Upload
buituyen
View
265
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KM 85 TAHUN 2019
TENTANG
PENETAPAN LOKASI BANDAR UDARA ABRESO
DI KABUPATEN MANOKWARI SELATAN PROVINSI PAPUA BARAT
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM 20 Tahun 2014
tentang Tata Cara dan Prosedur Penetapan Lokasi
Bandar Udara sebagaimana telah diubah dengan PM 64
Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 20 Tahun 2014 tentang Tata
Cara dan Prosedur Penetapan Lokasi Bandar Udara dan
Pasal 34 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 69
Tahun 2013 tentang Tatanan Kebandarudaraan
Nasional, diatur bahwa penetapan lokasi bandar udara
ditetapkan oleh Menteri Perhubungan setelah
memenuhi aspek administrasi dan teknis;
b. bahwa berdasarkan hasil studi dan evaluasi yang
dilakukan, lokasi Bandar Udara Abreso di Kabupaten
Manokwari Selatan Provinsi Papua Barat telah
memenuhi persyaratan administratif dan teknis untuk
ditetapkan sebagai lokasi bandar udara;
- 2 -
Mengingat
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Keputusan Menteri Perhubungan tentang
Penetapan Lokasi Bandar Udara Abreso di Kabupaten
Manokwari Selatan Provinsi Papua Barat;
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4956);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang
Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 9,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4075);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang
Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup
Bandar Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5295);
4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 5);
5. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Perhubungan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);
6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 69 Tahun
2013 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
1046);
- 3 -
Memperhatikan :
7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 20 Tahun
2014 tentang Tata Cara dan Prosedur Penetapan Lokasi
Bandar Udara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 757) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Indonesia Nomor PM 64 Tahun 2018
tentang Tata Cara dan Prosedur Penetapan Lokasi
Bandar Udara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 842);
8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 55 Tahun
2016 tentang Tatanan Navigasi Penerbangan Nasional
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
695);
9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 87 Tahun
2016 tentang Tata Cara Dan Prosedur Pemberian Izin
Mendirikan Bangunan Bandar Udara dan Persetujuan
Pengembangan Bandar Udara (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1031);
10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 83 Tahun
2017 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan
Sipil Bagian 139 (Civil Aviation Safety Regulations Part
139) tentang Bandar Udara (Aerodrome) (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1295);
11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 112 Tahun
2017 tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di
Lingkungan Kementerian Perhubungan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1710);
12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun
2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 1756);
13. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 48 Tahun
2002 tentang Penyelenggaraan Bandar Udara Umum;
1. Peraturan Daerah Provinsi Papua Barat Nomor 4 Tahun
2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Papua Barat Tahun 2013-2033;
- 4 -
Menetapkan
2. Surat Bupati Manokwari Selatan Nomor:
028/529/2016 tanggal 14 September 2016 perihal
Hibah Barang Milik Daerah berupa Tanah di Bandar
Udara Ransiki Abreso;
3. Surat Rekomendasi Gubernur Papua Barat Nomor
553/911/GPB/2018 tanggal 23 Juli 2018 tentang
Dukungan terhadap Usulan Penetapan Lokasi Bandar
Udara Abreso Kabupaten Manokwari Selatan;
4. Surat Bupati Manokwari Selatan Nomor
553/397/VIII/2018 tanggal 27 Agustus 2018 perihal
Permohonan Penetapan Lokasi Bandara Abreso di
Kabupaten Manokwari Selatan;
5. Surat Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perhubungan
Udara Nomor AU.941/DBU/DJU/IX/2018 bulan
September 2018 perihal Evaluasi Kelayakan Bandar
Udara Abreso di Kabupaten Manokwari Selatan;
6. Surat Rekomendasi Bupati Manokwari Selatan Nomor
553.2/62 1/IX/2018 tanggal 27 November 2018 tentang
Status Tanah Bandara Abreso Kabupaten Manokwari
Selatan;
7. Surat Bupati Manokwasi Selatan Nomor
553.1/051/1/2019 tanggal 28 Januari 2019 perihal
Kesanggupan untuk Mengamankan dan
Mengendalikan Tataguna Lahan sekitar Bandara;
MEMUTUSKAN
: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG
PENETAPAN LOKASI BANDAR UDARA ABRESO DI
KABUPATEN MANOKWARI SELATAN PROVINSI PAPUA
BARAT.
- 5 -
PERTAMA
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
: Lokasi Bandar Udara Abreso berada di Desa Abreso
Kecamatan Ransiki Kabupaten Manokwari Selatan Provinsi
Papua Barat sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan
Menteri ini, memuat:
a. Koordinat landas pacu bandar udara terletak pada
koordinat geografis 1° 29’ 12,153” Lintang Selatan (LS)
dan 134° 11’ 56,695” Bujur Timur (BT) atau pada
koordinat bandar udara X = 20.000 meter dan Y =
20.000 meter, dimana sumbu X berhimpit dengan
sumbu landas pacu yang mempunyai azimuth 211° 47’
29,127” geografis dan sumbu Y melalui ujung landas
pacu TH. 21 tegak lurus sumbu X; dan
b. Titik referensi bandar udara/ Aerodrome Reference Point
(ARP) Bandar Udara Abreso di Kabupaten Manokwari
Selatan Provinsi Papua Barat ditentukan lebih lanjut
oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara sesuai
peraturan perundang-undangan.
: Bandar Udara Abreso di Kabupaten Manokwari Selatan
Provinsi Papua Barat sebagaimana dimaksud pada DIKTUM
PERTAMA, sesuai dengan hierarkinya merupakan bandar
udara pengumpan (spoke).
: Luas lahan untuk kebutuhan pembangunan Bandar Udara
Abreso di Kabupaten Manokwari Selatan Provinsi Papua
Barat sebagaimana dimaksud pada Diktum PERTAMA
seluas kurang lebih 282,45 Hektar (Ha).
: Rencana Induk Bandar Udara Abreso di Kabupaten
Manokwari Selatan Provinsi Papua Barat sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II Keputusan ini, terdiri dari:
a. prakiraan permintaan kebutuhan pelayanan
penumpang dan kargo;
b. kebutuhan fasilitas;
c. tata letak fasilitas;
d. tahapan pelaksanaan pembangunan;
- 6 -
KELIMA
KEENAM
KETUJUH
KEDELAPAN
e. kebutuhan dan pemanfaatan lahan; dan
f. kawasan keselamatan operasi penerbangan.
: Pemerintah Kabupaten Manokwari Selatan dalam jangka
waktu paling lama 3 (tiga) tahun wajib melengkapi dokumen
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Lampiran II Keputusan ini, antara lain:
a. batas kawasan kebisingan;
b. daerah lingkungan kerja; dan
c. daerah lingkungan kepentingan.
: Apabila Pemrakarsa tidak melengkapi dokumen dalam
jangka waktu sebagaimana dimaksud pada Diktum KELIMA,
maka Keputusan terhadap penetapan lokasi dimaksud akan
ditinjau kembali sesuai hasil evaluasi yang dilakukan oleh
Direktur Jenderal Perhubungan Udara.
: Pemrakarsa berkewajiban untuk :
a. menyediakan lahan untuk pembangunan Bandar
Udara Abreso di Kabupaten Manokwari Selatan Provinsi
Papua Barat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;
b. menyusun rancangan teknik terinci fasilitas pokok
bandar udara;
c. menyusun analisa dampak lingkungan terhadap
pembangunan dan pengoperasian bandar udara; dan
d. memiliki Izin Mendirikan Bangunan Bandar Udara
dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima) tahun.
: Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KETUJUH huruf d, Pemrakarsa tidak melakukan
pembebasan lahan atau mengajukan Izin Mendirikan
Bangunan Bandar Udara maka hak sebagai Pemrakarsa
hilang dan terhadap penetapan lokasi dimaksud akan
ditinjau kembali.
- 7 -
KESEMBILAN
KESEPULUH
KESEBELAS
KEDUABELAS
: Pembiayaan yang timbul atas penetapan lokasi Bandar
Udara Abreso di Kabupaten Manokwari Selatan Provinsi
Papua Barat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
: Rencana Induk sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KEEMPAT berlaku untuk kurun waktu 20 (dua puluh) tahun
dan dapat ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun.
