POSTUR KEPEMIMPINAN DAN KENEGARAWAN

POSTUR KEPEMIMPINAN DAN KENEGARAWAN SERTA PERANANNYA DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL SERTA KEMANUSIAAN ------------------------------------------------------------------------------- PROF. DR. MULADI, SH (GUBERNUR LEMHANNAS) A. PENGANTAR SECARA ORGANISATORIS DAN SEDERHANA DAPAT DIKATAKAN BAHWA KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP) ADALAH THE ABILITY OF AN INDIVIDUAL TO INFLUENCE, MOTIVATE, AND ENABLE OTHERS TO CONTRIBUTE TOWARD THE EFFECTIVENESS AND SUCCESS OF THE ORGANIZATIONS OF WHICH THEY ARE MEMBERS (HOUSE, RJ, 2004). DISKURSUS TENTANG MASALAH KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP) DAN KENEGARAWANAN (STATESMANSHIP) TIDAK MUNGKIN DILAKUKAN DALAM RUANG YANG HAMPA. KEDUA HAL TERSEBUT LAHIR SEBAGAI SUATU KONSEKUENSI LOGIS DARI PERILAKU DAN BUDAYA MANUSIA YANG TERLAHIR SEBAGAI INDIVIDU YANG MEMILIKI KETERGANTUNGAN SOSIAL (ARISTOTELES : HOMO SOCIOLOGICUS / ZOON POLITICON) YANG SANGAT TINGGI DALAM MENCAPAI TUJUAN BERSAMA, MEMELIHARA TERTIB SOSIAL DAN MEMENUHI BERBAGAI KEBUTUHANNYA (HOMO SAPIENS). DALAM KERANGKA PEMENUHAN KEBUTUHAN TERSEBUT, UTAMANYA DALAM KERANGKA KEHIDUPAN SOSIAL YANG SEMAKIN KOMPLEKS, MANUSIA TIDAK MUNGKIN BERDIRI SENDIRI, TETAPI MEMBUTUHKAN KERJASAMA DALAM BENTUK ORGANISASI DARI YANG TERKECIL SAMPAI DENGAN YANG TERBESAR DAN CANGGIH. MULAI DARI HANYA SEBUAH KELOMPOK, BERKEMBANG HINGGA MENJADI SUATU BANGSA. 1

DALAM ORGANISASI INILAH MUNCUL TOKOH-TOKOH PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN YANG TIDAK LAHIR SECARA SERTA MERTA, MELAINKAN MELALUI SUATU PROSES, YANG PADA AKHIRNYA MEMUNCULKAN TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN DAN BAHKAN KENEGARAWANAN. DALAM HAL INI KEBUTUHAN UNTUK SALING MEMBANTU SECARA TIMBAL BALIK YANG KUAT (STRONG RECIPROCITY) MERUPAKAN SUATU KECENDERUNGAN (PREDISPOSITION) UNTUK BEKERJASAMA SATU SAMA LAIN. TERUTAMA DALAM MAYARAKAT YANG SEMAKIN KOMPLEKS YANG PENUH DENGAN KATIDAKPASTIAN (UNCERTAINTY) , SULIT DIRAMALKAN (UNPREDICTABLE) DAN DIWARNAI DENGAN DENGAN HAL-HAL YANG MENDADAK (SURPRISED) HAL TERSEBUT SANGAT DIRASAKAN. DALAM KERANGKA KEHIDUPAN KENEGARAAN, SEORANG PIMPINAN TINGKAT NASIONAL DI INDONESIA AKAN DIHADAPKAN KEPADA PERMASALAHAN KOMPLEKS YANG PADA DASARNYA TIDAK AKAN TERLEPAS DARI TUJUAN NASIONAL YANG TERSURAT DAN TERSIRAT DALAM PEMBUKAAN UUD 1945 YAITU MELINDUNGI SEGENAP BANGSA INDONESIA DAN SELURUH TUMPAH DARAH INDONESIA, MEMAJUKAN KESEJAHTERAAN UMUM, MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA, DAN IKUT MELAKSANAKAN KETERTIBAN DUNIA YANG BERDASARKAN KEMERDAKAAN, PERDAMAIAN ABADI DA N KEADILAN SOSIAL, TENTU SAJA DENGAN SEGALA DINAMIKANYA BAIK NASIONAL , REGIONAL MAUPUN INTERNASIONAL. SEBAGAI GAMBARAN BAHWA INDONESIA SAAT INI TERLIBAT MULAI DARI USAHA UNTUK MELAKUKAN KEBANGKITAN KEMBALI DARI KRISIS MULTIDIMENSIONAL (MULTIDIMENSIONAL CRISES RECOVERY), PEMBENTUKAN ASEAN CHARTER (HASIL DARI ASEAN SUMMIT DI CEBU) SAMPAI DENGAN PEMBAHARUAN PBB (UN REFORM). 2

DI INDONESIA SAAT INI YANG PENUH TURBULENSI, PERANAN PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN SERTA KENEGARAWANAN SANGAT PENTING, KARENA DI SINILAH SALAH SATU KRISIS TERJADI. UNTUK ITU SECARA BERTURUT-TURUT AKAN DIBAHAS :

PELBAGAI TEORI KEPEMIMPINAN;

PERMASALAHAN PEMBANGUNAN YANG AKAN DIHADAPI PIMPINAN TINGKAT NASIONAL;

MASALAH KEPEMIMPINAN, KENEGARAWANAN DAN PEMBANGUNAN;

IDENTIFIKASI KARAKTER SEORANG NEGARAWAN;

PENUTUP SEBAGAI KESIMPULAN UMUM. B. TEORI- TEORI KEPEMIMPINAN KAJIAN MENGENAI KEPEMIMPINAN TERMASUK KAJIAN YANG MULTI DIMENSI. PELBAGAI TEORI TELAH DIHASILKAN DARI KAJIAN INI, SEPERTI : 1) TEORI KEPEMIMPINAN TRADISIONAL I DALAM BENTUK TEORI PEMBAWAAN (THE TRAIT THEORY) YANG BERKEMBANG PADA TAHUN 1940-AN DENGAN MEMUSATKAN DIRI PADA PEMBAWAAN PRIBADI SESEORANG PEMIMPIN; SEORANG PEMIMPIN HARUS MEMILIKI BAKAT PEMBAWAAN, CIRI-CIRI PEMIMPIN: FAKTOR FISIK, KEPRIBADIAN, KECERDASAN DAN KETRAMPILAN BERKOMUNIKASI; 2) TEORI KEPEMIMPINAN TRADISIONAL II YANG LEBIH MENEKANKAN PADA PERILAKU BERUPA KEAHLIAN DAN KETRAMPILAN ATAU STATE AND SKILL DEVELOPMENT YANG DIKENAL DENGAN ISTILAH POSITIVE ORGANIZATIONAL BEHAVIORIST (POB) THEORIES. DALAM HAL INI SEORANG PEMIMPIN HARUS MEILIKI : OPTIMISM, HOPE, RESILIENCY, 3

EMOTIONAL INTELLIGENCE, AND SELF EFFICACY DI SAMPING ELEMEN-ELEMEN YANG MENENTUKAN YAITU DRIVE/INNER MOTIVATION, EXTERNAL MOTIVATION TO INFLUENCE, INTEGRITY, SELF CONFIDENCE, INTELLIGENCE, KNOWLEDGE, AND EMOTIONAL INTELLIGENCE; THE NATURE OF LEADERSHIP IS MOTIVATING PEOPLE OR SOCIAL INFLUENCE; CATATAN : MENURUT MAXWELL (1997) ,A PERSON OF INFLUENCE HARUS MEMILIKI :

INTEGRITY (TULUS, JUJUR);

NURTURES (ASAH, ASUH, ASIH) OTHER PEOPLE ;

FAITH (KEPERCAYAAN) IN PEOPLE ;

LISTENS TO PEOPLE;

UNDERSTANDS PEOPLE;

ENLARGES (MEMBESARKAN) PEOPLE;

NAVIGATES (MENJADI PEDOMAN) FOR OTHER PEOPLE;

CONNECTS WITH PEOPLE;

EMPOWERS PEOPLE;

REPRODUCES OTHER INFLUENCERS. 3) TEORI KEPEMIMPINAN TRADISIONAL III ADALAH GROUP AND EXCHANGE THEORIES OF LEADERSHIP, YANG BERAKAR PADA PSIKOLOGI SOSIAL. DALAM HAL INI ANTARA PEMIMPIN DAN PENGIKUTNYA TERDAPAT HUBUNGAN SALING MEMBERI (EXCHANGE LEADERSHIP) DALAM KERANGKA INVESTMENTS AND RETURN. PEMIMPIN MEMBUAT INVESTASI DAN BENERFIT AND REWARDS, SEBALIKNYA PENGIKUT MEMBERIKAN PERFORMANCE YANG MEMADAI; 4

4) TEORI KEPEMIPINAN TRADISIONAL IV ADALAH CONTINGENCY THEORY OF LEADERSHIP) (TEORI KEMUNGKINAN) YANG DI SAMPING MENEKANKAN HUBUNGAN SALING MEMBERI ANTARA PEMIMPIN DAN PENGIKUT, JUGA MEMPERHATIKAN SEGALA KEMUNGKINAN YANG BERKAITAN DENGAN THE SITUATIONAL ASPECTS OF LEADERSHIP SEPERTI STRUKTUR TUGAS DAN POSISI KEKUASAAN; 5) TEORI KEPEMIMPINAN TRADISIONAL V ADALAH PATH-GOAL LEADERSHIP THEORY , YANG MENGANALISA DAMPAK KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PENGIKUT, MOTIVASINYA, KEPUASANNYA DAN KINERJANYA. DALAM HAL INI TERDAPAT EMPAT KATEGORI YAITU : DIRECTIVE LEADERSHIP (AUTHORITARIAN LEADERSHIP) YANG MENEKANKAN PADA PERINTAH TANPA PARTISIPASI; SUPPORTIVE LEADERSHIP YANG MENEKANKAN HUBUNGAN ERAT DAN BERSAHABAT (FRIENDLY); PARTICIPATIVE LEADERSHIP YANG MEMFOKUSKAN DIRI PADA SUGESTI BAWAHAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN ACHIEVEMENT-ORIENTED LEADERSHIP YANG MENEKANKAN PENTINGNYA PENETAPAN TANTANGAN BAGI BAWAHAN DAN MENUNJUKKAN KEYAKINAN BAHWA MEREKA AKAN MENCAPAI TUJUAN DAN KINERJA YANG BAIK; 6) TEORI KEPEMIMPINAN MODERN (MODERN THEORETICAL PROCESSES OF LEADERSHIP) MENCAKUP :

