9
Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2017 1 KESIAPAN TEKNOLOGI PENELITIAN PENCIPTAAN PENYAJIAN SENI LANGEN CARITA JAKA TINGKIR RM. Pramutomo Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Surakarta Email: [email protected]. Slamet Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Surakarta Email: [email protected]. Tubagus Mulyadi Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Surakarta Email: [email protected]. ABSTRAK Jaka Tingkir adalah salah satu ceritera rakyat yang berkembang di daerah Demak. Ceritera ini diberi judul “Nglurug Tanpa Bala Menang Tanpa Ngasorake”. Dikemas dalam garap Langen Carita Jaka Tingkir. Pijakan garap ini adalah Lagendriyan yang berada di Mangkunegaran. Pola-pola garap Lengendriyan menjadi acuan dalam garap Langen Carita, hanya pada Langen Carita penonjolan gerak sebagai bentuk garap tariyang dikuatkan dengan garap Karawitan berisi tembang yang menjadi narasi alur ceritera.Untuk mencapai tujuan penelitian penciptaan seni dilakukan langkah-langkah yang berbasis research by praktice dengan metode observasi,eksperimen,dan pembentukan.Kegiatan ini diharapkan selesai dalam 2 tahun. Pada tahun pertama dapat membuat prototipe. Pada tahun kedua penyempurnaan karya dan pementasan karya tingkat Nasional.Tahun pementasan tingkat Internasional. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan metode garap penciptaan tari dan garap baru Langendriyan.Tingkat kesiapan teknologi merupakan ukuran pada luaran penelitian ini. Tingkat kesiapan teknologi pada penelitian ini termasuk dalam tingkat ke enam yaitu pengujian lapangan prototipe/produk/karya seni skala studio. Kata Kunci: Langen Carita, kesiapan teknologi, metode. ABSTRACT Firstly the opera dance drama cration had been lead by noblige community in the early 1870th. Traditional sources in Java named the kind of performance is Langendriya from Yogyakarta. By the time of Langendriya’s creation followed by Langendriyan Mandraswaran in Mangkunegaran Palace and Langen Mandra Wanara which was created by Prime Minister of Yogyakarta. Pada kelanjutannya dramatari opera yang lahir kemudian adalah Langendriyan Mandraswaran di Pura Mangkunegaran, Surakarta dan Langen Mandra Wanara yang diciptakan Patih Yogyakarta. A several years later appeared many creation of dancedrama opera in Pakualaman Palace of Yogyakarta called Langen Asmarasupi and Langen Banjaransari. This article especially aims to the phe- nomena of opera dancedrama creation called Langen Carita from early 19th century which was loaded of educational media for native Java. A figure of Hadi Sukatno firstly trusted by Ki Hadjar Dewantara, a founder of Taman Siswa School to use a Langen Carita as didactic method in transfering of knowledge to the student of native Java. This article based on qualitative reserach combined by arts historical method. It must using heuristic method to study the valid data and critized the sources. Here heuristic step would destined in order to objectiv studies. The main approach of this article is ethnochoreology according to the material stuff in dancedrama as a branch of performing arts studies. Ethnochoreological perspectives needed to placed the dance studies keep in the multidemensional object. It has been related to search the basic of creation on opera dancedrama equal to dance study would viewed from cultural product. Kata Kunci: langen carita, dramatari opera, nilai edukasi Keywords: langen carita, opera dance drama, value of education.

KESIAPAN TEKNOLOGI PENELITIAN PENCIPTAAN PENYAJIAN SENI

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KESIAPAN TEKNOLOGI PENELITIAN PENCIPTAAN PENYAJIAN SENI

 

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2017 1

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat II

KESIAPAN TEKNOLOGI PENELITIAN PENCIPTAAN PENYAJIAN SENILANGEN CARITA JAKA TINGKIR

RM. PramutomoFakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Surakarta

Email: [email protected].

SlametFakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Surakarta

Email: [email protected].

Tubagus MulyadiFakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Surakarta

Email: [email protected].

