51
KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT Oleh Ridho Indra Cahya Skripsi FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

  • Upload
    others

  • View
    57

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAMMEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

JALAN KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

OlehRidho Indra Cahya

Skripsi

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 2: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

ABSTRAK

KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKANPEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN KABUPATEN TULANG

BAWANG BARAT

OlehRidho Indra Cahya

Kondisi jalan di Kabupaten Tulang Bawang Barat belum baik pembangunan jalanbelum merata dan pembangunan belum optimal sehingga jalan yang diperbaikicepat rusak padahal dalam pasal 3 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004Tentang Jalan dan Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 8A Tahun 2011Tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas DaerahKabupaten Tulang Bawang Barat, jelas menginstruksikan agar pembangunanjalan yang dilakukan oleh penyelenggara jalan harus optimal dan memberikanpelayanan yang baik kepada masyarakat.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah; (1) Bagaimanakah kewenangan DinasPekerjaan Umum dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur jalan KabupatenTulang Bawang Barat?(2) Apa saja faktor penghambat pembangunan infrastrukturjalan Kabupaten Tulang Bawang Barat?Pendekatan masalah yang digunakan adalah normatif dan empiris. Sumber datayang digunakan data primer dan sekunder. Pengumpulan data yang digunakanyaitu studi kepustakaan (Library research), dan studi lapangan (Field research).

Hasil penelitian menunjukan bahwa; (1) Kewenangan Dinas Pekerjaan Umumdalam Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Jalan Kabupaten Tulang BawangBarat adalah;a. Penyusunan program dan estimasi biaya, b. Penyelenggaraankegiatan pembinaan, pengawasan pembangunan jalan dan jembatan, peningkatanjalan serta penggantian jembatan, c. Pelaksanaan penelitian/pengkajian dokumenteknis, kegiatan pembangunan jalan jembatan, d. Pelaksanaan evaluasi, pelaporanpeningkatan jalan serta penggantian jembatan, e. Melaksanakan dan membuatlaporan, f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.2) Faktor-faktor penghambat pembangunan jalan yaitu pertimbangan anggaran,kurangnya pengawasan, lokasi, partisipasi masyarakat, serta pembebasan lahan.

Kata Kunci: Kewenangan, Jalan, Tulang Bawang Barat

Page 3: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

ABSTRACT

AUTHORITY OF GENERAL PUBLIC WORK IN MAKINGDEVELOPMENT OF ROAD INFRASTRUCTURE OF

TULANG BAWANG BARAT REGENCY

ByRidho Indra Cahya

The road is a land transportation infrastructure. In the Tulang Bawang Baratdistrict authority to carry out the maintenance of road infrastructure at the DistrictPublic Works Department. The condition of roads in the Tulang Bawang Barat isnot good yet uneven road construction and development is not optimal so thatroads are repaired. Whereas in Article 3 of Law Number 38 Year of 2004 Aboutthe Road and Regulation of Tulang Bawang Barat Regent Number 8A Year of2011 About the Elaboration of Main Duties, Functions and Administration ofRegional Offices Kabupaten Tulang Bawang Barat, clearly instructed that roadconstruction conducted by the road operators should be optimal and provide goodservice for the community.

The problems in this research are; (1) How the authority of the Public WorksDepartment in realizing the development of road infrastructure in the TulangBawang Barat district? (2) What are the factors that hamper the development ofTulang Bawang Barat for the road infrastructure?The problem approach used is normative and empirical. Data source used primaryand secondary data. Data collection used is literature study (Library research), andfield study (Field research).

The results showed that; (1) The authority of the Public Works Office is a.Programming and cost estimation, b. Implementation of guidance activities,supervision of road and bridge construction, road improvement and bridgereplacement, c. Implementation of research/assessment of technical documents,road bridge development activities, d. Implementation of evaluation, reporting ofroad improvement and bridge replacement, e. Implement and create reports, f.Implementation of other tasks assigned by superiors.(2) Regulation of TulangBawang Barat Regent About the Elaboration of Main Duties, Functions andAdministration of Regional Offices Kabupaten Tulang Bawang Barat (2)Inhibiting factors for road construction, budgetary considerations, lack ofsupervision, location, community participation, and land acquisition.

Keywords: Authority, Road, Tulang Bawang Barat

Page 4: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAMMEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

JALAN KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

OlehRidho Indra Cahya

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelarSARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum Administrasi NegaraFakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 5: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
Page 6: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
Page 7: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ridho Indra Cahya

NPM : 1412011378

Jurusan Bagian : Hukum Administrasi Negara

Fakultas : Hukum

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Kewenangan Dinas

Pekerjaan Umum dalam Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Jalan

Kabupaten Tulang Bawang Barat”. Adalah benar-benar karya saya sendiri dan

bukan hasil plagiat, sebagaimana telah diatur dalam Pasal 27 Peraturan Akademik

Universitas Lampung dengan Surat Keputusan Rektor Nomor :

3187/H26/DT/2010.

Bandar Lampung, 8 April 2018

Ridho Indra Cahya1412011378

Page 8: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tiyuh Panaragan Jaya, Kabupaten

Tulang Bawang Barat pada 2 Juli 1996, penulis merupakan

anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Zumri

dan Ibu Maryamah.

Penulis memulai pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1 Panaragan Jaya

diselesaikan pada tahun 2008, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di

Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tulang Bawang Tengah dan diselesaikan

pada tahun 2011, setelah itu penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah

Menengah Atas Negeri 1 Tulang Bawang Tengah dan diselesaikan pada tahun

2014. Pada tahun 2014, awal penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas

Hukum Universitas Lampung.

Selama mengikuti perkuliahan penulis aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa

Fakultas yaitu Forum Silaturrahim dan Studi Islam (2014-2015), dan Unit

Kegiatan Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas (2015-

2016), dan Himpunan Mahasiswa Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum

Universitas Lampung (2016-2017). Pada tahun 2017 penulis mengikuti Kuliah

Kerja Nyata (KKN) Periode I pada tanggal 18 Januari sampai dengan 26 Februari

2017 yang dilaksanakan di Desa Sidodadi, Kecamatan Bandar Surabaya,

Kabupaten Lampung Tengah.

Page 9: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

MOTTO

“Berlomba-lombalah dalam kebaikan”

(QS Al Baqarah:148)

“Allah bersama orang-orang yang sabar”

(QS Al-Anfal:66)

“Bertakwalah kepada Allah, maka Dia akan membimbingmu. Sesungguhnya

Allah mengetahui segala sesuatu”

(QS Al Baqarah:282)

Page 10: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang

telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, maka dengan segala ketulusan

dan kerendahan hati serta setiap perjuangan dan jerih payah yang selama ini telah

dilalui, dengan ini saya persembahkan sebuah karya,

kepada:

Ibu dan Ayahku tercinta yang telah membesarkanku hingga saat ini anaknya

berada di tingkat pendidikan perguruan tinggi. Terima Kasih atas dukungannya

secara moril maupun materil, serta doa, motivasi, dan perhatiannya yang telah

diberikan.

Kakak dan Adikku terima kasih atas doanya.

Terima kasih kepada para guru dan para dosen yang telah memberikan ilmu yang

bermanfaat kepadaku, terima kasih kepada sahabat-sahabat dan teman-temanku

yang menemani dan memberikan semangat.

Almamaterku Tercinta

Page 11: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

SANWACANA

Puji syukur selalu penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat

dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan

judul “Kewenangan Dinas Pekerjaan Umum dalam Mewujudkan Pembangunan

Infrastruktur Jalan Kabupaten Tulang Bawang Barat” sebagai salah satu syarat

mencapai gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Lampung.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan,

bantuan, petunjuk dan saran dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang tulus dari lubuk hati yang paling dalam kepada :

1. Bapak Armen Yasir, S.H., M.Hum. Dekan Fakultas Hukum Universitas

Lampung.

