136
KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL MU’ALLIMIN AL ISLAMIYAH PONDOK PESANTREN RAFAH KABUPATEN BOGOR Tesis DISUSUN OLEH: ABD. RAHMAN 21160181000022 MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018/1439 H

KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

  • Upload
    lyque

  • View
    228

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK

DIREKTUR TERBIYATUL MU’ALLIMIN AL ISLAMIYAH

PONDOK PESANTREN RAFAH

KABUPATEN BOGOR

Tesis

DISUSUN OLEH:

ABD. RAHMAN

21160181000022

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018/1439 H

Page 2: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

i

PEDOMAN TRANSLITERASI

Di dalam naskah tesis ini akan dijumpai ayat Al-Quran yang otomatis

ditulis dengan huruf Arab. Pedoman transliterasi yang digunakan untuk

penulisan tersebut adalah sebagai berikut:

ARAB LATIN

Kons. Nama Kons. Nama

Alif Tidak dilambangkan ا

Ba b Be ب

Ta t Te خ

Tsa st Es (dengan titik di atas) ز

Jim j Je ض

Cha H Ha (dengan titik di bawah) غ

Kha kh Ka dan ha خ

Dal d De د

Dzal dh De dan ha ر

Ra r Er س

Za z Zet ص

Sin s Es س

Syin sy Es dan ha ش

Shad s Es (dengan titik di bawah) ص

Dlat d De (dengan titik di bawah) ض

Tha t Te (dengan titik di bawah) ط

Dha z Zet (dengan titik di bawah) ظ

Ain „ Koma terbalik di atas„ ع

Ghain gh Ge dan ha غ

Fa f Ef ف

Qaf q Qi ق

Kaf k Ka ن

Lam l El ي

Mim m Em

Nun n En

Wawu w We و

Ha h Ha هـ

Hamzah ‟ Apostrof ء

Ya y Ye ي

Page 3: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

ii

1. Vokal rangkap atau diftong bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan

antara harakat dengan huruf, transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan

dengan gabungan huruf sebagai berikut:

a. Vokal rangkap ( أو ) dilambangkan dengan gabungan huruf aw, misalnya: al-yawm.

b. Vokal rangkap ( أي ) dilambangkan dengan gabungan huruf ay, misalnya:

al-bayt.

2. Vokal panjang atau maddah bahasa Arab yang lambangnya berupa harakat dan

huruf, transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf dan

tanda macron (coretan horisontal) di atasnya, misalnya ( فاذحح ) ,( - = ا

عى ح ) um ) dan - = ا .( = ل

3. Syaddah atau tasydid yang dilambangkan dengan tanda syaddah atau tasydid,

transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf yang sama

dengan huruf yang bertanda syaddah itu, misalnya ( حذ = ), ( سذ =

saddun ), ( طة = tayyib ).

4. Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf “al”, terpisah

dari kata yang mengikuti dan diberi tanda hubung, misalnya ( د ث ) ,( al-bayt = ا

.( - =اسآء

5. ah mati atau yang dibaca seperti ber-h transliterasinya

dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf “h”, sedangkan

yang hidup dilambangkan dengan huruf “t”, misalnya ( هاليسؤ ا ح = -

atau ).

6. Tanda apostrof (‟) sebagai transliterasi huruf hamzah hanya berlaku untuk yang

terletak di tengah atau di akhir kata, misalnya ( ح = فمهاء ) ,( = سؤ

).

Page 4: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

iii

Page 5: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

iv

Page 6: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

v

Page 7: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

vi

Page 8: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

vii

ABSTRAK

Kepemimpinan Pedagogik Direktur Tarbiyatul Muallimin Al Islamiyah

Pondok Pesatren Rafah Kabupaten Bogor

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kepemimpinan Pedagogik Direktur Tarbiyatul Muallimin Al Islamiyah Pondok Pesantren Rafah Kabupaten

Bogor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif,

dan dianalisa dengan pendekatan analisis deskriptif. Adapun teknik pengumpulan

data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumen.

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa pelaksanaan kepemimpinan

pedagogik Direktur Tarbiyatul Muallimin Al Islamiyah Pondok Pesantren Rafah

sudah berjalan dengan baik.

Dari penelitian ini, peneliti menemukan bahwa pelaksanaan kepemimpinan

pedagogik direktur ini mampu melakukan perubahan-perubahan yang besar

terhadap pesantren, hal ini dibuktikan dengan kemampuan direktur mengubah

kurikulum, mulai dari kurikulum Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP

IT) dan Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu (SMA IT) ke kurikulum Madrasah

Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA), kemudian melakukan perubahan

ke kurikulum pesantren yang di sebut Tarbiyatul Muallimin Al Islamiyah atau

kurikulum pesantren dan di Mu‟adalahkan (disetarakan) oleh Kementrian Agama

secara resmi. Kepemimpinan pedagogik direktur TMI juga memberikan dampak

kepada kapasitas dan keilmuan santri dan juga membangun profesionalitas guru-

guru yang ada di Pondok Pesantren Rafah.

Kata kunci : kepemimpinan pedagogik, kurikulum pesantren, kepala sekolah

Page 9: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

viii

ABSTRACT

Pedagogical Leadership Director Tarbiyatul Muallimin Al Islamiyah Pondok

Pesantren Rafah Bogor Regency

This study aims to describe the Implementation of Pedagogical Leadership

Director Tarbiyatul Muallimin Al Islamiyah Pondok Pesantren Rafah Bogor Regency. The method used in this research is qualitative research, and analyzed by

descriptive analysis approach. The techniques of data collection using observation,

interviews, and document studies.

The results of this study revealed that the pedagogic leadership director

tarbiyatul muallimin al Islamiyah pondok pesantren rafah is running well.

From this research, the researcher found that the implementation of

pedagogical leadership of this director is able to make big changes to pesantren,

this is proved by the ability of director to change the curriculum, starting from

starting from the curriculum of Islamic Integrated High School and Integrated

Islamic Senior High School to the curriculum of Madrasah Tsanawiyah (Secondary

School and Madrasah Aliyah (High School), then make changes to curriculum of

pesantren which is called Tarbiyatul Muallimin Al Islamiyah or curriculum of

pesantren and in Mu‟adalah (equalized) by Ministry of Religious Affairs Officially.

The pedagogical leadership of the TMI director also has an impact on the capacity

and scholarship of the students and also builds the professionalism of the teachers

in the Rafah Pesantren.

Keywords: pedagogical leadership, curriculum of pesantren, principal

Page 10: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

ix

اخض

تىظىسسعسعهذسفااالسالحشتحاعاالسالحارشتىحذذشامادج

امادي ارشتىي اذش ذفز وطف إى اذساسح هز اعذهذف ذشتح ارشتىح امادج

سعستىظىس االسالح سفا عهذ اثحسهاثحساىع،االسالح فهزا اسرخذح اطشمح .ودساساخوذحها واماتالخ اشالثح تاسرخذا اثااخ ظع ذماخ اىطف. ارح هط خالي

اىشائك.

امادجارشتىحذشتحاعاالسالحووشفدرائطهزاذساسحأذفزذشارشتحارشتىح

عتشىظذ.عهذسفااالسالحسعستىظىس

اثحسف فهزا إحذازذغشاخوثشج لادسعى ذش ارشتىح امادج اثاحسأذفز وظذ

ولذشثدرهخاليلذسجاذشعىذغشااهطاذساسح،تذءااالطالقهطاذسسحاعهذ

هطاذساسحذسسحإىاا (SMA)،اذسسحاصاىحاإلسالحارىاح (SMP)اإلسالحارىاح

(،شإظشاءذغشاخعىااهطاذساسحارذسىذشتحاعMA(وذسسحعاح)MTsاصاىح)

االسالحأواهطتسارشوفعادحلثوصاسجاذحواأامادجارشتىحذشاعهذلذأششخ

اهحعفعهذسفااالسالحأضاعىلذساخاطثحوحهاذسا ذثاىفاءج أها سح،وا

سعستىظىس.

ذشاعهذ،ااهطاذساسحواخاثحس:،امادجارشتىح،

Page 11: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puja dan puji seraya dipanjatkan kepada Dzat Yang Maha

Tinggi, Allah Robbul „izzati berkat rahmat dan karunia-Nya, saya diberi kesehatan

dan kekuatan untuk menyelesaikan Tesis yang berjudul “Kepemimpinan Pedagogik Direktur Tarbiyatul Muallimin Al Islamiyah Pondok Pesantren Rafah Kabupaten

Bogor” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Manajemen

Pendidikan Islam di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sholawat dan salam selalu tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW, yang telah

membawa umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang

benderang akan ilmu, iman dan pengajaran.

Penyelesaian Tesis ini tidak lepas dari motivasi, dukungan dan do‟a dari

berbagai pihak, oleh sebab itu izinkan pada kesempatan kali ini izinkan penulis

untuk mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Jejen Musfah, M.A. selaku Ketua program studi magister

Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Zaenul Arifin Yusuf, M.Pd. yang telah memberikan banyak ilmu

pengetahuan, nasihat, bimbingan, dan motivasi bagi penulis serta kesabaran

selama bimbingan menyelesaikan tesis.

5. Seluruh Dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Alm. Nur Hayati, Allahummaghfir laha warhamha wa „aafihi wa‟fu „anha, Ibu

tercinta yang telah memperjuangkan hidupnya untuk kesuksesan anak-anaknya.

Semoga Ibunda berada dalam Rahamat-Nya di alam sana.

7. Bapak Abbas Adam, Ayah terhebat sedunia, karena motivasi dan doa dari

beliaulah yang menjadikan penulis selalu terinspirasi untuk berjuang gigih,

tidak menyerah akan keadaan yang terkadang menyulitkan. sehingga penulis

dapat menyelesaikan pendidikan tanpa suatu halangan apapun.

Page 12: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

xi

8. Dompet Dhuafa Republika sebagai penyandang dana biaya pendidikan yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan jenjang

pendidikan.

9. Keluarga besar Dompet Dhuafa Pendidikan: SMART Ekselensia Indonesia,

Makmal Pendidikan, Pusat Sumber Belajar, Beastudi Indonesia.

10. Keluarga besar Dompet Dhuafa University dan Sekolah Guru Indonesia yang

telah memfaslitasi seluruh program pendidikan di Sekolah Guru Indonesia dan

kerjasama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

11. Kak Hamzah, Kak Ruslan, Kak Alamsyah, Kak Sukri, Najmawati dan Husain

saudara-saudaraku yang tidak lelah memberikan support kepada penulis.

12. Direktur Tarbiyatul Mu‟allimin Al Islamiyah beserta guru-guru dan karyawan

di Pondok Pesantren Rafah Bogor terkhusus Ustad Nanang, Ustad Arhan,

Ustad Aldi dan Ustad Sandi yang secara sabar telah memberikan bantuan dan

meluangkan waktu bagi penulis untuk mendapatkan data dan informasi yang

dibutuhkan dalam penelitian tesis ini.

13. Guru Agung, Guru Ahmad, Guru Ami, Guru Cicih, Guru Asep, dan Guru Imo

selaku pengelola Sekolah Guru Indonesia.

14. Guru Hebat SGI angkatan 21 yang sangat menginspirasi, 19 bulan yang

berharga tentang cerita kita kawan. Riki, Ade, Ades, Ayu, Eci, Epang, Firda,

Habib, Isil, Wahyu, Nardis, Afid, Upi dan Upa.

15. Fauzan Basri, Fitriani Nuralamsari, Risnawati, Ulil Amri, Kahiril Yusuf

Ahmad, Fatwa, Mahmud Arni, Sukardi, Kurnia dan Nirwana sahabat dalam

berbagi ide dan motivasi bagi penulis.

16. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tesis ini yang tidak

dapat ditulis satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan pengorbanan mereka. Penulis

menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi penulis

berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi kemajuan pendidikan Indonesia.

Aamiin.

Jakarta, Januari 2018

Penulis

Abd. Rahman

Page 13: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

xii

DAFTAR ISI

PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................................ i

SURAT PERNYATAAN.................................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SEMINAR HASIL TESIS ................. iv

LEMBAR PENGESAHAN TESIS .................................................................... v

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HASIL UNTUK UJIAN HASIL vi

ABSTRAK .......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL .................................................................. xiv

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................................... 6

1. Identifikasi Masalah ............................................................................ 6

2. Pembatasan Masalah ........................................................................... 6

3. Rumusan Masalah ............................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 7

BAB II Tinjauan Pustaka

A. Kepemimppinan ...................................................................................... 8

1. Pengertian Kepemimpinan................................................................... 8

2. Ciri-ciri Pemimpin ............................................................................... 9

3. Gaya Kepemimpinan ........................................................................... 14

B. Pedagogik ................................................................................................ 17

1. Pengertian Pedagogik ......................................................................... 17

2. Syarat Pedagogik ................................................................................. 18

3. Objek Pedagogik ................................................................................. 19

C. Kepemimpinan Pedagogik ....................................................................... 19

1. Pengertian Kepemimpinan Pedagogik ................................................. 19

2. Prinsip Pelaksanaan Kepemimpinan Pedagogik .................................. 20

3. Aspek Aspek Kepemimpinan Pedagogik ............................................. 21

4. Ciri-Ciri Kepemimpinan Pedagogik .................................................... 22

Page 14: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

xiii

D. Kepala Sekolah ....................................................................................... 31

1. Pengertian Kepala Sekolah .................................................................. 31

2. Kompetensi Kepala Sekolah ................................................................ 32

3. Fungsi dan tugas kepala sekolah ......................................................... 35

E. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 37

F. Kerangka Konseptual .............................................................................. 41

BAB III Metode Penelitian

A. Metode Penelitian .................................................................................... 42

B. Objek dan Desain Penelitian ................................................................... 42

C. Subjek Penelitian ..................................................................................... 47

D. Data Yang di kumpulkan ........................................................................ 47

E. Sumber data ............................................................................................. 47

F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 48

G. Teknik Pengolahan Data .......................................................................... 49

H. Analisis Data .......................................................................................... 49

I. Pengecekan Keabsahan data ................................................................... 50

J. Time Schedule ......................................................................................... 52

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

A. Profil Lokasi Penelitian ........................................................................... 53

1. Sejarah Pondok Pesantren Rafah ......................................................... 53

2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Rafah................................................ 54

3. Struktur Organisasi Pondok Pesantren rafah ........................................ 54

4. Kurikulum Pondok Pesantren rafah ..................................................... 54

5. Keunggulan Pondok Pesantren Rafah dengan sistem Asrama ............. 55

6. Tahfidzul qur‟an sebagai program unggulan ....................................... 56

7. Kegiatan Ekstrakurikuler ..................................................................... 56

9. Letak geografis .................................................................................... 57

B. Implementasi Kepemimpinan Pedagogik Di Pondok Pesantren Rafah .... 57

1. Memiliki Staf Kredibilitas dan Profesional.......................................... 58

2. Menggunakan proses Pembelajaran dan Pengembangan

profesional yang efektif ...................................................................... 65

3. Budaya, Kreatif Strategis dan fokus pada Perbaikan dan

Peningkatan Pondok Pesantren ........................................................... 69

4. Keterlibatan Direktur Dalam Pesantren ............................................... 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................. 79

B. Rekomendasi ........................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 80

Page 15: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel I Struktur Organisasi Pondok Pesantren Rafah Kabupaten Bogor .............. 54

Tabel II Daftar Nama-Nama Guru Kelas Pondok Pesantren Rafah ..................... 60

Tabel III Daftar nama guru-guru Tahfidz Pondok Pesantren Rafah .................... 61

Tabel IV Daftar nama guru-guru Tahfidz Pondok Pesantren Rafah .................... 62

Tabel V Bidang Studi Pondok Pesantren Rafah .................................................. 77

Tabel VI Jam Pelajaran Pondok Pesantren Rafah ................................................ 78

Tabel VII Kegiatan Santri Pondok Pesantren Rafah ............................................ 78

LAMPIRAN

DATA DIRI

Page 16: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Proses globalisasi yang mengubah wajah dunia dengan cepat, sangat

berpengaruh terhadap wajah masyarakat dengan dimensi-dimensi baru. Hal ini berarti manusia Indonesia haruslah dipersiapkan untuk menghadapi

masyarakat global melalui tujuan pendidikan nasional yaitu perlu mempunyai

suatu visi strategis yang dapat menjawab tantangan tersebut. Dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II

Pasal 3 menetapkan: Pendidikan nasional berfungsi mengembang kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Nurbaya,

2015:116).

Untuk menghasilkan pendidikan yang berkualitas di sekolah, banyak

faktor atau komponen yang terlibat di dalamnya baik manusia maupun sumber

daya alam lainnya. Sekolah merupakan salah satu organisasi yang kompleks

dan unik, sehingga dalam pelaksanaanya memerlukan koordinasi yang tinggi

dengan segala komponennya. Salah satunya adalah kepala sekolah selaku

pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata dalam aktivitas kerja

bawahannya. Kepala sekolah yang rajin, cermat, peduli terhadap bawahan,

akan berbeda dengan kepemimpinan yang acuh tak acuh, kurang komunikatif

apalagi arogan dengan komunitas sekolahnya.

Sebagai pemimpin sekolah, kepala sekolah memiliki peranan yang

sangat penting dalam menggerakkan dan menyerasikan semua sumber daya

pendidikan yang tersedia di sekolah dan menggunakannya sesuai dengan

kebutuhan. Hal ini sesuai yang dikatakan oleh Gurr (2005:548) dari hasil

penelitiannya di Australia dia menyimpulkan bahwa peran dari kepala sekolah

terhadap kualitas pendidikan dari perspektif Australia, kepala sekolah tetap

merupakan tokoh penting atau figur dalam menentukan keberhasilan sebuah

sekolah. Sedang hasil penelitian lain disebutkan dalam penelitian Dr Lawrie

Drysdale tahun 2008 yang disampaikan juga oleh Gurr, (2008:5), melalui

sebuah survei yang dilakukan oleh lebih dari 200 kepala sekolah di semua

sekolah di Victoria, kepala sekolah melaporkan bekerja rata-rata sekitar 61

jam, dengan waktu di sekolah terbagi antara pengajaran (9,1%), administrasi

(26,3%), berjalan di sekitar sekolah (6,6%), pembelajaran profesional (3,9%),

waktu untuk diri sendiri (14,1%), bekerja dengan siswa (7,3%), guru (11,6%),

Page 17: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

2

staf non-pengajar (6,8%), dewan pengurus sekolah (3.9%) dan kelompok

eksternal (stakeholder) (4,8%). Perhatikan bahwa angka-angka ini tidak

mencapai 100% karena kategori tumpang tindih dan 10,7% penggunaan waktu

tidak ditentukan.

Melihat data tersebut kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah melalui program-

program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Kepala sekolah

dituntut mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang

memadai agar mampu mengambil inisiatif dan prakarsa untuk meningkatkan

mutu pendidikan di sekolah.

Di Indonesia kepala sekolah dalam menjalankan perannya sebagai

pemimpin sekolah telah di atur dalam peraturan yang jelas yaitu dapat dilihat

pada Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2017 pada pasal 54 ayat 1 dan 2

dikatakan bahwa beban kerja kepala satuan pendidikan sepenuhnya untuk

melaksanakan tugas manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi

kepada guru dan tenaga kependidikan. Dalam keadaan tertentu selain

melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat satu kepala satuan

pendidikan dapat melaksanakan tugas pembelajaran atau pembimbingan untuk

memenuhi kebutuhan Guru pada satuan pendidikan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut kepala sekolah harus memiliki

kompetensi yang telah diatur oleh pemerintah secara nasional, maka seorang

kepala sekolah sudah semestinya memiliki kompetensi sebagai penunjang

keterlaksanaan tugasnya. Kompetensi kepala sekolah telah di atur dalam

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun

2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, yaitu kompetensi

kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi

supervisi dan kompetensi sosial.

Kelima standar kompetensi kepala sekolah/madrasah inilah yang menjadi

acuan kepala sekolah dalam menjalankan kepemimpinannya di sekolah

sehingga kepala sekolah mampu melakukan pengembangan-pengembangan di

sekolah mereka dan juga memikirkan berbagai kemungkinan yang bisa

menjadi nilai lebih dari sekolah yang dipimpinnya sebagai bentuk pelaksanaan

tugasnya sebagai pemimpin pendidikan.

Dengan peraturan tersebut maka faktor penting yang besar pengaruhnya

terhadap mutu pendidikan adalah kepala sekolah sebagai pemimpin

pendidikan. Untuk itu ia harus memiliki sikap dan sifat yang mendukung

perannya dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin sekolah. Ada beberapa

ciri-ciri kepala sekolah yang profesional menurut Kementerian Pendidikan

Nasional (2011: 7), diantaranya:

Page 18: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

3

1. Memiliki kejujuran dan integritas pribadi.

2. Mendedikasikan sebagian besar waktunya untuk bekerja di bidangnya.

3. Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat dikategorikan ahli

pada suatu bidang.

4. Berusahan mencapai tujuan dengan target-target yang telah ditetapkan secara rasional.

5. Memiliki standar yang tinggi dalam bekerja.

6. Memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai keberhasilan dengan standar

kualitas yang tinggi.

7. Mencintai dan memiliki sifat positif terhadap profesinya antara lain

tercermin dari perilaku dan respon orang-orang yang berkaitan dengan

profesi.

8. Memiliki pandangan jauh ke depan.

9. Menjadi agen perubahan.

10. Memiliki kode etik.

11. Memiliki lembaga profesi.

Sifat-sifat yang dimiliki kepala sekolah akan mencerminkan

kepemimpinan dan pelaksanaan tugasnya sebagai pemimpin di sekolah.

Sehingga baik dan buruknya perkembangan sekolah tentu dipengaruhi oleh

kinerja dan sikap yang dimiliki oleh kepala sekolah. Hal ini sesuai yang

dijelaskan oleh Mulyasa (2013:6) bahwa manejemen dan kepemimpinan

kepala sekolah perlu lebih ditekankan dalam koordinasi, komunikasi, dan

supervisi, karena kelemahan dan hambatan pendidikan seringkali bersumber

dari kurangnya koordinasi, komunikasi, dan supervisi, sehingga menyebabkan

persepsi yang berbeda di antara komponen-komponen pelaksana di lapangan

(kepala dinas, pengawas, kepala sekolah, dan guru), serta kurangnya sosialisasi

dari kepala sekolah kepada seluruh tenaga kependidikan lainnya.

Kepemimpinan kepala sekolah berkaitan dengan berbagai tugas dan fungsi

yang harus diembannya dalam mewujudkan sekolah yang efektif, produktif,

mandiri, dan akuntabel (Mulyasa, 2013:6).

Dengan pernyataan tersebut, gaya kepemimpinan merupakan poin

khusus dan menjadi karakteristik seseorang untuk mempengaruhi orang lain

atau organisasi, sehingga orang lain mau dan mampu bergerak serta

meneladani sikap dan watak pribadinya kearah pencapaian tujuan. Gaya

kepemimpinan adalah norma perilaku oleh seseorang pada saat itu

mempengaruhi orang lain. Selanjutnya, Wahyudi menyatakan bahwa gaya

kepemimpinan yang diterapkan pada tingkat kematangan atau kedewasaan

(nature) bawahan dan tujuan yang ingin dicapai. Bawahan sebagai unsur

penting yang terlibat dalam mencapai tujuan mempunyai perbedaan dalam hal

kemampuan, kebutuhan dan kepribadian, sehingga pendekatan yang dilakukan

pemimpin disesuaikan dengan tingkat kematangan bawaan (Wahyudi,

2012:123).

Page 19: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

4

Salah seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa

menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapi dalam melaksanakan

kepemimpinannya. Menurut Danim ada beberapa tipe kepemimpinan tersebut:

1) pemimpin otokratik, 2) pemimpin demokratik, 3) pemimpin permisif.

Sedang Danim menyampaikan bahwa pemimpin dalam kepemimpinannya harus profesional, pemimpin profesional adalah seorang ‘seniman’ dalam

memimpin. Seni adalah buah kreasi personal yang mungkin tidak dimiliki

orang lain. Oleh karena itu, seni dalam memimpin berbeda pada setiap orang

(Danim, 2012:212-214). Kemudian MacNeil menambahkan satu tipe

kepimimpinan, yaitu kepemimpinan Pedagogik, kepemimpinan yang

mengarahkan pada pengajaran dan pembelajaran (MacNeil dkk, 2005:12)

Dalam konteks ini istilah 'pedagogi' dipahami sebagai seperangkat

praktik yang membentuk organisasi pendidikan seputar pengajaran dan

pembelajaran agar dapat menyesuaikan standar dan harapan pada outcome

peserta didik. Dalam tahapan ini, kepemimpinan di integrasikan sebagai proses

menyeluruh untuk berfungsinya organisasi pendidikan ini secara efektif (Male

dan Palaiologou, 2013:1). Berdasarkan dari pendapat Male dan Palaiologou,

pedagogik adalah tentang menciptakan lingkungan belajar yang menjadi pusat

interaksi dan hubungan antara peserta didik, guru, keluarga dan masyarakat

dan berinteraksi dengan dunia luar sehingga bersama-sama dalam membangun

pengetahuan para peserta didik sesuai dengan kemampuan dan potensi mereka.

Sehingga dalam lingkungan ini, kepemimpinan pedagogis adalah

pendekatan yang menghargai nilai dan tidak terlibat dalam bentuk kegiatan

apapun yang hanya akan menguntungkan individu, namun juga menjaga

hubungan timbal-balik antar masyarakat. Male dan Palaiologou (2013:7) juga

mengatakan bahwa aspek lingkungan yang merupakan sumbu pedagogis

adalah:

1. Aspek internal (nilai, kepercayaan, budaya, agama, adat istiadat &

ekonomi lokal).

2. Aspek eksternal (nilai sosial, ekonomi global, media massa, jejaring sosial,

teknologi komunikasi informasi, kurikulum nasional, 'media akademik'

nilai ujian siswa).

Dengan mempertimbangkan aspek lingkungan ini maka kepemimpinan

pedagogik kepala sekolah menjadi hal yang sebaiknya dikembangkan dalam

tiap instansi pendidikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Dalam melaksanakan tugas, seorang kepala sekolah tentu memiliki banyak

rintangan dan tantangan yang harus diselesaikan baik mengenai keberhasilan

siswa maupun mengenai nilai dan moral siswa disekolah. Tim Pusat Pengkajian

Pedagogik UPI (2010:4) mengungkapkan permasalahan pendidikan saat ini

adalah:

Page 20: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

5

1. Ketidaksesuaian praktek dan penyelenggaraan pendidikan kita dengan

filsafat yang mendasarinya, yaitu filsafat pancasila.

2. Hilangnya spiritualitas dalam rutinitas dan inovasi penyelenggaraan

pendidikan.

Salah satu yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan pendidikan adalah dengan memperbaiki pengelolaan sekolah dan tentunya

untuk memperbaiki pengelolaan sebuah sekolah dimulai dari seorang

pemimpin sekolah yaitu kepala sekolah itu sendiri.

Dalam observasi awal peneliti pada Pondok Pesantren Rafah, Pemimpin

Pendidikan atau kepala sekolah di Pondok Pesantren Rafah di sebut sebagai

Direktur Tarbiyatul Mu’allimin Al Islamiyah (TMI) Pondok Pesantren Rafah.

Pemberian nama direktur ini terjadi setelah perubahan kurikulum yang

dilakukan oleh pihak pondok pesantren dari program Madrasah Tsanawiyah

(MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) ke Kurikulum Tarbiyatul Mu’allimin Al

Islmaiyah (TMI) yaitu kurikulum pondok pesantren yang dikelola sendiri oleh

pondok pesantren yang kemudian mendapatkan penyetaraan atau mu’adalah.

Pondok Pesantren Rafah mendapatkan SK Mu’adalah Mu’allimin dari Menteri

Agama RI pada tanggal 31 September 2016 yang diterima langsung pada saat

acara peringatan 90 tahun Pondok Pesantren Modern Gontor Ponorogo.

Satuan pendidikan muadalah adalah program pendidikan resmi yang

berada dibawah Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pesantren Kementerian

Agama RI setelah terbitnya Peraturan Menteri Agama (PMA) No 18 tahun

2014 disetarakan dengan pendidikan madrasah tsanawiyah dan madrasah

aliyah yang berada dibawah Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama

Islam Kementerian Agama Islam (selayang pandang pondok pesantren rafah

2017).

Dengan pendidikan muadalah ini pondok pesantren diberikan kebebasan

dan wewenang mengatur kurikulum dan sistem pendidikan sendiri dan tidak

diikutkan ujian nasional (UN). Sehingga pondok pesantren rafah yang

sebelumnya menggunakan kurikulum MTs dan MA dengan 2 kepala sekolah

mengubah kurikulum pendidikan ke kurikulum pesantren dengan jenjang 6

tahun pendidikan untuk lulusan SD/MI dan 4 tahun untuk SMP/MTs. Dan

dipimpin oleh 1 orang kepala sekolah yang kemudian di sebut dengan Direktur

Tarbiyatul Mu’allimin Al Islamiyah Pondok Pesantren Rafah. Walaupun nama

jabatan pemimpin pendidikan di Pondok Pesantren Rafah ini direktur namun

tugasnya adalah tugas kepala sekolah.

Tugas kepala sekolah merupakan tugas yang berat sehingga masih banyak

permasalahan yang terjadi, salah satunya lemahnya kepemimpinan kepala

sekolah sebagai pemimpin sekolah dalam manajerial dan pengembangan

Page 21: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

6

sekolah sehingga sulit mencapai 8 standar pendidikan di tiap sekolah. Setelah

melakukan observasi awal pada Pondok Pesantren Rafah Kabupaten Bogor,

salah satu permasalahan yang dihadapi Direktur Tarbiyatul Mu’allimin Al

Islamiyah Pondok Pesantren Rafah adalah terbatasnya gerak kepemimpinan

sebagai pimpinan pesantren dalam mengembangkan sayap kerjasama dengan stakeholder, hal ini terjadi karena Direktur TMI Pondok Pesantren Rafah

masih dibawah kendali Pimpinan Yayasan, sehingga dalam melakukan

program kerjasama harus disetujui lebih dahulu oleh pimpinan yayasan, dan

ketika program tidak disetujui maka program tersebut tidak bisa dilaksanakan

oleh direktur (Direktur TMI PP Rafah).

Untuk melihat seberapa jauh kepemimpinan kepala sekolah dalam

melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin sekolah baik sebagai pemimpin

pedagogik, manajer, pengawas, dan pelaksanaan proses pembelajaran yang

efektif ini maka peneliti menetapkan untuk melakukan penelitian terhadap

Kepemimpinan Pedagogik Direktur Tarbiyatul Mu’allimin Al Islamiyah

Pondok Pesantren Rafah Kabupaten Bogor.

B. PERUMUSAN DAN PEMBATASAN MASALAH

1. Identifikasi Masalah

a. Minimnya pelaksanaan peran kepemimpinan pedagogik kepala sekolah.

b. Minimnya kemampuan kepala sekolah dalam mengendalikan

perkembangan sekolah.

c. Kurangnya komitmen kepala sekolah dalam menerapkan budaya yang

mengedepankan nilai nilai keislaman dan moral.

d. Kurangnya kerja sama antar kepala sekolah dengan stakeholder yang

ada.

e. Kurangnya pengembangan kemampuan dan kompetensi guru oleh

kepala sekolah.

2. Pembatasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah agar peneliti lebih terfokus dalam

pelitian, penulis memberikan batasan yaitu:

a. Kepemimpinan pedagogik Direktur Tarbiyatul Mu’allimin Al

Islamiyah Pondok Pesantren Rafah Kabupaten Bogor

b. Dampak kepemimpinan pedagogik Direktur Tarbiyatul Mu’allimin Al

Islamiyah Pondok Pesantren Rafah Kabupaten Bogor.

