan oleh undang-undang

tersebut dibandingkan dengan

undang-undang Nomor 22 Tahun

1999. Namun dapat dipahami

bahwa pengaturan Pemerintahan

Desa tampak mengalami

perhatian serius, saat ini

pemerintah telah mengesahkan

Undang-undang Nomor 6 tahun

20014 Tentang Desa, walaupun

keberadaan undang-undang ini

masih menunggu peraturan

pemerintah sebagai pedoman

penerapan undang-undang

tersebut. Oleh karena itu pada

skripsi ini masih dibahas

perubahan atas format

Pemerintahan Desa menurut

perspektif Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 dengan

mempersoalkan kembali

relativitas Otonomi Desa secara

normatif dengan membandingkan

dalam realitas penyelenggaraanya.

Pertama, Adanya

pemisahan antara kekuasaan

Eksekutif Desa (Pemerintah Desa)

dan Legislatif Desa (BPD).

Dengan adanya pemisahan

tersebut, maka kekuasaan mulai

Page 15: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

14

dibagi, dipisahkan secara dibatasi.

Eksekutif Desa (Pemerintahan

Desa) tidak lagi menjadi “pusat”

dari proses pembuatan, pelaksana

dan pengawasan kebijakan Desa,

namun hanya sebagai pelaksana

kebijakan. Proses pembuatan

kebijakan desa dilakukan dengan

melakukan pelibatan partisipasi

masyarakat melalui saluran

formal berupa lembaga Legisalatif

Desa (BPD) dan sekaligus

Lembaga Legislatif Desa dapat

digunakan masyarakat untuk

melakukan kontrol atas

pelaksanaan kebijakan desa yang

dilakuakn oleh Eksekutif Desa

(Pemerintah Desa). Dengan

adanya pemisahan kekuasaan

antara Eksekutif Desa dengan

Legislatif Desa maka telah terjadi

perubahan struktur Pemerintahan

Desa yang tidak lagi bersifat

sentralistik berganti dengan

pengaturan Pemerintahan Desa

secara demokratis melalui

pemberian tempat bagi adanya

partisipasi oleh warga desa.

Kedua, pengurangan

mengenai sistem hirarki birokrasi.

Jika pada masa orde baru

Pemerintah Desa hanya menjadi

sub bagian dari kabupaten yang

dapat di kontrol dan di intervensi

melalui kecamatan. Dengan

adanya struktur Pemerintahan

Desa yang baru, kecamatan tidak

lagi membawahi Desa, dan Desa

langsung berhubungan dengan

kabupaten. Hubungan antara desa

dengan kabupaten yang kemudian

diatur lebih dalam hubungan-

hubungan yang bersifat

formalistik. Hal tersebut misalnya

tercermin dalam mekanisme

pertanggung jawaban kepala desa

yang lebih ditekankan untuk

diberikan kepada masyarakat

melalui lembaga Badan

Permusyawaratan Desa (BPD)

dan ketingakat kabupaten lebih

bersifat pelaporan. Dengan

adanya struktur yang demikian,

maka jalanya pemerintahan desa

lebih bisa di kontrol oleh

masyarakat desa sendiri dan

bukan oleh pemerintah yang lebih

diatas. Dengan kata lain proses

yang terjadi didesa lebih

ditekankan pada dinamika internal

desa dibandingkan dengan

instruksi dari hirarki pemerintah

atasnya.

Dalam melaksanakan

kewenangan yang dimilikinya

untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat, di desa

atau yang disebut nama lain di

bentuk Badan Permusyawaratan

Desa sebagai lembaga legislasi

(menetapkan kebijakan desa) dan

menampung serta menyalurkan

aspirasi masyarakat bersama

kepala desa. Lembaga ini pada

hakikatnya adalah mitra kerja

pemerintah desa yang memiliki

kedudukan sejajar dalam

menyelenggarakan urusan

pemerintahan, pembangunan dan

pemberdayaan masyarakat.

Page 16: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

15

Sebagai lembaga legislasi, BPD

memiliki hak untuk meyetujui

atau tidak terhadap kebijakan desa

yang dibuat oleh Pemerintahan

Desa. Lembaga ini juga dapat

membuat rancangan Peraturan

Desa untuk secara bersama-sama

Pemerintah Desa ditetapkan

menjadi Peraturan Desa. Disini

terjadi mekanisme Chek and

Balance System dalam

penyelenggaraan Pemerintah Desa

yang lebih demokratis. Dalam hal

BPD sebagai lembaga

pengawasan, BPD juga memiliki

kewajiban untuk melakukan

kontrol terhadap implementasi

Kebijakan Desa, Anggaran dan

Pendapatan Belanja Desa

(APBDes) serta pelaksanaan

keputusan pelaksanaan Kepala

Desa. Selain itu, dapat juga

dibentuk lembaga kemasyarakatan

desa sesuai kebutuhan desa untuk

meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam

penyelenggaraan pembangunan.

C. Perangkat Pemerintahan Desa

1). Kepala Desa

Kepala Desa merupakan

penyelenggara pemerintahan

didesa yang mana mempunyai

tugas untuk menyelenggarakan

urursan pemerintahan, dalam

hal ini pembangunan dan sosial

kemasyarakatan, dengan

,mekanisme yang sudah ada.

Kepala desa sebagai unsur

penyelenggaraan pemerintahan

desa, masa jabatannya

ditetapkan selama 6 (enam )

tahun dan dapat dipilih kembali

untuk 1(satu) kali masa

jabatan.

2) Badan Permusyawaratan

Desa

Badan

Permusyawaratan Desa

adalah lembaga yang

merupakan perwujudan

demokrasi dalam

penyelenggaraan

pemerintahan desa sebagai

unsur penyelenggara

Pemerintahan Desa, dalam

hal ini Badan

Permusyawaratan Desa

berfungsi menetapkan

peraturan bersama kepala

desa, menampung dan

menyalurkan aspirasi

masyarakat disamping itu,

BPD mempunyai fungsi

mengawasi pelaksanaan

peraturan desa dalam rangka

pemantapan pelaksanaan

kinerja pemerintahan desa.

Keanggotaan BPD terdiri dari

wakil penduduk desa

bersangkutan yang ditetapkan

dengan cara musyawarah dan

mufakat. Yang dimaksud

dengan wakil masyarakat

dalam hal ini seperti ketua

rukun warga, pemangku adat

dan tokoh masyarakat.

Dalam Undang-

Undang Nomor 32 Tahun

Page 17: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

16

2004 Tentang Pemerintah

Daerah pada pasal 209 ayat

(1) dinyatakan Badan

Permusyawaratan Desa

(BPD) berfungsi menetapkan

Peraturan Desa bersama

kepala desa, manampung dan

menyalurkan aspirasi

masyarakat serta melakukan

pengawasan dalam hal

pelaksanaan peraturan desa

dan keputusan kepala desa.

Sedangkan mengenai

keanggotaannya ditetapkan

dalam Pasal 210 yang

berbunyi:

1. Anggota Badan

Permusyawaratan Desa

adalah wakil dari

penduduk Desa

bersangkutan yang

ditetapkan dengan cara

musyawarah dan mufakat.

2. Pimpinan Badan

Permusyawaratan Desa

dipilih dari dan oleh

anggota Badan

Permusyawaratan Desa.

3. Masa jabatan Badan

Permusyawaratan Desa

adalah 6 (enam tahun )

dan dapat dipilih lagi

untuk 1 (Satu) masa

jabatan berikutnya.

4. Syarat dan tata cara

penetapan anggota dan

pimpinan badan

Permusyawaratan Desa

diatur dalam Perda yang

berpedoman pada

Peraturan Pemerintah.

Didalam Peraturan Daerah

Kabupaten Bintan Nomor 11 Tahun

2008 Tentang Badan

Permusyawaratan Desa, Pada BAB

III menyatakan tentang keanggotaan

Badan Permusyawaratan Desa,

antara lain :

1. Anggota BPD adalah Wakil dari

penduduk Desa yang

bersangkutan berdasarkan

keterwakilan wilayah yang

ditetapkan dengan musyawarah

dan mufakat.

2. Anggota BPD terdiri dari unsur

Ketua Rukun Warga, Golongan

Frofesi, Pemuka Agama, dan

Tokoh atau Pemuka masyarakat

lainya.

