Upload
ngokhue
View
237
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KERJASAMA ANTARA PENYEDIA TIKET DAN JASA PENYEDIA
TRANSPORTASI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Di
Kota Probolinggo)
SKRIPSI
Disusun Oleh:
Ahmad Syaifuddin Romli
14220059
JURUSAN HUKUM BISNIS SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2018
i
ii
iii
MOTTO
ود أ ح ل ت ل ك م ال ع ق وا ب وا أ و ف آم ن ين ال ذ " ي ا أ ي ه ا
الص ي د ام إ ل م ا ي ت ل ى ع ل ي ك م غ ي ر م ح ل ي اْ ل ن ع يم ة ه
ب
" يد و أ ن ت م ح ر م إ ن الل ي ح ك م م ا ي ر
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu
binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu)
dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.
Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-
Nya.".”
(QS. Al-Maidah (05) : 01)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohim…
Dengan rahmat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
dalam setiap langkahku aku berdoa, dalam setiap sujudku aku bersyukur kepada
Allah SWT. Dengan kasih sayang yang tak pernah ada habisnya yang selalu
menghiasa setiap hari-hariku. Kasih sayang-Mu yang selalu tercurahkan kepadaku
memberikanku kesempatan untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah
berikan dan memberikanku semangat belajar yang giat sehingga dalam
mengerjakan skripsi ini Allah SWT memberikanku kemudahan dalam
mengerjakannya dan pada akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat juga
terselesaikan.
Pada tulisan ini saya persembahkan kepada kedua orang tua saya, orang
tua yang selalu saya sayangi, saya cintai dan saya banggakan, kepad Ayah Romli
dan Ibu Umi Kulsum, terima kasih saya ucapkan atas limpahan kasih sayangmu
yang tak pernah habis engkau berikan kepadaku serta doa yang selalu engkau
panjatkan kepadaku sehingga memberikanku kemmudahan dalam setiap
langkahku dalam menyelesaikan Pendidikan.
Saya ucapkan juga kepada guru-guru, ustad-ustad yang telah memberikan
ilmu serta mendidikku dengan penuh ke ikhlasan dan terus memberikanku doa.
Adikku Humairoh Fauziah Romli yang selalu memberikanku semangat dalam
belajar, terima kasih atas doa dan perhatian yang telah engkau berikan kepada
kakakmu ini.
Teman-teman anggota Mabes, teman-teman seperjuangan HBS 2014,
terima kasih atas doa, semangat, motivasi dan dukungannya yang telah kalian
berikan. Canda tawa selama kita kulah akan selalu kukenang dan tak akan pernah
ku lupa.
Saya ucapkan juga kepada Aulia Ramadhani yang selalu memberikan saya
semangat belajar, selalu memotivasi saya dan selalu memberikan doa kepada
saya, saya ucapkan terima kasih.
v
Saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman kontrakan yang ada di
joyosuko yang selalu menemani di keseharian penulis dalam mengerjakan skripsi
hingga selesai.
Semoga Allah SWT memberikan balasana atas apa yang telah kalian
berikan kepadaku, dan semoga Allah mmberikan kemudahan bagi kita dalam
segala hal.
Amien……
vi
KATA PENGANTAR
الرحمٌ مسب هللا رال نمح
Alhamdulillahi rabbil „alamin, segala puji bagi Allah tuhan semesta alam
yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kami. Sehingga
atas limpahan kasih sayangnya, penulisan skripsi yang berjudul “KERJASAMA
ANTAR PENYEDIA TIKET DAN JASA PENYEDIA TRANSPORTASI
DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Di Kota Probolinggo)”
dapat diselesaikan dengan lancar. Shalawat serta salam selalu kita haturkan
kepada junjungan kita nabi agung Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang yakni dinul
islam. Semoga kita tergolong orang-orang yang beriman dan mendapatkan
syafaatnya di akhirat kelak. Amien.
Dengan segela daya dan upaya serta bantuan, bimbingan serta arahan dan
hasil diskusi dari berbagai pihak dalam proses pembuatan skripsi ini, maka
dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan ucapan
terima kasih yang tiada batas kepada:
1. Prof. Dr. Abdul Haris, M.Ag, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang.
2. Dr. H. Saifullah, S.H., M.Hum, selaku Dekan Fakultas Syariah Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
3. Dr. Fakhruddin, M.HI, selaku Ketua Jurusan Hukum Bisnis Syariah Fakultas
Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
4. Musleh Harry, S.H., M.Hum , selaku dosen wali penulis selama menempuh
studi di jurusan Hukum Bisnis Syariah Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang. Penulis haturkan banyak terimakasih kepada beliau
yang telah memberikan arahan, bimbingan, saran, serta motivasi selama
menempuh perkuliahan.
5. Dr. H. Moh. Toriquddin, L.c., M.HI, selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
Penulis haturkan banyak terima kasih kepada beliau waktu yang telah beliau
berikan untuk memberikan arahan, bimbingan dalam menulis skripsi hingga
penulis dapat menyelsaikannya.
vii
6. Segenap Dosen Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang yang telah memberikan pembelajaran, mendidik,
membimbing, serta mengamalkan ilmunya dengan ikhlas dan penuh
kesabaran. Semoga ilmu yang kami dapatkan bermanfaat dan berguna bagi
penulis untuk bekal selanjutnya.
7. Seluruh Staf serta Karyawan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah memberi banyak bantuan dalam
pelayanan akademik selama menimba ilmu di Universitas ini.
8. Kedua Orang Tua tercinta, Bapak Romli dan Ibu Umi Kulsum yang tak
pernah padam semangatnya untuk terus memberikan dukungan serta tak
pernah lelah mendoakan dan tak lupa juga adik saya tercinta Humairah
Fauziah Romli yang selalu memberikan semangat dan dukungan hingga saat
ini.
9. Aulia Ramadhani yang selalu memberikan semangat, motivasi dan doa
sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
10. Keluarga Besar yang selalu memberikan semangat belajar yang tinggi dan
selalu memberikan motivasi kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
11. Teman-teman Hukum Bisnis Syariah angkatan 2014 khususnya teman-teman
kelas B yang telah bersama-sama belajar selama kurang lebih 4 tahun untuk
menyelesaikan studi ini.
12. Teman-teman mabes yang telah membuat saya bisa belajar lebih dengan
kalian. Baik itu suka dan duka. Mulai dari belajar bareng, mengerjakan tugas
bersama-sama hingga makan pun secara bersama-sama meskipun entah itu
hanya sebatas tahu dan tempe. Sampai akhirnya bisa selesai juga skripsi ini.
13. Ma‟had Sunan Ampel Al-Aly, yang telah memberikan pedoman kehidupan
berakhlak yang baik serta ilmu yang didapatkan, sehingga penulis dapat
melanjutkan pendidikannya di Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang.
Semoga apa yang telah saya peroleh selama kuliah di Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang ini, bisa bermanfaat bagi saya
viii
khususnya dan pembaca. Disini penulis sebagai manusia biasa tidak akan luput
dengan yang namanya dosa, menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak
demi kesempurnaan skripsi ini.
Malang, 10 Juli 2018
Penulis
Ahmad Syaifuddin Romli
NIM 14220059
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI
Dalam karya ilmiah ini, terdapat beberapa istilah atau kalimat yang berasal
dari bahasa arab, namun ditulis dalam bahasa latin. Adapun penulisannya
berdasarkan kaidah berikut:1
A. Konsonan
dl = ض tidak dilambangkan = ا
th = ط b = ب
dh = ظ t = ت
(koma menghadap keatas) „ = ع ts = ث
gh = غ j = ج
f = ف h = ح
q = ق kh = خ
k = ك d = د
l = ل dz = ذ
m = م r = ر
n = ن z = ز
w = و s = س
h = ـه sy = ش
sh ً = y = ص
Hamzah (ء) yang sering dilambangkan dengan alif, apabila terletak di
awal kata maka dalam transliterasinya mengkuti vokalnya, tidak dilambangkan,
1 Berdasarkan Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Fakultas Syariah. Tim Dosen Fakultas
Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Malang:
Fakultas Syariah UIN Mauluana Malik Ibrahim Malang, 2015), h. 74-76.
x
namun apabila di tengah atau di akhir kata, maka dilambangkan dengan tanda („)
untuk mengganti lambing “ع”.
B. Vocal, Panjang dan Diftong
Setiap Bahasa Arab dalam bentuk tulisan latin vocal fathah ditulis dengan
“a”, kasrah dengan “i”, dlommah dengan “u”. sedangkan bacaan panjang masing-
masing ditulis dengan cara berikut:
Vocal (a) panjang = â , misalnya قال menjadi qâla
Vocal (i) panjang = î , misalnya لَق menjadi qîla
Vocal (u) panjang = û , misalnya د ون menjadi dûna
Khususnya untuk bacaan ya‟ nisbat, maka tidak boleh digantikan dengan
“i”, melainkan tetap ditulis dengan “iy” agar dapat menggambarkan ya‟ nisbat
diakhiratnya. Begitu juga dengan suara diftong, wawu dan ya‟ setelah fathah
ditulis dengan “aw”dan “ay”. Perhatikan contoh berikut:
Diftong (aw) = ول misalnya لوق menjadi qawlun
Diftong (ay) = بيى misalnya ٍخر menjadi khayrun
C. Ta’ Marbthat (ة)
Ta‟ Marbûthah (ة) ditransliterasikan dengan “t” jika berada di tengah
kalimat, tetapi apabila ta‟ marbûthah tersebut berada di akhir kalimat, maka
ditransliterasikan dengan menggunakan “h” misalnya السرالةل لمدسرة menjadi ar-
risalat li al-mudarrisah, atau apabila berada ditengah-tengah kalimat yang terdiri
dari susunan mudlaf ilayh, maka ditransliterasikan dengan menggunakan “t” yang
disambungkan dengan kalimat berikutnya, misalnya رحةمهللا فى menjadi fi
rahmatillâh.
D. Kata Sandang dan lafdh al-Jallah
Kata sandang berupa “al” ( ال ) ditulis dengan huruf kecil, kecuali terletak di
awal kalimat, sedangkan “al” dalam lafadh jalâlah yang berada di tengah-tengah
kalimat yang disandarkan (idhafah) maka dihilangkan. Perhatikan contoh-contoh
berikut ini:
xi
1. Al-Imâm al-Bukhâriy mengatakan ...
2. Al- Bukhâriy dalam muqaddimah kitabnya menjelaskan...
3. Masyâ‟ Allah kâna wa mâ lam yasya‟ lam yakun.
4. Billâh “azza wa jalla.
E. Nama dan Kata Arab Terindonesiakan
Pada prinsipnya setiap kata yang berasal dari bahasa Arab harus ditulis
dengan menggunakan sistem transliterasi. Apabila kata tersebut merupakan nama
Arab dari orang Indonesia atau bahasa Arab yang sudah terindonesiakan, tidak
perlu ditulis dengan menggunakan sistem transliterasi.
Perhatikan contoh berikut:
“...Abdurrahman Wahid, mantan Presiden RI keempat, dan Amin Rais,
mantan ketua MPR pada masa yang sama, telah melakukan kesepakatan untuk
menghapuskan nepotisme, kolusi dan korupsi dari muka bumi Indonesia, dengan
salah satu caranya melalui pengintensifan sifat diberbagai kantor pemerintahan,
namun...”
Perhatikan penulisan nama “Abdurrahman Wahid,” “Amin Rais” dan kata
“salat ditulis dengan menggunakan tata cara penulisan bahasa Indonesia yang
disesuaikan dengan penulisan namanya. Kata-kata tersebut sekalipun berasal dari
bahasa Arab, namun ia erupa nama dari orang Indonesia dan terindonesiakan,
untuk itu tidak ditulis dengan cara “Abd al-Rahmân Wahîd,” “Amin Raîs,” dan
bukan ditulis dengan “shalât.”
xii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. ii
PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................... iii
HALAMAN MOTTO .......................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................................ x
DAFTAR ISI...................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi
ABSTRAK ........................................................................................................ xvii
مستخلصال بحث …………………………………………………………………....xviii
ABSTRACT…………………………………………………………………… xix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6
E. Definisi Operasional .............................................................................. 7
F. Batasan Masalah .................................................................................... 8
G. Sistematika Penulisan ............................................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 10
A. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 10
B. Kajian Pustaka ....................................................................................... 15
1. Pengertian Kerjasama ...................................................................... 15
xiii
2. Konsep Kerjasama ........................................................................... 21
3. Syirkah Fiqh Muamalah ................................................................... 23
4. Landasan Hukum Syirkah ................................................................ 24
5. Macam-macam Syirkah ................................................................... 27
6. Rukun Syirkkah ............................................................................... 33
7. Syarat Syirkah .................................................................................. 34
8. Hikmah Syirkah ............................................................................... 35
9. Hal yang Membatalkan Syirkah ....................................................... 37
10. Pengertian Pengangkutan ................................................................. 38
11. Fungsi dan Tujuan Pengangkutan .................................................... 39
12. Macam-macam dan Angkutan Transportasi .................................... 39
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 41
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 41
B. Pendekatan Penelitian ............................................................................ 42
C. Lokasi Penelitian .................................................................................... 43
D. Metode Pengambilan sampel ................................................................. 43
E. Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 44
F. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 45
G. Metode Pengelolaan Data ...................................................................... 47
H. Sistematika Penulisan ............................................................................ 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 51
A. Gambaran Umum Tentang Usaha Agen Tiket ....................................... 51
1. Sejarah Agen Tiket .......................................................................... 51
a. Mahameru Transport .................................................................. 54
b. Agen PO Kramat Jati ................................................................. 56
c. Metrotama Tour and Travel ....................................................... 57
d. Lokasi Penelitian ........................................................................ 58
B. Bentuk Kerjasama antara Jasa Penyedia Tiket dengan Penyedia Jasa
Transportasi ............................................................................................ 59
xiv
C. Analisis Hukum Islam terhadap Kerjasama Antara Jasa Penyedia Tiket
dengan Penyedia Jasa Transportasi ........................................................ 66
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 76
A. Kesimpulan ............................................................................................ 76
B. Saran ...................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 79
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................
Lampiran I : Bukti Konsultasi
Lampiran II : Surat Keterangan Jawaban Penelitian
Lampiran III : Instrumen Wawancara
Lampiran IV : Dokumentasi Penelitian
Lampiran V : Riwayat Hidup
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1: Penelitian Terdahul ........................................................................... 12
Table 3.2 : Nama-Nama Responden .................................................................. 46
xvi
ABSTRAK
Ahmad Syaifuddin Romli, 14220059, 2018. Kerjasama Antara Penyedia Tiket
Dan Jasa Penyedia Transportasi Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Di
Kota Probolinggo). Skripsi. Jurusan Hukum Bisnis Syariah, Fakultas Syariah,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Pembimbing: Dr. H.
Moh. Toriquddi, L.c, M.HI.
Kata Kunci: Agen tiket dan Hukum Syirkah.
Agen tiket merupakan suatu usaha di bidang jasa yang mana menyediakan
tiket seluruh transportasi khususnya pada transportasi otobus. Yang mana antara
agen tiket dengan perusahaan otobus telah melakukan suatu kerjasama dalam
melancarkan bisnisnya. Salah satunya agen tiket yang berada di Kota
Probolinggo. Yang mana pada sistem kerjasama antara penyedia tiket dan jasa
transportasi ketika terjadi kerugian maka yang menanggung hanya dari pihak agen
tiket tersebut. Berdasarkan praktek tersebut penulis menemukan kemungkinan
adanya ketidak sesuaian antara teori dengan praktik yang ada di lapangan.
Rumusan masalah yang di angkat pada penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana
bentuk kerjasama antara jasa penyedia tiket dengan penyedia jasa transportasi?. 2.
Bagaimana analisis hukum islam terhadap kerjasama antara jasa penyedia tiket
dengan penyedia jasa transportasi?.
Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian empiris (field research).
Pendekatan yang digunakan penulis pada penelitian ini dengan pendekatan
kualitatif deskriptif. Sedangkan memperoleh data dan mengumpulkannya dengan
menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Kemudian data selanjutnya di
analisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif.