3. Rumusan Masalah a. Bagaimana kepemimpinan Pedagogik Direktur Tarbiyatul Mu’allimin

Al Islamiyah Pondok Pesantren Rafah Kabupaten Bogor?

Page 22: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

7

b. Bagaimana dampak pelaksanaan Kepemimpinan Pedagogik Direktur

Tarbiyatul Mu'allimin Al Islamiyah Pondok Pesantren Rafah Kabupaten

Bogor?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk

menganalisis:

a. Kepemimpinan Pedagogik Direktur Tarbiyatul Mu’allimin Al

Islamiyah Pondok Pesantren Rafah Kabupaten Bogor.

b. Dampak Kepemimpinan Pedagogik Direktur Tarbiyatul Mu’allimin Al

Islamiyah Pondok Pesantren Rafah Kabupaten Bogor.

D. MANFAAT PENEITIAN

Dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut

1. Secara Terapan

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dan

memberikan kontribusi praktis kepada berbagai pihak antara lain:

a. Bagi kepala sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

masukan dan informasi bagi kepala sekolah agar berupaya

meningkatkan kemampuan dalam memimpin sekolah.

b. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

masukan dan informasi bagi pihak sekolah dalam melakukan

perubahan, pengembangan dan inovasi disekolah.

2. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

memperkaya informasi empirik dalam hal kepemimpinan pedagogik

kepala sekolah.

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi peneliti selanjutnya guna

memperdalam kajian berkaitan dengan permasalahan yang telah diteliti

penulis.

Page 23: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KEPEMIMPINAN

1. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan hal yang penting dalam sebuah organisasi merupakan hal sangat penting karena berkaitan dengan perkembangan sebuah

organisasi, maju mundurnya sebuah organisasi sangat di tentukan oleh sosok

pemimpin dan proses yang terjadi dalam kepemimpinan seorang pemimpin.

Berbicara tentang kepemimpinan terkadang orang sulit memberikan

perbedaan antara pemimpin dan kepemimpinan. Hal ini terjadi karena

pemimpinan dan kepemimpinan bagaikan keping mata uang logam yang bisa

dibedakan tidak bisa kita pisahkan, sehingga bisa dikaji secara terpisah namun

harus dilihat sebagai kesatuan. Para ahli dengan berbagai latar bidang ilmu

berusaha memberikan penafsiran tentang pemimpin dan kepemimpinan.

Pemimpin dan kepemimpinan berasal dari akar kata yang sama yaitu

‘pimpin’ namun keduanya digunakan dalam konteks yang berbeda. Menurut

Duryat (2016:2) pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu,

karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki keterampilan

kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Hal yang serupa

disampaikan pula oleh Ambarita (2015:59) bahwa pemimpin adalah seseorang

yang berperan mempengaruhi, menunjukkan arah (mengarahkan),

membimbing orang lain atau sekelompok orang (organisasi) untuk mencapai

tujuan.

Suharsaputra (2016:21) berpendapat bahwa pemimpin adalah orang yang

bertanggung jawab dan membimbing, mengarahkan kinerja serta aktivitas.

Dengan beberapa pengertian pemimpin tersebut maka dapat dikatakan bahwa

pemimpin adalah orang yang memiliki pengakuan dan berperan sebagai

penanggung jawab, pembimbing serta mengarahkan kemamuan dan aktivitas

yang berjalan dalam sistem tertentu untuk mencapai suatu tujuan.

Banyak para pakar yang mendefinisikan tentang apa itu kepemimpinan

berikut adalah beberapa pengertian tentang kepemimpinan:

a. Menurut Dubrin (2009:4) kepemimpinan adalah kekuatan dinamis penting

yang memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam rangka

mencapai tujuan.

b. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan rasa percaya diri

dan dukungan diantara bawahan agar tujuan organisasional dapat tercapai

(Dubrin, 2009:4).

8

Page 24: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

9

c. Stephen P. Robbins dalam Fahmi (2013:15) mengatakan kepemimpinan

adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah

tercapainya suatu tujuan.

d. Carol O‟Connor (2014:6) mendefinisikan bahwa kepemimpinan adalah

kemampuan untuk menyampaikan visi supaya orang lain tertarik ingin mencapainya. Para pemimpin membutuhkan keterampilan untuk bekerja

sama dengan orang lain sekaligus meraih kepercayaan agar mereka dapat

menciptakan perubahan.

e. Kepemimpinan merupakan sifat yang dimiliki oleh seseorang yang oleh

karena tugas yang diembannya berusaha untuk memberikan pengaruh

kepada pengikutnya (follower) dengan mematuhi terhadap apa yang

menjadi instruksi dari orang yang dipimpinnya (Hermino, 2014:126).

f. Soekarso (2015:9) mengatakan kepemimpinan (leadership) merupakan

proses pengaruh sosial, yaitu suatu proses kehidupan yang mempengaruhi

kehidupan lain, kekuatan yang mempengaruhi perilaku orang lain ke arah

pencapaian tujuan tertentu.

Dengan beberapa pendapat dari para pakar diatas aka dapat disimpulkan

bahwa kepemimpinan adalah kemampuan atau keterampilan dari dalam diri

seseorang dalam menyampaikan informasi, mempengaruhi dan memberikan

kepercayaan, memotivasi dan mengkoordinasikan segala bentuk kerjasama

dalam kelompok maupun organisasi untuk mencapai tujuan bersama yang

telah ditetapkan bersama. Kemampuan yang dimiliki baik dalam

menyampaikan informasi, mempengaruhi, memotivasi, dan

mengkoordinasikan terhubung dengan para anggota yang dipimpin sehingga

terjalin kepercayaan satu sama lain dalam organisasi.

1. Ciri-Ciri Pemimpin

Orang yang memiliki latar belakang berbeda dapat saling bekerja sama

dengan baik apabila memiliki tujuan dan maksud yang sama, dan merupakan

tugas pemimpin untuk membuat semua bawahan untuk saling bekerja sama.

Sebagai pemimpin yang mampu membuat semua orang bekerja sama, namun

hal ini bukanlah hal yang mudah. Tidak semua pemimpin mampu melakukan

hal ini. Ada beberapa ciri ciri pemimpin yaitu :

Menurut O‟Connor (2014:6) ciri ciri pemimpin ada 3 yaitu:

a. Membuat semua orang berfokus sehingga mengenali sasaran sasaran

tersebut.

b. Mengadakan diskusi atau debat sampai semua orang memahami sasaran.

c. Menginspirasi dengan berbagai tindakan supaya sasaran dapat dicapai

(O‟Connor,).

Page 25: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

10

Sedangkan menurut Sudarwan Danim (2004:60) ciri pemimpin yang ideal

sebagai berikut:

a. Bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Seorang pemimpin tidak melihat manusia dari satu sisi saja, misalnya

agama, intelegensi, kondisi fisik, tingkat sosial ekonomi, dan latar belakang keturunan untuk kepentingan mendudukan label tertentu

kepadanya, melainkan memandangnya utuh sebagai makhluk Tuhan.

Penghargaan dan pengakuan bahwa manusia itu makhluk Tuhan amat

esensial, agar pemimpin tidak bertatalaku secara serta-merta.

b. Memiliki inteligensi yang tinggi

Kemampuan analisis yang tinggi adalah syarat mutlak bagi kepemimpinan

yang efektif. Tugas pemimpin tidak hanya memecahkan masalah, akan

tetapi pemimpin modern harus membantu anggota kelompok melalui

perlakuan khusus, sehingga mereka dapat berkembang secara optimal.

c. Memiliki fisik yang kuat

Tidak jarang seorang pemimpin harus bekerja dalam waktu lama dan

sangat melelahkan. Banyak pekerjaan organisasi menuntut kekuatan dan

ketahanan fisik dalam waktu lama. Pemimpin organisasi besar mempunyai

kesibukan luar biasa dan seringkali lebih sibuk dari dugaan orang banyak.

Oleh karena itu, pemimpin dituntut memiliki fisik yang kuat.

d. Berpengetahuan luas

Kegagalan seorang pimpinan antara lain disebabkan oleh rendahnya

kemampuan teoritis dan ketidakmampuan bertindak secara praktis.

Sebaliknya pemimpin profesional perlu memiliki kedua-duanya. Pemimpin

memiliki pengetahuan luas dengan kecakapan praktis yang memadai untuk

mengelola organisasi.

e. Percaya diri

Sikap percaya diri adalah faktor penentu kesuksesan kerja seorang

pimpinan. Pimpinan yang sukses bersikap konsisten menghadapi situasi

yang variatif.

f. Dapat menjadi anggota kelompok

Kerjasama memiliki peran penting dalam suatu organisasi, karena adanya

perpaduan antara pimpinan dengan anggota kelompok. Perpaduan antara

pimpinan dengan anggota kelompoklah yang membuat tujuan organisasi

akan dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Page 26: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

11

g. Adil dan bijaksana

Keadilan disini mengandung makna kesesuaian antara hak dan kewajiban,

posisi dengan tugas, dan prinsip keseimbangan lain. Kemudian bijaksana

berarti bahwa pemimpin harus menjangkau aspek manusiawi individu

yang dipimpin.

h. Tegas dan berinisiatif

Ketegasan adalah kemampuan mengambil keputusan atas dasar keyakinan

tertentu, dengan didukung oleh data yang kuat atau naluri intuitif yang jitu.

Berinisiatif berarti bahwa seseorang yang menduduki posisi pimpinan

mampu membuat gagasan baru, inovasi baru atau tindakan lain yang

memberikan pencerminan bahwa dia mempunyai pemikiran tertentu atas

suatu subjek.

i. Berkapasitas membuat keputusan

Membuat keputusan pada intinya adalah memecahkan persoalan

keorganisasian. Pemimpin yang mempunyai kapasitas membuat keputusan

akan dapat membawa organisasinya mencapai tujuan tertentu.

j. Memiliki kestabilan emosi

Pimpinan yang sabar didambakan oleh pengikut, dan karenanya dia harus

mampu mengendalikan emosi dan berpikir rasional pada situasi yang

berbeda. Di dalam menentukan tindakan seorang pemimpin dituntut tetap

berada pada posisi sikap normal dan tahan terhadap godaan. Emosi yang

stabil berarti pula bersikap tidak tergesa-gesa. Pemimpin harus sabar teliti,

dan hati-hati, karena setiap tindakan atau keputusannya mengandung suatu

konsekuensi tertentu.

k. Sehat jasmani dan rohani

Sehat jasmani dan rohani ini seperti tidak terganggu pendengarannya,

ketentuan tinggi badan, tidak cacat fisik yang benar-benar menganggu,

rekomendasi rumah sakit jiwa, dan sebagainya. Bisa dibayangkan ketika

seorang pimpinan buta, padahal pimpinan harus sering menandatangani

dokumen.

l. Bersifat prospektif

Sifat prospektif itu diperlukan terutama untuk menghadapi sistem yang

dinamis, seperti pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi,

perubahan kondisi politik di dalam dan di luar negeri, perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi, kebijakan moneter, dan sebagainya. Sehingga,

persaingan organisasi tetap terjaga.

Untuk mewujudkan seorang menjadi pemimpin ideal dibutuhkan syarat

syarat yang tergambar dalam bentuk ciri-ciri yang dimiliki. George R. Terry

Page 27: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

12

yang dijelaskan oleh Fahmi (2013:19-20).mengemukakan ada delapan ciri dari

pemimpin yaitu:

a. Energi, mempunyai kekuatan mental dan fisik.

b. Stabilitas emosi, seorang pemimpin tidak boleh berprasangka jelek

terhadap bawahannya, tidak boleh cepat marah dan mempunyai kepercayaan diri yang cukup besar.

c. Human relationship, mempunyai pengetahuan tentang hubungan

manusia.

d. Personal motivation, keinginan untuk menjadi seorang pemimpin harus

besar, dan dapat memotivasi diri sendiri.

e. Communication skill, mempunyai kecakapan untuk berkomunikasi.

f. Teaching skill, mempunyai kecakapan untuk mengajarkan, menjelaskan

dan mengembangkan bawahannya.

g. Social skill, mempunyai keahlian di bidang sosial, supaya terjamin

kepercayaan dan kesetiaan bawahannya.

h. Technical competent, mempunyai kecakapan menganalisis

merencanakan, mengorganisir, mendelegasikan wewenang, mengambil

keputusan dan mampu menyusun konsep.

Pemimpin menurut Veithzal Rivai dan Dedy Mulyadi (2012:21), memiliki

ciri-ciri sebagai berikut:

a. Tingkat energi dan toleransi terhadap stres

Tingkat energi yang tinggi dan toleransi terhadap stres membantu para

manajer menanggulangi tingkat kecepatan yang tinggi, jam-jam yang

panjang serta permintaan yang tidak habis-habisnya terhadap pekerjaan.

b. Rasa percaya diri

Rasa percaya diri berhubungan secara positif dengan efektivitas dan

kemajuan diri sendiri. Tanpa adanya rasa percaya diri yang kuat maka

seorang manajer lebih kecil kemungkinannya berhasil dalam usaha-usaha

mempengaruhi.

c. Integritas

Integritas adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam

menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan. Integritas dalam etika

diartikan sebagai perilaku seseorang yang konsisten dengan nilai-nilai

yang menyertainya dan orang tersebut bersifat jujur, etis, dan dapat

dipercaya.

d. Motivasi kekuasaan

Seseorang yang mempunyai motivasi kekuasaan yang tinggi yaitu

seseorang yang senang mempengaruhi orang untuk mencari posisi

kewenangan. Kebanyakan studi menemukan adanya suatu hubungan

Page 28: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

13

yang kuat antara kebutuhan akan kekuasaan dan posisi ke tingkat

manajemen yang lebih tinggi dalam organisasi yang besar.

e. Orientasi pada keberhasilan

Orientasi terhadap keberhasilan termasuk sejumlah sikap yang saling berhubungan, nilai-nilai serta kebutuhan-kebutuhan akan keberhasilan,

keinginan untuk unggul, dorongan untuk berhasil, kesediaan untuk

memikul tanggung jawab dan perhatian terhadap sasaran tugas.

f. Kebutuhan akan afiliasi yang rendah

Afiliasi merupakan perhubungan antara anggota satu dengan yang

lainnya. Orang yang memiliki afiliasi tinggi memiliki dorongan untuk

lingkungan yang ramah dan mendukung. Individu tersebut yang

berkinerja dalam tim karena ingin disukai oleh orang lain.

Akan tetapi hal tersebut kurang tepat untuk pimpinan karena, pimpinan

dalam membuat keputusan akan terhambat disebabkan pimpinan lebih

memilih untuk diterima dan disukai oleh orang lain, dan hal ini

melemahkan objektivitas mereka. Sehingga, afiliasi rendahlah yang tepat

untuk seorang pemimpin.

g. Keterampilan teknis

Keterampilan ini adalah pengetahuan mengenai metode-metode, proses-

proses, prosedur serta teknik-teknik untuk melakukan kegiatan khusus

dari unit organisasi. Keterampilan tersebut dipelajari selama pendidikan

formal dalam bidang yang terspesialisasi misalnya akuntansi, pemasaran,

hukum bisnis dan lain-lain.

h. Keterampilan antar pribadi

Pengetahuan mengenai perasaan, sikap serta motivasi dari orang lain dan

kemampuan untuk mengomunikasikan dengan jelas dan persuasif.

Keterampilan hubungan antar manusia tersebut adalah penting bagi

efektivitas serta kemajuan.

i. Keterampilan konseptual

Keterampilan ini adalah beberapa kemampuan kognitif seperti

kemampuan analitis, berpikiran logis, membuat konsep, pemikiran yang

induktif, dan pemikiran yang deduktif. Dalam arti umumnya

keterampilan konseptual termasuk penilaian yang baik, dapat melihat

kedepan, intuisi, kreatif, dan kemampuan untuk menemukan arti dan

sukses mengelola peristiwa-peristiwa yang ambisius dan tidak pasti.

Jika melihat ciri-ciri pemimpin diatas maka terlihat jelas peran-peran

pemimpin tidak lepas dari interaksi-interaksi dengan bawahannya untuk

Page 29: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

14

mencapai tujuan organisasi, maka seorang pemimpin harus mempunyai

berbagai kemampuan dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin.

2. Gaya Kepemimpinan Setiap orang mempunyai watak dan kepribadian yang berbeda-beda, dan

watak serta kepribadian tiap orang akan dibawa ketika memimpin sebuah organisasi yang kemudian berpengaruh pada gaya kepemimpinannya. Ada

beberapa gaya kepemimpinan menurut Sutrisno (2009:223) yaitu:

a. Gaya persuasif, yaitu gaya memimpin dengan menggunakan pendekatan

yang menggugah perasaan, pikiran, atau dengan kata lain dengan

melakukan ajakan atau bujukan.

b. Gaya represif yaitu gaya kepemimpinan dengan cara memberikan

tekanan-tekanan, ancaman-ancaman, sehingga bawahan merasa

ketakutan.

c. Gaya Partisipatif, yaitu gaya kepemimpinan dengan cara memberikan

kesempatan kepada bawahan untuk ikut secara aktif baik mental,

spritual, fisik, maupun materil dalam kiprahnya di organisasi.

d. Gaya inovatif, yaitu pemimpin yang selalu berusaha dengan keras untuk

mewujudkan usaha-usaha pembaruan di dalam segala bidang, baik

bidang politik, ekonomi, sosial, budaya atau setiap produk terkait dengan

kebutuhan manusia.

e. Gaya motivatif, yaitu pemimpin yang dapat menyampaikan informasi

mengenai ide-idenya, program-program, dan kebijakan-kebijakan kepada

bawahan dengan baik. Komunitas tersebut membuat ide, program dan

kebijakan dapat dipahami oleh bawahan sehingga bawahan mau

merealisasikan semua ide, program dan kebijakan yang ditetapkan oleh

pemimpin.

f. Gaya edukatif, yaitu pemimpin yang suka melakukan pengembangan

bawahan dengan cara memberikan pendidikan dan keterampilan kepada

bawahan, sehingga bawahan memiliki wawasan dan pengalaman yang

lebih baik dari hari ke hari. Sehingga seseorang pemimpin yang bergaya

edukatif takkan pernah menghalangi bawahan yang ingin

mengembangkan pendidikan dan keterampilan.

Tipe kepemimpinan dapat di klasifikasikan menurut cara kerjanya,

prakteknya dan model kepemimpinan, aktifitas kepemimpinan kebutuhan

pemimpin dan hubungan dengan bawahan terhadap produk.

a. Klasifikasi kepemimpinan menurut cara kerjanya.

Menurut Rivai dan Arifin (2009:305-306) ada lima gaya

kepemimpinan: birokratis, permisif atau serba membolehkan, laissez-

faire yang berasal dari bahasa perancis yang sejatinya menunjuk pada

doktrin ekonomi yang menganut paham tanpa campur tangan pemerintah

Page 30: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

15

di bidang perniagaan, sementara dalam praktik kepemimpinan, si

pemimpin mengarahkan orang-orang yang dipimpinnya untuk

melakukan apa saja yang mereka kehendaki. Melihat masing-masing

gaya tersebut menurut cara kerja pemimpinnya dalam organisasi.

1) Birokratis

Birokratis adalah salah satu gaya yang ditandai dengan ketertarikan

yang terus-menerus kepada aturan organisasi. Gaya ini menganggap

bahwa kesulitan-kesulitan akan dapat diatasi apabila setiap orang

mematuhi peraturannya. Keputusan-keputusan dibuat berdasarkan

prosedur-prosedur baku. Pemimpin adalah seorang diplomat dan tahu

bagaimana memakai sebagian besar peraturan orang untuk membuat satu

keputusan diterima oleh mayoritas, orang sering harus mengalah kepada

orang lain.

2) Permisif

Permisif adalah membuat setiap orang dalam kelompok tersebut

puas. Membuat orang-orang tetap senang adalah aturan lainnya. Gaya ini

menganggap bahwa apabila orang-orang merasa puas dengan diri mereka

sendiri dan orang lain, maka organisasi tersebut akan berfungsi, dengan

demikian akan bisa di selesaikan. Kondisi sering dikorbankan dalam

gaya ini.

3) Laissez-faire

Ini sama sekali bukanlah kepemimpinan. Gaya ini membiarkan

segala sesuatunya berjalan dengan sendirinya. Pemimpin hanya

melaksanakan fungsi pemilihan saja. Misalnya, seorang ulama mungkin

hanya namanya saja ketua dari organisasi tersebut harus beroprasi. Gaya

ini kadang-kadang di pakai oleh pemimpin yang sering berpergian atau

yang hanya bertugas sementara.

4) Partisipatif

Gaya ini yang dipakai oleh mereka yang percaya bahwa cara untuk

memotivasi orang-orang adalah dengan melibatkan mereka dalam proses

pengambilan keputusan. Hal ini di harapkan akan menciptakan rasa

memiliki sasaran dan tujuan bersama. Masalah yang timbul adalah

kemungkinan lambatnya tindakan dalam menangani masa-masa krisis.

5) Otokratis

Gaya ini di tandai dengan ketergantungan kepada yang berwenang

dan biasanya menganggap bahwa orang-orang tidak akan melakukan

apa-apa kecuali jika di perintahkan. Gaya ini tidak akan mendorong

adanya pembaharuan. Pemimpin menganggap dirinya sangat di perlukan.

Keputusan dapat di buat dengan cepat.

Page 31: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

16

b. Klasifikasi Jenis-jenis Kepemimpinan dalam praktik

Gaya kepemimpinan dalam praktik pelaksanaannya menurut Rivai

dan Arifin (2009:168) adalah: 1) Otokrat

a) Kurang mempercayai anggota kelompoknya.

b) Hanya dengan imbalan materi sajalah yang mampu

mendorong orang untuk bertindak.

c) Kurang toleransi terhadap kesalahan yang di lakukan anggota

kelompok.

d) Peka terhadap perbedaan kekuasaan.

e) Kurang perhatian terhadap anggota kelompok.

f) Memberikan kesan seolah-olah demokratis.

g) Mendengar pendapat kelompok semata-mata hanya untuk

menyenangkannya.

h) Senantiasa membuat keputusan sendiri.

2) Demokrat

a) Membuat keputusan bersama dengan anggota kelompok.

b) Selalu menjelaskan sebab- sebab keputusan yang di buat

sendiri kepada kelompok.

c) Feed back di jadikan sebagai salah satu masukan yang

berharga.

d) Mengkritik dan memuji secara objektif.

3) Laissez- Faire

a) Tidak yakin pada kemampuan sendiri.

b) Tidak berani menetapkan tujuan untuk kelompok

c) Tidak berani menanggung resiko.

d) Membatasi komunikasi dan hubungan kelompok.

c. Klasifikasi kepemimpinan menurut model kepemimpinan

1) Kepemimpinan partisipatif dan pendelegasian

Kepemimpinan partisipatif adalah suatu kepemimpinan yang

memberikan seperangkat aturan yang menentukan ragam dan

banyak pengambilan keputusan partisipatif dalam situasi-situasi

yang berlainan. Pemimpin meminta dan mempergunakan saran-

saran dari bawahan tetapi masih membuat keputusan.

Kepemimpinan partisipatif memberikan satu perangkat urutan aturan

yang seharusnya diikuti untuk menentukan ragam dan banyaknya

partisipasi yang diinginkan dalam pengambilan keputusan,

sebagaimana ditentukan oleh jenis situasi yang berlainan. Rivai dan

Arifin (2009:123)

2) Kepemimpinan Karismatik

Kepemimpinan kharismatik ini memiliki kekuatan energi, daya tarik

dan berwibawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain,

Page 32: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

17

sehingga mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan

pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Pemimpin yang

kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan keyakinan teguh

pada pendirian sendiri. Totalitas kepribadian pemimpin itu

memancarkan pengaruh dan daya tarik yang teramat besar (Kartono, 2016:81)

3) Kepemimpinan Tranformasional

Konsep awal tentang kepemimpinan transformasional ini

dikemukakan oleh James McGregor Burns sebagaimana yang

dijelaskan oleh Baharuddin dan Umiarso (2012:222) yang

menjelaskan bahwa kepemimpinan transformasional merupakan

sebuah sketsa yang di dalamnya mengandung suatu proses dimana

pimpinan dan para bawahannya berusaha untuk mencapai tingkat

moralitas dan motivasi yang tinggi. Dalam artian, pemimpin

transformasional mencoba untuk membangun kesadaranpara

bawahannya dengan menyerukan cita-cita yang besar dan moralitas

yang tinggi seperti kejayaan, kebersamaan, dan kemanusiaan.

B. PEDAGOGIK

1. Pengertian Pedagogik

Sebelum berbicara tentang kepemimpinan pedagogik maka terlebih dahulu

kita harus memahami tentang pedagogic itu sendiri. Istilah pedagogik berasal

dari bahasa kuno Yunani „paidagogos‟ yang terdiri atas kata “paidos” (child)

dan “agogos” (lead), Maksudnya adalah memimpin anak dalam belajar

(Hidayat, 2013:1).

Langeveld (1980), membedakan istilah “pedagogik” dengan istilah

“pedagogi”. Pedagogik diartikan dengan ilmu pendidikan, lebih menitik

beratkan kepada pemikiran, perenungan tentang pendidikan. Suatu pemikiran

bagaimana kita membimbing anak, mendidik anak. Sedangkan istilah pedagogi

berarti pendidikan, yang lebih menekankan pada praktik, menyangkut kegiatan

mendidik, kegiatan membimbing anak (Nuraeni, 2014:16).

Pendapat yang serupa disampaikan oleh Tilaar (2015:10), ia

mengemukakan bahwa pedagogik berarti membimbing anak. Sedang menurut

Sikun Pribadi (1970) seperti yang dijelaskan oleh Rasyidin (2014:6)

mengatakan bahwa kata pedagogiek/paedagogiek dapat diganti dengan ilmu

mendidik, yaitu segala ilmu dan ilmu-ilmu bantu/pendukung yang dipelajari

untuk keperluan pendidikan dengan singkat ilmu mendidik sama dengan teori

pendidikan. Sedangkan paedagogie adalah seni didik atau kecakapan yang

dipergunakan untuk mendidik anak.

Page 33: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

18

Dengan beberapa pengertian dari para pakar tersebut, pedagogik dapat

diartikan sebagai ilmu yang mempelajari cara memimpin, membimbing,

mengarahkan dan mendidik anak sehingga terjadi proses belajar dalam

kehidupan anak.

2. Syarat Pedagogik

Pedagogi merupakan suatu teori yang secara teliti, krisis dan objektif,

mengembangkan konsep-konsepnya mengenai hakikat manusia, hakikat anak,

hakikat tujuan pendidikan serta hakikat proses pendidikan. Walaupun

demikian, masih banyak daerah yang gelap sebagai “terraincegnita” (daerah

tak dikenal) dalam lapangan pendidikan, karena masalah hakikat hidup dan

hakikat manusia masih banyak diliputi oleh kabut misteri (Nuraeni, 2014:16).

Nuraeni (2014:17) menyebutkan beberapa syarat pedagogis diantaranya

adalah:

a. Kedewasaan, seorang pendidik harus orang dewasa, sebab hubungan

antara anak dengan orang yang belum dewasa tidak dapat menciptakan

situasi pendidik dalam arti yang sebenarnya.

b. Identifikasi norma, artinya menjadi satu dengan norma yang disampaikan

kepada anak, misalnya pendidikan agama tidak akan berhasil diberikan

oleh orang yang sekedar tahu tentang agama tetapi tidak menganut agama

yang diajarkan tersebut, di sinilah letak keistimewaan pekerjaan mendidik,

dimana mendidik anak itu tidak hanya sekedar persoalan teknis saja

menguasai bahan atau cara menyampaikan saja, Tetapi juga persoalan

batin dalam arti pendidik harus menjadi satu dengan norma yang

disampaikan kepada anak didik.

c. Identifikasi dengan anak, artinya pendidik dapat menempatkan diri dalam

kehidupan anak, hingga usaha pendidikan tidak bertentangan dengan

kodrat anak.

d. Knowledge, mempunyai pengetahuan yang cukup perihal pendidikan

e. Skill, mempunyai keterampilan mendidik

f. Attitude, mempunyai sikap jiwa yang positif terhadap pendidikan.

Dalam perkembangan ilmu pendidikan (pedagogik) saat ini, pengertian

ilmu pendidikan tidak lagi terbatas kepada anak, tapi juga kepada orang

dewasa. Bahkan pendidikan berlangsung selama hidup manusia. Melihat

perkembangan zaman yang begitu pesat di abad 21 ini, dengan perkembangan

teknologi yang maju maka menuntut manusia untuk terus belajar demi

kebutuhan hidup mereka.

Page 34: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

19

3. Objek Pedagogik

Pada awalnya teori pendidikan didasarkan pada anggapan bahwa tujuan

utama pendidikan adalah mengalihkan keseluruhan pengetahuan dari satu

generasi ke generasi berikutnya. Asumsi tersebut dikelola secara menyeluruh

oleh sistem pendidikan dengan alasan, pertama: kecepatan perubahan yang terjadi dalam tata budaya atau masyarakat cukup lamban sehingga

memungkinkan untuk menyimpan pengetahuan dalam kemasan tertentu serta

menyampaikannya sebelum pengetahuan itu sendiri berubah. Kedua, keadaan

tersebut tidak berlaku lagi di abad modern saat ini. Dimana pengetahuan dapat

menimbulkan perubahan-perubahan sedemikian pesat (Ahmadi, 2016:177).

Dengan melihat penjelasan di atas maka dapat dikatakan bahwa objek dari

pedagogik adalah manusia itu sendiri dengan seluruh kehidupan mereka.

C. KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK

1. Pengertian Kepemimpinan Pedagogik

Pengertian kepemimpinan pedagogik dari beberapa pakar adalah:

a. MacNeill, Cavanagh, dan Silcox mendefinisikan pedagogical

leadership sebagai “Pedagogic leadership is therefore an act that

motivates others, thus facilitating culturally and morally aware learning

in a second party” Definisi di atas dapat dipahami bahwa pedagogical

leadership adalah tindakan untuk memotivasi orang lain, juga

memfasilitasi sadar belajar pada anak secara budaya dan moral

(MacNeill, 2005:3)

b. Menurut Coughlin dan Baird kepemimpinan pedagogik adalah

pembimbing studi proses belajar mengajar (Coughlin dan Baird, 2013:1).

c. Taipale (2004:72) mendefenisikan kepemimpinan pedagogik adalah

kemampuan yang luar biasa dalam membimbing bawahan menuju tujuan

bersama, membuat visi dan tujuan yang spesifik terlihat dan mengajari

orang untuk mengerti dan menafsirkannya, serta membahas dan

mengelola interaksi dengan cara saling ketergantungan dan keterbukaan

positif.

d. Menurut Alameen, Male dan Palaiologou (2015:4) Kepemimpinan

pedagogik adalah sesuatu yang lebih dari pada mendukung proses

pengajaran dan pembelajaran, dan karir dengan expektasi bahwa

tindakan seharusnya tidak ditentukan sebelumnya, namun relevan

dengan situasi dan kondisi.

e. Menurut Sergiovanni (1998) yang dijelaskan oleh Okoth (2016:18)

mengatakan bahwa kepemimpinan yang mengembangkan kapasitas

dengan mengembangkan modal sosial dan akademik bagi siswa dan

Page 35: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

20

modal intelektual dan profesional bagi para guru untuk memberikan

kondisi yang diperlukan untuk meningkatkan level pembelajaran dan

pengembangan siswa.