: Rencana penggunaan dan pemanfaatan lahan yang tidak
sesuai dan belum diatur di dalam rencana induk
sebagaimana dimaksud pada Diktum KEEMPAT wajib
memperoleh persetujuan Direktur Jenderal Perhubungan
Udara.
: Direktur Jenderal Perhubungan Udara melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan Keputusan Menteri ini.
- 8 -
KETIGABELAS Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 10 April 2019
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
ttd.
BUDI KARYA SUMADI
SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada
1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
2. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman;
3. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan;
4. Menteri Sekretaris Negara;
5. Menteri Keuangan;
6. Menteri Dalam Negeri;
7. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;
8. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
9. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
10. Menteri Badan Usaha Milik Negara;
11. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS;
12. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, Para Direktur Jenderal dan Para
Kepala Badan di lingkungan Kementerian Perhubungan;
13. Ketua DPRD Provinsi Papua Barat;
14. Gubernur Provinsi Papua Barat;
15. Ketua DPRD Kabupaten Manokwari Selatan;
16. Bupati Manokwari Selatan;
17. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Papua Barat; dan
18. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Manokwari Selatan.
Y = 9 .8 3 6 .0 0 0
Y = 9 .8 3 5 .0 0 0
Y = 9 .8 3 4 .0 0 0
Y = 9 .8 3 3 .0 0 0000o M
OATA KOORDINAT THRESHOLD
NO TITIK
SISTEM KOORDINAT BANDAR UDARA (ACS)
SISTEM KOORDINAT UTM SISTEM KOORDINAT GEOGRAFIS WGS-84
X(meter)
Y(meter)
X(meter)
Y(meter)
Lintang Selatan Bujur Timur
• - ■ ■
1 TH.21 20.000.000 20.000.000 410.904.745 9.835.657.434 1 29 12.153 134 11 56.695
2 TH.03 18.400.000 20.000.000 410.061,819 9.834.297.460 1 29 56.433 134 11 29,401
LEGENOA:
JALAN
KONTUR
SUNGAI
HT = HUTAN RIMBA
BL = SEMAK BELUKAR / ALANG-ALANG
TL = TEGALAN/LADANG
KB = PERKEBUNAN/KEBUN
PM = PEMUKIMAN & TEMPAT KEGIATANr m — ti_ iy iu rjr*vA ii a i L rvi
U" —'=rj LANOASAN a s = SUNGAJ m TAWAR
AD - DANAU/srru
BD = PASIR OARAT
R • PADANG RUMPUT
K = KEBUN
SH = SAWAH
B = S E M A K B E L U K A R
81 = S P O T E L E V A S I
AR = RAWA LL = PASIR LAUT
ngan aslinya UKUM,
rUBV)J^5j i h e r p r ia r s o n o
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KM 85 TAHUN 2019
TANGGAL 10 APRIL 2019
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
ttd.
BUDI KARYA SUMADI
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
RENCANA INDUK BANDAR UDARA ABRESO
KABUPATEN MANOKWARI SELATAN
PROVINSI PAPUA BARAT
NAMA GAMBAR
LOKASI BANDARA
NOM OR JUM LAH LEMBAR
Y » 2 1 .5 0 0
JALAN AKSES
Y - 2 1 .0 0 0
CADANGAN LAHAN
CADANGAN LAHAN
Y = 2 0 .5 0 0
CADANGAN LAHAN
RESA
Teluk Uwi
CADANGAN LAHAN
Ransiki
'i-90.0-i60.oL
i-90.oi60.oi---- 1450.0----RUNWAY TAHAP I
---- 1600.0-----RUNWAY TAHAP IIY= 1 9 .5 0 0
100 200 300 400
NO TITIK
SISTEM KOORDINAT
BANDAR UDARA (ACS) SISTEM KOORDINAT UTM SISTLM KOORDINAT GEOGRAflS WGS-S4
X
(meter)Y
(meter)
X
(meter)
Y
(meter)
Lintang Selatan Bujur Timur
• ■ • • • ■
1 TH.21 20.000,000 20.000,000 410.904,745 9.835 657.434 1 29 12.153 134 11 56.695
2 TH.03 18.400.000 20 000,000 410.061.819 9.834 297,480 1 29 56.433 134 11 29,401
— ^ V - « u » ------ .1 _M» , ' T - - _ — — _ _ ^ - j- -
S T .. 1®
Y -2 1 .5 0 0
Y - 2 1 .0 0 0
Y - 2 0 .5 0 0
Y = 2 0 .0 0 0
Y - 1 9 .5 0 0
KETERANGAN;
1 TERMINAL PENIMBANG 16 AJRPORT MAINTENANCE BULDMG2 AREA PARKIR MOBLPUBUK 17 GSE MAJNTENANCE BULOING3 AREA PARKIR TAXI DAN BUS 18 BANGUNAN PENUMPUKAN SAMPAH4 FASILITAS IBADAH 19 LAHAN STP5 SCULPTURE 20 LAHAN RUMAH DftAS6 KANTOR KEAMANAN 21 LAHAN PEMERWTAHAN7 KANTOR AOMlMSTRASI 22 GEDUNG PEMANCAR8 KANTOR OPERASI 23 TERMINAL KARGO9 KANTOR AIRNAV 24 JASA BOGA/KATERM310 MENARA PENGAWAS 25 OPRJ11 GEDUNG PKP-PK 26 WINOSOCK12 BMKG 27 PAP113 TAMAN 8AKG 28 tMWDME14 POWER H0L6E 29 TAMAN SOLAR ( B I15 BANGUNAN SUMBER AR 30 APRON SERVICE BUIOWG
31 BANGULAN ISTIRAHAT SURR32 GAPURA33 SEKOLAH PENER8ANGAN
LEGENDA:
TAHAP I
TAHAP I
KONTUR
SALIRAN
1 JALAN | - - | LANOASAN
H T- HUTAN RIMBABI = SEMAK BELUKAR / ALANG-ALANGT l- TEGALAN/LADANGKB - PERKEBUNAN / KEBUNPM - PEMUKIMAN & TEMPAT KEGIATANAS - SUNGAI AIR TAWARA D - DANAU/SITU
BO -PASR DARAT R - PADANG RUMPUT K - KEBUN SH - SAWAH B - SEMAK BELUKAR
81 «SPOT ELEVASI AR-RAWA U - PASIR LAUT
LAMPIRAN IIA
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KM 85 TAHUN 2019
TANGGAL 10 APRIL 2019
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
ttd.
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
RENCANA INDUK BANDAR UDARA ABRESO
KABUPATEN MANOKWARI SELATAN
PROVINSI PAPUA BARAT
NAMA GAMBAR NOMOR JUM LAH LEMBAR
BUDI KARYA SUMADIRENCANA INDUK 02 06
KETERANGAN:
1 TCRMNAl P£NUM>ANG 16 AJRPORT MANTENANCE BULflNG 31 BANGUNAN ISTIRAHAT SUPIR2 «ttAPAAKIR M08L RJBUK 17 GSE MAJNTENANCE BUIDWG 8 GAPURA3 AflfA PA/fcUR TAW DAN BUS 18 BANGUNAN PENUMPUKAN SAMPAH 33 SEKOLAH PENERBANGAN4 FASILITAS IBADAH 19 LAHAN SIP5 SCUUTUff 20 LAHAN RUMAH DMAS6 KANTOfl KEAMANAN 21 LAHAN PEMERWTAHAN7 kantor adm instrasi 22 GEDUNG PEMANCAR8 KANTOR OPERASI 23 TERMINAL KARGO9 KANTOR AIRNAV 24 JASA BOGA / KATERWG10 menara pengawas 25 DPPU11 g eo w g pkp-pk 26 WINOSOCK12 BMKG 27 PAP113 TAMAN 6NKG 28 OVOR/DME14 POWER HOUSE 29 TAMAN SOLAR CELL15 BANGUNAN SUMBER A« 30 APRON SERVICE BULDWG
TAHAP I
TAHAP I
KONTUR
SALURAN
| JALAN [ - - J LANOASAN
HT » Hl/TANRJMBABL - S£MAK BELUKAR / ALANG-ALANGTL - TEGALAN/LADANGKB-PERKEBUNAN/KEBUNPM - PEMUKIMAN & TEMPAT KEGIATANAS - SUNGAI AIR TAWARAD - DANAU/SITU
BO -PASR DARAT R - PADANG RUMPUT K - KEBUN S H - SAWAH B - SEMAK BELUKAR
81 -SPO T ELEVASI AR-RAWA LL - PASIR LAUT
-dengan aslinya " HUKUM,4*
LAMPIRAN IIB
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KM 85 TAHUN 2019
TANGGAL 10 APRIL 2019
MENTERI PERHUBUNGANREPUBLIK INDONESIA
ttd.
