Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI PASTRY SECTION
PADMA HOTEL BANDUNG
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Dalam Memenuhi Studi Pada Program
Diploma III
Oleh :
IRENE CINDY CLARISSA Nomor Induk: 201319426
JURUSAN HOSPITALITI PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PATISERI
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG
2016
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir yang berjudul “Kepuasan Kerja Karyawan di Pastry Section Padma Hotel
Bandung” tepat pada waktunya.
Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan dalam menempuh ujian akhir Diploma III Jurusan Hospitaliti, program
studi Manajemen Patiseri di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis mendapatkan bantuan, motivasi, serta
dukungan dari berbagai pihak, baik secara moral maupun material, untuk itu dalam
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Anang Sutono., CHE. selaku Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata
Bandung.
2. Bapak Drs. Alexander Reyaan, M.M. selaku Kepala Bagian Administrasi
Akademik dan Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
3. Ibu Ni Gusti Made Kerti Utami, B.A., M.M. Par., CHE. selaku Ketua Jurusan
Hospitaliti Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
4. Bapak Tedi Sutadi, M.M. Par. selaku ketua Program Studi Manajemen
Patiseri.
5. Bapak Drs. Hery Soesanto, M.M. selaku pembimbing I dalam penyusunan
Tugas Akhir.
6. Bapak Drs. Daeng Noerdjamal, M.Pd. selaku pembimbing II dalam
penyusunan Tugas Akhir.
7. Seluruh dosen dan civitas akademika Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
8. Seluruh karyawan pastry section Padma Hotel Bandung.
9. Bapak Ikhsan selaku Human Resources Department Padma Hotel Bandung.
ii
10. Kedua orang tua, kakak, dan adik terimakasih atas doa, perhatian, semangat
dan dukungan yang diberikan kepada penulis.
11. Serta semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu yang
telah membantu penulis dalam membuat Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari dalam Tugas Akhir ini masih terdapat kekurangan dikarenakan
keterbatasan wawasan serta pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis
mohon maaf dan dengan senang hati menerima kritik serta saran untuk
menyempurnakan Tugas Akhir ini.
Akhir kata, semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Bandung, 11 Juni 2016 Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL........................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................... 6
C. Maksud dan Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
D. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ............................................ 7
E. Lokasi dan Waktu Peneletian ............................................................................. 8
BAB II TINJAUAN UMUM
A. Sejarah Singkat Padma Hotel Bandung ............................................................. 9
B. Fasilitas Padma Hotel Bandung ....................................................................... 10
C. Fasilitas Pastry Section Padma Hotel Bandung ............................................... 12
D. Struktur Organisasi Padma Hotel Bandung ..................................................... 14
E. Tinjauan Kepemimpinan di Pastry Section Padma Hotel Bandung................. 21
F. Tinjauan Lingkungan Kerja di Pastry Section Padma Hotel Bandung ............ 26
G. Tinjauan Tingkat Stress Kerja Karyawan di Pastry Section Padma Hotel
Bandung ................................................................................................................... 29
BAB III ANALISIS PERMASALAHAN
A. Analisis Kepemimpinan di Pastry Section Padma Hotel Bandung .................. 34
B. Analisis Lingkungan Kerja di Pastry Section Padma Hotel Bandung ............. 38
C. Analisis Tingkat Stres Kerja Karyawan di Pastry Section Padma Hotel
Bandung ................................................................................................................... 42
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 47
B. Saran ................................................................................................................. 48
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 50
BIODATA .................................................................................................................. 53
iv
LAMPIRAN ............................................................................................................... 54
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Fasilitas Pastry Section Padma Hotel Bandung ………………………12
2. Perlengkapan dan Peralatan Pastry Section Padma Hotel Bandung ………13
3. Jumlah Karyawan di Pastry Section Padma Hotel Bandung ………………19
4. Tanggapan Karyawan Mengenai Kepemimpinan di Pastry Section Padma
Hotel Bandung …………………………............................................25
5. Tanggapan Karyawan Mengenali Lingkungan Kerja di Pastry Section
Padma Hotel Bandung………………………………………………..……,28
6. Tanggapan Karyawan Mengenai Tingkat Stres Kerja Karyawan di Pastry
Section Padma Hotel Bandung……………………………………………...32
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Stuktur Organisasi di Padma Hotel Bandung ……………………………….16
2. Struktur Organisasi di Pastry Section Padma Hotel Bandung………..……...17
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Pedoman Kuesioner Untuk Karyawan di Pastry Section Padma Hotel
Bandung….................................................................………………………..53
2. Pedoman Wawancara………………………………………………………..56
3. Hasil Observasi Penulis …………………………………………….....57
4. Kondisi Area Pastry Section Padma Hotel Bandung ……………………….58
5. Sertifikat PKN ……………………………………………………………….60
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya ditentukan oleh permodalan berbentuk
uang melainkan ada hal penting lain yang juga berpengaruh yaitu Sumber Daya
Manusia (SDM), sehingga manusia disebut sebagai penggerak terpenting dalam suatu
perusahaan. Seperti menurut Tjutju dalam Badriyah (2015: 15) “Sumber daya
manusia merupakan aset organisasi yang sangat vital, sehingga peran dan fungsinya
tidak bisa digantikan oleh sumber daya lainnya. Betapapun modern teknologi yang
digunakan, atau seberapa banyak dana yang disiapkan, tanpa sumber daya manusia
yang profesional, semuanya tidak akan bermakna”.
Karyawan, sebagai manusia tentu memiliki penilaian, perasaan dan sikap tertentu.
Namun, seringkali perusahaan tidak dapat serta-merta mengetahui penilaian, perasaan
dan sikap karyawannya dalam bekerja. Setiap orang yang bekerja tentunya berharap
untuk memperoleh kepuasan dari tempat di mana ia bekerja.
Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap
produktivitas karyawan. Ketika seseorang merasakan kepuasan dalam bekerja, ia
akan berupaya semaksimal mungkin untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya.
Dengan demikian, produktivitas dan hasil kerjanya akan meningkat secara optimal.
2
Menurut Tiffin dalam Hartatik (2014: 224) mengungkapkan bahwa “Kepuasan
kerja berhubungan erat dengan sikap karyawan terhadap pekerjaannya, situasi kerja,
dan kerja sama antara pimpinan dengan karyawan”.
Dari definisi tersebut, kita dapat mengetahui bahwa kepuasan kerja bukanlah
merupakan konsep tunggal. Seseorang dapat merasa puas dengan salah satu aspek
pekerjaan dan tidak puas dengan satu atau lebih aspek lainnya. Kepuasan kerja
seseorang dapat dipengaruhi dari imbalan kerja yang mereka dapat, kondisi kerja,
suasana kerja, rekan kerja, dan kesesuaian antara kepribadian dengan pekerjaan.
Kesinambungan yang tinggi antara atasan dan karyawannya juga sangat berpengaruh
dalam menentukan kepuasan kerja karyawan. Hariandja (2002: 291) mengklasifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yang berkaitan dengan beberapa
aspek, yaitu:
1. Gaji
Gaji adalah jumlah bayaran yang diterima seseorang sebagai akibat dari
pelaksanaan kerja apakah sesuai dengan kebutuhan dan dirasakan adil.
2. Pekerjaan itu sendiri
Adalah isi pekerjaan yang dilakukan seseorang apakah memiliki elemen
yang memuaskan.
3. Rekan sekerja
Merupakan teman-teman atau kepada siapa seseorang tersebut senantiasa
berinteraksi saat bekerja. Seseorang dapat merasakan rekan kerjanya
sangat menyenangkan atau tidak menyenangkan.
4. Atasan
Adalah seseorang yang memberi perintah atau petunjuk dalam
pelaksanaan kerja. Cara atasan dalam mengatur dapat menyenangkan dan
tidak menyenangkan bagi seseorang. Hal ini dapat mempengaruhi
kepuasan kerja.
5. Promosi
Merupakan kenaikan jabatan. Seseorang dapat merasakan adanya
kemungkinan yang besar untuk naik jabatan atau tidak, proses kenaikan
jabatan kurang terbuka atau terbuka. Kenaikan jabatan dapat membuat
3
seseorang menjadi lebih berkembang. Hal ini juga dapat mempengaruhi
tingkat kepuasan kerja seseorang.
6. Lingkungan kerja
Terdiri dari lingkungan psikologis dan fisik.
Pekerjaan yang menantang secara mental (pekerjaan-pekerjaan baru dan sulit
dikerjakan), upah yang memadai, rekan kerja yang menyenangkan, dan kondisi kerja
yang mendukung merupakan faktor pendorong terjadinya kepuasan kerja, seperti
menurut Darsono dan Siswandoko (2011: 216) :
a. Kerja yang menantang
Pekerja cenderung lebih menyukai pekerjaan bervariasi yang memberinya
kesempatan untuk menggunakan kemampuannya untuk berkreasi. Namun,
tantangan yang terlalu tinggi dapat menimbulkan rasa takut atau khawatir
akan kegagalan sehingga pada akhirnya menyebabkan frustasi.
b. Imbalan yang memadai
Pengupahan yang adil, yang sesuai dengan beban pekerjaan, standar upah
yang mengikuti bahkan melebihi Upah Minimum Regional (UMR) dapat
meningkatkan kepuasan pekerja. Tidak semua orang bekerja untuk mengejar
kepuasan ekonomi atau uang, terkadang rasa adil menjadi lebih penting.
Kepuasan kerja juga akan dirasakan karyawan jika dilakukan promosi yang
adil dan bijak. Promosi memberi kesempatan kepada pekerja dalam
pengembangan diri, meningkatnya status sosial, memperluas tanggung jawab,
dan kenaikan gaji.
c. Kondisi kerja yang mendukung
Para pekerja tentu peduli pada lingkungan kerjanya, baik dalam hal
kenyamanan pribadi, maupun demi kelancaran menyelesaikan tugas. Contoh
kondisi kerja yang baik, antara lain, lingkungan fisik yang aman, penyesuaian
suhu, cahaya, serta kebisingan dan lain-lain tidak dalam kondisi yang
berlebihan.
d. Rekan kerja yang menyenangkan
Untuk sebagian besar pekerja, memiliki pekerjaan juga berarti meningkatkan
interaksi sosial. Maka, dengan adanya rekan kerja yang ramah serta
mendukung, tentunya akan meningkatkan kepuasan dalam kerja. Atasan
merupakan salah satu rekan kerja yang dominan dalam menentukan kepuasan
kerja.
4
Sedangkan menurut Mangkunegara dalam Hamid (2014: 59) beberapa faktor yang
menyebabkan rendahnya kepuasan kerja adalah:
a. Konflik dengan kebutuhan personal
b. Kurangnya pembelajaran
c. Kurangnya perlakuan adil
d. Tunjangan moneter yang tidak mencukupi
e. Jeleknya hubungan dengan rekan sekerja
f. Tidak adanya perlindungan kerja
g. Kurangnya keamanan kerja
h. Kuranganya pengembangan atau peluang karir
Ketidakpuasan dalam bekerja dapat diungkapkan dalam berbagai cara.