Dengan beberapa defenisi di atas maka dapat dikatakan bahwa

kepemimpinan pedagogik adalah kemampuan seorang dalam mengembangkan kapasitas dan moral seseorang maupun organisasi sehingga meningkatkan

profesionalitas dalam mencapai tujuan bersama yang telah disepakati bersama.

Dengan begitu, ketika kepemimpinan pedagogik diaplikasikan dalam

kepemimpinan pendidikan maka dapat diartikan bahwa kemampuan kepala

sekolah dalam mengelola sekolah, dan meningakatkan kapasitas organisasi

sekolah dan menciptakan pembelajaran yang profesional dalam mencapai visi

dan tujuan sekolah.

2. Prinsip Pelaksanaan Kepemimpinan Pedagogik

Prinsip pelaksanaan kepemimpinan pedagogik ada 4 sebagaimana yang

telah disebutkan oleh Education Review Office (2012:14) sebuah lembaga

pemerintahan independen New Zealand yang mengawasi kinerja sekolah-

sekolah di New Zealand, yaitu sebagai berikut:

a. Memiliki staf dengan kredibilitas dan profesional

Pemimpin pedagogis yang efektif membawa berbagai keterampilan

pribadi dan profesional ke pekerjaan mereka dan mereka bekerjasama

dengan para guru dan siswa. Mereka membentuk hubungan kerja yang

baik sehingga para guru juga memiliki keterampilan. Membagi tugas

sesuai bidang guru untuk mendukung guru dalam memperbaiki praktik

mengajar mereka. Sehingga dapat diidentifikasi empat aspek yang

berkontribusi terhadap kredibilitas dan keahlian para pemimpin

pedagogis:

1) Latar belakang dan pengalaman yang relevan.

2) Kemampuan untuk membangun hubungan kerja yang efektif.

3) Pengetahuan teori dan praktik pendidikan yang luas.

4) Pengetahuan tentang bagaimana meningkatkan hasil pendidikan

b. Membangun nilai, kreatif, strategis dan fokus pada perbaikan dan

peningkatan.

Kepemimpinan pedagogik yang memiliki corak ini mendukung

untuk meningkatkan hasil akademik, sosial dan tujuan pelajaran. Pada

aspek ini kepemimpinan pedagogik yang dibahas adalah:

1) Mengembangkan praktek inovatif

2) Penekanan pada hasil siswa

3) Kepemimpinan kreatif, fleksibel dan gigih

4) Nilai-nilai etika dan tindakan

Page 36: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

21

5) Penggunaan strategis dari data untuk menginformasikan

perubahan.

c. Menggunakan proses pembelajaran dan pengembangan profesional yang

efektif.

Proses pengembangan dan dukungan profesional yang efektif diperlukan untuk pemimpin pedagogis untuk mendukung perbaikan terus-menerus

untuk guru dan sekolah. Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah:

1) Fokus pada hasil siswa, dengan cara menghubungkan antara

kegiatan di kelas dengan tujuan yang di inginkan.

2) Menggunakan instrumen penilaian tentang kinerja guru dan siswa

untuk menentukan perbedaan di dalam kelas.

3) Menyediakan berbagai macam bentuk kegiatan bagi guru untuk

belajar dan menerapkan ilmu baru yang di peroleh di dalam kelas

ketika mengajar.

4) Bekerja sama dan memberikan tantangan kepada guru untuk

belajar.

d. Ikut terlibat aktif dalam kegiatan di sekolah.

Keempat prinsip kepemimpinan pedagogik ini menunjukkan bahwa dalam

pelaksanaan tugas pemimpin pedagogik maka pemimpin memastikan bahwa

dia terhubung dengan semua aspek organisasi dan mampu melaksanakan tugas

masing-masing dengan baik.

3. Aspek Aspek Kepemimpinan Pedagogik

Ada beberapa aspek kepemimpinan pedagogik, aspek kepemimpinan

pedagogik ini dapat dilihat dari perbandingan instructional leadership dan

pedagogical leadership yang dikaji oleh MacNeill, Cavanagh, dan Silcox

(2005:5) berikut ini. Perbandingan antara kepemimpinan instruksional dan

kepemimpinan pedagogic adalah:

Instruksional Leadership Pedagogic Leadership

Fokus pada instruksi guru Fokus pada pembelajaran

siswa

Didorong oleh kurikulum

yang diamanatkan

Ditentukan berdasarkan minat

dan bakat

Kelas oriented Terhubung pada contoh

kontekstual

Hasil tes dilihat sebagai

tujuan

Hasil pengujian terlihat adanya

satu aspek pembelajaran dan

informatif tingkat pemahaman

siswa terhadap konsep yang

dieksplorasi

Page 37: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

22

Mengacu pada pengajaran

sebagai keahlian

Mengacu pada pengajaran

sebagai profesional

Bersifat Hierarki Kepemimpinan terdistribusi

Lebih jauh menekankan pada

manajemen sekolah

Lebih menekankan pada

membangun komunitas belajar

profesional

Kepala sekolah sebagai

instruktur guru

Kepala sekolah sebagai

pemimpin pembelajaran

profesional guru

Bersifat pragmatis Bersifat Moral dan fasilitatif

Dengan perbedaan tersebut, maka beberapa aspek kepemimpinan

pedagogik adalah:

a. Memfokuskan perhatian dan usahanya untuk perbaikan dan peningkatan

belajar peserta didik;

b. Mengupayakan guru-guru, laboran, pustakawan, teknisi, dan tenaga

administrasi sekolah (TAS) untuk melihat kebutuhan dan minat peserta

didik (bukan ditentukan oleh terlaksana kurikulum) dalam memberikan

layanan kepada peserta didik;

c. Menjamin pembelajaran yang dialami oleh peserta didik selalu dikaitkan

dengan kejadian-kejadian nyata/kehidupan keseharian anak;

d. Menjadikan tes sebagai bagian dari proses pembelajaran dan menjadi

informasi berharga bagi capaian peserta didik dalam belajarnya;

e. Menstimulus guru-guru dan tenaga kependidikan lainnya untuk menjalani

pekerjaanya sebagai profesi yang dicirikan oleh pengabdian, bukan

hanya keahlian.

f. Memberikan kepercayaan kepada guru-guru dan tenaga kependidikan

lainnya untuk menjadi pemimpin di sekolah.

g. Memimpin sekolah dengan orientasi pada membangun komunitas

pembelajar, bukan pada manajerial sekolah semata;

h. Memposisikan diri sebagai pemimpin pembelajar professional bukan

sebagai pengajar bagi guru-guru dan tenaga kependidikan lainnya;

i. Mendasarkan tindakan dalam mengelola sekolah secara moral dan

fasilitator bukan untuk kepentingan praktis.

4. Ciri-Ciri Kepemimpinan Pedagogik

Ciri-ciri dari kepemimpinan pedagogik dapat dilihat dari beberapa hal

yaitu:

a. Menstimulus Guru dan Tenaga Kependidikan Menjadi Tim Profesional.

Page 38: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

23

Kajian Mac Evoy (1987) yang dijelaskan oleh Supardi (2013:54)

mengatakan mengenai cara yang dapat digunakan oleh kepala sekolah untuk

meningkatkan profesionalisme guru yaitu dengan cara:

1) Menjelaskan kepada guru peluang peluang yang berkaitan dengan

profesi mereka. 2) Menyampaikan informasi terkini berkaitan dengan profesionalisme dan

kurikulum kepada guru guru.

3) Menarik perhatian guru tentang pengajaran dan pembelajaran.

4) Mendapatkan pandangan guru tentang pengajaran dan pembelajaran

yang dapat meningkatkan profesionalisme dikalangan guru.

5) Menganjurkan guru melakukan percobaan atau penelitian baru dan

memberi pencerahan baru kepada keberhasilan guru.

Priansa (2017:60-61) memiliki pandangan yang berbeda terhadap peran

kepala sekolah dalam membangun profesionalisme guru, yaitu:

1) Menciptakan iklim kelembagaan yang kondusif.

Kepala sekolah berperan menciptakan iklim kelembagaan yang kondusif

dan efektif bagi pencapaian tujuan yang menunjukkan adanya kedekatan

dan keterbukaan antara guru dan kepala sekolah, terciptanya lingkungan

belajar yang kondusif, aman dan nyaman, serta mengoptimalkan

kesejahteraan guru. Peran kepala sekolah disini sebagai jembatan untuk

melakukan proses supervisi yang humanis dalam proses pengelolaan

iklim agar mendukung efektivitas tujuan pendidikan.

2) Menciptakan peluang dan kesempatan bagi optimalisasi potensi guru.

Kepala sekolah harus melibatkan guru tanpa diskriminatif, untuk terlibat

dalam kegiatan yang akan menunjang kegiatan profesionalisme guru.

Kepala sekolah memberikan peluang dan kesempatan kepada guru untuk

berkreasi dan berinovasi sehingga guru tersebut dapat

mengaktualisasikan dirinya. Hal tersebut dapat menciptakan budaya

yang kreatif di lingkungan sekolah, yang berdampak pada kematangan

guru dalam menjelaskan tugas secara profesional.

3) Optimalisasi peran kepemimpinan.

Kepala sekolah harus mampu mengoptimalkan peran kepemimpinan

yang tersebar di dalam hierarkis organisasi sekolah. Peran kepemimpinan

sangat berpengaruh terhadap kematangan profesional guru, yaitu kepala

sekolah sebagai konduktor, motivator dan koordinator perlu memiliki

peran kepemimpinan yang jelas. Kepala sekolah bertugas memimpin

guru untuk membina kerja sama yang harmonis antar guru sehingga

membangkitkan semangat serta motivasi kerja.

4) Pelaksanaan supervisi klinis.

Pelaksanaan supervisi klinis merupakan salah satu upaya kepala sekolah

dalam mematangkan profesionalisme guru. Supervisi klinis bertujuan

Page 39: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

24

meningkatkan kemampuan dasar guru yang berkaitan dengan kompetensi

mengajarnya. Sebagai supervisor kepala sekolah harus mengetahui

aspek-aspek didaktik metodik, yang notabene nya merupakan prasyarat

utama tugas guru.

Dengan beberapa cara untuk menstimulus guru menjadi tenaga

kependidikan yang profesional, maka peran peran kepala sekolah sebagai

pemimpin pendidikan lebih banyak ke memfasilitasi dan menstimulus guru

sehingga mulai terbangun kesadaran dari dalam dirinya.

b. Fokus Pada Perbaikan dan Peningkatan Belajar Peserta Didik

Dalam melakukan perbaikan dan peningkatan peserta didik tentu tidak

lepas dari kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas. Salah

satu upaya kepala sekolah dalam perbaikan dan peningkatan belajar siswa

adalah dengan meningkatkan keterampilan mengajar guru. Seperti yang

disampaikan Priansa (2017:178) bahwa guru yang paripurna adalah guru yang

menguasai keterampilan dasar dalam mengajar secara baik. Dengan kata lain

ketika mengadakan pelatihan guru, ataupun observasi ke kelas secara tidak

langsung kepala sekolah sedang berusaha meningkatkan proses belajar siswa.

Sejalan dengan yang disampaikan oleh Rosyada (2013:110) bahwa guru

harus memenuhi dua kategori yaitu capability dan loyality, capability disini

adalah guru harus memiliki kemampuan dalam bidang ilmu yang

diajarkannya, memiliki kemampuan teoritis tentang mengajar yang baik, dari

perencanaan, implementasi sampai evaluasi. Guru juga harus memenuhi

kategori loyality, loyality di sini adalah loyalitas keguruan, yaitu loyalitas

terhadap tugas-tugas keguruan yang tidak semata di dalam kelas, tetapi

sebelum dan sesudah kelas.

Ketika guru memenuhi kategori tersebut maka tugas-tugas guru dalam

meningkatkan kemampuan siswa akan dilaksanakan dan mencari solusi yang

tepat terhadap berbagai permasalahan di kelasnya karena mereka paham akan

tugas dan kewajiban mereka. Selain dua kategori tersebut dalam meningkatkan

kemampuan siswa guru harus memiliki kecakapan dalam melakukan

komunikasi kepada siswa agar materi yang disampaikan diserap dengan

maksimal oleh siswa. Moore (2001:156) seperti yang dijelaskan oleh Rosyada

(2013:148-145) membagi komunikasi verbal dalam pembelajaran menjadi dua

yaitu, verbal learning dan vocal learning. Vocal learning adalah proses

pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan memahami apa yang

disampaikan guru melalui kata-kata yang diucapkannya. Oleh sebab itu tingkat

pemahaman siswa sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

Page 40: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

25

1) Pengorganisasian bahan ajar, semakin baik bahan-bahan uraian

terorganisasikan, maka akan semakin baik tingkat pemahaman siswa

terhadap bahan-bahan pelajaran tersebut.

2) Kejelasan kata, yaitu menggunakan kata-kata yang jelas dan bermakna

pasti hanya satu makna, lebih baik daripada menggunakan kata-kata bermakna ganda, sehingga pemahaman siswa sesuai dengan maksud

yang diucapkan oleh gurunya. Namun tidak boleh untuk memaksakan

penggunaan kata-kata yang jelas dengan mengabaikan inti pesan.

3) Untuk mempermudah pemahaman, sebaiknya informasi diperjelas

dengan contoh-contoh dua arah, arah yang dimaksud dan arah yang tidak

dimaksud, atau contoh yang salah supaya siswa memahami dengan baik

maksud pesan yang disampaikan.

Sedangkan vocal learning adalah proses pembelajaran yang dilakukan

siswa dengan memahami pesan-pesan yang diucapkan guru dengan tempo

yang sedang, tidak terlalu cepat dan juga tidak terlalu lambat, tinggi rendah

nada suara diatur, dan intonasinya sesuai dengan pesan yang disampaikan.

Penggunaan vocal yang baik, intonasi yang pas, tempo yang sedang dan ritme

yang sesuai dengan alur pesan akan membantu efektivitas penyampaian pesan

dalam proses pembelajaran, dan membantu pemahaman siswa terhadap pesan-

pesan yang dibawakan guru tersebut (Moore, 2001:158).

Dengan memahami cara komunikasi yang baik dan kemampuan mengatur

pembelajaran maka guru mampu meningkatkan proses belajar siswa, dan

bukan hanya meningkatkan hasil belajar namun menciptakan suasana nyaman

dalam belajar.

c. Kepemimpinan Distributif.

Mustonen (2003) dalam Alava Dkk (2012:24) mengemukakan bahwa

walaupun tanggung jawab utama tetap berada pada pemimpin, Pemimpin

mensosialisasikan kepemimpinan mereka sendiri dengan berbagi tanggung

jawab dan bekerja sama dengan guru. Memimpin sebuah sekolah untuk

mencapai tujuan bersama-sama merupakan tantangan yang besar bagi

seorang kepala sekolah, memerlukan chemistry antara seluruh tim kerja yang

ada di sekolah. Sebagai pemimpin sekolah kepala sekolah diberikan tugas

dan tanggung jawab yang sangat banyak, berkaitan dengan keuangan,

administrasi, sumber daya manusia sekolah, implementasi pendidikan,

integrasi kebutuhan siswa, dan secara keseluruhan perkembangan sekolah itu

sendiri (Alava, Halttunen, Risku, 2012:24). Dengan tugas yang banyak ini

kepala sekolah harus menyadari ketidakmampuannya untuk menjalankan

semua tugasnya seorang diri. Sementara keberlangsungan pendidikan bukan

hanya sekedar jangka pendek, tapi kepala sekolah juga harus memikirkan

Page 41: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

26

keberlangsungan sekolah dalam jangka panjang. Maka salah satu pilihan

seorang kepala sekolah adalah berbagi kepemimpinan.

Kepala sekolah juga dituntut mampu membagi dan mendelegasikan

setiap jenis tugas secara efektif kepada orang yang tepat. Karena itu kepala sekolah perlu memahami secara benar setiap detail pekerjaan yang diberikan

kepada orang lain, sehingga kalaupun pekerjaan dikerjakan oleh orang lain,

hasilnya sama dengan yang diharapkan oleh kepala sekolah (Ambarita,

2015:92)

Mendistribusikan kepemimpinan keseluruh sekolah serta mempersiapkan

suksesi kepemimpinan merupakan hal yang sangat diperlukan dalam sekolah

(Hargreaves dan Fink 2003 dalam Stronge, 2011:6). Berbagi kepemimpinan

juga berarti memberikan bimbingan dan dukungan yang berfokus pada

masing-masing pihak secara individu dan untuk memastikannya bahwa

sumber kepemimpinan terdistribusi yang terdiri dari berbagai pihak

membentuk sebuah kesatuan keseluruhan dalam hal operasi sekolah (Alava,

Halttunen, Risku, 2012:24). Dengan berbagi kepemimpinan maka kepala

sekolah tidak terjebak dengan berbagai masalah administrasi di sekolah

karena memiliki tim yang mampu mengerjakan tugas sesuai tugas masing

masing yang telah dipercayakan dan kepala sekolah juga karus meluangkan

waktu untuk memantau kelas untuk memastikan pembelajaran berlangsung

sesuai dengan yang diharapkan dan juga mempersiapkan pemimpin

pemimpin sekolah dimasa yang akan datang.

Salah satu contoh yang nyata distribusi kepemimpinan kepala sekolah

adalah berbicara langsung dengan para guru, memfasilitasi para staf sekolah,

dan mendukung pembelajaran jangka panjang khususnya yang berkaitan

dengan pembelajaran (Blase dan Blase 1999 dalam Stronge, 2011:6) dengan

kata lain para guru diberikan kesempatan kepada guru untuk bekerja sama

dan saling berbagi praktek pengajaran antara guru di sekolah dalam bentuk

observasi, begitu juga dengan para staf sekolah diberikan kesempatan untuk

mengembangkan kemampuannya. Hal ini lebih terkenal dengan istilah

kolaborasi.

d. Membangun Komunitas Pembelajaran

Komunitas belajar profesional adalah kelompok individu yang berkumpul

bersama waktu dengan minat dan hasrat bersama untuk terlibat dalam proses

kolektif dan kolaboratif belajar (Coughlin, 2013:3)

Sebagai pemimpin sekolah, kepala sekolah juga harus menjadi contoh

atau teladan bagi seluruh warga sekolah, baik guru, staf, maupun siswa untuk

Page 42: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

27

pembelajaran. Menurut Stonger (2011:8) sekolah diorganisasikan dalam dua

fungsi kunci, yaitu Pembelajaran dan Organisasi Pembelajaran.

1) Kepala Sekolah Sebagai Pembelajar

Kepala sekolah yang efektif menjadikan kesuksesan siswanya

sebagai titik pusat pekerjaannya, dan karenanya mereka memberikan perhatian dan berkomunikasi mengenai pengajaran, kurikulum dan

mengenai penguasaan siswa terhadap objek-objek pembelajaran yang

mudah ditemui di sekolahnya. Proses pembelajaran harus terjadi di

seluruh organisasi sekolah, dimana kepala sekolah harus menjadi

partisipan dalam proses pembelajaran tersebut dengan tujuan membentuk

dan mendorong implementasi model pembelajaran yang efektif di

sekolahnya (Stronger, 2011:8) kepala sekolah merupakan contoh yang

paling sering diperhatikan karena dari segi jabatan kepala sekolah

merupakan pemimpin tertinggi di sekolah, sehingga semua bentuk

kegiatan yang dilakukan kepala sekolah menjadi profil bagi seluruh

peserta didik di sekolah.

Kepala sekolah dalam mengelola sekolah sebagai teladan di sekolah

dipengaruhi oleh beberapa faktor di sekolah yang terlibat aktif

menyumbangkan masalah. Yaitu:

a) Komponen penyelenggara sekolah, pada sekolah negeri

penyelenggara sekolah adalah pemerintah yang dibantu oleh

masyarakat, selama ini sering dijumpai kebijakan pemerintah yang

tidak sesuai dengan kenyataan.

b) Komponen pelaksana sekolah yaitu kepala sekolah itu sendiri, guru

dan staf, masalah yang muncul umumnya masalah profesionalisme.

c) Komponen siswa yang menyangkut motivasi, sikap, kreativitas,

hasil belajar dan sebagainya.

d) Komponen masyarakat yang berkaitan dengan peran mereka

terhadap sekolah (Rawita, 2011, 6-7)

Dengan beberapa masalah yang sering muncul dalam dinamika

sekolah inilah seorang kepala sekolah menjadi pembelajar di sekolah dan

apapun yang dilakukan akan menjadi bentuk yang akan di lihat dan

dicontoh oleh warga sekolah, baik dalam pola pikir dan pengambilan

keputusan dan kebijakan sekolah.

2) Kepala Sekolah sebagai Organisasi Pembelajaran

Kepala sekolah harus mampu secara berkelanjutan mengambil

bagian dalam berbagai program pengembangan dan pelatihan, baik yang

berasal dari sekolah tempat ia mengabdi maupun diluar sekolah. Kepala

sekolah harus mampu menguji setiap interaksi, negatif atau positif,

sehingga mampu mempelajari situasi. Kepala sekolah harus mampu

mengejar peluang untuk bekerja sama dan mengambil bagian dalam

Page 43: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

28

proyek yang dapat memperluas pengetahuan, memberikan tantangan

berpikir, dan mengembangkan imajinasi (Priansa, 2017:111).

Dengan kemampuan kepala sekolah dalam membangun relasi dan

kerja sama maka dalam mengembangkan komunitas pembelajaran di

sekolah dapat dilakukan dengan mudah dan akan memberikan wawasan yang luas bagi para guru sebagai anggota komunitas pembelajaran. Di

samping mendapatkan pemahaman para guru juga bisa mengambil

peluang lain dalam komunitas. Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan

tim, keberhasilan bersama, dan bukan keberhasilan kepala sekolah

sendiri (Ambarita, 2015:91)

e. Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pembelajar Profesional (Memposisikan

diri sebagai pemimpin pembelajar professional bukan sebagai pengajar

bagi guru-guru dan tenaga kependidikan lainnya)

Peran penting kepemimpinan pembelajaran dalam membina

profesionalisme guru seharusnya memiliki implikasi bahwa kepemimpinan

sekolah perlu mengalihkan perhatian dari sekedar melakukan pembinaan

administratif menjadi pembinaan profesional dengan pusat perhatian pada

peningkatan kinerja pembelajaran di sekolah (Kusmintarjo, 2014: 203).

Aktivitas utama perilaku kepemimpinan pengajaran di sekolah menurut

Blase, J (2001) dalam Supardi (2011:47) adalah berdiskusi dengan guru,

mengadakan pengembangan profesional dikalangan guru, memupuk refleksi

dikalangan guru.

Portin (2003) dalam stronge (2013:5) mengatakan bahwa semua sekolah

memerlukan kepala sekolah yang dapat melaksanakan perannya sebagai

pemimpin dalam pengajaran dan mampu memastikan kualitas pengajaran.

Maka seorang kepala sekolah tidak hanya akan melakukan tugas sebagai

manajer tapi harus meluangkan waktu berkunjung ke kelas untuk

memperhatikan proses pembelajaran yang berlangsung atau mengobservasi

guru demi memastikan jalannya proses pembelajaran. Di samping itu kepala

sekolah menyeimbangkan kebutuhan lain seperti keamanan siswa, dan

hubungan dengan orang tua siswa maupun stakeholder sekolah. Jika dilihat

dari peran kepala sekolah ini maka kepala sekolah memiliki peran ganda, dan

untuk melaksanakan tanggungjawab ganda ini, kepala sekolah harus memiliki

kemampuan untuk menunjukkan kecenderungan atau perkembangan sekolah

dimasa yang akan datang, dan memastikan sekolah tidak kehilangan visi, misi,

dan tujuan yang ditetapkan sebelumnya.

Page 44: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

29

f. Membangun Nilai Moral di Sekolah

Kepala sekolah bisa saja mengerjakan aspek-aspek lain dengan benar,

namun kegagalan dalam aspek perilaku berakibat kepala sekolah tidak dapat

mengerjakan tugas-tugas dengan baik, atau dalam beberapa kasus kepala

sekolah bahkan tidak dapat melanjutkan pekerjaannya (Stronge, 2013:122).

Pola pikir kepala sekolah yang efektif menempatkan sekolah sebagai

lahan belajar baik bagi dirinya, guru, pegawai, dan terutama bagi siswa

siswanya. Berdasarkan pola pikir ini, kepala sekolah akan berusaha

mengkondisikan dan memanfaatkan berbagai aspek di sekolah sebagai wahana

pembelajaran. Kepala sekolah yang efektif tidak hanya berfokus pada kegiatan

pembelajaran di kelas tetapi juga mengelola sikap dan perilaku guru dan

pegawai agar dapat dijadikan teladan bagi siswa dan lingkungan sekolah agar

memiliki nilai edukatif dan menjadi sumber belajar bagi civitas akademika

(Ambarita, 2015:89).

Menurut Edgar H. Schein (2004) yang dikutip oleh Baedowi (2015:39)

mengatakan bahwa ada 3 lapis budaya organisasi yaitu artefak dan perilaku,

nilai-nilai dan asumsi. Ketiga lapisan inilah yang membedakan antara budaya

satu organisasi dari organisasi lainnya jika dijelaskan secara terperinci adalah:

1) Artefak, adalah elemen-elemen apa saja yang terlihat secara kasat mata

pada sebuah organisasi, seperti arsitektur, furnitur, seragam kerja, atau

ungkapan-ungkapan yang digunakan dalam berkomunikasi.

2) Nilai-nilai bentukan, (espoused values) nilai nilai dan aturan apa saja

yang dibuat dan digunakan oleh organisasi secara resmi. Nilai-nilai ini

diekspresikan dalam filosofi resmi organisasi dan dalam setiap

pernyataan publik. Ia bisa berupa visi, misi, dan tujuan organisasi atau

proyeksi dan prinsip-prinsip profesionalisme.

3) Asumsi-asumsi yang hidup, (shared basic assumptions) dalam organisasi

dapat dilihat pada perilaku perilaku anggota organisasi, yang cenderung

tidak disadari atau diungkapkan namun merupakan inti dari budaya

organisasi. Asumsi-asumsi ini terintegrasi dalam dinamika organisasi

sehingga sulit dikenali oleh „orang dalam‟ organisasi sendiri.

Kultur menempatkan perbedaan keberadaan orang dalam hubungannya

dengan perasaan, perilaku, dasar kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma dan

pendapat. Kultur dipelajari bersama oleh suatu anggota masyarakat dan

memiliki daya paksa mempengaruhi perilaku mereka (Fathurrohman dan

Suryana, 2012:90).

Page 45: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

30

g. Membangun dan Menjaga Visi Sekolah

Kepala Sekolah yang memiliki gambaran yang jelas terhadap sekolah

yang dipimpinnya, baik visi, tujuan, akan membantu kepala sekolah terhindar

pekerjaan-pekerjaan administratif yang tidak diperlukan dan terlalu memakan

waktu (Stronge, Richard, Catano, 2013:4) hal ini terjadi karena dengan adanya visi yang jelas memudahkan kepala sekolah dalam memetakan tugas yang

akan dikerjakan, baik oleh staf sekolah, guru dan seluruh warga sekolah.

Sehingga peran peran kepala sekolah bisa dilaksanakan dengan maksimal.

Rawita (2012:4) mengungkapkan kalau strategi-strategi baru yang

inovatif harus dikembangkan untuk memastikan bahwa lembaga pendidikan

akan melaksanakan tanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

mendatang. Maka dilihat bahwa seorang kepala sekolah harus terus berpikir

untuk melakukan karya-karya inovasi dalam melakukan pengembangan

sekolahnya, baik untuk mencapai visi yang telah ditentukan maupun dalam

melaksanakan tujuan pendidikan, baik tujuan nasional pendidikan maupun

tujuan sekolah itu sendiri.

Ada 3 faktor yang dipandang menjadi indikasi keberhasilan kepala

sekolah efektif menurut Blumberg dan Greefiel (1980) dalam Supardi

(2013:80) yaitu:

1) Keinginan dan harapan untuk menjadikan sekolah yang dipimpin lebih

dari sekolah sekolah lain, dan mampu menstrukturisasi waktu dan

harapannya sedemikian rupa sehingga memungkinkan kepala sekolah

yang bersangkutan mencapai tujuan pribadinya sebagai kepala sekolah.

2) Kecenderungan berinisiatif dan memulai tindakan proaktif terhadap

situasi kerjanya.

3) Memiliki kemampuan untuk tidak ditenggelamkan oleh lembaganya,

kepala sekolah tidak dapat mengabaikan tuntutan sekolahnya tetapi dapat

dikatakan mampu memuaskan dengan menggunakan sedikit porsi waktu

dan energi atau memanfaatkan personel lain untuk memenuhi tuntutan

organisasi sekolahnya.

Melihat beberapa faktor tersebut kepala sekolah yang baik adalah kepala

sekolah yang mampu melaksanakan tugasnya bersama dengan seluruh warga

sekolah secara bersama sama dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai

visi sekolah itu sendiri dan juga terus menjaga visi tersebut ketika sudah

tercapai dengan melakukan pengembangan pengembangan dalam proses

pembelajaran. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Stronge (2011:5)

bahwa kepala sekolah terus memberikan hubungan emosional terhadap guru

dan staf sekolah dan memandang mereka memiliki kemampuan untuk

menciptakan hubungan interpersonal yang positif. Proses pengembangan visi

sekolah dapat dilihat dari sekolah sekolah yang berekspektasi tinggi dimana

Page 46: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

31

seluruh siswa dan guru mampu mencapai ekspektasi tersebut dan memiliki

rasa tanggung jawab untuk kesuksesan sekolahnya sebagai pemimpin

D. KEPALA SEKOLAH

1. Pengertian Kepala Sekolah

Wahjosumidjo (2002:83) mengartikan bahwa: “Kepala sekolah adalah

seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu

sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat dimana

terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang

menerima pelajaran”.

Sementara Rahman dkk (2006:106) mengungkapkan bahwa “Kepala

sekolah adalah seorang guru (Jabatan fungsional) yang diangkat untuk

menduduki jabatan structural (kepala sekolah) di sekolah.

Melihat beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepala

sekolah adalah seorang guru yang mempunyai kemampuan untuk memimpin

dan memberdayakan segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah

sehingga dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk mencapai tujuan

bersama.

Berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah A. Tabrani Rusyan

(2000) menyatakan bahwa:

Kepemimpinan kepala sekolah memberikan motivasi kerja bagi

peningkatan produktivitas kerja guru dan hasil belajar siswa.

Kepemimpinan kepala sekolah harus benar-benar dapat

dipertanggungjawabkan, karena tanggung jawab kepala sekolah sangat

penting dan menentukan tinggi rendahnya hasil belajar para siswa, juga

produktivitas dan semangat kerja guru tergantung kepala sekolah dalam

arti sampai sejauh mana kepala sekolah mampu menciptakan kegairahan

kerja dan sejauh mana kepala sekolah mampu mendorong bawahannya

untuk bekerja sesuai dengan kebijaksanaan dan program yang telah

digariskan sehingga produktivitas kerja guru tinggi dan hasil belajar

siswa meningkat.”

Sebenarnya dalam mencapai tujuan bersama, pemimpin dan anggotanya

mempunyai ketergantungan satu dengan yang lainnya. Setiap anggota

organisasi mempunyai hak untuk memberikan sumbangan demi tercapainya

tujuan organisasi. Oleh sebab itu, perlu adanya kebersamaan. Rasa

kebersamaan dan rasa memiliki pada diri setiap anggota mampu

menimbulkan suasana organisasi yang baik.