BUDI KARYA SUMADI
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
RENCANA INDUK BANDAR UDARA ABRESO
KABUPATEN MANOKWARI SELATAN
PROVINSI PAPUA BARAT
NAMA GAMBAR NOMOR JUM LAH LEMBAR
TATA LETAK FASILITAS SISI DARAT 03 06
Y=20.600
Y*20.400
Y » 20.200
Y -20.800
Y-20.600
Y-20.400
' » 20.200
Y -21.500 Y=21.500
Kali Uwl
JALAN AKSES
100 200 300 400 500 m
Y -2 1.000 Y - 21.000
IANGAN LAHAN'//////CADANGAN LAHAN
/%y//// ////.
Y-20.500 Y»20.500
CADANGAN LAHAN
y=20.ooo Y=20.000
Teluk Uwi
Ransiki
---- 1450.0----RUNWAY TAHAP I
-------1600.0--------RUNWAY TAHAP IIY» 19.500 Y= 19.500
r* CO
KETERANGAN:
1 TERMNAL PENUMPANG 16 AJRPORT MAINTENANCE BULDWG 31 BANGUNAN ISTIRAHAT S lPR2 AREA PARKIR M061PUBUK 17 GSE MAJNTENANCE BULDING 32 GAPURA3 AREA PARWR TAXJ DAN BUS 18 BANGUNAN PENUMPUKAN SAMPAH 33 SEKOLAH PENER8ANGAN4 FASILITAS IBADAH 19 LAHAN STPS SCULPTURE 20 LAHAN RUMAH DWAS6 KANTOR KEAMANAN 21 LAHAN PEMERINTAHAN7 KANTOR ADMINSTRASJ 22 GEDUNG PEMANCAR8 KANTOR OPERASI 23 TERMINAL KARGO9 KANTOR AJRNAV 24 JASA BOGA /KATERNG10 MENARA PENGAWAS 25 OPRJ11 GEDUNG PKP-PK 26 W1NDS0CK12 BMKG 27 PAP113 TAMAN BKKG 28 DW DME14 POWER HOUSE 29 TAMAN SOLAR CELL15 BANGUNAN SUMBER AR 30 APRON SERVICE BULOWG
TAKARI
TAHAP I
KONTUR
SALURAN
| JALAN f - - 1 LANOASAN
HT ■ Hl/TAN RIMBA ____ BO = PASR DARATBL - SEMAK «ATL-TEGALAN/LADANG K = KEBUNKB - PERKEBUNAN/ KEBUN SH - SAWAHPM - PEMUKIMAN & TEMPAT KEGIATAN B = SEMAK BELUKARAS - SlWGAI AIR TAWAR 81 « SPOT ELEVASIAO • OANAU/STTU AR * RAWA
L L « PASIR LAUT
LAMPIRAN IIC
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KM 85 TAHUN 2019
TANGGAL 10 APRIL 2019
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
RENCANA INDUK BANDAR UDARA ABRESO
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
ttd.
KABUPATEN MANOKWARI SELATAN
PROVINSI PAPUA BARAT
NAMA GAMBAR NOMOR JUM LAH LEMBAR
BUDI KARYA SUMADIKEBUTUHAN LAHAN 04 06
- Y - 35 .0 0 0
BATAS KAWASAN KES€LAMATAN OPERASI PENERBANGAN
No
KOORDINAT BANDAR UDARA KOORDINAT GEOGRAFIS
X Y UNTANG SELATAN BU JU R TIMUR
(M ETER) (METER) * * • *
A l 1 18340 306 20149 746 1 29 55 51 134 11 24 77 ~
A I 2 18340 325 19649 746 1 30 066 134 11 32 52
A l 3 3340493 17598 661 1 37 34 41 134 6 18 53
A l 4 3340146 22396 661 1 36 1201 134 6 6 53
A 1 5 15340 361 19399 529 1 31 3141 134 10 53 72
A 1 « 15340 274 20699 530 1 31 1082 134 10 20 72
A 2 1 20060 306 20149 670 1 29 791 134 11 53 60
A 2 2 36060 144 22400 956 1 21 34 14 134 15 756
A 2 3 35060 491 17600 966 1 22 56 53 134 17 1955
A 2 4 20060 328 19649 870 1 29 1306 134 12 186
A 2 5 23060 274 20600 067 1 27 37 16 134 12 32 39
A 2 6 23060 361 19400087 1 77 57 76 134 13 5 39
B 1 1 16206 283 20469 392 1 30 49 03 134 10 3911
B 12 22410 261 20602 541 1 77 56 82 134 12 23 99 -
B 2 1 16206 361 19529 792 1 31 516 134 11 495
B 2 2 22410354 19497 540 1 28 1407 134 12 51 63
C.1.1 14409 244 20739114 1 31 34 19 134 10 100
C 1 2 18340 028 23999 746 1 28 49 43 134 9 38 39
C 1 3 20060 02S 23999 870 1 28 183 134 10 7 7 3
C 1 4 23891 283 20739 808 1 27 899 134 12 44 43
C 21 14409 361 19259 809 1 31 59 58 134 10 41 68
C 2 2 23991 390 19280 502 1 77 34 39 134 13 2511
C 2 3 20060 607 15999 870 1 30 1915 134 13 47 73
C 2 4 18340 607 15099 746 1 31 675 134 13 18 39
0 1 1 12925 082 20961 630 1 32 11 44 134 9 29 56
0 1 2 18339 919 25603 745 1 28 23 61 134 8 57 03
0 1 3 20059 019 25603 870 1 27 38 01 134 9 26 37
D 1 4 25475 414 20962 538 1 26 24 10 134 13 3 62
0 2 1 12925 220 19037 079 1 32 44 47 134 10 2249
0 2 2 25475 563 19037 987 1 26 5713 134 13 56 56
0 2 3 20060 715 14495 870 1 30 44 96 134 14 29 09
0 2 4 18340 715 14495 748 1 31 32 57 134 13 59 75
E l i 3626 831 22370371 1 36 728 134 6 1052
E .1 2 18339 232 34999 745 1 25 40 61 134 4 36 01
E 1 3 20069 232 34999 870 1 24 53 00 134 5 524
E l 4 34871 461 22372 638 1 21 30 66 134 15 611
E 2 1 3629 174 17626 977 1 37 28 71 134 6 20 07
E 2 2 34671 804 17629 245 1 23 1 27 134 17 15 66
E 2 3 20061 402 4999 870 1 33 27 96 134 18 50 24
E 2 4 18341 402 4999 746 1 34 15 57 134 18 20 01
DATA POKOK
OBYEK OBSTACLE
I /ONA OBSTACLE
DJI HERPRIARSONO
LAMPIRAN 110 KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK MOONESIA NOMOR KM M TAHUN 2010TANGGAL : 10 APRIL 2010
P K E M E N T E R IA N P E R H U B U N G A N
R E P U B L IK IN D O N E S IA
MENTERI PERHU8UNGAN REPUBLIK INDONESIA
tld.
