5
Kesrawan pada hewan untuk keperluan pendidikan, riset dan pengujian Penelitian atau riset untuk keperluan pendidikan adalah kegiatan yang dilakukan berdasarkan kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan dari subjek terkait, dengan pemahaman teori dan pembuktian asumsi dan/atau hipotesis. Hasil yang didapat merupakan kesimpulan yang dapat diaplikasikan atau menjadi tambahan pengetahuan bagi kemajuan ilmu pengetahuan. Walaupun demikian, kegiatan penelitian harus tetap menghormati hak dan martabat subjek penelitian. Tujuan penelitian adalah memicu terciptanya protokol penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan baik secara ilmiah maupun etis, termasuk aplikasinya dalam formulir pengajuan etik. Perlunya hewan percobaan Bahan uji (obat) yang ditujukan untuk penggunaan pada manusia, perlu diteliti dengan menyertakan subjek manusia sebagai final test tube. Relawan manusia secara etis boleh diikutsertakan jika bahan yang akan diuji telah lolos pengujian di laboratorium secara tuntas, dilanjutkan dengan meng- gunakan hewan percobaan untuk kelayakan dan keama- nannya. Hewan percobaan adalah setiap hewan yang dipergu- nakan pada sebuah penelitian biologis dan biomedis yang dipilih berdasarkan syarat atau standar dasar yang diperlukan dalam penelitian tersebut. Dalam menggunakan hewan percobaan untuk penelitian

Kesrawan Pada Hewan Untuk Keperluan Pendidikan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kesrawan

Citation preview

Kesrawan pada hewan untuk keperluan pendidikan, riset dan pengujian

Penelitian atau riset untuk keperluan pendidikan adalah kegiatan yang dilakukan berdasarkankaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperolehinformasi, data, dan keterangan dari subjek terkait, denganpemahaman teori dan pembuktian asumsi dan/atau hipotesis.Hasil yang didapat merupakan kesimpulan yang dapatdiaplikasikan atau menjadi tambahan pengetahuan bagikemajuan ilmu pengetahuan. Walaupun demikian, kegiatanpenelitian harus tetap menghormati hak dan martabat subjekpenelitian.Tujuan penelitian adalah memicu terciptanyaprotokol penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan baiksecara ilmiah maupun etis, termasuk aplikasinya dalamformulir pengajuan etik.

Perlunya hewan percobaanBahan uji (obat) yang ditujukan untuk penggunaan padamanusia, perlu diteliti dengan menyertakan subjek manusiasebagai final test tube. Relawan manusia secara etis bolehdiikutsertakan jika bahan yang akan diuji telah lolos pengujiandi laboratorium secara tuntas, dilanjutkan dengan meng-gunakan hewan percobaan untuk kelayakan dan keama-nannya.Hewan percobaan adalah setiap hewan yang dipergu-nakan pada sebuah penelitian biologis dan biomedis yangdipilih berdasarkan syarat atau standar dasar yang diperlukandalam penelitian tersebut.Dalam menggunakan hewan percobaan untuk penelitiandiperlukan pengetahuan yang cukup mengenai berbagaiaspek tentang sarana biologis, dalam hal penggunaan hewanpercobaan laboratorium. Pengelolaan hewan percobaandiawali dengan pengadaan hewan, meliputi pemilihan danseleksi jenis hewan yang cocok terhadap materi penelitian.Pengelolaan dilanjutkan dengan perawatan dan pemeliharaan

Etika pemanfaatan hewan cobaHewan percobaan yang digunakan pada penelitian akanmengalami penderitaan, yaitu:ketidaknyamanan, ketidak-senangan, kesusahan, rasa nyeri, dan terkadang berakhirdengan kematian. Berdasarkan hal tersebut, hewan yang dikobankan dalam penelitian yang hasilnya dapat di-manfaatkan oleh manusia patut dihormati, mendapatperlakuan yang manusiawi, dipelihara dengan baik, dandiusahakan agar bisa disesuaikan pola kehidupannya sepertidi alam.Peneliti yang akan memanfaatkan hewan percobaan padapenelitian kesehatan harus mengkaji kelayakan dan alasanpemanfaatan hewan dengan mempertimbangkan penderitaanyang akan dialami oleh hewan percobaan dan manfaat yangakan diperoleh untuk manusia.