Pada hasil penelitian ini, para pelaku usaha jasa agen tiket yang ada di
Kota Probolinggo yang dalam hal ini ketika terjadi kerugian maka yang
menanggung adalah dari pihak agen. Sedangkan dalam keuntungannya
perusahaan otobus dan agen tiket sama-sama mendapatkan keuntungan dari hasil
pembelian tiket tersebut. Yang mana kerjasama tersebut tidak sesuai dengan
hukum syirkah. Yang mana dalam syirkah itu sendiri ketika kedua belah pihak
secara bersama-sama bermodal, sama-sama mendapatkan keuntungan dan jika
terjadi kerugian maka sama-sama menanggung kerugian tersebut sesuai dengan
besar kecilnya modal tersebut. Meskipun jika dilihat mengenai syarat dan
rukunnya sudah sesuai, namun ada satu sisi yang menyimpang dari teori syirkah
yaitu mengenai kerugian. Maka praktik kerjasama tersebut tidak sah jika dilihat
dari hukum syirkah.
xvii
مستخلص البحث
النقل في منظور الشريعة شركة التذاكر و وكالة بين الشركة. 0292، 95002241، أمحد سيف الدينرملي، امعة مونانا جب، كلية الشريعة التجاري اإلسالمي قانونال. قسم البحث اجلامعي. (فروبولينغواإلسالمية )دراسة في مدينة
ادلشرف: د. احلاج حممد طريق الدين ادلاجستري.. مالك إبراىيم اإلسالمية احلكومية مانانج .، حكم الشركةكرا التذ ةلاوك :الرئيسيةالكلمات
حيث متت ، )احلافالت( النقلجلميع شركة تذكرة ت فيهاعمل يف جمال اخلدمات اليت وفر يالتذاكر ىالة وكفروبولينغو. يف مدينة تلك الوكالة ىي وكالة التذاكرومن . التجاري العمليف القيام افالتوشركة احلالشركة بني وكالة التذاكر
وجد الباحث ، ة. واستناداً إىل ىذه ادلمارسقامت الوكالة بادلسؤولية على اخلسارة إن حدثت كما ورد يف نظام الشركة بينهما .الواقع طابق بني النظرية وادلمارسة يفإمكانية عدم الت
وجهة نظر كيفو . 0؟ وشركة النقلالتذاكر وكالة بني الشركة . ما ىو شكل 9: تكونت مشكلة ىذا البحث من وشركة النقل؟.التذاكر وكالة بني الشريعة اإلسالمية يف الشركة
. يف كيفيهج وصفي و ىو منادلستخدم فيومنهج البحث (. field researchالبحث التجرييب ) من ىذا البحثباستخدام طريقة التحليل هاتحليلقام الباحث ب. مث وثائقادلقابلة والحني احلصول على البيانات ومجعها باستخدام طريقة
الوصفي.اليت حدثت يف ىذا العمل سارةفروبولينغو تتحمل باخل يف مدينة التذاكرا البحث أن وكالة نتائج ىذأظهرت
حكم نا يتوافق مع أن العقدوىذا يعينلتذاكر. الطرفني يف ىذه الشركة حيصالن على أرباح بيع ا، احرب. بينما يف األبوحدىا حدثتوإذا كان ،على ربح نحيصال مث كال الطرفني معا على رأس ادلال،ضع نفسها عندما ي ةالشرك ألن يف عقد. الشركة
استوىف مجيع شروط الشركة على الرغم من أنوو .الذي وضعاه رأس ادلال عددبالتساوي وفقا ل عليها سارة فامهما يتحمالناخلتلك الشركة مل تصح إذا نظرنا إليها فإن لك،لذالشركة وىو جانب اخلسارة. نظريةخارج من ولكن ىناك جانب، وأركامها
من وجهة نظر حكم الشركة.
xviii
ABSTRACT
Ahmad Syaifuddin Romli, 14220059, 2018. Cooperation Between Ticket
Providers And Transportation Services In Perspective Islamic Law (Study In
Town Probolinggo). Essay. Department of Islamic Business Law, Faculty of
Sharia, State Islamic University Maulana Malik Ibrahim Malang. Advisor: Dr. H.
Moh. Toriquddi, L.c, M.HI.
Keywords: The ticket agent and Syirkah Law.
Ticket Agent is a business in the field of services which provides the
entire transportation ticket, especially on otobus transportation. Which between
the ticket agent and the auto company has made a partnership in launching the
business. One of them is a ticket agent in Probolinggo City. Which in the system
of cooperation between the ticket providers and transportation services when there
is a loss then the bear only from the ticket agent. Based on these practices the
authors find the possibility of a mismatch between theory and practice in the field.
The formulation of the issues raised in this research are: 1. What is the
form of cooperation between ticket providers with providers of transportation
services ?. 2. How does the Islamic legal analysis relate to the cooperation
between ticket providers and transport providers ?.
This research includes into the type of empirical research (field
research). The approach used by the authors in this study with qualitative
descriptive approach. While obtaining the data and collect it by using the method
of interview and documentation. Then the next data in the analysis by using
descriptive analysis method.
In the results of this study, the business agent ticket service in
Probolinggo City which in this case when there is a loss then the bear is from the
agent. While in profit the company otobus and ticket agents both benefit from the
purchase of tickets. Which cooperation is not in accordance with shirkah law.
Which in the shirkah itself when both parties together capital, both gain a profit
and if there is a loss then equally bear the loss in accordance with the size of the
capital. Although if viewed about the terms and rukunnya is appropriate, but there
is one side that deviates from syirkah theory that is about loss. So the practice of
cooperation is not valid if viewed from shirkah law.
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman mendorong semakin meningkatnya
pertumbuhan jumlah masyarakat sehingga semakin tinggi pula aktivitas
pergerakan yang dilakukan oleh masyarakat, hal tersebut tentu
memerlukan suatu sarana yang dapat mendukung berbagai aktivitas yang
akan dilakukan2
Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang
terdiri atas beribu-ribu pulau besar dan kecil berupa daratan dan sebagian
besar perairan yang terdiri atas perairan laut, sungai dan danau. Di atas
teritorial
2 Rahayu Hartini, Hukum Pengangkutan (Malang : Universitas Muhammadiyah Malang), 2007,
h.1
1
2
daratan dan perairan tersebut membentang pula teritorial udara yang
semuanya itu merupakan wilayah negara Indonesia yang sangat
luas.3Tanpa sarana transportasi yang memadai maka akan sulit untuk
menghubungkan seluruh daerah di kepulauan ini. Transportasi adalah
perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat yang lainnya
dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia
atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam
melakukan aktivitas sehari-hari.
Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived
demand) akibat aktivitas ekonomi, sosial, dan sebagainya. Dalam
kerangka makro-ekonomi, transportasi merupakan tulang punggung
perekonomian nasional, regional, dan lokal, baik di perkotaan maupun di
pedesaan. Harus diingat bahwa sistem transportasi memiliki sifat sistem
jaringan di mana kinerja pelayanan transportasi sangat dipengaruhi oleh
integrasi dan keterpaduan jaringan.
Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara
memegang peranan vital dalam aspek sosial ekonomi melalui fungsi
distribusi antara daerah satu dengan daerah yang lain akan menjadi lebih
mudah dan cepat bila sarana transportasi yang ada berfungsi sebagaimana
mestinya sehingga transportasi dapat menjadi salah satu sarana untuk
mengintegrasikan berbagai wilayah di Indonesia. Melalui transportasi
3 Prof. Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Niaga ( Bandung: PT Citra Aditya Bakti),
2013, h. 30
3
penduduk antara wilayah satu dengan wilayah lainya dapat ikut merasakan
hasil produksi yang rata maupun hasil pembangunan yang ada.
Berkaitan dengan transportasi saat ini manusia dimudahkan dengan
adanya agen tiket atau jasa pelayanan tiket yang ada pada saat ini.
Sehingga tidak perlu jauh-jauh dalam memesan tiket cukup datang ke agen
tiket setempat. Dan dalam agen tiket tersebut juga dapat memilih tempat
kosong yang belum dipesan oleh orang lain. Baik itu pesawat, kapal laut,
kereta api dan bus. Setiap agen tiket telah bekerjasama dengan pihak
penyedia transportasi dalam masalah tiket yang akan dipesan oleh
penumpang.
Di dalam Fiqh Muamalah kerjasama tersebut dinamakan syirkah.
Syirkah atau yang juga disebut dengan Musyarakah mempunyai
pengertian atau definisi secara bahasa adalah campuran dua bagian atau
lebih sehingga tidak dapat lagi dibedakan antara yang satu dengan yang
lainnya. Sedangkan pengertian syirkah secara istilah adalah suatu akad
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang telah bersepakat dalam
melakukan suatu usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan bersama.
Menurut istilah para ulama fikih, syirkah adalah suatu akad kerja sama
antara dua orang atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-
masing pihak memberikan kontribusi dana (atau amal) dengan
kesepakatan bahwa keuntungan dan kerugian akan ditanggung bersama
sesuai dengan kesepakatan.
4
Kerjasama yang dimaksud disini adalah kerjasama dalam berusaha
untuk mendapatkan keuntungan. Kerjasama bukan untuk mendapatkan
keuntungan seperti dalam yayasan sosial, tidak dibicarakan dalam bahasan
ini. Secara umum kerjasama adalah sesuatu bentuk tolong menolong yang
disuruh dalam agama selama kerjasama itu tidak dalam bentuk dosa dan
permusuhan sebagaimana dinyatakan dalam al-Qur‟an Shaad ayat 24:
ليبغي نم الخلطاء وإن كثيرا نعاجه إلى نعجتك بسؤال ظلمك لقد ق ال
داوود وظن هم ما وقليل الصالحات وعملوا آمنوا إْ ل الذين بعض على
وأنابب عضهم راكعا وخر ربه فاستغفر فتناه أنما
Artinya :
“Daud berkata : “Sesungguhnya dia telah telah berbuat zalim
kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada
kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang
berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang
lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh;
dan amat sedikitlah mereka ini”. Dan Daud mengetahui bahwa Kami
mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur
sujud dan bertaubat..(Q.S. Shad: 24)
Salah satunya penyedia agen tiket di Kota Probolinggo yang
bernama Mahameru Transport yang telah bekerjasama dengan penyedia
jasa seluruh transportasi dalam menjalankan bisnisnya. Sehingga
konsumen tidak merasa khawatir dan bahkan tidak takut akan adanya
penipuan dalam jasa tiket tersebut. Dengan adanya penyediaan jasa agen
tiket tersebut pihak penyedia jasa merasa terbantu dan dapat dengan
mudah mendapatkan penumpang tanpa harus mondar mandir kesana
kemari.
5
Kerjasama ini dibuat dengan persetujuan para pihak dan sama-
sama menguntungkan keduanya. Kerjasama dibuat antara pemilik
penyedia tiket dengan jasa transportasi sehingga banyak orang yang belum
mengetahui secara garis besar mengenai sistem kerjasama yang dilakukan
oleh keduanya dikarenakan kerjasama tersebut bersifat rahasia dan tidak
boleh diketahui dari pihak manapun kecuali oleh pemilik penyedia tiket
dengan jasa transportasi. Sehingga menimbulkan rasa ingin tahu terhadap
kerjasama tersebut.
Sistem yang dipergunakan dalam pembagian keuntungan antara
pemilik agen tiket dengan pemilik perusahaan khususnya Perusahaan
Transportasi Darat itu berbeda. Dikarenakan keuntungan antara kedua
belah pihak memiliki keuntungan masing-masing yang tidak bisa disama
ratakan. Sehingga pemilik agen tiket dan Perusahaan Transportasi Darat
memiliki cara tersendiri dalam mendapatkan keuntungan. Adapula
Perusahaan Transportasi Darat yang mentargetkan pemasukan sebuah
harga tiket yang kemudian dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi
oleh agen tiken tersebut supaya keuntungannya dapat menjadi milik agen
tiket tersebut.
Sedangkan dalam sistem kerugian ditanggung oleh pihak agen.
Salah satu contohnya ketika terjadi kecelakaan atau bus mogok maka yang
mengurus semuanya yaitu agen tiket tersebut. Yang mana biaya yang
dikeluarkan berasal dari pihak agen tiket tersebut. Selain itu pihak agen
juga merasa rugi dalam masalah waktu. Yang harus mengurusi penumpang
6
yang membeli tiket di agen tiket mereka. Maka dari itu peneliti tertarik
untuk mengambil judul Kerjasama Antara Penyedia Tiket Dan Jasa
Penyedia Transportasi Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Di
Kota Probolinggo).
B. Rumusan Masalah
Pada kesempatan kali ini peneliti akan meneliti tentang :
1. Bagaimana bentuk kerja sama antara jasa penyedia tiket dengan
penyedia jasa transportasi di Kota Probolinggo?
2. Bagaimana analisis hukum islam terhadap kerjasama antara jasa
penyedia tiket dengan penyedia jasa transportasi di Kota
Probolinggo?
C. Tujuan Masalah
Tujuan dari penelitian ini diharapkan :
1. Untuk mengetahui bentuk kerja sama antara jasa penyedia tiket
dengan penyedia jasa transportasi.
2. Untuk mengetahui analisis hukum islam terhadap kerja sama antara
jasa penyedia tiket dengan penyedia jasa transportasi.
D. Manfaat Penelitian
Penulisan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam
hal sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara
akademis bagi perkembangan ilmu hukum, terutama bagi hukum bisnis
7
syariah,khususnya yang berkaitan dengan kajian yang lebih luas mengenai
tinjauan hukum islam.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar
Sarjana Hukum (SH) pada Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang.
b. Untuk memperluas dan menambah wawasan penulis
tentang analisis hukum islam terhadap sistem penyedia tiket.
c. Sebagai informasi kepada orang lain yang akan membuka
jasa tiket utamanya dalam masalah kerjasama.
E. Definisi Operasional
Untuk mempermudah pemahaman terhadap pembahasan dalam
penelitian ini, perlu dijelaskan beberapa kata kunci yang sangat erat
kaitannyadengan penelitian ini.
1.Hukum Islam
Suatu hukum yang bersumber dari fiqh muamalah sebagai
pedoman bagi orang-orang muslim dalam menjalankan aktifitasnya
dalam bermuamalah.
2.Tiket
Bukti tanda pemesanan atau pembayaran yang dilakukan oleh
seorang penumpang yang cara pemesanannya langsung berada di
tempat pembelian tiket.
8
3. Transportasi
Perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat yang
lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang di gerakkan oleh
manusia atau mesin.
4. Perusahaan Transportasi Darat
Sebuah kendaraan yang melayani masyarakat yang lebih dikenal
dengan angkutan darat salah satunya Perusahaan Otobus.
F. Batasan Masalah
1. Kota Probolinggo
Peneliti memilih objek penelitian di Kota Proboliggo karena
banyaknya di area tersebut mendirikan travel dan agen tiket.
Diantaranya agen tiket Mahameru Transport, Metrotama Tour &
Travel dan Agen tiket Kramat Djati.
2. Hukum Syirkah
Peneliti menggunakan hukum Syirkah sebagai landasan hukum islam
dalam kaidah muamalah.
G. Sistematika Penulisan
Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan, sehingga
sistematika penulisan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
Bab pertama merupakan Pendahuluan. Dalam bab ini membahas
mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, dan sistematika pembahasan.
9
Bab kedua merupakan Tinjauan Pustaka. Dalam bab ini berisi Sub
bab Penelitian terdahulu dan landasan teori yang merupakan bagian untuk
memaparkan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat.
Bab Ketiga merupakan Metode Penelitian. Dalam bab ini meliputi
tata cara peneliti dalam melakukan penelitian karya ilmiyahnya. Meliputi
jenis penelitian, pendekatan penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber
data, metode pengumpulan data, Teknik pengelolaan data dan uji
keabsahan data.
Bab Keempat merupakan Hasil Penelitian dan Pembahasan. Dalam
bagian ini memaparkan hasil dari penelitian empiris yang dianalisis
dengan berbagai teori yang berkaitan dengan permasalahan tersebut.
Bab Kelima merupakan Penutup. Dalam bab ini berisi kesimpulan
atas apa yang telah didapatkan atas penelitiannya, saran untuk memfollow
up hasil penelitian bersangkutan agar bermanfaat bagi lembaga terkait dan
masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Penelitian Terdahulu
Dalam melakukan suatu penelitian, penelitian terdahulu menjadi
penting untuk dimunculkan sebagai bentuk pembuktian bahwa penelitian
yang dilakukan ini memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan
sebelaumnya. Adapaun penelitian terdahulu sebagai berikut :
1.Skripsi yang ditulis oleh Dessy Rosita.
Mahasiswa dari Universitas Negeri Sunan Kali Jaga Yogyakarta
(2008). Dalam skripsinya dengan judul “Perspektif Hukum Islam
Terhadap Penetapan Harga Jual Beli Tiket Tarif Lebaran Bus Ramayana
Jogja
10
11
Palembang Di Yogyakarta.” Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian lapangan bersifat deskriptif analitik. Sedangkan pendekatan
penelitian yang dilakukan dengan pendekatan empiris. Hasil dari
penelitian tersebut mengatakan bahwa mekanisme penetapan harga yang
dilakukan oleh para agen di Terminal Giwangan tidak sesuai dengan
hukum Islam dan mekanisme dan mekanisme yang ada. Karena pihak
agen yang tidak mematuhi peraturan pemerintah terkait dengan tarif atas
dan dan tarif bawah tersebut.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sekarang yakni
membahas tentang transportasi darat. Khususnya bus. Sedangkan
perbedaannya mengenai kerjasama antara pihak agen tiket dengan jasa
transportasi dengan menggunakan Fiqh Muamalah.