2. Ibu Sri Sulastuti, S.H., M.Hum. Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara

Fakultas Hukum Universitas Lampung dan sebagai dosen pembimbing II yang

senantiasa memberikan waktu, masukan dan saran selama penulisan skripsi ini.

3. Bapak Syamsir Syamsu, S.H., M.Hum. Sekretaris Bagian Hukum Administrasi

Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung.

4. Bapak Charles Jackson, S.H., M.H. Dosen pembimbing I yang telah banyak

memberikan pengarahan dan sumbangan pemikiran dalam membimbing

penulis selama penulisan skripsi ini.

Page 12: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

5. Ibu Upik Hamidah, S.H., M.H. Dosen pembahas I yang senantiasa

memberikan waktu, masukan dan saran selama menyelesaikan skripsi.

6. Ibu Marlia Eka Putri, S.H., M.H. Dosen pembahas II yang senantiasa

memberikan waktu, masukan dan saran selama penulisan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen, Staff dan Karyawan Fakultas Hukum Universitas Lampung,

terima kasih atas bantuannya selama ini.

8. Sahabat-sahabat perjuangan FOSSI yang telah membantu saya menjadi

pribadi yang lebih baik.

9. Teman-teman kampus Supri Sugiarto, Kurniawan M. Nur, Madian Azhar,

Hardinal Cunda Dinata, Riyadi, Mukti Ky Jangkung, Sariani, Mery Farida,

Ayu Kurnia yang telah banyak membantu.

10. Teman-teman seperjuangan Fakultas Hukum Universitas Lampung angkatan

2014 yang tidak dapat penulis sebutkan semua. Terima kasih atas pertemanan

yang terjalin selama ini sukses buat kita semua.

12. Teman-teman KKN “Bandar Surabaya” khususnya Tim Desa Sidodadi dan

keluarga disana yang telah berbagi pengalaman mengisi hari-hari selama 40

hari dan saling bekerja sama menjalankan program kerja KKN, terima kasih

atas kebersamaan dan pengalaman selama ini.

13. Untuk Almamaterku tercinta, Fakultas Hukum Universitas Lampung yang

menjadi saksi bisu dari sebuah perjalanan penulis sehingga menuntunku

menjadi seorang yang lebih baik serta semua pihak yang telah memberikan

bantuan dan dorongan semangat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

Page 13: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis mengucapkan banyak terima

kasih.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas bantuan dan dukungan yang telah

diberikan kepada penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk menambah

wawasan keilmuan bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya.

Aamiin Allahummaaamiin

Bandar Lampung, 8 April 2018

Penulis,

Ridho Indra Cahya

Page 14: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

DAFTAR ISI

ABSTRAK .....................................................................................................................iHALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................................iiiHALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................ivHALAMAN PERNYATAAN ......................................................................................vRIWAYAT HIDUP.......................................................................................................viMOTTO .........................................................................................................................viiPERSEMBAHAN .........................................................................................................viiiSANWACANA ..............................................................................................................xDAFTAR ISI..................................................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN1.1.Latar Belakang .....................................................................................................11.2.Rumusan Masalah................................................................................................61.3. Tujuan dan Kegunanaan Penelitian.....................................................................6

1. Tujuan Penelitian ............................................................................................62. Kegunaan Penelitian .......................................................................................6

1.4. Ruang Lingkup....................................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1. Pengertian Kewenangan ..........................................................................................82.2. Teori dan Macam-Macam Kewenangan .............................................................11

2.2.1. Pelimpahan Kewenangan dengan Atribusi ...............................................112.2.2. Pelimpahan Kewenangan dengan Delegasi ..............................................132.2.3. Pelimpahan Kewenangan dengan Mandat ................................................15

2.3.Tinjauan Tentang Infrastruktur.................................................................................182.3.1. Pengertian Infrastruktur .............................................................................182.3.2. Jenis-Jenis Infrastruktur .............................................................................19

2.4. Hierarki atau Pengelompokan Jalan....................................................................212.4.1. Klasifikasi berdasarkan administrasi pemerintahan..................................212.4.2. Pengelompokkan jalan menurut muatan sumbu .......................................22

BAB III METODE PENELITIAN3.1. Pendekatan Masalah............................................................................................253.2. Sumber Data........................................................................................................26

3.2.1. Data Primer ...............................................................................................263.2.2.Data Sekunder.............................................................................................26

3.3. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data.....................................................273.3.1. Prosedur Pengumpulan Data.....................................................................27

Page 15: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

3.3.2. Prosedur Pengolahan Data ........................................................................283.4. Analisis Data .......................................................................................................29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat .............................................30

4.1.1.Sejarah Dinas Pekerjaan Umum ...................................................................354.1.2.Tugas dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kab. Tulang Bawang Barat ......364.1.3.Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kab.Tulang Bawang Barat ....404.1.4.Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kab.Tulang Bawang Barat.....42

4.2. Kewenangan Dinas Pekerjaan Umum Dalam Mewujudkan PembangunanInfrastruktur Jalan Kab. Tulang Bawang Barat.......................................................434.2.1. Pembangunan Infrastruktur yang ada di Kab. Tulang Bawang Barat danKriteria Infrastruktur yang perlu dilakukan Pembangunan ...................................514.2.2. Mekanisme Pembangunan Infrastruktur Jalan Kabupaten Tulang BawangBarat ...................................................................................................................564.2.3. Pelaksanaan Kewenangan Dinas Pekerjaan Umum dalam MewujudkanPembangunan Infrastruktur Jalan Kab. Tulang Bawang Barat..............................62

4.3. Faktor-Faktor Penghambat Pembangunan Infrastruktur Jalan Kabupaten TulangBawang Barat...........................................................................................................65

BAB V PENUTUP5.1. Kesimpulan ..............................................................................................................675.2. Saran.........................................................................................................................68

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
Page 17: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jalan merupakan prasarana infrastruktur dasar yang dibutuhkan manusia untuk

dapat melakukan pergerakan dari suatu lokasi ke lokasi lainnya dalam rangka

pemenuhan kebutuhan, baik sebagai jalur transportasi kendaraan darat atau

pendistribusian barang dan jasa. Ketersediaan jumlah jalur jalan yang cukup dan

dengan kondisi yang baik berpengaruh terhadap kelancaran arus lalulintas.

Tingginya pertumbuhan arus lalu lintas sebagai akibat pertumbuhan ekonomi

dapat menimbulkan masalah yang serius apabila tidak diimbangi dengan

perbaikan mutu dari sarana dan prasarana jalan yang ada. Pertumbuhan kendaraan

yang begitu cepat berdampak pada kepadatan lalu lintas, sehingga perlu adanya

peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan. Pembangunan prasarana

jalan, memiliki fungsi aksesbilitas untuk membuka daerah kurang berkembang dan

fungsi mobilitas untuk memacu daerah yang telah berkembang.

Pengertian jalan yaitu prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian

jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan

bagi lalu lintas, yang berada dipermukaan tanah, diatas permukaan tanah,

Page 18: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

2

dibawah permukaan tanah dan/atau air, serta diatas permukaan air, kecuali jalan

kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.1

Dari pengertian jalan tersebut, dapat disimpulkan bahwa jalan adalah prasarana

transportasi darat yang merupakan urat nadi lalu lintas darat. Lancarnya arus lalu

lintas akan sangat menunjang perkembangan perekonomian dan sosial suatu

daerah. Sehingga pembangunan prasarana infrastruktur jalan akan mempermudah

dan mempercepat arus mobilitas barang dan jasa. Oleh karena itu salah satu aspek

penting dalam pembangunan adalah pembangunan dibidang fisik dan sosial, hal

Ini dapat diwujudkan melalui pembangunan dan perbaikan fasilitas infrastruktur

yang ada seperti Infrastruktur jalan yang meliputi jalan, jalan raya, dan jembatan

serta fasilitas pendukungnya seperti lampu jalan, rambu lalu lintas, saluran air,

trotoar dan sebagainya.

