Kerangka Dasar Vertikal Ilmu Ukur Tanah

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangDalam pembuatan peta yang dikenal dengan istilah pemetaan, dapat dicapai dengan melakukan pengukuran-pengukuran di atas permukaan bumi yang mempunyai bentuk tidak beraturan. Pengukuran-pengukuran dibagi dalam pengukuran yang mendatar untuk mendapat hubungan titik-titik yang diukur di atas permukaan bumi (Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal), dan pengukuran-pengukuran tegak guna mendapatkan hubungan tegak antara titik-titik yang diukur (Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal), serta pengukuran titik-titik detail.Dalam pengukuran kerangka dasar vertikal, ada tiga metode yang dapat digunakan, yaitu : metode sipat datar optis, metode trigonometris, dan metode barometris. Metode sipat datar optis merupakan metode yang paling teliti dalam menentukan beda tinggi.

B. Maksud dan TujuanTujuan dari pengukuran sipat datar optis adalah mencari beda tinggi antara dua titik yang diukur. Misalnya bumi, bumi mempunyai permukaan ketinggian yang tidak sama atau mempunyai selisih tinggi. Apabila selisih tinggi dari dua buah titik dapat diketahui maka tinggi titik kedua dan seterusnya dapat dihitung setelah titik pertama diketahui tingginya.

C. Waktu dan Tempat

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

Metode pengukuran sipat datar optis adalah proses penentuan ketinggian dari sejumlah titik atau pengukuran perbedaan elevasi. Perbedaan yang dimaksud adalah perbedaan tinggi di atas muka air laut ke suatu titik tertentu sepanjang garis vertikal. Perbedaan tinggi antara titik-titik akan dapat ditentukan dengan garis sumbu pada pesawat sipat datar yang ditunjukkan pada rambu yang vertikal.Ada beberapa macam pengukuran sipat datar, diantaranya:1. Sipat datar memanjangDigunakan apabila jarak antara dua stasion yang akan ditentukan beda tingginya sangat berjauhan (di luar jangkauan jarak pandang). Jarak antara kedua stasion tersebut dibagi dalam jarak-jarak pendek yang disebut seksi atau slag.Jumlah aljabar beda tinggi tiap slag akan menghasilkan beda tinggi antara kedua stasion tersebut.Tujuan pengukuran ini umumnya untuk mengetahui ketinggian dari titik-titik yang dilewatinya dan biasanya diperlukan sebagai kerangka vertikal bagi suatu daerah pemetaan. Hasil akhir dari pada pekerjaan ini adalah data ketinggian dari pilar-pilar sepanjang jalur pengukuran yang bersangkutan, yaitu semua titik yang ditempati oleh rambu ukur tersebut.Sipat datar memanjang dibedakan menjadi:a. Memanjang terbuka.b. Memanjang keliling (tertutup).c. Memanjang terbuka terikat sempurna.d. Memanjang pergi pulang.e. Memanjang double stand.2. Sipat datar resiprokalKelainan pada sipat datar ini adalah pemanfaatan konstruksi serta tugas nivo yang dilengkapi dengan skala pembaca bagi pengungkitan yang dilakukan terhadap nivo tersebut. Sehingga dapat dilakukan pengukuran beda tinggi antara dua titik yang tidak dapat dilewati pengukur.Apabila jarak antara satu titik dengan titik yang lain jauh, salah satu rambu (rambu jauh) diganti dengan target dan sipat datar yang digunakan adalah tipe jungkit.