Dan mengenai jumlah anggota

BPD telah ditetapkan pada BAB III

pasal 5 yang berbunyi :

1) Jumlah anggota BPD ditetapkan

dengan jumlah ganjil, paling

sedikit 5 (lima) orang dan paling

banyak 11 (sebelas) orang,

dengan memperhatikan jumlah

penduduk.

2) Jumlah anggota BPD ditentukan

berdasarkan jumlah penduduk

desa yang bersangkutan, dengan

ketentuan :

a. Jumlah penduduk 0 sampai

dengan 1.000 jiwa jumlah

anggota BPD sebanyak 5

orang,

Page 18: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

17

b. 1.001 sampai 2.000 jiwa

sebanyak 7 orang anggota

c. 2.001 sampai dengan 2.500

jiwa sebanyak 9 orang anggota,

lebih dari 2.500 jiwa sebanyak

11 orang anggota.

Peranan Badan

Permusyawaratan Desa di

pertegas pada PP Nomor 72

Tahun 2005 pada pasal 35 dan 37

mengenai wewenang, kewajiban

dan hak penyelenggaraan

Pemerintah Desa.

III. PEMBAHASAN

A. Kinerja Aparatur Desa

Desa Toapaya Utara sebagai

salah satu instansi pemerintah daerah

sesuai dengan bidang tugasnya

melaksanakan urusan pemerintahan,

pembangunan dan kemasyarakatan,

berkewajiban juga menyusun

rencana strategis. Dengan demikian

diharapkan agar dapat menentukan

arah perkembangan dalam

meningkatkan kinerjanya, yang

mampu menjawab tuntutan

perkembangan lingkungan strategis

baik lokal, nasional, maupun global.

Sejalan dengan tuntutan

tersebut diatas, perlu segera

diupayakan beberapa langkah

strategis dan tindakan-tindakan

operasional untuk merealisasikannya.

Salah satu langkah yang perlu dan

harus dikembangkan saat ini adalah

mewujudkan suatu pemerintahan

yang baik (good governance) yang

memiliki elemen dasar transparansi,

partisipasi dan akuntabilitas. Sebagai

aplikasi dari uraian diatas, maka

perlu dibuat Rencana Kinerja yang

memuat rencana kerja dan kegiatan

tahunan, lima tahunan yang akan

dituangkan dalam rencana strategis

(RENSTRA) Desa Toapaya Utara.

Rencana strategis tersebut

harus mempunyai kebijakan, strategi

dan program pembangunan yang

dapat mensinergikan sumber daya

dan potensi dengan peluang

pengembangan wilayah yang

dimiliki.Sumber daya tersebut

bersifat spesifik lokal yang meliputi

sumber daya alam, sumber daya

manusia, serta sumber-sumber

pendapatan daerah yang potensial. Di

era otonomi daerah ini, kemampuan

Pemerintah Kabupaten Bintan

didalam mengelola seluruh potensi

yang ada akan sangat menentukan

perkembangan Kabupaten Bintan ke

arah yang diinginkan.

Rencana strategis tersebut

kemudian wajib dikomunikasikan ke

seluruh elemen yang terlibat untuk

membantu mengarahkan semua

kegiatan yang dilakukan oleh elemen

tersebut untuk memajukan kegiatan

pengelolaan sumber daya di wilayah

Desa Toapaya. Selanjutnya, sangat

pula dibutuhkan adanya iklim dan

lingkungan yang kondusif yang

didukung oleh penegakan hukum dan

diterapkannya prinsip-prinsip good

governance di lingkungan

masyarakat maupun lingkungan

pemerintahan untuk meningkatkan

partisipasi masyarakat.

Page 19: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

18

Dalam usaha meningkatkan

kinerja aparaturnya, pemerintah

menetapkan program manajemen

kepegawaian berbasis kinerja. Salah

satu peraturan yang dikeluarkan

pemerintah untuk tujuan tersebut

adalah Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007

tentang Pedoman Umum Penetapan

Indikator Kinerja Utama di

Lingkungan Instansi Pemerintah.

Yang dimaksud dengan kinerja

instansi pemerintah adalah gambaran

mengenai tingkat pencapaian sasaran

ataupun tujuan instansi pemerintah

sebagai penjabaran dari visi, misi

dan rencana strategi instansi

pemerintah yang mengindikasikan

tingkat keberhasilan dan kegagalan

pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai

dengan program dan kebijakan yang

ditetapkan. Untuk mengukur kinerja

aparat kelurahan terdapat 3 aspek

yang menjadi pedoman yaitu

Produktifitas Kerja, Ketaatan Aparat,

dan Kedisiplinan.

2. Produktifitas kerja

Produktifitas kerja pegawai

merupakan hubungan antara kualitas

yang dilakukan untuk mencapai hasil

dimana produktifitas adalah kekuatan

atau kemampuan menghasilkan

sesuatu yang bersifat materil maupun

non materil yang menggambarkan

kemampuan aparatur dalam bekerja.

Untuk mewujudkan dan

melaksanakan segala tugas yang

dimaksud di perlukan aparatur

pemerintah Desa yang profesional

dalam bidangnya. Produktivitas

kinerja diharapkan pekerjaan akan

terlaksana secara efisien dan efektif,

sehingga pada akhirnya sangat

diperlukan dalam pencapaian tujuan

yang sudah ditetapkan.

Produktivitas pada dasarnya

mencakup sikap mental/perilaku dan

kemampuan yang berorientasi pada

perbaikan berkelanjutan (continuous

improvement), dan mempunyai

pandangan bahwa kinerja hari ini

harus lebih baik dari hari kemarin

dan kinerja hari esok harus lebih baik

dari prestasi hari ini. Pola perilaku

yang demikian akan mendorong

bawahan untuk senantiasa terus

berusaha meningkatkan kerja,

sebagai stimulus untuk selalu berbuat

yang baik.

Dari hasil penelitian di

lapangan terungkap bahwa pegawai

Desa Toapaya Utara cukup memiliki

skill dalam menjalankan tugas-

tugasnya. Data yang di peroleh

menunjukkan bahwa untuk menjadi

pegawai cukup menjadi jaminan

untuk mampu bekerja secara

profesional. Meningkatkan

produktivitas kinerja yang tinggi

serta meningkatkan profesionalisme

dalam bekerja, akan selalu terkait

dengan ukuran-ukuran atau standar

kinerja.

Untuk mengukur Produktifitas

Kerja aparat Desa Toapaya Utara,

menggunakan beberapa indikator

yaitu: Sikap mental/perilaku aparat

Page 20: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

19

Desa, Kemampuan, serta semangat

kerja.

a. Sikap Mental Aparat

Desa

Sikap tersebut berasal dari

persepsi mereka mengenai

pekerjaannya dan hal ini tergantung

pada tingkat outcomes intrinsik

maupun ekstrinsik dan bagaimana

pekerja/pegawai memandang

outcome tersebut dan mencerminkan

perasaaan mereka terhadap

pekerjaanya. Sikap mental

merupakan kondisi mental yang

mendorong seseorang untuk

berusaha mencapai potensi kerja

secara maksimal. Pada tabel akan di

ketahui tanggapan responden tentang

sikap aparat kelurahan dalam

memberikan pelayanan kepada

masyarakat.

Tabel IV.1

Tanggapan Responden Tentang

Sikap

Aparat Desa Toapaya Utara

Dalam Memberikan Pelayanan

No. Tanggapan

responden

Frekwe

nsi

Persentase

1.

2.

3.

Ramah

Cukup

ramah

Kurang

ramah

8

2

4

57

14

29

Jumlah 14 100

Sumber : Hasil data kuesioner

2015

Dari tabel IV.1 menunjukkan 8

orang atau 57% mengatakan bahwa

dalam memberikan pelayanan sangat

ramah karena menurut mereka aparat

Desa dalam memberikan pelayanan

selalu bersikap ramah yang disertai

tutur kata yang baik dalam melayani

setiap masyarakat yang

menginginkan pelayanan, sedangkan

2 orang atau 14% Mengatakan sikap

aparat cukup ramah karena menurut

mereka pelayanan yang mereka

dapatkan belum maksimal sesuai

yang diinginkan dan yang

mengatakan kurang ramah sebanyak

4 orang atau 29% karena menurut

mereka pada saat membutuhkan

pelayanan sering ada aparat terkesan

berbelit-belit sehingga memunculkan

sikap yang kurang ramah kepada

masyarakat.

