Upload
deagita-puspitasari
View
218
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
note
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FARMASI ANALITIK KUANTITATIF II
METODE TITRASI ASAM BASA
Penetapan Kadar Natrium Benzoat dengan Metode Titrasi Asam Basa
Disusun oleh :
Kelompok 7
Anisa Mariani 31112004
Desi Hadisah 31112012
Dudi Nurmalik 31112016
PROGRAM STUDI SI FARMASI
STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA
2015
1
I. Dasar TeoriTitrasi merupakan suatu metode yang bertujuan untuk
menentukan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah
diketahui agar tepat habis bereaksi dengan sejumlah larutan yang
dianalisis atau ingin diketahui kadarnya atau konsentrasinya. Suatu zat
yang akan ditentukan konsentrasinya disebut sebagai “titran” dan
biasanya diletakkan di dalam labu erlenmeyer, sedangkan zat yang
telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” atau “titrat” dan
biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titran
biasanya berupa larutan.
Titrasi asam basa terbagi menjadi lima jenis, yaitu :
a. Titrasi asam kuat - basa kuat
b. Titrasi asam kuat - basa lemah
c. Titrasi asam lemah - basa kuat
d. Titrasi asam kuat - garam dari asam lemah
e. Titrasi basa kuat - garam dari basa lemah
Dalam menguji suatu reaksi untuk menentukan bias atau
tidaknya reaksi tersebut digunakan untuk titrasi, kita perlu membuat
suatu kurva titrasi. Untuk reaksi asam-basa, suatu kurva titrasi terdiri
dari suatu plot pH atau pOH vs milliliter titran. Kurva tersebut
berguna dalam menentukan suatu titrasi dan dalam memilih suatu
indikator yang sesuai.
Terdapat definisi asam dan basa. Menurut Archenius, asam
didefinisikan sebagai zat yang larut dalam air dengan memberikan H+
sedangkan basa didefinisikan sebagai zat yang larut dalam air dengan
memberikan OH-. Bronsted-Lowry mendefinisikan asam sebagai
pemberi proton, sedangkan basa penerima proton. Menurut G.N.
Lewis, asam didefinisikan sebagai penerima pasangan electron
sedangkan basa didefinisikan sebagai pemberi pasangan electrón.
Diantara definisi asam dan basa tersebut, teori yang paling umum
digunakan adalah teori asam-basa dari Lewis.
2
Titrasi merupakan salah satu analisis konsentrasi suatu larutan
berdasarkan perhitungan volume larutan (volumetri). Titrasi asam-basa
merupakan analisis konsentrasi suatu asam atau basa berdasarkan
reaksi penetralan. Larutan asam bila dicampur dengan larutan basa
akan menghasilkan garam dan air.
Titrasi asam-basa dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu
asidimetri, bila larutan yang digunakan untuk menitrasi hádala larutan
basa. Contohnya, reaksi antara HCl (asam) dengan NaOH (basa) :
HCl (asam) + NaOH (basa) → NaCl (garam) + H2O (aq)
Untuk mengetahui konsentrasi asam atau basa, digunakan persamaan:
V1 X N1 = V2 X N2
Dimana :
V1 = Volume bahan yang dititrasi
N1 = Normalitas bahan yang dititrasi
V2 = Volume bahan yang penitrasi (titran)
N2 = Normalitas bahan yang penitrasi (titran)
Untuk mengetahui bahwa reaksi telah berlangsung sempurna,
ditambahkan zat yang dinamakan indikator asam basa. Indikator asam
basa merupakan suatu asam lemah yang akan memberikan perubahan
warna pada pH tertentu.
Cara Mengetahui Titik Ekuivalen
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada
titrasi asam basa.
a. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi
dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume
titrant untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva
titrasi tersebut adalah “titik ekuivalent”.
3
b. Memakai indicator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant
sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna
ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan.
Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan
pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis.
Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indicator
yang perubahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indicator
diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga
tetes.
Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir
titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat
dilakukan dengan memilih indicator yang tepat dan sesuai dengan
titrasi yang akan dilakukan. Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan
cara melihat perubahan warna indicator disebut sebagai “titik akhir
titrasi”.
Monografi
Natrium Benzoat
Sinonim : Natrii Benzoas
Rumus Kimia : C7H5NaO2
Struktur :
BM = 144,11
Pemerian : Butiran atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau
hamper tidak berbau.