BAB IIIMETODOLOGI

A. Alat dan Bahan1. Sipat Datar Optis (Wild NK10-173149)Pada alat ini, yang otomatis adalah sistem pengaturan garis bidik yang tidak lagi bergantung pada nivo yang terletak di atas teropong. Alat ini hanya mendatarkan bidang nivo kotak melalui tiga skrup penyetel dan secara otomatis sebuah bandul menggantikan fungsi nivo tabung dalam mendatarkan garis nivo ke target yang dikehendaki.Bagian-bagian dari alat sipat datar otomatis diantaranya, kiap bagian bawah (sebagai landasan pesawat sipat datar yang menumpu pada kepala statif), sekrup penyetel kedataran (untuk menyetel nivo), teropong, nivo kotak (sebagai pedoman penyetelan rambu ke-satu yang tegak lurus nivo), lingkaran mendatar (skala sudut), dan tombol pengatur fokus (penyetel ketajaman gambar objek).Keistimewaan utama dari penyipat datar otomatis adalah garis bidiknya yang melalui perpotongan benang silang tengah selalu horizontal meskipun sumbu optik alat tersebut tidak horizontal.2. Rambu UkurRambu ukur diperlukan untuk mempermudah/membantu dalam mengukur beda tinggi antara garis bidik dengan permukaan tanah. Rambu ukur dibagi dalam skala, angka-angka menunjukkan ukuran dalam desimeter.Fungsi rambu ukur adalah sebagai alat bantu dalam menentukan beda tinggi dan mengukur jarak dengan menggunakan pesawat sipat datar. Rambu ukur biasanya dibaca langsung oleh pembidik.3. StatifStatif merupakan tempat dudukan alat untuk menstabilkan alat seperti sipat datar. Alat ini mempunyai tiga kaki yang sama panjang dan bisa dirubah ukuran ketinggiannya. Statif saat didirikan harus rata karena jika tidak rata dapat mengakibatkan kesalahan saat pengukuran.

4. Unting-untingUnting-unting terbuat dari besi atau kuningan yang berbentuk kerucut dengan ujung bawah lancip dan diujung atas digantungkan pada seutas tali. Unting-unting berguna untuk memproyeksikan suatu titik pada pita ukur dipermukaan tanah atau sebaliknya.5. Pita ukurPita ukur linen bisa berlapis atau tidak dan kadang-kadang diperkuat dengan benang serat. Pita ukur tersedia dalam ukuran panjang 10 m, 15 m, 20 m, 25 m, atau 30 m. Kelebihan dari alat ini adalah bisa digulung dan ditarik kembali. Sedangkan kekurangannya adalah kalau ditarik akan memanjang, lekas rusak, mudah putus serta tidak tahan air.6. PayungPayung digunakan sebagai pelindung dari panas dan hujan untuk alat ukur yang sedang digunakan, karena jika alat sering kena panas atau kehujanan maka lambat laun pasti mudah rusak (jamuran, dll.).7. PatokPatok dalam ukur tanah berfungsi untuk member tanda batas jalan yang akan dipergunakan lagi pada waktu pengukuran yang lain/patok biasanya ditanam didalam tanah dan yang menonjol antara 5 cm 10 cm dengan maksud agar tidak lepas dan tidak mudah dicabut.

B. Prosedur Pengukuran1. Para surveyor harus mengenakan kostum untuk survey lapangan.2. Ketua tim mencatat semua peralatan yang dibutuhkan pada bon peminjaman alat.3. Para anggota tim mengisi daftar hadir praktikum.4. Ketua tim menyerahkan bon peminjaman alat pada laboran.5. Ketua tim memeriksa kelengkapan alat dan mencatat no. serinya.6. Para anggota tim membawa peralatan ke lapangan.7. Mempersiapkan pengukuran kesalahan garis bidik (cukup sekitar laboratorium).8. Dirikan statif pada posisi stand 1 dan pasang alat di atas stand tersebut.9. Mengetengahkan gelembung nivo dengan prinsip 2 skrup kaki kiap ke dalam/ke luar dan 1 skrup ke kiri/ ke kanan.10. Memasang unting-unting dan 2 rambu ukur diarahkan ke belakang dan ke muka.11. Menghimpitkan gelembung nivo tabung.12. Membidik rambu ukur belakang dengan visir.13. Memperjelas benang diafragma dengan skrup pada teropong.14. Memperjelas objek rambu ukur dengan memutar skrup fokus.15. Menggerakkan skrup gerakan halus horizontal sehingga benang vertikal diafragma berhimpit dengan bagian tengah rambu.16. Lakukan pembacaan BA dan BB.17. Periksa syarat, jika sesuai lanjutkan dengan langkah selanjutnya, jika tidak ulangi pembacaan.18. Hitung jarak optis dari alat ke rambu.19. Lakukan hal yang sama untuk rambu belakang.20. Hitung kesalahan garis bidiknya.21. Bawa semua peralatan ke titik awal pengukuran/patok pertama.22. Berdasarkan batas pengukuran dari peta wilayah studi, tentukan lokasi patok-patok pada jalur pengukuran.23. Salah seorang anggota kelompok melakukan pematokan di jalur pengukuran dengan patok yang telah tersedia (paku), dan usahakan slagnya genap.24. Dirikan alat pada slag pertama, lakukan pembaca BA, BT, BB, ke rambu belakang dan rambu muka.25. Mengukur jarak belakang dan jarak muka (jarak mendatar menggunakan pita ukur).26. Memindahkan alat ke slag 2, lakukan hal yang sama seperti di slag 1.27. Lakukan hal yang sama sampai slag terakhir.

