9

Click here to load reader

KEMAMPUAN ALKALINITAS KAPASITAS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

making

Citation preview

Page 1: KEMAMPUAN ALKALINITAS KAPASITAS

119Kemampuan Alkalinitas... J.Tek.Ling. 8 (2): 119-127

KEMAMPUAN ALKALINITAS KAPASITASPENYANGGAN (Buffer Capacity) DALAM SISTEM

ANAEROBIK FIXED BED

Djoko Padmono

Pusat Teknologi LingkunganBadan Pengkajian Penerapan Teknologi

Abstract

In the process of decomposition of the organic matter with the anaerobicsystem was learnt that the methane forming bacteria of was verysensitive to the level of the acidity in other words very sensitive with thelow pH. There are by two big groups the bacteria that was active in thissystem. These two bacteria group had the duplication capacity thatwas very different that is 3 hours during the acid forming bacteria of and3 days for the methane forming bacteria. The alkalinity in the reactorwith the certain concentration between 1000 – 5000 mg/l could supportthe pH continue to in the neutral condition when the decline in the pHhappened so as the balance of the process could on the whole stayproceeding normally.It was observed that achieving the pH 3 in the feeding, the concentrationof the alkalinity descended through to 500 mg/l this was the loweredcondition and the process of decomposition of the organic matter wasdisrupted. When being left alone then the system will stop completelybecause of the methane forming bacteria was inhibited.

Keywords: alkalinity, buffer capacity, anaerobic, biogas

I. PENDAHULUAN.

1.1 Latar Belakang

Proses dekomposisi bahan organikdengan sistem anaerobik akan dihasilklanbiogas yang dapat dimanfaatkan sebagaisumber energi substitusi (bukan sumberenergi alternatif) dan dapat digunakan untukmenunjang energi dari sistem pengolahanlimbaih itu sendiri. Pada sistem anaerobikini terdapat dua kelompok besarmikroorganisme yang bekerja yaitu bakteripembentuk asam dan bakteri pembentukmetan. Kedua bakteri ini memilikikemampuan duplikasi yang sangat berbedayaitu 3 jam untuk bakteri pembentuk asam

dan 3 hari untuk bakteri pembentuk metan.Disisi lain bakteri pembentuk metan sangatpeka terhadap tingkat keasaman atausangat sensitif dengan pH yang rendah. Halini sangat kontradiksi karena pada kondisibeban umpan tinggi cenderung memercepatterjadinya pembentukan asam sehinggamenurunkan pH. Penurunan pH ini akanmengganggu kinerja bakteri pembentukmetan yang belum sempat berkembang.

Adanya alkalinitas dalam reaktordengan konsentrasi tertentu dapat menjadipenyangga (Buffer) agar pH tetap padakondisi netral apabila terjadi penambahanasam, sehingga kesetimbangan prosessecara keseluruhan dapat tetap berjalan

J. Tek.Ling Vol.8 No.2 Hal.119-127 Jakarta, Mei 2007 ISSN 1441-318

Page 2: KEMAMPUAN ALKALINITAS KAPASITAS

120 Padmono, D. 2007

dengan normal. Hal ini sangat pentingkarena pada pH 3, konsentrasi alkalinitasakan turun hingga 500 ppm dan inimerupakan kondisi terendah untuk prosesdekomposisi bahan organik. Bila pHdibiarkan turun maka sistem akan berhentisama sekali karena bakteri pembentukmetan akan mati.

Duplikasi petumbuhan bakteri turutmenentukan optimalisasi kinerja sistemdekomposisi bahan organik dengan sistemanaerobik. Pada proses dekomposisi bahanorganik dengan sistem anaerobik melalui 4tahap yang diawali dengan prosespembentukan asam setelah proseshidrolisis enzimatik. Pada fasa ini bakteripembentuk asam dapat menduplikasikandirinya selama 3 jam sehingga dalam waktusingkat mampu untuk pencerna bahanorganik yang masuk untuk diubah menjadiasam lemak volatil. Kondisi inimenyebabkan lingkungan proses memilikipH rendah. Diakhir proses yaitu prosespembentukan metan yang sangattergantung pada kemampuan duplikasibakteri pembentuk metan membutuhkanwaktu 3 hari sedangkan bakteri ini sangatsensitif terhadap pH. Dengan kondisi inipada beban umpan yang tinggipembentukan asam sangat cepat tetapikemampuan bakteri pembentuk metansangat lambat. Bila pH (tingkat keasaman)tidak dijaga maka proses akan terganggubahkan akan berhenti.