CHARISMATIC LEADESRHIP, YANG MEMBERIKAN TEKANAN BAHWA DENGAN KEKUATAN BERUPA KEMAMPUAN PRIBADI SEORANG PEMIMPIN MAMPU MEMBERIKAN EFFEK YANG BESAR DAN LUAR BIASA BAGI PENGIKUTNYA;

TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP , MENEKANKAN BAHWA KARISMA, INSPIRASI, STIMULASI INTELEKTUAL DAN PERTIMBANGAN INDIVIDUAL SANGAT PENTING UNTUK MENGGERAKKAN BAWAHAN; 5

SOCIAL COGNITIVE APPROACH, MERUPAKAN MODEL KEPEMIMPINAN YANG MENEKANKAN BETAPA PENTINGNYA A CONTINOUS, RECIPROCAL INTERACTIONS ANTARA PEMIMPIN, LINGKUNGAN (TERMASUK BAWAHAN DAN VARIABEL ORGANISASI) DAN LEADER BEHAVIOR; 7) SUBSTITUTES THEORY FOR LEADERSHIP, YANG MEMBERI TEKANAN PADA APA YANG DINAMAKAN PENGGANTI ATAU SARANA NETRALISASI KARAKTER PERMIMPIN YANG TIDAK PERLU, SEHINGGA DAPAT DICEGAH PERILAKU PEMIMPIN YANG BERTENTANGAN DENGAN PERILAKU POSITIF. HAL INI DIKETEMUKAN PADA KARAKTER BAWAHAN, TUGAS DAN ORGANISASI; 8) AUTHENTIC THEORY OF LEADERSHIP. DALAM HAL INI FOKUS DIARAHKAN PADA BETAPA PENTINGNYA CONFIDENT, HOPEFUL, OPTIMISTIC, RESILIENT, TRANSPARENT, MORAL/ETHICAL, FUTURE-ORIENTED, AND GIVES PRIORITY TO DEVELOPING ASSOCIATES TO BE LEADER; 9) LEADERSHIP ACROSS CULTURE THEORY, YANG BERKEMBANG DALAM MENGHADAPI PROSES GLOBALISASI GUNA MENGHADAPI EKONOMI GLOBAL, PEROBAHAN SOSIAL YANG CEPAT DAN TANTANGAN-TANTANGAN YANG BERSIFAT TRANSNASIONAL. TIGA HAL YANG MENONJOL ADALAH : PERSONAL VALUES; BACKGROUND OF LEADERS; AND INTERPERSONAL STYLES AND SKILLS; 10) SEORANG PEMIMPIN YANG MEMADAI DI ERA YANG PENUH TUBULENSI PEROBAHAN DAN GLOBALISASI SAAT INI, PALING TIDAK HARUS MEMENUHI STANDARD-STANDARD SEBAGAI BERIKUT : 6

CHANGE LEADERSHIP YANG DAPAT MELAKUKAN SINERGI POSITIF ANTARA ENTHUSIASISM (SEMNGAT, KAGAIRAHAN) , ENERGY AND HOPE, YANG SELALU MENJAGA OPTIMISME, PANTANG MENYERAH DALAM MENGEJAR TUJUAN, DISERTAI RASA PERCAYA DIRI DI SATU PIHAK DENGAN MORAL PURPOSE, UNDERSTANDING CHANGE, COHERENCE MAKING (MENCIPTAKAN KEBERSAMAAN), RELATIONSHIP BUILDING AND KNOWLEDGE CREATION AND SHARING DI LAIN PIHAK. DALAM CULTURE OF CHANGE SEORANG PEMIMPIN AKAN SELALU MENGALAMI ATAU MENIKMATI KETEGANGAN YANG MERUPAKAN KESATUAN DALAM BERATNYA MEMECAHKAN MASALAH. DI SITULAH SEBENARNYA KEBERHASILAN TERBESAR TERLETAK. EFFECTIVE LEADERS MAKE PEOPLE FEEL THAT EVEN THE MOST DIFFICULT PROBLEMS CAN BE TACKLED PRODUCTIVELY; CATATAN : THE FOUR STEP METHOD WITH TEN PROBLEM SOLVING STRATEGIES (A SYSTEMATIC GUIDELINES FOR SOLVING PROBLEMS): 1. FIND OUT WHAT PROBLEM MEANS AND WHAT QUESTION MUST BE ANSWERED; 2. CHOOSE A STRATEGY : a. WORK BACKWARDS; b. QUEST AND CHECK;c. MAKE THE PROBLEM SIMPLIES; d. USE OR LOOK FOR A PATTERN;e. MAKE A PICTURE OR DIAGRAM; f. USE OR MAKE A TABLE (SKEMA); g. MAKE AN ORGANIZED LIST; h. USE LOGICAL REASONING; i. BRAINSTORMING; j. ACT OUT OR USE OBJECTS; 3. SOLVE IT; 4. LOOK BACK. MAKE SURE THE QUESTION HAS BEEN ANSWERED. 7

GLOBAL LEADERSHIP, YANG KONSEPNYA DILANDASI OLEH KEYAKINAN, BAHWA DI DALAM LINGKUNGAN KEHIDUPAN SOSIAL YANG KOMPLEKS DAN BERSIFAT GLOBAL, TIDAK ADA MODEL KHUSUS (SINGLE MODEL) YANG COCOK TERHADAP SITUASI YANG SANGAT LUAS YANG DIHADAPI SEORANG PEMIMPIN APAPUN JUGA. DALAM HAL INI PALING TIDAK TERDAPAT 5 (LIMA) KARAKTERISTIK YANG MUNCUL (EMERGING CHARACTERISTICS) DALAM KERANGKA KEPEMIMPINAN GLOBAL YAITU : a) THINKING GLOBALLY YANG MENGANDUNG PESAN AGAR PEMIMPIN SELALU BERUSAHA UNTUK MEMAHAMI KEANEKARAGAMAN SISTEM EKONOMI, BUDAYA, HUKUM DAN POLITIK, SEBAGAI BAGIAN DARI WARGANEGARA DUNIA DENGAN VISI DAN NILAI-NILAI YANG OPEN ENDED. A HOME CENTRIC VIEW WILL NOT BE TOLERATED. GLOBAL LEADERS NEED TO HAVE A GLOBAL LEVEL WHEN MAKING DECISIONS (THINK GLBALLY ACT LOCALLY) b) APPRECIATING CULTURAL DIVERSITY. DIVERSITAS DALAM HAL INI DIARTIKAN SEBAGAI DIVERSITY OF LEADERSHIP STYLE, INDUSTRY STYLE, INDIVIDUAL BEHAVIORS AND VALUES, RACE, RELIGION AND SEX. HAL INI AKAN MERUPAKAN A KEY TO COMPETING SUCCESSFULLY IN THE FUTURE; c) DEVELOPING TECKNOLOGICAL SAVVY. TANPA PENGEMBANGAN KECERDASAN TEKNOLOGIS INI MASA DEPAN KEMITRAAN DAN JARINGAN GLOBAL YANG TERPADU TIDAK MUNGKIN TERJADI; 8

d) BUILDING PARTNERSHIP AND ALLIANCES. KEPEMIMPINAN DI MASA DEPAN AKAN MENSYARATKAN TIM-TIM KEPEMIMPINAN YANG KOLABORATIF, SETIAP TIM MEMILIKI MENGUASAI PELBAGAI KETRAMPILAN YANG DISYARATKAN OLEH KEPEMIMPINAN GLOBAL; e) SHARING LEADERSHIP UNTUK MEMBUAT KEPUTUSAN-KEPUTUSAN YANG EFFEKTIF. TIDAK SEPERTI KEPEMIMPINAN INDIVIDUAL SAAT INI, SEORANG PEMIMPIN YANG BERHASIL DI MASA DEPAN AKAN BERGERAK SECARA TERINTEGRASI; DI SAMPING ITU HAL-HAL SEBAGAI BERIKUT AKAN MEMPEROLEH PERHATIAN DARI KEPEMIMPINAN GLOBAL:

CREATING A SHARED VISION;

DEVELOPING PEOPLE;

EMPOWERING PEOPLE;

ACHIEVING PERSONAL MASTERY(KEUNGGULAN PERSONAL);

ENCOURAGING CONSTRUCTIVE DIALOQUE;

DEMONSTRATING INTEGRITY;

LEADING CHANGE;

ANTICIPATING OPPORTUNITIES;

MAINTAINING A COMPETITIVE ADVANTAGE; * TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP. DALAM HAL INI DIKATAKAN BAHWA LEADERS ARE TRULY TRANSFORMATIONAL WHEN THEY INCREASE AWARENESS OF WHAT IS RIGHT, GOOD, IMPORTANT AND BEAUTIFUL, WHEN THEY HELP TO ELEVATE (MENINGKATKAN) FOLLOWERS NEEDS FOR AHIEVEMENT AND SELF ACTUALIZATION, WHEN THEY FOSTER IN FOLLOWERS HIGH MORAL MATURITY, AND 9

WHEN THEY MOVE FOLLOWERS TO GO BEYOND THEIR SELF-INTEREST FOR THE GOOD OF THEIR GROUP, ORGANIZATION OR SOCIETY. BEBERAPA KARAKTER YANG MENONJOL DALAM MODEL INI ADALAH : a) ABLE TO SET OUT BOLD VISION; b) SKILLED IN MARSHALLING (MEMELOPORI) THE INTELLECTUAL AND EMOTIONAL EQUITY (KEADILAN INTELEKTUAL DAN EMOSIONAL) OF THEIR PEOPLE; c) CARING FOR THE INDIVIDUAL AT THE HIGHEST LEVEL; d) ABILITY TO MIND THE MIND; e) QUICK TO RECOQNIZE GOOD IDEAS AND HAVE THE INTELLECTUAL HONESTY; f) THE IMPERATIVE OF INSTITUTIONALIZATION, TO ENSURE CONTINUITY WITHOUT DISRUPTION (KEKACAUAN) ; g) WILLINGNESS TO MOVE AWAY FROM HIS CONVENTIONAL ROLE; CATATAN : PELBAGAI TEORI KEPEMIMPINAN YANG BERAKAR PADA BUDAYA BANGSA DAN AGAMA DAN SEKALIGUS MERUPAKAN CAPITAL SOCIAL TENTU SAJA TIDAK DAPAT DIKESAMPINGKAN SEPERTI HALNYA DENGAN : a) AJARAN HASTA BRATA (DELAPAN LAKU KEBAJIKAN) DARI R.NG. RONGGOWARSITO, YANG MEMBERIKAN ANALOGI METAFORIS : LIR SURYA, SIFAT MATAHARI YANG TAK TERBURU-BURU, RENDAH HATI, SABAR, BERHATI-HATI; LIR CANDRA, SIFAT BULAN YANG DAPAT MEMBUAT GEMBIRA, MANIS SENYUM, HALUS BUDI; LIR KARTIKA, SIFAT BINTANG YANG TEGAS, TAK MUDAH TERGODA, PERCAYA DIRI, TERUS TERANG; LIR MEGA MENDUNG, SIFAT AWAN YANG ADIL, DALAM MENERAPKAN KEKUASAAN, PRINSIP REWARD-AND PUNISHMENT; LIR MEGA MENDUNG , LIR SAMIRANA, SIFAT ANGIN YANG TAK KENAL MENELITI, 10