BAB IVPEMBAHASAN

A. Analisa ProsedurBerdasarkan hasil praktikum pengukuran di lapangan, kelompok 8 melakukan prosedur yang dijelaskan pada bab sebelumnya.Terdapat beberapa langkah atau prosedur yang terdapat kesulitan saat melakukannya, diantaranya:1. Keadaan cuaca yang tidak menentu (kadang-kadang hujan pas pelaksanaan praktikum yang mengakibatkan praktikum dihentikan sementara).2. Banyaknya kendaraan yang lewat, sehingga dapat mengganggu pembacaan, yang mengakibatkan pembacaan seringkali di ulangi.3. Di daerah pengukuran yang ada tanjakan seringkali di ulang pembacaannya, karena jarak antara alat dan rambu terlalu jauh yang mengakibatkan adanya perbedaan antara jarak pengukuran dengan jarak optis.

B. Analisa HasilData hasil pembacaan dan pengukuran di lapangan kemudian diolah secara manual dan dengan menggunakan Microsoft excel. Hasil dan perhitungannya pun telah sesuai dengan kontrolnya, yaitu:Titik 1 = Tisebelumnya + HksebelumnyaBobot = 1Hk = 0Setelah data hasil pengelohan pengukuran sipat datar benar, kemudian digambarkan pada AutoCAD.

C. PerhitunganPerhitungan manual hasil pengukuran kerangka dasar vertikal metode sipat datar disajikan secara mendetail pada lembar berikutnya.

Hasil Pengukuran di Lapangan

Lokasi pengukuran: FPMIPA-FPOK UPI BandungHari, tanggal: Tinggi titik awal: 903,688 meterTinggi alat: 1,5 meterKgb: 0.0025Kode alat: Wild NK10-173149(d): 585,15 meterJumlah titik: 28H: -0,061875

A. Mencari Jarak OptisMencari jarak muka dan jarak belakang digunakan dengan rumus:d = (BA - BB) . 100Keterangan:d= jarak datar optis.BA= bacaan benang atas.BB= bacaan benang bawah. = selisih, berlaku untuk rambu tegak maupun rambu terbalik.100= konstanta pesawat sipat datar.

