Upload
others
View
18
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
1
Kemuliaan kepada
kemuliaan
Вав 5
MENGGAPAI TUJUAN ANDA
Dave and Frances van den Berg
2
3
DAFTAR ISI
Halaman
BAB IV MENGGAPAI TUJUAN ANDA
A. Pentingnya Kesatuan 3
B. Kekudusan dan kemurnian 11
C. Prinsip-prinsip kehormatan 18
D. Bagaimana untuk menaklukkan kegagalan 31
E. Bagaimana membuat keputusan 38
F. Panggilan dan visi - bagian satu 47
G. Panggilan dan visi - bagian dua 59
H. Masa tunggu 68
4
PENTINGNYA KESATUAN
Kesatuan adalah salah satu kunci paling penting dalam Kerajaan
Allah untuk berkat dan terobosan. Oleh karena itu, taktik terbesar
musuh, adalah untuk menghancurkan Kesatuan kita, terutama di
gereja dan keluarga. Kesatuan adalah hukum universal, karena di
mana ada kesatuan, ada kekuatan. Kita bisa melihat prinsip ini
bekerja dalam kisah Menara Babel. Kita membaca dalam Kejadian,
"Dan TUHAN berkata,“Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa
untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari
sekarang apapun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang
tidak akan dapat terlaksana" (Kejadian 11:6)
Karena Kesatuan mereka, tidak ada batasan untuk apa yang bisa
mereka capai. Karena itu Allah membuat kebingungan dengan
memberi mereka bahasa yang berbeda untuk menghancurkan
Kesatuan mereka. Jika ini benar dalam situasi negatif ini, berapa
banyak lagi yang benar bila ada Kesatuan di antara kita dalam
Kerajaan Allah. Dalam Mazmur 133 kita membaca, "Sungguh,
alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam
bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala
meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher
jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas
gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan
berkat, kehidupan untuk selama-lamanya" Ketika ada kesatuan
dalam gereja, ada berkat diperintahkan. Meskipun kita diberkati,
karena kita ada di dalam Kristus, kesatuan menempatkan kita
dalam posisi untuk mengalami berkat-Nya. Ketika ada kesatuan
dalam keluarga, terutama antara suami dan istri, ada berkat
diperintahkan. Hal ini dapat berlaku untuk setiap situasi tim.
Ada beberapa hal yang hanya Tuhan akan memberi kita dalam
konteks tim dan bukan sebagai individu. Dalam Mazmur 36: 8 kita
membaca, "Mereka mengenyangkan dirinya dengan lemak di
rumah-Mu; Engkau memberi mereka minum dari sungai
kesenangan-Mu." Hal ini di rumah Allah,yaitu gereja, dimana Allah
memberkati kita. disitulah di mana sumber-Nya berada. Mereka
yang memutuskan hubungan dari gereja yang hidup, memutuskan
diri dari ketentuan Allah! Dalam Kejadian 28:17 kita membaca
bahwa "rumah Allah" juga merupakan "pintu gerbang surga."
Karena itu, ketika ada kesatuan di dalam rumah Allah, kita
5
membuka portal ke surga untuk mengalami kehadiran, Allah,
urapan Roh Kudus dan mengaktifkan malaikat.
Dalam Kisah Para Rasul 2: 1, kita membaca bahwa " Ketika tiba
hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat"
ketika Allah mencurahkan Roh-Nya pada hari Pentakosta. Kita
memiliki situasi yang sama kembali terjadi dalam Kisah Para
Rasul 2: 44-47 kita membaca, Dan semua orang yang telah
menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka
adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang
menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua
orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun
dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait
Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara
bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan
tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang.
Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang
yang diselamatkan. "Selanjutnya kita membaca dalam Kisah para
rasul 4: 32-33 kita baca "Adapun kumpulan orang yang telah
percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang
berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri,
tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. Dan
dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang
kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih
karunia yang melimpah-limpah."
Banyak kebangunan rohani dimulai sebagai hasil dari kesatuan.
Misalnya, kebangkitan di Kepulauan Hebrides di tahun 1940-an.
Sejumlah orang datang bersama-sama untuk berdoa untuk
kebangunan rohani. Setelah berdoa untuk waktu yang lama, tidak
ada yang terjadi. Mereka kemudian bertanya kepada Tuhan
mengapa Dia tidak menjawab doa-doa mereka. Tuhan mengatakan
kepada mereka bahwa mereka pertama-tama harus bertobat dari
perpecahan mereka dan ketidak mengampuni. Ketika mereka
melakukannya, Allah mengatakan kepada mereka untuk mengirim
seorang pria bernama Duncan Campbell dari Skotlandia. Ketika
Duncan Campbell tiba, kebangunan rohani tersebar dan hampir
seluruh pulau diselamatkan. Orang-orang berbaris di kantor polisi
mengaku dosa mereka karena tidak ada cukup pendeta untuk
membantu mereka. Kebangunan ini tersebar, karena Kesatuan
mereka.
6
Ketika ada kesatuan dalam gereja, akan ada manifestasi dari
berkat dan kemurahan. Di sisi lain, banyak gereja dihancurkan dan
dilemahkan oleh perpecahan dan konflik. Saya sering
memperhatikan bahwa ketika orang yg suka berdebat
meninggalkan gereja, gereja akan tumbuh dan diberkati. Dalam 2
Korintus 2:10 Paulus mengatakan, "kita tidak tahu tentang taktik
Setan". Dalam konteks bab ini, taktik yang ia maksud, adalah
ketidak mengampuni yang menyebabkan perpecahan di dalam
gereja.
Yesus berdoa di Yohanes 17:21supaya mereka semua menjadi
satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di
dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia
percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." Perhatikan
ia mengatakan, "mereka juga di dalam kita." Hal ini kesatuan
dalam Kristus dan bukan tidak kesatuan dalam manusia atau
doktrin. Kesatuan di luar Kristus tidak melepaskan berkat Allah.
Namun, Kesatuan di antara orang-orang Kristen, adalah kunci
terbesar yang kita miliki untuk mempengaruhi bangsa-bangsa bagi
Yesus.
Efesus 4: 3, “Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh
ikatan damai sejahtera.” Dalam Amplified Bible kita membaca,
“Lakukanlah segala upaya untuk menjaga kesatuan roh.”
Perhatikan, pertama-tama ia mengatakan, "kesatuan Roh. " Hal ini
bukan karena kita semua setuju bersama-sama atau kita semua
harus tunduk kepada beberapa pemimpin. Ini merupakan satu
kesatuan yang datang ketika kita serahkan kepada Roh Kudus!
Kedua hal itu mengatakan "dalam ikatan damai sejahtera." Ini
berarti bahwa kita memiliki hubungan yang tepat yang bebas dari
perselisihan dan konflik. Bahkan jika kita tidak semua setuju, kita
bisa menjaga perdamaian dalam hubungan kita.
Kesatuan adalah manifestasi dari kerendahan hati bersama! Dalam
Filipi 2: 2-4 kita membaca, "karena itu sempurnakanlah
sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu
kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan
sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan
rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari
pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya
7
memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang
lain juga."
Kerendahan hati, yang menempatkan orang lain terlebih dahulu,
adalah suatu kondisi untuk memiliki "persekutuan Roh." Oleh
karena itu, akar penyebab semua perpecahan adalah kesombongan
dan keegoisan. Dalam Amsal 13:10 kita membaca bahwa
"Keangkuhan hanya menimbulkan pertengkaran, tetapi mereka
yang mendengarkan nasihat mempunyai hikmat." Oleh karena itu,
hanya melalui kerendahan hati kita bisa bebas dari perselisihan dan
perpecahan dan jika kita ingin memiliki kesatuan, kita harus
memiliki kerendahan hati!
Daftar langkah-langkah praktis untuk membangun kesatuan
dalam tim:
1) Komitmen diri Anda untuk menjadi bagian dari tim: Agar bisa
melakukannya, kita harus mengutamakan kepentingan orang
lain terlebih dahulu. Alkitab mengatakan dalam Filipi 2:4,
"dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang
sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang
menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri."
Sebagai contoh, kita tidak hanya pergi ke Gereja, kita terlibat
dalam gereja. Beberapa tahun yang lalu, saya berdoa dan
meminta Tuhan untuk memberkati hidup saya. Saya mendengar
Roh Kudus berkata kepada saya, bahwa saya tidak akan pernah
masuk ke dalam berkat yang penuh dari Allah sampai saya
bagian dari sebuah tim. Alkitab mengatakan dalam Mazmur 92:
"ditanam di rumah Tuhan" 13-14 Jika pohon ditanam, tidak
berpindah (bergerak) ketika angin bertiup. Ketika kita adalah
bagian dari tim, kita tetap di sana bahkan ketika kita melewati
'badai'.
2) Berdoa untuk satu sama lain: Lebih baik berdoa daripada
mengkritik! Melalui doa kasih karunia Allah sering dilepaskan
untuk membawa Kesatuan. Kita tidak bisa melanjutkan
perpecahan dan perselisihan jika kita terus saling mendoakan.
Berdoa untuk satu sama lain, membawa kesatuan Roh!
3) Penting untuk menyelesaikan konflik sesegera mungkin. Semakin
lama kita membiarkan konflik terus, akan semakin menjadi
8
buruk. Amsal 17:14 "Memulai pertengkaran adalah seperti
membuka pintu air, Jadi berhentilah sebelum terjadi
perselisihan." (NLT) Jika kita tidak cepat menangani konflik,
dapat menimbulkan konsekuensi bencana kemudian.
4) Berbicara secara langsung kepada orang-orang dan tidak dari
belakang. Dalam Matius 18:15 kita membaca, "Apabila
saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata.
Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya
kembali:" Oleh karena itu Buatlah komitmen, tidak pernah
menerima atau memberikan laporan jahat tentang anggota tim
lain. Dalam Titus 3: 2 mengatakan, "Berbicaralah kejahatan
tidak ada orang!"
5) Buatlah komitmen untuk menerima koreksi kasih dari satu sama
lain. Hal ini akan membutuhkan kerendahan hati, yang
merupakan dasar Kesatuan. Dalam Amsal 9:8 "Janganlah
mengecam seorang pencemooh, supaya engkau jangan
dibencinya, kecamlah orang bijak, maka engkau akan
dikasihinya." Kemampuan untuk menerima teguran atau celaan
adalah salah satu cara tercepat untuk bertumbuh secara rohani.
6) Mengampuni satu sama lain. Pengampunan tidak diperoleh tapi
diberikan. Kita tidak memaafkan orang karena mereka layak
mendapatkannya. Hal ini diberikan sebagai hadiah. Alkitab
berkata, "Ampunilah satu sama lain sebagaimana Allah di dalam
Kristus telah mengampuni kamu." (Efesus 4:32) Pengampunan,
menghancurkan benteng iblis yang menyebabkan perpecahan.
statistik menunjukkan bahwa penyebab terbesar dari perceraian
bukanlah perzinahan, atau masalah keuangan, tapi ketidak
mengampuni. Agar memiliki kesatuan, kita harus terus-menerus
mengampuni satu sama lain. Pengampunan, melepaskan
anugrah bagi kita untuk memiliki kesatuan.
