Upload
fahmitri
View
272
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
8/3/2019 kimor ekstraksi
1/21
Dari: http://medicafarma.blogspot.com/2008/11/ekstraksi.html
1. Pengertiaan
Ekstraksi adalah penyarian zat-zat aktif dari bagian tanaman obat. Adapun
tujuan dari ekstraksi yaitu untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam
simplisia.
2. Tujuan Ekstraksi
Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang
terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa
komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada
lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.
Secara umum, terdapat empat situasi dalam menentukan tujuan ekstraksi:
1. Senyawa kimia telah diketahui identitasnya untuk diekstraksi dariorganisme. Dalam kasus ini, prosedur yang telah dipublikasikan dapatdiikuti dan dibuat modifikasi yang sesuai untuk mengembangkan proses
atau menyesuaikan dengan kebutuhan pemakai.
2. Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu,misalnya alkaloid, flavanoid atau saponin, meskipun struktur kimia
sebetulnya dari senyawa ini bahkan keberadaannya belum diketahui.
Dalam situasi seperti ini, metode umum yang dapat digunakan untuk
senyawa kimia yang diminati dapat diperoleh dari pustaka. Hal ini diikuti
dengan uji kimia atau kromatografik yang sesuai untuk kelompok
senyawa kimia tertentu3. Organisme (tanaman atau hewan) digunakan dalam pengobatan
tradisional, dan biasanya dibuat dengan cara, misalnya Tradisional
Chinese medicine (TCM) seringkali membutuhkan herba yang dididihkan
dalam air dan dekok dalam air untuk diberikan sebagai obat. Proses ini
harus ditiru sedekat mungkin jika ekstrak akan melalui kajian ilmiah
biologi atau kimia lebih lanjut, khususnya jika tujuannya untuk
memvalidasi penggunaan obat tradisional.
4. Sifat senyawa yang akan diisolasi belum ditentukan sebelumnya dengancara apapun. Situasi ini (utamanya dalam program skrining) dapat timbuljika tujuannya adalah untuk menguji organisme, baik yang dipilih secara
http://medicafarma.blogspot.com/2008/11/ekstraksi.htmlhttp://medicafarma.blogspot.com/2008/11/ekstraksi.html8/3/2019 kimor ekstraksi
2/21
acak atau didasarkan pada penggunaan tradisional untuk mengetahuiadanya senyawa dengan aktivitas biologi khusus.
Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut
organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang
mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel,
maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan berulang
terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif di dalam
dan di luar sel.
3. Prinsip ekstraksi
Prinsip Maserasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk
simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada
temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke
dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya
perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel.
Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh
cairan penyari dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ). Peristiwa
tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan
di luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi dilakukan
pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang
diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.
Prinsip Perkolasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia
dimaserasi selama 3 jam, kemudian simplisia dipindahkan ke dalam
bejana silinder yang bagian bawahnya diberi sekat berpori, cairan penyari
dialirkan dari atas ke bawah melalui simplisia tersebut, cairan penyari
8/3/2019 kimor ekstraksi
3/21
akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui sampai
keadan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh karena gravitasi,
kohesi, dan berat cairan di atas dikurangi gaya kapiler yang menahan
gerakan ke bawah. Perkolat yang diperoleh dikumpulkan, lalu
dipekatkan.
Prinsip Soxhletasi
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk
simplisia ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring
sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat
sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi
molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari
zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai
permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat
melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai
bila cairan di sifon tidak berwarna, tidak tampak noda jika di KLT, atau
sirkulasi telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan
dan dipekatkan.
Prinsip Refluks
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel
dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan
penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari terkondensasi pada
kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang akan turun
kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang
berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung secara
berkesinambungan sampai penyarian sempurna, penggantian pelarut
8/3/2019 kimor ekstraksi
4/21
dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh
dikumpulkan dan dipekatkan.
Prinsip Destilasi Uap Air
Penyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air ditempatkan
dalam labu berbeda. Air dipanaskan dan akan menguap, uap air akan
masuk ke dalam labu sampel sambil mengekstraksi minyak menguap
yang terdapat dalam simplisia, uap air dan minyak menguap yang telah
terekstraksi menuju kondensor dan akan terkondensasi, lalu akan
melewati pipa alonga, campuran air dan minyak menguap akan masuk ke
dalam corong pisah, dan akan memisah antara air dan minyak atsiri.