Dalam perhitungan ini jarak optis antara:1. Titik 1 2 Titik 1 dan titik P1= (1,534 1,434) x 100= 10meter Titik P1 dan titik 2= (1,591 1,484) x 100= 10,7 meter + Jarak titik 1 dan titik 2 (d)= 20,7 meter2. Titik 2 3 Titik 2 dan titik P2= (1,545 1,445) x 100= 10meter Titik P2 dan titik 3= (1,572 1,472) x 100= 10meter+ Jarak titik 2 dan titik 3 (d)= 20meter3. Titik 3 4 Titik 3 dan titik P3= (1,584 1,434) x 100= 15meter Titik P3 dan titik 4= (1,6 1,45) x 100= 15meter+ Jarak titik 3 dan titik 4 (d)= 30meter4. Titik 4 5 Titik 4 dan titik P4= (1,404 1,254) x 100= 15meter Titik P4 dan titik 5= (1,624 1,474) x 100= 15meter+ Jarak titik 4 dan titik 5 (d)= 30meter5. Titik 5 6 Titik 5 dan titik P5= (1,465 1,29) x 100= 17,5meter Titik P5 dan titik 6= (1,965 1,79) x 100= 17,5meter+ Jarak titik 5 dan titik 6 (d)= 35meter6. Titik 6 7 Titik 6 dan titik P6= (1,354 1,229) x 100= 12,5meter Titik P6 dan titik 7= (1,681 1,556) x 100= 12,5meter+ Jarak titik 6 dan titik 7 (d)= 25meter7. Titik 7 8 Titik 7 dan titik P7= (1,008 - 0,958) x 100= 5meter Titik P7 dan titik 8= (1,66 1,61) x 100= 5meter+ Jarak titik 7 dan titik 8 (d)= 10meter8. Titik 8 9 Titik 8 dan titik P8= (0,948 0,898) x 100= 5meter Titik P8 dan titik 9= (1,951 1,901) x 100= 5meter+ Jarak titik 8 dan titik 9 (d)= 10meter9. Titik 9 10 Titik 9 dan titik P9= (0,935 0,885) x 100= 5meter Titik P9 dan titik 10= (1,877 1,827) x 100= 5meter+ Jarak titik 9 dan titik 10 (d)= 10meter10. Titik 10 11 Titik 10 dan titik P10 = (0,928 0,878) x 100= 5meter Titik P10 dan titik 11 = (1,878 1,828) x 100= 5meter+ Jarak titik 10 dan titik 11 (d)= 10meter11. Titik 11 12 Titik 11 dan titik P11 = (1,169 1,119) x 100= 5meter Titik P11 dan titik 12 = (1,858 1,808) x 100= 5meter+ Jarak titik 11 dan titik 12 (d)= 10meter12. Titik 12 13 Titik 12 dan titik P12 = (0,892 0,842) x 100= 5meter Titik P12 dan titik 13 = (1,832 1,782) x 100= 5meter+ Jarak titik 12 dan titik 13 (d)= 10meter13. Titik 13 14 Titik 13 dan titik P13 = (1,348 1,308) x 100= 4meter Titik P13 dan titik 14 = (1,215 1,175) x 100= 4meter+ Jarak titik 13 dan titik 14 (d)= 8meter14. Titik 14 15 Titik 14 dan titik P14 = (0,669 0,583) x 100= 8,6meter Titik P14 dan titik 15 = (1,835 1,745) x 100= 9meter+ Jarak titik 14 dan titik 15 (d)= 17,6meter15. Titik 15 16 Titik 15 dan titik P15 = (1,192 1,122) x 100= 7meter Titik P15 dan titik 16 = (1,681 1,601) x 100= 8meter+ Jarak titik 15 dan titik 16 (d)= 15meter16. Titik 16 17 Titik 16 dan titik P16 = (1,106 0,959) x 100= 14,7meter Titik P16 dan titik 17 = (1,74 1,583) x 100= 15,7meter+ Jarak titik 16 dan titik 17 (d)= 30,4meter17. Titik 17 18 Titik 17 dan titik P17 = (0,551 0,504) x 100= 4,7meter Titik P17 dan titik 18 = (2,166 2,115) x 100= 5,1meter+ Jarak titik 17 dan titik 18 (d)= 9,8meter18. Titik 18 19 Titik 18 dan titik P18 = (1,826 1,776) x 100= 5meter Titik P18 dan titik 19 = (0,749 0,699) x 100= 5meter+ Jarak titik 18 dan titik 19 (d)= 10meter19. Titik 19 20 Titik 19 dan titik P19 = (1,474 1,285) x 100= 18,9meter Titik P19 dan titik 20 = (1,601 1,41) x 100= 19,1 meter + Jarak titik 19 dan titik 20 (d)= 38meter20. Titik 20 21 Titik 20 dan titik P20 = (1,858 1,683) x 100= 17,5meter Titik P20 dan titik 21 = (1,5 1,325) x 100= 17,5meter+ Jarak titik 20 dan titik 21 (d)= 35meter21. Titik 21 22 Titik 21 dan titik P21 = (1,919 1,759) x 100= 16meter Titik P21 dan titik 22 = (1,428 1,268) x 100= 16meter+ Jarak titik 21 dan titik 22 (d)= 32meter22. Titik 22 23 Titik 22 dan titik P22 = (2,093 1,949) x 100= 14,4meter Titik P22 dan titik 23 = (0,869 0,722) x 100= 14,7meter+ Jarak titik 22 dan titik 23 (d)= 29,1meter23. Titik 23 24 Titik 23 dan titik P23 = (2,233 2,13) x 100= 10,3meter Titik P23 dan titik 24 = (0,751 0,631) x 100= 12meter+ Jarak titik 23 dan titik 24 (d)= 22,3meter24. Titik 24 25 Titik 24 dan titik P24 = (2,06 1,96) x 100= 10meter Titik P24 dan titik 25 = (0,712 0,612) x 100= 10meter+ Jarak titik 22 dan titik 25 (d)= 20meter25. Titik 25 26 Titik 25 dan titik P25 = (2,062 1,956) x 100= 10,6meter Titik P25 dan titik 26 = (0,585 0,461) x 100= 12,4meter+ Jarak titik 25 dan titik 26 (d)= 23meter