2.Skripsi yang ditulis oleh Gadis Ayu P Gayatri
Mahasiswi dari Universitas Hasanuddin Makasar (2014). Dalam
skripsinya dengan judul “Perhitungan Harga Tiket Bus FA Litha & CO”,
dalam penelitiannya peneliti menggunakan metode analisis data yang
digunakan adalah analisis kuantitatif. Kemudian metode pengumpulan
datanya meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian
tersebut mengatakan dari perhitungan harga pokok berdasarkan
pendekatan teoritis yang dilakukan oleh peneliti diperoleh tarif sebesar Rp
72. 646,5.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sekarang yakni
membahas tentang transportasi. Adapun perbedaan yang dilakukan oleh
12
peneliti mengenai kerjasama yang dilakukan antara pihak agen tiket
dengan pihak trasnportasi otobus.
3.Skripsi yang ditulis oleh Defrika Badiatun Nisa‟
Mahasiswi dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik
IbrahimMalang (2016). Dalam skripsinya dengan judul “Penetapan Harga
Tiket Di Kantor Cabang Perusahaan Otobus Lorena Rambipuji Jember
Perspektif Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 Dan Hukum
Islam”. Penelitian ini menggunakan yuridis empiris. Hasil penelitian ini
mengatakan bahwa prosedur penetapan harga tiket bus pada kantor cabang
PO Lorena Rambipuji Jember sudah sesuai menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan.
Persamaan penelitian di atas dengan penulis yakni sama-sama
meneliti tentang transportasi. Adapun perbedaan yang dilakukan oleh
peneliti mengenai kerjasama antara pihak agen tiket dengan jasa
transportasi.
Table. 2. 1. Persamaan dan Perbedaan
No Nama Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Dessy Rosita,
Skripsi,
Universitas
Negeri Sunan
Kali Jaga
Yogyakarta,
Perspektif
Hukum Islam
Terhadap
Penetapan Harga
Jual Beli Tiket
Tarif Lebaran
Sama-sama
metode
penelitian
empiris.
Sama-sama
Mengenai
kerjasama
antara pihak
agen tiket
online dengan
jasa
13
Yogyakarta,
2008
Bus Ramayana
Jogja Palembang
di Yogyakarta
mengkaji
masalah tiket
transportasi
dengan
memakai
Fiqh
Muamalah
2 Gadis Ayu P
Gayatri, Skripsi,
Universitas
Hasanuddin
Makasar,
Makasar, 2014
Perhitungan
Harga Tiket Bus
FA Litha & CO
Sama-sama
metode
penelitian
empiris.
Sama-sama
mengkaji
masalah tiket
Mengenai
kerjasama
dan
keuntungan
yang
diperoleh
agen tiket
online
tersebut.
3 Defrika
Badiatun Nisa‟,
Skripsi,
Universitas
Islam Negeri
Maulana Malik
Ibrahim Malang,
2016
Penetapan Harga
Tiket Di Kantor
Cabang
Perusahaan
Otobus Lorena
Rambipuji
Jember Perspektif
Peraturan
Sama-sama
metode
penelitian
empiris.
Sama-sama
mengkaji
masalah tiket
Mengenai
kerjasama
antara pihak
agen tiket
dengan jasa
transportasi.
14
Pemerintah
Nomor 74 Tahun
2014 dan Hukum
Islam
15
2. Kajian Pustaka
a. Pengertian Kerjasama
Pada hakikatnya kerjasama dapat dimaknai sebagai adanya dua
pihak atau lebih yang berinteraksi secara dinamis untuk mencapai suatu
tujuan bersama. Dalam pengertian ini maka terkandung tiga unsur pokok
yang melekat pada suatu kerangka kerjasama, yaitu unsur dua pihak atau
lebih, unsur interaksi, dan unsur tujuan bersama. Apabila satu dari ketiga
unsur dimaksud tidak termuat dalam objek yang dikaji maka dapat
dianggap bahwa objek tersebut tidak terdapat kerjasama. 4
Selanjutnya oleh Ramses dan Bowo dijelaskan pula bahwa unsur
dua pihak atau lebih, selalu menggambarkan dua himpunan dari
kepentingan-kepentingan yang satu sama lain saling mempengaruhi,
sehingga interaksi untuk mewujudkan tujuan bersama penting untuk
dilakukan. Jika hubungan atau interaksi itu tidak ditujukan pada tidak
terpenuhinya kepentingan masing-masing pihak, maka hubungan itu
bukanlah hubungan kerjasama. Suatu interaksi meskipun bersifat dinamis
tidak selalu berarti kerjasama. Suatu interaksi yang ditujukan untuk
memenuhi kepentingan salah satu pihak, dan pada saat yang bersamaan
merugikan pihak-pihak lain, juga bukan suatu kerjasama. Kerjsama selalu
menempatkan posisi yang seimbang, serasi, dan selaras.
Rendal dan Yablonsky juga mengemukakan bahwa kerjasama
hanya dapat berhasil apabila:
4Andy Ramses, dan Fauzi Bowo, 2007. Kerjasama Antar Daerah Format Pengaturan dan
Pengorganisasian. dalam Jurnal Ilmu Pemerintahan, edisi:25
16
a. Dimulai dengan membangun suatu dasar yang kuat untuk bekerjasama.
Hal ini diwujudkan dengan: (1) bersikap inclusif. Kerjasama biasanya
diinisiasi oleh beberapa orang kunci atau kelompok. Namun adalah
sangat penting melibatkan semua pihak yang berkepentingan
(stakeholders) atau pemangku kepentingan. Keterlibatan ini akan
mendorong semangat untuk berkomitmen mensukseskan kerjasama
tersebut karena pihak yang terlibat merasa turut mengikuti rencana
kerja tersebut. Sebaliknya sikap eksklusif yaitu hanya melibatkan
orang atau kelompok tertentu saja akan mendatangkan resistensi
karena ada rasa saling curiga dan tidak saling percaya. Kata
pendeknya, program kerjasama akan menjadi baik dan sukses apabila
diikutsertakan atau dilibatkan sejak awal. (2) libatkan elite yang dipilih
oleh rakyat (elected officals). Perlu di perhatikan untuk melibatkan
wakil rakyat atau pejabat yang dipilih rakyat sejak awal karena posisi
mereka sangat menentukan. Mereka dapat mempengaruhi keputusan
khususnya keputusan tentang pembiayaan atau anggaran kerjasama.
Program kerjasama dapat dibatalkan oleh mereka, bila mereka tidak
dilibatkan sejak awal. (3) libatkan pegawai pelaksana. Pegawai yang
diberi wewenang dan tanggungjawab untuk menanganinya harus
dilibatkan sejak awal karena merekalah yang akan menangani dan
menjaga kelangsungan kerjasama itu. Sikap, kepentingan dan bahkan
presepsi mereka tentang kerjasama harus diperhatikan dan dijaga
dukungannya.
17
b. Senantiasa menjaga semangat kerjasama (mamintain a coorporative
spirit). Hal itu dapat diwujudkan dengan sikap yang selalu provokativ,
fleksibel, dan sabar, serta selalu berfikir dalam konteks regional yang
luas dan tidak sempit pada daerahnya sendiri. Semangat kerjasama ini
harus diturunkan dari generasi ke generasi agar kepentingan bersama
tingkat regional tetap dibela dan dipelihara.
c. Bekerja dengan hati-hati (prosceed with care) karena melibatkan
berbagai pihak dari daerah lain dalam suatu kerjasma maka setiap
langkah kegiatan yang diambil harus dengan hati-hati seperti
melakukan studi atau penelitian lapangan, memilih program yang
realistis, memberi perintah sampai secara rinci, menjaga hubungan
yang tidak sehat seperti menumpuk hubungan tidak formal secara
berlebihan sehingga membuat kerjasama menjadi tidak terkontrol dan
tidak efektif.
d. Alokasikan biaya secara adil (allocated costs fairly) kerjasama itu
sendiri memang bebas biaya, tetapi program kerjasama membawa
implikasi biaya, bahkan tidak sedikit. Tetapi karena dipikul bersama,
maka mestinya biaya yang dikeluarkan jauh lebih murah ketimbang
ditanggung sendiri-sendiri oleh masing-masing daerah. Kalau hal ini
tidak terjadi, rasa keadilan mulai terusik dan resistansinya terhadap
kerjasama akan muncul. Prinsip win-win solution harus dipegang
teguh untuk menyelenggarakan kerjasama ini. Masing-masing daerah
18
harus mengambil manfaat dengan mengorbankan daerah yang lain.
Tentu resiko harus ditanggung bersama apabila terjadi kegagalan.
e. Tangani persoalan yang dihadapi secara serius. Memang program
kerjasama bersifat sukarela tetapi tidak berarti tidak perlu serius
menangani program tersebut. Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari
program tersebut. Karena itu harus dirumuskan bidang-bidang
tanggung jawab setiap pihak secara jelas agar masing-masing tidak
merasa terusik tanggung jawabnya dan secara serius menangani
persoalan yang dihadapi dalam program kerjasama.
Dengan demikian kerjasama bukanlah sesuatu yang mudah atau
datang begitu saja dan dapat bekerja secara otomatis dengan sendirinya.
Kerjasama merupakan upaya yang dilakukan oleh beberapa aktor untuk
melakukan penyesuaian dan perubahan agar bisa memperoleh hasil yang
optimal. Apa yang penting dalam kerjasama adalah perlunya tindakan
bersama yang dilakukan secara sadar untuk mencapai tujuan yang sama.
Pratikno menyatakan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan kerjasama agar dapat dilakukan secara efektif. Guna menjamin
berlangsungnya suatu kerjasama maka :5
a. Harus ada hasil yang lebih besar yang diperoleh melalui kerjasama.
b. Masing-masing pihak harus belajar memiliki visi dan tujuan yang
sama.
5Pratikno. Kerjasama Antar Daerah: Kompleksitas dan Tawaran Format Kelembagaan.
Yogyakarta: JIP Fisipol UGM dan Program S2 Politik Lokal dan Otonomi Daerah UGM,
2007. hlm: 94
19
c. Harus ada pihak yang rela menjadi inisiator kerjasama.
d. Harus tersedia jaringan yang menghubungkan pihak-pihak yang
memiliki sumber daya.
e. Harus terdapat pengaturan yang fair mengenai kontribusi masing-
masing pihak.
Kerjasama hanya akan berhasil apabila hasil yang diharapkan oleh
para pihak atau yang disebut oleh Pratikno sebagai expected gain dari
kerjasama. Harapan yang akan diperoleh tersebut selayaknya lebih
berharga dari pada hasil yang diperoleh jika para pihak bekerja secara
sendirian. Namun yang harus diperhatikan adalah expected gains
merupakan sesuatu yang relatif. Expected gains tersebut akan sangat
tergantung pada paradigm berfikir yang dianut atau visi yang dimiliki oleh
para pihak yang melakukan kerjasama. Oleh karena itu jika pihak-pihak
yang bekerjasama telah memiliki visi yang sama tentang kerjasama, maka
garis yang mereka harapkan akan diperoleh juga akan sama, atau paling
tidak selaras. Dengan demikian secara rasional pun akan mudah untuk
mengajak kerjasama. Di sini kepentingan masing-masing pihak perlu
mendapatkan perhatian lebih karena kepentingan inilah yang akan menjadi
dasar yang menuntun kerjasama dilakukan dengan tanpa adanya tekanan.
Kerjasama juga akan lebih mudah dilakukan jika para pelaku
kerjasama memiliki pemahaman dan visi yang sama tentang tujuan mereka
dalam jangka panjang. Pemahaman mengenai tujuan jangka panjang ini
menjadi bagian yang cukup penting karena tidak jarang pihak-pihak yang
20
bekerjasama kemudian lebih terpikat kedalam kepentingan-kepentingan
sesaat atau kepentingan-kepentingan jangka pendek yang kemudian
mengganggu jalannya kerjasama dalam jangka panjang. Dengan demikian
menurut Pratikno perlu pula dilakukan semacam pemetaan mengenai apa
yang akan dicapai dalam jangka panjang, siapa yang akan terlibat dan
manfaat apa yang diperoleh para pihak serta bagaimana pelaksanaan
kerjasama yang akan dilakukan. Melalui kesepakatan akan apa yang
menjadi hak dan kewajiban para pihak maka akan dapat digambarkan
manfaat yang diperoleh serta kontribusi apa yang mesti disumbangkan
oleh masing-masing pihak yang bekerjasama.
Dalam kerjasama sering kali dibutuhkan adanya satu pihak yang
mengajukan inisiatif untuk bekerjasama. Apabila usulan kerjasama
dimaksud ditanggapi oleh para pihak yang dianggap terkait
kepentingannya dalam kerjasama maka barulah terjadi suatu proses
negosiasi dalam mewujudkan kerjasama. Keberadaan inisiator kerjasama
ini cukup penting karena tidak jarang keberhasilan atau kegagalan dari
suatu kerjasama ditentukan oleh keberhasilan atau performainisiator. Hal
lainnya yang diperlukan dalam menjamin keberhasilan kerjasama ialah
adanya jaringan yang menghubungkan para pihak yang menjalin
kerjasama. Karena masing-masing pihak memiliki kemampuan dari
sumber daya yang tidak selalu sama, maka diperlukan sebuah jaringan
yang mampu merangkai semua berbagai kepentingan yag ada di dalamnya
untuk menjadikannya sebagai modal dalam bekerjasama.
21
Terakhir, kebutuhan yang juga terdapat dalam kerjasama agar
dapat berlangsung baik adalah adanya mekanisme pengawasan dan
penyelesaian sengketa yang disepakati diantara pihak-pihak sebagai
bagian dari upaya pencegahan gagalnya jalinan kerjasama apabila terdapat
hal-hal yang terjadi serta kurang sesuai dengan apa yang diharapkan
semula.6
b. Konsep Kerjasama
Secara teoritik istilah kerjasama telah cukup lama dikenal dan
dikonsepsikan sebagai suatu sumber dari efisiensi dan kualitas pelayanan.
Sifat kerjasama seringkali ditafsirkan sebagai bersifat sukarela, tetapi
bukan semaunya karena kerjasama memiliki tujuan dan target tertentu
yang harus dicapai oleh para pihak yang bekerjasama. Kerjasama juga
telah dikenal sebagai cara yang tepat untuk mengambil manfaat dari
ekonomi skala. Dalam literature disebutkan bahwa kerjasama memiliki
derajat yang berbeda. Mulai dari koordinasi dan koperasi sampai kepada
derajat yang paling tinggi yaitu collaboration atau kolaborasi. 7
Karena itu menurut Keban para ahli pada dasarnya menyetujui
bahwa perbedaan diantara istilah kerjasama tadi terletak pada kedalaman
interaksi, integrasi, komitmen dan kompleksitas. Secara umum dalam
Bahasa Indonesia ketiga jenis hal tadi masih sering dipergunakan secara
bergantian dan belum memperlihatkan kedalamannya dimana cooperation
6Pratikno. Kerjasama Antar Daerah: Kompleksitas dan Tawaran Format Kelembagaan.h. 94
7Sony Warsono, Fitri Amalia dan Dian Kartika Rahajeng. Corporate Governance Concept And
Model (Preserving True Organization Welfare), Center For Good Corporate Governance
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Yogyakarta, 2009. hlm: 113
22
terletak pada tingkatan terendah dan collaboration pada tingkatan yang
paling tingi. Dan secara umum di Indonesia masih dikenal istilah
kerjasama dari pada kolaborasi.8
Kerjasama dibutuhkan karena adanya keterbatasan masing-masing
organisasi atau instansi yang secara formal memang sudah diatur sesuai
dengan ketentuan yang ada sebagai bagian dari pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi yang melekat pada suatu organisasi. Akan tetapi beberapa
persoalan yang berkembang dalam suatu wilayah atau daerah terkadang
memerlukan kerjasama antar organisasi karena adanya lintas kepentingan
apakah dalam bentuk lokasi suatu kawasan atau masyarakat yang menjadi
lokus dan fokus dari organisasi pemerintah.
c. Syirkah Dalam Fiqh Muamalah
Syirkah disebut juga dengan musyarakah, yaitu akad kerjasama
antara dua belah pihak atau lebih untuk melakukan suatu usaha tertentu
dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (atau
kompetensi expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko
akan di tanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.9
Syirkah dalam arti bahasa adalah bercampur yakni bercampurnya
salah satu dari dua harta dengan yang lainnya, sehingga tidak dapat
8Yeremias T Keban, Pembangunan Birokrasi di Indonesia: Agenda Kenegaraan yang
Terabaikan, Pidato Pengukuran Guru Besar pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 2007, hlm: 26
9 Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008), h. 207
23
dibedakan antara keduanya. Definisi syirkah menurut istilah terdapat
perbedaan pendapat di kalangan ulama.10
1) Menurut Hanafiyyah
Syirkah adalah suatu ungkapan tentang tentang akad
(perjanjian) antara dua orang yang berserikat di dalam
keuntungan dan modal.
