Upload
others
View
28
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PETERNAKAN Jl. Ir. H. Juanda No. 358, Bandung, Telp/Faks (022) 2501151
KEGIATAN KESEHATAN HEWAN DAN KESMAVET
DI JAWA BARAT TAHUN 2019
DEFINISI
KESEHATAN HEWAN :
SEGALA URUSAN YANG BERKAITAN DENGAN :a. PERAWATAN HEWAN,
b. PENGOBATAN HEWAN,
c. PELAYANAN KESEHATAN HEWAN,
d. PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN :e. PENOLAKAN PENYAKIT,
f. MEDIK REPRODUKSI,
g. MEDIK KONSERVASI,
h. OBAT HEWAN,
i. PERALATAN KESEHATAN HEWAN.j. KEAMANAN PAKAN”
RUANG LINGKUP :
a. Pengamatan dan Pengidentifikasian Penyakit Hewan :− Surveilans dan pemetaan
− Penyidikan dan peringatan dini
− Pemeriksaan dan pengujian
− Pelaporan
b. Pencegahan Penyakit
c. Pengamanan Penyakit Hewan :− Penetapan PHMS
− Penetapan kawasan pengamanan penyakit
− Penetapan prosedur biosekuriti dan biosafety
− Pengebalan hewan
− Pengawasan laluintas hewan, produk hewan, dan media pembawa penyakit
hewan di luar wilayah kerja karantina
− Pelaksanaan kesiagaan darurat veteriner
− Penerapan kewaspadaan dini
d. Pemberantasan Peyakit Hewan :− Penutupan daerah
− Pembatasan lalulintas hewan
− Pengebalan hewan
− Pengisolasian hewan sakit atau terduga sakit
− Penanganan hewan sakit
− Pemusnahan bangkai
− Pengeradikasian penyakit hewan
− Pendepopulasian hewan
d. Pengobatan Penyakit Hewan
PENDEKATAN
1. PEMELIHARAAN
2. PENINGKATAN KESEHATAN (promotif)
3. PENCEGAHAN PENYAKIT (preventif)
4. PENYEMBUHANN PENYAKIT (kuratif)
5. PEMULIHAN KESEHATAN (rehabilitatif)
VISI KESEHATAN HEWAN
1. Melindungi hewan
2. Melindungi manusia
3. Melindungi lingkungan
4. Fasilitasi perdagangan
Anthrax SE Jembrana Campylobacteriosis
Rabies Nipah Surra Cysticercosis
Salmonellosis IBR Paratuberculosa Q Fever
Brucellosis (B. Abortus)
Bovine tuberculosa
Toxoplasmosis PMK*
AI Leptospirosis CSF/HC BSE*
PRRSBrucellosis (B. Suis)
Swine Influenza RVF*
Helminthiasis
25 Penyakit Hewan Menular Strategis Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian
No. 4026/Kpts/OT.140/04/2013 tanggal 1 April 2013
Anthrax SE Jembrana Campylobact.
Rabies Nipah Surra Cysticercosis
Salmonellosis IBR Para TB Q Fever
Brucellosis (B. Abortus)
Bovine TB Toxoplasmosis PMK*
AI Leptospirosis CSF/HC BSE*
PRRS Brucellosis (B. Suis)
Swine Influenza RVF*
Helminthiasis
* Penyakit Eksotik/Belum ada di Indonesia
KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER:
segala urusan yang berhubungan dengan hewan dan produk hewan
yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kesehatanmanusia
Produk hewan adalah semua bahan yang berasal dari hewan yang masih segar dan/atau telah
diolah atau diproses untuk keperluan konsumsi, farmakoseutika, pertanian, dan/atau kegunaan lain
bagi pemenuhan kebutuhan dan kemaslahatan manusia.