Ismail , salah satu tokoh

masyarakat mengungkapkan

bahwa

“ Secara umum para

pegawai di Desa Toapaya

utara memiliki rasa malu

apabila pelayanan yang

diberikan kurang optimal

namun berbeda dengan

sikap yang ditunjukkan.

Kadangkala arogan yang

di tampakkan kepada

warga masyarakat, ini

disebabkan ada saja

oknum aparat yang pilih

kasih dalam tata cara

melayani sehingga

muncul kesan “tak kenal

maka tak sayang”.

(hasil wawancara 13

Agustur 2015)

Hal senada juga

diungkapkan Sukmawati, salah

seorang warga mengatakan

bahwa :

Page 21: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

20

“sikap aparat kelurahan

sudah menunjukkan

keramahan pada warga

ini terbukti dari

pelayanan yang di

berikan, walaupun

kadang kala ada

perbedaan yang nampak

namun pada dasarnya

semua diberlakukan

sama, itu tidak menjadi

masalah selama masih

bisa di tolerir”. (hasil

wawancara 13 Agustus

2015)

Hal ini mendapat respon

dari pihak kelurahan mengenai

tanggapan masyarakat

mengenai pelayanan yang

diterima, seperti yang di

ungkapkan oleh salah satu

pegawai di Desa Toapaya utara

Selamet, salah seorang

staf kelurahan

mengungkapkan bahwa :

“ Tidak mungkin aparat

disini banyak yang pilih

kasih atau pandang bulu

sebagaimana yang di

maksudkan. Kami semua

disini selalu

memperlakukan mereka

dengan sama tanpa ada

perbedaan selama

persyaratan yang

diperlukan telah

terpenuhi”. (hasil

wawancara13 Agustus

2015)

Tanggapan warga yang

beragam tentang sikap aparat

dalam pelayanan menunjukkan

kepedulian dan keperhatinan,

sebab akan memunculkan

berbagai pandangan. Tentunya

hal itu sulit untuk di hindari.

Kenyataan menunjukkan

bahwa warga cukup puas

dengan hasil yang mereka

terima akan tetapi masih ada di

dalam benak mereka masing-

masing tentang pelayanan yang

tentunya tidak semua dari

warga merasa puas. Hal ini

tentunya tidak bisa di hindari,

sebab publik lah yang menilai.

Hasil wawancara dengan

Kepala Desa Toapaya Utara

mengungkapkan bahwa :

“sebagai pemimpin di

Kelurahan ini akan

bertanggung jawab

terhadap segala

sesuatunya yang terjadi

pada masyarakat saya.

Terlepas dari kenyataan

yang ada bahwa saya

beserta para staf telah

memberikan pelayanan

yang secara optimal

kepada masyarakat.

Namun saya akui sikap

para pegawai tidak dapat

secara keseluruhan dapat

di kontrol, hanya

kepercayaan dan

kesadaran diri dari para

pegawai yang biasa di

atasi sendiri oleh masing-

masing”. ( hasil wawancara13

Agustus 2015).

Page 22: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

21

Tanggapan dari kepala

Desa tersebut memberikan

gambaran bahwa sikap dan

perilaku para staf dalam

menjalankan tugas dan

tanggung jawabnya

membutuhkan kesadaran dari

masing-masing pihak yang

bersangkutan agar tercipta

suasana yang kondusif demi

kelancaran kinerja dalam

melayani masyarakat.

Hal yang senada juga di

ungkapkan oleh Suhendara

Surya Edy bahwa:

“Memang terasa sekali

bagaimana seorang

pemimpin selalu

mengarahkan dan

membimbing kami para

bawahannya untuk

memiliki dedikasi dan

melaksanakan tugas

secara all out. Hal ini

memang di butuhkan

untuk memperbaiki citra

kantor ini”. ( hasil

wawancara14 Mei 2015

).

Aparat birokrasi dalam

memberikan pelayanan publik

seringkali masih menerapkan

standar nilai atau norma

pelayanan secara sepihak,

seperti pemberian pelayanan

yang hanya berdasarkan pada

juklak (petunjuk dan

pelaksanaan) sehingga

kecenderungan yang terjadi

adalah lemahnya komitmen

aparat birokrasi untuk

akuntabel terhadap masyarakat

yang dilayaninya. Selama ini

aparat birokrasi telah terbiasa

lebih mementingkan

kepentingan pimpinan daripada

kepentingan masyarakat

pengguna jasa. Birokrasi tidak

pernah merasa bertanggung

jawab kepada publik,

melainkan bertanggung jawab

kepada pimpinan atau

atasannya.

b. Kemampuan Aparat

Suatu organisasi

pemerintah daerah menuntut

adanya aparatur atau

perangkat daerah yang

memiliki kemampuan dalam

hubungan dengan pekerjaan

sehingga menghasilkan sesuatu

yang optimal. Adanya berbagai

keluhan dan rasa

ketidakpuasan masyarakat

terhadap pelayanan yang

diterima atau yang diberikan

oleh pemerintah merupakan

salah satu cerminan

ketidakmampuan atau

merupakan indikasi kurang

baiknya kinerja pemerintah.

Semakin banyak keluhan

masyarakat semakin buruk

ukuran kemampuan kinerja

dari pemerintah yang melayani

masyarakat tersebut.

Di bawah ini tanggapan

responden terhadap

Page 23: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

22

kemampuan aparat dalam

memberikan informasi

pelayanan kepada masyarakat

Tabel IV.2

Kemampuan Pegawai dalam

memberikan

Pelayanan di Desa Toapaya Utara

No Pendapat

responden

Frekwen

si

Persent

ase

1.

2.

3.

Cepat

Cukup

cepat

Kurang

cepat

8

4

2

57

29

14

Jumlah 14 100

Sumber: hasil data

kuesioner 2015

Tabel IV.2 menunjukkan

bahwa ada 8 orang atau 57%

menyatakan bahwa

kemampuan aparat Desa dalam

menyampaikan informasi

pelayanan kepada masyarakat

sangat cepat hal ini

dikarenakan informasi yang

disampaikan kepada

masyarakat semuanya cepat

direspon oleh masyarakat, 4

orang atau 29% menyatakan

cukup cepat karena menurut

mereka tidak semua informasi

yang disampaikan oleh pihak

kelurahan dalam hal ini aparat

kepada masyarakat setempat

dapat dipahami secara cepat

sedangkan 2 orang atau 14%

menyatakan kurang cepat atau

informasi yang diberikan

kepada masyarakat tidak

dimengerti sama sekali.

Taufik, salah satu warga

mengungkapkan bahwa :

“Kemampuan aparat dalam

melaksanakan kinerja pelayanan

publik pada umumnya sama,

tetapi dalam mengarahkan atau

menjelaskan tentang prosedur

kepada warga kurang, ini

disebabkan kemampuan aparat

berbeda-beda”. (hasil

wawancara 18 Agustus 2015).

Hal senada juga di

sampaikan oleh Halimah, salah

seorang warga yang

mengungkapkan bahwa :

“kemampuan para pegawai di

Desa Toapaya Utara yang

berbeda-beda dalam melakukan

pelayanan, kayaknya sih dari

latar belakang pendidikan.

Sebab ada yang terampil dan

cukup cepat tetapi ada juga yang

lamban”. (hasil wawancara 18

Agustus 2015).

Dewasa ini masyarakat

sudah paham mengenai kinerja

pemerintah, baik itu berupa

sikap dan perilaku aparat

sendiri maupun kemampuan

dalam melakukan pelayanan.

Penelitian di lapangan

membuktikan bahwa pada

kinerja aparat telah mendapat

respon yang beragam, baik itu

melalui media massa maupun

secara langsung.

Beberapa warga

masyarakat lainnya

mengungkapkan bahwa mereka

Page 24: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

23

sering salah menafsirkan

penjelasan dari aparat Desa

padahal menurut mereka dalam

memberikan pelayanan publik

butuh kesabaran dan

kemampuan aparat agar

tercipta suasana yang kondusif

dan pelayanan publik dapat

secara efektif dan efisien

terlaksana. Hal ini mendapat

respon dari aparat Desa

Toapaya Utara seperti yang di

ungkapkan oleh

Suhendara Surya Edy,

Sekretaris Desa Toapaya Utara

menyatakan bahwa:

“dalam hal Informasi yang

diberikan oleh aparat Desa

kepada masyarakat betul-betul

informasi yang dapat diterima

secara cepat oleh masyarakat

adapun masyarakat yang masih

tidak mengerti tentang informasi

yang diberikan lebih didasarkan

pada tingkatan pendidikan yang

berbeda-beda oleh setiap

anggota masyarakat”. (hasil

wawancara 18 Agustus 2015).