Pengertian infrastruktur menurut Grigg dalam bukunya yang berjudul

Infrastructure Engineering and Management bahwa infrastruktur adalah sistem

fisik yang menyediakan sarana drainase, pengairan, transportasi, bangunan

gedung dan fasilitas publik lainnya dimana sarana tersebut dibutuhkan untuk

dapat memenuhi berbagai macam kebutuhan dasar manusia baik itu kebutuhan

sosial maupun kebutuhan ekonomi.

Pemerintah daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh pemerintah

daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip

ekonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik

Indonesia,2 oleh karena itu dalam era otonomi daerah saat ini telah ditekankan

1Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan2Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

Page 19: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

3

dua pemberian kewenangan yang luas kepada pemerintah daerah agar dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta memberdayakan mereka,

menjaminproses demokratisasi, perlindungan hak dan jaminan kehidupan

lainnya. Seiring dengan dilaksanakan kebijakan otonomi daerah di Indonesia

tanggung jawab penyelenggaraan dalam pemeliharaan infrastruktur jalan beralih

ke pemerintah daerah. Peralihan tanggung jawab tersebut sudah sewajarnya harus

dapat diimbangi dengan kemampuan pemerintah daerah dalam kemampuan

teknik, manajerial dan pembiayaan dalam penyelenggaraan jalan.

Kewenangan pemerintah daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat, terhadap

penyelenggaraan dan pemeliharaan infrastruktur jalan ada pada Dinas Pekerjaan

Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Berdasarkan Peraturan Bupati Tulang

Bawang Barat Nomor 8A Tahun 2011, tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi

dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat. Berdasarkan

peraturan tersebut Instansi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tulang Bawang

Barat memiliki tugas pokok yaitu melaksanakan urusan pemerintahan daerah

dibidang pekerjaan umum berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta

tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dinas Pekerjaan Umum adalah perangkat daerah yang diserahkan kewenangan,

tugas dan tanggung-jawab untuk melaksanakan otonomi daerah, desentralisasi

dalam bidang pekerjaan umum. Dinas Pekerjaan Umum yang merupakan

perpanjangan tangan dari pemerintah pusat yakni Kementrian Pekerjaan Umum,

pada konteks otonomi daerah yang ditandai dengan kemampuan self-supporting-

nya organisasi daerah, instansi Dinas Pekerjaan Umum mempunyai peran sangat

Page 20: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

4

penting sebagai instansi yang melaksanakan dan mengawal pembangunan

infrastruktur didaerah.

Kewenangan yang dimaksud menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti

kekuasaan membuat keputusan memerintah dan melimpahkan tanggung jawab ke

pihak lain. Menurut G.R. Terry kewenangan adalah, kekuasaan resmi dan

kekuasaan pejabat untuk menyuruh pihak lain supaya bertindak dan taat kepada

pihak yang memiliki wewenang itu.3

Mengerucut pada permasalahan yang ada di Tiyuh Gedung Ratu Kecamatan

Tulang Bawang Udik Kabupaten Tulang Bawang Barat, dimana infrastuktur

jalan yang dikerjakan jauh dari harapan yang diinginkan masyarakat. Hal ini

dibuktikan pada artikel yang dimuat di http://newslampungterkini.com yang

diakses tanggal 29 Januari 2018 yang menjelaskan, kondisi jalan saat ini yang

belum berusia tiga bulan telah rusak dan bergelombang. Seolah luput dari

perhatian Dinas Pekerjaan Umum khususnya Bidang Bina Marga yang

mempunyai tugas pokok melaksanakan memimpin pelaksanaan kegiatan

perumusan kebijakan teknis, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,

pengendalian serta pengelolaan administrasi pembangunan dan pemeliharaan

sarana/prasarana dibidang bina marga yang seharusnya mengawasi kinerja

kontraktor agar bekerja dengan kualitas yang baik, dimana keadaan infrastruktur

yang menjadi modal utama pendapatan daerah baru kini dapat dikatakan rusak

dan sudah tak layak.4

3Atmosudirdjo Prajudi, Dasar-dasar Administrasi Negara, Ghalia Indonesia Teori Organisasi,Jakarta : STIA-LAN Press Jakarta. 1990, hlm. 34.4http://newslampungterkini.com/news/15106/pembangunan-jalan-gedung-ratu-telah-rusak-tokoh-masyarakat-kecam-kontraktor(diaksestanggal 2 Januari 2018, Pukul 19.00 WIB)

Page 21: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

5

Sebagai salah satu instansi pemerintah daerah yang memiliki tugas pokok dan

fungsi dalam pembangunan fisik tentulah Dinas Pekerjaan Umum memliki peran

yang sangat sentral dan sangat penting, namun pada Dinas Pekerjaan

UmumKabupaten Tulang Bawang Barat dalam pembangunan fisik infrastruktur

jalan belum terlaksana merata disetiap wilayah yang ada di Kabupaten Tulang

Bawang Barat.

Sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum, infrastruktur dalam

lingkup pekerjaan umum meliputi infrastruktur jalan, sebagai prasarana distribusi

lalu-lintas barang dan manusia maupun sebagai prasarana pembentuk struktur

ruang wilayah. Pembangunan infrastruktur mempunyai peran vital dalam

mewujudkan pemenuhan hak dasar rakyat seperti pangan, sandang, papan, rasa

aman, pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Infrastruktur adalah modal esensial

masyarakat yang memegang peranan penting dalam mendukung ekonomi, sosial-

budaya, dan kesatuan dan persatuan yang mengikat dan menghubungkan antar

daerah.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis tertarik melakukan penelitian tentang:

KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN KABUPATEN TULANG

BAWANG BARAT.

Page 22: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dilatar belakang, maka yang

menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1) Bagaimanakah kewenangan Dinas Pekerjaan Umum dalam mewujudkan

pembangunan infrastruktur jalan Kabupaten Tulang Bawang Barat?

2) Apa saja faktor penghambat pembangunan infrastruktur jalan Kabupaten

Tulang Bawang Barat?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk memahami kewenangan Dinas Pekerjaan Umum dalam

pembangunan infrastruktur jalan.

b. Untuk mengetahui apa saja faktor penghambat pembangunan jalan dan

bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut.

2. Kegunaan Penelitian

a. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya Hukum Administrasi Negara

bidang kajian Organisasi Publik yang berkenaan dengan kewenangan.

b. Secara praktis

1) Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang kinerja

Dinas Pekerjaan Umum Kabupten Tulang Bawang Barat, sekaligus

Page 23: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

7

menjadi saran yang membangun bagi pihak Dinas Pekerjaan Umum

dalam meningkatkan kinerja.

2) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk Dinas Pekerjaan

Umum Tulang Bawang Barat dalam menyelesaikan masalah-masalah

yang dihadapi dalam pembangunan infrastruktur jalan kabupaten.

1.4 Ruang Lingkup

Dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah kewenangan Dinas Pekerjaan

Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat dalam mewujudkan pembangunan

infrastruktur jalan, berdasarkan Peraturan Bupati No. 8A Tahun 2011 Tentang

Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten

Tulang Bawang Barat. Kewenangan yang dimaksud yaitu berdasarkan Pasal 194

Ayat (2) Peraturan Bupati No. 8A Tahun 2011.

Page 24: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kewenangan

Kewenangan secara umum merupakan lingkup kekuasaan yang dimiliki seseorang

atau kelompok untuk memerintah, mengatur, dan menjalankan tugas dibidangnya

masing-masing. Kewenangan Pemerintahan yang selanjutnya disebut

Kewenangan adalah kekuasaan Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan atau

penyelenggara negara lainnya untuk bertindak dalam ranah hukum publik.5

Kewenangan merupakan unsur dari kekuasaan yang dimiliki seseorang. Dalam

berkuasa biasanya seorang pemegang kuasa berwenangan untuk menjalankan

kekuasaannya sesuai dengan wewenang yang diberikan kepadanya.