Prinsip Rotavapor
Proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan
yang dipercepat oleh putaran dari labu alas bulat, cairan penyari dapat
menguap 5-10 C di bawah titik didih pelarutnya disebabkan oleh karena
adanya penurunan tekanan. Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan
penyari akan menguap naik ke kondensor dan mengalami kondensasi
menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang ditampung dalam
labu alas bulat penampung.
Prinsip Ekstraksi Cair-Cair
Ekstraksi cair-cair (corong pisah) merupakan pemisahan komponen
kimia di antara 2 fase pelarut yang tidak saling bercampur di mana
sebagian komponen larut pada fase pertama dan sebagian larut pada fase
kedua, lalu kedua fase yang mengandung zat terdispersi dikocok, lalu
didiamkan sampai terjadi pemisahan sempurna dan terbentuk dua lapisan
fase cair, dan komponen kimia akan terpisah ke dalam kedua fase tersebut
8/3/2019 kimor ekstraksi
5/21
sesuai dengan tingkat kepolarannya dengan perbandingan konsentrasi
yang tetap.
Prinsip Kromatografi Lapis Tipis
Pemisahan komponen kimia berdasarkan prinsip adsorbsi dan partisi,
yang ditentukan oleh fase diam (adsorben) dan fase gerak (eluen),
komponen kimia bergerak naik mengikuti fase gerak karena daya serap
adsorben terhadap komponen-komponen kimia tidak sama sehingga
komponen kimia dapat bergerak dengan kecepatan yang berbeda
berdasarkan tingkat kepolarannya, hal inilah yang menyebabkan
terjadinya pemisahan.
Prinsip Penampakan Noda
a. Pada UV 254 nm
Pada UV 254 nm, lempeng akan berflouresensi sedangkan sampelakan tampak berwarna gelap.Penampakan noda pada lampu UV 254
nm adalah karena adanya daya interaksi antara sinar UV dengan
indikator fluoresensi yang terdapat pada lempeng. Fluoresensi cahaya
yang tampak merupakan emisi cahaya yang dipancarkan oleh
komponen tersebut ketika elektron yang tereksitasi dari tingkat energi
dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke
keadaan semula sambil melepaskan energi.
b. Pada UV 366 nm
Pada UV 366 nm noda akan berflouresensi dan lempeng akan
berwarna gelap. Penampakan noda pada lampu UV 366 nm adalah
karena adanya daya interaksi antara sinar UV dengan gugus kromofor
yang terikat oleh auksokrom yang ada pada noda tersebut. Fluoresensi
8/3/2019 kimor ekstraksi
6/21
cahaya yang tampak merupakan emisi cahaya yang dipancarkan oleh
komponen tersebut ketika elektron yang tereksitasi dari tingkat energi
dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke
keadaan semula sambil melepaskan energi. Sehingga noda yang
tampak pada lampu UV 366 terlihat terang karena silika gel yang
digunakan tidak berfluororesensi pada sinar UV 366 nm.
c. Pereaksi Semprot H2SO4 10%
Prinsip penampakan noda pereaksi semprot H2SO4 10% adalah
berdasarkan kemampuan asam sulfat yang bersifat reduktor dalam
merusak gugus kromofor dari zat aktif simplisia sehingga panjang
gelombangnya akan bergeser ke arah yang lebih panjang (UV menjadi
VIS) sehingga noda menjadi tampak oleh mata.
4. Jenis Ekstraksi
1. Ekstraksi secara dingin Metode maserasi
Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan
dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama
beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya.
Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang
mengandung komonen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari,
tidak mengandung benzoin, tiraks dan lilin.
Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana.
Sedang kerugiannya antara lain waktu yang diperlukan untuk
mengekstraksi sampel cukup lama, cairan penyari yang digunakan
8/3/2019 kimor ekstraksi
7/21
lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang
mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin.