MEMPERHATIKAN PERILAKU MANUSIA, TANPA BATAS, TANPA PAMRIH; LIR SAMUDRA, SIFAT LAUT/AIR YANG PEMAAF, TAK MUDAH TERSINGGUNG, MEMBUAT ORANG SENANG,; LIR BANTALA, SIFAT BUMI YANG DERMAWAN, SENANG MEMBERI HADIAH, RELA BERKORBAN TERMASUK DIRINYA SENDIRI; b) DALAM AJARAN ISLAM, SEORANG PEMIMPIN DITUNTUT MAMPU MENAMPILKAN KEPRIBADIAN YANG BER-AKHLAGUL KAROMAH (MEMILIKI MORALITAS BAIK), QONAAH (SEDERHANA), DAN ISTIQOMAH (KONSISTEN). SURI TAULADAN KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD S.A.W. YAITU : SIDDIQ (JUJUR, BENAR, BERINTEGRITAS TINGGI DAN TERJAGA DARI KESALAHAN); FATHONAH (CERDAS, MEMILIKI INTELEKTUALITAS TINGGI DAN PROFESIONAL /KAPABEL; AMANAH (DAPAT DIPERCDAYA, MEMILIKI LEGITIMASI KUAT / AKSEPTABEL DAN AKUNTABEL); TABLIGH, (SENANTIASA MENYAMPAIKAN RISALAH KEBENARAN, TIDAK PERNAH MENYEMBUNYIKAN APA YANG WAJIB DISAMPAIKAN DAN KOMUNIKATIF); c) KI HADJAR DEWANTORO DENGAN SANGAT LUGAS MENYATAKAN BAHWA TUGAS PEMIMPIN ADALAH TUT WURI HANDAYANI, ING MADYA MANGUN KARSA DAN ING NGARSA SUNG TULADA; d) DLL. C. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN YANG AKAN DIHADAPI . DENGAN MELIHAT PERMASALAHAN NASIONAL DAN INTERNASIONAL DI BAWAH INI, AKAN TERLIHAT BAHWA TUGAS SEORANG PEMIMPIN TINGKAT NASIONAL TIDAKLAH RINGAN. DALAM HAL INI AKAN TERLIHAT KUALITAS KEPEMIMPINAN SESEORANG DENGAN POSTUR TERTENTU (APAKAH HANYA BERKUALITAS SEBAGAI SEORANG MANAJER, PEMIMPIN ATAU NEGARAWAN) SEBAGAI VARIABEL YANG MEMPENGARUHI DAN PEMBANGUNAN NASIONAL SEBAGAI VARIABEL 11

YANG DIPENGARUHI. PERMASALAHAN-PERMASALAHAN DI BAWAH INI PADA DASARNYA MERUPAKAN MASALAH KETAHANAN NASIONAL. KESADARAN TERHADAP KETAHANAN NASIONAL SEMAKIN PENTING DI ABAD 21 KARENA BANYAK SISTEM YANG DIHADAPI TELAH TUMBUH SEMAKIN LEBIH CONNECTED & COMPLEX. DAN MENJADIKAN SEGALA SESUATU SEMAKIN TIDAK DAPAT DIRAMALKAM (UNPREDICTABLE), SEMAKIN TIDAK PASTI (UNCERTAINTY) DAN SERING BERSIFAT MENDADAK (SURPRISED). UNTUK ITU RESISTENSI (MENJAUHKAN DIRI DARI BAHAYA) SAJA TIDAK CUKUP DAN SERING GAGAL, DAN NAMPAKNYA KONSEP KETAHANAN NASIONAL LEBIH TEPAT, BAIK DALAM BENTUKNYA SEBAGAI ENGINEERING RESILIENCY, MAUPUN DALAM BENTUKNYA SEBAGAI ENVIRONMENT RESILIENCY. a. BEBERAPA PERMASALAHAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL PADA DASARNYA TIDAK TERLEPAS DARI MASALAH-MASALAH STRATEGIS YANG DIHADAPI BANGSA-BANGSA DI DUNIA. MANTAN SEKRETARIS JENDERAL PBB KOFI A. ANNAN MENGIDENTIFIKASI ADANYA 6 KELOMPOK ANCAMAN ATAU BAHAYA (SIX CLUSTERS OF THREATS) YANG DIHADAPI OLEH BANGSA-BANGSA DI DUNIA SAAT INI; YAITU : ANCAMAN SOSIAL DAN EKONOMI, TERMASUK KEMISKINAN, PENYAKIT MENULAR, DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN; KONFLIK ANTAR NEGARA; KONFLIK INTERNAL, TERMASUK : PERANG SAUDARA, GENOSIDA, DAN KEKEJAMAN BERSKALA BESAR LAINYYA ; SENJATA NUKLIR, RADIOLOGI, KIMIA, DAN BIOLOGI; TERORISME; DAN KEJAHATAN LINTAS NEGARA TERORGANISASI (TRANSNATIONAL ORGANIZED CRIMES); b. DENGAN DEMIKIAN SEBAGAIMANA DIRUMUSKAN OLEH PARA PENDIRI PBB BAHWA KEAMANAN (SECURITY), PEMBANGUNAN EKONOMI (ECONOMIC DEVELOPMENT) DAN KEBEBASAN INDIVIDU (HUMAN FREEDOM) TIDAK DAPAT DIPISAHKAN SATU SAMA LAIN; 12

HUMANITY WILL NOT ENJOY SECURITY WITHOUT DEVELOPMENT, IT WILL NOT ENJOY DEVELOPMENT WITHOUT SECURITY, AND IT WILL NOT ENJOY EITHER WITHOUT RESPECT FOR HUMAN RIGHTS; KHUSUS BAGI NEGARA-NEGARA BERKEMBANG, HAL YANG HARUS TERUS DIPERJUANGKAN ADALAH THE RIGHT TO DEVELOPMENT; c. SELANJUTNYA DIKEMUKAKAN PULA BAHWA KEBEBASAN UNTUK HIDUP BERMARTABAT (FREEDOM TO LIVE IN DIGNITY) AKAN TERGANTUNG PADA 3 (TIGA) HAL YAITU : DEMOKRASI; PROMOSI DAN PERLINDUNGAN HAM; DAN THE RULE OF LAW; DALAM KERANGKA INI TIDAK BOLEH DIABAIKAN TUNTUTAN UNTUK MEMPERHATIKAN PULA KEWAJIBAN ASASI MANUSIA (HUMAN RESPONSIBILITY), DI SAMPING HUMAN RIGHTS ; DALAM KONSEP HUMAN RESPONSIBILITY TERSURAT DAN TERSIRAT ANTARA LAIN BAHWA SETIAP ORANG TANPA DISKRIMINASI HARUS MEMPERLAKUKAN SEMUA ORANG SECARA MANUSIAWI; HARUS MENGHORMATI MARTABAT DAN MENGHARGAI SETIAP ORANG; SETIAP ORANG HARUS MEMPROMOSIKAN KEBAIKAN DAN MENGHINDARI SEGALA BENTUK KEJAHATAN; WHAT YOU DO NOT WISH TO BE DONE TO YOURSELF, DO NOT DO TO OTHERS; ANTI KEKERASAN DAN MENGHORMATI KEHIDUPAN; MENGHARGAI KEADILAN DAN SOLIDARITAS; KEBENARAN DAN TOLERANSI; DAN SALING MENGHORMATI DAN KEMITRAAN; SELANJUTNYA DALAM KONSEP THE RULE OF LAW ATAU SUPREMASI HUKUM, HARUS TERCERMIN DI DALAMNYA BAHWA NEGARA HARUS TUNDUK PADA HUKUM; EKSISTENSI KEKUASAAN KEHAKIMAN YANG MERDEKA; JALAN MASUK UNTUK MEMPEROLEH KEADILAN HARUS TERBUKA LUAS DAN TERCIPTANYA KEPASTIAN HUKUM, PERSAMAAN HUKUM DAN KEADILAN; 13

d. SELANJUTNYA FOKUS PERMASALAHAN PEMBANGUNAN NASIONAL NEGARA-NEGARA BERKEMBANG SECARA TAJAM DAN KOMPREHENSIF TERGAMBAR DALAM PROGRAM THE MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) TAHUN 2005 YANG OLEH KOFI A. ANNAN DISEBUT SEBAGAI AN UNPRECEDENTED PROMISE BY WORLD LEADERS TO ADDRESS, AS A SINGLE PACKAGE, PEACE, SECURITY, DEVELOPMENT, HUMAN RIGHTS AND FUNDAMENTAL FREEDOM DENGAN TARGET WAKTU SAMPAI DENGAN TAHUN 2015; e. MDGs BERBEDA DENGAN PROGRAM-PROGRAM LAIN YANG SEMACAM, KARENA KARAKTERNYA YANG PEOPLE-CENTERED, TIME BOUND AND MEASURABLE; DIDASARKAN ATAS A GLOBAL PARTNERSHIP, YANG MENEKANKAN PADA TANGGUNGJAWAB NEGARA BERRKEMBANG UNTUK MENGURUS RUMAHTANGGANYA SENDIRI DAN NEGARA MAJU UNTUK MEMBANTU USAHA-USAHA YANG DILAKUKAN; MELIBATKAN DUKUNGAN POLITIK TINGKAT TERTINGGI YANG BELUM PERNAH TERJADI SEBELUMNYA, BAIK DI NEGARANEGARA MAJU MAUPUN BERKEMBANG, CIVIL SOCIETY DAN LEMBAGA-LEMBAGA PEMBANGUNAN UTAMA LAINNYA; DAN PREDIKSI BAHWA HAL TERSEBUT BISA DICAPAI (ACHIEVABLE); f. MDGs MENCAKUP 8 LANGKAH SEBAGAI BERIKUT : ERADICATE EXTREME POVERTY & HUNGER; ACHIEVE UNIVERSAL PRIMARY EDUCATION; PROMOTE GENDER EQUALITY & EMPOWER WOMEN; REDUCE CHILD MORTALITY; IMPROVE MATERNAL HEALTH; COMBAT HIV/AIDS, MALARIA & OTHER DISEASES; ENSURE ENVIRONMENTAL SUSTAINABILITY; AND DEVELOP A GLOBAL PARTNERSHIP FOR DEVELOPMENT; 14

