36
IBU DORA YANG KHAWATIR OLEH : KELOMPOK II

Kelompok 2 .ppt

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kelompok 2 .ppt

IBU DORA YANG KHAWATIR

OLEH : KELOMPOK II

Page 2: Kelompok 2 .ppt

NAMA NIM JABATANRoky Ariyanto 405080061 KETUAMelly Susanti 405080008 SEKRETARISJohan Yap 405080063 PENULISYuliana Herawati 405070048 ANGGOTARizaldy N Tandiari 405080005 ANGGOTAGrace Maria Kaunang 405080006 ANGGOTAJessica Stephanie 405080007 ANGGOTAAnita Ongkowidjojo 405080030 ANGGOTARevie Rendita 405080031 ANGGOTAMeida Astriani 405080062 ANGGOTAHendry Barka P 405080064 ANGGOTAEva Luchinta 405080210 ANGGOTA

Fasilitator : dr. Hendra Sutardi

Page 3: Kelompok 2 .ppt

Pemicu 1

Ibu Dora yang Khawatir

Ibu Dora sangat mengkhawatirkan anaknya Tora, karena ada benjolan di daerah lipat paha kanan, agak merah, bengkak, nyeri, dan bernanah, walaupun sudar diberikan antibiotika dan penghilang bengkak. Hasil pemeriksaan dokter ditemukan abses di daerah inguinal dextra, dan disarankan melakukan pemeriksaan laboratorium dari abses.Apa yang dapat dipelajari dari kejadian ini?

Page 4: Kelompok 2 .ppt

Definisi

Macam–Macam Sel

Penyebab

Tanda

Patofisiologi

KomplikasiKronologisPenyembuhan

Flora Normal

Pembagian

Abses

Penyebab PemeriksaanPenunjang

Pengobatan

Indikasi Efek SampingFarmakokinetikFarmakodinamik

Page 5: Kelompok 2 .ppt

Learning Objective

Definisi, macam, penyebab, tanda radang Mengetahui pembagian radang Menjelaskan patofisiologi radang Menjelaskan kronologi penyembuhan radang Memahami macam-macam flora normal Mengetahui komplikasi akibat radang Memahami penyebab abses Menjelaskan pemeriksaan penunjang Mengetahui proses farmakokinetik dan

farmakodinamik, indikasi, efek samping antimikroba

Page 6: Kelompok 2 .ppt

Pembahasan LO

Page 7: Kelompok 2 .ppt

LO 1 : Definisi, Macam-Macam Sel, Penyebab, Tanda Radang

Peradangan Reaksi lokal pada vaskular dan unsur – unsur

pendukung jaringan terhadap cedera yang mengakibatkan pembentukan eksudat kaya protein

Respon protektif sitem imun nonspesifik yang bekerja untuk melokalisasi, menetralisasi, atau menghancurkan agen pencedera dalam persiapan untuk proses penyembuhan

Page 8: Kelompok 2 .ppt

Sel-Sel Radang

Sel polimorfonukleus netrofil (mikrofag): Leukosit polimorfonukleus (netrofil, eosinofil, basofil)

netrofil: utama untuk fagositosis. Dibantu zat-zat anti, mempererat kontak leukosit-bakteri. Merupakan pertahanan pertama karena dapat migrasi dengan segera dan dalam jumlah yang besar. Tidak berdaya pada kuman-kuman

tertentu seperti tuberculosis eosinofil: jumlahnya bertambah dalam keadaan

alergi, asthma, hipersensitif terhadap kedatangan parasit terutama cacing. Khemoktasis dan fagositosis lebih rendah dari netrofil

Page 9: Kelompok 2 .ppt

Sel-Sel Radang

Sel fagositik besar berinti bulat (makrofag) Dalam darah: monosit (sebagian juga dari jaringan) Dalam jaringan: makrofag, histiosit, sel kuprrer, sel

retikuendotel, sel datia. Sel kupffer: makrofag yang melapisi sinus-sinus pada hati,

daya fagosit sangat besar sehingga darah yang melalui hati steril

Sel retikuendotel: sel yang melapisi sinus-sinus kelenjar getah bening, sumsum tulang dan limpa.