2) Menurut Malikiyyah
Syirkah adalah persetujuan untuk melakukan tasarruf bagi
keduanya beserta diri mereka, yakni setiap orang yang
berserikat memberikan persetujuan kepada teman serikatnya
untuk melakukan tasarruf terhadap harta keduanya disamping
masih tetapnya hak tasarruf bagi masing-masing peserta.
3) Menurut Syafi‟iyyah
Syirkah menurut syara‟ adalah suatu ungkapan tentang
tetapnya ha katas suatu barang bagi dua orang atau lebih
secara bersama-sama.
4) Menurut Hanabilah
Syirkah adalah berkumpulnya atau bersama-sama dalam
kepemilikan atas haka tau tasarruf.
Menurut para ulama definisi syirkah kiranya dapat dipahami bahwa
syirkah adalah kerjasama dua orang atau lebih dalam bentuk berusaha
yang keuntungan dan kerugian ditanggung bersama.11
10 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah, (Jakarta : Amzah, 2010), h. 340-341.
24
d. Landasan Hukum Syirkah
Syirkah merupakan akad yang diperbolehkan, hal ini dilandasi atas
dalil-dalil yang terdapat dalam al-Qur‟an, al-Hadits dan ijma‟ para ulama.
12
Diantara dalil yang memperbolehkan praktik akad syirkah adalah
sebagai berikut :
a. Al-Qur‟an Q.S Shaad (38) : 24
نم الخلطاء وإن كثيرا نعاجه إلى نعجتك بسؤال ظلمك لقد قال
الصالحات وعملوا آمنوا إْ ل الذين بعض بعضهم على ليبغي
راكعا وخر ربه فاستغفر فتناه أنما دواود وظن هم ما و قليل
وأناب
Artinya : “Daud berkata : “Sesungguhnya dia telah telah
berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu
untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya
kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian
mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh;
dan amat sedikitlah mereka ini”. Dan Daud mengetahui bahwa
Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya
lalu menyungkur sujud dan bertaubat.”13
11 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h. 127 12 Rachmad Syafei, Fiqh Muamalah, (Bandung : Pustaka Setia, 2006), h. 185-186 13 Q.S Shaad (38) :24, al-Qur‟an dan terjemahan, Kementrian Agama Republik Indonesia.
25
Ayat ini merujuk pada diperbolehkannya praktik akad syirkah.
Dalam ayat ini bisa diartikan saling bersekutu. Bersekutu dalam konteks
ini adalah kerjasama dua atau lebih pihak untuk melakukan sebuah usaha
perniagaan. Berdasarkan pemahaman ini, jelas bahwa pembiayaan syirkah
mendapatkan legalitas dari syariah.14
b. Al-Sunnah
يقول وجل النبي ص.م. : نا الل زع الى رفعه هريرة نع أبي
رخجت خانه فإذا , حبه صا لم أحدهما ما الشريكين ثالث انا :
بينهما من
Artinya : “Dari Abu Hurairah yang di rafakan kepada Nabi
SAW, bahwa Nabi SAW bersabda, “sesungguhnya Allah SWT
Berfirman, “aku adalah orang ketiga pada dua orang yang
bersekutu, selama salah satu dari keduanya tidak menghianati
temannya, aku akan keluar dari persekutuan tersebut apabila
salah satu orang menghianati.”15
Maka hadits itu adalah bahwa Allah SWT menghilangkan berkah
dari harta mereka apabila ada salah satu dari para pihak yang berkhianat.
Hadits tersebut diriwayatkan oleh Abu Daud dan al-Hakim. Dan al-Hakim
mengatakan bahwa hadits tersebut shahih isnadnya.
14 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah, h. 345 15 Abu Dawud, Sulaiman bin al-Asy‟ats as-Sajstani, Sunan Abu Dawud, jus 3, Dar al-Fikr, Beirut. 1983 h. 256
26
c. Ijma‟
Kesepakatan ulama‟ akan dibolehkannya akad syirkah dikutip
dari Wahbah al-Zuhaili dalam kitab al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu
Ulama muslim sepakat akan keabsahan kontrak syirkah walaupun terdapat
perbedaan pendapat diantara mereka.
e. Macam-macam Syirkah
Secara garis besar, syirkah dikategorikan menjadi dua jenis, yakni
syirkah amlak (kepemilikan) dan syirkah „uqud. Syirkah amlak tercipta
karena adanya warisan, wasiat atau kondisi lainnya yang mengakibatkan
kepemilikan satu aset oleh dua orang atau lebih. Kepemilikan dua orang
atau lebih berbagi dalam sebuah asset nyata dan berbagi pula dari
keuntungan yang dihasilkan asset tersebut.Syirkah amlakada dua
bentuknya yaitu :
1) Syirkatul Ikhtiariyah
Yaitu perserikatan dalam kepemilikan barang (atau kepemilikan
secara kolektif) yang dihasilkan oleh perbuatan dua orang atau
lebih. Misalnya :
a) Dua orang atau lebih yang sepakat untuk membeli suatu
barang dengan biaya bersama. Maka kepemilikan terhadap
barang itu sesuai persentase modal.
b) Dua orang yang diberi wasiat atau hadiah sebuah barang,
kemudian mereka terima. Maka keduanya memiliki bagian
dari barang tersebut. Kepemilikan ini disebut Syirkah
27
Ikhtiyar karena setiap pihak mempunyai hak pilih dalam
menentukan kepemilikan perseroan.16
2) Syirkatul Ijbariyah
Yaitu kepemilikan secara kolektif terhadap sebuah barang tanpa
usaha dari pihak yang bersyarikat. Misalnya harta warisan yang
didapat oleh ahli waris jika ada dua atau lebih.17
Dalam dua macam syarikat ini tidak diperbolehkan bagi salah satu
pihak untuk menggunakan atau memanfaatkan barang tersebut
tanpa izin dari semua pihak yang terkait dalam persyaarikatan.
Syirkah „uqud ini terbentuk disebabkan para pihak memang
sengaja melakukan perjanjian untuk bekerjasama dalam suatu kepentingan
harta (dalam bentuk penyertaan modal) dan didirikannya serikat itu
bertujuan untuk memperoleh keuntungan dalam bentuk harta beda.
Syirkah „uqud ini terbagi menjadi beberapa, yaitu :
1) Syirkah al-„Inan.18
Syirkah al-„Inan bentuk kontrak antara dua orang atau lebih untuk
mendayagunakan harta kekayaannya dalam berusaha guna mendapatkan
keuntungan yang sah. Pihak-pihak yang berserikat mempunyai
kesepakatan baik dalam bentuk modal atau keterampilan. Para pihak dapat
melakukan segala sesuatu untuk kemaslahatan bagi usahanya.
16 Abdurrahman Al-Jaziry, Kitab Al-Fiqih ‘ala Madzahib al-Arba’ah, (Beirut : Dar El- Kutub), 1990, h.71 17 Wahbah Al-Zuhaily, Al-Fiqh al-Islamiy waadillatuhu, (Damaskus : Dar Al-Fiqr), 1989, h. 792-793 18 Chairuman Pasaribu dan Surahwardi K. Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam, (Jakarta : Sinar Grafika), 2004, H. 80
28
Syirkah al-„Inan pada dasarnya adalah serikat dalam bentuk
penyertaan modal kerja atau usaha dan tidak disyaratkan agar para anggota
serikat harus menyetor modal yang sama besar, dan tentunya demikian
juga halnya dengan masalah wewenang, pengurusan dan keuntungan yang
diperoleh. Dengan demikian dapat saja dalam Syirkah al-„Inan ini para
pihak menyertakan modalnya lebih besar dari pada modal yang disertakan
oleh pihak lain dan juga boleh dilakukan salah satu pihak sebagai
penanggung jawab usaha sedangkan yang lain tidak.
Sedangkan dalam masalah pembagian keuntungan boleh saja
diperjanjikan bahwa keuntungan yang diperoleh dibagi secara sama besar
dan juga dapat berbentuk lain sesuai dengan perjanjian yang telah mereka
ikat. Dan jika usaha mereka ternyata mengalami kerugian, maka tanggung
jawab masing-masing penyerta modal disesuaikan dengan besar kecilnya
modal yang disertakan oleh para pihak atau dapat juga dalam bentuk lain
sebagaimana halnya dalam pembagian keuntungan.
2) Syirkah Mufawadhah19
Syirkah Mufawadhah ini dapat diartikan sebagai serikat untuk
melakukan suatu negosiasi, dalam hal ini tentunya untuk melakukan suatu
pekerjaan atau urusa, yang dalam istilah sehari-hari sering digunakan
istilah partner kerja atau grup. Dalam Syirkah Mufawadhah pada dasarnya
bukan dalam bentuk permodalan tetapi ditekankan kepada keahlian.
19 Chairuman Pasaribu dan Surahwardi K. Lubis h. 81
29
Menurut para ahli Hukum Islam Syirkah Mufawadhah memiliki
syarat-syarat sebagai berikut :
a. Modal masing-masing sama,
b. Mempunyai wewenang bertindak yang sama,
c. Mempunyai agama yang sama,
d. Bahwa masing-masing menjadi penjamin dan tidak
dibenarkan salah satu diantaranya memiliki wewenang
yang lebih dari pada yang lain.
Jika syarat-syarat diatas terpenuhi, maka Syirkah Mufawadhah
dinyatakan sah dan konsekuensinya masing-masing partner dapat menjadi
wakil partner yang lainnya dan sekaligus menjadi penjamin, dan sekaligus
perjanjian yang dilakukan dengan pihak asing (diluar partner) akan
dimintakan pertanggung jawabannya oleh partner yang lain.
Menurut Imam Syafi‟I Syirkah Mufawadhah tidak dapat
dibenarkan sebab akan sulit sekali memenuhi persyaratan-persyaratan
sebagaimana dikemukakan diatas dan kalua tidak terpenuhi tentunya akan
melahirkan ketidak jelasan, ditambah lagi ketentuannya tidak ada dijumpai
dalam syariat Islam dan oleh karena itu serikat ini dinyatakan batal.
Sedangkan menurut Imam Malik Syirkah Mufawadhah mempunyai
sifat-sifat, bahwa tiap-tiap partner menegosiasikan temannya akan
tindakannya, baik waktu adanya kehadiran partner atau tidak. Sehingga
dengan demikian kebijaksanaan ada pada masing-masing partner. Dalam
Syirkah Mufawadhah tidak disyaratkan adanya persamaan modal dan tidak
30
ada syarat bahwa semua partner tidak boleh menyisihkan hartanya
sehingga masuk kedalam perjanjian. (pendapat ini juga sama dengan
pendapat Imam Hanafi yaitu sama-sama membolehkan)
3) Syirkah Abdan
Syirkah Abdan adalah bentuk kerja sama untuk melakukan sesuatu
yang bersifat karya. Dengan mereka melakukan karya tersebut mereka
mendapatkan upah dan mereka membaginya sesuai dengan kesepakatan
yang telah mereka lakukan.
Imam Syafi‟i berpendapat bahwa Syirkah Abdan juga batil, sebab
menurut pendapatnya harus mutlak hanya masalah uang dan kerja dan
setiap kerjasama yang tidak berbentuk uang dan kerja adalah batil.
Sedangkan menurut Imam yang lain berpendapat bahwa serikat
dalam bentuk ini dapat dipandang sah, tidak di kecualikan apakah para
anggota itu berbeda bidang kerjanya atau tidak. Ada juga tidak disyaratkan
apakah tempat mereka melakukan pekerjaan ditempat sama atau tidak. 20
Namun menurut Imam Malik memiliki beberapa syarat untuk
keabsahan Syirkah Abdan ini, yaitu :21
a. Pekerjaan atau profesi antara peserta harus sama. Apabila
profesinya berbeda maka hukumnya tidak boleh, kecuali
garapan pekerjaannya saling mengikat.
b. Tempat pekerjaannya juga harus satu lokasi
20 Chairuman Pasaribu dan Surahwardi K. Lubis h. 83 21 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah, h. 352
31
c. Pembagian upah harus sesuai dengan kadar pekerjaan yang
disyaratkan bagi setiap anggota serikat.
4) Syirkah Wujuh22
Syirkah Wujuh adalah kontrak dua pihak atau lebih yang memiliki
reputase dan prestise untuk membeli barang secara kredit yang kemudian
barang itu dijual. Hasil dari keuntungan dari penjualan barang dibagi dua,
begitu juga kerugian ditanggung kedua belah pihak.
Imam Syafi‟i dan Imam Malik menganggap Syirkah Wujuh ini
batal, karena sebab unsur modal dan kerja tidak terdapat di dalamnya.
Sedangkan Imaam Hanafi dan Imam Hanabilah mengemukakan
bahwa Syirkah Wujuh ini diperbolehkan, sebab dengan adanya tanggung
jawab tersebut berarti sudah ada pekerjaan yang mereka lakukan.
5) Syirkah Mudharabah23
Syirkah Mudharabah adalah persekutuan antara pihak pemilik
modal dengan pihak yang ahli dalam perdagangan atau pengusaha, dimana
pihak pemodal menyediakan seluruh modal kerja. Dengan demikian
mudharabah dapat dikatakan sebagai perserikatan antara modal pada satu
pihak dan pekerjaan pada pihak lain. Keuntungan dibagi berdasarkan
kesepakatan, sedang kerugian ditanggung pihak pemodal.
f. Rukun Syirkah
Pembiayaan syirkah memiliki beberapa rukun yang telah
digariskan oleh ulama guna menentukan sahnya akad tersebut, rukun yang
22 Chairuman Pasaribu dan Surahwardi K. Lubis h. 82 23 Ghufron A. Mas‟adi, Fiqh Muamalat Kontekstual, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002). h. 195
32
dimaksud adalah sighat (ijab dan qabul), pihak yang bertransaksi dan
objek transaksi (modal dan kerja). Ulama juga mengajukan beberapa
syarat terhadap rukun-rukun yang melekat dalam pembiayaan ini :24
1) Sighat atau ijab dan qabul harus diucapkan oleh kedua belah
pihak atau lebih untuk menunjukkan kemauan mereka dan
terdapat kejelasan tujuan mereka dalam melakukan sebuah
kontrak.
2) Syarat bagi mitra yang melakukan kontrak syirkah adalah harus
kompeten dalam memberikan atau diberikan kekuasaan
perwakilan.
3) Modal yang diberikan harus berupa uang tunai atau juga berupa
asset-aset perniagaan seperti barang inventori, properti,
perlengkapan dan lainnya. Mazhab Syafi‟iyyah dan Malikiyyah
mensyaratkan modal yang disediakan harus dicampur oleh
masing-masing pihak agar tidak terdapat keistimewaan, tapi
Mazhab Hanafiyyah tidak mencantumkan syarat ini jika modal
dalam bentuk uang tunai.
g. Syarat Syirkah
Secara umum, akad syirkah akan dikatakan sah jika memenuhi
beberapa syarat sebagai berikut :25
24 Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, h. 213 25 Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, h. 214
33
1) Akad harus bisa menerima perwakilan, setiap partner
merupakan wakil dari yang lain, karena masing-masing
mendapat izin dari pihak lain untuk menjalankan perannya.
2) Keuntungan bisa dikuantifikasikan, artinya masing-masing
partner mendapat bagian yang jelas dari hasil keuntungan
bisnis, bisa dalam bentuk nisbah atau persentase.
3) Penentuan pembagian hasil (keuntungan) tidak bisa disebutkan
dalam jumlah nominal yang pasti, karena hal ini bertentangan
dengan konsep syirkah untuk berbagi dalam keuntungan dan
resiko atas usaha yang dijalankan.
Sedangkan mengenai barang modal yang disertakan dalam syirkah,
hendaklah berupa :
1) Barang modal yang dihargai
2) Modal yang disertakan oleh masing-masing para pihak
dijadikan satu, yang menjadi harta bersama dan tidak
dipersoalkan lagi darimana asal-usul modal itu.
