Upload
kurniaadhi
View
221
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
psikolog
Citation preview
KELAINAN DALAM TAHAPAN PERKEMBANGAN
Bu Nora
WF. Maramis (1994) mengatakan kelainan atau masalah dalam tahapan perkembangan seseorang tidak karena penyebab tunggal.
Beberapa penyebab sekaligus dari berbagai unsur saling mempengaruhi atau kebetulan terjadi secara bersamaan
Keseimbangan unsur ‘somato psiko sosial’ sangat dibutuhkan untuk menghindari terjadinya kelainan dalam tahap perkembangan.
Faktor-faktor Somatik :- Neroanatomi- Nerofisiologi- Nerokimia- Tingkat kematangan dan perkembangan
organik- Faktor pre dan peri natal
Faktor-faktor Psikologi :- Interaksi ibu dan anak- Peranan ayah- Persaingan antar saudara kandung- Intelegensi- Hubungan dalam keluarga dan masyarakat- Tingkat perkembangan emosi
Faktor Sosio-Budaya (sosiogenik) :- Kestabilan keluarga- Pola mengasuh anak- Tingkat ekonomi- Perumahan (kota/desa)- Pengaruh keagamaan- Nilai nilai kepercayaan
Ada berbagai bentuk kelainan perkembangan menurut DSM-IV, diantaranya :
1. ADHD
2. LD (Language Disorder)
3. Autisme
4. Antisosial Personality Disorder
5. Borderline Personality Disorder
6. Separation Anxiety Disorder
7. Oppositional Defiant Disorder
8. Dependent Personality Disorder
1. ADHD (attention deficit hyperactivity disorder), yaitu gangguan pemusatan perhatian/hiperaktif :
- Biasanya ditemukan sebelum usia 7 tahun- Kriteria diagnostiknya :
a. Sering gagal memusatkan perhatian pada hal yg rinci
b. Tampak tidak mendengarkan saat bicara langsung
c. Kesulitan diam dan sering memainkan tangan
d. Sering menghindar pada tugas yng lama
e. Sering kehilangan benda
f. Bicara berlebihan
Dalam kasus ADHD, Untuk menentukkan apakah seseorang anak menderita gangguan ini, harus dipenuhi 6 syarat diatas.
Kalau satu saja tidak terpenuhi, maka belum tentu si anak mengalami gangguan ADHD
Berbagai faktor diduga menyebabkan ADHD :
1. Kelainan struktur dan neurokimia otak
2. Faktor genetik,
3. Faktor lingkungan,
seperti kekurangan oksigen dalam rahim atau kelahiran, terauma lahir, infeksi virus intrauterine, meningitis, trauma kepala, atau kekurangan gizi,
4. Faktor sosial dapat juga dapat mencetuskan ADHD pada anak, misalnya tidak mempunyai orang tua, korban perceraian, adanya saudara bersifat anti sosial atau alkoholik,penyianyian dan
Beberapa tehnik intervensi itu adalah :• Progrresive Delayed Procedure, yakni anak-anak dengan
ADHD dapat dilatih dengan menunda ganjaran.• Intervansi secara sistematis dan terencana oleh
guru/orang tua. Orang tua/guru tidak menganggap anak ADHD adalah anak nakal, dan harus tegas namun dapat memberikan dukungan.Mis: anak sebaiknya didudukan didepan.
• Memberikan pilihan tugas, murid yang menderita ADHD diberikan kebebasan memilih format tugasnya.
• Peer tutoring, yakni meningkatkan atau memperbaiki perilaku di rumah/ di kelas dengan bantuan saudara/teman-teman sekelas.
• Tindakan medik berupa pemberian obat dilakukkan bila gejala hiperaktivitas cukup berat, hingga menyebabkan gangguan di sekolah, dirumah, atau hubungan dengan teman.Pengobatan bertujuan untuk menghilangkan gejala dan memudahkan terapi psikologi.