Menurut Kaplan, kewenangan adalah kekuasaan Formal yang berhak untuk

mengeluarkan perintah dan membuat peraturan-peraturan serta berhak

mengharapkan kapatuhan terhadap peraturan-peraturan.

Adapun pengertian kewenangan menurut Budihardjo adalah kekuasaan yang

dilembagakan, kemampuan untuk melakukan tindakan hukum tertentu yang

dimaksudkan untuk menimbulkan akibat hukum, dan hak yang berisi kebebasan

5Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan

Page 25: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

9

untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan tertentu atau menuntut pihak lain

untuk melakukan tindakan tertentu.

Pengertian kewenangan menurut Stout adalah pengertian yang berasal dari hukum

organisasi pemerintah, yang dapat dijelaskan sebagai keseluruhan aturan yang

berkenaan dengan perolehan dan penggunaan wewenang-wewenang pemerintah

oleh subjek hukum publik didalam hubungan hukum publik. Adapun pengertian

kewenangan menurut Tonaer adalah kemampuan untuk melaksanakan hukum

positif, dan dengan begitu, dapat diciptakan hubungan hukum antara pemerintah

dengan warga negara. Otoritas atau kewenangan sering didefinisikan sebagai

kekuasaan, kekuasaan yang memerintahkan kepatuhan kekuasaan itu meletakkan

klaimnya atas otoritas yang dikuasai. Maksud dari otoritas atau wewenang ialah

hak yang sudah didirikan, dalam ketertiban sosial manapun, untuk menetapkan

kebijaksanaan, untuk mengumumkan keputusan pertimbangan atas pokok

persoalan yang relevan, dan untuk mendamaikan pertentangan-pertentangan, atau

pembimbing bagi orang-orang lain.

Sedangkan menurut P. Nicholai didalam bukunya, disebutkan bahwa kewenangan

adalah kemampuan untuk melakukan tindakan hukum tertentu, yaitu tindakan-

tindakan yang dimaksudkan untuk menimbulkan akibat hukum, dan mencakup

mengenai timbul dan lenyapnya akibat hukum tertentu. Hak berisi kebebasan

untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan tertentu atau menurut pihak lain

untuk melakukan tindakan tertentu, sedangkan kewajiban memuat keharusan

untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan tertentu. Pilar utama negara

hukum, yaitu asas legalitas, maka kewenangan dari pemerintah untuk

melaksanakan tugasnya dalam pemerintah berasal dari peraturan perundang-

Page 26: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

10

undangan yang ada, oleh karena itu pemerintah tidak boleh menganggap bahwa ia

memiliki wewenang pemerintah dan tidak boleh berbuat sesuatu selain yang telah

ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kewenangan tidaklah sama dengan kekuasaan, karena kekuasaan hanyalah

menggambarkan hak untuk berbuat dan atau tidak berbuat, sedangkan

wewenangan mengandung hak dan juga kewajiban. Kewajiban dari suatu

kewenangan, ada kewenangan secara horizontal dan kewenangan secara vertikal,

kewenangan secara horizontal berarti kekuasaan tersebut digunakan untuk

menyelenggarakan pemerintah sebagaimana mestinya, sedangkan kewenangan

secara vertikal berarti kekuasaan tersebut adalah untuk menjalankan pemerintahan

dalam suatu tertib ikatan pemerintahan negara secara keseluruhan.6

Kewenangan pemerintahan bersifat yang pertama terikat yang berarti kewenangan

pemerintah yang bersifat terikat apabila peraturan dasarnya menentukan kapan

dan dalam keadaan yang bagaimana wewenang tersebut dapat digunakan atau

peraturan dasarnya sedikit banyak menentukan tentang isi dari keputusan yang

harus diambil, kedua fakultatif yang berarti wewenang yang bersifat fakultatif

terjadi apabila badan atau pejabat tata usaha negara yang bersangkutan tidak wajib

menerapkan wewenangnya atau sedikit banyak masih ada pilihan, sekalipun

pilihan itu hanya dilakukan dalam hal atau keadaan tertentu sebagaimana

ditentukan dalam peraturan dasarnya, dan yang ketiga yaitu bebas yang dimaksud

dengan bebas adalah wewenang yang bersifat bebas terjadi apabila peraturan

dasarnya memberi kebebasan untuk menentukan sendiri mengenai isi dari

keputusan yang akan dikeluarkan atau peraturan dasarnya memberikan ruang

6Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Yogyakarta: UII Press, 2002), hlm. 71-72

Page 27: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

11

lingkup kebebasan. Setiap kewenangan dibatasi oleh isi/materi, wilayah dan

waktu. Cacat dalam aspek-aspek tersebut menimbulkan cacat kewenangan

(onbevoegdheid) yang menyangkut cacat isi, cacat wilayah dan cacat waktu.7

2.2 Teori dan Macam-Macam Kewenangan

Setiap peradilan mempunyai dua kewenangan yaitu kewenangan relatif dan

kewenangan absoulut.8 Kewenangan relatif didasarkan pada seberapa luas wilayah

jurisdiksi peradilan tersebut, biasanya diasarkan pada sebuah keputusan

pemerintah. Sebab bisa saja wilayah yuridiksi sebuah peradilan bisa mewilayahi

satu atau dua buah kabupaten. Sedangkan kewenangan absolut adalah

kewenangan yang diberikan Undang-Undang terkait dengan bidang-bidang

perkara yang disengketakan.

Pilar utama negara hukum adalah asas legalitas, dalam asas tersebut tersirat

wewenang pemerintahan berasal dari peraturan perundang-undangan, artinya

sumber wewenang bagi pemerintahan adalah peraturan perundang-undangan.9

Secara teoritis, terdapat tiga cara memperoleh kewenangan yang bersumber dari

peraturan perundang-undangan yaitu:

2.2.1 Pelimpahan Kewenangan dengan Atribusi

Dalam Kamus Istiah Hukum Belanda-Indonesia dikatakan atribusi (attributie)

bermakna pembagian (kekuasaan), seperti kata attributie vanrechtsmacht

7Nurmayani, Hukum Administrasi Daerah, (Bandar Lampung: Universitas Lampung, hlm. 278Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara,Raja Grafindo, Jakarta, 2006, hlm. 1039Agussalim Andi Gadjong, Pemerintahan Daerah (kajian politik dan hukum), Ghlmia Indonesia,Bogor, 2007, hlm. 101

Page 28: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

12

mengandung arti pembagian kekuasaan kepada berbagai instansi (absolute

competentie atau kewenangan mutlak lawan dari distributie vanrechtmacht).

Subtansi atribusi adalah menciptakan suatu wewenang dimaksudkan untuk

melengkapi organ pemerintahan dengan penguasa pemerintah dan wewenang-

wewenangnya.10 Pemberian kewenangan dalam bentuk atribusi dari pembuat

undang-undang kepada suatu organ pemerintah, baik organ pemerintah sudah

dibentuk maupun yang baru dibentuk.

Menurut H.D. Van Wijk atribusi hanya dapat dilakukan oleh pembentuk undang-

undang. Sedangkan pembentuk undang-undang diwakilkan organ-organ

pemerintah yang berhubungan dengan kekuasaan dilaksanakan secara bersama.