Metode maserasi dapat dilakukan dengan modifikasi sebagaiberikut :
Modifikasi maserasi melingkar
Modifikasi maserasi digesti
Modifikasi Maserasi Melingkar Bertingkat
Modifikasi remaserasi
Modifikasi dengan mesin pengaduk
Metode Soxhletasi
Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara
berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan sehingga menguap, uap
cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh
pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klongsong dan
selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati
pipa sifon
Keuntungan metode ini adalah :
o Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dantidak tahan terhadap pemanasan secara langsung.
o Digunakan pelarut yang lebih sedikito Pemanasannya dapat diaturKerugian dari metode ini :
8/3/2019 kimor ekstraksi
8/21
o Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadahdi sebelah bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapatmenyebabkan reaksi peruraian oleh panas.
oJumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampauikelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap
dalam wadah dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak
untuk melarutkannya.
o Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untukmenggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti
metanol atau air, karena seluruh alat yang berada di bawah
komdensor perlu berada pada temperatur ini untuk pergerakan uappelarut yang efektif.
Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau
campuran azeotropik dan tidak dapat digunakan untuk ekstraksi
dengan campuran pelarut, misalnya heksan :diklormetan = 1 : 1, atau
pelarut yang diasamkan atau dibasakan, karena uapnya akan
mempunyai komposisi yang berbeda dalam pelarut cair di dalam
wadah.
Adapun prinsip sokletasi ini adalah
Penyaringan yang berulang ulang sehingga hasil yang didapat sempurna
dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyaringan ini telah selesai,
maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersari. Metode
sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat
melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak
melarutkan zat padat yang tidak diinginkan.
Metoda sokletasi seakan merupakan penggabungan antara metoda
maserasi dan perkolasi. Jika pada metoda pemisahan minyak astiri ( distilasi uap
), tidak dapat digunakan dengan baik karena persentase senyawa yang akan
digunakan atau yang akan diisolasi cukup kecil atau tidak didapatkan pelarut
8/3/2019 kimor ekstraksi
9/21
yang diinginkan untuk maserasi ataupun perkolasi ini, maka cara yang terbaik
yang didapatkan untuk pemisahan ini adalah sokletasi
Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan carapemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontunyu akan
membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam
labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut
yang telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan
rotary evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu
campuran organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka
dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan.
Syarat syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi :
1. Pelarut yang mudah menguap
Ex : heksan, eter, petroleum eter, metil klorida dan alkohol
2.Titik didih pelarut rendah.
3. Pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan.
4. Pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi.
5. Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan.6. Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau nonpolar.
7. Ekstraksi sinambung dengan menggunakan alat soklet merupakan suatu
prosedur ekstraksi kontituen kimia tumbuhan dari jaringan tumbuhan yang telah
dikeringkan.
Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan secara berurutan pelarut
pelarut organik dengan kepolaran yang semakin menigkat. Dimulai dengan
pelarut heksana, eter, petroleum eter, atau kloroform untuk memisahkan
senyawasenyawa trepenoid dan lipidlipid, kemudian dilanjutkan dengan
alkohol dan etil asetat untuk memisahkan senyawasenyawa yang lebih polar.
Walaupun demikian, cara ini seringkali tidak menghasilkan pemisahan yang
sempurna dari senyawasenyawa yang diekstraksi.
Cara menghentikan sokletasi adalah dengan menghentikan pemanasan
yang sedang berlangsung. Sebagai catatan, sampel yang digunakan dalam
8/3/2019 kimor ekstraksi
10/21
sokletasi harus dihindarkan dari sinar matahari langsung. Jika sampai terkena
sinar matahari, senyawa dalam sampel akan berfotosintesis hingga terjadi
penguraian atau dekomposisi. Hal ini akan menimbulkan senyawa baru yang
disebut senyawa artefak, hingga dikatakan sampel tidak alami lagi. Alat
sokletasi tidak boleh lebih rendah dari pipa kapiler, karena ada kemungkinan
saluran pipa dasar akan tersumbat. Juga tidak boleh terlalu tinggi dari pipa
kapiler karena sampel tidak terendam seluruhnya.
Dibanding dengan cara terdahulu ( destilasi ), maka metoda sokletasi ini lebih
efisien, karena:
1. Pelarut organik dapat menarik senyawa organik dalam bahanalam secara berulang kali.
2. Waktu yang digunakan lebih efisien.3. Pelarut lebih sedikit dibandingkan dengan metoda maserasi
atau perkolasi.