Page 47: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

32

2. Kompetensi Kepala Sekolah

Kompetensi kepala sekolah ada lima seperti yang telah di atur dalam

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 13 Tahun

2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Kompetensi tersebut

adalah:

No Dimensi Kompetensi Kompetensi

1

Kepribadian

1. Berakhlak mulia,

mengembangkan budaya dan

tradisi akhlak mulia, dan menjadi

teladan akhlak mulia bagi

komunitas di sekolah/madrasah.

2. Memiliki integritas kepribadian

sebagai pemimpin.

3. Memiliki keinginan yang kuat

dalam pengembangan diri

sebagai kepala sekolah/madrasah.

4. Bersikap terbuka dan

melaksanakan tugas pokok dan

fungsi.

5. Mengendalikan diri dalam

menghadapi masalah dalam

pekerjaan sebagai kepala

sekolah/madrasah.

6. Memiliki bakat dan minat jabatan

sebagai pemimpin pendidikan.

2

Manajerial

1. Menyusun perencanaan

sekolah/madrasah untuk berbagai

tingkatan perencanaan.

2. Mengembangkan organisasi

sekolah/madrasah sesuai

kebutuhan.

3. Memimpin sekolah/madrasah

dalam rangka pendayagunaan

sumber daya sekolah/madrasah

secara optimal.

4. Mengelola perubahan dan

pengembangan sekolah/madrasah

menuju organisasi pembelajar

yang efektif.

5. Menciptakan budaya dan iklim

sekolah/madrasah yang kondusif

dan inovatif bagi pembelajaran

peserta didik.

6. Mengelola guru dan staf dalam

Page 48: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

33

No Dimensi Kompetensi Kompetensi

rangka pendayagunaan sumber

daya manusia secara optimal.

7. Mengelola sarana dan prasarana

sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal.

8. Mengelola hubungan

sekolah/madrasah dan

masyarakat dalam rangka

pencarian dukungan ide, sumber

belajar, dan pembiayaan

sekolah/madrasah.

9. Mengelola peserta didik dalam

rangka penerimaan peserta didik

baru, dan penempatan dan

pengembangan kapasitas peserta

didik.

10. Mengelola pengembangan

kurikulum dan kegiatan

pembelajaran sesuai dengan arah

dan tujuan pendidikan nasional.

11. Mengelola keuangan

sekolah/madrasah sesuai dengan

prinsip pengelolaan yang

akutabel, transparan dan efisien.

12. Mengelola ketatausahaan

sekolah/madrasah dalam

mendukung pencapaian tujuan

sekolah/madrasah.

13. Mengelola unit layanan khusus

sekolah/madrasah dalam

mendukung kegiatan

pembelajaran dan kegiatan

peserta didik di

sekolah/madrasah.

14. Mengelola sistem informasi

sekolah/madrasah dalam

mendukung penyusunan program

dan pengambilan keputusan.

15. Memanfaatkan kemajuan

teknologi informasi bagi

peningkatan pembelajaran dan

manajemen sekolah/madrasah.

16. Melakukan monitoring, evaluasi

Page 49: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

34

No Dimensi Kompetensi Kompetensi

dan pelaporan pelaksanaan

program kegiatan

sekolah/madrasah dengan

prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya.

3

Kewirausahaan

1. Menciptakan inovasi yang

berguna bagi pengembangan

sekolah/madrasah.

2. Bekerja keras untuk mencapai

keberhasilan sekolah/madrasah

sebagai organisasi pembelajar

yang efektif.

3. Memiliki motivasi yang kuat

untuk sukses dalam

melaksanakan tugas pokok dan

fungsinya sebagai pemimpin

sekolah/madrasah.

4. Pantang menyerah dan selalu

mencari solusi terbaik dalam

menghadapi kendala yang

dihadapi sekolah/madrasah.

5. Memiliki naluri kewirausahaan

dalam mengelola kegiatan

produksi/jasa sekolah/madrasah

sebagai sumber belajar peserta

didik.

4 Supervisi 1. Merencanakan program supervisi

akademik dalam rangka

peningkatan profesionalisme

guru.

2. Melaksanakan supervisi

akademik terhadap guru dengan

menggunakan pendekatan dan

teknik supervisi yang tepat.

3. Menindaklanjuti hasil supervisi

akademik terhadap guru dalam

rangka peningkatan

profesionalisme guru.

5

Sosial

1. Bekejasama dengan pihak lain

untuk kepentingan

sekolah/madrasah.

2. Berpartisipasi dalam kegiatan

Page 50: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

35

No Dimensi Kompetensi Kompetensi

sosial kemasyarakatan.

3. Memiliki kepekaan sosial

terhadap orang/kelompok lain.

Kompetensi inilah yang membedakan guru dan kepala sekolah, dengan

kelima kompetensi tersebut maka kepala sekolah dituntut untuk lebih

berwawasan dan memiliki pengalaman serta kemampuan dalam

memimpin sebuah instasi.

3. Fungsi dan tugas Kepala sekolah

Fungsi kepala sekolah merupakan akibat dari perannya sebagai kepala

sekolah. Menurut Crowther (2009) dalam Suharsaputra (2016:163) terdapat 5

fungsi dari kepala sekolah yaitu:

a. Meginspirasi

b. Memadukan unsur kelembagaan yang penting dalam menjalankan peran

kepemimpinannya di sekolah,

c. Mendorong dan mengembang kepemimpinan guru menjadi fungsi kepala

sekolah, sehingga konstribusi guru terhadap pengembangan sekolah

terhadap secara keseluruhan mendapat dukungan kuat dengan

keterlibaatan guru dalam kepemimpinan pada tingkat organisasi sekolah.

d. Membangun aliansi strategis dengan berbagai pihak yang dapat

membantu, mendorong bagi perkembangan organisasi sekolah.

e. Membangun budaya dan memunculkan identitas menjadi fungsi lainnya

dari sekolah.

Sementara menurut Mulyasa, kepala sekolah harus melakukan perannya

sebagai pimpinan sebagai fungsi:

a. Kepala sekolah sebagai educator (pendidik)

b. Kepala sekolah sebagai manajer

c. Kepala sekolah sebagai administrator

d. Kepala sekolah sebagai supervisor

e. Kepala sekolah sebagai leader (pemimpin)

f. Kepala sekolah sebagai inovator

g. Kepala sekolah sebagai motivator (Mulyasa, 2009:98).

Selain fungsi fungsi tersebut kepala sekolah juga harus menjalankan

tugasnya sebagai pemimpin organisasi atau dalam mengelola pendidikan yaitu:

a. Mengelola seluruh sumber daya manusia, fasilitas dan dana.

b. Membuat keputusan.

c. Menjadi teladan.

d. Menyelenggarakan tugas-tugas administrasi.

Page 51: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

36

e. Melakukan inovasi.

f. Melakukan tugas sebagai supervisor atau penyelia.

g. Melaksanakan tugas sebagai pencipta kondisi yang kondusif untuk

belajar.

h. Melakukan tugas selaku pembimbing guru, staf administrasi dan siswa (Danim, 2009:28).

Dalam Permendiknas No 19 tahun 2007 dijelaskan beberapa tugas seorang

kepala sekolah yaitu:

a. Menjabarkan visi kedalam misi target mutu.

b. Merumuskan tujuan dan target mutu yang akan dicapai.

c. Menganalisis tantangan, peluang, kekuatan dan kelemahan

sekolah/madrasah.

d. Membuat rencana kerja strategis dan rencana kerja tahunan untuk

melaksanakan peningkatan mutu.

e. Bertanggung jawab dalam membuat keputusan anggaran

sekolah/madrasah.

f. Melibatkan guru, komite sekolah dalam pengambilan keputusan penting

sekolah/madrasah.

g. Berkomunikasi untuk menciptakan dukungan intensif dari orang tua

peserta didik dan masyarakat.

h. Menjaga dan meningkatkan motivasi kerja pendidik dan tenaga

kependidikan dengan menggunakan sistem pemberian penghargaan dan

sanksi terhadap pelanggaran peraturan dan kode etik.

i. Menciptakan lingkungan belajar yang efektif bagi peserta didik.

j. Bertanggung jawab atas perencanaan partisipatif mengenai pelaksanaan

kurikulum.

k. Melaksanakan dan merumuskan program supervisi, serta memanfaatkan

hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja sekolah/madrasah.

l. Meningkatkan mutu pendidikan.

m. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan

kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

n. Memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan dan pelaksanaan visi

pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh

komunitas sekolah/madrasah.

o. Membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan

sekolah/madrasah dan program pembelajaran yang kondusif bagi proses

belajar peserta didik dan pertumbuhan profesional para guru dan tenaga

kependidikan.

p. Menjamin manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya

sekolah/madrasah untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman,

sehat, efisien dan efektif

Page 52: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

37

q. Menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat dan

komite sekolah menanggapi kepentingan dan kebutuhan komunitas yang

beragam, dan memobilisasi sumber daya masyarakat (Suharsaputra,

2016:163-164).

Kepala sekolah yang mampu menjalankan fungsi-fungsi dan tugas di

atas dengan baik dapat dikatakan kepala sekolah memiliki kemampuan

memimpin yang baik.

Dari beberapa fungsi kepala sekolah yang dipaparkan oleh Crowther,

dapat dilihat petapa pentingnya posisi kepala sekolah untuk mengatur dan

mengelola segala potensi yang ada di sebuah organisasi sekolah agar terjadi

peningkatan kualitas pendidikan. Dalam menjalankan fungsi dan tugasnya,

kepala sekolah harus memiliki pengetahuan yang besar terhadap tugasnya

sebagai kepala sekolah.

Menurut Rich (1981) ada 5 rana pengetahuan yang harus dimiliki oleh

kepala sekolah, yaitu:

1. Pengetahuan praktis, digunakan untuk bidang pekerjaan yang

berhubungan dengan pengambilan keputusan.

2. Pengetahuan intelektual, digunakan untuk menjawab keingintahuan

dalam bidang intelektual seperti ekonomi, hukum dan budaya.

3. Small talk, digunakan untuk menjawab keingintahuan yang tidak

intelektual seperti tentang gosip, berita, kriminal dan ceria.

4. Pengetahuan spiritual, digunakan untuk meningkatkan hubungan

manusia dengan tuhan atau agama.

5. Pengetahuan yang tidak diketahui (unwanted Knowladge) yang

berhubungan dengan suatu yang diluar perhatian seseorang atau sesuatu

yang tidak disengaja.

E. PENELITIAN YANG RELEVAN

Dalam penelitian ini ada beberapa penelitian terdahulu yang memiliki

topik yang hampir sama dengan penelitian ini yaitu:

1. Saifudin, tesis dengan judul “Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah

Tsanawiyah Negeri Gondowulung Bantul (Studi Kasus di MTsN

Gondowulung Bantul)”. Hasil dari penelitian ini adalah:

a. Gaya kepemimpinan kepala MTsN Gondowulung Bantul adalah

gaya kepemimpinan demokratis-partisipatif, yaitu gaya

kepemimpinan yang menerapkan unsur-unsur demokrasi dalam

memberikan instruksi dan koordinasi kepada para anggotanya

sekaligus melibatkan diri secara langsung pada prakteknya di

lapangan. Gaya kepemimpinan tersebut merupakan gaya

kepemimpinan yang menekankan pada nilai-nilai kebebasan,

Page 53: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

38

demokrasi dan peran partisipasi aktif dari seorang kepala

madrasah. Kepala madrasah menerapkan gaya kepemimpinan

demokratis-partisipatif dengan menggunakan beberapa pola yang

sangat kentara yaitu pola komunikasi, pola kultural dan pola

struktural. Pola komunikasi yang dimaksud disini bertujuan untuk melancarkan kegiatan-kegiatan yang telah diagendakan, baik itu

bersifat kedinasan formal maupun kedinasan nonformal.

Kemudian pola kultural yaitu budaya yang biasa diterapkan di

MTsN Gondowulung secara dinas berupa pembinaan seminggu

sekali dan pengajian dua bulan sekali secara bergilir untuk

membangun semangat kekeluargaan diantara guru dan karyawan

beserta keluarganya. Pola struktural yaitu struktur kepengurusan

madrasah yang profesional dan proporsional. Dalam struktur

kepemimpinan mardasah, profesionalitas sangat menekankan

tercapainya tujuan madrasah dan keinginan bersama.

b. Mengenai sifat-sifat kepemimpinan yang diterapkan kepela

madrasah di MTsN Gondowulung Bantul, kepala madrasah

berusaha menerapkan sifat sifat Nabi Muhammad SAW. Seperti

shiddiq, amanah, tabligh, dan fathanah. Namun kepala sekolah

masih memiliki beberapa kekurangan dalam menerapkan sifat-

sifat kepemimpinan yang ideal seperti kurangnya inovasi dan

kreativitas untuk mengembangkan kualitas madrasah.

c. Faktor pendukung dalam penelitian ini adalah kondisi geografis,

tenaga pendidik (guru), sarana prasarana, dukungan warga dan

masyarakat. Sedangkan faktor penghambat dalam penerapan gaya

kepemimpinan Kepala Madrasah di MTsN Gondowulung Bantul

adalah senioritas, berkelompok antar guru, dan minimnya

motivasi kerja.

Persamaan dari penelitian ini adalah, sama sama menggunakan

pendekatan penelitian kualitatif dan meneliti pemimpin sekolah yaitu

kepala Madrasah. Perbedaan dari penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Saifuddin adalah studi kasus yang menemukan bentuk

dan pola kepemimpinan dari kepala Madrasah sedang dalam

penelitian ini adalah penelitian yang berfokus pada satu tipe

kepemimpinan pemimpin pendidikan yaitu kepemimpinan pedagogik

Kepela sekolah.

2. Choirul Anwar, Kepemimpinan Kepala Madrasah (Studi Tentang

Peningkatan profesionalitas Guru Madrasah Aliyah Al-Wathoniyah

Semarang). Hasil penelitian yang telah dilakukan Anwar adalah:

a. Kepemimpinan yang dikembangkan di Madrasah Aliyah Al-

Wathoniyah Semarang adalah kepemimpinan humanistik dengan

gaya kharismatik. Kepemimpinan humanis ini didasarkan pada

Page 54: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

39

pola interaksi antara pimpinan dan bawahan, yang tidak saklek

dan men-judgement apabila melakukan kesalahan. Namun kepala

madrasah kurang tegas dalam memberikan sanksi kepada pihak-

pihak yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Kepala

madrasah juga memiliki karisma dalam memimpin, namun lemah dalam penataan aktifitas yang membutuhkan dukungan

administratif.

b. Faktor pendukung kepemimpinan kepala madrasah dalam

upayanya meningkatkan profesionalitas guru di MA Al-

Wathoniyah antara lain keberadaan yayasan, dedikasi dan

loyalitas yang tinggi dari guru serta stuktur organisasi yang

membagi tugas dan tanggungjawab secara jelas.

c. Faktor penghambat kepemimpinan kepala madrasah dalam

peningkatan profesionalitas guru adalah ketidak tegasan dalam

punishment dan reward, belum tercapainya dan terpenuhi standar

sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan berkualitas

dan kurangnya pembiayaan pendidikan yang secara khusus

dialokasikan untuk peningkatan mutu pendidikan serta

profesionalitas guru.

Dari penelitian tersebut ada beberapa persamaan dan perbedaan

dengan penelitian ini yaitu: dari segi persamaan penelitian ini juga

menggunakan metode kualitatif, meneliti aspek kepemimpinan

pemimpin pendidikan. Perbedaan penelitian ini adalah penelitian ini

terfokus kepada dampak kepemimpinan kepada peningkatan kualitas

guru,

3. Agustina, penelitian yang berjudul pengaruh kepemimpinan kepala

sekolah, iklim sekolah, dan kinerja guru terhadap mutu pendidikan di

SMP Negeri Kecamatan Terbagi Besar Kabupaten Lampung Tengah,

penelitian ini mengungkap beberapa hal penting melalui penelitian

kuantitatif yaitu secara parsial kepemimpinan kepala sekolah

berpengaruh dan signifikan terhadap kinerja guru. Secara parsial iklim

sekolah berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru, dan ada

hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah.

Dari hasil penelitian ini baik secara parsial maupun secara bersama-

sama mempunyai pengaruh yang meyakinkan terhadap mutu

pendidikan, hal ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan mutu

pendidikan dapat dilakukan dengan meningkatkan kepemimpinan

kepala sekolah, iklim sekolah dan kinerja guru.

Persamaan dari penelitian ini adalah sama sama meneliti tentang

kepemimpinan kepala sekolah, baik interaksi kepala sekolah dengan

guru dan masyarakat sekolah termasuk menciptakan iklim yang baik

Page 55: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

40

untuk proses peningkatan proses pembelajaran. Ada beberapa

perbedaan dari penelitian ini adalah pertama: penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengambilan

sampel proporsional random sampling, sedangkan penelitian yang

akan saya teliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Kedua, penelitian ini

berfokus pada beberapa variabel sedang penelitian yang akan saya

lakukan berfokus pada kepemimpinan pedagogik kepala sekolah.

4. Trevor Male and Ioanna Palaiologou dengan judul penelitian

Learning-Centred Leadership or Pedagogical Leadership? An

Alternative Approach to Leadership in Education Contexts. Centre for

Educational Studies, University of Hull (International Journal Of

Leadership In Education. Volume 15, Nomor 1, 2012).

Penelitian ini menjelaskan bahwa:

a. Kepemimpinan pedagogik merupakan proses kolaborasi antara

guru, pelajar, dan anggota masyarakat dalam sebuah komunitas.

Hal ini terus berevolusi dari waktu ke waktu dan berusaha untuk

menghasilkan yang terbaik bagi pendidik dan peserta didik,

bekerja sama dengan institusi terkait untuk menyelesaikan

masalah-masalah dalam pendidikan seperti kebijakan, ras, jenis

kelamin, atau kelas, dan bekerja sama dengan masyarakat dalam

usaha secara kolektif untuk berkontribusi pada pertumbuhan

pengetahuan.

b. Kepemimpinan pedagogik tidak hanya memperhatikan

pembelajaran dan prestasi pelajar peserta didik, tapi juga

memperhatikan tim pendidik, dan masyarakat lingkungan

sekolah. Kepemimpinan pedagogik terlibat dengan semua

kegiatan dan perkembangan pendidikan untuk dapat memahami

arus dan membuat keputusan tentang arah masa depan sekolah

dan peserta didik.

c. Kepemimpinan pedagogik menyampaikan visi dan tujuan yang

jelas kepada orang-orang yang berkepentingan seperti bawahan

dan atasannya sehingga mereka terlibat aktif dan mengembangkan

keterikatan dan perasaan bertanggung jawab terhadap etika, nilai,

dan kepercayaan yang menjadi pusat standar sekolah.

Persamaan penelitian diatas dengan penelitian ini adalah sama-

sama meneliti tentang kepemimpinan pedagogik dalam dunia

pendidikan, dimana penelitian ini meneliti instansi pendidikan dengan

metode penelitian kualitatif.

Dalam berbagai metode yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian

dengan tema kepemimpinan kepala sekolah oleh beberapa peneliti

sebelumnya, terdapat beberapa variasi kesimpulan sebagai hasil dari

Page 56: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

41

penelitian yang telah dilaksanakan. Maka penulis secara mandiri

melakukan penelitian pada waktu, situasi dan tempat yang berbeda.

F. KERANGKA KONSEPTUAL

Keberhasilan sebuah sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan

pemimpin di sekolah tersebut. Semakin baik kemampuan seorang pemimpin

maka akan berpengaruh pada semua unsur yang ada dalam sekolah, Dengan

tabel ini maka dapat dilihat bahwa kepemimpinan pedagogik memiliki

hubungan dengan berbagai aspek di sekolah yang secara bertahap akan

memberikan perubahan pada kemampuan warga sekolah. Diantaranya adalah

adnya staf dengan kredibilitas dan profesional , Membangun nilai, kreatif,

dan fokus pada perbaikan sekolah, juga melakukan pengembangan

profesionalisme masyarakat sekolah dan keterlibatan Direktur. Dengan adanya

pengaruh yang baik terhadap keempat unsur sekolah ini maka akan

menciptakan budaya sekolah yang baik sehingga proses pembelajaran terjadi

bukan hanya di dalam kelas saja namun di seluruh lingkungan sekolah. Dengan

adanya budaya-budaya sekolah yang baik.

Page 57: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

42

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif. Dimana pendekatan kualitatif ini digunakan untuk menemukan sesuatu dalam pengamatan dari suatu persoalan, peneliti harus

melihat kealamiahan atau naturalistik dari suatu peristiwa, mendalami

persoalan secara fenomenologis, interaksi simbolik, etnografi, studi kasus, dan

mendeskripsikan sifat-sifat kualitatif, yang kemungkinan dapat dikatakan

sebagai penelitian yang menggunakan pendekatan atau lebih singkat dikenal

dengan istilah penelitian kualitatif (Ulfatin, 2015:19)

Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam,

suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data

yang pasti yang merupakan suatu nilai balik data yang tampak. Jenis penelitian

ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yaitu memaparkan semua

fenomena yang terjadi dalam setting penelitian ini. Penelitian deskriptif

dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan

analisis/pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan

utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan suatu objek secara

objektif dalam suatu deskripsi situasi (Ali, 1982:120). Alasan dipilihnya

pendekatan ini adalah karena penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan

keadaan suatu fenomena yang terjadi, dan berusaha untuk memaparkan data

sebagaimana adanya atau alamiah. Istilah kasus menunjukkan topik atau unit

analisis yang dipilih untuk dipelajari. Topik atau unit yang akan diteliti dalam

penelitian ini adalah kepemimpinan pedagogik kepala sekolah.

B. Objek Dan Desain Penelitian

Objek penelitian ini adalah Kepemimpinan Direktur Tarbiyatul Mu‟allimin

Al Islamiyah Pondok Pesantren Rafah Kabupaten Bogor

Adapun desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Tujuan

Penelitian

Metode Penelitian Teknik

Pengumpulan

Data

Unit Analisis Time

Horizone

T1 E DESKRIPTIF Observasi

Wawancara

Dokumentasi

Kepala sekolah

Guru

Lingkungan Masyarakat

sekolah

42

Page 58: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

43

PANDUAN PENGUMPULAN DATA

Komponen Sub Komponen Indikator

Teknik

Pengumpu

lan Data

Informan

W O D

Memiliki Staf

dengan

kredibilitas

dan

Profesional

1. Latar belakang

staf

2. Staf memiliki

kemampuan di

bidangnya

3. Memahami

cara

peningkatan

hasil

pendidikan

1. Profil Guru

2. Mampu

membangun

hubungan

kerja dengan

direktur

3. Mengetahui

teori dan

praktik

pendidikan

Direktur

Guru

Staf

Membangun

nilai, kreatif,

strategi dan

fokus pada

perbaikan dan

peningkatan

pesantren

1. mengembangk

an kreativitas

2. Mengembangk

an praktek

inovatif

3. Menekankan

pada hasil

siswa

4. Membangun

nilai di

pesantren

1. Memberikan

peluang

untuk

meningkatka

n

kemampuan

staf

2. Memberikan

kesempatan

kepada

pendidik

mengemban

gkan metode

pembelajara

n

3. Membuat

data

perkembang

an siswa

4. Terbangun

budaya di

Direktur

Guru

43

Page 59: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

44

Komponen Sub Komponen Indikator

Teknik

Pengumpu

lan Data

Informan

W O D

pesantren

Proses

pembelajaran

dan

pengembangan

profesional

yang efektif

1. Fokus pada

hasil siswa

2. Menggunakan

instrumen

penilaian

kinerja

3. Menyediakan

fasilitas bagi

guru

4. Membarikan

tantangan bagi

guru

5. Distribusi

kepemimpinan

1. Menghubun

gkan antara

kegiatan di

kelas dengan

tujuan yang

di inginkan

2. Menentukan

progress dan

perkembang

an siswa di

kelas

3. Memberikan

ruang bagi

guru untuk

berinovasi di

kelas

4. Memberikan

penghargaan

(reward)

bagi guru

yang

berprestasi

5. Ada

pembagian

tugas yang

jelas

Direktur

Guru

Aktif dalam

kegiatan

pesantren

1. Membuat

agenda

pekanan

2. Melakukan

rapat guru

3. Hadir dalam

1. Terdapat

jadwal

Kegiatan

pesantren

2. Ada jadwal

tetap untuk

Direktur

Guru

Page 60: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

45

Komponen Sub Komponen Indikator

Teknik

Pengumpu

lan Data

Informan

W O D

tiap kegiatan rapat

bersama

semua guru

3. Hadir dan

ikut andil

dalam

kegiatan di

pesantren

PANDUAN WAWANCARA

No Dimensi Indikator Butir pertanyaan

1 Memiliki Staf

dengan

kredibilitas dan

Profesional

1. Mampu

membangun

hubungan

kerja dengan

direktur

2. Mengetahui

teori dan

praktik

pendidikan

1. Bagaimana proses

perekrutan guru guru di

Pesantren Rafah

dilakukan?

2. Apakah guru pengabdian

melalui seleksi seperti

guru yang lain?

2

Membangun

nilai, kreatif,

strategi dan fokus

pada perbaikan

dan peningkatan

pesantren

1. Memberikan

peluang untuk

meningkatkan

kemampuan

staf

2. Memberikan

kesempatan

kepada

pendidik

mengembang

kan metode

1. Apakah guru di berikan

kesempatan belajar di luar

pesantren?

2. Apakah guru diberikan

kebebasan

mengembangkan metode

pembelajaran?

3. Apakah guru melakukan

penilaian harian?

4. Bagaimana budaya

terbangun di Pesantren?

Page 61: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

46

pembelajaran

3. Membuat data

perkembanga

n siswa

4. Terbangun

budaya di

pesantren

5. Melakukan

supervisi

5. Apakah dilakukan

supervisi terhadap guru?

3

Proses

pembelajaran dan

pengembangan

profesional yang

efektif

1. Menghubung

kan antara

kegiatan di

kelas dengan

tujuan yang di

inginkan

2. Menentukan

progress dan

perkembanga

n siswa.

3. Memberikan

ruang bagi

guru untuk

berinovasi di

kelas

4. Memberikan

penghargaan

(reward) bagi

guru yang

berprestasi

5. Pembagian

tugas dala

kepemimpina

n

1. Bagaimana proses

pembelajaran dilakukan di

pesantren?

2. Apa saja pengembangan

kemampuan santri di

pesantren?

3. Apakah fasilitas

pembelajaran teresedia

bagi proses pembelajaran

di pesantren?

4. Bagaimana bentuk

penghargaan bagi guru

yang berprestasi di

pesantren?

5. Apakah ada pembagian

tugas dalam pengelolaan

pesantren?

4 Aktif dalam

kegiatan

pesantren

1. Ada jadwal

tetap untuk

rapat bersama

1. Apakah ada jadwal tetap

untuk rapat bersama para

guru?

Page 62: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

47

semua guru

2. Hadir dan ikut

andil dalam

kegiatan di

pesantren

2. Apakah direktur

mengikuti setiap kegiatan

di pesantren?

C. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah Direktur Tarbiyatul

Mu’allimin Al Islamiyah Pondok Pesantren Rafah Kabupaten Bogor yang

beralamat di Jl. Kp. Sukajadi Desa Mekarsari Kecamatan Rancabungur

Kabupaten Bogor Jawa Barat. Untuk memaksimalkan data, peneliti

menambahkan informasi yang berkenaan dengan hal tersebut seperti para guru,

siswa, dan orang tua serta masyarakat setempat di Kp Sukajadi.

D. Data Yang Dikumpulkan

Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti

sendiri dibantu oleh orang lain. Adapun data-data yang dikumpulkan peneliti

adalah sebagai berikut:

Pengumpulan data primer dalam penelitian ini penelitian lakukan sendiri

dengan bantuan dari orang lain. Adapun data-data yang akan dikumpulkan

adalah sebagai berikut:

a. Informasi mengenai gambaran umum tentang kepemimpinan pedagogik

kepala sekolah khususnya kepemimpinan pedagogik Direktur Tarbiyatul

Mu’allimin Al Islamiyah Pondok Pesantren Rafah Kabupaten Bogor. Data

tersebut diperoleh dari dokumen yang berupa arsip dan foto serta hasil

wawancara dengan pihak terkait.

b. Informasi mengenai pelaksanaan kepemimpinan pedagogik kepala sekolah,

data ini diperoleh dari hasil wawancara dengan beberapa guru dan

stakeholder yang terlibat dalam perkembangan sekolah.

E. Sumber Data

Adapun sumber/subjek dalam penelitian kualitatif adalah orang yang dapat

dijadikan sebagai, sumber informasi sebanyak-banyaknya kepada peneliti.

Sumber data di sini dibagi dua yaitu:

a. Data Primer

Sumber data primer yang dilakukan yaitu dengan mengolah informasi

yang diperoleh dari lapangan berupa catatan dan dokumen-dokumen yang

berkaitan dengan fokus penelitian.

Page 63: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

48

Adapun sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui

wawancara kepada guru-guru yang secara struktural aktif dalam kegiatan

ini. Selanjutnya peneliti memperoleh data dari hasil observasi tentang

kepemimpinan pedagogik kepala sekolah itu sendiri.

b. Data Sekunder

Sumber data skunder dalam penelitian ini diarahkan pada pencarian

data dari pihak sekolah baik tenaga usaha mengenai bukti kegiatan kegiatan

pengembangan yang dilakukan kepala sekolah maupun guru-guru yang

berpartisipasi. Pencarian data akan dimulai dari pengawas sebagai informan

kunci, informasi ditentukan berdasarkan atas petunjuk, kecukupan data

didasarkan pada kejenuhan data yaitu apabila dari data yang satu dan data

yang lainnya adalah sama.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumen

saling mendukung dan melengkapi dalam memenuhi data yang diperlukan

sebagaimana fokus penelitian ini.

a. Observasi

Pengumpulan data dengan menggunakan observasi berperan serta

untuk mengungkapkan makna suatu kejadian tertentu yang merupakan

perhatian esensial dalam penelitian kualitatif. Observasi berperan serta

dilakukan untuk mengamati objek penelitian, seperti khusus organisasi,

sekelompok orang dan beberapa aktivitas suatu sekolah.

Data informasi yang dikumpulkan dengan observasi dilakukan melalui

pengamatan langsung pada tempat penelitian baik secara terbuka maupun

tersembunyi.

b. Wawancara

Wawancara terhadap informan sebagai sumber data dan informasi

dilakukan dengan tujuan menggali informasi tentang fokus penelitian.

Wawancara adalah percakapan dua orang atau lebih, yang memiliki tujuan

dan diarahkan salah seorang dengan maksud memperoleh keterangan.

Sebelum mengumpulkan data di lapangan sebaiknya menyusun daftar

pertanyaan sebagai pedoman, namun pertanyaan bukanlah sesuatu yang

bersifat ketat, dapat mengalami perubahan sesuai situasi dan kondisi

dilokasi penelitian.

Page 64: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

49

c. Studi Dokumen

Studi dokumen dalam menganalisis data penelitian ini dilakukan

dengan mengumpulkan data yang berkaitan dengan fokus penelitian seperti

catatan tertulis dan dokumen-dokumen baik bersifat pribadi maupun tertulis

dan melakukan pengkajian berbagai hal yang didapat yang berhubungan dalam penelitian.

Berbagai dokumen yang diperoleh seperti catatan dan data sekolah,

foto dan profil sekolah, kegiatan belajar yang sedang berlangsung dan

dokumen lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

G. Teknik Pengolahan Data Proses analisis data dimulai dari menyusun dan menyajikan kemudian

menelaah seluruh data yang diperoleh dari berbagai sumber, yaitu wawancara

dan pengamatan observasi di lokasi penelitian. Penelitian melakukan

interpretasi hasil observasi dan menyimpulkannya, untuk kemudian dilakukan

analisa terhadap data tersebut.