g. MASALAH PEMBANGUNAN NASIONAL PADA DASARNYA MERUPAKAN USAHA UNTUK MEMBANGUN PERADABAN (CIVILIZATION DEVELOPMENT) YANG SECARA KESELURUHAN MERUPAKAN USAHA UNTUK MENINGKATKAN HUMAN AND NATIONAL CAPABILITIES, YANG MENCAKUP TIDAK HANYA TINGGI RENDAHNYA PENDAPATAN NASIONAL DAN PENDAPATAN PER KAPITA TETAPI SECARA KOMPREHENSIF MENCAKUP KUALITAS DAN KUANTITAS PENDUDUK; KEMAJUAN SAIN DAN TEKNOLOGI; TINGKAT KORUPSI DAN TINGKAT PENGANGGURAN; DAYA TARIK BAGI PENANAMAN MODAL ASING; KUALITAS INFRASTRUKTUR; STABILITAS IDEOLOGI DAN POLITIK; KEAMANAN NASIONAL; JUMLAH ORANG YANG HIDUP DI BAWAH GARIS KEMISKINAN; JUMLAH HUTANG NASIONAL; DAN KEMAMPUAN BANGSA UNTUK MENGEMBANGKAN KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPERTITIF DI ERA GLOBALISASI. DENGAN DEMIKIAN NAMPAK BAHWA PERTUMBUHAN EKONOMI HANYA MERUPAKAN SARANA UNTUK MENINGKATKAN PERADABAN; DENGAN KATA LAIN PERADABAN (CIVILIZATION) ADALAH AN ADVANCED STATE OF INTELLECTUAL, CULTURAL, AND MATERIAL DEVELOPMENT IN HUMAN SOCIETY, MARKED BY PROGRESS IN THE ARTS AND SCIENCES, THE EXTENSIVE USE OF RECORD KEEPING (MEMPERTRAHANKAN PRESTASI) , INCLUDING WRITING, AND THE APPEARANCE (PENAMPILAN) OF COMPLEX POLITICAL AND SOCIAL INSTITUTIONS, h. PEMBANGUNAN NASIONAL PADA DASARNYA UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN NASIONAL (NATIONAL RESILIENCE) SUATU BANGSA. DALAM KERANGKA INI KETAHANAN NASIONAL BERADA DALAM KERANGKA DEFENCE REQUIREMENTS, YANG MERUPAKAN USAHA FINDING A BALANCE BETWEEN NATIONAL EXPENDITURE ON GUNS AND BUTTER, THE MOST APPRPOPRIATE 15

BALANCE BETWEEN TWO NECESSITIES, THE SOCIAL AND WELFARE NEEDS AND THE SECURITY OF THE NATION.THESE ARE TO ENSURE THE WELL-BEING AND SECURITY OF PEOPLE. IT CAN ALSO BE STATED THAT GOVERNMENTS ARE IN THE BUSINESS OF CREATING THE PRECONDITIONS FOR THE GENERATION OF WEALTH AND PROSPERITY AND FOR ENSURING THE PROTECTION OF SUCH PROSPERITY. THE WELL-BEING OF PEOPLE AND THEIR SECURITY CANNOT BE SUBDIVIDED; i. SELANJUTNYA DAPAT DIGAMBARKAN BAHWA SECURITY AS AN ALL ENCOMPASSING CONDITION IN WHICH INDIVIDUAL CITIZENS LIVE IN FREEDOM, PEACE AND SAFETY. PARTICIPATE FULLY IN THE PROCESS OF GOVERNANCE; ENJOY PROTECTION OF FUNDAMENTAL RIGHTS; HAVE ACCESS TO RESOURCES AND THE BASIC NECESSITY OF LIFE; AND INHABIT AN ENVIRONMENT WHICH IS NOT DETRIMENTAL TO THEIR HEALTH AND WELL-BEING; j. DI TINGKAT NASIONAL TUJUAN DARI KEBIJAKAN KEAMANAN (SECURITY POLICY) ADALAH ENCOMPASS THE CONSOLIDATION OF DEMOCRACY; THE ACHIEVEMENT OF SOCIAL JUSTICE, ECONOMIC DEVELOPMENT AND A SAFE ENVIRONMENT; AND A SUBSTANTIAL REDUCTION IN THE LEVEL OF CRIME, VIOLENCE AND POLITICAL INSTABILITY. STABILITY AND DEVELOPEMNET ARE REGARDED AS INEXTRICABLY LINKED AND MUTUALLY REINFORCING; k. DI TINGKAT INTERRNASIONAL TUJUAN DARI KEBIJAKAN KEAMANAN MENCAKUP THE DEFENCE OF THE SOVEREIGNITY, TERRITORIAL INTEGRITY AND POLITICAL INDEPENDENCE OF THE STATE, AND THE PROMOTION OF REGIONAL SECURITY; 16

l. DI SAMPING APA YANG TERSURAT DAN TERSIRAT TENTANG RUANG LINGKUP SEKTOR-SEKTOR PEMBANGUNAN NASIONAL STRATEGIS SETIAP NEGARA (BERKEMBANG) DI ATAS, MAKA INDONESIA MASIH MEMPUNYAI PERMASALAHAN SPESIFIK SEPERTI KEPELOPORAN DI NEGARA-NEGARA ASEAN, NON-BLOK DAN , OKI; GERAKAN RADIKALIS YANG MERUPAKAN AKAR (ROOT CAUSES) TERORISME; MASYARAKAT YANG MASIH TERBEBANI USAHA UNTUK MENCIPTAKAN CONSTRUCTIVE PLURALISM DAN CIVIC NATIONALISM; GERAKAN SEPARATISME DI PAPUA; KRISIS EKONOMI YANG BELUM PULIH; PROSES REFORMASI/DEMOKRATISASI YANG BELUM SELESAI (PENEGAKAN INDEX DEMOKRASI BERUPA : PRINSIP-PRINSIP KONSTITUSIONALISME, GOOD GOVERNANCE, FREEDOM OF THE MEDIA, INDEPENDENCE OF THE JUDICIARY, CIVILIAN CONTROL TO THE MILITARY, OTONOMI DAERAH, PEMILU YANG FREE AND FAIR, SISTEM CHECKS AND BALANCES, PENGHARGAAN TERHADAP KELOMPOK KEPENTINGAN (INTEREST GROUPS), PUBLICS RIGHT TO KNOW, PERLINDUNGAN KELOMPOK MINORITAS, HUKUM YANG ASPIRATIF, PROMOSI DAN PERLINDUNGAN HAM); BELUM LAGI USAHA UNTUK MENEGAKKAN KEMBALI WIBAWA IDIOLOGI PANCASILA SEBAGAI MARGIN OF APPRECIATION BANGSA; GLOBALISASI, LIBERALISASI EKONOMI DAN PEROBAHAN SOSIAL (SOCIAL CHANGE) YANG CEPAT AKIBAT KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMATIKA, KOMUNIKASI DAN TRANSPORTASI MERUPAKAN TANTANGAN TERSENDIRI; GLOBALISASI TIDAK DAPAT DISEKATI DARI SISI HYPERGLOBALIST APPROACH, TIDAK PULA DIHADAPI SECARA SKEPTIS, NAMUN HARUS DIHADAPI DENGAN KEMAMPUAN UNTUK MENTRANSFORMASIKAN NILAI-NILAI GLOBAL DAN UNVERSAL TERSEBUT DALAM KEHIDUPAN DAN NILAI-NILAI NASIONAL UNTUK KEMANFAATAN BANGSA DAN NEGARA; 17

m. PERSOALAN GERAKAN SEPARATIS DAN PLURALISME YANG BERSIFAT DESTRUKTIF MERUPAKAN PERMASALAHAN TERSENDIRI DI INDONESIA BAHKAN BERSIFAT LATENT. PENYELESAIAN DENGAN PENDEKATAN CONSTRUCTIVE PLURALISM MEMERLUKAN KEARIFAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TERSENDIRI YANG HARUS DIHAYATI SECARA BIJAK; n. YANG TIDAK BOLEH DILUPAKAN JUGA ADALAH PREDIKSI ANTISIPATIF YANG DIKAJI OLEH LEMBAGA-LEMBAGA DUNIA YANG KREDIBEL SEPERTI YANG DILAKUKAN OLEH NATIONAL INTELLIGENCE COUNCIL, SUATU PUSAT PEMIKIRAN STRATEGIS PADA US INTELLIGENCE COMMUNITY (GLOBAL TRENDS 2015 : A DIALOQUE ABOUT THE FUTURE WITH NGO EXPERTS, 2000), YANG ANTARA LAIN TELAH MENGIDENTIFIKASI THE DRIVERS AND TRENDS DI BIDANG-BIDANG DEMOGRAFI (PENDUDUK DUNIA TAHUN 2015 : 7.2 MILLIARD DARI 6.1 MILLIARD TAHUN 2000, KANAIKAN TERUTAMA DI NEGARA BERKEMBANG. DENGAN KONDISI POLITIK RAPUH DAN URBANISASI PESAT, AKAN MEMICU INSTABILITAS); SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN ( KONDISI INFRAASTRUKTUR DAN DISTRIBUSI PANGAN JELEK, INSTABHILITAS POLITIK DAN KERMISKINAN KRONIS AKAN MENIMBULKAN KONDISI KEKURANGAN GIZI. PERMINTAAN ENERGI MENINGKAT 50 %); SAIN DAN TEKNOLOGI (KEMAJUAN PESAT IT DAN SAIN DAN TEKNOLOGI LAIN (BIOTEK) AKAN DIMANFAATKAN DALAM PERDAAGANGAN INTERNASIONAL DAN SEKTOR SWASTA); EKONOMI GLOBAL DAN GLOBALISASI (YANG MEMPEROLEH MANFAAT GLOBALISASI TIDAK UNIVERSAL. EVOLUSI TERKENDALA, DITANDAI OLEH GEJOLAK FINANSIAL YANG KRONIS DAN SEMAKIN MELUASNYA DISPARITAS EKONOMI); PEMERINTAHAN NASIONAL DAN INTERNASIONAL (NEGARA-NEGARA TETAP BERPERANAN, NAMUN KURANG KENDALI TERHADAP ARUS INFORMASI, TEKNOLOGI, PENYAKIT, 18

