Upload
teza-nur-firlyansyah
View
127
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 8. KESAMBI
Pengenalan Tanaman
Kesambi merupakan tumbuhan hutan yang bermanfaat serbaguna dan bernilai
ekonomis serta sangat potensial. Pohon kesambi tersebar di seluruh Asia Tenggara
dan Indonesia dapat ditemukan pada ketinggian 0-1.200 m dpl. Tumbuhan ini biasa
dijumpai bersama dengan jati. Pada wilayah yang ditumbuhi jati secara liar biasanya
diikuti pula pertumbuhan tanaman kesambi. Artinya bahwa kesambi dapat tumbuh
dengan baik pada kondisi lingkungan dimana jati tumbuh secara liar.
Saat ini kesambi sudah menjadi langka dan sulit menemukanya tumbuh secara
liar pada beberapa daerah di Indoensia. Di Bandung, tidak ditemukan lagi pohon
kesambi, nama kesambi hanya tinggal menjadi nama daerah. Demikian pula di Bali
dan Sulawesi, sangat sulit untuk menemukan pohon kesambi harus melewati bukit
terjal dan menyusuri sungai. Namun, karena kesambi memiliki nilai ekonomis yang
tinggi maka beberapa KPH mengembangkan kesambi untuk reboisasi lahan kosong
dan untuk tujuan produksi.
Tanaman kesambi diketahui berguna sebagai inang kutu lak untuk
memproduksi selak. Selak merupakan getah hasil sekresi kutu lak yang hidupnya
parasitis pada tanaman kesambi. Selak memiliki kegunaan untuk pembuatan pernis,
industri listrik, perekat, plitur, kabel, bahan pewarna pewarna minuman ringan dan
makanan, sebagai bahan campuran untuk lapisan luar pada cokelat. Air limbah dari
pengolahan lak cabang berguna untuk proses penyamakan wol, sutra, atau kulit dan
juga dapat digunakan untuk penetralisir air kolam pada budidaya ikan lele.
Pada beberapa daerah di Indonesia kesambi dikenal juga dengan nama kasambi
(Sunda); kesambi, kusambi, sambi (Jawa); kasambhi (Madura); kesambi, kusambi,
sambi (Bali); samba (Bima); kahembi atau kasembi (Sumba); kehabe (Sawu); kahabi
(Solor), kalabai (alor) dan kusambi (timor).
Tinggi pohon kesambi dapat mencapai 15 hingga 40 m, sedangkan diameternya
mencapai 2 m, namun pada umumnya kurang, Biasanya batang pohon kesambi
selalu bengkok dan bermata kayu. Kulitnya halus, berwarna abu-abu. Batangnya
silindris, berkerut, dan tipis, berbulu pendek berwarna kuning kemarahan ketika muda
dengan kelenjar tertentu, hitam, kemudian coklat kekuningan seperti abu. Daunnya
majemuk, daun paling atas terkadang nampak seperti pusat daun, tangkai daun
silindris hinga sedikit datar, atau agak sedikit beralur ke atas. Gambar 1.
Menampilkan biji dan tanaman kecil kesambi.
Gambar 1. Biji kesambi dan anakan tanaman kesambi
Kesambi tumbuh di daratan rendah, yang beriklim kering, sampai ketinggian
600 m dpl, biasanya ditanam pada daerah pantai sampai ketinggian 250 m dpl.
Kesambi membutuhkan curah hujan tahunan 750-2500 mm. Kesambi mampu hidup
pada suhu maksimum 35-47.5oC dan suhu minimum -2.5oC. Di Jawa, kesambi
ditemukan pada ketinggian rendah, tapi dapat juga ditemukan pada ketinggian hingga
900(-1200) m. Di Jawa, kesambi ditemukan pada daerah dimana jati dapat tumbuh
secaa alami. Kesambi tumbuh pada tanah kering, hingga terkadang pada tanah yang
berawa. Kondisi tanah kadang berbatu, kerikil, dan liat, memiliki drainase yang baik
dan lebih disukai tanah yang sedikit masam. Kawasan hutan produksi yang tidak
produktif dan lahan kritis di luar kawasan hutan dapat ditanami kesambi. Mudah
tumbuh, tahan kekeringan dan bahkan panas api, rindang dan bertunas banyak
sepanjang tahun.