Proses analisis data pada penelitian ini dilakukan dari sebelum ke lokasi

penelitian. Peneliti melakukan analisis terlebih dahulu terkait penelitian

sebelumnya yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.

Selanjutnya peneliti melakukan analisis saat di lokasi penelitian. Data yang

diperoleh dikumpulkan, kemudian di reduksi kembali. Pada proses reduksi ini,

peneliti memilih dan memilah data yang diperlukan dalam penelitian untuk

selanjutnya melakukan display data dan membuat kesimpulan.

H. Analisis Dan Interpretasi Data

Analisis dan interpretasi data dimaksudkan untuk memaknai data yang

berupa teks atau gambar. Usaha ini melibatkan segmentasi dan memilah-milah

data (misalnya menguliti kulit bawang) serta menyusun kembali (Creswell,

2014:260).

Peneliti menyusun langkah-langkah teknik analisa data dalam penelitian

ini sebagai berikut:

1. Identifikasi Data

Data-data yang berhasil peneliti kumpulkan dari hasil wawancara, dan

dokumentasi kemudian diidentifikasi yang selanjutnya dikelompokkan

sesuai dengan permasalahannya. Dalam hal ini, peneliti melakukan

pengumpulan data baik hasil wawancara dengan dan juga data penunjang

berupa dokumentasi berupa file maupun hardcopy untuk mendukung hasil

penelitian.

Page 65: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

50

2. Analisis Data

Data-data yang telah berhasil peneliti kelompokkan, kemudian di analisa

dengan cara cek silang (cross check), antar data dari hasil wawancara, dan

dokumentasi sehingga menghasilkan vasilitas data yang mendukung dan

saling menguatkan terhadap temuan.

3. Interpretasi Data

Data-data yang berhasil dianalisa kemudian diinterpretasikan dengan

menggunakan teknik deskriptif kualitatif sehingga diperoleh hasil

kesimpulan yang sebenarnya tentang kepemimpinan pedagogik yang sesuai

dengan Education Review Office.

I. Pengecekan Keabsahan Data

1. Validitas Internal

a. Memperpanjang masa observasi

Setelah memperoleh data yang diperlukan selama waktu penelitian,

peneliti akan menambah waktu keterlibatan peneliti dalam proses

kehidupan keseharian sampai dinyatakan bahwa data yang telah

diperoleh dapat dipertanggung jawabkan.

b. Melakukan pengamatan secara terus menerus

Pengamatan terus menerus akan membantu peneliti menemukan

data yang perlu diamati dalam proses memperoleh data. Pengamatan

terus menerus juga mengarahkan peneliti untuk fokus pada pertanyaan

penelitian yang diajukan.

c. Triangulasi data

Untuk membandingkan hasil pengamatan pertama dengan

pengamatan berikutnya terkait data wawancara dengan informant dan

key informant. Apabila terdapat perbedaan dalam data, maka harus

diteliti lebih lanjut apa alasan dari terjadinya perbedaan itu sendiri.

Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1) Triangulasi sumber, membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat

yang berbeda. Hal tersebut dapat dicapai dengan cara:

membandingkan data hasil dokumentasi dengan hasil wawancara,

membandingkan apa yang dikatakan umum dengan ada yang

dikatakan secara pribadi, membandingkan apa yang dikatakan

orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yag dikatakan

sepanjang waktu, membandingkan keadaan dan perspektif orang

dengan berbagai pendapat dan pandangan seperti orang biasa,

orang yang berpendidikan tinggi, menengah dan pemerintahan

serta membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen

yang berkaitan. Dalam hal ini peneliti membandingkan data yang

diperoleh dari hasil wawancara dengan berbagai jenis informan

yang berbeda-beda. Diantaranya melalu data hasil wawancara

Page 66: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

51

dengan Direktur Tarbiyatul Muallimin Al Islamiyah, guru, dan

karyawan di Pondok Pesantren Rafah.

2) Triangulasi metode, pengecekan derajat kepercayaan penemuan

hasil penelitian kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode wawancara dan dokumentasi.

3) Triangulasi teori, berdasarkan anggapan bahwa fakta dapat

diperikasa derajat kepercayaannya. Hal ini dinamakan penjelasan

banding (rival explanation).

c. Menggunakan Bahan Referensi

Dengan adanya referensi, ini dapat digunakan sebagai bahan

pembanding dalam mempertajam analisa data. Hal ini sangat diperlukan

bagi peneliti untuk mendukung penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti

didukung dengan bukti transkip wawancara dan beberapa dokumentasi

di pesantren.

d. Membicarakan dengan orang lain

Hal ini dilakukan agar peneliti memperoleh masukan dan saran

atas kekurangan yang mungkin terjadi saat melakukan penelitian.

e. Menganalisis kasus negatif

Mencari kebenaran data yang diperoleh dari sumber data tetapi

ditolak oleh sumber data lainnya.

f. Menggunakan bahan referensi

Digunakan untuk membandingkan dan mempertajam analisa data.

Hal ini diperlukan bagi peneliti untuk mendukung penelitian.

g. Mengadakan member check

Agar informasi yang telah diperoleh dan yang akan digunakan

dalam penulisan laporan dapat sesuai dengan apa yang dimaksud

informant dan key informant.

2. Validitas Eksternal

Teknik Transferability peneliti lakukan dengan melaporkan hasil

penelitian secara rinci. Laporan penelitian mengungkapkan segala sesuatu

yang diperlukan oleh pembaca agar pembaca dapat dengan mudah

memahami temuan-temuan yang diperoleh. Dalam penelitian ini peneliti

mendeskripsikan dengan rinci sebagaimana dengan data-data yang telah

didapatkan dari berbagai informan. Dengan demikian dapat membuat

pembaca memahami bagaimana kepemimpinan pedagogik di Pondok

Pesantren Rafah.

3. Reliabilitas

Untuk mencapai reabilitas instrumen dalam penelitian ini, dilakukan

dengan teknik ulang (check and recheck). Reliabelitas kualitatif

mengindikasikan bahwa pendekatan yang digunakan peneliti konsisten jika

diterapkan oleh peneliti-peneliti lain dan untuk proyek yang berbeda. Lalu

bagaimana peneliti kualitatif mengetahui bahwa pendekatan mereka

konsisten dan reliabel? Para peneliti kualitatif harus mendokumentasikan

Page 67: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

52

prosedur-prosedur penelitian mereka dan mendokumentasikan sebanyak

mungkin langkah-langkah dalam prosedur tersebut.

4. Objektivitas

Uji confirmability memiliki kesamaan dengan uji Dependability,

sehingga dalam penelitian ini keduanya dilakukan secara bersama – sama. Uji ini dilakukan dengan mengaudit keseluruhan proses penelitian. Cara

yang dapat dilakukan ialah dengan meminta bantuan untuk mengaudit

keseluruhan aktivitas peneliti dalam penelitian kepada dosen pembimbing.

Digunakan untuk meneliti hasil penelitian sedangkan pengeditan

dependibilitas digunakan untuk menilai proses yang dilalui peneliti di

lokasi penelitian.

J. Time Schedule

Untuk memudahkan langkah penelitian maka perlu disusun jadwal kegiatan

agar dalam melakukan penelitian dapat tepat selesai dengan jadwal kegiatan

yang dikehendaki peneliti.

Penelitian ini membutuhkan waktu 6 bulan, dengan kegiatan-kegiatan

antara lain sebagai berikut :

No Kegiatan Waktu Penelitian

Agustus September Oktober November Desember Januari

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

1 Observasi

lapangan

2 Pembuatan

Proposal

3 Seminar

proposal

4 Persiapan

pedoman

peliputan data

5 Perbaikan

pembuatan

rancangan

6 Pengumpulan

Data

7 Pengolahan

Data

8 Perbaikan

outline

9 Pengadaan

laporan

10 Ujian

Page 68: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

53

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PROFIL PONDOK PESANTREN RAFAH

1. Sejarah Pondok Pesantren Rafah

Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan

generasi yang selama ini diidamkan oleh umat dan masyarakat demi

terbentuknya insan kamil. Penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran

merupakan tanggungjawab pemerintah, masyarakat dan kita semua untuk

mencetak kader generasi muda baik sebagai individu yang sholeh maupun

ummatan wasathon yang berakidah benar, Qur‟ani dan berakhlak karimah

sehingga bisa menjadi generasi khoiru ummah. Persiapan tersebut tentu saja

harus dilakukan sejak dini dan bersifat multidimensional yang mencakup

aspek imtaq, iptek, mental dan skill.

Dalam konteks itulah Pondok Pesantren Rafah hadir di tengah-tengah

masyarakat untuk berkhidmat kepada ilmu dan santri walau dengan

kemampuan yang terbatas. Lembaga ini bernaung dibawah Yayasan Ar-

Rahmah, didirikan pada tahun 1997 dan dipimpin oleh KH. Muhammad

Nasir Zein, MA dengan membawa misi melahirkan kader ulama intelek yang

amilin (berkiprah nyata) dengan manhaj ahlussunnah wal jama'ah.

Mulai tahun ajaran 2009 - 2010 Pondok Pesantren Rafah membuka

kurikulum pendidikan Tarbiyatul Mu'allimin Al Islamiyyah (TMI) program

Reguler / MTS dan MA dengan jenjang pendidikan 6 tahun untuk lulusan

MI/SD. Dan mulai tahun ajaran 2011 - 2012 dibuka Program Intensif / MA

dengan jenjang pendidikan 4 tahun untuk lulusan SMP/MTs, didukung

dengan program unggulan hafalan Al Qur'an, kemampuan percakapan harian

dengan Bahasa Arab dan Inggris serta praktik berorganisasi dan

pengembangan kemampuan / skill lainnya.

Pada bulan Syawal 1432 H./Agustus 2011 M. Pondok Pesantren Rafah

mendapatkan mu‟adalah atau persamaan dari Jami‟ah Islamiyyah Al-

Madinah Al-Munawwaroh. Dan pada tahun 2016 TMI Rafah mendapatkan

SK Mu‟adalah Mu‟allimin dari Menteri Agama RI yang diserahkan langsung

pada acara Peringatan 90 Tahun Pondok Modern Gontor Ponorogo pada hari

jum‟at, 01 Dzulhijjah 1437 H./ 02 September 2016 M. Dengan kurikulum

TMI satuan pendidikan Mu‟adalah tersebut diatas diharapkan para santri bisa

menjadi kader umat yang qur‟ani, bertafaqquh fiddin, menjadi ulama dai dan

dai ulama orientasi kemasyarakatan dan bisa melanjutkan jenjang pendidikan

Page 69: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

54

baik dalam negeri maupun luar negeri dengan dasar nilai qur‟ani sehingga

bisa menjadi khoiru ummah yang diharapkan.

Alamat Pondok Pesantren Rafah adalah Jl. Kp. Sukajadi Desa

Mekarsari, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16310

(Brosur Pondok Pesantren Rafah:2017)

2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Rafah

a. Visi

Visi Pondok Pesantren Rafah adalah Terbentuknya Generasi Qur‟ani

b. Misi

1) Membentuk kader ulama yang amilin dengan akidah yang benar

dan berakhlakul karimah.

2) Membentuk intelektual ulama dan ulama yang Intelektual.

3) Membentuk ulama da'i dan da'i ulama

3. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Rafah

Stuktur organisasi Pengurus Pondok Pesantren Rafah Kabupaten Bogor

adalah:

Tabel I

Struktur Organisasi Pondok Pesantren Rafah Kabupaten Bogor

4. Kurikulum Pendidikan Pondok Pesantren Rafah

Kurikulum Pendidikan Pondok Pesantren Rafah adalah Tarbiyatul

Mu‟allimin Al Islamiyah yang berkiblat ke Kurikulum KMI Pondok

Pesantren Gontor dengan program satuan Pendidikan Mu‟adalah

dibawah naungan Kementerian Agama RI dengan jenjang pendidikan 6

tahun untuk lulusan MI/SD dan 4 tahun untuk lulusan MTs/SMP.

Ketua Yayasan Ar Rahmah : KH. Muhammad Nasir Zein, MA

Direktur TMI : Ust. Nanang Alfan Amrullah, S.Ag

Bag. Kurikulum : Ust. Duddy Wahyudi, S.Pt

Bag. Pengasuhan : Ust. Wahyudin, S.Th.l

Bag. Mabikori : Ust. Ahmad Sanusi, S.Pd

Bag. Sarana dan Prasarana : Ust. Abdul Ghoni

Bag. Humas : Ust. Musthofa Sonhaji, S.Ei

Bendahara : Ust. Ahmad Yasin

Bagian Tata Usaha : Ust. Edy Mawardi, A.Md

Page 70: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

55

Muatan TMI mencakup Bahasa Arab, Dirasah Islamiyah, Bahasa Inggris,

Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Ilmu Keguruan dan

dilengkapi dengan program Tahfidzul Qur‟an sebagai program unggulan.

Juga beberapa program santri kelas enam diantaranya: Fathul Kutub,

Rihlah Ilmiyyah Iqtishodiyyah, amaliyah tadris/praktek latihan mengajar, bahtsul masa'i, kegiatan pembekalan kelas enam seperti praktek

mengurus jenazah, mawarist, serta keterlibatan santri dalam kepanitiaan

ujian.

Satuan Pendidikan Mu‟adalah adalah program pendidikan resmi

yang beradah dibawah Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pesantren

Kementerian Agama RI setelah terbitnya Peraturan Menteri Agama

(PMA) No. 18 Tahun 2014 disamakan dengan Pendidikan Madrasah

Tsanawiyah dan Aliyah yang berada dibawah Direktorat Madrasah dan

Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama. Jadi lulusan satuan

pendidikan mu‟adalah akan mendapatkan ijazah yang bisa digunakan

untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi baik negeri maupun

swasta. Dalam program satuan pendidikan mu‟adalah ini pesantren

diberikan wewenang dan keleluasaan dalam mengatur kurikulum dan

sistem pendidikan, dan tidak diikutkan Ujian Nasional (UN), pesantren

dapat secara mandiri merancang pengembangan kompetensi santrinya

dengan tetap mendapat ijazah yang diakui oleh negara.

5. Keunggulan Pondok Pesantren Rafah Dengan Sistem Asrama

a. Dengan sistem asrama santri dididik dan dibimbing 24 jam dengan

disiplin dan kemandirian, menjadi generasi mudah yang berdisiplin

tinggi, tanggung jawab dan militan.

b. Penguasaan terhadap ilmu Syar‟iyyah (agama) secara Syamil untuk

tafaquh fiddin tanpa meninggalkan ilmu kauniyah (umum)

c. Santri dipersiapkan untuk menjadi kader pemimpin umat, ulama

du'at dan durat ulama dengan fondasi akidah yang shohih serta

manhaj ahlussunnah wal jama'ah - Santri menguasai bahasa Arab

dan Ingris secara aktif sebagai alat untuk mempelajari ilmu agama

dan ilmu pengetahuan umum. Bahasa Arab dan Inggris menjadi

bahasa pengantar dalam pengajaran di kelas dan menjadi bahasa

wajib dalam komunikasi santri sehari-hari.

d. Dengan program Tahfidzul Qur'an akan lahir kader kader generasi

muda dan pemimpin umat yang qur‟ani.

e. Penguasaan terhadap ilmu syariyyah (agama) secara syamilah untuk

tafaquh fiddin tanpa meninggalkan ilmu kauniyah (umum).

f. Santri dipersiapkan untuk menjadi kader pemimpin ummat, ulama

da‟i dan da‟i ulama dengan pondasi aqidah yang shahih

serta manhaj ahlussunnah wal jama'ah

Page 71: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

56

6. Tahfidzul Qur'an Sebagai Program Unggulan

Salah satu program unggulan Pondok Pesantren Rafah adalah

program Tahfidzul Qur'an untuk seluruh santri yang di bimbing oleh para

huffadz. Program ini dilaksanakan perkelas yang masing-masing kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dan dibimbing oleh seorang ustaz

dengan sistem talaqqi. Setiap pertemuan santri menyetorkan hafalan

kepada pengajar di kelompok tersebut. Setiap tahunnya santri ditargetkan

mampu menghafal 2 juz, sehingga santri yang menamatkan jenjang

pendidikannya mampu menghafal minimal 10 juz. Program ini

dilaksanakan setiap pagi hari setelah shalat subuh sampai pukul 06.30

dan sore hari pukul 15.45 - 16.30. Sedangkan waktu antara adzan dan

iqamah setiap shalat lima waktu di gunakan untuk muroja'ah bersama.

a. Target yang dicapai

Target yang dicapai dalam program tahfidz ini, minimal 2 juz dalam

setiap tahunnya untuk setiap santri. Kelas 1 yang dihafal adalah juz

30 dan juz 1, kelas 3 adalah juz 2 dan juz 3, kelas 4 adalah juz 4 dan

juz 5, kelas 5 adalah juz 6, dan kelas 7 adalah juz 7. Degan demikian

ditargetkan dalam 6 tahun santri mampu menghafal Al-Qur‟an

minimal 10 juz.

b. Program Muraja'ah

Program muraja‟ah ini dilaksanakan dengan tujuan supaya santri

senantiasa menjaga hafalannya. Program ini dilaksanakan diantara

adzan dan iqamah, materi muraja‟ah sesuai hafalan santri, yaitu

mulai juz 1 sampai juz 7 dan juz 28 sampai juz 30. Sehingga materi

seluruhnya berjumlah 10 juz dalam 2 pekan.

7. Kegiatan Ekstrakulikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah seluruh kegiatan di luar jam

kegiatan belajar mengajar. Kegiatan ini di bawah tanggungjawab

pengasuhan santri penanggung jawab ekstrakurikuler. Kegiatan ini

terbagi menjadi empat:

a. Kegiatan harian : Olahraga : Sepak bola, volley, futsal, basket,

takraw, badminton, tenis meja dll

b. Kesenian : Nasyid, marawis, rebana ,hadroh, kartun, lukis, kaligrafi,

pantomim, dance, teater

c. Journalis : Majalah dinding dan Buletin Triwulan SADAR

Page 72: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

57

d. Kegiatan pekanan : Lari pagi setiap hari Ahad dan Rabu, kegiatan

pramuka pada hari Sabtu Siang, muhadatsah setiap Ahad pagi, dan

latuhan pidato 3 bahasa malam Ahad, malam Rabu, dan Sabtu siang.

Kegiatan tahunan . Studi Tour/kunjungan ke Book Fair dan Rihlah

Iqtihshodiyyah

8. Letak Geografis

Pondok Pesantren RAFAH - Pondok Pesantren Rafah terletak di

bagian barat kota Bogor, berdiri di atas tanah wakaf seluas 5 hektar

dengan lahan pengembangan 10 hektar di Kampung Sukajadi Desa

Mekarsari Kecamatan Rancabungur Bogor Jawa Barat.

B. IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DI PONDOK

PESANTREN RAFAH

Berdasarkan data hasil penelitian yang telah diperoleh oleh penulis maka

hasil penelitian ini meliputi implementasi kepemimpinan pedagogik Direktur

Tarbiyatul Mu‟allimin Al Islamiyah Pondok Pesantren Rafah Kabupaten

Bogor. Pada penelitian mengenai implementasi kepemimpinan pedagogik ini,

peneliti akan membagi ke dalam empat pokok pembahasan yaitu: (1) Memiliki

staf dengan kredibilitas dan profesional. (2) Menggunakan proses pembelajaran

dan pengembangan profesional yang efektif. (3) Membangun nilai, kreatif,

strategis dan fokus pada perbaikan dan peningkatan pondok pesantren. (4) Ikut

terlibat dalam membuat program secara efektif. Untuk mendukung penelitian

ini, maka peneliti menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan data yaitu

observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Adapun hasil penelitian yang

telah dilakukan sebagai berikut: Kepemimpinan Pedagogik Direktur

Tarbiyatul Mu’allimin Al Islamiyah Pondok Pesantren.

Kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah

organisasi, tercapai atau tidaknya tujuan yang telah ditentukan sangat

dipengaruhi oleh kepemimpinannya. Kepemimpinan pedagogik merupakan

kepemipinan yang efektif implementasinya dalam memimpin sebuah sekolah.

Dengan kepemimpinan pedagogik ini kepala sekolah berupaya untuk lebih

memajukan sekolah lebih baik dari berbagai aspeknya. implementasi

kepemimpinan pedagogik direktur tarbiyatul Mu‟allimin al islamiyah di

Pondok Pesantren Rafah ini dilaksanakan melalui beberapa dimensi

kepemimpinan pedagogik. Hal tersebut dipaparkan sebagai berikut:

Page 73: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

58

1. MEMILIKI STAF DENGAN KREDIBILITAS DAN PROFESIONAL

a. Guru profesional Pondok Pesantren Rafah

Dari hasil observasi yang peneliti laksanakan menggambarkan bahwa

Ustaz Nanang Alfan Amrullah merupakan direktur TMI yang memiliki

anggota yang profesional yang mampu dipercaya dan diajak bekerja sama

dalam organisasi pesantren, dengan tenaga pendidik ini di bagi menjadi tiga

kelompok guru yaitu guru kelas, guru tahfidz dan guru pengabdian.

Hal ini sesuai dengan hasil interview dengan beliau secara langsung,

beliau mengatakan bahwa:

“Guru kita bagi tiga yaitu guru mengajar di kelas, guru tahfidz dan

guru pengabdian. Guru pengabdian adalah guru lulusan alumni Rafah

yang diperbantukan untuk belajar cara mengajar. Kalau untuk

pemahaman pendidikan dan pengajaran guru pengabdian mereka telah

belajar di kelas 6 ada pelajaran tarbiyah amaliah, kalau diluar micro

teaching. Jadi mereka sudah diajarkan bagaimana mengajar. Dari cara-

cara menyampaikannya cara pertama kali dari awal sampai akhir. Kalau

pertama untuk melihat kemampuan mengajar siswa di lakukan di

Gedung Serbaguna, disana ada kiai, ada guru kemudian di ambil satu

kelas lalu 1 orang di lihat bagaimana mereka mengajar di kelas. Jadi

walupun mereka guru pengabdian dan lulusan SMA tapi keahlian

mengajar itu kita sudah tanamkan di kelas 6. Nah untuk kriteria

pengabdian banyak, dari akademiknya bagus, akhlaknya baik dan

loyalitas. Ya termasuk prestasi dan nilai ketika jadi santri, ada mungkin

yang akademiknya bagus, tapi mu‟amalah dengan guru kurang baik,

atau pernah terjadi pelanggaran yang mungkin bagi Pondok Pesantren

Rafah agak berat, atau ada juga yang orang tuanya tidak mau. Ya sudah

kita tidak ambil dari pada mereka mengabdi tapi setengah-setengah.

Jadi orang-orang yang kita pilih jadi guru pengabdian benar-benar

ikhlas dan tidak dipaksa. Itupun ada beberapa orang tua yang datang

meminta ke pihak pesantren dan menawarkan agar anak mereka

menjadi guru pengabdian setahun. “ustaz sudahlah anak saya di sini

mengabdi satu tahun lagi”, jadi orang tuanya datang menawarkan, itu

pun kita lihat dulu anaknya. Kalau anaknya belum bisa kita percaya

kita menolak, kalau memang mereka mempunyai kompetensi ya kita

ambil. Itu pun tugas-tugas mereka adalah tugas-tugas umum. Sesuai

dengan bidangnya masing-masing. Ya mengurusi organisasi,

membantu bidang-bidang yang lain, di sini TMI jadi ada bagian yang

kita ambil. Kita pilih oh ini si A cocoknya dimana dan bagian

Page 74: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

59

pengasuhan kita ambil dari guru pengabdian. Selain mereka belajar

mengelola organisasi mereka juga akan punya pengalaman dan ketika

mereka nanti kuliah mereka sudah punya sedikit bekal di luar. Untuk

menjadi pengelola kegiatan. Kalau guru tahfidz mereka konsentrasi

pada hafalan saja, mereka tidak masuk di kelas, mereka fokus pada masalah hafalan dan masalah ubudiah santri. Seperti tilawah, imam

masjid, itu bagian guru tahfidz jadi dari pagi sampai sore mereka

kosong, mereka hanya di asrama saja sampai ashar. Mereka juga dapat

bagian kegiatan seperti tilawah membaca Al-Quran sebelum iqamah itu

termasuk membimbing santri dalam hafalan” (Nanang Alfan Amrullah:

16 Januari 2018).

Dengan pembagian tiga bidang guru tersebut dapat dilihat bahwa para

guru di Pondok Pesantren Rafah adalah orang-orang yang ahli di

bidangnya, guru kelas selain mengajar di kelas beberapa guru juga diberi

amanah tambahan seperti bagian pengasuhan, bagian kurikulum kauni,

bagian pengembangan bahasa, bagian ekstrakurikuler, dan bagian pramuka.

Begitu juga dengan guru tahfidz selain mengajar menghafal Al-qur‟an

mereka juga dapat tugas tambahan seperti bagian koperasi, bagian kantin

dan bagian wartel. Hal ini sesuai hasil wawancara tentang pembagian tugas

para guru pondok pesantren Nur Solihin (28 Januari 2018) mengatakan:

“Diluar jam mengajar santri menghafal Al-Qur‟an guru-guru tahfidz

biasanya di asrama saja muraja‟ah untuk menjaga hafalan, kalau santri

istirahat kita bagi tugas, ada yang di k operasi, ada yang di kantin, jadi

kalau habis itu istirahat, shalat berjamaah, muraja‟ah lagi, intinya menjaga

hafalan, karena kita tidak terlibat dalam proses belajar di dalam kelas,

kecuali yang di tunjuk menjadi Guru Tajwid”.

Begitu juga dengan guru pengabdian, para guru pengabdian selain

mengajar sesuai jadwal yang diberikan juga membantu mengawal santri di

bagian pengasuhan dan staf kurikulum. Hal ini sesuai hasil interview

peneliti dengan Ustad Aldi Rozaqi (14 Desember 2017):

“Dalam pembagian tugas misalnya yang tidak ada jadwal mengajar maka

guru pengabdian mengontrol kelas dengan cara keliling mengecek ruangan

jangan sampai ada kelas yang tidak ada yang mengajar, kalau ada kelas

yang kosong menginfokan apakah ustaznya hadir atau tidak kalau malam

ada waktu-waktu tertentu tugas untuk mendampingi santri saat belajar

malam di kelas. Guru pengabdian juga dibagi ke beberapa tugas. Ada yang

bagian pengasuhan, kalau di sini sebagai staf kurikulum TMI membantu

ustaz Nanang”.

Berikut adalah nama-nama guru yang ada di Pondok Pesantren Rafah

yang didapatkan dari dokumen pondok pesantren:

Page 75: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

60

1) Guru Kegiatan Belajar Mengajar (Guru Kelas)

Guru Kegiatan belajar mengajar adalah guru yang menangani proses

belajar seperti guru pada umumnya. Mereka mengajar sesuai bidang masing-masing.

Tabel II

Daftar nama guru-guru kelas Pondok Pesantren Rafah

No Nama Guru Lulusan Amanah

1 Dudi Wahyudi, S.Pt Universitas

Pakuan

KBM/Bag.

Kurikulum

kauni

2 Ahmad Syaifuddin, LC Al Azhar Cairo Bag.

Pengembangan

Bahasa

3 Muhammad Alif KMI Gontor Bag. Kurikulum

Syar‟i

4 Wahyuddin, S.Th.I ISID Gontor Bag.

Pengasuhan

Santri

5 Muhammad Anhar,

S.Pi

IPB Bogor Bag. Ekskul

6 Putra Agung, S.Ip UGM

Yogyakarta

Bag. Ekskul

7 Ahmad Sanusi, S.Pd UIK Bogor Bag. Pramuka

8 Asep Misbahuddin,

S.Pd

UPI Bandung Bag. Pramuka

9 Edwin, S.Si IPB Bogor Guru KBM

10 Ihsan Dwi Ramadhan,

S.Si

IPB Bogor Guru KBM

11 Abd. Kohar, S.Pd UIK Bogor Guru KBM

12 Kanta Sasmita, S.Kom IPB Bogor Guru KBM

13 Wimas Hijriyansyah,

S.Hi

UIN Sunan

Ampel Surabaya

Guru KBM

14 Hadi Santoso, L.c LIPIA Jakarta Guru KBM

15 Agus Santoso, S.Si IPB Bogor Guru KBM

16 Musthofa Sonhaji, S.Ei UT Jakarta Guru KBM

Page 76: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

61

2) Guru Tahfidz

Guru tahfidz adalah guru yang fokus pada peningkatan hafalan Al-

Qur‟an para santri di Pondok Pesantren, Guru Tahfidz tidak masuk ke kelas

seperti guru mata pelajaran lainnya. Guru tahfidz hanya bertugas mengajar

tahfidz di waktu-waktu tertentu, yaitu setelah shalat 5 waktu, malam hari dan sebelum shalat subuh. Guru Tahfidz di Pondok Pesantren Rafah adalah

sebagai berikut:

Tabel III

Daftar nama guru-guru Tahfidz Pondok Pesantren Rafah

No Nama Guru Lulusan Amanah

1 Abdul Syukur Al

Hafidz

PP Nurul Qur‟an

Demak

Bag. Kegiatan

Tahfidz

2 Ahmad Yasin Al

Hafidz

PP Manbau‟ul

Qur‟an Demak

Guru Tahfidz Al-

Qur‟an

3 Ulil Qurba Al Hafidz PP Mambau‟ul

Qur‟an Demak

Guru Tahfidz Al-

Qur‟an

4 Fathurrahman Al

Hafidz

PP Bustanul

Usysyaqil Qur‟an

Demak

Guru Tahfidz Al-

Qur‟an

5 Fithrotuddin Al

Hafidz

PP Bustanul

Usysyaqil Qur‟an

Demak

Guru Tahfidz Al-

Qur‟an

6 Ahnmad Riziq Al

Hafidz

Al Kautsar Kajen

Pati

Guru Tahfidz Al-

Qur‟an

7 Hikam Shofa Al

Hafidz

PP Mambau‟ul

Qur‟an Demak

Guru Tahfidz Al-

Qur‟an

8 „Awin Al Hafidz PP Mambau‟ul

Qur‟an Demak

Guru Tahfidz Al-

Qur‟an

9 Hilmi Muzakky Al

Hafidz

PP Yanbu‟ul

Qur‟an Kudus

Guru Tahfidz Al-

Qur‟an

10 Nur Sholihin Al

Hafidz

PP Mambau‟ul

Qur‟an Demak

Guru Tahfidz Al-

Qur‟an

11 Saiful Huda Al

Hafidz

PP Darul Islah

Wonosobo

Guru Tahfidz Al-

Qur‟an

12 Rofiq Al Hafidz PP Mardiyyah

Kudus

Guru Tahfidz Al-

Qur‟an

13 Manshur Al Hafidz PP Al Ma‟unah

Kudus

Guru Tahfidz Al-

Qur‟an

14 Fuad Al Hafidz PP Al Anshor

Kudus

Guru Tahfidz Al-

Qur‟an

Page 77: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

62

3) Guru Pengabdian

Guru pengabdian ini adalah guru yang berasal dari lulusan Pesantren

Rafah yang baru lulus. Santri yang di angkat sebagai guru pengabdian

melewati beberapa proses seleksi.