Hal senada juga di

sampaikan oleh Rumi

Haryanti,S.Pdi, salah salah

Salah satu staf Desa Toapaya

Utara yang mengungkapkan

bahwa :

“Kondisi dari waktu ke waktu

masyarakat yang telah kami

layani cukup puas. Hal ini

tentunya membuat kami

termotivasi agar kedepannya

kemampuan dalam memberikan

pelayanan seperti menjelaskan

prosedur dapat secara optimal

berjalan dengan baik dan adapun

masyarakat yang masih belum

mengerti itu bukan sepenuhnya

salah kami selaku aparat

pemerintah, karena tugas dan

tanggung jawab telah di jalankan

sesuai dengan standar yang

berlaku. ( hasil wawancara 18

Agustus 2015 )

Dari penelitian selama

ini yang di dapat dari Desa

Toapaya Utara dapat

disimpulkan bahwa

kemampuan pegawai akan

menentukan kinerja

organisasi. Dengan kata lain

semakin tinggi kemampuan

pegawai dalam

melaksanakan pekerjaannya

maka semakin tinggi kinerja

pegawai. Karena

keterbatasan pengetahuan,

waktu, dan tenaga yang

dimilki, pimpinan dapat

memberikan wewenang

kepada bawahan. Pemberian

wewenang kepada bawahan

sangat penting dalam rangka

efesiensi dan efektifitas

kerja organisasi, dengan

adanya pelimpahan

sebagian wewenang dari

pimpinan kepada pegawai

diharapkan tugas pekerjaan

dalam penyelesaiannya

dapat tercapai dengan baik.

c. Semangat kerja

Dalam menjawab persoalan

semangat kerja di pegawai

Page 25: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

24

Desa Toapaya Utara dapat

digambarkan beberapa hal

diataranya:

Tabel IV.3

Karakterisitik Pegawai di Kantor

Desa Topaya Utara

Menurut Umur

Umur Frekwensi Presenta

se

< 29 8 67

30-39 2 13

40-49 4 30

<50 - 0

Jumlah 14 100

Sumber: hasil data kuesioner 2015

Pada tabel IV.3 dapat

dilihat bahwa responden

menurut umur yang paling

dominan adalah < 29 tahun

berjumlah 8 orang 67%,

kemudian responden dengan

umur 30-39 berjumlah 4 orang

atau 13%. Jumlah responden

yang berusia < 29 s/d 39 tahun

lebih besar, ini menunjukkan

bahwa aparatur pemerintah

yang ada pada kantor Desa

Toapaya Utara sebagian besar

tergolong muda.

Dengan umur yang muda

tentunya masih memiliki

semangat kerja yang tinggi,

inovasi, dan kreatifitas dalam

mentransfer keahlian dalam

bidang kerjanya. Selain

umurnya yang dimaksud bukan

berarti tidak memiliki

semangat kerja yang tinggi,

inovasi dan kreatifitas dalam

mentransfer keahlian dalam

bidang kerjanya, akan tetapi

usia muda identik dengan hal

tersebut dan diperkuat lagi

dengan tingkat presentase yang

lebih besar dibandingkan

dengan interval umur yang

lainnya.

3. Ketaatan terhadap

peraturan

a. Prosedur dan Tata

Cara Pelayanan

Sebagai Aparatur dan

Abdi Masyarakat aparat

Desa Topaya Utara dituntut

untuk dapat mentaati segala

peraturan yang berlaku.

Ketaatan aparat terhadap

aturan akan membantu

terlaksananya suatu

pelayanan yang maksimal

kepada masyarakat. Dalam

rangka penegakan kode etik

dibentuk komisi kehormatan

Pegawai Negeri Sipil yang

mempunyai fungsi untuk

menjabarkan lebih lanjut

kode etik pegawai negeri

sipil, didalam implementasi

penugasannya melakukan

pemantauan dan

pengendalian perilaku

pegawai negeri sipil yang

melanggar kode etik serta

merekomendasikan pada

pejabat pembina

kepegawaian dalam rangka

pembinaan pegawai negeri

Page 26: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

25

sipil yang bersangkutan

selanjutnya.

Untuk itu pada saat ini

sedang disusun Rencana

Peraturan Pemerintah tentang

Penilaian Pegawai Berbasis

Kinerja dengan tujuan untuk :

1. Memperoleh gambaran

langsung tentang kinerja

seorang Pegawai Negeri

Sipil dalam melaksanakan

tugas pokoknya;

2. Mengidentifikasi faktor-

faktor penghambat

kinerja, baik yang berasal

dari individu maupun unit

kerja lain atau

instansinya, yang dapat

digunakan sebagai input

bagi perbaikan atau

peningkatan kinerja

pegawai negeri sipil yang

bersangkutan sekaligus

bagi penyerpurnaan aspek

manajemen dan

organisasi dari unit kerja

atau instansi dimana

pegawai negeri sipil itu

bekerja.

3. Memberikan gambaran

tentang kinerja unit kerja

dan instansi dimana

Pegawai Negeri Sipil

tersebut bekerja, dan

mencari jalan keluar

untuk memperbaiki atau

meningkatkan kinerja unit

kerja dan instansinya.

Untuk mengukur

ketaatan aparat Desa Toapaya

Utara terhadap peraturan di

gunakan beberapa indikator:

pengenaan biaya/tarif

pelayanan, ketepatan waktu

pelayanan dan prosedur atau

tata cara pelayanan.

Pelayanan publik oleh

aparatur pemerintah dewasa ini

masih banyak dijumpai

kelemahan sehingga belum

dapat memenuhi kualitas yang

diharapkan masyarakat. Hal ini

ditandai dengan masih adanya

berbagai keluhan masyarakat

yang disampaikan melalui

media massa, sehingga dapat

menimbulkan citra yang

kurang baik terhadap aparatur

pemerintah. Mengingat fungsi

utama pemerintah adalah

melayani masyarakat maka

pemerintah perlu terus

berupaya meningkatkan

kualitas pelayanan. Salah

satunya adalah pelayanan data

kependudukan seperti surat

keterangan dan pengantar baik

itu untuk pengurusan kartu

tanda penduduk atau KTP, KK,

Akta Kelahiran dan Kematian

serta hal-hal lain sesuai dengan

kewenangan yang diberikan

sesuai Undang-undang dan

peraturan lainnya.

Kartu Tanda Penduduk

(KTP) dan Karu Keluarga (KK)

misalnya, Kantor desa

memfasilitasi dalam hal

memferifikasi data

kependudukan di wilayah

Page 27: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

26

kerjanya agar bisa dikeluarkan

surat keterangan untuk

pengurusan di tingkat

Kecamatan dan Kabupaten.

Secara umum terhadap

pelayanan-pelayanan tersebut

diatas sebenarnya tidaklah

memerlukan waktu yang lama,

namun yang terjadi tidak sesuai

dengan yang diharapkan

apalagi ada dana yang harus

dikeluarkan yang tidak sesuai

dengan ketentuan pembuatan

KTP sebenarnya.

Hasil wawancara dengan

Kepala Desa Toapaya Utara

mengungkapkan bahwa:

“kinerja para pegawai saya

sudah memenuhi standar yang

diinginkan oleh masyarakat,

namun pelayanan yang diberikan

apabila tidak sesuai dengan

keinginan masyarakat

merupakan tanggung jawab saya

sebagai atasan, bukan

sepenuhnya kesalahan para

pegawai. ( hasil wawancara 13

Agustus 2015).

Upaya yang perlu

dilakukan manusia untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya

adalah berusaha, baik melalui

aktifitas sendiri maupun secara

tidak langsung melalui aktifitas

orang lain. Kecepatan dalam

pelayanan birokrasi adalah hal

yang sangat penting karena

merupakan suatu kepuasan.

Kecepatan pelayanan juga

ditentukan oleh prosedural

yang berlaku, jika prosedur

tidak berbelit maka pengurusan

suatu kepentingan menjadi

cepat.