26. Titik 26 27 Titik 26 dan titik P26 = (1,922 1,825) x 100= 9,7meter Titik P26 dan titik 27 = (1,007 0,906) x 100= 10,1meter+ Jarak titik 26 dan titik 27 (d)= 19,8meter27. Titik 27 28 Titik 27 dan titik P27 = (2,082 1,98) x 100= 10,2meter Titik P27 dan titik 28 = (0,949 0,851) x 100= 9,8meter+ Jarak titik 27 dan titik 28 (d)= 20meter28. Titik 28 1 Titik 28 dan titik P28 = (1,825 1,655) x 100= 17meter Titik P28 dan titik 1 = (1,105 0,935) x 100= 17meter+ Jarak titik 28 dan titik 1 (d)= 34meter

Jumlah jarak 1 sampai 1 = (d)= 585,7meterJumlah jarak 1 sampai 1 di lapangan (d) = 585,15meterJumlah jarak yang digunakan pada tahap analisis adalah jumlah jarak di lapangan.

B. Mencari Benang Tengah Belakang KoreksiMencari benang tengah belakang koreksi dapat digunakan rumus:BTbk = BTb (Kgb . db)Keterangan:BTbk= Benang tengah belakang koreksi.BTb= Benang tengah belakang.Kgb= Koreksi garis bidik.db= Jarak benang belakang.

Berikut perhitungan BTbk di tiap titik:Titik 1= 1,5375 (0.0025 x 10,7)= 1,51075Titik 2= 1,522 (0,0025 x 10)= 1,497Titik 3= 1,525 (0,0025 x 15)= 1,4875Titik 4= 1,549 (0,0025 x 15)= 1,5115Titik 5= 1,877 (0,0025 x 17,5)= 1,83325Titik 6= 1,6185 (0,0025 x 12,5)= 1,58725Titik 7= 1,635 (0,0025 x 5)= 1,6225Titik 8= 1,926 (0,0025 x 5)= 1,9135Titik 9= 1,852 (0,0025 x 5)= 1,8395Titik 10= 1,853 (0,0025 x 5)= 1,8405Titik 11= 1,833 (0,0025 x 5)= 1,8205Titik 12= 1,807 (0,0025 x 5)= 1,7945Titik 13= 1,195 (0,0025 x 4)= 1,185Titik 14= 1,79 (0,0025 x 9)= 1,7675Titik 15= 1,641 (0,0025 x 8)= 1,621Titik 16= 1,661 (0,0025 x 15,7)= 1,62175Titik 17= 2,141 (0,0025 x 5,15)= 2,128125Titik 18= 0,724 (0,0025 x 5)= 0,7115Titik 19= 1,505 (0,0025 x 19,1)= 1,45725Titik 20= 1,412 (0,0025 x 17,5)= 1,36825Titik 21= 1,348 (0,0025 x 16)= 1,308Titik 22= 0,796 (0,0025 x 14,7)= 0,75925Titik 23= 0,691 (0,0025 x 12,1)= 0,66075Titik 24= 0,663 (0,0025 x 10)= 0,638Titik 25= 0,523 (0,0025 x 12,4)= 0,492Titik 26= 0,956 (0,0025 x 10,2)= 0,9305Titik 27= 0,9 (0,0025 x 9,8)= 0,8755Titik 28= 1,02 (0,0025 x 17)= 0,9775

C. Mencari Benang Tengah Muka KoreksiMencari benang tengah muka koreksi dapat digunakan rumus:BTmk = BTm (Kgb . dm)Keterangan:BTmk= Benang tengah muka koreksi.BTm= Benang tengah muka.Kgb= Koreksi garis bidik.dm= Jarak benang muka.