Pendelegasian kekuasaan didasarkan pada amanat suatu konstitusi yang

dituangkan dalam suatu peraturan pemerintah, yang tidak didahului oleh suatu

pasal dalam undang-undang untuk diatur lebih lanjut. Dalam hal ini berbeda

dengan delegasi, kewenangan terjadi karena pendelegasian diamanatkan oleh

undang-undang atau peraturan pemerintah dan didahului oleh suatu pasal dalam

undang-undang untuk dilanjutkannya. Kewenangan atribusi hanya dapat

dilakukan oleh pembentuk undang-undang (legislator) yang orisinil. Hal yang

sama, seperti tertuang dalam Algement Bepalinge van Administratief Recht,

kewenangan atribusi yaitu undang-undang (dalam arti material) menyerahkan

wewenang tertentu kepada organ tertentu.11

10N.E. Algra, H.R.W. Gokkel, Saleh Adiwinata, Boerhanoeddin, Kamus Istilah Hukum Fockema,hlm. 5311Ridwan HR, Op.Cit., hlm. 106

Page 29: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

13

2.2.2 Pelimpahan Kewenangan dengan Delegasi

Kewenangan dengan delegasi adalah penyerahan dari pejabat yang tinggi kepada

yang lebih rendah berdasarkan ketentuan hukum. Pelimpahan kewenangan

dengan delegasi harus didasarkan pada ketentuan hukum, karena dalam keadaan

tertentu pemberi kewenangan dapat menarik kembali wewenang yang

didelegasikan. Karena pelimpahan kewenangan dengan cara delegasi bukan

pembebasan sepenuhnya, tetapi untuk peringanan dari suatu beban kerja.12

Berbeda dengan kewenangan atribusi, kewenangan dengan delegasi dituntut

adanya dasar hukum sehingga pelimpahan kewenangan itu dapat ditarik kembali

oleh pendelegans. Pelimpahan wewenang oleh organ pemerintah kepada organ

lain untuk mengambil keputusan dengan tanggung jawab sendiri. Dikonstatir

oleh Ridwan H.R. bahwa dalam penyerahan wewenang melalui delegasi ini,

pemberi wewenang telah lepas dari tanggung jawab hukum atau dari tuntutan

pihak ketiga jika dalam penggunaan wewenang itu menimbulkan kerugian pada

pihak lain.13

Pelimpahan wewenang pemerintahan dalam bentuk delegasi terdapat syarat-

syarat sebagaimana yang dikutip oleh Ridwan HR dalam Philip M. Hajon sebagai

berikut:

a. Delegasi harus bersifat definitif, delegans tidak dapat lagi menggunakan

wewenang yang telah dilimpahkan.

12Agussalim Andi Gadjong, Op, Cit., hlm. 8713Ridwan HR. Op.Cit., hlm. 106

Page 30: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

14

b. Delegasi hanya dimungkinkan jika ada ketentuan untuk itu dalam peraturan

perundang-undangan.

c. Delegasi tidak kepada bawahan, artinya dalam hubungan hierarki

kepegawaian tidak diperkenankan adanya delegasi.

d. Kewajiban memberikan keterangan (penjelasan), artinya delegans berwenang

untuk meminta penjelasan tentang pelaksanaan wewenang tersebut.

e. Peraturan kebijakan (beleidstegel), artinya delegans memberikan instruksi

(petunjuk) tentang penggunaan wewenang tersebut.

Syarat-syarat yang dikemukakan oleh Philip M. Hajon menunjukan bahwa

pelimpahan kewenangan dengan cara delegasi hanya terbatas pada peringanan atas

suatu beban kerja. Ini berarti penerima pendelegasian secara yuridis bertanggung

jawab atas segala perbuatan hukum yang dilakukan.

Heinrich membedakan delegation atas primare delegation dan sekundare

deligation. Pada primare delegation berhubungan dengan keluasan keweangan

yang dapat berkurang atau bertambah, sedangkan pada sekundare delegation

berhubungan dengan bentuk kewenangan yang bisa zelfstanding atau alfhahelijk.

Pelimpahan kewenangan dengan delegasi dapat dalam bentuk pendelagasian

yang meliputi keseluruhan kompetensi tertentu dari pihak yang mendelegasikan

(totale delegation), dapat juga dalam bentuk pendelegasian sebagian kompetensi

(partielledelegation).14

14Agussalim Andi Gadjong, Op. Cit., hlm. 10

Page 31: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

15

Hans Petres memberikan batas-batas yang berdasarkan atas hukum positif bagi

pendelegasian, yaitu:

1) Jika suatu kewenangan berdasarkan atas sesuatu sumber hukum yang lebih

tinggi dari pada yang dikuasai oleh yang mendelegasikan,

2) Terletak dalam asas bahwa tak ada suatu organ boleh mendelegasikan

kseluruhan kompetensinya, juga tidak mengenai bagian-bagian yang pokok

dari padanya kepada organ yang lain.

2.2.3 Pelimpahan Kewenangan dengan Mandat

Pelimpahan kewenangan dengan mandat berbeda dengan kewenagan atribusi

maupun kewenangan delegasi. Mandat adalah suatu bentuk pemberi kewenangan

oleh mandans dalam pergaulan hukum besifat perintah. Menurut HD van

Wijk/Willem Konijnembelt mandat terjadi ketika organ pemerintahan

mengizinkan kewenangannya dijalankan oleh organ lain atas namanya. Sejalan

dengan pendapat van Wijk/Willem Konijnembelt tersebut menurut Henrich

dalam Agussalim Andi Gadjong, mandat merupakan suruhan (opdrach) pada

suatu organ untuk melaksanakan kompetensinya sendiri, maupun tindakan

hukum oleh mandans memberikan kuasa penuh (volmacht) kepada sesuatu

subyek lain untuk melaksanakan kompetensi atas nama mandans. Jadi, penerima

mandat bertindak atas nama orang lain.

Sementara menurut Lubberdink dalam Agussalim Andi Gadjong, pertanggung

jawaban untuk pelaksanaan wewenang tetap pada mandans, sebab pemberi kuasa

Page 32: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

16

yang memberikan petunjuk, baik yang umum mau pun petunjuk.15 Menurut

Bothlingk dalam hukum tata negara mandat dapat diartikan sebagai perintah yang

diberikan oleh seorang pejabat atas nama jabatannya atau golongan jabatannya

kepada pihak ketiga untuk melaksanakan (sebagian) tugas pejabat itu atas jabatan

atau golongan jabatan. Dengan tidak memindah-tangankan kewenangan,

pemegang jabatan tetap berwenang bertindak atas nama jabatannya, hanya

dengan permberian mandat, ada pihak ketiga (mandataris) yang memperoleh

kewenangan yang sama.16

Pandangan yang sama dikemukakan oleh F.A.M. Stroink dan J.G. Steen beek

dalam Ridwan H.R. mandat tidak terkait dengan penyerahan atau pelimpahan

wewenang. Dalam hal mandat tidak terjadi perubahan wewenang apa pun, yang

hanya adalah dalam hubungan internal. Sedangkan dalam arti yuridis wewenang

dan tanggung jawab ada ditangan mandans.17 Kedua pandangan tersebut

menunjukkan bahwa pelimpahan wewenang hanya melalui dua cara, yaitu

dengan cara atribusi dan delegasi. Untuk dapat memperoleh suatu kewenangan,

pemerintah daerah dapat memperolehnya melalui tiga cara, yaitu melalui atribusi,

delegasi, dan mandat.

Setelah memperoleh kewenangan dari tiga sumber kewenangan tersebut, barulah

pemerintah dapat menjalankan kewenangannya. Kewenangan tersebut

merupakan suatu tindakan hukum dari pemerintah dan hanya dapat dilakukan

oleh aparatur negara dengan tanggung jawab yang diemban sendiri. Selain itu,

15Agussalim Andi Gadjong, Op. Cit. ,hlm. 106-1016Harun Alrasyid, Pengesian Jabatan Presiden (Sejak Sidang Panitia Persiapan KemerdekaanIndonesia 1945 sampai Sidang Majelis Permusyawaratan 1993), Disertasi Ilmu Hukum,Universitas Indonesia, Jakarta,1993, hlm. 8717Ridwan HR. Op. Cit., hlm. 106

Page 33: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

17

perbuatan dari aparatur pemerintahan tersebut yang dilakukan sesuai

kewenangannya akan menimbulkan suatu akibat hukum dibidang hukum

administrasi demi terciptanya pemeliharaan kepentingan negara dan rakyat.