ABSTRAK

Jaka Tingkir adalah salah satu ceritera rakyat yang berkembang di daerah Demak. Ceritera ini diberi judul“Nglurug Tanpa Bala Menang Tanpa Ngasorake”. Dikemas dalam garap Langen Carita Jaka Tingkir. Pijakangarap ini adalah Lagendriyan yang berada di Mangkunegaran. Pola-pola garap Lengendriyan menjadi acuandalam garap Langen Carita, hanya pada Langen Carita penonjolan gerak sebagai bentuk garap tariyang dikuatkandengan garap Karawitan berisi tembang yang menjadi narasi alur ceritera.Untuk mencapai tujuan penelitianpenciptaan seni dilakukan langkah-langkah yang berbasis research by praktice dengan metodeobservasi,eksperimen,dan pembentukan.Kegiatan ini diharapkan selesai dalam 2 tahun. Pada tahun pertamadapat membuat prototipe. Pada tahun kedua penyempurnaan karya dan pementasan karya tingkatNasional.Tahun pementasan tingkat Internasional. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan metodegarap penciptaan tari dan garap baru Langendriyan.Tingkat kesiapan teknologi merupakan ukuran pada luaranpenelitian ini. Tingkat kesiapan teknologi pada penelitian ini termasuk dalam tingkat ke enam yaitu pengujianlapangan prototipe/produk/karya seni skala studio.

Kata Kunci: Langen Carita, kesiapan teknologi, metode.

ABSTRACT

Firstly the opera dance drama cration had been lead by noblige community in the early 1870th. Traditionalsources in Java named the kind of performance is Langendriya from Yogyakarta. By the time of Langendriya’screation followed by Langendriyan Mandraswaran in Mangkunegaran Palace and Langen Mandra Wanara whichwas created by Prime Minister of Yogyakarta. Pada kelanjutannya dramatari opera yang lahir kemudian adalahLangendriyan Mandraswaran di Pura Mangkunegaran, Surakarta dan Langen Mandra Wanara yang diciptakanPatih Yogyakarta. A several years later appeared many creation of dancedrama opera in Pakualaman Palaceof Yogyakarta called Langen Asmarasupi and Langen Banjaransari. This article especially aims to the phe-nomena of opera dancedrama creation called Langen Carita from early 19th century which was loaded ofeducational media for native Java. A figure of Hadi Sukatno firstly trusted by Ki Hadjar Dewantara, a founderof Taman Siswa School to use a Langen Carita as didactic method in transfering of knowledge to the studentof native Java. This article based on qualitative reserach combined by arts historical method. It must usingheuristic method to study the valid data and critized the sources. Here heuristic step would destined in order toobjectiv studies. The main approach of this article is ethnochoreology according to the material stuff indancedrama as a branch of performing arts studies. Ethnochoreological perspectives needed to placed thedance studies keep in the multidemensional object. It has been related to search the basic of creation onopera dancedrama equal to dance study would viewed from cultural product.Kata Kunci: langen carita, dramatari opera, nilai edukasi

Keywords: langen carita, opera dance drama, value of education.

Page 2: KESIAPAN TEKNOLOGI PENELITIAN PENCIPTAAN PENYAJIAN SENI

 

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat II

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 20172

PENDAHULUAN

Kesiapan teknologi merupakan ukuranterhadap hasil penelitian, maka dengan demikianmenjadi penting dalam melakukan suatu penelitianterhadap hasil yang dicapainya. Penelitian padaperguruan tinggi perlu diingat koridor atau lingkup hasilyang menjadi luaran tidak luput dari pendidikan tinggiini. Dengan demikian apalikasi terhadap luaran sangatmemberi kualitas penelitian apabila penelitian itumenunjuk pada aplikasi pendidikan terutama sebagaibahan ajar.

Penelitian yang berbasis riseach by praktekperlu diingat tingkat kesiapan teknolgi yang luaranpertamanya minimal pada tingkat enam yaitu pengujianhasil penelitian pada prototipe karya seni pada tingkatstudio dalam hal ini tentu pada tingkat berikutnyamengarah pada pengujian aplikasi kepada masyarakat.Seperti pada Penelitian Penciptaan Penyajian SeniLangen Carita Jaka Tingkir berikut ini dapat dilihat darilatar belakang penciptaannya.

