85
LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS ORGANIZATIONAL KNOWLEDGE ASSETS DAN CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun Dr. Heru Sulistyo,SE,MSi/ NIDN: 0605106702 Prof. Dr. Wuryanti/NIDN: 0628084801 Dra.Siyamtinah,MSi/NIDN: 0614126602 UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG NOVEMBER 2015

KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS ORGANIZATIONAL KNOWLEDGE ASSETS DAN CUSTOMER

RELATIONSHIP MANAGEMENT

Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun

Dr. Heru Sulistyo,SE,MSi/ NIDN: 0605106702

Prof. Dr. Wuryanti/NIDN: 0628084801

Dra.Siyamtinah,MSi/NIDN: 0614126602

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG NOVEMBER 2015

Page 2: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

ii

Page 3: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

iii

RINGKASAN

Pertumbuhan UMKM antara tahun 2009 hingga 2013 sebesar 2,3% per tahun, 17

persen diantaranya telah mampu melakukan ekspor produk, khususnya produk garmen.

Kondisi tersebut masih bisa ditingkatkan lebih baik lagi, mengingat adanya peluang

pengembangan UMKM dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN 2015.

Mengingat potensi pengembangan UMKM yang tinggi khususnya di Jawa Tengah, maka

UMKM perlu melakukan inovasi dalam mencapai keunggulan bersaing. Penelitian ini

berusaha mengidentifikasi dan menemukan model keunggulan bersaing UMKM tenun

Jawa Tengah berdasarkan inovasi, organizational knowledge assets dan customer

relationship management

Sampel dalam penelitian ini adalah pemilik UMKM tenun di Kabupaten Jepara

Sebanyak 100 orang dan di Kota Pekalongan sebanyak 46 orang. Pengambilan sampel

menggunakan nonprobabilitas (secara tidak acak) dengan metode purposive sampling

yang berdasarkan pertimbangan UMKM tenun yang sudah beroperasi minimal lima

tahun dan masih eksis hingga saat ini. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan

metode survei melalui wawancara dan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan metode

deskriptif analisis dan metode PLS untuk menguji keterkaitan organizational knowledge

assets, customer relationship management, inovasi dan keunggulan bersaing. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk

meningkatkan kapabilitas inovasi diperlukan peningkatan dalam customer relationship

management dan organizational knowledge assets. Organisasi / perusahaan yang

memiliki relasi yang baik dengan para pelanggan dan sering berbagi informasi akan

mudah mendapatkan ide-ide baru dan pengetahuan dalam menciptakan kapabilitas

inovasi. Disamping itu juga, organisasi / perusahaan yang mampu membangun hubungan

jangka panjang dengan pelanggan juga akan memperoleh masukan-masukan ide maupun

evaluasi produk dari konsumen sebagai masukan dalam melakukan inovasi produk

perusahaan. Perusahaan yang bersedia melakukan meminta solusi pemecahan masalah

maupun mendiskusikan produk dengan konsumen akan memudahkan perusahaan

meningkatkan kapabilitas inovasi. Peningkatan kapabilitas inovasi melalui organizational

knowledge assets dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan, pengalaman yang

tinggi, karyawan yang kompeten sehingga dapat mendorong peningkatan kapabilitas

inovasi maupun keunggulan bersaing perusahaan. Dengan demikian kapabillitas inovasi

usaha tenun Troso di Jepara dapat ditingkatkan melalui peningkatan jumlah relasi dan

membangun hubungan jangka pelanggan dengan konsumen yang ada saat ini serta sering

melakukan interaksi dengan konsumen terkait dengan pemecahan masalah untuk mencari

solusi terbaik terkait dengan industry tenun. Usaha tenun Troso Jepara masih

memerlukan peningkatan dalam hal pengetahuan khususnya pengetahuan tentang desain

produk yang berbasis voice of customers yang berbasis Computer Aided design atau

quality function deployment agar pengetahuan desain yang ada dapat lebih cepat

diterjemahkan dalam produksi sehingga makin mendorong terciptanya kapabilitas inovasi

dan keunggulan bersaing.

Keywords: Organizational knowledge assets, human capital, organizational capital,

structural capital, customer relationship management

Page 4: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

iv

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dah hidayahNya, sehingga penyusunan laporan akhir Penelitian Unggulan

Perguruan Tinggi dengan judul “Keunggulan Bersaing UMKM Di Jawa Tengah

Berbasis Organizational Knowledge Assets Dan Customer Relationship

Management dapat terselesaikan. Penelitian ini berusaha mengkaji pentingnya

pencapaian keunggulan bersaing melalui kapabilitas inovasi, customer relationship

management dan organizational knowledge assets usaha tenun Troso Jepara yang saat ini

masih belum optimal. Hasil penelitian menunjuukkan bahwa customer relationship

management dan organizational knowledge assets dapat meningkatkan kapabilitas usaha

dan keunggulan bersaing tenun Troso di Jepara, namun kapabilitas inovasi tidak mampu

meningkatkan keunggulan bersaing.

Hasil penelitian ini masih memerlukan penyempurnaan lebih lanjut dan menguji

model yang dihasilkan pada tahun pertama. Tentunya temuan ini masih jauh dari

kesempurnaan, sehingga kami mohon maaf bila dalam penyusunan ini belum dapat

memberikan hasil yang optimal. Kami berharap kritikan dan masukan demi

kesempurnaan penelitian .

Semarang, November 2015

Tim Peneliti

Page 5: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

v

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul………………………………………………………………………….i

Halaman Pengesahan…………………………………………………………………. ii

Daftar Isi……………………………………………………………………………….iii

Ringkasan……………………………………………………………………………….v

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang dan Permasalahan………………………………………….1

1.2 Urgensi Penelitian…………………………………………………………..2

1.3 Temuan dan Inovasi yang Diharapkan………………………………………3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………….. 5

2.1 Customer Relationship Management……………………………………….5

2.2 Organizational Knowledge Assets………………………………………….6

2.3 Kapabilitas Inovasi………………………………………………………….7

2.4 Studi Pendahuluan ………………………………………………………….8

2.5 Roadmap Penelitian………………………………………………………..10

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN………………………………….13

BAB IV METODE PENELITIAN…………………………………………………......15

3.1 Diagram Alir ………………………………………………………………15

3.2 Populasi dan Sampel…………………………………………………….....16

3.3 Metode Pengumpulan Data ..........................................................................16

3.4 Pengukuran variabel .....................................................................................17

3.5 Metode Analisis...........................................................................................17

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... ………..18

Page 6: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

vi

5.1. Deskripsi Responden .................................................................... ……....18

5.1.1. Tingkat Pendidikan…………………...………………………....18

5.1.2. Jenis Kelamin……………………………………………………19

5.1.3. Umur Responden...........................................................................20

5.1.4. Lama Usaha...................................................................................20

5.1.5. Jumlah Karyawan..........................................................................21

5.1.6. Omzet Penjualan .............................................................. ………22

5.2. Deskripsi Jawaban Respoden…………………......................................22

5.2.1.Customer relationship management..............................................23

5.2.2. Organizational knowledge assets.................................................25

5.2.5. Kapabilitas Inovasi……………………………………………...28

5.2.7. Keunggulan Bersaing……………………………………………31

5.3. Hasil Analisis Data.................................................................................33

5.3.1. Uji Validitas……………………………………………..............33

5.3.2. Uji Reliabilitas…………………………………………………..34

5.3.3. Hasil Iner Model…………………………………………….......35

5.3.4. Pembahasan……………………………………………..............38

BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA.....................................................43

BAB VIIKESIMPULAN DAN SARAN....................................................................44

6.1.. Kesimpulan…………………………………………………...............44

6.2. Saran......................................................................................................45

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….46

LAMPIRAN…………………………………………………………………………50

Page 7: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 5.1 Deskripsi Tingkat Pendidikan Responden…………………………………18

Tabel 5.2 Deskripsi Jenis Kelamin Responden……………………………………....19

Tabel 5.3 Deskripsi Umur Responden ……………………………………………….20

Tabel 5.4 Lama Usaha………………………………………………………………. ..20

Tabel 5.5 Jumlah Karyawan…………………………………………………………...21

Tabel 5.6 Omzet Penjualan …………………………………………………………...22

Tabel 5.7 Deskriptif Customer Relationship Management ………………………….23

Tabel 5.8 Deskripsi Organizational Knowledge Assets ..............................................26

Tabel 5.9 Deskripsi Kapabilitas Inovasi ……………………………………………..30

Tabel 5.10 Deskripsi Keunggulan Bersaing …………………………………………32

Tabel 5.11 Uji Validitas Masing-Masing Variabel ………………………………….34

Tabel 5.12 Nilai Composite Reliability Dan Ave ……………………………………35

Tabel5.13 Uji Hipotesis ................................................................................................38

Tabel 5.14 Nilai R Square ……………………………………………………………39

Page 8: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Roadmap Penelitian ……………………………………………………..10

Gambar 2 Bagan Alir Penelitian ……………………………………………………15

Gambar 3 Model Penelitian.........................................................................................36

Page 9: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Instrumen kuesioner...................................................................................50

Lampiran 2. Personalia tenaga peneliti beserta kualifikasinya.......................................57

Lampiran 3. Publikasi ...................................................................................................60

Page 10: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

Peran usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia sangat strategis. Hingga

tahun 2012, jumlah usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia sebesar 56,53 juta

unit dengan kontribusi produk domestik bruto sebesar 59,08 persen serta penyerapan

tenaga kerja sebesar 97,16 persen. Pertumbuhan UMKM antara tahun 2009 hingga

2013 sebesar 2,3% per tahun, 17 persen diantaranya telah mampu melakukan ekspor

produk, khususnya produk garmen. Kondisi tersebut masih bisa ditingkatkan lebih

baik lagi, mengingat adanya peluang pengembangan UMKM dalam menghadapi

masyarakat ekonomi ASEAN 2015, diantaranya tersedianya potensi ukuran pasar

sebesar 591 juta, pertumbuhan GDP sebesar 1,3 persen dengan total GDP $ 1,5

trilyun pada tahun 2009, transfer teknologi maupun pengetahuan serta akses terhadap

pembiayaan.

Berdasarkan peta kekuatan UMKM di Indonesia, UMKM merupakan salah

satu pilar dalam perekonomian Indonesia yang memiliki daya tahan terhadap gejolak

ekonomi serta banyak memiliki bidang usaha yang dapat dikembangkan. Di sisi lain,

beberapa kelemahan yang menjadi kendala pengembangan UMKM selain modal

adalah modal intelektual (intellectual capital), kapabilitas manajemen, kapabilitas

inovasi, entrepreneurship, produksi dan operasi, pemasaran termasuk customer

relationship management dan legal. Berdasarkan studi Haikal dan Ismaeni (2008)

aspek yang kuat bagi UMKM untuk menjadi feasible dan bankable antara lain

entrepreneurship, produk dan produksi, sementara aspek pemasaran, keuangan dan

permodalan serta legal masih lemah.

Keunggulan kompetitif UMKM dalam menghadapi masyarakat ekonomi

ASEAN 2015 dapat dicapai melalui peningkatan pada aspek intellectual capital (Wu

and Sivalogathasan, 2013; Mucelli and Marinoni, 2011; Capello and Faggian, 2005),

Page 11: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

2

organizational knowledge assets (Verde et al.2011), knowledge sharing (Kumar &

Rose, 2011; Lin, 2007; Rahab et. al, 2011), entrepreneurship dan marketing

capability (Lee and Hsieh, 2010), customer relationship management capability (Lin,

Chen, Chiu, 2009; Battor & Battor, 2010). Baldwin (1995) menyatakan bahwa

aktivitas inovasi justru lebih intens terjadi pada perusahaan skala kecil dan menengah.

Penelitian ini berusaha mengidentifikasi pentingnya peningkatan kinerja

UMKM melalui pendekatan holistic yang mencakup faktor organizational knowledge

assets, customer relationship management, dan innovation capability UMKM di

Jawa Tengah.

Beberapa kendala yang dihadapi oleh UMKM tenun di Jawa Tengah antara

lain masalah pemasaran, masalah bahan baku, masalah produksi (peralatan kurang

memadai) , masalah tenaga kerja (inovasi dan kreativitas produk masih rendah,

kurangnya ketrampilan dan kreativitas SDM yang ada, kurangnya pelatihan dan

motivasi SDM.). Permasalahan lainnya adalah masih rendahnya kapabilitas

pengetahuan, manajemen hubungan dengan pelanggan, Berdasarkan kondisi tersebut

diatas, maka permasalahan penelitian adalah bagaimana meningkatkan keunggulan

bersaing dan kinerja UMKM di Jawa Tengah melalui pendekatan holistic

organizational knowledge assets, customer relationship management, dan innovation

capability dalam menghadapi masyarakat ASEAN 2015.

1.2 Urgensi Penelitian

Pertumbuhan PDB UMKM atas harga berlaku tahun 2012 sebesar 13,15%

dan mengisi sekitar 59,08 persen. Jumlah unit usaha di Indonesia pada tahun 2012

sebanyak 56,53 juta unit usaha, 99,99 persen merupakan UMKM dan sisanya 0,01

persen adalah usaha besar. Jumlah tenaga kerja nasional tahun 2012 sebanyak 110

juta orang, 97,16 persen bekerja pada sector UMKM. Rata-rata ekspor non migas

UMKM sebesar 17,31 persen dengan pertumbuhan rata-rata 8,41 persen per tahun.

Sejumlah studi tentang pengembangan UMKM telah dilakukan oleh peneliti.

Penelitian yang dilakukan Heru dan Siyamtinah (2009) pada industri kecil menengah

di Kota Semarang menyimpulkan bahwa penggunaan teknologi serta riset dan

Page 12: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

3

pengembangan berpengaruh terhadap pengembangan kapabilitas inovasi. Heru,

Siyamtinah dan Rahmani (2010 dan 2011) tentang peningkatan kinerja UKM kota

Semarang menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor

internal, faktor eksternal dan hambatan kemitraan terhadap kapabilitas inovasi dan

kinerja UKM kota Semarang.

Faktor human capital (pengetahuan , ketrampilan, kapabilitas), organizational

capital (proses, sistem, database) dan social capital (hubungan interaksi) sangat

penting dalam mempengaruhi kemampuan inovasi dan kinerja perusahaan (Wu &

Sivalogathasan, 2013). Faktor pemasaran sangat penting dalam meningkatkan

kapabilitas inovasi, kinerja dan keunggulan bersaing perusahaan. Salah satu

kelemahan UMKM adalah ketidakmampuan menjalin hubungan dengan pelanggan,

khususnya dalam memperoleh saran untuk memperbaiki produk dan jasa (Ramani &

Kumar, 2008). Customer relationship management (CRM) membantu perusahaan

menyaring pengetahuan tentang keinginan dan selera konsumen. Efektifitas dan

efisiensi CRM meningkatkan pengembangan kapabilitas inovasi dan menciptakan

keunggulan bersaing (Ramani and Kumar, 2008; Sahay and Ranjan,2008).

Berdasarkan kondisi tersebut, maka penelitian ini menjadi sangat penting di lakukan

agar kinerja UMKM Kabupaten Jepara meningkat dan mampu mencapai keunggulan

bersaing dalam masyarakat ASEAN 2015.

1.3 Temuan dan Inovasi yang Diharapkan

Temuan dan inovasi yang diharapkan dalam penelitian ini adalah menemukan

model keunggulan bersaing UMKM Jawa Tengah dengan pendekatan holistic dalam

menghadapi masyarakat ASEAN 2015 agar mampu meraih keunggulan bersaing baik

di tingkat nasional maupun internasional. Penelitian ini diharapkan menghasilkan

inovasi dalam bidang sumber daya manusia, pemasaran agar mampu mendorong

peningkatan kinerja UMKM serta menghasilkan keunggulan bersaing yang

berkelanjutan. Penelitian ini juga terkait dengan IPTEK karena akan memperkaya

ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen sumber daya manusia dan manajemen

Page 13: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

4

pemasaran, khususnya factor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan inovasi dalam

menciptakan keunggulan bersaing perusahaan. Penelitian juga mendukung

implementasi rencana induk penelitian (RIP) lembaga penelitian Unissula Semarang

untuk ikut mengembangkan usaha kecil dan menengah khususnya di Jawa Tengah

baik dari aspek sumber daya manusia, pemasaran, keuangan produksi, inovasi dan

teknologi, ICT agar mampu menghasilkan kinerja yang optimal dan mampu memiliki

daya saing baik local, nasional maupun internasional. Dengan adanya UMKM yang

berkinerja tinggi, maka akan mendorong peningkatan ekonomi masyarakat Jawa

Tengah, meningkatkan lapangan kerja serta mengurangi tingkat kemiskinan.

Page 14: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Customer Relationship Management (CRM)

Manajemen hubungan pelanggan (customer relationship management) yang

baik antara perusahaan manufaktur dengan pelanggan industri mampu

mempertahankan pelanggan dan berguna dalam memperbaiki produk dan jasa

(Ramani & Kumar, 2008). Manajemen hubungan pelanggan (CRM) membantu

perusahaan memperbaiki pengetahuan mereka tentang selera pelanggan. Pengelolaan

CRM yang efektif dan efisien akan mendorong pengembangan kapabilitas inovasi

dalam menciptakan keunggulan kompetitif (Ramani and Kumar, 2008; Sahay and

Ranjan, 2008). Beberapa studi saat ini memfokuskan struktur organisasi dan budaya

dalam meningkatkan kinerja operasional (Lagrosen, 2005). CRM merupakan

penggunaan teknik dan strategi ekstensif untuk mendapatkan, mengumpulkan dan

menumbuhkan pelanggan dan memelihara hubungan jangka panjang (Sin et al.,

2005).