Sehubungan dengan

efektifitas pelayanan dan

efesiensi kerja maka dapat

disimpulkan bahwa prosedur

yang biasanya ditempuh secara

berliku-liku dengan biaya yang

tinggi yang umumnya

melesuhkan kegairahan dan

kadang-kadang mematikan

kreatifitas tersebut perlu

ditinjau dan ditata menjadi

prosedur yang tidak bertele-

tele sehingga memberikan

kemudahan.

Sesuai dengan hasil

penelitian di lapangan, di

wilayah Desa Topaya Utara,

beberapa keluhan tersebut

menyangkut masalah layanan

atau prosedur pelayanan yang

harus di lalui oleh masyarakat

pengguna jasa layanan

pemerintah desa dirasakan

sudah baik dan tidak berbelit-

belit dan tidak memakan waktu

yang lama bahkan masyarakat

masyarakat tidak perlu datang

berulang kali ke desa sehingga

tidak menyulitkan masyarakat

karena efisien, hal ini

diakarenakan masyarakat

sudah mengeti dan paham

untuk mengikuti prosedur yang

seharusnya.

Dilihat dalam hal ini

pihak kantor desa memungkiri

kondisi tersebut dan juga tidak

membenarkannya secara

Page 28: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

27

keseluruhan. Dalam proses

pengurusan data kependudukan

yang dilaksanakan di tingkat

desa pada dasarnya

membutuhkan waktu terutama

yang berhubungan pelayanan

yang berkaitan dengan

kecamatan. Untuk masalah ini

pihak kelurahan melalui bapak

Kepala Desa memberikan

penjelasan bahwa :

“Banyak hal yang

sudah dapat dimengerti

masyarakat tentang proses

pengurusan KTP yang

sebenarnya, sehingga atas

dasar tersebut pemikiran

image buruk terhadap aparat

desa bisa di minimalisir,

misalnya ada masyarakat

datang ke kantor kelurahan

di lingkungan tempatnya

tinggal dengan membawa

persyaratan sesuai dengan

kebutuhan administrasi

yang di butuhkan.

Selanjutnya aparat desa

membawa berkas-berkas

tersebut ke kantor camat

untuk selanjutnya data

tersebut dientri dan

dikirimkan ke dinas

kependudukan. Jika tidak

ada masalah (misalnya

terjadinya biodata ganda,

dimana yang bersangkutan

telah terdaftar di kecamatan

lain ) maka berkas yang

telah dientri tersebut dapat

dicetak untuk selanjutnya

ditandatangani oleh camat.

Berkas yang telah selesai di

proses tersebut selanjutnya

diambil oleh aparat desa

untuk kemudian dapat

diambil oleh yang

masyarakat bersangkutan.

Kondisi tersebut tentunya

membutuhkan waktu dan

hal inilah yang sering

kurang di pahami

masyarakat. ( hasil

wawancara13 Agustus

2015)

Dalam hal proses

penyelenggaraan pelayanan

kepengurusan KTP sering

terjadi suatu hal kondisional

dan diluar perhitungan

sehingga masyarakat sering

terlambat menerima pelayanan

dari pihak kelurahan. Kondisi

ini sangat sensitif dan mampu

menimbulkan persepsi buruk

masyarakat dengan

beranggapan kinerja aparat

kelurahan sangat lamban dan

terkadang mempersulit

pelayanan.

Disamping masalah

ketepatan dan kecepatan waktu

layanan, masyarakat juga

sering mengeluhkan mengenai

standarisasi pembayaran biaya

kepengurusan. Sistem yang ada

selama ini tidak memberi

kepastian bagi masyarakat

yang sedang melakukan

pengurusan. Keadaan ini

memaksa masyarakat harus

Page 29: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

28

mengeluarkan biaya tertentu di

luar aturan resmi pemerintahan

agar pelayanan dari aparatur

dapat terlaksana dengan cepat.

Hal ini tentunya akan

membentuk opini negatif dari

masyarakat terhadap citra

aparatur pelayanan dimana

birokrasi pemerintah tidak

pernah lepas dari pungutan liar.

Hal ini sesuai dengan

penuturan salah seorang

anggota masyarakat yaitu

Amad yang mengatakan

bahwa:

“Kebiasaan yang terjadi

kalau kita mengikuti

prosedur dalam pengurusan

biasanya akan makan waktu

lama padahal dalam hal

tertentu kita membutuhkan

layanan yang cepat sehingga

mau tidak mau kita harus

memberikan dana lebih

untuk untuk pengurusan,

baru urusan kita cepat

kelarnya”. ( hasil

wawancara 18 Agustus

2015 )

Dari pernyataan tersebut

dapat menunjukkan potret

buram sistem pelayanan yang

ada di negeri ini. Dalam

menanggapi keluhan tersebut

diatas, pihak kelurahan

Toapaya Utara telah

berkomitmen kuat untuk

melakukan perubahan kearah

perbaikan mutu pelayanan

dengan komitmen memberikan

pelayanan prima kepada

masyarakat. Pelayanan prima

tersebut mengandung unsur

kecepatan, kesederhanaan, dan

kemudahan.

Hal yang sama juga di

ungkapkan oleh Kaur

Pemerintahan mengungkapkan

bahwa adapun biaya yang

dikenakan kepada masyarakat

semata-mata demi kelancaran

pelayanan publik itu sendiri.

“Kita punya daftar kebutuhan

biaya untuk pelaksanaan tugas

dan tanggung jawab kami

selaku pemerintah Desa akan

tetapi itu sebatas konsep yang

masih umum. ( hasil

wawancara 13 Agustus 2015)

Biaya merupakan faktor

terpenting dalam kehidupan

manusia, dalam pemenuhan

setiap kebutuhan kita tidak bisa

lepas dari yang namanya uang

atau biaya. Begitu juga dalam

sektor pemerintahan biaya

merupakan faktor penentu

dalam setiap rencana

pembangunan yang akan

direalisasikan, sehingga sangat

wajar sekali bila suatu rencana

program kerja juga disertakan

rencana pembiayaan yang

diperlukan dalam rangka

suksesi program tersebut.

Tabel IV.4

Tanggapan Responden

Tentang Prosedur Atau Tata Cara

Pelayanan

No. Pendapat responden Frekwensi Persentase

Page 30: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

29

1.

2.

3.

Cepat

Cukup cepat

Kurang cepat

4

9

1

29

64

7

Jumlah 14 100

Sumber : hasil data kuesioner

2015

Dari tabel IV.4 lihat

bahwa responden yang

menjawab tentang prosedur

pelayanan di Desa Toapaya

Utara sebanyak 4 orang atau

29% berjalan cepat, karena

menurut mereka aparat Desa

sudah profesional menjalankan

tugasnya sesuai dengan aturan

yang berlaku. 9 orang atau

64% menyatakan bahwa

prosedur pelayanan di kantor

Desa berjalan cukup cepat, hal

ini menurut mereka prosedur

pelayanan yang dilakukan oleh

aparat Desa tidak terlalu

memberatkan masyarakat.

Sedangkan responden yang

menjawab kurang cepat

sebanyak 1 orang atau 7 %

karena menurut mereka

pelayanan yang mereka terima

tidak memuaskan dan

cenderung berbelit-belit karena

aparat Desa melaksanakan

prosedur pelayanan tidak

sesuai dengan peraturan yang

berlaku.

Ismail, salah satu tokoh

masyarakat mengungkapkan bahwa:

“ saya melihat aparat

Desa sudah menjalankan

tugasnya sudah sesuai

dengan aturan yang

berlaku, adapun warga

yang mendapat perlakuan

kurang memuaskan dari

aparat itu sudah menjadi

konsekuensi mereka

sebagai aparat

pemerintah”. (hasil

wawancara 13 Agustus

2015)”.

Hasil senada juga di

ungkapkan oleh Kepala Desa

Toapaya Utara bahwa :

Kami akui bahwa prosedur

atau tata cara pelayanan yang

ada di kantor saya telah

mendapat respon yang

beragam dari warga walaupun

masih ada kekurangan yang

dimiliki pada kantor saya

namun kami selalu

mengutamakan pelayanan yang

baik agar wargapun merasa

senang dan puas. ( hasil

wawancara 13 Agustus 2015).