Lunturnya kebanggaan dan rasa nasionalismegenerasi muda memprihatinkan dalam rasa kesatuandan persatuan bangsa. Pembentukan sikapkebangsaan dan bangga terhadap tanah air diawalidengan rasa cinta kepada budaya sendiri. Masuknyabudaya asing dalam generasi muda perlu adanya fil-ter, salah satunya cinta pada budaya sendiri.Langendriyan atau sebuah bentuk seni tradisi yangberlatar seni tradisi tari dan tembang Jawa yangberkembang di keraton Mangkunegaran merupakanbudaya yang dapat membentuk sikap dan budi pekertirasa kebangsaan.

Penguasaan terhadap seni tradisi perlu adanyaapresiasi pada generasi muda dengan garapan sesuaidengan jamannya. Langencarita sebuah tawarandalam garap Langendriyan dengan memasukan unsur-unsur kekinian sesuai minat generasi muda. GarapLangencarita sebuah bentuk ruang ekspresi yang didalamnya memuat garap gerak, tembang, dan musikkarawitan sebagai dasar pembentuk kepribadian danmenanamkan rasa suka pada budaya Jawa. Bentukgarap nglurug tanpa bala menang tanpa ngasorakedalam garapan Langencarita memberi dasar-dasarpembelajaran gerak, tembang, dan karawitan gayaYogyakarta. Latar ceritera dalam Langen Caritaberpijak pada Babad Pajang Ceritera Jaka Tingkir.Ceritera ini mengkisahkan perjalanan Jaka Tingkir yangpenuh dengan rintangan seperti mengalahkan buaya40, mengalahkan Kebo Danu, dan akhirnya menjadimenantu SultanTrengono Demak sampai pada menjadiSultan Pajang.

Konsep ceritera ini memberi pelajaran padagenerasi muda dalam mencapai tujuan dan garap tariini diperuntukan pada generasi muda dalam upayamencintai budaya sendiri. Maka garapan ini dibuatdunia generasi muda sebagai ekspresi budayanya.Mengkaji permasalahan di atas sebagai dasarpembuatan karya maka rumusan masalahnya yaitu:1) mengapa perlu digarap tari “Langen Carita JakaTingkir: Nglurug Tanpa Bala Menang Tanpa Ngasorake;2) bagaimana proses dan bentuk garap “Langen CaritaJaka Tingkir: Nglurug Tanpa Bala Menang TanpaNgasorake”; dan 3) bagaimana tingkat kesiapanteknologi dalam penelitian P3S Langen Carita.

KAJIAN LITERATUR

Bermula dari penciptaan karya tariLangencarito untuk anak-anak pada festivalLangencarito tahun 1991 yang dilakukan oleh anggotapeneliti (Slamet) tahun 1991mengambil ceritera JakaTingkir. Karya ini berpijak pada Langendriyan namungarap gerak lebih dipentingkan dengan vokal dialogtembang. Karya ini dipentaskan di TVRI Yogyakartatahun 1991.

Hasil temuan masalah tentang tariLangendriyan di Mangkunegaran yang selama inikurang diminati oleh generasi muda dan hanyamengambil satu ceritera Damar Wulan-MenangjinggaLeno kurang dimintai oleh generasi muda maka perlumodel garap dalam bentuk yang berbeda. Gunamendukung kerangka berpikir dan studi awal dilakukanstudi pustaka terhadap berbagai tulisan denganmasalah yang akan diteliti. Adapun buku-buku yangterkait sebagai berikut.

Buku Langendriyan MangkunegaranPembentukan dan Perkembangan Bentuk Sajiannya,Penerbit ISI Press 2006. Buku ini berisi bentuk sajianLengendriyan Mangkunegran dan perkemnagangarapnya. Buku ini dpat dipakai senagai acuandalampola garap bentuk sajian Langen Carito NglurutTampo Bolo Kalah Tanpo gasorake.

