38
Keperawatan Kritis I Ns. Adi wijaya, S.Kep Departemen Keperawatan Kritis Prodi S-I Keperawatan STIKes Husada Jombang

Keperawatan Kritis I

Embed Size (px)

DESCRIPTION

konsep dasar keperawatan kritis

Citation preview

Page 1: Keperawatan Kritis I

Keperawatan Kritis I

Ns. Adi wijaya, S.KepDepartemen Keperawatan Kritis

Prodi S-I Keperawatan

STIKes Husada Jombang

Page 2: Keperawatan Kritis I

Konsep Dasar Keperawatan Gawat

Darurat / Kritis

Page 3: Keperawatan Kritis I

A. Pengertian KGD

• Rangkaian kegiatan praktik keperawatan kegawatdaruratan yang diberikan oleh perawat yang kompeten untuk memberikan asuhan keperawatan di ruang gawat darurat.

Page 4: Keperawatan Kritis I

B. Proses KGD

• Proses dalam KGD meliputi :

• 1. Pengkajian

• 2. Perencanaan

• 3. Pelaksanaan

• 4. Evaluasi

• 5. Dokumentasi

Page 5: Keperawatan Kritis I

C. PPGD (Penanggulangan Penderita Gawat Darurat)

• Suatu pertolongan yang cepat dan tepat untuk mencegah kematian maupun kecatatan. Berasal dari istilah critical ill patient (pasien kritis/gawat) dan emergency patient (pasien darurat).

Page 6: Keperawatan Kritis I

1) Tujuan PPGD

1. Mencegah kematian dan kecacatan (to save life and limb) pada penderita gawat darurat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali dalam masyarakat sebagaimana mestinya.

1. Mencegah kematian dan kecacatan (to save life and limb) pada penderita gawat darurat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali dalam masyarakat sebagaimana mestinya.

2. Merujuk penderita . gawat darurat melalui sistem rujukan untuk memperoleh penanganan yang Iebih memadai.

3. Menanggulangi korban bencana.3. Menanggulangi korban bencana.

Page 7: Keperawatan Kritis I

2) Penderita Gawat Darurat

• Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dan salah satu sistem/organ di bawah ini yaitu :

• 1.Susunan saraf pusat

• 2.Pernapasan

• 3.Kardiovaskuler

• 4.Hati

• 5.Ginjal

• 6.Pancreas

Page 8: Keperawatan Kritis I

3) Penyebab Kegagalan Organ

• 1. Trauma/cedera3

• 2. lnfeksi

• 3. Keracunan (poisoning)

• 4. Degenerasi (failure)

• 5. Asfiksi

• 6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar (excessive loss of wafer and electrolit)

• 7. Dan lain-lain.

Page 9: Keperawatan Kritis I

Mati

a. Mati Klinis :

• Otak kekurangan Oksigen dlm 6-8 mnt

• Terjadi gangguan fungsi

• Sifat Reversible

Page 10: Keperawatan Kritis I

• Mati Biologis :

• Otak kekurangan Oksigen dlm 8-10 mnt

• Terjadi kerusakan sel

• Sifat Ireversible

Page 11: Keperawatan Kritis I

Kategori Kasus Penyebab Kematian

• Immediately Life Threatening Case :

1. Obstruksi Total jalan Napas

2. Asphixia

3. Keracunan CO

4. Tension Pneumothorax

5. Henti jantung

6. Tamponade Jantung

Page 12: Keperawatan Kritis I

• Potentially Life Threatening Case

1. Ruptura Tracheobronkial

Page 13: Keperawatan Kritis I

2. Kontusio Jantung / Paru

3. Perdarahan Masif

4. Koma

Page 14: Keperawatan Kritis I

Kelompok kasus yang perlu penanganan segera karena adanya ancaman kecatatan :