Menyangkut besar kecilnya modal yang dimiliki oleh masing-
masing para pihak tidak ditentukan dalam syariat, dengan demikian besar
kecilnya modal dengan sendirinya tidak pasti memiliki modal yang sama
besar, dengan kata lain para pihak boleh menyertakan modal tidak sama
besar dengan pihak yang lain.26
26 Chairuman Pasaribu dan Surahwardi K. Lubis h. 76
34
Sedangkan menurut Imam Malik syarat-syarat yang bertalian
dengan orang yang melakukan akad ialah merdeka, baligh dan pintar.
Menurut Imam Syafi‟i bahwa syirkah yang sah hukumnya
hanyalah syirkah „inan sedangkan syirkah yang lain batal.27
h. Hikmah Syirkah
Ketahuilah bahwa Allah SWT menciptakan manusia untuk menjadi
mahkluk sosial, artinya manusia membutuhkan sesamanya untuk bertukar
pikiran dan berinteraksi dalam mencukupi segala kebutuhannya. Adapun
caranya dapat melalui jual beli, persewaan, bercocok tanam, atau hal lain
yang dapat menyatukan manusia dalam satu kerjasama yag bisa saling
melengkapi.28
Syariat tidak pernah mengabaikan pintu-pintu manfaat dan
kebaikan. Syariat akan senantiasa mengetuk pintu-pintu manfaat itu.
Syariat juga tidak akan mengabaikan jalan-jalan kebahagiaan dan
kebaikan. Semua hal ihwal tersebut selalu dipenuhi dengan hikmah.
Didalam syirkah hanya akan bisa berjalan apabila para pihak yang
melakukan kerjasama saling sepakat, karena aktivitas dalam kerjasama ini
hanya dilakukan sesuai dengan keinginan dua atau salah satu dari
keduanya atau berdasarkan persamaan modal atau salah satu modalnya
lebih besar dari pada yang lain.
Kerjasama ini sengaja diciptakan untuk kemaslahatan umat di
setiap zaman dan dimanapun berada. Karena pada dasarnya mereka perlu
27 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah h. 128 28 Syekh Ali Ahmad Al-Jarjawi, Indahnya Syariat Islam, (Jakarta : Gema Insan Press, 2006), h. 437
35
mengembangkan modal dan kerjasama ini termasuk salah satu cara untuk
mengembangkan modal.
Disamping itu ada juga hikmah lain yaitu saling bertukar manfaat
diantara kedua orang sehingga dapat melahirkan sebuah persahabatan dan
rasa saling menyayangi antar sesama manusia. Dengan hal ini seseorang
juga dapat memiliki keistimewaan sifat amanah (dapat dipercaya). Semua
itu adalah hikmah yang tinggi dan merupakan manfaat yang amat besar
yang kembali kepada smua orang.29
i. Hal yang Membatalkan Syirkah
Perkara yang membatalkan syirkah terbagi atas dua hal. Ada yang
membatalkan syirkah secara umum dan ada pula yang membatalkan
sebagian yang lain.
Pembatalan syirkah secara umum yaitu:30
1) Pembatalan dari salah seorang yang bersekutu
2) Meninggalnya salah seorang syarik
3) Salah seorang syarik murtad atau membelot ketika perang
4) Gila.
Pembagian secara khusus sebagian syirkah:31
1) Rusaknya harta syirkah seluruhnya atau harta salah seorang
anggota serikat sebelum digunakan untuk membeli barang
dalam syirkahamwal.
29 Syekh Ali Ahmad Al-Jarjawi, Indahnya Syariat Islam, h. 489 30 Ghufron A. Mas‟adi, Fiqh Muamalat Kontekstual, h. 201 31 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah, h. 364
36
2) Tidak terwujudnya persamaan modal dalam syirkah
mufawadhah ketika akad akan dimulai. Hal ini karena adanya
persamaan antara modal pada permulaan akad merupakan
syarat yang paling penting untuk keabsahan akad.
j. Pengertian Pengangkutan
Kata pengangkutan berasal dari kata dasar „angkut‟ yang berarti
mengangkat dan membawa. Pengangkutan adalah proses kegiatan
membawa barang atau penumpang dari tempat pemuatan ke tempat tujuan
dan menurunkan barang atau penumpang dari alat pengangkutan ke tempat
yang ditentukan. 32
Pengangkutan berdasarkan Undang-undang Noor 22 Tahun 2009
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah perpindahan orang
dan/atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan
kendaraan di ruang lalu lintas jalan.33
Dalam kamus hukum tercantum bahwa, pengangkutan adalah
perjanjian timbal balik antara pengangkut dengan pengirim, dimana
pengangkut mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan
barang dan/atau orang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan
selamat, sedangkan pengirim mengikatkan diri untuk membayar uang
angkutan.34
32 Muhammad Abdulkadir, Hukum Pengangkutan Darat, Laut dan Udara, (Bandung: PT. Cirta Aditya Bhakti, 1991), h. 19 33 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 34 Widagdo Setiawan, Kamus Hukum, (Jakarta: PT Prestasi Pustaka, 2012), h. 413
37
Jika dilihat dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa pengangkutan adalah kegiatan pemindahan penumpang dan/atau
barang dengan menggunakan sarana angkut dari suatu tempat tertentu ke
tempat tujuan tertentu dengan imbalan jasa dari pengirim atau penumpang
sebagai harga dari pengangkutan tersebut.
k. Fungsi dan Tujuan Pengangkutan
Fungsi pengangkutan ialah memindahkan barang atau orang dari
suatu tempat ke tempat yang lain dengan maksud untuk meningkatkan
daya guna dan nilai. Sedangkan tujuannya untuk membantu memindahkan
barang atau manusia dari suatu tempat ke tempat yang lain secara efektif
dan efisien. Dikatakan efektif karena perpindahan barang atau orang
tersebut dapat dilakukan sekaligus atau dalam jumlah yang banyak
sedangkan dikatakan efisien karena dengan menggunakan pengangkutan
perpindahan itu menjadi relatif singkat atau cepat dalam ukuran jarak dan
waktu tempuh dari tempat awal ke tempat tujuan.35
l. Macam-macam dan Angkutan Transportasi
Transportasi pengangkutan di Indonesia merupakan salah satu
kebutuhan yang harus dipenuhi. Pentingnya transportasi bagi masyarakat
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor keadaan geografis yang
terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang terdiri dari sebagian
35 Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia III: Hukum Pengangkutan, (Jakarta: Djambatan, 2003), h. 1.
38
sungai dan laut yang mana memungkinkan pengangkutan dilakukan
melalui darat, perairan dan udara.36
Hal ini di dukung dengan kebutuhan masyarakat yaitu demi
kelancaran, keamanan dan kenyamanan yang menunjang pelaksanaan
pembangunan berupa kebutuhan, pemerataan dan distribusi hasil
pembangunan di berbagai sektor di seluruh pelosok tanah air.
Transportasi darat terdiri transportasi jalan raya, transportasi jalan
rel atau kereta api dan angkutan jalan bermotor. Transportasi jalan raya
meliputi transportasi menggunakan alat angkutan berupa manusia,
binatang, andong, sepeda, sepeda motor, becak, bus, truk dan kendaraan
bermotor lainnya.
Sedangkan angkutan jalan kendaraan bermotor adalah moda
pengangkutan menggunakan kendaraan bermotor sebagai fasilitas
operasinya dan bergerak di bidang jalan raya.37 Transportasi jalan raya ini
sangat mudah di jumpai karena kedekatan dengan masyarakat serta dengan
tujuan mereka untuk beraktifitas yang begitu akrab. Perusahaan
penumpang wajib mengangkut penumpang atau barang setelah perjanjian
pengangkutan dilakukan pembayaran biaya pengangkutan oleh
penumpang pengirim. Perusahaan Angkutan Umum wajib mengangkut
orang setelah disepakati perjanjian.38
36 Muhammad Abdulkadir, Hukum Pengangkutan Darat, Laut dan Udara, h. 7 37 Rusian Kamaluddin, Ekonomi Transportasi Karakteristik Teori dan Kebijakan, (Jakarta: Ghalian Indonesia, 2003), h. 18 38 Nur Nasution, Manajemen Transportasi, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), h. 119
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum empiris. Penelitian
hukum empiris merupakan salah satu jenis penelitian hukum dengan
menganalisis dan mengkaji tentang perilaku hukum individu atau
masyarakat dalam kaitan bekerjanya hukum dalam masyarakat. Penelitian
empiris seringkali disebut sebagai field research (penelitian lapangan).39
Adapun yang menjadi obyek penelitian adalah kerjasama pada usaha jasa
tiket online transportasi yang ditinjau dari segi hukum islam dalam hal ini
fiqih muamalah maupun hukum posistif yaitu mengenai kerjasama.
39Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum pada Penelitian Tesis dan
Disertasi (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 20
40
Dalam penelitian ini akan dicari data tentang bagaimana bentuk kerjasama
antara jasa penyedia tiket online dengan penyedia jasa transportasidi
Kelurahan Triwung Lor Kota Probolinggo dengan cara melakukan
wawancara secara langsung.
B. Pendekatan Penelitan
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif
atau biasa disebut sebagai qualitative research.40 dengan spesifikasi
penelitian deskriptif analitis. Pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang
dimaksudkan untuk mengungkap gejala secara holistik-konstekstual
(secara menyeluruh dan sesuai dengan konteks/apa adanya) melalui
pengumpulan data dari latar alami melalui sumber langsung dengan
instrument kunci penelitian itu sendiri.41
Pendekatan yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu
pendekatan kualitatif, artinya data yang dikumpulkan adalah data yang
bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari hasil
wawancara, catatan lapangan dan dokumen-dokumen lainnya.
Adapun tujuan diangkatnya penelitian kualitatif ini adalah ingin
menggambarkan realita empiric terhadap fenomena secara rinci dan
mendalam. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh berbagai informasi
yang dapat digunakan untuk menganalisis dan memahami bentuk
kerjasama antara jasa penyedia tiket dengan penyedia jasa transportasi di
Kota Probolinggo
40 Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-dasar penelitian Kualitatif Prosedur, Teknik, dan
Teori Grounded, (Surabaya: PT.Bina Ilmu, 1997), h. 11. 41 Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Sukses Offset, 2009), h. 100
41
C. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian ini dilakukan di Kota Probolinggo. Pertama jasa
agen tiket Mahameru Transport Jl. Raya Bromo, Triwung Lor,
Kademangan Kota Probolinggo. Kedua jasa agen tiket PO. Kramat Djati
Jl. Soekarno Hatta No 31 dan yang terakhir jalan Jl. Raya Bromo No 234
Kota Probolinggo.
D. Metode Pengambilan Sampel
Untuk menentukan dan memilih subjek penelitian yang baik,
setidaknya ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan antara lain:
1. Mereka yang sudah cukup lama dan intensif menyatu dlaam kegiatan atau
bidang yang menjadi kajian penelitian.
2. Mereka terlibat penuh dalam kegiatan atau bidang tersebut.
3. Mereka mempunyai waktu yang cukup untuk dimintai informasi.42
Pada penelitian ini, teknik sampling atau cara pengambilan sampel
dari populasi antara lain dengan menggunakan Purposive Sampling.
Dalam Purposive Sampling, pertimbangan penelitian memegang
peranan, bahkan menentukan pengambilan sekumpulan objek untuk
diteliti. Biasanya pertimbangan ini digunakan untuk menentukan objek
mana yang dapat dianggap menjadi objek sampel.43 Jadi dalam hal ini
pemilihan subjek berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang
42 Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), h. 188. 43 Sedarmayanti dan Syaifudin Hidayat, Metode Penelitian, (Bandung : Mandar Maju, 2002), h. 131.
42
dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan penelitian. Dalam
penelitian ini, Teknik yang digunakan dalam bentuk kerjasama antara jasa
penyedia tiket dengan penyedia jasa transportasi di Mahameru Transport,
Metrotama Tour & Travel dan Agen tiket Kramat Djati.
E. Jenis dan Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian hukum
empris berasal dari data lapangan. Adapun sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:44
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara
langsung (dept interview) dengan responden.45 Adapun data primer
yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dengan
tiga orang dari Pihak perusahaan.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh, dikumpulkan, diolah
dan disajikan dari sumber kedua yang diperoleh tidak secara langsung
dari
subyek penelitian. Data sekunder meliputi buku-buku, peraturan
perundang-undangan, dokumen-dokumen, maupun jurnal, ataupun
44Salim HS, Penerapan Teori Hukum, h. 24. 45Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif, (Surabaya: Airlangga University Press, 2001), h.132.
43
penelitian yang terkait.46Adapun data sekunder yang digunakan berupa:
Buku-buku Fiqih Muamalah dan buku- buku mengenai kerjasama.
c. Data Tersier
Data yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap
bahan primer, bahan hukum sekunder dan sebagai tambahan penulisan
sepanjang memuat informasi yang relevan. Seperti ensiklopedia,
kamus, dan undang-undang.
F. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini berupa
wawancara47 dan dokumentasi.48
Metode pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data
yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Umumnya
cara mengumpulkan data dapat menggunakan wawancara (interview),
angket (questionnaire), pengamatan (observation), studi dokumentasi, dan
Focus Grup Discussion (FGD).49 Namun dalam pengumpulan data,
penulis lebih menggunakan beberapa metode saja yang berkaitan dengan
permasalahan yang diangkat, antara lain:
46Soejono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: UI-Press, 1996), h. 12 47 Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara. Lihat Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan Kualitatif (Surabaya: Airlangga University Press, 2001), h.133. 48 Dokumentasi merupakan suatu pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan. Lihat Sudjarwo dan Basrowi, Manajemen Penelitian Sosial (Bandung: Mandar Maju, 2009), h.161. 49 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi dan karya Ilmiah, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 138
44
1. Wawancara
Dalam hal wawancara penulis melakukan wawancara secara
langsung dengan responden yaitu pemilik agen dan penumpang di
Mahameru Transport, Metrotama Tour & Travel dan Agen tiket Kramat
Djati.
Metode ini di pakai untuk memperoleh gambaran yang jelas
terhadap bentuk kerjassama antara jasa penyedia tiket online dengan
penyedia jasa transportasi.
Berikut adalah nama-nama informannya :
Table 3.2 Responden
No Nama Responden Keterangan
1 Pak Bambang Pemilik Agen
2 Pak Djoko Pemilik Agen
3 Bu Endah Pemilik Agen
4 Pak Hasyim Konsumen
5 Akbar Konsumen
6 Riyan Konsumen
2. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi disini, penulis akan mendokumentasikan
tentang wawancara yang akan dilakukan kepada pihak yang bersangkutan.
G. Metode Pengolahan Data
45
Setelah data diproses dengan proses yang telah disebutkan
sebelumnya, maka tahapan selanjutnya yaitu pengolahan data. Untuk
menghindari agar tidak terjadi banyak kesalahan dan mempermudah
pemahaman maka peneliti dalam menyusun penelitian ini melakukan
beberapa upaya diantaranya:50
a. Pemeriksaan data (editing)
Tahap pertama dilakuan untuk meneliti kembali data-data yang
telah diperoleh terutama dari kelengkapan, kejelasan makna, kesesuaian
serta relevansinya dengan kelompok data yang lain dengan tujuan
apakah data-data tersebut sudah mencukupi untuk memecahkan
permasalahan yang diteliti termasuk mengurangi kesalahan dan
kekuarangan data dalam penelitian serta untuk meningkatkan kaualitas
data.51
b. Klasifikasi (classifying)
Klasifikasi adalah usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban
kepada responden baik yang berasal dari interview maupun yang
berasal dari observasi. Klasifikasi ini digunakaan untuk menandai
jawaban-jawaban dari responden karena setiap jawaban pasti ada yang
tidak sama atau berbeda, oleh karena itu klasifikasi berfungsi memilih
data-data yang diperlukan serta untuk mempermudah kegiatan analisa
selanjutnya.
50Soejono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, h. 230-231 51Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kulitatif Edisi Revisi (Bandung: PT Raja Rosdakarya, 2011), h. 186
46
c. Verifikasi (verifying)
Verivikasi data adalah pembuktian kebenaran data untuk menjamin
validitas data yang telah terkumpul. Verifikasi ini dilakukan dengan
cara menemui sumber data (responden) dan memberikan hasil
wawancara dengannya untuk ditanggapi apakah data tersebut sesuai
dengan yang diinformasikan olehnya atau tidak.52
d. Analisis Data (analyzing)
Dalam hal ini analisa yang akan digunakan oleh penulis adalah
deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang mengagambarkan kaadaan atau
status fenomena dengan kata-kata atau kalimat, kemudian dipisahkan
menurut kategorinya untuk mememperoleh kesimpulan.