Tabel IV

Daftar nama guru-guru Tahfidz Pondok Pesantren Rafah

No Nama Guru Lulusan Amanah

1 Zaenuddin SMA IT

Rafah/UIK

Bogor

Guru Pengabdian

2 Abdul Ghoni SMA IT

Rafah/UIK

Bogor

Guru Pengabdian

3 Sulaiman Gozali TMI Rafah Guru Pengabdian

4 Irfan Fauzi TMI Rafah Guru Pengabdian

5 Rijaluddin TMI Rafah Guru Pengabdian

6 Sati TMI Rafah Guru Pengabdian

7 Fakhrorruzi TMI Rafah Guru Pengabdian

8 Adil Ihsani TMI Rafah Guru Pengabdian

9 Abdul Fatah TMI Rafah Guru Pengabdian

10 Haidir Ahmad TMI Rafah Guru Pengabdian

11 Fahreza Harvian TMI Rafah Guru Pengabdian

12 Rosyid Ridho TMI Rafah Guru Pengabdian

13 Rakha Putra TMI Rafah Guru Pengabdian

14 Fakhri Helmi Abdat TMI Rafah Guru Pengabdian

15 Deden Mulyana TMI Rafah Guru Pengabdian

16 Aldy Rozaqy TMI Rafah Guru Pengabdian

17 Alfiansyah Fauzi TMI Rafah Guru Pengabdian

18 Guruh Putra Jaya TMI Rafah Guru Pengabdian

19 Fikra Nur Firman TMI Rafah Guru Pengabdian

20 Krisna Ardiansyah TMI Rafah Guru Pengabdian

21 Faisal Abdu Rozaq TMI Rafah Guru Pengabdian

22 Taufiqurrahman TMI Rafah Guru Pengabdian

23 Abdurrahman TMI Rafah Guru Pengabdian

24 Muhammad Raihan

Alfiansah

TMI Rafah Guru Pengabdian

25 Satria Ramadhani TMI Rafah Guru Pengabdian

26 Sandi Sholeh TMI Rafah Guru Pengabdian

27 Abdul Aziz TMI Rafah Guru Pengabdian

Page 78: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

63

Selain guru pengabdian dari alumni Pondok Pesantren Rafah itu

sendiri pada tahun-tahun sebelumnya ada juga guru pengabdian yang di

tugaskan dari Pondok Pesantren Modern Gontor, hal ini disampaikan

oleh beberapa guru yang diperkuat oleh Direktur TMI Pondok Pesantren

Rafah dalam kesempatan interview dengan Ustad Nanang Alfan Amrullah (16 Januari 2018):

“Untuk guru pengabdian dari Gontor sesuai kebutuhan. Kalau butuh kita

minta dari Gontor. Kadang juga kita minta tiga cuman di kasi 1 karena

banyak juga pesantren yang membutuhkan guru pengabdian dari Gontor.

Nah kalau sudah sampai di sini mereka berbaur dengan guru pengabdian

yang ada di Rafah. Kalau itu tidak diseleksi, karena sistemnya kita minta

dari Gontor. Hanya saja waktunya cuman 1 tahun. Terlepas dari satu tahu

itu kalau dia masih mau mengabdi di Rafah kita persilahkan, kalau

misalnya mau kuliah sambil mengabdi, kita juga persilahkan. Permintaan

kita ke Gontor itu menggunakan surat resmi, dari gontor nanti ada surat

tugas. Nanti kalau mau keluar di buatkan surat keterangan melakukan

pengabdian di Rafah dan itu menjadi syarat mengambil ijazah di gontor.

Karena syarat mengambil ijazah di gontor adalah melakukan pengabdian

selama 1 tahun. Kalau di Rafah tidak. Itu yang mendapatkan pengabdian

ya mereka mengabdi satu tahun dan yang tidak dapat mereka sudah

boleh keluar. Bagi yang mau kuliah bisa kuliah atau mau bekerja

silahkan. Hanya yang di pilih saja yang melakukan pengabdian”.

Dengan pembagian tugas guru ini maka pengawalan siswa di

pesantren akan terjadi selama 24 jam. Selain pengawalan santri, ada hal

yang lebih penting yang harus di perhatikan dalam pengelolaan sumber

daya pendidikan dalam sebuah organisasi pendidikan, yaitu: latar

belakang dan pengalaman yang relevan, kemampuan untuk membangun

hubungan kerja yang efektif. pengetahuan teori dan praktik pendidikan

yang luas, pengetahuan tentang bagaimana meningkatkan hasil

pendidikan

Setelah melakukan observasi dan menganalisa dokumen-dokumen

pondok pesantren Rafah, maka dapat dilihat bahwa semua guru yang

secara keseluruhan berjumlah 57 orang memiliki latar belakang

pendidikan yang sesuai dengan bidang dan tugasnya di pesantren. Guru

guru kelas ketika masuk mengajar maka wajib menggunakan Bahasa

Arab atau Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar pendidikan, kecuali

beberapa pelajaran seperti pelajaran umum, yaitu bahasa indonesia,

matematika, IPS dan IPA. Selebihnya menggunakan pengantar Bahasa

Arab. Begitu juga dengan guru tahfidz, ketika mengajarkan santri

mereka juga menggunakan Bahasa Arab.

Page 79: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

64

Begitu juga dengan guru-guru pengabdian, dalam berkomunikasi

dengan para santri dan ustaz tetap menggunakan Bahasa Arab,

Penggunaan Bahasa Arab ini bukan hanya dilakukan di kelas tapi ketika

di kantor guru guru pun berkomunikasi menggunakan Bahasa Arab,

kecuali ada acara resmi misalnya rapat atau ada tamu. Hasil observasi peneliti ini di kuatkan oleh pernyataan langsung dari direktur TMI (16

Januari 2018):

“Pelajarannya itu tidak di terjemahkan. Bahasa arab di MTS di luar

walaupun 6 tahun belajar bahasa arab saya kira untuk berbicara bahasa

arab saya kira tidak bisa. Kenapa, karena pelajarannya diterjemahkan.

Kalau kita tidak, kita langsung jadi kalau belajar Nahwu ya langsung,

balajar Fiqh Bahasa Arab, belajar Hadits Bahasa Arab kalau di

terjemahkan tidak bisa, membahas rukun Islam pakai Bahasa Arab,

bukan lagi di terjemahkan, rukun Islam adalah... itu tidak bisa. Jadi kita

mengajarkannya langsung. Nanti kalau kita terangkan menerangkannya

juga menggunakan Bahasa Arab. Nah nanti dengan sendirinya anak-

anak memahami pelajaran. Begitu juga dengan Bahasa Inggris juga

begitu, ditekankan menggunakan Bahasa Inggris dalam pembelajaran”.

Hal ini sesuai yang disampaikan oleh Yamin (2006:65) bahwa

profesi guru berbeda dengan profesi lain, guru harus memiliki

kemampuan mengajar, memiliki wawasan luas, memiliki pengalaman

mengajar, dan juga keterampilan/skill.

Dengan berbagai keterampilan yang dimiliki oleh guru pondok

pesantren rafah hal ini memudahkan mereka untuk membangun

lingkungan kerja yang rapi, dan dalam mengkomunikasikan sesuatu

langsung pada orang yang tepat sesuai pembagian tugas yang telah

ditetapkan oleh organisasi pesantren. Hal ini sesuai yang di sampaikan

oleh Ustad Edy Mawardi (6 Desember 2017):

“guru pengabdian biasanya kita ada pembagian struktur. Dan guru yang

tinggal di perumahan guru. Dan bidang ini tiap tahun ada perubahan

karena tiap bagian punya anggota. Dan anggota nya itu dari guru

pengabdian. Karena guru pengabdian juga dilihat dari kinerjanya

waktu di ospera, misalnya bagian admisnistrasi maka yang paham

dengan administrasi yang di masukkan ke bagian tersebut. Jadi

kebanyakan mirip dengan yang tugas mereka waktu di ospera dan

pengabdian”.

Dengan banyaknya guru yang profesional di pondok pesantren

maka akan semakin memudahkan dalam proses pembelajaran begitu

juga dengan segala kegiatan yang dilakukan di pesantren karena para

Page 80: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

65

guru paham akan semua jalur koordinasi, jalur komando dan

komunikasi di dalam pesantren.

2. MENGGUNAKAN PROSES PEMBELAJARAN DAN

PENGEMBANGAN PROFESIONAL YANG EFEKTIF

a. Kurikulum Pesantren Tarbiyatul Mu’allimin Al Islamiyah

Hasil pengamatan penulis, kurikulum yang berlaku di Pondok

Pesantren Rafah adalah perpaduan antara kurikulum pendidikan pesantren

dengan kurikulum pemerintah (Kementerian Agama), sehingga lulusannya

dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, baik di dalam

maupun di luar negeri. Tarbiyatul al-Mu‟allimin al-Islamiyah (TMI) dapat

diketahui bahwa TMI Pondok Pesantren Rafah adalah jenjang pendidikan

selama 6 (enam) tahun yaitu, I, II dan III yang setara dengan kelas I, II, III

SMP dan kelas IV, V dan VI yang setara dengan kelas I, II dan III SMA

dengan menggunakan kurikulum yang berkolaborasi, sesuai dengan nama

Tarbiyatul al-Mu‟allimin al-Islamiyah (TMI) yaitu mendidik santrinya

untuk mampu mendidik, memimpin dan mampu berdakwah dengan

harapan ketika kembali ke daerah masing-masing dengan konsep Islam,

agar agama Islam tetap tegak (Brosur Pesantren Rafah:2017).

Pondok Pesantren Rafah menyelenggarakan program pendidikan

Tarbiyatu Al-Mu‟allimin Al-Islamiyah yaitu, setingkat dengan MTs/SLTP

dan MA/SLTA. Kurikulum Tarbiyatul al-Mu‟allimin wa al-Mu‟allimin al-

Islamiyah (TMI) bersifat integratif, komprehensif, dan mandiri,

memadukan pelajaran umum dan keagamaan dalam satu kesatuan sistem

pendidikan pesantren yang mampu memadukan tri pusat pendidikan,

pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pola seperti ini

memungkinkan untuk terjadinya integrasi antara iman, ilmu, dan amal,

antara teori dan praktik dalam satu kesatuan. Hal ini didukung oleh santri

yang berada di dalam pesantren selama 24 jam. Proses pelaksanaan

kurikulum TMI adalah sebagai berikut:

1) Perencanaan Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai

tujuan pendidikan. Secara yuridis, kurikulum TMI Pondok Pesantren

Rafah didasarkan kepada aturan perundang-undangan yang berlaku.

Diantara aturan dan peraturan yang menjadi dasar penyusunan dan

pengembangan kurikulum adalah undang-undang nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah RI nomor

Page 81: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

66

55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan keagamaan,

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 13 tahun 2014

tentang Pendidikan Keagamaan Islam, Peraturan Menteri Agama

nomor 18 tahun 2014 tentang Satuan Pendidikan Mu‟adalah dapat

Pondok Pesantren dan Statuta TMI Pondok Pesantren Rafah Bogor, menerangkan bahwa TMI Pondok Pesantren Rafah Bogor

menyelenggarakan kurikulum Dirasah Islamiyah dengan pola

Mu‟allimin dan mempunyai kedudukan sama sesuai dengan prinsip-

prinsip keadilan dalam pendidikan.

Secara filosofis apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan dialami

oleh siswa (santri) sehari-hari dalam kehidupan di pesantren adalah

unsur yang mendidik. Selanjutnya nilai-nilai dan falsafah pendidikan

tersebut diwujudkan dalam rumusan-rumusan visi TMI Pondok

Pesantren Pondok Pesantren Rafah sebagai lembaga pendidikan

pencetak kader-kader pemimpin umat, menjadi tempat ibadah thalabul

ilmi, dan menjadi pusat pengetahuan Islam, Bahasa Alquran, dan ilmu

pengetahuan umum, dengan tetap berjiwa pesantren. Prinsip-prinsip

dasar seperti itulah yang menjadi acuan dalam penyusunan dan

pengembangan kurikulum TMI Pondok Pesantren Pondok Pesantren

Rafah.

Pada aspek teoritis, kurikulum TMI Pondok Pesantren Pondok

Pesantren Rafah dikembangkan atas dasar teori pendidikan berdasarkan

tradisi budaya pesantren secara berkesinambungan. Karakteristik

kurikulum TMI dikembangkan pada kompetensi ini yang merupakan

gambaran secara kategorial mengenai kompetensi yang harus dipelajari

peserta didik untuk suatu jenjang. Kurikulum ini membidik kompetensi

siswa (santri) pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam

proses pembelajaran yang didasarkan pada upaya mengenai kompetensi

dapa tingkat yang menekankan karakter siswa.

Dari hasil pengamatan penulis, kurikulum pendidikan TMI di

Pondok Pesantren Rafah berjalan secara tertulis. Dimana kurikulum

dirumuskan oleh tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah

kebijakan pendidikan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan hingga

sampai dengan evaluasi pendidikan.

2) Pelaksanaan Kurikulum

Berdasarkan hasil pengamatan penulis, pelaksanaan kurikulum

terbagi menjadi dua tingkatan yaitu, pelaksanaan kurikulum tingkat

sekolah dan tingkat kelas. Dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat

sekolah direktur bertanggung jawab atas pelaksanaannya, sedangkan di

Page 82: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

67

tingkat kelas guru yang bertanggung jawab. Pendidikan Tarbiyatul

Mu‟allimin Al-Islamiyah (TMI) dilaksanakan 24 (dua puluh empat)

jam, dimana proses belajar mengajar yang mengedepankan aspek

akademis dilaksanakan mulai pukul 07.30 sampai pukul 15.00, selain

waktu tersebut siswa mengalami proses pendidikan dengan sekian banyaknya kegiatan yang mendukung seperti kegiatan ekstra kurikuler.

Strategi pembelajaran, menurut Direktur TMI dan para ustaz lebih

ditekankan pada kebutuhan santri memahami ilmu-ilmu keagamaan,

bagaimana santri dapat memahami materi pembelajaran yang

diperolehnya dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.

Keterampilan lainnya diperoleh dengan pengalaman bagaimana dapat

mengerjakan sesuatu, dan pembelajaran secara khusus.

3) Proses Pembelajaran

Secara umum metode pendidikan Tarbiyatul Mu‟allimin Al-

Islamiyah (TMI) dilaksanakan dengan keteladanan, pengarahan,

penugasan, pembiasaan, dan penciptaan lingkungan.

a) Keteladanan

Keteladanan di contohkan oleh kiai, guru, dan siswa (santri).

Metode ini sangat efektif dalam mendidik karakter, karena sebaik-

baik pendidikan adalah dengan perbuatan, bukan sekadar

dipidatokan.

b) Pengarahan

Setiap pekerjaan selalu diawali dengan pengarahan. Hal itulah yang

diterapkan dalam proses pendidikan, sehingga memungkinkan siswa

(santri) untuk memahami nilai-nilai filosofis dari setiap apa yang

dikerjakan, dan bukan hanya sekadar mengerjakan tugas dan

kewajibannya.

c) Penugasan

Diantara metode yang benar dalam mendidik adalah dengan

penugasan. Siswa (santri) dapat menghayati nilai-nilai pendidikan

setelah mengerjakan tugas yang diberikan, siswa diberi tanggung

jawab untuk mengerjakan tugas dalam jumlah yang cukup banyak,

hal tersebut melatih siswa mampu memecahkan problem yang

dihadapinya.

d) Pembiasaan

Metode pembiasaan yang diterapkan cukup efektif di dalam melatih

siswa (santri) untuk melakukan hal-hal yang positif, karena siswa

dibiasakan berdisiplin bahkan dengan sedikit paksaan.

Page 83: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

68

e) Pencipta Lingkungan

Lingkungan yang kondusif mutlak ada dalam sistem pendidikan

asrama, karena kondisi tersebut mendukung terciptanya miliu

belajar yang sehat, segala apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan

oleh siswa adalah merupakan unsur-unsur yang mendidik.

b. Pengembangan guru Pondok Pesantren Rafah

Dalam melakukan pengembangan pesantren, perbaikan pada

kurikulum bukanlah satu-satunya yang mendukung peningkatan kualitas

santri, namun guru harus di upgrade juga kemampuannya, dalam Pondok

Pesantren Rafah kemampuan guru juga merupakan hal yang di perhatikan.

Mengenai kompetensi guru pondok pesantren berikut adalah hasil

wawancara Ustad Muhammad Anhar (16 Januari 2018):

“Dalam melakukan peningkatan kompetensi guru, Kita kebanyakan di

internal. Dan di fokuskan ke guru-guru pengabdian. Biasanya mereka

membedah buku pengajarannya, membuat RPP (I‟dad Tadris) meskipun

i‟dad tadris ini tidak sedetail RPP. Kita ingin fokusnya mengajar saja. Kalau

misalnya ada pelatihan diluar kita utusan saja. Jadi awalnya kita ini

dibawah dinas pendidikan terus pindah ke depag karena perpindahan dari

SMP it ke MTS, terus kita pindah ke kurikulum Gontor. Karena memang

ingin bebas dari administrasi segala macam. Walaupun kadang ada yang

memang perlu. Namun kadang adminidstrasi itu yang menjadi beban juga

ke guru guru. Sehingga inginnya kita fokus mengajar, menyiapkan bahan

ajar, fokus mendidik. Dan ternyata tahun 2016 itu kurikulum gontor diakui

pemerintah”.

Dari hasil observasi peneliti, ada beberapa hal yang dilakukan untuk

meningkatkan kompetensi guru di pondok pesantren, yaitu bagi guru senior,

studi tour, melihat perkembangan dan inovasi dari pesantren modern

lainnya, kemudian jika inovasi itu baik tapi tidak cocok di terapkan di

pondok maka di buang. Namun jika cocok untuk di terapkan di pesantren

akan didiskusikan dengan guru untuk dilaksanakan dan jika disepakati maka

kemudian di ajukan ke kiai untuk di sepakati.

Untuk guru tahfidz waktu yang luang untuk muraja‟ah dan menjaga

hafalan, guru tahfidz tidak dilibatkan mengajar di kelas seperti halnya

dengan guru kelas atau guru pengabdian, guru tahfidz mendapatkan jam

mengajar yang lebih sedikit, yaitu hanya pad waktu subuh sesudah shalat

berjamaah dan waktu ashar. Sehingga guru tahfidz diberikan waktu yang

luang untuk menjaga hafalan mereka.

Dalam meningkatkan kompetensi guru pengabdian ada bedah buku

pelajaran dari guru kelas dan pemeriksaan RPP (I‟dad Tadris). Bedah buku

pelajaran ini biasanya dilakukan agar guru pengabdian sebelum mengajar di

Page 84: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

69

kelas paham akan tujuan-tujuan yang harus di capai dalam pembelajaran

dan juga memahami metode apa yang mereka harus gunakan dalam

mengajarkan mata pelajaran tersebut. Hal ini di sampaikan oleh Ustad Aldi

Rozaqy (30 November 2017):

“Setiap mata pelajaran memiliki metode yang berbeda dalam

mengajarkannya, Fiqhi misalnya itu berbeda dengan mengajarkan hadits,

kalau Hadits biasanya di bacakan dulu kemudian santri mengikuti. Setiap

mau masuk mengajar I‟dad Tadris harus diperiksa dulu oleh guru kelas,

semuanya di periksa, mulai dari awal, metodenya dan penulisannya, karena

kadang ada yang salah huruf atau kurang huruf. Ketika ada yang salah maka

di perbaiki lagi kemudian di perlihatkan lagi dan ketika sudah di katakan

I‟dad Tadrisnya baik baru masuk untuk mengajar di kelas”.

Dari hasil observasi peneliti ada pemeriksaan I‟dad Tadris (RPP) yang

dilakukan oleh guru-guru mata pelajaran terhadap guru pengabdian, setelah

melakukan pemeriksaan I‟dad Tadris guru pengabdian akan melakukan

perbaikan selama 15 menit sebelum mengajar ketika ada perbaikan. Yang di

periksa dalam I‟dad Tadris guru pengabdian adalah mengenai metode

pembelajaran, waktu, penulisan kata (Bahasa Arab dan Bahasa Inggris)

sehingga tidak terjadi kesalahan di dalam kelas.

3. BUDAYA, KREATIF, STRATEGIS DAN FOKUS PADA PERBAIKAN

DAN PENINGKATAN PONDOK PESANTREN

a. Perubahan kurikulum

Dalam menjalankan kepemimpinan di Pondok Pesantren Rafah, sudah 3

kali Pondok Pesantren Rafah melakukan perubahan kurikulum pondok

pesantren hal ini sesuai dengan yang disampaikan Ustaz Muhammad Anhar (16

Januari 2018) saat wawancara:

“Awalnya perubahan ini sendiri dari SMA ke MA karena ada beberapa alumni

yang melanjutkan kuliah di mesir. Nah kalau untuk kuliah di mesir itu yang

dari indonesia harus lulusan MA. Namun tetap ada tes dan santri tetap lolos.

Makanya kita pindah dari SMA ke MA. Ada juga yang di Madinah, namun

kalau yang di Madinah ijazah apapun tetap diterima. Baik SMA dan MA yang

penting dapat rekomendasi. Nah dari MA ke TMI awalnya kita dapat referensi

pembelajaran TMI itu awalnya buku buku dari gontor semua. Nah sampai di

sini akhirnya kita rapat dan menyarankan kita full aja Kurikulum Gontor.

Walau pun ada enaknya juga kalau dulu ketika belum di akui pemerintah,

sekolah yang memakai paket TMI ini tidak bisa masuk kuliah di negeri kecuali

UIN. Karena kalau negeri kan syaratnya ujian SBNPTN dan MANDIRI”.

Page 85: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

70

Dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada pesantren harapan dari

seluruh guru adalah adanya perbaikan-perbaikan pada pesantren, hal ini juga

disampaikan oleh Ustaz Nanang Alfan Amrullah (16 Januari 2018) pada

kesempatan interview dengan beliau:

“Pengembangan pesantren ini melihat evaluasi pesantren, intinya ingin mengembangkan pesantren ke arah yang lebih baik. Dulu SMP IT/ SMA IT,

setelah itu masuk ke MTs/MA sekarang ada mu‟adalah kita masuk mu‟adalah,

kita meninggalkan SMP IT dan SMA IT bukan berarti keduanya itu jelek,

namun kita mencari yang terbaik untuk santri. Yang kedua kita ingin benar-

benar totalitas kurikulum pesantren. waktu kita SMP SMA IT, yaa artinya kita

programnya kurikulum pesantren artinya kita harus menerapkan ke anak benar-

benar pesantren. Kalau anak pesantren dan masih merasa mereka anak SMP itu

kurikulum pesantrennya tidak greget gitu. Terus setelah masuk ke MTS kita

merasa birokrasinya lebih cocok karena kita pesantren dibawah kementerian

agama. Kalau SMP kan dibawah dinas pendidikan. Itu kadang-kadang kalo pas

nasibnya kita kurang baik pengawasnya dari nasrani, pernah kami pengawasnya

dari nasrani. Kami secara akidah kita tidak terima, masa pesantren pengawas

sekolahnya dari orang kristen. Ya secara ini tidak enak. Masa pesantren di

awasi orang nasrani. Ketika MTS/MA kita sudah bagus. Kalau tidak ada

mu‟adalah kita tetap MTS tapi karena ada kurikulum baru mu‟adalah, yang

memang mu‟adalah adalah totalitas kurikulum pesantren, tidak terpengaruh

kurikulum luar. Kita lebih nikmati. Ideologi kiai kita bisa kita tanamkan di

pesantren 100%. Kalau di MTS kita punya kurikulum Fiqhi misalkan, Fiqhnya

pakai Bahasa Arab, nanti ujiannya harus mengerjakan Fiqh Departemen Agama

yang Bahasa Indonesia, itukan artinya malah menghancurkan yang di

pesantren, anak belajar bahasa arab pas ujian tiba tiba Fiqh nya ujian Bahasa

Indonesia, itu akan menghancurkan kurikulum pesantren yang telah kita

bangun bersama. Akhirnya setelah ada mu‟adalah, ya sudah kita keluar dari

MTS/MA. mu‟adalah sama sebenarnya di bawah kementerian agama cuman

beda kamar. Kalau MTS MA di bagian Pendidikan Madrasah dan Agama

Islam, kalau pesantren di bagian Pendidikan Pondok Pesantren. Jadi induk

semang nya kita sama Depag cuman beda kamar. Nah di Bogor sudah ada 3

pesantren baru yang sekarang sudah mengajukan mu‟adalah”.

Dari beberapa data yang ditemukan oleh penulis baik dari hasil wawancara

maupun hasil interview dan studi dokumen, sejak awal pak Nanang menjadi

kepala sekolah SMP IT pada tahun 2009, telah banyak perubahan-perubahan

yang dilakukan dalam pengembangan kurikulum, yang menurut kepala sekolah

saat itu kurang cocok dengan pesantren. Pada saat masih SMP IT dan SMA IT

ada beberapa hal yang menjadi kendala yang di hadapi pesantren yaitu:

1) Mereka harus menginduk pada SMA 1 Parung karena belum mendapatkan

ijin, sehingga saat ujian mereka akan ikut dengan SMAN 1 Parung. Hal ini

Page 86: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

71

menjadikan pesantren tidak leluasa dalam melakukan pengembangan

kemampuan santri.

2) Dari segi administrasi juga menguras tenaga dan waktu guru, selain mereka

menyelesaikan kewajiban mereka mengajar di kelas, guru juga terkuras

tenaga dan waktunya untuk menyelesaikan perlengkapan administrasi, seperti RPP, Program Kerja Tahunan, Program Kerja Semester yang untuk

memenuhi standar pendidikan.

3) Pengawas Pesantren. Beberapa kali Pondok Pesantren Rafah di evaluasi

oleh pengawas, dan pernah di awasi oleh orang yang bukan beragama

Islam (Kristen), secara peraturan tidak ada yang di langgar, namun secara

aqidah pihak pesantren merasa tidak terima dengan hal seperti ini, karena

dari pihak Dinas Pendidikan sudah mengetahui bahwa yang akan di awasi

adalah Pondok Pesantren namun yang mengawasi adalah pengawas Non

Islam.

4) Sulit membangun pola pikir siswa terhadap pesantren. Hal ini terjadi

karena mereka tinggal di pesantren tapi kalau mereka masih berpikir

mereka anak SMP maka kurang maksimal kurikulum pesantren yang di

berikan.

5) Alumni pondok Pesantren Rafah. Ada beberapa alumni yang melanjutkan

pendidikannya keluar negeri, kususnya Al Azhar Cairo, namun persyaratan

yang ada hanya alumni Madrasah Aliyah (MA) saja yang di terima jika

siswanya dari Indonesia maka yang diterima hanya lulusan yang berasal

dari Madrasah Aliyah, namun jika di Madinah semua lulusan bisa di terima

jika mengikuti prosedur yang ada.

Sehingga untuk menjawab tantangan tersebut beberapa hal yang di lakukan

oleh kepala sekolah dan para guru. Karena Pondok Pesantren Rafah adalah

salah satu pesantren yang di bangun oleh alumni-alumni Pondok Pesantren

Modern Gontor maka mereka melakukan perubahan kurikulum dan

mengadopsi kurikulum Pondok Pesantren Gontor untuk meningkatkan

kemampuan siswa selain dari segi hafalan Al Qur‟an.

Pada tahun ajaran 2009-2010 pondok pesantren Rafah mengubah

kurikulum Tarbiyatul Mu‟allimin Al Islamiyah (TMI) atau yang lebih dikenal

dengan kurikulum pesantren. Kurikulum pesantren ini menggunakan bahan

referensi dari Podok Pesantren Modern Gontor. Namun karena masih berstatus

MTs dan MA maka beberapa mata pelajaran belum bisa di maksimalkan

contohnya saja pelajaran Fiqh, dalam kurikulum TMI pelajaran Fiqh

menggunakan full Bahasa Arab namun ketika mengikuti ujian maka soal-soal

yang di berikan dari departemen agama adalah soal yang berbahasa indonesia,

jadi seakan akan pelajaran yang berbahasa arab selama satu semester itu tidak

maksimal.

Page 87: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

72

Sehingga ketika keluar Peraturan Menteri Agama nomor 18 tahun 2014

tentang satuan pendidikan mu‟adalah, maka hal ini menjadi peluang besar bagi

Ustaz Nanang (kepala Madrasah) untuk melakukan pengembangan kurikulum

pesantren di Pondok Pesantren Rafah. Karena jika mendapatkan mu‟adalah

atau kesetaraan dari keenterian agama, maka pesantren diberikan keleluasaan mengembangkan kurikulum sendiri dan melakukan ujian akhir sendiri yang

ijazahnya dikeluarkan oleh pesantren itu yang telah disetarakan dengan SMA

atau MA oleh Kementerian Agama.

Dari perubahan kurikulum ini juga diharapkan terjadinya peningkatan

terhadap peserta didik atau santri pondok pesantren terutama dalam

meningkatkan kualitas keilmuan santri. Dengan perubahan ke Kurikulum

Mu‟adalah maka salah satu keuntungannya adalah kebebasan pesantren

membuat kurikulum sendiri, sehingga menanamkan budaya dan nilai-nilai

kepada siswa bisa di maksimalkan, berikut beberapa hasil wawancara dengan

guru tahfidz Ustad Nur Solihin (28 Januari 2018) yang telah dirangkum oleh

penulis:

“Selain OSPERA Nilai-nilai yang dikembangkan di sini terutama dilihat dari

guru-guru yang tinggal di sini. Karena mereka 24 jam tinggal di sini bersama

santri, sehingga menjadi contoh juga bagi santri yang ada di Rafah. Cara kita

menjaga budaya di sini seperti tetap saling menghormati, tidak pakai kaus, dan

mengikuti aturan yang ada di sini, pakai sarung, pakai gamis kalau ke masjid,

lebih memberikan contoh”.

Direktur TMI (16 Januari 2018) juga menambahkan hal tersebut dalam

wawancara dengan beliau:

“OSPERA organisasi pesantren juga salah satu aspek yang membangun

budaya. Kalau di sekolah ada OSIS, namun OSIS pun tidak terlalu mewarnai.

OSPERA ini sebagai pengawal kehidupan santri 24 jam di pesantren. Petugas

ospera merupakan santri kelas atas yaitu kelas 5 dan kelas 6. Karena kelas 6

sudah 6 tahun di sini tentu mereka sudah paham dan sudah menjiwai disiplin

kehidupan di pesantren. Kalau budaya dengan sesama guru ya dengan

sendirinya, guru tidak minta dihormati, tapi anak wajib hormat kepada guru,

kita tidak memerintahkan kepada siswa bahwa saya guru, “kamu harus cium

tangan” bukan, tapi anak harus hormat kepada guru, makanya ketika kita

datang santri cium tangan, itu dengan sendirinya. Itu tidak ditulis santri wajib

berjabat tangan, tidak usah di tulis, santri dengan sendirinya melakukan hal itu,

ketika kita masuk ke kelas juga seperti itu, ketika kita keluar mereka salaman,

itu tidak pernah kita ajarkan, tidak pernah bilang nanti kalo ustaz keluar harus

salaman sama saya, tapi rata-rata kayak gitu, ketika kita jalan, ketemu mereka

salaman dan cium tangan. Itu termasuk falsafah, adab kepada guru. Karena

salah satu kata-kata bijak yang dihafalkan sama mereka bahwa dokter dengan

Page 88: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

73

guru itu dua orang yang kalau semakin kita tidak hormatin dia tidak akan

memberikan ilmu kepada kita, kalau kamu jauh dari dokter maka kamu akan

sakit terus, kalau kamu jauh dari guru, atau tidak menghormati guru maka

kamu akan tidak bisa pintar. Dengan adanya falsafah kayak begitu tanpa ada

aturan kamu harus hormat kepada guru tapi dengan adanya falsafah-falsafah kayak gitu yang kita tanamkan melalui pembelajaran-pembelajaran kepada

mereka. Kalau sesama santri mereka memanggil kakak, kalau adek ke kakak

jelas mereka memanggil kak, tidak menyebut nama secara langsung. Tapi

kalau kakak ke adeknya mereka menyebut nama langsung. Kelas 1 atau kelas

2 yang ketemu dengan kelas 5 atau kelas 6 mereka akan memanggilnya

dengan kakak. Itu untuk membiasakan mereka hormat kepada yang lebih tua”.

b. Kepemimpinan distributif (pembagian kepemimpinan)

Untuk meningkatkan kualitas baik kualitas pesantren dan santri semua

aspek pesantren harus terlibat dalam proses yang terjadi, baik guru maupun

santri, Direktur TMI telah melakukan pembagian tugas dengan seluruh warga

pondok pesantren, baik bagian bagian struktural pengurus, santri, guru kelas,

guru tahfidz dan juga guru Pengabdian. Hal ini seperti halnya yang dijelaskan

oleh Ustaz Aldi (guru Pengabdian) sebagai berikut:

1) Direktur TMI

Direktur TMI adalah Ustaz Nanang sendiri yang secara umum fokus pada

pengembangan pesantren di bidang Tarbiyatul Mu‟allimin al Islamiyah

dimana direktur ini membagi tim kerja ke beberapa bagian untk

meningkatkan kualitas pendidikan dipesantren. Tugas dari direktur sendiri

adalah sama dengan kepala sekolah di instansi pendidikan sederajat, seperti

SMA dan SMP.