Misalnya, menelantarkan pekerjaan, keluhan para karyawan, karyawan yang
membangkang, pencurian aset perusahaan, dan menghindari sebagian tanggung
jawab pekerjaan. Robbins dalam Badriyah (2015: 240) menjelaskan empat cara
karyawan dalam menunjukkan ketidakpuasan kerja, yaitu:
a. Keluar (retirement / exit)
Merupakan pengungkapan ketidakpuasan para pekerja dengan cara
meninggalkan pekerjaan, termasuk keluar atau mencari pekerjaan lain;
b. Menyuarakan (voice / oral expression)
Merupakan bentuk ketidakpuasan dalam bekerja dengan usaha yang aktif dan
konstruktif dalam perbaikan kondisi, termasuk memberikan saran untuk
perbaikan, dan mendiskusikan masalah dengan atasannya;
c. Mengabaikan (neglect / ignorance)
Merupakan bentuk ketidakpuasan kerja dengan sikap mengabaikan keadaan
menjadi lebih buruk, contohnya, sering terlambat bahkan absen, rendahnya
upaya dalam bekerja, dan seringnya menimbulkan kesalahan;
d. Kesetiaan (loyalty / faithfulness)
Adalah bentuk ketidakpuasan kerja yang ditunjukkan dengan pasif menunggu
sampai kondisi pekerjaan membaik, termasuk juga membela perusahaan pada
kritik dari luar serta percaya bahwa manajemen dan organisasi akan
melakukan hal yang tepat untuk memperbaiki kondisi pekerjaan.
5
Oleh karena itu, kepuasan kerja karyawan perlu diperhatikan. Tingkat
kepuasan kerja akan berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan, yang pada
akhirnya akan berpengaruh pada keberhasilan organisasi. Kepuasan kerja karyawan
dapat ditingkatkan dengan cara memberi motivasi, adanya pengakuan dari atasan atas
hasil kerja karyawan, situasi atau lingkungan kerja yang menyenangkan serta adanya
kesempatan untuk berkreasi. Apabila kepuasan kerja karyawan terpenuhi, karyawan
akan membentuk sikap dan perilaku yang positif terhadap pekerjaannya. Selanjutnya,
karyawan akan lebih bergairah dalam melaksanakan pekerjaannya serta dapat
mecurahkan segenap kemampuannya.
Sebagai hotel bintang lima, Padma Hotel Bandung terkenal dalam memberikan
pelayanan yang ramah dan memiliki kualitas makanan serta fasilitas yang baik.
Tingkat kepuasan tamu Padma Hotel Bandung cukup tinggi sehingga menjadikan
Padma Hotel sebagai hotel nomor satu di Bandung.
Sering dianggap bahwa apabila karyawan melaksanakan pekerjaannya dengan
baik, maka kepuasan kerjanya terpenuhi. Akan tetapi, hal itu tidak selalu benar dan
berarti (signifikan). Ada banyak karyawan yang produktivitasnya tinggi tapi kepuasan
kerjanya rendah. Karyawan di pastry section Padma Hotel Bandung mengalami hal
yang serupa.
Selama penulis menjalani program training di pastry section Padma Hotel
Bandung selama tujuh bulan, penulis mengamati bahwa produktivitas karyawan
tinggi namun tingkat kepuasan kerjanya rendah. Hal ini ditandai dengan karyawan
6
yang sering mengeluh saat bekerja. Oleh karena itu, untuk menemukan penyebabnya,
penulis melakukan penelitian dengan mengambil judul “KEPUASAN KERJA
KARYAWAN DI PASTRY SECTION PADMA HOTEL BANDUNG”.
B. Identifikasi Masalah
1. Bagaimana kepemimpinan di pastry section Padma Hotel Bandung?
2. Bagaimana lingkungan kerja di pastry section Padma Hotel Bandung?
3. Bagaimana tingkat stres kerja karyawan di pastry section Padma Hotel
Bandung?
C. Maksud dan Tujuan Penelitian
1. Maksud Penelitian
Penulis hendak menerapkan teori yang ada dengan fakta yang terdapat di
lapangan, sehingga penulis dapat mengetahui kepemimpinan, lingkungan
kerja, dan tingkat stres kerja karyawan di pastry section Padma Hotel
Bandung.
2. Tujuan Penelitian
Tujuan Formal
Penulisan penelitian ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
syarat akademis dalam menyelesaikan Diploma III Program Studi
Manajemen Patiseri, jurusan Hospitality Sekolah Tinggi Pariwsiata
Bandung.
7
Tujuan Operasional
Agar penulis dapat memberikan saran kepada Padma Hotel
Bandung khususnya di pastry section sehingga dapat memberikan
kemajuan terhadap operasional di dapur pastry Padma Hotel
Bandung.
D. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Penelitian
Penulis menggunakan metode deskriptif. Menurut Hamdi dan Bahruddin
(2014: 5) “Metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang
bertujuan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada pada saat ini
atau pada saat yang lampau”.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :
A. Wawancara
Gulo (2002: 119) “Wawancara merupakan bentuk komunikasi secara
langsung antara peneliti dan responden. Komunikasi tersebut berupa
dalam bentuk tanya-jawab dengan hubungan tatap muka, sehingga
gerak dan mimic responden dijadikan sebagai pola media yang
melengkapi kata-kata secara verbal”.
B. Observasi
Menurut Maskur (2015: 77) “Observasi merupakan pengamatan, baik
langsung maupun tidak langsung, dengan menggunakan beberapa alat
8
observasi, guna melihat kejadian dan memaknai kejadian yang ada
pada sebuah lembaga atau program”.
C. Kuesioner
Umar Husein (2003: 101) menyatakan ”Kuesioner merupakan sebuah
alat pengumpulan data yang nantinya akan diolah untuk menghasilkan
suatu informasi”.
D. Studi Kepustakaan
Zed (2004: 3) “Studi kepustakaan ialah serangkaian kegiatan yang
berhubungan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca,
mencatat serta mengolah bahan penelitian”.
E. Lokasi dan Waktu Peneletian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Padma Hotel Bandung yang beralamat di Jl. Ranca
Bentang No. 56-58 Ciumbuleuit – 40142, Bandung.
2. Waktu Penelitian
Waktu Peneletian berlangsung dari April 2016 hingga Juni 2016.
9
BAB II
TINJAUAN UMUM
A. Sejarah Singkat Padma Hotel Bandung
Padma Hotel Bandung pada awalnya bernama The Chedi Bandung.
Diresmikan tanggal 29 April 1994 dengan jumlah kapasitas lima puluh satu kamar.
Kemudian pada tanggal 1 April 2001 berubah nama menjadi Hotel Malya Bandung
dengan arti sebagai “Untaian Bunga”, memiliki kapasitas lima puluh kamar dan
dikelola oleh PT Puri Zuqni.
Pada tanggal 3 Maret 2008, PT Puri Zuqni melakukan perubahan desain
interior dan fasilitas yang ada. Hotel ini kemudian dibuka kembali pada bulan
Agustus 2009 dan dikelola oleh PT Trigana Putra Mandiri dengan menggunakan
nama Padma Hotel Bandung.
Padma Hotel Bandung merupakan hotel bintang lima yang terletak di
ketinggian seribu lima puluh meter (m) dari permukaan laut dengan pemandangan
lembah serta bukit yang alami. Berlokasi di Jl. Ranca Bentang No. 56-58
Ciumbuleuit – 40142, Bandung.
Hotel Padma tidak terlihat menjulang tinggi seperti hotel-hotel pada
umumnya. Bentuk Hotel Padma tidak menjulang tinggi ke atas namun ke bawah.
Hotel ini memiliki poin-poin utama seperti pemandangan pegunungan yang masih
10
lebat, udara bersih dari polusi, ketenangan yang jauh dari hiruk pikuk kota,
kebersihan hotel, dan pemandangan kamar yang mengahadap ke arah lembah serta
terkenal dengan pelayanannya yang sangat ramah. Karena itu, Padma Hotel Bandung
memiliki slogan “Experience Nature in Total Comfort”.
Kata “Padma” berasal dari Bahasa Sansekerta berarti “Bunga Lotus”. “The
Padma/lotus is the foremost symbol of beauty, prosperity and fertility. According to
Hinduism, within each human inhabiting the earth is the spirit of the sacred lotus. It
represents eternity, purity, and divinity and is widely used as a symbol of life, fertility,
ever-renewing youth”. Yang artinya bunga teratai adalah simbol utama dari
keindahan, kemakmuran dan kesuburan. Menurut umat Hindu, semangat dari setiap
manusia yang mendiami bumi diibaratkan seperti semangat teratai yang suci. Hal itu
merupakan simbol keabadian, kemurnian dan banyak digunakan sebagai simbol
kehidupan, kesuburan dan selalu awet muda. Padma Hotel Bandung adalah cabang
dari Padma Hotel Bali yang berlokasi di Pantai Kuta Bali.
B. Fasilitas Padma Hotel Bandung
Padma Hotel Bandung memiliki fasilitias sebagai berikut :
1. The Lobby
Lobby Padma Hotel Bandung menghadap langsung ke pegunungan dan
perbukitan yang masih alami.
11
2. Lift
Terbuat dari kaca sehingga tamu bisa menikmati pemandangan Padma Hotel
Bandung selama menaiki lift.
3. Kamar Hotel
Padma Hotel Bandung memiliki seratus dua puluh empat kamar dan terdiri
dari jenis kamar Deluxe Room (tiga puluh delapan kamar), Deluxe Balcony
Room (dua belas kamar), Premiere Room (empat puluh dua kamar), Hillside
Studio (enam belas kamar), Gallery Suite (empat kamar), Premiere Suite (dua
belas kamar).
4. The Restaurant
Berjenis semi final dining, dibuka dari pukul 06.00-23.00. Menggunakan
konsep pemandangan panorama bukit kota Bandung. Terletak di atas lembah
hijau dengan desain yang romantis. Memiliki kapasitas tempat duduk
sejumlah seratus lima puluh delapan seats, diantaranya Sembilan puluh
delapan seats untuk lounge dan enam puluh seats untuk restoran itu sendiri.
5. Bar
Berfungsi sebagai penopang kegiatan The Restaurant Padma Hotel Bandung
karena bar ini tidak berdiri sendiri, namun bergabung dan terletak di tengah-
tengah restaurant. Menyediakan berbagai wine dan minuman lainnya.
6. Meeting Room
Support Facilities yang disediakan yaitu stage lighting, television, overhead
projector, built in slide projector, built in LCD projector, DVD/VCD/CD
players, multi system video player, audio cassette player, sound system,
12
michorophones and wireless michropone, laser pointer, photocopier,
wireless/broadband internet access.
7. Fitness Centre
Dibuka dari pukul 06.00-21.00. Menyediakan berbagai macam alat cordeo,
gym, dan angkat beban. Terdapat ruangan aerobic, fitness class program,
personal training serta steam dan sauna yang disediakan terpisah untuk tamu
pria dan wanita.