2
Betapa besar manfaat dan begitu banyak kegunaan pohon kesambi tersebut,
menunjukkan bahwa pohon kesambi sangat penting dan perlu dikembangkan melalui
budidaya. Kesambi dapat diperbanyak secara generatif (biji) yang mudah didapatkan
di alam. Juga dapat diperbanyak secara vegetatif.
Regenerasi alami kesambi dengan benih. Benih dapat disimpan dalam karung
goni selama satu tahun, Jika disimpan pada tempat yang tertutup, benih bisa bertahan
hingga dua tahun. Perkembangbiakan dilakukan secara langsung pada tanah yang
disiapkan. Benih ditaburkan dengan jarak 7.5 cm dilakukan segera setelah bibit
dipilih. Stump disiapkan setelah bibit kesambi berusia satu tahun, ketika batang bibit
telah mencapai diameter 1 cm. Batang dipotong sekitar 4 cm, akar hingga 25 cm,
lubang tanam dibuat dengan dalam dan lebar 30 cm. Pemeliharaan yang dilakukan
pada kesambi yaitu memberikan penyiangan yang teratur dan pelindungan tanaman
dari rumput.
Perhutani menggunakan dua alternatif pola tanam pohon kesambi dalam
rencana pengembangan usaha lak di KPH Banten yaitu pola tanam kesambi
(monokultur) jarak tanam 6 x 4 m, dan pola tanam Kesambi dicampur dengan
Kaliandra Merah (Calliandra calothyrsus) jarak tanam 6 x 4 m dengan komposisi
75 : 25. Pola tanam yang menggabungkan kesambi dan kaliandra merah sebagai
inang lebih cepat dari segi tata waktu pengembalian investasi dan lebih
menguntungkan dibandingkan pola tanam monokultur.
3
Gambar 2. Buah Kesambi
Daun kesambi mengalami gugur daun dan hanya bembutuhkan beberapa hari
saja untuk menggugurkan seluruh daunnya. Di India, daun gugur pada bulan
Desember. Kesambi berbunga pada awal musim panas dan berbuah 6 bulan
kemudian. Pertumbuhan pohon kesambi mencapai tinggi 2 m pada usia 1 tahun, 3 m
saat usianya 5 tahun dan 7 m paad usian 16 tahun dengan diameter 10 cm. Untuk
produksi selak, pada usia 5-6 tahun kesambi sudah bisa ditulari kutu lak.
Kesambi tidak memerlukan pemangkasan yang berat, karena pertumbuhan
yang cukup lambat. Kerusakan batang (Roselina bunodes), yellw cork rot (Polyporus
weberianus), white spongy rot (Daedalea flavida dan Hexagpnia apiaria) dan white
fibrous rot (Irpex flovus) adalah penyakit penting yang menyerang kesambi. Beberapa
defoliatoes, borer dan sap sucker menyebabkan kerusakan. Benih kesambi pun sering
pula diseran oleh hama (Serinetha augur).
Pola Penyebaran Tanaman Kesambi di Indonesia dan Potensinya
4
Kesambi tumbuh alami di lembah Himalaya, Sri Langka, dan Indonesia. Di
Indonesia tumbuh baik di Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Pulau
Seram dan Pulau Kai. Di Jawa Timur dapat ditemukan di Panarukan, Probolinggo,
Pasuruan dan Besuki. Tumbuh baik pada ketinggian 600 1000 m dpl dan daerah
tanaman jati yang tumbuh liar. Jenis ini sering digunakan sebagai tanarnan pengisi
pada tanaman jati, karena jenis ini memiliki perakaran yang dalam dan selalu tumbuh
hijau sehingga tidak mengganggu pertumbuhan tanaman pokok sekaligus berfungsi
sebagai sekat bakar. Peta sebaran tanaman kesambi dapat di lihat padaGambar 2.
Gambar 2. Peta Sebaran Tanaman Kesambi di Indnesia
Kesambi yang tumbuh secara liar sudah sulit ditemukan di Jawa Barat.