Hal ini sesuai dengan unsur dari tindakan hukum yang dilakukan berdasarkan

kewenangan aparatur pemerintahan, yaitu:

1) Perbuatan itu dilakukan oleh aparat pemerintah dalam kedudukannya sebagai

penguasa maupun sebagai alat perlengakapan pemerintahan dengan prakarsa

dan tanggung jawab sendiri

2) Perbuatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi

pemerintahan

3) Perbuatan tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk menimbulkan akibat

hukum dibidang hukum administrasi

4) Perbuatan yang bersangkutan dilakukan dalam rangka pemeliharaan

kepentingan negara dan rakyat

Tindakan hukum yang dilakukan oleh pemerintah dalam menjelaskan fungsi

pemerintahannya dapat dibedakan dalam tindakan hukum publik dan tindakan

hukum privat. Tindakan hukum publik berarti tindakan hukum yang dilakukan

tersebut didasarkan pada hukum publik, sedangkan tindakan hukum privat adalah

tindakan hukum yang didasarkan pada ketentuan hukum keperdataan. Tindakan

hukum publik yang dilakukan oleh pemerintah dalam menjalankan fungsi

pemerintahannya, dapat dibedakan dalam tindakan hukum publik yang bersifat

sepihak dan tindakan banyak pihak.

Page 34: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

18

Peraturan bersama antar kabupaten atau antara kabupaten dengan provinsi adalah

contoh dari tindakan yang hukum publik beberapa pihak, dan tindakan hukum

publik sepihak berbentuk tindakan yang dilakukan sendiri oleh organ

pemerintahan yang menimbulkan suatu akibat hukum publik, misalnya saja

pemberian izin oleh pemerintah kepada subyek hukum atau badan hukum yang

memerlukannya.

Dengan demikian untuk dapat melakukan suatu tindakan hukum, pemerintah

memerlukan instrumen pemerintah yang digunakan sebagai sarana-sarana untuk

menjalankan tugas-tugas pemerintahan. Instrumen dari pemerintah terdiri dari

bermacam-macam bentuk, yaitu Peraturan Perundang-Undangan, Ketetapan Tata

Usaha Negara, Peraturan Kebijakan, perizinan dan lainnya. Semua instrumen ini

haruslah digunakan oleh pemerintah dengan sebaik-baiknya agar pemerintah

dapat mengatur kegiatan yang menjadi urusan pemerintahan dan kemasyarakatan

dengan baik dan tidak menyimpang dari tugas pokok dan fungsi pemerintahan

yang baik.

2.3 Tinjauan Tentang Infrastruktur

2.3.1 Pengertian Infrastruktur

Pengertian Infrastruktur, menurut Grigg (1988) infrastruktur merupakan

sistemfisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan

gedung dan fasilitas publik lainnya, yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan

dasar manusia baik kebutuhan sosial maupun kebutuhan ekonomi. Pengertian ini

merujuk pada infrastruktur sebagai suatu sistem. Dimana infrastruktur dalam

Page 35: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

19

sebuah sistem adalah bagian-bagian berupa sarana dan prasarana (jaringan) yang

tidak terpisahkan satu sama lain.18

Infrastruktur sendiri dalam sebuah sistem menopang sistem sosial dan sistem

ekonomi sekaligus menjadi penghubung dengan sistem lingkungan. Ketersediaan

infrastruktur memberikan dampak terhadap sistemsosial dan sistem ekonomi

yangadadi masyarakat. Oleh karenanya, infrastruktur perlu dipahami sebagai

dasar-dasar dalam mengambil kebijakan.

2.3.2 Jenis-Jenis Infrastruktur

Menurut Kodoatie (2005), infrastruktur sebagai pendukung utama sistem sosial

dan sistem ekonomi dilaksanakan dalam konteks keterpaduan dan menyeluruh.

Infrastruktur yang merupakan fasilitas yang dikembangkan untuk fungsi-fungsi

pemerintahan dalam hal pelayanan publik tidak dapat berfungsi sendiri-sendiri

dan terpisah. Keterpaduan tersebut menentukan nilai optimasi pelayanan

infrastruktur itu sendiri.

Berdasarkan jenisnya, infrastruktur dibagi dalam 13 kategori (Grigg, 1988)

sebagai berikut:

1) Sistem penyediaan air yaitu waduk, penampungan air, transmisi dan

distribusi,dan fasilitas pengolahan air (treatmentplant),

2) Sistem pengelolaan air limbah yaitu pengumpul, pengolahan, pembuangan,

dandaur ulang,

3) Fasilitas pengelolaan limbah (padat),

4) Fasilitas pengendalian banjir, drainase, dan irigasi,

5) Fasilitas lintas air dan navigasi,

18Kodoatie, R.J, Pengantar Manajemen Infrastruktur, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003, hlm. 64

Page 36: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

20

6) Fasilitas transportasi yaitu jalan, rel, bandar udara, serta utilitas pelengkap

lainnya,

7) Sistem transit publik,

8) Sistem kelistrikan yaitu produksi dan distribusi,

9) Fasilitas gas alam,

10) Gedung publik yaitu sekolah, rumah sakit, gedung pemerintahan, dll,

11) Fasilitas perumahan publik,

12) Taman kota yaitu taman terbuka, plaza, dll, serta

13) Fasilitas komunikasi.

Tiga belas jenis infrastruktur tersebut kemudian dikelompokkan dalam 7

kelompok besar (Grigg dan Fontane, 2000) sebagai berikut:

1) Transportasi (jalan, jalan raya, jembatan),

2) Pelayanan transportasi (transit, bandara, pelabuhan),

3) Komunikasi,

4) Keairan (air, air buangan, sistem keairan, termasuk jalan air yaitu sungai,

saluran terbuka, pipa, dll),

5) Pengelolaan limbah (sistem pengelolaan limbah padat),

6) Bangunan, serta

7) Distribusi dan produksi energi.

Berdasarkan penjabaran mengenai infrastruktur diatas, infrastruktur yang menjadi

objek penelitian penulis dalam skripsi ini yaitu jalan.

Page 37: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

21

2.4 Hierarki atau Pengelompokan Jalan

Hierarki atau pengelompokan jalan adalah pengelompokan jalan berdasarkan

fungsi jalan, Di Indonesia pengelompokan jalan diatur dalam UU No. 22 Tahun

2009, berdasarkan administrasi pemerintahan dan berdasarkan muatan sumbu

yang menyangkut dimensi dan berat kendaraan.

Hierarki atau klasifikasi jalan sebagai berikut:19

2.4.1 Klasifikasi berdasarkan administrasi pemerintahan

Pengelompokan jalan dimaksudkan untuk mewujudkan kepastian hukum

penyelenggaraan jalan sesuai dengan kewenangan Pemerintah dan pemerintah

daerah. Jalan umum menurut statusnya dikelompokan ke dalam jalan nasional,

jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa.

1) Jalan nasional, merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan

jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis

nasional, serta jalan tol.

2) Jalan provinsi, merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer

yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau

antar ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.

3) Jalan kabupaten, merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer

yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar

ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat

kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam

wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.

19Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Page 38: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

22

4) Jalan kota, adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang

menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat

pelayanan dengan persil, menghubungkan antar persil, serta menghubungkan

antar pusat permukiman yang berada di dalam kota.

5) Jalan desa, merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau

antar permukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.

