Upload
zandra
View
301
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Sekolah merupakan pendidikan formal sebagai sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan pendidikan. Tidak hanya pendidikan yang berorientasi pada akademik, tetapi pendidikan karakter yang dirangkum dengan sistem penilaian afektif, psikomotor, dan kognitif. Pada kenyataanya, degradasi moral mulai mewarnai kondisi peserta didik di sekolah dengan sebab dan akibat yang beragam. Fakta dilapangan saat ini mampu mendiskripsikan mengenai tingkah laku siswa yang melanggar peraturan yang telah ditetapkan masing-masing sekolah .Pelanggaran peraturan oleh peserta didik atau siswa biasanya selalu dikaitkan dengan guru Penjasorkes dan guru BK untuk bertugas menangani dan mengatasi masalah pelanggaran tersebut.
Citation preview
1
Kerjasama Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) Dengan
Guru Bimbingan Konseling (BK) Dalam Menangani Peserta Didik Yang Bermasalah Di
SMA Negeri 1 Karanganyar
Tahun Ajaran 2012/2013
Makalah Observasi : Kajian Ilmiah
Oleh:
Anung Dipta Sulistyanto/ K4611013
Faisal Rifky/K4611039
Heri Purnomo/K4611057
Mondayka Cahya S/K4611080
Richo Ady Brahmanto/K4611095
Zandra Dwanita Widodo/K4611116
Program Studi PJKR
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Surakarta 2013
2
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .................................................................................................................. 2
BAB I.PENDAHULUAN ............................................................................................... 3
1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 3
1.2. Perumusan Masalah ............................................................................................ 3
1.3. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 3
BAB II.PEMBAHASAN................................................................................................. 3
2.1. Pengertian dan Fungsi Bimbingan Konseling ....................................................... 3
2.2. Pengertian dan Fungsi Penjasorkes ...................................................................... 6
2.3. Laporan Observasi Di SMA N 1 Karanganyar ..................................................... 10
a. Profil SMA N 1 Karanganyar ........................................................................... 10
b.Pelaksanaan Observasi ...................................................................................... 10
c.Pendapat Guru Penjasorkes ............................................................................... 10
d.Pendapat Guru BK ............................................................................................ 11
BAB III.KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 15
3.1. Kesimpulan .......................................................................................................... 15
3.2. Saran .................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 15
DOKUMENTASI ........................................................................................................... 16
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sekolah merupakan pendidikan formal sebagai sarana dan prasarana untuk mencapai
tujuan pendidikan. Tidak hanya pendidikan yang berorientasi pada akademik, tetapi
pendidikan karakter yang dirangkum dengan sistem penilaian afektif, psikomotor, dan
kognitif. Pada kenyataanya, degradasi moral mulai mewarnai kondisi peserta didik di sekolah
dengan sebab dan akibat yang beragam. Fakta dilapangan saat ini mampu mendiskripsikan
mengenai tingkah laku siswa yang melanggar peraturan yang telah ditetapkan masing-masing
sekolah .Pelanggaran peraturan oleh peserta didik atau siswa biasanya selalu dikaitkan dengan
guru Penjasorkes dan guru BK untuk bertugas menangani dan mengatasi masalah pelanggaran
tersebut.
1.2. Perumusan Masalah
a. Bagaimana kerjasama guru BK dengan guru Penjasorkes dalam menangani peserta
didik yang bermasalah?
b.Apakah tanda-tanda yang menunjukan adanya masalah dalam peserta didik secara
individu/kelompok?
1.3. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui kerjasama guru BK dengan guru Penjasorkes dalam menangani peserta
didik yang bermasalah.
b. Mengetahui tanda-tanda yang menunjukan adanya masalah dalam peserta didik secara
individu/kelompok.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian dan Fungsi Bimbingan Konseling
Pengertian bimbingan konseling adalah Pelayanan bantuan untuk peserta didik baik
individu/kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi,
4
sosial, belajar, karir; melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar
norma-norma yang berlaku. Dengan demikian, setiap bimbingan itu pasti konseling dan setiap
konseling belum tentu bimbingan. [1]
Fungsi dan tujuan bimbingan konseling, yaitu:
a.Tujuan Umum
Tujuan umum dari layanan Bimbingan dan Konseling adalah sesuai dengan tujuan
pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
(UUSPN) Tahun 1989 (UU No. 2/1989), yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya
yang cerdas, yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan (Depdikbud, 1994 : 5).