Aggarwal (1997) and Claycomb et al. (1999) mendefinisikan CRM sebagai

seperangkat aktivitas praktek perusahaan untuk memahami permintaan pelanggan dan

memperbaiki kepuasan pelanggan. Pendekatan berpusat pelanggan merupakan factor

sukses utama dalam bisnis (Joo, 2007). Sin et al., 2005 berpendapat bahwa aktivitas

CRM mencakup praktek perusahaan untuk memuaskan keinginan pelanggan,

identifikasi preferensi pelanggan, pemecahan complain pelanggan, menyediakan

pelayanan pasca penjualan dan membangun hubungan jangka panjang dengan

pelanggan. Chen and Paulraj (2004) menekankan pentingnya komunikasi dan

hubungan jangka panjang pelanggan dalam pengembangan supply chain

management. Menurut Lin et al. (2009), aktivitas CRM mencakup information

sharing, customer involvement, long term partnership, joint problem solving dan

technology based CRM. Hasil penelitian Lin et al. (2009) menyimpulkan bahwa

mayoritas berbagai aktivitas CRM berpengaruh signifikan terhadap dimensi

Page 15: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

6

kapabilitas inovasi. Ramani and Kumar (2008) menyarankan penggunaan CRM

dalam menciptakan, memelihara hubungan pelanggan dan menjaga partnership

jangka panjang merupakan elemn strategic yang penting dalam pengembangan

inovasi.

2.2 Organizational Knowledge Assets

Kapabilitas inovasi perusahaan tergantung pada intellectual assets dan

pengetahuan (Alegre and Lapiedra, 2005; Chang and Lee, 2008; Subramaniam and

Youndt, 2005). Beberapa peneliti membedakan antara intellectual capital dengan tipe

organizational knowledge stocks dan secara umum beberapa peneliti sepakat bahwa

dimensi intellectual capital mencakup human capital, structural capital dan

relational capital. Namun demikian, Tseng and Goo (2005) memandang ada

kesamaan antara intellectual capital dengan asset pengetahuan perusahaan

(organizational knowledge asets) . Perspektif Intellectual capital memfokuskan

tentang bagaimana memaksimumkan nilai asset intangible, dan penting untuk

menjembatani sumber daya dan nilai perusahaan (Tseng and Goo, 2005). Komponen

intellectual capital terdiri tiga komponen dasar yaitu human capital, organizational

atau structural capital dan relational capital (Hermans and Kauranen, 2005).

intellectual capital telah didefinisikan pengetahuan perusahaan yang digunakan untuk

mencapai keunggulan bersaing. Dalam perspektif organisasi, intellectual capital

mendorong kinerja organisasi, mempengaruhi kapabilitas inovasi dan berpengaruh

positif terhadap kapabilitas dan kinerja perusahaan. Wu & Sivalogathasan (2013)

mendefinisikan intellectual capital sebagai seluruh pengetahuan organisasi yang

digunakan dalam melakukan proses bisnis untuk memperoleh keunggulan bersaing.

Human capital merupakan pengetahuan, ketrampilan yang ada dan digunakan

individu untuk menciptakan nilai bagi pengembalian investasi perusahaan (berupa

hiring, training, motivating). Organizational capital merupakan pengetahuan dan

pengalaman yang dilembagakan dan disimpan dalam database berupa , paten, manual,

struktur. Social capital adalah proses interaksi antar individu dan hubungan jaringan

kerja diantara individu, biasanya memerlukan norma untuk berkolaborasi, interaksi

Page 16: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

7

dan berbagi ide didalam perusahaan. Penelitian yang dilakukan Wu & Sivalogathasan

(2013) menyimpulkan bahwa human capital, organizational capital dan social

capital berpengaruh signifikan terhadap kapabilitas inovasi. intellectual capital

berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan dan kapabilitas inovasi

berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Penelitian yang dilakukan (Lin, 2007)

menyimpulkan bahwa knowledge sharing (knowledge donating dan knowledge

collecting) yang juga berupa modal intelektual berpengaruh signifikan terhadap

kapabilitas inovasi perusahaan. Penelitian yang dilakukan Verde et al. (2011)

menyimpulkan bahwa organizational knowledge assets yang berupa human capital,

structural capital dan relational capital berpengaruh signifikan terhadap kapabilitas

inovasi.

2.3 Kapabilitas Inovasi

Inovasi merupakan ide, praktek dan obyek yang dilihat seperti baru dari

Inividu. (Fruhling and Siau,2007; Hsu,2006). Kapabilitas inovasi merupakan

implementasi dan kreasi teknologi yang diaplikasikan pada sistem, kebijakan,

program, produk, proses dan pelayanan yang baru pada organisasi (Lin et.al, 2009).

Kapabilitas inovasi juga merupakan kemampuan untuk menyerap dan menggunakan

informasi eksternal untuk di transfer kedalam pengetahuan baru (Cohen and

Levinthal,1990). Kapabilitas inovasi juga didefinisikan sebagai kemampuan untuk

menciptakan pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. Kapabilitas

inovasi merupakan seperangkat karakteristik yang komprehensif dari organisasi yang

memfasilitasi dan mendorong strategi inovasi (Wu & Sivalogathasan,2013).

Weerawardena (2003) memandang inovasi sebagai modifikasi produk, proses,

pelayanan, sistem organisasi dan sistem pemasaran untuk menciptakan nilai

pelanggan. Kapabilitas inovasi terdiri dari inovasi teknis dan inovasi administratif

(Damanpour, 1991). Inovasi teknis meliputi produk, pemasaran, pelayanan dan

teknologi yang digunakan untuk membuat produk, penjualan produk dan pelayanan

yang berhubungan dengan aktivitas perusahaan. Inovasi administrasi berkenaan

dengan struktur organisasi dan proses administrasi yang secara tidak langsung

Page 17: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

8

berhubungan dengan aktivitas organisasi dan banyak berhubungan langsung dengan

manajemen (Damanpour and Evan,1984). Menurut Lin et.al, (2009), kapabilitas

inovasi terdiri dari inovasi produk, inovasi proses, inovasi pemasaran, inovasi

pelayanan dan inovasi administrasi. Penelitian yang dilakukan Wu & Sivalogathasan

(2013) menyimpulkan bahwa kapabilitas inovasi yang tinggi dalam organisasi akan

meningkatkan kinerja perusahaan. Kapabilitas untuk mengeksploitasi pengetahuan

dalam memperoleh sesuatu yang baru maupun memperbaikinya untuk dapat

menciptakan nilai organisasi atau meningkatkan efisiensi operasional organisasi.

Inovasi merupakan kapabilitas organisasi yang penting, karena kesuksesan produk

baru merupakan mesin pertumbuhan dan memberikan dampak pada peningkatan

penjualan, laba, dan kekuatan persaingan bagi banyak organisasi ( Pauwels, Silva-

Risso, Srinivasan, & hanssen, 2004; Sivadas & Dwyer, 2000). Beberapa temuan

penelitian sepakat bahwa terdapat hubungan langsung dan positif antara inovasi

dengan kinerja (Thornhill, 2006).

2.4 Studi Pendahuluan

Penelitian yang dilakukan Heru dan Siyamtinah (2013) tentang keunggulan

bersaing Industri tenun Troso Kabupaten Jepara berbasis relational capital ,

menyimpulkan bahwa relational capital sangat penting bagi industri tenun Troso

dalam meningkatkan kinerja dan keunggulan bersaing.

Penelitian yang dilakukan Siyamtinah dan Mutamimah (2012) menyimpulkan

bahwa sebagian besar perusahaan Batik di Jawa Tengah sudah menerapkan green

business dalam operasionalnya baik green input, green process, green output, green

marketing dan green ICT.

Penelitian yang dilakukan Heru, Siyamtinah dan Rahmani (2010 dan 2011)

tentang peningkatan kinerja UKM kota Semarang menyimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara faktor internal, faktor eksternal dan hambatan

kemitraan terhadap kapabilitas inovasi dan kinerja UKM kota Semarang.

Penelitian yang dilakukan Heru, Siyamtinah dan Rahmani (2009) tentang

keragaman pola membangun kapabilitas inovasi organisasional pada industri kecil

menengah di Kota Semarang dengan mengambil sampel sebanyak 101 manajer UKM

Page 18: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

9

di Semarang menyimpulkan bahwa kapabilitas sumber daya manusia, penggunaan

teknologi serta riset dan pengembangan berpengaruh terhadap pengembangan

kapabilitas inovasi.

Penelitian yang dilakukan Siyamtinah dan Rahmani (2008) tentang dampak

kemitraan usaha UKM di Semarang menyimpulkan bahwa ada pengaruh negative

dan signifikan antara variabel tacitness, kompleksitas, pengalaman, perbedaan budaya

organisasional, terhadap variabel kinerja operasional secara parsial.

Penelitian yang dilakukan Rahab et al. (2011) tentang pengembangan

kapabilitas inovasi UKM melalui proses knowledge sharing industry kreatif

Indonesia menyimpulkan bahwa faktor individu, dimana seseorang yang memiliki

semangat membantu orang lain kecenderungan untuk melakukan knowledge sharing

dengan orang lain sangat tinggi.

Penelitian yang dilakukan Mucelli and Marinoni (2011) tentang peran modal

relasional (relational capital) dan innovasi dengan mengambil dua kasus perusahaan

menengah di Italia yang sukses menyimpulkan bahwa perusahaan berhasil sukses

karena melakukan relational capital yang membuatnya dapat berinovasi proses

produksi yang sistematis.

Penelitian yang dilakukan Ahmadi et al (2011) menyimpulkan bahwa human

capital, structural capital, relational capital berpengaruh langsung maupun tidak

langsung terhadap kinerja organisasi. Human capital berpengaruh signifikan terhadap

kinerja organisasi melalui structural capital dan relational capital. Structural capital

berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi melalui relational capital.

Penelitian yang dilakukan Battor et al. (2010) tentang dampak customer

relationship management capability terhadap kapabilitas inovasi dan kinerja

menyimpulkan bahwa customer relationship management capability berpengaruh

signifikan terhadap inovasi, Inovasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja

perusahaan. Penelitian yang dilakukan Lee and Hsich (2010) tentang hubungan

antara entrepreneurship, marketing capability terhadap kapabilitas inovasi dan

keunggulan bersaing menyimpulkan bahwa Kapabilitas inovasi berpengaruh

langsung terhadap keunggulan bersaing perusahaan.

Page 19: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

10

2.5 Roadmap Penelitian

Gambar 1

Roadmap Penelitian

Model peningkatan

kinerja UKM kota Semarang (Thn 1);

Heru, Siyamtinah,

Rahmani (2010)

Model peningkatan kinerja

UKM kota Semarang (Thn 2). Heru, Siyamtinah,

Rahmani (2011)

Heru, Siyamtinah,

Rahmani (2011)

Keunggulan bersaing

Industri tenun Troso berbasis relational

capital (Siyamtinah

dan Heru (2013)

Dampak hambatan

kemitraan usaha

terhadap kinerja UKM di Semarang,

Siyamtinah dan

Rahmani (2008)

Dampak keragaman

membangun kapabilitas

inovasi IKM di Semarang (Heru, Siyamtinah dan

Rahmani (2009)

Model Optimalisasi

Kemitraan UKM dan

BUMN melalui Program PKBL

(Heru&Ardian,2011)

Keunggulan Bersaing

UMKM tenun Jawa

Tengah berbasis organizational knowledge

assets & CRM (Heru,

Wuryanti,

Siyamtinah,(2014)

Penelitian tahun

2014

Page 20: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

11

Lemahnya

kapabilitas dan ketrampilan,

interaksi antar

karyawan

Rendahnya inovasi

Produk, inovasi proses, inovasi

pelayanan, inovasi

pemasaran

Rendahnya

manajemen

hubungan pelanggan

Masih Belum Optimalnya

Kinerja dan Keunggulan

Bersaing UMKM Jawa

Tengah

Draft Model Keunggulan

Bersaing UMKM tenun di Jawa

Tengah Berbasis Organizational

Knowledge Assets dan CRM

Hambatan Kemitraan

UKM (Siyamtinah, 2009)

Keragaman pola

membangun inovasi (Siyamtinah, 2010)

Model Peningkatan

Kinerja UKM

(Siyamtinah, 2011)

Model peningkatan

Green Business UKM

Batik Di Jateng

(Siyamtinah, 2012)

Customer Relationship

Management

Peningkatan Kapabilitas

Inovasi

Human

Capital

Peningkatan Kinerja UMKM

Jawa Tengah

Lee & Hsich, 2010

Battor & Battor, 2010

Cakar & Erturk, 2010

Mucelli & Marinoni,

2011

Rahab et al., 2011

Verde et al. , 2011

Publikasi Jurnal Ilmiah

Terakreditasi “Media Riset

dan Bisnis” FE Trisakti

Jakarta

LUARAN

TAHUN I

Organizational

Capital

Social

Capital

Wu & Sivalogathasan. ,

2011

Page 21: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

12

Draft Model Keunggulan

Bersaing UMKM di Jawa

Tengah Berbasis organizational

Knowledge Assets dan CRM

Uji Model

Focus Group Discussion

Stakeholders UMKM

Pengusaha

UMKM

Dinas Koperasi

dan UMKM

Jawa Tengah

Dinas Koperasi

dan UMKM

Kota Semarang

dan Jepara

dPekalongan

Perguruan Tinggi

Model Keunggulan Bersaing

UMKM di Jawa Tengah

Berbasis organizational

Knowledge Assets dan CRM

Buku ajar Pengembangan UMKM

berbasis organizational knowledge

assets, customer relationship

management, dan innovation

capability

TAHUN II

Page 22: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

13

BAB 3

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1. Tujuan Khusus

1. Tujuan khusus tahun I dari penelitian ini adalah mengidentifikasi beberapa

factor yang mempengaruhi keunggulan bersaing dan kinerja UMKM Jawa

Tengah melalui organizational knowledge assets (human capital,

organizational capital, structural capital), customer relationship management

(information sharing, customer involvement, long term partnership, joint

problem solving), kemampuan inovasi (product innovation, process

innovation, marketing innovation, service innovation). Luaran penelitian

tahun I berupa draft artikel ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal akreditasi

nasional “Media Riset Bisnis dan Manajemen “ Fakultas Ekonomi Tri Sakti

Jakarta. Secara rinci, tujuan khusus penelitian tahun I ini adalah: Menemukan

draft model Keunggulan Bersaing UMKM di Jawa Tengah Berbasis

Organizational Knowledge Assets dan customer relationship management

guna menghadapi masyarakat ASEAN 2015

3.1.2 Tujuan khusus tahun kedua adalah menguji model keunggulan bersaing

UMKM Jawa Tengah di tingkat nasional dan internasional dengan melibatkan

stakeholders UMKM di Kabupaten Jepara melalui focus group discussion.

Luaran penelitian tahun II Pengembangan UMKM berbasis organizational

knowledge assets, customer relationship management, dan innovation

capability.

Page 23: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

14

3.2. Manfaat Penelitian

1. Memberikan rekomendasi kebijakan dalam pengembangan industry tenun

Troso kepada para pengusaha dan pengrajin, pemerintah kabupaten Jepara dan

pemerintah Provinsi Jawa Tengah, khususnya dalam hal meningkatkan

manajemen hubungan pelanggan dan pengelolaan asset pengetahuan

organisasi dalam meningkatkan kapabilitas inovasi dan keunggulan bersaing

dalam menghadapi masyarakat ASEAN 2015

2. Memberikan wawasan dan khasanah yang lebih luas kepada para praktisi,

peneliti dan akademisi dalam mengelola usaha tenun melalui pendekatan

customer relationship manajement dan organizational knowledge assets untuk

menghasilkan kapabilitas inovasi dan keunggulaan bersaing.

3. Memberikan sebuah model peningkatan keunggulan bersaing usaha tenun

Troso Jepara berbasis customer relationship manajement dan organizational

knowledge assets

4. Memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya

dalam bidang manajemen operasional, manajemen pemasaran maupun

manajemen sumber daya manusia.