BUDI KARYA SUMADI
RENCANA INDUK
BANDAR UDARA ABRESO
KABUPATEN
M ANOKW ARI SELATAN
PROVINSI PAPUA BARAT
KAWASAN KESELAMATAN
OPERASI PENERBANGAN
NOMOR GAMBAR JUMLAH LEMBAR
Y - 2 0 .0 0 0 -
0 1Km 2Km 3Km 4K/n 5Km
DAFTAR KOORDINAT OBYEK OBSTACLE DI AREA BANDAR UDARA ABRESO - MANOKWARI SELATAN5 .0 0 0
NO N AM A OBYEK
KO O RDIN AT 8ANOARA (ACSJ KO ORDIN AT UTM KO ORDINAT G EO G RA FIS (W GS-84) TINGGI PERSYARATAN
BATAS KETINGGIAN KKO P (AES)
KELEBIHANKETINGGIAN
(M )KETERANGANX V
X VUNTANG SELATAN BU JU R TIM UR M S I A i S
( M ) ( M ) 0 . - 0 . • ( M ) ( M |
1 ANTENA 16309 687 21727.964 407491.862 9833431.114 1 30 24 6159 134 10 622 7 1 63 859 570 5 9 49 8 059 KDPHO
2 BTS TEUCOMSEL 2 16573.743 2173 1043 407628.357 9833657.177 1 30 17.2555 134 10 10.6469 103 965 97.165 49 48 165 KDPHO
3 ANTENA RADIO 16597.932 21466.137 407866.263 9833538.176 1 30 2 L1 3 3 9 134 10 18.3440 87.949 81.149 49 32.149 KDPHO
4 BTS TELKO M SEL 1 18114.513 18311.931 411346.227 9833165 501 1 30 33 3130 134 12 10 9516 87.973 81.173 49 32.173 KDPHO
I 2 3
KETERANGAN:KDPHO - KAWASAN DI BAWAH PERMUKAAN HOWSONTAL OALAM
Y —3 5 .0 0 0 -
Y= 3 0 .0 0 0
BANDAR UDARA ABRESO
PETA LOKASI :
TITIK
JARAK (M)
JUMLAH JARAK (M)
KETINGGIAN AES (M)
KETINGGIAN MSL (M)
KEMIRINGAN <%>
PERMUKAAN ANCANGAN PENDARATANA1D*
PERMUKAAN ANCANGAN PENDARATAN
.......... . ”58f
AIA A2A
TH 03 T H 21
A1D’ AID A1CA1C” A1C
7710658
3 ,33
A1C A1B
--—r-7290 6432 5768 5306.67
1306.67 1960 2040
A1A— n—
60
A2A A28 A2C A 2CA 2C- A2C" A2D
1600 60-H- 2450 1550 1033'M ^ _____ 2466 .671160 900
4000 2040 2450 4000 5033.33 5440-i— 6600
7500
A2D*
7500
154-I--160.8
ti i154 154 137,4 114,33
—i--- 1---1—I---160,8 160.8 144,2 121,13
82
I 2.S I 555,8 55.8 6 .8
— I—
55.8
—I---- 1—i--49 100.66 121i---- (—I--
56,8 107,48 127,8
150—i--
150-+158.8
15000— H
150
158,8
jE U
POTONGAN MEMANJANG A-ASKALA HORISONTAL =
S K A U VERTIKAL =
POTONGAN MELINTANG B-BS K A U HORISONTAL « P—
S K A U VERTIKAL =
"A r DATA POKOK
1*2012.10*10 134* 1 f M t K ' BT
6 8 MSL I 0 000 A£8
~\
ARAH LAHOA3 PACU
PAMMNS LM4DAS PAOI
KLASOKA»LA20LS PACU
211*47 20,127*
KFTMOG4AH AM0A743
TTTK RCFERCNSII (TITIK 54STBH KOOROWAT BAHOAR LOARAj TM21
<B5^»200A£$/«MSl ! 01) ■ 0 000 AES / Aji MSL
X ■ 20 000
V >20 000
X« 18 400 ! Y • 20000
K • 18 3«Y >20000
1* 20 12,10*LB »X* U 88 886' BT
01* 20 84 43T LS W 11 20.401* BT
1*2VMOOrLO1>4*1128.1«0*BT
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN R f PUBLIK INOONESIA NOMOR KM U TAHUN 2010 TAHOGAt. 10 APRIL 2019
0 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
ttd.
BUDI KARYA SUMADI
RENCANA INDUK
BANDAR UDARA ABRESO
KABUPATEN
MANOKW ARI S E U T A N
PROVINSI PAPUA BARAT
POTONGAN KAWASAN KESELAMATAN
OPERASI PENERBANGAN
NOUOR GAUBAR JUULAH LEU6AR
J V
5000
- 1 0 -
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KM 85 TAHUN 2019
TENTANG PENETAPAN LOKASI BANDAR
UDARA ABRESO DI KABUPATEN MANOKWARI
SELATAN PROVINSI PAPUA BARAT
RENCANA INDUK
I. Prakiraan Permintaan Kebutuhan Pelayanan Penumpang dan Kargo
Rencana pembangunan dan pengembangan fasilitas bandar udara untuk
memenuhi kebutuhan operasi penerbangan dan pelayanan bandar udara
dilakukan terutama berdasarkan perkembangan lalu lintas angkutan udara
sebagaimana tercantum pada Tabel I.
Tabel I
PRAKIRAAN LALU LINTAS ANGKUTAN UDARA
BANDAR UDARA ABRESO DI KABUPATEN MANOKWARI SELATAN
PROVINSI PAPUA BARAT
N O U R A IA N T A H A P I T A H A P II K E T E R A N G A N
1 P e rg e ra k a n P e n u m p a n g
a. T a h u n a n 10 8 .912 2 8 2 .4 9 0 P e n u m p a n g
b. H a ria n 30 3 78 5 P e n u m p a n g
c. J a m S ib u k 121 221 P e n u m p a n g
2 P e rg e ra k a n P e sa w a t
a. T a h u n a n 2 .3 4 6 3 .82 1 P e rge ra k a n
b. H a r ia n 12 24 P e rge ra k a n
c. J a m S ib u k 2 4 P e rg e ra k a n
3 J u m la h P e sa w a t J a m S ib u k 2 4 P esa w a t
4 P e rg e ra k a n K a rgo 43 5 449 T o n / ta h u n
5 P esa w a t te rb e s a r y a n g d ila y a n i A T R 4 2 -6 0 0 A T R 7 2 -6 0 0 P esa w a t
6 R u te te r ja u h S o ro n g J a y a p u ra
- 1 1 -
II. Kebutuhan Fasilitas
1. Fasilitas bandar udara yang direncanakan untuk dibangun dan
dikembangkan sebagaimana tercantum pada Tabel II.
2. Pelaksanaan pembangunan dan pengembangan fasilitas bandar udara
sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu), wajib didahului dengan
Kajian lingkungan serta telah diterbitkannya Izin Pembangunan Bandar
Udara oleh Menteri Perhubungan; dan
3. Pembangunan dan pengembangan fasilitas bandar udara dilaksanakan
dengan mempertimbangkan prioritas kebutuhan dan kemampuan
pendanaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tabel II
RENCANA PENGEMBANGAN DAN TAHAPAN PEMBANGUNAN
BANDAR UDARA ABRESO DI KABUPATEN MANOKWARI SELATAN
PROVINSI PAPUA BARAT
N O IT E MK E B U T U H A N F A S IL IT A S
K E T E R A N G A NT A H A P I T A H A P II
1 P esa w a t te rb e s a r A T R 4 2 -6 0 0 A T R 7 2 -6 0 0
2 R u te te r ja u h S o ro n g J a y a p u ra
3 A e ro d ro m e R e fe re n c e C o d e 3C 3C
4 K a tego r i O p e ra s io n a l R u n w a yIn s tru m e n n on
p re s is i
In s tru m e n n o n
