20
KERAH I. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud : - Mengetahui macam – macam bentuk kerah. - Mengetahui cara pembuatan pola kerah dan pengembangannya. - Mengetahui kesulitan – kesulitan apa saja yang dihadapi saat pembuatan pola kerah. Tujuan : - Mampu membuat pola kerah shiller, kerah peterpan dan kerah setali. - Mampu mengatasi kesulitan – kesulitan yang terjadi saat pembuatan pola. II. TEORI DASAR Kerah adalah bagian dari sebuah desain pakaian, yang terletak di bagian ataspakaian. Dalam menggambar busana perlu mempertimbangkan bentuk wajah danleher. Bentuk leher tinggi sebaiknya menggunakan kerah tinggi atau menutupi sebagianleher seperti kerah kemeja, kerah mandarin, dan lain-lain. Sebaliknya leher yangpendek/rendah, pilih kerah yang agak rebah seperti kerah rebah, ½ berdiri, cape/palerin, dan variasi kerah-kerah yang terletak.Selain berfungsi untuk memperindah, kerah juga berfungsi memberi kenyamananpada pemakai seperti mempertimbangkan iklim di suatu daerah. Kerah terdiri atasbeberapa ukuran mulai dari yang kecil seperti kerah rebah sampai yang lebar sepertikerah cape. Kerah juga bermacam-macam bentuknya, yaitu kerah yang terletak,½ berdiri, berdiri. Berikut ini digambarkan beberapa macam kerah.

Kerah Shiller Yaitu Kerah Yang Bagian Atas Dan Kerah Bagian Bawah Terdiri Dari Satu Potonga1 (2)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kerah

Citation preview

KERAHI. MAKSUD DAN TUJUANMaksud: Mengetahui macam macam bentuk kerah. Mengetahui cara pembuatan pola kerah dan pengembangannya. Mengetahui kesulitan kesulitan apa saja yang dihadapi saat pembuatan pola kerah.Tujuan: Mampu membuat pola kerah shiller, kerah peterpan dan kerah setali. Mampu mengatasi kesulitan kesulitan yang terjadi saat pembuatan pola.

II. TEORI DASARKerah adalah bagian dari sebuah desain pakaian, yang terletak di bagian ataspakaian. Dalam menggambar busana perlu mempertimbangkan bentuk wajah danleher. Bentuk leher tinggi sebaiknya menggunakan kerah tinggi atau menutupi sebagianleher seperti kerah kemeja, kerah mandarin, dan lain-lain. Sebaliknya leher yangpendek/rendah, pilih kerah yang agak rebah seperti kerah rebah, berdiri, cape/palerin, dan variasi kerah-kerah yang terletak.Selain berfungsi untuk memperindah, kerah juga berfungsi memberi kenyamananpada pemakai seperti mempertimbangkan iklim di suatu daerah. Kerah terdiri atasbeberapa ukuran mulai dari yang kecil seperti kerah rebah sampai yang lebar sepertikerah cape. Kerah juga bermacam-macam bentuknya, yaitu kerah yang terletak, berdiri, berdiri. Berikut ini digambarkan beberapa macam kerah.

Kerah shiller yaitu kerah yang bagian atas dan kerah bagian bawah terdiri dari satu potongan. Garis luar kerah pada lipatan kain dan tidak ada kampuh, tetapi mempunyai rever dan garis patahan kerah.Kerah shiller adalah kerah rebah dan dapat berdiri tanpa penegak, apabila di tutup menjadi kerah tegak.Bentuk Kerah

Efek panjang yang berbeda dari sisi bagian luar pinggir leherSemakin besar perbedaanya semakin kecil/sedikit gulunganSemakin kecil perbedaannya semakin besar gulungan

Beragam bentuk kerahBagian dalam atau pinggiran kerah harus tetap sama, meskipun ukuran pinggir bagian luar dapat berbeda, sesuai dengan gaya yang diinginkan.

Bagian bagian kerah :Garis leher garis dimana kerah digabungkan pada leher.Garis model sisi bagian luar dari kerah atau rever.Tegak/berdiri tegaknya kerah mulai dari garis leher hingga garis gulungan.Rebah kedalaman kerah mulai dari gulungan hingga garis gaya.Breakpoint titik dimana rever berbalik untuk membentuk lapel.Breakline garis sepanjang dimana lapel menggulung balik.Semakin berbentuk pinggiran leher semakin datar kerah : pinggir leher lurus kerah akan berada dengan gulungan yang tinggi.

Bentuk Kerah

Flat & partial rollFlat & partial roll ini ditambahkan ke garis leher dan lipat garis keliman untuk membiarkannya datar atau hampir datar pada garmen.Contoh :Kerah Peterpan dan sailor.

Kerah TegakDiperpanjang di atas garis leher garmen seperti pada mandarin atau variasi kerah ini.

Kerah yang digulungKerah kerah jenis ini tegak/ berdiri pada leher dan kemudian jatuh pada garmen sehingga tegak disekelilingi garis leher, misal : kerah kemeja.Kerah jenis lainnya tegak dibagian belakang dan kemudian secara bertahap bergulung untuk merebah datar pada bagian depan, misal : kerah yang dijahit, kerah yang convertible.Garis dimana kerah terlipat dinamakan garis gulungan. Penempatan garis gulungan menentukan kedalaman tegak dan rebah.NB : kerah sebaiknya di- toil sebelum akhirnya dianggap benar.Kerah BerdiriMetode pembuatan I Gambarlah sebuah segiempat ukuran setengah leher ditambah 0,25 cm hingga 3 cm 6 cm ( lebar yang diinginkan )Bagi menjadi empat bagian dan overlap 0,3 cm 0,5 cm. ( semakin dekat overlap ke leher maka pinggir atasnya akan semakin duduk )

Ukuran yang dibutuhkan :Leher belakang tengah hingga bahu=Leher depan tengan hingga bahu =Total =

Plot dan pengembangann pola

Gambar 1Gambarlah sebuah garis di tengah kertas yang sama dengan ukuran ukuran berikut :A B= inchi ( kerah tegak )B C= total leher belakang dan depan ( label C )B D= belakang tengah hingga ukuran bahu.Beri tanda untuk derajat bahu.