Berikut perhitungan BTmk di tiap titik:Titik 1= 1,484 (0,0025 x 10)= 1,459Titik 2= 1,495 (0,0025 x 10)= 1,47Titik 3= 1,509 (0,0025 x 15)= 1,4715Titik 4= 1,329 (0,0025 x 15)= 1,2915Titik 5= 1,377 (0,0025 x 17,5)= 1,33325Titik 6= 1,2915 (0,0025 x 12,5)= 1,26025Titik 7= 0,983 (0,0025 x 5)= 0,9705Titik 8= 0,923 (0,0025 x 5)= 0,9105Titik 9= 0,91 (0,0025 x 5)= 0,8975Titik 10= 0,903 (0,0025 x 5)= 0,8905Titik 11= 1,144 (0,0025 x 5)= 1,1315Titik 12= 0,867 (0,0025 x 5)= 0,8545Titik 13= 1,328 (0,0025 x 4)= 1,318Titik 14= 0,626 (0,0025 x 8,6)= 0,6045Titik 15= 1,157 (0,0025 x 7)= 1,1395Titik 16= 1,033 (0,0025 x 14,7)= 0,99625Titik 17= 0,528 (0,0025 x 4,7)= 0,51625Titik 18= 1,801 (0,0025 x 5)= 1,7885Titik 19= 1,379 (0,0025 x 18,9)= 1,33175Titik 20= 1,77 (0,0025 x 17,5)= 1,72625Titik 21= 1,839 (0,0025 x 16)= 1,799Titik 22= 2,01 (0,0025 x 14,5)= 1,98475Titik 23= 2,1815 (0,0025 x 10,3)= 1,15575Titik 24= 2,01 (0,0025 x 10)= 1,985Titik 25= 2,01 (0,0025 x 10,6)= 1,9835Titik 26= 1,874 (0,0025 x 9,8)= 1,8495Titik 27= 2,031 (0,0025 x 10,2)= 2,0055Titik 28= 1,74 (0,0025 x 17)= 1,6975

D. Mencari Beda Tinggi Antara Dua TitikMencari beda tinggi antara dua titik dapat dicari dengan rumus:H = BTbk BTmkKeterangan:H= Beda tinggi antara dua titik.BTbk= Benang tengah belakang koreksi.BTmk= Benang tengah muka koreksi.

Berikut perhitungan beda tinggi antara dua titik:H 1 2= 1,51075 1,459 = 0,05175H 2 3= 1,497 1,47= 0,027H 3 4= 1,4875 1,4715= 0,016H 4 5= 1,5115 1,2915= 0,22H 5 6= 1,83325 1,33325= 0,5H 6 7= 1,58725 1,26025= 0,327H 7 8= 1,6225 0,9705= 0,652H 8 9= 1,9135 0,9105= 1,003H 9 10= 1,8395 0,8975= 0,942H 10 11= 1,8405 0,8905= 0,95H 11 12= 1,8205 1,1315= 0,689H 12 13= 1,7945 0,8545= 0,94H 13 14= 1,185 1,318= -0,133H 14 15= 1,7675 0,6045=1,163H 15 16= 1,621 1,1395= 0,4815H 16 17= 1,62175 0,99625= 0,6255H 17 18= 2,128125 0,51625= 1,611875H 18 19= 0,7115 1,7885= -1,077H 19 20= 1,45725 1,33175= 0,1255H 20 21= 1,36825 1,72625= -0,358H 21 22= 1,308 1,799= -0,491H 22 23= 0,75925 1,98475= -1,2255H 23 24= 0,66075 1,15575= -1,495H 24 25= 0,638 1,985= -1, 347H 25 26= 0,492 1,9835= -1,4915H 26 27= 0,9305 1,8495= -0,919H 27 28= 0,8755 2,0055= -1,13H 28 1= 0,9775 1,6975= -0,72+H= -0,61875

E. Mencari BobotMencari bobok dapat digunakan rumus:Keterangan:Bobot= Hasil bagi jarak antara dua titik dengan jarak seluruhnya.d= Jarak antara dua titik.(d)= Jarak keseluruhan.

Berikut perhitungan bobot di tiap titik:Titik 1 2= = 0,035375545Titik 2 3= = 0,03417927Titik 3 4= = 0,051268905Titik 4 5= = 0,051268905Titik 5 6= = 0,059813723Titik 6 7= = 0,042724088Titik 7 8= = 0,017089635Titik 8 9= = 0,017089635Titik 9 10= = 0,017089635Titik 10 11= = 0,017089635Titik 11 12= = 0,017089635Titik 12 13= = 0,017089635Titik 13 14= = 0,013671708Titik 14 15= = 0,030077758Titik 15 16= = 0,025634453Titik 16 17= = 0,051952491Titik 17 18= = 0,016833291Titik 18 19= = 0,017089635Titik 19 20= = 0,064940614Titik 20 21= = 0,059813723Titik 21 22= = 0,054686832Titik 22 23= = 0,049901735Titik 23 24= = 0,038280783Titik 24 25= = 0,03417927Titik 25 26= = 0,039306161Titik 26 27= = 0,03417927Titik 27 28= = 0,03417927Titik 28 1= = 0,058104759+Bobot=1

F. Mencari Beda Tinggi KoreksiMencari beda tinggi koreksi dapat digunakan rumus:Hk = H (H . Bobot)Keterangan:Hk= Beda tinggi koreksi.H= Beda tinggi antara dua titik.H= Jumlah beda tinggi antara dua titik.Bobot= Hasil bagi dari jarak antara dua titik dengan jarak seluruhnya.