Page 24: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

15

BAB 4

METODE PENELITIAN

3.1 Diagram Alir

Gambar 2

Bagan Alir Penelitian

Mengidentifikasi beberapa factor yang mempengaruhi

keunggulan bersaing berdasar organizational

knowledge assets (human capital, organizational

capital, social capital, knowledge sharing) dan

customer relationship management (inovasi produk,

proses inovasi, inovasi pemasaranm inovasi

pelayanan

Kuesioner dan

wawancara

TAHUN I

Publikasi di Jurnal

Akreditasi nasional

“Media Riset dan

Bisnis” FE Trisakti

Jakarta

Model peningkatan

Green Business UKM

Batik Di Jateng

(Siyamtinah, 2012)

Model Peningkatan

Kinerja UKM Di

Semarang (Heru,

Siyamtinah, Rahmani

(2010,2011)

Keragaman pola

membangun inovasi IKM

di Jateng (Siyamtinah, 2009)

Sampel: UMKM

Jepara (75) dan

Semarang (50),

Pekalongan (50)

Analisis Deskriptif

Analisis Partial Least

Square

Draft Model Keunggulan Bersaing UMKM

di Jawa Tengah Berbasis organizational

Knowledge Assets dan CRM

Uji Model dan Implementasi

Focus Group

Discussion

Stakeholders UMKM di

Semarang, Jepara,

pekalongan Model Keunggulan Bersaing UMKM tenun

di Jawa Tengah Berbasis organizational

Knowledge Assets dan CRM

Masih Belum Optimalnya Kinerja dan

Keunggulan Bersaing UMKM Jawa

Tengah

Buku ajar Pengembangan

UMKM

berbasis organizational

knowledge assets, customer

relationship management,

dan innovation capability

TAHUN 2

Page 25: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

16

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini seluruh usaha kecil dan menengah tenun di

Jawa Tengah yang mencakup Kabupaten Jepara (283 buah), Kabupaten Sukoharjo (4

buah), Kabupaten Klaten (31 buah), Kota Pekalongan (46 buah), Kabupaten

Pekalongan (69 buah), Kabupaten Batang ( 32 buah), Kabupaten Pemalang (190

buah), Kota Tegal (13 buah), Kabupaten Sragen (97 buah). Sampel dalam penelitian

ini adalah pemilik UMKM tenun di Kabupaten Jepara Sebanyak 100 orang

Pengambilan sampel menggunakan nonprobabilitas (secara tidak acak) dengan

metode purposive sampling yang berdasarkan pertimbangan UMKM tenun yang

sudah beroperasi minimal lima tahun dan masih eksis hingga saat ini.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan instrumen kuesioner

dan wawancara. Kuesioner ditujukan kepada para pelaku/pemilik UMKM tenun di

Jepara dan di Pekalongan mencakup profil usaha, modal intelektual, kemampuan

sharing pengetahuan, manajemen hubungan dengan pelanggan, kapabilitas inovasi

serta dukungan Pemerintah saat ini. Kuesioner yang ditujukan pada Pemerintah

Kabupaten Jepara dan kota pekalongan (Kepala Dinas koperasi dan UKM)

Pengambilan data sekunder dilakukan di dinas koperasi dan UMKM Kabupaten

Jepara dan Kota Pekalongan.

3.4 Pengukuran variabel

a. Customer Relationship Management terdiri dari indikator, Sharing informasi,

Keterlibatan pelanggan, Partnership jangka panjang dan Pemecahan masalah bersama

Page 26: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

17

b. Organizational knowledge assets terdiri dari indikator Modal manusia, Modal

struktural, Modal relational.

c. Kapabilitas Inovasi terdiri dari indikator Inovasi produk, Inovasi proses,

Inovasi administrasi, Inovasi pemasaran dan Inovasi pelayanan

d. Keunggulan Bersaing terdiri dari indikator biaya rendah, Kualitas produk atau

jasa yang ditawarkan perusahaan lebih baik , Perusahaan lebih mampu R & D dan

inovasi dari pesaing utama, Perusahaan memiliki kemampuan manajerial yang lebih

baik daripada pesaing utama.

Semuanya di ukur dengan menggunakan skala Likert 1s/d 5, 1 = sangat tidak

setuju dan 5 = sangat setuju.

3.5 Metode Analisis

Analisis data menggunakan analisis deskriptif, uji T dan analisis Partial Least

Square (PLS). Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi profil

UMKM, kondisi UMKM serta deskripsi masing-masing variable penelitian. Uji T

digunakan untuk mengetahui perbedaan keunggulan bersaing antar UMKM. Analisis

PLS digunakan untuk mengetahui pengaruh variable organizational knowledge assets

dan CRM terhadap keunggulan bersaing.

Page 27: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

18

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Responden

5.1.1.Tingkat Pendidikan

Deskripsi ini untuk mengetahui tingkat pendidikan para pelaku UKM di

Semarang. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 5.1

DESKRIPSI TINGKAT PENDIDIKAN RESPONDEN

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase

1. S1 9 9

2. D3 6 6

3. SMA 50 50

4. SMP 22 22

5 SD 12 12

Jumlah 100 100

Sumber data: Data primer yang diolah, 2015

Berdasarkan table tersebut diatas, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan

para pelaku industri tenun Troso Jepara mayoritas berpendidikan SMA (50%), diikuti

lulusan SMP (22%), SD (12%) serta lulusan D3 dan S1 hanya 15%. Kondisi ini

terkait dengan budaya dan nilai-nilai masyarakat yang menganggap bahwa setelah

lulus SMA lebih tinggi statusnya menjadi entrepreneur dibandingkan dengan

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan lulus menjadi pegawai

negeri. Hal ini berdampak pada kemampuan pengetahuan, pola pikir dan kapabilitas

intelektual dalam menjalankan bisnis tenun Troso yang masih terbatas, sehingga

menyulitkan untuk melakukan inovasi berkelanjutan.

Page 28: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

19

5.1.2.. Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel 5.2, ditinjau dari sisi gender pelaku Usaha Kecil dan

Menengah (UKM) Troso Jepara, proporsi pria lebih dominan (93%) dibandingkan

wanita (7%). Hal ini disebabkan karena mayoritas pria di Jepara banyak yang tidak

melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi (D3 keatas) dan lebih menekuni

bidang usaha, khususnya industry tenun. Sistem produksi tenun Troso memang

banyak memperkerjakan tenaga pria dan banyak yang membuka sendiri setelah

bekerja pada orang lain untuk memanfaatkan peluang pasar yang ada. Nilai dan

budaya ini berlaku sejak dahulu hingga saat ini juga mempengaruhi peran pria yang

lebih dominan disbanding dengan wanita.

Tabel 5.2

DESKRIPSI JENIS KELAMIN RESPONDEN

No. Jenis Kelamin Jumlah Presentase

1. Pria 93 93

2. Wanita 7 7

Jumlah 100 100

Sumber data: Data yang diolah tahun 2015

5.1.3. Umur Responden

Berdasarkan table 5.3 menunjukkan bahwa kelompok usia pelaku usaha tenun

Troso Jepara mayoritas berusia 40-49 (38%), selanjutnya diikuti usia 30-39 (23%)

dan usia 50-59 (22%). Usia diatas 40 menunjukkan usia produktif dan matang,

sehingga dalam menangani usaha akan lebih bijaksana dalam mengambil keputusan

bisnis serta menunjukkan tingkat pengalaman yang tinggi dalam menekuni bisnis

tenun Troso.

Page 29: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

20

Tabel 5.3

DESKRIPSI UMUR RESPONDEN

No. Umur Jumlah Presentase

1. 20 – 29 2 2

2. 30 – 39 23 23

3. 40 – 49 38 38

4 50 - 59 22 22

5 60 - 69 15 15

Jumlah 100 100

Sumber data: Data yang diolah tahun 2015

5.1.4 Lama Usaha

Lama usaha responden berdasarkan Tabel 5.4, terlihat bahwa mayoritas

responden telah mengelola usaha Troso di Jepara 10-14 tahun.

Tabel 5.4

LAMA USAHA

No. Tahun Jumlah Presentase

1. 1 - 4 Tahun 12 12

2. 5 – 9 Tahun 20 20

3. 10 – 14 Tahun 30 30

4. 15 – 19 Tahun 10 10

5 Diatas 20 Tahun 28 28

Jumlah 100 100

Sumber data: Data yang diolah tahun 2015

Hal ini mengindikasikan bahwa responden sudah cukup lama dan berpengalaman

dalam menekuni UKM Troso serta mampu menjaga eksistensi di tengah persaingan

yang cukup tinggi.

Page 30: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

21

5.1.5 Jumlah Karyawan

Jumlah karyawan yang bekerja aktif dalam industri tenun troso sangat

bervariasi antar satu usaha dengan usaha lainnya, mengingat tergantung dari besar

kecil usaha serta jangkauan pemasarannya. Berdasarkan tabel 5.5, mayoritas jumlah

karyawan usaha tenun troso 10 – 19 orang (59%). Sementara yang memiliki jumlah

karyawan diatas 20 orang hanya sekitar 29%.

Tabel 5.5

JUMLAH KARYAWAN

No. Karyawan Jumlah Presentase

1. 1 – 9 12 12

2. 10 – 19 59 59

3. 20 – 29 22 22

4. 30 – 39 3 3

5 Diatas 40 4 4

Jumlah 100 100

Sumber data: Data yang diolah tahun 2015

5.1.6 Omzet Penjualan

Kinerja usaha tenun Troso tercermin dari perolehan omzet penjualannya.

Besarnya omzet penjualan akan mendorong usaha tenun Troso memperbesar

kapasitas produksinya. Berdasarkan tabel 5.6, mayoritas 77% omzet penjualan UKM

Troso berada pada kisaran 1 - 19 juta per bulan . Usaha tenun yang memiliki omzet

40 juta keatas sebesar 5%. Besarnya omzet yang diperoleh para pelaku tenun Troso

rata-rata sudah cukup bagus, mengingat pemasarannya masih terbatas si sekitar

wilayah Jepara dan Jawa Tengah. Kondisi ini juga didukung dengan perkembangan

Page 31: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

22

trend penggunaan batik tenun di kalangan masyarakat serta adanya kebijakan dari

berbagai pemerintah daerah, khususnya Jepara untuk menggunakan batik.

Tabel 5.6

OMZET PENJUALAN

No. Penjualan (juta) Jumlah Presentase

1. 1 – 19 77 77

2. 20 - 39 18 18

3. 40 - 59 5 5

Jumlah 100 100

Sumber data: Data yang diolah tahun 2015

5.2. Deskripsi Jawaban Responden

Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran deskriptif mengenai

variabel-variabel penelitian yang digunakan antara lain customer relationship

management, organizational knowledge assets, kapabilitas inovasi, dan keunggulan

bersaing. Persepsi responden mengenai variabel yang diteliti pada studi ini

menggunakan nilai indeks dengan rumus :

(%f1x1)+(%f2x2)+(%f3x3)+(%f4x4)+(%f5x5)/100. Dengan menggunakan tiga

kriteria kotak , maka nilai indeks dikelompokkan sebagai berikut:

1 - 2,33 = Rendah

2,24 - 3,57 = Sedang

3,58 - 5 = Tinggi

5.2.1 Variabel Customer Relationship Management

Indikator Customer Relationship Management terdiri dari tiga indikator yaitu

Sharing informasi, Partnership jangka panjang dan Pemecahan masalah bersama

Page 32: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

23

Berdasarkan hasil penelitian, tanggapan responden terhadap masing-masing indikator

pada variabel sebagai berikut:

Tabel 5.7

DESKRIPTIF CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT

Indikator

Sang

at

tidak

setuju

Tidak

setuju

Kurang

setuju

Setuj

u

Sangat

Setuju

Rata-

Rata

(%) (%) (%) (%) (%)

Sharing informasi - - - 64 36 4,36

Parnership jangka panjang - - - 64 36 4,36

Pemecahan masalah - - - 64 36 4,36

Sumber data: Data primer yang diolah, 2015

Berdasarkan hasil deskripsi indicator customer relationship management,

rata-rata indikator sharing informasi yang dilakukan para pengusaha UKM tenun

Troso jepara sebesar 4,36,masuk kategori baik, artinya bahwa para pengusaha dan

pengrajin tenun Troso Jepara sering berbagi informasi tentang produksi, pemasaran

dan desain dan motif tenun Troso. Hal ini dilakukan dengan mengadakan pertemuan

secara rutin diantara pengusaha Troso untuk saling berbagi informasi melalui tentang

kondisi penjualan tenun Troso serta upaya-upaya memperluas pemasaran tenun

Troso. Selama ini pemasaran sudah menjangkau di Kalimantan, Bali, Lombok,

Sulawesi dan produk tenun yang didesain menyesuaikan dengan kebutuhan

konsumen masing-masing daerah. Forum rembug kluster dan forum diskusi yang

didirikan tahun 2008 merupakan salah satu media untuk berbagi informasi. Di

samping itu juga terdapat kelompok usaha muda tenun Troso yang terdiri dari para

Page 33: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

24

pengusaha dan pengrajin yang berpendidikan minimal D3, yang diharapkan dapat

lebih cepat mengembangkan tenun Troso sesuai dengan selera dan kebutuhan

konsumen, karena dipandang memiliki manajemen pengetahuan yang baik. Hampir

semua pengusaha tenun troso Jepara masuk dalam keanggotaan asosiasi, yaitu

asosiasi tenun troso dan tekstil Jepara (ASSTIKA). Manfaat dari keanggotaan

asosiasi adalah adanya saling berbagi informasi (knowledge sharing) antar anggota

baik dalam hal produk, pemasaran maupun permodalan. Kegiatan tersebut misalnya

pelatihan pewarnaan bagi anggota asosiasi tenun troso dan tekstil, pelatihan-pelatihan

peningkatan kapasitas UKM, promosi dan penjualan melalui Pusat Oleh-oleh Khas

Jepara.

Hubungan jangka panjang yang dilakukan para pengrajin dan pengusaha

tenun Troso jepara sudah dilakukan dengan baik (rata-rata 4,36), artinya bahwa

mereka yang tergabung dalam asosiasi tenun Troso dan forum rembug kluster sering

mengunjungi para konsumennya, baik di Jepara maupun diluar Jepara. Hal ini

diwujudkan dalam bentuk kunjungan pemasaran door to door di setiap wilayah

pemasaran yang ada selama ini untuk memperkenalkan desain dan motif baru kain

tenun serta untuk mencari ide dan masukan dari para pelanggan yang ada untuk

ditindaklanjuti dalam produksi maupun dalam bentuk pameran tenun Troso.

Komunikasi dengan pelanggan juga diwujudkan melalui media elektronik (SMS)

maupun melalui WEB untuk menampilkan desain, motif dan warna tenun Troso yang

baru.

Permasalahan yang dihadapi oleh para pengrajin dan pengusaha tenun Troso

Jepara sering diselesaikan dengan berbagai stakeholders tenun Troso, diantaranya

Page 34: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

25

pemerintah kabupaten Jepara, pemerintah kabupaten provinsi, para penjualan (agen)

maupun para konsumen secara langsung, KAdin Jepara maupun perguruan tinggi.

Permasalahan terkait dengan pemasaran misalnya, dipecahkan bersama dengan

pemerintah kabupaten Jepara dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sehingga muncul

kebijakan, SK Gubernur dan Perda Jepara tentang penggunaan seragam tenun Troso

oleh para pegawai PNS. Persoalan tentang penyusunan dan pengelolaan administrasi,

manajemen keuangan dan desain serta kualitas produk dipecahkan bersama dengan

Dinas koperasi dan UKM Jepara yang juga merupakan pelanggan dan pemakai tenun

Troso.

5.2.2 Organizational knowledge assets terdiri dari indikator Modal manusia, Modal

struktural, Modal relational. Berdasarkan hasil deskripsi indicator kapabilitas

pemasaran, rata-rata indikator manajemen hubungan pelanggan sebesar 4,47 masuk

kategori baik. Berdasarkan table 5.8 , pengetahuan produksi, pengalaman produksi,

kompetensi, kerja sama, struktur organisasi, prosedur dan birokrasi, relasi dengan

pelanggan, pemasok sudah dilakukan baik (rata-rata diatas 3,58), hanya relasi dengan

pemerintah daerah masih perlu ditingkatkan (rata-rata masuk kategori sedang). Para

pengrajin dan pengusaha Troso memiliki pengetahuan tentang desain produk, proses

produksi, pemasaran dilakukan secara otodidak dan berdasarkan turun - temurun

ataupun peralihan dari yang tadinya sebagai pengrajin yang bekerja pada perusahaan,

keluar dan mendirikan sendiri usaha tenun Troso Jepara.

Page 35: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

26

Tabel 5.8

DESKRIPSI ORGANIZATIONAL KNOWLEDGE ASSETS

Indikator

Sang

at

tidak

setuju

Tidak

setuju

Kurang

setuju

Setuj

u

Sangat

Setuju

Rata-

Rata

(%) (%) (%) (%) (%)

Memiliki pengetahuan produksi - - 65 35 4,35

Memiliki pengalaman produksi - - 64 36 4,36

Kompeten

Saling berhubungan dan bekerja

sama

Struktur organisasi

Prosedur dan birokrasi mudah

Memiliki relasi dengan

pelanggan

Memiliki relasi dengan

pemasok

Memiliki relasi dengan

pemerintah daerah

1

59

59

1

58

77

65

65

6

6

64

6

4

35

35

35

35

35

36

18

4,35

4,35

3,76

3,76

4,34

3,78

3,39

Sumber data: Data primer yang diolah, 2015

Artinya bahwa pengetahuan yang diperoleh lebih banyak didapatkan dari

proses learning by doing maupun learning organization. Mayoritas para pengusaha

dan pengrajin memiliki kemampuan desain yang tinggi dan mampu merespon dan

menterjemahkan trend dan selera konsumen dalam desain secara cepat. Namun

demikian kemampuan dalam melakukan desain produk masih manual, berdasarkan

pikiran yang ada dan langsung diwujudkan dalam gambar (tacit knowledge) dan

belum memanfaatkan teknologi informasi, misalnya penggunaan computer aided

design (CAD) maupun penggunaan quality function deployment (QFD) yang berbasis

voice of customer. Demikian halnya dalam bidang produksi, masih full menggunakan

alat tenun bukan mesin (ATBM), sehingga kualitas dan efisiensi produksi belum

Page 36: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

27

tercapai secara optimal, meskipun mereka masih mampu melayani permintaan tenun

dalam jumlah banyak, seperti seragam PNS maupun seragam kantor. Pemahaman

akan pentingnya pengetahuan pengendalian kualitas masih jarang dilakukan, karena

belum pernah mendapatkan pendidikan dan pelatihan desain dan produksi.

Pengetahuan tentang strategi pemasaran juga masih perlu ditingkatkan melalui

keikutsertaan dalam berbagai pelatihan sehingga akan membantu para pengrajin dan

pengusaha dalam memilih strategi pemasaran , segmentasi, targeting, positioning,

merk, kemasan serta layanan konsumen. Selama ini pengetahuan tersebut diperoleh

dari pelatihan yang diberikan pemerintah kabupaten jepara ataupun perguruan tinggi,

belum ada inisiatif sendiri dari masing-masing pengusaha.