Buku Babad Jaka Tingkir Babad Pajang tulisanTim Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun1981, dialih bahasakan Moelyono Sastro Naryatmobuku ini memberi informasi tentang sejarah JakaTingkirsampai menjadi Sultan Pajang. Buku ini dapatdigunakan sebagai acuan garap alur ceriterapembuatan tembang dan alur gerak tari dalam LangenCarito Nglurut Tampo Bolo Menang Tampa Ngasorake.

Jurnal Greget “Sastra Tembang PadaKontekstual Adegan Damar Wulan Sebagai PenguasaMajapahit dalam Tari Lengendriyan”, tahun 2014 vol

Page 3: KESIAPAN TEKNOLOGI PENELITIAN PENCIPTAAN PENYAJIAN SENI

 

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2017 3

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat II

13 No. 1 Desember, oleh Sutarno Haryono. Tulisan iniberisi tentang pembentukan naskah ceritera ke dalamsebuah tembang.

METODE PENELITIAN

Penciptaan karya seni secara akademismelalui beberapa tahap yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penciptaan karya seni ataupenelitian artistik merupakan kegiatan ilmiah: riset bypraktek dalam artian penelitian terhadap penomenamasyarakat menjadi sebuah bentuk ide yangdiekspresikan dalam praktek seni yang disebutdengan karya seni. Dengan demikian perlu adanyalangkah-langkah secara sistematis dalam prosespenciptaan karya seni. Adapun langkah-langkahproses penciptaan karya seni sebagai berikut.

1. Observasi

Observasi sebagai bentuk langkah pertamariset penciptaan karya terhadap penom enamasyarakat, fakta seni dan kaya-karya seni terkaitdengan karya yang akan diciptakan dari sini akandidapat suatu konsep atau suatu ide yang akandituangkan dalam karya seni. Observasi karya inidiawali dari fenomena masyarakat terutama padagenerasi muda yang kurang peduli terhadap karya senitradisi terutama Langendriyan, kemudian dilanjutkanobservasi pada Langendriyan terutama pada bentukgarap yang kurang mempresentasikan lingkungandunia generasi muda. Selanjutnya diakan pengamatanpada masyarakat pemilik budaya terutama tanggapanpada Legendriyan.

2. Eksperimen

Metode eksperimen dilakukan dengan carapercobaan atau mencoba beberapa kemungkinangarap terutama pada garap pola Langendriyan ke garapbaru dengan pola ceritera yang berbeda sebagaitawaran pada generasi muda.

3. Pembentukan

Metode pembentukan adalah tahappenyusunan dari eksperimen. Kemungkinan-kemungkinan yang didapat dari eksperimen disusundalam bentuk garap Langen Carita sesuai alur danmodel garap mulai dari sintesis dan sintakmatisterhadap alur ceritera dan penokohan. Temuanobservasi terhadap obyek berupa pertanyaan-pertanyaan yang diakumulasikan dalam bentuk data-data yang pada akhirnya sebagai bahan pembentukan

koreografi. Ada beberapa langkah untuk mencapaisebuah riset by praktik adapun langkah sebagaiberikut. Langkah pertama mengamati tentang tari yangdijumpai di masyarakat. Dalam hal ini disetarakandengan membaca teks yaitu melihat tari dari berbagaisisi. Secara teks tari dapat dibaca untuk mendapatkanpemahaman terhadap pertanyaan-pertanyaan padawaktu melihat tari. Langkah ke dua wawancara, yaitumemverifikasi terhadap jawaban-jawaban pertanyaanyang dapat setelah melihat tari kepada narasumbersebagai sebuah bentuk jawaban tambahan sertatimbangan data terhadap kevalidan data. Nara sumberini dari orang yang terlibat langsung dalam pertunjukantari maupun orang-orang yang mengetahui terhadapperistiwa tari dipertunjukan. Langkah ketiga membaca,yaitu membaca hal-hal yang disenangi secaramendalam. Peneliti bisa membaca buku, jurnal,majalah, koran, monograp, hasil rapat, paper, thesis,dan disertasi, begitu juga media-media elektronik yangtersedia di video, CD-ROM dan juga melaui internet.Jika peneliti belum mengerti bagaimana caramenggunakan perpustakaan dan melakukan pencarianumum terhadap sumber-sumber yang berhubungandengan wilayah yang diinginkan, tanyakan padapustakawan (Slamet Md: 2016, 42-43).