Dalam hal ini penulis melakukan analisis dengan menggunakan
tolak ukur hukum Syirkah dan analisis datanya meliputi analisis
terhadap data yang diperoleh dari hasil wawancara kepada para
informan di Kota Probolinggo mengenai bentuk kerja sama antara jasa
penyedia tiket online dengan penyedia jasa transportasi. Langkah ini
dilakukan oleh penulis pada BAB IV, yaitu dengan menganalisis hasil
wawancara dengan kajian teori pada BAB II.
e. Kesimpulan (concluding)
Sebagai tahapan akhir dari pengolahan data adalah concluding.
Adapun yang dimaksud dengan concluding adalah pengambilan
kesimpulan dari data-data yang diperoleh setelah melakukan anaslisa
52Koentjoro Ningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat (Jakarta: Gramedia Pustaka, 1997), h.
272
47
untuk memperoleh jawaban kepada pembaca atas kegelisahan dari apa
yang dipaparkan pada latar belakang masalah. Sehingga mendapat
keluasan ilmu khususnya bagi penulis serta bagi para pembacanya. Dan
pada tahap ini juga penulis membuat kesimpulan dari keseluruhan data-
data yang telah diperoleh dari kegiatan penelitian yang sudah dianalisis
kemudian menuliskan kesimpulan pada BAB V.
H. Sistematika Penulisan
Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan, sehingga
sistematika penulisan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
Bab Satu Pendahuluan:
(Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan).
Bab kedua Tinjauan Pustaka:
(Bab ini berisi Sub bab Penelitian terdahulu dan landasan teori
yang merupakan bagian untuk memaparkan teori yang berkaitan dengan
permasalahan yang diangkat).
Bab Ketiga Metode Penelitian:
(Meliputi tata cara peneliti dalam melakukan penelitian karya
ilmiyahnya)
Bab Keempat Hasil Penelitian dan Pembahasan:
48
(Dalam bagian ini memaparkan hasil dari penelitian empiris yang
dianalisis dengan berbagai teori yang berkaitan dengan permasalahan
tersebut).
Bab Kelima Penutup:
(Berisi kesimpulan atas apa yang telah didapatkan atas
penelitiannya, saran untuk memfollow up hasil penelitian bersangkutan
agar bermanfaat bagi lembaga terkait dan masyarakat).
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL
A. Gambaran Umum Tentang Usaha Agen Tiket
Sejarah Agen Tiket
Perkembangan usaha perjalana wisata pada abad XIX merupakan saat
mulai dikenalnya suatu system pengaturan perjalanan yang disebut Travel
Agent. Kmajuan di bidang tranportasi, baik transportasi darat, laut maupun
udara mewarnai permulaan abad XIX. Semakin banyaknya pula orang-orang
yang melakukan perjalan ini dapat terpenuhi karena adanya kemajuan dalam
49
50
pembangunan akomodasi perhotelan dibeberapa negra dan kota-kota penting
di dunia. Adanya akomodasi perhotlan dalam suatu Negara dan majunya
system transportasi memudahkan orang untuk melakukan perjalanan wisata.
Tokoh yang mengangkat profesi Travel Agent sebagai salah satu
cabang usaha adalah Thomas Cook. Thomas Cook dilahirkan pada tanggal 22
November 1808 di kota Melbourne, Derbyshire (Inggris). Pada saat itu banyak
yang meramalkan bahwa Thomas Cook adalah orang yang pembosan dan
tidak akan menjadi pekerja yang baik. Ketika berusia 10 tahun, ia keluar dari
sekolahnya, kemudian ia mencoba bekerja pada sebuah perusahaan. Namun, ia
tidak betah lalu sering berpindah-pindah dari satu perusahaan ke perusahaan
lainnya. Thmas Cook mempunyai sifat mudah bosan, makadari itu ia merasa
tidak betah bekerja pada suatu perusahaan, apalagi menjadi pekerja tetap.
Meskipun demikian, Thomas Cook adalah orang yang kreatif. Ia
memperhatikan dan mempelajari perkembangan transportasi yang semakin
pesat. Selain itu ia juga memperhatikan perkembangan akomodasi perhotelan.
Seiringan dengan perkembangan sarana transportasi dan akomodasi, disetiap
kota penting di dunia didirikan hotel-hotel dan segala fasilitasnya. Secara tiba-
tiba timbul ide dalam benak Thomas Cook untuk menyelenggarakan suatu
perjalanan wisata dengan kereta api.
Pada tanggal 5 Juli 1841, Thomas Cook melaksanakan idenya dengan
menyelenggarakan tournya yang pertama. Ia menyelenggarakan perjalanan
wisata dari Kota Leicester ke Kota Lougboruogh. Tour ini merupakan tour
yang pertama
51
dan paling bersejarah. Ia member nama tour tersebut dengan sebutan “A
Round Trip Excursion”. Untuk mengikuti tour tersebut, setiap peserta ditarik
biaya sebesar 1 shilling. Di luar dugaannya, peminat yang ingin mengikuti
acra tour ini cukup banyak yaitu 500 orang.
Karena banyaknya peserta dalam tour itu, ia mencarter kereta api dari
sebuah perusahaan kereta api yang bernama Midland Counties Railway
Company. Thomas Cook mendapat komisi sebesar 5% dari harga penjualan
tiket kereta api. Itulah saat dikenalnya awal mula sistem komisi dalam dunia
travel agent atau usaha perjalanan wisata. Acara tour ini berjalan dengan
lancar dan mendapat sambutan yang hangat. Oleh karena itu, Thomas cook
dianggap sebagai pengatur perjalanan pertama di dunia. Empat tahun
kemudian, usaha yang dirintis oleh Thomas Cook, antara lain merencanakan,
mengorganisir, serta menyelenggarakan perjalan wisata.
Setelah dengan perkembangan jaringan kereta api, dan pembangunan
hotel-hotel, Thomas Cook memperluaskan daerah tujuan wisatanya. Pada
tahun 1851 diselenggarakan ”World Exposition” di London. Banyaknya orang
yang ingin menyaksikan acara ini, atas permintaan para pelanggannya.
Thomas Cook menyelenggarakan tour ke London. 53
Kata-kata agen sudah tidak asing lagi di telinga kita dikarenakan
banyaknya tempat agen tiket disekeliling kita. Seperti di sekitar terminal
manapun pasti adanya suatu agen tiket. Mungkin dalam bisnis ini ada yang
53 “sejarah agen tiket di dunia”, http://apriliantinimahardika.blogspot.co.id/2012/02/sejarah- travel-agent.html, diakses tanggal 22 Maret 2018 pukul 15.50 WIB.
52
dijadikan sebagai penghasilan tambahan ataupun sebagai penghasilan utama
dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Ketika usaha ini dikembangkan secara
serius maka omset yang akan didapatkan tidak kalah dengan usaha-usaha yang
lainnya. Seperti halnya beberapa agen tiket di Kota Probolinggo seperti di jasa
Mahameru Transport, Agen PO. Kramat Djati dan Metrotama Tour & Travel.
Dari ketiga jasa agen tersebut mempunyai cerita awal usaha agen tiket
terbentuk.
a) Mahameru Transport
Usaha jasa agen tiket di Mahameru Transport merupakan salah
satu jasa usaha agen di Kota Probolinggo. Awal mula usaha ini di rintis
yakni berawal dari adanya seseorang yang ingin menawarkan kepada pak
bambang untuk membuka agen tiket. Setelah di pikirkan mengenai
tawaran tersebut akhirnya pak bambang menerima tawaran tersebut.
Setelah jasa agen tersebut terbuka perlahan-lahan usaha tersebut
mulai berkembang. Dikarenakan banyaknya orang yang mengetahui
adanya tempat bisnis penjualan agen tiket sehingga memudahkan
konsumen untuk mendapatkan tiket transportasi tanpa keluar jauh dari
tempat tinggal mereka. Pihak konsumen juga merasa diuntungkan dengan
adanya tempat penyediaan agen tiket tersebut.
Usaha tersebut berjalan kurang lebih lima tahun yang lalu yang
dimana bisnis tersebut membuahkan hasil. Setelah membuka jasa agen
tiket pak bambang ingin mengembangkan bisnis usahanya yakni dengan
menambah beberapa peluang usaha. Diantaranya dengan menyediakan
53
tempat penyewaan mobil dan elf. Selain untuk menambah pemasukan
juga memudahkan untuk konsumen yang ingin bepergian menggunakan
roda empat. Tak jarang konsumen berdatangan untuk sekedar membeli
tiket ataupun untuk menyewa mobil atau elf.
Agen tiket Mahameru Transport ini juga menerapkan sistem-sistem
yang sebagaimana diterapkan pada jasa usaha agen pada umumya dengan
beberapa jenis moda transportasi. Yakni transportasi darat, udara dan laut.
Cara pemesanannya dengan mendatangi agen tiket Mahameru Transport
dan memilih ingin menggunakan moda transportasi yang diinginkan pada
tanggal yang ingin di pesan beserta nomor kursi dari setiap transportasi
dan tujuan yang ingin dituju. Sediakan juga uang untuk membayar tiket
tersebut di tempat. Besaran harganya pun di tentukan dengan kelas yang
dipesan. Semakin tinggi kelas yang yang di pesan maka semakin mahal
pula harga dari tiket tersebut.
Di agen tiket Mahameru Transport memiliki dua orang karyawan
yang di pekerjakan oleh pak bambang. Karyawan tersebut bekerja secara
bergantian dengan shift yang telah di tentukan oleh pihak pemilik usaha.
Shift pagi dimulai dari jam 08.00 s/d 16.00, kemudian untuk shift siang
dari jam 12.00 s/d 20.00. Ada waktu dimana kaeyawan tersebut akan
masuk pada waktu yang sama yakni pada jam 12.00 sampai jam 16.00.54
54 Bambang, Wawancara (Probolinggo, 13 Maret 2018)
54
b) Agen PO. Kramat Djati
Di jasa agen Kramat Djati ini adalah salah satu satu agen yang
hanya menyediakan tiket bus Perusahaan Otobus (PO) Kramat Djati dan
tidak menyediakan moda transportasi yang lainnya. Awal mula
berdirinya agen PO Kramat Djati ini bermula ketika salah satu
perwakilan dari pihak perusahaan otobus ini menawarkan kepada pemilik
agen yaitu Endah Pujowati untuk bersedia membuka agen tiket tersebut.
Namun yang di perbolehkan hanya dari PO Kramat Djati saja.
Setelah di lakukan musyawarah oleh pihak keluarga akhirnya ibu
Endah ini bersedia untuk membuka agen tiket Kramat Djati. Alasan ibu
Endah menerima tawaran tersebut dikarenakan belum adanya di Kota
Probolinggo ini yang membuka agen khusus PO Kramat Djati.
Agen tiket tersebut di kelola sendiri oleh ibu Endah sendiri selama
kurang lebih tujuh tahun yang lalu. Beliau sengaja tidak mempekerjakan
karyaawan dengan alasan takut tidak mencukupi untuk menggaji
karyawan tersebut. Dikarenakan keuntungan yang didapat hanya berasal
dari satu perusahaan atau satu moda transportasi saja yakni bus Kramat
Djati. Tujuan yang di tawarkan hanya ke Jakarta saja. Untuk
mengantisipasi sepinya para pembeli ibu Endah membuka warung yang
menjual jajanan kecil di rumahnya sebagai tambahan pemasukan. Ibu
Endah membuka pelayanan pejualan tiket mulai jam 08.00 s/d jam 20.00.
55
55 Endah, Wawancara (Probolinggo, 14 Maret 2018).
55
c) Metrotama Tour & Travel
Usaha jasa agen di Metrotama Tour & Travel ini merupakan salah
satu jasa usaha agen yang berada di kota Probolinggo. Awal mula
berdirinya agen ini dikarenakan banyaknya turis asing dan wisatawan
yang ingin berkunjung ke gunung bromo, namun turis asing dan
wisatawan tersebut kebingungan dalam mengakses ke gunung bromo
tersebut. Keinginaan pak djoko pun sempat terganjal dikarenakan belum
adanya teman yang bisa menghubungkan dan membantu ke bromo
tersebut. Setelah dipertimbangkan dan berusaha keras yang akhirnya pak
djoko pun membuka jasa agen tersebut.
Usaha bisnis agen ini dirintis sejak tujuh tahun yang lalu oleh pak
djoko. Setelah usaha agen tersebut dibuka turis asing dan wisatawan
merasa terbantu dengan di bukanya agen milik pak djoko tersebut. Para
turis dan wisatawan bisa dengan mudah untuk mengakses menuju ke
gunung bromo. Namun ada beberapa turis asing dan wisatawan yang
kebingungan untuk mencari tempat istirahat yang nyaman. Setelah
beberapa tahun berjalan pak djoko ingin memperluas usahanya di bidang
jasa. Dimana pak djoko ini menawarkan diri untuk bekerjasama kepada
pihak-pihak transportasi dan pihak penginapan yang berada di
Probolinggo. Dikarenakan adanya saran dari turis asing dan wisatawan
agar pak djoko ini membuka pelayanan tersebut.
Usahanya dalam memperluas bisnis yang dimilikinya membuahkan
hasil. Dikarenakan adanya pihak-pihak yang ingin bekerjasama di bidang
56
transportasi dan penginapan. Salah satunya dengan pihak perusahaan
otobus dan tiket pesawat yang ingin bekerjasama dengannya. Usahanya
tersebut tidak sendirian dalam menjalankannya melainkan adanya teman-
teman yang membantunya dalam mengembangkan usahanya tersebut.
Agen ini dibuka mulai jam 08.00-21.00. 56
d) Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti bertempat di kota
Probolinggo. Yang pada lokasi tempatnya berada di tiga lokasi sebagai
objek dari penelitian. Pertama jasa agen tiket Mahameru Transport Jl.
Raya Bromo, Triwung Lor, Kademangan Kota Probolinggo. Kedua jasa
agen tiket PO. Kramat Djati Jl. Soekarno Hatta No 31 dan yang terakhir
jalan Jl. Raya Bromo No 234 Kota Probolinggo.
B. Bentuk Kerjasama Antara Jasa Penyedia Tiket Dengan Penyedia Jasa
Transportasi
Pada bagian ini untuk mempermudah memaparkan dari hasil yang
sudah dilakukan oleh penulis, maka akan dijelaskan sedikit mengenai
permasalahan yang sedang diteliti dalam hal ini, yaitu mengenai bentuk
kerjasama antara jasa penyedia tiket dengan penyedia jasa transportasi di
Kota Probolinggo. Dalam pelaksanaannya beberapa agen tiket yang ada di
Kota Probolinggo ini ketika terjadi keuntungan dan kerugian tidak
disamaratakan dengan pihak perusahaan otobus..
56 Djoko, Wawancara (Probolinggo, 15 Maret 2018)
57
Oleh karena itu yang menjadi objek penelitian dalam hal ini adalah
mengenai kerjasama antara pihak agen dengan pihak perusahaan otobus yang
dimana antara keuntungan dan kerugiannya tidak disamaratakan sudah sesuai
dengan ketentuan hukum Syirkah.
Dalam jasa usaha agen tiket bekerjasama dengan pihak perusahaan
otobus untuk mendapatkan penumpang. “Pihak perusahaan otobus merasa
diuntungkan dengan adanya pihak agen dikarenakan dengan adanya agen
bisa mempermudah pihak otobus untuk mencari penumpang lebih.
Sedangkan agen juga merasa diuntungkan dengan adanya perusahaan
otobus. Dimana dengan adanya otobus tersebut pihak agen mendapatkan
keuntungan ketika adanya penumpang yang memesan tiket lewat agen
tersebut”. 57
Yang mana awal mula kerjasama terbentuk dari adanya penawaran
yang dilakukan oleh perwakilan pihak perusahaan otobus kepada pemilik
agen tiket agar mendirikan agen tiket. Dan pihak agenpun menerima tawaran
tersebut.58 Dari penawaran tersebut juga dapat disimpulkan bahwa kedua
belah pihak baik itu perusahaan otobus dengan pemilik agen tiket telah
melakukan ijab dan Kabul.