Produk hewan terbagi ke dalam dua golongan yaitu :
Produk Pangan Asal Hewan (PPAH) adalah daging, susu, telur dan hasil turunannya, serta semua bahan
yang berasal dari hewan yang dimanfaatkan untuk konsumsi manusia misalnya madu, sarang burung walet,
dan gelatin;
Produk Hewan Non Pangan (PHNP) adalah produk hewan, antara lain kulit, bulu, tanduk, dll, yang
digunakan untuk pakan hewan kesayangan, farmasetik, kosmetik, dan industri non pangan yang berpotensi
membawa risiko zoonosis secara langsung kepada manusia atau menularkan penyakit ke hewan dan
lingkungan.
A
S
U
H
man
ehattuh
alal
Tidak mengandung bahan/zat yang dapat mengganggu ataumembahayakan kesehatan manusia
Berpenampilan baik, tidak menyimpang, layak dikonsumsi dandapat diterima oleh masyarakat serta mengandung zat gizi(karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral) dalam jumlah yangcukup dan seimbang
Tidak dicampur atau tidak dikurangi sesuatu zat apapun
Tidak bertentangan dengan syariat Islam : • diperoleh dari proses yang halal, • tidak mengandung atau tidak bersentuhan dengan barang/zat
yang diharamkan
RUANG LINGKUP :
a. Pengendalian dan Penanggulangan Zoonosis
b. Penjaminan keamanan, kesehatan, keutuhan dan kehalalan produk
hewan :− Pengawasan dan Pemeriksaan Produk Hewan di tempat produksi, pada saat
pemotongan, penampungan, dan pengumpulan dalam keadaan segar, sebelum
pengawetan dan waktu peredaran setelah pengawetan
− Pengujian
− Standardisasi, Sertifikasi dan Registrasi Produk Hewan
c. Penjaminan higien sanitasi (NKV pada unit usaha produk hewan)
d. Pengembangan kedokteran perbandingan
e. Penanganan bencana
Anthrax Salmonellosis JapaneseeEncephalitis
Rabies Leptospirosis Toxoplasmosis
Brucellosis Bovine TB Para TB
AI Leptospirosis Pes
Taeniasis Scabies Trichinellosis
15 ZOONOSISBerdasarkan Keputusan Menteri Pertanian
No. 4971/Kpts/OT.140/12/2013 tanggal 9 Desember 2013
URUSAN PERTANIAN
MATRIK PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN
No SUB URUSAN KEWENANGAN PUSAT KEWENANGAN PROVINSI KEWENANGAN KABUPATEN/KOTA
(1) (2) (3) (4) (5)1 Sarana Pertanian e. Penerbitan nomor izin pendaftaran obat
hewan.
f. Penerbitan sertifikasi Cara Pembuatan Obat
Hewan yang Baik (CPOHB) dan Cara
Pembuatan Pakan yang Baik (CPPB).
g. Pengawasan produksi dan peredaran obat
hewan di tingkat produsen dan importir.
d. Pengawasan benih ternak, pakan, HPT
dan obat hewan
f. Pengawasan peredaran obat hewan di
tingkat distributor
d. Pengawasan obat hewan di tingkat
pengecer.
3. Kesehatan Hewan
dan Kesehatan
Masyarakat Veteriner
a. Upaya penyehatan hewan, penetapan
daerah wabah dan status situasi penyakit
hewan menular di Indonesia.
b. Penetapan dan penerapan persyaratan
teknis kesehatan hewan.
c. Penetapan persyaratan teknis pelayanan
jasa laboratorium dan jasa medik veteriner.
d. Penetapan otoritas veteriner dan
siskeswanas.
e. Penetapan persyaratan teknis kesehatan
masyarakat veteriner.
f. Penetapan persyaratan teknis sertifikasi
zona/kompartemen bebas penyakit dan unit
usaha produk hewan.
g. Penetapan persyaratan teknis kesejahteraan
hewan
a. Penjaminan kesehatan hewan,
penutupan dan pembukaan daerah
wabah penyakit hewan menular lintas
Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu)
Daerah provinsi
b. Pengawasan pemasukan dan
pengeluaran hewan dan produk hewan
lintas Daerah provinsi.
c. Penerapan persyaratan teknis
sertifikasi zona/kompartemen bebas
penyakit dan unit usaha produk hewan.