Untuk keperluan pengaturan penggunaan dan pemenuhan kebutuhan angkutan,

jalan dibagi dalam beberapa kelas yang didasarkan pada kebutuhan transportasi,

pemilihan moda secara tepat dengan mempertimbangkan keunggulan karakteristik

masing-masing moda, perkembangan teknologi kendaraan bermotor, muatan

sumbu terberat kendaraan bermotor serta konstruksi jalan.

2.4.2 Pengelompokan jalan menurut muatan sumbu

Muatan sumbu adalah jumlah tekanan roda dari satu sumbu kendaraan terhadap

jalan, benda tersebut selanjutnya didistribusikan ke fondasi jalan, bila daya

dukung jalan tidak mampu menahan muatan sumbu maka jalan akan rusak. Oleh

karena itu ditetapkanlah Muatan Sumbu Terberat (MST) yang bisa melalui suatu

kelas jalan tertentu. Muatan sumbu terberat adalah jumlah tekanan maksimum

roda terhadap jalan, penetapan muatan sumbu terberat adalah jumlah tekanan

maksimum roda terhadap jalan, penetapan muatan sumbu terberat ditunjukan

untuk mengoptimalkan antara biaya konstruksi dengan effisiensi angkutan.

Page 39: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

23

Muatan Sumbu Terberat (MST) untuk masing-masing kelas jalan ditunjukkan

dalam tabel berikut:20

Tabel 1. Muatan Sumbu Terberat (MST)

No. Kelas Jalan MST

1. I Belumditetapkan

2. II 10 ton

3. IIIA 8 ton

4. IIIB 8 ton

5. IIIC 8 ton

Penjelasan tabel:

1) Jalan Kelas I, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk

muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang

tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan

lebih besar dari 10 ton, yang saat ini masih belum digunakan di Indonesia.

2) Jalan Kelas II, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor

termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran

panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang

diizinkan 10 ton, jalan kelas ini merupakan jalan yang sesuai untuk

angkutan peti kemas.

3) Jalan Kelas III A, yaitu jalan arteri atau kolektor yang dapat dilalui kendaraan

bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500

milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu

terberat yang diizinkan 8 ton.

20Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan

Page 40: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

24

4) Jalan Kelas III B, yaitu jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor

termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran

panjang tidak melebihi 12.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang

diizinkan 8 ton.

5) Jalan Kelas III C, yaitu jalan lokal dan jalan lingkungan yang dapat dilalui

kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi

2.100 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 milimeter, dan muatan

sumbu terberat yang diizinkan 8 ton.

Page 41: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Masalah

Penulisan skripsi ini menggunakan dua macam pendekatan masalah, yaitu:

1) Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan

bahan hukum utama dengan cara menelaah teori-teori, konsep-konsep, asas-

asas hukum serta peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat dalam mewujudkan

pembangunan infrastruktur jalanpenelitian ini. Pendekatan ini dikenal pula

dengan pendekatan kepustakaan, yakni dengan mempelajari buku-buku,

peraturan perundang-undangan dan dokumen lain yang berhubungan dengan

penelitian ini.

2) Pendekatan yuridis empiris yaitu pendekatan yang dikenal dengan pendekatan

secara sosiologi yang dilakukan secara langsung ke lapangan yaitu dengan

melihat secara langsung kebijakan yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Tulang Bawang Barat dalam mewujudkan pembangunan

infrastruktur jalan, serta dilakukan wawancara dengan beberapa responden

yang dianggap dapat memberikan data dan informasi terkait dengan penelitian

Page 42: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

26

ini guna mendapatkan data dan informasi yang akurat serta dapat dipercaya

kebenarannya.

3.2 Sumber Data

Sumber dan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:21

3.2.1 Data Primer

Data Primer adalah data yang didapat secara langsung dilapangan dengan

mendapatkan informasi dari para responden yang dilakukan melalui wawancara

dilapangan dengan informan terkait22 yaitu:

1) Tabrani, S.E. jabatan KA Sub Bagian Umum & Kepegawaian

2) Guntur Padra Jaya, S.E., M.M. jabatan KA Sub Bagian Perencanaan

3) Ir. Baharuddin jabatan Kepala Bidang Bina Marga

3.2.2 Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang bersifat melengkapi hasil penelitian yang dilakukan

yaitu data yang diperoleh dari studi kepustakaan yang mencakup dokumen-

dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan, dan

sebagainya.23 Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1) Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang memiliki kekuatan yang

mengikat, antara lain:

a. Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan

21Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Pers, Jakarta, 1984, Hlm. 5222Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004,hlm. 2123Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012,hlm. 43

Page 43: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

27

b. Undang-Undang No. 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan

c. Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan

d. Peraturan Bupati Nomor 8A Tahun 2011 Tentang Penjabaran Tugas Pokok,

Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat.

2) Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan yang berhubungan dengan bahan

hukum primer berupa literatur-literatur yang mencakup dokumen-dokumen

resmi, buku-buku, laporan-laporan hasil penelitian, perundang-undangan

lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang ada.

Bahan hukum sekunder yang digunakan oleh penulis pada penelitian ini

diperoleh dari buku-buku yang berkaitan dengan kewenangan pemerintah

daerah provinsi/kabupaten dan infrastruktur jalan.

3) Bahan hukum tersier adalah bahan-bahan yang berguna sebagai petunjuk atau

informasi tentang bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisa dan

memahami bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, antara lain kamus

hukum, kamus bahasa indonesia, dan kamus bahasa inggris.

3.3 Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

3.3.1Prosedur pengumpulan Data

Dalam prosedur pengumpulan data, baik data primer maupun data sekunder

penulisan menggunakan alat-alat pengumpulan sebagai berikut:24

1) Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan serangkaian kegiatan studi dokumentasi

dengan cara membaca, mencatat, menguntip, serta menelaah peraturan

24Soerjono Soekanto, Penelitian hokum Normatif suatu Tinjauan Singkat, Rajawali Pers, Jakarta,1986, Hlm. 248

Page 44: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

28

perundang-undangan, dokumen serta informasi lainnya yang berhubungan

dengan penelitian yang akan dilakukan.

2) Studi Lapangan

Studi Lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer dengan

mewawancarai langsung informan. Wawancara dilakukan dengan cara

mengadakan secara langsung, informan diberikan pertanyaan yang disusun

secara sistematis, jelas dan terarah sesuai dengan isu hukum yang diangkat

dalam penelitian oleh peneliti guna mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

3.3.2 Prosedur pengolahan data

Data yang sudah terkumpul melalui kegiatan pengumpulan data, baik dari data

kepustakaan maupun dari data dilapangan, kemudian diproses melalui

pengelolahan dan pengkajian data.

Prosedur pengelolahan data adalah sebagai berikut:

1) Editing, yaitu data yang diperoleh dari penelitian diperiksa dan diteliti kembali

mengenai kelengkapannya, kejelasan dan kebenarannya sehingga

meminimalkan kesalahan dan kekurangan dalam penulisan untuk dapat

diperbaiki kembali.

2) Interpretasi, yaitu menghubungkan, membandingkan, dan menguraikan data

sertamen deskripsikan data dalam bentuk uraian, kemudian ditarik kesimpulan.

3) Sistematika data, yaitu penyusunan data secara sistematika sesuai dengan

pokok permasalahan, sehingga memudahkan analisis data.

Page 45: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

29

3.3 Analisis Data

Analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis yang bersifat deskriptif

kualitatif. Analisis ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan dan

menggambarkan dari hasil yang didapatkan, baik dari hasil data kepustakaan

maupun dari hasil data dilapangan untuk selanjutnya diketahui serta diperoleh

kesimpulan secara induktif yaitu pengambilan kesimpulan dari hal-hal yang

bersifat khusus menjadi hal-hal yang bersifat umum. Selanjutnya kesimpulan

dapat diajukan saran sebagai rekomendasi.