Kesambi sendiri menjadi tanaman yang dikembangkan oleh Perum Perhutani di KPH
Banten. Di luar Jawa Barat, pohon kosambi merupakan pohon yang sengaja
ditanam, seperti halnya menanam jati. Dalam sekar sinom "Serat Rerengan" dari
Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat disebutkan bahwa saat Sri Sultan Hamengku
Buwono II membangun Rejawinangun dan Reja Kusuma, juga menanami kota
dengan pohon gaharu, cendana, kosambi, dan jati.
5
Pohon kesambi terdapat di Suaka Margasatwa Pulau Rambut di Taman
Nasional Baluran di Cagar Alam Pulau Sangiang di Kabupaten Bima Provinsi NTB,
juga di Taman Nasional Bali Barat.
Di daerah lain, pohon kesambi menjadi pohon penghijauan, seperti di
perbukitan Prataan, Tuban. Juga penghijauan di Desa Karanganyar, Purwodadi,
Grobogan yang ditanam di sepanjang bahu jalan. Balai Pengelolaan DAS Pemali
Jatrum menanam pohon kesambi di 13 desa di Kab. Pemalang. Bahkan, Dinas
Pariwisata Provinsi Jawa Timur menghijaukan daerah tujuan wisata Sendangbiru
dengan menanam pohon kosambi. Juga di tempat wisata Benteng Portugis di tepi
pantai Desa Ujungwatu, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara dan di selatan
Yogyakarta terdapat pohon kesambi yang banyak ungkrung, kepompong ulat yang
biasa digoreng dan disantap dengan nasi tiwul.
Di Sulawesi Selatan, manfaat pohon kesambi mempunyai kaitan dengan
sejarah pada masa kerajaan Sultan Hasanuddin sehingga mengembangkannya, selain
serbaguna, juga mempunyai nilai sejarah. Pohon kesambi banyak terdapat di
Kabupaten Alor dan Rote-ndao yang sudah lebih dahulu mengekspor selak ke Jepang.
Seedlak dihasilkan dari kutu lak yang memiliki habitat di pohon kosambi.
Di Pulau Timor, kesambi juga tumbuh merata, namun kurang menghasilkan
kutu lak (Leccifer lacca, KERR) dalam jumlah banyak. Di Desa Lenggalero,
Kecamatan Loura, Kabupaten Sumba Barat, Provinsi NTT, dikembangkan usaha
produktif dengan menanam pohon kosambi untuk mengembangkan kutu lak. Di
Kabupaten Flores Timur pohon kosambi sangat bernilai ekonomis bagi
masyarakatnya. Di Banten, konon pohon ini akan dikembangkan sebagai hutan
produksi untuk menghasilkan selak.
Kesambi merupakan tanaman kehutanan yang dapat dijumpai di Jawa,
Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku. Keberadaan kesambi yang tumbuh
secara alami di Indonesia semakin langka di pulau Jawa, Bali dan juga Sulawesi. Di
Di Tahun 2002 diketahui pada daerah Rote Nusa Tenggara Timur terdapat kesambi
pada luasan 11.000 ha, dan pada tahun 2009 ada sekitar 1,8 juta pohon kesambi.
6
Pada daerah Jawa kebanyakan tanaman kesambi merupakan hasil budidaya dari
Perum Perhutani. Pengembangan jenis-jenis pohon kesambi pada tahun 2004 telah
dilakukan di wilayah BKPH Sadang, RPH Cibungur, KPH Purwakarta sebagai
tanaman pengisi. Kesambi ditanam pada areal tegakan jati seluas 60 ha dan persiapan
bibit sejumlah 1500 bibit. Di tahun 2004 KPH Probolonggo memiliki kelas
perusahaan kesambi seluas 3.375,1 ha. Pada 2007 Perhutani KPH Banten melakukan
redesign kelas perusahaan, areal seluas 4.267 ha diubah untuk pohon kesambi.
Kegiatan reboisasi dan rehabilitasi yang dilakukan oleh Perum Perhutani pada
tahun 2001 hingga 2007 dengan luas tanaman yang semula 11.928 ha menjadi
201.524 ha. Penanaman dilakukan pada lahan kosong akibat pernjarahan, kerusakan
hutan dan gangguan keamanan hutan lainnya. Ada beberapa jenis yang ditaman pada
areal tersebut diantaranya adalah kesambi. Banyaknya bibit kesambi yang disiapkan
11.851.046 batang (2001), 13.217.733 batang (2002), 11.803.037 batang (2003),
11.929.923 batang (2004), 15.032.930 batang (2005), 13.807.685 batang (2006) dan
19.796.712 batang (2007).