Gambar 2Tarik garis ke atas inci dari C. Beri tanda dan label E.Gambarlah garis lengkung dari E ke D, untuk menyelesaikan pinggir garis leher kerah.

Gambar 3Tarik garis inci garis ke atas pada sudut yang tepat hingga E D . Beri label F. Gambarlah sebuah garis dari A ke F, parallel dengan garis B D E.

Kerah PeterPan ( rebah )

Kerah kemeja dua bagian

Cara membuat :A B 33 cm= C D= lingkar leherA C 4 cm= tinggi kerahB D 4 cm= A C. Bisa kurang atau lebih.C E 1,5 cm= D GE F 7 cm= G H, tidak tetap. Titik F dan H bentuknya bisa diubah menurut keinginan.

Cara membuat kaki kerah :X W 33 cm= Y ZX Y 3 cm= W Z. Harus lebih kecil 1 cm dari tinggi kerah.X K 2 cm= W M = tambahan untuk kancing.K L 2 cm= M N ( bisa diubah )

III. ALAT DAN BAHAN

1. Pita Ukur, dipakai untuk mengambil ukuran badan maupun untuk menggambar pola. Pita ukur dibuat dengan ukuran satuan sentimeter dan inci. 1. Buku pola atau buku kostum, berukuran folio dengan lembar halaman berselang-seling bergaris dan polos. Lembar bergaris untuk mencatat ukuran dan keterangan, sedang lembar polos untuk menggambar pola dalam skala 1. Skala atau ukuran perbandingan adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur pada waktu menggambar pola pada buku pola. Skala ini terbuat dari karton berbentuk penggaris dengan berbagai ukuran 1:2, 1:3, 1:4, 1:6 dan 1:8 1. Pensil hitam untuk menggambar garis2 pola asli 1. Pensil merah untuk menggambar garis pola jadi bagian muka 1. Pensil biru untuk menggambar garis pola jadi bagian belakang 1. Penggaris lurus, penggaris siku dan penggaris bentuk panggul, leher dan lengan. 1. Karet penghapus 1. Kertas sampul coklat untuk merancang bahan dan menggambar pola ukuran besar atau ukuran sesungguhnya. Garis2 memanjang yang terdapat pada kertas diumpamakan sebagai arah serat kain memanjang 1. Gunting kertas untuk menggunting kertas pola kecil maupun besar.

IV. CARA KERJA

Kutip ola dasar bagian muka/depan dan belakang.Gambarkan dengan titik bahu pada leher birimpitan, sedangkan titik bahu bawah ( pada kurung lengan ) bertumpuk 2 cm.Turunkan kerung leher 0,5 cm ( belakang ), bahu 0,5 cm, depan 1 cm.Gambarkan kerah pada kerung bahu dengan lebar 6 cm.Ujung kerah bagian muka membentuk setengah lingkaran /bulat ( dengan ukuran 1,5 cm, masuk dari ujung runcing )Ujung kerah bagian belakang tetap berbentuk runcing. Pola Kerah Peterpan

Pola kerah Setali Langkah-langkah Konstruksi PolaKerah Setali Persamaan pola kerah jas dengankerah setali keduanya memiliki garispatah, perbedaannya kerah jasmemiliki rever (kelepak) dan kerahsetali tidak memiliki kelepak, kerahpada kerah setali menyatu denganbadan pada bagian muka dan bagianbelakang tidak. Mengkonstruksi polakerah setali pada dasarnya samadengan kerah jas.

Langkah 1: Jiplak pola dasar badan bagian muka, lalu ukur 2 cm keluarpada bahu bagian leher untuk menentukan garis patah

Untuk menentukan garis leher baru turunkan 2cm padagaris batas lengan pada garis tengah muka, dari titik ini keluar 2 cm untuk garis lidah tengah muka dan menentukanletak kancing. Dari ujung garis lidah tengah muka tarikgaris ke atas untuk garis patah sampai titik garis bahu yangke luar 2 cm.

Langkah 3: Jiplak pola dasar badan belakang lalu ukur lingkar leherbelakang, pada pola bagian muka tarik garis sejajar dengangaris patah pada kerung leher ujung bahu sepanjanglingkar leher belakang.

Langkah 4: Pada ujung garis kerah belakang turun 2 cm lalu buat garisleher baru sepanjang lingkar kerung belakang, pada ujunggaris ini tarik garis siku-siku ke atas untuk garis tengahkerah belakang.

Langkah 5: Pada garis tengah pola belakang ukur 2 cm ke atas untukpenegak dan 4 cm untuk kerah lalu tarik lagi garis siku-sikukebawah. Pada garis patah dekat leher buat garis siku-sikusampai menyentuh garis leher tengah muka danpanjangkan sampai 6 cm, ini untuk lebar kerah.

Langkah 6: Sambungkan garis siku-siku dari garis tengah pola kerahbelakang dengan garis lebar kerah pada lingkar lehertengah muka sampai ujung gari lidah tengah muka danujung garis patah bagian bawah, maka terbentuklah polakerah setali

V. DATA PRAKTIKUM

VI. DISKUSI

9.

VII. KESIMPULAN