Hal ini juga di kemukakan oleh

Suhendara Surya Edy,Sekdes

Toapaya Utara bahwa prosedur

pelayanan yang kami terapkan telah

secara optimal mendapat sambutan

yang baik dari warga masyarakat

walaupun ada juga yang masih

belum dengan layanan yang telah

kami berikan itu bukan menjadikan

batu sandungan namun motivasi agar

kedepannya pelayanan publik

mendapatkan respon yang

menggembirakan dari semua

Page 31: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

30

kalangan. (hasil wawancara 18

Agustus 2015)

Dalam pelaksanaan tugas

dan fungsinya sesuai dengan

struktur pemerintah desa setiap

pelaksanaan program yang telah

di jalankan oleh aparat Desa telah

mendapat sambutan yang positif

maupun negatif dari semua

kalangan masyarakat. Taat

memiliki arti selalu melaksanakan

segala peraturan yang ditetapkan.

Ketaatan terhadap peraturan yang

dilaksanakan dengan sungguh

sungguh akan mewujudkan

ketertiban dan ketentraman dalam

kehidupan bermasyarakat.

Peraturan yang dibuat harus

dilaksanakan secara bersama-

sama sebab peraturan tersebut

merupakan hasil kesepakatan

bersama. Ketaatan juga

merupakan modal yang utama

bagi setiap orang untuk

mewujudkan keadilan masyarakat

secara keseluruhan.

b. Kedisiplinan

Kedisiplinan merupakan

salah satu tolak ukur untuk

melihat kinerja aparat

pemerintah dalam menjalankan

tugas-tugasnya khususnya

dalam melayani masyarakat.

Seorang aparat yang memiliki

kedisiplinan yang tinggi secara

otomatis akan memiliki rasa

tanggung jawab yang besar

terhadap pekerjaan yang di

embangnya sehingga mereka

mampu menempatkan dirinya

sebagai seorang pelayan yang

baik yang senantiasa

memberikan teladan terhadap

masyarakat yang dilayaninya.

Kedisiplinan merupakan

salah satu tolak ukur untuk

menilai kinerja aparat kelurahan

dalam menjalankan tugas-

tugasnya khususnya dalam

melayani masyarakat. Seorang

aparat yang memiliki kedisiplinan

yang tinggi secara otomatis akan

memiliki rasa tanggung jawab

yang besar terhadap pekerjaan

yang di embannya sehingga

mereka mampu menempatkan

dirinya sebagai seorang pelayan

yang baik yang senantiasa

memberikan teladan terhadap

masyarakat yang di layaninya.

Dalam rangka usaha untuk

mencapai tujuan Nasional,

Page 32: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

31

diperlukan adanya Pegawai

Negeri Sipil sebagaiunsur

Aparatur Negara, Abdi Negara,

dan Abdi masyarakat yang penuh

kesetiaan dan ketaatan kepada

Pancasila, Undang-Undang Dasar

1945, Negara, dan Pemerintah

serta yang bersatu padu,

bermental baik, berwibawa,

berdaya guna, berhasil guna,

bersih, bermutu tinggi, dan sadar

akan tanggungjawabnya untuk

menyelenggarakan tugas

pemerintahan dan

pembangunan.Untuk membina

Pegawai Negeri Sipil yang

demikian itu, antara lain

diperlukan adanya

PeraturanDisiplin yang memuat

pokok-pokok kewajiban,

larangan, dan sanksi apabila

kewajiban tidak ditaati, atau

larangan dilanggar. Tanggapan

penulis mengenai hasil penelitian

di lapangan yaitu Permasalahan

kinerja pegawai dapat dilihat dari

masih adanya pegawai yang

keluar kantor di waktu jam kerja

dengan kepentingan pribadinya.

Rendahnya disiplin pegawai dari

hasil pengamatan di lapangan

menunjukkan rendahnya tingkat

kedisiplinan aparat terlihat dari

ada saja oknum pegawai dan starf

yang masuk kerja siang ( jam

08.30 WIB ) dan pulangnya awal

( sebelum jam 14.15 WIB ) dari

ketentuan masuk kerja jam 08.00

WIB dan jam pulang 14.15 WIB.

Untuk mengukur

Kedisiplinan Pegawai Desa

Topaya maka penulis

menggunakan 3 sub indikator :

Kehadiran, Transparansi proses

pelayanan, Hasil pelayanan

yang sesuai dengan keinginan

masyarakat. Di bawah ini

tanggapan responden mengenai

tingkat kehadiran aparat

kelurahan

Tabel IV.5

Kehadiran Pegawai Desa

No Pendapat

responden

Frekw

ensi

Perse

ntase

1 Tepat

waktu

7 50 %

2 Kurang

tepat

waktu

3 21%

3 Tidak

tepat

waktu

4 29%

Jumlah 14 100%

Sumber : hasil data kuesioner 2015

Dari tabel IV.5 maka

dapat dilihat bahwa responden

Page 33: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

32

yang menjawab aparat hadir

tepat waktu sebanyak 7 orang

atau 50%, hal ini menurut

mereka karena setiap mereka

membutuhkan pelayanan aparat

kelurahan selalu ada di tempat.

Responden yang menjawab

kurang tepat waktu sebanyak 3

orang atau 21%, karena

menurut mereka dalam

membutuhkan pelayanan di

kantor kelurahan kadangkala

aparatnya ada, kadangpula

tidak ada. Sedangkan yang

menjawab tidak tepat waktu

sebanyak 4 orang atau 29 %,

menurut mereka pada saat

membutuhkan pelayanan aparat

yang dibutuhkan tidak ada

ditempat.

Mustafa, salah seorang warga

mengatakan bahwa :

“ Kedisiplinan aparat Desa

menjadi modal utama dalam

kinerja agar pelayanan publik

dapat berjalan dengan lancar.

(hasil wawancara 20 Agustus

2015)

Hal senada juga di ungkapkan

oleh Tamrin, salah satu tokoh

masyarakat mengungkapkan

bahwa:

“ kedisiplinan bukan hanya

dimiliki oleh aparat

pemerintah namun harus ada

pada diri setiap manusia.

Hanya saja aparat pemerintah

sebagai abdi masyarakat dan

abdi Negara dapat dijadikan

contoh bahwa kedisiplinan itu

perlu di tegakkan agar kinerja

dapat berjalan secara efektif

dan efesien”. (hasil

wawancara 20 Agusutus

2015)

Hasil wawancara dengan

Suhendara Sekdes

mengungkapkan bahwa :

“Rasa tanggung jawab dan

kedisiplinan yang ada pada

diri aparat berbeda-beda, ini

disebabkan oleh

ketidakmampuan dalam

mengendalikan diri sehingga

ada saja oknum yang tidak

patut untuk di contoh ( hasil

wawancara 13 Agustus 2015)

Kedisiplinan memegang

peranan yang amat penting dalam

pelaksanaan kerja pegawai.

Seorang pegawai yang mempunyai

tingkat kedisiplinan yang tinggi

akan tetap bekerja dengan baik

walaupun tanpa diawasi oleh

atasan. Seorang pegawai yang

disiplin tidak akan mencuri waktu

kerja untuk melakukan hal-hal yang

tidak ada kaitannya dengan

pekerjaan. Di bawah ini tanggapan

responden mengenai transparansi

dalam proses pelayanan

Page 34: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

33

'Tabe IV.6

Transparansi Proses Pelayanan

No Pendapat

responden

Frekw

ensi

Persent

ase

1 Transparan 8 57%

2 Kurang

transparan

4 29%

3 Tidak

transparan

2 14%

Jumlah 14 100%

Sumber : hasil data kuesioner 2015

Dari tabel IV.6 maka dapat

dilihat bahwa responden yang

menjawab proses pelayanan

masyarakat di kantor Desa bersifat

transparan sebanyak 8 orang atau

57%, hal ini menurut mereka

karena dalam memberikan

pelayanan aparat selalu melayani

dengan baik secara terbuka serta

memberikan penjelasan yang

mendetail kepada masyarakat

tentang produk layanan yang akan

diberikan. Responden yang

menjawab kurang transparan

sebanyak 4 orang atau 29%, karena

menurut mereka tidak semua

produk layanan yang diberikan oleh

aparat kelurahan Toapaya Utara di

sampaikan secara transparan,

khususnya lagi yang berhubungan

dengan prosedur layanan itu

sendiri. Sedangkan responden yang

menjawab tidak transparan

sebanyak 2 orang atau 14%,

menurut mereka aparat Kantor desa

tidak menyampaikan secara

langsung prosedur pelayanan yang

akan diberikan sehingga mereka

hanya mendapatkan pelayanan

tanpa mengetahui bagaimana

sebenarnya prosedur layanan itu

diperoleh.