p re s is i
5D im en s i R u n w a y
1 .450 x 30 1 .600 x 30 m 2R u n w a y 0 3 - 2 1
6D im en s i R u n w a y S tr ip
1 .570 x 150 1 .720 x 300 m 2R u n w a y 0 3 - 2 1
7
R E S A
R u n w a y 03 90 x 60 90 x 60 m 2
R u n w a y 21 90 x 60 90 x 60 m 2
8
T u rn in g A re a
R u n w a y 03T u rn p a d u n tu k
C od e C
T u rn p a d u n tu k
C od e C
R u n w a y 21T u rn p a d u n tu k
C od e C
T u rn p a d u n tu k
C o d e C
9
T O R A
R u n w a y 03 1 .450 1 .600 m
R u n w a y 21 1.450 1 .600 m
10
LD A
R u n w a y 03 1 .450 1 .600 m
R u n w a y 21 1 .450 1 .600 m
- 1 2 -
N O IT E MK E B U T U H A N F A S IL IT A S
K E T E R A N G A NT A H A P I T A H A P II
A S D A
11 R u n w a y 03 1.450 1 .600 m
R u n w a y 21 1.450 1 .600 m
T O D A
12 R u n w a y 03 1.600 1 .750 m
R u n w a y 21 1.600 1 .750 m
A p ron
- J u m la h p e sa w a t d i a p ro n :
A T R 4 2 -6 0 0 (sea t 48 ) 1 - P e sa w a t
13 A T R 7 2 -6 0 0 (s e a t 70 ) - 4 P e sa w a t
- C a d a n ga n A T R 4 2 -6 0 0 (s e a t 48 ) 1 - P e sa w a t
- T o ta l ju m la h p e s a w a t 2 4 P e sa w a t
- D im en s i a p ro n 20 0 ,5 x 70 3 2 0 x 70 m 2
T a x iw a y
14 - P e rp en d icu la r 1 2 P esa w a t
- D im en s i T a x iw a y 2 0 0 x 18 2 x (2 0 0 x 18) m 2
H F -S S B H F -S S B
15 F a s ilita s K o m u n ik a s i P e n e rb a n g a nV H F A / G V H F A / G
U H F R a d io L in k U H F R a d io L in k
T o w e r S e t T o w e r S e t
16 P e la y a n a n L a lu L in ta s U d a ra A F IS A D C
17 F a s ilita s N a v ig a s i P e n e rb a n g a nV O R / D M E V O R / D M E
G N S S G N S S
X -R a y C a b in X -R a y C a b in
X -R a y B a gga ge X -R a y B a g g a ge
W a lk T ro u g h W a lk T ro u g h
M eta l D e te c to r M e ta l D e te c to r
H a n d h e ld M e ta l H a n d h e ld M e ta l
D e te c to r D e te c to r
P a g a r K e lilin g P a g a r K e lilin g
18 F a s ilita s K e a m a n a n P e n e rb a n g a nd a n P em b a ta s d a n P e m b a ta s
E x p lo s iv e E x p lo s iv e
D e tec to r D e te c to r
X -R a y C a rgo X -R a y C a rg o
C C T V C C T V
K e n d a ra a n K e n d a ra a n
P a tro li P a tro li
A v s e c R a d io A v s e c R a d io
C o m m u n ic a t io n C o m m u n ic a t io n
20 K a tego r i P K P -P K 4 5
- 1 3 -
N O IT E MK E B U T U H A N F A S IL IT A S
K E T E R A N G A NT A H A P I T A H A P II
A Z O N A P U B L IK
1 T E R M IN A L P E N U M P A N G 1.000 3 .0 0 0 m 2
2 A R E A P A R K IR P U B L IK 3 .5 0 0 6 .5 0 0 m 2
3 K A N T IN - 100 m 2
4 F A S IL IT A S IB A D A H - 200 m 2
B Z O N A T E K N IS
1 F A S IL IT A S N A V IG A S I
a. M en a ra P e n g a w a s 80 80 m 2 (lah an )
b. K a n to r A d m in is tra s i A irN a v 72 0 7 2 0 m 2 (lah an )
c. G en se t A irN a v 48 48 m 2 (lah an )
d. M e n a ra A ir A irN a v 20 20 m 2 (lah an )
2 F A S IL IT A S M E T E O R O L O G I
a. K a n to r M e teo 200 2 0 0 m 2 (lah an )
b. T a m a n M eteo 200 200 m 2 (lah an )
3 K A N T O R O P E R A S IO N A L 220 550 m 2
4 K A N T O R A D M IN IS T R A S I 310 4 5 0 m 2
5 B A N G U N A N P K P -P K 420 6 0 0 m 2
6 B A N G U N A N V O R / D M E 48 48 m 2
7 P O W E R H O U S E 24 0 240 m 2
8 B A N G U N A N W O R K S H O P 510 51 0 m 2
9 B A N G U N A N S U M B E R A IR 160 160 m 2
10 B A N G U N A N P E R A W A T A N G S E - 3 0 0 m 2
11 B A N G U N A N P E L A Y A N A N A P R O N 200 20 0 m 2
12 B A K S A M P A H - 100 m 2
13 K A N T O R K E A M A N A N 200 2 0 0 m 2
14 A R E A P E M E R IN T A H A N - 1 .000 m 2 (lah an )
C Z O N A P E N U N J A N G
1 T A M A N S O L A R C E L L
2 D PPU - 5 .0 0 0 m 2 (lah an )
3 T E R M IN A L K A R G O 1.100 1 .950 m 2
4 B A N G U N A N J A S A B O G A 5 .0 0 0 5 .0 0 0 m 2 (lah an )
5 S E K O L A H P E N E R B A N G A N 6 .0 0 0 6 .0 0 0 m 2 (lah an )
III. Tata Letak Fasilitas dan Tahapan Pelaksanaan Pembangunan
Rencana penggunaan dan pemanfaatan lahan untuk keperluan
peningkatan pengoperasian, pelayanan, pengelolaan dan pengusahaan
serta pembangunan dan pengembangan bandar udara sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II.A dan Lampiran II.B.
- 1 4 -
IV. Kebutuhan dan Pemanfaatan Lahan
1. Untuk menyelenggarakan kegiatan pengoperasian, pelayanan,
pengelolaan dan pengusahaan serta pengembangan bandar udara
sesuai rencana induk, telah dibebaskan lahan seluas 282,45 Ha sesuai
dengan kebutuhan rencana induk.
2. Batas kebutuhan lahan sebagaimana dimaksud pada butir IV angka 1
(satu), dinyatakan dalam sistem koordinat bandar udara yang posisinya
ditentukan terhadap titik referensi sistem koordinat bandar udara
(perpotongan sumbu X dan sumbu Y) yang terletak pada koordinat
geografis 1° 29’ 12,153” Lintang Selatan dan 134° 11’ 56,595” Bujur
Timur atau pada koordinat bandar udara X = 20.000 meter dan Y =
20.000 meter dimana sumbu X berimpit dengan sumbu landas pacu
yang mempunyai azimuth 211° 47’ 29,127” geografis dan sumbu Y
melalui ujung landas pacu TH.21 tegak lurus sumbu X, sebagaimana
tercantum pada Tabel III.
3. Kebutuhan luas lahan sebagaimana yang dimaksud pada butir IV
angka 2 (dua) sebagaimana tercantum dalam Lampiran II.C.