Usaha yang dilakukan oleh agen tersebut bekerjasama dengan pihak
perusahaan otobus. Dalam hukum islam kerjasama tersebut disebut dengan
istilah Syirkah pada fiqh muamalah. Dikarenakan adanya beberapa bus yang
tidak online maka cara memesan tiketnya sebagai berikut :
1. Mendatangi agen tiket terdekat dengan rumah anda.
2. Memesan tiket bus sesuai dengan keberangkatan yang di inginkan.
3. Memesan tempat duduk yang di inginkan.
4. Meninggalkan nomor telpon yang dapat di hubungi.
57 Bambang, Wawancara (Probolinggo, 13 Maret 2018) 58 Bambang, Wawancara (Probolinggo, 13 Maret 2018)
58
5. Membayar harga sesuai dengan yang telah di tetapkan.
Dari hasil tata cara memesan tiket tersebut konsumen tidak
mengetahui sistem kerjasama yang dilakukan oleh agen dengan pihak
perusahaan otobus. Dan konsumen pun tidak mengetahui berapa keuntungan
yang diperoleh oleh agen tersebut dari penjualan sebuah tiket. Dalam
perjanjian yang dilakukan antara pihak agen dengan pihak perusahaan otobus
dimana pihak perusahaan otobus menawari kepada seseorang yang ingin
membuka jasa agen tiket dengan sebuah perjanjian tertulis. Hasil wawancara
peneliti dengan salah satu pemilik agen tiket mengemukakan mengenai isi
perjanjian tersebut. Bu endah mengatakan mengenai isi perjanjian tersebut
yakni:
“kalau isi perjanjiannya itu mengenai adanya tempat untuk membuka agen, adanya saldo yang mencukupi dan mengenai keuntungan yang diperoleh oleh agen tersebut tanpa adanya perjanjian dalam masalah kerugian. Begitu saja sih mas simple saja.”59
Namun dalam prakteknya yang ada di lapangan adanya beberapa agen
dan pihak perusahaan otobus yang ketika kerugiannya hanya di tanggung
sepihak saja dan konsumen pun tidak mengetahui masalah yang demikian.
Seperti halnya pak hasyim, beliau mengatakan:
“aku ngono gak ngerti mas masalah sopo seng nanggung kerugian lek misale neng dalan bis e mogok utowo kecelakaan. Soale aku gorong tau seng ngerasakno bis mogok utowo kecelakaan ngono iku. Alhamdulillah kabeh lancer genok halangan.”60
59 Endah, Wawancara (Probolinggo, 14 Maret 2018). 60 Hasyim, Wawancara (Probolinggo, 15 Maret 2018).
59
Dari penjelasan diatas dapat dipahami “saya gitu tidak mengerti mas
masalah siapa yang menanggung kerugian misalnya di jalan busnya mogok
dan kecelakaan. Soalnya saya belum pernah merasakan bus mogok dan
kecelakaan. Alhamdulillah semua lancar tidak ada halangan. Berdasarkan
wawancarayang dilakukan oleh pemilik agen tiket, seperti halnya yang
dikatakan oleh pak Bambang:
“kalau di kita ya mas ketika terjadi kerugian misalnya bus mogok yang tidak bisa melanjutkan perjalanan sampai tempat tujuan ya resikonya ada di kita mas. Jadi kita mengantarkan dan mengurus penumpang yang beli tiket di kita untuk sampai di tempat tujuan bagaimanapun caranya. Salah satunya dengan kita mengantarkan dengan kendaraan yang lain sehingga penumpang tersebut bisa ke tempat tujuan sesuai yang mereka inginkan”.61
Dari hasil wawancara tersebut dimana penumpang tidak mengetahui
mengenai ketika terjadi bus mogok atau terjadi kecelakaan siapakah yang
akan menanggung nasib penumpang di jalan. Pihak agen pun tidak
memberikan informasi akan hal tersebut. Meskipun kita tidak mengharapkan
hal tersebut terjadi, namun alangkah baiknya jika kita mewaspadai kejadian
tersebut. Sebagai bentuk tanggung jawab agen terhadap konsumennya. Hal
tersebut juga dikatakan oleh pak djoko:
“jadi kita pernah mas menjemput penumpang kami ketika bus tersebut mogok dan tidak bisa melanjutkan perjalanan. Kami menjemputnya dan membawa ke tempat kita dengan menggunakan mobil pribadi dan menunggu bus yang berada di belakangnya mas. Untuk masalah dananya dari uang kami sendiri. Itu sebagai bentuk pelayanan kami terhadap penumpang.”62
Dari wawancara di atas maka dapat disimpulkan ketika terjadi
kerugian hanya di tanggung oleh pihak agen saja. Padahal untuk masalah
61 Bambang, Wawancara (Probolinggo, 13 Maret 2018)
62 Djoko, Wawancara (Probolinggo, 15 Maret 2018)
60
keuntungannya kedua belah pihak masing-masing mendapatkan keuntungan
dari hasil kerjasama tersebut.
Dalam sistem kerjasama yang dilakukan antara pihak agen dan pihak
perusahaan otobus tersebut pihak perusahaan otobus meminta kepada para
agen untuk melakukan pengiriman uang terlebih dahulu atau yang biasa
disebut sebagai saldo atau deposit yang bertujuan untuk memudahkan dalam
pembayaran dan sebagai bentuk keseriusan dalam bekerjasama antara kedua
belah pihak. Dan saldo tersebut juga sebagai salah satu bentuk agar tidak
terjadinya kecurangan yang dilakukan oleh agen tiket. Sehingga ketika
adanya saldo tersebut tercukupi para agen bisa melayani penumpang yang
akan membeli tiket. Setiap agen memiliki besaran saldo tersendiri tergantug
dari pihak perusahaan otobus tersebut.
Ketika penulis melakukan wawancara kepada salah satu pelaku usaha
agen tiket, pak Bambang mengatakan mengenai saldo tersebut:
“kebanyakan di agen-agen itu menggunakan sistem saldo atau deposit mas. Besar kecilnya saldo tersebut tergantung kerjasama yang dilakukan oleh pihak perusahaan otobusya. Untuk di tempat kita saldo yang
harus disetorkan sejumlah lima juta”.63
Hal tersebut juga dikatakan oleh ibu Endah dimana beliau
mengatakan:
“kalau saya setiap saldo itu lima juta mas. Jadi kalau saldo saya mau
habis maka saya cepat-cepat melakukan saldo ulang supaya saya bisa
melayani para penumpang yang membeli tiket di saya. Dikarenakan rezeki
63 Bambang, Wawancara (Probolinggo, 13 Maret 2018)
61
itu kan tidak menentu mas. Kadang rame kadang ya sepi. Tapi kita antisipasi saja kalau saldo mulai habis kita langsung mengisi saldo tersebut”.64
Hal yang sama juga dikatakan oleh pak Djoko yang mengatakan
bahwa:
“kalau di agen kami itu harus pakek saldo atau deposit mas. Sehingga memudahkan kami dalam membayar besaran tarif yang sudah ditentukan
oleh perusahaan otobusnya. Besarnya itu lima juta mas”.65
Pemaparan di atas menunjukkan bahwasanya setiap agen yang
bekerjasama dengan pihak perusahaaan otobus yang cara pembayarannya
dengan menggunakan sistem saldo atau deposit. Sehingga memudahkan
transaksi pembayaran yang akan disetorkan kepada pihak perusahaan.
Adapun objek dalam transaksi tersebut adalah berupa tiket. Yang mana tiket tersebut dapat di perjual belikan kepada penumpang yang ingin bepergian keluar kota. Setiap tiket tersebut telah di lengkapi dengan kupon makan perorang. Sebagai fasilitas yang di berikan dari perusahaan otobus
kepada penumpang66
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap beberapa
agen yang bersedia untuk menjadi responden didapatkan bahwa agen-agen
tersebut tidak online khususnya pada transportasi bus. Sehingga ketika
adanya konsumen yang ingin membeli tiket di agen, maka pemilik agen
tersebut memberi kabar kepada supir atau kernet yang sedang bekerja dengan
cara menelponnya. Pak Djoko mengatakan:
“kalau ada penumpang ya saya tinggal telpon saja mas ke kernet atau supirnya supaya berhenti di tempat saya. Saya punya nomor telponnya semua dan tahu jadwal keberangkatannya”.67
64 Endah, Wawancara (Probolinggo, 14 Maret 2018).
65 Djoko, Wawancara (Probolinggo, 15 Maret 2018) 66 Endah, Wawancara (Probolinggo, 14 Maret 2018). 67 Djoko, Wawancara (Probolinggo, 15 Maret 2018)
62
Hal serupa juga dikatakan oleh bu Endah. Bu Endah megatakan:
“ketika adanya penumpang yang beli di sini saya hanya tinggal
menelpon saja mas ke supir atau kernetnya. Supaya berhenti di sini. Dan saya punya semua nomor telpon dan jadwal keberangkatan bus tersebut”.68
Selain dari beberapa pemilik agen, peneliti juga mewawancarai
kepada konsumen atau penumpang mengenai tanggung jawab kepada
penumpang ketika bus tersebut mengalami kecelakaan atau mogok di tengah
jalan. Dari hasil wawancara peneliti kepada beberapa penumpang yakni mas
riyan dan mas akbar, mereka mengatakan:
“kebetulan ini mas saya pernah waktu itu mau ke Jawa Tengah. Dan saya beli tiketnya di Metrotama ini. Pas waktu sampek di Tongas busnya mogok dan tidak bisa melanjutkan perjalanan. Akhirnya dari pihak agen menjemput saya kembali dan mengikutkan pada bus yang belakangnya”69
“kalau saya alhamdulillah mas belum pernah yang mengalami bus mogok gitu”. 70
Dari pemaparan di atas dapat di pahami, bahwa tidak semua jasa agen
tiket yang menanggung kerugian ketika bus tersebut mogok atau kecelakaan
sehingga menyebabkan tidak bisa melanjutkan perjalanan sampai tempat
tujuan. Salah satunya agen milik bu Endah yang dimana kerugiannya
ditanggung oleh perusahaan otobusnya. Namun jika melihat kondisi usaha
agen tiket ini terutama di Probolinggo kebanyakan yang menanggung
kerugian tersebut di tanggung oleh pihak agen sendiri. Dari hasil wawancara
yang dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa agen tiket yang
menanggung kerugian tersebut yaitu dari jasa agen tiket Mahameru Transport
dan Metrotama Tour & Travel. Sedangkan untuk jasa agen tiket Kramat Djati
68 Endah, Wawancara (Probolinggo, 14 Maret 2018). 69 Riyan, Wawancara (Probolinggo, 15 Maret 2018). 70 Akbar, Wawancara (Probolinggo, 15 Maret 2018).
63
yang menanggung kerugiaannya adaalah dari pihak perusahaan otobus itu
sendiri.
C. Analisis Hukum Islam Terhadap Kerjasama Antara Jasa Penyedia
Tiket Dengan Penyedia Jasa Transportasi
Jasa penyedia tiket atau yang lebih dikenal dengan sebutan agen
adalah sebuah usaha yang bergerak di bidang jasa yang mana keberadaannya
tersebut sangat membantu bagi masyarakat yang ingin ke luar kota atau
keluar provinsi tanpa susah payah mendapatkan tiket dan hanya dengan
cukup mendatangi agen-agen tiket yang terletak di sekitar kita. Dari adanya
agen tersebut membawa dampak positif bagi masyarakat yang ingin
bepergian sehingga memudahkan penumpang dalam membeli tiket sesuai
dengan waktu dan moda transportasi yang diinginkan. Salah satu dari
beberapa moda transportasi tersebut yaitu adalah bus. Banyaknya minat
masyarakat terhadap moda transportasi bus membuat agen harus bekerjasama
kepada pihak otoritas perusahaan otobus. Sehingga dengan adanya kerjasama
yang dilakukan antara agen dengan perusahaan otobus membuat agen dapat
melayani penumpang yang ingin menggunakan transportasi bus.
Pada dasarnya transportasi yang ada di bumi ini diperbolehkan dan
diperuntukkan untuk umat manusia. Di dalam al-qur‟an surat Yasin ayat 41-
42 dijelaskan bahwa segala bentuk transportasi diperuntukkan bagi umat
manusia agar dapat dikendarai. Allah berfirman:
64
نم مثله لهم وخلقنا المشحون )( الفلك في ذريتهم حملنا أنا لهم وآية
يركبون 71 ما
Artinya: “Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bahwa
Kami angkut keturunan mereka dalam kapal yang penuh muatan,
dan Kami ciptakan (juga) untuk mereka (angkutan lain) seperti apa
yang mereka kendarai”.
Di dalam surat Al-Isra‟ ayat 70 juga disebutkan bahwa Allah
menciptakan alat transportasi darat dan laut untuk mencari rezeki. Allah
berfirman:
اه م ال ب ح ر و ر ز ق ن ال ب ر و اه م ف ي آد م و ح م ل ن اب ن ي و ل ق د ك ر م ن
يال 72 ات ف ض ير م م ن خ ل ق ن اه م ع ل ى ك ث ات و ف ض ل ن الط ي ب م ن
Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami
angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang
baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”.
Dari dalil di atas menyatakan bahwa diperbolehkannya dalam
menggunakan transportasi. Utamanya dalam transportasi darat. Dikarenakan
tidak adanya dalil yang mengharamkan untuk mengendarai transportasi darat.
71 Al-Qur’an 72 Al-Qur’an
65
Selain itu kita untuk mencari rezeki dengan menggunakan alat transportasi
darat yang memang diciptakan untuk dikendari.
Dalam fiqh muamalah kerjasama disebut juga sebagai Syirkah.
Syirkah adalah akad kerjasama antara dua belah pihak atau lebih untuk
melakukan suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana (atau kompetensi expertise) dengan kesepakatan bahwa
keuntungan dan resiko akan di tanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan.73
Sedangkan pada praktiknya kebanyakan jasa usaha agen tiket jika
terjadi kerugian maka yang menanggung kerugian tersebut adalah dari pihak
agen. Kerugian yang dimaksud yakni ketika terjadi bus mogok atau terjadi
kecelakaan maka yang bertanggung jawab atas penumpang tersebut adalah
dari pihak agen. Yang mana biaya yang dikeluarkan untuk menanggung
kerugian tersebut berasal dari pihak agen tiket itu sendiri. Sehingga
menimbulkan suatu masalah yang mana telah dijelaskan dalam Fiqh
Muamalah mengenai definisi tentang Syirkah yaitu kerjasama antara dua
orang atau lebih dalam berusaha, yang keuntungan dan kerugiannya di
tanggung bersama.74
Yang mana dalam kerjasama modal, dua atau lebih pihak melakukan
kerjasama dalam jumlah tertentu dengan harta yang disepakati, yang disertai
dengan sebuah rasio atau nisbah untuk bagi kerugian dan bagi keuntungan.75
73 Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, h. 207 74 Sohari Sahrani dan Ru’fah Abdullah, Fikih Muamalah, (Bogor: Ghalia Indah, 2011), h. 178 75 Agus Triyanta, Hukum Perbankan Syariah, (Malang: Setara Press, 2016), h. 54
66
Namun berbeda sekali dalam praktik kerjasama yang dilakukan antara pihak
agen dengan pihak perusahaan otobus. Dalam perjanjian tertulis yang
dilakukan oleh kedua belah pihak dimana isi dari perjanjian tersebut hanya
mengatur tentang keuntungannya saja yang di dapatkan oleh pihak agen.
Sedangkan untuk masalah kerugiannya sama sekali tidak tercantum dalam
perjanjian tersebut. Sehingga apabila terjadi bus mogok atau kecelakaan di
tengah perjalanan maka yang menanggung kerugian tersebut adalah dari
pihak agen sendiri. Hukum Syirkah dalam fiqih muamalah sudah dijelaskan
baik dalam Al-Qur‟an maupun As-Sunnah. Allah berfirman dalam Surat An-
Nisa‟ ayat 12:
الث ل ث اء ف ي وا أ ك ث ر م ن ذ ل ك ف ه م ش ر ك ان ف إ ن ك
Artinya: “…Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang,
maka mereka bersekutudalam yang sepertiga itu…”
Adapun dasar dari As-Sunnah yaitu hadis yang diriwayatkan oleh
Abu Dawud yang berbunyi:
انا يقول : وجل النبي ص.م. : نا الل زع الى رفعه هريرة نع أبي
نم بينهما رخجت خانه فإذا , حبه صا لم أحدهما ما الشريكين ثالث
“Dari Abu Hurairah, ia merafa‟kannya kepada Nabi, beliau
bersabda: Sesungguhnya Allah berfirman: Saya adalah pihak ketiga dari dua
orang yang berserikat, selagi salah satunya tidak menghianati temannya.
67
Apabila ia berkhianat kepada temannya, maka saya akan keluar dari antara
keduanya. (HR. Abu Dawud).76
Dari data hasil wawancara yang di dapatkan mayoritas pelaku jasa
usaha agen tiket di Kota Probolinggo yang ketika terjadi kerugian maka yang
menanggung resiko tersebut adalah dari pihak agennya. Kebanyakan dari
agen tersebut menanggung resiko kerugiannya dikarenakan sebagai bentuk
tanggung jawab terhadap penumpang yang membeli di agen tersebut dan juga
sebagai bentuk pelayanan yang dilakukan dari pihak agen. Meskipun biaya
yang di keluarkan hanya berasal dari agen. Yang mana dalam praktiknya
ketika bus tersebut tidak dapat melanjutkan perjalanannya baik itu
kecelakaan maupun bus mogok maka pihak agen melakukan suatu upaya
yakni dengan menjemput kembali penumpangnya dan menunggu bus yang di
belakangnya lewat atau jika tidak ada bus yang di belakangnya maka pihak
agen mengantarkan dengan mobil pribadi ataupun elf. Sehingga penumpang
bisa sampai di tempat tujuan.