4. Pelarut tidak mengalami perubahan yang spesifik.Keunggulan sokletasi :
1. Sampel diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang ulang.
2. Jumlah pelarut yang digunakan sedikit.
3. Proses sokletasi berlangsung cepat.4. Jumlah sampel yang diperlukan sedikit.
5. Pelarut organik dapat mengambil senyawa organik dalam bahan berulang
kali.
Kelemahan sokletasi :
1. Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan bahan tumbuhan yang mudah
rusak atau senyawa senyawa yang tidak tahan panas karena akan terjadi
penguraian.
2. Harus dilakukan identifikasi setelah penyarian, dengan menggunakanpereaksi meyer, Na, wagner, dan reagen reagen lainnya.
3. Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah
menguap.
Metode Perkolasi
8/3/2019 kimor ekstraksi
11/21
Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari
melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi.Keuntungan metode ini
adalah tidak memerlukan langkah tambahan yaitu sampel padat (marc)
telah terpisah dari ekstrak. Kerugiannya adalah kontak antara sampel
padat tidak merata atau terbatas dibandingkan dengan metode refluks,
dan pelarut menjadi dingin selama proses perkolasi sehingga tidak
melarutkan komponen secara efisien.
2. Ekstraksi secara panas
Metode refluks
Keuntungan dari metode ini adalah digunakan untuk
mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar dan
tahan pemanasan langsung..
Kerugiannya adalah membutuhkan volume total pelarut yang
besar dan sejumlah manipulasi dari operator.
Metode destilasi uap
Destilasi uap adalah metode yang popular untuk ekstraksi
minyak-minyak menguap (esensial) dari sampel tanaman
Metode destilasi uap air diperuntukkan untuk menyari simplisia
yang mengandung minyak menguap atau mengandung komponen
kimia yang mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal.
Sumber :
Ditjen POM, (1986), "Sediaan Galenik", Departemen KesehatanRepublik Indonesia, Jakarta.
8/3/2019 kimor ekstraksi
12/21
Wijaya H. M. Hembing (1992), Tanaman Berkhasiat Obat diIndonesia, Cet 1 , Jakarta .
Sudjadi, Drs., (1986), "Metode Pemisahan", UGM Press,Yogyakarta
Alam, Gemini dan Abdul Rahim. 2007. Penuntun PraktikumFitokimia. UIN
Alauddin: Makassar. 24-26. Stahl, Egon. 1985. Analisis Obat Secara Kromatografi dan
Mikroskopi. ITB: Bandung. 3-5.
Dari : http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-
proses/ekstraksi/
Tanggal 10 mei jam 21.49 wib
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan
pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat
tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke
pelarut yang lain. Seringkali campuran bahan padat dan cair
(misalnyabahan alami)tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan denganmetode pemisahan mekanis atau termis yang telah dibicarakan. Misalnya
saja,karena komponennya saling bercampur secara sangat erat, peka
terhadap panas,beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam
konsentrasi yang terlalu rendah.
Dalam hal semacam. itu, seringkali ekstraksi adalah satu-satunya proses
yang dapat digunakan atau yang mungkin paling ekonomis. Sebagaicontoh pembuatan ester (essence) untuk bau-bauan dalam pembuatan
sirup atau minyak wangi, pengambilan kafein dari daun teh, biji kopi atau
biji coklat dan yang dapat dilihat sehari-hari ialah pelarutan komponen-
komponen kopi dengan menggunakan air panas dari biji kopi yang telah
dibakar atau digiling.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-proses/ekstraksi/http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-proses/ekstraksi/http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-proses/ekstraksi/http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-proses/ekstraksi/8/3/2019 kimor ekstraksi
13/21
2.3. Penyiapan bahan yang akan diekstrak dan plarut4. SelektivitasPelarat hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan
komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi. Dalam praktek,terutama
pada ekstraksi bahan-bahan alami, sering juga bahan lain (misalnya
lemak, resin) ikut dibebaskan bersama-sama dengan ekstrak yangdiinginkan. Dalam hal itu larutan ekstrak tercemar yang diperoleh harus
dibersihkan, yaitu misalnya diekstraksi lagi dengan menggunakan pelarut
kedua.
5. KelarutanPelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yangbesar (kebutuhan pelarut lebih sedikit).
6. Kemampuan tidak saling bercampurPada ekstraksi cair-cair, pelarut tidak boleh (atau hanya secara terbatas)
larut dalam bahan ekstraksi.
7. KerapatanTerutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaan
kerapatan yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi. Hal inidimaksudkan agar kedua fasa dapat dengan mudah dipisahkan kembali
setelah pencampuran (pemisahan dengan gaya berat). Bila beda
8/3/2019 kimor ekstraksi
14/21
kerapatannya kecil, seringkali pemisahan harus dilakukan dengan
menggunakan gaya sentrifugal (misalnya dalam ekstraktor sentrifugal).
8. ReaktivitasPada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia
pada komponenkornponen bahan ekstarksi. Sebaliknya, dalam hal-haltertentu diperlukan adanya reaksi kimia (misalnya pembentukan garam)
untuk mendapatkan selektivitas yang tinggi. Seringkali Ekstraksi juga
disertai dengan reaksi kimia. Dalam hal ini bahan yang akan dipisahkan
mutlak harus berada dalam bentuk larutan.
9. Titik didihKarena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara
penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka titik didit kedua bahan itu
tidak boleh terlalu dekat, dan keduanya tidak membentuk
ascotrop.Ditinjau dari segi ekonomi, akan menguntungkan jika pada
proses ekstraksi titik didih pelarut tidak terlalu tinggi (seperti juga halnya
dengan panas penguapan yang rendah).
Prosedur Kerja
1.Timbang berat kosong labu soklet + batu didih beberapa nutor secara
analitik.
2. Pasang rangkaian unit sokletasi dalam keadaan kosong, alirkan airpendingin, untuk meyakinkan alat siap dan tidak ada kebocoran.
3. Buat selongsong atau thimble dari kertas saring seukuran tabung
soklet.4. Timbang contoh sejumlah yang ditentukan oleh dosen/ass, secara
analitik.
5. Ikat thimble dengan benang, agar contoh tidak tumpah
Pembahasan
Untuk mengekstrak minyak dari kacang tanah dapat dilakukan dengan
metoda sokleasi seperti percobaan di atas. Namun sebelum proses sokletnya,
perlu dilakukan pemecahan kacang tanah guna mempermudah pelepasan
minyak dari kacang. (menurut respati05).
Dari percobaan yang dilakukan rendemen yang didapat adalah 64,91%.
Nilai ini didapat dari perbandingan berat minyak yang didapt dengan berat
kacang yang diekstrak dalam hitungan persen.
8/3/2019 kimor ekstraksi
15/21
Menurut literatur, nilai rendemen minyak kacang tanah adalah sekiar 70-
75% sedangkan yang didapat pada percobaan ini sebesar 64,91%. Perbedaan
rendemen ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti lamanya proses
berlangsung(banyaknya refluk terjadi) karena semakin banyak refluk yang
terjadi semakin banyak pula minyak yang larut oleh pelarut heksan.
X. Kesimpulan
Rendemen yang didapat adalah 64,91% dengan lama proses selama 6 jam.
Hasil yang didapat berupa minyak berwarna kuning.
XI.