b. Tujuan Khusus
Secara khusus layanan Bimbingan dan Konseling bertujuan untuk membantu siswa agar
dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan
karier.Bimbingan pribadi – sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas
perkembangan pribadi – sosial dalam mewujudkan pribadi yang taqwa, mandiri, dan
bertanggung-jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas
perkembangan pendidikan. Bimbingan karier dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi
pekerja yang produktif.
Ditinjau dari segi sifatnya, layanan Bimbingan dan Konseling dapat berfungsi sebagai :
a. Fungsi Pencegahan (preventif)
Layanan Bimbingan dan Konseling dapat berfungsi pencegahan artinya : merupakan
usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam fungsi pencegahan ini layanan
yang diberikan berupa bantuan bagi para siswa agar terhindar dari berbagai masalah yang
5
dapat menghambat perkembangannya. Kegiatan yang berfungsi pencegahan dapat berupa
program orientasi, program bimbingan karier, inventarisasi data, dan sebagainya.
b. Fungsi pemahaman
Fungsi pemahaman yang dimaksud yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan
menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan
keperluan pengembangan siswa pemahaman ini mencakup :
1) Pemahaman tentang diri siswa, terutama oleh siswa sendiri, orangtua, guru, dan
guru pembimbing.
2) Pemahaman tentang lingkungan siswa (termasuk di dalam lingkungan keluarga dan
sekolah) terutama oleh siswa sendiri, orangtua, guru, dan guru pembimbing.
3) Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas (terutama di dalamnya informasi
pendidikan, jabatan/pekerjaan dan/atau karier dan informasi budaya/nilai-nilai
terutama oleh siswa.
c. Fungsi Perbaikan
Walaupun fungsi pencegahan dan pemahaman telah dilakukan, namun mungkin saja
siswa masih menghadapi masalah-masalah tertentu. Disinilah fungsi perbaikan itu
berperan, yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan menghasilkan terpecahnya
atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami siswa.
d. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi ini berarti bahwa layanan Bimbingan dan Konseling yang diberikan dapat
membantu para siswa dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya
secara mantap, terarah, dan berkelanjutan. Dalam fungsi ini hal-hal yang dipandang
positif agar tetap baik dan mantap. Dengan demikian, siswa dapat memelihara dan
mengembangkan berbagai potensi dan kondisi yang positif dalam rangka perkembangan
dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
6
2.2. Pengertian dan Fungsi Penjasorkes
Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang
direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu
secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka sistem
pendidikan nasional.
Tujuan dan Fungsi Pendidikan Jasmani.
a. Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan
jasmani
b. Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan
toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan agama
c. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran
Pendidikan Jasmani
d. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya
diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani
e. Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi berbagai
permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmik, akuatik
(aktivitas air) dan pendidikan luar kelas (Outdoor education)
f. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan
pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas
jasmani
g. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain
h. Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk
mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat
i. Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif.
7
Fungsi Pendidikan Jasmani adalah:
a. Aspek organik
1. Menjadikan fungsi sistem tubuh menjadi lebih baik sehingga individu dapat
memenuhi tuntutan lingkungannya secara memadai serta memiliki landasan untuk
pengembangan keterampilan
2. Meningkatkan kekuatan yaitu jumlah tenaga maksimum yang dikeluarkan oleh
otot atau kelompok otot
3. Meningkatkan daya tahan yaitu kemampuan otot atau kelompok otot untuk
menahan kerja dalam waktu yang lama
4. Meningkatkan daya tahan kardiovaskuler, kapasitas individu untuk melakukan
aktivitas yang berat secara terus menerus dalam waktu relatif lama
5. Meningkatkan fleksibelitas, yaitu; rentang gerak dalam persendian yang
diperlukan untuk menghasilkan gerakan yang efisien dan mengurangi cidera.