7) Jadilah setia pada pemimpin tim. Ini tidak berarti bahwa kita
setuju dengan semua yang mereka katakan atau lakukan, tetapi
mereka tahu bahwa kita ada untuk selalu mendukung mereka.
Dalam Lukas 16:12 kita membaca, bahwa "Dan jikalau kamu
tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan
menyerahkan hartamu sendiri kepadamu? " Jika kita harus
mencari pemimpin tim yang baru, maka kita harus
9
melakukannya dengan sikap rendah hati. Adalah salah untuk
hanya bangun dan pergi tanpa memberitahu para pemimpin
Anda mengapa Anda melakukannya. Kita tidak hanya
"meninggalkan" tanpa memberitahu siapa pun! Itu adalah
kurangnya takut akan Tuhan!
8) Buatlah komitmen untuk suci dan kudus. Dalam Yudas 1:19
dikatakan bahwa "Mereka adalah pemecah belah yang dikuasai
hanya oleh keinginan-keinginan dunia ini dan yang hidup tanpa
Roh Kudus!" Dosa dan kompromi memberikan iblis hak untuk
menghancurkan kesatuan kita dan akan menghancurkan gereja.
Oleh karena itu, penting untuk berusaha menuju kekudusan dan
kemurnian dalam hati dan pikiran kita sendiri. Ini adalah fakta
bahwa mereka yang menyebabkan perpecahan sering memiliki
masalah moral
9) Memiliki tujuan dalam hidup Anda. Kita memiliki contoh
Nehemia. Ada kesatuan karena ada tujuan bersama untuk
membangun tembok Yerusalem. Kita tidak akan pernah memiliki
kesatuan jika tujuan kita adalah kesatuan. Untuk Kesatuan
bukanlah tujuan, tapi sarana untuk mencapai tujuan itu! Sebagai
contoh, kita bisa menjangkau orang-orang bagi Kristus atau
melakukan sesuatu bersama-sama untuk Tuhan. Hanya air yang
tergenang melahirkan penyakit, sehingga kehidupan yang
stagnasi akan berkembang perselisihan dan dosa dan
menyebabkan perpecahan.
Di Johannesburg, Afrika Selatan, itu kebiasaan bagi para
penambang untuk berkumpul di lapangan pada hari Minggu untuk
persekutuan dan untuk mengambil anjing mereka untuk berjalan-
jalan. Suatu hari seorang laki-laki melihat sesuatu yang
menarik.Sementara para penambang hanya ngobrol dan tidak ada
melakukan apa-apa, anjing-anjing mulai melawan dan
mengonggong satu sama lain. Tiba-tiba, kelinci melompat keluar
dari lubang, semua anjing berhenti melawan dan mulai mengejar
kelinci. Secara otomatis ada kesatuan, karena mereka memiliki
tujuan yang sama. Kita semua perlu "kelinci untuk dikejar", kita
perlu memiliki tujuan bersama!
Tingkatan Kesatuan: Prinsip dinding, pagar dan taman.
10
a) Prinsip dinding: Ada dinding antara kita dan mereka yang
menolak kebenaran dasar firman Allah. Sebagai contoh, Lahir
Baru, Salib, Keilahian Yesus, kehidupan setelah kematian dan
Trinitas. Jadi tidak mungkin untuk memiliki kesatuan yang tepat
dengan mereka yang memiliki perbedaan doktrinal yang serius.
Dalam 1 Yohanes 1: 3, kita membaca, “persekutuan kita adalah
dengan Bapa dan Putra-Nya, Tuhan Yesus Kristus." Sumber
utama Kesatuan kita adalah Allah sendiri, dan bukan alasan yang
bagus dalam 1Korintus 3:11 kita! membaca, “Karena tidak ada
seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar
yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus." Kita bisa mengasihi
mereka, memberkati mereka, tapi kita tidak bisa memiliki
persekutuan rohani dengan mereka!
b) Pagar pagar: Ada pagar antara kita dan orang-orang yang
percaya pada doktrin-doktrin mendasar namun memiliki nilai
yang berbeda dari kita. Misalnya, mereka percaya pada keilahian
Kristus, kelahiran baru dan hidup kekal melalui iman di dalam
Kristus, dll Namun, mereka memiliki perbedaan dalam doktrin-
doktrin yang tidak mempengaruhi keselamatan kita seperti,
baptisan air, baptisan dalam Roh Kudus, karunia Roh,
penyembuhan, mukjizat dll). Kita dapat memiliki persekutuan,
"pagar," kita bisa pergi ke gereja mereka, berdoa bersama,
bekerja sama tapi kita tidak bisa menikmati persekutuan spiritual
dekat dengan mereka, persekutuan kita akan terbatas. Ini akan
sulit bagi kita untuk beribadah bersama dan menikmati
pengurapan dan kehadiran Roh Kudus bersama-sama.
c) Prinsip taman (halaman) : Kita bisa mengundang mereka ke
halaman Rohani kita yang percaya pada doktrin-doktrin dasar
yang sama dan memiliki nilai yang sama dengan kita. Kita
memiliki semangat yang sama dengan mereka, kita bisa
beribadah bersama-sama, berdoa bersama dan bekerja sama
dengan mereka. Kesatuan kita adalah di dalam Roh! Dengan ini
kita melakukan segala upaya untuk menjaga kesatuan Roh,
dalam ikatan damai sejahtera. (Efesus 4: 3) Kita dapat bertemu
bersama di taman kita dan menikmati kehadiran dan
persekutuan Roh Kudus.
11
Akhirnya: Yesus berdoa dalam Yohanes 17: 21-23 "supaya
mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di
dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam
Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus
Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang
Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama
seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam
Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu,
bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau
mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku."
Dia telah memberi kita kemuliaan-Nya, bahwa kita dapat menjadi
salah satu. Kita memiliki pengurapan dan kehadiran Roh Kudus.
Oleh karena itu terserah kepada kita untuk “Menjaga kesatuan Roh
dalam ikatan damai sejahtera.” Amin
KEKUDUSAN DAN KEMURNIAN 1. Kekudusan adalah salah satu atribut Allah: Para malaikat berseru
“Kudus, kudus, kudus.” Imamat 11:44. “Kuduslah kamu sebab Aku kudus.”
2. Ketika kita menerima Yesus, kita menerima karunia kekudusan-Nya. Ibrani 10:10. “Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.” Bapa melihat kita melalui darah Yesus, dan melihat kita suci dan murni. Itulah sebabnya kita bisa bebas
masuk ke hadirat-Nya. Oleh karena itu ketika kita percaya bahwa kita adalah kudus, akan menjadi pengalaman kita.
3. Lebih dari itu, kita memiliki Yesus, sumber kekudusan yang hidup di dalam kita. Dalam Galatia 2:20 dikatakan “Kristus hidup di dalam aku.” Dalam 1 Korintus 1:30, ia mengatakan bahwa “Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan(atau menyucikan) dan menebus kita.” Yesus tidak hanya Tuhanku, Ia juga kekudusanku. Seperti kita mempersilahkan kehidupan Yesus hidup melalui kita, maka kita
akan mewujudkan buah kekudusan. 4. Kekudusan adalah kekuatan positif yang hidup di dalam saya,
yang mengubah hidup saya dan kehidupan orang-orang di
12
sekitar saya. Di bawah perjanjian Lama mereka harus menarik
diri dari dunia karena mereka bisa terkontaminasi. Misalnya jika mereka menyentuh penderita kusta mereka menjadi najis. Di bawah Perjanjian Lama, lingkungan kita mempengaruhi kita. Di bawah Perjanjian Baru kita mempengaruhi lingkungan kita. Di bawah Perjanjian Baru, kita masuk ke dunia (dimana terdapat orang-orang non kristen) dan menularkan kehidupan Yesus. Yesus mengatakan kepada kita untuk pergi ke dunia dan tidak menarik diri dari dunia. Ketika Yesus menyentuh orang kusta, kusta menjadi bersih. Kita adalah garam dunia dan kita harus mempengaruhi dunia bagi Yesus. 1 Yohanes 4: 4 mengatakan,
“sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia. ”Oleh karena itu kita tidak perlu takut pengaruh dunia (orang-orang yang tidak mengenal Yesus) karena yang paling besar hidup di dalam kita. Yesus tidak menarik diri dari orang-orang berdosa, tetapi duduk dengan mereka dan mempengaruhi mereka.
5. Kekudusan adalah bukan daftar dari hal-hal yang tidak bisa kita lakukan,“Saya tidak merokok, minum, dll, tapi artinya dipisahkan untuk Allah. Kekudusan adalah hidup yang menyenangkan
Tuhan. Ini adalah keputusan untuk mencintai-Nya, menaati-Nya dan melayani-Nya dengan segenap hati kita. Ini berarti bahwa kita tidak akan melakukan apa pun yang mendukakan Roh Kudus. Roma 14:17: “Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.” Ini bukanlah hal apa yang kita tidak harus dilakukan, tetapi kehidupan Yesus, diwujudkan melalui kita.
6. Memanifestasikan kekudusan itu sendiri dalam kemurnian, pikiran yang bersih, motivasi yang bersih dan tindakan yang
bersih. Ini adalah kehidupan yang indah dari Yesus. Ini adalah kehidupan yang bebas dari nafsu seksual dan hasrat dan keinginan yang najis. Ini dimulai dengan keinginan batin untuk menyenangkan Allah dari rasa syukur atas siapa Dia dan apa yang ia telah lakukan bagi kita. Hal ini terutama mengenai jantung dan karena itu tidak dapat hanya diukur dengan tindakan lahiriah. 1 Samuel 16: 7 “karena Tuhan tidak melihat sebagai manusia melihat, pria terlihat di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati”
7. Kekudusan adalah proses atau perjalanan. Ini bukanlah tujuan,
tapi jalan untuk membawa kita ke tujuan, yaitu untuk memiliki hubungan yang indah dengan Tuhan dan mempengaruhi dunia ini bagi Yesus. Kita harus bertumbuh dalam kekudusan selama
13
sisa hidup kita. Kita tidak akan pernah mencapai titik di mana
kita cukup kudus. Hanya Yesus cukup kudus di hadapan Bapa. Mengapa kekudusan penting? Pertama-tama, itu adalah kehendak Allah bagi hidup kita. 1
Tesalonika 4: 3. “Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan” 1 Petrus 1: 14-15 kita membaca, “Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu
pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, karena ada tertulis, “Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” Jika kita ingin mencari kehendak Allah, kemudian tumbuh dalam kekudusan! Kehendak Allah tidak hanya apa yang bisa kita lakukan untuk Tuhan, tapi siapa kita di dalam Kristus. Ketika kita berjalan dalam kekudusan, kita akan menemukan kehendak Allah! Kekudusan akan membawa kita kepada kehendak Allah. (Yesaya 35)
Kedua, Kekudusan membuat kita berbuah dan berguna untuk Allah.Tuhan akan lebih memakai kita ketika kita berjalan dalam kekudusan. 2 Timotius 2: 20-21: “Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak , melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia. Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.” Saat kita
membersihkan hati kita, kita menjadi berguna kepada Allah. Tuhan memakai bejana yang suci. Sebuah gaya hidup suci dan murni akan mengijinkan kita untuk mengalir dalam kuasa Roh Kudus dan akan memungkinkan kita untuk mempertahankan urapan Roh Kudus. Dalam Roma 12:2 mengatakan bahwa “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Kehendak-Nya menyingkapkan pembaharuan budi. Banyak kali kita meminta
Tuhan, “Tunjukkan kehendak-Mu!” Dia mungkin berkata kepada kita, “Baharuilah pikiranmu dan engkau akan secara otomatis mengetahui kehendak-Ku.”