d. Sertifikasi persyaratan teknis
kesehatan masyarakat veteriner dan
kesejahteraan hewan
a. Penjaminan kesehatan hewan, penutupan
dan pembukaan daerah wabah penyakit
hewan menular dalam Daerah
kabupaten/kota
b. Pengawasan pemasukan hewan dan
produk hewan ke Daerah kabupaten/kota
serta pengeluaran hewan dan produk
hewan dari Daerah kabupaten/kota.
c. Pengelolaan pelayanan jasa laboratorium
dan jasa medik veteriner dalam Daerah
kabupaten/kota.
d. Penerapan dan pengawasan persyaratan
teknis kesehatan masyarakat veteriner.
e. Penerapan dan pengawasan persyaratan
teknis kesejahteraan hewan.
No SUB URUSAN KEWENANGAN PUSAT KEWENANGAN PROVINSI KEWENANGAN KABUPATEN/KOTA
(1) (2) (3) (4) (5)
5. Perizinan Usaha Pertanian a. Pendaftaran pakan, produk hewan, alat
mesin peternakan, alat mesin
kesehatan hewan dan obat hewan.
b. Penerbitan rekomendasi pemasukan
dan pengeluaran hewan, benih/bibit
ternak dan tanaman pakan, bahan
pakan dan pakan keluar dan ke dalam
wilayah Indonesia.
c. Penetapan persyaratan teknis
laboratorium.
d. Penerbitan izin usaha produsen/
importir obat hewan.
e. Pendaftaran/izin formula pupuk,
pestisida, alsintan dan obat hewan
a. Penerbitan izin usaha pertanian yang
kegiatan usahanya lintas Daerah
kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah
provinsi.
b. Penerbitan izin pembangunan
laboratorium kesehatan hewan dan
kesehatan masyarakat veteriner di
Daerah provinsi
c. Penerbitan izin usaha peternakan
distributor obat hewan.
a. Penerbitan izin usaha pertanian yang
kegiatan usahanya dalam Daerah
kabupaten/kota.
b. Penerbitan izin usaha produksi benih/bibit
ternak dan pakan, fasilitas pemeliharaan
hewan, rumah sakit hewan/pasar hewan,
rumah potong hewan.
c. Penerbitan izin usaha pengecer (toko,
retail, sub distributor) obat hewan
STRUKTUR ORGANISASI
DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PETERNAKAN PROVINSI JAWA BARAT
BERDASARKAN PERGUB NO. 66 TAHUN 2016
FUNGSI KESWAN DAN KESMAVET
1. BIDANG KESWAN DAN KESMAVET :
a. Seksi Pengamatan Penyakit dan Pengawasan Obat Hewan
b. Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan
c. Seksi Kesmavet
2. BALAI KESEHATAN HEWAN DAN KESMAVET CIKOLE :
a. Seksi Pengujian Penyakit Hewan
b. Seksi Pengujian Produk Hewan
3. RUMAH SAKIT HEWAN JAWA BARAT :
a. Seksi Pelayanan Medik Veteriner
b. Seksi Penunjang Pelayanan Medik Veteriner
Ruang Lingkup
Pengamatan Penyakit dan
Pengawasan Obat Hewan
Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit HewanKesmavet
1. MENINGKATKAN DAERAH BEBAS PENYAKIT HEWAN MENULAR
STRATEGIS (ZONA, KOMPARTEMEN)
2. MENINGKATKAN PENERAPAN SISTEM JAMINAN MUTU PRODUK
PETERNAKAN (SERTIFIKASI NKV)
KONTRIBUSI BIDANG KESWAN & KESMAVET TERHADAP INDIKATOR MAKRO
MEMPERLUAS AKSES PASAR
1. Mempertahankan nol kasus positif anthrax pada hewan
2. Jawa Barat Bebas rabies Tahun 2023 (REVISI TARGET); a. Tahun 2019 : 2 kasus
b. Tahun 2020 : 1 kasus
c. Tahun 2021 ~ 2022 : 0 kasus, surveilans
d. Tahun 2023 : Bebas Rabies
3. Menurunkan kasus AI pada unggas (< 50 kasus/tahun)
4. Menurunkan prevalensi brucelosis pada ternak sapi perah