Kesambi merupakan tanaman yang sudah lama dikenal oleh masyarakat sebagai
tanaman obat dan penghasil minyak untuk lampu, Masyarakat pulau Rote sudag lama
memanfaatkan biji kesambi. Bijinya ditumbukm diakai untuk menyalaka kompor,
atau menusuk bijinya lalu dibakar untuk penerangan. Kesambi merupakan tanaman
serbaguna, dan tahan kering. Tanaman ini dapat digunakan untuk kayu bakar,
tanaman untuk kegiatan reboisasi, penghasil selak. Pohon industri tanaman kesambi
dapat dilihat pada Gambar 3.
7
Gambar 3. Pohon Industri Kesambi
Kayu kesambi yang padat, rapat halus dan sangat keras dan lebih keras dari
pada kayu besi, digunakan sebagai penggilingan tebu rakyat. Kayu kesambi yang
tahan tehadap kelembaban dan kekeringan yang silih berganti, menyebabkan kayu
kusambi sering digunakan untuk pembuatan jangkar perahu yang agak kecil. Kayu
kesambi juga dibuat alu penumbuk beras, yang akan aus dengan teratur tanpa
penyerpihan.
Jenis pohon kesambi merupakan salah satu pohon yang selalu ingin ditanam di
Jawa, kerena dapat memenuhi kebutuhan penduduk akan kayu, termasuk kayu bakar.
Pancaran panas yang dihasilkan oleh kayu kesambi sangat hebat, bahkan dikatakan
bahwa arang dari tangkai-tangkai kesambi leabih baik dan lebih mahal dari pada
arang jati.
Kulit batang kesambi digunakan sebagai bahan penyamakan kulit. Bahan
penyamak yang dikandung oleh kulit kesambi bervariasi dari 6.1 % hingga mencapai
14.3%. Rebusan kulit batang yang kemudian digerus hingga menjadi tepung dan
8
KESAMBI
KAYU
Jangkar perahuAluArang
KULIT
Bahan penyamakObat kudis dan
penyakit kuli lainnya.
DAUN
Sayur
Buah
BIJI
MinyakBiodiesel
Daging buah
Asinan
Kutu Lak
Selak
dicampur dengan minyak dapat digunakan sebagai obat kudis dan penyakit kulit
lainnya. Daun muda kadang-kadang direbus sebagai sayur yang dimakan sebagai
teman nasi. Buahnya yang berwarna hijau kadang-kadang dimakan sebagai asinan
dan pada buahnya yang masak, di bawah kulitnya yang kekuning-kuningan atau
kemerah merahan, terdapat selapis-selapis daging buah yang berair, agak enak asam
kemanis-manisan, dan dimakan sebagai penganan.
Biji dikelilingi oleh kulit berwarna cokelat yang mudah pecah dan banyak
digunakan untuk membuat minyak. Bentuk buahnya bulat memanjangdengan ukuran
15 mm dan 6-10 mm, menggepeng, berat kulitnya adalah 40% dari bijinya dan
bijinya kira-jira mengandung 70% minyak. Minyak diekstrak dari biji, disebut
minyak kusum, komponen yang berharga minyak Makassar yang digunakan untuk
rambut, minyak kesambi juga digunakan sebagai bahan masakan dan untuk tujuan
kesehatan menghilangkan gatal-gatal, jerawat dan penyakit kulit lainnya. Salep dibuat
dari bagian minyak yang keras. Di jawa dan Madura, minyak kesambi digunakan
dalam industri batik. Minyak yang dihasilkan berwarna kekuning-kuningan, encer
dan bening, berbau khas. Bila disimpan lebih dari satu tahun, akan terjadi endapan
putih. Minyaknya digunakan sebagai minyak lampu, akan tetapi lebih banyak
digunakan dalam pembuatan berbagai salep yang harum.
Pemanfaatan Saat Ini
Pohon kesambi saat ini dikembangkan oleh Perum Perhutani, melalui upaya
reboisasi lahan kosong dan memproduksi selak. Keseriusan Perhutani untuk
mengembangkan kesambi dipertegas dengan redesign KPH Banten yang semulanya
tidak memiliki kelas perusahaan kesambi, kini menyediakan areal seluas 4.267 ha.