Tamrin, salah seorang warga

mengatakan bahwa :

“Setidaknya ada penjelasan

yang akurat dari aparat

Kantor Desa dan tidak

berbeli-belit dalam

menyampaikan kepada kami

selaku pengguna layanan

public”. ( hasil wawancara 13

Agustus 2015).

Beberapa warga masyarakat

lainnya mengungkapkan bahwa

perlu adanya transparansi data dari

aparat desa sesuai dengan ketentuan

yang berlaku dan kejelasan yang

mudah dipahami. Sebab tidak

sedikit dari warga memiliki latar

belakang pendidikan yang beragam

sehingga seringkali keterbukaan

aparat dalam hal transparansi di

salah artikan.

Dari pernyataan tersebut

kemudian dapat dipahami bahwa

transparansi merupakan hal yang

penting, di butuhkan kejujuran dan

Page 35: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

34

penjelasan yang akurat agar tidak di

salah artikan. Tanggung jawab oleh

semua kalangan aparat agar bekerja

sama dengan masyarakat dalam hal

pelayanan publik.

Tabel IV.7

Hasil Pelayanan Yang Sesuai

Dengan Masyarakat

N

o

Pendapat

responden

Frekwe

nsi

Perse

ntase

1 Sesuai 9 64 %

2 Cukup

sesuai

4 29%

3 Tidak

sesuai

1 7 %

Jumlah 14 99,84

%

Sumber : hasil data kuesioner 2015

Dari tabel IV.7 maka

dapat dilihat bahwa responden

yang mengatakan bahwa

pelayanan yang diberikan

dengan harapan mereka

sebanyak 9 orang atau 64% hal

ini menurut mereka karena

layanan yang diberikan sesuai

dengan prosedur, tidak berbelit-

belit serta sesuai dengan waktu

yang ditentukan. Responden

yang menjawab cukup sesuai

sebanyak 4 orang atau 29%, hal

ini menurut mereka karena

tidak selamanya hasil layanan

yang diberikan itu sesuai

dengan prosedur karena

seringnya atau kadangkala juga

berbelit-belit serta tidak sesuai

dengan waktu yang ditentukan

dalam artian bersifat relatif.

Sedangkan responden yang

menjawab tidak sesuai

sebanyak 1 orang atau sebesar

7 %, karena menurut mereka

hasil layanan sering tidak tepat

waktu, sehingga menghambat

tugas-tugas atau urusan yang

akan mereka kerjakan.

Mustafa, salah seorang warga

mengatakan bahwa :

“Saya cukup puas dengan

hasil pelayanan dari aparat

Desa karena prosedur yang

dapat dimengerti dan

keramahan yang nampak

serta tidak berbelit-belitnya

dalam pengurusan”. ( hasil

wawancara 20 Agustus 2015)

Demi kelancarannya pelayanan

publik aparat pemerintah harus

mengupayakan sikap dan

kemampuan mereka dalam melayani

masyarakat, dengan cara

meningkatkan kedisiplinan terhadap

prosedur yang telah ditetapkan sesuai

dengan standar yang berlaku.

Hasil wawancara dengan

Kepala Desa mengungkapkan

bahwa:

Page 36: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

35

“Saya sebagai pemimpin

merasa senang dengan kinerja

aparat dalam melayani

masyarakat, sebab tidak

sedikit yang menyampaikan

kepada saya secara langsung

hasil dari pelayanan yang di

lakukan oleh aparat telah

sesuai dengan apa yang

mereka inginkan. Tapi saya

juga tetap berbesar hati

menerima kenyataan-

kenyataan seperti adanya

keluhan langsung dari warga

terhadap hasil pelayanan dari

para staf saya, ini menjadikan

saya termotivasi agar

kedepannya dapat

menciptakan suasana yang

lebih kondusif lagi. ( hasil

wawancara 13 Agustus

2015).

Berdasarkan pendapat-

pendapat responden terhadap

kedisiplinan aparat kelurahan,

maka dapat disimpulkan bahwa

kinerja aparat Desa Toapaya

dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat sudah dapat

dikategori baik. Namun penulis

sendiri menambahkan bahwa

kategori baik ini masih bersifat

relatif karena berdasarkan

pengamatan penulis masih ada

kekurangan yang dimiliki oleh

aparat kelurahan Toapaya

Utara dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat,

baik itu kemampuan personil

aparat maupun teknis

pelaksanaan dan hal itu sendiri

juga disampaikan oleh

beberapa responden.

C. Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kinerja

Pegawai

1. Kemampuan Sumber

Daya Manusia ( aparat )

Dalam konteks

pemerintahan daerah, di era

otonomi luas di tuntut adanya

keterbukaan, akuntabilitas,

ketanggapan, dan kreatifitas

dari segenap jajaran aparatur

pemerintah daerah. Dalam

dunia yang penuh dengan

kompetitif, sangat diperlukan

kemampuan birokrasi dan

sumber daya aparatur untuk

memberikan tanggapan atau

responsive terhadap berbagai

tantangan secara akurat,

bijaksana, adil dan efektif.

Ini mengarah pada suatu

konsepsi bahwa kemampuan

yang dipunyai seorang aparat

ditunjukkan dengan

Page 37: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

36

kesanggupannya sesuai dengan

tingkat pengetahuannya dan

keterampilan yang

diperolehnya melalui

pendidikan dan

pengalamannya. Tersedianya

modal pengetahuan dan

keterampilan inilah yang

merupakan salah satu faktor

untuk mempertimbangkan

penempatan seorang calon

pegawai, modal ini biasanya

dimiliki oleh mereka yang

berpendidikan.

Untuk mengukur

indikator sumber daya aparat

Desa Toapaya utara,

menggunakan 2 sub indikator

yaitu Tingkat Pendidikan, dan

pengalaman kerja

Tingkat pendidikan

Dalam melaksanakan

tugas dan tanggung jawabnya

sebagai aparatur Desa Toapaya

Utara khususnya dalam

memberikan pelayanan umum

kepada masyarakat. Desa

Toapaya Utara sangat

ditentukan oleh tingkat

pendidikan yang dimiliki oleh

aparat itu sendiri, olehnya itu

semakin berat atau meluasnya

tanggung jawab aparat

kelurahan yang harus

dilaksanakan maka dibutuhkan

aparat yang memiliki sumber

manusia yang berkualitas pula.

Untuk lebih jelasnya

dapat kita lihat pada tabel

berikut ini mengenai tingkat

pendidikan aparat Desa

Toapaya Utara:

Tabel IV.8

Tingkat Pendidikan Aparat Desa

Toapaya Utara

Tingkat pendidkan

SLTP SLTA SARJA

NA

Aparat

Kelurah

an

0 9 5

Jumlah 0 9 5

Sumber : Kantor Desa Toapaya

Utara 2015

Dari tabel IV.8 maka

dapat dijelasakan bahwa aparat

Desa yang memiliki pendidikan

yang paling tinggi adalah

SLTA yaitu sebanyak 9 orang

atau 65%, sedangkan yang

tamatan Sarjana sebanyak 5

orang atau 35% serta tamatan

SLTP yang mengabdi di Desa

Toapaya Utara tidak ada.

Page 38: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

37

Dari penjelasan tersebut

sebetulnya hal itu bukan

sebagai kendala yang

memberatkan, sebab yang

terjadi pada kenyataannya latar

belakang pendidikan bukan

modal utama dalam bekerja.

Namun dari pengalaman kerja

seseorang dapat mengetahui

kualitas dari apa yang dia

kerjakan meskipun perbedaan

tetap ada tapi itu bukan

kendala utama.

Pengalaman kerja

Dalam melaksanakan

tugas dan tanggung jawab

sebagai abdi masyarakat, maka

kemampuan aparat juga sangat

dipengaruhi oleh lamanya

bekerja atau dalam hal

pengalaman kerja. Tetapi

persoalan lamanya bekerja

tidak dapat dijadikan tolak ukur

bahwa keberhasilan aparat

Desa Toapaya Utara dalam

melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya termasuk

memberikan pelayanan umum

kepada masyarakat yang

memuaskan tetapi setidaknya

dapat kita jadikan pembanding

apakah dengan lamanya

bekerja akan berpengaruh

terhadap kemampuan yang

dimiliki aparat Desa.

Dengan demikian sebagai

aparat Desa yang merasa sudah

lama mengabdi atau sudah

lama bekerja harus berusaha

untuk mengembangkan apa

yang memberikan pelayanan

yang memuaskan kepada

masyarakat.