Dengan menggunakan sistemanaerobik, permasalahan ini dapat diatasikarena sistem ini mempunyai kemampuanpenyangga pH (buffer) terhadap tingkatkeasaman dengan adanya alkalinitassebagai reaksi adanya komponenbikarbonat dan hidroksida dalam reaktor.

II. TINJAUAN PUSTAKA

a. Proses Pembentukan Gas Metan.

Degradasi bahan organik secarabiologis pada kondisi anaerob hanya dapat

dilakukan oleh mikroorganisme yang dapatbereakasi tanpa kehadiran oksigen[1]. Padakenyataannya reaksi yang terjadi sangatkompleks, melibatkan berbagai jenismikroorganisme. Konversi bahan organiksecara biologis pada pengolahan anaerobikterjadi dalam 4 (empat) tahap meliputi:tahap hidrolisis, pembentukan asam,pembentukan asetat dan tahappembentukan metan

Tahap hidrolisis. Degradasi bahanorganik diawali dengan tahapan penguraiansecara enzimatik bahan organik denganberat molekul besar (berantai panjang)sebagai sumber energi bagi sel dan sumberkarbon. Sejumlah a-glycosidic carbo-hydrates, seperti zat tepung, sukrosa,glikogen dan amilase terhidrolisis olehenzim amilase yang dihasilkan olehmikroorganisme. Menurut Price &Cheremisinoff. 1981[1], Enzim ini merusakpolisakarida dengan memutus ikatan rantaiglycosidic menjadi disakarida yangkemudian oleh enzim glikosidase diuraikanmenjadi monosakarida. Sedangkan proteinakan di hidrolisis oleh enzim protease danpeptidase, kedua enzim ini sebagianbersumber dari dinding sel mikroorganismedan sebagian lagi terdapat bebas dalamreaktor [2].

Tahap asidogenik. Dari materi yangtelah terhidrolisis secara enzimatik padatahap hidrolisis, bahan organik akandikonversi menghasilkan asam volatil sepertiasam butirat dari karbohidrat dan asampropionat dari asam amino[3]. Pada tahapini selain pembentukan asam volatil yangdapat dimanfaatkan oleh mikroorganismesebagai sumber energi juga dihasilkankarbon dioksida (CO

2). Salah satu jalur yang

juga penting dalam pembentukan asamvolatil ini adalah pembentukan H

2, seperti

dikemukakan Breure dkk.[2], bahwa reaksienzimatik pyruvate lyase terhadap piruvatmenghasilkan H

2, CO

2 dan acetyl

coenzyme-A (acetyl-coA). Reaksi ini terjadidalam suasana anaerob oleh bakteri dari

Page 3: KEMAMPUAN ALKALINITAS KAPASITAS

121Kemampuan Alkalinitas... J.Tek.Ling. 8 (2): 119-127

genus Clostridium dan beberapa bakteriyang terdapat dalam isi rumen. Akumulasibahan organik yang terurai menjadi asamvolatil dapat mengakibatkan penurunan pHsecara progresif dari 7 menjadi 5 yang dapatmengganggu proses dekomposisi terutamabagi bakteri pembentuk metan yang rentanterhadap pH [4]. Tabel 1. menunjukanbeberapa bakteri non-metanogenik yangberhasil diisolasi dari reaktor anaerobik.

Tahap Asetogenik. Asam lemakvolatil yang telah terbentuk dikonversi olehbakteri pembentuk asetat menjadi asamasetat. Pada tahap ini asam lemak volatildan alkohol dikonversikan menjadi asamasetat.