Tabel III
DAFTAR SISTEM KOORDINAT BATAS LAHAN
BANDAR UDARA DI KABUPATEN MANOKWARI SELATAN
PROVINSI PAPUA BARAT
Batas Lahan Bandar Udara
N o m o r
T it ik
S is te m K o o rd in a t
B a n d a r U d a ra (A C S )
S is te m K o o rd in a t D e n g a n R e fe re n s i E llip so id W G S -8 4 (ID -9 5 )
K o o rd in a t U T M K o o rd in a t G e o g ra fis
X
(M e te r )
Y
(M e te r )
X
(M e te r )
Y
(M e te r )
L in ta n g S e la ta n
(L S )
B u ju r T im u r (B T )
0 t U 0 < «
A l 1 7 ,3 36 .36 2 1 ,0 1 5 .5 0 4 0 8 ,6 3 8 .3 2 9 ,8 3 3 ,9 2 8 .4 2 1 30 8 .4 3 5 134 10 4 3 .3 3 2
A2 18 ,7 38 .92 2 1 ,0 1 5 .5 0 4 0 9 ,3 7 7 .2 3 9 ,8 3 5 ,1 2 0 .5 5 1 29 2 9 .6 2 0 134 11 7 .2 5 8
A 3 19 ,112 .61 2 0 ,6 5 2 .2 3 4 0 9 ,8 8 2 .8 6 9 ,8 3 5 ,2 4 6 .8 0 1 29 2 5 .5 1 4 134 11 2 3 .6 2 2
A 4 1 9 ,2 39 .90 2 0 ,3 5 1 .4 1 4 1 0 ,2 0 5 .6 2 9 ,8 3 5 ,1 9 6 .5 1 1 29 2 7 .1 5 6 134 11 3 4 .0 6 5
A 5 1 9 ,2 39 .90 2 0 ,2 5 8 .5 0 4 1 0 ,2 8 4 .5 9 9 ,8 3 5 ,1 4 7 .5 6 1 29 2 8 .7 51 134 11 3 6 .6 2 0
A 6 2 0 ,8 8 4 .0 0 2 0 ,2 5 8 .5 0 4 1 1 ,1 5 0 .7 4 9 ,8 3 6 ,5 4 4 .9 9 1 28 4 3 .2 5 1 134 12 4 .6 6 6
A 7 2 0 ,8 8 4 .0 0 2 0 ,1 8 5 .7 7 4 1 1 ,2 1 2 .5 6 9 ,8 3 6 ,5 0 6 .6 8 1 28 4 4 .4 9 9 134 12 6 .6 6 5
A8 2 0 ,7 6 6 .7 7 2 0 ,1 6 4 .4 9 4 1 1 ,1 6 8 .8 9 9 ,8 3 6 ,3 9 5 .8 3 1 28 4 8 .1 0 9 134 12 5 .251
A 9 2 0 ,7 3 3 .1 1 2 0 ,1 3 9 .7 0 4 1 1 ,1 7 2 .2 2 9 ,8 3 6 ,3 5 4 .1 6 1 28 4 9 .4 6 6 134 12 5 .3 5 8
- 1 5 -
S is te m K o o rd in a t S is te m K o o rd in a t D e n g a n R e fe re n s i E llip so id W G S -8 4 (ID -9 5 )
B a n d a r U d a ra (A C S ) K o o rd in a t U T M K o o rd in a t G e o g ra fis
X Y X Y L in ta n g S e la ta n B u ju r T im u r (B T )
N o m o r (L S )
T it ik (M e te r ) (M e te r ) (M e te r ) (M e te r ) 0 t « 0 i «
A 1 0 2 0 ,7 1 7 .0 2 2 0 ,1 1 5 .8 6 4 1 1 ,1 8 4 .0 1 9 ,8 3 6 ,3 2 7 .9 2 1 28 50 .321 134 12 5 .73 9
A l i 2 0 ,6 8 8 .7 2 2 0 ,1 0 5 .7 3 4 1 1 ,1 7 7 .7 1 9 ,8 3 6 ,2 9 8 .5 3 1 28 5 1 .2 7 8 134 12 5 .53 5
A 12 2 0 ,6 7 5 .6 6 2 0 ,1 1 2 .8 2 4 1 1 ,1 6 4 .8 1 9 ,8 3 6 ,2 9 1 .1 7 1 28 5 1 .5 1 7 134 12 5 .1 1 8
A 13 2 0 ,5 9 3 .6 8 2 0 ,0 9 0 .2 9 4 1 1 ,1 4 0 .7 6 9 ,8 3 6 ,2 0 9 .6 2 1 28 5 4 .1 7 3 134 12 4 .33 9
A 14 2 0 ,5 2 5 .0 6 2 0 ,0 3 0 .9 4 4 1 1 ,1 5 5 .0 6 9 ,8 3 6 ,1 2 0 .0 3 1 28 57 .091 134 12 4 .8 0 0
A 1 5 20 ,4 6 3 .7 1 1 9 ,8 6 0 .5 0 4 1 1 ,2 6 7 .6 1 9 ,8 3 5 ,9 7 8 .0 9 1 29 1.715 134 12 8 .441
A 1 6 2 0 ,4 6 1 .4 0 1 9 ,8 2 5 .0 0 4 1 1 ,2 9 6 .5 7 9 ,8 3 5 ,9 5 7 .4 2 1 29 2 .3 8 8 134 12 9 .3 7 8
A 1 7 18 ,7 76 .28 1 9 ,8 2 5 .0 0 4 1 0 ,4 0 8 .8 0 9 ,8 3 4 ,5 2 5 .1 1 1 29 4 9 .0 2 4 134 11 4 0 .6 3 2
A 1 8 18 ,7 76 .28 1 9 ,6 2 5 .0 0 4 1 0 ,5 7 8 .7 9 9 ,8 3 4 ,4 1 9 .7 5 1 29 5 2 .4 5 7 134 11 4 6 .1 3 2
A 1 9 1 8 ,5 76 .28 1 9 ,6 2 5 .0 0 4 1 0 ,4 7 3 .4 3 9 ,8 3 4 ,2 4 9 .7 5 1 29 5 7 .9 9 2 134 11 4 2 .7 2 1
A 2 0 18 ,5 76 .28 1 9 ,8 2 5 .0 0 4 1 0 ,3 0 3 .4 3 9 ,8 3 4 ,3 5 5 .1 2 1 29 5 4 .5 5 8 134 11 3 7 .2 21
A21 17 ,2 95 .25 1 9 ,8 2 5 .0 0 4 0 9 ,6 2 8 .5 5 9 ,8 3 3 ,2 6 6 .2 8 1 30 3 0 .0 1 0 134 11 15 .368
A 2 2 17 ,1 94 .00 1 9 ,9 6 0 .0 0 4 0 9 ,4 6 0 .4 6 9 ,8 3 3 ,2 5 1 .3 4 1 30 3 0 .4 9 5 134 11 9 .9 2 9
A 2 3 1 7 ,1 94 .00 2 0 ,2 5 8 .5 0 4 0 9 ,2 0 6 .7 5 9 ,8 3 3 ,4 0 8 .6 0 1 30 2 5 .3 7 0 134 11 1.720
A 2 4 17 ,3 36 .36 2 0 ,2 5 8 .5 0 4 0 9 ,2 8 1 .7 5 9 ,8 3 3 ,5 2 9 .6 1 1 30 2 1 .4 3 0 134 11 4 .1 4 9
V. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan
1. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan terdiri atas :
a. kawasan ancangan pendaratan dan lepas landas pada landas pacu
TH.21 batas-batas ketinggian ditentukan dengan kemiringan dan
jarak melalui perpanjangan sumbu landas pacu sebagai berikut :
1) bagian pertama dengan kemiringan sebesar 2% (dua persen)
arah ke atas dan keluar dimulai dari ujung permukaan utama
pada ketinggian ambang landas pacu TH.21 sampai jarak
mendatar 2.450 m pada ketinggian +49 m di atas ambang
landas pacu TH.21;
2) bagian kedua dengan kemiringan 0% (nol persen) sampai jarak
mendatar tambahan 1.550 m pada ketinggian +49 m di atas
ambang landas pacu TH.21;
3) bagian ketiga dengan kemiringan 5% (lima persen) arah ke atas
dan keluar sampai jarak mendatar tambahan 1033,33 m pada
ketinggian +100,66 m di atas ambang landas pacu 21;
4) bagian keempat pada bagian tengah dengan kemiringan 2%
(dua persen) arah ke atas dan keluar sampai jarak mendatar
- 1 6 -
tambahan 2.466,67 m pada ketinggian +150 m diatas ambang
landas pacu TH.21, pada bagian tepi dengan kemiringan
pertama 5% (lima persen) sampai jarak mendatar tambahan
406,67 m kemiringan kedua 2,5% (dua koma lima persen)
sampai jarak mendatar tambahan 1.160 m serta kemiringan
ketiga 0% (nol persen) sampai jarak mendatar tambahan 900 m
pada ketinggian +150 m di atas ambang landas pacu TH.21;
5) bagian kelima (terakhir) kemiringan 0% (nol persen) sampai
jarak mendatar tambahan 7.500 m pada ketinggian +150 m di
atas ambang landas pacu TH.21;
b. kawasan ancangan pendaratan dan lepas landas pada landas pacu
TH.03 batas-batas ketinggian ditentukan dengan kemiringan dan
jarak melalui perpanjangan sumbu landas pacu sebagai berikut :
1) bagian pertama dengan kemiringan sebesar 2% (dua persen)
arah ke atas dan keluar dimulai dari ujung permukaan utama
pada ketinggian ambang landas pacu TH.03 sampai jarak
mendatar 2.040 m pada ketinggian +49 m di atas ambang
landas pacu TH.21;
2) bagian kedua dengan kemiringan 0% (nol persen) sampai jarak
mendatar tambahan 1.960 m pada ketinggian +49 m di atas
ambang landas pacu TH.21;
3) bagian ketiga dengan kemiringan 5% (lima persen) sampai jarak
mendatar tambahan 1.306,67 m pada ketinggian +114,33 m di
atas ambang landas pacu TH.21;
4) bagian keempat pada bagian tengah dengan kemiringan 2%
(dua persen) arah ke atas dan keluar sampai jarak mendatar
tambahan 1.983,33 m pada ketinggian +154 m diatas ambang
landas pacu TH.21, pada bagian tepi dengan kemiringan
pertama 5% (lima persen) sampai jarak mendatar tambahan
461,33 m pada ketinggian +137,4 m di atas ambanglandas pacu
TH.21, kemiringan kedua 2,5% (dua koma lima persen) sampai
jarak mendatar tambahan 664 m pada ketinggian +154 m di
atas ambang landas pacu TH.21 serta kemiringan ketiga 0%
(nol persen) sampai jarak mendatar tambahan 858 m pada
ketinggian +154 m di atas ambang landas pacu TH.21;
- 1 7 -
5) bagian kelima (terakhir) kemiringan 0% (nol persen) sampai
jarak mendatar tambahan 7.710 m pada ketinggian +154 m di
atas ambang landas pacu TH.21;
c. kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan, batas-batas ketinggian
ditentukan oleh kemiringan 2% (dua persen) arah ke atas dan
keluar dimulai dari ujung permukaan utama pada ketinggian
masing-masing ambang landas pacu sampai dengan ketinggian +49
m di atas ambang landas pacu TH.21 sepanjang jarak mendatar
3.000 m melalui perpanjangan sumbu landas pacu.