1. Fraktur tulang disertai cedera pada persyarafan1. Fraktur tulang disertai cedera pada persyarafan

2. Crush Injury2. Crush Injury3. Sindroma Kompartemen3. Sindroma Kompartemen

Page 15: Keperawatan Kritis I

5) Faktor Penentu Keberhasilan PPGD

1. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat

2. Kecepatan meminta pertolongan

3. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan di tempat kejadian, dalam perjalanan ke rumah sakit dan pertolongan selanjutnya di puskesmas atau rumah sakit

Page 16: Keperawatan Kritis I

Filosofi Dasar PPGD

• 1. Universal

• 2. Penanganan oleh siapa saja

• 3. Penyelesaian berdasarkan masalah

Page 17: Keperawatan Kritis I

Prinsip

1. Penanganan cepat dan tepat

2. Pertolongan segera diberikan oleh siapa saja yang menemukan pasien tersebut

( awam, perawat, dokter)• Meliputi tindakan :

A. Non medis : Cara meminta pertolongan, transportasi, menyiapkan alat-alat.

B. Medis : Kemampuan medis berupa pengetahuan maupun ketrampilan : BLS.

Page 18: Keperawatan Kritis I

Triage

• Tindakan memilah-milah korban sesuai dengan tingkat kegawatannya untuk memperoleh prioritas tindakan.

Page 19: Keperawatan Kritis I

1. Gawat darurat – merah

• Kelompok pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.

Page 20: Keperawatan Kritis I

2. Gawat tidak darurat – putih

• Kelompok pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat, misalnya kanker stadium lanjut.

Page 21: Keperawatan Kritis I

3. Tidak gawat, darurat – kuning

• Kelompok pasien akibat musibah yang datag tiba-tiba, tetapi tidak mêngancam nyawa dan anggota badannya, misanya luka sayat dangkal.

Page 22: Keperawatan Kritis I

4. Tidak gawat, tidak darurat – hijau,

5. Meninggal – hitam

Page 23: Keperawatan Kritis I

a) Lingkup PPGD

1. Melakukan Primary Survey, tanpa dukungan alat bantu diagnostik kemudian dilanjutkan dengan Secondary Survey.

2. Menggunakan tahapan ABCDE• A : Airway management

• B : Breathing management

• C : Circulation management

• D : Drug

• Defibrilator

• Disability

• DD/

• E : EKG

• Exposure

Page 24: Keperawatan Kritis I

3. Resusitasi pada kasus dengan henti napas dan henti jantung

• Pada kasus-kasus tanpa henti napas dan henti jantung, maka upaya penanganan harus dilakukan untuk mencegah keadaan tsb, misal pasien koma dan pasien dengan trauma inhalasi atau luka bakar grade II-III pada daerah muka dan leher.

Page 25: Keperawatan Kritis I

b) Peran & Fungsi Perawat Gadar

1. Fungsi Independen Fungsi mandiri berkaitan dengan pemberian asuhan (Care)

2. Fungsi Dependen Fungsi yang didelegasikan sepenuhnya atau sebagian dari profesi lain

3. Fungsi Kolaboratif Kerjasama saling membantu dlm program kes. (Perawat sebagai anggota Tim Kes.)

Page 26: Keperawatan Kritis I

c) Kemampuan Minimal Perawat UGD (Depkes, 1990)

1. Mengenal klasifikasi pasien

2. Mampu mengatasi pasien : syok, gawat nafas, gagal jantung paru otak, kejang, koma, perdarahan, kolik, status asthmatikus, nyeri hebat daerah pinggul & kasus ortopedi.

3. Mampu melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan gawat darurat

4. Mampu melaksanakan komunikasi eksternal dan internal

Page 27: Keperawatan Kritis I

d) Aspek Hukum Dalam KGD• Pemahaman terhadap aspek hukum dalam

KGD bertujuan meningkatkan kualitas penanganan pasien dan menjamin keamanan serta keselamatan pasien. Aspek hukum menjadi penting karena konsensus universal menyatakan bahwa pertimbangan aspek legal dan etika tidak dapat dipisahkan dari pelayanan medik yang baik.