8. Swimming Pool
Terdiri dari kolam untuk dewasa, anak-anak, dan Jacuzzi
9. Yoga Class
10. Outbound
11. Spa and Reflexology
12. Wedding Hall
13. Mushola
C. Fasilitas Pastry Section Padma Hotel Bandung
Berikut ini merupakan fasilitas yang ada di pastry section Padma Hotel
Bandung:
TABEL 1
FASILITAS PASTRY SECTION PADMA HOTEL BANDUNG
No Fasilitas
1 Walk in freezer
13
2 Walk in chiller
3 Drainase
4 Sink (tempat cuci)
5 Exhaust (pembuangan asap/uap)
6 Kipas angin
Sumber: Pastry Section Hotel Padma Bandung, 2016
TABEL 2
PERLENGKAPAN DAN PERALATAN PASTRY SECTION PADMA HOTEL
BANDUNG
No Nama Perlengkapan dan Peralatan Jumlah
Layal pakai Tidak
layak
pakai
1 Dough mixer (large) 1 -
2 Dough sheeter 1 -
3 Microwave 1 -
4 Mixer (small) 1 -
5 Oven 1 -
6 Proofer 1 -
7 Refrigerator 1 -
8 Stove 1 (4 tungku) -
9 Trolley 2 -
10 Baking tray ± 10 -
11 Bowl ± 20 -
12 Cake divider 1 -
13 Cake knife 2 -
14 Cake mould ± 5 -
15 Cake ring 3 -
16 Can openener 1 -
17 Changeable square 1 -
18 Cutting board (big) 3 -
19 Cutting board (small) 1 -
20 Flour sifter 1 3
21 Frying pan 3 2
22 Grater 1 -
14
23 Ladle 2 -
24 Measurement glass 3 -
25 Palette 2 -
26 Parisienne cutter 1 -
27 Pastry brush 2 -
28 Pastry cutter 1 -
29 Pie mould 3 -
30 Piping Tube 2 -
31 Rolling pin 5 -
32 Rubber spatula 2 -
33 Scale 2 -
34 Scrapper 4 -
35 Small knife - -
36 Spider spatula (untuk meniriskan
makanan yang telah digoreng)
1 -
37 Stand 2 -
38 Tong 2 -
39 Tray (big) ± 10 -
40 Tray (small) ± 5 -
41 Vegetable knife 2 -
42 Warmer (untuk melelehkan coklat) 2 -
43 Whisking bowl (large) 1 -
44 Whisking bowl (small) 4 -
45 Wooden spatula 3 -
46 Sauce pan 4 Sumber: Pastry Section Hotel Padma Bandung, 2016
D. Struktur Organisasi Padma Hotel Bandung
Suatu organisasi merupakan sebuah wadah dari kumpulan orang yang tersistem,
saling mempengaruhi, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam
suatu organisasi tersebut dibutuhkan suatu struktur sebagai mekanisme operasional
organisasi melalui garis-garis wewenang atau tanggung jawab. Jadi, struktur
organisasi menurut Soeherman (2008: 117) dapat diartikan sebagai “Mekanisme
15
untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang-orang untuk bekerja sama mencapai
tujuan bersama melalui garis pertanggungjawaban”.
Melalui penjelasan dari Soeherman, dapat diketahui bahwa dengan struktur
organisasi formal, setiap orang di dalam organisasi akan mudah untuk memahami
tanggung jawabnya (termasuk dengan siapa ia harus bekerja sama, serta kepada siapa
ia harus mempertanggungjawabkannya).
Umar Husein (2003: 65) mendefinisikan struktur organisasi sebagai “Susunan dan
hubungan antar posisi dan bagian dalam perusahaan. Struktur organisasi bertujuan
untuk menjelaskan pembagian aktivitas kerja, memperhatikan hubungan fungsi serta
aktivitas sampai batas-batas tertentu. Selain itu, sturktur organisasi juga berfungsi
dalam menjelaskan hirarki dan susunan kewenangan, serta hubungan pelaporan (siapa
melapor pada siapa)”.
Dengan adanya struktur organisasi, setiap orang dapat memahami kedudukan dan
fungsinya masing-masing dalam organisasi. Struktur organisasi menjadi sangat
kompleks untuk dijelaskan secara lisan. Karena itu perlu dibuat dalam bentuk bagan
organisasi beserta sub-unitnya sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan
hubungan seluruh departemen, posisi, dan fungsinya masing-masing.
Pada gambar 1 berikut ini, akan digambarkan struktur organisasi di Padma Hotel
Bandung secara lengkap :
16
GAMBAR 1
STRUKTUR ORGANISASI DI PADMA HOTEL BANDUNG
General Manager
F&B Manager
Marketing
Manager Chief
Accountant
Operation Analyst
Manager Exc. Asst
Manager
Manpower
Manager
Rest&Bar
Manager
BO
Manager
Chief
Steward
GM
Secretary
Sales
Manager
PR
Manager
Chief
Sous
Chief
Accounti
ng&Offic
eManage
EDP
Manager
Credit
Manager
Cost
Controller
Purchasing
Manager
Chief
Security
Training
Coordinator
Legal
Officer
Chief Pers
Adm.
Front
Office
Manager
Chief
Engineer
Duty
Manager
Chief Sect.
Civil
Chief Sect.
Electric
Chief Sect.
Mechanic
Exc.
Houesek
eeper
Sumber : Hotel Padma Bandung, 2016
17
Selanjutnya, pada gambar di bawah ini akan dipaparkan struktur organisasi di
pastry section Hotel Padma Bandung:
GAMBAR 2
STRUKTUR ORGANISASI DI PASTRY SECTION PADMA HOTEL
BANDUNG
Sumber : Padma Hotel Bandung 2016
Berikut ini merupakan gambaran besar tugas mereka masing-masing :
1. Pastry Chef
Seorang Pastry Chef mempunyai peranan utama di bagian pastry dan bakery.
Bertanggung jawab akan pekerjaannya yang berhubungan dengan operasional
Pastry Chef
Ibnu Mucharom
Chef De Party
Astri Agri Tiar
Demi Chef
Teguh Hidayat
Trainee/ cook
helper
Commis 3 Commis 2 Commis 1
18
maupun administrasi pada bagian pastry dan bakery yang dibawahinya,
misalnya :
Bertanggung jawab kepada Executive chef
Memberikan laporan atas penjualan maupun pengeluaran serta
pemakaian bahan baku
Memberikan tugas kepada chef de partie untuk pengawasan
dalam operasional kerja
Mengelola dan menyusun menu pastry dan bakery
Menyusun rotasi tugas, hari-hari libur serta liburan untuk staff
Memelihara hubungan baik antar staff.
2. Chef de Partie
Soerang Chef de Partie (CDP) mempunyai tugas dan tanggung jawab
terhadap salah satu seksi saja. Selain itu CDP juga bertanggung jawab
terhadap pekerjaan bawahannya dalam hal operasional dapur dan memberikan
tugas kepada masing-masing commis. CDP sering juga disebut sebagai tulang
punggung sebuah organisasi karena mempunyai peran sebagai penyambung
pihak manajemen dan pelaku operasional.
3. Demi Chef
Demi Chef adalah asisten yang bekerja di bawah perintah CDP. Mereka
dinilai sebagai cook yang utama dalam dapur. Berperan sebagai CDP apabila
CDP sedang tidak bertugas dan membuat Storage Question dan Market List.
Serta berhak memberi perintah dan mengatur 1st cook, 2
nd cook dan 3
rd cook.
19
4. Commis
Bertugas untuk menggerakkan operasional dapur mulai dari persiapan dasar di
dapur, kegiatan memasak, hingga tahap penyajian makanan untuk tamu.
5. Trainee
Membantu dalam mengerjakan semua operasional dapur mulai dari persiapan,
memasak, dan menjaga stand makanan sesuai dengan yang diperintahkan oleh
atasan.
TABEL 3
JUMLAH KARYAWAN DI PASTRY SECTION PADMA HOTEL BANDUNG
Sumber : Pastry Section Padma Hotel Bandung, 2016
NO JABATAN ATAU POSISI JUMLAH (ORANG)
1 PASTRY CHEF satu
2 CHEF DE PARTIE satu
3 DEMI CHEF satu
4 COMMIS tiga
5 TRAINING lima
TOTAL sebelas
20
Berikut ini merupakan jadwal kerja karyawan di pastry section Padma Hotel
Bandung :
1. Morning Shift
M1 : pukul 05.00 sampai 13.00
M2 : pukul 06.00 sampai 14.00
M3 : pukul 07.00 sampai 15.00
M4 : pukul 08.00 sampai 16.00
2. Split Shift
S6 : pukul 06.00 sampai 13.00 dan pukul 18.00 sampai 20.00
3. Middle Shift
D 1 : pukul 12.00 sampai 20.00
D 2 : pukul 13.00 sampai 21.00
4. Afternoon Shift
E1 : pukul 14.00 sampai 22.00
E2 : pukul 15.00 sampai 23.00
5. Night Shift
N2 : pukul 22.00 sampai 06.00
21
E. Tinjauan Mengenai Kepemimpinan di Pastry Section Padma Hotel Bandung
Suatu organisasi pasti memiliki serangkaian visi dan tujuan yang hendak dicapai.
Oleh karena itu dibutuhkan kepemimpinan (leadership) dalam organisasi untuk
mengkoordinasi kerja para bawahan guna mencapai sasaran kerja secara efektif.
Menurut Sukmadi (2014: 105), “Kepemimpinan berasal dari kata memimpin yang
berarti menuntun, membimbing, mengatur, menuntun diri sendiri ataupun orang lain,
menentukan tujuan bersama serta membimbing diri mereka sendiri ataupun orang lain
untuk mencapai tujuan bersama”.
Sihotang (2007: 257) mengungkapkan pemimpin dapat dikatakan sebagai
pemimpin yang berhasil apabila dapat melaksanakan hal sebagai berikut :
a. Dapat mengantisipasi perubahan yang timbul secara tiba-tiba dalam proses
pengelolaan organisasi.
b. Berhasil mengoreksi dan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat
dalam organisasi.
c. Dapat membawa organisasi menuju target sasaran.
Selanjutnya Ranupandoyo dalam Sihotang (2007: 259) memaparkan tanggung
jawab seorang pemimpin adalah sebagai berikut:
a. Menentukan tujuan pelaksanaan kerja secara realistis.
b. Melengkapi sumber daya dan dana yang dibutuhkan karyawan untuk
menjalankan tugasnya.
c. Mengkomunikasikan harapannya kepada karyawan.
d. Memberikan penghargaan atau reward yang sepadan kepada karyawan sehingga berfungsi untuk memotivasi prestasi karyawan.
e. Penyerahan wewenang kepada karyawan apabila diperlukan untuk
meningkatkan partisipasi.
f. Menghilangkan hambatan-hambatan dalam bekerja.
g. Mengevaluasi hasil kerja dan mengkomunikasikannya kepada karyawan.
22
h. Memperhatikan karyawan.
Sondang P. Siagian (2002: 88) menjelaskan ciri-ciri seorang pemimpin yang baik
adalah sebagai berikut :
1. Tegas
Diperlukan ketegasan, terutama dalam melakukan koreksi dan mengenakan
sanksi, dengan catatan, bahwa ketegasan itu didasarkan pada kriteria yang
rasional, objektif, dan diterapkan bukan atas dasar ‘pilih kasih’.
2. Adaptif
Situasi internal dan eksternal yang dihadapi oleh organisasi menuntut sikap
yang adaptif dan bukan sikap yang kaku, apalagi sikap tidak mau berubah.
3. Antisipatif
Pemimpin yang efektif selalu berusaha untuk ‘tidak kaget’ melihat peristiwa
yang terjadi dalam organisasinya. Bahkan juga perkembangan yang terjadi di
lingkungannya. Karena itu harus mampu membaca perubahan situasi, baik
yang bersifat nuansa, maupun lebih-lebih yang bersifat idiosinkratik.