(<2%)
5. Tertib administrasi dan tertib teknis lalulintas hewan dan
produk hewan antar provinsi
1 Pemberantasan
Rabies
Jumlah kasus 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 >13 Bobot
Nilai kasus 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Maks Realisasi
30 25Jumlah kab/kota
tertular
0 1 2 3 4 5 6 > 6
Nilai kab/kota tertular 15 13 11 9 7 5 3 1
2 Pencegahan
Anthrax
Jumlah kasus 0 1 ~ 3 4 ~ 6 7 ~ 9 > 9 Bobot
Nilai kasus 15 12 9 6 3 Maksi Realisasi
30 30Jumlah kab/kota
tertular
0 2 4 6 > 6
Nilai kab/kota tertular 15 12 9 6 3
3 Pengendalian AI Jumlah kasus 0 1 ~ 25 26 ~ 50 51 ~ 75 76 ~ 100 101 ~
125
126 ~
150
151 ~
175
Bobot
Nilai kasus 10 9 8 7 6 5 4 3 Maks Realisasi
20 13Jumlah kab/kota
tertular
0 1 ~ 5 6 ~ 10 11 ~ 15 > 15
Nilai kab/kota tertular 10 8 6 4 2
4 Pengendalian
Brucellosis
Angka prevalensi (%) 0 0,01 ~
0,5
0,51 ~
1,0
1.01 ~
1.5
1,51 ~
2,0
2,01 ~
2,5
2,51 ~
3,0
3,01 ~
3,5
3,51 ~
4,0
> 4 Bobot
Nilai prevalensi 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Maks Realisasi
20 6Jumlah kab/kota
tertular
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 > 9
Nilai kab/kota tertular 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
JUMLAH 100 74
KINERJA PENGENDALIAN PPHMS DI JAWA BARAT TAHUN 2018
1 Pemberantasan
Rabies
Jumlah kasus 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 >13 Bobot
Nilai kasus 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Maks Realisasi
30 26Jumlah kab/kota
tertular
0 1 2 3 4 5 6 > 6
Nilai kab/kota tertular 15 13 11 9 7 5 3 1
2 Pencegahan
Anthrax
Jumlah kasus 0 1 ~ 3 4 ~ 6 7 ~ 9 > 9 Bobot
Nilai kasus 15 12 9 6 3 Maksi Realisasi
30 30Jumlah kab/kota
tertular
0 2 4 6 > 6
Nilai kab/kota tertular 15 12 9 6 3
3 Pengendalian AI Jumlah kasus 0 1 ~ 25 26 ~ 50 51 ~ 75 76 ~ 100 101 ~
125
126 ~
150
151 ~
175
Bobot
Nilai kasus 10 9 8 7 6 5 4 3 Maks Realisasi
20 17Jumlah kab/kota
tertular
0 1 ~ 5 6 ~ 10 11 ~ 15 > 15
Nilai kab/kota tertular 10 8 6 4 2
4 Pengendalian
Brucellosis
Angka prevalensi (%) 0 0,01 ~
0,5
0,51 ~
1,0
1.01 ~
1.5
1,51 ~
2,0
2,01 ~
2,5
2,51 ~
3,0
3,01 ~
3,5
3,51 ~
4,0
> 4 Bobot
Nilai prevalensi 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Maks Realisasi
20 10Jumlah kab/kota
tertular
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 > 9
Nilai kab/kota tertular 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
JUMLAH 100 83
TARGET KINERJA PENGENDALIAN PPHMS DI JAWA BARAT TAHUN 2019
KELEMBAGAAN & SDM
27 UNIT KERJA KESWAN DAN/ATAU KESMAVET DI 27 KABUPATEN/KOTA
187 ORANG DOKTER HEWAN PNS/THL DAN 302 ORANG PARAVET / DISETARAKAN
3 UNIT CHECK POINT
81 UNIT PUSKESWAN, 1 UNIT RUMAH SAKIT HEWAN DAN 6 UNIT KLINIK HEWAN
2 UNIT LAB KESWAN KESMAVET PROVINSI
2 UNIT LAB KESWAN KESMAVET KABUPATEN/KOTA
2 UNIT LAB KESWAN KESMAVET PUSAT
RABIESTahun 2014 : nol kasus
TAHUN 2015 : 2 KASUS POSITIF RABIES
TAHUN 2016 : 2 KASUS POSITIF RABIES
TAHUN 2017 : 2 KASUS POSITIF RABIES
TAHUN 2018 : 3 KASUS POSITIF RABIES
TAHUN 2016 :
(1) Kasus I :
- Lokasi di Desa Bantar Panjang
Kec. Jampang Tengah Kab.