Berikut perhitungan beda tinggi koreksi di tiap titik:Hk 1 2= 0,05175 (-0,061875 x 0,035375545)= 0,053938862Hk 2 3= 0,027 (-0,061875 x 0,03417927)= 0,029114842Hk 3 4= 0,016 (-0,061875 x 0,051268905)= 0,019172264Hk 4 5= 0,22 (-0,061875 x 0,051268905)= 0,223172264Hk 5 6= 0,5 (-0,061875 x 0,059813723)= 0,503700974Hk 6 7= 0,327 (-0,061875 x 0,042724088)= 0,329643553Hk 7 8= 0,652 (-0,061875 x 0,017089635)= 0,653057421Hk 8 9= 1,003 (-0,061875 x 0,017089635)= 1,004057421Hk 9 10= 0,942 (-0,061875 x 0,017089635)= 0,943057421Hk 10 11= 0,95 (-0,061875 x 0,017089635)= 0,951057421Hk 11 12= 0,689 (-0,061875 x 0,017089635)= 0,690057421Hk 12 13= 0,94 (-0,061875 x 0,017089635)= 0,941057421Hk 13 14= -0,133 (-0,061875 x 0,013671708)= -0,132154063Hk 14 15= 1, 163 (-0,061875 x 0,030077758)= 1,164861061Hk 15 16= 0,4815 (-0,061875 x 0,025634453)= 0,483086132Hk 16 17= 0,6255 (-0,061875 x 0,051952491)= 0,62871456Hk 17 18= 1,611875 (-0,061875 x 0,016833291)= 1,61291656Hk 18 19= -1,077 (-0,061875 x 0,017089635)= -1,075942579Hk 19 20= 0,1255 (-0,061875 x 0,064940614)= 0,1295182Hk 20 21= -0,358 (-0,061875 x 0,059813723)= -0,354299026Hk 21 22= -0,491 (-0,061875 x 0,054686832)= -0,487616252Hk 22 23= -1,2255 (-0,061875 x 0,049901735)= -1,22241233Hk 23 24= -1,495 (-0,061875 x 0,038280783)= -1,492631377Hk 24 25= -1,347 (-0,061875 x 0,03417927)= -1,344885158Hk 25 26= -1,4915 (-0,061875 x 0,039306161)= -1,489067931Hk 26 27= -0,919 (-0,061875 x 0,03417927)= -0,916885158Hk 27 28= -1,13 (-0,061875 x 0,03417927)= -1,127885158Hk 28 1= -0,72 (-0,061875 x 0,058104759)= -0,71640476 +Hk=0

G. Mencari Titik Tinggi, dengan Titik Awal adalah +903,688Mencari tinggi titik dapat digunakan rumus:Ti = Tisebelumnya + HkKeterangan:Ti= Tinggi titik.Hk= Beda tinggi koreksi

Berikut adalah perhitungan tinggi titik pada tiap titik:Tinggi Titik 1= 903.688 (tinggi titik awal)Tinggi Titik 2= 903.688 + 0.053938862= 903.7419389Tinggi Titik 3= 903.7419389 + 0.029114842= 903.7710537Tinggi Titik 4= 903.7710537 + 0.019172264= 903.790226Tinggi Titik 5= 903.790226 + 0.223172264= 904.0133982Tinggi Titik 6= 904.0133982 + 0.503700974= 904.5170992Tinggi Titik 7= 904.5170992 + 0.329643553= 904.8467428Tinggi Titik 8= 904.8467428 + 0.653057421= 905.4998002Tinggi Titik 9= 905.4998002 + 1.004057421= 906.5038576Tinggi Titik 10= 906.5038576 + 0.943057421= 907.446915Tinggi Titik 11= 907.446915 + 0.951057421= 908.3979724Tinggi Titik 12= 908.3979724 + 0.690057421= 909.0880299Tinggi Titik 13= 909.0880299 + 0.941057421= 910.0290873Tinggi Titik 14= 910.0290873 + (-0.132154063)= 909.8969332Tinggi Titik 15= 909.8969332 + 1.164861061= 911.0617943Tinggi Titik 16= 911.0617943 + 0.483086132= 911.5448804Tinggi Titik 17= 911.5448804 + 0.62871456= 912.173595Tinggi Titik 18= 912.173595 + 1.61291656= 913.7865115Tinggi Titik 19= 913.7865115 + (-1.075942579)= 912.710569Tinggi Titik 20= 912.710569 + 0.1295182= 912.8400872Tinggi Titik 21= 912.8400872 + (-0.354299026)= 912.4857881Tinggi Titik 22= 912.4857881 + (-0.487616252)= 911.9981719Tinggi Titik 23= 911.9981719 + (-1.22241233)= 910.7757595Tinggi Titik 24= 910.7757595 + (-1.492631377)= 909.2831282Tinggi Titik 25= 909.2831282 + (-1.344885158)= 907.938243Tinggi Titik 26= 907.938243 + (-1.489067931)= 906.4491751Tinggi Titik 27= 906.4491751 + (-0.916885158)= 905.5322899Tinggi Titik 28= 905.5322899 + (-1.127885158)= 904.4044048Tinggi Titik 1= 904.4044048 + (-0.716404768)= 903.688