4. Proaktif
Pada dasarnya sikap proaktif berarti mendalami perubahan yang akan terjadi
dan mampu melakukan penyesuaian yang diperlukan dalam menghadapi
perubahan tersebut, dan bahkan turut serta menentukan arah perubahan yang
dimaksud.
5. Berani
Berkaitan dengan pengambilan keputusan, memerlukan keberanian karena: (a)
dalam pengambilan keputusan tidak semua variabel yang berpengaruh bisa
dikenali dan diperhitungkan, dan (b) selalu mengandung risiko ketidaktepatan
atau ketidakberhasilan apabila dilaksanakan. Karena itu diperlukan
keberanian.
6. Rasionalitas
Dalam menghadapi dan memperlakukan bawahan, terutama dalam melakukan
penilaian, seorang pemimpin tidak boleh emosional. Rasiolah yang harus
‘berbicara’.
7. Mampu berkomunikasi
Komunikasi juga berfungsi untuk mengekspresikan emosi seseorang. Juga
untuk mencegah timbulnya masalah dan konflik dengan cara mengajak
berbagai pihak dalam organisasi untuk selalu terlibat dalam komunikasi.
8. Mampu mengajar
Seorang pemimpin perlu memiliki keterampilan teknis yang dapat digunakan
untuk dua kepentingan, yaitu : (a) pengendalian karena mampu memahami
segi-segi teknis tugas pekerjaan bawahan, dan (b) menunjukkan kepada para
bawahan cara-cara melakukan tugas pekerjaan yang kurang benar dan
mengajarkan cara-cara yang tepat. Inilah yang dimaksud dengan kemampuan
23
mengajar yang tidak selalu berarti mengajar secara formal, meskipun hal itu
mungkin perlu pula dilakukannya.
9. Berperan sebagai panutan (role model)
Misalnya, keteladanannya dalam hal loyalitas dan disiplin. Pemimpin juga
menjadi contoh dalam menerapkan norma-norma moral dan etika, serta dalam
hal kejujuran. Bahkan juga keteladannya dalam kehidupan keluarga dan
pribadi. Seorang pemimpin harus mampu dan berani mengatakan “Tirulah apa
yang saya lakukan dan bukan sekedar mengerjakan apa yang saya
perintahkan!”
10. Menjadi pendengar yang baik
Tidak sedikit pemimpin yang dihinggapi oleh ‘penyakit’ senang mendominasi
pembicaraan antara dirinya dengan para bawahannya. Artinya, tidak menjadi
pendengar yang baik. Padahal bawahan mampu memberikan pandangan atau
menyampaikan ide atau saran yang baik.
Dalam memimpin anak buah, pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang
berbeda-beda. Menurut Nurkolis (2003: 167) , “Gaya kepemimpinan merupakan
norma perilaku yang digunakan oleh seseorang di saat orang tersebut mencoba
mempengaruhi perilaku orang lain”. Selanjutnya, Boone dan Kurtz (2007: 398),
mengidentifikasikan 3 gaya kepemimpinan, yaitu :
1. Kepemimpinan otokrasi
Gaya kepemimpinan ini berpusat pada atasan. Seorang pemimpin otokrasi
melakukan pengambilan keputusan seorang diri tanpa berkonsultasi dengan
para karyawan. Mereka menghasilkan keputusan, kemudian
mengkomunikasikannya kepada bawahan, setelah itu mengharapkan
implementasi atau instruksi mereka dengan segera.
2. Kepemimpinan demokratis
Pemimpin demokratis melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan.
Mereka menempatkan diri di tengah-tengah dalam organisasi. Gaya
kepemimpinan ini berpusat dalam mendorong partisipasi karyawan.
3. Kepemimpinan bebas kendali
Kepemimpinan bebas kendali memiliki pengawasan minimal karena sebagian
besar keputusan diserahkan pada bawahan. Para pemimpin bebas kendali
sering berkomunikasi dengan karyawannya, bila memang diperlukan.
24
Seorang pemimpin harus dapat mendorong dan membantu anggotanya untuk
bekerja keras dalam mencapai tujuan. Hal ini disebut juga sebagai praktek
kepemimpinan. Menurut Darsono dan Siswandoko (2011: 291), praktek
kepemimpinan merupakan perwujuduan kepribadian, yaitu :
1. Berperilaku adaptif. Berperilaku adaptif artinya, dalam praktek
kepemimpinan, pemimpin harus menyesuaikan perilakunya dengan
perilaku anggota dan menyesuaikan pikirannya dengan pikiran anggota.
2. Mau belajar sepanjang masa (rendah hati). Belajar sepanjang masa artinya
pemimpin harus belajar dari anggota.
3. Simpatik. Simpatik artinya pikiran dan tindakan harus mendapatkan
tanggapan yang menyenangkan dari anggota.
4. Empatik. Empatik artinya menghayati perasaan anggota.
5. Berpikir obyektif-kritis-dialektis. Berpikir obyektif artinya berpikir
kongkrit atas hal-hal yang kongkrit; berpikir kritis artinya harus
mempertanyakan sesuatu yang mapan, berubah, dan berkembang; berpikir
dialeksis artinya berpikir saling hubungan, kontradiksi, perubahan, dan
perkembangan pada setiap obyek.
Selanjutnya Darsono dan Siswandoko (2011: 295) menjelaskan praktek
kepemimpinan itu meliputi :
1. Mencipta kerja yaitu mengubah sesuatu menjadi sesuatu yang lain
yang lebih bermanfaat
2. Membuat sasaran kerja (sesuatu yang akan dikerjakan)
3. Menyiapkan alat kerja (uang dan peralatan)
4. Membina, mendorong, dan mengarahkan tenaga kerja (pengetahuan,
keterampilan, sikap, situasi, sumber daya, produktivitas, efektivitas,
efisiensi, dan loyalitas)
5. Mengetahui dan memahami organisasi: struktur, kultur, lingkungan,
dan konflik, efektivitas, dan efisiensi
6. Memahami tugas pemimpin (manajer), memotivasi bawahan dan
mengambil keputusan.
Untuk mengetahui bagaimana kepemimpinan di pastry section Padma Hotel
Bandung, penulis menguraikannya dalam tabel berikut :
25
TABEL 4
TANGGAPAN KARYAWAN MENGENAI KEPEMIMPINAN DI PASTRY
SECTION PADMA HOTEL BANDUNG
n = 5
No Pertanyaan Ya Tidak Total
f % f % f %
1 Apakah pimpinan dapat mengatasi dan
memberi solusi terhadap suatu
permasalahan?
1 20 4 80 5 100
2 Apakah pimpinan dapat memberikan
inovasi dan inspirasi terhadap produk
baru yang sesuai dengan perkembangan
dunia pastry?
0 0 5 100 5 100
3 Apakah pimpinan dapat menyampaikan
informasi secara baik dan benar?
2 40 3 60 5 100
4 Apakah pimpinan memberikan motivasi
saat bekerja?
5 100 0 0 5 100
5 Apakah pimpinan bersikap adil dalam
membagi jadwal atau shift kerja?
0 0 5 100 5 100
6 Apakah pimpinan mau mendengarkan
pendapat para bawahannya?
3 60 2 40 5 100
7 Apakah pimpinan memiliki sikap
introspeksi diri? (tidak selalu merasa
benar)
0 0 5 100 5 100
8 Apakah pimpinan memberikan nasihat-
nasihat terhadap perkembangan karier?
5 100 0 0 5 100
9 Apakah pimpinan selalu memberikan
respons terhadap pengajuan
permohonan?
0 0 5 100 5 100
10 Apakah pimpinan bekerja secara
profesional saat bekerja di dapur?
0 0 5 100 5 100
Total 16 320 34 680 1000
Presentase rata-rata 32
68 100
Sumber : Hasil Kuesioner Tanggapan Karyawan, 2016
Keterangan : n = responden, f = frekuensi
26
F. Tinjauan Mengenai Lingkungan Kerja di Pastry Section Padma Hotel
Bandung
Lingkungan kerja menurut Veithzal (2006: 165) adalah “Seluruh sarana dan
prasarana yang ada di sekitar karyawan di saat mereka sedang melakukan pekerjaan.
Lingkungan kerja ini meliputi tempat kerja, fasilitas, alat bantu kerja, pencahayaan,
kebersihan dan ketenangan”.
Yusuf (2005: 64) mengungkapkan “Lingkungan pekerjaan yang baik adalah
lingkungan yang saling menghargai. Lingkungan yang kondusif akan meningkatkan
kinerja dibandingkan dengan lingkungan yang tidak kondusif”.
Dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja merupakan faktor-faktor fisik dan non
fisik yang ada di sekitar pekerjaan. Sedarmayanti (2001: 21) menyatakan bahwa
secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yakni :
1. Lingkungan Kerja Fisik
Merupakan keadaan fisik yang mempengaruhi karyawan secara langsung
maupun tidak langsung di tempat kerja. Lingkungan kerja fisik menjadi dua:
a) Lingkungan yang berhubungan langsung dengan karyawan.
Contohnya: meja, kursi, dan sebagainya.
b) Lingkungan umum atau perantara merupakan lingkungan kerja dapat
mempengaruhi kondisi seseorang, misalnya:
1) Penerangan/Cahaya
Berfungsi dalam hal keselamatan dan kelancaran kerja. Cahaya
yang kurang terang maupun terlalu silau dapat mengganggu
pekerjaan. 2) Temperatur
Temperatur yang paling baik adalah temperatur yang sesuai
dengan tubuh manusia, tidak terlalu panas dan terlalu dingin.
3) Kelembaban
27
Kelembaban dapat diartikan sebagai banyaknya kandungan air
dalam udara. Temperatur udara yang sangat panas dapat
menyebabkan kelembaban menjadi tinggi. Hal ini akan
menimbulkan penguapan dan menyebabkan pengurangan
panas dari tubuh dalam jumlah besar.
4) Sirkulasi Udara
Cukupnya oksigen di sekitar tempat kerja, ditambah dengan
adanya tanaman di sekitar tempat kerja akan memberikan rasa
sejuk dan segar saat bekerja sehingga dapat membantu
memulihkan tubuh yang lelah sehabis bekerja.
5) Kebisingan
Kebisingan dapat mengganggu ketenangan dan konsentrasi
bekerja, menyebabkan kesalahan dalam berkomunikasi dan
bahkan merusak pendengaran.
6) Getaran Mekanis
Getaran mekanis yang sampai ke tubuh karyawan akan
mengganggu konsentrasi, membuat lelah dan memicu
timbulnya penyakit (gangguan mata, syaraf, peredarah darah,
otot, tulang, dan lain-lain).
7) Bau-bauan
Bau-bauan yang tidak sedap akan mempengaruhi kepekaan
penciuman sehingga dapat menganggu konsentrasi saat
bekerja. Salah satu cara untuk mengatasinya yaitu dengan
menggunakan air condition (AC) yang tepat di tempat kerja.
8) Tata Warna
Warna dapat merangsang emosi manusia seperti menyebabkan
rasa senang, sedih, dan lain-lain.
9) Dekorasi
Berhubungan dengan pengaturan tata letak dan warna di
tempat kerja.