Penjelasan di atas memberi suatu bentuklangkah penelitian artistik dalam hal ini penelitianpenciptaan penyajian seni tidak kalah pentingnya risetmemberi warna model atau karya seni yang dihasilkan.Penelitian penciptaan karya seni Langen Carita JakaTingkir Nglurug tanpa bolo menang tanpa ngasorakemenjadi sebuah temuan penting dalam penelitianpenciptaan penyajian seni. Temuan itu meliputi metodeseperti halnya di urai di atas, model yaitu bentukketubuhan yang dihasilkan dari penyajian seni sertasebuah genre Langen Carita.

4. Pengujian Prototipe Karya Seni

Tahap pementasan yang dilakukan awal dariprototipe merupakan uji kualifikasi pada kerja tingkatstudio. W alaupun demikian tidak menutupkemungkinan pementasan dilakukan sebagai upayamemperoleh tanggapan masyarakat sebagai bentukkerja studio dalam penyembpurnaan penyajian seni.Pementasan yang dilakukan pada masyarakat sebagaiuji coba prototipe masyarakat diterima tidak diterimasuatu karya terkait dengan tanggapan masyarakatsebagai penilai sekaligus kritikus karya seni.

Page 4: KESIAPAN TEKNOLOGI PENELITIAN PENCIPTAAN PENYAJIAN SENI

 

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat II

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 20174

Gambar 1. Bagan Alur proses penciptaan LangenCarita Jaka Tingkir (Slamet, 2017)

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Rancangan Naskah Gending

Naskah Gending Langen Carita Jaka Tingkir1. Intro / Opening

2. Lancaran ¾

Vokal:Yo kanca suka-sukaPada dolanan tetembanganAyo dolanan dasar, lagi padang mbulan

Langen carita, dongengane jaman kunayo digatekno, muga dadi tuladha

3. sesegan

4. DialogBocah 1: Eh kanca kanca (wee.. ana apa?), ikianak crita jaman pajang. Yaiku mula bukane prajaMataram. Sing saiki pecah dadi sekawan.1. Kasunanan lan Mangkunegaran kang mapan

ana ing Surakarta Hadiningrat.2. Kasultanan lan Pakualam kang mapan ana ing

Ngayogyakarta.

Bocah 2: Oh dadi saka Pajang dadi Mataram terusAmangkurat Agung dadi Kartasura terus sakikiSurakarta iku ta ?Bocah 1 : Iya bener. La iki ana salah siji prajuritkang kena dadi tulada. Arane yaiku mas Karebetutawa Jaka Tingkir. Mula gandheng sakiki wis padasiaga lan samapta, Karo dapukane dewe-dewe.Becike sakiki ayo nggelar langen carita kanthi irah-iraha Jaka Tingkir Kridha muga bisa dadi tepatuladha.

5. Lancaran nini dok.

Jengglengan

Vokal:Yo kanca, sawegaNggelar langen caritaKanthi suka lan gembiraMugi dadi tuladhaTulada kang utama

Fenomena Langendriyan

Mangkunegaran

Eksplorasi Eksperimen

Observasi

Pembentukan

Pementasan

Page 5: KESIAPAN TEKNOLOGI PENELITIAN PENCIPTAAN PENYAJIAN SENI

 

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2017 5

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat II

6. Patalon 6

SREPEG

SAMPAK

SWK

VokalA. Babaring kidung sanggit

Lelakoning uripLangening caritaBabat tanah Jawa

B. Gatraning kanda ing demak bintaraRisang muda tumaruna karebet kang asmaManggalayuda dadya tulada

7. Kandha8. Ketawang bajul

vokalA : Tembang Buaya

Wadya singa tirtaApan baya tan prayitnaHaywa pada lenaBecik ayo dha mrenea

B.( Nuwun inggih gusti)A. Den saranta ayo pada mbegal jalmaB. (Waduh cocok gusti )A. Pada siaga tumandang karyaB. (Sendika satuhu, dasar sampun danguWeteng

kula nyuwun teda, Daginging manungsa Sagetdahar eco, dadya wareg pitung dina)