Secara umum pengalaman dan kompetensi para pengusaha tenun Troso Jepara

sudah baik. Mayoritas pengalaman para pengrajin dan pengusaha diatas 10 tahun dan

yang masih dianggap pengrain / pengusaha tenun pemula bila masih kurang dari 10

tahun menggeluti usaha tenun. Kemampuan desain dan produksi sudah cukup baik,

namun masih memerlukan peningkataan. Berdasarkan pengalaman yang lama

dimiliki dalam menggeluti usaha tenun, maka sering ditemukan berbagai cara dan

metode serta variasi corak, motif dan warna baru dalam pembuatan tenun. Semua

pengrajin sangat kompeten dalam menangani usaha tenun Troso.

Kerjasama antar pengrajin dalam sebuah perusahaan maupun para

pengusaha/pengrajin tenun sudah baik, hal ini terlihat dari adanya berbagai forum

rembug kluster, forum diskusi, koperasi, forum pengusaha muda, Asstika sebagai

media kerjasama antara para pengusaha / pengrajin. Salah bentuk kerja sama adalah

apabila salah seorang mendapatkan order pesanan kain tenun dalam jumlah yang

Page 37: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

28

besar dan tidak mampu ditangani sendiri karena keterbatasan produksi, maka

pengusaha / pengrajin lain diikutkan dalam memenuhi pesanan tersebut. Bentuk

kerja sama lainnya adalah secara bersama-sama mengadakan pameran tenun Troso di

berbagai kesempatan, festival tenun Troso serta berbagi informasi tentang persoalan

dan kendala dalam pengembangan industry tenun Troso di Jepara.

Struktur organisasi yang ada di setiap pengusaha tenun troso masih relative

sederhana, karena dibawah pemilik tenun langsung terbagi menjadi tenaga

administrasi dan tenaga produksi, sehingga manajemen pengelolaan usaha belum

terpisah dengan kebutuhan dan kepemilikan rumah tangga. Segala keputusan masih

berada di tangan pemilik usaha tenun, baik dari sisi desain, produksi, pemasaran

maupun manajemen keuangannya. Struktur yang ramping dan sederhana ini

menjadikan hubungan atasan, karyawan satu dengan yang lainnya dalam organisasi

merasa dekat, prosedur dan birokrasi dalam usaha juga lebih sederhana, mudah dan

tidak berbelit.

Para pengusaha tenun Troso sebagian besar telah memiliki relasi pelanggan

maupun para pemasok bahan baku kain tenun yang banyak, baik di sekitar Jepara

maupun di luar Jepara. Para pengusaha tenun Troso juga telah menjalin hubungan

yang baik dengan pemerintah daerah Jepara maupun pemerintah provinsi jawa

tengah, sehingga muncul berbagai kebijakan dan peraturan daerah yang mendukung

pengembangan dan pemasaran tenun Troso jepara.

5.2.3 Kapabilitas Inovasi

Kapabilitas inovasi merupakan kemampuan untuk mentransformasikan dan

menciptakan sesuatu yang baru tentang knowledge ke dalam sistem dalam organisasi

Page 38: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

29

dalam meningkatkan kinerja dan keunggulan bersaing organisasi (Siyamtinah dan

heru, 2014). Beberapa pengetahuan baru yang dapat diciptakan dalam organisasi

mencakup produk baru, proses operasi, manajemen dan pemasaran. Inovasi dalam

produk baru terdiri dari mulai inovasi desain produk hingga siap untuk dilakukan

produksi. Inovasi dalam proses meliputi kemampuan menggunakan teknologi baru,

metode baru dalam proses, khususnya proses produksi. Inovasi dalam manajemen

merupakan kemampuan untuk menemukan cara baru dalam mengelola organisasi

secara efektif dan efisien. Inovasi dalam pemasaran merupakan penemuan

pengetahuan baru di bidang pemasaran baik dalam hal produk, promosi, distribusi

maupun harga.

Tabel 5.9

DESKRIPSI KAPABILITAS INOVASI

Indikator

Sang

at

tidak

setuju

Tidak

setuju

Kurang

setuju

Setuj

u

Sangat

Setuju

Rata-

Rata

(%) (%) (%) (%) (%)

Inovasi produk baru - - 1 66 33 4,32

Inovasi proses - - - 66 34 4,34

Inovasi administrasi - - - 66 34 4,34

Inovasi pemasaran - - - 66 34 4,34

Inovasi pelayanan 1 1 65 33 4,30

Sumber data: Data primer yang diolah, 20155

Berdasarkan Tabel 5.9, rata-rata inovasi dalam hal produk baru, inovasi

proses, inovasi manajemen dan inovasi pemasaran para pengusaha tenun Troso sudah

baik, yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata diatas 4,00 masuk kategori baik. Para

pengusaha tenun Troso setuju bahwa mereka memang selalu melakukan inovasi

Page 39: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

30

produk baik desain maupun kualitas produk secara berkesinambungan. Kondisi ini

ditunjukkan dengan banyaknya motif tenun Troso yang diproduksi maupun berbagai

variasi produk berbasis tenun selain baju dan seperti untuk taplak meja, sajadah, tas,

sarung, syal, kerudung, sarung bantal, tempat tissu, kain sarimbit. Inovasi pada motif

dilakukan dengan cara menggali ide sendiri berdasarkan selera pasar,

menterjemahkan ide dari pemesan, mengembangkan ide dari berbagai referensi

seperti majalah dan melalui pencarian di internet.

Inovasi proses dilakukan dengan cara memperbaiki sistem produksi yang

dimulai dari kualitas bahan baku yang diimpor dari Cina, penggabungan antara

penggunaan alat tenun mesin (ATM) dengan alat tenun bukan mesin (ATBM),

sehingga kapasitas produksi semakin besar dengan biaya yang lebih murah.

Inovasi dalam manajemen dilakukan dengan selalu melakukan perbaikan pengelolaan

manajemen usaha baik dalam bidang manajemen keuangan, manajemen pemasaran,

manajemen, sumber daya manusia dan manajemen produksi. Dalam bidang

manajemen pemasaran dilakukan dengan selalu mengikuti pameran yang diadakan

oleh event organizer, Pemerintah Provinsi jawa tengah, Pemerintah kabupaten Jepara

serta strategi pemasaran yang berorientasi ekspor ke beberapa negara tujuan. Dalam

bidang keuangan, sistem pembayaran pembelian bahan baku dengan jangka waktu

hingga 3 bulan, sistem pembayaran pemesanan produk bisa transfer melalui sms

banking dan internet banking. Disamping itu juga kebutuhan pendanaan dilakukan

dengan melibatkanpihak perbankan bagi yang sudah bankabel, sementara bagi

pengusaha tenun yang masih kecil menggunakan koperasi yang ada. Pengembangan

manajemen sumber daya manusia dilakukan dengan selalu melakukan knowledge

Page 40: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

31

sharing, mengirimkan pelatihan yang diadakan kadin jepara, pemerintah provinsi

jawa tengah serta pemerintah kabupaten jepara.

Inovasi dalam pemasaran dilakukan dengan memproduksi produk tenun baik

berupa kain, baju, kain sarimbit hingga keperluan rumah tangga dengan kualitas yang

baik. Di samping itu juga sistem promosi dilakukan dengan membuka showroom di

beberapa kota selain yang ada di troso jepara, penjualan on line, penjualan dan

pemesanan melalui pembukaan situs WEB. Khusus penjualan on line dan melalui

situs WEB banyak dilakukan oleh pengusaha yang sudah besar kapasitas produksi

dan omzet penjualannya. Mayoritas penjualan tenun Troso jepara ke Bali hampir

99%, sedangkan sisanya terdistirbusi di Jakarta, Bandung, Sumatera, kalimantan dan

nusa tenggara. Inovasi dalam pemasaran dilakukan juga dengan mencari ide-ide baru

tentang desain, motif dan warna dari konsumen, selanjutnya diproduksi sesuai dengan

karakteristik pasar masing-masing.

Layanan pelanggan merupakan proses pemenuhan kebutuhan, yaitu proses

untuk memenuhi permintaan konsumen secara keseluruhan. Proses tersebut termasuk

catatan permintaan baik secara manual ataupun elektronik, pembayaran, pemilihan

barang, pengiriman dan penyediaan barang, serta memberikan pelayanan kepada

pemakai barang, juga mengatur penanganan untuk barang yang dikembalikan

konsumen pada saat komplain. Para pengusaha tenun Troso selalu meningkatkan

layanan pelanggan melalui perbaikan dalam hal show room, sosialisasi produk

melalui WEB serta jaminan kualitas produk yang diberikan kepada pelanggan.

5.2.4 Keunggulan Bersaing

Keungguan bersaing bisa diciptakan bila perusahaan mampu menghasilkan

Page 41: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

32

biaya dan harga produk yang lebih murah dari pesaing, kualitas kain yang lebih baik

Tabel 5.10

DESKRIPSI KEUNGGULAN BERSAING

Indikator

Sang

at

tidak

setuju

Tidak

setuju

Kurang

setuju

Setuj

u

Sangat

Setuju

Rata-

Rata

(%) (%) (%) (%) (%)

Biaya rendah 58 25 7 10 2,69

Kualitas produk dan jasa 58 31 - 11 2,95

Inovasi produk lebih baik 89 11 4,11

Produk sulit ditiru 89 11 4,11

Manajemen pengelolaan lebih

baik dari pesaing

88 12 4,12

Sumber data: Data primer yang diolah, 2015

Inovasi produk yang lebih baik, produk yang sulit ditiru oleh perusahan lain, serta

manajemen pengelolaan usaha tenun yang lebih baik.

Berdasarkan Tabel 5.10, rata-rata kemampuan perusahaan tenun

menghasilkan biaya dan harga yang murah serta kualitas tenun yang baik masih

belum optimal (rata-rata dibawah 3,66). Hal ini disebabkan kemampuan produksi

yang belum mencapai skala ekonomi akibat permintaan produk tenun yang

berfluktuasi dan labil, sehingga akan menghasilkan biaya produksi yang tinggi dan

harga yang relative masih mahal dibandingkan dengan kain batik maupun lurik dari

daerah lainnya).

Inovasi produk tenun Troso Jepara cukup tinggi dan disertai dengan yang

tinggi pula. Hal ini didukung dengan pengetahuan dan kompetensi para pengrajin dan

pengusaha Troso dalam membuat desain corak, motif dan warna. Produk yang sulit

Page 42: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

33

ditiru oleh pesaing sudah baik , yang ditunjukan dengan nilai rata-rata sebesar 4,12.

Hal ini didukung dengan kemampuan menghasilkan desain tenun torso dari para

pengrajin tenu torso yang sangat tinggi, sehingga apabila ada motif tenun yang ditiru,

maka desain baru sudah muncul kembali.

5.3 Hasil Analisis Data

5.3.1 Uji Validitas

Uji validitas dengan Program Smart PLS dilakukan dengan menggunakan

ukuran convergent validity.Dari hasil cross loading factor nilai convergent validity

dari masing-

Tabel 5.11

Uji Validitas Masing-Masing Variabel

ORIGINAL

SAMPLE

ESTIMATE

MEAN OF

SUBSAMPLES

STANDARD

DEVIATION

T-

STATISTIC

Customer

Relationship

Management

(CRM)

CRM1 0.388 0.388 0.061 6.326

CRM2 0.436 0.449 0.067 6.457

CRM3 0.341 0.344 0.073 4.685

Organizational

Knowledge

Asset (OKA)

OKA1 0.263 0.261 0.030 8.776

OKA2 0.247 0.253 0.032 7.665

OKA3 0.266 0.267 0.021 12.544

OKA4 0.264 0.263 0.019 13.893

OKA5 0.229 0.240 0.046 4.982

Kapabilitas

Inovasi (KI)

Page 43: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

34

KI1 0.296 0.295 0.042 7.109

KI2 0.276 0.282 0.041 6.753

KI3 0.262 0.262 0.027 9.873

KI4 0.267 0.261 0.025 10.475

KI5 0.184 0.193 0.070 2.619

Keunggulan

Bersaing (KB)

KU1 0.114 0.100 0.076 1.492

KU2 0.301 0.312 0.057 5.276

KU3 0.372 0.368 0.071 5.209

KU4 0.221 0.210 0.043 5.169

KU5 0.229 0.225 0.045 5.082

Sumber: data yang diolah 2015

masing indikator rata-rata > 0,5 dimana untuk nilai 0,5 pada penelitian awal sudah

merupakan nilai yang tinggi dan apabila penelitian lanjutan nilai masing-masing

indikator > 0,7. (Ghozali, 2006). Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan,

diketahui bahwa semua indikator variabel customer relationship management,

organizational knowledge asset, kapabilitas inovasi, kinerja dan keunggulan bersaing

memiliki nilai original sample estimate lebih dari 0,7 dan nilai T statistik lebih besar

dari T tabel (1,67) yang berarti seluruh indikator valid dan dapat mengukur

variabelnya.

5.3.2 Uji Reliabilitas

Hasil composite reliability antar konstruk dengan indikator-indikatornya dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Page 44: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

35

Tabel 5.12

NILAI COMPOSITE RELIABILITY DAN AVE

Variabel

Composite

Reliability

AVE

Customer Relationship

Management 0.891

0.732

Organizational Knowledge

Assets 0.891

0.623

Kapabilitas Inovasi 0.877 0.598

Keunggulan Bersaing 0.884 0.608

Sumber Data : Data primer yang diolah, 2014

Tabel 5.12 menunjukkan dari hasil composite reliability masing-masing

konstruk baik yaitu di atas 0,7. Dimana menurut Chin (1998) suatu indikator

dikatakan mempunyai reliabilitas yang baik jika nilainya di atas 0,70 serta dapat

dipertahankan dan diterima pada nilai 0,50 hingga 0,60. Terlihat disini nilai untuk

composite reliability customer relationship management, organizational knowledge

asset, kapabilitas inovasi, dan keunggulan bersaing lebih dari 0,7. Nilai tersebut bila

mengacu pada pendapat Chin, memiliki nilai reliabilitas yang baik dan dapat

digunakan untuk proses penelitian selanjutnya. Yang dimaksud dengan reliabel disini

adalah bahwa indikator yang digunakan dalam penelitian nyata sesuai dengan kondisi

riil obyek penelitian.

5.3.3 Hasil Inner Model

Hasil olah data dengan menggunakan alat bantu software SmartPLS, di

perolah hasil output dari model struktur konstruk loading factor yang akan

menjelaskan hubungan antara konstruk customer relationship management,

Page 45: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

36

organizational knowledge asset, kapabilitas inovasi, dan keunggulan bersaing yang

tampak pada gambar berikut ini.

Keterangan :

CRM : Customer relationship management

OKA : Organizational knowledge assets

KI : Kapabilitas Inovasi

KU : Keunggulan bersaing

Gambar 3 Model Penelitian

Untuk menentukan suatu hipotesis diterima atau tidak dengan

membandingkan thitung dengan ttabel dengan syarat jika thitung > ttabel, maka hipotesis

diterima. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 4 berikut ini.

Berdasarkan hasil analisis PLS, terlihat bahwa H1 diterima, terdapat pengaruh yang

signifikan dan positif antara customer relationship management dengan kapabilitas

Page 46: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

37

inovasi, yang ditunjukkan dengan nilai original sample estite sebesar 0,079, nilai t-

statistik (2,061 ) > ttabel (1,677).

Tabel 5.13

UJI HIPOTESIS

original sample

estimate

mean of

subsamples

Standard

deviation

T-

Statistic

CRM -> KI 0.079 0.077 0.038 2.061

OKA -> KI 0.924 0.922 0.028 33.419

CRM ->

KU 0.402 0.430 0.134 2.992

OKA ->

KU 1.062 1.083 0.752 1.411

KI -> KU -0.860 -0.842 0.772 1.114

Sumber Data : Data primer yang diolah, 2015

Semakin tinggi para pelaku tenun Troso Jepara melakukan customer

relationship management akan meningkatkan kapabilitas inovasi yang tinggi.

Hipotesis 2 juga diterima, terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara

customer relationship management dengan keunggulan bersaing, yang ditunjukkan

dengan nilai original sample estite sebesar 0,402, nilai t-statistik (2,992 ) > ttabel

(1,677). Semakin tinggi customer relationship management para pelaku usaha tenun

Troso jepara maka semakin tinggi keunggulan bersaing yang dapat dicapai.

Hasil pengujian hipotesis 3 (H3) diterima, terdapat pengaruh yang signifikan

dan positif antara organizational knowledge asset dengan kapabilitas inovasi, yang

ditunjukkan dengan nilai original sample estite sebesar 0,924, nilai t-statistik (33,

419) > ttabel (1,677). Semakin tinggi kemampuan para pengusaha tenun dalam

mengelola organizational knowledge asset maka akan meningkatkan kapabilitas

Page 47: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

38

inovasi yang tinggi. Hipotesis 4 ditolak, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan

positif antara organizational knowledge asset dengan kapabilitas inovasi, yang

ditunjukkan dengan nilai original sample estite sebesar 1, 062, nilai t-statistik (1,411 )

< ttabel (1,677). Organizational knowledge asset tidak mampu menjelaskan

peningkatan keunggulan bersaing. Hasil pengujian hipotesis 5 (H5) ditolak, tidak

terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara kapabilitas inovasi dengan

keunggulan bersaing, yang ditunjukkan dengan nilai original sample estite sebesar -

0,860 nilai t-statistik (1,114 ) < ttabel (1,677).