Sukabumi
- Korban (OA, 62 tahun) digigit
17 Jan 2016 dan meninggal
dunia 29 April 2016
- Hasil uji PCR pada juice otak : +
rabies
(2) Kasus 2 :
- Lokasi di Kel. Cipanengah Kec.
Lembursitu Kota Sukabumi
- Menggigit 1 orang, tanpa
provokasi,
- Anjing mati saat diobservasi
- FAT : + rabies
TAHUN 2017 :
(1) Kasus 1 di Desa Cikembar
Kec.Cikembar Kab. Sukabumi
(2) Kasus 2 di Desa Tanjungsari
Kec. Cangkuang Kab.
Bandung
TAHUN 2018 :
(1) Desa Cijangkar Kec.
Nyalindung Kab. Sukabumi
(2) Desa Bojongsari Kec.
Nyalindung Kab Sukabumi
(3) Desa Sukamaju Kec Cikembar
Kab Sukabumi
KASUS PENGGIGITAN HPR
Sampai dengan bulan Juni 2018, dilaporkan 179 kasus gigitan
HPR di 151 desa tersebar di 108 kecamatan dan 22 kab/kota
Kab. Bekasi, Cirebon, KBB, Pangandaran serta Kota Cimahi
belum melaporkan. Tidak ada kasus gigitan HPR ?
Sudahkan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kab/Kota
setempat ?
Bagaimana situasi kasus gigitan HPR bulan Juli sd Desember
2018 ?
Informasi kasus gigitan HPR kurang lengkap :
1. Hanya ada informasi 4 kasus tanpa provokasi dan 71 kasus
dengan provokasi
2. Tindak lanjut kasus :
a. HPR Hilang = 3
b. HPR dieliminasi = 5
c. Observasi HPR = 75
d. HPR bebas pasca obervasi = 59
e. HPR mati masa observasi = 5 (1, rabies)
f. Spesimen = 3
g. Positif rabies = 2
HPR Penggigit Liar
Piara
Jumlah KETERANGANBelum
Vaksinasi
Rabies
Sudah
Vaksinasi
Rabies
ANJING 6 98 17 121
KUCING 3 23 11 37
MONYET/KERA 3 17 0 20
HEWAN LAIN
(kukang)0 1 0 1
Jumlah 12 139 28 179
Status HPR Penggigit di Jawa Barat Tahun 2018
No Kab/KotaJumlah Kasus Gigitan HPR
KETERANGANJan Peb Mar Apr Mei Jun total
2 3 4 - 1 1 11
1 - 2 - - - 3
- - - 1 - - 1
3 5 4 3 2 - 17
2 6 - 2 3 - 13
- - - - 1 1 2
- - 4 2 - - 6
1 1 - - - - 2
7 2 6 1 1 - 17
- - 1 - - - 1
2 - - 1 2 5
KASUS GIGITAN HPR DI JAWA BARAT TAHUN 2018 BERDASARKAN BULAN KEJADIAN
(sd Juni)
No Kab/KotaJumlah Kasus Gigitan HPR
KETERANGANJan Peb Mar Apr Mei Jun total
3 2 2 1 2 - 10
1 - - - - -- 1
1 - - 2 - - 3
2 1 - - - - 3
1 1 2
- - - 1 - - 1
9 9 19 10 - - 47
1 5 2 2 10
- 1 4 - 1 - 6
4 4 5 1 2 - 16
- 2 - - - 2
40 41 54 27 15 2 179