10) Musik
Musik membantu dalam meringankan tekanan pekerjaan
sehingga akan membangkitkan dan merangsang karyawan
untuk bekerja.
11) Keamanan
Menggunakan Satuan Petugas Keamanan (SATPAM)
merupakan salah satu cara untuk menjaga keamanan di tempat
kerja.
2. Lingkungan Kerja Non Fisik
Merupakan keadaan yang berkaitan dengan hubungan kerja dengan atasan,
sesama rekan kerja, maupun dengan bawahan.
28
Menurut Offirstson (2014: 45) “Suasana lingkungan kerja yang
menyenangkan dapat menyebabkan orang-orang merasa betah untuk berada dalam
suatu organisasi. Sebalikya, suasana lingkungan yang kurang atau tidak
menyenangkan di tempat kerja, misalnya merasa tertekan, tidak dapat mengemukakan
atau mengembangkan kemampuan yang dimiliki akan menyebabkan orang tersebut
tidak betah berada di dalam tempat kerja tersebut”.
Untuk mengetahui bagaimana lingkungan kerja di pastry section Padma Hotel
Bandung, penulis menguraikannya dalam tabel berikut :
TABEL 5
TANGGAPAN KARYAWAN MENGENAI LINGKUNGAN KERJA DI
PASTRY SECTION PADMA HOTEL BANDUNG
N = 6
No Pertanyaan Ya Tidak Total
f % f % f %
1 Apakah fasilitas dan peralatan dapur
yang tersedia memadai untuk
mendukung pekerjaan?
0 0 6 100 6 100
2 Apakah area kerja cukup luas untuk
menjalankan pekerjaan?
0 0 6 100 6 100
3 Apakah bahan selalu tersedia dan
tidak pernah terjadi kehabisan bahan?
0 0 6 100 6 100
4 Apakah penerangan/cahaya di tempat
kerja sudah baik?
6 100 0 0 6 100
5 Apakah tempat kerja terjaga
kebersihannya?
6 100 0 0 6 100
6 Apakah tempat kerja memiliki
keamanan yang baik?
6 100 0 0 6 100
7 Apakah sirkulasi udara di tempat kerja
bekerja dengan baik?
3 50 3 50 6 100
8 Apakah drainase di tempat kerja
berkerja dengan baik?
2 33,33 4 66,67 6 100
29
TABEL 5
TANGGAPAN KARYAWAN MENGENAI LINGKUNGAN KERJA DI
PASTRY SECTION PADMA HOTEL BANDUNG
N = 6
(Lanjutan)
Sumber : Hasil Kuesioner Tanggapan Karyawan, 2016
Keterangan : N = responden, f = frekuensi
G. Tinjauan Mengenai Tingkat Stress Kerja Karyawan di Pastry Section Padma
Hotel Bandung
Dalam lingkungan kerja, karyawan dituntut untuk dapat beradaptasi dengan
lingkungan kerja dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jabatan yang dipegang.
Tuntutan kerja yang tidak dapat dipenuhi karyawan akan menimbulkan stres kerja
pada karyawan. Menurut Istijanto (2006: 184) “Stres pekerjaan dapat diartikan
sebagai tekanan yang dirasakan karyawan karena tugas-tugas pekerjaan yang tidak
dapat mereka penuhi”
. Stres di lingkungan kerja dapat terjadi pada setiap level manajemen mulai dari
top of management sampai pada karyawan biasa dan memberikan pengaruh buruk
9 Apakah hubungan dengan
atasan baik? (jarang terjadi
perdebatan)
1 16,67 5 83,33 6 100
10 Apakah hubungan dengan
rekan sekerja baik? (jarang
terjadi perdebatan)
5 83,33 1 16,67 6 100
Total 29 483,33 31 516.67 6 1000
Presentase rata-rata 48,33
51,67 100
30
terhadap kinerja individu yang berdampak negatif terhadap kinerja perusahaan.
Ketidakjelasan apa yang menjadi tanggung jawab pekerjaan, kekurangan waktu untuk
menyelesaikan tugas, tidak mendukungnya fasilitas pekerjaan, tugas-tugas pekerjaan
yang saling bertentangan, merupakan contoh pemicu stres. Menurut Mangkunegara
(2000: 157) stres dapat disebabkan oleh :
a. Beban kerja yang dirasakan terlalu berat;
b. Waktu kerja yang mendesak;
c. Kualitas pengawasan kerja yang rendah;
d. Iklim kerja yang tidak sehat;
e. Otoritas kerja yang tidak memadai yang berhubungan dengan tanggung
jawab;
f. Konflik kerja;
g. Perbedaan nilai antara karyawan dengan pemimpin yang frustasi dalam
bekerja.
Menurut Anatan (2007: 56), stres yang dialami individu dalam lingkungan
kerjanya disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor dari dalam diri individu (internal
factor) dan dari luar (external factor) Beberapa faktor penyebab stres ini meliputi :
1. Stressor dari luar organisasi (extra organizational stressor)
Meliputi perubahan sosial dan teknologi yang berakibat terhadap perubahan
life style masyarakat, perubahan ekonomi dan finansial yang dapat
mempengaruhi pola kerja seseorang. Dalam kondisi yang kurang
menguntungkan akan menuntut seseorang untuk mencari the second job.
Faktor lainnya meliputi kondisi masyarakat relokasi dan kondisi keluarga.
2. Stressor dari dalam organisasi (organizational stressor)
Meliputi kondisi kebijakan dan strategi administrasi, struktur dan desain
organisasi, proses organisasi, dan kondisi lingkungan kerja.
3. Stressor dari kelompok dalam organisasi (group stressor)
Timbul akibat kurangnya kesatuan dalam pelaksanaan tugas kerja terutama
terjadi pada level bawahan. Diakibatkan oleh kurangnya dukungan dari atasan
dalam melaksanakan tugas yang dibebankan, munculnya konflik antar
personal, interpersonal, dan antar kelompok.
4. Stressor dari dalam diri individu (individual stressor)
Muncul akibat role ambiguity and conflict, kurangnya pengawasan dari pihak
perusahaan, dan beban kerja yang terlalu berat.
31
Menurut Ketih Davis dan John W. Newstrom dalam Mangkunegara (2000:
157), terdapat 4 pendekatan terhadap stres kerja, yaitu :
1. Pendekatan Dukungan Sosial
Bertujuan memberikan kepuasan sosial kepada karyawan dengan cara
melakukan aktivitas, contohnya: bermain game dan membuat lelucon saat
bekerja.
2. Pendekatan Melalui Meditasi
Dapat dilakukan dengan cara berkonsentrasi ke dalam pikiran, lalu
mengendorkan kerja otot, dan menenangkan emosi.
3. Pendekatan Melalui Biofeedback
Pendekatan ini dilakukan melalui bimbingan medis yang bertujuan untuk
menghilangkan stres yang dialami, yaitu bimbingan melalui dokter, psikiater,
dan psikolog.
4. Pendekatan Kesehatan Pribadi
Pendekatan ini dilakukan secara kontinu. Contohnya seperti memeriksa
kesehatan, melakukan relaksasi otot, pengaturan gizi, dan olahraga secara
teratur.
Dalam jangka pendek, stres yang dibiarkan begitu saja tanpa penanganan serius
akan membuat karyawan tertekan, tidak termotivasi, prestasi kerja menurun, dan
frustasi, sehingga karyawan tidak dapat bekerja secara optimal. Dalam jangka waktu
lebih lama, karyawan tidak akan mampu lagi untuk bertahan dan bekerja di
perusahaan. Pada tahap yang semakin parah, karyawan dapat jatuh sakit sehingga
tidak mampu masuk kerja, atau bahkan mengundurkan diri. Oleh karenanya,
perusahaan harus dapat mengadakan pengelolaan stres dengan cara menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif agar tercipta kepuasan kerja pada setiap individu
dalam organisasi.
Untuk mengungkapkan mengenai tingkat stres kerja karyawan di pastry
section Padma Hotel Bandung, penulis menguraikannya ke dalam tabel berikut :
32
TABEL 6
TANGGAPAN KARYAWAN MENGENAI TINGKAT STRES KERJA
KARYAWAN DI PASTRY SECTION PADMA HOTEL BANDUNG
N = 6
Sumber : Hasil Kuesioner Tanggapan Karyawan, 2016
No Pertanyaan Ya Tidak Total
F % f % f %
1 Beban tugas pekerjaan terlalu
berat bagi saya.
3 50 3 50 6 100
2 Saya mengalami konflik
dalam menjalankan berbagai
tugas yang diberikan atasan.
4 66,67 2 33,33 6 100
3 Saya tidak memiliki cukup
waktu untuk menyelesaikan
pekerjaan.
6 100 0 0 6 100
4 Saya diharuskan bekerja
super cepat dalam
menyelesaikan pekerjaan.
6 100 0 0 6 100
5 Pekerjaan saya sering
membuat saya dalam kondisi
tidak sehat.
6 100 0 0 6 100
6 Disiplin kehadiran di tempat
kerja tinggi.
6 100 0 0 6 100
7 Permintaan tugas yang
diberikan saling bertabrakan,
termasuk dengan waktu
pribadi.
4 66,67 2 33,33 6 100
8 Saya tidak memperoleh balas
jasa atau penghargaan yang
cukup.
6 100 0 0 6 100
9 Pekerjaan terlalu menuntut
tanggung jawab dan sedikit
wewenang.
6 100 0 0 6 100
10 Gaji tidak mencukupi.
0 0 6 100 6 100
Total
47 783,34 13 216,66 1000
Presentase rata-rata
78,33
21,67
100
33
Keterangan : N = responden, f = frekuensi
34
BAB III
ANALISIS PERMASALAHAN
A. Analisis Mengenai Kepemimpinan di Pastry Section Padma Hotel Bandung
Pastry section Padma Hotel Bandung dipimpin oleh Pastry Chef. Untuk
mengetahui bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja keryawan,
penulis memberikan kuesioner kepada lima orang karyawan di pastry section Padma
Hotel Bandung dan diperoleh jawaban pada tabel 4 halaman 25.
Sebelum menjabarkan jawaban dari penyebaran kuesioner, penulis hendak
menjelaskan hal berikut ini :
Apabila jawaban “Ya”, maka :
Skor di rentang 50% - 100%, berarti baik
Skor di rentang 50% - 50%, berarti mendekati baik dan tidak baik
Skor di rentang 0% - 50%, berarti tidak baik
Apabila jawaban “Tidak”, maka :
Skor di rentang 50% - 100%, berarti tidak baik
Skor di rentang 50% - 50%, berarti mendekati baik dan tidak baik
Skor di rentang 0% - 50%, berarti baik
35
Mengenai pertanyaan 1) Apakah pimpinan dapat mengatasi dan memberi
solusi terhadap suatu permasalahan? Diperoleh jawaban satu orang atau 20%
menjawab “Ya”, dan empat orang atau 80% menjawab “Tidak”. Hal ini berarti
termasuk dalam kategori tidak baik.
Melalui wawancara antara penulis dan karyawan, karyawan mengatakan bahwa
pimpinan seringkali kebingungan dan tidak bisa bertindak cepat dalam mengatasi
suatu permasalahan. Berdasarkan hal tersebut, berarti Pastry Chef sebagai pimpinan
di pastry section Padma Hotel Bandung tidak dapat mengatasi permasalahan yang
datang dengan baik
Mengenai pertanyaan 2) Apakah pimpinan dapat memberikan inovasi dan
inspirasi terhadap produk baru yang sesuai dengan perkembangan dunia
pastry? Dari lima orang, tidak ada karyawan atau 0% menjawab “Ya”, dan lima
orang atau 100% menjawab “Tidak”. Hal ini berarti termasuk dalam kategori tidak
baik.