2. LD (languange disorder), yaitu gangguan artikulasi/bahasa/fonologis
- Dengan bertambah usia, diharapkan gangguan ini bisa diatasi
- Kendati begitu, gangguan ini ada yang ringan dan berat.
- Yang ringan, saat usia 3 tahun si kecil belum bisa menyebut bunyi L, R, atau S. Hingga, kata mobil disebut mobing atau lari dibilang lali. “Biasanya gangguan ini akan hilang dengan bertambah usia anak atau bila kita melatihnya dengan membiasakan menggunakan bahasa yang baik dan benar,” Hanya saja, untuk anak yang tergolong “pemberontak” atau negativistiknya kuat, umumnya enggan dikoreksi. Sebaiknya kita tak memaksa meski tetap memberitahu yang benar dengan mengulang kata yang dia ucapkan. Misal, “Ma, yuk, kita lali-lali!”, segera timpali, “Oh, maksud Adik, lari lari.
- Yang tergolong berat, anak menghilangkan huruf tertentu atau mengganti huruf dan suku kata. Misal, toko jadi toto atau stasiun jadi tatun. “Pengucapan semacam ini, jadi sulit ditangkap orang lain.
Faktor penyebab :- Faktor usia,
yang mengakibatkan alat bicara atau otot-otot yang digunakan untuk berbicara (speech motor) belum lengkap atau belum berkembang sempurna; dari susunan gigi geligi, bentuk rahang, sampai lidah yang mungkin masih kaku.
- Keterbelakangan mental.
Anak yang kecerdasannya tak begitu baik, perkembangan bicaranya umumnya juga akan terganggu.
- Gangguan neurologis, ada fungsi susunan saraf yang mengalami gangguan.
- Gangguan pendengaran.
bila anak tak bisa mendengar dengan jelas, otomatis perkembangan bicaranya terganggu.
- Faktor lingkungan, terutama bila anak tidak/kurang dilatih berbicara secara benar.
Tindakan Intervensi :- Memberikan stimulasi bicara secara kontinyu oleh
orang terdekat (jika masalahnya ringan)
- Konsultasi ke ahli neurologis jika masalahnya ada pada gangguang neirologis.
- Terapi bicara jika masalahnya kategori berat atau karena keterbelakangan mental.
- Di perikasakan ke ahli THT jika masalahnya ada pada gangguan pendengaran.
3. AUTISME
AUTISME disebut juga dengan Autistic Spectrum Disorder (ASD), dan hingga kini belum diketahui secara pasti apa yang
menjadi penyebabnya.
Beberapa faktor yang dicurigai menjadi penyebab autis :- Genetik- Vaksin yang mengandung thimerosal- Anak yang lahir dari ayah yang berusia lanjut- Telivisi- Makanan- Radiasi pada janin
Tanda – tanda Autisme
- tidak bisa menguasai atau sangat lamban dalam penguasaan bahasa sehari-hari
- hanya bisa mengulang-ulang beberapa kata
- mata yang tidak jernih atau tidak bersinar
- tidak suka atau tidak bisa atau atau tidak mau melihat mata orang lain
- hanya suka akan mainannya sendiri (kebanyakan hanya satu mainan itu saja yang dia mainkan)
- serasa dia punya dunianya sendiri
- tidak suka berbicara dengan orang lain
- tidak suka atau tidak bisa menggoda orang lain
Tindakan Intervensi :
- Fokus pada kelebihan yang dimiliki anak yang dikuasainya.
- Penerimaaan dan Dukungan dari semua keluarga (tidak diabaikan)
- Terapi Psikologis : terapi okupsi, terapi bicara, terapi perilaku/ABA, terapi musik, terapi sensori integrasi dll
- Diet jenis makanan tertentu, seperti casein (protein susu), gluten (tepung terigu), permen, makanan siap saji.
- Pengaturan nutrisi yang tepat.