Daftar Pustaka
Ralp J. Fessenden Joan S. Fessenden, 1990, Kimia Organik 3rd Edition,Penerbit Erlangga:Jakarta
Sudjadi, Drs., (1986), "Metode Pemisahan", UGM Press, Yogyakarta http://marnalajoshua.wordpress.com/2010/05/03/pelarut-organik/tanggal
11 mei pukul 9.30
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/10/senyawa-organik-dan-senyawa-anorganik.htmltanggal 11 mei pukul 09.30
www.che-mis-try.com http://www.dokterkimia.com/2010/06/pemisahan-iod-dengan-metode-ekstraksi.htmldi akses tanggal 9 mei pukul 19.30 Lukum, Astin. 2006. Bahan Ajar DDPA. Gorontalo: UNG http://eskariachandra.wordpress.com/2010/03/04/soklet/ tanggal 11
mei jam 10.58
Drs. Ersanghono Kusuma MS, MS. 2003. Sintesis Organik. JurusanKimia FMIPA UNNES:Semarang
http://marnalajoshua.wordpress.com/2010/05/03/pelarut-organik/http://marnalajoshua.wordpress.com/2010/05/03/pelarut-organik/http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/10/senyawa-organik-dan-senyawa-anorganik.htmlhttp://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/10/senyawa-organik-dan-senyawa-anorganik.htmlhttp://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/10/senyawa-organik-dan-senyawa-anorganik.htmlhttp://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/10/senyawa-organik-dan-senyawa-anorganik.htmlhttp://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/10/senyawa-organik-dan-senyawa-anorganik.htmlhttp://www.che-mis-try.com/http://www.che-mis-try.com/http://www.dokterkimia.com/2010/06/pemisahan-iod-dengan-metode-ekstraksi.htmlhttp://www.dokterkimia.com/2010/06/pemisahan-iod-dengan-metode-ekstraksi.htmlhttp://www.dokterkimia.com/2010/06/pemisahan-iod-dengan-metode-ekstraksi.htmlhttp://www.dokterkimia.com/2010/06/pemisahan-iod-dengan-metode-ekstraksi.htmlhttp://www.dokterkimia.com/2010/06/pemisahan-iod-dengan-metode-ekstraksi.htmlhttp://eskariachandra.wordpress.com/2010/03/04/soklet/http://eskariachandra.wordpress.com/2010/03/04/soklet/http://eskariachandra.wordpress.com/2010/03/04/soklet/http://www.dokterkimia.com/2010/06/pemisahan-iod-dengan-metode-ekstraksi.htmlhttp://www.dokterkimia.com/2010/06/pemisahan-iod-dengan-metode-ekstraksi.htmlhttp://www.che-mis-try.com/http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/10/senyawa-organik-dan-senyawa-anorganik.htmlhttp://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/10/senyawa-organik-dan-senyawa-anorganik.htmlhttp://marnalajoshua.wordpress.com/2010/05/03/pelarut-organik/8/3/2019 kimor ekstraksi
16/21
8/3/2019 kimor ekstraksi
17/21
Tabel sifat-sifat pelarut umum
Solvent Rumus kimiaTitik
didih
Konstanta
Dielektrik
Massa
jenis
PelarutNon-Polar
HeksanaCH3-CH2-CH2-CH2-
CH2-CH369 C 2.0
0.655
g/ml
Benzena C6H6 80 C 2.30.879
g/ml
Toluena C6H5-CH3 111 C 2.40.867
g/ml
Dietil eter CH3CH2-O-CH2-CH3 35 C 4.30.713
g/ml
Kloroform CHCl3 61 C 4.8
1.498
g/ml
Etil asetatCH3-C(=O)-O-CH2-
CH377 C 6.0
0.894
g/ml
PelarutPolarAprotic
1,4-Dioksana /-CH2-CH2-O-CH2-CH2-O-\
101 C 2.3 1.033g/ml
Tetrahidrofuran
(THF)
/-CH2-CH2-O-CH2-
CH2-\66 C 7.5
0.886
g/ml
Diklorometana(DCM) CH2Cl2 40 C 9.11.326
g/ml
http://id.wikipedia.org/wiki/Rumus_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Titik_didihhttp://id.wikipedia.org/wiki/Titik_didihhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konstanta_Dielektrik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konstanta_Dielektrik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Massa_jenishttp://id.wikipedia.org/wiki/Massa_jenishttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nonpolar&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nonpolar&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nonpolar&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Heksanahttp://id.wikipedia.org/wiki/Benzenahttp://id.wikipedia.org/wiki/Benzenahttp://id.wikipedia.org/wiki/Toluenahttp://id.wikipedia.org/wiki/Toluenahttp://id.wikipedia.org/wiki/Dietil_eterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kloroformhttp://id.wikipedia.org/wiki/Etil_asetathttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Chemical_polarity&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Chemical_polarity&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Aprotic&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Aprotic&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Aprotic&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=1,4-Dioksana&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Tetrahidrofuranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tetrahidrofuranhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Diklorometana&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Diklorometana&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Diklorometana&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Tetrahidrofuranhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=1,4-Dioksana&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Aprotic&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Chemical_polarity&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Etil_asetathttp://id.wikipedia.org/wiki/Kloroformhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dietil_eterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Toluenahttp://id.wikipedia.org/wiki/Benzenahttp://id.wikipedia.org/wiki/Heksanahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nonpolar&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Massa_jenishttp://id.wikipedia.org/wiki/Massa_jenishttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konstanta_Dielektrik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konstanta_Dielektrik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Titik_didihhttp://id.wikipedia.org/wiki/Titik_didihhttp://id.wikipedia.org/wiki/Rumus_kimia8/3/2019 kimor ekstraksi