Karyawan mengatakan bahwa pimpinan sering memberikan inovasi dan inspirasi,
namun ide yang diberikan pimpinan tidak dapat dikatakan bagus dan tidak up to date
dengan perkembangan di dunia pastry.
Untuk pertanyaan 3) Apakah pimpinan dapat menyampaikan informasi
secara baik dan benar? Diperoleh data dua orang atau 40% menjawab “Ya”, dan
tiga orang atau 60% menjawab “Tidak”. Hal ini termasuk ke dalam kategori tidak
baik karena pimpinan tidak dapat menyampaikan informasi secara jelas sehingga
menyebabkan kesalahan informasi dan mengganggu kelancaran kerja.
36
Mengenai pertanyaan 4) Apakah pimpinan memberikan motivasi saat
bekerja? Ada lima orang atau 100% menjawab “Ya”, dan tidak ada karyawan atau
0% menjawab “Tidak”. Hal ini termasuk dalam kategori baik. Karyawan mengatakan
bahwa di saat kerjaan menumpuk, pimpinan memberikan motivasi supaya pekerjaan
dapat cepat selesai.
Mengenai pertanyaan 5) Apakah pimpinan bersikap adil dalam membagi
jadwal atau shift kerja? Ternyata tidak ada karyawan atau 0% menjawab “Ya”, dan
lima orang atau 100% menjawab “Tidak”. Hal ini termasuk dalam kategori tidak
baik.
Berdasarkan hasil wawancara, penulis menemukan bahwa terjadi ketidakadilan
dalam pembagian jadwal kerja. Hal ini disebabkan karena pimpinan lebih senang
bekerja dengan karyawan yang cekatan sehingga karyawan tersebut mendapat jadwal
kerja yang lebih padat dibanding karyawan yang dianggap pimpinan tidak terlalu
cekatan.
Untuk pertanyaan 6) Apakah pimpinan mau mendengarkan pendapat
bawahannya? Diperoleh data tiga orang atau 60% menjawab “Ya”, dan dua orang
atau 40% menjawab “Tidak”. Hal ini berarti termasuk dalam kategori baik.
Di saat ada event tertentu, pimpinan sering berdiskusi dan meminta pendapat
bawahannya mengenai produk apa saja yang harus disajikan, walaupun ada saatnya
tidak setiap pendapat bawahannnya didengarkan oleh pimpinan.
37
Untuk pertanyaan 7) Apakah pimpinan memiliki sikap introspeksi diri (tidak
selalu merasa benar)? Ternyata tidak ada karyawan atau 0% menjawab “Ya”, dan
lima orang atau 100% menjawab “Tidak”. Pimpinan tidak dapat belajar dari
kesalahan diri sendiri sehingga jika terjadi kesalahan atau suatu masalah, pimpinan
selalu menyalahkan bawahannya. Hal ini termasuk dalam kategori tidak baik.
Untuk pertanyaan 8) Apakah pimpinan memberikan nasihat-nasihat terhadap
perkembangan karier? Ternyata lima orang atau 100% menjawab “Ya”, dan tidak
ada karyawan atau 0% menjawab “Tidak”. Karyawan mengatakan bahwa pimpinan
sering menasihati mengenai perkembangan karier baik di saat jam kerja maupun di
luar jam kerja. Hal ini termasuk dalam kategori baik.
Mengenai pertanyaan 9) Apakah pimpinan selalu memberikan respons
terhadap pengajuan permohonan? Tidak ada karyawan atau 0% menjawab “Ya”,
dan lima orang atau 100% menjawab “Tidak”. Hal ini termasuk dalam kategori tidak
baik karena pimpinan paling sulit untuk memberikan respons terhadap permohonan
karyawannya, terutama dalam hal absensi dan pengurangan jam kerja.
Mengenai pertanyaan 10) Apakah pimpinan bekerja secara profesional saat
bekerja di dapur? Tidak ada karyawan atau 0% menjawab “Ya”, dan lima orang
atau 100% menjawab “Tidak”. Pimpinan seringkali membawa masalah pribadi saat
bekerja dan emosi saat bekerja sehingga menimbulkan suasana kerja yang tidak
nyaman. Hal ini termasuk dalam kategori tidak baik.
38
Berdasarkan hasil analisis data kuesioner tersebut, penulis memperoleh bahwa
sebanyak 32% menjawab “Ya”, dan sebanyak 68% menjawab “Tidak”. Hal ini berarti
kepemimpinan di pastry section Padma Hotel Bandung termasuk dalam kategori
tidak baik sehingga membawa dampak negatif terhadap kepuasan kerja karyawan.
B. Analisis Mengenai Lingkungan Kerja di Pastry Section Padma Hotel
Bandung
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh lingkungan kerja di pastry section Padma
Hotel Bandung terhadap kepuasan kerja keryawan, penulis memberikan kuesioner
kepada enam orang karyawan di pastry section Padma Hotel Bandung dan diperoleh
jawaban pada tabel 5 halaman 28.
Sebelum menjabarkan jawaban dari penyebaran kuesioner, penulis hendak
menjelaskan hal berikut ini :
Apabila jawaban “Ya”, maka :
Skor di rentang 50% - 100%, berarti baik
Skor di rentang 50% - 50%, berarti mendekati baik dan tidak baik
Skor di rentang 0% - 50%, berarti tidak baik
Apabila jawaban “Tidak”, maka :
Skor di rentang 50% - 100%, berarti tidak baik
Skor di rentang 50% - 50%, berarti mendekati baik dan tidak baik
Skor di rentang 0% - 50%, berarti baik
39
Mengenai pertanyaan 1) Apakah fasilitas dan peralatan dapur yang
tersedia memadai untuk mendukung pekerjaan? Tidak ada karyawan atau 0%
menjawab “Ya”, dan enam orang atau 100% orang menjawab “Tidak”. Hal ini masuk
ke dalam kategori tidak baik karena pastry section Padma Hotel Bandung tidak
memiliki fasilitas chocolate room maupun air conditioner (AC) dan peralatan yang
tersedia sangat minim.
Untuk pertanyaan 2) Apakah area kerja cukup luas untuk melakukan
pekerjaan? Ternyata tidak ada karyawan atau 0% menjawab “Ya”, dan enam orang
atau 100% orang menjawab “Tidak”.
Berdasarkan observasi penulis, pasty section memang memiliki ruang kerja
yang cukup sempit sehingga para karyawan seringkali berdesak-desakkan dan bahkan
tidak terdapat ruang lagi untuk menaruh produk. Hal ini menjadi masalah yang cukup
serius bagi para karyawan karena sangat menghambat pekerjaan sehingga area kerja
pastry section Padma Hotel Bandung termasuk dalam kategori tidak baik.
Untuk pertanyaan 3) Apakah bahan selalu tersedia dan tidak pernah
terjadi kehabisan bahan? Dari enam orang, tidak ada karyawan atau 0% menjawab
“Ya”, dan enam orang atau 100% orang menjawab “Tidak”. Hal ini berarti termasuk
dalam kategori tidak baik.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, penulis menemukan bahwa
bahan-bahan yang tersedia di pastry section Padma Hotel Bandung sangat minim
sehingga sangat sering terjadi kekurangan dan kehabisan bahan. Hal ini disebabkan
40
karena terbatasnya keuangan. Bagi para karyawan masalah ini juga cukup serius
karena menghambat kelancaran pekerjaan.
Mengenai pertanyaan 4) Apakah penerangan/cahaya di tempat kerja
sudah baik? Diperoleh data enam orang atau 100% menjawab “Ya”, dan tidak ada
karyawan atau 0% menjawab “Tidak”. Hal ini termasuk dalam kategori baik.
Berdasarkan hasil observasi, penulis memang tidak menemukan adanya
masalah dalam hal pencahayaan di pastry section Padma Hotel Bandung dan para
karyawan tidak pernah mengeluh mengenai pencahayaan sehingga
penerangan/cahaya di pastry section Padma Hotel Bandung sudah baik.
Mengenai pertanyaan 5) Apakah tempat kerja terjaga kebersihannya?
enam orang atau 100% menjawab “Ya”, dan tidak ada karyawan atau 0% menjawab
“Tidak”. Hal ini berarti kebersihan tempat kerja di pastry section Padma Hotel
Bandung termasuk dalam kategori baik.
Karyawan sangat dituntut dalam menjaga kebersihan karena itu setiap pagi
sebelum pekerjaan dimulai, saat bekerja, dan bahkan sesudah bekerja karyawan selalu
membersihkan area kerja. Apabila lantai sudah kotor dan cucian sudah menumpuk,
karyawan kebersihan akan langsung datang untuk membersihkannya. General
cleaning di pastry section Padma Hotel Bandung diadakan seminggu sekali.
Mengenai pertanyaan 6) Apakah tempat kerja memiliki keamanan yang
baik? Ada enam orang atau 100% menjawab “Ya”, dan tidak ada karyawan atau 0%
menjawab “Tidak”. Hal ini termasuk dalam kategori baik. Area pastry terletak cukup
41
jauh dari area tamu dan terdapat satpam yang menjaga sehingga hanya orang
berkepentingan saja yang dapat masuk ke area kerja khusus karyawan.
Untuk pertanyaan 7) Apakah sirkulasi udara di tempat kerja bekerja
dengan baik? Diperoleh data tiga orang atau 50% menjawab “Ya”, dan tiga orang
atau 50% menjawab “Tidak”. Hal ini berarti termasuk dalam kategori mendekati baik
dan tidak baik. Karena sebagian karyawan merasa kurang oksigen saat bekerja
sedangkan sebagian karyawan merasa baik-baik saja. Hal ini tergantung pada kondisi
tubuh dan perasaan emosional seseorang.
Untuk pertanyaan 8) Apakah drainase di tempat kerja bekerja dengan
baik? Diperoleh jawaban dua orang atau 33,33% menjawab “Ya”, dan empat orang
atau 66,67% menjawab “Tidak”. Hal ini termasuk dalam kategori tidak baik.
Berdasarkan obervasi penulis, drainase seringkali tersumbat oleh kotoran
yang bersumber dari bahan-bahan makanan yang susah larut dalam air maupun dari
sisa-sisa makanan, sehingga terkadang air menggenang keluar dan menyebabkan
lantai menjadi basah. Kondisi ini dapat menyebabkan lantai cepat kotor dan licin.
Mengenai pertanyaan 9) Apakah hubungan dengan atasan baik (jarang
terjadi perdebatan)? Ada satu orang atau 16,67% menjawab “Ya”, dan lima orang
atau 83,33% menjawab “Tidak”. Hal ini termasuk dalam kategori tidak baik.
Dari jawaban tersebut, satu orang yang menjawab “Ya” adalah Pastry Chef,
sedangkan lima orang yang menjawab “Tidak” adalah bawahannya. Melalui
wawancara, penulis mengetahui bahwa hubungan Pastry Chef dengan para atasannya
42
baik-baik saja, namun hubungan dengan para bawahannya kurang baik. Hal ini
disebabkan Pastry Chef tidak dapat memimpin bawahannya dengan baik sehingga
terkadang terjadi perdebatan.