Berdasarkan nilai R square tersebut diatas menunjukkan bahwa variasi

kapabilitas inovasi dapat dijelaskan oleh Organizational knowledge asset dan

customer relationship management sebesar 93,8%, sisanya 6,2% dijelaskan oleh

variasi variabel lain yang tidak masuk dalam model. Variasi keunggulan bersaing

dapat dijelaskan oleh variabel kapabilitas inovasi sebesar 32,5%%, sisanya 67,5%

dijelaskan oleh variasi variabel lain yang tidak masuk dalam model.

Tabel 5.14

Nilai R Square

5.4 Pembahasan

Hasil analisis data menunjukkan bahwa customer relationship management

(CRM) berpengaruh signifikan terhadap kapabilitas inovasi. Hasil penelitian sejalan

R-square

Kapabilitas Inovasi 0,938

Keunggulan Bersaing 0,325

Page 48: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

39

dengan penelitian yang dilakukan oleh Bator and Bator (2010), bahwa manajemen

hubungan pelanggan menjadi antesenden kapabilitas inovasi yang pada akhirnya

berdampak pada kinerja organisasi. Inovasi juga memediasi pengaruh customer

relationship management capability terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian

juga mendukung temuan Lin et al. (2009), CRM merupakan strategi yang sangat

penting untuk memperbaiki kapabilitas inovasi dan keunggulan bersaing perusahaan.

Temuan Lin et al. (2009) tentang pengaruh dimensi CRM terhadap kapabilitas

inovasi menunjukkan bahwa berbagi informasi antara perusahaan dengan konsumen

berpengaruh signifikan terhadap kapabilitas inovasi produk, inovasi proses, inovasi

pemasaran dan inovasi pelayanan, namun tidak berpengaruh terhadap inovasi

administratif. Keterlibatan pelanggan tidak berpengaruh signifikan terhadap inovasi

proses maupun inovasi administrasi. Hubungan jangka panjang dengan pelangggan

berpengaruh positif terhadap inovasi produk dan inovasi proses. Ketika perusahaan

dan konsumen saling berinterkasi hubungan jangka panjang akan tercipta kesetiaan

dan komitmen satu dengan yang lain. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa

pemecahan masalah bersama antara konsumen dengan perusahaan berpengaruh

signifikan terhadap inovasi produk, proses, administrasi dan pelayanan dan tidak

signifikan terhadap inovasi pemasaran. CRM berbasis teknologi juga berpengaruh

signifikan terhadap inovasi produk, inovasi pemasaran, dan inovasi pelayanan.

Perusahaan yang mampu mempertahankan konsumennya saat ini, dan

membangun tingkat keuntungan serta membangun hubungan jangka panjang akan

mampu meningkatkan kapabilitas inovasi dan keunggulan perusahaan. Ide dan

masukan konsumen sangat penting bagi perusahaan untuk menciptakan produk-

Page 49: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

40

produk yang inovatif. Apabila perusahaan memiliki relasi banyak dan sering berbagi

informasi tentang produk perusahaan, maka akan diperoleh berbagai masukan dan ide

produk dari konsumen yang dapat ditindaklanjuti perusaahaan menjadi produk

unggulan berbasis voice of customers. Disamping menghasilkan inovasi produk baru,

ide dan masukan konsumen dapat diserap oleh perusahaan secara cepat melalui

berbagai penggunaan teknologi melalui inovasi proses, inovasi pemasaran, inovasi

manajemen serta inovasi pelayanan. Berdasarkan hasil penelitian usaha tenun Troso

di Jepara menunjukkan bahwa pelanggan tenun Troso tidak hanya berasal dari Jepara,

namun juga sudah menyebar hingga ke luar jawa. Misalnya ketika memasarkan

produk tenun ke Sulawesi (Makasar) maka banyak pengusaha tenun yang

mendapatkan ide tentang desain, warna dan corak kain yang sesuai dengan selera

masyarakat disana. Hal ini kemudian ditindaklanjuti dengan menciptakan model,

corak dan warna sesuai dengan segmen pasar di Sulawesi. Manajemen hubungan

pelanggan merupakan modal relational yang penting bagi perusahaan, karena akan

meningkatkan kemampuan inovasi dan peningkatkan kinerja organisasi . Hasil

penelitian mendukung temuan Penelitian yang dilakukan Mucelli and Marinoni

(2011) yang menyimpulkan bahwa perusahaan berhasil sukses karena melakukan

relational capital yang membuatnya dapat berinovasi proses produksi yang

sistematis. Hasil penelitian mendukung temuan Ahmadi et al (2011) yang

menyimpulkan bahwa relational capital berpengaruh langsung maupun tidak

langsung terhadap kinerja organisasi. Hasil penelitian mendukung temuan Capello

and Fagian (2005) yang menyimpulkan bahwa relational capital memiliki pengaruh

yang penting terhadap kapasitas inovasi perusahaan.

Page 50: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

41

Hasil penelitian juga menunjukkan organizational knowledge assets

berpengaruh signifikan terhadap kapabilitas inovasi. Temuan ini mendukung

penelitian yang dilakukan Verde et. al (2011), bahwa organizational capital

berpengaruh signifikan terhadap kapabilitas inovasi produk. Budaya dan komitmen

CEO terhadap inovasi juga berpengaruh signifikan terhadap kapabilitas inovasi

produk. Penggunaan teknologi informasi juga berpengaruh signifikan terhadap

peningkatan kapabilitas inovasi produk. Menurut Tseng and Goo (2005), ada

kesamaan antara modal intelektual dengan asset pengetahuan perusahaan. Dengan

demikian temuan Verde et. al (2011) bila dikaitkan dengan konsep Tseng and Goo

(2005), modal organizational termasuk dalam structural capital, yang merupakan

bagian dari intellectual capital.

Hasil penelitian juga mendukung temuan Castro et.al (2012), bahwa human

capital berpengaruh signifikan terhadap inovasi produk. Semakin tinggi pendidikan

karyawan di tingkat universitas maka akan semakin tinggi tingkat kapabilitas produk.

Karyawan yang memiliki tingkat pendidikan tinggi di universitas akan lebih mudah

menguasai dan menyerap pengetahuan yang akhirnya berampak pada inovasi produk

dan keunggulan komeptitif. Karyawan yang sering diberikan berbagai pelatihan

dalam organisasi akan memperoleh pengetahuan yang tinggi sehingga akan

meningkatkan inovasi produk. Demikian halnya dengan ketrampilan yang dimiliki

karyawan dalam organisasi, semakin tinggi tingkaat ketrampilan karyawan dalam

organisasi akan mendorong peningkatan inovasi produk. Technological knowledge

assets berpengaruh signifikan terhadap inovasi produk. Semakin tinggi tingkat

pengetahuan teknologi yang diterapkan karyawan dalam organisasi maka akan

Page 51: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

42

mendorong peningkatan inovasi produk. Melalui teknologi, kegiatan inovasi produk

akan lebih cepat dilakukan. Semakin tinggi tingkat pengetahuan teknologi dan

semakin tinggi penggunaannya akan mendorong meningkatnya inovasi produk.

Budaya inovasi juga berpengaruh signifikan terhadap produk inovasi. Semakin tinggi

dorongan menerapkan nilai-nilai budaya , ekperimen dan inovasi akan mendorong

peningkatan inovasi produk.

Kapabilitas inovasi tidak berpengaruh signifikan terhadap keunggulan

bersaing perusahaan. Kapabilitas inovasi dalam bentuk inovasi produk baru, inovasi

proses, inovasi manajemen dan pemasaran belum mampu mendorong terciptanya

keunggulan bersaing. Hasil penelitian mendukung temuan Lee and Hsieh (2010),

bahwa kapabilitas inovasi berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing

perusahaan.

5.5. Model Keunggulan Bersaing UMKM di Jawa Tengah Berbasis

Organizational Knowledge Assets dan customer relationship management.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa organizational knowledge assets

(human capital, organizational capital, structural capital) sangat penting dalam

meningkatkan kapabilitas inovasi Usaha kecil dan menengah (UKM) tenun Troso di

Jepara baik inovasi produk, invasi proses, inovasi adminsitrasi maupun inovasi

pelayanan. Dengan demikian pengelolaan input yang baik oleh UKM tenun Troso

Jepara terhadap Human capital melalui peningkatan pengetahuan produksi tenun

yang baik serta desain produk yang berbasis konsumen akan dapat mendorong

terwujudnya inovasi produk produk dan inovasi proses. Selama ini para pengusaha

tenun Troso memiliki kelemahan pada aspek produksi, terutama ketidak kemampuan

Page 52: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

43

memenuhi pesanan tenun Troso dari berbagai instansi dalam jumlah yang besar

secara tepat waktu. Hal ini dikarenakan kapasitas produksi tiap pengusaha tenun

relative terbatas dan masih sepenuhnya menggunakan masih ATBM (alat tenun

bukan mesin). Kemampuan pengetahuan desain produk yang berbasis konsumen juga

masih rendah, akibatnya inovasi produk dan proses juga lemah. Hal ini disebabkan

kurangnya pengetahuan mendesain produk berbasis voice of customers melalui

quality function deployment (QFD). Disisi lain, human capital para pengusaha tenun

Troso Jepara terkait dengan kompetensi produksi akan produk yang berkualitas, unik

desainnya masih rendah , meskipun rata-rata mereka memiliki pengalaman

memproduksi tenun cukup lama.

Aspek modal struktural juga menjadi bagian yang penting dalam pengelolaan

UKM Troso di Jepara. Rata-rata manajemen usaha tenun di Troso Jepara masih

sangat sederhana, organisasi juga cukup sederhana, sehingga prosedur dan birokrasi

dalam pengambilan keputusan lebih cepat karena langsung di tangan pemilik /

pengusaha UKM tenun. Adapun kelemahan dalam pengelolaan manajemen tenun

Troso saat ini adalah belum adanya pemisahan antara kebutuhan modal kerja dengan

kebutuhan keuangan keluarga, belum memiliki laporan keuangan yang baik, belum

memiliki perencanaan bisnis jangka pendek, kepemimpinan yang berpusat pada

pemilik usaha, sehingga menjadikan inovasi administrasi masih rendah.

Aspek modal relasional juga memegang peranan penting dalam mendukung

kapabilitas inovasi serta keunggulan bersaing tenun Troso di Jepara. Kemampuan

menjalin hubungan dengan stakeholders di bidang tenun (pelanggan, pemerintah

daerah Jepara, Kadin, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, pemasok bahan baku)

Page 53: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

44

merupakan kunci sukses dalam meningkatkan kinerja penjualan. Kemampuan

menjalin hubungan dengan pelanggan tenun Troso di Jepara masih lemah, mengingat

mereka belum memiliki pengetahuan tentang manajemen pemasaran dengan baik.

Para pengusaha tenun belum memiliki data base pelanggan yang sudah ada maupun

yang berpotensi menjadi pelanggan, belum memiliki perencanaan pemasaran yang

baik, belum memiliki strategi promosi yang efektif.

Manajemen hubungan pelanggan yang terdiri dari kemampuan berbagi

informasi dengan stakeholders masih lemah, sementara ini baru diantara para

pengusaha tenun Troso melalui pembentukan paguyuban antar pengusaha tenun.

Keterlibatan konsumen dalam memberikan masukan dan ide produk juga belum

terfasilitasi dengan baik, sehingga tidak jarang keluhan dari konsumen tidak

mendapatkan respon yang cukup baik dan berakibat sullitnya membangun hubungan

jangka panjang dengan konsumen.

Berdasarkan input yang ada tersebut, maka diperlukan sebuah proses untuk

menghasilkan kapabilitas inovasi yang baik dalam menciptakan keunggulan bersaing.

Input pengetahuan dan kompetensi para pengusaha tenun Jepara perlu ditingkatkan

dengan memberikan pengetahuan manajemen, baik dari sisi pembuatan bisnis plan,

desain organisasi beserta job deskripsi, serta kepemimpinan, penyusunan laporan

keuangan yang baik, manajemen hubungan dengan pelanggan, desain produk dan jasa

berbasis quality function deployment (QFD). Adapun model Keunggulan Bersaing

UMKM di Jawa Tengah Berbasis Organizational Knowledge Assets dan customer

relationship management dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 54: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

45

MODEL KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH

BERBASIS ORGANIZATIONAL KNOWLEDGE ASSETS DAN CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT

INPUT PROSES OUTPUT

HUMAN CAPITAL

YANG RENDAH

STRUKTURAL

CAPITAL

RELATIONAL

CAPITAL YANG

LEMAH

CUSTOMER

RELATIONSSHIP

MANAGEMENT

IMPLEMENTASI

DESAIN PRODUK

BERBASIS QFD

Mampu mendesain

produk berdasarkan

keinginan konsumen

melalui software QFD

Mampu menyusun

perencanaan bisnis yang

akurat

Menguasai riset dan

analisis pasar, STP serta

strategi pemasaran

(produk, merk, service)

Menguasai

Mampu menyusun

laporan keuangan dan

akuntansi sederhana

dengan baik

Mampu

mengoperasikan laporan

keuangan berbasis

komputer

Pelatihan pembuatan

Business Plan

Pelatihan

Manajemen usaha

dan pemasaran

Pelatihan

Manajemen

keuangan dan

software laporan

keuangan

KAPABILITAS

INOVASI

KEUNGGULAN

BERSAING

Pelatihan

Manajemen

hubungan pelanggan

Page 55: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

46

BAB VI

RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Kegiatan yang dilakukan selanjutnya adalah menyusun, menyempurnakan

draft model berdasarkan pengujian model empirik yang sudah dilakukan dalam

meningkatkan keunggulan bersaing usaha kecil menengah Troso Kabupaten Jepara.

Pada penyusunan laporan akhir sudah tersedia draft model peningkatan keunggulan

bersaing UKM Troso di kabupaten Jepara. Adapun pengujian draft model dilakukan

melalui focus group discussion yang melibatkan para pengusaha tenun Troso jepara,

Dinas Koperasi dan usaha kecil menengah Pemerintah kabupaten Jepara dan Provinsi

Jawa Tengah, konsumen tenun, pengusaha fashion, pemasok tenun, KADIN. Hasil

FGD akan digunakan untuk menyempurnakan model dan menghasilkan software

laporan keuangan dan QFD serta metode dan materi pelatihan. Kegiatan lainnya

adalah mengirimkan hasil penelitian ke jurnal internasional “Asia Pacific

Management Review” terindeks scopus. Kegiatan terakhir adalah menyusun laporan

akhir.

Page 56: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

47

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk meningkatkan

kapabilitas inovasi diperlukan peningkatan dalam customer relationship management

dan organizational knowledge assets. Organisasi / perusahaan yang memiliki relasi

yang baik dengan para pelanggan dan sering berbagi informasi akan mudah

mendapatkan ide-ide baru dan pengetahuan dalam menciptakan kapabilitas inovasi.

Disamping itu juga, organisasi / perusahaan yang mampu membangun hubungan

jangka panjang dengan pelanggan juga akan memperoleh masukan-masukan ide

maupun evaluasi produk dari konsumen sebagai masukan dalam melakukan inovasi

produk perusahaan. Perusahaan yang bersedia melakukan meminta solusi pemecahan

masalah maupun mendiskusikan produk dengan konsumen akan memudahkan

perusahaan meningkatkan kapabilitas inovasi. Peningkatan kapabilitas inovasi

melalui organizational knowledge assets dapat dilakukan dengan meningkatkan

pengetahuan, pengalaman yang tinggi, karyawan yang kompeten sehingga dapat

mendorong peningkatan kapabilitas inovasi maupun keunggulan bersaing perusahaan.

Dengan demikian kapabillitas inovasi usaha tenun Troso di Jepara dapat ditingkatkan

melalui peningkatan jumlah relasi dan membangun hubungan jangka pelanggan

dengan konsumen yang ada saat ini serta sering melakukan interaksi dengan

konsumen terkait dengan pemecahan masalah untuk mencari solusi terbaik terkait

dengan industry tenun. Adapun untuk mengatasi kelemahan human capital, structural

capital, relational capital serta customer relationship management dilakukan dengan

Page 57: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

48

berbagai pelatihan dalam rangka meningkatkan kemampuan kapabilitas inovasi dan

keunggulan bersaing tenun Troso di Jepara.

6.2 Saran

1. Peningkatan kapabilitas inovasi usaha tenun Troso Jepara dalam meningkatkan

keunggulan bersaing dilakukan melalui peningkatan human capital, structural

capital, relational capital dan customer relationship management . Dengan

demikian peran pemerintah Kabupaten jepara adalah memfasilitasi berbagai

kebutuhan pelatihan yang dibutuhkan para pengusaha tenun Troso baik dari sisi

tenaga ahli, dana pelatihan dan pembuatan software sehingga akan mendorong

inovasi produk, inovasi proses, inovasi pemasaran, inovasi pelayanan. Pengusaha

bersama pemerintah kabuaten Jepara perlu mendesain metode manajemen

hubungan dengan pelanggan misalnya dengan selalu memberikan informasi

produk-produk baru melalui SMS, e mail, brosur serta ditampilakn di WEB agar

dapat diakses oleh pelanggan serta meminta masukan-masukan dari pelanggan

terkait dengan produk baik desain maupun proses.

2. Usaha tenun Troso Jepara masih memerlukan peningkatan dalam hal pengetahuan

khususnya pengetahuan tentang desain produk yang berbasis voice of customers

yang berbasis Computer Aided design atau quality function deployment agar

pengetahuan desain yang ada dapat lebih cepat diterjemahkan dalam produksi

sehingga makin mendorong terciptanya kapabilitas inovasi dan keunggulan

bersaing. Dengan demikian perlu dukungan pemerintahKabupaten jepara dalam

Page 58: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

49

memberikan pelatihan dan aplikasi software dalam mendesain produk berbasis

konsumen.