b. Aspek neuromuskuler
1. Meningkatkan keharmonisan antara fungsi saraf dan otot
2. Mengembangkan keterampilan lokomotor, seperti; berjalan, berlari, melompat,
meloncat, meluncur, melangkah, mendorong, menderap/mencongklang, bergulir,
dan menarik
3. Mengembangkan keterampilan non-lokomotor, seperti; mengayun, melengok,
meliuk, bergoyang, meregang, menekuk, menggantung, membongkok
4. Mengembangkan keterampilan dasar manipulatif, seperti; memukul, menendang,
menangkap, berhenti, melempar, mengubah arah, memantulkan, bergulir,
memvoli
5. Mengembangkan faktor-faktor gerak, seperti; ketepatan, irama, rasa gerak, power,
waktu reaksi, kelincahan
6. Mengembangkan keterampilan olahraga, seperti; sepak bola, soft ball, bola voli,
bola basket, baseball, atletik, tennis, beladiri dan lain sebagainya
7. Mengembangkan keterampilan rekreasi, seperti, menjelajah, mendaki, berkemah,
berenang dan lainnya.
8
c. Aspek perseptual
1. Mengembangkan kemampuan menerima dan membedakan isyarat
2. Mengembangkan hubungan-hubungan yang berkaitan dengan tempat atau ruang,
yaitu kemampuan mengenali objek yang berada di: depan, belakang, bawah,
sebelah kanan atau sebelah kiri dari dirinya
3. Mengembangkan koordinasi gerak visual, yaitu; kemampuanmengkoordinasikan
pandangan dengan keterampilan gerak yang melibatkan tangan, tubuh, dan atau
kaki
4. Mengembangkan keseimbangan tubuh (statis, dinamis), yaitu; kemampuan
mempertahankan keseimbangan statis dan dinamis
5. Mengembangkan dominansi (dominancy), yaitu; konsistensi dalam
menggunakan tangan atau kaki kanan/kiri dalam melempar atau menendang
6. Mengembangkan lateralitas (laterality), yaitu; kemampuan membedakan antara
sisi kanan atau sisi kiri tubuh dan diantara bagian dalam kanan atau kiri
tubuhnya sendiri
7. Mengembangkan image tubuh (body image), yaitu kesadaran bagian tubuh atau
seluruh tubuh dan hubungannya dengan tempat atau ruang.
d. Aspek kognitif
1. Mengembangkan kemampuan menggali, menemukan sesuatu, memahami,
memperoleh pengetahuan dan membuat keputusan
2. Meningkatkan pengetahuan peraturan permainan, keselamatan, dan etika
3. Mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik yang terlibat
dalam aktivitas yang terorganisasi
4. Meningkatkan pengetahuan bagaimana fungsi tubuh dan hubungannya dengan
aktivitas jasmani
5. Menghargai kinerja tubuh; penggunaan pertimbangan yang berhubungan dengan
jarak, waktu, tempat, bentuk, kecepatan, dan arah yang digunakan dalam
mengimplementasikan aktivitas dan dirinya
9
6. Meningkatkan pemahaman tentang memecahkan problem-problem
perkembangan melalui gerakan.