14
Ketiga: Ini mempengaruhi hubungan kita dengan Tuhan. Matius
5:8. “Berbahagialah orang yang suci hatinya karena mereka akan melihat Allah.” Kata, 'melihat' dalam bahasa Yunani juga bisa berarti untuk memahami atau memiliki pewahyuan akan Allah. Dengan kata lain, Allah menjadi nyata untuk mereka yang memiliki hati yang murni. pikiran dan tindakan yang tidak bersih menyebabkan hati akan mengeras dan kehilangan keinginan untuk hal-hal yang dari Allah. Ibrani 12:14: “Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan:” Kekudusan bisa juga memengaruhi tujuan kekal kita. Kekudusan
di bumi akan menghasilkan keintiman dengan Yesus di surga. Keempat: membuat kita lebih efektif dalam doa-doa kita. Dalam
Mazmur 66:18 mengatakan, “Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, Tuhan tidak akan mendengar.” 1 Yohanes 3:22 kita membaca, “dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.”Ketika gaya hidup kita menyenangkan Tuhan, kita akan lebih efektif dalam doa-doa kita. Namun, kita tidak menerima karena kita kudus, tetapi
karena kita percaya. Kekudusan membuat lebih mudah untuk percaya.
Kelima: Ini memberi kita kemenangan atas iblis. Roma 16: 19-20: “Dikatakan supaya kamu bijaksana terhadap apa yang baik, dan bersih terhadap apa yang jahat. Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu. Kasih karunia Yesus, Tuhan kita, menyertai kamu” Kekudusan adalah bentuk perlindungan. Paulus mengatakan dalam Roma 13:12 bahwa kita harus memakai “baju besi cahaya. Yesus berkata bahwa iblis datang kepada-Nya dan
menemukan apa-apa di dalam Dia. Kekudusan menghilangkan hak hukum iblis menimpa dan menyiksa kita.
Bagaimana kita bisa Kudus - apakah prosesnya? Kita harus menyadari bahwa Yesus adalah kekudusan kita, tetapi ketika hidup-Nya dimanifestasikan melalui kita, adalah buah dari kekudusan. Jadi ketika kita berbicara tentang kekudusan, kita berbicara tentang manifestasi dari kekudusan dalam hidup kita.
1. Kita harus percaya apa yang Alkitab katakan tentang kita: Ibrani 10:10. “Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan
15
tubuh Yesus Kristus.” Kita perlu mengubah gambaran yang kita
miliki tentang diri kita sendiri. Alkitab mengatakan dalam Ibrani 13:12 bahwa kita dikuduskan oleh Darah Yesus. Ketika kita menerima Yesus, kita dibuat kudus oleh Darah Yesus. Banyak ayat dalam Perjanjian Baru yang mengatakan kita orang-orang kudus. (Untuk Contoh Roma 1: 7mengatakan kita dipanggil untuk menjadi orang-orang kudus). Kita tidak pendosa yang diselamatkan oleh kasih karunia! Tapi kita orang-orang kudus yang dulunya orang-orang berdosa. Oleh karena itu untuk mewujudkan buah kekudusan, kita harus bebas dari kompleks berdosa!
2. Pertobatan Regular: Mendalam, pertobatan yang tulus melepaskan kasih karunia dan kemampuan bagi kita untuk hidup dalam kekudusan Allah. 1 Yohanes 1: 9 “Jika kita mengaku dosa kita, Allah setia mengampuni kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” 2 Korintus 7:10: “Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian.”
3. Baca firman Tuhan: Ibrani 4:12 “Sebab firman Allah hidup dan
kuat ...” (kata "kuat” berasal dari kata Yunani ‘energes’ dari mana kita mendapatkan energi) Ketika kita membaca firman Allah, energi spiritual mengalir ke dalam hidup kita. hasrat dan keinginan Kudus diimpartasikan kepada kita jika kita rutin meresapi firman Allah. Tidak hanya aliran energi ke dalam diri kita, tetapi Roh Kudus akan menginsafkan kita dari dosa ketika kita membaca Alkitab.
4. Doa dan menghabiskan waktu di hadirat Allah: Matius 26:41“Berdoalah engkau tidak jatuh ke dalam pencobaan.” Ini adalah latihan spiritual yang baik yang memungkinkan kita untuk
berjalan dalam Roh. Semakin banyak kita berdoa, semakin banyak buah kekudusan akan terwujud dalam hidup kita. Semakin banyak kita berdoa, semakin mudah untuk menjadi kudus. Doa menghabiskan waktu di hadirat Allah dan kehadiran-Nya akan membuat kita menjadi kudus.
5. Persekutuan dengan orang Kristen lainnya: Allah telah menempatkan orang percaya lainnya di sekitar kita untuk melindungi kita dan menginspirasi kita. Kehidupan Roh Kudus sering mengalir kepada kita melalui orang percaya lainnya. Dalam Ibrani 3:12 mengatakan, “Tetapi nasihatilah seorang
akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan "hari ini", supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa.” Komitmen dan persekutuan
16
dengan orang percaya adalah penting jika kita ingin hidup kudus.
Saat kita menyembah, berdoa dan memiliki persekutuan dengan orang Kristen yang lain.
6. Terlibat dalam panggilan kita:Mengalir dalam panggilan dan tujuanmu akan memotivasi kita untuk gaya hidup yang kudus. Kita memiliki contoh Raja Daud. Ia dipanggil untuk memimpin pasukan. standar-Nya kekudusan jatuh ketika kita menarik diri dari pertempuran dan tinggal di rumah. (2 Samuel 11: 1) Fokus pada apa yang Tuhan panggil kita untuk melakukannya akan mencegah kita terganggu oleh hal-hal kedagingan.
7. Waspadalah terhadap kekudusan legalistik.Telah ada banyak
kesalahpahaman berkaitan dengan subjek kekudusan. Banyak kelompok Kristen mulai dengan keinginan yang tulus untuk menyenangkan Allah melalui gaya hidup yang kudus. Allah kemudian memberkati mereka dengan kehadiran-Nya dan dengan kebangkitan. Namun, mereka mencoba untuk mempertahankan gerakan Roh Kudus melalui aturan dan Apa yang dulunya berkah menjadi legalisme yang mati. (Suatu keinginan yang tulus untuk menyenangkan Tuhan dapat berkembang menjadi legalisme.) Ini menyebabkan mereka
kehilangan sukacita mereka dan membawa mereka kedalam kemalangan dan perbudakan. Masalahnya adalah bahwa mereka menjauhkan pandangan mereka dari Yesus, sumber kekudusan dan menempatkan mereka pada aturan dan peraturan luar.
8. Jalan raya kekudusan:Yesaya 35: 8-10: “Di situ akan ada jalan raya, yang akan disebutkan Jalan Kudus; orang yang tidak tahir tidak akan melintasinya, dan orang-orang pandir tidak akan mengembara di atasnya. Di situ tidak akan ada singa, binatang buas tidak akan menjalaninya dan tidak akan terdapat di sana; orang-orang yang diselamatkan akan berjalan di situ, dan orang-
orang yang dibebaskan TUHAN akan pulang dan masuk ke Sion dengan bersorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, kedukaan dan keluh kesah akan menjauh. (Adalah sukacita saat kita mengembangkan buah kekudusan dalam hidup kita)
Akhirnya: Kekudusan adalah kehidupan yang indah dari Yesus,
diwujudkan melalui kita. Dalam Roma 8:29 dikatakan bahwa “kita
telah dipanggil untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya.”
Amin
17
PRINSIP PENGHORMATAN:
Hormat adalah pokok yang sangat penting dalam Kerajaan Allah.
Kata Yunani untuk pengormatan, “waktu” yang berarti, memberi
nilai, untuk menghargai dan untuk menunjukkan rasa hormat dan
martabat. Hormat berasal dari hati dan ditunjukkan melalui
tindakan rendah hati dan perbuatan. Dalam Kitab Samuel, ia
mengatakan, “Orang-orang yang memuliakan Aku, Aku akan
menghormatinya.”(1 Samual 02:30) memberikan penghormatan
kepada Allah, adalah salah satu kunci terbesar untuk berkat Allah.
Berkaitan dengan menghormati kita perlu untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut: Pertama, Siapa yang harus kita
hormati, kedua, bagaimana kita menghormati mereka dan ketiga,
apa yang bisa kita harapkan ketika kita menunjukkan
pengormatan?
1. OTORITAS SIPIL DAN PEMERINTAH: (Ini dapat termasuk
polisi, presiden, pemerintah, walikota kota kita dan setiap
pemimpin dalam kepemerintahan)
Paulus menulis dalam kitab Roma dan mengatakan, “Tiap-tiap
orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya sebab tidak
ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-
pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah ... Itulah juga
sebabnya maka kamu membayar pajak. Karena mereka yang
mengurus hal itu adalah pelayan-pelayan Allah... hormat kepada
orang yang berhak menerima hormat “. (Roma 13: 1-7)
Meskipun kita mungkin tidak menyukai mereka atau setuju dengan
mereka, kita masih bisa menghormati mereka! Kita bukan
menghormati orangnya tetapi posisi yang mereka tempati!
Bagaimana kita menghormati mereka?
Pertama-tama, kita bisa berdoa untuk mereka: Paulus menulis kepada Timotius dan berkata, “Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan.”(1 Timotius 2: 1-2)Lebih baik untuk berdoa
bagi mereka daripada mengkritik mereka. karena Allah adalah otoritas pemerintah tertinggi dan Dia memiliki kemampuan untuk mengubah hati para pemimpin atau menyingkirkan. Alkitab
18
mengatakan, "Hati raja seperti batang air di dalam tangan
TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini. (Amsal 21:1)
Perhatikan dikatakan bahwa "hati raja ada didalamdi tangan
Tuhan."(Amsal 21: 1)Jika kita berdoa untuk mereka kita
menempatkan hati mereka ke dalam tangan Tuhan. Sejarah
telah menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus, penganiayaan
bisa dihindari jika umat Kristen berdoa bagi para pemimpin
mereka bukannya mengucapkan yang jahat tentang mereka.