2) Bagian Kurikulum

Bagian kurikulum sendiri adalah bagian yang fokus pada kurikulum

Tarbiyatul Mu‟allimin, bagian kurikulum ini di ketuai oleh Ust. Duddy

Wahyudi, S.Pt yang di bantu oleh beberapa guru pengabdian yang memang

dibina untuk membantu di bagian kurikulum. Selain Ustaz Duddy

Wahyudi, Ustaz Nanang selaku direktur TMI juga banyak turut andil

dalam bidang kurikulum sebagai penyambung informasi eksternal, seperti

kegiatan kegiatan atau adanya perubahan dari Kemenag.

3) Bagian Pengasuhan

Bagian pengasuhan adalah bidang yang dibentuk untuk membantu

koordinasi dengan direktur. Bagian pengasuhan juga memiliki beberapa

anggota dari guru pengabdian. Bidang pengasuhan juga melibatkan

langsung santri yang bergabung dengan Ospera atau Organisasi Pesantren

Rafah, sehingga yang berinteraksi langsung dengan semua santri adalah

OSPERA.

Page 89: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

74

4) Bagian MABIKORI (Majelis Bimbingan Koordinator Harian)

Majelis Bimbingan Koordinator Harian adalah bagian yang menaungi

kegiatan kegiatan kesiswaan atau kegiatan ekstrakulikuler pesantren.

Bidang Mabikori ini dibantu oleh guru pengabdian, untuk jalannya tugas

Mabikori banyak melakukan koordinasi dan melibatkan santri yang terlibat aktif dalam Organisasi Santri Pondok Pesantren Rafah, hal ini

terjadi karena Ospera diberikan kebebasan menentukan kegiatan

Ekstrakulikuler yang akan mereka lakukan.

5) Bagian Sarana dan Prasarana

Bagian sarana dan prasarana selain kordinasi ke direktur TMI dalam hal

pengadaan dan perbaikan sarana dan fasilitas pesantren. Bagian sarana dan

prasarana berkoordinasi langsung dengan bagian penerangan di Bidang

Ospera untuk perawatan dan perbaikan fasilitas yang ada di pesantren.

6) Bagian Humas (Hubungan masyarakat)

Bagian humas ini adalah bagian yang mengatur kegiatan-kegiatan yang ada

di luar pesantren dan bentuk kegiatan, dalam bidang humas ini banyak di

bantu oleh guru pengabdian dan santri OSPERA.

7) Bendahara

Di Pesantren Rafah bendahara tidak menyatu dengan Tarbiyatul

Mu‟allimin al Islamiyah. Bendahara langsung di bawah pengawasan Ketua

Yayasan seperti Direktur Tarbiyatul Mu‟allimin Al Islamiyah dan dibantu

oleh beberapa orang guru pengabdian, sehingga untuk pendanaan yang ada

di pesantren memiliki jalur tersendiri. Ketika ada yang membutuhkan dana

maka harus mengajukan dulu ke tiap bidang yang bersangkutan, setelah

bidang bersangkutan menyetujui maka draf pendanaan akan dilaporkan ke

direktur TMI dan direktur mengajukan ke ketua yayasan. Setelah disetujui

dan di acc oleh ketua yayasan barulah pihak bendahara berhak

mengeluarkan dana.

8) Bagian Tata Usaha

Bagian Tata Usaha ini seperti halnya dengan bagian bendahara, dengan

artian dibawah komando ketua yayasan. Dan memiliki jalur koordinasi

dengan Direktur TMI atau Ustaz Nanang. Seperti bidang yang lain tata

usaha juga dibantu oleh guru pengabdian dalam menjalankan tugasnya.

9) Guru kelas

Guru kelas adalah guru bidang studi yang ada di pondok pesantren, guru

kelas selain mengerjakan tugas utama mengajar di kelas mereka juga

mempunyai tugas lain yaitu membantu guru pengabdian dalam melakukan

tugasnya, berupa mengontrol RPP dan juga menjadi tempat konsultasi bagi

guru pengabdian dan juga pengurus ospera.

10) Guru tahfidz

Guru tahfidz tugas utamanya adalah fokus pada peningkatan hafalan santri

dan menjaga ruhiyah santri melalui murajaah seperempat jus tiap waktu

shalat wajib sebelum iqamah, namun juga mendapat tugas tambahan

Page 90: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

75

seperti menjaga koperasi, kantin, dan wartel. Koperasi dan kantin hanya

dibuka pada waktu tertentu, yaitu jam istirahat pelajaran.

11) Guru pengabdian

Guru pengabdian adalah guru yang diperbantukan untuk beberapa hal,

selain belajar mengajar, guru pengabdian adalah guru yang mengawal kegiatan santri 24 jam di pesantren, hal ini karena mereka juga tinggal

didalam pesantren dan melakukan tugas tugas seperti staf bagian

pengasuhan, staf Tarbiyatul Mu‟allimin al Islamiyah.

12) Organisasi Santri Pondok Pesantren Rafah (OSPERA)

Salah satu cara melibatkan siswa adalah dengan adanya Organisasi Santri

Pondok Pesantren Rafah (OSPERA), dan di Pondok Pesantren Rafah

semua masalah yang berkaitan dengan santri itu ditangani oleh Ospera itu

sendiri, hal ini sesuai dengan hasil wawancara dari Ijlal Irawan (14 Januari

2018):

“Semua aspek kehidupan santri disini itu yang ngatur ospera,

bimbingannya sama ustaz bagian pengasuhan, kita juga punya anggota,

anggotanya dari kelas 1 sampai kelas 5, dan kelas 6 pengurus semua.

Kalau bagian bagian ospera ada 18 bagian minimal setiap bagian

anggotanya 2 orang, Nanti ketika LPJ semua bagian melakukan laporan

semua”.

Pernyataan ini di dukung oleh Ustaz Nanang Alfan Amrullah (16 Januari

2018) sesuai hasil wawancara dengan beliau:

“OSPERA sepenuhnya dilibatkan dalam kehidupan santri yang di bimbing

oleh bagian pengasuhan. Beda sekali ketika orang luar yang datang dan

diseleksi kemudian menjadi pembina asrama, mereka hanya membina saja.

Dan tidak mendarah daging pekerjaannya. Di masjid misalnya ada bagian

itu, ada yang adzan, bagian muraja‟ah, sudah anak-anak yang mengatur

semua itu. Sampai mendisiplinkan anak-anak dikelas. Guru mengajar, tapi

yang mendisiplinkan santri masuk kelas adalah pengurus OSPERA, guru

sebagai monitoring saja. Tapi yang pertama kali ada yang namanya Kismu

Ta‟lim yang menertibkan anak-anak masuk kelas, termasuk belajar malam,

namun juga yang menjadikan sesuatu menjadi budaya karena yang ada di

pesantren tidak hanya sebatas aturan tapi ada yang mengawal, termasuk

bagian bahasa, bahasa kita disiplinkan, ada bagian bahasa yang mengawal

bahasa, nanti habis dhuhur itu nanti ada panggilan “panggilan ke bagian

bahasa untuk anak-anak yang melanggar” mereka diberi sanksi, itu di

antara cara kita menanamkan budaya hidup di pesantren”.

Hal ini juga sesuai dengan observasi yang peneliti lakukan, dari semua

kegiatan yang ada dalam pesantren kecuali proses belajar di kelas tidak di

atur oleh guru, yang mengawasi kegiatan dalam pesantren adalah santri itu

sendiri, ketika jam istirahat selesai, santri yang bertugas memeriksa semua

Page 91: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

76

tempat untuk memastikan tidak ada lagi santri yang berada di uar kelas,

begitu juga saat waktu tilawah di masjid, santri yang bertugas mengawasi

santri dan juga yang mengatur dan merapikan shaf sebelum shalat agar

semuanya rapi dilakukan oleh santri yang bertugas.

Dengan beberapa pembagian tugas yang dikelola secara terstruktur tersebut dapat dilihat bagaimana kemampuan direktur dalam mendisrtibusikan

kepemimpinannya. Kepemimpinan direktur TMI disini melibatkan seluruh

aspek pesantren dalam melaksanakan kepemimpinan di pesantren.

c. Peningkatan Kualitas peserta didik

Dari hasil pengamatan peneliti terhadap kepemimpinan pedagogik direktur

TMI Pondok Pesantren Rafah terlihat bahwa beliau memprioritaskan

keberhasilan siswa dalam belajar dengan mengedepankan pendidikan, bukan

hanya sekedar mengajar tapi mengedepankan pendidikan. hal ini sesuai yang di

sampaikan Ustaz Nanang Alfan Amrullah (16 Januari 2018) ke peneliti saat

wawancara:

“Kita mempunyai slogan, slogan kita adalah bahwa semuanya itu mengandung

“pendidikan”, baik yang mengatur maupun yang diatur itu semuanya belajar,

sebagai OSPERA nih, menjadi pengurus organisasi santri itu bukan harga mati

dia pintar, nggak, tapi dari dia tidak bisa belajar menjadi bisa, sehingga

semuanya kita tanamkan ke santri bahwa ini semuanya belajar. Yang

organisasi belajar organisasi, yang jadi pramuka belajar pramuka, kalau jadi

pengurus dia akan merasakan bahwa saya sekarang sedang belajar menjadi

pengurus, itu yang kita tanamkan ke santri. Misalkan ada acara nih,

perkumpulan, nanti ada yang MC, ada yang menjadi Qori‟ itu semuanya kita

tanamkan itu semua untuk belajar, qori‟ nya bukan qori‟ hebat tapi sekarang

kamu belajar bagaimana membuat agenda yang hebat. MC juga termasuk di

dalamnya. Itu, dengan nuansa semuanya ingin belajar, maka mereka untuk

menjalankan tugasnya mereka benar-benar bukan sebuah paksaan. Tapi untuk

ilmu, “saya sekarang disuruh jadi MC berarti saya sekarang berkesempatan

belajar jadi MC”, itu diantaranya”.

Dalam meningkatkan kemampuan siswa ada beberapa hal yang dilakukan

oleh Pondok Pesantren Rafah. Proses pembelajaran di kelas dan juga luar kelas

dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa, berikut data temuan peneliti

mengenai proses pembelajaran di Pondok Pesantren Rafah.

Salah satu yang mencolok dari pondok pesantren pada umumnya adalah

proses pembelajaran yang dilakukan lebih panjang dari sekolah-sekolah umum.

Hal ini terjadi karena tuntutan keilmuan dan mata pelajaran yang lebih banyak

dari sekolah umum atau pun madrasah.

Page 92: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

77

a. Pembelajaran di kelas

Materi pelajaran di Pondok Pesantren Rafah terbagi 3 yaitu bidang

studi Ulum Syar‟i, bidang studi bahasa yaitu Bahasa Arab dan Bahasa

Inggris, dan bidang studi Ulum Kauni:

Tabel V

Bidang Studi Pondok Pesantren Rafah

No Bidang Studi

Ulum Syar’i

Bidang Studi

Bahasa

Bidang Studi Ulum

Kauni

1 Aqidah Durusul Lughoh Pendidikan

kewarganegaraan

2 Fiqih Al-Insya‟ Bahasa Indonesia

3 Al-Qur‟an Al-Muthala‟ah Matematika

4 Tajwid Nahwu Ilmu Pengetahuan

Alam

5 Ushul Fiqih Sharaf Ilmu Pengetahuan

Sosial

6 Tafsir Tarikh Adab Fisika

7 Faroid Balaghah Biologi

8 Hadits Imla‟ Kimia

9 Musthalah

Hadits

Khat Sejarah

10 Tarikh Islam Reading

(Inggris)

Geografi

11 Al-Adyan Grammar

(Inggris)

Ekonomi

12 Tarbiyah Wa

Ta‟lim

Dictation

(Inggris)

Sosiologi

13 Mahfudhat Composition

(Inggris)

Psikologi

Dengan mata pelajaran yang padat ini alokasi waktu pembelajaran

juga akan banyak. Jam pembelajaran di kelas untuk setiap mata pelajaran

dialokasikan 45 menit/mata pelajaran dengan jadwal sebagai berikut:

Page 93: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

78

Tabel VI

Jam Pelajaran Pondok Pesantren Rafah

No. Jam Pelajaran Waktu

1 Jam I 07.30 – 08.15

2 Jam II 08.15 – 09.00

3 Jam III 09.00 – 09.45

4 Istirahat 09.45 – 10.15

5 Jam IV 10.15 – 11.00

6 Jam V 11.00 – 11.45

7 Istirahat 11.45 – 13.40

8 Jam VI 13.40 – 14.20

9 Jam VII 14.20 – 15.00

Dengan data diatas maka tatap muka di kelas dalam satu pekan adalah

35 jam pembelajaran. Adapun penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri

dilakukan oleh santri pada waktu sore dan malam hari. Sementara alokasi

waktu untuk praktek adalah seluruh waktu yang dimiliki oleh santri dari

bangun tidur sampai tidur kembali. Kegiatan harian para santri pondok

pesantren rafah:

Tabel VII

Kegiatan Santri Pondok Pesantren Rafah

No. Waktu Bentuk Kegiatan

1 03.30 - 05.00 Qiyamullail dan shalat subuh

2 05.00 - 06.30 Kegiatan tahfidzul qur‟an

3 06.30 - 07.30 Sarapan dan persiapan sekolah

4 07.30 - 09.15 Kegiatan belajar mengajar di

kelas

5 09.15 - 09.30 Istirahat dan shalat dhuha

6 09.30 - 11.45 Kegiatan belajar mengajar di

kelas

7 11.45 - 13.45 Shalat dhuhur dan makan

siang

8 13.45 - 15.15 Kegiatan belajar mengajar di

kelas

9 15.15 - 15.45 Shalat ashar

10 15.45 - 16.30 Halaqah tahfidzul qur‟an

11 16.30 - 17.05 Olahraga dan ekstrakulikuler

12 17.05 - 17.40 Mandi dan persiapan ke

masjid

13 17.40 - 18.35 Shalat magrib

Page 94: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

79

14 18.35 - 19.00 Tilawah Al-Qur‟an di asrama

dan penyampaian kalimat

jadidah

15 19.00 - 19.30 Makan malam

16 19.30 - 20.00 Shalat isya

17 20.00 - 21.30 Belajar mandiri di kelas

18 21.30 - 03.30 Istirahat

b. Tahfidz Al Qur’an

Salah satu program unggulan Pondok Pesantren Rafah adalah program

Tahfidzul Qur'an untuk seluruh santri yang di bimbing oleh para huffadz.

Program ini dilaksanakan perkelas yang masing-masing kelas dibagi

menjadi beberapa kelompok dan dibimbing oleh seorang ustaz dengan

sistem talaqqi. Setiap pertemuan santri menyetorkan hafalan kepada

pengajar di kelompok tersebut. Setiap tahunnya santri ditargetkan mampu

menghafal 2 juz, sehingga santri yang menamatkan jenjang pendidikannya

mampu menghafal minimal 10 juz. Program ini dilaksanakan setiap pagi

hari setelah shalat subuh sampai pukul 06.30 dan sore hari pukul 15.45 -

16.30. Sedangkan waktu antara adzan dan iqamah setiap shalat lima waktu

di gunakan untuk muroja'ah bersama.

c. Target yang dicapai

Target yang dicapai dalam program tahfidz ini, minimal 2 juz dalam

setiap tahunnya untuk setiap santri. Kelas 1 yang dihafal adalah juz 30

dan juz 1, kelas 3 adalah juz 2 dan juz 3, kelas 4 adalah juz 4 dan juz 5,

kelas 5 adalah juz 6, dan kelas 7 adalah juz 7. Degan demikian

ditargetkan dalam 6 tahun santri mampu menghafal Al-Qur‟an minimal

10 juz.

d. Program Muraja'ah

Program muraja‟ah ini dilaksanakan dengan tujuan supaya santri

senantiasa menjaga hafalannya. Program ini dilaksanakan diantara

adzan dan iqamah, materi muraja‟ah sesuai hafalan santri, yaitu mulai

juz 1 sampai juz 7 dan juz 28 sampai juz 30. Sehingga materi

seluruhnya berjumlah 10 juz dalam 2 pekan.

Program tahfidz Al Qur‟ann ini di ajarkan oleh guru tahfidz yang

berjumlah 14 orang untuk semua kelas di pondok pesantren rafah, meskipun

target hafasalan santri hanya 10 juz selama setahun tapi banyak santri yang

Page 95: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

80

sampai khatam 30 juz selama 6 tahun mereka belajar di pondok pesantren

rafah, hal ini di sampaikan oleh Ustaz Nur Sholihin (28 Januari 2018) saat

wawancara dengan peneliti:

“Waktu menyetor hafalan setiap hari, waktunya setelah subuh sampai jam

setengah 7 dan ashar. Kalau malam itu biasanya bagi yang mengejar target selain belajar malam. Biasanya santri mulai menghafal dari jus akhir atau

juz 30 smpai 28 dan mulai lagi dari jus 1 lagi. Stornya itu misalnya biasanya

1 halaman dan ada yang stor sampai 5 halaman dan setengah juz dan target

mereka minimal 10 juz atau 2 juz persemester. Dan rata rata kelas 3 sampai

4 mereka sudah khatam 30 juz. Ketika ujian akhir di kelas 6 semua hafalan

di ujiankan dari juz 1 sampai juz 30”.

Dari temuan observasi peneliti, dengan program tahfidz ini para santri

melakukan muraja‟ah Al Qur‟an setiap awal waktu shalat, para santri

melakukan muraja‟ah bersama sebanyak seperempat juz di pimpin oleh

guru tahfidz, sehingga dalam sehari mereka murajaah 1 juz dan sebulan

para santri menyelesaikan murajaah 30 juz.

c. Kegiatan ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah seluruh kegiatan yang dilakukan di

luar jam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan ini di bawah tanggung jawab

pengasuhan santri penanggung jawab ekstrakurikuler. Kegiatan ini terbagi

menjadi empat:

e. Kegiatan harian : Olahraga : Sepak bola, volley, futsal, basket, takraw,

badminton, tenis meja dll

f. Kesenian : Nasyid, marawis, rebana ,hadroh, , marawis, kartun, lukis,

kaligrafi, pantomim, dance, teater

g. Journalis : Majalah dinding dan Buletin Triwulan SADAR

h. Kegiatan pekanan : Lari pagi setiap hari Ahad dan Rabu, kegiatan

pramuka pada hari Sabtu Siang, muhadatsah setiap Ahad pagi, dan

latuhan pidato 3 bahasa malam Ahad, malam Rabu, dan Sabtu siang.

Kegiatan tahunan. Studi Tour/kunjungan ke Book Fair dan Rihlah

Iqtihshodiyyah

Dari hasil observasi peneliti ditemukan bahwa yang mengurus

kegiatan ekstrakurikuler adalah pengurus ospera dibawah naungan

bagian pengasuhan. Hal ini dilakukan karena semua yang berkaitan

dengan kehidupan santri dikelola oleh organisasi pondok pesantren

(OSPERA). Sehingga kegiatan ekstrakurikuler di lakukan sesuai

dengan minat siswa yang di tampung oleh ospera kemudian disepakati

Page 96: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

81

dalam rapat kerja ospera tiap awal tahun yang di dampingi oleh seluruh

guru dan pimpinan pondok pesantren.

4. KETERLIBATAN DIREKTUR DALAM PESANTREN

Direktur Tarbiyatul Mu‟allimin Al Islamiyah Pondok Pesantren Rafah melibatkan diri dalam seluruh perkembangan pesantren hal ini berdasarkan

data yang di temukan di pesantren yaitu:

a. Keterlibatan secara langsung

Direktur TMI juga mempunyai jam mengajar seperti guru yang lain namun

tidak sebanyak guru yang lain hal ini sesuai yang disampaikan oleh Ustaz

Sandi (28 Januari 2018) saat wawancara:

“Ustaz Nanang juga mempunyai jam mengajar di pesantren, namun beliau

sibuk sekali, selain mengurus kegiatan di pesantren juga mengurus

administrasi di DEPAG, jadi setelah mengajar kadang langsung keluar,

terkadang beliau sampai malam di pesantren mengurus administrasi

pesantren. Apalagi kalau menjelang ujian semester, kan banyak sekali hal

yang harus dilengkapi.

Dengan melibatkan diri secara langsung dalam mengajar maka direktur

memiliki peluang untuk melihat perkembangan peserta didik secara

langsung.

b. Keterlibatan Secara Tidak Langsung

Keterlibatan tidak langsung oleh direktur adalah melalui rapat guru. Rapat

guru dalam pondok pesantren ada 4, yaitu:

1) Rapat hari senin

Rapat di hari senin dilakukan setiap hari senin setelah upacara, rapat

ini berlangsung kurang lebih 15 menit. Dalam rapat direktur

memberikan informasi-informasi yang penting dan agenda selama

sepekan. Baik mengenai kegiatan santri maupun kegiatan yang akan

dilakukan oleh tim guru. Dalam rapat ini semua guru diwajibkan ikut

agar mudah terjalin komunikasi dan koordinasi.

2) Rapat hari rabu

Rapat ini dilakukan setiap hari rabu, hal ini dilakukan untuk

mengevaluasi perkembangan yang terjadi dalam pesantren. Dalam

rapat ini yang di evaluasi adalah seluruh aspek pesantren.

3) Rapat pimpinan pesantren

Rapat ini dilakukan kadang 1 kali sebulan atau 2 kali sebulan. Rapat

ini dihadiri oleh seluruh guru dan di ikuti oleh Kyai sebagian pimpinan

pesantren, dari data yang ditemukan dalam rapat ini kyai memberikan

Page 97: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

82

motifasi kepada seluruh guru, agar istiqamah dalam membagi ilmu.

Dan juga dilaporkan perkembangan siswa kepada kyai.

4) Rapat Insidental

Rapat insidental ini dilakukan ketika ada agenda dadakan dari

eksternal yang kemungkinan mengganggu aktifitas pembelajaran atau melibatkan banyak guru dan santri yang di informasikan melalui grup

Whatsapp.

Dengan pelibatan direktur terhadap semua aspek pesantren ini maka

direktur mengetahui sejauh mana perkembangan yang terjadi dalam

pesantren.

Page 98: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

83

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian mengenai Kepemimpinan Pedagogik Direktur

Tarbiyatul Mu’allimin Al Islamiyah Pondok Pesantreen Rafah Kabupaten

Bogor yang dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumen

kepada pihak yang dipandang layak menjadi sumber penelitan, maka penulis

dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut :

1. Direktur Tarbiyatul Mu’allimin Al Islamiyah Pondok Pesantren Rafah

memimpin Pesantren dengan Kepemimpinan Pedagogik, hal ini terlihat

dari prinsip pelaksanaan kepemimpinan pedagogik yang dilaksanakan yaitu

memiliki staf dengan kredibilitas dan keahlian dibidang masing-masing,

mampu membangun nilai, kreatif dan melakukan peningkatan kualitas

pendidikan, membangun proses pembelajaran yang efektif serta ikut terlibat

dalam kegiatan disekolah

2. Kepemimpinan pedagogik Direktur Tarbiyatul Mu’allimin Al Islamiyah

Pondok Pesantren Rafah secara umum terlihat dalam kepemimpinannya.

3. Pelaksanaan kepemimpinan pedagogik direktur ini mampu melakukan

perubahan perubahan yang besar terhadap pesantren, hal ini di buktikan

dengan kemampuan direktur mengubah kurikulum, mulai dari kurikulum

SMP IT dan SMA IT ke kurikulum MTS dan MA, kemudian melakukan

perubahan ke kurikulum pesantren yang di sebut Tarbiyatul Muallimin Al

Islamiyah atau kurikulum pesantren dan di Muadalahkan (disetarakan) oleh

Kementrian Agama Secara resmi.

4. Kepemimpinan pedagogik direktur TMI memberikan dampak besar kepada

santri, dari kapasitas dan keilmuan santri dan juga membangun

profesionalitas guru-guru yang ada di pesantren.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, maka penulis

menyampaikan beberapa rekomendasi yang dianggap positif dan diharapkan

dapat membantu meningkatkan pelaksanaan kepemimpinan pedagogik antara

direktur dengan anggota organisasi lainnya, khususnya dengan guru sebagai

berikut:

1. Direktur Tarbiyatul Mu’allimin Al Islamiyah Pondok Pesantren Rafah

hendaknya memberikan ruang kepada para guru untuk meningkatkan

kompetensinya di luar pesantren agar proses pendidikan berjalan lebih

maksimal. Karena dengan banyak melihat perkembangan pendidikan di luar

pesantren dapat memberikan inspirasi baru bagi para guru dalam mengajar.

Dengan banyak melihat pendidikan diluar pesantren dapat juga menjadikan

Page 99: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

84

evaluasi bagi guru apakah bentuk pengajaran mereka dalam keseharian di

pesantren sudah bagus atau butuh ditingkatkan dalam hal tertentu.

2. Direktur Tarbiyatul Mu’allimin Al Islamiyah Pondok Pesantren Rafah

hendaknya membangun kerjasama dengan berbagai stakeholder sehingga

proses pengembangan pesantren lebih maksimal. Hal ini karena pendidikan yang efektif tidak bisa di lakukan hanya seorang diri. Banyak stakeholder

yang mempunyai tujuan yang sama dengan pesantren yang bisa diajak

bekerja sama namun karena tidak ada informasi tentang program program

pengembangan yang di lakukan di Pondok Pesantren Rafah sehingga dalam

pelaksanaannya tidak ada sinergi dengan pihak pihak yang terkait dengan

pengembangan kurikulum pesantren di Indonesia

3. Direktur TMI juga hendaknya melakukan komunikasi efektif kepada

pemerintah (Kementerian Agama) agar lebih fokus dalam perkembangan

dan pembinaan kurikulum secara terencana dan berkesinambungan,

termasuk di dalamnya manajemen kurikulum mu’adalah. Sehingga dengan

adanya pengelolaan kurikulum yang baik dari pemerintah dapat

meningkatkan minat masyarakat untuk memasukkan anaknya ke pesantren

untuk menempuh pendidikan.

Page 100: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

85

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim Sekolah, Dan Kinerja

Guru Terhadap Mutu Pendidikan Di Smp Negeri Kecamatan Terbagi

Besar Kabupaten Lampung Tengah”. Tesis, Universitas Lampung 2016.

Ahmadi Rulam, pengantar pendidikan (asas dan filsafat pendidikan). Cet 2. Ar Ruzz media, yogyakarta 2016.

Alava Jukka, Halttunen Leena, Risku Mika. Changing School Management.

Finnish National Board Of Education, Helsinki, 2012

Ali, Mohammad, Penelitian kependidikan (prosedur dan strategi) angkasa.

Bandung 1982.

Ambarita Alben. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Cet 1, Graha Ilmu, Yogyakarta

2015.

Anwar Choirul, “Kepemimpinan Kepala Madrasah (Studi Tentang Peningkatan

profesionalitas Guru Madrasah Aliyah Al-Wathoniyah Semarang)”, Tesis

(Digital Library UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2009). http://digilib.uin-

suka.ac.id/6923/1/BAB%20I%2C%20VII%2C%20DAFTAR%20PUSTA

KA.pdf

Baedowi Ahmad, Dkk. Manajemen Sekolah Efektif (pengalaman Sekolah Sukma

Bangsa). Cet 1, Pustaka Alvabet, Jakarta 2015.

Baharuddin dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Islam (antara Teori dan

Praktek). Cet 1. Ar-Ruzz Media. Jogjakarta 2012

Brandon Jim, Saar Candace, Friesen Sharon, Brown Barbara, & Yee Dianne.

Pedagogical Leadership Teams: Magnifying and Spreading Impact,

proceeding of IDEAS. Canada 2016.

Coughlin, Annie Marie dan Baird Lorrie. Pedagogical Leadership, London Bridge

Child Care Services & Kawartha Child Care Service. Queen’s Printer for

Ontario. 2013.

Creswell, John, W. Research Design (Pendekatan Metode kuntitatif, kualitatif dan

campuran edisi keempat. Diterjemahkan dari research design qualitative,

quantitative, and mixed methods approaches, fourth edition, pustaka

pelajar, Yogyakarta, 2014.

Page 101: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

86

Danim Sudarwan, Prof. Dr. Manajemen dan Kepemimpinan Transfomasional

Kepala Sekolah. Cet. 1. Pt. Rineka Cipta, 2009.

Danim Sudarwan, Visi Baru Manajemen Sekolah, PT. Bumi Aksara. Jakarta, 2012

Dubrin Andrew J. The Complete Ideal’s Guides :Leadership, Translated By Tri

Wibowo B.S. 2009. (Jakarta, Prenada) Cet ke 3.

Duryat Masduki. Kepemimpinan Pendidikan (Meneguhkan Legitimasi dalam

Berkontestasi di Bidang Pendidikan). Alfabeta. Bandung, 2016.

Education Review Office. Alternative Education: An Evaluation of the Pedagogical

Leadership Initiative. New Zealand gevornment. 2012

Fahmi Irham,S.E., M.Si. Manajemen Kepemimpinan (Teori dan Aplikasi, Cet. 2,

Alfabeta, Bandung 2013.

Fathurrohman Pupuh, Suryana Aa. Guru Profesional, Cet 1, Reflika Aditama,

Bandung. 2012.

Gurr, David, Et. Successfull Principal Leadership: Australian Case studies, Journal

of Educational administration the international successfull school

principalship project. Vol 43 (6) 2005

Gurr, David, Principal Leadership:What does it do,what does it look like, and how

might it evolve? Centre for Organisational Learning and Leadership The

University of Melbourne 2008

Hermino Agustinus, Ir., S.P., M.Pd. Kepemimpinan Pendidikan di Era

Globalisasi, Cet. 1. Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2014.

Kartono,kartini. Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan Abnormal

itu? Ed 1, Cet 21, rajawali Pers jakarta 2016.

Kementrian Pendidikan Nasional. Buku Kerja Kepada Sekolah. Jakarta: Pusat

Pengembangan Tenaga Kependidikan, 2011.