MIGRAN; KONFLIK MASA DEPAN; SENJATA DAN TRANSAKSI FINANSIAL BAIK YANG SAH ATAU GELAP YANG MELEWATI PERBATASANNYA. PERANAN NON-STATE ACTORS AKAN MENINGKAT BAIK DI TINGKAT NASIONAL MAUPUN INTERNASIONAL. KUALITAS NEGARA AKAN TERGANTUNG PADA KEMAMPUANNYA DALAM MENANGANI KEKUATAN GLOBAL); KONFLIK MASA DEPAN ( AS AKAN MENINGKATKAN PEERSENJATAANNYA DENGAN SISTEM IT. YANG DIHADAPI ADALAH ASYMETRIC THREATS NEGARA-NEGARA YANG AKAN MENGEMBANGKAN TAKTIK, STRATEGI DAN PERSENJATAAN STRATEGI WMD THREATS DARI RUSIA, CHINA DAN KORUT UNTUK MEMBATASI AS. PERALIHAN SENJATA-SENJATA WMD KE NON-STATE ACTORS; DAN REGIONAL MILITARY THREAT YANG MENGENDALIKAN KEKUATAN MILITER BESAR SERTA MAMADUKAN KONSEP DAN TEKNOLOGI SEMASA PERANG DINGIN DAN PASCA PERANG DINGIN); DAN PERANAN AMERIKA SERIKAT (AS AKAN TETAP MERUPAKAN KEKUATAN NUTAMA DI DUNIA BAIK DI BIDANG EKPONOMI, TEKNOLOGI. MILITER DAN DIPLOMASI. PERKEMBANGAN INI TIDAK PARAREL ANTARA BANGSA-BANGSA, ORGANISASI REGIONAL DAN INTERNASIONAL. AS AKAN TETAP UNGGUL DALAM SISTEM INTERNASIONAL); o. TANTANGAN KHAS DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL SAAT INI :

KONDISI INDONESIA SEBAGAI NEGARA BERKEMBANG (KEMISKINAN, PENGANGGURAN, PENDIDIKAN, KESEHATAN, INFRASTRUKTUR);

HUTANG DAN KURANGNYA INVESTASI DAN PENDANAAN;

PROSES CRISIS RECOVERY DAN REFORMASI YANG BELUM RAMPUNG

TANTANGAN KHAS DEMOKRATISASI;

KOMPETISI DAN DAMPAK GLOBALISASI. 19

PRESIDEN MENEGASKAN BAHWA UNTUK MENSUKSESKAN STRATEGI PEMBANGUNAN PRO-JOB, PRO-POOR, AND PRO-GROWTH SAAT INI DIBUTUHKAN VISI DAN STRATEGI YANG TEPAT; KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN YANG HANDAL DAN KEBERSAMAAN SERTA KERJA KERAS. D. KEPEMIMPINAN, KENEGARAWANAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN DEMIKIAN SIAPA SAJA YANG MASUK KATEGORI PIMPINAN TINGKAT NASIONAL (THE NATIONAL LEADERS) HARUS MEMAHAMI DAN SANGGUP UNTUK MENGHADAPI DAN MENGATASI KOMPLEKSITAS PERMASALAHAN NASIONAL DI ATAS ; DALAM HAL INI PERSOALANNYA TIDAK AKAN BERHENTI PADA KESANGGUPAN DAN TEKAD SEMATA-MATA. DI SINILAH SESEORANG AKAN DIUJI KUALITAS KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP) DAN KENEGARAWAN (STATESMANSHIP) - NYA; LEADERSHIP SECARA MENDASAR DAN KONSEPTUAL BERBEDA DARI STATESMANSHIP. THE LEADER IS A MUCH MORE ORDINARY CHARACTER.. LEADERSHIP MERUPAKAN A LEARNED SKILL AND COMPETENCE, YANG DIBUTUHKAN DALAM HAL INI ADA 2 HAL YAITU :(1) VISION , UNTUK MEMPREDIKSI APA YANG DIHARAPKAN OLEH ORGANISASI DI MASA DEPAN DAN BAGAIMANA UNTUK MENCAPAINYA SECARA LEBIH CEPAT EFFISIEN. UNTUK BISA MEMPREDIKSI DIBUTUHKAN TEORI DAN KONSEP YANG MERUPAKAN HASIL KONTEMPLASI DAN MEMILIKI FUNGSI-FUNGSI :TO DESCRIBE; TO EXPLAIN; TO REVEAL ; AND TO PREDICT; DENGAN DEMIKIAN UNTUK KEPENTINGAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN YANG PRIMA, HARUS TERJADI COMBINATION ANTARA THEORY ATAS DASAR A SOUND. KNOWLEDGE ; ACTION AND SKILL; DAN (2) SYMPATHY. 20

DI ERA YANG PENUH TURBULENSI INI, DIKATAKAN BAHWA LEADERSHIP IS VERY CRITICAL (GENTING), KARENA SEORANG PEMIMPIN HARUS BEKERJA SECARA EFFECTIVE DALAM KOMPLEKSITAS PERMASALAHAN YANG LINTAS SEKTORAL DAN GLOBAL; STATESMANSHIP SEBALIKNYA HANYA DIMILIKI OLEH MANUSIA PERKECUALIAN ATAU MANUSIA ISTIMEWA . MERUPAKAN A GREAT MAN, SEORANG YANG MEMILIKI KARAKTER KHUSUS, YANG LEBIH DARI SEKEDAR SEORANG PEMIMPIN (LEADER). DI BAWAH INI ADALAH CONTOH BEBERAPA ORANG BESAR DI DUNIA YANG DAPAT DIPERSOALKAN APAKAH MEREKA TERMASUK KATEGORI SEORANG STATESMAN ATAU TIDAK. CONTOH PERTAMA ADALAH LEE KUAN YEW. BELIAU SELALU BERPERAN SEBAGAI SEORANG STRATEGIST, YANG TIDAK RAGU DALAM MELAKUKAN LANGKAH-LANGKAH PEROBAHAN YANG RADIKAL.; AVERSI (KESEGANAN) TERHADAP IDEOLOGI YANG KUAT ; ACCENT TERHADAP MERITOKRASI PEMERINTAHAN; KEBIJAKANNYA TENTANG SDM YANG CENDERUNG BERSIFAT UNIVERSALIZED; NAMUN DEMIKIAN TERDAPAT PULA SUATU KRITIK TERHADAP SEORANG NEGARAWAN YANG MENYATAKAN BAHWA LIKE ALL THE BEST CAPTAINS AT THE END OF THE GAME, THEY COME TO BELIEVE THAT THEY HAVE SCORED ALL THE GOALS THEMSELVES (CATATAN DARI FORMER PRESIDENT OF SINGAPORE DEVAN NAIR TERHADAP MM. LEE KUAN YEW , STRAITS TIMES 29 MAY 1988). DALAM KEHIDUPAN POLITIK DI SINGAPORE TERDAPAT ANALOGI YANG MENYATAKAN BAHWA NOTHING GROWS UNDER THE BANYAN TREE. NAMUN DEMIKIAN SETIAP ORANG HARUS MENGAKUI KEHEBATAN SEORANG LEE KWAN YEW YANG DALAM GEGAP GEMPITANYA DEMOKRATISASI DI PELBAGAI NEGARA, TETAP MENERAPKAN APA YANG DINAMAKAN 21

ILLIBERAL DEMOCRACY ATAU ASIAN DEMOCRACY; PROF. AMARTYA SEN DALAM HAL INI MENYATAKAN BAHWA : IM NOT SURE LEE KUAN YEW IS A PERSON ANYMORE; HE IS A CONCEPT! YANG JELAS DALAM TEMPO 25 TAHUN DI BAWAH LEE KUAN YEW, SINGAPORE TELAH TUMBUH DARI A TINY COLONIAL OUTPOST INTO A THRIVING , GLOBAL ECONOMIC CENTRE (DARI POS KOLONIAL TERDEPAN YANG KECILMENJADI PUSAT EKONOMI GLOBAL YANG MAJU PESAT) . PENDAPATAN PER KAPITA PADA TAHUN 1965 US $ 920, SAAT INI LEBIH DARI US $ 25.000; TIDAK MENGHERANKAN APABILA SAAT INI KEDUDUKAN BELIAU MASIH MERUPAKAN MINISTER MENTOR. NAMUN JUGA HARUS DINILAI DALAM HAL INI BAHWA BELIAU SANGAT BERPERANAN TERHADAP MASIH BERLAKUNYA INTERNAL SECURITY ACT WARISAN KOLONIAL INGGRIS YANG BANYAK DIKECAM DUNIA INTERNASIONAL KARENA DIANGGAP MELANGGAR HAM (EXECUTIVE DESPOTISM) . CONTOH SEORANG BESAR LAIN ADALAH DALAI LAMA, WALAUPUN BELIAU TIDAK MEMILIKI LANDASAN KEKUASAAN, TIDAK MEMILIKI POSISI POLITIK, TIDAK MEMIMPIN SUATU ANGKATAN BERSENJATA, TIDAK MENGUASAI SUMBERDAYA EKONOMI YANG BERKELEBIHAN, NAMUN BELIAU TELAH MELAKUKAN LANGKAH-LANGKAH MENGAGUMKAN DAN MENUMBUHKAN SIMPATI UNIVERSAL. DALAM DUNIA YANG DIGERAKKAN OLEH KEMAJUAN MATERIAL DISERTAI KONFLIK DAN PERSELISIHAN, BELIAU TELAH MENGUMANDANGKAN PESAN-PESAN PERDAMAIAN, ANTI KEKERASAN, TOLERANSI DAN NILAI-NILAI KEMANUSIAAN. BERTAHUN-TAHUN DALAI LAMA TELAH MEMIMPIN PEMERINTAHAN DALAM PENGASINGAN ATAS BANGSA TIBET YANG BERJUMLAH 6 JUTA ORANG. 22

