Upload
nurul-komala
View
20
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Materi 4
Penggunaan Gaya Bahasa (Majas) Dalam Puisi
Majas atau gaya bahasa adalah cara pengarang atau seseorang dalam mempergunakan
bahasa sebagai alat mengekspresikan perasaan dan buah pikiran yang terpendam di dalam
jiwanya.
a. Metafora.
Metafora seperti majas perbandingan, hanya tidak mempergunakan kata-kata
pembanding.
Contoh:
Raja siang mengiringi pengajian itu
Aku ini binatang jalang
b. Personifikasi
Majas yang menyamakan benda dengan manusia, benda-benda mati dibuat
dapat berperilaku, berpikir, dan sebagainya seperti manusia.
Contoh :
Angin berbisik-bisik di kegelapan malam
c. Sinekdok
Majas yang menyebutkan suatu bagian yang penting suatu benda (hal) untuk
benda atau hal itu sendiri. Majas sinekdok ada 2
Pars Proto (sebagian objek untuk menunjukkan keseluruhan)
Contoh:
Sudah lama tidak kelihatan batang hidungnya
Totem Proto (keseluruhan untuk menunjukkan sebagian)
Contoh:
Dalam kesebelasan itu Indonesia unggul 3 – 0 melawan Thailand
d. Hiperbola
Majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan mengganti peristiwa
atau tindakan sesungguhnya dengan kata-kata yang lebih hebat pengertiannya
untuk menyangatkan arti.
Contoh:
Rintihannya tersebar selebar 7 desa
Bunglon adalah orang yang tidak punya pendirian
e. Ironi
Majas sindiran yang melukiskan sesuatu yang menyatakan sebaliknya dari apa
yang sebenarnya dengan maksud untuk menyindir orang.
Contoh:
Kota itu sangatlah indah dengan sampah-sampahnya
f. Repetisi
Majas penegasan yang melukiskan sesuatu dengan mengulang kata atau
beberapa kata berkali-kali, yang biasanya dipergunakan dalam pidato.
Contoh:
Pengangguran itu setiap hari hanya mabuk, mabuk dan mabuk.
g. Klimaks
Majas pertentangan dengan menyatakan beberapa hal berturut-turut dengan
menggunakan urutan kata – kata yang makin lama makin memuncak
pengertiannya.
Contoh:
Kesengsaraan membuahkan kesabaran, pengalaman, dan kesuksesan.
h. Anti klimaks
Majas pertentangan dengan beberapa hal berturut-turut dengan menggunakan
uturan kata-kata yang makin lama makin melemah pengertiannya.
Contoh: Toko itu menyediakan kebutuhan orang tua, remaja, anak-anak, dan
balita.