Mengenai pertanyaan 10) Apakah hubungan dengan rekan sekerja baik
(jarang terjadi perdebatan)? lima orang atau 83,33% menjawab “Ya”, dan satu
orang atau 16,67% menjawab “Tidak”. Hal ini termasuk dalam kategori baik.
Hubungan antar sesama karyawan di pastry section Padma Hotel Bandung tidak
bermasalah, mereka saling bercerita mengenai masalah masing-masing dan
memotivasi, yang bermasalah hanya dengan pimpinan yaitu Pastry Chef.
Berdasarkan hasil analisis data kuesioner tersebut, penulis memperoleh bahwa
sebanyak 48,33% menjawab “Ya”, dan sebanyak 51,67% menjawab “Tidak”. Hal ini
berarti lingkungan kerja di pastry section Padma Hotel Bandung baik secara fisik
maupun non fisik termasuk dalam kategori tidak baik sehingga membawa dampak
negatif terhadap kepuasan kerja karyawan.
C. Analisis Mengenai Tingkat Stres Kerja Karyawan di Pastry Section Padma
Hotel Bandung
Untuk mengetahui bagaimana tingkat stres kerja karyawan di pastry section
Padma Hotel Bandung, penulis memberikan kuesioner kepada enam orang karyawan
43
di pastry section Padma Hotel Bandung dan diperoleh jawaban pada tabel 6 halaman
32.
Sebelum menjabarkan jawaban dari penyebaran kuesioner, penulis hendak
menjelaskan hal berikut ini :
Apabila jawaban “Ya”, maka :
Skor di rentang 50% - 100%, berarti tidak baik
Skor di rentang 50% - 50%, berarti mendekati baik dan tidak baik
Skor 0% - 50%, berarti baik
Apabila jawaban “Tidak”, maka :
Skor di rentang 50% - 100%, berarti baik
Skor di rentang 50% - 50%, berarti mendekati baik dan tidak baik
Skor 0% - 50%, berarti tidak baik
Mengenai pernyataan 1) Beban tugas pekerjaan terlalu berat bagi saya.
Diperoleh data tiga orang atau 50% menjawab “Ya”, dan tiga orang atau 50%
menjawab “Tidak”. Hal ini termasuk dalam kategori mendekati baik dan tidak baik.
Setiap orang mempunyai pandangan tingkat yang berbeda-beda terhadap berat
ringannya suatu tugas pekerjaan, tergantung dari seberapa kuat mental seseorang
tersebut dan apakah ia menyenangi pekerjaannya atau tidak.
Mengenai pernyataan 2) Saya mengalami konflik dalam menjalankan
berbagai tugas yang diberikan atasan. Ada empat orang atau 66,67% menjawab
44
“Ya”, dan dua orang atau 33,33% menjawab “Tidak”. Hal ini disebabkan karena
sering terjadinya perbedaan pendapat dengan atasan, maka ini berarti termasuk dalam
kategori tidak baik.
Mengenai pernyataan 3) Saya tidak memiliki cukup waktu untuk
menyelesaikan pekerjaan. Ternyata enam orang atau 100% menjawab “Ya”, dan
tidak ada karyawan atau 0% menjawab “Tidak”. Hal ini termasuk dalam kategori
tidak baik.
Berdasarkan hasil wawancara antara penulis dengan karyawan, karyawan
mengatakan bahwa jumlah pekerjaan yang harus dilakukan sangatlah banyak namun
jumlah karyawan hanya sedikit sehingga setiap harinya selalu overtime.
Mengenai pernyataan 4) Saya diharuskan bekerja super cepat dalam
menyelesaikan pekerjaan. Ternyata enam orang atau 100% menjawab “Ya”, dan
tidak ada karyawan atau 0% menjawab “Tidak”. Hal ini termasuk dalam kategori
tidak baik. Banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan mewajibkan karyawan untuk
bekerja secara cepat sehingga karyawan tidak dapat bersantai-santai saat bekerja.
Mengenai pernyataan 5) Pekerjaan saya sering membuat saya dalam kondisi
tidak sehat. enam orang atau 100% menjawab “Ya”, dan tidak ada karyawan atau
0% menjawab “Tidak”. Akibat overtime setiap hari, banyaknya pekerjaan dan
ditambah lagi jika double shift, membuat karyawan dalam kondisi tidak sehat akibat
kelelahan dan kurang tidur. Maka hal ini termasuk dalam kategori tidak baik.
45
Untuk pernyataan 6) Disiplin kehadiran di tempat kerja tinggi. Diperolah
jawaban enam orang atau 100% menjawab “Ya”, dan tidak ada karyawan atau 0%
menjawab “Tidak”.
Karyawan di pastry section Padma Hotel Bandung memiliki disiplin yang tinggi
terutama soal absensi. Apabila karyawan dalam kondisi sakit namun tidak sakit parah,
karyawan tetap harus bekerja dan apabila hendak absen, karyawan harus memberi
kabar dengan alasan yang dapat diterima. Hal ini dapat meningkatkan stres karyawan
sehingga termasuk dalam kategori tidak baik.
Untuk pernyataan 7) Permintaan tugas yang diberikan saling bertabrakan,
termasuk dengan waktu pribadi. Ada empat orang atau 66,67% menjawab “Ya”,
dan dua orang atau 33,33% menjawab “Tidak”. Hal ini termasuk dalam kategori tidak
baik.
Terkadang terjadi suatu permintaan mendadak di saat pekerjaan yang satu belum
selesai sehingga pekerjaan saling bertabrakan. Selain itu, jadwal karyawan dapat
berubah secara mendadak sehingga sering bertabrakan dengan waktu pribadi.
Untuk pernyataan 8) Saya tidak memperoleh balas jasa atau penghargaan
yang cukup. Ternyata enam orang atau 100% menjawab “Ya”, dan tidak ada
karyawan atau 0% menjawab “Tidak”.
Berdasarkan hasil wawancara dengan penulis, karyawan mengatakan bahwa
pimpinan jarang memberikan pujian atau apresiasi terhadap hasil kerja bawahannya.
46
Terlebih lagi mengenai liburan tambahan atau extra day-off, pimpinan sangat jarang
memberikannya. Hal ini berarti termasuk dalam kategori tidak baik.
Untuk pernyataan 9) Pekerjaan terlalu menuntut tanggung jawab dan sedikit
wewenang. Diperoleh data enam orang atau 100% menjawab “Ya”, dan tidak ada
karyawan atau 0% menjawab “Tidak”. Karyawan harus memenuhi disiplin dan
tanggung jawab dalam bekerja, namun permohonan atau keinginan mereka seringkali
tidak direspons. Hal ini termasuk dalam kategori tidak baik.
Untuk pernyataan 10) Gaji tidak mencukupi. Ternyata tidak ada karyawan
atau 0% menjawab “Ya”, dan enam orang karyawan atau 100% menjawab “Tidak”.
Di kalangan pekerja, Padma Hotel Bandung terkenal dengan uang servicenya yang
besar sehingga banyak orang yang berminat untuk bekerja di sini. Berdasarkan hasil
wawancara dengan penulis, karyawan mengatakan bahwa sejauh ini gaji dapat
mencukupi kebutuhan sehari-hari dan keluarga. Maka ini berarti termasuk dalam
kategori baik.
Berdasarkan hasil analisis data kuesioner tersebut, penulis memperoleh bahwa
sebanyak 78,33% menjawab “Ya”, dan sebanyak 21,67% menjawab “Tidak”. Hal ini
berarti tingkat stres kerja karyawan di pastry section Padma Hotel Bandung cukup
tinggi sehingga memberi dampak negatif terhadap kepuasan kerja karyawan.
47
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian data-data dan analisis terhadap permasalahan mengenai
kepuasan kerja karyawan di pastry section Padma Hotel Bandung, penulis
menemukan kesimpulan sebagai berikut :
1. Kepemimpinan di pastry section Padma Hotel Bandung yang dipimpin oleh
Pastry Chef, dapat dikatakan belum cukup baik. Hal ini dikarenakan
pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang otoriter, artinya pemimpin
tersebut suka memaksakan kehendaknya. Padahal secara teori, pemimpin
harus menjadi pendengar yang baik untuk anak buahnya, sehingga kelompok
akan bekerja sebagai tim untuk mencapai tujuan bersama, bukan sebagai
individu di dalam kelompok.
2. Lingkungan kerja di pastry section Padma Hotel Bandung termasuk dalam
kategori kurang baik. Hal ini terjadi karena sempitnya ruang kerja, kurangnya
fasilitas dan peralatan kerja, serta seringnya terjadi kekurangan dan kehabisan
bahan sehingga cukup menghambat kelancaran kerja.
3. Tingkat stres kerja yang cukup tinggi membuktikan bahwa kepuasan
karyawan di pastry section Padma Hotel Bandung rendah. Hal ini disebabkan
48
akibat karyawan dituntut untuk bekerja dengan penuh disiplin dan dapat
memberikan yang terbaik, sedangkan di sisi lain karyawan hanya memiliki
sedikit wewenang. Hal ini membuat karyawan merasa tertekan saat bekerja
karena karyawan harus selalu tunduk dengan kebijakan organisasi tanpa bisa
mengutarakan apa yang mereka pikirkan dan rasakan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah penulis jelaskan di atas, maka penulis akan
mencoba untuk memberikan saran yang kiranya dapat membantu pastry section Hotel
Padma Bandung untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawannya.
1. Pastry Chef sebagai pimpinan di pastry section hendaknya lebih
memperhatikan kebutuhan karyawannya. Cobalah mulai dari membaca
buku mengenai kepemimpinan agar mengetahui pemimpin yang baik dan
benar itu seperti apa, kemudian lakukan evaluasi terhadap karyawan
mengenai baik buruknya kepemimpinan di pastry section. Dengan
melakukan evaluasi, pimpinan akan mengetahui seberapa baik atau buruk
kinerjanya, mintalah karyawan untuk memberi saran atau masukan-
masukan. Dengan begitu, akan tercipta kondisi harmonis antara pimpinan
dan karyawan sehingga mereka dapat saling bekerjasama dalam mencapai
tujuan perusahaan.
2. Demi tercipta lingkungan kerja yang nyaman sehingga produktivitas
karyawan meningkat, hendaknya ruang kerja diperluas, fasilitas dan
peralatan diperlengkap serta manajer Padma Hotel Bandung hendaknya
49
melakukan pengamatan secara rutin agar mengetahui permasalahan apa
saja yang timbul di tempat kerja.
3. Dalam mengetahui tingkat stres kerja karyawan di pastry section Padma
Hotel Bandung, sebaiknya menjadi tugas pimpinan pastry section. Hal ini
dikarenakan seorang pimpinan memang diharuskan untuk mengetahui
kondisi karyawannya baik secara fisik maupun non fisik. Cobalah untuk
berkomunikasi dari hati ke hati dengan karyawan di luar jam kerja untuk
mengetahui permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi. Jika
dibiarkan dalam jangka panjang, karyawan dapat jatuh sakit dan yang
lebih parah adalah mengundurkan diri dari perusahaan. Sukses tidaknya
suatu organisasi, sebagian besar tergantung dari sumber daya manusia
yang menjalankannya. Oleh karena itu, karyawan perlu diperhatikan
sebaik mungkin sehingga mereka dapat memberikan produktivitas yang
terbaik untuk kemajuan perusahaan.