MEREKA TERSEBAR SEBAGAI PENGUNGSI DI INDIA , NEPAL, BHUTAN, SWISS DAN CANADA. SAMPAI-SAMPAI US CONGRESS MENGELUARKAN TIBETAN POLICY ACT 2002, YANG MEMBANTU DALAI LAMA UNTUK BERDIALOG DENGAN CHINA DAN MEMBERIKAN BANTUAN KEUANGAN MELALUI LEMBAGA MULTILATERAL . DIHARAPKAN PADA MASA MENDATANG PALING TIDAK AKAN TERCIPTA PEMERINTAHAN OTONOMI DI TIBET. CONTOH SELANJUTNYA LAIN DARI TOKOH LUAR BIASA ADALAH NELSON MANDELA. BELIAU SETELAH BERJUANG SEUMUR HIDUPNYA MELAWAN APARTHEID DAN TIDAK MENGENAL KOMPROMI WALAUPUN DIPENJARA SELAMA KURANG LEBIH 25 TAHUN, TELAH MENDEMONSTRASIKAN KENEGARAWANAN YANG SANGAT MENGAGUMKAN YAKNI DENGAN MENCIPTAKAN TRANSISI DAMAI KE ARAH PEMERINTAHAN DEMOKRATIS YANG MURNI, MULTIRASIAL, MULTI PARTAI ATAS DASAR UUD YANG MELINDUNGI HAM. BELIAU TELAH MENUNJUKKAN KARAKTER KETEGUHAN HATI (COURAGE), KEULETAN (TENACITY), MARTABAT (DIGNITY) DAN KELUHURAN BUDI (MAGNANIMITY). KEINGINANNYA UNTUK MERANGKUL DAN MEMAAFKAN SERTA MELAKUKAN REKONSILIASI DENGAN MEREKA YANG TELAH MEMUSUHINYA DI MASA LALU, MEMPERLAKUKANNYA SECARA TIDAK ADIL, KEJAM, TELAH MENUMBUHKAN SIMPATI, HORMAT DI MASYARAKAT INTERNASIONAL DAN MENJADIKANNYA SEBAGAI SIMBOL KEBEBASAN DI DUNIA. SEMASA HIDUPNYA BELIAU SECARA KONSSISTEN TERUS MENGUMANDANGKAN : A SPIRIT OF LIBERATION; FREEDOM; RECONCILIATION; NATION BUILDING; DEVELOPEMENT; EDUCATION; CULTURE; RELIGIOUS FREEDOM; HEALTH FOR ALL; CHILDREN TANGIBLE (NYATA) CARE; HEROISM; AND PROMOTING PEACE AND PRACTICING DIPLOMACY; PENYELESAIAN KONFLIK MELALUI TRUTH AND RECONCILIATION COMMISSION SANGAT DIKAGUMI NEGARA-NEGARA DI DUNIA. 23

DEMIKIAN PULA GAMBARAN SEORANG WINSTON CHURCHILL. BELIAU DIGAMBARKAN SEBAGAI SEORANG YANG BERANI (BRAVE), LUHUR BUDINYA (MAGNANIMOUS), TRADITIONAL, BUKAN SEBAGAI MANUSIA BIASA (APART FROM ORDINARY HUMANITY), TIDAK MEMPUNYAI RASA TAKUT (NO DANGER HE FEARED), TIDAK ADA USAHA YANG TERLAU BESAR BAGI ENERGINYA YANG TAK TERBATAS. DIA SEORANG PAHLAWAN PERANG. SETELAH PERANCIS DAN NEGARA-NEGARA EROPAH LAIN JATUH KE TANGAN JERMAN DAN SEBELUM UNI SOVIET DAN AMERIKA BERTINDAK , CHURCHILL TELAH MEMPERSATUKAN INGGRIS UNTUK BERDIRI SENDIRI MELAWAN JERMAN. DIKATAKAN BAHWA CHURCHILLWITH TREMENDOUS GIFTS OF ELOQUENCE (KEFASIHAN LIDAH YANG HEBAT), ENERGY AND REFUSAL TO COMPROMISE AND WITH HIS COLORFUL SYMBOL OF CIGAR, WHISKEY AND V SIGN- BECAME AN ICON OF COURAGE AND LIBERTY. PADA USIA 35 TAHUN MADAME TUSSAUD TELAH MEMBUAT PATUNG LILIN BAGINYA. CHURCHILL TELAH MEMBANGUN LANDASAN BAGI INGGRIS UNTUK MENJADI MODERN WELFARE STATE. DALAM PD I BELIAU TELAH BERHASIL MEMBUAT RENCANA SEHINGGA SELAT DARDANELLA (ANTARA TURKI DARATAN DAN SEMENANJUNG GALLIPOLI) BISA DIREBUT DAN DAPAT MENOLONG TENTARA RUSIA, SEHINGGA DAPAT MENGURANGI TEKANAN DI FRONT BARAT. DEMIKIAN PULA PADA SAAT JEPANG MENYERANG PEARL HARBOR, INGGRIS LANGSUNG MENGUMUMKAN PERANG TERHADAP JEPANG, SEBELUM KONGRES AS MELAKUKANNYA. DEMIKIAN PULA PADA SAAT JERMAN MENGINVASI SOVIET RUSIA, CHURCHILL DENGAN SEGERA MENJANJIKAN BANTUAN. KATA-KATANYA YANG DIUCAPKAN PADA 4 JUNI 1940, DI DEPAN THE HOUSE OF COMMONS, YANG SELALU DIINGAT BANGSA INGGRIS ADALAH WE SHALL GO ON TO THE END. WE SHALL FIGHT IN FRANCE, WE SHALL FIGHT ON THE SEAS AND OCEANS, WE SHALL FIGHT WITH GROWING CONFIDENCE AND GROWING STRENGTH IN THE AIR, WE 24

SHALL DEFEND OUR ISLAND, WHATEVER THE COST MAY BE. WE SHALL FIGHT ON THE BEACHES, WE SHALL , WE SHALL FIGHT ON THE LANDING GROUNDS, WE SHALL FIGHT IN THE FIEDLS AND IN THE STREETS, WE SHALL FIGHT IN THE HILLS; WE SHALL NEVER SURRENDER. CONTOH LAIN DARI SEORANG PEMIMPIN DUNIA ADALAH JAWAHARLAL NEHRU. DIA DIANGGAP SEBAGAI PENJAGA SEMANGAT ATAU API INDIA, TAK DAPAT DISUAP (INCORRUPTIBLE), VISIONARY, ECUMENICAL, A POLITICIAN ABOVE POLITICS. DIA DIANGGAP TELAH MEWARISKAN DEMOCRATIC INSTITUTION-BUILDING, STAUNCH (YANG KUKUH) PAN INDIAN SECULARISM, SOCIALKIST ECONOMICS AT HOME, AND A FOREIGN POLICY OF NON ALIGNMENT. CONTOH SELANJUTNYA ADALAH MAHATMA GHANDI YANG SANGAT TERKENAL DENGAN AJARANNYA YANG DISEBUT 7 (SEVEN) DEADLY SOCIAL SINS, YAITU :

POLITICS WITHOUT PRINCIPLE;

WEALTH WITHOUT WORK;

COMMERCE WITHOUT MORALITY;

PLEASURE WITHOUT CONSCIENCE;

EDUCATION WITHOUT CHARACTER;

SCIENCE WITHOUT HUMANITY;

WORSHIP WITHOUT SACRIFICE; DIGAMBARKAN BAHWA MAHATMA GANDHI MEMILIKI HIGHER STANDARD OF LEADERSHIP YANG BERPEGANG TEGUH PADA PRINSIP-PRINSIP SEBAGI BERIKUT :

A SINGLE STANDARD OF CONDUCT: SELALU MENERAPKAN NILAI ABSOLUT YANG BERSUMBER PADA NILAI UNIVERSAL BAHWA SETIAP ORANG HARUS MEMPERLAKUKAN MANUSIA SEBAGAIMANA DIRINYA SENDIRI, BERPEGANG 25

TEGUH PADA KEBENARAN DAN ANTI KEKERASAN. KEPENTINGAN NASIONAL, PATRIOTISME, LOYALITAS KELOMPOK, KAPITALISME, PASAR BEBAS DAN KEHIDUPAN ORGANISASI HANYA MERUPAKAN PESUDO-ABSOLUTE VALUES ;KUALITAS YANG ESSENSIAL ADALAH COURAGE DEMI KEBENARAN;SETIA PADA IDEALISME DAN DITERJEMAHKAN DALAM PERBUATAN;MENGURANGI KETERIKATAN (COMMIT TO REDUCING ATTACHMENTS), SEPERTI KEKUASAAN, HAK-HAK ISTIMEWA, KEPEMILIKAN , YANG CENDERUNG AKAN MEMPERSULIT SESEORANG UNTUK SETIA KEPADA STANDARD MORAL YANG TINGGI.

THE SPIRIT OF SERVICE: MENITIK BERATKAN KEPADA KEWAJIBAAN DAN TANGGUNGJAWAB;MEMAHAMI KEINGINAN MASYARAKAT YANG MEMBUTUHKAN PELAYANAN;

DICISIONS AND ACTIONS BOUNDED BY MORAL PRINCIPLES: PRINSIP GOVERNANCE (THE PROCESS AND SYSTEMS BY WHICH AN ORGANIZATIONS OR SOCIETY OPERATES) YANG BERSUMER KEPADA KONSTITUSI;SELALU MENJAGA INTEGRITAS ATAS DASAR ASAS-ASAS MORALITAS;SELALU TERBUKA DALAM PENGEMBILAN KEPUTUSAN; KERAHASIAAN (SECRECY) MERUPAKAN DOSA DAN SIMTOM KEKERASAN YANG HARUS DIHINDARKAN). (NAIR, 1997) DI BAWAH SECARA EMPIRIS AKAN DIKEMUKAKAN PELBAGAI KARAKTERISTIK YANG HARUS DIMILIKI SEORANG NEGARAWAN (STATESMAN) YANG KEBERADAANNYA DI DUNIA ADALAH SEBAGAI KARUNIA TUHAN YME. NEGARAWAN MERUPAKAN PERPADUAN ANTARA KEPEMIMPINAN YANG HEBAT DENGAN KARAKTER YANG EXTRAORDINARY. 26