Page 46: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1) Kewenangan dalam pembangunan infrastruktur jalan oleh Dinas Pekerjaan

Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat berdasarkanberdasarkan Pasal 194

Ayat (2) Peraturan Bupati No. 8A Tahun 2011, fungsi atau dalam hal ini

kewenangan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat serta

penjelasan kewenangan yang dimaksud yang didapat dari hasil wawancara

dengan Bapak Ir. Baharuddin selaku Kepala Bidang Bina Marga yaitu:33

a. Penyusunan program dan estimasi biaya pelaksanaan

Kewenangan ini dilakukan oleh pihak Seksi Operasional, Pengendalian,

Peralatan, dan Perbekalan Perencanaan yang merupakan salah satu bagian dari

Bidang Bina Marga. Penyusunan program dan estimasi biaya pelaksanaan

merupakan fungsi penting dan fital dalam kegiatan pembangunan konstruksi,

dalam suatu proyek konstruksi selalu memerlukan sumber daya yang berupa

tenaga kerja biaya bahan material dan peralatan. Biaya merupakan salah satu

sumber daya yang sangat berperan besar untuk menunjang pembangunan

proyek. Maka diperlukan perencanaan terhadap kebutuhan biaya melalui suatu

33Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten TulangBawang Barat Ir. Baharuddin, pada tanggal 7 April 2018 Pukul 11.30 WIB.

Page 47: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

68

penjadwalan biaya untuk mendapatkan jumlah biaya yang diperlukan

berdasarkan waktu pelaksanaan proyek.

b. Penyelenggaraan kegiatan pembinaan, pengawasan pembangunan jalan dan

jembatan, peningkatan jalan serta penggantian jembatan

Kewenangan ini dilakukan oleh pihak Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan,

pembinaan yang dimaksud yaitu tertib administrasi kepegawaian berbasis

teknologi informasi serta tingkat kemantapan penerapan sistem pengembangan

karier pegawai, pengawasan proyek pembangunan jalan dan jembatan yang

mencakup bukan hanya segi pengendalian mutu proyek, tetapi juga

pemantauan proyek secara umum, kemajuan menyeluruh dari Kontraktor, dan

metode-metode yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan dalam Kontrak.

c. Pelaksanaan penelitian/pengkajian dokumen teknis, kegiatan pembangunan

jalan, peningkatan jalan serta penggantian jembatan

Kewenangan ini dilakukan oleh pihak Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan,

kegiatan ini meliputi penyusunan pedoman dan standar teknis, pelayanan,

pemberdayaan sumber daya manusia, serta penelitian dan pengembangan jalan

dan jembatan.

d. Pelaksanaan evaluasi, pelaporan kegiatan pembangunan jalan dan jembatan,

peningkatan jalan serta penggantian jembatan

Kewenangan ini dilakukan oleh pihak Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan,

kegiatan ini bertujuan mengevaluasi dan pengkajian pelaksanaan kebijakan

Page 48: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

69

penyelenggaraan jalan meliputi:

a. sistem jaringan jalan;

b. sistem pemrograman;

c. sistem penganggaran;

d. standar konstruksi; dan

e. manajemen pemeliharaan dan pengoperasian jalan.

e. Melaksanakan dan membuat laporan kegiatan tugasnya

Kegiatan ini dilakukan oleh semua seksi yang membawahi Bidang Bina Marga

yaitu Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan, Seksi Pemeliharaan Jalan dan

Jembatan, dan Seksi Operasional, Pengendalian, Peralatan dan Perbekalan.

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

2) Faktor-faktor penghambat pembangunan infrastruktur jalan Kabupaten Tulang

Bawang Barat antara lain adalah terbatasnya dana, kurang baiknya pengawasan

kegiatan pembangunan/pemeliharaan jalan, lokasi pembangunan yang tidak

mendukung misalnya karena cuaca hujan maka dapat menghambat, dan

kurangnya peran serta masyarakat sekitar.

5.2 Saran

Saran-saran dari hasil kesimpulan diatas tentang Kewenangan Dinas Pekerjaan

Umum dalam mewujudkan pembangunan Infrastruktur Jalan Kabupaten Tulang

Bawang Barat, penulis memberikan saran sebagai berikut:

Page 49: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

70

1) Sebaiknya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat dalam

penggunaan dana yang ada lebih mengutamakan untuk pembangunan atau

perawatan infrastruktur jalan ketimbang pembanguan lain karena kondisi jalan

Kabupaten Tulang Bawang Barat yang lebih dari separuhnya masih dalam

kondisi rusak mengingat jalan merupakan salah satu faktor pertumbuhan

ekonomi agar masyarakat sejahtera.Sebaiknya pimpinan di Dinas Pekerjaan

Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat yang meliputi Kepala Bidang dan

Kepala Seksi Bidang perlu melakukan pengawasan intensif terhadap para

bawahannya untuk menaati ketentuan kerja, dimana pada saat yang sama

pimpinan juga harus menaati ketentuan kerja terkecuali alasan tertentu. Hal ini

dilakukan sebagai bentuk kesatuan tujuan kerja agar sesuatu yang dikerjakan

bersama dapat tercapai sesuai yang diharapkan. Selain itu, sebaiknya Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat menambah pengawas

dalam kegiatan pembangunan agar kegiatan yang dilaksanakan berjalan dengan

lancar dan sesuai dengan yang direncanakan.

2) Sebaiknya Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah menambah dana

pembangunan tahunan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tulang Bawang

Barat agar masalah kekurangan dana tidak terulang lagi, selain itu sebaiknya

Dinas Pekerjaan Umum lebih merangkul masyarakat agar masyarakat percaya

dan mau membantu atau mendukung pembangunan yang diadakan Dinas

Pekerjaan Umum agar tidak muncul masalah dalam pembebasan lahan

masyarakat untuk pembangunan.

Page 50: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Alrasyid, Harun. Pengesian Jabatan Presiden (Sejak Sidang Panitia PersiapanKemerdekaan Indonesia 1945 sampai Sidang Majelis Permusyawaratan1993). Jakarta: Disertasi Ilmu Hukum, Universitas Indonesia

Gadjong, Agussalim Andi. 2007. Pemerintahan Daerah (kajian politik danhukum). Bogor: Ghlmia Indonesia

HR, Ridwan. 2002. Hukum Administrasi Negara. Yogyakarta: UII Press

HR, Ridwan. 2006. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Raja Grafindo

Muhammad, Abdulkadir. 2004. Hukum Dan Penelitian Hukum. Bandung: CitraAditya Bakti

N.E.Algra, H.R.W. Gokkel, Saleh Adiwinata, Boerhanoeddin. Kamus IstilahHukum Fockema

Nurmayani. 2015. Hukum Administrasi Daerah. Bandar Lampung: UniversitasLampung

Prajudi, Atmosudirdjo. 1990. Dasar-dasar Administrasi Negara. Jakarta: GhaliaIndonesia Teori Organisasi. STIA-LAN Press

R.J, Kodoatie.2003. Pengantar Manajemen Infrastruktur. Yogyakarta: PustakaPelajar

Setiawan, Guntur. 2004. Implementasi Dalam Birokrasi pembangunan. Jakarta:Balai Pustaka

Soekanto, Soerjono. 1984. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Pers

Soekanto, Soerjono. 1986. Penelitian Hukum Normatif suatu Tinjauan Singkat.Jakarta: Rajawali Pers

Page 51: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM …digilib.unila.ac.id/30951/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

Soekanto, Soerjono. 2012. Penelitian Hukum Normatif. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada

Wilian Dunn 1999 dalam Winarno 2012: 35

Peraturan Perundang-undangan:

Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi

Pemerintahan.

Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan.

Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 8A Tahun 2011 Tentang

Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kab. Tulang

Bawang Barat.

Website:

http://newslampungterkini.com/news/15106/pembangunan-jalan-gedung-ratu-

telah-rusak-tokoh-masyarakat-kecam-kontraktor.html