Kesambi tanaman inang kutu lak yang sangat potensial. dalam mengasilkan selak.
Selak sendiri merupakan hasil eskresi kutu lak guna perlindungan terhadap serangan
musuh dan lingkungan luar.
Pemberian kutu lak pada kesambi dilakukan pada umur 5-6 tahun yang
dilakukan lebih awal, yakni pada musim hujan (Juni-Juli) atau Januari-Februari.
9
Selak dipanen setelah 6 bulan, hanya pohon dengan pertumbuhan pucuk yang bagus
yang menghasilkan selak yang baik. Pohon dapat diperbaiki dengan pemberian
pemangkasan yang berat. Pohon diistirahatkan selama 12-18 bulan sebelum
disuntikkan larva lagi.
Selak yang dihasilkan oleh kesambi memiliki banyak manfaat diantaranya
untuk pembuatan vernis, perekat, industry listrik, plitur dan kabel. Selak juga
dipergunakan sebagai bahan pewarna baik pewarna minuman maupun pewarna
makanan, juga digunakan sebagai bahan campuran untuk bagian luar cokelat. Air
limbah dari pengolahan selak yang banyak mengandung asam lakaik, berguna
untukproses penyamakan wol, sutera dan kulit, serta dapat digunakan untuk
menetralisir air kolam budidaya ikan lele.
Kulit batang kesambi juga dapat dimanfaaatkan sebagai bahan penyamak kulit.
Di Bulukumba Sulawesi Selatan, kayu kesambi digunakan sebagai bahan pembuatan
perahu. Pemanfaatan minyak kesambi sebagai biodiesel masih dalam tahap penelitian
yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembagan Kehutanan . Pemanfaatan
minyak biji kesambi sebagai bahan bakar secara tradisional dilakukan oleh
masyarakat pesisi di Rote NTT.
Prospek pemanfaatan Bahan Baku bioenergi
Krisis bahan bakar melanda seluruh negara di belahan dunia tidak terkecuali
Indonesia. Ditambah lagi dengan peningkatan konsumsi energi akibat pertambahan
jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Menurut ESDM (2006), cadangan
minyak bumi Indonesia hanya sekitar 9 milar barel dan produksi Indonesia hanya
sekitar 500 juta barel pertahun. Hal ini akan menyebab cadangan minyak bumi
Indonesia diperkirakan akan habis dalam 20 tahun mendatang apabila terus
dikonsumsi dan tidak temukan cadangan minyak baru dan teknologi baru
Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan untuk menanggulangi masalah
krisis bahan bakar tersebut dengan mengembangkan sumber energi alternatif
terbarukan. Pengembangan energy alternatif terbarukan merupakan hal yang mutlak
dilakukan mengingat terbatasnya produksi minyak bumi Indonesia. Di antara jenis-
10
jenis alternatif yang cocok dikembangkan di Indonesia adalah biofuel, karena bisa
diperbaharui dan ramah lingkungan.
Salah satu bentuk bioenergi adalah biodiesel yang berasal dari bahan bakar
nabati yang dibuat dari minyak nabati, baik minyak baru maupun bekas
penggorengan melalui proses transesterifikasi, esterifikasi atau esterifikasi-
transesterifikasi. Biodiesel digunakan sebagai bahan bakar alternatif motot diesel
pengganti BBM. Sifat dari biodiesel menyerupai solar sehinga sangat prospektif
dikembangkan.
Perkembangan biodiesel tanah air mengalami kemandekan akibat dari
beberapa permasalahan akan bahan baku yang telah ada sebelumnya. Kebanyakan
bahan baku ,merupakan produk pertanian dan perkebunan, seperti kelapa sawit,
jagung, kelapa, wijen dan lain-lain, dimana kesemuanya merupakan sumber pangan
hal ini dapat menggangu ketahanan pangan nasional. Selain itu, penggunaan bahan
baku dari pertanian dan perkebunan tentunya akan mengancam keseimbangan
lingkungan, karena akan dibuka lahan perkebunan baru untuk memenuhi kebutuhan
baku. Hal ini akan mendegradasi kawasan hutan dan menngancam keanekaragaman
hayati akibat punahnya satwa atau jenis tumbuhan tertentu. Tabel 1. Menunjukkan
tumbuh-tumbuhan yang mengandung minyak.