3. Kompetensi karyawan pengrajin tenun perlu ditingkatkan agar mampu

menghasilkan desain corak dan warna yang lebih inovatif melalui berbagai

pelatihan, baik yang difasilitasi pemerintah daerah , pemerintah provinsi maupun

asosiasi pengrajin tenun torso.

Page 59: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

50

DAFTAR PUSTAKA

Aggarwal, S (1997), Flexibility Management the Ultimate Strategy, Industrial

Management, Vol. 39 No.1, pp. 5-14

Ahmadi Ali Akbar, Freydon Ahmadi, Shaghayegh Shakjeri (2011), The Survey of

Relationship Between Intelectual Capital and Organizational Performance

within the National Iranian South Oil Company, Interdiciplinary Journal of

Contemporary Research in Business, Vol. 3, No. 5, 369-380.

Battor Moustafa & Mohammed Battor (2010), The Impac of Customer Relationship

Management Capability on Innovation and Performance, Journal of Marketing

Management, Vo. 26, No. 9-10 August, 842-857.

Cakar Nigar Demircan & Alper Erturk (2010), Comparing Innovation Capability of

Small and Medium Sized Enterprises: Examining the Effect of Organizational

Culture and Empowerment, Journal of Small Business Management, 48 (3), pp.

325-359.

Capello Roberta & Alessandra Faggian (2005), Collective Learning and Relational

Capital in Local Innovation Processes, Regional Studies, Vol. 39, 1, pp. 75-87.

Castro Gregorio Martin De, Miriam Delgado Verde, Pedro Lopez Saez, Jose E.

Navas Lopez (2011), Towards An Intellectual Capital Based View of The Firm:

Origin and nature, Journal of Business Ethics, 98: 649-662.

Chang, S-Ch. And Lee, M.S (2008), The Linkage Between Knowledge Accumulation

Capability and Organizational Innovation, Journal of Knowledge Management,

Vol. 12 No 1, pp. 3-20.

Chen,I.J. and Paulraj, A. (2004), Understanding Supply Chain Management: Critical

Research and a Theoritical Framework, International Journal of Production

Research, Vol. 42 No. 1, pp.131-63

Chowdhury, Nuruddin A. H. M. (1990), Small and Medium Industries in Asian

Developing Countries, Asian Development Review, Vol. 1, pp. 29-45.

Claycomb, C., Droge, C. and Germain, R. (1999), The Effect of Just In Time With

Customer On Organizational Design and Performance, International Journal

of Logistics Management, Vol. 10 No. 1, pp. 37-58

Cohen, W.M. and Levinthal, D.A. (1990), Absorptive Capacity: A New Perspective

on Learning and Innovation, Administrative Science Quaterly, Vol 35 No. 1,

pp. 128-52

Page 60: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

51

Damanpour, F. (1991), Organizational Innovation: A Meta Analysis of Effects of

Determinants and Moderators, Academy of Management Journal, Vol. 34 No.3,

pp. 555-90

Fruhling, A.L. and Siau, K. (2007), Assesing Organizational Innovation Capability

and Its Effect on E-Commerce Initiatives, The Journal of Computer

Information Systems, Vol. 48 No.1, pp. 133-45

Hermans, R, and Kauranen, I (2005), Value Creation Potential of Intelectual capital

in Biotechnology: Empiciral evidence From Finland, R & D Management, Vol.

35 No.2, pp. 171-85.

Hsu, L.L. (2006), The Impact of Industrial Characteristic and Organizational Climate

on KMS and BIP Taiwan Bioscience Industry, The Journal of Computer

Information Systems, Vol 46 No. 4, pp. 8-17

Joo, J. (2007), An Empirical Study on the Relationship Between Customer Value and

Repurchase Intention in Korean Internet Shopping Malls, The Journal of

Computer Information Systems, Vol 48 No. 1, pp. 53-62

Lanrosen, S (2005), Customer Involvement in New Product Development: A

Relationship Marketing Perspective, European Journal of Innovation

Management, Vol. 8 No. 4, pp. 424-36.

Lee Jia Sheng & Chia Jung Hsich (2010), A Research In relating Entrepreneurship,

Marketing Capability, Innovative Capability and Sustained Competitive

Advantage, Journal of Business & Economic Research, September, 109-119.

Lin Hsiu Fen (2007), Knowledge Sharing and Firm Innovation Capability: an

Empirical Study, International Journal of Manpower, Vol. 28 No. ¾, pp. 315-

332

Lin Ru Jen, Chen Rong Huei, Chiu Kevin Kuan Shun, (2010), Customer relationship

Management and Innovation Capability: an Empirical Study, Industrial

Management & data Systems, Vol. 110 No.1, pp. 111-133.

Meda Anabel Fernandez, Vidal Joaquin Alegre, Gomez Ricardo Chiva, (2013),

Design Management Capability and Product Innovation in SMEs, Management

Decision, Vol.51 No.3, pp. 547-565.

Rahab, Sulistyandari, Sudjono (2011), The Development of Innovation Capability of

Small Medium Enterproses Through Knowledge Sharing Process: An

Empirical Study of Indonesian Creative Industry, International Journal of

Business and Social Science, Vol.2, November, 112-123.

Page 61: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

52

Ramani, G. and Kumar, V. (2008), Interaction Orientation and Firm Performance,

Journal of Marketing, Vol. 72 No.1, pp. 27-45

Romjin, Henny., Albaladejo, Manuel (2001), Determinants of Innovation Capability

in Small UK Firms: An Empirycal Analysis, QEH Working Paper Series

QEHWPS40, Number 40.

Sahay, B.S. and Ranjan, J. (2008), Real Time Business Intelligence in Supply Chain

Analytics, Information Management & Computer Security, Vol 16 No.1, pp.

28-48.

Sin, L.Y.M, Tse, A.C.B. and Yim, F.H.K (2005), CRM: Conceptualization and Scale

Development, European Journal of Marketing, Vol. 39 No. 11/12, pp. 1264-90.

Siyamtinah dan Eni Rahmani (2012), Model Pengembangan Green Business untuk

Peningkatan Kinerja Keuangan dan Kinerja Pasar, Laporan Penelitian Hibah

Bersaing Dikti, Desember 2012.

Subramaniam, M. and Youndt, M (2005), The Influence of Intelectual Capital on the

Types of Innovative Capabilities, Academy of Management Journal, Vol. 48

No. 3, pp. 450-63.

Sulistyo Heru, Siyamtinah, (2013), Keunggulan bersaing Industri tenun Troso

Kabupaten Jepara berbasis relational capital , Penelitian Hibah Bersaing Dikti

Tahun pertama, April 2013.

Sulistyo Heru, Siyamtinah, Eni Rahmani, (2011), Model Peningkatan Kapabilitas

Inovasi Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja UKM Di Kota Semarang, Laporan

Penelitian Hibah Bersaing Dikti Tahun kedua, Desember 2011.

_________________________________, (2010), Model Peningkatan Kapabilitas

Inovasi Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja UKM Di Kota Semarang, Laporan

Penelitian Hibah Bersaing Dikti Tahun pertama, Desember 2010.

__________________________(2009), Keragaman pola membangun kapabilitas

inovasi organisasional pada industri skala kecil menengah di kota Semarang,

Laporan Penelitian Hibah Bersaing Dikti, Desember 2009.

Tseng, C and Goo, Y.J (2005), Intelectual Capital and Corporate Value in an

Emerging Economy: Empirical Study of Taiwanese Manufactures, R & D

Management, Vol 35 No.2, pp. 187-201.

Weerawardena, J (2003), Exploring The Role of Market Learning Capability in

Competitive Strategy, European Journal of Marketing, Vol. 37 No. ¾, pp.

407-30

Page 62: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

53

Wu Xiaobo and Sivalogathasan (2013), Intelectual Capital for Innovation Capability:

A Conceptual Model for Innovation, International Journal of Trade,

Economics and Finance, Vol. 4, No. 3, pp. 139-143.

Page 63: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

54

LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Kuesioner

Isilah pertanyaan yang telah disusun pada lembar kuesioner ini sesuai dengan kondisi

riil di tempat Usaha Anda. Jawaban Anda tidak ada yang salah dan data yang Anda

berikan hanya untuk keperluan ilmiah sehingga kerahasiaan Anda kami jamin.

Identitas Responden

Nama responden : ....................................................................... (boleh tidak

diisi)

Umur :........................................................................

Pendidikan : .......................................................................

Jenis Kelamin : pria wanita

Nama Usaha :......................................................................

Lama Usaha : .......................................................................

Jumlah karyawan : .......................................................................

Rata-rata omzet perbulan :................................................................

Wilayah pemasaran : sekitar Jepara Jawa Tengah luar Jawa Tengah

Berikan tanda silang (X) pada masing – masing kolom berikut ini dengan

pilihan jawaban sebagai berikut:

Sangat tidak

setuju

Tidak setuju Kurang setuju Setuju Sangat

setuju

Dalam mengelola industri tenun Troso saat ini

1 Anda memiliki relasi yang banyak dengan para

pelanggan dan sering berbagi informasi

mengenai produk tenun

2 Selama memproduksi dan menjual kain tenun,

Anda berusaha membangun hubungan jangka

panjang dengan pelanggan.

3 Selama Anda menggeluti usaha tenun saat ini,

jika ada masalah terkait produk tenun, Anda

berusaha meminta solusi pemecahan masalah

dengan pelanggan.

Page 64: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

55

Bagaimana bentuk menjalin hubungan dengan pelanggan yang sudah Anda lakukan

saat ini.................................................................................................................

Dalam mengelola industri tenun Troso saat ini

1 Dalam mengelola usaha tenun saat ini, rata-rata

karyawan Anda memiliki pengetahuan produksi

tenun yang baik dan mampu menciptakan

sesuatu yang berbeda dengan produk tenun

lainnya

2 Anda dan Karyawan Anda memiliki pengalaman

yang cukup tinggi dalam memproduksi kain

tenun yang berkualitas

3 Karyawan Anda sangat kompeten dan memahami

bagaimana memproduksi kain tenun yang

berkualitas

4 Di tempat usaha tenun Anda, sudah ada sistem

dan prosedur yang memungkinkan karyawan

untuk saling berhubungan dan bekerja sama

dengan baik.

5 Struktur organsiasi di tempat usaha Anda saat ini

menjadikan karyawan merasa dekat diantara

karyawan yang lain

6 Prosedur dan birokrasi di tempat usaha tenun

Anda saat ini mudah dan tidak rumit

7 Anda memiliki relasi yang banyak dengan para

pelanggan kain tenun baik di sekitar Jepara

maupun diluar Jepara

8 Anda memiliki relasi yang baik dengan para

pemasok bahan kain tenun untuk tetap

mempertahankan pasokan dan kualitas bahan

baku tenun

9 Anda memiliki relasi yang baik dengan pihak

pemerintah daerah Jepara dalam

mengembangkan usaha tenun saat ini

Page 65: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

56

Berikan tanda silang (X) pada masing – masing kolom berikut ini dengan

pilihan jawaban sebagai berikut:

Sangat tidak

setuju

Tidak setuju Kurang setuju Setuju Sangat

setuju

Dalam mengelola industri tenun Troso saat ini

1 Anda selalu melakukan inovasi kain tenun baru

baik desain maupun kualitas secara

berkesinambungan

2 Anda selalu melakukan inovasi proses

pembuatan kain tenun secara berkesinambungan

3 Anda selalu melakukan perbaikan pengelolaan

manajemen dan adnministrasi usaha kain tenun

dengan mencari cara-cara baru yang efektif dan

efisien.

4 Anda selalu mencari cara-cara baru dalam

memasarkan produk kain tenun baik di jepara

maupun di luar jepara.

5 Anda selalu mencari cara-cara baru dalam

memberikan pelayanan yang memuaskan kepada

pelanggan

Dalam mengelola industri tenun Troso saat ini

1 Biaya dan harga produk kain tenun perusahaan

Anda lebih murah dibandingkan dengan

perusahaan lainnya.

2 Kualitas kain tenun yang ditawarkan perusahaan

lebih baik dibanding dengan yang lain

3 Inovasi produk kain tenun perusahaan Anda lebih

baik dari perusahaan lainnya

5 Produk kain tenun milik Anda susah ditiru oleh

orang lain

6 Manajemen pengelolaan usaha tenun Anda lebih

baik dari lainnya

Page 66: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

57

Lampiran 2. Personalia tenaga peneliti beserta kualifikasinya

NO Nama NIDN Bidang

Ilmu

Alokasi

waktu

(jam/minggu)

Uraian Tugas

1 Dr. Heru

Sulistyo,SE,MSi

(Ketua Peneliti)

0605106702

Lektor

Kepala /

IVB

Ahli

Manajemen

Operasi

8 jam /

minggu

bertugas dan

bertanggung jawab

terhadap

keberhasilan

pelaksanaan

penelitian dan

mengkoordinasikan

seluruh aktivitas

penelitian dari

kontrak penelitian,

membagi tugas

masing-masing

anggota peneliti,

mengalokasikan

anggaran

penelitian,

mengkoordinasikan

rekruitmen

surveyor,

mengkoordinasikan

pembuatan

instrumen

penelitian,

memonitoring

proses survei

lapangan,

mengkoordinasikan

pembuatan laporan

akhir,

mempersiapkan

publikasi karya

ilmiah

2 Prof. Dr.

Wuryanti,MM

0629084901/

Guru Besar /

IVD

Ahli

Manajemen

Pemasaran

8 jam /

minggu

membantu ketua

peneliti untuk

menyiapkan dan

menyusun draft

instrumen kuesioner untuk

Page 67: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

58

dibahas oleh team

peneliti,

menyiapkan kisi-

kisi kuesioner

terbuka untuk

wawancara,

menggandakan

kuesioner ,

membagi jumlah

kueisoner

berdasarkan pada

masing-masing

jumlah responden

kepada surveyor

dan peneliti,

Memonitor dan

mengumpulkan

hasil kuesioner dan

sebagai

pewawancara,

menyiapkan format

input data

kuesioner dan

mengeluarkan

output data untuk

didiskusikan

dengan team

3 Siyamtinah,SE,MSi 0614126602/

Lektor / IIId

Ahli

Manajemen

8 jam /

minggu

membantu ketua

peneliti untuk

menyiapkan dan

menyusun draft

instrumen

kuesioner untuk

dibahas oleh team

peneliti,

menyiapkan kisi-

kisi kuesioner

terbuka untuk

wawancara,

menggandakan

kuesioner ,

membagi jumlah

kueisoner

berdasarkan pada

Page 68: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

59

masing-masing

jumlah responden

kepada surveyor

dan peneliti,

Memonitor dan

mengumpulkan

hasil kuesioner dan

sebagai

pewawancara,

menyiapkan format

input data

kuesioner dan

mengeluarkan

output data untuk

didiskusikan

dengan team

Page 69: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

60

Lampiran 3. Publikasi

Page 70: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

61

Page 71: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

62

KEUNGGULAN BERSAING MELALUI CUSTOMER RELATIONSHIP

MANAGEMENT DAN ORGANIZATIONAL KNOWLEDGE ASSETS

Heru Sulistyo Universitas Islam Sultan Agung Semarang

[email protected]

Abstract

Pertumbuhan UMKM antara tahun 2009 hingga 2013 sebesar 2,3% per tahun, 17 persen diantaranya

telah mampu melakukan ekspor produk, khususnya produk garmen. Kondisi tersebut masih bisa

ditingkatkan lebih baik lagi, mengingat adanya peluang pengembangan UMKM dalam menghadapi

masyarakat ekonomi ASEAN 2015. Mengingat potensi pengembangan UMKM yang tinggi khususnya

di Jawa Tengah, maka UMKM perlu melakukan inovasi dalam mencapai keunggulan bersaing.

Penelitian ini berusaha mengidentifikasi dan menemukan model keunggulan bersaing UMKM tenun

Jawa Tengah berdasarkan inovasi, organizational knowledge assets dan customer relationship

management. Sampel dalam penelitian ini adalah pemilik UMKM tenun di Kabupaten Jepara

Sebanyak 100 orang. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling yang

berdasarkan pertimbangan UMKM tenun yang sudah beroperasi minimal lima tahun dan masih eksis

hingga saat ini. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode survei melalui wawancara dan

kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk meningkatkan kapabilitas inovasi

diperlukan peningkatan dalam customer relationship management dan organizational knowledge

assets. Organisasi / perusahaan yang memiliki relasi yang baik dengan para pelanggan dan sering

berbagi informasi akan mudah mendapatkan ide-ide baru dan pengetahuan dalam menciptakan

kapabilitas inovasi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa customer relationship management

berpengaruh signifikan terhadap kapabilitas inovasi dan keunggulan bersaing. Organizational

knowledge assets berpengaruh signifikan terhadap kapabilitas inovasi namun tidak berpengaruh

terhadap keunggulan bersaing. Kapabilitas inovasi juga tidak berengaruh terhadap keunggulan

bersaing.

Keywords: Organizational knowledge assets, human capital, organizational capital, structural capital,

customer relationship management

PENDAHULUAN

Peran usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia sangat strategis. Hingga tahun

2012, jumlah usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia sebesar 56,53 juta unit dengan

kontribusi produk domestik bruto sebesar 59,08 persen serta penyerapan tenaga kerja sebesar

97,16 persen. Pertumbuhan UMKM antara tahun 2009 hingga 2013 sebesar 2,3% per tahun,

17 persen diantaranya telah mampu melakukan ekspor produk, khususnya produk garmen.