Page 10: Kelompok 2 .ppt

Sel-Sel Radang

Sel datia: sel besar berinti banyak, perubahan dari makrofag pada keadaan-keadaan tertentu: Beberapa sel bersatu krn pembelahan inti yang tidak disertai pembelahan protoplasma

Page 11: Kelompok 2 .ppt

Sel-Sel Radang

Limfosit: dapat menghasilkan gammaglobulin (bag protein dari zat anti), Meningkat pada radang menahun.

Sel plasma: tidak terdapat di dalam darah, membuat gamma globulin yang berfungsi sebagai zat anti.

Page 12: Kelompok 2 .ppt

Tanda-tanda Radang :

Makroskopik Warna merah (rubor): terjadi karena jaringan yang meradang

mengandung banyak darah akibat kapiler-kapilernya melebar Panas (kalor): akibat sirkulasi darah yang meningkat. Tumor: disebabkan sebagian oleh hiperemi dan sebagian besar

oleh eksudat yang terjadi pada radang. Dolor (nyeri): pengaruh zat pada ujung saraf perasa yang

dilepaskan oleh sel yang cedera, zat ini mungkin histamin. Bisa disebabkan oleh tekanan yang meninggi dalam jaringan akibar terhadinya eksudat.

Fungsio Laesa (Perubahan Fungsi)Cara bagaimana fungsi jaringan yang meradang itu terganggu tidak dipahami secara terperinci.

Page 13: Kelompok 2 .ppt

Tanda Radang

Mikroskopik: Vasodilatasi Emigrasi leukosit Eksudasi

Page 14: Kelompok 2 .ppt

Etiologi Radang

BENDA FISIK: Benda traumatik: jarum, pisau, kapak, tombak, panah, hewan

buas (gigi, cakar) Suhu: tinggi, rendah Listrik: voltase tinggi Radiasi: sinar x, nuklirBAHAN KIMIAWI YANG KOROSIF /TOKSIK: HNO3, H2SO4, toksin (bisa ular, rabies, kalajengking)AGEN INFEKTIF: Bakteri/kuman/basil: gol. Coccus, virus, ricketsia, klamidia,

mikobakterium, parasit, jamur

Page 15: Kelompok 2 .ppt

LO 2 : Pembagian Radang Cepat / lambat

radang akut sembuh tanpa jaringan parut radang kronik sembuh dengan jaringan parut

Macam eksudat: serosa bulla (vesikel besar di kulit) purulenta abses (nanah rongga tertutup) kataralis rhinitis fibrinosa pleuritis pseudomembranosa dipteri hemoragik DBD

Etiologi: Spesifik (jar granulasi spesifik) TBC Non spesifik

Page 16: Kelompok 2 .ppt

Macam-Macam Radang

R.akut leukosit neutrofil ( mikrofag ) R. kronik limfosit Sel makrofag merupakan pertahanan kedua

krn daya khemotaksisna < dari leukosit, kadar dalam darah < dari leukosit. Kecuali pada infeksi virus, tuberkulosis.

Page 17: Kelompok 2 .ppt

Perbedaan RadangAkut Kronik

Agen Penyebab Pathogens (jaringan yang cedera)

Inflamasi akut yang persisten, benda asing yang persisten, atau reaksi autoimun

Sel radang yang terlibat Neutrophils, mononuclear cells (monocytes, macrophages)

Mononuclear cells (monocytes, macrophages, lymphocytes, plasma cells),

fibroblasts

Mediator Utama Vasoactive amines, eicosanoids

IFN-γ and other cytokines, growth factors, reactive oxygen species, hydrolytic enzymes

Onset Immediate Delayed

Durasi Few days Up to many months, or years

Hasil Resolution, abscess formation, chronic

inflammation

Tissue destruction, fibrosis

Page 18: Kelompok 2 .ppt

LO 3: Patofisiologi Peradangan Arteri – kapiler bervasodilatasi dan pe↑ permeabilitas kapiler. Arteri dan kapiler vasodilatasi memerah, me↑ alirah darah Permeabilitas kapiler meningkat cairan dapat meninggalkan

kapiler ke jaringan edema. Larutan koloid (mol protein, albumin, globulin, dan fibrinogen) dapat

meninggalkan kapiler ke jaringan tek. Osmotik kapiler me↓ menghalangi cairan utk kembali ke kapiler (tapi dapat ke pembuluh limfe) cairan jaringan ↑ protein > normal : eksudat

Kapiler ↓ kadar plasma aliran stasis khemotaksis leukosit sel2 leukosit melekat pada endotel pembuluh gerakan ameboid menyusup antara sel endotel, kemudian keluar (emigrasi) memfagosit kuman, tapi terkadang ada kuman yang tidak bisa langsung difagosit, tetapi leukosit bisa melekat dan memfagosit kuman tersebut karena ada zat yang disebut opsonin.