9. Lcr jogetan

10.Srepeg 6 Peralihan( perang gagal wayang bocah)*kombangan (perang baya vs jaka tingkir) 235

Pralihan

Srepeg

11. *Baya kalah palaran “maskumambang”Duh-duh raden kula nyuwun pangaksamiParingana gesangKula saguh dados abdiAnyabrangaken paduka

12.Srepeg Megatruh

vokalSigra milir sang getek sinangga bajulKawan dasa kang jageniIng ngarsa miwah ing pungkurTan apit ing kanan keringSang gethek lampahnya alon

13. Adegan DEMAK ada-adaMinangka Sambunging kanda, ing demak bintara ojejuluk si dadung awuknyata sekti mandraguna o

14.Ladrang

15.Gangsaran 1Isen-isen

a.

Page 6: KESIAPAN TEKNOLOGI PENELITIAN PENCIPTAAN PENYAJIAN SENI

 

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat II

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 20176

b.

-> Srepeg 9

16. Palaran Durma (12a, 7i, 6a, 7a, 8i, 5a, 7i)Heh jejaka aja mati tanpa aranSapa sesilih reki

Maskarebet asmaNedya dadya tamtamaJa kemaki lengur baliAngono mendaTimbang tumukung pati

Isen-isena.

b.

-> Srepeg 9

Sampak mlaku

17.Perang à malik barang

18.Tembang tantangan palaran

Heh sira maskarebet, majua kepara ngarsa.Mungsuh para prajurit, katogen kadigdayanmu.

Heh prawadya bala, jurit demak bintaraTekatku wus gambuh sedyaku wus kukuhTan mundur saka pacoban lan geguntur

Lamun sira maju ijen tanpa rowangMesti bakal sirna madyaning palagan

19.Srepeg perang

20.Ada- ada (mBalang sadak)21.Monggang wisudan Jaka tingkir 1615 1615

B. Rancangan Busana

Rancangan busana yang digunakan padakarya tari “Langen Carita Jaka Tingkir” merupakanrancangan baru disesuaikan dengan ceritera yangdipentaskan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sepertipada gambar dibawah ini.

Gambar 1. Bentuk Kostum buaya secarakeseluruhan

Gambar 2. Bentuk model kostum Kepala Buaya

Page 7: KESIAPAN TEKNOLOGI PENELITIAN PENCIPTAAN PENYAJIAN SENI

 

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2017 7

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat II

Gambar 3. Mekak pada tokoh buaya

Gambar 4. Ilat-ilatan pada mekak buaya

Gambar 5. Bentuk rapek pada kostum buaya.

Gambar 6. Celana pada tokoh buaya.

Gambar 7. Stagen pada kostum buaya

Gambar 8. ikat pinggang pada kostum buaya

Gambar 9. Sampur pada tokoh buaya

Page 8: KESIAPAN TEKNOLOGI PENELITIAN PENCIPTAAN PENYAJIAN SENI

 

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat II

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 20178

Gambar 10. Bentuk kostum Jaka Tingkir(memakaiikat) dan Dhadhung Awuk (memakai guling) secara

keseluruhan.

Gambar 11. Proses latihan

Gambar 12. Sketsa rias tokoh Jaka Tingkir

C. Rancangan Penyajian

Rancangan penyajian pada karya tari “LangenCarita Jaka Tingkir” terdiri dari tempat Pentas bentukarena dan bentuk Pendopo.a. Tempat pentas bentuk arena.b. Tempat pentas bentuk pendopo.

D. Kesiapan Teknologi

Penomena yang terjadi pada sebuah penelitianrata-rata tidak memperhatikan terhadap luaran dankesiapan teknologi sebagai bentuk aplikasipenelitian.Penelitian P3S yang dibiyayai oleh DRPMKemenristek Dikti merupakan bentuk penelitianaplikatif dengan pendidikan. Penelitian P3S LangenCarita yang telah dilakukan melihat dari prosespengusulan sampai pada proses penciptaan danpenyajian seni dalam hal ini sebagai bentuk uji cobaprototipe pada tingkat studio sehingga penelitian initingkat kesiapan teknologi menunjuk pada tingkat keenam. Penelitian ini akan berlanjut pada TKT tingkatke tujuh sebagai aplikasi penyajian seni dimasyrakatatau uji karya pada aplikasi mayarakat.