Kepala Desa tidaklah

cukup hanya menyandang

status sebagai pemimpin

melainkan sangat perlu

memainkan peranannya yang

dibutuhkan, karena Kepala desa

memiliki cukup pengaruh

terhadap kehidupan sosial

politik masyarakat. Meskipun

pengalaman kerja yang

dimilikinya belum dikatakan

maksimal namun latar belakang

pendidikannya yang membuat

di segani oleh masyarakat.

Dengan demikian, maka

untuk menilai sejauh mana

kemampuan yang dimiliki

aparat Desa Toapaya Utara

Page 39: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

38

masih diperlukan waktu sebab

untuk menilai sejauh mana

kemampuan yang dimiliki

aparat pemerintah Desa terletak

pada kepala Desa. Maka

sebagai kepala Desa diperlukan

waktu untuk menilai apakah

waktu yang cukup dalam

memberikan pelayanan umum

kepada masyarakat dapat di

manfaatkan dengan sebaik-

baiknya sehingga kemampuan

aparat kelurahan dapat

berpengaruhi terhadap lamanya

bekerja di Desa Toapaya Utara.

2. Sarana dan Prasarana

Sarana pelayanan adalah

segala jenis peralatan,

perlengkapan kerja, dan

fasilitas lain yang berfungsi

sebagai alat utama/pembantu

dalam pelaksanaan pekerjaan.

Peranan sarana pelayanan

sangat penting disamping peran

unsur manusianya sendiri.

Salah satu yang juga sangat

berpengaruh terhadap

peningkatan kualitas pelayanan

publik adalah faktor sarana

pelayanan karena dengan

adanya sarana pelayanan

beraneka ragam jenis dan

fungsinya bisa membuat

pelayanan pada masyarakat

dapat lebih efisien dan efektif.

Sarana pelayanan yang

memadai di tandai dengan

jumlahnya yang mencukupi

dan kondisinya yang memadai.

Sedangkan sarana pelayanan

yang buruk ditandai dengan

jumlahnya yang tidak

mencukupi dan kondisinya

yang tidak memadai.

Berikut tanggapan

responden tentang sarana

pelayanan yang ada di Desa

Toapaya Utara.

Tabel IV.9

Tanggapan Responden

Tentang Sarana Pelayanan

No. Pendapat

responden

Frekw

ensi

Perse

ntase

1.

2.

3.

Memadai

Kurang

memadai

Tidak

memadai

3

9

2

22

64

14

Jumlah 14 100

Sumber : hasil data kuesioner 2015

Dari tabel IV.9 terlihat

bahwa 3 orang atau 22% yang

menyatakan bahwa sarana

Page 40: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

39

pelayanan di kantor Desa

sangat memadai, yang

menyatakan kurang memadai

sebanyak 9 orang atau 64%

disebabkan karena misalnya

rusaknya komputer atau mesin

ketik dalam pelayanan

Administrasi membuat urusan

masyarakat tertunda karena alat

tersebut dan masyarakat

melihat aparat kurang

memperhatikan perawatannya.

Oleh karena itu sarana

pelayanan yang ada hendaknya

diperhatikan perawatannya,

sehingga proses pelayanan

menjadi lebih lancar lagi. Dan

2 orang atau 14% yang

menyatakan sarana pelayanan

di kantor Desa Toapaya Utara

tidak memadai.

Fasilitas tidak sekedar

peralatan kerja yang menjadi

tanggung jawab pimpinan

untuk pengadaannya.Fasilitas

yang menjadi tanggung jawab

pimipinan yang terpenting

diantaranya adalah usaha dalam

memperkecil hambatan-

hambatan yang mengganggu

kelancaran pekerjaan.

Berdasarkan hasil observasi

dan wawancara diketahui

bahwa Kepala Desa Toapaya

Utara selalu berusaha

memenuhi fasilitas pekerjaan

bawahannya, namun dengan

ketersediaannya anggaran yang

masih terbatas, maka belum

semuanya fasilitas kantor dapat

dipenuhi. Kondisi ini

dipertegas dari hasil

wawancara diketahui banyak

keluhan dari masyarakat

maupun staf mengenai

kurangnya sarana dan

prasarana seperti meja dan

kursi yang sudah reot, mesin tik

yang masih saling pinjam, serta

kondisi kantor yang kurang

memadai. Hal ini apabila

berlarut akan berdampak pada

kinerja dan kewibawaan

aparatur pemerintah Desa

dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat.

IV. PENUTUP

1. Kesimpulan

1) Dari hasil penelitian dan

pembahasan tentang Kinerja

Aparat Pemerintahan Desa di

Desa Toapaya utara Kabupaten

Page 41: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

40

Bintan, penulis dapat

menyimpulkan tiga aspek yang

dinilai meliputi produktifitas

kerja, ketaatan aparat dan

kedisiplinan, secara keseluruhan

sudah berjalan cukup baik, ini

menunjukan sudah

terlaksananya komitmen dan

kesungguhan aparat dalam

melaksanakan tugas dan

fungsinya dalam

penyelenggaraan pemerintah di

Desa Toapaya.

2) Kemampuan SDM ( aparat )

adalah faktor yang

mempengaruhi kinerja aparat.

Masalah kualitas SDM

pemerintah Desa merupakan

masalah penting dalam

pelaksanaan Otoda. Oleh karena

itu, peningkatan SDM

pemerintah kelurahan

merupakan hal mendesak harus

dilakukan, agar pelaksanaan

Otoda dapat berjalan sesuai

diharapkan. Umumnya prilaku

pegawai atau staf pemerintah

Desa kepada masyarakat tidak

banyak mempersulit, ketimbang

melayani. Dari hasil penelitian

di lapangan terhadap staf-staf

pemerintah Desa menunjukan

kualitas kerja yang baik. Serta

sarana dan prasarana di kantor

Desa Toapaya Utara yang belum

memadai yang menjadi aspek

penting dalam mempengaruhi

kinerja aparat Desa.

2. Saran

1) Agar kedepannya pihak

pemerintah Desa terus

meningkatkan kinerja dalam

melaksanakan tugas.

2) Dibutuhkan adanya pembinaan

yang intens bagi aparat

pemerintah Desa untuk

mendukung terciptanya aparat

yang professional dan

bertanggung jawab serta

memiliki kepekaan sosial dan

mampu memberikan pelayanan

yang terbaik bagi masyarakat.

3) Dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya hendaknya pihak

pemerintah secara umum dan

pihak pemerintah kelurahan

secara khusus untuk lebih

menanamkan nilai-nilai

professional, akuntabilitas,

responsivitas, responsibilitas

pada pelayanan yang diberikan

kepada masyarakat.

Page 42: KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN DESAjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja aparatur

41

DAFTAR PUSTAKA

Dharma, 2003. Manajemen Supervisi, Rajawali Pers, Jakarta.

Burhan,2005. Metode Penelitian Kualitatif, Rajawali Pers, Jakarta.

Soepriady, 200. Pemberdayaan Aparat Kelurahan, Program Pasca Sarjana.

Unpad, Bandung

Gibson, 2003. Perilaku Manajemen Organisasi, Erlangga, jogyakarta

Irawan, 2001. Manajemen Konflik. Salemba,Jakarta

Prawirosentono, 1999. Bahasa Komphrehensif Strategi Pengambilan Keputusan,

Bumi Aksara, Jakarta.

Widjaja. 2011, Penyelenggaraan Otonomi di Indonesia, Rajawali,Pers Jakarta

Adisasmita, 2008, Manajemen Pemerintahan Daerah, Graha Ilmu, Jogyakarta

Siagian S.P. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta

Sinungan, M., 1997, Produktivitas: Apa dan Bagaimana, Edisi Ke-2, Cetakan Ke-

3, Bumi Aksara, Jakarta.

Suradinata, E., 1996, Manajemen Sumber Daya Manusia: Suatu Tinjauan

Wawasan Masa Depan, Cetakan Pertama, Ramadan, Bandung.

Thoha, Miftah. Perilaku Organisasi : Konsep Dasar Aplikasinya, Bumi Aksara,

Jakarta

Mangkunegara Anwar, 2005. Manajemen dan Motivasi, Balai Pustaka, Jakarta

Rivai, 2006. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Rajawali pers, Jakarta

Sumber Lainnya :

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tentang Pemerintahan Desa.