Page 19: Kelompok 2 .ppt

Proses Peradangan

Page 20: Kelompok 2 .ppt

JEJAS

reaksi seluler dan reaksi vaskuler

eksudat radang akut

Stimulus segera dimusnahkan dimusnahkan

Stimulus tidak segera

Tidak ada nekrosis/ nekrosis minimal

Nekrosis sel

Revolusi eksudatEksudat diorganisasi

Jaringan asal sel

jaringan

Pemilihan ke struktur normal

Jaringan parut

Stabil/sel labil Sel permanen

Kerangka utuh

Kerangka rusak

jaringanJaringan parut

regenerasi

LO 4 : Proses Penyembuhan

Page 21: Kelompok 2 .ppt

LO 5: Flora normal Mikro flora normal itu adalah sekumpulan

mikroorganisme yang hidup pada kulit dan selaput lendir (mukosa) pada manusia normal dan sehat.

Mikro flora normal pada kulit ini dapat di bagi menjadi :

Flora Tetap (Resident Flora):Mikroorganisme biasanya ditemukan pada bagian tubuh tertentu.

Flora Sementara (Transient Flora):Mikroba ini tidak menimbulkan penyakit dan tidak hidup secara menetap / berpindah-pindah.

Page 22: Kelompok 2 .ppt

LO 5 : Flora normal Peran flora normal :

Mencegah kolonisasi oleh bakteri patogen. Mencegah penyakit akibat gangguan bakteri. Secara tetap terdapatpada permukaan tubuh. Beberapa anggota flora tetap di saluran pencernaan

mensintesis vitamin K dan penyerapan berbagai zat makanan.

Flora normal ini juga dapat menimbulkan penyakit pada manusia yaitu pada kondisi tertentu ketika kekebalan tubuh menurun.

Faktor-faktor yang berperan menghilangkan flora sementara pada kulit adalah pH rendah, asam lemak pada sekresi sebasea

Dengan jalan menggosok-gosoknya dengan sabun yang mengandung heksaklorofen atau desinfektan.

Page 23: Kelompok 2 .ppt

Contoh Flora Normal

Flora Transien Organisme aerobik yang membentuk spora Streptococcus Neisseria Basil negatif-Gram yang berasal dari

daerah intertriginosa dapat menjadi flora transien ditempat lain.

Flora Residen Micrococcaceae Corynebacterium acnes Aerobic diphteroids

Micrococcaceae MicrococcusStaphylococcusSarcina

Page 24: Kelompok 2 .ppt

LO 6 : Komplikasi Radang Proud flesh jaringan parut yang menonjol diatas permukaan

luka Keloid jaringan parut yang meluas, melebihi batas luka asli Kontraktur luka yang luas menyebabkan terbentuknya parut

disekeliling struktur tubular seperti tubafalopi atau ureter Pita fibrosa seperti jaring laba-laba dan dapat membentuk

permukaan serosa di dalam rongga peritonium jika eksudat tidak dibersihkan secara benar dan dapat mengakibatkan obstruksi usus

Dehiscence terbukanya luka pembedahan Eviserasi pecah hingga terbuka luka pada abdomen disertai

keluarnya usus

Page 25: Kelompok 2 .ppt

LO 7 : Penyebab Abses Abses adalah terjadinya pengumpulan eksudat purulen yang

terjebak di dalam rongga di bawah kulit. Penyebab : Ketika mikroorganisme masuk ke dalam jaringan yang

sehat, maka akan terjadi infeksi. sebagian sel mati jaringan yang sehat itu mati, dan hancur meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi.

Kondisi ini memicu sel-sel darah putih yang berfungsi melawan infeksi masuk ke dalam rongga tersebut, memerangi bakteri, dan kemudian mati. Sel darah putih yang mati itulah yang membentuk cairan nanah, yang mengisi rongga tersebut.

Page 26: Kelompok 2 .ppt

LO 7 : Penyebab Abses

Bakteri : Staphylococcus Spp, Escherichia Coli, β-Hemolytik Streptococcus Spp, Pseudomonas, Mycobacteria, Pasteurella multocida, Actinomycetes

Page 27: Kelompok 2 .ppt

LO 8 : Pemeriksaan Penunjang Cara pengambilan sampel:

Mengambil sampel dengan menggunakan alat yang steril (swab).