Page 28: Keperawatan Kritis I

Tuntutan hukum dalam praktek KGD biasanya berasal dari :

• 1. Kegagalan komunikasi

• 2. Ketidakmampuan mengatasi dillema dalam profesi

Page 29: Keperawatan Kritis I

Permasalahan etik dan hukum KGD merupakan isu yang juga terjadi pada etika dan hukum dalam kegawatdaruratan medik yaitu :

Page 30: Keperawatan Kritis I

• 1. Diagnosis keadaan gawat darurat• 2. Standar Operating Procedure• 3. Kualifikasi tenaga medis• 4. Hak otonomi pasien : informed consent

(dewasa, anak)• 5. Kewajiban untuk mencegah cedera atau

bahaya pada pasien• 6. Kewajiban untuk memberikan kebaikan

pada pasien (rasa sakit, menyelamatkan)

Page 31: Keperawatan Kritis I

• 7. Kewajiban untuk merahasiakan (etika >< hukum)

• 8. Prinsip keadilan dan fairness

• 9. Kelalaian

• 10. Malpraktek akibat salah diagnosis, tulisan yang buruk dan kesalahan terapi : salah obat, salah dosis

• 11. Diagnosis kematian

• 12. Surat Keterangan Kematian

• 13. Penyidikan medikolegal untuk forensik klinik : kejahatan susila, child abuse, aborsi dan kerahasiaan informasi pasien

Page 32: Keperawatan Kritis I

Permasalahan dalam KGD dapat dicegah dengan :

• 1. Mematuhi standar operating procedure (SOP)

• 2. Melakukan pencatatan dengan bebar meliputi mencatat segala tindakan, mencatat segala instruksi dan mencatat serah terima

Page 33: Keperawatan Kritis I

Konsep Perawatan Kritis

a. Tujuan

• Untuk mempertahankan hidup (maintaining life).

b. Pengkajian

• Dilakukan pada semua sistem tubuh untuk menopang dan mempertahankan sistem-sistem tersebut tetap sehat dan tidak terjadi kegagalan.

Page 34: Keperawatan Kritis I

c. Diagnosa keperawatan• Ditegakkan untuk mencari perbedaan

serta mencari tanda dan gejala yang sulit diketahui untuk mencegah kerusakan/ gangguan yang lebih luas.

d. Perencanaan keperawatan• Ditujukan pada penerimaan dan adaptasi

pasien secara konstan terhadap status yang selalu berubah.

Page 35: Keperawatan Kritis I

e. Implementasi

• Ditujukan terapi gejala-gejala yang muncul pertama kali untuk pencegahan krisis dan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama sampai dapat beradaptasi dengan tercapainya tingkat kesembuhan yang lebih tinggi atau terjadi kematian.

f. Evaluasi

• Dilakukan secara cepat, terus menerus dan dalam waktu yang lama untuk mencapai keefektifan masing-masing tindakan/ terapi, secara terus-menerus menilai kriteria hasil untuk mengetahui perubahan status pasien.

Page 36: Keperawatan Kritis I

Respon individu dan keluarga terhadap pengalaman keperawatan kritis

• Cemas

• Takut

• Panik

• Marah

• Perasaan bersalah

• Distres spiritual

Page 37: Keperawatan Kritis I

Isu etik dan legal pada keperawatan kritis• Perawat ruang kritis harus bekerja sesuai

dengan aturan yang ada (standar rumah sakit/standar pelayanan maupun asuhan keperawatan). Etik ditujukan untuk mengukur perilaku yang diharapkan dari manusia sehingga jika manusia tersebut merupakan suatu kelompok tertentu atau profesi tertentu seperti profesi keperawatan, maka aturannya merupakan suatu kesepakatan dari kelompok tersebut yang disebut kode etik.

Page 38: Keperawatan Kritis I