APAKAH PARA PEMIMPIN DUNIA DI ATAS TERMASUK KATEGORI NEGARAWAN, DAPAT DIUJI ATAS DASAR SEPERANGKAT PARAMETER KARAKTERISTIK YANG DIIDENTIFIKASIKAN DAN DIGENERALISASIKAN SECARA EMPIRIS DARI TOKOH-TOKOH DUNIA YANG PERNAH ATAU MASIH ADA. E. AMERICAN GENERALSHIP MENARIK UNTUK DIBACA KAJIAN YANG DILAKUKAN OLEH EDGAR F. PURYEAR JR. (2000) DALAM BUKUNYA YANG BERJUDUL AMERICAN LEADERSHIP, CHARACTER IS EVERYTHING :THE ART OF COMMAND. BUKU INI MENGIDENTIFIKASI KEPEMIMPINAN JENDRAL-JENDRAL LEGENDARIS AMERIKA BAIK DALAM PERANG DUNIA II YAITU GEORGE C. MARSHALLL (CHIEF OF STAFF OF THE US ARMY 1939-1945); MacARTHUR (COMMANDER IN CHIEF IN THE FAR EAST) DWIGHT D. EISENHOWER (SUPREME COMMANDER OF ALLIED FORCES FOR THE INVASIONS OF NORTH AFRICA, SICILY AND EUROPE) DAN GEORGE S. PATTON, JR.(COMMANDER OF THE US ARMY I AND II CORPS IN NORTH AFRICA, THE SEVENTH ARMY IN SICILY AND THE THIRD ARMY IN EUROPE) DAN JENDRAL-JENDRAL LAIN DI PELBAGAI MEDAN PERANG TERMASUK MEREKA YANG TERLIBAT DALAM CIVIL WAR. DARI KAJIAN-KAJIAN TERSEBUT DAPAT DISIMPULKAN BAHWA : 1. TEORI BAHWA LEADERS ARE BORN, NOT MADE TIDAK SEPENUHNYA BENAR; 2. KEPEMIMPINAN ADALAH PRODUK DARI KEMAMPUAN ASLI DITAMBAH OLEH LINGKUNGAN, BERUPA LATIHAN DAN KESEMPATAN UNTUK MENERAPKAN KEPEMIMPINAN; 27

3. KUALITAS ASLI YANG DIBAWA SEJAK LAHIR UNTUK MENJADI SEORANG PEMIMPIN YANG BAIK MEMANG ADA, NAMUN HAL INI HARUS DILATIH DAN DIPELAJARI SERTA DIKEMBANGKAN UNTUK MENGARAH KEPADA KARAKTER KEPEMIMPINAN. KEMAMPUAN MEMUTUSKAN DAN PERCAYA DIRI (DECISIVENESS AND CONFIDENCE) BERASAL DARI PENGETAHUAN ATAS DASAR STUDI DAN LATIHAN; 4. DENGAN DEMIKIAN SETELAH KARAKTER ADALAH PENGETAHUAN, KARENA PENGETAHUAN AKAN MEMBANGUN KEPERCAYAN DAN KEBERANIAN MEMUTUSKAN; 5. SEORANG PEMIMPIN YANG SUKSES ADALAH YANG BERHASIL MENGKOMBINASIKAN ANTARA KUIALITAS KARAKTER, INTEGRITAS, INTELLIGENCE, DAN KEMAUAN UNTUK BEKERJA, HAL INI AKAN MEMIMPIN PENGETAHUAN DARI PROFESINYA MENJADI PEMIMPIN YANG SUKSES; 6. SEORANG PEMIMPIN YANG BERHASIL JUGA TERGANTUNG KEPADA PADA SIFAT-SIFAT TANPA PAMRIH (SELFLESSNESS), KEMAUAN UNTUK MENERIMA TANGGUNGJAWAB DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN MEMILIKI N KUALITAS PERASAAN DAN INDERA KEENAM (THE SIXTH SENSE) DALAM PENGEMBILAN KEPUTUSAN; 7. SEORANG PEMIMPIN YANG BERHASIL ADALAH YANG MAMPU MENGKOMBINASIKAN ANTARA PENGETAHUAN PROFSIONAL, KEPUTUSAN, KEMANUSIAAN, PERSAMAAN, KEBERANIAN, PERTIMBANGAN, DELEGASI, LOYALITAS, TANPA PAMRIH DAN KARAKTER; 28

8. KARAKTER HARUS DIARTIKAN SEBAGAI DAPAT DIPERCAYA (DEPENDABILITY), INTEGRITAS, TIDAK PERNAH BERBUAT SALAH DENGAN SENGAJA, TIDAK PERNAH MENIPU SESEORANG, SELALU JUJUR DALAM HUBUNGAN, SEHINGGA DAPAT DIPERCAYA. DENGAN SDEMIKIAN KARAKTER MERUPAKAN THE FOUNDATION OF LEADERSHIP; 9. MANUSIA DENGAN KARAKTER YANG HEBAT MEMILIKI INTEGRITAS, KEJUJURAN, DAPAT DIPERCAYA. IA AKAN BERTINDAK TERUS TERANG DALAM HUBUNGAN ANTAR MANUSIA. IA LOYAL PADA KELUARGA, KEPADA KAWAN DAN ATASAN. CHARACTER IS EVERYTHING IN LEADERSHIP. KARAKTER MERUPAKAN KOMBINASI ANTARA BANYAK HAL: KEPRIBADIAN, DAN HIDUP BERSIH.TIDAK AROGAN, TIDAK KERAS KEPALA, TETAPI CERDAS, SEHINGGA SETIAP ORANG MENGHORMATINYA; 10. SIKAP TANPA PAMRIH (SELFLESSNESS) ATAU SIAP UNTUK BERKORBAN (SELF-SACRIFICE) BIASANYA DIARAHKAN KEPADA PENGABDIAN PADA TUHAN DAN NEGARA, YANG BERINTIKAN KESIAPAN UNTUK MEMBERIKAN JIWANYA UNTUK KEPENTINGAN NEGARA BAIK DI MASA PERANG MAUPUN DAMAI ATAS DASAR KEBUTUHAN YANG DIPERCAYAINYA HARUS DILAKUKAN UNTUK MEMELIHARA KESIAPAN TERHADAP KONFLIK DI MASA DEPAN; 29

F. IDENTIFIKASI KARAKTER SEORANG NEGARAWAN DENGAN MENGKAJI SEJARAH DAN OTOBIOGRAFI PELBAGAI ORANG BESAR DI DUNIA SEPERTI : ADOLF HITLER, WINSTON CHURCHILL, LEE KUAN YEW, DALAI LAMA, ALBERT EINSTEIN, MAHATMA GANDHI, NELSON MANDELA, JOSEPH STALIN, JAWAHARLAL NEHRU, MAHATIR MOHAMMAD, GEORGE WASHINGTON DAN LAIN-LAIN, DAPAT DIINVENTARISASI PELBAGAI KARAKTERISTIK SEORANG NEGARAWAN, DENGAN CATATAN BAHWA ORANG-ORANG TERKENAL TERSEBUT TIDAK SEMUANYA DAPAT DIKATEGORIKAN SEBAGAI SEORANG NEGARAWAN (STATESMAN). HAL INI SEMAKIN PENTING SAAT INI, KARENA DI ERA GLOBALISASI SALING KETERHUBUNGAN DAN SALING KETERGANTUNGAN ANTARA BANGSA-BANGSA DI DUNIA SEMAKIN BESAR, SEHINGGA PRINSIP-PRINSIP KEPEMIMPINAN SEMAKIN MENGGLOBAL. GENERALISASI PELBAGAI KARAKTER YANG EXSTRAORDINARY DARI SEORANG NEGARAWAN TERSEBUT ADALAH SEBAGAI BERIKUT :

BERBUDI LUHUR (MAGNANIMITY);

SIAP UNTUK BERKORBAN (SELF-SACRIFICE) DAN TANPA PAMRIH (SELFLESSNESS);

MEMILIKI VISI YANG JELAS (CLEAR VISION);

BIJAKSANA (EXCELLENCE VIRTUES);

TEGUH HATI (COURAGEOUS, VERSED -MEMAHAMI DAN TAAT - IN THE PRINCIPLE);

RASA KEADILAN (SENSE OF JUSTICE) YANG TINGGI;

MEMILIKI PREDIKSI JAUH KE DEPAN (FUTUROLOGIST), TIDAK SEKEDAR REAKTIF, TETAPI JUGA PROAKTIF DAN ANTISIPATIF;

MEMILIKI EXTRAORDINARY CAPABILITY;

MEMILIKI KARYA MONUMENTAL YANG RELATIF LANGGENG DAN BERSIFAT UNIVERSAL; 30

CINTA DAMAI, ANTI KEKERASAN, TOLERAN DAN MENJUNJUNG TINGGI NILAI-NILAI KEMANUSIAAN;

MEMILIKI KEULETAN (TENACITY);

BERMARTABAT (DIGNIFIED)

BERJIWA BESAR/LEGOWO;

DIAKUI DAN DIHORMATI OLEH MASYARAKAT, NASIONAL DAN INTERNASIONAL;

DEMOKRATIS DAN MENJUNJUNG TINGGI NILAI-NILAI HAM;

MEMILIKI KEBERANIAN (BRAVERY, COURAGE);

NONPARTISAN DALAM MEMPERJUANGKAN MASALAH-MASALAH YANG MENYANGKUT KEPENTINGAN ATAU KESEJAHTERAAN UMUM;

MENUNJUKKAN KEBIJAKSANAAN, KEARIFAN, SKILL DAN VISI YANG LUAS (BOLD VISION) DI DALAM MENJALANKAN TUGAS-TUGAS KENEGARAAN DAN DALAM MENANGANI MASALAH-MASALAH PUBLIK;

SELALU ENERGETIC DAN TAK KENAL MENYERAH;

SELALU MENDEMONSTRASIKAN INTELLECTUAL HONESTY DAN TIDAK PERNAH BERTOLOK UKUR GANDA ;

SELALU BERFIKIR SISTEMIK (SYSTEM THINKER : WHOLISM, OPENESS, INTERRELATEDMNESS, VALUE TRANSFORMATION, CONTROL MECHANISM);

TIDAK PERNAH BERTOLOK UKUR GANDA (A SINGLE STANDARD OF CONDUCT);

SETIA PADA NILAI ABSOLUT YANG UNIVERSAL BAHWA SETIAP ORANG HARUS MEMPERLAKUKAN ORANG LAIN SEPERTI MEMPERLAKUKAN DIRINYA SENDIRI;

SELALU KONSISTEN ANTARA IDEALISME DAN PERBUATAN; 31

SELALU MENJAGA INTEGRITAS ATAS DASAR MORALITAS YANG TINGGI. (INTEGRITY = INNER SENSE OF WHOLENESS DERIVING FROM HONESTY AND CONSISTENT UPRIGHTNESS (KEJUJURAN) OF CHARACTER);