4
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian etanol
(95%) p. (F I, edisi III : 395)
Asam Benzoat
Sinonim : Acidum Benzoicum
Rumus Kimia : C7H6O2
Struktur :
Pemerian : Hablur halus dan ringan, tidak berwarna, tidak berbau.
Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 350 bagian air, dalam lebih
kurang 3 bagian etanol (95%) p, dalam bagian kloroform p dan dalam
3 bagian eter p. ( F I, edisi III : 49)
II. Alat dan Bahan
Alat :
a. Buret
b. Pipet volume 10 mL
c. Labu ukur 100 mL
d. Erlenmeyer 250 mL
e. Corong pisah
f. Batang pengaduk
g. Tabung reaksi
h. Cawan uap
5
i. Gelas kimia 250 mL
j. Gelas kimia 100 mL
k. Klem statif
Bahan
a. Larutan NaOH 0,1 N
b. Larutan HCl 10 %
c. Larutan kloroform
d. Larutan FeCl3
e. Aquadest
f. Asam oksalat
g. Indikator Fenolftlein
III. Prosedur KerjaIII.1. Pembuatan Larutan NaOH 0,1 N
Siapkan 1000 mL aquadest yang telah dipanaskan
Timbang 4 gram NaOH
Larutkan NaOH dengan aquadest ke dalam labu ukur 1 liter (1000 mL)
Kocok sampai larut
Tambahkan sisa aquadest sampai mencapai 1000 mL
Kocok
Masukan dalam botol
6
III.2. Pembuatan Larutan HCl 0,1 N
Siapkan 1000 mL aquadest
Pipet 8,3 mL HCl masukan ke dalam labu ukur 1 liter (1000 mL)
Tambahkan sedikit demi sedikit aquadest
Tambahkan sisa aquadest sampai
mencapai 1000 mL Kocok
Masukan dalam botol
III.3. Pembakuan NaOH 0,1 N dengan Asam
Oksalat
50 mg Asam Oksalat
Masukan ke dalam erlenmeyer 250 mL
Encerkan dengan aquadest
Kocok sampai homogen, tambahkan 3 tetes indicator PP
Kemudian titrasi denganNaOH 0,1 N
Hentikan titrasi setelah mencapai titik ekivalen (berwarna merah muda)
Catat volume titran
7
Lakukan titrasi triplo
III.4. Isolasi
Pipet sampel 10 mL Masukan ke dalam
Labu ukur 50 mL pengenceranaquadest 50 mL
Tambahkan HCl 0,1 N Cek pH menggunakan pH universal sampai mencapai pH 4Masukan ke dalam
Corong pisah, tambahkan eter dengan perbandingan 1 : 1
Kocok
8
Tunggu sampai terbentuk 2 fase
Ambil fraksi eter
Uapkan
Larutkan dalam etanol
III.5. Penetapan Kadar Natrium Benzoat
Pipet 10 mL Asam Benzoat yang di larutkan dalam etanol
Masukan ke dalam erlenmeyer 250 mL
Titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N
Ulangi Titrasi
Triplo
III.6. Titrasi Blanko
10 mL etanol
Masukan ke dalam erlenmeyer 250 mL
Tambahkan 3 tetes indicator PP
Titrasi dengan NaOH 0,1 N
Hentikan titrasi setelah mencapai titik ekivalen (berwarna merah muda)
Catat volume titran
9
Tambahkan indicator pp 3 tetes
Triplo
IV. Data Hasil Pengamatan1. Pembakuan NaOH
Asam Oksalat Volume NaOH50 mg 7,6 mL50 mg 7,5 mL50 mg 7,2 mL
Rata-rata 7,43 mL
Perhitungan
N NaOH = 50 mg = 0,106 N 63,04 x 7,43 mL
Titrasi Blanko Etanol 96%
Etanol 96 % Volume NaOH10 ml 0,3 mL10 ml 0,3 mL10 ml 0,3 mL
2. Penetapan kadar Natrium Benzoat *No.1F)
V as benzoate Volume NaOH10 mL 1,9 mL10 mL 1,8 mL10 mL 1,7 mL
Rata-rata 1,8 mL
Perhitungan:
V sampel = V NaOH – V blanko
= 1,8 mL - 0,3 mL
= 1,5 mL
Perhitungan N sampel:
1. Vsampel x Nsampel = VNaOH x NNaOH
10
10 mL x Nsampel = 1,5 mL x 0,106 N
Nsampel = 0,0159 N
mg = N x V x BE
mg = 0,0159 x 50 x 122,12
mg = 97,0854 x 5
mg = 4,85427
gram = 0,485427
bobot Na Benzoat = BM Na Benzoat
BM Asam Benzoat x bobot asam
benzoate
= 144,11122,12
x 0,485427
= 0,57283725 gram
% Kadar = bobo Na Benzoat
V Sample x 100%
= 0,57283725 gram
10 x 100%
=5,7283725 %
V. Pembahasan
Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi kadar natrium
benzoate kali ini yaitu Titrasi asam-basa, karena Natrium Benzoat
merupakan asam lemah. Senyawa natrium benzoate dalam sampel di
isolasi dengan cara ekstraksi cair-cair menggunakan eter yang
sebelumnya di protonasi oleh asam klorida menjadi asam benzoate.