Penelitian pada DRPM Kemenristek Dikti akanlebih berarti apabila tingkat luarannya menunjuk padapembelajaran atau penunjang pembelajaran di kelas.Menuju pada tingkat ini luaran yang paling tingginilainya adalah bahan ajar. Hal ini dapat dilihat padahasil penilaian reviuwer yang menuntut luaran bahanajar.

SIMPULAN

Peneli t ian penciptaan penyaj ian senimerupakan bentuk penelitian yang hasil luaranyyaberupa sajian seni. Penelit ian ini tidak hanyamenciptakan sebuah karya seni, namun diawalidengan sebuah riset tentang kekaryaan yang padaakhirnya menghasilkan sebuah bentuk karya seniuntuk disajikan serta dipublikasikan atas temuan-temuan terkait dengan seni yang dihasilkan. Penelitianpenciptaan penyajian seni sebuah bentuk penelitianartistik yang di dalamnya memuat proses-proses danmetode kekaryaan artistik. Pada penelitian penciptaanpenyajian karya seni Langencarita Jaka Tingkir“Nglurug Tanpa Bala Menang Tanpa Ngasorake”mengalami beberapa temuan terkait dengan penelitianpenciptaan penyajian seni. Adapun temuannya dapatdisimbolkan sebagai berikut.

Pertama, Langencarita Jaka Tingkir sebuahproses penelitian terhadap karya Langendriyan danLangen Mandra Wanaran yang dikonsumsikan untuk

Page 9: KESIAPAN TEKNOLOGI PENELITIAN PENCIPTAAN PENYAJIAN SENI

 

Institut Seni Indonesia Surakarta, 25 Oktober 2017 9

Seminar Nasional: Seni, Teknologi, dan Masyarakat II

anak usia sekolah Sekolah Dasar dan SekolahMenengah Pertama, maka skenario cerita difokuskanpada heroik seorang Jaka Tingkir menjadi seorangsenopat i. Kedua, Langencarita Jaka Tingkirmenekankan pada lirik tembang yang bercerita tentangkepahlawanan Jaka Tingkir. Ketiga, gerak tari padaLangencarita Jaka Tingkir sebagai bentuk ekspresigerak, lirik tembang, dan musik tari. Keempat, metodeyang ditemukan dalam penciptan penyajian seni lebihmenekankan pada pendekatan yang edukatif terhadappsikologi anak dengan memaparkan isi cerita. Makametode yang digunakan berupa observasi, eksplorasi,eksperimen, perenungan, dan pembentukan. Ke limatingkat kesiapan pada tahun pertama (tahap awal)adalah pengujian karya seni pada tingkat studiomasuk dalam TKT enam.

DAFTAR PUSTAKA

Hawkins, Alma. M. Mencipta Lewat Tari(CreatingThrough Dance). Terj Y Sumandiyo Hadi.Yogyakarta: ISI Yogyakarta, 1990.

Langer, Suzanne K. 1956. Problem of Arts. terj. FXWidaryanto. 2006. Problematika Seni.Bandung: Sunan Ambu Press.

MD, Slamet. Melihat Tari. Surakarta: Citra Sains. 2016.Smith, Jacqueline M. 1985. Dance Composition: a

Practical Guide for Teachers. London: A &Black terj. Ben Suharto. Komposisi Tari:Petunjuk Praktis Bagi Guru.

Sri Rochana Widyastutieningrum. LangendriyanMangkunegaran Pembentukan danPerkembangan Bentuk Sajiannya .Surakarta: ISIPress. 2006

Sutarno Haryono.Jurnal Greget ”Sastra TembangPada Kontekstual Adegan Damar WulanSebagai Penguasa Majapahit dalamTariLengendriyan”. 2014 vol 13 No.1Desember.

Tim Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. BabadJakaTingkir: Babad Pajang.Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1981