Tabel 1. Tumbuhan-tumbuhan yang mengandung minyak
Jenis Tumbuhan Produktivitas (Liter
Minyak/Ha/Thn)
Negara pembudidaya
Jagung 172 USA, Cina, EU, Brasil, Meksiko
Biji Kapas 325 Cina, India, USA, Pakistan,
Uzbekistan, Brazil
Jerami 363 Kanada
Kacang Kedelai 446 USA, Brasil, Argentina, Cina,
Paraguay
Wijen 696 Kanada, Cina USA, EU
Bunga Matahari 925 India, Cina, Sudan
Kacang Tanah 1.059 Cina, India Nigeria, Myanmar USA11
Biji Opium 1.163 Afganistan, Turki
Rapeseed 1.190 EU, Cina, Kanada, India, Australia
Olive 1.212 EU,Syria, Turki, Tunisia, Maroko,
Ricinus 1.413 Brazil
Jojoba 1.818 USA, Meksiko, Argentina, Israel
Jatropha 1,892 India, Indonesia, Afrika
Brazil nut 2.392 Brazil
Kelapa 2.689 Filipina, Indonesia, India, Vietnam,
Meksiko
Kelapa sawit 5950 Malaysia, Indonesia, Nigeria,
Thailand, Kolombia
Sumber : Aun, 2006
Alternatif untuk mengatasi hal tersebut adalah menggunakan produk atau hasil
hutan bukan kayu untuk dibuat biodiesel. Kesambi salah satu tanaman kehutanan
yang mampu menhasilkan minyak untuk pembuatan biodiesel. Kesambi memiliki
sifat yang sangat baik, tahan api dan kekeringan sehingga dapat di tanam pada lahan
marjinal sekalipun. Olehnya kesambi bisa ditanam di dalam maupun di luar kawasan
hutan.
Biji kesambi memiliki kandungan minyak kernel bervariasi dari 59-72%.
Minyak berwarna cokelat kekuningan dan semi solid dan mengandung asam oleic
(52%), asam arachidic (20%), asam stearic (10%), asam gadoleic (9%). Minyaknya
juga mengandung komponen cyanogenic yang dapat mengakibatkan pusing dan
sebaiknya dihiangkan jika akan dikonsumsi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Perhutani bahwa minyak yang dihasilkan kesambi mencapai hingga 2,5 kali
lebih banyak dari tanaman jarak.
Kesambi yang melimpah, sehinga sangat penting sebagai bahan bakar kayu,
tapi kesambi tumbuh sangat lamat jika ditanam sebagai bahan bakar. Biji tersedia
12
dalam jumlah yang besar, pemerasan dan penyulingan minyak dikombinasikan
dengan pembuatan, sisanya sebagai makanan ternak.
Daftar Pustaka
Hambali, E., S. Mujdalipah, A. H. Tambunan, A. W. Pattiwiri dan R. Hendroko. 2007. Teknologi Bioenergi. PT Agromedia Pustaka, Jakarta.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indoensia Jilid I. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kehutanan RI, Jakarta.
Iwasa, S., 1997. Scheichelera oleosa (Lour.) Oken. In Farida Hanum, I. & van der Maesen, L.J.G. (Eds.): Plant Resources of South-East Asia No.11. Auxilliary Plant. Prosea Foundation,Bogor, Indonesia, pp.227-229.
Plantamor. 2008. Informasi species Schleichera oleosa (Lour.) Oken. http://www.plantamor.com/index.php?plant=1124 [diakses, 7 April 2009]
SPH Bogor. 2008. Usaha Pengembangan Lak di KPH Banten. http://www.sphbogor.perumperhutani.com [diakses, 7 April 2009]
Raihana, D.S. 2008. Kesambi Tanaman Langka. http://devitasirihana.blogspot.com [diakses, 8 April 2009]
Perum Perhutani. 2007. Perum Perhutani Reboisasi dan Rehabilitasi To Become the best tropical forest in the world, Benih dan Bibit. http://www.perumperhutani.com [diakses, 4 April 2008].
13