Kedua kita dapat menunjukkan hormat: Bahkan jika kita tidak
menyukai pemimpin kita, atau setuju dengan mereka, kita masih bisa menunjukkan kepada mereka rasa hormat! Kurangnya rasa hormat adalah dosa! Ada contoh dalam kitab Kisah Para Rasul di mana Paulus menunjukkan rasa hormat kepada otoritas yang mengatur. Misalnya dalam Pasal 24 ia meminta maaf karena Mencerca imam besar. Ini bukan berarti bahwa kita tidak boleh protes, atau berdiri untuk mereka, tapi kita harus melakukannya dengan sikap hormat kekristenan.
Ketiga kita harus memiliki sikap taat terhadap mereka: "Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar: pajak kepada
orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat.” (Roma 13: 7) Ini berarti bahwa kita mematuhi hukum negara dan membayar pajak selama itu tidak bertentangan dengan firman Allah. Kita membaca dalam Kisah Para Rasul, “Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab mereka: "Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah.” (Kisah Para
Rasul 4:19) Kita tidak selalu harus mematuhi, tapi kita dapat menunjukkan rasa hormat dan menghargai.
Keempat, kita tidak berkata-kata yang jahat tentang mereka: Alkitab mengatakan “Janganlah engkau berkata jahat tentang seorang pemimpin bangsamu.”(Kisah Para Rasul 23: 6) Kita tidak menghormati orang karena karakter mereka, atau karena kita setuju dengan mereka, tetapi karena posisi mereka. Kita perhatikan bagaimana Daud menghormati Saul meskipun Saul berusaha membunuhnya. Dia menyebutkat Saul, 'yang diurapi Tuhan'(1 Samuel 01:14) meskipun Saul tidak diurapi. Itu
posisinya yang diurapi, bukan karakternya!
19
Apa yang bisa kita harapkan ketika kita menghormati
otoritas ini?
Kita membaca sebelumnya dalam Timotius, "Pertama-tama aku
menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan
syukur untuk semua orang,2 untuk raja-raja dan untuk semua
pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam
segala kesalehan dan kehormatan.3 Itulah yang baik dan yang
berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, 4 yang menghendaki
supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan
akan kebenaran.5 Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang
menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia
Kristus Yesus." (1 Timotius 2: 1-5)
pertama, akan meningkatkan kualitas hidup kita! Mungkin akan
kurang kejahatan dan berkat keuangan yang lebih di tanah kita!
Kedua, menyenangkan Tuhan, dan jika demikian, maka gereja
akan diberkati. Ketiga, akan menciptakan suasana yang kondusif
bagi orang untuk diselamatkan! Kita membaca, "Allah
menginginkan semua orang diselamatkan." Saya membaca tentang
sebuah gereja tertentu di Amerika Serikat di mana anggotanya
selalu mengkritik walikota kota itu. Tuhan menghukum pendeta
tentang hal ini, gereja bertobat dan memutuskan untuk
memberkati walikota. Mereka mengambil hadiah tanda cinta dan
memberikannya kepada walikota. Dalam waktu singkat Allah telah
begitu memberkati gereja itu tiga kali lipat dalam ukuran!
2. OTORITAS DALAM SOSIAL: (Ini adalah pengusaha, guru,
pemimpin tim kita dan mereka yang memiliki otoritas sosial atas
kita)
Bagaimana kita menghormati mereka?
Dalam Kolose kita membaca, "Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu
yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan
mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus
hati karena takut akan Tuhan. Apapun juga yang kamu perbuat,
perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan
untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan
menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus
adalah tuan dan kamu hamba-Nya."(Kolose 3: 22-24)
20
Pertama-tama, kita menghormati mereka dengan melakukan apa
yang mereka katakan kita lakukan. Kedua, apa pun yang kita
lakukan untuk mereka, kita melakukannya yang terbaik dari
kemampuan kita. Jika kita bekerja di sebuah toko, kita akan
menjadi petugas took yang terbaik. Jika Anda seorang mahasiswa
di sekolah, kita akan rajin, dll Ketiga, apapun yang kita lakukan,
kita melakukannya seperti untuk Tuhan! Dialah CEO kita, dan
promosi datang dari-Nya! Oleh karena itu, bahkan jika kita tidak
suka majikan kita, kita melakukannya untuk Yesus! Kita memiliki
contoh bagaimana Yusuf melayani Potifar dengan baik, bahkan
ketika ia adalah seorang budak. Keempat, kita menghormati
mereka dengan memiliki integritas, kita tidak mencuri dari mereka,
kita tepat waktu ketika kita datang untuk bekerja dan tepat waktu
untuk bekerja, pertemuan dan janji kita.
Apa yang bisa kita harapkan?
Dikatakan dalam bagian yang baru saja kita baca, bahwa "Tuhan
akan membalaskan engkau." Ini bisa menjadi hadiah rohani, hadiah
keuangan, atau bahkan promosi. Allah dapat memberi kita
kemurahan dengan majikan kita, atau Dia bahkan dapat memberi
kita pekerjaan yang lebih baik di tempat lain. Karena kesetiaan
Yusuf pada Potifar, ia kemudian dipromosikan menjadi
administrator Mesir.
3. PENGORMATAN DALAM KELUARGA.
Bagaimana kita menghormati mereka dalam keluarga?
Anak-anak harus menghormati orang tua mereka: “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi”(Efesus 6: 1-3)
Istri harus menghormati suami mereka:“isteri hendaklah menghormati suaminya.”(Efesus 5:33) Mereka tidak menghormati suami mereka karena mereka adalah suami yang baik, tetapi karena posisi suami sebagai kepala rumah. Ini tidak berarti bahwa istri harus selalu mematuhi suami mereka, tetapi mereka dapat memperlakukan mereka dengan hormat.
Pria harus menghormati orang yang lebih lemah: Hal ini dapat berlaku pada suami menghormati istri-istri mereka dan juga untuk laki-laki pada umumnya. Alkitab mengatakan kepada suami,“berikanlah penghormatan untuk istri sebagai kaum yang
21
lebih lemah ... menjadi ahli waris bersama-sama dari kasih
karunia kehidupan, supaya doamu tidak terhalang.”(1 Petrus 3: 7) Suami harus menyadari bahwa istrinya sebenarnya adalah putri seorang raja dan memperlakukannya dengan bermartabat dan hormat. laki-laki yang belum menikah juga harus menghormati lawan jenisnya. Mereka dapat melakukannya dengan melayani mereka, membiarkan mereka pergi lebih dulu
melalui pintu dan dengan menjadi sopan dan hormat.
Beberapa mungkin keberatan dan mengatakan, 'ini bukan dalam
budaya kami'! Faktanya adalah, bahwa sekarang telah lahir baru,
dan kita sekarang hidup di Budaya Kerajaan Allah dan tidak lagi di
Afrika, budaya Eropa atau Asia! Iblis berusaha untuk menjatuhkan
wanita sejak zaman Adam dan Hawa, karena apa yang terjadi di
taman Eden. Oleh karena itu lebih banyak orang menyalahgunakan
dan menganiaya wanita, semakin mereka berada di bawah
pengaruh setan. Seringkali, tingkat kasih karunia Allah di gereja
dapat diukur dengan cara mereka memperlakukan wanita mereka.
Apa yang bisa kita harapkan?
Pertama-tama, kita bisa mengharapkan lebih jawaban atas doa-doa
kita. Kita membaca bagaimana Petrus berbicara kepada suami-
suami dan mengatakan kepada mereka untuk menghormati yang
lebih lemah, "sehingga doa mereka tidak akan terhalang." Kedua,
istri dapat mengharapkan tingkat perlindungan yang lebih besar
terhadap setan ketika mereka menghormati dan tunduk kepada
suami mereka. Ketiga, anak-anak dapat mengharapkan kesehatan
dan panjang umur di bumi jika mereka menghormati orang tua
mereka. Kita membaca di Efesus, "bahwa mereka dapat hidup lama
di bumi!" Keempat, ketika pemuda menghormati 'kaum hawa',
Allah mungkin memberi mereka patner pernikahan yang baik.
Akhirnya, hubungan keluarga yang baik akan mempengaruhi
masyarakat kita dan menarik banyak orang bagi Kristus!
4. OTORITAS ROHANI: (Hal ini berlaku untuk para pemimpin di
gereja, di kelompok rumah dan orang-orang di lima Karunia
Pelayanan.)
Bagaimana kita menghormati mereka?
Paulus menulis kepada Timotius dan berkata, “Penatua-penatua
yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama
mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar.
22
Bukankah Kitab Suci berkata: "Janganlah engkau memberangus
mulut lembu yang sedang mengirik," dan lagi "seorang pekerja
patut mendapat upahnya." Janganlah engkau menerima tuduhan
atas seorang penatua kecuali kalau didukung dua atau tiga orang
saksi."(1 Timotius 5: 17-19)
Pertama, kita menghormati mereka dengan mendukung mereka secara finansial. Dikatakan bahwa "Seorang buruh layak mendapat upahnya." Paulus menulis kepada jemaat Filipi dan mengatakan kepada mereka dalam menanggapi dukungan keuangan mereka kepadanya, bahwa "Tuhan akan menyediakan semua kebutuhan mereka menurut kekayaan-Nya dalam Kristus."(Filipi 4:19)
Kedua, kita juga menghormati mereka dengan tidak mengkritik dan berkata-kata yang jahat tentang mereka. Alkitab mengatakan, "Jangan mengusik orang-orang yang Kuurapi, dan jangan berbuat jahat kepada nabi-nabi-Ku! "(Mazmur 105: 15) Ini adalah pelanggaran yang sangat serius di hadapan Allah dan kurangnya takut akan Allah ketika kita berkata-kata yang jahat kepada mereka yang memiliki otoritas rohani.
Ketiga, kita harus memiliki sikap tunduk terhadap mereka: Alkitab mengatakan, “Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.”(Ibrani 13:17) Ini bukan berarti bahwa kita harus melakukan segala sesuatu yang mereka suruh kita lakukan, dan mengontrol kita, tapi kita memiliki kerendahan hati dan sikap tunduk terhadap mereka. Jika kita
tidak setuju, kita melakukannya dengan hormat! Kita tidak harus melakukan apa pun yang menyebabkan mereka bersedih!
Keempat, kita perlu mengerti masalah gelar (Pangkat). Kita dapat melihat setiap contoh di dalam Alkitab, terutama dalam kitab Kisah Para Rasul di mana ada orang yang pernah diberikan gelar. Sebagai contoh, ketika Paulus menulis kepada jemaat, ia menyebut dirinya sebagai Paulus, tetapi ia disebut dalam pelayanannya sebagai seorang rasul. Selanjutnya, Yesus berkata, “Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara
23
kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu" (Matius 23: 9-
11)Bahkan Yesus memperingatkan masalah gelar!
Saat ini kita memiliki dua perbedaan besar (ekstrim) di gereja:
yang satu ada orang-orang, yang begitu ekstrim mengenai gelar.
Mereka menuntut bahwa para pemimpin mereka disebutkan
dengan beberapa gelar seperti Bishop, Nabi, Pastor (gembala),
Firstlady, Rasul dll di sisi yang lain kita juga memiliki gereja yang
kasual, bahwa mereka memperlakukan para pemimpin mereka
seperti kurangnya rasa hormat dan memanggil semua orang
dengan nama pertama mereka.