Kusmintardjo, Kepemimpinan Pembelajaran Oleh Kepala Sekolah, Manajemen

Pendidikan, Vol. 24, No. 3. 2014

MacNeill Neil, Cavanagh Robert F., Silcox Steffan, Pedagogic Leadership:

Refocusing on Learning and Teaching, International Electronic Journal

For Leadership In Learning, Volume 9, 2005

Page 102: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

87

Male Trevor and Palaiologou Ioanna, Pedagogical Leadership in the 21st Century:

Evidence from the field. University of Hull, ENGLAND. Educational

Management, Administration and Leadership, 2013

Male Trevor and Palaiologou Ioanna. Learning-Centred Leadership or

Pedagogical Leadership? An Alternative Approach to Leadership in Education Contexts. Centre for Educational Studies, University of Hull

(International Journal Of Leadership In Education. Volume 15, Nomor 1,

2012)

Moore, Kenneth D. Classroom teaching skill. New York: McGraw Hill. 2001.

Mulyasa. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Bumi Aksara.

Jakarta 2013.

Mulyasa. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung

2009.

Nuraeni Lenny, Pendidikan Berbasis Neuropedagogis, DIDAKTIK, volume 8,

nomor 1, 2014

Nurbaya Siti, dkk, Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan

Kinerja Guru Pada Sd Negeri Lambaro Angan, Jurnal Administrasi

Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Volume 3, No. 2, 2015.

O’Connor Carol, Ph.D. Successfull Leadership in a Week (Kepemimpinan Yang

Sukses), Cet. 1, alih bahasa Alex Andra, indeks Jakarta Barat 2014.

Okoth, Teresa A. Enhancing Pedagogical Leadership: Refocusing On School

Practices. IOSR Journal Of Humanities And Social Science (IOSR-JHSS)

Volume 21, Issue 2, Ver. VI 2016

Pransia, Donni Juni. Menjadi Kepala Sekolah Dan Guru Profesional (Konsep,

Peran dan Pengembangannya). Cet 1. Pustaka Setia. Bandung, 2017

Rahman dkk. Peran Strategis Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu

Pendidikan,: Alqaprint, Jatinangor 2006.

Rasyidin Waini. Pedagogik teoritis dan Praktis. Cet 1, Remaja Rosdakarya,

Bandung 2014.

Rawita, Ino Sutisno, Mengelola Sekolah Efektif (Perspektif Manajerial dan Ikllim

sekolah) Cet II LaksBang Yogyakarta 2012.

Page 103: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

88

Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2017 Tentang Perubahan

Atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, Pemerintah

Republik Indonesia, 2017.

Republik Indonesia. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepla Sekolah/Madrasah. Jakarta: Mentri Pendidikan Nasional. 2017

Rosyada, Dede. Paradigma Pendidikan Demokratis (Sebuah Model Pelibatan

Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan). Ed 2, Cet 4. Kencana,

Jakarta 2013.

Saifudin, “Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri

Gondowulung Bantul (Studi Kasus di MTsN Gondowulung Bantul)”.,

Tesis (Yogyakarta:PPS UIN Sunan Kalijaga, 2008)

Soekarso, Kepemimpinan (Kajian Teori dan Praktis) Buku dan artikel karya Iskandar Putong, 2015.

Suharsaputra Uhar, Dr., M.Pd, Kepemimpinan Inovasi Pendidikan, Cet. 1, Pt.

Refika Aditama, Bandung, 2016.

Supardi, Sekolah Efektif (Konsep Dasar dan Praktiknya). Ed 1, Cet 1, Rajawali

Pers Jakarta, 2013

Supardi. Profil Sekolah Efektif. Cet. 1. HAJA Mandiri. Ciputat, 2011

Sutrisno, Edy. Manajemen Sumber Daya Manusia. Kencana Prenada Media Group,

Jakarta 2009.

Taipale, Maria Elina. Taipale, M. 2004. Työnjohtajasta

tiimivalmentajaksi.Tapaustutkimus esimiehistä tiimien ohjaajina ja

pedagogisina ohtajina prosessiorganisaatiossa. [From supervisor to team

coach. Case study in leaders as team tutors and pedagogical leaders in a

process organization.] Acta Universitatis Tamperensis 1033.

Tilaar, H.A.R. Pedagogik Teoritis Untuk Indonesia. Kompas, Jakarta 2015.

Ulfatin nurul, Metode Penelitian Kualitatif Di Bidang Pendidikan, Cet 3, MNC

Publishing, Malang, 2015.

Page 104: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

89

Veithzal Rivai dan Arviayan Arifin, Islamic Leadership, membangun

superleadeship melalui kecerdasan spiritual, (Jakarta: Bumi Aksara

2009), 305-306.

Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi. 2012. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi

Edisi Tiga. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Wahjosumijo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2002.

Wahyudi. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajaran,

Alfabeta, Bandung 2012.

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2007

Yamin, Sertifikasi profesi keguruan di indonesia. Gaung Persada Press, Cet 1.

Ciputat, 2006

Page 105: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

90

Page 106: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

91

1. SELAYANG PANDANG PONDOK PESANTREN RAFAH

KABUPATEN BOGOR

a. Sejarah Pondok Pesantren Rafah Kabupaten Bogor

Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan

generasi yang selama ini diidamkan oleh umat dan masyarakat demi terbentuknya insan kamil. Penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran

merupakan tanggungjawab pemerintah, masyarakat dan kita semua untuk

mencetak kader generasi muda baik sebagai individu yang sholeh maupun

ummatan wasathon yang berakidah benar, qur'ani dan berakhlak karimah

sehingga bisa menjadi generasi khoiru ummah. Persiapan tersebut tentu saja

harus dilakukan sejak dini dan bersifat multidimensional yang mencakup aspek

imtaq, iptek, mental dan skill.

Dalam konteks itulah Pondok Pesantren Rafah hadir di tengah-tengah

masyarakat untuk berkhidmat kepada ilmu dan santri walau dengan kemampuan

yang terbatas. Lembaga ini bernaung dibawah Yayasan Ar-Rahmah, didirikan

pada tahun 1997 dan dipimpin oleh KH. Muhammad Nasir Zein, MA dengan

membawa misi melahirkan kader ulama intelek yang amilin (berkiprah nyata)

dengan manhaj ahlussunnah wal jama'ah.

Mulai tahun ajaran 2009 - 2010 Pondok Pesantren Rafah membuka

kurikulum pendidikan Tarbiyatul Mu'allimin Al Islamiyyah (TMI) program

Reguler / MTS dan MA dengan jenjang pendidikan 6 tahun untuk lulusan

MI/SD. Dan mulai tahun ajaran 2011 - 2012 dibuka Program Intensif / MA

dengan jenjang pendidikan 4 tahun untuk untuk lulusan SMP/MTs, didukung

dengan program unggulan hafalan Al Qur'an, kemampuan percakapan harian

dengan Bahasa Arab dan Inggris serta praktek berorganisasi dan pengembangan

kemampuan / skill lainnya.

Pada bulan Syawal 1432 H./Agustus 2011 M. Pondok Pesantren Rafah

mendapatkan mu’adalah atau persamaan dari Jami’ah Islamiyyah Al-Madinah

Al-Munawwaroh. Dan pada tahun 2016 TMI Rafah mendapatkan SK

Mu’adalah Mu’allimin dari Menteri Agama RI yang diserahkan langsung pada

acara Peringatan 90 Tahun Pondok Modern Gontor Ponorogo pada hari jum’at,

01 Dzulhijjah 1437 H./ 02 September 2016 M. Dengan kurikulum TMI satuan

pendidikan Mu,adalah tersebut diatas diharapkan para santri bisa menjadi kader

umat yang qur’ani, bertafaqquh fiddin, menjadi ulama dai dan dai ulama

orientasi kemasyarakatan dan bisa melanjutkan jenjang pendidikan baik dalam

negeri maupun luar negeri dengan dasar nilai qur’ani sehingga bisa menjadi

khoru ummah yang diharapkan.

Page 107: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

92

b. Landasan Pemikiran

كو عون إل ولت ة يدت ن ٱننكمت أ يت

لت مرون بتروف ٱويأ تهعت ن عو ل وينتهوت

هنكر ٱ ت ولئك هم ل

لحون ٱوأ تهفت ١٠٤ ل

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada

kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar;

merekalah orang-orang yang beruntung (Q.S Ali Imron : 104)

―...niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu

dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah

Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S Al Mujadilah : 11)

―Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).

Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa

orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk

memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali

kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya (Q.S At Taubah :

122)

c. Visi, Misi dan Tujuan Pondok Pesantren Rafah Kabupaten Bogor

a. Visi dari Pondok Pesantren Rafah adalah:

Terbentuknya Generasi Qur'ani.

b. Misi Pondok Pesantren Rafah adalah sebagai berikut:

1) Membentuk kader ulama yang amilin dengan aqidah yang benar dan

berakhlak karimah.

2) Membentuk intelektual ulama dan ulama yang Intelektual.

3) Membentuk ulama da'i dan da'i ulama

d. Kurikulum Pendidikan Pondok Pesantren Rafah

Kurikulum Pendidikan Pondok Pesantren Rafah adalah Tarbiyatul

Mu’alliminal Islamiyah yang berkiblat ke Kurikulum KMI Pondok Pesantren

Page 108: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

93

Gontor dengan program satuan Pendidikan Mu’adalah dibawah naungan

Kementerian Agama RI dengan jenjang pendidikan 6 tahun untuk lulusaan

MI/SD dan 4 tahun untuk lulusan MTs/SMP. Muatan TMI mencakup Bahasa

Arab, Dirasah Islamiyah, Bahasa Inggris, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu

Pengetahuan Sosial, Ilmu Keguruan dan dilengkapi dengan program Tahfidzul

Qur’an sebagai program unggulan. Juga beberapa program santri kelas enam

diantaranya: Fathul Kutub, Rihlah Ilmiyyah Iqtishodiyyah, amaliyah

tadris/praktek latihan mengajar, bahtsul masa'i, kegiatan pembekalan kelas

enam seperti praktek mengurus jenazah, mawarist, serta keterlibatan santri

dalam kepanitiaan ujian.

Satuan Pendidikan Mu’adalah adalah program pendidikan resmi yang

beradah dibawah Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pesantren Kementerian

Agama RI setelah terbitnya Peraturan Menteri Agama (PMA) No. 18 Tahun

2014 disamakan dengan Pendidikan Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah yang

berada dibawah Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam

Kementerian Agama. Jadi lulusan satuan pendidikan mu’adalah akan

mendapatkan ijazah yang bisa digunakan untuk melanjutkan pendidikan

keperguruan tunggi baik negeri maupun swasta. Dalam program satuan

pendidikan mu’adalah ini pesantren diberikan wewenang dan keleluasaan

danlam mengatur kurikulum dan sistem pendidikan, dan tidak diikutkan Ujian

Nasional (UN), pesantren dapat secara mandiri merancang pengembangan

kompetensi santrinya dengan tetap mendapat ijazah yang diakui oleh negara.

KEUNGGULAN PONDOK PESANTREN RAFAH DENGAN SISTEM

ASUMA

Dengan sistem asrama santri dididik dan dibimbing 24 jam dengan disiplin

dan kemandirian, menjadi generasi mudah yang berdisiplin tinggi,

tanggung jawab dan militan.

Penguasaan terhadap ilmu syar'iyyah (agama) secara syamilah untuk tafaqu

h fiddin tanpa meninggalkan ilmu kauniwah (umum).

Santri dipersiapkan untuk menjadi kader pemimpin umat, ulama du'at dan

durat ulama dengan pondasi akidah yang shohih serta manhaj ahlussunnah

wal jama'ah - Santri menguasai bahasa Arab dan Ingris secara aktif sebagai

alat untuk mempelajari ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum. Bahasa

Arab dan Inggris menjadi bahasa pengantar dalam pengajaran di kelas &

menjadi bahasa wajib dalam komunikasi santri sehari-hari.

Dengan program Tahfidzul Qur'an akan Iahirkader kader generasi muda

dan pemimpin umat yang qur’ani.

Page 109: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

94

Penguasaan terhadap ilmu syariyyah (agama) secara syamilah untuk

tafaquh fiddin tanpa meninggalkan ilmu kauniyah (umum).

Santri dipersiapkan untuk menjadi kader pemimpin ummat, ulama da’i dan

da’i ulama dengan pondasi aqidah yang shahih

serta manhaj ahlussunnah wal jama'ah

TAHFIDZUL QUR'AN SEBAGAI PROGRAM UNGGULAN

Salah satu program unggulan Pondok Pesantren Rafah adalah program

Tahfidzul Qur'an untuk seluruh santri yang di bimbing oleh para huffadz.

Program ini dilaksanakan perkelas yang masing-masing kelas dibagi menjadi

beberapa kelompok dan dibimbing oleh seorang ustadz dengan sistem talaqqi.

Setiap pertemuan santri menyetorkan hafalan kepada pengajar di kelompok

tersebut. Setiap tahunnya santri ditargetkan mampu menghafal 2 juz, sehingga

santri yang menamatkan jenjang pendidikannya mampu menghafal minimal 10

juz. Program ini dilaksanakan setiap pagi hari setelah sholat subuh sampai pukul

06.30 dan sore hari pukul 15.45 - 16.30. Sedangkan waktu antara adzan dan

iqomat setiap sholat lima waktu di gunakan untuk muroja'ah bersama.

a. Target yang dicapai

Target yang dicapai dalam program tahfidz ini, minimal 2 juz dalam

setiap tahunnya untuk setiap santri. Kelas 1 yang dihafal adalah juz 30

dan juz 1, kelas 3 adalah juz 2 dan juz 3, kelas 4 adalaj juz 4 dan juz 5,

kelas 5 adalah juz 6, dan kelas 7 adalah juz 7. Degan demikian

ditargetkan dalam 6 tahun santri mampu menghafal Al-Qur’an minimal

10 juz.

b. Program Muraja'ah

Program murajaan ini dilaksanakan dengan tujuan supaya santri senantiasa

menjaga hafalannya. Pprogram ini dilaksanakan diantara adzan dan iqamah,

materi murajaan sesuai hafalan santri, yaitu mulai juz 1 sampai juz 7 dan

juz 28 sampai juz 30. Sehingga materi seluruhnya berjumlah 10 juz dalam 2

pekan.

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

Kegiatan ekstrakurikuler adalah seluruh kegiatan di luar jam kegiatan belajar

mengajar. Kegiatan ini di bawah tanggungjawab pengasuhan santri

penanggungjawab ekstrakurikuler. Kegiatan ini terbagi menjadi empat:

Page 110: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

95

a. Kegiatan harian : Olahraga : Sepak bola, volley, futsal, basket, takraw,

badminton, tenis meja dll

b. Kesenian : Nasyid, marawis, rebana ,hadroh, , marawis, kartun, lukis, kaligrafi,

pantomim, dance, teater

c. Journalis : Majalah dinding dan Buletin Triwulan SADAR d. Kegiatan pekanan : Lari pagi setiap hari Ahad dan Rabu, kegiatan pramuka

pada hari Sabtu Siang, muhadatsah setiap Ahad pagi, dan latuhan pidato 3

bahasa malam Ahad, malam Rabu, dan Sabtu siang. Kegiatan tahunan . Studi

Tour/kunjungan ke Book Fair dan Rihlah Iqtihshodiyyah

LETAK GEOGRAFIS

Pondok Pesantren RAFAH - Pondok Pesantren Rafah terletak di bagian

barat kota Bogor, berdiri di atas tanah wakaf seluas 5 hektar dengan Iahan

pengembangan 10 hektar di Kampung Sukajadi Desa Mekarsari Kecamatan

Rancabungur Bogor Jawa Barat.

SARANA DAN PRASARANA

Masjid Ar Rahmah

Ruang Kelas

Arama Santri

Gedung Serba Guna

Laboratorium Komputer

Laboratorium Biologi, Fisika dan Kimia

Wartel

Laundry

Lapangan mini Soccer

Lapangan bola voly

Lapangan bola basket

Lapangan badminton indoor dan sarana olah raga lainnya

Kantin

Koperasi Sekolah

Balai Kesehatan Santri dan Masyarakat Gedung Penginapan Tamu

Dapur umum.

TENAGA PENGAJAR

Tenaga Pengajar Pondok Pesantren RAFAH terdiri dari berbagai tamatan S2, SI

dari berbagai perguruan tinggi negeri/swasta seperti LIPIA Jakarta, ISID Gontor,

Universitas Ibnu Khaldun Bogor, IPB, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Surabaya, UGM Yogyakarta dan Huffadz dari pesantren tahfidz Al

Qur'an Demak, Kudus , Bogor dll.

Page 111: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

96

STRUKTUR ORGANISASI PONDOK PESANTREN RAFAH

Ketua Yayasan Ar Rahmah : KH. Muhammad Nasir Zein, MA

Direktur TMI : Ust. Nanang Alfan Amrullah, S.Ag

Bag. Kurikulum : Ust. Duddy Wahyudi, S.Pt

Bag. Pengasuhan : Ust. Wahyudin, S.Th.l

Bag. Mabikori : Ust. Ahmad Sanusi, S.Pd

Bag. Sarana dan Prasarana : Ust. Abdul Ghoni

Bag. Humas : Ust. Musthofa Sonhaji, S.Ei

Bendahara : Ust. Ahmad Yasin

Bagian Tata Usaha : Ust. Edy Mawardi, A.Md

JUMLAH SANTRI

Jumlah santri Pondok Pesantren Rafah untuk tahun ajaran 2016 — 2017

berjumlah 450 santri, berasal dari berbagai daerah diantaranya Bogor, Depok,

Tangerang, Bekasi, Jakarta, Karawang, Yogyakarta serta dari luar Jawa diantaranya

Jambi, Palembang, Bengkulu, Samarinda dan Nunukan Kalimantan

PENGASUHAN SANTRI/ BIMBINGAN DAN KONSELING

Adalah lembaga yang membina seluruh kegiatan santri di Iuar kelas.

Lembaga ini ditangani oleh Pengasuh Pondok Pesantren yang sekaligus juga

Pimpinan Pondok Pesatren, dalam hal ini KH. Muhammad Nasir Zein, M.A. yang

dalam pelaksanaannya dibantu oleh staf Pengasuhan Santri/Bagian Kesantrian

sebagai bagian dari Bimbingan dan Konseling.

METODE PENDIDIKAN.

Methode pendidikan di pondok pesantren Rafah dilaksanakan dengan cara

mempertahankan cara-cara lama yang baik, dan mengakomodasikan cara-cara baru

yang lebih baik, dengan mengacu pada efektifitas, efesiensi dan akselerasi,

berorientasi pada pencapaian tujuan transpformasi ilmu dengan pengembangan

kepribadian serta pengamalan. Dan dengan ditekankan pada upaya-

upaya keteladanan, pembiasaan, pembentukan value, nasehat dan pengarahan,

penugasan dan pengawasan. Serta dilaksanakan secara modern dengan

falsafah ikhlas, cerdas dan tangkas serta ihsan.

Page 112: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

97

MATERI PELAJARAN

Kurikulum yang digunakan di Pondok Pesantren Rafah adalah kurikulum TMI

Satuan Pendidikan Mu’adalah dengan materi pelajaran yang diajarkan sebagai

berikut : a. Kelompok Bidang studi Ulum Syar'i.

1. Aqidah

2. Fiqih

3. Al-Qur'an

4. Tajwid

5. Ushul fiqh

6. Tafsir

7. Faroid

8. Hadist

9. Musthalah Hadist

10. Tarikh Islam

11. Al-Adyan.

12. Tarbiyah wa ta'lim

13. Mahfudhat

b. Kelompok Bidang Studi Bahasa

1. Bahasa Arab

a. Durusul lughoh

b. Al Insya'

c. Al Muthalaah

d. Nahwu

e. Shorf

f. Tarikh Adab

g. Balaghah

h. Imla'

i. Khot

2. Bahasa Inggris

a. Reading

b. Grammar

c. Dictation

d. Composition

1. Kelompok bidang studi Ulum Kauni

1. Pendidikan kewarganegaraan

2. Bahasa Indonesia

3. Matematika

4. llmu Pengetahuan Alam

5. llmu Pengetahuan Sosial

6. Fisika

7. Biologi

Page 113: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

98

8. Kimia

9. Sejarah

10. Geografi

11. Ekonomi

12. Sosiologi 13. Psikologi

ALOKASI WAKTU BELAJAR

a. Jam pembelajaran di kelas untuk setiap rnata pelajaran dialokasikan 45

menit/mata pelajaran dengan jadwal sbb:

Jam I 07.30 – 08.15

Jam II 08.15 – 09.00

Jam III 09.00 – 09.45

Istirahat 09.40 – 10.15

Jam IV 10.15 – 11.00

Jam V 11.00 – 11.45

Istirahat 11.45 – 13. 40

Jam VI 13.40 – 14.20

Jam VII 14.20 – 15.00

b. Kegiatan tatap muka di kelas permingu adalah 35 jam pembelajaran.

c. Alokasi waktu untuk penugasan tersturtur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur

dilaksanakan pada waktu sore dan malam hari.

d. Alokasi waktu untuk praktek adalah seluruh waktu yang dimiliki anak dari

bangun tidur sampai tidur kembali.

PERMULAAN TAHUN PELAJARAN

Permulaan tahun ajaran dimulai pada bulan Juli sebagaimana kalender pemerintah

dan disesuaikan dengan keadaan Pesantren.

WAKTU BELAJAR

KBM dimulai dari jam 07.30 WIB sampai jam 15. 15 WIB untuk hari senin sampai

jum'at. Sedangkan hari sabtu dimulai pada jam 07.30 sampai 09.45.

KEGIATAN TENGAH SEMESTER

Pada tengah semester diadakan kegiatan lomba-lomba classmeeting atau dormitory

meeting atau kegiatan yang bermanfaat Iain yang ditentukan oleh pesantren sesuai

dengan keadaan saat itu.

Page 114: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

99

LIBUR SEKOLAH

Libur pekanan adalah hari ahad, libur semesteran mengacu jadwal dari depag dan

disesuaikan dengan keadaan pondok pesantren

JADWAL KEGIATAN HARIAN SANTRI RAFAH 03.30 - 05.00 : Qiyamullail dan sholat shubuh

05.00-06 30 : Kegiatan Tahfidzul Qurtan

06.00 - 07.30 : Sarapan dan persiapan sekolah

07.30 - 11.45 : Kegiatan Belajar Mengajar di kelas

11.45 - 13.45 : Sholat dzuhur dan makan siang

13.45 - 15.15 : Kegiatan Belajar Mengajar di kelas

15.00 - 15.45 : Sholat ashar

15.45 - 16.30 : Halaqoh Tahfidzul Qur'an

16.45 - 17.05 : Olah Raga dan Ekstrakulikuler

17.05 - 17.40 : Mandi, Persiapan ke masjid, Sholat Maghrib

17.40 - 18.35 : Sholat Maghrib

18.35 - 19.00 : Tilawah Al Qur'an di asrama dan penyampaian kalimah jadidah

19.00 - 19.30 : Makan malam

19.30 - 20.00 : Sholat isya

20.00 - 21.30 : Belajar mandiri di kelas

21.30 - 03.30 : Istirahat

NB : Antara waktu adzan dan iqomah kegiatan muroja'ah hafalan Al Qur'an secara

berjama'ah

JADWAL KEGIATAN PEKANAN

Hari Ahad dan Rabu pagi : kegiatan lari pagi bersama

Hari Ahad pagi : Kegiatan Muhadatsah

Hari Rabu sore : Kegiatan Pramuka

Hari Sabtu siang : Kegiatan Muhadlarah bahasa arab

Hari Sabtu malam : Kegiatan Muhadlarah bahasa indonesia

Hari Selama malam : Kegiatan Muhadlarah bahasa inggris

ALUMNI PONDOK PESANTREN RAFAH

Alumni Pondok Pesantren Rafah sebagian melanjutkan pendidikannya di berbagai

lembaga pendidikan baik di dalam negeri maupun di luar negeri, dan sebagian

sudah selesai masa studinya, diantaranya di :

1. Jami'ah Islamiyah Al Madinah Al Munawwaroh

2. Jami'ah Ad Da'wah Al Islamiyyah Tripoli Libya

3. Universitas Al Azhar Cairo Mesir

4. International Islamic University of Islamabad Pakistan

Page 115: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

100

5. Ankara University Turki

6. Perancis

7. LIPtA Jakarta

8. Sekolah Tinssi Islam Annuaimi Jakarta

9. Universìtas Trisakti Jakarta 10. Universìtas Neseri Jakarta

11. Universìtas Islam Jakarta

12. Universitas Al Azhar Indonesia

13. Universìtas Muhammadiyah Jakarta

14. Universitas Islam Neseri Syarif Hidayatullah Jakarta

15. Universitas Bina Nusantara Jakarta Universìtas Tarumanegara

Jakarta

16. Bina Sarana Informatika Jakarta

17. STT PLN Jakarta

18. STIE Nusantara Jakarta

19. STIE Indonesia

20. STAN Jakarta

21. STEI Jakarta

22. STEI PERBANAS

23. London School of Public Relation Jakarta

24. President University Jakarta

25. Politeknik Negeri Jakarta

26. Sekolah Tinggi Penerbangan Curug Tangerang Universitas

Indonesia Depok

27. Universita Gunadarma Depok

28. Institut Pertanian Bogor STEI Tazkia Bogor

29. Universitas Islam Ibnu Kholdun Bogor

30. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

31. Institut Teknologi Bandung

32. Institut Teknologi Telkom Bandung Universitas Padjajaran

Bandung

33. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

34. Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

35. Universitas Diponegoro Semarang

36. IAIN Sunan Ampel Surabaya

37. Universitas Airlangga Surabaya

38. Universitas Brawijaya Malang

39. STPDN Jatinangor Sumedang

40. Universitas Negeri Lampung

41. Universitas Riau

42. Universitas Sriwijaya Palembang

Page 116: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

101

SYARAT PENDAFTARAN SANTRI BARU tahun dan lulusan

• Laki-laki, lulusan SD/MI untuk program reguler 6

SMP/MTs untuk program intensif 4 tahun

• Mampu membaca Al Qur'an

• Lulus tes/ujian seleksi masuk

• Pendaftaran tdk diwakilkan dan diantar langsung oleh walinya

• Sanggup belajar 6 tahun untuk program reguler dan 4 tahun untuk program

intensif

• Tidak merokok dan bebas narkoba

• Sanggup tinggal di asrama

• Mentaati ketentuan dan disiplin pondok.

ADMINISTRASI PENDAFTARAN

Mengisi Formulir Pendaftaran

• Membayar uang pendaftaran

• Menyerahkan photo copy raport kelas VI untuk program reguler 6 tahun dan

photo copy raport kelas IX untuk program Intensif 4 tahun

• Menyerahkan photo copy Akte Kelahiran

• Menyerahkan surat keterangan sehat dari dokter

• Menyerahkan photo hitam putih 3x4 (4 Imbr)

• Mengikuti ujian masuk

MATERI UJIAN

• Ujian Lisan : Membaca Al Qur'an, Wawancara

Page 117: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

102

• Ujian Tulis : Pendidikan Agamas Islam, Matematika, IPA, IPS, Bahasa

Inggris, Menulis Arab/imla'

RUTE KE RAFAH :

Dari TOI Jagorawi (Jakarta - Ciawi) : Keluar Pintu tol Sentul Selatan/Kedunghalang lewat fly over arah Dramaga – pertigaan lampu merah Lotte

Mart belok kiri arah Yasmin – perempatan lampu merah Yasmin belok kanan arah

Semplak/Atang Sanjaya - pertigaan Atang Sanjaya/tugu helikopter belok kiri arah

Rancabungur - pertigaan Rancabungur belok kanan arah Warungnangka - pertigaan

Warungnangka/lndomart /plang Rafah belok kanan -arah RAFAH

Dari Tangerang / Ciputat / Depok : Pasar Parung - arah Bogor - gerbang Dishub

Kemang (kanan jalan ada pom bensin) belok kanan - SDN Pabuaran belok kanan

ikuti jalan arah perkebunan sawit Candali - pertigaan Sukajadi / Plang Rafah belok

kanan.

Dari Leuwiliang / Jasinga :pertigaan Warungborong belok kanan arah pasar

Ciampea lama pertigaan Rancabungur belok kiri arah Warungnangka pertigaan

Warungnangka/lndomart /plang Rafah belok kanan - arah RAFAH

Page 118: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

103

2. I’DAD TADRIS (RPP)

Page 119: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

104

Page 120: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

105

Page 121: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

106

Page 122: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

107

Page 123: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

108

Page 124: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

109

Page 125: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

110

Page 126: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

111

3. Foto Pondok Pesantren Rafah

4. Foto Ujian Semester Genap

Page 127: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

112

5.

6. Persiapan Shalat Berjamaah

7. Rapat Guru

Page 128: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

113

8. Foto Wawancara Guru

9. Proses Belajar Mengajar

Page 129: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

114

10. Brosur Pondok Pesantren Rafah

Page 130: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

115

Page 131: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

116

Page 132: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

117

Page 133: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

118

Page 134: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

119

11. Kartu Seminar

Page 135: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

120

12. Data Diri Kepala Sekolah

Nama : Nanang Alfan Amrulloh, S.Ag

TTL : Kebumen, 16 Juli 1970

Pekerjaan : Direktur Tarbiyatul Mu’allimin Al Islamiyyah/TMI Rafah

Alamat : Pondok Pesantren Rafah

Kp. Sukajadi Desa Mekarsari Kec. Rancabungur Bogor Jawa Barat

RIWAYAT PENDIDIKAN

SD N Sembir Kadipaten Prembun Kebumen : 1977 - 1984

SMP N 1 Prembun Kebumen : 1984 - 1987

SMA N 1 Prembun Kebumen : 1987 - 1989

Pondok Pesantren Salafiyah Al Anwar

Loano Purworejo : 1989 - 1990

KMI Pondok Modern Gontor Ponorogo : 1990 - 1994

ISID (Institut Studi Islam Darussalam)

Gontor Ponorogo Fak Ushuluddin : 1994 - 1999

PENGALAMAN MENGAJAR

Guru KMI Pondok Modern Gontor : 1994 - 2000

Guru KMI Subulussalam Tangerang : 2000 - 2003

Dosen Ma’had Aly Subulussalam Tangerang : 2001 - 2003

Guru TMI Husnayain Jakarta : 2003 - 2004

Guru TMI Rafah : 2004 - 2006

Kepala Sekolah SMP IT Rafah : 2006 - 2009

Kepala Sekolah MTs Rafah : 2009 - 2017

Direktur TMI Rafah : 2009 - sekarang

Page 136: KEPEMIMPINAN PEDAGOGIK DIREKTUR TERBIYATUL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42638/2/ABD... · Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

121

RIWAYAT HIDUP

Abd. Rahman dilahirkan pada tanggal 12 Desember

1993 di Sangkara’na Kabupaten Gowa. Anak kelima

dari tujuh bersaudar yang merupakan pasangan dari

Bapak Abbas Adam dan Ibu Nurhayati. Penulis

menempuh pendidikan tingkat dasar di SD Inpres

Sangkara’na (selesai pada tahun 2006) Kemudian

melanjutkan pendidikan ke tingkat menengah pertama

di MTS Muhammadiyah Balassuka (tamat tahun 2009

dan melanjutkan pendidikan di tahun yang sama ke

jenjang Tingkat Menengah atas di Madrasah Aliyah

Muhammadiyah Balassuka (lulus pada tahun 2011. Penulis menempuh pendidikan

S1 di Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas Agama Islam dengan Prodi

Pendidikan Bahasa Arab. Pengalaman organisasi selama kuliah di antaranya aktif

di Organisasi Nasional internal kampus, selanjutnya penulis menempuh pendidikan

S2 pada jurusan Manajemen Pendidikan Islam (MPI) di Universitas islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, Kelas kerjasama dengan Dompet Dhuafa.