Kondisi tersebut masih bisa ditingkatkan lebih baik lagi, mengingat adanya peluang

pengembangan UMKM dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN 2015, diantaranya

tersedianya potensi ukuran pasar sebesar 591 juta, pertumbuhan GDP sebesar 1,3 persen

dengan total GDP $ 1,5 trilyun pada tahun 2009, transfer teknologi maupun pengetahuan

serta akses terhadap pembiayaan. Berdasarkan peta kekuatan UMKM di Indonesia, UMKM

merupakan salah satu pilar dalam perekonomian Indonesia yang memiliki daya tahan

terhadap gejolak ekonomi serta banyak memiliki bidang usaha yang dapat dikembangkan. Di

sisi lain, beberapa kelemahan yang menjadi kendala pengembangan UMKM selain modal

adalah modal intelektual (intellectual capital), kapabilitas manajemen, kapabilitas inovasi,

entrepreneurship, produksi dan operasi, pemasaran termasuk customer relationship

management dan legal. Berdasarkan studi Haikal dan Ismaeni (2008) aspek yang kuat bagi

UMKM untuk menjadi feasible dan bankable antara lain entrepreneurship, produk dan

Page 72: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

63

produksi, sementara aspek pemasaran, keuangan dan permodalan serta legal masih lemah.

Keunggulan kompetitif UMKM dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN

2015 dapat dicapai melalui peningkatan pada aspek intellectual capital (Wu and

Sivalogathasan, 2013; Mucelli and Marinoni, 2011; Capello and Faggian, 2005),

organizational knowledge assets (Verde et al.2011), knowledge sharing (Kumar & Rose,

2011; Lin, 2007; Rahab et. al, 2011), entrepreneurship dan marketing capability (Lee and

Hsieh, 2010), customer relationship management capability (Lin, Chen, Chiu, 2009; Battor

& Battor, 2010). Baldwin (1995) menyatakan bahwa aktivitas inovasi justru lebih intens

terjadi pada perusahaan skala kecil dan menengah. Penelitian ini berusaha

mengidentifikasi pentingnya peningkatan kinerja UMKM melalui pendekatan holistic

yang mencakup faktor organizational knowledge assets, customer relationship

management, dan innovation capability UMKM di Jawa Tengah.

KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Customer Relationship Management (CRM)

Manajemen hubungan pelanggan (customer relationship management) yang baik antara

perusahaan manufaktur dengan pelanggan industri mampu mempertahankan pelanggan dan

berguna dalam memperbaiki produk dan jasa (Ramani & Kumar, 2008). Manajemen

hubungan pelanggan (CRM) membantu perusahaan memperbaiki pengetahuan mereka

tentang selera pelanggan. Pengelolaan CRM yang efektif dan efisien akan mendorong

pengembangan kapabilitas inovasi dalam menciptakan keunggulan kompetitif (Ramani and

Kumar, 2008; Sahay and Ranjan, 2008). Beberapa studi saat ini memfokuskan struktur

organisasi dan budaya dalam meningkatkan kinerja operasional (Lagrosen, 2005). CRM

merupakan penggunaan teknik dan strategi ekstensif untuk mendapatkan, mengumpulkan dan

menumbuhkan pelanggan dan memelihara hubungan jangka panjang (Sin et al., 2005).

Aggarwal (1997) and Claycomb et al. (1999) mendefinisikan CRM sebagai seperangkat

aktivitas praktek perusahaan untuk memahami permintaan pelanggan dan memperbaiki

kepuasan pelanggan. Pendekatan berpusat pelanggan merupakan factor sukses utama dalam

bisnis (Joo, 2007). Sin et al., 2005 berpendapat bahwa aktivitas CRM mencakup praktek

perusahaan untuk memuaskan keinginan pelanggan, identifikasi preferensi pelanggan,

pemecahan complain pelanggan, menyediakan pelayanan pasca penjualan dan membangun

hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Chen and Paulraj (2004) menekankan

pentingnya komunikasi dan hubungan jangka panjang pelanggan dalam pengembangan

supply chain management. Menurut Lin et al. (2009), aktivitas CRM mencakup information

sharing, customer involvement, long term partnership, joint problem solving dan technology

based CRM. Hasil penelitian Lin et al. (2009) menyimpulkan bahwa mayoritas berbagai

aktivitas CRM berpengaruh signifikan terhadap dimensi kapabilitas inovasi. Ramani and

Kumar (2008) menyarankan penggunaan CRM dalam menciptakan, memelihara hubungan

pelanggan dan menjaga partnership jangka panjang merupakan elemn strategic yang penting

dalam pengembangan inovasi. Penelitian yang dilakukan Battor et al. (2010) tentang dampak

customer relationship management capability terhadap kapabilitas inovasi dan kinerja

menyimpulkan bahwa customer relationship management capability berpengaruh signifikan

terhadap inovasi, Inovasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Penelitian

yang dilakukan Lee and Hsich (2010) tentang hubungan antara entrepreneurship, marketing

capability terhadap kapabilitas inovasi dan keunggulan bersaing menyimpulkan bahwa

Kapabilitas inovasi berpengaruh langsung terhadap keunggulan bersaing perusahaan.

H1: Customer relationship management berpengaruh terhadap kapabilitas inovasi

Page 73: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

64

H2: Customer relationship management berpengaruh terhadap keunggulan bersaing

2.2 Organizational Knowledge Assets

Kapabilitas inovasi perusahaan tergantung pada intellectual assets dan pengetahuan (Alegre

and Lapiedra, 2005; Chang and Lee, 2008; Subramaniam and Youndt, 2005). Beberapa

peneliti membedakan antara intellectual capital dengan tipe organizational knowledge stocks

dan secara umum beberapa peneliti sepakat bahwa dimensi intellectual capital mencakup

human capital, structural capital dan relational capital. Namun demikian, Tseng and Goo

(2005) memandang ada kesamaan antara intellectual capital dengan asset pengetahuan

perusahaan (organizational knowledge asets) . Perspektif Intellectual capital memfokuskan

tentang bagaimana memaksimumkan nilai asset intangible, dan penting untuk menjembatani

sumber daya dan nilai perusahaan (Tseng and Goo, 2005). Komponen intellectual capital

terdiri tiga komponen dasar yaitu human capital, organizational atau structural capital dan

relational capital (Hermans and Kauranen, 2005). intellectual capital telah didefinisikan

pengetahuan perusahaan yang digunakan untuk mencapai keunggulan bersaing. Dalam

perspektif organisasi, intellectual capital mendorong kinerja organisasi, mempengaruhi

kapabilitas inovasi dan berpengaruh positif terhadap kapabilitas dan kinerja perusahaan. Wu

& Sivalogathasan (2013) mendefinisikan intellectual capital sebagai seluruh pengetahuan

organisasi yang digunakan dalam melakukan proses bisnis untuk memperoleh keunggulan

bersaing. Human capital merupakan pengetahuan, ketrampilan yang ada dan digunakan

individu untuk menciptakan nilai bagi pengembalian investasi perusahaan (berupa hiring,

training, motivating). Organizational capital merupakan pengetahuan dan pengalaman yang

dilembagakan dan disimpan dalam database berupa , paten, manual, struktur. Social capital

adalah proses interaksi antar individu dan hubungan jaringan kerja diantara individu,

biasanya memerlukan norma untuk berkolaborasi, interaksi dan berbagi ide didalam

perusahaan. Penelitian yang dilakukan Wu & Sivalogathasan (2013) menyimpulkan bahwa

human capital, organizational capital dan social capital berpengaruh signifikan terhadap

kapabilitas inovasi. intellectual capital berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan

dan kapabilitas inovasi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Penelitian yang dilakukan

(Lin, 2007) menyimpulkan bahwa knowledge sharing (knowledge donating dan knowledge

collecting) yang juga berupa modal intelektual berpengaruh signifikan terhadap kapabilitas

inovasi perusahaan. Penelitian yang dilakukan Verde et al. (2011) menyimpulkan bahwa

organizational knowledge assets yang berupa human capital, structural capital dan relational

capital berpengaruh signifikan terhadap kapabilitas inovasi. Penelitian yang dilakukan

Mucelli and Marinoni (2011) tentang peran modal relasional (relational capital) dan

innovasi dengan mengambil dua kasus perusahaan menengah di Italia yang sukses

menyimpulkan bahwa perusahaan berhasil sukses karena melakukan relational capital yang

membuatnya dapat berinovasi proses produksi yang sistematis. Penelitian yang dilakukan

Ahmadi et al (2011) menyimpulkan bahwa human capital, structural capital, relational

capital berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja organisasi. Human

capital berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi melalui structural capital dan

relational capital. Structural capital berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi

melalui relational capital.

H3: Organizational knowledge assets berpengaruh terhadap kapabilitas inovasi

H4: Organizational knowledge assets berpengaruh terhadap keunggulan bersaing

Kapabilitas Inovasi

Inovasi merupakan ide, praktek dan obyek yang dilihat seperti baru dari Inividu. (Fruhling

and Siau,2007; Hsu,2006). Kapabilitas inovasi merupakan implementasi dan kreasi teknologi

Page 74: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

65

yang diaplikasikan pada sistem, kebijakan, program, produk, proses dan pelayanan yang baru

pada organisasi (Lin et.al, 2009). Kapabilitas inovasi juga merupakan kemampuan untuk

menyerap dan menggunakan informasi eksternal untuk di transfer kedalam pengetahuan baru

(Cohen and Levinthal,1990). Kapabilitas inovasi juga didefinisikan sebagai kemampuan

untuk menciptakan pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. Kapabilitas

inovasi merupakan seperangkat karakteristik yang komprehensif dari organisasi yang

memfasilitasi dan mendorong strategi inovasi (Wu & Sivalogathasan,2013). Weerawardena

(2003) memandang inovasi sebagai modifikasi produk, proses, pelayanan, sistem organisasi

dan sistem pemasaran untuk menciptakan nilai pelanggan. Kapabilitas inovasi terdiri dari

inovasi teknis dan inovasi administratif (Damanpour, 1991). Inovasi teknis meliputi produk,

pemasaran, pelayanan dan teknologi yang digunakan untuk membuat produk, penjualan

produk dan pelayanan yang berhubungan dengan aktivitas perusahaan. Inovasi administrasi

berkenaan dengan struktur organisasi dan proses administrasi yang secara tidak langsung

berhubungan dengan aktivitas organisasi dan banyak berhubungan langsung dengan

manajemen (Damanpour and Evan,1984). Menurut Lin et.al, (2009), kapabilitas inovasi

terdiri dari inovasi produk, inovasi proses, inovasi pemasaran, inovasi pelayanan dan inovasi

administrasi. Penelitian yang dilakukan Wu & Sivalogathasan (2013) menyimpulkan bahwa

kapabilitas inovasi yang tinggi dalam organisasi akan meningkatkan kinerja perusahaan.

Kapabilitas untuk mengeksploitasi pengetahuan dalam memperoleh sesuatu yang baru

maupun memperbaikinya untuk dapat menciptakan nilai organisasi atau meningkatkan

efisiensi operasional organisasi. Inovasi merupakan kapabilitas organisasi yang penting,

karena kesuksesan produk baru merupakan mesin pertumbuhan dan memberikan dampak

pada peningkatan penjualan, laba, dan kekuatan persaingan bagi banyak organisasi ( Pauwels,

Silva-Risso, Srinivasan, & hanssen, 2004; Sivadas & Dwyer, 2000). Beberapa temuan

penelitian sepakat bahwa terdapat hubungan langsung dan positif antara inovasi dengan

kinerja (Thornhill, 2006).

H5: Kapabilitas Inovasi berpengaruh terhadap keunggulan bersaing

METODE PENELITIAN

Sampel dalam penelitian ini adalah pemilik UMKM tenun di Kabupaten Jepara Sebanyak

100 orang Pengambilan sampel menggunakan nonprobabilitas (secara tidak acak) dengan

metode purposive sampling yang berdasarkan pertimbangan UMKM tenun yang sudah

beroperasi minimal lima tahun dan masih eksis hingga saat ini. Pengumpulan data primer

dilakukan dengan menggunakan instrumen kuesioner dan wawancara. Kuesioner ditujukan

kepada para pelaku/pemilik UMKM tenun di Jepara. Pengukuran variabel Customer

Relationship Management terdiri dari indikator, Sharing informasi, Keterlibatan pelanggan,

Partnership jangka panjang dan Pemecahan masalah bersama. Organizational knowledge

assets terdiri dari indikator Modal manusia, Modal struktural, Modal relational. Kapabilitas

Inovasi terdiri dari indikator Inovasi produk, Inovasi proses, Inovasi administrasi, Inovasi

pemasaran dan Inovasi pelayanan. Keunggulan Bersaing terdiri dari indikator biaya rendah,

Kualitas produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan lebih baik , Perusahaan lebih mampu

R & D dan inovasi dari pesaing utama, Perusahaan memiliki kemampuan manajerial yang

lebih baik daripada pesaing utama. Semuanya di ukur dengan menggunakan skala Likert 1s/d

5, 1 = sangat tidak setuju dan 5 = sangat setuju. Analisis data menggunakan analisis

deskriptif, uji T dan analisis Partial Least Square (PLS).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 75: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

66

Hasil Partial Least Square

Uji validitas dengan Program Smart PLS dilakukan dengan menggunakan ukuran

convergent validity.Dari hasil cross loading factor nilai convergent validity dari masing-

Tabel 1

UJI VALIDITAS

ORIGINAL

SAMPLE

ESTIMATE

MEAN OF

SUBSAMPLES

STANDARD

DEVIATION

T-STATISTIC

Customer

Relationship

Management

(CRM)

CRM1 0.388 0.388 0.061 6.326

CRM2 0.436 0.449 0.067 6.457

CRM3 0.341 0.344 0.073 4.685

Organizational

Knowledge

Asset (OKA)

OKA1 0.263 0.261 0.030 8.776

OKA2 0.247 0.253 0.032 7.665

OKA3 0.266 0.267 0.021 12.544

OKA4 0.264 0.263 0.019 13.893

OKA5 0.229 0.240 0.046 4.982

Kapabilitas

Inovasi (KI)

KI1 0.296 0.295 0.042 7.109

KI2 0.276 0.282 0.041 6.753

KI3 0.262 0.262 0.027 9.873

KI4 0.267 0.261 0.025 10.475

KI5 0.184 0.193 0.070 2.619

Keunggulan

Bersaing (KB)

KU1 0.114 0.100 0.076 1.492

KU2 0.301 0.312 0.057 5.276

KU3 0.372 0.368 0.071 5.209

KU4 0.221 0.210 0.043 5.169

KU5 0.229 0.225 0.045 5.082

Sumber Data : Data primer yang diolah, 2015

masing indikator rata-rata > 0,5 dimana untuk nilai 0,5 pada penelitian awal sudah

merupakan nilai yang tinggi dan apabila penelitian lanjutan nilai masing-masing indikator >

Page 76: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

67

0,7. (Ghozali, 2006). Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan, diketahui bahwa

semua indikator variabel customer relationship management, organizational knowledge

asset, kapabilitas inovasi, kinerja dan keunggulan bersaing memiliki nilai original sample

estimate lebih dari 0,7 dan nilai T statistik lebih besar dari T tabel (1,67) yang berarti seluruh

indikator valid dan dapat mengukur variabelnya.

Uji Reliabilitas

Hasil composite reliability antar konstruk dengan indikator-indikatornya dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Tabel 2

NILAI COMPOSITE RELIABILITY DAN AVE

Variabel Composite Reliability AVE

Customer Relationship

Management 0.891

0.732

Organizational Knowledge

Assets 0.891

0.623

Kapabilitas Inovasi 0.877 0.598

Keunggulan Bersaing 0.884 0.608

Sumber Data : Data primer yang diolah, 2015

Tabel 2 menunjukkan dari hasil composite reliability masing-masing konstruk baik

yaitu di atas 0,7. Dimana menurut Chin (1998) suatu indikator dikatakan mempunyai

reliabilitas yang baik jika nilainya di atas 0,70 serta dapat dipertahankan dan diterima pada

nilai 0,50 hingga 0,60. Terlihat disini nilai untuk composite reliability customer relationship

management, organizational knowledge asset, kapabilitas inovasi, dan keunggulan bersaing

lebih dari 0,7. Nilai tersebut bila mengacu pada pendapat Chin, memiliki nilai reliabilitas

yang baik dan dapat digunakan untuk proses penelitian selanjutnya. Yang dimaksud dengan

reliabel disini adalah bahwa indikator yang digunakan dalam penelitian nyata sesuai dengan

kondisi riil obyek penelitian.

Hasil Inner Model

Hasil olah data dengan menggunakan alat bantu software SmartPLS, di perolah hasil

output dari model struktur konstruk loading factor yang akan menjelaskan hubungan antara

konstruk customer relationship management, organizational knowledge asset, kapabilitas

inovasi, dan keunggulan bersaing yang tampak pada gambar berikut ini.

Page 77: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

68

Keterangan :

CRM : Customer relationship management

OKA : Organizational knowledge assets

KI : Kapabilitas Inovasi

KU : Keunggulan bersaing

Berdasarkan hasil analisis PLS, terlihat bahwa H1 diterima, terdapat pengaruh yang

signifikan dan positif antara customer relationship management dengan kapabilitas inovasi,

yang ditunjukkan dengan nilai original sample estite sebesar 0,079, nilai t-statistik (2,061 ) >

ttabel (1,677).