Namun, ada keseimbangan. Pertama-tama kita harus peka
terhadap tipe orang yang kita hadapi. Jika pemimpin adalah sangat
dihormati dan lebih tua dari kita, kita dapat menunjukkan
kepadanya penghormatan dengan memanggil dia dengan beberapa
gelar, misalnya, pendeta. Kedua, jika kita menyebutkan mereka di
muka umum, selayaknya memakai gelar di depan nama mereka.
contoh, jika saya berbicara dengan pendeta senior saya pribadi,
saya akan memanggilnya dengan nama depannya. Tetapi jika saya
menyebutkan dia di muka umum, saya akan menempatkan gelar
'pendeta' di depan namanya untuk menghormati posisinya.
Apa yang bisa kita harapkan jika kita menghormati mereka
yang memiliki otoritas rohani?
pertama, Ia mengatakan bahwa hal itu akan menguntungkan bagi kita jika kita melakukannya. Kita bisa menerima berkat keuangan, kesembuhan bagi tubuh kita, perlindungan bagi
kehidupan kita dan berkat Tuhan atas keluarga kita. Bahkan bisa mempengaruhi nasib kekekalan kita ketika kita suatu hari harus menghadap takhta pengadilan Kristus.
Kedua, bisa menjadi kunci untuk menemukan panggilan kita, meningkatkan urapan kita dan bahkan mempengaruhi hubungan kita dengan Allah. Yesus berkata, "Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi."(Matius 10:41) Upah Seorang nabi bisa menjadi pengurapan mereka, berkat rohani atau melepaskan kita ke
dalam pelayanan. Sebagai contoh, jika kita menghormati seseorang yang memiliki urapan kesembuhan, kita menuai mendapatkan keuntungan kesehatan yang baik. Tuhan bahkan
24
mungkin memberi pengurapan mereka kepada kita. Ketika Yosua
menghormati Musa, Allah mengangkatnya ke posisi Musa.
5. MENGHORMATI SATU SAMA LAIN:
Bagaimana kita menghormati satu sama lain?
Paulus menulis, “Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang jugapun
menurut ukuran manusiaJadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia
adalah ciptaan baru.” (2 Korintus 5: 16-17)Paulus mengatakan
bahwa kita tidak lagi menganggap satu sama lain sesuai dengan
kedudukan kita, kaya atau miskin, hitam atau putih, laki-laki atau
perempuan, tua atau muda, dll Kita adalah ciptaan baru di dalam
Kristus! Kita adalah raja dan ratu, pangeran dan putri, diurapi dan
anak-anak Bapa Surgawi terkasih.
Selain itu, kita tidak lagi fokus pada kelemahan orang, tapi potensi
rohani mereka. Paulus mengatakan, "Aku telah disalibkan bersama
Kristus; bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang
hidup di dalam aku.” (Galatia 2:20)Kita harus memperhatikan,
satu sama lain sebagaimana Allah memperhatikan kita! Dia melihat
Putra-Nya Yesus yang hidup di dalam kita! Oleh karena itu kita
semua berharga dan bernilai bagi-Nya.
Ada beberapa cara praktis untuk menunjukkan rasa hormat
satu sama lain:
Kita akan tepat waktu untuk janji dan pertemuan kita. Sebagai contoh, kita datang tepat waktu untuk gereja untuk menunjukkan penghormatan pendeta pendeta dan jemaat lainnya! .Jika kita membuat janji untuk berada di suatu tempat pada waktu tertentu, kita harus berkomitmen untuk berada di
sana tepat waktu atau bahkan sedikit lebih awal. Jika kita sepakat untuk bertemu di 7:00, adalah kurangnya penghormatan dengan datang 10 menit terlambat. Oleh karena itu, jika kita tidak bisa tepat waktu, kita harus membiarkan pihak lain tahu bahwa kita akan terlambat. Ini juga berlaku pada kebaktian di Gereja. Jika gereja mulai pada pukul 10, maka kita harus berada di sana pada pukul 10!
Kita akan bersikap sopan satu sama lain. Kita bisa melakukannya dengan membiarkan mereka lebih dulu melalui pintu dari kita,
dengan membuka pintu mobil untuk mereka dan dengan menggunakan bahasa yang sopan ketika kita berbicara dengan mereka. Alkitab mengatakan bahwa pakailah perkataan yang
25
baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang
mendengarnya, beroleh kasih karunia."(Efesus 4:29) Kita menghormati orang dengan cara kita berpakaian. Ini tidak
berarti bahwa kita memakai setelan dan dasi kemana pun kita pergi, tapi pakaian kita rapi dan bersih. Hal ini tergantung pada kesempatan tersebut, jika kesempatan kasual, berpakaianlah yang santai. Ketika kita harus bertemu dengan seseorang, kita menanyakan diri kita pertanyaan, "berapa banyak pengormatan yang harus saya tunjukkan kepada mereka", kemudian kita berpakaian yang sesuai. Jika kita menangani sekelompok orang, itu adalah aturan yang baik untuk berpakaian sedikit lebih baik
dari rata-rata orang dalam kelompok. Cara kita berpakaian sering menujukan kepada kelompok kita, seberapa besar kita menghormati mereka.
Kita akan lebih banyak mendengar dari pada kita berbicara. Alkitab mengatakan, “lambat untuk berbicara dan cepat untuk mendengar.”(Yakobus 1:19) Tuhan telah memberi kita dua telinga dan satu mulut, karena itu kita harus mendengarkan dua kali lebih banyak dari pada kita berbicara! Berbicara sepanjang waktu dan tidak membiarkan orang lain berbicara kasar dan
kurang mendapat kehormatan. Kita akan memegang perkataan kita: Jika kita mengatakan
bahwa kita akan telepon seseorang, mengirim mereka e mail atau melakukan sesuatu untuk mereka, maka kita harus melakukannya. Kita tidak akan memberitahu orang-orang bahwa kita akan berdoa untuk mereka jika kita tidak punya niat untuk melakukannya! Orang-orang perlu tahu bahwa kata-kata kita adalah pekataan kita! tidak menepati janji adalah sangat kurang menghormati.
Akhirnya kita menghormati satu sama lain dengan melayani satu
sama lain. Carilah kesempatan untuk melayani, membantu, mencuci piring, menuangkan teh, membantu membersihkan sesudahnya. Dikatakan dalam Kolose bahwa ketika kita melayani
satu sama lain seolah-olah kita melayani Yesus. (Kolose 3:23)
Apa yang bisa kita harapkan jika kita menghormati satu
sama lain?
pertama, Jika kita percaya bahwa Kristus ada di dalam mereka, kita
akan mampu mendapatkan dari kehidupan itu. Kita tidak akan
selalu harus menunggu beberapa orang yang beriman dan bekuasa
untuk datang ke kota untuk berdoa bagi kita, kita dapat menerima
mujizat kita dari orang terlemah di grup jika kita menghormati
26
mereka. Kedua, kita akan menuai apa yang kita tabur.(Galatia 6:
7)Jika kita menabur pengormatan, suatu hari kita akan menuai
pengormatan. Selain itu, kita selalu menuai lebih dari yang kita
tabur! Ketiga, ketika kita menghormati satu sama lain, kita
menghormati Kristus di dalam mereka. Jika kita melakukannya,
kita akan menerima pengormatan Allah.
6. MENGHORMATI TUHAN
Bagaimana kita menghormati Allah?
Kita menghormati Allah ketika kita memberikan kepada-Nya
yang terbaik: Seorang anak menghormati bapanya dan seorang hamba menghormati tuannya. Jika Aku ini bapa, di manakah hormat yang kepada-Ku itu? Jika Aku ini tuan, di manakah takut yang kepada-Ku itu? firman TUHAN semesta alam kepada kamu, hai para imam yang menghina nama-Ku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menghina nama-Mu?" Kamu membawa roti cemar ke atas mezbah-Ku, tetapi berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami mencemarkannya?" Dengan cara menyangka: "Meja TUHAN
boleh dihinakan!.”(Maleakhi 1: 6 -7)Kita juga membaca di Kolose, “Dan apa pun yang engkau lakukan, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia ... sebab engkau melayani Yesus Kristus.” (Kolose 3:23) Kita menghormati Allah ketika kita melayani Dia dengan segenap hati kita dan memberikan kepada-Nya bagian terbaik dari waktu kita, sumber dan bakat kita. Itulah sebabnya menghormati Tuhan, ketika kita memberikan kepada-Nya bagian pertama dari setiap hari dalam doa dan membaca Alkitab.
Kita menghormati Allah dengan ibadah kita. Yesus berkata, "Mereka yang menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam Roh dan kebenaran." (Yohanes 4:24) Kata Yunani untuk kebenaran di sini berarti 'menjadi asli'. Ini berarti bahwa kiat menerti apa yang kita katakan dan tidak hanya mengatakan omong kosong. Ketika kita menyembah Tuhan, kita melakukannya dengan segenap hati kita. Sama seperti kita sujud untuk menghormati seorang raja atau pemimpin, jadi kita sujud di dalam hati kita 'di hadapan Allah ketika kita menyembah-Nya.
Kita menghormati Allah melalui persepuluhan dan persembahan kita. Alkitab mengatakan, “Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala
27
penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh
sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya” (Amsal 3: 9-10) perpuluhan kita adalah buah pertama dari keuangan kita, yang merupakan bagian terbaik dari keuangan kita. Oleh karena itu kita menghormati Tuhan dengan memberikannya. Dengan memberikan dengan murah hati kita berkata kepada Tuhan, "Engkau lebih penting bagiku bahkan dari uang ku!"
Kita menghormati Allah ketika kita percaya firman-Nya. Ketika kita percaya firman-Nya, kita menyatakan bahwa Dia setia. Alkitab mengatakan, "Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang
berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia." (Ibrani 11: 6) Oleh karena itu, ketika kita percaya dan
bertindak atas firman-Nya, kita menghormati karakter-Nya.
Apa yang bisa kita harapkan jika kita menghormati Allah?
Pertama, pengormatan menciptakan atsmosfir mukjizat untuk
bekerja. Ini adalah salah satu kunci untuk memiliki iman yang kuat.
Misalnya Perwira Romawi menghormati Yesus ketika ia berkata,
“aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja
sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.”(Matius 8: 8) Dia
benar-benar berkata, “aku tidak layak menerima Tuan.” Yesus
berkata kepadanya, “"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman
sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara
orang Israel." (Matius 08:10) Dia memiliki sikap rendah hati dan
memberi hormat kepada Yesus oleh karena itu menerima sebuah
mujizat besar.
Kita membaca tentang kurangnya pengormatan orang-orang
Nazaret. "Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara
Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-
saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka
kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka:
"Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya
sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Ia tidak
dapat mengadakan satu mujizatpun di sana, kecuali
menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-
Nya atas mereka."(Markus 6: 3-5)Ia tidak mengatakan, “Dia tidak
28
akan melakukan sesuatu pekerjaan yang besar disana sana,
tapi‘Dia tidak bisa.’Oleh karena itu ketika kita menghormati Yesus,
Dia akan melakukan mujizat di antara kita!