e. Aspek sosial
1. Menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungan dimana berada
2. Mengembangkan kemampuan membuat pertimbangan dan keputusan dalam
situasi kelompok
3. Belajar berkomunikasi dengan orang lain
4. Mengembangkan kemampuan bertukar pikiran dan mengevaluasi ide dalam
kelompok
5. Mengembangkan kepribadian, sikap, dan nilai agar dapat berfungsi sebagai
anggota masyarakat
6. Mengembangkan rasa memiliki dan rasa diterima di masyarakat
7. Mengembangkan sifat-sifat kepribadian yang positif
8. Belajar menggunakan waktu luang yang konstruktif
9. Mengembangkan sikap yang mencerminkan karakter moral yang baik.
f. Aspek emosional
1. Mengembangkan respon yang sehat terhadap aktivitas jasmani
2. Mengembangkan reaksi yang positif sebagai penonton
3. Melepas ketegangan melalui aktivitas fisik yang tepat
4. Memberikan saluran untuk mengekspresikan diri dan kreativitas
5. Menghargai pengalaman estetika dari berbagai aktivitas yang relevan.
10
2.3. Laporan Observasi Di SMA N 1 Karanganyar
a..Pelaksanaan Observasi
Hari/Tanggal : Sabtu, 26 Oktober 2013
Tempat : SMA N 1 Karanganyar
Alamat : Jalan AW Monginsidi No.3 Karanganyar Telp/Fax
(0271) 495068
Pukul : 10.00 – 12.30 WIB
Narasumber : Guru BK
(Dra. Sri Rahayu Werdhiningsih)
Guru Penjasorkes
(Iswahyudi S.Pd)
b.Peran Guru Penjasorkes
Disini peran guru olahraga juga penting. Tidak jarang juga ada masalah disaat jam
pelajaran olahraga berlangsung. Banyak siswa yang terkadang malas atau tidak
bersemangat dalam mengikuti pelajaran olahraga disekolah karena berbagai
alasan,misal masa puber,perawatan,takut kena sinar matahari(biasanya cewek).Apabila
ada siswa yang bolos disaat jam pelajaran berlangsung,maka guru olahraga
berkomunikasi dengan guru Bk untuk selanjutnya menindak siswa yang bolos tadi.
Masalah yang timbul dari siswa saat mengikuti pelajaran olahraga tidak hanya
seperti yang disebutkan diatas. Banyak hal hal lain yang biasanya menjadi alasan
siswa,misal Broken home,malas,motivasi kurang,pesimis,gelisah.Biasanya sebelum jam
olahraga murid tidak ada,tetapi pas jam olahraga mereka ada,ini juga merupakan
masalah.Tidak jarang pula murid mengeluh capek saat akan memasuki jam olahraga
karena pelajaran yang sebelumnya sudah banyak mikir,pusing,dsb.Sebenarnya guru
olahraga sudah menekankan untuk tidak membolos dengan alasan apapun,karena yang
terpenting adalah masuk dan mendapatkan presensi. Siswa yang tidak mengikuti jam
pelajaran olahraga atau membolos biasanya tetap diberi tugas berupa membuat klipping
tentang materi olahraga apa yang hari itu sedang disampaikan kepada siswa minimal 30
lembar.Karena pelajaran olahraga itu pada intinya penilaian ditekan kan pada gerak
11
motorik,maka siswa yang hanya mengumpulaka kliping tersebut hanya mendapat nilai
mepet.
c.Peran Guru BK
Tugas guru BK disekolah adalah meluruskan tingkah laku anak yang melenceng dari
peraturan yang telah ditetapkan sekolah dan masalah masalah lain yang berhubungan
dengan sekolah.Pelanggaran ringan yang sering terjadi saat jam pelajaran berlangsung
biasannya berupa rambut siswa yang panjang untuk laki laki dan rambut yang tidak
semestinya untuk murid perempuan,baju sering keluar,kerudung tidak sesuai
aturan,terlambat masuk sekolah,berkeliaran disaat jam pelajaran berlangsung,dsb.
Untuk mengatasi masalah atau pelanggaran seperti itu biasanya guru BK memakai
cara pendekatan dengan murid tersebut dan diberi pengarahan ataupun nasehat,tidak
dengan melakukan kekerasan ataupun memarahi murid sekalipun,karena karakter setiap
murid itu berbeda,terkadang ada murid yang dinasehati langsung nurut,tapi ada juga yang
membangkang.sebagai guru bk harus cerdas dan pintar dalam menghadapi murid seperti
itu.
Fakta disekolah akhir akhir ini banyak siswa yang membolos dengan berbagai
alasan,misal mau sidang pelanggaran lalu lintas,foto sim,hajatan,sakit dan
sebagainya.padahal kalau ditelusur mereka membolos atau sebenarnya berangkat dari
rumah tetapi tidak sampai ke sekolah.
Dalam melaksanakan tugasnya,guru Bk tidak bekerja sendirian.disetiap sekolah ada
ti yang disebut STP2K yang terdiri dari guru BK,guru olahraga dan guru pkn.Tim STP2K
setiap bulan selalu mengadakan pertemuan rutin.Hal ini bertujuan untuk sharing sharing
tentang masalah yang ada atau terjadi disekolah dan bagaimana cara
mengatasinya.Sebenarnya disekolah itu tidak ada murid yang nakal,tetapi Cuma kurang
perhatian.