Penyimpanan : Setelah mendapatkan sampel, di simpan pada media

persemaian (brain heart infus) atau memakai media transport (stuart).

Pengiriman : Setelah mendapatkan sampel, segera mengirimkan sampel

tersebut ke laboratorium, karena sampel yang baik ketika masih segar.

Hasil pemeriksaan yang diharapkan: Hasil yang didapat dari swab diperiksa secara mikroskopik

(pewarnaan Gram), jika didapatkan kuman staphylococcus, dibiak dengan biakan yang sederhana. Tetapi jika didapatkan kuman streptococcus dibiak dengan biakan diperkaya (agar darah).

Page 28: Kelompok 2 .ppt

LO 9 : Proses farmakokinetik dan farmakodinamik, indikasi, efek samping antimikroba Indikasi penggunaan AM:

Gambaran klinik penyakit infeksi, yakni efek karena adanya mikroba dalam tubuh hospes dan bukan berdasar atas kehadiran mikroba semata-mata

Efek terapi AM pada penyakit infeksi diperoleh hanya sebagai akibat kerja AM terhadap biomekanisme mikroba bukan tubuh hospes

AM bukan obat penyembuh tetapi hanyalah untuk memperpendek waktu sembuh tubuh hospes dari infeksi

Page 29: Kelompok 2 .ppt

Konsep Farmakokinetik dan Farmakodinamik: Farmakokinetik dan farmakodinaik sangat

menentukan keberhasilan pengobatan dengan AM. Terdapat 2 pola bunuh dalam aplikasi klinik yang perlu dipahami: Concentration dependent killing (daya bunuh

bergantung pada kadar obat) Time dependent killing (daya bunuh bergantung pada

lamanya kadar dipertahankan)

Page 30: Kelompok 2 .ppt

Efek Samping Penggunaan AM Reaksi alergi, dapat ditimbulkan oleh semua

antibiotik dengan melibatkan sistem imun tubuh

Reaksi idiosinkrasi, reaksi yang abnormal yang diturunkan secara genetik terhadap pemberian AM tertentu

Reaksi toksik, pada umumnya AM bersifat toksik selektif, tetapi sifat ini relatif.

Page 31: Kelompok 2 .ppt

Contoh Obat AM dan Efek SampingnyaEritromisin: Iritasi saluran cerna (mual, muntah, dan nyeri epigastrium) Kombinasi dengan astemizol aritmia jantung Namun efek kronik jarang terjadi

Penisilin: Penisilin G mempunyai aktivitas terbaik terhadap kuman Gram

positif yang sensitif dan Spirochaeta; selain itu beberapa mikroba Gram-negatif.

Reaksi alergi merupakan bentuk efek samping yang tersering dijumpai pada golongan penisilin bahkan penisilin G khususnya merupakan salah satu obat yang tersering menimbulkan reaksi alergi.

Page 32: Kelompok 2 .ppt

Efek Farmakodinamik Anti Inflamasi Efek analgesik hanya efektif terhadap

nyeri Efek antipiretik menurunkan suhu badan Efek anti inflamasi hanya meringankan

gejala nyeri dan inflamasi yang berkaitan dengan penyakitnya secara simtomatik

Page 33: Kelompok 2 .ppt

Kesimpulan

Pasien ini menderita radang yang berakibat timbulnya abses.

Page 34: Kelompok 2 .ppt

SARAN Jika tidak sembuh-sembuh dengan obat

antimikroba dan anti inflamasi sebaiknya berkonsultasi dengan dokter dan jika perlu dilakukan pembedahan atau insisi.

Page 35: Kelompok 2 .ppt

DAFTAR PUSTAKA• Gandahusada S, Ilahude, Pribadi W, editor. Parasitologi Kedokteran. Edisi

III. Jakarta: FKUI, 1998.

• Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi, Elisabeth, editor. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: FKUI, 2007.

• Himawan S, editor. Kumpulan Kuliah Patologi. Edisi 1. Jakarta: Bagian Patologi Anatomi FKUI; 1973 ( cetak ulang 1994 ).

• Kumar Vinay, Ramzi, Stanley. Patologi. Ed. 7. Jakarta : EGC, 2007.

Page 36: Kelompok 2 .ppt