Kedua, kita menerima pengormatan-Nya ketika kita menghormati
Dia: Tuhan berkata, “Orang-orang yang memuliakan Aku, Aku
akan menghormati.” (1 Samual 02:30) Hal ini dapat berarti
banyak hal. Kita dapat menerima kemurahannya dan hal-hal mulai
terjadi kepada kita walaupun kita tidak layak. Kita bisa menerima
promosi dalam pelayanan dan panggilan kita. Kita bisa menerima
peningkatan kuasa dan urapan Tuhan dan akhirnya, kita bisa
menikmati hubungan intim yang indah dengan-Nya.
Memberi dan Menerima pengormatan merupakan salah satu kunci
terbesar untuk Kerajaan Allah. Oleh karena itu, kita bisa
mengharapkan berkat besar sebuah terobosan saat kita
mengunakan kunci ini. Amin
BAGAIMANA MENAKLUKKAN KEGAGALAN
Kegagalan adalah hal yang umum untuk kita karena kita adalah
manusia. Oleh karena itu jika kita ingin melayani Allah dan berada
dalam pelayanan kita perlu tahu bagaimana menaklukkan
kegagalan. Ada banyak orang yang tidak lagi dalam pelayanan
karena mereka telah gagal dalam beberapa bidang kehidupan
mereka. Oleh karena itu salah satu senjata iblis terhadap kita
adalah senjata keputusasaan. Dia sering menyerang kita dengan ini
ketika kita telah gagal, ketika kita telah mencoba untuk melakukan
sesuatu yang berjalan dengan baik. Ada banyak pendeta yang
pernah memiliki gereja yang kuat, tetapi telah gagal dalam
beberapa daerah, menjadi berkecil hati dan ingin meninggalkan
pelayanan.
Kegagalan adalah umum untuk kita semua, ada orang bahkan di
dalam Alkitab yang gagal. Beberapa mengatasi kegagalan mereka,
dan yang lainnya tidak. Misalnya, Musa gagal ketika ia membunuh
seorang Mesir, tetapi Allah memulihkankan dan dia menjadi
pemimpin yang kuat. Dapatkah Kita bayangkan bahwa Allah
dipulihkan pembunuh! Daud gagal ketika ia jatuh dalam perzinahan
29
dengan Batsyeba, tetapi Allah memulihkan dia. Petrus gagal ketika
ia menyangkal Yesus, tetapi menjadi rasul yang paling diurapi. Ada
banyak contoh lainnya.
Ada beberapa hal penting yang perlu Kita ketahui tentang
kegagalan:
Pertama, Tuhan ingin kita sukses: Kita membaca dalam kitab
Mikha, “Janganlah bersukacita atas aku, hai musuhku! Sekalipun
aku jatuh aku akan bangun pula, sekalipun aku duduk dalam gelap,
Tuhan akan menjadi terang atasku.”(Mikha 7:8) Dalam Amsal kita
membaca, "Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun
kembali." (Amsal 24:16)Namun, Tuhan ingin kita untuk sukses,
bahkan jika kita telah gagal di masa lalu. Dalam Wahyu kita
membaca, “Barang siapa menang, dia akan kuberi makan dari
pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus."(Wahyu 2: 7)Oleh
karena itu, itu adalah kehendak Allah bagi kita untuk berhasil dan
bukan kehendak-Nya bagi kita untuk gagal.
Kita membaca tentang Yesus dan orang yang telah mencoba
selama tiga puluh delapan tahun untuk masuk ke kolam Betesda
untuk disembuhkan. Namun, suatu hari ia bertemu Yesus, dan
kegagalannya berubah menjadi kesuksesan dan ia sembuh. Oleh
karena itu, salah satu kunci terbesar untuk sukses, adalah untuk
membawa Yesus ke dalam persamaan, tidak peduli seberapa sering
kita gagal namun bagi Tuhan adalah Tuhan pemulih! Tuhan
berkata dalam Kitab Joel, "Aku akan mengembalikan."(Joel 2:25)
Dalam Perjanjian Baru kita membaca kata-kata mengagumkan,
"Tuhan selalu, memimpin kita dalam kemenangan di dalam Kristus
..." (2 Korintus 2:14) Allah tidak memimpin kita dalam
kegagalan, tetapi dalam kemenangan. Oleh karena itu jika kita
mengikut Yesus, dan Kita mengijinkan Roh Kudus memimpin kita,
kita akan selalu berhasil dan menang!
Kedua, Tuhan mampu memulihkan kita dengan cepat:Allah dapat
memberikan kita sebuah Firman, mimpi atau visi dan dapat
mengubah situasi Kita seluruhnya dalam waktu yang singkat. Kita
mungkin satu hari, atau berdoa atau langkah ketaatan jauh dari
terobosan Kita. Dalam Perjanjian Lama, kita membaca tentang
Gideon. Dia gagal sehingga ia harus bersembunyi dari musuh.
Suatu hari seorang malaikat menampakkan diri kepadanya,
memberikan Dia Firman dan tiba-tiba ia menjadi pemimpin yang
30
sangat sukses.(Hakim 6)Kita memiliki contoh Petrus, yang menjadi
sangat gagal ketika ia menyangkal Yesus di kayu salib. Yesus
memulihkan dia dan tiba-tiba ia menjadi rasul besar.
Ketiga, Hal ini tidak begitu penting apa yang terjadi pada kita, tapi
bagaimana kita menyikapinya: Kita bisa belajar dari kegagalan dan
kesalahan kita dan membuat keputusan yang baik di masa depan.
Ketika Daud berdosa dengan Batsyeba dan ia melahirkan bayi yang
sakit. Dia berdoa, bayinya meninggal dan ia gagal. Daripada
menangis dan putus asa, ia pergi ke Bait Allah dan menyembah
Tuhan. Kemudian Tuhan memberinya seorang bayi lagi, dan nama
bayi itu adalah Salomo.(2 Samuel 12)Salah satu hal terbaik yang
dapat kita lakukan setelah kita telah gagal adalah untuk
menyembah dan memuji Tuhan. Ketika kita memiliki reaksi positif
terhadap kegagalan dan kesalahan kita, maka Tuhan bisa
mengubah kegagalan kita menjadi batu loncatan untuk kesuksesan
yang lebih besar di masa depan. Kita bisa belajar dari kegagalan
kita dan membuat keputusan bijaksana di masa depan.
Keempat kegagalan bukanlah akhir: Ketika kita tidak berhasil
bukan berarti bahwa kita sudah kegagalan, tetapi kita belum
berhasil. Allah berkata kepada orang Israel, “Sebab Aku ini
mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai
kamu, demikianlah Firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera
dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu
hari depan yang penuh harapan.”(Yeremia 29:11). Allah adalah
Allah yang penuh harapan! Kata Harapan berarti , “ekspetasi
sukacita yang akan datang.” Tidak peduli berapa kali kita telah
gagal, Tuhan selalu memiliki masa depan bagi kita. Selalu ada
harapan, karena Allah adalah Allah harapan. Gagal bukan berarti
bahwa Allah telah meninggalkan Kita, tetapi bahwa Dia memiliki
rencana yang lebih baik. Alkitab mengatakan bahwa, “Allah dapat
melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau
pikirkan.”(Efesus 3:20)
Kelima, jika kita gagal, adalah penting bahwa kita mencoba lagi:
Kita membaca bagaimana Daud mencoba untuk membawa tabut
kembali ke Yerusalem. Pertama kali ia mencoba ia gagal, tetapi ia
mempelajari firman Allah dan belajar bagaimana melakukannya
dengan benar. Dia mencoba lagi dan tabut itu dibawa kembali ke
Yerusalem dengan sukses.(2 Samuel 6) Dalam Perjanjian Baru
31
kita membaca, “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena
pada waktunya kita akan menuai, jika kita tidak menyerah.”
(Galatia 5: 9)Oleh karena itu, kita tidak boleh menyerah bahkan
jika tampaknya begitu sulit. Ada banyak contoh lain dalam Alkitab
dari orang-orang yang gagal dan mencoba lagi. Misalnya, Tuhan
memberikan Yunus kesempatan lain untuk berkhotbah setelah ia
gagal pertama kalinya. Yosua merebut kota Ai ketika ia mencoba
lagi. Dalam Ibrani kita memiliki instruksi penting: “sebab itu
kuatkanlah tangan yang tangan yang lemah dan lutut yang goyah
...” (Ibrani 12.12) Oleh karena itu, bangun dan coba lagi!
Keenam, penting bagaimana reaksi kita terhadap kegagalan orang
lain: Kita memiliki peringatan dalam Kitab Amsal, “Jangan
bersukacita kalau musuhmu jatuh, jangan hatimu beria-ria kalau ia
terperosok, supaya TUHAN tidak melihatnya dan menganggapnya
jahat, lalu memalingkan murkanya terhadap orang itu.” (Amsal
24: 17-18) tidak membuat Allah senang ketika kita bersukacita
ketika orang lain gagal. Sangat mudah untuk merasa baik ketika
seseorang yang tidak kita sukai atau yang dalam kompetisi untuk
kita gagal. Hal ini terutama terjadi ketika anak-anak Allah gagal.
Kita memiliki contoh Daud. Ketika Raja Saul, musuhnya, gagal dan
meninggal dalam pertempuran, ia menghormatinya dan tidak
memiliki satu kata negatif untuk mengatakan tentang dia.(1 Raja-
raja 1)
Kunci untuk menaklukkan kegagalan:
Kita tidak harus membenci diri kita ketika kita gagal: Ketika kita
gagal itu bukan berarti bahwa kita lebih rendah tetapi itu berarti
bahwa kita belum sempurna. Ini tidak berarti bahwa kita gagal, tapi
Kita belum berhasil! Allah mengasihi kita, pikiran-Nya terhadap kita
baik ...(Yeremia 29:11)Kita bernilai dan berharga di mata-Nya
karena Dia telah menebus dengan darah Yesus yang berharga.
karena itu, kita harus mengasihi dan menerima diri kita sendiri.
Kita harus memperkatakan perkataan yang positif: Alkitab
mengatakan, “Dia yang mau mencintai hidup dan melihat hari-hari
baik, dia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat.” (1 Petrus
3:10)Dalam Amsal kita membaca bahwa kekuatan hidup dan mati
ada di lidah. (Amsal 18:21)Oleh karena itu, kita tidak harus
berbicara kata-kata negatif tentang diri kita sendiri dan mengutuki
diri kita sendiri. Dalam Yosua kita membaca, “Kata hukum tidak
32
akan beranjak keluar dari mulut Kita ... maka Kita akan membuat
jalan makmur dan sukses baik.”(Yosua 1:18) Dengan kata lain,
daripada berbicara kata-kata yang negatif, kita harus mengatakan
firman Allah atas hidup kita. Ini adalah salah satu kunci untuk
mengatasi kegagalan dan sukses. Kita dapat mengatakan, “Jika
Allah dipihakku, siapakah yang akan melawanku.”(Roma 8:31)
"Tuhan selalu membawa kemenangan, dan menyebarkan
keharuman pengenalan akan Kristus melalui kita di setiap tempat.