Setiap hari dari tim STP2K dibagi menjadi regu piket untuk memperlancar
tugasnya.Setiap pagi selalu ada yang berdiri di depan pintu gerbang sekolah guna
mengawasi dan memantau kedatangan siswa.Terkadang ada siswa yang parkir motor
sembarangan dipinggir jalan atau diwarung dekat sekolah,melihat hal itu guru yang piket
12
tadi langsung menasihati dan menanyai apa sebab mereka parkir motor diluar lingkungan
sekolah,dan kemudian menyuruh mereka memasukan motor ke area parkir yang telah
disediakan pihak sekolah.karena akan lebih aman.
Masalah individu yang terjadi seperti melanggar peraturan,terlambat masuk
sekolah,tidur saat jam pelajaran,urakan,membolos itu sebenarnya tak jarang juga timbul
dari orang tua yang sering memaksakan kehendak terhadap anaknya.misal,orang tua
menginginkan anaknya masuk IPA,padahal si anak tidak mau karena merasa
kemampuannya tidaklah di bidang IPA,tetapi si orang tua memaksakan anaknya dan
melakkan segala cara agar anaknya bisa masuk IPA.padahal kalau itu terjadi,murid
cenderung akan bermalas malasan dan melakukan masalah seperti yang telah disebutkan
di atas tadi.Dalam menangani masalah tersebut,guru BK melakukan pendekatan terhadap
murid tersebut.Cara penanganan gru BK yang berbeda juga dapat mempengaruhi sifat
siswa tersebut.tim BK samai datang kerumah sswa tersebut untuk bertemu orang tua dan
menjelaskan apa apa yang diperbuat sang siswa disekolah,dengan begitu siswa akan sadar
atau bahkan malu untuk berbuat onar kembali.
Setiap hari setiap siswa yang bermasalah selalu dipantau perkembangannya.apakah
siswa tersebut berubah lebih baik atau bahkan menjadi lebih buruk.
Masalah yang paling banyak di SMA ini yaitu masalah ekonomi/dari keluarga yang
kurang mampu.Hal ini terbukti dari banyaknya pengajuan beasiswa tidak
mampu.Rasanya sayang jika ada murid yang pintar dan berprestasi harus putus sekolah
hanya gara gara tidak mampu membayar uang spp.Maka dari itu,pihak sekolah akan
memberikan beasiswa dalam bentuk uang bagi setiap siswa yang berprestasi atau
menjuarai setiap lomba mata pelajaran.Ada fakta tentang seorang siswa yang belum
membayar spp selama setahun sampai siswa tersebut lulus.Pada saat ingin mengambil
ijasah belum bisa diberikan.Padahal dia ingin memakai ijasah tersebut untuk mncari
pekerjaan.pada akhirnya ijasah tersebut diberikan dengan perjanjian apabila sudah
diterima bekerja,orang tersebut harus membayar kekurangan biaya spp selama dia
bersekolah.
13
Dari dahulu hingga sekarang jumlah kenakalan berat tidak ada peningkatan yang
banyak.Semua masih dalam tahap yang wajar dan masih bisa diatasi atau tidak ada
kesulitan berarti.
Di jaman sekarang ini apalagi dengan kurikulum yang baru atau kurikulum
2013,banyak siswa yang merasa terbebani.karena jam pelajaran ditambah dan terkadang
satu mapel bisa sampai 4 jam pelajaran tanpa jeda.hal itu membuat siswa jenuh dan
malas.apalagi saat siang hari.Maka dari itu guru dituntut untuk kreatif dalam
mengajar.terkadang tidak jarang juga ada guru yang merasa terbebani dengan kurikulum
baru ini.
Setiap hari tidak jarang juga diadakan sidak oleh tim STP2K,demi menertibkan
pelanggaran pelanggaran yang terjadi.Namun sidak dilakukan terhadap kelas yang
menonjol dalam hal pelanggaran saja,jadi tidak semua kelas diadakan sidak.Sistem kredit
poin masih berlaku,namun tidak begitu penting,jaman sekarang setiap ada
pelanggaran,pihak sekolah langsung menghubungi pihak orang tua siswa.Dalam
melakukan penertiban di kelas,peran wali kelas juga sangat penting.