Tabel 3

UJI HIPOTESIS

original sample

estimate

mean of

subsamples

Standard

deviation

T-

Statistic

CRM ->

KI 0.079 0.077 0.038 2.061

OKA ->

KI 0.924 0.922 0.028 33.419

CRM ->

KU 0.402 0.430 0.134 2.992

OKA ->

KU 1.062 1.083 0.752 1.411

KI ->

KU -0.860 -0.842 0.772 1.114

Sumber Data : Data primer yang diolah, 2015

Page 78: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

69

Semakin tinggi para pelaku tenun Troso Jepara melakukan customer relationship

management akan meningkatkan kapabilitas inovasi yang tinggi. Hipotesis 2 juga diterima,

terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara customer relationship management

dengan keunggulan bersaing, yang ditunjukkan dengan nilai original sample estite sebesar

0,402, nilai t-statistik (2,992 ) > ttabel (1,677). Semakin tinggi customer relationship

management para pelaku usaha tenun Troso jepara maka semakin tinggi keunggulan bersaing

yang dapat dicapai.

Hasil pengujian hipotesis 3 (H3) diterima, terdapat pengaruh yang signifikan dan

positif antara organizational knowledge asset dengan kapabilitas inovasi, yang ditunjukkan

dengan nilai original sample estite sebesar 0,924, nilai t-statistik (33, 419) > ttabel (1,677).

Semakin tinggi kemampuan para pengusaha tenun dalam mengelola organizational

knowledge asset maka akan meningkatkan kapabilitas inovasi yang tinggi. Hipotesis 4

ditolak, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara organizational

knowledge asset dengan kapabilitas inovasi, yang ditunjukkan dengan nilai original sample

estite sebesar 1, 062, nilai t-statistik (1,411 ) < ttabel (1,677). Organizational knowledge asset

tidak mampu menjelaskan peningkatan keunggulan bersaing. Hasil pengujian hipotesis 5

(H5) ditolak, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara kapabilitas inovasi

dengan keunggulan bersaing, yang ditunjukkan dengan nilai original sample estite sebesar -

0,860 nilai t-statistik (1,114 ) < ttabel (1,677).

Berdasarkan nilai R square tersebut diatas menunjukkan bahwa variasi kapabilitas

inovasi dapat dijelaskan oleh Organizational knowledge asset dan customer relationship

management sebesar 93,8%, sisanya 6,2% dijelaskan oleh variasi variabel lain yang tidak

masuk dalam model. Variasi keunggulan bersaing dapat dijelaskan oleh variabel kapabilitas

inovasi sebesar 32,5%%, sisanya 67,5% dijelaskan oleh variasi variabel lain yang tidak

masuk dalam model.

Pembahasan

Hasil analisis data menunjukkan bahwa customer relationship management (CRM)

berpengaruh signifikan terhadap kapabilitas inovasi. Hasil penelitian sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Bator and Bator (2010), bahwa manajemen hubungan

pelanggan menjadi antesenden kapabilitas inovasi yang pada akhirnya berdampak pada

kinerja organisasi. Inovasi juga memediasi pengaruh customer relationship management

capability terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian juga mendukung temuan Lin et al.

(2009), CRM merupakan strategi yang sangat penting untuk memperbaiki kapabilitas inovasi

dan keunggulan bersaing perusahaan. Temuan Lin et al. (2009) tentang pengaruh dimensi

CSR terhadap kapabilitas inovasi menunjukkan bahwa berbagi informasi antara perusahaan

dengan konsumen berpengaruh signifikan terhadap kapabilitas inovasi produk, inovasi

proses, inovasi pemasaran dan inovasi pelayanan, namun tidak berpengaruh terhadap inovasi

administratif. Keterlibatan pelanggan tidak berpengaruh signifikan terhadap inovasi proses

maupun inovasi administrasi. Hubungan jangka panjang dengan pelangggan berpengaruh

positif terhadap inovasi produk dan inovasi proses. Ketika perusahaan dan konsumen saling

berinterkasi hubungan jangka panjang akan tercipta kesetiaan dan komitmen satu dengan

yang lain. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pemecahan masalah bersama antara

konsumen dengan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap inovasi produk, proses,

administrasi dan pelayanan dan tidak signifikan terhadap inovasi pemasaran. CRM berbasis

teknologi juga berpengaruh signifikan terhadap inovasi produk, inovasi pemasaran, dan

inovasi pelayanan.

Page 79: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

70

Perusahaan yang mampu mempertahankan konsumennya saat ini, dan membangun

tingkat keuntungan serta membangun hubungan jangka panjang akan mampu meningkatkan

kapabilitas inovasi dan keunggulan perusahaan. Ide dan masukan konsumen sangat penting

bagi perusahaan untuk menciptakan produk-produk yang inovatif. Apabila perusahaan

memiliki relasi banyak dan sering berbagi informasi tentang produk perusahaan, maka akan

diperoleh berbagai masukan dan ide produk dari konsumen yang dapat ditindaklanjuti

perusaahaan menjadi produk unggulan berbasis voice of customers. Disamping menghasilkan

inovasi produk baru, ide dan masukan konsumen dapat diserap oleh perusahaan secara cepat

melalui berbagai penggunaan teknologi melalui inovasi proses, inovasi pemasaran, inovasi

manajemen serta inovasi pelayanan. Berdasarkan hasil penelitian usaha tenun Troso di

Jepara menunjukkan bahwa pelanggan tenun Troso tidak hanya berasal dari Jepara, namun

juga sudah menyebar hingga ke luar jawa. Misalnya ketika memasarkan produk tenun ke

Sulawesi (Makasar) maka banyak pengusaha tenun yang mendapatkan ide tentang desain,

warna dan corak kain yang sesuai dengan selera masyarakat disana. Hal ini kemudian

ditindaklanjuti dengan menciptakan model, corak dan warna sesuai dengan segmen pasar di

Sulawesi. Manajemen hubungan pelanggan merupakan modal relational yang penting bagi

perusahaan, karena akan meningkatkan kemampuan inovasi dan peningkatkan kinerja

organisasi . Hasil penelitian mendukung temuan Penelitian yang dilakukan Mucelli and

Marinoni (2011) yang menyimpulkan bahwa perusahaan berhasil sukses karena melakukan

relational capital yang membuatnya dapat berinovasi proses produksi yang sistematis. Hasil

penelitian mendukung temuan Ahmadi et al (2011) yang menyimpulkan bahwa relational

capital berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja organisasi. Hasil

penelitian mendukung temuan Capello and Fagian (2005) yang menyimpulkan bahwa

relational capital memiliki pengaruh yang penting terhadap kapasitas inovasi perusahaan.

Hasil penelitian juga menunjukkan organizational knowledge assets berpengaruh

signifikan terhadap kapabilitas inovasi. Temuan ini mendukung penelitian yang dilakukan

Verde et. al (2011), bahwa organizational capital berpengaruh signifikan terhadap

kapabilitas inovasi produk. Budaya dan komitmen CEO terhadap inovasi juga berpengaruh

signifikan terhadap kapabilitas inovasi produk. Penggunaan teknologi informasi juga

berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kapabilitas inovasi produk. Menurut Tseng and

Goo (2005), ada kesamaan antara modal intelektual dengan asset pengetahuan perusahaan.

Dengan demikian temuan Verde et. al (2011) bila dikaitkan dengan konsep Tseng and Goo

(2005), modal organizational termasuk dalam structural capital, yang merupakan bagian dari

intellectual capital.

Hasil penelitian juga mendukung temuan Castro et.al (2012), bahwa human capital

berpengaruh signifikan terhadap inovasi produk. Semakin tinggi pendidikan karyawan di

tingkat universitas maka akan semakin tinggi tingkat kapabilitas produk. Karyawan yang

memiliki tingkat pendidikan tinggi di universitas akan lebih mudah menguasai dan menyerap

pengetahuan yang akhirnya berampak pada inovasi produk dan keunggulan komeptitif.

Karyawan yang sering diberikan berbagai pelatihan dalam organisasi akan memperoleh

pengetahuan yang tinggi sehingga akan meningkatkan inovasi produk. Demikian halnya

dengan ketrampilan yang dimiliki karyawan dalam organisasi, semakin tinggi tingkaat

ketrampilan karyawan dalam organisasi akan mendorong peningkatan inovasi produk.

Technological knowledge assets berpengaruh signifikan terhadap inovasi produk. Semakin

tinggi tingkat pengetahuan teknologi yang diterapkan karyawan dalam organisasi maka akan

mendorong peningkatan inovasi produk. Melalui teknologi, kegiatan inovasi produk akan

lebih cepat dilakukan. Semakin tinggi tingkat pengetahuan teknologi dan semakin tinggi

penggunaannya akan mendorong meningkatnya inovasi produk. Budaya inovasi juga

Page 80: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

71

berpengaruh signifikan terhadap produk inovasi. Semakin tinggi dorongan menerapkan nilai-

nilai budaya , ekperimen dan inovasi akan mendorong peningkatan inovasi produk.

Kapabilitas inovasi tidak berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing

perusahaan. Kapabilitas inovasi dalam bentuk inovasi produk baru, inovasi proses, inovasi

manajemen dan pemasaran belum mampu mendorong terciptanya keunggulan bersaing. Hasil

penelitian mendukung temuan Lee and Hsieh (2010), bahwa kapabilitas inovasi berpengaruh

signifikan terhadap keunggulan bersaing perusahaan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk meningkatkan kapabilitas inovasi

diperlukan peningkatan dalam customer relationship management dan organizational

knowledge assets.Peningkatan kapabilitas inovasi melalui organizational knowledge assets

dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan, pengalaman yang tinggi, karyawan yang

kompeten sehingga dapat mendorong peningkatan kapabilitas inovasi maupun keunggulan

bersaing perusahaan. Saran

KETERBATASAN PENELITIAN

Penelitian ini masih terbatas pada industry tenun di satu wilayah saja, sehingga hasilnya

belum dapat digeneralisasikan untuk industry tenun secara keseluruhan.

PENELITIAN YANG AKAN DATANG

Perlunya pengujian secara terintegrasi anteseden dari kapabilitas inovasi dalam menciptakan

keunggulan bersaing, khususnya pada aspek operasi dan keuangan.

Page 81: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

72

DAFTAR PUSTAKA

Aggarwal, S (1997), Flexibility Management the Ultimate Strategy, Industrial

Management, Vol. 39 No.1, pp. 5-14

Ahmadi Ali Akbar, Freydon Ahmadi, Shaghayegh Shakjeri (2011), The Survey of

Relationship Between Intelectual Capital and Organizational Performance

within the National Iranian South Oil Company, Interdiciplinary Journal of

Contemporary Research in Business, Vol. 3, No. 5, 369-380.

Battor Moustafa & Mohammed Battor (2010), The Impac of Customer Relationship

Management Capability on Innovation and Performance, Journal of Marketing

Management, Vo. 26, No. 9-10 August, 842-857.

Cakar Nigar Demircan & Alper Erturk (2010), Comparing Innovation Capability of

Small and Medium Sized Enterprises: Examining the Effect of Organizational

Culture and Empowerment, Journal of Small Business Management, 48 (3), pp.

325-359.

Capello Roberta & Alessandra Faggian (2005), Collective Learning and Relational

Capital in Local Innovation Processes, Regional Studies, Vol. 39, 1, pp. 75-87.

Castro Gregorio Martin De, Miriam Delgado Verde, Pedro Lopez Saez, Jose E.

Navas Lopez (2011), Towards An Intellectual Capital Based View of The Firm:

Origin and nature, Journal of Business Ethics, 98: 649-662.

Chang, S-Ch. And Lee, M.S (2008), The Linkage Between Knowledge Accumulation

Capability and Organizational Innovation, Journal of Knowledge Management,

Vol. 12 No 1, pp. 3-20.

Chen,I.J. and Paulraj, A. (2004), Understanding Supply Chain Management: Critical

Research and a Theoritical Framework, International Journal of Production

Research, Vol. 42 No. 1, pp.131-63

Chowdhury, Nuruddin A. H. M. (1990), Small and Medium Industries in Asian

Developing Countries, Asian Development Review, Vol. 1, pp. 29-45.

Claycomb, C., Droge, C. and Germain, R. (1999), The Effect of Just In Time With

Customer On Organizational Design and Performance, International Journal

of Logistics Management, Vol. 10 No. 1, pp. 37-58

Cohen, W.M. and Levinthal, D.A. (1990), Absorptive Capacity: A New Perspective

on Learning and Innovation, Administrative Science Quaterly, Vol 35 No. 1,

pp. 128-52

Page 82: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

73

Damanpour, F. (1991), Organizational Innovation: A Meta Analysis of Effects of

Determinants and Moderators, Academy of Management Journal, Vol. 34 No.3,

pp. 555-90

Fruhling, A.L. and Siau, K. (2007), Assesing Organizational Innovation Capability

and Its Effect on E-Commerce Initiatives, The Journal of Computer

Information Systems, Vol. 48 No.1, pp. 133-45

Hermans, R, and Kauranen, I (2005), Value Creation Potential of Intelectual capital

in Biotechnology: Empiciral evidence From Finland, R & D Management, Vol.

35 No.2, pp. 171-85.

Hsu, L.L. (2006), The Impact of Industrial Characteristic and Organizational Climate

on KMS and BIP Taiwan Bioscience Industry, The Journal of Computer

Information Systems, Vol 46 No. 4, pp. 8-17

Joo, J. (2007), An Empirical Study on the Relationship Between Customer Value and

Repurchase Intention in Korean Internet Shopping Malls, The Journal of

Computer Information Systems, Vol 48 No. 1, pp. 53-62

Lanrosen, S (2005), Customer Involvement in New Product Development: A

Relationship Marketing Perspective, European Journal of Innovation

Management, Vol. 8 No. 4, pp. 424-36.

Lee Jia Sheng & Chia Jung Hsich (2010), A Research In relating Entrepreneurship,

Marketing Capability, Innovative Capability and Sustained Competitive

Advantage, Journal of Business & Economic Research, September, 109-119.

Lin Hsiu Fen (2007), Knowledge Sharing and Firm Innovation Capability: an

Empirical Study, International Journal of Manpower, Vol. 28 No. ¾, pp. 315-

332

Lin Ru Jen, Chen Rong Huei, Chiu Kevin Kuan Shun, (2010), Customer relationship

Management and Innovation Capability: an Empirical Study, Industrial

Management & data Systems, Vol. 110 No.1, pp. 111-133.

Meda Anabel Fernandez, Vidal Joaquin Alegre, Gomez Ricardo Chiva, (2013),

Design Management Capability and Product Innovation in SMEs, Management

Decision, Vol.51 No.3, pp. 547-565.

Rahab, Sulistyandari, Sudjono (2011), The Development of Innovation Capability of

Small Medium Enterproses Through Knowledge Sharing Process: An

Empirical Study of Indonesian Creative Industry, International Journal of

Business and Social Science, Vol.2, November, 112-123.

Page 83: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

74

Ramani, G. and Kumar, V. (2008), Interaction Orientation and Firm Performance,

Journal of Marketing, Vol. 72 No.1, pp. 27-45

Romjin, Henny., Albaladejo, Manuel (2001), Determinants of Innovation Capability

in Small UK Firms: An Empirycal Analysis, QEH Working Paper Series

QEHWPS40, Number 40.

Sahay, B.S. and Ranjan, J. (2008), Real Time Business Intelligence in Supply Chain

Analytics, Information Management & Computer Security, Vol 16 No.1, pp.

28-48.

Sin, L.Y.M, Tse, A.C.B. and Yim, F.H.K (2005), CRM: Conceptualization and Scale

Development, European Journal of Marketing, Vol. 39 No. 11/12, pp. 1264-90.

Siyamtinah dan Eni Rahmani (2012), Model Pengembangan Green Business untuk

Peningkatan Kinerja Keuangan dan Kinerja Pasar, Laporan Penelitian Hibah

Bersaing Dikti, Desember 2012.

Subramaniam, M. and Youndt, M (2005), The Influence of Intelectual Capital on the

Types of Innovative Capabilities, Academy of Management Journal, Vol. 48

No. 3, pp. 450-63.

Sulistyo Heru, Siyamtinah, (2013), Keunggulan bersaing Industri tenun Troso

Kabupaten Jepara berbasis relational capital , Penelitian Hibah Bersaing Dikti

Tahun pertama, April 2013.

Sulistyo Heru, Siyamtinah, Eni Rahmani, (2011), Model Peningkatan Kapabilitas

Inovasi Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja UKM Di Kota Semarang, Laporan

Penelitian Hibah Bersaing Dikti Tahun kedua, Desember 2011.

_________________________________, (2010), Model Peningkatan Kapabilitas

Inovasi Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja UKM Di Kota Semarang, Laporan

Penelitian Hibah Bersaing Dikti Tahun pertama, Desember 2010.

__________________________(2009), Keragaman pola membangun kapabilitas

inovasi organisasional pada industri skala kecil menengah di kota Semarang,

Laporan Penelitian Hibah Bersaing Dikti, Desember 2009.

Tseng, C and Goo, Y.J (2005), Intelectual Capital and Corporate Value in an

Emerging Economy: Empirical Study of Taiwanese Manufactures, R & D

Management, Vol 35 No.2, pp. 187-201.

Weerawardena, J (2003), Exploring The Role of Market Learning Capability in

Competitive Strategy, European Journal of Marketing, Vol. 37 No. ¾, pp.

407-30

Page 84: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

75

Wu Xiaobo and Sivalogathasan (2013), Intelectual Capital for Innovation Capability:

A Conceptual Model for Innovation, International Journal of Trade,

Economics and Finance, Vol. 4, No. 3, pp. 139-143.

Page 85: KEUNGGULAN BERSAING UMKM DI JAWA TENGAH BERBASIS

76