d. kawasan di bawah permukaan transisi, batas-batas ketinggian
ditentukan oleh kemiringan 14,3% (empat belas koma tiga persen)
arah ke atas dan keluar, di mulai dari sisi panjang dan pada
ketinggian yang sama seperti permukaan utama serta permukaan
ancangan pendaratan dan lepas landas menerus sampai memotong
permukaan horizontal dalam pada ketinggian +49 m di atas
ketinggian ambang batas landas pacu TH.21.
e. kawasan di bawah permukaan horizontal dalam, batas-batas
ketinggian ditentukan +49 m di atas ketinggian ambang landas
pacu TH.21.
f. kawasan di bawah permukaan kerucut, batas-batas ketinggian
ditentukan oleh kemiringan 5% (lima persen) arah ke atas dan
keluar dimulai dari tepi luar kawasan di bawah permukaan
horizontal dalam pada ketinggian +49 m sampai memotong
permukaan horizontal luar pada ketinggian +124 m di atas
ketinggian ambang landas pacu TH.21.
g. kawasan di bawah permukaan horizontal luar, batas-batas
ketinggian ditentukan +154 m di atas ketinggian ambang landas
pacu TH.21.
h. titik koordinat kawasan keselamatan operasi penerbangan
sebagaimana dimaksud pada butir V angka 1 (satu) sebagaimana
tercantum pada Tabel IV.
- 1 8 -
Tabel IV
TITIK KOORDINAT KAWASAN KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN
BANDAR UDARA ABRESO
DI KABUPATEN MANOKWARI SELATAN PROVINSI PAPUA BARAT
A. KAWASAN ANCANGAN PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS
B. KAWASAN KEMUNGKINAN BAHAYA KECELAKAAN
N O . T IT IK
K O O R D IN A T B A N D A R
U D A R A
K O O R D IN A T G E O G R A F IS
L IN T A N G
S E L A T A NB U J U R T IM U R
X (M ) Y (M ) 0 ' II 0 1 tl
I A . l . l 1 8 3 4 0 .0 0 0 2 0 1 5 0 .0 0 0 1 29 5 5 .5 1 4 134 11 2 4 .2 6 5
2 A . 1.2 1 8 3 4 0 .0 0 0 1 9 8 5 0 .0 0 0 1 30 0 .6 6 4 134 11 3 2 .5 1 5
3 A .2 .1 2 0 0 6 0 .0 0 0 2 0 1 5 0 .0 0 0 1 29 7 .911 134 11 5 3 .6 02
4 A .2 .4 3 5 0 6 0 .1 4 4 2 2 4 0 0 .9 5 5 1 29 13.061 134 12 1.852
5 A .1.3 3 3 4 0 .4 9 3 17598 .661 1 37 3 4 .4 1 4 134 8 18 .528
6 A. 1.4 3 3 4 0 .1 4 6 2 2 3 9 8 .6 6 1 1 36 12 .013 134 6 6 .5 2 8
7 A .2 .5 2 3 0 6 0 .2 7 4 2 0 6 0 0 .0 8 7 1 27 3 7 .1 5 9 134 12 3 2 .3 9 5
8 A .2 .6 2 3 0 6 0 .3 6 1 1 9 4 0 0 .0 8 7 1 27 5 7 .7 5 7 134 13 5 .3 9 5
- 1 9 -
C. KAWASAN DI BAWAH PERMUKAAN TRANSISI
NO . T IT IK
K O O R D IN A T B A N D A R
U D A R A
K O O R D IN A T G E O G R A F IS
L IN T A N G
S E L A T A NB U J U R T IM U R
X (M ) Y (M ) 0 • li 0 1 il
1 A. 1.1 18340.000 20150.000 1 29 55.514 134 11 24.265
2 B.1.1 16208.283 20469.392 1 30 49.029 134 10 39.106
3 B.1.2 22410.281 20502.541 1 27 56.822 134 12 23.990
4 A.2.1 20060.000 20150.000 1 29 7.911 134 11 53.602
5 A. 1.2 18340.000 19850.000 1 30 0.664 134 11 32.515
6 A.2.4 35060.144 22400.955 1 29 13.061 134 12 1.852
7 B.2.2 22410.354 19497.540 1 28 14.073 134 12 51.627
8 B.2.1 16208.351 19529.792 1 31 5.158 134 11 4.945
D. KAWASAN DI BAWAH PERMUKAAN HORIZONTAL DALAM
N O . T IT IKK O O R D IN A T B A N D A R U D A R A
K O O R D IN A T G E O G R A F IS
L IN T A N G S E L A T A N B U J U R T IM U R
X (M ) Y (M ) 0 1 ll 0 1 II
1 C . l . l 1 4 4 0 9 .2 4 4 2 0 7 3 9 .1 1 4 1 31 3 4 .1 8 5 134 10 1.000
2 C .1.2 1 8 3 4 0 .0 2 8 2 3 9 9 9 .7 4 6 1 28 4 9 .4 2 7 134 9 38 .391
3 C. 1.3 2 0 0 6 0 .0 2 8 2 3 9 9 9 .8 7 0 1 28 1.825 134 10 7 .72 8
4 C .1.4 2 3 9 9 1 .2 8 3 2 0 7 3 9 .8 0 8 1 27 8 .9 9 4 134 12 4 4 .4 3 3
5 B .1.2 2 2 4 1 0 .2 8 1 2 0 5 0 2 .5 4 1 1 27 5 6 .8 2 2 134 12 2 3 .9 9 0
6 B .1.1 1 6 2 0 8 .2 8 3 2 0 4 6 9 .3 9 2 1 30 4 9 .0 2 9 134 10 3 9 .1 0 6
7 C .2 .1 14 40 9 .3 51 19 25 9 .8 0 9 1 31 5 9 .5 7 9 134 10 41 .681
8 B .2 .1 16 20 8 .3 51 19 52 9 .7 9 2 1 31 5 .1 5 8 134 11 4 .9 4 5
9 B .2 .2 2 2 4 1 0 .3 5 4 1 9 4 9 7 .5 4 0 1 28 14 .073 134 12 51 .6 2 7
10 C .2 .2 2 3 9 9 1 .3 9 0 1 9 26 0 .5 02 1 27 3 4 .3 8 7 134 13 2 5 .1 1 4
11 C .2 .3 2 0 0 6 0 .6 0 7 1 5 9 9 9 .8 7 0 1 30 19 .147 134 13 4 7 .7 2 9
12 C .2 .4 1 8 3 4 0 .6 0 7 1 5 9 9 9 .7 4 6 1 31 6 .7 5 0 134 13 18 .392
- 2 0 -
E. KAWASAN DI BAWAH PERMUKAAN KERUCUT
NO . T IT IKK O O R D IN A T B A N D A R U D A R A
K O O R D IN A T G E O G R A F IS
L IN T A N G S E L A T A N B U J U R T IM U R
X (M ) Y (M ) 0 ' n 0 ' ii
1 D.1.1 12925.082 20961.630 1 32 11.438 134 9 29.562
2 D.1.2 18339.919 25503.745 1 28 23.610 134 8 57.032
3 D.1.3 20059.919 25503.870 1 27 36.008 134 9 26.369
4 D.1.4 25475.414 20962.538 1 26 24.097 134 13 3.624
5 C.1.4 23991.283 20739.808 1 27 8.994 134 12 44.433
6 C. 1.3 20060.028 23999.870 1 28 1.825 134 10 7.728
7 C. 1.2 18340.028 23999.746 1 28 49.427 134 9 38.391
8 C.1.1 14409.244 20739.114 1 31 34.185 134 10 1.000
9 E.1.1 3529.174 17626.977 1 36 7.277 134 6 10.525
10 C.2.1 14409.351 19259.809 1 31 59.579 134 10 41.681
11 C.2.4 18340.607 15999.746 1 31 6.750 134 13 18.392
12 C.2.3 20060.607 15999.870 1 30 19.147 134 13 47.729
13 C.2.2 23991.390 19260.502 1 27 34.387 134 13 25.114
14 E.1.2 34871.804 17629.245 1 25 40.605 134 4 35.906
15 E.1.3 20061.402 4999.870 1 24 53.005 134 5 5.243
16 E. 1.4 18341.402 4999.746 1 21 39.850 134 15 5.113
F. KAWASAN DI BAWAH PERMUKAAN HORIZONTAL LUAR
N O . T IT IKK O O R D IN A T B A N D A R U D A R A
K O O R D IN A T G E O G R A F IS
L IN T A N G S E L A T A N B U J U R T IM U R
X ( M ) Y (M) 0 f • 1 0 ' li
1 E.2.1 12925.220 19037.079 1 37 28.706 134 8 20.968
2 E.2.2 25475.553 19037.987 1 23 1.265 134 17 15.557
3 E.2.3 20060.715 14495.870 1 33 27.960 134 18 50.245
4 E.2.4 18340.715 14495.746 1 34 15.565 134 18 20.908
5 D.1.4 25475.414 20962.538 1 26 24.097 134 13 3.624
6 D.1.3 20059.919 25503.870 1 27 36.008 134 9 26.369
7 D.1.2 18339.919 25503.745 1 28 23.610 134 8 57.032