18/21
Asetona CH3-C(=O)-CH3 56 C 210.786
g/ml
Asetonitril(MeCN) CH3-CN 82 C 37 0.786g/ml
Dimetilformamida
(DMF)H-C(=O)N(CH3)2 153 C 38
0.944
g/ml
Dimetil sulfoksida
(DMSO)CH3-S(=O)-CH3 189 C 47
1.092
g/ml
Pelarut PolarProtic
Asam asetat CH3-C(=O)OH 118 C 6.21.049
g/ml
n-ButanolCH3-CH2-CH2-CH2-
OH118 C 18
0.810
g/ml
Isopropanol(IPA) CH3-CH(-OH)-CH3 82 C 180.785
g/ml
n-Propanol CH3-CH2-CH2-OH 97 C 20 0.803g/ml
Etanol CH3-CH2-OH 79 C 300.789
g/ml
Metanol CH3-OH 65 C 330.791
g/ml
http://id.wikipedia.org/wiki/Asetonahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asetonitril&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asetonitril&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dimetilformamida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dimetilformamida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dimetil_sulfoksida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dimetil_sulfoksida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Protic&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Protic&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Protic&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetathttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Butanol&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Butanol&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Isopropanol&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Isopropanol&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=1-Propanol&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=1-Propanol&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Etanolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Etanolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Metanolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Metanolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Etanolhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=1-Propanol&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Isopropanol&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Butanol&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetathttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Protic&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dimetil_sulfoksida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dimetilformamida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asetonitril&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Asetona8/3/2019 kimor ekstraksi
19/21
Asam format H-C(=O)OH 100 C 581.21
g/ml
Air H-O-H 100 C 80 1.000g/ml
PRINSIP SOXHLET
Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yangumumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstandengan adanya pendingin balik.
Soklet terdiri dari:
http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_formathttp://id.wikipedia.org/wiki/Airhttp://id.wikipedia.org/wiki/Airhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_format8/3/2019 kimor ekstraksi
20/21
1. pengaduk / granul anti-bumping2. still pot (wadah penyuling)3. Bypass sidearm4. thimble selulosa5. extraction liquid6. Syphon arm inlet7. Syphon arm outlet8. Expansion adapter9. Condenser (pendingin)10.Cooling water in11.Cooling water out
Bahan yang akan diekstraksi ialah jagung, dedak, tepung ikan, pelet. Penentuan
kadar lemak dengan pelarut organik, selain lemak juga terikut Fosfolipida,
Sterol, Asam lemak bebas, Karotenoid, dan Pigmen yang lain . Karena itu hasilekstraksinya disebut Lemak kasar .
MEKANISME KERJA
Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang 5-10 gram dan kemudian dibungkus
atau ditempatkan dalam Thimble (selongsong tempat sampel) , di atas sampleditutup dengan kapas.
Pelarut yang digunakan adalah Petroleum Spiritus dengan titik didih 6080C.Selanjutnya labu kosong diisi butir batu didih. Fungsi batu didih ialah untuk
meratakan panas. Setelah dikeringkan dan didinginkan, labu diisi dengan
Petroleum Spirit 6080C sebanyak 175 ml. Digunakan petroleum spirituskarena kelarutan lemak pada pelarut organik.
Thimble yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam soxhlet . Soxhlet
disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta
kondensor . Alat pendingin disambungkan dengan soxhlet. Air untuk pendingindijalankan dan alat ekstraksi lemak
mulai dipanaskan .
Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soklet menuju ke pipa
pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondenser
mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes
ke thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul
dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat
sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai
refluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 6 jam.
8/3/2019 kimor ekstraksi
21/21
Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan melalui prosespenyulingan dan dikeringkan.