Prinsip etika penelitianDalam pelaksanan penelitian, peneliti harus membuatdan menyesuaikan protokol dengan standar yang berlakusecara ilmiah dan etik penelitian kesehatan. Etik penelitiankesehatan secara umum tercantum dalam World Medical As-sociation, yaitu:respect(menghormati hak dan martabatmakhluk hidup, kebebasan memilih dan berkeinginan, sertabertanggung jawab terhadap dirinya, termasuk di dalamnyahewan coba), beneficiary(bermanfaat bagi manusia danmakhluk lain, manfaat yang didapatkan harus lebih besardibandingkan dengan risiko yang diterima), dan justice(bersikap adil dalam memanfaatkan hewan percobaan).Contoh sikap tidak adil, antara lain: hewan disuntik/ dibedahberulang untuk menghemat jumlah hewan, memakai obat eu-thanasiayang menimbulkan rasa nyeri karena harga yanglebih murah.Ilmuwan penelitian kesehatan yang menggunakan modelhewan menyepakati bahwa hewan coba yang menderita danmati untuk kepentingan manusia perlu dijamin kesejah-teraannya dan diperlakukan secara manusiawi.Dalampenelitian kesehatan yang memanfaatkan hewan coba, jugaharus diterapkan prinsip 3 R dalam protokol penelitian, yaitu:replacement, reduction,dan refinementReplacementadalah keperluan memanfaatkan hewan percobaan sudahdiperhitungkan secara seksama, baik dari pengalamanterdahulu maupun literatur untuk menjawab pertanyaanpenelitian dan tidak dapat digantikan oleh mahluk hidup lainseperti sel atau biakan jaringan. Replacement terbagi menjadidua bagian, yaitu: relatif (mengganti hewan perco-baandengan memakai organ/jaringan hewan dari rumah potong,hewan dari ordo lebih rendah) dan absolut (mengganti hewanpercobaan dengan kultur sel, jaringan, atau programkomputer).Reductiondiartikan sebagai pemanfaatan hewan dalampenelitian sesedikit mungkin, tetapi tetap mendapatkan hasilyang optimal. Jumlah minimum biasa dihitung menggunakanrumus Frederer yaitu (n-1) (t-1) > 15, dengan n adalah jumlahhewan yang diperlukan dan t adalah jumlah kelompokperlakuan. Kelemahan dari rumus itu adalah semakin sedikitkelompok penelitian, semakin banyakjumlah hewan yang diperlukan serta sebaliknya. Untuk mengatasinya, diperlukanpenggunaan desain statistik yang tepat agar didapatkan hasilpenelitian yang sahih.

RingkasanPenelitian dengan hewan coba harus memperhatikanaspek perlakuan yang manusiawi terhadap hewan-hewantersebut, sesuai dengan prinsip 5F (Freedom) yaitu: bebas dari rasa lapar dan haus, bebas dari rasa tidak nyaman, bebasdari rasa nyeri, trauma, dan penyakit, bebas dari ketakutandan stress jangka panjang, bebas mengekspresikan tingkahlaku alami, diberikan ruang dan fasilitas yang sesuai(pengayaan lingkungan yang sesuai).Seluruh perlakuan terhadap hewan percobaan di-tuangkan secara rinci di dalam protokol penelitian yangdianalogikan sebagai informed consentpada penelitian yangmenggunakan relawan manusia.

Daftar pustaka1.Komisi Etik Penelitian Kesehatan Badan Litbangkes Pedoman operasional komisi etik penelitian kesehatan (PO KEPK). Jakarta:Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2007.2.Komisi Nasional Etik Penelitian Kesehatan Departemen Kesehatan RI Pedoman nasional etik penelitian kesehatan suplemen II etik penggunaan hewan percobaan Jakarta:Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2006.3.Pedoman prosedur operasional baku (POB) komisi etik penelitiankesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia;2011.4.Oemijati, Setiabudy R Budijanto A. Pedoman etik penelitiankedokteran indonesia. Jakarta: Penerbit Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia; 1987.5.Smith JB, Mangkoewidjojo S. Pemeliharaan, pembiakan, danpenggunaan hewan percobaan di daerah tropis. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia; 1988.6.Council for International Organization of Medical Sciences(CIOMS) International guiding principles for biomedical researchinvolving animals council for International Organization of Medical Sciences (CIOMS); 1985.