Dalam transaksi yang dilakukan antara agen dengan konsumen pihak
agen mendapatkan keuntungan kurang lebih sekitar 2,5% - 7% setiap
tiketnya. Yang mana keuntungan tersebut telah di atur dalam perjajian yang
di buat antara pemilik agen dengan perusahaan otobus.77
Berdasarkan hasil wawancara yang di lakukan oleh peneliti kerjasama
yang dilakukan antara agen tiket dengan perusahaan otobus cenderung
76 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah, h. 342 77 Bambang, Wawancara (Probolinggo, 13 Maret 2018)
68
menggunakan sistem Syirkah „Inan. Yang mana pengertian syirkah „inan
sebagaimana yang dikemukakan oleh Sayid Sabiq adalah suatu persekutuan
atau kerjasama antara dua pihak dalam harta (modal) untuk di perdagangkan
dan keuntungan dibagi diantara mereka.
Dari definisi tersebut dapat di pahami bahwa syirkah „inan adalah
persekutuan dalam modal dan keuntungan, termasuk kerugian. Dalam syirkah
„inan tidak di syaratkan adanya persamaan dalam modal, tasarruf (tindakan
hukum) dan keuntungan serta kerugian. dengan demikian, dalam syirkah
„inan antara peserta yang satu dengan yang lainnya, modal yang
diinvestasikan boleh sama dan boleh beda.
Dalam hal modal yang diinvestasikan sama, maka keuntungan yang
dibagikan boleh sama antara para peserta dan boleh pula berbeda. Hal
tersebut tergantung pada kesepakatan yang dibuat oleh para peserta pada
waktu terbentuknya akad.78 Meskipun begitu, keuntungan yang diterima
keduanya bisa sama besar atau bisa berbeda sesuai dengan kesepakatan.
Adapun kerugian, maka selalu ditentukan sesuai dengan besarnya modal,
sesuai dengan kaidah:
78 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah, h. 347-348
69
Keuntungan harus dibagi sesuai kesepakatan yang ada. Sedangkan
kerugian ditanggung masing-masing pihak sesuai dengan modal yang
dikeluarkan.79
Yang mana syirkah „inan tersebut memiliki syarat dan rukun.
Menurut mayoritas ulama, rukun syirkah ada tiga. Yaitu:
1. Dua orang yang bertransaksi
Dua orang tersebut adalah dari pihak agen dan perusahaan otobus.
Yang mana mereka melakukan suatu transaksi berupa tiket yang akan
di perjual belikan kepada penumpang.
2. Barang yang menjadi objek transaksi
Barang dari objek transaksi tersebut berupa tiket. Yang mana jika
agen tersebut melakukan pengisian saldo kepada perusahaan bus,
maka perusahaan bus tersebut memberikan tiket bus yang bisa di
perjual belikan kepada penumpang.
3. Sighat
Adanya ijab dan kabul antara kedua belah pihak yang melakukan
kerjasama. Yang mana dari pihak agen menerima tawaran yang
dilakukan oleh pihak perusahaan otobus dan sebaliknya pihak
perusahaan otobuspun menawarkan kerjasama kepada agen.
Sedangkan dalam syarat syirkah „inan yaitu:80
79 Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, (Jakarta: Gema Insani, 2011), h. 443
80 Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, h. 451
70
1. Modal syirkah hendaknya nyata, baik saat akad maupun saat
membeli. Ini adalah pendapat mayoritas ulama. Oleh karena itu,
syirkah menjadi tidak sah jika modal yang menggunakan berupa
utang atau modal yang tidak ada. Yang mana modal tersebut
berupa adanya saldo yang di kirim kepada pihak perusahaan
otobus secara tunai sesuai dengan perjanjian yang telah mereka
sepakati.
2. Modal syirkah hendaknya berupa barang berharga secara mutlak,
yaitu uang. Seperti dirham dan dinar atau mata uang yang tersebar
luas sekarang di masa modern ini. Yang mana mana kedua belah
pihak sama-sama memiliki modal. Jika perusahaan otobus modal
yang dikeluarkan berupa armada bus yang telah dimilikinya.
Sedangkan pada pihak agen modal yang mereka keluarkan berupa
saldo dan tempat menetap untuk membuka jasa agen tiket.
Kerjasama yang dilakukan antara agen tiket dengan perusahaan
otobus ini membawa dampak positif terhadap mereka yang saling
bekerjasama. Yang mana dengan adanya agen tiket pihak perusahaan otobus
merasa terbantu dengan penambahan penumpang di beberapa kota.
Sedangkan pihak agen tiket juga terbantu dengan adanya kerjasama yang
dilakukan dengan phiak perusahaan otobus yang mana mereka mendapatkan
keuntungan dari hasil penjualan tiket kepada penumpang.
Jika kita lihat antara rukun dan syarat yang telah di tetapkan dan
disetujui oleh jumhur ulama mengenai syirkah „inan yang mana praktik yang
71
terjadi dan telah berjalan di tengah-tengah masyarakat jika kita telusuri
mengenai syarat dan rukun syirkah memiliki kesamaan antara teori dengan
praktik yang terjadi di lapangan. Dalam rukunnya yakni pertama adanya
orang yang bertransaksi. Yaitu antara pemilik agen tiket dengan perusahaan
otobus. Dalam transaksi ini pemilik agen melakukan pengiriman uang atau
saldo supaya dapat melayani penumpang yang akan membeli tiket tersebut.
Kedua yaitu adanya barang yang menjadi objek transaksi. Dalam objek
kerjasama yang dilakukan antara pemilik agen tiket dengan perusahaan
otobus yaitu adanya tiket bus yang mana tiket tersebut dapat diperjual belikan
kepada penumpang. Dan yang ketiga adalah sighat. Yang mana pihak
perusahaan otobus menawarkan kepada pemilik agen agar dapat membuka
agen tiket milik perusahaan otobusnya dan pemilik agen tiket pun menerima
tawaran tersbut.
Sedangkan dalam syarat syirkah „inan yang pertama yakni modal
syirkah hendaknya nyata baik saat akad maupun saat membeli. Yang mana
pemilik agen tiket mengeluarkan modalnya tersebut tanpa mengutang kepada
perusahaan otobus. Melainkan pembayaran tersebut secara lunas.karena
tujuan dari transaksi syirkah adalah mendapatkan keuntungan dan
keuntungan tidak mungkin di dapatkan tanpa bekerja atau membelanjakan
modal.81
81 Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, h. 451
72
Yang kedua adalah modal syirkah hendaknya berupa barang berharga
secara mutlak, yaitu uang.82 Modal yang di keluarkan oleh pemilik agen tiket
yaitu berupa uang dalam melakukan transaksi saldo atau deposit supaya bisa
menjualkan tiket kepada penumpang.
Yang mana praktik yang terjadi kedua belah pihak sama-sama
mendapatkan keuntugan dari hasil kerjasama yang mereka lakukan.
Sedangkan dalam maslah kerugiaannya hanya di tanggung oleh pihak
agennya saja. Meskipun dalam praktik yang dilakukan antara agen tiket
dengan perusahaan otobus jika kita lihat menggunakan teori syirkah „inan
memiliki persamaan dengan rukun dan syarat, akan tetapi jika kita melihat
dalam sisi yang lain yang mana dalam hal kerugian yang hanya di tanggung
oleh pihak agen tiket saja membuat praktik yang dilakukan menjadi tidak
sesuai. Dikarenakan dalam hal kerugiannya tidak di tanggung bersama.
82 Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, h. 452
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan data dan hasil penelitian serta analisis
pembahasan, yang mengacu pada rumusan masalah pada bab sebelumnya,
maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Para pelaku usaha agen tiket di Kota Probolinggo yang melakukan
kerjasama dengan perusahaan otobus pada praktiknya melakukan
suatu perjanjian tertulis yang mana dari pihak perusahaan otobus
menawari kepada seseorang yang ingin membuka jasa agen tiket.
Isi dari perjanjian tersebut menurut hasil wawancara terdiri dari
adanya tempat untuk membuka agen, adanya saldo yang
73
74
mencukupi dan mengenai keuntungan yang diperoleh oleh pihak
agen tersebut tanpa adanya perjanjian dalam masalah kerugian.
2. Praktik kerjasama yang dilakukan antara agen tiket dengan
perusahaan otobus di Kota Probolinggo, jika kita lihat dari teori
tentang Syirkah memiliki persamaan jika kita lihat dari rukun dan
syaratnya. Namun yang menjadi praktik tersebut tidak sesuai
dengan hukum syirkah „inan terdapat dalam hal kerugian. Yang
mana kerugian tersebut hanya di tanggung oleh pihak agen tiket
saja.
B. Saran
Untuk meningkatkan pengetahuan terhadap pelaku usaha agen tiket
yang ada di Kota Probolinggo terhadap praktik kerjasama yang dilakukan
oleh agen tiket dengan perusahaan otobus. Maka penulis akan sedikit
memberikan saran terhadap pelaku usaha agen tiket terkait:
1. Pelaku usaha agen tiket seharusnya memperdalam ilmu
pengetahuannya dalam masalah kerjasama. Yang mana
kerjasama tersebut tidak dalam hal keuntungan saja melainkan
juga dalam hal kerugian yang harusnya di antisipasi dan
dibicarakan oleh kedua belah pihak.
75
2. Dalam melakukan sebuah perjanjian seharusnya kerugian
tersebut juga di cantumkan dalam kesepakatan kedua belah pihak
supaya kerugian tersebut dapat di tanggung bersama.
76
Daftar Pustaka
Al-Qur‟ân al-Karîm
Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Abdulkadir, Muhammad. Hukum Pengangkutan Darat, Laut dan Udara.
Bandung: PT Citra Aditya Bhakti. 1991
Achmadi, Abu dan Narkubo, Cholid. Metode Penelitian. Jakarta: PT Bumi
Aksara. 2005
Al-Jarjawi, Syekh Ali Ahmad. Indahnya Syariat Islam. Jakarta: Gema Insan
Press. 2006
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan
Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press. 2001
Dawud, Abu dan As-Sajstani, Sulaiman bin al-Asy‟ats. Sunan Abu Dawud Juz 3.
Beirut: Dar al-Fikr. 1983
Djuwaini, Dimyauddin. Pengantar Fiqh Muamalah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2008
Hartini, Rahayu. Hukum Pengangkutan. Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang. 2007
Kamaluddin, Rusian. Ekonomi Transportasi Karakteristik Teori dan Kebijakan.
Jakarta: Ghailan. Indonesia. 2003
Keban, Yeremias T. Pembangunan Birokrasi di Indonesia. Yogyakarta: Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada. 2007
77
Mas‟adi, Ghufron A. Fiqh Muamalat Kontekstual. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada. 2002
Moelong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. 2011
Muhammad, Abdulkadir. Hukum Pengangkutan Niaga. Bandung: PT Citra Aditya
Bakti. 2013
Muslich, Ahmad Wardi. Fiqh Muamalah. Jakarta: Amzah. 2010
Nasution, Nur. Manajemen Transportasi. Jakarta: Ghalian Indonesia. 2004
Ningrat, Koentjoro. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia
Pustaka. 1997
Pasaribu, Chairuman dan Lubis, Surahwardi K. Hukum Perjanjian Dalam Islam.
Jakarta: Sinar Grafika. 2004
Pratikno. Kerjasama Antar Daerah: Kompleksitas dan Tawaran Format
Kelembagaan. Yogyakarta: JIP Fisipol UGM dan Program S2 Politik
Lokal dan Otonomi Daerah UGM. 2007
Purwosutjipto. Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia III: Hukum
Pengangkutan. Jakarta: Djambatan. 2003
Ramses, Andy dan Bowo, Fauzi. Kerjasama Antar Daerah Format Pengaturan
dan Pengorganisasian. Jurnal Ilmu Pemerintahan. Edisi: 25
Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani. Penerapan Teori Hukum pada Penelitian
Tesis dan Disertasi. Jakarta: Rajawali Pers. 2013
Setiawan, Widagdo. Kamus Hukum. Jakarta: PT Prestasi Pustaka. 2012
78
Soekanto, Soejono. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI-Press. 1996
Strauss, Anselm dan Corbin, Juliet. Dasar-dasar penelitian Kualitatif Prosedur,
Teknik, dan Teori Grounded. Surabaya: PT.Bina Ilmu. 1997
Sudjarwo dan Basrowi. Manajemen Penelitian Sosial. Bandung: Mandar Maju.
2009
Suhendi, Hendi. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2002
Syafei, Rachmad. Fiqh Muamalah. Bandung: Pustaka Setia. 2006
Tanzeh, Ahmad. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Sukses Offset. 2009
Warsono, Sony. Amalia, Fitri dan Rahajeng, Dian Kartika. Corporate
Governance Concept And Model (Preserving True Organization Welfare),
Center For Good Corporate Governance. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UGM. 20096
Hakim, Atang Abd. Fiqih Perbankan Syariah. Bandung: PT Refika Aditama.
2011
Az-Zuhaili, Wahbah. Fiqih Islam Wa Adillatuhu. Jakarta: Gema Insani. 2011
Web:
Sejarah agen tiket di dunia,
http://apriliantinimahardika.blogspot.co.id/2012/02/sejarah-travel-agent.html,
diakses tanggal 22 Maret 2018 pukul 15.50 WIB.
79
Skripsi:
Dessy Rosita, “Perspektif Hukum Islam Terhadap Penetapan Harga Jual Beli
Tiket Tarif Lebaran Bus Ramayana Jogja Palembang Di Yogyakarta.”,
Skripsi, Yogyakarta: Universitas Negeri Sunan Kali Jaga Yogyakarta, 2008
Gadis Ayu P Gayatri, “Perhitungan Harga Tiket Bus FA Litha & CO”, Skripsi,
Makasar: Universitas Hasanuddin Makasar, 2014
Defrika Badiatun Nisa‟, “Penetapan Harga Tiket Di Kantor Cabang Perusahaan
Otobus Lorena Rambipuji Jember Perspektif Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2014 Dan Hukum Islam”, Skripsi, Malang: Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang, 2016.
Responden:
Bambang, Wawancara, 13 Maret 2018
Endah, Wawancara, 14 Maret 2018.
Djoko, Wawancara , 15 Maret 2018
Hasyim, Wawancara, 15 Maret 2018.
Riyan, Wawancara, 15 Maret 2018.
Akbar, Wawancara, 15 Maret 2018.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Pedoman Wawancara.
1. Siapa nama bapak/ibu?
2. Alamat bapak/ibu dimana?
3. Sudah berapa lama usaha agen tiket bapak/ibu?
4. Bagaimana sistem kerjasama yang dilakukan antara agen tiket dengan
perusahaan otobus?
5. Bagaimana praktik kerjasama yang dilakukan?
6. Siapa yang terlibat kerjasama tersebut?
7. Bagaimana isi kerjasamanya?
8. Bagaimana cara membagi hasilnya?
9. Jika terjadi kerugian siapa yang menanggung?
Gambar 1. Wawancara dengan pak
Hasyim
Gambar 2. Wawancara dengan Bu Endah
(pemilik Kramat Djati)
Gambar 3. Wawancara dengan Riyan
Gambar 4. Wawancara dengan Pak Bambang
(pemilik Mahameru Transport)
Gambar 5. Wawancara dengan Akbar
Gambar 7. Contoh Tiket Bus Gambar 6. Wawancara dengan pak Djoko
(pemilik Metrotama Tour & Travel)
Daftar Tabel Harga Bus
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
INFORMASI PRIBADI
Nama : Ahmad SyaifuddinRomli
Tempat, TanggalLahir : Probolinggo, 23 April 1996
Alamat : Jl. Panglima Sudirman RT/RW 003/001
KelurahanKebonsariKulonKecamatanKanigaran Kota
Probolinggo
Pekerjaan : Mahasiswa
Jurusan : HukumBisnis Syariah
No. HP : 085258722010
Email : [email protected]
PENDIDIKAN
Taman Kanak-kanakAisyahBustanulAtfal (ABA) 1 Kota Probolinggo, (Tahun 2000-
2002)
Madrasah Ibtidaiyyah Muhammadiyah 1 Kota Probolinggo, (Tahun 2002-2008)
Madrasah TsanawiyahNegeri1 Kota Malang, (Tahun 2008-2011)
Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Batu, (Tahun 2011-2014)
Ma‟hadSunanAmpel Al-Aly UIN Maliki Malang, (Tahun 2014-2015)
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, (Tahun 2014-2018)