ANTHRAX
Daerah endemik anthrax :
1.Kabupaten Bogor
2.Kota Bogor
3 Kota Depok
4 Kabupaten Bekasi
5 Kota Bekasi
6 Kabupaten Purwakarta
7 Kabupaten Subang
8 Kabupaten Karawang
SEJAK 2009 SAMPAI
DENGAN SAAT INI DAPAT
DIPERTAHANKAN NOL
KASUS POSITIF ANTHRAX
PADA HEWAN,
namun ancaman
penyakit masih tinggi
terutama akibat lalulintas
ternak dari Jawa Tengah
dan daerah endemik di
luar Jabar lainnya
AVIAN INFLUENZA
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Jumlah
daerah
tertular
Kabupaten 17 17 15 11 12 14 11
Kecamatan 59 55 46 27 51 28
Kel/desa 73 65 63 30 45 30
JUMLAH KASUS 76 73 74 33 51 38 17
Jumlah
unggas mati
Ayam
kampung
2.704 1.075 3.873 1.586 1.960 516 480
Ayam
bangkok
- 600 14 - - - 71
Ayam arab - - 7 - - - -
Layer - 181 10.099 - 9.000 200 24
Broiler - 700 127 - - 6.680 -
Itik/bebek 3.789 13.330 4.114 3.568 4.349 7.347 780
Entok - - 358 - 351 201 14
Puyuh - 1.400 1.100 415 15.597 240 -
TOTAL 6.943 17.286 19.692 5.569 31.257 15.184 1.369
TAHUNJumlah kasus AI pada unggas di Jawa Barat
jan peb mar apr mei jun Jul ags sep okt nop des Total
2013 26 3 3 2 0 5 8 3 5 7 3 8 73
2014 12 14 15 13 2 2 1 8 0 2 1 4 74
2015 8 2 7 3 2 3 4 5 3 0 0 2 39
2016 13 18 8 6 1 0 2 1 0 0 0 2 51
2017 2 6 15 4 1 3 3 1 1 1 1 0 38
2018 0 1 0 3 1 3 3 1 1 4 17
TAHUNJumlah unggas mati di Jawa Barat akibat AI
jan peb mar apr mei jun Jul ags sep okt nop des Total
2013 3.509 2.601 500 192 0 3.004 3.014 107 3.431 850 251 0 17.286
2014 13.764 2.443 632 354 156 10 24 2.134 0 60 3 515 20.095
2015 836 423 639 218 115 0 2.023 301 116 0 0 1.075 5.881
2016 5.243 10.828 1.367 7.516 48 0 2.780 30 0 0 0 1.005 31.257
2017 3.021 1.154 8.927 81 7 95 1.573 13 33 50 230 0 15.184
2018 - 21 0 170 30 157 190 24 52 725 1.369
STATUS JABAR :
a. KATEGORI DAERAH RISIKO TINGGI AI
b. JUMLAH KASUS :
- tahun 2006 sd 2011 : Kategori tinggi (di atas 100)
- tahun 2012 sd 2016 : kategori sedang ( 50 sd 100 kasus)
- tahun 2017 : kategori rendah (dibawah 50)
BRUCELLOSIS
PENEMUAN REAKTOR POSITIP BRUCELLOSIS BERDASARKAN SURVEILANS BUKAN KARENA BERDASARKANKASUS KELURON YANG TERJADI DI PETERNAKAN.