Dengan hasil perhitungan tinggi masing-masing titik di atas, dapat dilihat bahwa tinggi titik 1 awal = 903,688 sama dengan tinggi titik akhir di 1 = 903,688. Jadi sesuai dengan keterangan di atas bahwa dalam pengukuran Kerangka Dasar Vertikal (KDV) metode sipat datar ini tinggi titik awal dan tinggi titik akhir adalah sama, yaitu 903,688.

H. Mencari Kemiringan Antar SlagMencari kemiringan antar slag dapat digunakan rumus:

Kemiringan Titik 1 dan 2= = 0.002605742Kemiringan Titik 2 dan 3= = 0.001455742Kemiringan Titik 3 dan 4= = 0.000639075Kemiringan Titik 4 dan 5= = 0.007439075Kemiringan Titik 5 dan 6= = 0.014391456Kemiringan Titik 6 dan 7= = 0.013185742Kemiringan Titik 7 dan 8= = 0.065305742Kemiringan Titik 8 dan 9= = 0.100405742Kemiringan Titik 9 dan 10= = 0.094305742Kemiringan Titik 10 dan 11= = 0.095105742Kemiringan Titik 11 dan 12= = 0.069005742Kemiringan Titik 12 dan 13= = 0.094105742Kemiringan Titik 13 dan 14= = -0.016519258Kemiringan Titik 14 dan 15= = 0.066185288Kemiringan Titik 15 dan 16= = 0.032205742Kemiringan Titik 16 dan 17= = 0.0206814Kemiringan Titik 17 dan 18= = 0.163747874Kemiringan Titik 18 dan 19= = -0.107594258Kemiringan Titik 19 dan 20= = 0.003408374Kemiringan Titik 20 dan 21= = -0.010122829Kemiringan Titik 21 dan 22= = -0.015238008Kemiringan Titik 22 dan 23= = -0.041863436Kemiringan Titik 23 dan 24= = -0.066635329Kemiringan Titik 24 dan 25= = -0.067244258Kemiringan Titik 25 dan 26= = -0.064742084Kemiringan Titik 26 dan 27= = -0.045844258Kemiringan Titik 27 dan 28= = -0.056394258Kemiringan Titik 28 dan 1= = -0.021070728

BAB VPENUTUP

A. KesimpulanBerdasarkan pada bab-bab sebelumnya mengenai pengukuran sipat datar kerangka dasar vertikal, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:1. Pengukuran sipat datar optis adalah pengukuran tinggi garis bidik alat sipat datar di lapangan melalui rambu ukur.2. Pengukuran kerangka dasar vertikal maksudnya adalah pembuatan serangkaian titik di lapangan yang diukur ketinggiannya melalui pengukuran beda tinggi untuk pengikatan ketinggian titik-titik lain yang lebih detail dan banyak.3. Tujuan pengukuran sipat datar KDV adalah untuk memperoleh informasi beda tinggi yang relative akurat di lapangan sedemikian rupa sehingga informasi tinggi pada daerah yang tercakup layak untuk diolah sebagai informasi yang layak kompleks.4. Peralatan yang digunakan pada pengukuran sipat datar optis adalah:a. Alat sipat datar optis (Wild NK10-173149).b. Rambu ukur dua buah.c. Statif.d. Unting-unting.e. Patok (paku, cat & kuas).f. Pita ukur.g. Payung.

KHOTIBUL UMAM (1102324)21