Eter yang digunakan ketika proses ekstraksi sebanding dengan volume
sampel yang di ekstraksi. Sampel yang telah tertarik oleh eter
dikristalkan dengan cara menguapkan eter yang digunakan sebagai
penariknya. HCl merupakan asam yang cocok dan stabil dalam proses
pengasaman karena jika menggunakan H2SO4 atau HNO3 maka akan
11
mengubah pH sehingga tidak stabil karena HNO3 akan berubah
menjadi HNO2. Keasaman yang terjadi dapat di cek dengan
menggunakan indicator universal sampai pH 4.
Reaksi yang terjadi:
Na benzoate As. benzoat
Analit yang telah mengkristal dilarutkan dalam etanol kemudian
dititrasi menggunakan titran NaOH 0,1 N dengan indicator
penolptalein. Prinsip dari titrasi asam basa merupakan reaksi
penetralan, asam basa dapat digunakan untuk menentukan kadar
larutan asam atau basa.
Larutan NaOH yang digunakan, dibakukan dengan asam oksalat
karena NaOH merupakan baku sekunder yang mudah terhidrolisis
sehingga tidak stabil dan harus dibakukan dengan suatu baku primer.
Karena analit yang akan ditentukan kadarnya dilarutkan dalam
etanol, maka etanol yang digunakan harus ditentukan kadarnya. hal ini
dilakukan karena etanol ikut bereaksi dengan NaOH sehingga kadar
yang dihitung tidak akan kuantitatif.
Titrasi dilakukan sampai muncul perubahan warna dari bening
menjadi warna merah muda, warna merah muda adalah pengaruh dari
indikator PP. Fenolftealin mempunyai pKa 9,4 (perubahan warna
antara pH 8,4 – 10,4). Struktur PP akan mengalami penataan ulang
pada kisaran pH ini karena proton dipindahkan dari struktur fenol dari
12
PP sehingga pH-nya meningkat, akibatnya akan terjadi perubahan
warna. PP sendiri bersifat asam lemah, karena syarat suatu indikator
adalah asam atau basa lemah yang berubah warna diantara bentuk
terionisasinya dan bentuk tidak terionisasinya. Setelah terjadi
perubahan warna untuk yang pertama kali, titrasi langsung dihentikan
dan volume NaOH yang berkurang dicatat sebagai volume NaOH yang
Kadar asam benzoat hasil titrasi dihitung sebagai kadar natrium
benzoat dalam sampel. Adapun hasil dari praktikum pembakuan
NaOH adalah 0,106 N. Volume NaOH pada titrasi blanko etanol 96%
didapatkan 0,3 mL. Penetapan kadar Natrium Benzoat didapatkan
5,7283725 %.
VI. Kesimpulan
1. Titrasi asam basa memerlukan ketelitian dalam memperhatikan
perubahan warna indicator, karena apabila salah menetapkan titik
akhir titrasi akan menyebabkan kesalahan dalam perhitungan
kadar.
2. Pada praktikum kali ini mendapatkan sampel No. 1F yang berisi
Natrium benzoat dalam sediaan larutan, dengan kadar yang
didapatkan yaitu sebesar 5,7283725 %
VII. Daftar Pustaka
Day, R.A., Underwood, A.L. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta:
Erlangga.
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.
Sastrohamidjojo Hardjono. 2005. Kimia Dasar. Gajah Mada
Universitas Press :Yogjakarta.
Harjadi,W. 1987.Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT. Gramedia : Jakarta
Sudjadi dan Abdul Rohman. 2008. Analisis Kuantitatif Obat.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
13