50
DAFTAR PUSTAKA
A. Sumber dari Buku
Anatan, L. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Bisnis Modern.
Bandung: Alfabeta.
Badriyah, M. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia.
Darsono dan Tjatjuk Siswandoko. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia Abad
21. Jakarta: Nusantara Consulting
Hariandja, M.T.E. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cet. Ke-1. Jakarta: PT
Grasindo.
Hartatik, I.P. (2014). Buku Praktis Mengembangkan SDM. Cet. Ke-1. Yogyakarta:
Laksana
Mangkunegara, A.P. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Cet.
Ke-1. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset
Istijanto. (2005). Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:
Mandar Maju.
Siagian, S.P. (2002). Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Cet. Ke-1. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Sihotang. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cet. Ke-1. Jakarta: PT Pradnya
Paramita.
Sukmadi. (2014). Dasar-Dasar Manajemen. Cet. Ke-2. Bandung : Humaniora Utama
Press.
Veithzal, R. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada
51
B. Sumber dari Buku Online
Boone dan Kurtz. (2007). Pengantar Bisnis Kontemporer. Ed. Ke-11. Jakarta:
Salemba Empat. Diakses 18 Juni 2016, dari
https://books.google.co.id/books?isbn=9796914328
Gulo, W. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Diakses 18 Juni 2016, dari
https://books.google.co.id/books?isbn=9796956454
Hamdi, A.S dan E. Bahruddin. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi Dalam
Pendidikan. Cet. Ke-1. Yogyakarta: Deepublish. Diakses 17 Maret 2016,
dari https://books.google.co.id/books?isbn=602280812X
Hamid, S. (2014). Sumber Daya Manusia Lanjutan. Cet. Ke-1. Yogyakarta:
Deepublish. Diakses 16 Maret 2016, dari
https://books.google.co.id/books?isbn=602280776X
Maskur. (2015). Manajemen Humas Pendidikan Islam. Cet. Ke-1. Yogyakarta:
Deepublish. Diaskes 17 Maret 2016, dari
https://books.google.co.id/books?isbn=6022808162
Nurkolis. (2003). Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia. Diakses 18 Juni 2016, dari
https://books.google.co.id/books?isbn=9797322084
Offirstson, T. (2014). Mutu Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish. Diakses 20 Juni
2016 dari https://books.google.co.id/books?isbn=6022802296
Soeherman, B. dan Marion Pinontoan. (2008). Designing Infromation System.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Diakses 24 Mei 2016, dari
https://books.google.co.id/books?isbn=9792731938
Umar, H. (2003). Business An Introduction. Cet. Ke-2. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama. Diakses 24 Mei 2016, dari
https://books.goole.co.id/books?isbn=9796558440
52
Umar, H. (2003). Metode Riset Bisnis. Cet. Ke-2. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama. Diakses 29 Mei 2016, dari
https://books.google.co.id/books?isbn=9796869004
Yusuf, T. (2005). Be The Winner. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Diakses 22
Juni 2016, dari https://books.google.co.id/books?isbn=9792075860
Zed, M. (2004). Metode Penelitian Kepustakaan. Cet. Ke-1. Ed. Ke-1. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia. Diakses 18 Juni 2016, dari
https://books.google.co.id/books?isbn=9794614858
53
BIODATA PENULIS
A. DATA PRIBADI
1. Nama : Irene Cindy Clarissa
2. NIM : 201319426
3. Tempat/Tanggal Lahir : Bandung/ 27 Juli 1995
4. Alamat : Jl. Holis 1 no. 9, Bandung
B. DATA ORANG TUA
1. Nama Ayah : Candra Dedi Haryanto
2. Pekerjaan : Wirausaha
3. Nama Ibu : Elizabeth Lindawati
4. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
5. Alamat : Jl. Holis 1 no. 9, Bandung
C. RIWAYAT PENDIDIKAN
No Nama Sekolah Tempat Tahun Keterangan
1 Playgroup Puri Ena
Amalia
Bandung 1998-1999 Lulus
2 TK Maria Bintang Laut Bandung 1999-2001 Lulus
3 SD Maria Bintang Laut Bandung 2001-2007 Lulus
4 SMP Waringin Bandung 2007-2010 Lulus
5 SMA Trinitas Bandung 2010-2013 Lulus
6 STP Bandung Bandung 2013-2016 -
D. PENGALAMAN KERJA
No Nama Perusahaan Jabatan Waktu Keterangan
1 Padma Hotel Bandung Trainee Januari 2014 – Juli
2015
7 bulan
54
LAMPIRAN I
PEDOMAN KUESINOER UNTUK KARYAWAN DI PASTRY SECTION
PADMA HOTEL BANDUNG
Lingkarilah jawaban di bawah ini yang sesuai menurut Anda :
A. Kepemimpinan di pastry section Padma Hotel Bandung
1. Apakah pimpinan dapat mengatasi dan memberi solusi terhadap suatu
permasalahan?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah pimpinan dapat memberikan inovasi dan inspirasi terhadap
produk baru yang sesuai dengan perkembangan dunia pastry?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah pimpinan dapat menyampaikan informasi secara baik dan
benar?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah pimpinan dapat memberikan motivasi saat bekerja?
a. Ya b. Tidak
5. Apakah pimpinan mau mendengarkan pendapat para bawahannya?
a. Ya b. Tidak
6. Apakah pimpinan bersikap adil dalam membagi shift kerja?
a. Ya b. Tidak
7. Apakah pimpinan memiliki sikap introspeksi diri? (tidak selalu merasa
benar)
a. Ya b. Tidak
8. Apakah pimpinan memberikan nasihat-nasihat terhadap perkembangan
karier?
a. Ya b. Tidak
9. Apakah pimpinan selalu memberi respons terhadap pengajuan
permohonan?
a. Ya b. Tidak
10. Apakah pimpinan bekerja secara profesional saat bekerja di dapur?
a. Ya b. Tidak
55
B. Lingkungan Kerja di pastry section Padma Hotel Bandung
1. Apakah fasilitas dan peralatan dapur yang tersedia memadai untuk
mendukung pekerjaan?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah area kerja cukup luas untuk menjalankan pekerjaan?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah bahan selalu tersedia dan tidak pernah terjadi kehabisan
bahan?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah penerangan/cahaya di tempat kerja sudah baik?
a. Ya b. Tidak
5. Apakah tempat kerja terjaga kebersihannya?
a. Ya b. Tidak
6. Apakah tempat kerja memiliki keamanan yang baik?
a. Ya b. Tidak
7. Apakah sirkulasi udara di tempat kerja bekerja dengan baik?
a. Ya b. Tidak
8. Apakah drainase di tempat kerja berjalan dengan baik?
a. Ya b. Tidak
9. Apakah hubungan dengan atasan baik? (jarang terjadi perdebatan)
a. Ya b. Tidak
10. Apakah hubungan dengan rekan sekerja baik? (jarang terjadi
perdebatan)
a. Ya b. Tidak
56
C. Tingkat Stres Kerja Karyawan
1. Beban pekerjaan terlalu berat bagi saya.
a. Ya b. Tidak
2. Saya mengalami konflik dalam menjalankan berbagai tugas yang
diberikan atasan.
a. Ya b. Tidak
3. Saya tidak punya cukup waktu dalam menyelesaikan pekerjaan.
a. Ya b. Tidak
4. Saya diharuskan bekerja super cepat dalam menyelesaikan pekerjaan.
a. Ya b. Tidak
5. Pekerjaan saya sering membuat saya dalam kondisi tidak sehat.
a. Ya b. Tidak
6. Disiplin kehadiran di tempat kerja tinggi.
a. Ya b. Tidak
7. Permintaan tugas yang diberikan saling bertabrakan, termasuk dengan
waktu pribadi.
a. Ya b. Tidak
8. Saya tidak memperoleh balas jasa atau penghargaan yang cukup.
a. Ya b. Tidak
9. Pekerjaan terlalu menuntut tanggung jawab dan sedikit wewenang.
a. Ya b. Tidak
10. Gaji tidak mencukupi.
a. Ya b. Tidak
57
LAMPIRAN II
PEDOMAN WAWANCARA
1. Mengapa pimpinan tidak adil dalam mengatur jadwal atau shift kerja
karyawan?
2. Apakah sering terjadi perubahan jadwal secara mendadak?
3. Apakah setiap hari selalu overtime dan berapa lama overtime tersebut?
4. Permohonan apakah yang paling sulit dikabulkan oleh pimpinan?
5. Mengapa pimpinan dikatakan tidak profesional saat bekerja?
6. Apakah pimpinan sering menggunakan pendapat yang diajukan karyawan?
7. Fasilitas apa yang sangat dibutuhkan dalam bekerja namun tidak tersedia di
pastry section?
8. Apakah tempat kerja maupun toilet karyawan terjaga kebersihannya?
9. Apakah saat kondisi tubuh sedang tidak sehat karyawan tetap masuk kerja?
10. Apakah jumlah tenaga kerja di pastry section dirasakan sudah cukup atau
kurang?
11. Apakah karyawan punya cukup waktu untuk istirahat maupun untuk keluarga?
12. Mengapa Anda ingin bekerja di Padma Hotel Bandung?
58
LAMPIRAN III
HASIL OBSERVASI PENULIS
No Pernyataan Ya Tidak
1 Suasana kerja terasa nyaman saat ada pimpinan
3 Penerangan/cahaya di tempat kerja sudah baik
4 Apakah temperatur di tempat kerja sudah baik
5 Apakah kelembaban di tempat kerja sudah baik
6 Apakah sirkulasi udara di tempat kerja sudah baik
7 Sering terjadi kebisingan di tempat kerja
8 Sering terjadi getaran dari alat-alat mekanis di tempat kerja
9 Sering tercium bau yang tidak sedap di tempat kerja
10 Tata warna di tempat kerja sudah baik
11 Dekorasi di tempat kerja sudah baik
12 Musik di tempat kerja sudah baik
13 Fasilitas karyawan dan tempat kerja terjaga kebersihannya
14 Area kerja di pastry section luas
15 Fasilitias, perlengkapan, dan peralatan di pastry section
lengkap
16 Drainase di tempat kerja berjalan dengan baik
17 Sering terjadi kekurangan atau kehabisan bahan
59
LAMPIRAN IV
KONDISI AREA PASTRY SECTION PADMA HOTEL BANDUNG
Gambar 1 : Kondisi Pencahayaan Pastry Section Padma Hotel Bandung
Gambar 1
Sumber : Koleksi penulis, 2016
Gambar 2 dan 3: Kondisi Kebersihan Pastry Section Padma Hotel Bandung
Gambar 2 Gambar 3
Sumber : Koleksi penulis, 2016
60
Gambar 4 dan 5: Kondisi ruangan stove dan oven Padma Hotel Bandung
Gambar 4 Gambar 5 Sumber: Koleksi penulis, 2016
61
LAMPIRAN V
SERTIFIKAT PRAKTEK KERJA NYATA DI PASTRY FOOD AND
BEVERAGE PRODUCT DEPARTMENT PADMA HOTEL BANDUNG
62