Tahap Metanogenik. Tahap inimerupakan tahap yang paling kritis dansensitif dalam proses dekomposisi bahanorganik secara anaerobik. Hal inidikarenakan waktu duplikasi bakteri inisangat lambat hingga 3 hari dibandingkandengan bakteri sebelumnya yang hanyamembutuhkan 3 jam. Konversi oleh bakteripembentuk metan menghasilkan komponenakhir yang sangat sederhana berupa gasmetan (CH

4) dan gas karbon dioksida (CO

2)

dari hasil reduksi asam asetat yang telahterbentuk.

Secara umum terdapat 4 margabakteri anaerobik yang diketahuimembentuk metana yaitu: methano-bacterium (batang tak berspora),methanobacillus (batang berspora),methanococus (bulat tak berspora), danmethanosarcina (tetrakokus tak berspora).Adapun bakteri pembentuk metan terlihat

BAKTERI BAHAN BAKUA B C D E

Aerobacter aerogenes - - - - XA. faecalis Bacillus sp. X - - - -B. cereus var. Mycoides - X - X -B. cereus X X X X -B. circulans - - - X -B. firmus - - X - -B. knelfelhampi - - - - -B. megateruim X X - X XB. pumilis - - X X -B. sphaericus - - X X XB. subtilis - - X X XClostridium carnofoetidum X - - - -Escherichia coli - - X X -Micrococcus candidus - X - - -M. luteus - - - - XM. varians - X X X -Paracolobacterium - - X - -aeruginosaP. coliforme - - X - -Proteus vulgaris X - - - -Pseudomonas aeruginosa X - - - -P. oleovorans - - - - XP. perolens - - - - XP. reptilivora X - - - -P. riboflavina X - - - -P. spp X X X X XStreptomyces bikiniensis - - - - XKeterangan :

A : Selulosa, B : Zat tepung, C : Pep ton,D : Ka sein, E : Lemak

Tabel 1. Bakteri Non-metanogenik yangdapat diisolasi.[1]

JENIS BAKTERI DITEMU-METANOGENIK KAN

Methanobacterium bryantii *M. formicicum *M. hermoautotropicum *Methanobrevibacter arboriphilis *M. ruminantium *M. smithii *Methanothermus fervidus -Methanococcus maripaladis -M. deltae -M. vanniellii -M. voltae -M. thermolithotropicus -M. jannaschii -Methanomicrobium moblie -M. paynteriMethanogenium - cariaciM. marisnigriM. olentangyi -M. thermiphilicum -Methanospirillum hungatei -Methanoplanus limicola -Methanosarcina barkeri *M. mazei *

Tabel 2. Bakteri Metanogenik.

Page 4: KEMAMPUAN ALKALINITAS KAPASITAS

122 Padmono, D. 2007

dalam Tabel 2 dan secara garis besarskematik proses dekomposisi anaerobdapat dilihat pada Gambar 1.

b. Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman (pH) menunjukansifat asam atau basa pada suatu bahan.Derajat keasaman merupakan suatuekspresi dari konsentrasi ion hidrogen, [H+]yang besarannya dinyatakan dalam minuslogaritma dari konsentrasi ion hidrogen:

pH = - log [H+]

Sebagaimana diketahui bahwa salahsatu fasa dalam dekomposisi bahan organikanaerobik adalah fasa asidogenesis danasetigenesis.

Pada fasa ini terbentuk asam lemakvolatil yang tentunya akan menurunkan pHdalam reaktor. Keseluruhan prosesanaerobik terjadi pada pH antara 6 – 8,walaupun bakteri pembentuk metan sangatpeka terhadap pH tetapi pH dalam reaktor

tidak harus dikendalikan secara ketat.Pengaturan pH dapat dilakukan denganmenjaga umpan tidak terlalu asam sertamengendalikan jumlah pencatuan agarkesetimbangan reaksi antara tahapasidogenik dan metanogenik terjaga baik.Pada kondisi tanpa bantuan penyeimbangpH maka pada nilai pH dibawah 6 aktivitasbakteri metan akan mulai terganggu dan bilamencapai 5.5 aktivitas bakterial akanterhenti sama sekali. Konsetrasi pH di dalamreaktor ini sangat dipengaruhi oleh jumlahasam lemak volatil (VFA), ammonia, CO

2

dan kandungan alkalinitas bikarbonat yangdihasilkan [6].

c. Kapasitas Penyangga(Buffer).

Alkalinitas adalah ukuran kapasitaspenyangga medium kultur dalam daerah pHnetral. Dengan demikian, kapasitas mediumuntuk menerima proton adalahalkalinitasnya. Alkalinitas medium adalahfungsi bikarbonatnya, karbonate, dan bagianhidroksida [1]. Dari ketiga bagian tersebut ,bikarbonat adalah yang paling penting

Gambar 1. Skematik diagram pola aliran karbon dalam dekomposisi anaerob. (Holland etal., 1987 (lihat: Metcalf & Eddy Inc., 1991))[5].

Page 5: KEMAMPUAN ALKALINITAS KAPASITAS

123Kemampuan Alkalinitas... J.Tek.Ling. 8 (2): 119-127

sebab paling bertanggung jawab ataskapasitas penyanggayang netral.Kegagalan analisis rutin dalam penerapandisebabkan karena tidak tersedianyaseluruh informasi yang diperlukan agarkinerja digester memusakan. Hal inidisebabkan karena penentuan alkalinitashanya sampai pH 4,0. yang hanya terkaitdengan alkalinitas asetat dan alkalinitasbikarbonat. Daerah penyanggaasetat hanyaakan efektif pada pH 3,75 sampai pH 5,75dan untuk pH lebih rendah dari itu tidakdapat ditolerir oleh bakteri metanogen.Alkalinitas bikarbonat yang dibutuhkanuntuk menjaga pH rata 7,0 tergantung padakandungan karbon dioksida dalam digestergas (biogas). Dengan gas CO

2 sebesar 25%,

diperlukan alkalinitas bikarbonat sebanyak2.000 mg/L. Kebutuhan alkalinitas akanmenjadi 4.000 mg/L, jika konsentrasi karbondioksida dari 50% sampai 53%. Secaraumum, kinerja reaktor masih memuaskanjika konsentrasi berkisar antara 1.500sampai 5.000 mg/L sebagai asam asetat.[7].

Alkalinitas sebagai besarankemampuan kapasitas buffer merupakansuatu konsentrasi basa atau komponenyang mampu menetralisisasi keasamandalam air.

Besaran ini menunjukan kapasitaspenyanggadari ion bikarbonat dan padakondisi tertentu juga dari ion karbonat danion hidroksida. Ketiga ion tersebut akanbereaksi dengan ion hidrogen sehinggamenurunkan kadar keasaman danmenaikkan pH. Besaran ini ditunjukandalam ppm atau mg/lt kalsium karbonat(CaCO

3). Kondisi ini merupakan suatu

pertahanan terhadap perubahan pH yangberlangsung dengan adanya alkalinitasyang dituliskan dengan reaksi sebagaiberikut [8].

CO2 (g) + H

2O H

2CO

3

H+ + HCO3

- CO3

= + 2 H+ ....(1)

HCO3

= (karbonat dalam reakai inimenggambarkan alkalinitas sedangkan H+

merupakan keasaman).

Secara alami penurunan pH akandinetralkan oleh alkalinitas yang dihasilkanoleh bakteri pembentuk metan denganrekasi sebagai berikut: [1]

C6H

12O

6 3 CH

3COOH ................ (2)

3 CH3COOH + 3 NH

4HCO

3

3 CH3COONH

4 + 3 H

2O + 3 CO

2....... (3)

3 CH3COONH

4 + 3 H

2O

3 CH4 + 3 NH

4HCO

3 ...................... (4)

Adapun penguraian amoniumorganik seperti asam amino dan terbentukion hidroksida dan bikarbonat terjadi sepertireaksi berikut [4] .

4 C3H

7O

2NS + 6 H

2O à 4 CH

4 + 6 CO

2 +

4 NH3 + 4 H

2S + CH

3COOH............ (5)

CO2 + H

2O + NH

3 à NH

4HCO

3 ……… (6)

Pada reaktor yang bekerja secaraoptimal kesetimbangan antarapembentukan asam, penetralan oleh larutanpenyangga dan pembentukan kembalilarutan penyangga akan selalu terjaga.Reaksi antara penyangga dengan asamadalah reaksi reversibel (kesetimbangan)sehingga ketika terjadi kelebihan asam akanlangsung dinetralkan oleh penyangga[4].

Konsentrasi bikarbonat antara 1000– 5000 mg/lt merupakan batas untukmenyangga perubahan pH terhadappeningkatan konsentrasi asam[5]. Apabilapenyangga tidak mampu untuk menyanggapeningkatan konsentrasi asam yangterbentuk maka pH akan turun, dansebaliknya apabila konsentrasi penyanggaterlalu berlebih maka pH akan naik.Konsentrasi alkalinitas bikarbonat dapatdiketahui dengan mengukur konsentrasiasal lemak volatil dan konsentrasi alkalinitastotal dalam air limbah dengan persamaan :

BA = TA - (0,71 x VFA) (7)Dimana,

Page 6: KEMAMPUAN ALKALINITAS KAPASITAS

124 Padmono, D. 2007

BA = Alkalinitas bikarbonat CaCO3 kg/m3

TA = alkalinitas total CaCO3 kg/m3 yang

ditentukan secara titrasi pada pH4.0

VFA = Asam lemak volatil CH3COOH kg/

m3

Faktor konversi (0.71) diperoleh dariperkalian faktor konversi CH

3COOH menjadi

CaCO3 (kg/m3) sebesar 0.83 dengan fraksi

alkalinitas asam lemak volatil dengan titrasipada pH 4.0 sebesar 0.85. [4] Menurut Price& Cheremisinoff [1] apabila pH titrasi tidakdisebutkan maka faktor konversi yangdigunakan adalah 0.83. kapasitaspenyangga dapat bertahan bilaperbandingan antara konsentrasi asamlemak volatil dengan alkalinitas bikarbonatterjaga dibawah 0.5.

I.2. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui kemampuan alkalinitas dankapasitas penyangga (buffer Capacity)sistem anaerobik Fixed Bed yang sangatdiperlukan dalam proses dekomposisibahan organik.

II. METODOLOGI

Penelitian dilakukan di BalaiTeknologi Lingkungan Puspiptek Serpong.Parameter yang diamati selama penelitianadalah pH bahan baku; pH dalam reaktor;alkalinitas; COD terlarut dan gas metan.

Peralatan yang digunakan dalampengamatan ini adalah reaktor anaerobikFixed Bed dengan volume 25 liter, tinggireaktor 2 meter, titik sampling bawah pada20 cm dari dasar, tengah 90 cm dari dasar;atas pada 120 cm dari dasar dan bagiankeluaran reaktor sebagai titik paling atas.Anaerobik fixed bed menggunakan materialpenyangga (support material) berupaFabricated Plastic yang dibuat khusus untuktempat bakteri melekat. Secara keseluruhansistem dapat dilihat dalam Gambar 2.

Bahan baku yang digunakansebagai inokulasi diambil dari lumpurreaktor anaerobik yang sudah beroperasi diRumah Potong Hewan Cakung (RPH),sedangkan air limbah yang digunakanadalah limbah cair industri tahu. Sedangkanbahan baku yang digunakan adalah limbahcair industri tahu dengan parameter sepertiterlihat dalam Tabel 4. di bawah ini.

Pengamatan dilakukan denganlimbah indsutri tahu yang pada awalnyasudah masam dengan pH 5.16 kemudiansecara bertahap umpan industri tahutersebut di turunkan pH-nya menjadi 4 danakhirnya 3.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN.

Dari bahan baku yang digunakan(Tabel 4) dapat diketahui bahwa limbah cair

Gambar 2. Skematik Sistem Fixed BedReactor

Parameter BesaranpH 4.31COD disolved 4.530 mg/lNitrogen 148.51 mg/lKarbon 3.46 mg/lAlkalinitas —-

Tabel 4. Parameter umpan limbah industritahu.

Page 7: KEMAMPUAN ALKALINITAS KAPASITAS

125Kemampuan Alkalinitas... J.Tek.Ling. 8 (2): 119-127

tahu tidak mengandung konsentrasialkalinitas dan bersifat asam (pH 4,31). Halini sangat mendukung untuk melihat apakahkapasitas penyanggan alkalinitas bekerjadari dalam reaktor dan bukan pengaruh dariumpan. Sedangkan hasil pengamatan pHdan alkalinitas dari tiga posisi titik samplingdalam reaktor untuk variasi pH influen dapatdilihat dalam tabel 5 berikut.

Pengamatan stabilisasi reaktor Padasaat start up Tabel 6) menunjukan bahwaproses degradasi bahan organik berjalandengan stabil dimana pada masa start upterlihat degradasi bahan organik terjagapada 86.9 % dan kandungan metan diatas60 %.

Dilihat dari tabel diatas terlihat bahwawalaupun dengan influen pada pH 4,72proses anaerobik di dalam reaktor masihdalam kondisi aman dimana baik pH maupun

alkalinitas masih berada pada kondisi baikpH > 6.7 dan alkalinitas > 968, sedangkanpada pH influen sebesar 3,25 maka pHdalam reaktor jatuh mencapai < 5.6 danalkalinitas dibagian atas reaktor sudahmencapai 615 bahkan didasar mencapai355.

Dengan menggunakan variasi pHumpan dari limbah industri tahu yangdigunakan, dapat diketahui bahwa reaktordengan umpan pH 5.16 masih dapatberjalan dengan dengan baik. Demikian pulauntuk umpan dengan pH 4, prosesdegradasi masih berjalan dengan baikterlihat dari prosentasi degradasi diatas 70%dan kandungan metan yang dihasilkandiatas 60 %. Sedangkan umpan dengan pH3 dimana limbah industri tahu ditambahkanbibit tahu agar pH nya memenuhi besaranpengkajian terlihat proses mulaitergangguyang ditunjukan denganprosentasi degradasi turun hingga 55 % dankandungan metan sebesar 51% denganalkalinitas mencapai 518 mg/l walau pHdalam reaktor masih pada kondisi baik yaitu6.2. (Seluruh data pengamatan dapat dilihatdalam Tabel 7).

Dengan alkalinitas berkisar antara960 – 990 mg/l reaktor masih mampuberoperasi dengan kondisi normal. Berartipada tahap ini pembentukan bikarbonatmasih dapat berlangsung dengan baik

Parameter pH umpan

5.16 4.72 3.25

pH dalam reaktor

- Sampling atas 7.70 7.07 5.56

- Sampling tengah 7.20 6.87 5.61

- Sampling bawah 7.27 6.72 5.54

Alkalinitas

- Sampling atas 1035 968.7 615.7

- Sampling tengah 1018 982.8 614.1

- Sampling bawah 1009 983.6 355.4

Tabel 5. Pengamatan pH dan AlkalinitasDalam Reaktor.

HRT (Hari) Degradasi (%) CH4(%)

30 50 6015 86.5 62

7 86 80

Tabel 6. Proses Stabilisasi Reaktor PadaSaat Start Up.

Keterangan : Umpan dari limbah RPH (COD terlarut2.307,78 mg/l dan pH 7).

Parameter pH umpan5.16 4.72 3.25

Produksi gas (lt) 16.40 28.90 13.10

Metan (%) 70,00 67.50 51.70

CO2 (%) 30,00 32,00 48,00

Degradasi (%) 69,00 79.97 55.42

Alkalinitas (mg/l) 960,00 993.18 518.21

pH dalam reaktor 7.03 6.95 6.20

Tabel 7. Hasil Pengamatan Uji CobaReaktor Dengan Variasi pHUmpan.

Page 8: KEMAMPUAN ALKALINITAS KAPASITAS

126 Padmono, D. 2007

sehingga kapasitas penyangga masih dapatmenahan penurunan pH akibat rendahnyapH umpan.

Ditinjau dari kandungan karbondioksida dalam biogas pada pengamatanbutir I & II masih dibawah 35 % dimanakondisi ini masih dapat ditolerir oleh sistem.Sedangkan tahap terakhi butir III kandungankarbon dioksida sudah mendekati 50 %, halini menyebabkan proses terganggu karenaalkalinitas dalam reaktor sangat rendah (518mg/l). Dalam kondisi ideal diharapkanalkalinitas mencapai antara 1500 – 5000mg/l.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Percobaan pengaruh penurunan pHumpan limbah cair tanpa kandunganalkalinitas ke dalam reaktor anaerobik FixedBed aliran keatas dapat disimpulkan sebagaiberikut :

1. Sistem anaerobik Fixed Bed denganmaterial penyangga Platic Fabricated,inokulasi dengan limbah Rumah PotongHewan Cakung dengan HRT 7 harimasih mampu memberikan kinerja yangbaik dengan umpan limbah cair industritahu pada pH 4.55,

2. Penurunan pH limbah cair yangdiumpankan ke dalam reaktor anaerobikFixed Bed berpengaruh terhadap kinerjadekomposisi bahan organik secaraanaerobik, terlihat dari penurunankandungan metan dari 70 % CH

4 pada

pH limbah 5.16 menjadi 51.7 % CH4

dengan pH lmbah 3,25.

3. Penurunan pH umpan limbah organikberpengaruh terhadap kinerja reaktoranaerob terlihat dari penurunandegradasi bahan organik dari 79,97 %pada pH 4.72 menjadi 55.42 % padapH 3.25.

4. Kemampuan penyangga alkalinitasdalam reaktor yang berfungsi sebagai

buffer terhadap perubahan pH adalahkarena adanya reaksi alkalinitasmembentuk bikarbonat yang terjadidalam reaktor. Hal ini nyata karenaumpan tidak mengandung komponenalkalinitas.

5. Kondisi reaktor dapat dinormalkankembali dengan menghentikan umpanselama satu minggu, kemudianmemberikan umpan limbah RPHdengan kondisi normal. Hal ini dapatterjadi karena pH reaktor pada saatterganggu masih baik (6.2).

4.2 Saran

1. Perlu dikaji kinerja sistem anaerobikFixed Bed pada HRT yang lebih pendek,misalkan 3 hari dengan perlakuaknserupa untuk mengetahui apakah masihmampu menerima limbah dengan pHrendah mencapai 4.55.

2. Perlu pula dikaji bila umpanmengandung alkalinitas atau bahan-bahan yang mengandung amonia danbikarbonat untuk mengetahui apakahada pengaruh alkalinitas dari luarreaktor.

Daftar Pustaka

1. Price, E.C. & P.N. Chereminoff, 1981,Biogas Production and utilization. Ann-Arbor Publisher Inc., Michigan.

2. Breure, A.M. & J.G. Van Andel, 1987,Microbiological impact on anaerobicdigestion. Dalam BioenvironmentalSystem (Vol II). Wise, DL (ed). CRCPress Inc., Boca Raton, Florida. Hal 95– 110.

3. White, L.P. & L.G. Plaskett, 1981,Biomass as Fuel. Academic Press,New York.

4. Spinosa, L.,G. Minini & A. Brunetti,1987, Biotechnology applied to sewagesludge. Dalam BioenvironmentalSystem (Vol II). Wise, DL (ed). CRC

Page 9: KEMAMPUAN ALKALINITAS KAPASITAS

127Kemampuan Alkalinitas... J.Tek.Ling. 8 (2): 119-127

Press Inc., Boca Raton, Florida. Hal.81 – 94.

5. Metcalf & Eddy Inc., 1991, WastewaterEngineering Treatment, Disposal,Reuse (3rd Ed). McGraw-HillInternational Edition.

6. Eckenfelder Jr., W.W., 1989, IndustrialWater Pollution Control. (2nd Ed)McGraw-Hill Inc.

7. American Public Health Association(APHA), 1971, Standard Methods for theExamination of Water and Wastewater,13th Ed., New York, New York, USA,

8. Cotton, F.A. & G. Wilkinson, 1989,Kimia Anorganik Dasar. UI Press Hal.194.