(2 Kor. 2:14) Kita dapat mengatakan, "Saya lebih dari pemenang
melalui Dia yang mengasihi kita ..." (Roma 8:37) Bagaimana kita
bisa kegagalan ketika Allah dipihak kita, Dia bersama Kita dan
Yesus hidup di dalam kita! Oleh karena itu, “Mari kita teguh
berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia
yang menjanjikan setia.”(Ibr. 10:23) Kita dapat mengubah
kegagalan kita menjadi keberhasilan dengan mengubah cara kita
berbicara.
Pertobatan adalah penting: Pertobatan adalah lebih dari meminta
Tuhan untuk mengampuni kita, juga keputusan untuk melakukan
hal yang benar. Misalnya, ketika Daud gagal membawa tabut ke
Yerusalem, ia mempelajari firman Allah dan menemukan cara yang
benar untuk melakukannya. Ketika ia melakukannya, kegagalannya
berubah menjadi kesuksesan. Kita sering gagal karena
kesombingan Alkitab mengatakan, “Kecongkakan mendahului
kehancuran dan tinggi hati mendahului kehancuran.”(Amsal
16,18)Oleh karena itu akar kegagalan sering adalah kesombongan!
Semakin kita merendahkan diri dan bertobat, semakin sedikit kita
akan gagal di masa depan.
Kita tidak harus selalu menyalahkan diri kita sendiri ketika kita
gagal: Seringkali tidak selalu kesalahan kita ketika sesuatu salah,
tetapi kesalahan orang lain atau keadaan yang tidak di bawah
kendali Kita. Misalnya, alasan mengapa Kita kehilangan uang itu
bukan karena Kita gagal, tetapi karena krisis keuangan di seluruh
dunia. Oleh karena itu, kita tidak boleh membiarkan musuh
membuat kita merasa bersalah ketika kita tidak bersalah. Iblis
adalah “pendakwa saudara-saudara.”(Wahyu 12:10) dan tahu
bagaimana untuk membuat kita merasa bersalah, ketika kita tidak
benar-benar bersalah!
33
Kita tidak harus fokus pada kegagalan Kita: Kita tidak harus
menyerah pada godaan untuk berpikir tentang kegagalan kita
sepanjang waktu! Misalnya, saat anak Daud meninggal, ia
mengalihkan perhatiannya jauh dari mayat anaknya, masuk ke Bait
Allah, dan menyembah Tuhan.(2 Samuel 00:20) Kita memiliki
contoh anak yang hilang, dia membuat keputusan untuk
meninggalkan babi, bangun dan kembali ke ayahnya. banyak dari
kita perlu "untuk meninggalkan babi di belakang!" Allah berkata
kepada orang Israel, “Kamu sudah cukup lama tinggal di gunung
ini!”(Ulangan 1: 6) Beberapa dari kita sudah cukup lama tinggal di
gunung kegagalan kita dan perlu untuk bangun dan meninggalkan
kegagalan Kita di belakang. Paulus mengatakan bahwa kita perlu,
“Lupakan hal-hal yang berada di belakang!”(Filipi 3:13)
Biarkan Roh Kudus memimpin kita: Alkitab mengatakan, “semua
orang yang dipimpin oleh Roh Kudus, adalah anak-anak Allah.
(Roma 8:14) Jika kita membiarkan Roh Kudus memimpin kita, Dia
akan selalu membawa kita kepada kemenangan. (2 Kor. 2:14)Oleh
karena itu penting untuk peka terhadap Roh Kudus dan
mendengarkan suara-Nya. Hal ini penting, “Hendaklah damai
sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu.”(Kolose 3:15)Ketika
kita memiliki ketenangan Roh Kudus di dalam hati kita, kita
biasanya membuat keputusan yang tepat. Misalnya, dalam kitab
Kisah Para Rasul Roh Kudus mengatakan kepada para pemimpin di
Antiokhia, “Khususkanlah Paulus dan Barnabas untuk tugas yang
telah kutentukan bagi mereka!”(Kisah Para Rasul 13: 2)
Sebagai hasil dari ketaatan mereka, Paulus dan Barnabas berhasil
dalam pelayanan mereka.
Hal ini penting untuk melakukan hal-hal yang kita baik dalam
melakukannya: Kita perlu bertanya pada diri sendiri pertanyaan,
“Apakah karunia dan talenta saya?” Biasanya kita akan berhasil
ketika kita melakukan hal-hal yang bisa. Saya menemukan ini
dalam pelayanan. Ketika saya berkhotbah yang benar dan nyata
dalam hidup saya, itu biasanya berhasil. Sebagai contoh, kita tidak
harus mengajarkan tentang doa ketika kita tidak tahu bagaimana
untuk berdoa! Alkitab mengatakan, “demikianlah kita mempunyai
karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang
dianugrahkan kepada kita.”(Roma 12: 6) Kita tidak seharusnya
tidak menggunakan karunia yang Tuhan tidak berikan kita!
34
Misalnya, jika Allah tidak memberi kita karunia untuk berkhotbah,
maka kita harus tidak memberitakan!
Kita harus melakukan apa yang menjadi panggilan kita: Beberapa
orang gagal karena mereka melakukan hal-hal yang tidak Tuhan
suruh mereka lakukan. Ada banyak orang yang gagal dalam
pelayanan karena Allah tidak memanggil mereka ke dalam
pelayanan. Hal ini dapat berlaku untuk setiap area dalam hidup
kita. Jika Allah telah memanggil kita untuk menjadi seorang guru,
maka kita tidak harus menjadi seorang dokter, hanya karena
masalah keuangan! Allah berkata kepada Ishak, “Diamlah di negeri
ini dan Aku akan menyertai engkau dan memberkati
engkau.”(Kejadian 26: 3) Ketika kita melakukan apa yang Tuhan
suruh kita lakukan, maka berkat akan otomatis, Ada banyak orang
melakukan hal-hal untuk Allah karena keuntungan finansial atau
karena mereka ingin citra yang baik dan bukan karena Allah
memanggil mereka untuk melakukannya.
Akhirnya: Jika kita telah gagal dalam setiap bidang kehidupan
kita, dalam pelayanan, pernikahan kita, pekerjaan kita atau dalam
keluarga Kita, Tuhan ingin memberi kita kesempatan kedua. Allah
adalah Allah yang penuh harapan dan Tuhan Pemulih! Dia yang
memberi Petrus dan Yunus kesempatan kedua, juga akan
memberikan kita kesempatan lain! Oleh karena itu, “Semoga Allah
sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan
damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh
Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.”(Roma
15:13) Amin
BAGAIMANA MEMBUAT KEPUTUSAN YANG
TEPAT
Kita memiliki kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat
Ulangan 30: 19-20, " Aku memanggil langit dan bumi menjadi
saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan
kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan,
supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan
mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut
35
pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu untuk
tinggal di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada
nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk
memberikannya kepada mereka.;
Hidup dan mati, berkat dan kutuk merupakan hasil keputusan yang
kita buat. Kita adalah produk dari keputusan kita dan bukan latar
belakang atau keadaan kita. Banyak orang yang keluar dari latar
belakang yang mengerikan diberkati hari ini karena keputusan yang
telah mereka buat.
Karunia yang paling kuat yang Tuhan berikan kepada kita, adalah
kehendak bebas kita. Ini sangat kuat, sehingga baik Tuhan maupun
iblis tidak bisa lagi naik atau menghentikan kita membuat
keputusan. Kita memiliki teladan Adam dan Hawa, mereka memilih
untuk tidak taat kepada Tuhan di taman Eden, dan Tuhan tidak bisa
menghentikan mereka! Tuhan dan iblis bisa mempengaruhi
keputusan yang kita buat, namun keputusan terakhir mengatakan,
ya atau tidak masih menjadi milik kita.
Dalam 1 Korintus 10:13 kita membaca, " Pencobaan-pencobaan
yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak
melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia
tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu.
Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke
luar, sehingga kamu dapat menanggungnya "Tuhan tidak akan
pernah membiarkan Kita dicobai melebihi kemampuan kita untuk
melawan godaan iblis. Jika Dia tahu bahwa kita terlalu lemah, Dia
tidak akan membiarkan kita dicobai. Dia akan memberi kita
kekuatan untuk melawan godaan, atau Dia akan memberi kita jalan
keluar.
Pertama, kita bisa berdoa saat kita dicobai. Doa memberi kita
kekuatan untuk mengatakan "tidak" pada godaan! Yesus berkata
kepada Petrus dan murid-muridnya pada malam sebelum
penyaliban-Nya, "berdoalah supaya kamu jatuh ke dalam
pencobaan." (Matius 26:41) Sayangnya, Petrus tidur dan
bukannya berdoa dan dia menyangkal Yesus. Jika dia telah berdoa,
mungkin dia tidak akan menyangkal Yesus.
Kedua, kita bisa melawan iblis. Dalam 1 Petrus 5: 8-9, kita
membaca, " Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis,
berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan
36
mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman
yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh
dunia menanggung penderitaan yang sama" Ini adalah Apa yang
Yesus lakukan di padang gurun saat Iblis mencobai Dia. Dia
berkata, "enyahlah iblis!" (Matius 4:10)
Ketiga, kita bisa menjauh dari godaan. Paulus berkata kepada
Timotius, dalam 2 Timotius 2:22, " Sebab itu jauhilah nafsu orang
muda!" Ini adalah nasihat yang baik terutama untuk kaum muda.
Kita tidak hanya harus menjauh dari orang yang menggoda kita,
tapi kita bisa "pergi" dan mematikan godaan yang datang dari
media elektronik.
Keempat, kita bisa menerapkan prinsip-prinsip salib dan
mengganggap diri kita mati terhadap dosa. Dalam Roma 6:11 kita
membaca, " Demikian juga kamu sendiri mengira bahwa kamu
benar-benar mati untuk dosa, tetapi hidup bagi Allah dalam Kristus
Yesus, Tuhan kita." Kita dapat percaya dan menyatakan bahwa
dosa tidak lagi memiliki kuasa atas kita karena kita telah mati di
dalam Kristus. Ketika Iblis mencobai kita, kita dapat dengan mudah
mengatakan, "Ini tidak berkuasa atas saya, karena saya telah mati
untuk dosa, dan orang-orang mati terbebas dari dosa!
Bukan setan di neraka yang bisa memaksa kita melakukan sesuatu
melawan kehendak kita, karena kuasa keputusan lebih kuat
daripada kuasa godaan. Pernah ada seorang penyihir terkenal
bernama Doreen Irvine, yang tinggal di Inggris. Dia adalah seorang
pelacur dan penyihir. Dia menjadi penyihir paling kuat di dunia dan
dipanggil, ratu dari penyihir hitam. Dia bisa membangun cahaya
dengan kata-katanya dan bahkan membunuh burung-burung di
udara dengan sebuah kutukan. Dia memiliki hubungan dekat
dengan iblis dan biasa berjalan melalui api, memegang tangan iblis.