8 D.1.1 12925.082 20961.630 1 32 11.438 134 9 29.562
9 D.2.1 3528.831 22370.371 1 32 44.474 134 10 22.488
10 E.1.1 3529.174 17626.977 1 36 7.277 134 6 10.525
11 E.1.4 18341.402 4999.746 1 21 39.850 134 15 5.113
12 E.1.3 20061.402 4999.870 1 24 53.005 134 5 5.243
13 E. 1.2 34871.804 17629.245 1 25 40.605 134 4 35.906
14 D.2.2 18339.232 34999.745 1 26 57.132 134 13 56.549
15 D.2.3 20059.232 34999.870 1 30 44.963 134 14 29.090
16 D.2.4 34871.461 22372.638 1 31 32.566 134 13 59.753
- 2 1 -
2. Kawasan di Sekitar Penempatan Alat Bantu Navigasi Penerbangan
ditentukan sebagai berikut:
Batas ketinggian di sekitar alat Very High Frequency Directional Omni
Range (VOR)/Distance Measuring Equipment (DME) ditentukan oleh
kemiringan bidang kerucut dengan sudut 2° (dua derajat) ke atas dan
keluar dari titik antena pada ketinggian bidang counterpoise, dan pada
jarak radial kurang 600 m dilarang adanya transmisi tegangan tinggi,
bangunan dari metal seperti konstruksi rangka besi, tiang listrik dan
lain-lain melebihi batas ketinggian sudut tersebut;
Batas ketinggian pada penempatan Alat Bantu Navigasi sebagaimana
dimaksud pada angka 2 (dua) dalam butir V tercantum pada gambar
berikut ini:
Batas-batas disekitar penempatan Very High Frequency Directional
Omni Range (VOR)/Distance Measuring Equipment (DME):
a. luas tanah dan lokasi perletakan VOR / DME
Luas tanah : 200 m x 200 m
b. persyaratan batas-batas ketinggian disekitar VOR/DME
antena V O R antena DME permukaan
- 2 2 -
c. persyaratan bangunan dan benda tumbuh
1) di dalam radius 100 m dari titik tengah lahan : bebas benda
tumbuh dan bangunan.
2) di dalam radius 100 - 200 m dari titik tengah lahan : ketinggian
bangunan dan benda tumbuh tidak melebihi bidang
Counterpoise.3) sampai radius 600 m dari titik tengah lahan pada permukaan
kerucut harus bebas dari Saluran Udara Tegangan Tinggi
(SUTT) (> 20 KV).
4) sampai dengan Radius 600 m batas-batas ketinggian
ditentukan oleh permukaan kerucut sebagaimana di tentukan
pada gambar di atas.
3. Untuk mendirikan, mengubah atau melestarikan bangunan, serta
menanam atau memelihara benda tumbuh di dalam Kawasan
Keselamatan Operasi Penerbangan harus memenuhi batas-batas
ketinggian sebagaimana dimaksud dalam angka 1 (satu) dan angka 2
(dua) dalam butir V.
4. Untuk mendirikan bangunan baru di dalam Kawasan Ancangan
Pendaratan dan Lepas Landas, harus memenuhi batas ketinggian
dengan tidak melebihi kemiringan 1,6% (satu koma enam persen) arah
ke atas dan keluar dimulai ujung permukaan utama pada ketinggian
masing-masing ambang landas pacu TH.03 dan landas pacu TH.21.
5. Pada Kawasan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan sampai jarak
mendatar 1.100 ujung-ujung permukaan utama hanya digunakan
untuk bangunan yang diperuntukkan bagi keselamatan operasi
penerbangan dan benda tumbuh yang tidak membahayakan
keselamatan operasi penerbangan dengan batas ketinggian
sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri ini.
6. Pada Kawasan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan tidak diperkenankan
mendirikan bangunan yang dapat menambah tingkat fatalitas apabila
terjadi kecelakaan pesawat antara lain bangunan SPBU, Pabrik atau
Gudang Kimia Berbahaya, SUTT dan/atau SUTET.
- 2 3 -
7. Untuk mempergunakan tanah, perairan atau udara di setiap kawasan
yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri ini, harus mematuhi
persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
a. tidak menimbulkan gangguan terhadap isyarat-isyarat navigasi
penerbangan atau komunikasi radio antar bandar udara dan
pesawat udara;
b. tidak menyulitkan penerbang membedakan lampu-lampu rambu
udara dengan lampu-lampu lain;
c. tidak menyebabkan kesilauan pada mata penerbang yang
mempergunakan bandar udara;
d. tidak melemahkan jarak pandang sekitar bandar udara;
e. tidak menyebabkan timbulnya bahaya burung atau dengan cara
lain dapat membahayakan atau mengganggu pendaratan, lepas
landas atau gerakan pesawat udara yang bermaksud
mempergunakan bandar udara.
8. Pengecualian terhadap ketentuan mendirikan, mengubah, atau
melestarikan bangunan sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu)
sampai dengan angka 6 (enam) dalam butir V harus mendapat
persetujuan Menteri dan memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. merupakan fasilitas yang mutlak diperlukan untuk operasi
penerbangan;
b. memenuhi kajian khusus aeronautika; dan
c. sesuai dengan ketentuan teknis keselamatan operasi penerbangan.
9. Terhadap bangunan yang berupa benda tidak bergerak yang sifatnya
sementara maupun tetap yang didirikan atau dipasang oleh orang atau
yang telah ada secara alami, sebelum diterbitkannya Keputusan
Menteri ini antara lain gedung-gedung, menara, cerobong asap,
gundukan tanah, jaringan transmisi, bukit dan gunung yang sekarang
ini menjadi penghalang (obstacle) tetap diperkenankan sepanjang
prosedur keselamatan operasi penerbangan terpenuhi.
10. Pemberian Tanda dan/atau Pemasangan Lampu:
a. bangunan-bangunan dan/atau benda-benda sebagaimana
dimaksud dalam angka 9 (sembilan) harus diberi tanda atau
dipasangi lampu.
- 2 4 -
b. pemberian tanda atau pemasangan lampu, termasuk
pengoperasian dan pemeliharaannya dilaksanakan oleh dan atas
biaya pemilik atau yang menguasainya dan dilaksanakan sesuai
dengan pedoman yang akan diatur lebih lanjut oleh Direktur
Jenderal Perhubungan Udara.
11. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan sebagaimana dimaksud
pada angka 1 (satu) dalam butir V tercantum dalam Lampiran II D dan
Lampiran II E.
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BUDI KARYA SUMADI