KETERIKATAN (ATTACHMENTS) AKAN DIANGGAP SEBAGAI HAL YANG MEMERSULIT UNTUK SETIA KEPADA STANDARD MORAL YANG TINGGI (CONTOH : KEPEMILIKAN, KEKUASAAN, HAK-HAK ISTIMEWA);

SELALU TERBUKA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN MEMINIMALKAN KERAHASIAAN ;

SEDERHANA, RENDAH HATI (HUMBLE);

SELALU BERFIKIR STRATEGIS DAN TIDAK PERNAH RAGU-RAGU DALAM KEADAAN KRITIS UNTUK MENGAMBIL LANGKAH-LANGKAH YANG SIGNIFIKAN (DECISIVE); CATATAN : DALAM HAL YANG TERAKHIR INI COHEN (2004) MENGEMUKAKAN 10 ESSENTIAL PRINCIPLES OF THE ART OF THE STRATEGIST YAKNI : a. COMMIT (TERIKAT) FULLY TO A DEFINITE OBJECTIVE; b. SEIZE ( IH) THE INITIATIVE AND KEEP IT; c. ECONOMIZE TO MASS YOUR RESOURCES; d. USE STRATEGIC POSITIONING; e. DO THE UNEXPECTED; f. KEEP THINGS SIMPLE; g. PREPARE MULTIPLE, SIMULTANEOUS ALTERNATIVES; h. TAKE THE INDIRECT ROUTE TO YOUR OBJECTIVE; i. PRACTICE TIMING AND SEQUENCING; j. EXPLOIT YOUR SUCCESS. 32

UNTUK MELENGKAPI PEMAHAMAN KARAKTER SEORANG NEGARAWAN, KIRANYA PERLU DIPERBANDINGKAN DENGAN KARAKTER SEORANG MANAGER DAN SEORANG LEADER SEBAGAI BERIKUT : MANAGER CHARACTERISTICS LEADER CHARACTERISTICS Administers Innovates A copy An original Maintains Develops Focuses on system and structure Focuses on people Relies on control Inspires trust Short-range view Long-range perspective Ask how and when Asks what and why Eye on the bottom line Eye on the horizon Imitates Originates Accepts the status Quo Challenges the status quo Classic good soldier Own person Does things right Does right thing (Bennis, 1989, p. 7) CATATAN : DI ERA PEMBANGUNAN SAAT INI YANG SARAT DENGAN PENDEKATAN EKONOMI, BAHKAN ADA YANG BERPENDAPAT AGAR SEORANG PEMIMPIN JUGA BERJIWA ENTREPRENEUR (ENTREPRENEUR LEADERSHIP) YANG MELIHAT INOVASI SEBAGAI SUATU KEUNGGULAN. ENTREPRENEUR DALAM HAL INI HARUS DIARTIKAN SEBAGAI SHIFTS ECONOMIC RESOURCES OUT OF AN AREA OF LOWER AND INTO AN AREA OF HIGHER PRODUCTIVITY AND GREATER YIELD, SEDANGKAN INNOVATION MERUPAKAN SPECIFIC INSTRUMENT. INNOVATION, INDEED, CREATES A RESOURCE (DRUCKER, 1995) GEORGE WASHINGTON BAGI RAKYAT AMERIKA TIDAK HANYA DIANGGAP PAHLAWAN, TETAPI JUGA DIANGGAP SEBAGAI SIMBOL KEPEMIMPINAN DAN KENEGARAWANAN YANG TIDAK ADA TARANYA. HAL-HAL YANG MENONJOL DARI BELIAU ADALAH : 33

HAS A CLEAR VISION;

IS HONEST;

IS AMBITIOUS (SHOWING MUCH EFFORT; GREATLY DEIROUS);

IS COURAGEOUS;

HAS SELF- CONTROL AND DISCIPLINE;

TAKES RESPONSIBILITY;

IS DETERMINED;

HAS A STRONG WORK ETHIC;

USES GOOD JUDGMENT (KEPUTUSAN YANG BAIK DAN BENAR);

LEARNS ABOUT MISTAKES;

IS HUMBLE;

DOES THE RESEARCH;

VALUES PRESENTATION;

EXCEEDS EXPECTATIONS;

A COMMON UNDERSTANDING OF THE RIGHTS AND RESPONSIBILITIES OF CONSTITUTIONAL GOVERNMENT;

HAS FAITH. (REES, 2007). BAGI ORANG AMERIKA GEORGE WASHINGTON ADALAH PEMIMPIN BESAR (GREAT LEADER). DIA TIDAK HANYA SEORANG PANGLIMA PERANG DI LAPANGAN DAN PELOPOR PENDIRIAN AMERIKA SERIKAT DAN PELOPOR KESUKSESAN DAN KEBESARAN AMERIKA SERIKAT, TETAPI JUGA SEORANG BISNIS MAN YANG SUKSES DAN ENTREPRENEUR YANG VISIONER, DENGAN BERBEKAL KEPEMIMPINAN DAN KARAKTERNYA YANG KUAT. DIA SEORANG NEGARAWAN KARENA KEPEMIMPINANNYA BANYAK DITAULADANI OLEH PEMIMPIN-PEMIMPIN LAIN DI DUNIA. DIA SEORANG PEMIMPIN YANG INGIN SELALU UNGGUL TIDAK HANYA DALAM PERANG DAN POLITIK, TETAPI SORANG 34

PEMIMPIN DI SEGALA POSISI. DIA SEORANG YANG SELALU TABAH, ,JUJUR DAN ETIKAL, MEMILIKI KARAKTER, TAJAM DAN VISIONER. G. PENUTUP MENJADI BAGIAN PIMPINAN DI TINGKAT NASIONAL, BUKAN SAJA ANUGERAH TUHAN YME, TETAPI JUGA MENGANDUNG MORAL BURDEN YANG SANGAT BERAT. UNTUK ITU DI SAMPING HARUS DIIMBANGI DENGAN PENGETAHUAN YANG MENDALAM TENTANG PERMASALAHAN MENDASAR (CORE PROBLEMS) PEMBANGUNAN NASIONAL YANG SANGAT DIPENGARUHI OLEH LINGKUNGAN STRATEGIS NASIONAL, REGIONAL DAN GLOBAL YANG BERGERAK CEPAT KARENA PENGARUH TEKNOLOGI INFORMATIKA, TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI, JUGA HARUS DISERTAI TEKAD YANG KUAT UNTUK MENJADI PEMIMPIN (LEADER) YANG PROFESIONAL. APALAGI BILAMANA DAPAT MENGADOPSI DAN MENGIMPLEMENTASIKAN KARAKTERISTIK KENEGARAWANAN DARI TOKOH-TOKOH DUNIA YANG PERNAH ATAU MASIH ADA, YANG PADA DASARNYA MENCAKUP PERPADUAN ANTARA IQ, EQ DAN SQ. BAGI INDONESIA SENDIRI, SEBENARNYA APABILA NILAI-NILAI PANCASILA BENAR-BENAR DIHAYATI DAN DIAMALKAN DALAM KEPEMIMPINAN , MAKA HAMPIR SEGALA KARAKTERISTIK DAN NILAI-NILAI UTAMA SEORANG PEMIMPIN DAN NEGARAWAN SUDAH TERCAKUP DI DALAMNYA, KARENA PANCASILA PADA DASARNYA MERUPAKAN SUB SISTEM NILAI-NILAI HAM DAN BAHKAN MERUPAKAN SUB-SISTEM NILAI-NILAI KEAGAMAAN. SEKALIPUN DEMIKIAN TETAP HARUS DISADARI BAHWA BANYAK KARAKTER YANG MELEKAT PADA SEORANG PEMIMPIN ATAU NEGARAWAN, SEHINGGA KARYANYA BERSIFAT MONUMENTAL. JAKARTA, 21 MARET 2007. 35

DAFTAR PUSTAKA Assadourian, Erik, et. al, State of the World, Redefining Global Security, 2005, ww Norton & Company, New York, 2003. Asmal, Kader, et. al. Nelson Mandela in his Own Words, ABACUS, 2003. Baldoni, Great Motivation Secrets of Great Leaders, McGraw Hill, 2003. Bass, Bernard, Tranformational Leadership, Aditya Birla Management Corporation, Ltd. 2006. Cohen, William A, The Art of the Strategist, 10 Essential Principles for Leading Your Company to Victory, Library of Congress , 2004. Drucker, peter F., Innovation and Entrepreneurship, Harper Business, New York, 1995. Fulan, Michael, Leading in a Culture of Change, Josse, Bass, A Wiley Imprint, www.josseybass.com, 2004. Goldsmith, Marshall, et.al, Global Leadership, the Next Generation, FT Prentice Hall, Financial Times, 2002. Gosling, Mike & Gosling, Karen, Emotional Leadership, Gosling International Pte. Ltd, 2004. Kesler, Charles, R. Statesmanship for Americas Future, The Claremont Institute, Laguna Beach, 1998. Luthans, Fred, Organizational Behavior, Mc Graw-Hill Internationaal Edition, Tenth Edition, Boston, 2005. Maxwell, John C. and Dornan, Jim, Becoming a person of influence, Thoms Nelson Publ. London, 1997. Muladi, The Development of Asia-Pacific Civilizations, DPU, Tokyo, June, 2005. Puryear Jr., Edgar F, American Generalship, Character is Everything :The Art of Command, The Random House Publ. Group, New York, 2000. Gretchen, Forty Ways to Look at Winston Churchill, Random House Trade Paperbacks, New York, 2003. 36

Sands, Phillipe, Lawless World, America and the Making and Breaking of Global Rules, Allken lane, penguin Books, London, 2005. Maxwell, John. C, The 21 Irrefutable L Publl. aws of Leadership, Thomas Nelson Publishers, Nashville, 1998. Klare, Michael, Blood and Oil, Penguin Books, London, 2004,. Nair, Keshavan, A Higher Standard of Leadership, Lesson the Life of Gandhi, Barret-Koehler Publ.. San Fransisco, 1977. Rees , Jmes C. George Washingtons Leadership Lesson, John Wiley & Sons Inc. , 2007. Tharoor, Sashi, Nehru, The Invention of India, Arcade Publishing, New York, 2003. United Nation, A More secure world : Our shared responsibility, Report of the Secretary Generals High-level Panel on Threats, Challenge and Change, 2004. United Nations, The Millennium Development Goals Report, 2005. Williams, Dean, Real Leadership, BK Publishers, San Fransisco, 2005 37