2
Ketorolac untuk Manajemen Nyeri Pemasangan Intrauterine Device Lynn L. Ngo, MD, Kristy K. Ward, MD, MAS, and Sheila K. Mody, MD, MPH TUJUAN: Untuk mengevaluasi kontrol nyeri ketorolak intramuskular dibandingkan injeksi placebo garam fisiologis saat pemasangan intrauterine device (IUD). METODE: Penulis melakukan penelitian trial kontrol plasebo, acak dan double-blind selama Juli 2012 hingga Maret 2014. Pasien mendapatkan injeksi ketorolak 30mg atau garam fisiologis 30 menit sebelum pemasangan IUD. Hasil utama yang diharapkan adalah nyeri saat pemasangan IUD dalam skala VAS (Visual Analog Scale) 10-cm. Besar sampel dihitung untuk memenuhi 80% kekuatan yang dapat menunjukkan perbedaan 2.0-cm (α=0.05) dalam hasil utama. Hasil kedua yang diharapkan yaitu nyeri saat injeksi obat, insersi speculum, pemasangan tenakulum, pemeriksaan uterus, dan 5 hingga 15 menit pasca pemasangan IUD. HASIL: Sejumlah 67 wanita berpartisipasi dalam penelitian ini, 33 mendapat ketorolak dan 34 mendapatkan plasebo garam fisiologis. Tidak ada perbedaan secara garis besar dalam kondisi demografis seperti usia, indeks massa tubuh, dan ras. Tidak terdapat perbedaan median skor nyeri pemasangan IUD antara grup ketorolak dan grup plasebo (5,2 dibandingkan 3,6-cm, P=.99). Terdapat penurunan median skor nyeri pasca pemasangan IUD pada menit ke-5 (2,2 bandingwith 0,3-cm, P=.001) dan ke-15 (1,6 banding 0,1-cm, P=.001), tetapi tak ada perbedaan pada menit yang lain. Partisipan nullipara (n=16, masing-masing grup sebanyak 8 orang) mengalami skor nyeri lebih rendah dalam pemasangan IUD (8,1 banding 5,4-cm, P=.02). dalam penelitian ini, 22% partisipan dalam grup plasebo dan 18% dalam grup ketorolak melaporkan injeksi nyeri setara dengan nyeri saat pemasangan IUD itu sendiri.

Ketorolac Untuk Manajemen Nyeri Pemasangan Intrauterine Device

Embed Size (px)

DESCRIPTION

OBsgyn

Citation preview

Page 1: Ketorolac Untuk Manajemen Nyeri Pemasangan Intrauterine Device

Ketorolac untuk Manajemen Nyeri Pemasangan Intrauterine Device

Lynn L. Ngo, MD, Kristy K. Ward, MD, MAS, and Sheila K. Mody, MD, MPH

TUJUAN: Untuk mengevaluasi kontrol nyeri ketorolak intramuskular dibandingkan injeksi placebo garam fisiologis saat pemasangan intrauterine device (IUD).METODE: Penulis melakukan penelitian trial kontrol plasebo, acak dan double-blind selama Juli 2012 hingga Maret 2014. Pasien mendapatkan injeksi ketorolak 30mg atau garam fisiologis 30 menit sebelum pemasangan IUD. Hasil utama yang diharapkan adalah nyeri saat pemasangan IUD dalam skala VAS (Visual Analog Scale) 10-cm. Besar sampel dihitung untuk memenuhi 80% kekuatan yang dapat menunjukkan perbedaan 2.0-cm (α=0.05) dalam hasil utama. Hasil kedua yang diharapkan yaitu nyeri saat injeksi obat, insersi speculum, pemasangan tenakulum, pemeriksaan uterus, dan 5 hingga 15 menit pasca pemasangan IUD.HASIL: Sejumlah 67 wanita berpartisipasi dalam penelitian ini, 33 mendapat ketorolak dan 34 mendapatkan plasebo garam fisiologis. Tidak ada perbedaan secara garis besar dalam kondisi demografis seperti usia, indeks massa tubuh, dan ras. Tidak terdapat perbedaan median skor nyeri pemasangan IUD antara grup ketorolak dan grup plasebo (5,2 dibandingkan 3,6-cm, P=.99). Terdapat penurunan median skor nyeri pasca pemasangan IUD pada menit ke-5 (2,2 bandingwith 0,3-cm, P=.001) dan ke-15 (1,6 banding 0,1-cm, P=.001), tetapi tak ada perbedaan pada menit yang lain. Partisipan nullipara (n=16, masing-masing grup sebanyak 8 orang) mengalami skor nyeri lebih rendah dalam pemasangan IUD (8,1 banding 5,4-cm, P=.02). dalam penelitian ini, 22% partisipan dalam grup plasebo dan 18% dalam grup ketorolak melaporkan injeksi nyeri setara dengan nyeri saat pemasangan IUD itu sendiri.KESIMPULAN: Ketorolak tidak mengurangi nyeri pemasangan IUD tetapi dapat mengurangi nyeri pada 5 dan 15 menit pasca pemasangan IUD.

(Obstet Gynecol 2015;126:29–36)DOI: 10.1097/AOG.0000000000000912