Suatu hari dia berjalan melewati sebuah gereja dan membaca
sebuah pemberitahuan bahwa seorang penginjil terkenal sedang
berkhotbah. Dia memutuskan untuk pergi ke gereja dan
mendengarkan pesannya. Ketika penginjil mengundang orang
untuk maju dan menerima Yesus, dia memutuskan untuk
menyerahkan hidupnya kepada Yesus. Dia mengatakan bahwa
setan-setan di dalam dirinya berteriak, "tidak, tidak, tidak," tapi
mereka tidak bisa menghentikannya. Dia menyerahkan hidupnya
kepada Yesus dan menjadi seorang pengkhotbah. Jika iblis tidak
37
bisa menghentikannya, mereka juga tidak bisa menghentikan kita.
Contoh terbaik dalam Alkitab adalah demoniac Gadarine. Enam ribu
setan tidak bisa menghentikannya datang kepada Yesus, jatuh ke
kakiNya, dan mengikuti Yesus. Dia menjadi misionaris pertama
dalam Perjanjian Baru. Karena itu, tidak ada yang bisa
menghentikan kita membuat keputusan yang tepat.
Tuhan juga mempengaruhi keputusan kita dengan kasih
karuniaNya. Kita membaca dalam Titus 2: 11-12, " Karena kasih
karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata,
12 mengajar kita bahwa, menyangkal kefasikan dan duniawi, kita
harus hidup dengan tenang, benar, dan saleh di zaman sekarang."
Alkitab juga mengatakan dalam Filipi 2:13 bahwa " karena
Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun
pekerjaan menurut kerelaan-Nya."
Kasih karunia Tuhan dapat mempengaruhi hati kita dan membuat
lebih mudah bagi kita untuk mengatakan "ya" kepada Yesus,
namun keputusan terakhir masih menjadi milik kita. Inilah yang
terjadi ketika kita berdoa untuk orang-orang, Tuhan akan
mempengaruhi hati mereka dengan kasih karunia-Nya, tapi Dia
tidak akan memaksa mereka untuk mengatakan "ya". Itulah
sebabnya beberapa orang tidak akan pernah berpaling kepada
Tuhan, karena mereka telah membuat keputusan untuk berpaling
dari Dia.
Setiap cobaan yang kita hadapi adalah kesempatan untuk berkat
dan terobosan, jika kita membuat keputusan yang tepat. Kita
membaca dalam Yakobus 1:12 " Berbahagialah orang yang
bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia
akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada
barangsiapa yang mengasihi Dia." Kita tidak hanya akan diberkati
di bumi, tapi juga dalam kekekalan. Dalam ayat 2 dari pasal yang
sama, kita diberi nasehat yang sangat baik, " anggaplah sebagai
suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai
pencobaan." Karena itu, kita bersukacita, di saat codaan, kita akan
menerima kuasa untuk menaklukkan cobaan.
Beberapa hal yang akan membantu kita membuat keputusan yang
tepat:
1. Alkitab. Kita membaca dalam 2 Timotius 3: 16-17, " Segala
tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar,
38
untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan
untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap
manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan
baik " Semakin kita membaca Alkitab, semakin mudah untuk
membuat keputusan yang tepat. Dalam Yosua 1:8 kita membaca,
"Kitab Hukum ini tidak akan keluar dari mulutmu, tetapi kamu
harus bermeditasi di siang dan malam, supaya kamu melakukan
sesuatu sesuai dengan semua yang ada tertulis di dalamnya.
Jadikan jalanmu makmur, dan kemudian kamu akan sukses dengan
baik. "
2. Roh Kudus. Kita membaca dalam Yohanes 16:13, " Tetapi
apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu
ke dalam seluruh kebenaran." Saat kita membiarkan Roh Kudus
menuntun kita, kita akan selalu membuat pilihan yang baik.
3. Saran Tuhan: Amsal 11:14, "Jika tidak ada nasihat, orang-
orang akan jatuh, tetapi di dalam banyak penasihat ada
keselamatan." Tuhan telah menempatkan orang-orang rohani yang
bijak di gereja untuk membantu kita membuat keputusan yang
tepat. Karena itu, kita seharusnya tidak membuat keputusan
penting tanpa membahasnya dengan pemimpin rohani kita.
4. Puasa. Kita membaca dalam Kisah Para Rasul 13: 2, "Ketika
mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh
Kudus..." Kita memiliki contoh lain dalam Ezra 8:21, " Kemudian di
sana, di tepi sungai Ahawa itu, aku memaklumkan puasa supaya
kami merendahkan diri di hadapan Allah kami dan memohon
kepada-Nya jalan yang aman bagi kami, bagi anak-anak kami dan
segala harta benda kami" dalam ayat 23 kita membaca," ... dan Dia
menjawab doa-doa kami." Adalah bijaksana untuk berpuasa
sebelum kita membuat keputusan yang sangat penting.
5. Pentingnya kesan (pemikiran) pertama. Jika kita harus
membuat keputusan, dan kita memiliki beberapa pilihan, kita bisa
bertanya pada diri sendiri pertanyaan, "apa hal pertama yang
datang ke pikiran saya." Kita memiliki contoh dari nabi muda di 1
Raja-raja 13: 9. Tuhan menyuruh anak muda itu untuk tidak
makan roti atau minum air putih. Dia kemudian bertemu dengan
nabi tua yang memberinya instruksi yang berbeda. Dia tidak
menaati instruksi pertama dan dibunuh oleh seekor singa.
Seringkali ketika kita meminta Tuhan untuk memimpin kita, pikiran
39
pertama yang datang ke dalam pikiran kita biasanya dari Tuhan,
pikiran berikutnya sering dari musuh. Misalnya, saya berdoa dan
bertanya kepada Tuhan apa kotbah yang harus saya khotbahkan
pada hari Minggu. Saya menerima sebuah pemikiran atau
keinginan. Kemudian setelah itu banyak pilihan lain muncul di
pikiran saya. Sudah menjadi pengalaman saya, kesan pertama itu
seringkali kesan yang tepat.
Kita harus berhati-hati untuk tidak membuat keputusan saat
...
1. Bila keputusan didasarkan pada emosi negatif: Misalnya,
marah, tersinggung, frustrasi, cemburu atau depresi. Jika kita
mengalami salah satu emosi negatif ini, kita harus berhati-hati dan
menunggu sampai kita memiliki damai. Kita memiliki contoh
Naaman di 2 Raja-raja 5. Ia hampir kehilangan mukjizatnya dan
membuat keputusan yang buruk, karena ia tersinggung dengan
Elisa. Kita memiliki contoh bagaimana Daud hampir membunuh
orang yang tidak bersalah karena ia marah dengan suami Abigail.
Pertama-tama kita harus disembuhkan, atau terbebas dari emosi
negatif sebelum kita membuat keputusan penting. Misalnya, kita
marah dengan mobil motor kita, jadi kita putuskan untuk
menjualnya. Atau istri tersinggung dengan suaminya dan
memutuskan untuk menceraikannya. Atau seseorang tersinggung
dengan seseorang di gereja dan memutuskan untuk meninggalkan
gereja.
2. Bila keputusan dimotivasi oleh rasa takut. Alkitab
mengatakan bahwa Tuhan tidak memberi kita roh ketakutan. (2
Timotius 1: 7) Ketakutan berasal dari iblis, dan ketakutan akan
membuat kita membuat keputusan yang buruk. Kita seharusnya
hanya membuat keputusan, karena kita percaya itu adalah
kehendak Tuhan. Misalnya, kita ingin tinggal di negara lain karena
kita takut dengan situasi ekonomi di negara kita. Salah satu
ketakutan terburuk yang menyebabkan kita membuat keputusan
yang buruk, adalah takut pada orang. Kita takut pada saudara kita,
orang tua kita dan apa yang orang pikirkan. Beberapa orang takut
untuk meninggalkan gereja, karena mereka takut kepada pendeta.
Kita memiliki teladan bagaimana Saul, membuat keputusan yang
buruk dan tidak menaati Tuhan, karena ia takut kepada orang-
orang di dalam tentaranya.
40
3. Kita seharusnya tidak termotivasi oleh harapan orang. Kita
memiliki teladan tentang Yesus. Mereka mengatakan kepadaNya
bahwa Lazarus sakit dan mereka mengharapkan Dia datang segera.
Namun, Dia menunggu dua hari lagi karena Dia tahu bukan
kehendak Bapa bagi Dia untuk segera pergi. Kita harus sangat
berhati-hati dalam hal harapan keluarga dan keluarga kita. Yesus
adalah Tuhan kita, dan itulah yang Dia inginkan yang seharusnya
mempengaruhi keputusan kita.
4. Kita seharusnya tidak membuat keputusan saat kita
berada dalam tekanan: Terkadang orang mencoba memaksa kita
membuat keputusan cepat. "Saya butuh uang sekarang, jika Anda
tidak memberi saya uang, saya akan kehilangan mobil saya, saya
berjanji akan mengembalikannya dalam seminggu!" Kapan pun
saya dipaksa membuat keputusan cepat, keputusan itu selalu
salah. Lebih baik menunggu, berdoalah dan buat keputusan saat
kita memiliki kedamaian di dalam hati kita. Hal ini kadang terjadi
ketika beberapa pengkhotbah memaksa orang untuk memberi.
Paulus mengatakan, Hendaklah masing-masing memberikan
menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena
paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan
sukacita. (2 Korintus 9: 7) Hal ini bisa terjadi di sebuah toko, ada
tawar menawar, dan jika kita tidak membelinya sekarang, kita akan
kehilangan tawarannya. Pengalaman saya adalah, seringkali ada
tawaran yang lebih baik nanti! Dalam Yesaya 55:12 dikatakan,
kita akan dipimpin dengan damai.
Pemikiran selanjutnya tentang keputusan
Satu atau dua keputusan baik bisa membatalkan banyak keputusan
buruk di masa lalu. Kita memiliki contoh anak yang hilang. Dia
membuat banyak keputusan buruk saat dia meninggalkan ayahnya.
Kemudian suatu hari dia membuat keputusan yang sangat baik, dia
berkata, "Aku akan pergi dan kembali kepada ayahku ..." (Lukas
15:18) Ketika dia membuat keputusan itu, semuanya berjalan
dengan benar di dalam hidupnya. Ada beberapa keputusan yang
mengubah hidup yang akan membatalkan banyak keputusan buruk
yang telah kita buat di masa lalu. Misalnya, kita bisa pergi ke
gereja, kita bisa mengampuni, kita bisa bertobat, kita bisa memberi
perpuluhan atau kita bisa dengan mudah mematuhi firman Tuhan.
41
Anugrah besar dilepaskan saat kita membuat keputusan radikal
yang jelas. Kita memiliki teladan Yosua. Pada hari terakhir
kehidupan Yosua, dia berkata, " pilihlah pada hari ini kepada siapa
kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu