Upload
astri-liliana-sari
View
278
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Kelompok I
- Astri Liliana Sari
- Yossi Lovina
- Zulyusni Afria Ningsih
Metode: Analisis Termal
PENERAPAN METODE ANALISIS TERMAL UNTUK KARAKTERISASI POLIMER /
monmorilonit nanokomposit
I. Identitas Jurnal
Penulis : Agnieszka Leszczynska dan Krzysztof Pielichowski
Tahun : 2008
Penerbit : Departmet of Chemistry and Technology of Polymers, Cracow University of
Technology, ul. Warszawska 24, 31-155 Cracow, Poland
II. Pendahuluan
Abstrak
Analisis termal adalah alat yang digunakan untuk menyelidiki sifat polimer/
nanocomposites tanah liat dan mekanisme penyempurnaan sifat termal. Penelitian ini
memberikan contoh dari aplikasi dari Differential Scanning Calorimetry (DSC),
Modulated Temperature Differential Scanning Calorimetry (MT-DSC), Dynamic
Mechanical Thermal Analysis (DMA), Analisis Mekanik Termal (TMA), Analisis
Termogravimetri (TG) dan metode Thermoanalytical yaitu TG ditambah dengan
spektroskopi inframerah Fourier Transform (TG-FTIR) dan spektroskopi massa (TG-MS)
dalam karakterisasi bahan nanokomposit. Perilaku kompleks matriks polimer yang
berbeda pada modifikasi dengan montmorillonite dibahas secara singkat.
Kata kunci: DMA, DSC, montmorillonite, nanocomposites polimer, TG, analisis
termal, TMA
Latar Belakang
Selama dekade terakhir peningkatan minat terus terjadi di bidang
polimer/monocomposite tanah liat, sejak di modifikasinya matriks polimer dengan
sejumlah kecil nanopartiket terbukti efektif dalam peningkatan kinerja mesin, terhadap
panas, tahan api, palang kereta api, dan sifat optik dari jenis kelompok polimer.
Teori dasar
Metode analisis termal adalah alat yang digunakan untuk menyelidiki sifat
polimer/ nanocomposites tanah liat dan mekanisme penyempurnaan sifat termal. Polimer
atau nanocomposite tanah liat. Efek dari sifat termal dari monmorilonite (MMT) ini
kompleks dan banyak faktor yang berperan dalam peningkatan, seperti : dispersi (MMT),
kekuatan interaksi antar muka dan efek katalitik yang disebabkan oleh organomodifier
dan/atau monmorilonite itu sendiri, jenis matriks polimer atau metode persiapanya, dll.
III. Metode
A. Alat dan bahan
1) Metode DSC
Alat : seperangkat alat DSC
Bahan : PLA, poli (etilen oksida) PEO,poly etilen, LDPE,
poly(vinilidin flourida), poliamida - 6, lapisan silica, poli(butilena
tereftalat) PBT, Poli(metil metakrilat) PMMA
Metodologi : Pada metode DSC biasanya digunakan untuk mengetahui
cara persiapan dari materi nanocomposite dalam morfologi polimer.
Pada metode DSC, digunakan PLA dengan penambahan metode
ekstrusi leleh, dan juga dengan disoslusi pelarut. Untuk PEO metode
DSC digunakan untuk menetukan derajat kristanilitas. Dengan
pengubahan MMT menjadi OMMT atau MMT organik. Perlakuan
yang sama juga digunakan pada Polietilen, LDPE, poly(vinilidin
flourida), dan poliamida-6, campuran Polypropilen grafted Maleat
Anhidrat dengan Heksametilenadiamin (PP-g-HMA). Metode DSC
juga digunakan untuk melakukan kristalisasi dimana PP-g-HMA
ditambah dengan MMT. Metode DSC ini juga diterapkan untuk
mempelajari pembentukan morfologi polimer. Yaitu dengan PA-6
yang ditambahkan dengan OMMT.
2) Metode DMA
Alat : Seperangkat alat DMA
Bahan : PVDF, PP, PMMA, PA-6, PVC
Metodologi : Pada metode DMA di dasarkan pada memdofikasi
polimer dengan nanoplate dari tanah liat untuk meningkatkan sifat
mekanik material. DMA sering digunakan dalam pencirian
nanakomposit karena memungkinkan untuk pengukuran dua
modulus yang berbeda dari nankomposit, yaitu modulus
penyimpanan (E’) dan modulus kehilangan (E”). Percobaan
pertama, yaitu pencampuran PVDF, PP, dan PMMA dengan
MMT. Metode DMA umumnya digunakan untuk penentuan suhu
transisi gelas (tg) pada material polimer dari peak yang kehilangan
sudut tangen (tgσ ), pada metode ini digunakan pencampuran
antara PVC dan MMT.
3) Metode TMA
Alat : seperangkat alat TMA
Bahan : PA-6, PP, PA
Metodologi: metode yang sangat sensitive, digunakan untuk
pengukuran ekspansi dan kontraksi garis penghubung atau yang
berisi material, yang termasuk nankomposit. TMA digunakan
untuk mengukur koefisien dari suhu ekspansi (CTE) pada material
nanokomposit. Percobaan ini berdasarkan campuran antara PA-6,
PP, PA.
4) Metode TG
Alat : seperangkat alat TG
Bahan : PCL, Poliuretan, PA-6, PC
Metodologi: Metode ini digunakan sebagai parameter untuk
perbaikan stabilitas termal yaitu stabilitas senyawa organic yang
digunakan untuk memodifikasi sifat antar muka dari MMT. Pada
metode ini digunakan untuk stabilitas termal pada poli(ε-
kaprolaktron) PCL dengan cara termogravimetri dan pada
poliuretan.
IV. Hasil dan Pembahasan
Pada metode DSC, digunakan PLA dengan penambahan metode ekstrusi leleh, dan
juga dengan pelarut disoslusi. Entalpi leleh dari poly (asam laktat) atau MMT mengalami
perubahan, dengan peningkatan kadar nano aditif. Dimana entalpi lebur, ∆H pada PLA/MMT
dengan metode ekstrusi leleh diperoleh jauh lebih tinggi daripada metode disolusi pelarut.
Pada pengubahan MMT menjadi OMMT derajat kristanilitasnya terjadi penuruan
karena peningkatan kadungan tanah liat, begitu juga dengan Polietilen, LDPE, poly(vinilidin
flourida), dan poliamida-6 yang mengalami penurunan derajat kritanilitas karena MMT dan
kandungan tanah liat bentonit. Pada PA-6 menunjukkan gejala yang tidak biasa, karena
terjadi peningkatan kristanilitas nanocomposit PA-6 dengan meningkatnya laju pendinginan.
Metode DSC juga digunakan untuk mengukur suhu kristalisasi dimana PP-g-HMA ditambah
dengan MMT. Hasil ini menunjukkan penambahan sejumlah kecil MMT dapat meningkatkan
suhu kristalisasi karena adanya nukelasi heterogen. Metode DSC ini juga diterapkan untuk
mempelajari pebentukan morfologi polimer. Yaitu dengan PA-6 yang ditambahkan dengan
OMMT dan menunjukkan hasil adanya pembentukan morfologi polimer berupa kristal. DSC
juga diterapkan untuk menyelidiki transisi polimer dan komposit yang dimana polimer yang
digunakan adalah PMMA dengan penambahan MMT menunjukkan peningkatan suhu
transisi gelas (Tg).
Pada metode DMA, yaitu pencampuran PVDF, PP, dan PMMA dengan MMT
menunjukkan peningkatan yang signifikan pada modulus penyimpanan yaitu pada rentang
tempratur dari sejumlah polimer nanokomposit dengan MMT. Dalam nanokomposit dari PA-
6 terjadi peningkatan secara linear dari modulus penyimpanan dengan peningkatan tanah liat
yang di amati dengan penurunan secara simultan dalam intensitas peak utama. Selain itu,
metode DMA umumnya digunakan untuk penentuan suhu transisi gelas (tg) pada material
polimer dari peak yang kehilangan sudut tangen (tgσ ). Pada penentuan digunakan PVC yang
ditambah dengan MMT, yang menunjukkan hasil penuruan Tg, yang disebabkan oleh lapisan
MMT yang tersebar di matriks PVC pada skala berukuran kecil yang membuat
makromolekul PVC terpisah dan penurunan interaksi antara makromolekul PVC di
nanokomposit dengan MMT. TMA digunakan untuk mengukur koefisien dari suhu ekspansi
(CTE) pada material nanokomposit. Percobaan ini berdasarkan campuran antara PA-6, PP,
PA dengan OMMT, dan PA-6, PP dan PA tanpa campuran yang menunjukkan bahwa CTE
lebih rendah pada nanomaterial dibandingkan polimer yang tidak modifikasi, terutama untuk
zat rendah seperti OMMT.
Pada metode ini digunakan untuk stabilitas termal pada poli(ε-kaprolaktron) PCL
dengan cara termogravimetri yang menunjukkan bahwa ketahan termal exfoliated
nanokomposit merupakan salah satu yang lebih unggul dan mikrokomposit mengalami
degradasi pada kisaran suhu rendah. Pada kasus PCL nanokomposit yang lebih tinggi adalah
area kontak antar fasa yang paling tinggi adalah stabilitas termal. Kemudian pada analisis TG
dari poliuretan atau OMMT nankomposit memperlihatkan stabilitas termal 1% massa pada
OMMT sejak sistem ini dikarakterisasi oleh disperse yang tinggi dan karena daerah yang
tinggi pada kontak antar fasa. Pada metode TG perubahan produk dari degradasi yang
diamati oleh gravimetric yang ditambah dengan spektrometri masa (TG-MS) atau
spekstroskopi infra merah (TG-FTIR). Hasilnya dapat menunjukkan peningkatan mekanisme
stabilitas termal pada polimer nanokomposit berdasarkan perbedaan polimer pada perbedaan
istilah polimer stabilitas radikal.
V. Kesimpulan
Hasil analisis termal menunjukkan bahwa penggunaan monmorilonit (MMT) dalam
matriks polimer menyiratkan modifikasi pada proses fisik dan kimia seperti perubahan cair –
kristal, pada fenomena structural, kinetika reaksi yang menunjukkan selama sintesis
nanokomposit (polimerisasi) atau degradasi. Analisis termal menawarkan berbagai teknik
yang digunakan untuk menentukan sifat-sifat polimer nanocomposites dan untuk memperluas
pengetahuan tentang mekanisme perbaikan sifat termal. Terlepas dari nilai ilmiah, investigasi
secara luas tentang sifat termal dari nanocomposites polimer berdasarkan silikat berlapis
berkontribusi pada pengembangan teknologi dan produksi bahan polimer canggih dengan
yang diinginkan baik dari segi struktur, morfologi dan sifat.