Misal ada murid yang berselisih dengan murid dari sekolah lain dan menyangkut
nama sekolah,maka pihak STP2k akan memanggil murid tersebut dan dimintai
keterangan,kemudian guru berkomunikasi dengan guru sekolah yang bersangkutan guna
menyelesaikan masalah yang dilakukan oleh murid murid tersebut secara kekeluargaan
dan tanpa merugikan satu pihak pun.Selama ini belum pernah terjadi sekolah
mengeluarkan siswanya.Bahkan meskipun anak pejabat,perlakuan yang diberikan juga
sama seperti murid murid lainnya.
Siswa juga sering curhat masalah PTN,karena kebanyakan siswa kelas 12 masih
bingung tetntang PTN mana yang akan mereka pilih dan bagaimana tata cara dalam
memasuki PTN.Karena di negara kita ini banyak PTN yang bagus dan siswa kebanyakan
belum mempunyai pandangan tentang perkuliaahan.disini peran guru BK menjelaskan
dan mengarahkan siswa agar mengerti tentang sistem pendaftaran ke PTN.Untuk
selanjutnya siswa mampu melanjutkan perjuangannya dalam mencari bangku
perkuliaahan.
14
Guru BK selalu mempunyai data tentang peserta didiknya,dan mempunyai data
tentang segala hal yang berhubungan dengan presensi dan kehadiran siswa,jadi misal ada
orang tua murid yang protes,guru BK tinggal menyodorkan bukti bukti nyata tersebut.
Guru BK juga harus mempunyai agenda atau perencanaan tetntang apa yang harus
dilakukan pada hari tersebut.Biasanya agenda dibuat pada saat pagi hari sebelum jam
pelajaran berlangsung.Penilaian BK dalam bentuk sikap.Hukuman yang diberikan kepada
siswa dalam bentuk yang positif dan tidak sampai pada hukuman fisik.
Pada intinya perubahan yang sangat mencolok dari siswa jaman dahulu dengan siswa
jaman modern sekarang ini adalah dalam gambaran sikap dan tata krama yang tidak
semakin membaik.
15
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Dari hasil observasi yang kami lakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa antara guru
penjas dan guru BK memilki keterkaitan peran dalam membentuk,memperbaiki serta
memperkuat perilaku,karakter,serta kepribadian peserta didik sekolah. Guru Penjas
mengutamakan terbentuknya kedisiplinan tinggi dalam setiap diri peserta didik. Sementara
guru BK berusaha memjadikan perilaku baik dari setiap peserta didik,serta karakter yang kuat
tumbuh juga dalam jiwa peserta didik.
Dari masing-masing tujuan antara guru Penjas dan guru BK menjadikan sebuah
kerjasama atau kolaborasi dalam pembentukan perilaku serta karakter pada peserta didik.
3.2. Saran
Mayoritas siswa menganggap guru BK itu menakutkan karena peranya. Untuk itu guru
BK harus bisa mengubah anggapan itu, sebaiknya guru BK lebih akrab dengan siswa agar
terjadi keterbukaan antara guru BK dengan siswa. Dengan demikian, siswa mendapat tempat
pemecahan masalah mereka, sehingga mereka pun tidak melakukan pelanggaran tata tertib
sekolah
Guru BK sebaiknya selalu berfikir positif terhadap siswa dan menyelami karakteristik
siswa yang bandel, dan menjadikan siswa tempat share untuk berbagi masalah.
DAFTAR PUSTAKA
[1] El – Nashfi (2009). Peran Guru BK.[online] (http://el-
nashfi.blogspot.com/2009/12/bab-i-pendahuluan.html, 28 oktober 2013, 10:00)
[2] Pojok Penjas (2007). Peran Guru Olahraga [Online]
(http://pojokpenjas.blogspot.com/2007/12/bab-i-pendahuluan-rasional.html, 26 Oktober 2013,
12:00)
16
DOKUMENTASI
Saat wawancara observasi dengan guru BK SMA N 1 Karanganyar
Saat wawancara obdervasi dengan guru Penjasorkes SMA N 1 Karanganyar