Tahun #
Sampel
# Positif Estimasi
Prevalensi
2013 13.991 260 1,86%
2014 6.903 146 2,19%
2015 11.095 417 3,76%
2016 12.633 265 2,10%
2017 6.558 85 1,3%
2018
PENGEPUL HPR KABUPATEN GARUT TAHUN 2018
NoPengepul
HPRAlamat
Jumlah Rata-Rata
Pengiriman HPR
(ekor/bulan)
Alamat Tujuan Keterangan
1 Didin Bayongbong 63
Provinsi Sumatera
Barat Anjing Pemburu
2 Ade Burung Ayun, Banyuresmi 50 - Payakumbuh Anjing Pemburu
3 Dikin Citangtu, Wanaraja 50 - Solok Anjing Pemburu
4 Puloh Warung Peuteuy, Banyuresmi 5 - Padang Anjing Pemburu
5 Malik Cilimus, Bayongbong 30 - lubuk Sikarah Anjing Pemburu
6 Oji Cibodas, Samarang 67 Anjing Pemburu
7 Asep Citangtu, Wanaraja 43 Anjing Pemburu
8 Pajri Cilimus, Bayongbong 37 Anjing Pemburu
9 Iyus Burung Ayun, Banyuresmi 25 Anjing Pemburu
10 Erwin
Copong, Karangpawitan
(koordinator) Anjing Pemburu
Jumlah 370
JUMLAH PENGIRIMAN HPR DARI KABUPATEN GARUT
No Rincian
Jumlah
Pengiriman
(ekor)
Tujuan Keperluan Keterangan
1Tahun 2017
4065Provinsi Sumatera Barat
Anjing Pemburu HPR sudah
divaksinasi Rabies
sebelum
diberangkatkan
Bulan Januari s/d Desember - Payakumbuh
2
Tahun 2018
2939
- Solok
Anjing PemburuBulan Januari s/d Oktober - Padang
- lubuk Sikarah
Jumlah 7004
sumedang
Hasil Rakonteknas II Tahun 2018
a. Status dan situasi PHMS akan menjadi dasar pembiayaan pengendalian dan
penanggulangan PHMS pada tahun selanjutnya, demikian seterusnya.
b. Status dan situasi PHMS berasal dari
- Laporan dari iSIKHNAS
- Laporan dari laboratorium keswan
- Laporan dari Dinas di tingkat provinsi dan kabupaten/kota,
c. Kondisi saat ini, banyak dugaan kasus PHMS yang dilaporkan melalui
iSIKHNAS, namun konfirmasi hasil diagnosa akhir padad umumnya tidak
dilaporkan kembali.
d. Rekonsiliasi status, situasi dan peta penyakit hewan dilaporkan dua kali dalam
setahun (Semester I dan Semester II),
ANGGARAN 2019
No Sumber Kegiatan Anggaran (Rp ,-)
1 APBD Pengendalian, Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit Hewan
995.000.000
2 APBN Pengendalian dan Penanggulangan
Penyakit Hewan
2.464.500.000
JUMLAH 3.459.500.000
KEGIATAN
1. Pembinaan penerapan pelaporan PHMS :
a. Pelaporan kasus PHM : kronologis !
b. iSKHNAS dan SILAT, rekon Semester I dan II
c. Penetapan status dan situasi PHM
2. Pengendalian PHMS Rabies, Anthrax, Avian Infkuenza dan Brucellosis. Akan habis –
habisan di Kab Sukabumi dan Cianjur.
APBN
Ops
(dosis)
APBN
Non Ops
(dosis)
APBD ProvNon ops
(dosis)
APBD
Kab/Kota
(dosis)
jumlah
Vaksin rabies 30.000 - 10.000 ? 40.000 Ops Rp 13.000,-/ekor
Vaksin anthrax 10.000 - 5.000 ? 15.000 Ops Rp 10.000,-/ekor
Vaksin AI 280.000 120.000 125.000 ? 525.000 Ops Rp 350,-/ekor
Vaksin brucella 10.000 - - ? 10.000 Ops Rp 15.000,-/ekor
3. Penerbitan Regulasi Peraturan Gubernur Jawa Barat tentang Pengawasan Lalulintas
Hewan dan Produk Hewan yang Dibawa Masuk, Keluar atau Melalui Jawa Barat,
4. FGD Otoritas Veteriner,
5. Sosialisasi SPM Penanganan Zoonosis
6. Lanjutan FGD Pullorum
7. Lanjutan penyusunan Road Map Jawa Barat Bebas Brucellosis
8. Pembinaan #Bekerja
9. Identifikasi Unit Pakan Self Mixing dalam rangka POH